• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan dengan penelitian ini. Maka dalam kajian pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan keputusan pembelian.

Lubis & Hidayat (2015) menganalisis variabel citra merek (X1) dan harga (X2) sebagai variabel bebasnya dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikatnya. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian sementara harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, secara simultan citra merek dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ariyanti & Darmanto (2019)menganalisis variabel kualitas produk (X1), harga (X2), ekuitas merek (X3) sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga dan ekuitas merek secara parsial dan simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian donut di J.Co. Donuts & Coffee Metropolitan Mal Bekasi.

Givan & Winarno (2019) menganalisis variabel bebas Green product (X1), gaya hidup (X2), dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Metode analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah keputusan pembelian dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh faktor produk hijau dan gaya hidup sebesar 69%.

Sejati (2016) menganalisis variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian adalah dengan metode regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga memiliki pengaruh signifikan dan

(2)

positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial kualitas produk menjadi variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Adapun indikator dari kualitas produk yang memiliki distribusi paling besar, yaitu keragaman produk. Hal ini berarti menunjukan semakin baik kualitas produk akan berdampak pada meningkatnya keputusan pembelian pada Starbucks Coffee Cabang Galaxy Mall Surabaya.

Suryoko et al. (2016) menganalisisvariabel gaya hidup (X1), harga (X2) sebagai variabel bebasdan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).

Penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel gaya hidup dan harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier sederhana variabel gaya hidup terhadap keputusan pembelian.

Susilo et al. (2019) menganalisis variabel gaya hidup (X1), kualitas pelayanan (X2) sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan uji regresi linier berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang dimiliki oleh generasi muda dan kualitas pelayanan kedai kopi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk generasi muda di kedai kopi.

Nugroho Septian Galih & Rifiani Permatasari Ita (2018) menganalisis variabel Store atmosphere (X1), lokasi (X2) sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Teknik analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store atmosphere dan lokasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian di coffee shop Peh Kopi Kediri.

Ratnasari (2016) menganalisis variabel kualitas produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), kualitas layanan (X4) sebagai variabel bebas dan variabel terikatadalah keputusan pembelian (Y). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan besar nilai Adjusted R Square, dapat diketahui variabel kualitas produk, harga, lokasi dan kualitas layanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian di Djawi Lanbistro Coffee and Resto

(3)

Surabaya sebesar 0.153 atau 15% sedangkan sisanya 85% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel yang diteliti oleh peneliti.

Ferdinand & Akbar (2015) menganalisis variabel kualitas produk (X1), kualitas Pelayanan (X2), nilai pelanggan (X3), citra merek (X4) sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Jawaban responden atas pertanyaan terbuka dianalisis secara kualitatif, dan dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikanterhadap nilai pelanggan dan nilai pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Citra Merek berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Variabel nilai pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk dan kualitas layanan. Keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh nilai pelanggan dan citra merek. Dan selebihnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.

Erianto & Mashariono (2018) menganalisis variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah store atmosphere (X1), kualitas Produk (X2), harga (X3), worth of mouth (X4) sebagai variabel bebas dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel store atmosphere berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Variabel kualitas produk, harga, dan word of mouth berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian.

Sementara menurut Guntiara & Purnama (2019) menganalisis variabel kualitas produk (X1) dan promosi (X2) sebagai variabel independen dan keputusan pembelian (Y) variabel sebagai dependen. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan atau parsial terhadap keputusan pembelian, kemudian untuk variabel promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Satriansyah (2019) menganalisis variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4) sebagai variabel independen dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen. Teknik pengambilan sampel adalah non-probability

(4)

sampling: judgement sampling. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun bersama-sama faktor produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian produk. Semakin tinggi tingkat pengaruh produk, harga, tempat dan promosi maka semakin kuat pula pengaruh keputusan pembelian produk.

