• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK TESIS MAGISTER. Oleh CUT DIANA MAYA.T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK TESIS MAGISTER. Oleh CUT DIANA MAYA.T"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK

TESIS MAGISTER

Oleh

CUT DIANA MAYA .T 107112008

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDlOKTERAN USU / RSUP.H. ADAM MALIK

MEDAN 2015

HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK

(2)

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinis Neurologi Pada Program Studi Magister Kedokteran Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

CUT DIANA MAYA .T 107112008

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN USU / RSUP.H. ADAM MALIK

MEDAN 2015

PERNYATAAN

HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK

(3)

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 6 Januari 2015

Cut Diana Maya. T

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : HUBUNGAN KADAR LIPOPROTEIN

DENGAN KEJADIAN STROKE DAN TUMOR OTAK Nama : Cut Diana Maya .T

N I M : 107112008 Program Studi : Neurologi

(4)

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Yuneldi Anwar, Sp.S (K)

NIP. 19530601 198103 1 004 NIP.19781109 200312 1 001 dr. Alfansuri Kadri, Sp.S

Mengetahui / mengesahkan

Ketua Departemen Studi/SMF Ketua Program Studi/SMF Ilmu Penyakit Saraf Ilmu Penyakit Saraf

FK-USU /RSUP HAM Medan FK-USU /RSUP HAM Medan

dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K)

NIP. 19530916 198203 1 003 NIP. 19530601 198103 1 004 dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Kejadian Stroke dan Tumor Otak

Nama : Cut Diana Maya .T NIM : 107112008

(5)

Program Studi : Magister Kedokteran Klinik Hari/Tanggal : Selasa, 6 Januari 2015

Sekretaris Magister Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

dr.Murniati Manik, MSc, Sp.KK,Sp.GK NIP. 19530719 198003 2 003

Prof.Dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD, KGEH NIP. 19540220 198011 1 001

Telah diuji pada

Tanggal: 6 Januari 2015

PANITIA TESIS MAGISTER

1. Prof. Dr. dr. Hasan Sjahrir, Sp.S(K) (Penguji) Komisi Pembimbing

NIP. 19470930197902 1 001 Prof. Dr. dr. Hasan Sjahrir , Sp.S(K)

Mengetahui/Mengesahkan

(6)

2. Prof. dr. Darulkutni Nasution, Sp.S(K) 3. dr. Darlan Djali Chan, Sp.S

4. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K)

5. dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K) (Penguji) 6. Dr. dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K) (Penguji) 7. dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K)

8. dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S 9. dr. Khairul P. Surbakti, Sp.S 10. dr. Cut Aria Arina, Sp.S

11. dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S 12. dr. Alfansuri Kadri, Sp.S 13. dr. Aida Fitri, Sp.S

14. dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked(Neu) Sp.S 15. dr. Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S

16. dr. Fasihah Irfani Fitri, M.Ked(Neu), Sp.S 17. dr. Iskandar Nasution, FINS, Sp.S

18. dr. R.A.D Pujiastuti, M.Ked(Neu), Sp.S

19. dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis magister kedokteran klinik ini.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program magister kedokteran klinik pada Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyatakan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Penyakit Saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. dr. Hasan Sjahrir, Sp.S(K), selaku Guru Besar Tetap Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H.Adam Malik Medan yang dengan sepenuh hati telah mendorong, membimbing, mengoreksi dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan, pembuatan dan penyelesaian tesis ini.

3. dr. Rusli Dhanu, Sp.S(K), Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara disaat penulis melakukan penelitian dan sebagai Ketua Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan saat tesis ini selesai disusun yang banyak memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(8)

4. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K), Ketua Program Studi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara disaat penulis melakukan penelitian dan saat tesis ini selesai disusun yang banyak memberikan masukan-masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K) dan dr. Alfansuri Kadri, Sp.S, selaku pembimbing penulis yang dengan sepenuh hati telah mendorong, membimbing, mengoreksi dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan, pembuatan dan penyelesaian tesis ini.

6. Guru-guru penulis: Prof. dr. Darulkutni Nasution Sp.S(K), dr. Darlan Djali Chan, Sp.S, dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K); DR. dr. Kiking Ritarwan, MKT, Sp.S(K); dr. Irsan NHN Lubis, Sp.S; dr. Puji Pinta O. Sinurat, Sp.S;

dr.Khairul P.Surbakti, Sp.S; dr. Cut Aria Arina, Sp.S, dr. S. Irwansyah, Sp.S (alm); dr. Kiki M.Iqbal, Sp.S; dr. Aida Fitri, Sp.S; dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked(Neu), Sp.S; dr.Haflin Soraya Hutagalung, Sp.S, dr.

Fasihah Irfani Fitri, M.Ked(Neu), Sp.S; dr. Iskandar Nasution, FINS, Sp.S;

dr. R.A.D Pujiastuti, M.Ked(Neu), Sp.S; dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S dan guru lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan masukan selama mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik

7. Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan, fasilitas dan suasana kerja yang baik sehingga penulis dapat mengikuti Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik.

8. drs. Abdul Jalil A.A, M.Kes, selaku pembimbing statistik yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis dalam pembuatan tesis ini.

9. Rekan-rekan sejawat peserta PPDS-I Departemen Neurologi FK- USU/RSUP. H. Adam Malik Medan, teristimewa kepada teman–teman

(9)

seangkatan (dr. Eva Rahmi Halim, dr. Helda J. Siahaan, dr. Minar Aritonang), yang banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis dalam berbagai pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan-dorongan yang membangkitkan semangat kepada penulis menyelesaikan Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

10. Para perawat dan pegawai di berbagai tempat dimana penulis pernah bertugas selama menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik ini, serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani Program Pendidikan Magister Kedokteran Klinik Spesialis Ilmu Penyakit Saraf.

11. Semua pasien yang berobat ke Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan yang telah bersedia berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini

12. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua saya, dr. H. Teuku Moead Zulkifly, Sp.P dan Hj.Cut Nur Kamariah yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang, dan senantiasa memberi dukungan moril dan materi, bimbingan dan nasehat serta doa yang tulus agar penulis tetap sabar dan tegar dalam mengikuti pendidikan ini sampai selesai.

13. Ucapan terima kasih kepada kedua Bapak/Ibu mertua saya, H. Nuzuludin Zein dan Hj. Zulmaini, yang selalu memberikan dorongan, semangat dan nasehat serta doa yang tulus agar tetap sabar dan tegar dalam mengikuti pendidikan sampai selesai.

14. Teristimewa kepada suamiku tercinta dr. Kiki Yudi Saputra yang selalu dengan sabar dan penuh pengertian, mendampingi dengan penuh cinta dan kasih sayang dalam suka dan duka, saya ucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya. Serta anakku tersayang, Raffi Putrasya yang selalu membuat penulis tersenyum dalam menjalani pendidikan ini.

(10)

15. Kepada seluruh keluarga yang senantiasa membantu, memberi dorongan, pengertian, kasih sayang dan doa dalam menyelesaikan pendidikan ini, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

16. Kepada semua rekan dan sahabat yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya sekecil apapun, saya haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan budi baik mereka yang telah membantu penulis tanpa pamrih dalam mewujudkan cita-cita penulis.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2015

dr. Cut Diana Maya. T

(11)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Cut Diana Maya .T Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 3 Januari 1980

Agama : Islam

Nama Ayah : dr. H. Teuku Moead Zulkifly, Sp.P Nama Ibu : Hj. Cut Nur Kamariah

Nama Suami : dr. Kiki Yudi Saputra

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SD. Persit I Banda Aceh tamat tahun 1992.

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Banda Aceh tamat tahun 1995.

