• Tidak ada hasil yang ditemukan

M A N I FE STA SI K L I N I S dan P E R K E M B A N GA N P SI K OP ATOL OGI dari D E P R E SI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "M A N I FE STA SI K L I N I S dan P E R K E M B A N GA N P SI K OP ATOL OGI dari D E P R E SI"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

M A N I F E STA SI K L I N I S dan P E R K E M B A N G A N

P SI K OP AT OL OG I dari D E P R E SI

Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

(2)

Depresi dapat menjadi suatu sign, symptom, syndrome atau disorder.

• Sign/signal  mood/afek disforia

• Symptom  lebih intens dan prolonged,

dipengaruhi perasaan well being atau adaptasi individu.

• Syndrome/disorder  disertai anhedonia,

gg.tidur, gg.nafsu makan, agitasi/retardasi

(3)

DEPRESI sebagai SIGN/SIGNAL

• Depresi sbg afek  diekspresikan dengan wajah yg sedih, berkurangnya pergerakan tubuh,

melambannya fungsi-fungsi dari tubuh dan penarikan diri yang dapat bersifat sementara, sebagian atau total.

• Waktu mengalami distres/bahaya  reaksi yang timbul: melawan/ melarikan diri atau menarik diri (paling sering)

• Pada binatang mamalia, primata, manusia: the

fight-flight response sering disebut anxietas atau

signal anxietas.

(4)

• Ketika organisme mengalami kegagalan dalam situasi yang menekan  pada umumnya

segera menarik diri.

• Pada suatu penelitian anak wanita berusia 15 bulan, bernama Monica yang mempunyai

gastric fistula.

• Dia mengalami menarik diri & depresi setiap

kali merasa tertekan, ketika seseorang yang dia

cintai meninggalkannya.

(5)

• Sepanjang menarik diri & depresi, sekresi gaster monica jg menurun secara bersamaan

 sehingga depresi & menarik dirinya

mempunyai nilai pertahanan dan menghemat sumber energinya.

• Sebelum penelitian ini, menarik diri & depresi dianggap sebagai gangguan psikopatologi

yang berat atau reaksi defensif yang patologis

melawan ansietas.

(6)

• Saat ini dapat dimengerti menarik diri &

depresi adalah respon afek primer yang dapat

menolong seseorang untuk menghemat sumber

energinya untuk adaptasi lebih lanjut.

(7)

Signal Depression atau Adaptive Depression?

• Dorpat (1977) :

– Anak-anak usia 1-2 tahun mulai menunjukkan manifestasi dari depresi sebagai afek primer seiring dgn perkembangan dari object

relationship dan proses2 pikir simbolik.

• Tronick et al (1978):

– Kemungkinan keberadaan depresi sebagai afek primer segera sesudah lahir.

– Rekaman videotape interaksi face-to-face

antara ibu dan anak ( usia 2- 20 minggu).

(8)

• Ada 2 tipe situasi eksperimen, @ 3 menit :

1. Interaksi face-to-face yg adekuat  reaksi afektif, responsivitas, kepekaan dari bayi dlm komunikasi yg bersifat resiprokal dgn ibu.

2. Interaksi face-to-face yg tdk adekuat  respons bayi ke ibu (+), namun respons ibu (-)  bayi tampak

tenang kembali dan waspada, lalu berusaha memikat hati ibunya lagi  bila respons ibu(-)  bayi

memalingkan wajahnya  bila usaha bayi tetap gagal

 MENARIK DIRI.

(9)

• Penelitian ini menyatakan bhw interaksi yg inadekuat (walau hanya 3’)  kesedihan, ketidaktenangan, putus asa, menarik diri dlm diri bayi  Signal Depression atau Adaptive

Depression

• Signal Depression :

– bentuk depresi sementara yg ringan-sedang yg berlgsg bbrp menit-jam dan berhubungan dgn gg pd ritme biologis dari engagement dan disengagement dlm hubungan manusia.

• Melanie Klein  mengobeservasi “depressive position”

(3-6 bulan).

• Margaret Mahler  mendiskripsikan “mini anaclitic”

depression pd anak (fase rapproachment : usia 16-25 bulan).