Pertiwi et al. (2016)menganalisis variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), tempat (X4) sebagai variabel bebas dan keputusanpembelian (Y) sebagai variabel terikat.Teknik analisis data yang dipakai adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan Pembelian yaitu produk, promosi, dan tempat, sedangkan variabel yang tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian adalah variabel harga. Variabel yang dominan terhadap keputusan pembelian adalah promosi.

Syamsidar & Soliha (2019) menganalisis variabel kualitas produk (X1), persepsi harga (X2), citra merek (X3), promosi (X4) sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Hubungan dan atau pengaruh antar variabel dijelaskan dengan mnggunakan metode analisa regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi harga dan promosi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap proses keputusan pembelian, sedangkan kualitas produk dan citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan pembelian.

Gloria Vidia Pomantow & Jorie (2019) menganalisis variabel segmentasi(X1), targeting (X2),positioning (X3) sebagai variabel independen dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen. Metode analisis penelitian ini adalah kuantitatif dengan analiss regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa segmentasi, targeting, dan positioning secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Segmentasi dan targeting memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dan ditemukan positioning berpengaruh negatif dan memiliki hasil tidak signifikan.

(5)

Mohamud et al. (2017) menganalisis variabel kualitas layanan (X1), kepuasan konsumen (X2), kepercayaan (X3), dan harga (X4) sebagai variabel independen dan intensitas perilaku konsumen (Y) sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Kim & Lee (2017) menganalisis variabel kualitas pelayanan (X1), kualitas produk (X2), interior (X3), estetika (X4) sebagai variabel bebas dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat.Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan, kualitas produk, kualitas pembelian, dan estetika masing-masing berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pertemuan layanan, kualitas produk, interior keseluruhan, kualitas pembelian, dan estetika berpengaruh positif terhadap kepercayaan. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap niat berperilaku.

Setelah dilakukan verifikasi hubungan pengaruh kepercayaan antara kepuasan pelanggan tentang kedai kopi dan niat perilaku, kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap kepercayaan dan kepercayaan berpengaruh positif pada niat perilaku.

Pratiwi & Yasa (2019) menganalisis variabel toko (X1), pemasaran media sosial (X2), gaya hidup (X3) sebagai variabel independen dan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel store atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Demikian pula, pemasaran media sosial dan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Cristo et al. (2017) menganalisis kualitas pelayanan (X1), harga (X2), dan lingkungan fisik (X3) sebagai variabel bebas dan adalah kepuasan pelanggan (Y) sebagai variabel terikat. Metodepenelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Penelitian ini menunjukkan bahwa harga simultan, kualitas layanan dan lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sebagian kualitas layanan dan lingkungan fisik berpengaruh secara signifikan terhadap

(6)

kepuasan pelanggan dan variabel harga tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Winarno (2018) menganalisis variabel kualitas produk (X1) dan harga (X2) sebagai variabel bebas dan variabel keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Metode analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, sedangkan harga tidak berpengaruh sama sekali.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah variabel terikat yang digunakan adalah keputusan pembelian se3rta lokasi yang digunakan penelitian sama-sama di cafe. Perbedaannya terletak di pemilihan lokasi cafenya.

Perbedaan selanjutnya terdapat pada variabel bebas, penelitian ini menggunakan variabel bebas harga, kualitas produk, dan kualitas pelayanan, sedangkan penelitian terdahulu sebagian menggunakan variabel bebas citra merek, lokasi, store atmosphere, gaya hidup, green product, promosi, worth of mouth, segmentasi, targeting,positioning, dan social media marketing.

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Coffeeshop

Coffeshop sendiri berasal dari kata café bahasa Perancis, yaitu coffee, yang berarti kopi. Shopmemili arti toko. Coffeeshop dapat diartikan sebagai toko kopi atau kedai kopi. Toko kopi disini yang dimaksud adalah menjual atau menyajikan kopi siap minum. Coffeeshop di Indonesia banyak jenisnya, dari mulai yang sederhana dipinggir jalan pakai gerobak yang biasa disebut warung kopi atau angkringan sampai bentuk kafe yang dalam pembuatan kopinya dilakukan oleh seorang barista dan tempatnya lebih nyaman. Seiring berkembangnya zaman dan kebutuhan konsumen, coffeeshop tidak hanya menjual minuman kopi melainkan berbagai jenis minuman lainnya dan makanan ringan maupun berat.