3. Sekolah Menengah Umum di SMU. Negeri 3 Banda Aceh tamat tahun 1998.

4. Fakultas Kedokteran di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tamat tahun 2006.

Riwayat Pekerjaan

Februari 2006 – Desember 2007: Dokter Kontrak Kab. Aceh Besar Tahun 2008 – 2010 : Dokter PTT Kabupaten Aceh Besar

(12)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xiii

DAFTAR SINGKATAN xvi

DAFTAR LAMBANG xvii

DAFTAR TABEL xviii

DAFTAR GAMBAR xix

DAFTAR LAMPIRAN xx

Abstrak xxi

Abstract xxii

BAB I. PENDAHULUAN 1

I.1 Latar Belakang 1

I.2 Perumusan Masalah 7

I.3 Tujuan Penelitian 7

I.3.1 Tujuan Umum 7

I.3.2 Tujuan Khusus 7

I.4 Hipotesis 8

I.5 Manfaat Penelitian 8

I.5.1 Manfaat Penelitian untuk Peneliti 8 I.5.2 Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan 9 I.5.3 Manfaat Penelitian untuk Masyarakat 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 10

II.1 Stroke 10

II.1.1 Definisi 10

II.1.2 Epidemiologi 11

II.1.3 Faktor Resiko 11

II.1.4 Klasifikasi 13

II.1.5 Patofisiologi 14

II.1.5.1 Patofisiologi Stroke Iskemik 14 II.1.5.2 Patofisiologi Stroke Hemoragik 16

II.2 Tumor Otak 16

II.2.1 Pendahuluan 15

II.2.2 Epidemiologi 17

II.2.3 Gejala Klinik 19

II.2.4 Klasifikasi 20

II.2.5 Diagnosis 21

(13)

II.3 Lipoprotein 22 II.3.1 Pengenalan Lipoprotein 22

II.3.2 Struktur Lipoprotein 23

II.3.3 Klasifikasi Lipoprotein 24

II.3.4 Metabolisme Lipoprotein 25 II.3.4.1 Jalur Metabolisme Eksogen 25 II.3.4.2 Jalur Metabolisme Endogen 26 II.3.4.3 Jalur reverse cholestrol transport 26

II.3.5 Fungsi Lipoprotein 27

II.3.6 Patofisiologi Lipoprotein pada Stroke 28 II.3.7 Patofisiologi Lipoprotein pada Tumor Otak 31

II.4 Kerangka Teori 34

II.5 Kerangka Konsep 35

BAB III.METODE PENELITIAN 36

III.1 Tempat dan Waktu 36

III.2 Subjek dan Penelitian 36

III.2.1 Populasi Sasaran 36

III.2.2 Populasi Terjangkau 36

III.2.3 Besar Sampel 37

III.2.4 Kriteria Inklusi 37

III.2.5 Kriteria Eksklusi 38

III.3 Batasan Operasional 38

III.4 Rancangan Penelitian 40

III.5 Pelaksanaan Penelitian 40

III.5.1 Instrumen 40

III.5.2 Pengambilan Sampel 40

III.5.3 Kerangka Operasional 42

III.5.4 Variabel yang Diamati 43

III.5.5 Analisa Statistik 43

III.5.6 Jadwal Penelitian 44

III.5.7 Biaya Penelitian 45

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46

IV.1 Hasil Penelitian 46

IV.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian 46 IV.1.2 Hubungan Kadar Lipoprotein dengan

Kejadian Stroke 55

IV.1.3 Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Kejadian

Tumor Otak 57

IV.2 Pembahasan 61

IV.2.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian 61 IV.2.2 Hubungan Kadar Lipoprotein dengan

(14)

Kejadian Stroke 63 IV.2.3 Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Kejadian

Tumor Otak 66

IV.2.4 Keterbatasan Penelitian 67

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 68

V.1 Kesimpulan 68

V.2 Saran 70

DAFTAR PUSTAKA 71

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR SINGKATAN

ATBC : Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene ASNA : ASEAN Neurological Association AIDS : Acquired Immunodefficiency Syndrom BBB : Blood-Brain Barrier

CT : Computed Tomography

FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara HDL : High-density Lipoprotein

IDL : Intermediate Density Lipoprotein IL-1 : interleukin-1

IL-6 : interleukin-6 IL-8 : interleukin-8 LACI : Lacunar Infarct

LDL : Low-density Lipoprotein LPL : Lipoprotein Lipase MDA : Malondialdehyde

MRI : Magnetic Resonance Imaging PACI : Partial Anterior Circulation Infarct PNS : Pegawai Negeri Sipil

POCI : Posterior Circulation Infarct Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SD : Sekolah Dasar

SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SSP : Sistem Saraf Pusat

TACI : Total Anterior Circulation Infarct TIA : Transient Ischemic Attack TNF : Tumor Necrotic Factor TNM : Tumor Node Metastase

TOAST : Trial of Org 10172 in Acute Stroke Treatment VLDL : Very low-density Lipoprotein

WHO : World Health Organization

(16)

DAFTAR LAMBANG

α : Alfa

β : Beta

n : Besar sampel O2

O2

: Oksigen

:

p : Tingkat kemaknaan Superoksida

r : Koefisien korelasi

Zα : Nilai baku normal berdasarkan nilai α (0,05) yang telah ditentukan  1,96

Zβ : Nilai baku berdasarkan nilai β (0,20) yang ditentukan oleh peneliti  1,28

% : Persen

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gejala Klinik dari Tumor Otak 19

Tabel 2. Klasifikasi Tumor Sistem Saraf Pusat berdasarkan WHO 20

Tabel 3. Karakteristik dari Lipoprotein 25

Tabel 4. Kadar Kolestrol 40

Tabel 5. Karakteristik Subjek Stroke 49

Tabel 6. Karakteristik subjek Tumor Otak 52 Tabel 7. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Stroke 56 Tabel 8. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Stroke Iskemik 56 Tabel 9. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Stroke Hemoragik 57 Tabel 10. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Tumor Otak 59 Tabel 11. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Meningioma 60 Tabel 12. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Glioma 60 Tabel 13. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Astrositoma 60 Tabel 14. Hubungan Kadar Lipoprotein dengan Brain Metastase 61

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Proses Metastase 18

Gambar 2. Struktur Umum Lipoprotein 24

Gambar 3. Metabolisme Lipoprotein jalur endogen dan eksogen 27 Gambar 4. Diagram Jenis Kelamin Penderita Stroke 50 Gambar 5. Diagram Suku Penderita Stroke 50 Gambar 6. Diagram Pekerjaan Penderita Stroke 51 Gambar 7. Diagram Pendidikan Penderita Stroke 51 Gambar 8. Diagram Jenis Kelamin Penderita Tumor Otak 53 Gambar 9. Diagram Suku Penderita Tumor Otak 53 Gambar 10. Diagram Pekerjaan Penderita Tumor Otak 54 Gambar 11. Diagram Pendidikan Penderita Tumor Otak 54

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Lampiran 2. PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

Lampiran 3. LEMBAR PENGUMPULAN DATA Lampiran 4. Surat Komite Etik Bidang Kesehatan Lampiran 5. Data Dasar Penelitian

(20)

ABSTRAK

Latar Belakang : Beberapa studi terakhir menunjukkan adanya hubungan kadar lipoprotein dengan stroke dan tumor otak. Stroke dan tumor otak dapat disebabkan oleh banyak faktor, dan nutrisi sebagai salah satu etiologi.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, dengan 26 subyek dengan stroke dan 26 subyek dengan tumor otak. Setiap subjek dilakukan pemerikasaan fisik, dan pemeriksaan neurologis, neuroimejing dan pemeriksaan serum lipoprotein.

Hasil : Subjek stroke terdiri dari 17 (65.4%) wanita dan 9 (34.6%) laki-laki, dengan umur rata-rata subjek +54.38 tahun. Nilai rata-rata kadar HDL 38.96+15.66 mg/dL, nilai rata-rata kadar LDL 131.69+32.37 mg/dL, nilai rata- rata kadar VLDL 22.42 + 6.64 mg/dL. Kadar LDL dengan kejadian stroke adalah bermakna dengan kekuatan hubungan yang sedang (r=0.426, p=0.030). Kadar HDL dengan kejadian stroke adalah tidak bermakna dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah (r=-0.010, p=0.960). Kadar VLDL dengan kejadian stroke adalah tidak bermakna dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah (r=-0.087, p=0.672). Subjek tumor otak terdiri dari 16 (61.5%) laki-laki dan 10(38.5%) wanita, dengan umur rata-rata subjek +46.46 tahun. Nilai rata-rata kadar HDL 38.58+12.73 mg/dL, nilai rata-rata kadar LDL 131.42+43.67 mg/dL, nilai rata-rata kadar VLDL 26.70+10.75 mg/dL. Kadar LDL dengan kejadian tumor otak adalah tidak bermakna dengan kekuatan hubungan yang sangat lemah (r=-0.103, p=0.618). Kadar HDL dengan kejadian tumor otak adalah tidak bermakna dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah (r=-0.087, p=0.672). Kadar VLDL dengan kejadian tumor otak adalah tidak bermakna dengan kekuatan korelasi yang sangat lemah (r=0.031, p=0.881).