(10)

DEPRESI sebagai Di sorder

• Dahulu : depresi sbg gg emosional pd bayi dan anak2 masih kontroversi

• Psikoanalis : bayi & anak2 tdk mengalami

“depressive neurosis” krn mrk belum

mengalami internalisasi superego  tdk mengalami “guilt”

• Spitz & Wolf : depresi berat pada bayi setelah maternal deprivation

• Bowlby : kehilangan maternal attachment pd masa kanak & berkabung (patologis) 

kenakalan remaja

(11)

Tipe gangguan Mood

(12)

Tipe Gg. Mood/afektif

Depresi mayor :

• Satu atau pengulangan episode depresi, sedikitnya selama 2 mg, tanpa mood elevasi, elasi, atau

mania

 gangguan unipolar Distimia :

• Mood depresi yg kronis

• Gejala kurang berat dibanding depresi mayor

• Durasi : 2 th (dewasa), 1 th (anak & remaja  >

irritable)

(13)

Tipe Gg. Mood/afektif

Gg.bipolar :

• Episode manik (mood elasi, iritabilitas, hiperaktif, bicara >, flight of ideas)

• Episode depresi Siklotimia :

• Gg.mood kronis  hipomania & depresi

• Berat & durasi : kurang bila dibanding gg.bipolar

• Durasi : 2 th (dewasa), 1 th (anak & remaja)

• Gejala hipomanik/depresi tetap ada selama > 2

bln

(14)

GG. DEPRESI PADA

TAHUN PERTAMA KEHIDUPAN

Berhubungan erat dgn :

• Gangguan dari attachment dan mothering

• Penelantaran anak

• Deprivasi maternal

• Psikopatologi parental

• Penempatan anak-anak pada institusi2

(15)

ANACLITIC DEPRESSION (AD)-

PARTIAL EMOTIONAL DEPRIVATION (PED)

• Anaclitic Depression (Spitz, 1946) : istilah untuk menjelaskan PED pada bayi.

• Spitz & Wolf (1946) :

– mengobservasi123 bayi

– Observasi selama 12-18 bln atau lebih

– Ibu bayi

2

ini  sangat muda, problem >

(kenakalan, RM, imaturitas)

– Bayi yg dirawat dg baik (dg supervisi staf)

selama 6 bln  relationship yg baik dg ibu,

perkembangan yg baik

(16)

Masalah pada bayi dimulai ± usia 6 bulan :

• Mudah menangis dan perilaku menarik diri (2-3 bulan).

• Kehilangan BB

• Insomnia pada beberapa kasus

• Kerentanan terhadap infeksi dan flu meningkat

• Retardasi pertumbuhan (psikologis & intelektual)

• Frozen rigidity of expression (tampak stlh perilaku mdh menangis)

• Kontak menjadi sulit dan akhirnya tidak ada sama sekali.

(17)

HOSPITALISM-

TOTAL EMOTIONAL DEPRIVATION

• Jika deprivasi emosional > 5 bulan : gejala2  deteriorasi serius dan irreversible.

• Spitz :

– mengobservasi 91 bayi, ASI selama 3 bulan (ibu/org lain)  tumbuh normal

– 3 bln : berpisah dg ibu; perawatan baik  deteriorasi

– Anaclitic depression

(18)

• Gejalanya anaclitic depression , ditambah : – Retardasi psikomotor yg bermakna

– Complete passivity

– Ekspresi wajah yang kosong – Kerusakan pd kordinasi mata

– Spastik/ dari pergerakan tubuhnya (wlpun setelah rehabilitasi)

– Bizzare finger movement ~ athetoid movement – Developmental Quotient yang secara progresif

menurun

– Angka kematian yg meningkat (29,6 % pd th pertama)

(19)

• Anaclitic Depression dan hospitalism merupakan manifestasi dari infantile

depression dan deprivasi maternal dalam

bentuk berat.

(20)

GAGAL TUMBUH (GT)

• Sindrom yang umum di dlm pelayanan pediatrik

• Krn msh usia anak-anak  jarang ke bag psikiatrik anak

• Dipertimbangkan adanya gg attachment yang berat pd bayi atau masa kanak awal

• Insiden :

– sering terdpt pd keluarga dgn yang banyak masalah (child abuse, neglect), sosial ekonomi yang rendah

• Etiologi :

– 50% tdk menunjukkan adanya penyebab organik/fisik

– 50% mgk ada penyebab organik (ginjal, infeksi)

(21)

• Gambaran klinis :

– Onset sebelum 5 tahun, walaupun demikian diagnosis dapat ditegakkan pada awal bulan kehidupan

– Evidence of lack of care penelantaran emosi, ggn dalam attachment, dan jarang distimulasi.