Coffeeshop digunakan para pelanggan sebagai tempat berkumpul santai bersama teman, tempat mengerjakan tugas, tempat berfoto, atau menonton acara musik, dsb. Oleh karena itu, setiap coffeeshop memiliki cirikhas tersendiri untuk memikat konsumen seperti tempat yang nyaman dengan fasilitas yang lengkap, produk yang berkualitas, serta pelayanan yang baik.

(7)

Design coffeeshop berbeda-beda tergantung target pasarya. Semakin bagus tempat, produk, pelayanan, dan fasilitas yang disediakan maka harga yang ditawarkan semakin tinggi.

2.2.2 Kualitas Pelayanan

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau derajat atau taraf. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain dengan mendapatkan imbalan (uang).

Menurut Kotler & Armstrong(2011) pelayanan ialah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang tidak terwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan atas apapun. Menurut Ibrahim (2008), kualitas pelayanan publik adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang penilaian kualitasnya ditentukan berdasarkan pada saat pelayanan publik dilakukan.

Kotler & Armstrong(2011) mengemukakan bahwa sifat dan karakteristik suatu layanan menjadi empat, yaitu :

a. Intangbility : tidak dapat dilihat, dicicipi dirasakan, didengar, atau dibaui sebelum dibeli

b. Inseparability : tidak dapat dipisahkan dari penyedia mereka

c. Variabilitas : kualitas tergantung pada siapa yang memproduksi, dan kapan, dimana, dan bagaimana

d. Perishability : tidak dapat disimpan untuk dijual atau pengguna nanti Dimensi atau ukuran kualitas pelayanan dikemukakan olehGespersz (1997), yaitu :

a. Ketepatan waktu pelayanan

b. Akurasi pelayanan, yang berkaitan dengan reliabilitas c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan

d. Tanggungjawab yang berkaitan dengan pesanan konsumen, maupun penanganan keluhan

e. Kelengkapan, meliputi ketersediaan sarana pendukung f. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan

g. Veriasi model pelayanan, berkaitan deengan inovasi

(8)

h. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan flesibilitas atau penangganan permintaan khusus

i. Kenyamanan dalam memberikan pelayanan, berhubungan dengan lokasi, ruang, kemudahan, dan informasi

j. Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya seperti kebersihan lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau TV, dan sebagainya

2.2.3 Kualitas Produk

Produk memiliki posisi yang penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk perusahaan tidak dapat melakukan apapun dari usahanya.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menjelaskan bahwa kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu atau derajat atau taraf. Produk merupakan barang atau jasa yang diciptakan dan ditambah manfaatnya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi tersebut.

Kotler & Armstrong (2011) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk perhatian akuisisi, penggunaan, atau konsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, bisa berupa benda, fisik, layanan, peristiwa, orang, tempat, organisasi, ide, dll.

Menurut Daga (2017) kualitas produk merupakan kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsinya meliputi daya tahan keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan atau produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan penting dengan kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Saufi (2018) mengemukakan bahwa semakin baik kualitas suatu produk dalam suatu produk, maka akan membuat konsumen semakin tertarik untuk melakukan keputusan pembelian. Jika salam sebuah produk terdapat kualitas yang sudah terjamin mutunya, maka konsumen tidak akan melirik produk lain dan akan tetap membeli barang yang sudah terjamin kualitasnya.