Kesimpulan : Didapatkan hubungan yang bermakna antara LDL dengan kejadian stroke, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara HDL dengan kejadian stroke dan antara VLDL dengan kejadian stroke. Kadar LDL, HDL, VLDL tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian tumor otak.

Kata kunci : lipoprotein, HDL, LDL, VLDL, stroke, tumor otak

(21)

ABSTRACT

Background : Recent evidences showed correlation main class of lipoprotein with stroke and brain tumor. Stroke and brain tumor can caused by multifactor, and nutrition is one of their etiology.

Objectives : This study aimed to investigate correlation between lipoprotein with stroke and brain tumor.

Methods : This was a cross-sectional study, subjects with stroke (26 persons) and brain tumor (26 persons). All patients underwent physical and neurological examinations, neuroimaging and lipoprotein serum examinations.

Results : Stroke subjects consisted of 17 (65.4%) women and 9 (34.6%) men, with mean age + 54.38 years. Mean HDL level was 38.96+15.66 mg/dL, mean LDL level was 131.69+32.37 mg/dL, mean VLDL level was 22.42+6.64 mg/dL.The LDL level were significantly correlated with stroke and had a moderate correlation (r=0.426, p=0.030). The HDL level were not significantly correlated with stroke and had a very weak correlation (r=-0.010, p=0.960). VLDL level were not significantly correlated with stroke and had a very weak correlation (r=-0.087, p=0.672). Brain tumor subjects consisted of 16 (61.5%) men and 10 (38.5%) women, with mean age +46.46 years. Mean HDL level was 38.58+12.73 mg/dL, mean LDL level was 131.42+43.67 mg/dL, mean HDL level was 26.70+10.75 mg/dL. The LDL level were not significantly correlated with brain tumor and had a very weak correlation (r=- 0.103, p=0.618). HDL level were not significantly correlated with brain tumor and had a very weak correlation (r=0.087, p=0.672). VLDL level were not significantly correlated with brain tumor and had a very weak correlation (r=0.031, p=0.881).

Conclusion : There was a significant correlation between LDL level and stroke, but no significant corelation between HDL levels with stroke and VLDL levels with stroke . The HDL, LDL and VLDL levels were not significant corelation with brain tumor.

Keywords : lipoprotein, HDL, LDL, VLDL, stroke,brain tumor

(22)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke diperkirakan menjadi 1 dari 16 penyebab kematian di Amerika Serikat pada tahun 2004. Setiap tahun sekitar 700.000 orang mengalami serangan stroke baru ataupun berulang.

Kira-kira 500.000 merupakan serangan pertama dan 200.000 merupakan serangan berulang. Dan dari seluruh kasus stroke, sekitar 87% merupakan stroke iskemik dan sisanya merupakan perdarahan. (Misbach, 2007)

Stroke perdarahan intraserebral terjadi sekitar 10-15% dari semua stroke pada populasi Barat dan didefinisikan sebagai onset non-traumatik, dengan sakit kepala tiba-tiba yang parah, tingkat kesadaran yang berubah, atau defisit neurologis fokal yang berhubungan dengan lokasi perdarahan dalam parenkim otak pada neuroimaging atau otopsi yang bukan karena trauma atau konversi hemoragik dari infrak serebral (Flaherty dkk, 2010).

Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survey ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit diseluruh Indonesia, pada penderita stroke akut yang dirawat dirumah sakit dan dilakukan survey mengenai faktor-faktor resiko, lama perawatan, mortalitas

(23)

dan morbiditasnya. Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 47% dan di atas usia 65 tahun 33,5% (Misbach, 2007).

Tumor malignan otak sebagai salah satu tumor yang jarang terjadi, didapatkan sekitar 2% dari seluruh kanker pada usia dewasa. Secara keseluruhan, tingkat insidens dari tumor otak yaitu 7 per 100.000 populasi.

Insiden tumor otak meningkat pada usia di atas 30 tahun. Lebih banyak didapatkan pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio 1.5:1. Proporsi terbesar dari tumor yaitu tumor supratentorial, yang berasal dari frontal, temporal dan lobus parietal, dan mayoritas (86%) yaitu glioma yang termasuk didalamnya astrositoma, glioblastoma, oligodendroblastoma dan glioma non spesifik. (McKinney, 2004)

Insidens tumor otak malignan di dunia sekitar 3,7 per 100.000 pada laki-laki dan 2,6 per 100.000 pada wanita. Diperkirakan sekitar 21.810 individu (11.780 laki-laki dan 10.030 pada wanita) yang telah didiagnosa dengan tumor otak malignan di Amerika Serikat pada tahun 2008. Insidens dari tumor otak primer malignan dan nonmalignan di Amerika Serikat sekitar 16.5 per 100.000 per tahun, dimana Kaukasian memiliki kasus terbanyak.

Distribusi jenis tumor bervariasi berdasarkan pada kelompok usia. (Bondy dkk,2008)

Brain metastase merupakan tumor intrakranial yang sering dijumpai pada usia dewasa, dengan insidens sekitar 200.000 kasus di Amerika

(24)

Serikat, dan 10 kali lebih sering ditemukan dibandingkan dengan tumor otak primer. Lebih dari 20-40% penderita tumor ganas akan mengalami brain metastase; sekitar 10-20% simtomatik. Tumor ganas dapat metastasis ke sistem saraf pusat mayoritas berasal dari kanker paru (40-50%), kanker payudara (20-30%), melanoma (5-10%), limfoma dan tumor lainnya seperti saluran cerna (4-6%) dan prostat. ( Rahmathulla, 2011)

Dampak penyakit tidak menular khususnya penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain merupakan penyebab kematian dan kesakitan juga dapat menurunkan produktivitas.

Penyakit kanker di Indonesia merupakan urutan ke 6 dari pola penyakit nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 penduduk.

(Oemiati dkk,2011)

Kanker merupakan penyakit dengan penyebab multifaktor yang terbentuk dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-beda. Faktor nutrisi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan kompleks, yang berkaitan erat dengan proses patologis kanker. (Oemiati dkk, 2011)

Dari data Riskesdas 2007-2008 telah didapatkan prevalensi kasus tumor di Sumatera Utara yaitu 2,88% untuk kasus tumor pada mata, otak dan susunan saraf pusat. (Oemiati dkk, 2011).

Hiperlipidemia didapatkan pada 16% pasien stroke dan merupakan penyebab ketiga terbanyak sebagai faktor resiko stroke, dimana pada

(25)

penelitian didapatkan 21% hiperlipidemia dari 200 pasien stroke. (Mahmood dkk,2010)

Pada suatu penelitian terbaru menunjukkan distribusi kolestrol dan kelas lipoprotein utama merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang merupakan prekursor terjadinya stroke. Perubahan kadar konsentrasi plasma dari high density lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL) berhubungan dengan peningkatan resiko aterosklerosis.

(Sreedhar dkk, 2010)

Dari serum lipid puasa pada pasien stroke iskemik didapatkan peningkatan serum kolestrol total pada 42 pasien dengan mean serum kolestrol total 5.08+1.48 mol/L. Serum kolestrol HDL dibawah nilai normal didapatkan pada 31 kasus dengan nilai mean 0.86+0.30 mmol/L.

Peningkatan kadar serum kolestrol LDL pada 5 pasien dengan nilai mean 4.46+0.36 mmol/L dan kolestrol very low density lipoprotein (VLDL) pada 7 kasus nilai mean 0.74+0.36 mmol/L. (Mahmood dkk,2010)

Pada pasien stroke hemoragik didapatkan peningkatan serum kolestrol LDL pada 9 pasien dengan mean 4.46+0.36 mol/L. Pada serum kolestrol HDL di bawah nilai normal didapatkan pada 4 pasien dengan nilai mean 1.03+0.16 mmol/L. Serum kolestrol VLDL meningkat pada 3 pasien dengan nilai mean 0.73+0.31 mmol/L. (Mahmood dkk,2010)

Curb dkk (2003) meneliti kolestrol HDL dan resiko stroke pada laki-laki dengan usia 45-68 tahun, didapatkan rendahnya konsentrasi kolestrol HDL (

(26)

<1.0 mmol/liter ( <40 mg/dl)) berhubungan dengan resiko stroke iskemik dibandingkan dengan tingginya konsentrasi kolestrol HDL ( > 1.6 mmol/liter (

>60 mg/dl)). Didapatkan penurunan resiko stroke dengan peningkatan kadar kolestrol HDL.