– Keterlambatan dlm perkembangan (kognitif, afektif dan fisik)

(22)

• Gagal tumbuh hrs dipikirkan sebagai salah

satu diagnosis mayor bila perkembangan bayi tampak terlambat atau tidak berkembang :

1. Visual tracking : 2 bln 2. Social smile : 2 bln

3. Resiproksitas visual : 2 bln

4. Respons thd komunikasi verbal : 4 bln 5. Spontaneous reaching thd ibu : 4 bln 6. Resiproksitas vokal : 5 bln

7. Anticipatory respons : 5 bln

8. Partisipasi dlm permainan : 5 bln

(23)

• BB menurun

• TB menurun (tdk seberat BB)

• Ggn pada fisik, RM, infantile autism (-)

• Gejala lain seperti tangisan yg tmpk lemah,

hipersomnia apati, hipotonia, hipomotilitas,

reflek (rooting, grasping) tampak lemah.

(24)

SENSORY – MOTOR DEPRESSION

• Suatu simptomatologis klinis pada bayi (kumpulan perilaku) yang berhubungan

dengan depresi  tidak memenuhi kriteria diagnosis dari anaclitic depression,

hospitalism, major depression, distimia dan

gagal tumbuh

(25)

• Sensory-motor :

– Merujuk pada : sensory-motor stage of

intelligence (stage I dari human cognition:

lahir-18 bulan (Piaget, 1962)

– Piaget : human cognition berdasarkan pada pola-pola respons bayi terhadap stimulus (lingkungan dan fisik) dan respons motorik terhadap stimulus-stimulus tersebut.

(26)

• Penurunan, gangguan, atau gagal dalam

human contact dan stimulasi  memberi efek segera pada kognitif bayi dan perkembangan afektif

• Depresi : menjelaskan komponen afektif dan emosional dari bayi (tampak gelisah, sedih, menarik diri)

• Manifestasi klinis menggunakan perspektif perkemb psikopatologis dari :

– kontinuitas & diskontinuitas perkemb, – perkemb yg terhenti, regresi, atau

mengalami transformasi

(27)

• Onset :

– dapat timbul segera setelah lahir (biasanya:

setelah minggu ke 2-3 atau lebih)

– melalui observasi thd ekspresi wajah dan perilaku bayi

• Durasi :

– Akut : beberapa jam-hari

– Bila pengasuh tidak meringankan

depresinya (melalui human contact) 

siklik & kronis

(28)

Gambaran klinis

• Ekspresi wajah: secara persisten tampak tenang, sedih, joyless dan bersifat dapat dirabarasakan

(contagious)

• Crying :

– Awalnya mempunyai kualitas pain cry, tetapi

secara bertahap akan berkurang kekuatannya dan menjadi tangisan yang tampak iritabel/merengek, lekas marah.

– Bila depresinya berlangsung lama  pain cry

tidak tampak  stop crying  ortu berpikir bayi menjadi : good baby.

– Penurunan tangisan yang signifikan atau tidak ada tangisan pada bayi yg depresi  mrpk tanda/sign yang tidak menyenangkan

(29)

• Kontak mata :

– Fase awal depresi: KM: (+) tapi tanpa brightness – Fase selanjutnya : KM (+) tapi hanya sebentar

– Pada depresi yang berat : KM : kosong, apatis atau menghindar

– Ekpresi wajah dan kontak mata mrpkan 2 gejala utama kemungkinan sensory-motor depression dan gangguan dalam pengasuhan

• Bahasa : cooing & babbling (ocehan) tdk ada (normal pada usia 1-2 bln)  rewel

(30)

• Smile : menghilang, mungkin tampak anemic smile atau meringis

• Motorik :

– hipomotilitas, retardasi motorik (6 bulan pertama), – gelisah, agitasi, keresahan dan retardasi motorik

>> (6 bulan kedua)

• Perilaku makan: kemampuan menyusu (ASI/botol) menurun  fussy eater

• Tidur : Hipersomnia disritmik

• Assertiveness & curiosity : kurang  menarik diri

(31)

• Apatis

• Interaksi ibu-anak: kurang bagus (bila depresi muncul pada bayi berusia 6 bulan pertama)

• Perkembangan kognitif :

– ~ usia bayi saat depresi

– Infantile depression yang berlangsung lama  dampak perkembangan kognitif >>

• Kesehatan/health : masalah-masalah  infeksi pernafasan, diare, muntah, kehilangan berat badan,

dermatitis, asma, infantile eczema, alergi makanan dan susu.