Kotler (2010) mengatakan bahwa dimensi kualitas produk dibagi menjadi sembilan bagian, yaitu :

(9)

a. Benyuk (Form) produk dapat dibedakan secara jelas dengan lainnya berdasarkan bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk

b. Ciri-ciri produk (Features) karakteristik sekunder atau pelengkap yang bermanfaat untuk menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan macam- macam produk dan pengembangannya

c. Kinerja (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional barang dan merupakan sebuah karakteristik yang utama dipertimbangkan konsumen dalam membeli barang

d. Ketepatan atau kesesuaian (Conformance) berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik tampilan produk dengan karakteristik kualitas standar telah ditetapkan

e. Ketahanan (Reliability) berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang telah berhasil menjalankan fungsinya saat digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula

f. Kehandalan (Durabillity) berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat digunakan

g. Kemudahan perbaikan (Repairability) berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk jika rusak

h. Gaya (Style) penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk i. Desain (Design) keseluruhan keistimewaan produk yang akan

mempengaruhi penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen

2.2.4 Harga

Harga merupakan nilai yang dinyatakan dalam satuan mata uang sebagai alat tukar terhadap suatu barang dan jasa. Harga juga dapat diartikan sebagai jumlah yang akan dibayarkan oleh pembeli untuk suatu barang maupun jasa. Sedangkan untuk penjual, harga dapat diartikan sebagai nilai yang diminta untuk barang yang ditawarkan kepada konsumen(Saufi, 2018).

Harga digunakan sebagai tolak ukur atas kesesuaian manfaat produk.

(10)

Semakin bermanfaat suatu produk, maka nilai harga tidak terlalu menjadi pertimbangan bagi konsumen.

Menurut Kristanto (2011), dari sudut pandang pemasaran ada tiga tujuan harga, yaitu :

1. Menentukan volume penjualan

Mengacu pada kurva penawaran dan permintaan (supply and demand) dapat mengetahui bahwa harga berbanding terbalik dengan volume penjualan, semakin tinggi harga sebuah produk maka volume penjualan semakin rendah.

2. Menentukan besarnya laba

Dasar utama untuk kalkulasi penetapan harga jual sebuah produk adalah

‘biaya dan laba’ dengan kata lain, laba sebuah produk ditentukan oleh harga jual per unit dikurangi dengan biaya-biaya pokok penjualan. Pada tingkat harga pokok penjualan tertentu, semakin tinggi harga jual maka semakin tinggi laba yang diperoleh dan sebaliknya.

3. Menentukan citra produk

Salah satu unsur yang membentuk citra sebuah produk adalah presepsi mengenai kualitas produk, dan presepsi mengenai kualitas sebuah produk ditentukan antara lain oleh harga jual produk, artinya semakin mahal harga sebuah produk maka presepsi konsumen mengenai kualitas produk tersebut semakin tinggi dan sebaliknya.

Indikator menurutStanton(1998) ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu :

1. Keterjangkauan harga

Aspek penetapan harga oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan daya beli konsumen.

2. Daya saing harga

Penawaran harga yang diberikan oleh produsen atau penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain pada satu jenis produk yang sama.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang didapat konsumen.

(11)

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produk

Aspek penetapan harga yang dibuat produsen atau penjual yang sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

2.2.5 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yaitu tahap pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Virawan, 2013).Menurut (Devi, 2019) keputusan pembelian adalah salah satu bentuk perilaku konsumen didalam menggunakan suatu produk. Dalam menggunakan suatu produk untuk mengambil sebuah keputusan pembelian, konsumen akan melalui proses yang merupakan gambaran dari perilaku konsumen menganalisis berbagai macam pilihan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (2010)setiap keputusan untuk membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu :

a. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen berhak mengambil keputusan tentang produk apa yang akan dibelinya untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan.

b. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen berhak mengambil keputusan untuk membeli suatu produk dengan bentuk tertentu sesuai dengan selera dan kemauannya.

c. Keputusan tentang merek

Konsumen melakukan keputusan pembelian pada merek mana yang akan dibeli karena setiap merek mempunyai perbedaan dan ciri khas tersendiri.

d. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen mengambil keputusan tentang produk yang dibutuhkan untuk dibeli.

e. Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen melakukan keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli.

f. Keputusan tentang waktu pembalian

Konsumen melakukan keputusan tentang kapan dia harus melakukan pembelian.

g. Keputusan tentang cara pembelian

(12)

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode atau cara pembelian produk yang akan dibeli.