Pada studi yang dilakukan oleh Sreedhar dkk 2010, didapatkan peningkatan serum LDL kolestrol ( >106 mg% ) pada penderita stroke iskemik laki-laki kelompok usia 50-59 tahun dan pada wanita kelompok usia 60-69 tahun. Peningkatan serum LDL kolestrol juga didapatkan pada penderita stroke hemoragik laki-laki kelompok usia 40-49 tahun dan kelompok usia 60-69 tahun serta pada wanita kelompok usia 70-79 tahun.

Pada penderita stroke hemoragik laki-laki kelompok usia 50-59 tahun dan wanita kelompok usia 50-59 tahun dan 60-69 tahun didapatkan kadar serum HDL yang rendah ( <40 mg%). Pada penderita stroke hemoragik didapatkan nilai kadar serum HDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan penderita stroke iskemik. Pada penderita stroke iskemik , didapatkan serum VLDL yang tinggi ( >30 mg%) pada laki-laki dan perempuan kelompok usia 60-69 tahun.

Pada penderita stroke hemoragik, didapatkan serum VLDL yang tinggi pada laki-laki kelompok usia 40-49 tahun dan pada wanita kelompok usia 60-69 tahun.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Soyama dkk 2003, didapatkan bahwa resiko terjadinya stroke iskemik 3 kali lebih sering pada kadar kolestrol

(27)

HDL yang rendah, yaitu pada kadar <30 mg/dL yang secara signifikan meningkatkan resiko stroke iskemik.

Kolestrol dan trigliserida merupakan lipid utama dari sel, yang berpean penting dalam menjaga fungsi vital fisiologis. Lipid berhubungan dengan kanker oleh karena perannya dalam menjaga integritas sel. Jalur sintesa kolestrol dalam memproduksi berbagai zat tumor dan sebagai prekursor sintesa dari beberapa hormon berhubungan dengan beberapa kanker. Pada beberapa tumor ganas, kolestrol mengalami perubahan yang signifikan.

(Dabrowa dkk, 2011)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gatchev dkk (1994) didapatkan tidak ada perbedaan signifikan antara nilai serum kolestrol dan kolestrol LDL yang signifikan antara pasien tumor otak dan kelompok kontrol.

Pada penelitian ATBC (Alpha-Tocopherol, Beta-Carotene) kohort didapatkan hubungan secara biologis antara peningkatan kadar kolestrol HDL dengan rendahnya insidens kanker, dimana berhubungan dengan efek dari kolestrol HDL dalam fungsi inflamasi. (Growder dkk, 2010)

Hasan dkk (2009) melakukan penelitian tentang bentuk plasma lipoprotein pada pasien-pasien dengan berbagai jenis tumor otak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa total kolestrol, trigliserida, kolestrol LDL dan kolestrol VLDL secara signifikan meningkat pada pasien dengan tumor otak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun kolestrol HDL secara

(28)

signifikan menurun pada pasien dengan tumor otak dibandingkan dengan kelompok kontrol.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan diatas dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak.

I.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : I.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan hubungan kadar lipoproten dengan kejadian tumor otak.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke 2. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke

iskemik

3. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke hemoragik

4. Untuk melihat hubungan kadar lipoproten dengan kejadian tumor otak

(29)

5. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian meningioma

6. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian glioma 7. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian

astrositoma

8. Untuk melihat hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian brain metastase

9. Untuk mengetahui karakteristik penderita dan kadar lipoprotein pada stroke

10. Untuk mengetahui karakteristik penderita dan kadar lipoprotein pada tumor otak

I.4 HIPOTESIS

Ada hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan kadar lipoprotein dengan kejadian tumor otak.

I.5 MANFAAT PENELITIAN

I.5.1 Manfaat Penelitian untuk Peneliti

Dengan mengetahui hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak.

(30)

I.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

Dengan mengetahui adanya hubungan kadar Lipoprotein dengan kejadian stroke dan tumor otak, maka diharapkan dapat memprediksi kemungkinan kejadian stroke atau tumor otak pada seseorang.

I.5.3. Manfaat Penelitian bagi Masyarakat

Dengan mengetahui pengaruh kadar Lipoprotein pada penderita stroke dan tumor otak, maka penderita dan keluarga akan dapat mempersiapkan tindakan pencegahan stroke dan tumor otak dengan cara mengurangi asupan makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan melakukan pemeriksaan kadar kolestrol secara rutin

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. STROKE II.1.1. DEFINISI

Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki bukti yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco dkk, 2013).

Stroke iskemik adalah episode disfungsi neurologis disebabkan infark fokal serebral,spinal dan infark retinal. Dimana infark SSP (Sistem Saraf Pusat) adalah kematian sel pada otak, medulla spinalis, atau sel retina akibat iskemia, berdasarkan :

• Patologi, imaging atau bukti objektif dari injury fokal iskemik pada serebral, medula spinalis atau retina pada suatu distribusi vaskular tertentu.

• Atau bukti klinis dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla spinalis atau retina berdasarkan simptom yang bertahan ≥ 24 jam atau meninggal dan etiologis lainnya telah di eksklusikan (Sacco dkk,2013).

(32)

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk,2013)

II.1.2 Epidemiologi

WHO memperkirakan insidensi stroke ini akan meningkat dari 1,1 juta di tahun 2000 menjadi 1,5 juta jiwa pada 2025, berdasarkan proyeksii populasi penduduk. Di Indonesia insiden stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk. Penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun : 11,8%, usia 45-64 tahun : 54,2% dan usia lebih dari 65 tahun 33,5%. (Truelsen, 2006)

Meskipun dapat mengenai semua usia, insiden stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Perbandingan insidens pria dan wanita pada umur 55-64 tahun adalah 1,25; pada umur 65-74 tahun adalah 1,50; 75-84 tahun adalah 1,07; dan pada umur > 85 tahun adalah 0,76. (Lloyd dkk,2009)

II.1.3 Faktor Resiko

Faktor- faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Sjahrir, 2003).

1. Non modifiable risk factors : a. Usia

b. Jenis Kelamin

(33)

c. Keturunan / genetik 2. Modifiable risk factors

a. Behavioral risk factors 1. Merokok

2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit diet.

3. Alkoholik

4. Obat – obatan: narkoba (kokain), antikoagulansia, antiplatelet, obat kontrasepsi.

b. Physiological risk factors 1. Penyakit hipertensi 2. Penyakit jantung 3. Diabetes mellitus

4. Infeksi/lues, arthritis, traumatic , AIDS, lupus 5. Gangguan ginjal

6. Kegemukan (obesitas)

7. Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan 8. Kelainan anatomi pembuluh darah

9. Dan lain-lain

(34)

II.1.4 Klasifikasi

Dasar klasifikasi yang berbeda – beda diperlukan, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, pencegahan dan prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya sama (Misbach,2011)

I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya : 1. Stroke iskemik

a. Transient Ischemic Attack (TIA) b. Thrombosis serebri

c. Emboli serebri 2. Stroke Hemoragik

a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subarachnoid

II. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu 1. Transient Ischemic Attack (TIA) 2. Stroke in evolution

3. Completed stroke

III. Berdasarkan sistem pembuluh darah 1. Sistem karotis

2. Sistem vertebrobasiler

IV. Klasifikasi Bamford untuk tipe infark yaitu : 1. Partial Anterior Circulation Infarct (PACI) 2. Total Anterior Circulation Infarcy (TACI)

(35)

3. Lacunar Infarct (LACI)

4. Posterior Circulation Infarct (POCI)

V. Klasifikasi Stroke Iskemik berdasarkan kriteria kelompok peneliti TOAST (Sjahrir, 2003)

1. Aterosklerosis Arteri Besar 2. Kardioembolisme

3. Oklusi Arteri Kecil

4. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Menentukan a. Non-aterosklerosis Vaskulopati

• Non inflamasi

• Inflamasi non infeksi

• Infeksi

b. Kelainan Hematologi atau Koagulasi

5. Stroke Akibat dari Penyebab Lain yang Tidak Dapat Ditentukan

II.1.5 Patofisiologi

II.1.5.1 Patofisiologi Stroke Iskemik

Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu (Sjahrir, 2003):

Tahap 1 :

a. Penurunan aliran darah otak.

b. Pengurangan O2.

(36)

c. Kegagalan energi.

d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion.

Tahap 2 :

a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion.

b. Spreading depression.