(32)

DEPRESI : usia 1-3 tahun/infant

Gambaran klinis

• Mood yang disforik tampak dalam bentuk: kesedihan/wajah yang kurang ekspresif, enggan memandang (gaze aversion), membelalak, iritabilitas.

• Perilaku motorik  melamban/regresi: berdiri, berjalan dan berlari

• Perilaku makan  berhenti makan (by himself/herself)  fussy eater , selera makan yang buruk dan pica, coprophagy

• Tidur peningkatan jumlah tidur, nightmares, night terrors kadang insomnia

• Perkembangan kognitif melambat (symbolic thought representation)

(33)

• Bahasa : melambat/regresi

• Automotic behavior: seperti masturbasi, head-

banging, self-brithing, scratching oneself, recking

 menjadi > predominan

• Transitional object  fase awal depresi:

peningkatan TO dan fase selanjutnya (depresi berat) rasa tertarik pada objek favorit: menurun

• Negativism & oppositional behavior

meningkat, namun perilaku ini menurun jika depresi menjadi lebih berat

• Toilet training  terlambat atau kehilangan kontrol terhadap : BAB dan BAK

• Perilaku bermain menurun

(34)

Perkembangan dan psikodinamik

• Depresi pada subphase of rapprochement (15-25 bulan), berhubungan dengan perkembangan dari object constancy dan psychological birth of the self

• Pada fase awal depresi, bayi lengket, manifestasi dari stranger-separation anxiety meningkat (~ bayi: 8-10 bulan). Perilaku ini seringkali dihubungkan dengan ambivalen yang intens yang tertuju pada orangtuanya (seperti: menggigit, memukul, menendang, dan

sebagainya), bersamaan, dengan perilaku lengket dan ketakutan akan perpisahan.

• Depresi pada anak: 2-3 tahun: ketakutan berlebihan dibunuh atau dimakan oleh manusia dan hewan

(meningkat oral-incorporative fantasies)

(35)

• Depresi selama masa kanak awal dihubungkan dengan loss of the love object, oleh karena anak belum menginternalisasi maternal imago, yang merujuk kepada object constancy.

• Menurut Bowlby (1960) kesedihan dan rasa berduka pada anak dan orang dewasa termasuk protes, kecewa, dan detachment. Protes dalam bentuk kemarahan, menangis dan hostilitas.

Kecewa kesedihan dan regresi yang sementara dan depresi. Detachment, penarikan diri dan love invested in the lost love object.

• Anak-anak (< 6 tahun): kurang mampu mengatasi

proses-proses tersebut di atas secara maksimal 

proses berduka biasanya berlangsung lama dan

kronis.

(36)

• Depresi pada anak: sering dihubungkan dengan:

loss of love object, loss of self-esteem, loss of the feeling of well-being

• Depresi pada masa kanak yang tidak terselesaikan dan diobati  dapat berkembang kepada lack of empathy. Kemudian pada masa remaja dan

dewasa perilaku seperti homicidal, perilaku yang sadistik dan destruktif dapat/mungkin timbul

• Menurut Lorenz (1966): hanya attachment yang biasanya didapatkan dari seorang pengasuh

(mothering person): dapat menahan

kecenderungan desktruktif tersebut

.

(37)

• DEPRESI pada usia 3 tahun pertama ini mungkin berkontribusi pada psikopatologi pada masa kanak selanjutnya, remaja dan

dewasa, seperti: depresi mayor, GK narsisistik,

borderline psychosis, penyalahgunaan alkohol

dan zat, psikosis, dsbnya.

(38)

MAJOR DEPRESSION (3-5 th)

• Berdampak paling besar pd developmental tasks dan skills

• Kashani et al (1986, DSM III) :

– Tampak sedih, perubahan BB/nafsu makan,

gg.tidur, fatigue, hipoaktivitas, dan ide bunuh diri

• angry, kurang kooperatif & lebih apatis

• Gejala lain : cengeng, iritabel, social

withdrawal, keluhan somatik.

(39)

Gambaran klinis

• Mood disforik

– Ekspresi yang sedih, gelisah, mood labil dan iritabilitas.

– Kesedihan berlebihan, helplessness, lack of joy dan preokupasi pada hukuman.