2.3 Kerangka Berpikir

Saat ini banyak usaha coffeeshop yang bermunculan, baik di kota besar maupun di kota kecil. Salah satunya di Tulungagung, salah satu kabupaten di Jawa Timur. Tulungagung sering disebut sebagai kota “cethe” yang artinya kopi, karena banyak masyarakat Tulungagung yang suka ngopi. Kegiatan ngopi untuk sekedar menghilangkan penat sejenak atau kumpul dengan teman. Kegiatan tersebut tidak hanya dikalangan orang tua melainkan dari remaja hingga dewasa.

Oleh karena itu banyaknya penikmat kopi di Tulungagung sekarang banyak coffeeshop yang bermunculan. Hal tersebut menimbulkan adanya persaingan, sehingga coffeeshop harus memamahi kemauan konsumen dalam keputusan pembelian.

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli suatu produk. Keputusan pembalian diakibatkan oleh banyak faktor, setiap faktor memiliki besar pengaruh dan hubungan yang berbeda-beda. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas pelayanan, kualitas produk, dan harga.

Peneliti akan menganalisis apakah tiga aspek tersebut berpengaruh terhadap keputusan pembelian di coffeeshop Hakui Tulungagung.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pemikiran tentang penelitian pengaruh kualitas pelayanan, kulaitas produk, dan harga terhadap keputusan pembelian adalah sebagai berikut :

(13)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian di coffeeshop Hakui Tulungagug

Teknik Analisa : Partial Least Square (PLS)

Keputusan Pembelian 1. Kebersihan dan

kerapihan 2. Fasilitas yang

disediakan 3. Keramahan dan

kemampuan 4. Kecepatan dan

ketepatan pelayanan

1. Rasa 2. Kuantitas 3. Varian menu 4. Bahan baku 5. Penampilan produk

1. Kesesuaian harga dengan kualitas dan kuantitas produk 2. Kesesuaian harga

dengan fasilitas 3. Keterjangkauan harga

produk

4. Daya beli konsumen 5. Harga produk

kompetitif

Kualitas Pelayanan Kualitas Produk Harga

Banykanya penikmat kopi di Tulungagung mengakibatkan banyak coffeeshop berunculan. Hal tersebut menimbulkan adanya persaingan, sehingga coffeeshop harus memahami kemauan konsumen

dalam keputusan pembelian.

CoffeeshopHakui Tulungagung

Keterlibatan Konsumen

(14)

2. Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian di coffeeshop Hakui Tulungagung

3. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian di coffeeshop Hakui Tulungagung

(15)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6. Diagram Could-Be Proses EKPPD Selanjutnya, pengiriman data baik dari lembaga penyedia data survey yang akan dikirimkan ke SKPD maupun dari setiap SKPD kepada Pemerintahan

Hal ini dibuktikan dengan jawaban peserta melalui angket yang disebarkan kepada 310 responden peserta mata kuliah MKU yang menunjukkan bahwa 75,5% mahasiswa

Siguiendo a Lee y Koubek (2010) y centrándonos en el objeto del presente es- tudio, hemos tenido en cuenta una serie de parámetros que permiten a un usuario valorar y

Berdasarkan pemanfaatan dan kandungan senyawa kimia dari rimpang temu putih, maka dalam penelitian ini dilakukan uji pengaruh ekstrak rimpang temu putih ( Curcuma

12 Dalam pengertian lain Pembelaan Negara atau Bela Negara bermakna bahwa tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang

Kabupaten Rokan Hulu berada pada kategori cukup, 2) Untuk dapat meningkatkan motivasi kerja guru dapat dilakukan dengan meningkatkan komunikasi interpersonal dan iklim kerja guru,

50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian”, aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan, jika

Pengujian yang dilakukan dalam sistem pakar diagnosis penyakit pada kambing menggunakan metode Dempster Shafer yaitu pengujian validasi kebutuhan fungsional,