Tahap 3 : Inflamasi

Respon inflamatorik pada stroke iskemik akut mempunyai pengaruh buruk yang memperberat bagi perkembangan infark serebri. Berbagai penelitian menunjukkan adanya perubahan kadar sitokin pada penderita stroke iskemik akut. Sitokin adalah mediator peptida molekuler, merupakan protein atau glikoprotein yang dikeluarkan oleh suatu sel dan mempengaruhi sel lain dalam suatu proses inflamasi, contohnya limfokin dan interleukin (IL-1 beta, IL-6, IL-8, TNF-α) yang merupakan sitokin pro inflamatorik. Adanya IL-8 tersebut merupakan diskriminator terkuat yang membedakan kasus stroke dengan non stroke. Produksi sitokin yang berlebihan mengakibatkan plugging mikrovaskuler serebral dan pelepasan mediator vasokonstriktif endotel sehingga memperberat penurunan aliran darah, juga mengakibatkan eksaserbasi kerusakan Blood Brain Barrier (BBB) dan parenkim melalui pelepasan enzim hidrolitik, proteolitik dan produksi radikal bebas yang akan menambah neuron yang mati (Sjahrir, 2003)

Tahap 4 : Apoptosis

(37)

II.1.5.2 Patofisiologi Stroke Hemoragik

Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma (Berry aneurysm) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling sering terjadi di daerah subkortikal, serebelum, dan batang otak. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriol berdiameter 100 – 400 mikrometer mengalami perubahan patologi pada dinding pembuluh darah tersebut berupa lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. (Caplan, 2000).

Perdarahan intraserebral sekunder (sekitar 12 sampai 22% dari seluruh kejadian perdarahan intraserebral) disebabkan oleh penyebab lain selain pecahnya pembuluh darah kecil, misalnya, aneurisma, malformasi arteri-vena, transformasi hemoragik stroke iskemik, dan neoplasma (Brouwers dkk, 2012).

II.2 TUMOR OTAK II.2.1 Pendahuluan

Tumor otak dapat berupa tumor jinak atau ganas, atau primer atau metastase. Tumor otak primer yaitu tumor yang langsung berasal dari sel-sel di otak. (Hill dkk, 2002)

Brain metastase mayoritas berasal dari kanker paru, payudara, dan melanoma malignan. Sel parenkim metastase bermigrasi melalui lapisan sel endotel dari kapiler otak. Blood-Brain Barrier (BBB) berperan ganda dalam

(38)

proses metastasis: ia dapat berperan sebagai pelindung sistem saraf pusat yang kuat dari masuknya sel-sel kanker, namun ia juga dapat berperan aktif dalam melindungi sel-sel metastase pada saat ekstravasasi dan proliferasi di otak. Mekanisme interaksi antara sel-sel kanker dan sel-sel endotel serebral belum diketahui secara pasti. (Wilhelm dkk, 2013)

Proses metastasis sangat kompleks, namun secara garis besar dibagi atas dua tahap utama. Pertama, migrasi sel-sel tumor dari tumor primer ke berbagai jaringan, dan kedua proses kolonisasi dari sel-sel tumor di lokasi barunya. (Rahmathulla dkk, 2011)

II.2.2 Epidemiologi

Tumor otak dapat mengenai setiap jenis usia, namun insidens nya meningkat sesuai dengan usia. Tumor pada susunan saraf pusat didapatkan sekitar 6% dari seluruh neoplasma pada individu usia 15-29 tahun, dengan laki-laki memiliki insidens lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. (Hill dkk 2002)

Insidens rata-rata tumor otak sekitar 2.6 juta pertahun pada usia 15-29 tahun. Tingkat insidens tumor otak tertinggi didapatkan pada usia 35 - >39 tahun. Diikuti usia 20-24 tahun dan kemudian usia 15-29 tahun. (Bendel dkk, 2006)

Brain metastase merupakan salah satu jenis tumor intrakranial yang sering dijumpai. Di Amerika Serikat, dijumpai sekitar 170.000 kasus per tahun

(39)

dimana tumor otak primer dijumpai sekitar 17.000 kasus baru/tahun.

Mayoritas brain metastase berasal dari kanker paru (40% 50%), kanker payudara (15%- 25%) dan melanoma malignan (5%-20%). (Wilhelm dkk, 2013)

Gambar 1. Skema Proses Metastasis. (a) Pembentukan sel tumor metastasi pada asal tumor primer (b) Sel tumor metastase lepas dari tumor primer kemudian masuk ke pembuluh darah.

Dikutip dari : Rahmathulla, G., Toms, S.A., Weil, R.J. 2011. The Molecular Biology of Brain Metastasis. Journal of Oncology; 1-13

(40)

II.2.3 Gejala Klinik

Tumor otak dapat memiliki gejala dan tanda yang bervariasi, tergantung pada lokasi, tipe, dan tingkat pertumbuhan dari tumor tersebut.

(Hill dkk,2002)

Tabel 1. Gejala Klinik dari Tumor Otak Associat

ed Sympto ms

Anatomic Region Parietal

Lobe Frontal

Lobe Tempor

al Lobe Occipital

Lobe Cerebellum

Motor

Spasticity Ataxia of the contralateral side

Urinary incontinenc

e or retention

Loss of strength

Hemiparesis Seizures

Seizure s

Dysmetria Ataxic gait Intention tremor Nystagmus Dysdiadokin esia

Sensory / Perceptu al

Loss of ability to process

complex sensory input Astereogno sis

Agraphesth esia

Difficulty with tactile localization Difficult with

Contrala teral hemian opsia

Visual fields deficits Inability to

recognize faces or colors Inability to focus on

objects

(41)

two-point discriminatio n

Cognitive / Affective

Loss of word

recognition and

language comprehens ion

Changes in mental

status

Changes in personality Social inappropiate ness

Obscenity

Lack of concern

Lack of judgement Failure of memory

Poor attention span Dysphasia or aphasia

Alexia

Dikutip dari : Hill C, Nixon C, Ruehmeier J, Wolf L. Brain Tumor. Phys Ther 2002; 82: 496-502.

II.2.4 Klasifikasi

Klasifikasi menurut WHO merupakan standard klasifikasi yang digunakan secara luas di seluruh dunia. (Louis dkk 2007)

Tabel 2. Klasifikasi Tumor Sistem Saraf Pusat berdasarkan WHO TUMOURS OF

NEUROEPITHELIAL TISSUE Astrocytic Tumours

Pilocytic astrocytoma Pilomyxoid astrocytoma

Subependymal giant cell astrocytoma

Pleomorphic xanthoastrocytoma Diffuse astrocytoma

Fibrillary astrocytoma Gemistocytic astrocytoma Protoplasmic astrocytoma Anaplastic astrocytoma Glioblastoma

(42)

Giant cell glioblastoma Gliosarcoma

Gliomatosis cerebri

Oligodendroglial tumours Oligodendroglioma

Anaplastic oligodendroglioma Oligoastrocytic tumours Oligoastrocytoma

Anaplastic oligoastrocytoma Ependymal tumours

Subependymoma

Myxopapillary ependymoma Ependymoma

Cellular Papillary Clear cell Tanycytic

Anaplastic ependymoma Choroid plexus tumours Choroid plexus papilloma

Atypical choroid plexus papilloma Choroid plexus carcinoma

Other neuroepithelial tumours Astroblastoma

Choroid glioma of the third ventricle

Angiocentric glioma

Neuronal and mixed neuronal- glial tumours

Dysplastic gangliocytoma of cerebellum (Lhermitte-Duclos)

Desmoplastic infantile astrocytoma/

gangliocytoma

Dysembryoplastic neuroepithelial tumour

Gangliocytoma Ganglioglioma

Anaplastic ganglioglioma Central neurocytoma

Extraventricular neurocytoma Cerebellar liponeurocytoma Papillary glioneuronal tumour

Rosette-forming glioneuronal tumour of the fourth ventrice

Paraganglioma

Tumour of the pineal region Pineocytoma

Pineal parenchyma tumour of intermediate differentiation

Pineoblastoma

Papillary tumour of the pineal region

Embryonal tumours Medulloblastoma Desmoplastic/nodular medulloblastoma

Medulloblastoma with extensive nodularity

Anaplastic medulloblastoma Large cell medulloblastoma

CNS primitive neuroectodermal tumour

CNS neuroblastoma

CNS Ganglioneuroblastoma Medullo epithelioma

Ependymoblastoma

Atypical teratoid / rhabdoid tumour TUMOURS OF CRANIAL AND PARASPINAL NERVES

Schwannoma (neurilemoma, neurinoma)

Cellular Plexiform Melanotic Neurofibroma Plexiform Perineurioma

(43)

Perineurioma, NOS Malignant Perineurioma Malignant peripheral

Nerve sheath tumour (MPNST) Epithelioid MPNST

MPNST with mesenchimal differentiation

Melanotic MPNST

MPNST with glandular differentiation

TUMOURS OF THE MENINGES Tumours of the meningothelial cells

Meningioma Meningothelial Fibrous (fibroblastic) Transitional (mixed) Psammomatous Angiomatous Microcystic Secretory

Lymphoplasmacyte-rich Metaplastic

Chordoid Clear cell Atypical Papillary Rhabdoid

Anaplastic (malignant) Mesenchymal tumours Lipoma

Angiolipoma Hibernoma Liposarcoma

Solitary fibrous tumour Fibrosarcoma

Malignant fibrous histiocytoma Leiomyoma

Leiomyosarcoma Rhabdomyosarcoma

Chondroma Chondrosarcoma Osteoma

Osteosarcoma Osteochondroma Haemangioma Epithelioid

Haemangioendothelioma Haemangiopericytoma

Anaplastic Haemangiopericytoma Angiosacoma

Kaposi sarcoma

Ewing sarcoma – PNET

Primary melanocytic lesions Diffuse melanocytosis

Melanocytoma Malignant melanoma Meningeal melanomatosis

Other neoplasms related to the meninges

Haemangioblastoma

LYMPHOMAS AND HAEMATOPOIETIC NEOPLASMS

Malignant lymphomas Plasmacytoma

Granulocytic sarcoma GERM CELL TUMOURS Germinoma

Embryonal carcinoma Yolk sac tumour Choriocarcinoma Teratoma

Mature Immature

Teratoma with malignant transformation

Mixed germ cell tumour

(44)

TUMOUR OF THE SELLAR REGION Craniopharyngioma

Adamntinomatous Papillary

Granular cell tumour Pituicytoma

Spindel cell ococytoma of the adenohypophysis METASTATIC TUMOUR

Dikutip dari : Louis dkk. The 2007 WHO Classification of Tumours of the Central Nervous System. Acta Neuropathol 2007;114:97-109.

II.2.5 Diagnosis

Pemeriksaan neurologis dapat membantu memberikan diagnosa banding dari tumor otak. Alat diagnostik dapat memberikan informasi spesifik dan akurat dari lokasi, ukuran, dan karakteristik dari suatu tumor. Teknik imaging seperti Computed Tomography (CT), Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan angiografi sering digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa. (Hill dkk 2002)

II.3 LIPOPROTEIN

II.3.1 Pengenalan Lipoprotein

Lipoprotein merupakan alat pengangkut utama dari kolestrol dan lipid lainnya. Dua jenis lipoprotein utama yang bertanggung jawab dalam transport kolestrol yaitu LDL dan HDL. (Cobbold dkk, 2002)

Lipoprotein merupakan kompleks dari protein dan lipid yang dapat larut dan berfungsi membawa lipid ke dalam sirkulasi dari setiap jenis

(45)

vertebra dan juga pada serangga. Lipoprotein di sintesa terutama di liver dan intestinal. (Jonas, 2002)

Kolestrol adalah substansi lemak yang terdapat di dalam sel-sel tubuh, yang mengalir dalam darah pada partikel yang disebut dengan lipoprotein. Tiga lipoprotein utama yaitu LDL, HDL, dan VLDL. (Birtcher, 2004)

Pada plasma puasa dari individu hanya terdiri dari partikel VLDL, LDL dan HDL, dan tidak mengandung chylomicrons. (Crook, 2012)

Plasma puasa merupakan pemeriksaan penting dalam menilai trigliserida karena kadar trigliserida meningkat beberapa jam setelah makan.

Kadar trigliserida tidak puasa bervariasi tergantung pada berapa jam post- prandial, dimana kadar tertinggi didapatkan pada 4-5 jam stetelah makan.

Kadar trigliserida didapatkan dari formula Friedwald, dimana untuk formula ini memakai plasma puasa. (Nigam, 2011)

Kadar total kolestrol, kolestrol LDL, kolestrol HDL menurun 3-5 jam setelah makan terakhir, jika dibandingkan dengan kadar pada plasma puasa.

Kadar trigliserida meningkat pada 6 jam setelah makan, jika dibandingkan dengan kadar pada plasma puasa. Perubahan maksimal kadar plasma puasa dan non puasa untuk :( Langsted dkk, 2008)

- Total kolestrol : 0.2 mmol/L - Kolestrol LDL : 0.2 mmol/L - Kolestrol HDL : 0.1 mmol/L - Trigliserida : 0.3 mmol/L

(46)

II.3.2 Struktur Lipoprotein

Lipoprotein adalah partikel yang terdiri dari lipid dan protein. Pada inti berupa lipid nonpolar berupa ester koliesteryl dan triasilgliserol, dan pada lapisan luar berupa posfolipid, kolestrol non esterifikasi dan protein.

(Ahmadraji dkk, 2013)

Gambar 2. Struktur Umum Lipoprotein

Dikutip dari : Ahmadraji, T., Killard, A. 2013. The Evolution of Selective Analyses of HDL and LDL cholestrol in clinical and point of care testing.

Analytical Method; 5(15): 3612-25

II.3.3 Klasifikasi Lipoprotein

Lipoprotein di klasifikasikan berdasarkan pada densitasnya, dimana besarnya densitas berbanding terbalik dengan ukuran lipoprotein. Lipoprotein dapat di klasifikasikan dalam 5 kelompok utama, yaitu chylomicrons, VLDL, IDL (Intermediate Density Lipoprotein), LDL, dan HDL. ( Crook, 2012)

(47)

Tabel 3 . Karakteristik dari Lipoprotein

Dikutip dari : Crook, M.A. 2012. Lipoproteins. In: Arnold, H., editors. Clinical Biochemistry and Metabolic Medicine. Hodder Education

II.3.4 Metabolisme Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholestrol transport.

Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme kolestrol LDL dan trigliserid, sedangkan jalur reverse cholestrol transport khusus mengenai metabolisme kolestrol HDL. (Crook, 2012)

II.3.4.1 Jalur Metabolisme Eksogen

Kolestrol dan asam lemak berasal dari makanan berlemak yang di makan, kemudian bersama dengan empedu di absorbsi di sel mukosa intestinal dan kemudian mengalami re-esterifikasi dari bentuk ester kolestrol dan trigliserida.

(48)

II.3.4.2 Jalur Metabolisme Endogen

Jalur metabolisme endogen berasal dari trigliserida dan kolestrol yang di sintesis di hati dan di sekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL.

Dalam sirkulasi, trigliserida dalam VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian VLDL, IDL, dan LDL akan mengangkut kolestrol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolestrol. Sekitar 70% dari LDL melalui reseptor LDL mengalami endositosis di hepar.Sebagian dari kolestrol dalam LDL akan dibawa ke hati dan jaringan lainnya, seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolestrol LDL.

II.3.4.3 Jalur reverse cholestrol transport

Suatu proses yang membawa kolestrol dari jaringan kembali ke hepar.

HDL merupakan lipoprotein yang berperan pada jalur ini.

(49)

Gambar 3. Metabolisme Lipoprotein jalur endogen dan eksogen

Dikutip dari : Rader, D.J., Hobbs, H.H. Disorder of Lipoprotein Metabolism.

In: Jameson, J.L., editors. Endocrinology. McGraw Hill Professional Publishing

II.3.5 Fungsi Lipoprotein

Lipoprotein dapat dikategorikan secara sederhana berdasarkan pada dua fungsi utama nya dalam metabolik. Prinsip dasar dari chylomicrons dan VLDL yaitu untuk transportasi triglyserol sebagai sumber asam lemak dari intestinal atau hepar ke jaringan perifer. Sebaliknya, HDL membuang sisa kolestrol dari jaringan perifer dan membawa kolestrol ke hepar, yang

(50)

kemudian di ekskresikan dalam bentuk asam empedu (‘reverse cholestrol transport’). (Jonas, 2002)

II.3.6 Patofisiologi Lipoprotein pada Stroke

Atrosklerosis dapat terjadi akibat inflamasi kronik dari interaksi antara lipoprotein, monosit yang berasal dari makrofag, komponen dari imunitas alami dan adaptif, elemen selluer normal dari dinding arteri. Proses tersebut menyebabkan pembentukan lesi kompleks atau plaque yang dapat menembus hingga ke dalam lumen arteri, sehingga mengganggu aliran darah. Plaque yang terbentuk dapat ruptur, menyebabkan trombosis intravaskular yang akhirnya menyebabkan komplikasi klinik akut yaitu infark miokard dan stroke. (Brunzell dkk, 2008)

Diantara beberapa faktor yang berkontribusi dalam aterosklerosis, kadar kolestrol merupakan salah satu faktor dominan yang berperan dalam inisiasi dan progresifitas atersklerosis. (Brunzell dkk, 2008)

Studi eksperimintal menunjukkan bahwa LDL berperan dalam aterogenesis. Didapatkan bahwa peningkatan kadar LDL plasma menyebabkan transport LDL ke dalam intima meningkat, kemudian LDL berikatan dengan proteoglikan, sehingga LDL dapat mengalami modifikasi yang bervariasi seperti oksidasi, modifikasi enzimatik, agregasi glikasi enzimatik, dan pembetukan kompleks imun. Keseluruhan proses tersebut menyebabkan perubahan makrofag, pembentukan sel foam, dan inisiasi kaskade pembentukan lesi atreosklerosis. (Brunzell dkk, 2008)

(51)

Tahap awal aterosklerosis terjadi pada ruang diantara sel endotel dan sel otot polos, di lapisan subendotel atau intima. Pada daerah tersebut terdapat deposit kolestrol, yang kemudian terbentuk “sel foam”. Bila akumulasi lipid berlanjut, terbentuk ateroma atau plaq fibrous, yang menyebabkan peningkatan jumlah dari proliferasi sel otot polos dan lipid ekstraselluler, sehingga merusak dinding pembuluh darah dan menggangggu aliran darah serta merangsang pembentukan plaq lebih lanjut. (Cobbold dkk, 2002)

Pembawa utama kolestrol dan lipid lainnya dalam tubuh yaitu lipoprotein. Dua jenis lipoprotein utama yang bertanggung jawab dalam transport kolestrol yaitu LDL dan HDL. Kedua jenis liportein tersebut dapat masuk ke dalam aliran darah sampai ke lapisan intima. Bila lipoprotein menempati lapisan intima yang rapuh maka oksidasi lebih mudah terjadi.

Oksidasi terjadi bila sel melepaskan radikal bebas seperti radikal peroksil dan reaksi kimia. Sel tersebut merusak lipoprotein, dan bila pertahanan partikell antioksidan terganggu, maka dapat menyebabkan peroksidasi dari inti lipid. Pada stadium yang lanjut, proses tersebut dapat menyebabkan modifikasi dari permukaan protein, sehingga memungkinkan terjadinya oksidasi lipoprotein menjadi scavenger reseptor. (Cobbold dkk, 2002)

Reverse transport cholestrol diduga sebagai mekanisme HDL dalam mencegah atreosklerosis. Mekanisme ini melibatkan transfer kolestrol dari LDL dan sel ke partikel HDL yang kemudian kembali ke liver. Partikel HDL dapat melindungi proses oksidasi lipoprotein secara langsung, yang secara

(52)

efektif sebagai perlindungan terhadap serangan radikal bebas. (Cobbold dkk, 2002)

Resiko stroke menurun diduga oleh karena kolestrol HDL memiliki efek antiaterosklerotik secara langsung, yaitu meliputi kemampuannya dalam transportasi kolestrol dalam kembali dari sel perifer menuju ke hepar. Selain itu juga kolestrol HDL diduga dapat mencegah aterosklerosis melalui inhibisi oksidasi LDL pada dinding arteri, yang dapat berpengaruh secara langsung pada pelepasan faktor relaksing dari endotelium. (Soyama dkk, 2013)

Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara kolestrol LDL dan perdarahan intreserebral masih belum jelas. Salah satu teori yang dapat menjelaskan hubungan antara kolestrol LDL dan perdarahan intreserebral yaitu peranan dari level serum kolestrol dalam menjaga integritas dari pembuluh darah vaskular. Rendahnya kadar kolestrol berhubungan dengan nekrosis dari sel otot polos medial, sehingga menyebabkan rendahnya resistensi dan akhirnya menyebabkan ruptur dinding vaskular. Lebih lanjut disebutkan bahwa level kolestrol dapat memodifikasi kemampuan agregasi platelet melalui faktor aktivasi platelet, sehingga rendahnya kadar kolestrol dapat menurunkan agregasi platelet, yang dapat menjadi predisposisi dari kejadian perdarahan intraserebral. (Rodriguez dkk, 2011)

II.3.7 Patofisiologi Lipoprotein pada Tumor Otak

Beberapa mekanisme telah menjelaskan kemungkinan keterlibatan kolestrol dalam terjadinya kanker. Penurunan kadar kolestrol HDL dan

(53)

peningkatan kolestrol LDL serta kadar total kolestrol diduga berhubungan dengan level sitokin proinflamasi, termasuk didalamnya yaitu nekrosis faktor- α dan interleukin-6. (Hu dkk 2011)

Sistem saraf pusat mempunyai mekanisme dalam transport dan suplai kolestrol, yang diduga memiliki hubungan dengan hemostasis kolestrol dari tubuh. Sel-sel otak menggunakan manfaat kolestrol dari serum, setelah kolestrol tersebut didistribusikan melewati BBB, atau berasal dari sintesis endogen di dalam otak. Lipoprotein memegang peranan penting dalam redistribusi kolestrol di dalam SSP. Beberapa lipoprotein berinteraksi dengan reseptor khusus dari sel penerima, sehingga menyebabkan uptake selluler dan pemecahan partikel lipoprotein. (Gatchev dkk, 1994)

Lipoprotein β (LDL) berpartispasi dalam transport kolestrol dalam melewati BBB, dimana dalam jalur ini mempengaruhi suplai kolestrol ke SSP.

(Gatchev dkk, 1994)

Mekanisme biologi yang menghubungkan antara rendahnya kadar kolestrol HDL dengan kanker belum begitu jelas. Fungsi kolestrol HDL pada jalur reverse cholestrol transport berperan dalam proses aterosklerosis, namun peran kolestrol HDL dalam proses karsinogenesis belum begitu jelas.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa regulasi HDL masuk dalam siklus sel hingga pada jalur yang mengaktivasi protein kinase-mitogen dan apoptosis, memodulasi produksi sitokin, dan fungsi antioksidatif diduga memiliki hubungan secara biologis. (Growder dkk, 2010)

(54)

Proses lanjutan dari pertumbuhan selluler ditandai dengan peningkatan gangguan sintesa kolestrol dengan adanya akumulasi kolestrol pada jaringan yang tumbuh dan reduksi dari kolestrol HDL pada plasma.

Stress oksidatif dapat membentuk beberapa tipe lipid yang dapat merusak jaringan. (Hasan, dkk 2009)

Fungsi utama dari HDL yaitu menjaga homeostasis normal kolestrol.

Pada saat jaringan tumor berkembang, terjadi peningkatan pembuangan sisa kolestrol dari intraselluler, sehingga diduga bahwa rendahnya kadar kolestrol HDL berhubungan dengan peningkatan metabolisme kolestrol pada jaringan yang mengalami proliferasi. (Hasan, dkk 2009)

Lebih lanjut dikemukakan bahwa reseptor lipoprotein memegang peranan dalam metabolisme lipid. Lipoprotein di ambil oleh reseptornya masing-masing dan bersama-sama dengan kolestrol dan trigliserida dibawa menuju sel. Reseptor LDL dan VLDL diatur oleh beberapa mekanisme yang berbeda, dimana reseptor VLDL tidak mengalami regulasi yang dipengaruhi oleh konsentarsi kolestrol, sedangkan reseptor LDL dipengaruhi oleh konsentrasi kolestrol, yang bertujuan untuk mencegah sumber energi secara berlebihan dari sel yang dimasukinya. Rendahnya kolestrol membran menyebabkan peningkatan dari adhesi sel, yang kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya instabilitas membran. Tingginya kadar kolestrol dan trigliserida memegang peranan penting dalam karsinogenesis. Perubahan konsentrasi kolestrol LDL dalam plasma, yang disebabkan oleh oksidasi, dapat menyebabkan tingginya peroksidasi lipid yang menghasilkan

(55)

malondialdehyde (MDA). Malondialdehyde mempunyai efek sitotoksik yang tinggi dan menginhibisi kerja enzim protektif, yang dapat bertindak sebagai perangsang terjadinya tumor dan agen karsinogenik. (Hasan, dkk 2009)

Mekanisme pasti dari hipertrigliseridemia dan penurunan kadar kolestrol HDL pada penderita kanker belum diketahui secara pasti. Namun salah satu alasan yang menjelaskan hubungan tersebut yaitu lipoprotein lipase (LPL) dalam mengatur pembuangan trigliserida dari dalam darah ke jaringan dan dalam aktifitas nya dengan jaringan adiposa, dimana kadar LPL menurun pada pasien kanker. Berdasarkan pada dugaan bahwa partikel kolestrol HDL berasal dari lipolisis dari trigliserida, dan aktifitas LPL yang menurun pada kanker, sehingga peningkatan kadar trigliserida plasma merupakan salah satu faktor yang mmenyebabkan konsentrasi kolestrol HDL menurun. (Dabrowa dkk, 2011)

(56)

II.4 Kerangka Teori

LIPOPROTEIN ANN

Chylomicrons VLDL LDL HDL

Aterosklerosis

LDL Oxidation

MDA

Remodelling VLDL

↑HDL berhubungan dengan ↓ insidens kanker (Growder, 2010)

Karsinogenesis

Lipoprotein

merupakan alat pengangkut utama dari kolestrol dan lipid lainnya (Cobbold, 2002)

IDL

Lipoprotein di klasifikasikan dalam 5 kelompok utama, yaitu chylomicrons, VLDL, IDL , LDL, dan HDL. ( Crook, 2012)

Lipid Peroksidasi

Plasma puasa hanya terdiri dari partikel VLDL, LDL dan HDL,tidak mengandung chylomicrons. (Crook, 2012)

Pada jalur metabolisme endogen, VLDL remnants  hidrolisa  IDL

remodelling oleh Hepatic Lipase

LDL (Rader,2010)

LDL plasma  native LDL  masuk ke endotel  LDL oksidasi efek proaterogenik

aterosklerosis (Cobbold,2002)

HDL mempunyai efek mencegah lipid peroksidasi

 Anti carcinogen dan AntI oksidan (Dabrowa 2011)

LDL↑, VLDL↑, HDL ↓  Tumor Otak (Hasan, 2009)

HDL↓ (<30mg/dL)  Stroke Iskemik (Soyama, 2003)

HDL↑ (>60mg/dL, HDL↓

(<40mg/dL)  Stroke Iskemik (Curb, 2003)

LDL & VLDL ↑, HDL↓

 Stroke Hemoragik

LDL↑ (>106 mg%), VLDL↑(>30 mg%)  Stroke Iskemik(Sredhar, 2010)

LDL & VLDL ↑, HDL↓

Stroke Iskemik (Mahmood, 2009)

LDL↑,VLDL↑,HDL↓

(<30mg%)Stroke Hemoragik

(57)
(58)

II.5 Kerangka Konsep

LIPOPROTEIN

LDL HDL

TUMOR OTAK STROKE

VLDL

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK-USU/RSUP H.

Adam Malik Medan dari tanggal 1 Januari 2014 s/d 20 November 2014.

III.2. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode konsekutif sampling.

III.2.1. Populasi Sasaran

Semua penderita stroke dan tumor otak yang ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neuroimaging.

III.2.2. Populasi Terjangkau

Semua penderita stroke dan tumor otak yang dirawat di ruang rawat inap terpadu (Rindu) A4 Departemen Neurologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik Medan.

(60)

III.2.3. Besar Sampel

3 1

ln 1 5 , 0

2

) 5 , 0 ( ) 2 / 5 , 0

(

+

 

 

 

 

 

 

− +

+

r r Z

n Z

α β

Dimana :

) 2

? 5 , 0 ( α

Z = deviat baku alpha, untuk α = 0,05 maka nilai baku normal sebesar 1,96

) 5 , 0 ( β

Z = deviat baku betha, untuk β= 0,20 maka nilai baku normal sebesar 1,28

r = korelasi LDL dengan stroke sebesar 0.722

Maka sampel minimal untuk masing-masing kelompok sebanyak 16 penderita.

III.2.4. Kriteria Inklusi

1. Semua penderita stroke dan tumor otak yang dirawat di Bangsal Neurologi Rindu A4 RSUP H. Adam Malik Medan

2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini

III.2.5. Kriteria Eksklusi

1. Penderita stroke dan tumor otak yang tidak dikonfirmasi dengan pemeriksaan neuroimaging

2. Penderita dengan serangan stroke berulang

(61)

III.3. BATASAN OPERASIONAL

1. Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologi akut disebabkan oleh iskemik atau perdarahan berlangsung 24 jam atau meninggal, tapi tidak memiliki bukti yang cukup untuk diklasifikasikan (Sacco dkk, 2013).

2. Stroke iskemik adalah episode disfungsi neurologis disebabkan infark fokal serebral,spinal dan infark retinal. Dimana infark SSP adalah kematian sel pada otak, medulla spinalis, atau sel retina akibat iskemia, berdasarkan :

• Patologi, imaging atau bukti objektif dari injury fokal iskemik pada serebral, medula spinalis atau retina pada suatu distribusi vascular tertentu.

• Atau bukti klinis dari injury fokal iskemik pada serebral, medulla spinalis atau retina berdasarkan simptom yang bertahan ≥24 jam atau meninggal dan etiologis lainnya telah di eksklusikan (Sacco dkk,2013).

3. Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologis yang berkembang cepat yang disebabkan oleh kumpulan darah setempat pada parenkim otak atau sistem ventrikular yang tidak disebabkan oleh trauma (Sacco dkk,2013)

4. Tumor otak adalah massa dengan pertumbuhan sel abnormal pada jaringan otak (Armstrong dkk, 2010)

(62)

5. Lipoprotein adalah kompleks dari protein dan lipid yang larut yang berfungsi membawa lipid ke dalam sirkulasi dari setiap jenis vertebra dan juga pada serangga. (Jonas, 2002)

6. Low Density Lipoprotein (LDL) adalah lipoprotein yang berasal dari VLDL dan membawa kolestrol ke sel-sel tubuh. (Crook, 2012) 7. High Density Lipoprotein (HDL) adalah lipoprotein dengan

densitas terbesar dan terlibat dalam transport kolestrol dari sel kembali ke liver. (Crook, 2012)

8. Very Low Density Lipoprotein (VLDL) adalah lipoprotein yang membawa lipid endogen dari liver menuju sel. Kolestrol VLDL diperoleh dengan formula : (Hasan ,2009)

VLDL-C (mg/dl) =

5

Trigliserida (mg/dl)

Tabel 4. Kadar Kolestrol

BAIK SEDANG BURUK

Kolestrol Total (mg/dL) < 200 200-239 > 240 Kolestrol LDL (mg/dL) < 100 100-129 > 130 Kolestrol HDL (mg/dL) Pria : > 40

Wanita : > 50

Trigliserida (mg/dL) < 150 150-199 > 200

Dikutip dari : Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006

III.4. RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data secara potong lintang dengan sumber data primer diperoleh dari semua

Gambar

Gambar 1. Skema Proses Metastasis. (a) Pembentukan sel tumor  metastasi pada asal tumor primer (b) Sel tumor metastase lepas dari  tumor primer kemudian masuk ke pembuluh darah
Tabel 1. Gejala Klinik dari Tumor Otak  Associat ed  Sympto ms  Anatomic Region Parietal Lobe  Frontal Lobe  Tempor al Lobe  Occipital Lobe  Cerebellum  Motor  Spasticity  Ataxia of the  contralateral  side  Urinary  incontinenc e or  retention  Loss of  s
Tabel 2. Klasifikasi Tumor Sistem Saraf Pusat berdasarkan WHO   TUMOURS OF
Gambar 2. Struktur Umum Lipoprotein
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis hasil penelitian, penulis akan menguraikan hasil proses penelitian siklus I dan siklus II dengan penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika

Pegawai SAMSAT Medan Selatan sangat tepat waktu dalam memberikan pelayanan pembayaran pajak kendaran bermotor..

(Studi Kasus Kota Makassar). Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Persepsi Masyarakat Kota Makassar Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PPU-XIV/2016

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model

Pesatnya pembangunan usaha kos-kosan, rumah makan, laundry dan usaha lain-lain tersebut tidak diimbangi dengan tersedianya saluran drainase yang memadai dan kurang terawatnya

Website sebagai bagian dari teknologi internet berperan penting dalam penyebaran informasi, berbagai kegiatan yang bersifat online, serta berbagai aktivitas lain yang membutuhkan

Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPdORD adalah surat yang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data objek retribusi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: (1) Tokoh agama dalam kehidupan masyarakat mempunyai peran dan fungsi sebagai informatif dan edukatif,