– Tema-tema : kegagalan, terluka, destruksi, kematian.

– Pada fase awal depresi: omnipotent dan magical

fantasies mungkin secara sementara mengurangi rasa kecewa mereka.

– Bila depresi berlanjut terus: omnipotent fantasies menghilang dan tema kegagalan >>

– Depresi berkepanjangan & berat : loneliness &

detachment.

– Anak-anak: sulit berbagi fantasi-fantasi tersebut dg org lain. Beberapa anak : agresif & destruktif

(40)

• Perilaku motorik:

– hilangnya ketertarikan pada aktivitas seperti:

memanjat, berlari, bersepeda dan sebagainya.

• Sphincter control:

– mungkin terjadi enuresis atau enkopresis

• Perkembangan kognitif :

– membaca, menulis, melukis, kemampuan berbahasa, dsb ↓.

– Kehilangan kemampuan kognitif  dumb, stupid

(41)

• Perilaku bermain :

– Dg teman sebaya menurun

– Daydreaming & isolasi meningkat

– Saat ditanya : ”nobody like me”, ”everybody hates me”, ”everyone says I’m stupid”

• Perilaku makan

– Overemphasis thd food fad & kehilangan selera makan

– Fantasi keberanian makan makanan tertentu digantikan ketakutan akan bahaya makanan – Anorexia  BB berkurang

– Makan dg rakus (kadang)

(42)

• Tidur

– Nighmare, night terror, sulit tidur, terbangun tengah malam

– Tema : kematian, destruksi, ancaman, dan bahaya tanpa adanya harapan akan

keselamatan

• Nursery school

– Kesenangan sekolah TK menurun

– Lengket pd ibu, takut ditinggalkan  fobia

(43)

• Simptom-simptom psikofisiologis:

– Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut, BB menurun, anoreksia, asma, dermatitis alergi

• Perilaku merusak diri sendiri dan bunuh diri:

– Scr verbal mengungkapkan ide bunuh diri dan keinginan untuk mati

– Gantung diri, sengaja melintas di depan mobil, lompat keluar dari jendela

– Menunjukkan perilaku merusak diri : head- banging, mengigit, mengaruk hingga

berdarah, menelan benda tajam.

(44)

• Penyiksaan fisik dan penelantaran : – Sering terjadi di rumah

– Kashani et al (1986) : adanya kejadian yg stressful

• Psikodinamik:

– Merujuk pada teori psikodinamik selama fase

phallic-oedipal (usia 3-6 tahun) castration anxiety menjadi fused dengan afek yang depresif

– Pada fase awal depresi : ketakutan yang irasional dari bodily injury dan autoerotic behavior

meningkat scr signifikan

– Jika depresi meningkat (intensitas dan durasi)  regresi. Perilaku anal dan oral lebih predominan.

(45)

MAJOR DEPRESSION (6-12 th)

• Banyak dilaporkan  banyak berkunjung ke dokter

• Pada usia ini anak lebih dpt membagi perasaan depresi dan mengekspresikannya kpd orang

lain

• Seringkali para guru yg menyadari dibanding

orangtua

(46)

Gambaran klinis

• Gejala ~ dewasa

• Poznanski (1982) : mood depresi mrpk gejala paling penting

• Perbedaan antara ’unhappy’ dan ’depresi’

ditentukan berdasarkan durasi mood yg putus asa

• Gejala lain : anhedonia, bosan, memandang

rendah diri, konsentrasi menurun, gg.makan/tidur,

sakit kepala, social withdrawal, dll

(47)

• Mood yang disforik dan afek depresif diekspresikan dalam fantasi-fantasi morbid. Tema-tema depresif seperti: rintangan, kritikan/blame, kehilangan dan ditinggalkan, personal injury, kematian dan bunuh diri  predominan

• Perkembangan kognitif dan tampilan di sekolah:

– Gangguan akademik & hub kelompok mrpkan tanda awal

– Kurangnya kesenangan & motivasi, penurunan fungsi kognitif  mempengaruhi penampilan di sekolah.

– Penurunan akademik pada anak yang cerdas (seperti ketakutan akan kegagalan), perubahan perilaku  mungkin tanda awal depresi.

– Perubahan perilaku: awalnya anak pendiam/tenang menjadi pelawak, hiperaktif  tanda depresi

(48)

• Perilaku motorik hipomotilitas, agitasi, kikuk, resah, accident-proneness

• Guilt : extremely self-critical, merasa bersalah atas apa yang dia katakan, lakukan dan pikirkan 

reassurance dan pujian

• Ekspresi hostilitas dan agresi karena inhibisi,

overcontrol, hipomotilitas  impuls-impuls agresi dan hostilitas regresi  Unconsciously perasaan- perasaan destruktif dan agresif yg melawan the self.

• Rasa bersalah >>, self-depreciation, perilaku self- destructive : manifestasi proses patologis

• Encouragement melakukan aktivitas fisik & motilitas tubuh  represi tendensi agresif (sublimasi):

panduan yang efektif

(49)

• Suicidal behavior meningkat akhir-akhir ini

• Psikodinamik :

– Kehilangan ketertarikan di dalam pertemanan &

hubungan

– Regresi ke fase awal phallic-oedipal dengan peningkatan castration anxiety. Jika depresi berlanjut terus  regresi ke perilaku anal atau oral.

– Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu

(industry) dan (antusias) dikalahkan oleh perasaan inferioritas dan ragu diri.

– Ambivalensi (love dan hate feelings): mungkin predominan dalam hubungan orangtua-anak.

Karena rasa bersalah meningkat : ambivalensi ini menjadi satu siksaan buat anak dan mempengaruhi fungsi anak.

(50)

DEPRESI pada REMAJA (12-18 th)

Gambaran klinis:

• Dalam perkembangannya, remaja (N) kecenderungan

mengalami depresi  penting membedakan secara jelas &

hati-hati normal depressive mood swings seorang remaja dg depresi patologis

• Carlson (1981) :

– Gejala depresi pada remaja sulit dibedakan dg ‘adolescent turmoil”

– Membagi : primer & sekunder depresi pd remaja

(51)

Gambaran klinis major depression

• Lebih agresif, keluhan somatik berlebihan,

iritabel, hopelessness, ide bunuh diri, gg.tidur, performance sekolah menurun, rendah diri

• Mood disforik & afek depresif

• Pubertas:

– Terhambat, khususnya bila depresinya

berhubungan dengan adanya anoreksia dan BB berkurang (depresi kronis), sulit menerima / mengerti tentang tanda-tanda pubertas

– Self-consciousness dan self-doubt meningkat

(52)

• Perkembangan kognitif:

– Disorganisasi fungsi kognitif yang bersifat sementara

– Tampilan akademik di sekolah terganggu

(menunda menyelesaikan tugas, perilaku iritabel di kelas, lack of concern tentang pencapaian tugas

– Adanya penarikan diri, tingkat energi yang

menurun, concrete thinking  mungkin memberi kesan kepribadian skizoid atau early form of

schizophrenia  salah diagnosis

(53)

• Self-esteem :

– Rendah (merasa gagal).

– Menggunakan defens : denial, omnipotent

fantasies, lari dari kenyataan dg menggunakan alkohol dan zat

• Perilaku antisosial :

– Mencuri, berkelahi, bolos dari sekolah dan

sebagainya (terutama bila remaja tsb memiliki

riwayat perilaku yang baik)  mungkin indikator adanya depresi.

• Alcohol & drug abuse

(54)

• Perilaku seksual:

– Umumnya tdk tertarik dg kencan & interaksi heteroseksual

– Beberapa remaja depresi : sexual acting out &

promiscuity sebagai defens melawan depresi – Tdk memperdulikan kehamilan & PMS, bbrp

remaja  kompensasi lost of love object atau low self esteem

• Health :

– Tampak pucat, capek, kurang bersemangat dan keluhan-keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, kurang nafsu makan, dsb

• BB menurun

(55)

• Perilaku bunuh diri :

– Berpikir untuk bunuh diri.

– Pikiran tentang bunuh dirinya: hanya sesaat (akan berlalu dengan cepat), tidak diorganisir dengan baik, tanpa rencana yang jelas (highly vulnerable to suicide!).

– Konsul psikiater anak

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Sekolah atau Madrasah adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat dengan jenjang pendidikan dasar dan Menengah secara

Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil penelitian berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh pesertan didik dalam tes

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dua siklus, dengan menggunakan media animasi pada anak kelompok B TK Merpati Pos Surakarta

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang selanjutnya disebut biaya jasa, adalah iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang dipungut dari

komunikasi berada pada daerah yang terpisah dari area publik dan dengan pengamanan yang baik melalui satu

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret