• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BER

Menimbang : a.

b. bahwa

c.

Mengingat : 1.

BUPATI BANGKA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SALINAN

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH SKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

DAN BELANJA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH,

a. bahwa dalam rangka terselenggaranya tertib administrasi kegiatan Pengadaan Tanah Secara Langsung

Pemerintah Desa yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak, perlu dilakukan

penyelenggaraan pengadaan tanah secara transparan dan akuntabel dalam pengadaan tanah di Desa

Kepentingan Umum sehingga

pengadaan tanah yang bersumber dari Pendapatan dan Belanja Desa

antarpemangku kepentingan sinergitas dengan baik;

b. bahwa agar pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam hurud a

mengatur pedoman atau

tanah di Desa yang bersumber dari

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b

Peraturan Bupati tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043

BANGKA TENGAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BANGKA TENGAH 2018

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH SUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BANGKA TENGAH,

terselenggaranya tertib administrasi Pengadaan Tanah Secara Langsung antara yang memerlukan tanah dengan pihak , perlu dilakukan percepatan penyelenggaraan pengadaan tanah secara efektif, efesien, transparan dan akuntabel dalam penyelenggaraan Desa untuk pembangunan demi sehingga pelaksanaan tahapan pengadaan tanah yang bersumber dari Anggaran Belanja Desa (APB Desa) antarpemangku kepentingan sehingga dapat tercipta

agar pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam hurud a dapat terwujud, perlu pedoman atau petunjuk teknis pengadaan

yang bersumber dari APB Desa;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dan huruf b, perlu menetapkan tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Berskala Kecil yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa;

Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik 60 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

terselenggaranya tertib administrasi antara yang memerlukan tanah dengan pihak percepatan , efesien, penyelenggaraan demi pelaksanaan tahapan Anggaran ) dapat tercipta

agar pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dapat terwujud, perlu petunjuk teknis pengadaan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana menetapkan Petunjuk Teknis ang

Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik 60 Nomor 104, Tambahan Lembaran

(2)

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

(3)

10. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5280);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 28, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 2171);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

14. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 94);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

16. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Tanah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1872);

(4)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah.

4. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah.

5. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu Perangkat Desa Sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa.

8. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan otonomi Daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

9. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

10. Perangkat Desa adalah Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa.

11. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.

12. Kekayaan Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban

(5)

13. Tanah Desa adalah barang milik Desa berupa tanah bengkok, kuburan, dan lain-lain.

14. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Kekayaan Desa untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah ada dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar melakukan tindakan yang akan datang.

15. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Kekayaan Desa yang tidak dipergunakan dalam bentuk Sewa, Pinjam Pakai, Kerja Sama Pemanfaatan, dan Bangun Serah Guna/Bangun Guna Serah dengan tidak mengubah status kekayaan Desa.

16. Kantor Agraria dan Tata Ruang/BPN adalah Kantor Agraria dan Tata Ruang/BPN Kabupaten Bangka Tengah.

17. Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi Ganti Kerugian yang layak dan adil kepada Pihak yang Berhak.

18. Pihak Yang Berhak adalah berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi pemerintah yang memiliki atau menguasai obyek pengadaan tanah, sesuai ketentuan perundang- undangan.

19. Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, dan benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.

20. Pengadaan Tanah Skala Kecil adalah pengadaan tanah yang luasan lahannya tidak lebih dari 2 (dua) hektar.

21. Pengadaan Tanah Secara Langsung adalah pengadaan tanah yang dilaksanakan secara langsung antara Desa yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak.

22. Hak atas Tanah adalah Hak atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria dan hak lain yang akan ditetapkan dengan undang- undang.

23. Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh Pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

24. Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada Pihak Yang Berhak dalam proses pengadaan tanah.

25. APB Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman dalam tahapan Pengadaan Tanah Skala Kecil atau tidak lebih dari 2 (dua) hektar yang bersumber dari APB Desa yang dilaksanakan secara langsung oleh Pemerintah Desa yang memerlukan tanah

(6)

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk meningkatkan terselenggaranya tertib administrasi kegiatan Pengadaan Tanah Skala Kecil yang bersumber dari APB Desa secara langsung oleh Pemerintah Desa yang memerlukan tanah dan mensinergikan pelaksanaan tahapan Pengadaan Tanah Skala Kecil antarpemangku kepentingan di Daerah.

Pasal 3

(1) Ruang Lingkup Peraturan Bupati ini adalah Pengadaan Tanah Skala Kecil sesuai dengan kewenangan berskala lokal Desa yang bersumber dari APB Desa bagi:

a. Kepentingan Umum; dan b. bukan Kepentingan Umum.

(2) Pengadaan Tanah Skala Kecil bagi Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, digunakan untuk pembangunan:

a. jalan Desa;

b. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;

c. tempat pengolahan sampah;

d. fasilitas keselamatan umum;

e. tempat pemakaman umum Pemerintah Desa;

f. fasilitas sosial, fasilitas umum, fasilitas keagamaan dan ruang terbuka publik;

g. kantor kepala Desa apabila belum memiliki kantor;

h. prasarana pendidikan berskala Desa;

i. prasarana olahraga berskala Desa;

j. pasar Desa; dan/atau

k. dan lain-lain sesuai dengan Peraturan Desa yang mengatur kewenangan hak asal usul dan lokal berskala Desa.

(3) Pengadaan Tanah Skala Kecil bagi bukan Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

a. tanah kas Desa;

b. berdasarkan kewenangan hak asal usul Desa; dan/atau

c. berdasarkan kewenangan lokal berskala Desa.

BAB III

PARA PIHAK DALAM PENGADAAN TANAH Pasal 4

(1) Pihak dalam penyelenggaran Pengadaan Tanah Skala Kecil yang bersumber dari APB Desa adalah Pemerintah

(7)

(2) Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pihak yang memerlukan dan melaksanakan pengadaan tanah.

(3) Pihak Yang Berhak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai berikut:

a. pemegang hak atas tanah, yaitu perseorangan atau badan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. pemegang hak pengelolaan, yang memiliki hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya dilimpahkan kepada pemegangnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan;

c. nadzir tanah untuk wakaf, yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya;

d. pemilik tanah bekas milik adat, yaitu pemegang hak milik atas tanah bekas tanah milik adat sebagaimana diatur dalam ketentuan konversi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang agraria;

e. masyarakat hukum adat, yaitu keberadaannya diakui setelah dilaksanakan penelitian, dan ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik, berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi pemerintah yang secara fisik menguasai, menggunakan, memanfaatkan dan memelihara tanah negara secara turun temurun dalam waktu tertentu dan memperoleh dengan cara tidak melanggar ketentuan perundang-undangan;

g. pemegang dasar penguasaan atas tanah, yaitu pihak yang memiliki alat bukti yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang membuktikan adanya penguasaan yang bersangkutan; dan/atau

h. pemilik bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah, berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan, atau instansi pemerintah yang memiliki bukti yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yang membuktikan adanya penguasaan atas bangunan, tanaman, atau benda lain yang berkaitan dengan tanah.

(8)

BAB IV

TAHAPAN PENGADAAN TANAH Bagian Kesatu

Umum Pasal 5

Pengadaan Tanah Skala Kecil yang bersumber dari APB Desa diselenggarakan melalui tahapan:

a. perencanaan;

b. pelaksanaan; dan c. pengelolaan aset.

Bagian Kedua Perencanaan

Pasal 6

(1) Pemerintah Desa yang memerlukan tanah membuat perencanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil sesuai dengan kewenangan hak asal usul dan lokal berskala Desa.

(2) Perencanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan atas:

a. rencana tata ruang wilayah;

b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes);

c. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes); dan d. APB Desa.

Pasal 7

(1) Perencanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pengadaan tanah, yang paling sedikit memuat :

a. latar belakang;

b. maksud dan tujuan;

c. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah;

d. letak tanah;

e. luas tanah yang dibutuhkan;

f. gambaran umum status tanah;

g. perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah;

h. perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;

i. perkiraan nilai tanah; dan j. rencana penganggaran.

(2) Latar belakang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, menguraikan dasar pelaksanaan pengadaan tanah.

(9)

(3) Maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menguraikan maksud dan tujuan pengadaan tanah yang direncanakan serta manfaatnya.

(4) Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, menguraikan kesesuaian letak tanah terhadap rencana tata ruang wilayah yang dibuktikan dengan surat keterangan peruntukkan ruang dari Perangkat Daerah yang membidangi penataan ruang.

(5) Letak tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, menguraikan wilayah administrasi letak tanah berdasarkan rukun tetangga, dusun, Desa, kecamatan dan kabupaten.

(6) Luas tanah yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, menguraikan perkiraan luas tanah yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan Desa yang didukung dengan peta lokasi tanah.

(7) Gambaran umum status tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, menguraikan data awal mengenai penguasaan dan kepemilikan atas tanah sebagai objek pengadaan tanah.

(8) Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan dalam proses pengadaan tanah yang dibuktikan dengan rencana tahapan pengadaan tanah.

(9) Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan atas objek pengadaan tanah.

(10) Perkiraan penganggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i, menguraikan perkiraan sementara nilai Ganti Kerugian terhadap Objek Pengadaan Tanah yang meliputi:

a. tanah;

b. bangunan, c. tanaman;

d. benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau e. bentuk kerugian lain yang dapat dinilai.

(11) Rencana penganggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j, menguraikan besaran dana dan sumber dana dalam pengadaan tanah.

(12) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Bupati ini.

(10)

Pasal 8

(1) Dokumen perencanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ditetapkan oleh kepala Desa setelah dikonsultasikan kepada Camat.

(2) Dokumen perencanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi acuan pelaksanaan pengadaan tanah dengan berpedoman pada besaran anggaran yang ditetapkan melalui APB Desa.

Bagian Ketiga Pelaksanaan

Pasal 9

(1) Berdasarkan dokumen perencanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, kepala Desa mempersiapkan kepanitiaan pelaksanaan pengadaan tanah.

(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. ketua BPD;

b. lembaga kemasyarakatan Desa;

c. sekretaris Desa;

d. pelaksana kegiatan; dan e. unsur kewilayahan.

(3) Pelaksanaan pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. sosialisasi;

b. inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan Pemanfaatan tanah;

c. musyawarah penilaian dan penetapan ganti kerugian;

d. musyawarah negosiasi pemberian ganti kerugian;

e. penitipan ganti kerugian; dan f. pelepasan hak tanah.

(4) Kepanitiaan dan tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dituangkan dalam bentuk keputusan kepala Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Bupati ini.

(5) Musyawarah penilaian dan penetapan ganti kerugian dan musyawarah negosiasi pemberian ganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dan huruf d, dituangkan dalam bentuk berita acara sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan Bupati ini.

(11)

Paragraf 1 Sosialisasi

Pasal 10

(1) Pemerintah Desa yang memerlukan tanah melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat.

(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara langsung melalui sosialisasi tatap muka maupun tidak langsung melalui surat pemberitahuan, pengumuman atau media informasi.

Paragraf 2

Inventarisasi dan Identifikasi Pasal 11

(1) Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan Pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b, dilaksanakan oleh Perangkat Desa yang membidangi bersama unsur kewilayahan yang ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

(2) Inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kegiatan:

a. pengukuran dan pemetaan bidang per bidang; dan b. pengumpulan data Pihak Yang Berhak dan Objek

Pengadaan Tanah sekurang-kurangnya meliputi:

1. kartu tanda penduduk;

2. bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan/atau benda yang berkaitan dengan tanah berupa surat yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang;

3. letak tanah, luas tanah dan nomor identifikasi bidang;

4. status tanah dan dokumen pendukung;

5. jenis penggunaan dan Pemanfaatan tanah; dan 6. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi

Bangunan (SPPT PBB).

(3) Hasil inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dituangkan dalam berita acara sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini dan wajib ditandatangani oleh Pihak Yang Berhak atas Objek Pengadaan Tanah.

(4) Hasil inventarisasi dan identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan oleh kepala Desa.

(12)

Paragraf 3

Musyawarah Penilaian dan Penetapan Ganti Kerugian Pasal 12

(1) Musyawarah penilaian dan penetapan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf c, dipimpin oleh kepala Desa dan diikuti oleh panitia.

(2) Bentuk Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa uang yang bersumber dari APB Desa berdasarkan nilai kewajaran.

(3) Nilai wajar besaran Ganti Kerugian berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan mempertimbangkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan nilai pasar atas tanah di Desa setempat.

(4) Pelaksanaan musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh kepala Desa dan disaksikan serta didampingi oleh Camat setempat, Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D), Perwakilan Kantor Agraria dan Tata Ruang/BPN setempat dan Perangkat Daerah yang membidangi urusan Desa.

(5) Musyawarah penilaian dan penetapan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh kepala Desa dan ketua BPD serta diketahui oleh Camat.

Paragraf 4

Musyawarah Negosiasi Pemberian Ganti Kerugian Pasal 13

(1) Musyawarah negosiasi pemberian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf d, dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah musyawarah penilaian dan penetapan ganti kerugian.

(2) Musyawarah negosiasi pemberian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh kepala Desa dengan mengikutsertakan Pihak Yang Berhak.

(3) Musyawarah negosiasi pemberian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diikuti oleh panitia yang disaksikan oleh Camat setempat.

(4) Hasil Musyawarah negosiasi pemberian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh kepala

(13)

Paragraf 5

Penitipan Ganti Kerugian Pasal 14

(1) Penitipan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf e dilakukan dalam hal:

a. Pihak Yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) dan tidak mengajukan keberatan ke pengadilan negeri;

b. Pihak Yang Berhak menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. Pihak Yang Berhak tidak diketahui keberadaannya;

d. Pihak Yang Berhak telah diundang secara patut tidak hadir dan tidak memberikan kuasa; atau

e. Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan ganti kerugian:

1. sedang menjadi objek perkara di pengadilan;

2. masih dipersengketakan kepemilikannya;

3. diletakkan sita oleh penjabat yang berwenang; atau

4. menjadi jaminan di bank atau jaminan hutang lainnya.

(2) Penitipan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada pengadilan negeri setempat.

(3) Penitipan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibuat berita acara Penitipan Ganti Kerugian.

(4) Format berita acara Penitipan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 15

(1) Penitipan Ganti Kerugian di pengadilan negeri dilakukan oleh Pemerintah Desa yang memerlukan tanah dengan surat permohonan kepada ketua pengadilan negeri.

(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melampirkan:

a. surat keterangan mengenai alasan penitipan Ganti Kerugian;

b. nama pihak yang berlaku atas Ganti Kerugian yang dititipkan;

c. undangan pemberian Ganti Kerugian; dan

d. dokumen pendukung atau berita acara berkaitan dengan pemberian Ganti Rugi.

(14)

Pasal 16

(1) Dalam hal Pihak Yang Berhak, menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian dan tidak mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a, Ganti Kerugian dapat diambil dalam waktu yang dikehendaki oleh Pihak Yang Berhak dengan surat pengantar dari kepala Desa yang memerlukan tanah.

(2) Dalam hal Pihak yang Berhak, menolak bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b, Ganti Kerugian dapat diambil oleh Pihak Yang Berhak setiap saat apabila Pihak Yang Berhak menghendakinya dengan surat pengantar dari kepala Desa yang memerlukan tanah.

(3) Dalam hal Pihak yang Berhak, menerima Ganti Kerugian tidak diketahui keberadaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf c, Pemerintah Desa yang memerlukan tanah menyampaikan pemberitahuan mengenai ketidakberadaan Pihak Yang Berhak secara tertulis kepada Camat dan lurah.

(4) Dalam hal Pihak Yang Berhak telah diketahui keberadaannya, Pihak Yang Berhak mengajukan permohonan kepada pengadilan tempat penitipan Ganti Kerugian dengan surat pengantar dari kepala Desa yang memerlukan tanah.

(5) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah sedang menjadi objek perkara di pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e angka 1, Ganti Kerugian diambil oleh Pihak Yang Berhak setelah putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap atau putusan perdamaian.

(6) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah masih dipersengketakan kepemilikannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e angka 2, pengambilan Ganti Kerugian dilakukan setelah adanya berita acara perdamaian.

(7) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e angka 3, Ganti Kerugian diambil oleh Pihak Yang Berhak setelah adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan pengangkatan sita.

(15)

(8) Dalam hal Objek Pengadaan Tanah menjadi jaminan di bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e angka 4, Ganti Kerugian dapat diambil di pengadilan negeri setelah adanya surat pengantar dari kepala Desa yang memerlukan tanah dengan persetujuan dari pihak bank.

(9) Pengambilan Ganti Kerugian yang dititipkan di

pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), Pihak Yang Berhak wajib

menyerahkan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada Pemerintah Desa yang memerlukan tanah.

(10) Dalam hal uang ganti rugi telah dititipkan di pengadilan negeri dan Pihak Yang Berhak masih menguasai Objek Pengadaan Tanah, Pemerintah Desa yang memerlukan tanah mengajukan permohonan pengosongan tanah tersebut kepada pengadilan negeri.

Paragraf 6

Pelepasan Hak Tanah Pasal 17

(1) Pelepasan hak tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf f, dilaksanakan dengan pembayaran Ganti Kerugian kepada Pihak Yang Berhak yang dibuktikan dengan berita acara pelepasan hak tanah yang ditandatangani secara bersama-sama.

(2) Pelepasan hak tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah musyawarah negosiasi pemberian ganti kerugian.

(3) Berita acara pelepasan hak tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disaksikan unsur kewilayahan serta diketahui oleh Camat.

(4) Pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didokumentasikan dalam bentuk foto dan/atau video.

(16)

Bagian Keempat Pengelolaan Aset

Pasal 18

(1) Hasil pengadaan tanah merupakan aset Desa yang harus dicatat dan diinventaris dalam buku aset Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Aset Desa berupa tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan untuk disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa pada tahun berjalan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 19

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Tengah.

Ditetapkan di Koba

pada tanggal 16 Oktober 2018 BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH Diundangkan di Koba

pada tanggal 16 Oktober 2018 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BANGKA TENGAH,

Cap/Dto SUGIANTO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2018 NOMOR 762

(17)

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

DOKUMEN PERENCANAAN

PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL DESA ...

KECAMATAN ... (1) KABUPATEN BANGKA TENGAH

I. LATAR BELAKANG

Pemerintah Desa... Kecamatan... (1) Kabupaten Bangka Tengah dalam mendukung pelayanan terhadap masyarakat

khususnya dibidang... (2), maka Pemerintah Desa perlu membangun... (3) di Dusun... (4) Dalam mendukung pembangunan tersebut, kami membutuhkan sebidang tanah diwilayah RT... (5) Dusun ... (4). Terkait dengan hal tersebut, kami sudah melakukan musyawarah negosiasi atau pendataan tanah yang dapat dihibahkan dari pemilik lahan ke Pemerintah Desa akan tetapi musyawarah tersebut belum ada titik temu. Untuk itu, perlu kiranya Pemerintah Desa menganggarkan pengadaan tanah untuk pembangunan gedung tersebut.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan diadakan pengadaan tanah adalah untuk mendukung pembangunan... (3) III. KESESUAIAN DENGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

DAERAH

Berdasarkan surat dari Perangkat Daerah yang membidangi tata ruang yakni... (6) Kabupaten Bangka Tengah Nomor... (7) tanggal ... (8) perihal ... (9), bahwa letak tanah yang kami butuhkan untuk pembangunan... (3) tidak terletak pada Hutan Kawasan/Hutan Lindung/dll dan sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Kabupaten Bangka Tengah sebagaimana bukti surat terlampir.

IV. LETAK TANAH

Letak tanah yang akan kami beli menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa) Tahun... (10) terletak di RT... (5) Dusun ... (4) Desa ... Kecamatan... (1) Kabupaten Bangka Tengah.

V. LUAS TANAH YANG DIBUTUHKAN

Luas tanah yang kami butuhkan untuk mendukung pembangunan ... (3) ±...Ha (11).

VI. GAMBARAN UMUM STATUS TANAH

Sesuai identifikasi awal yang kami lakukan bahwa status tanah seluas ±... (11) Ha dikuasai oleh beberapa orang sebagai berikut:

1. ... (12) 2. dan seterusnya.

VII. PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH

Waktu yang kami butuhkan dalam melaksanakan pengadaan tanah untuk pembangunan ... (3) sekitar ... (13) bulan.

(18)

VIII. PERKIRAAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Waktu pelaksanaan pembangunan yang kami butuhkan untuk Tahap I, Tahap II dan Tahap III sekitar ... (13) bulan.

IX. PERKIRAAN NILAI TANAH

Sesuai nilai NJOP sekitar tanah yang kami butuhkan berkisar antara Rp... (14)/m² sampai dengan Rp... (14)/m2. X. RENCANA PENGANGGARAN

Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan ... (3) akan kami anggarkan dalam APB Desa tahun ... (10) dengan total nilai keseluruhan Rp... (14), dengan rincian belanja sebagai berikut:

1. Belanja modal pengadaan tanah.

2. Makan minum rapat.

3. Honorarium narasumber.

4. Dll.

pada tanggal... (15) KEPALA DESA... (16),

... (17) Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi nama desa dan nama kecamatan.

(2) Diisi nama bidang yang menjadi capaian sasaran.

(3) Diisi sesuai dengan sasaran dalam dokumen perencanaan.

(4) Diisi nama dusun.

(5) Diisi dengan angka nama RT.

(6) Diisi nama Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Tengah yang membidangi tata ruang.

(7) Diisi nomor surat.

(8) Diisi tanggal surat.

(9) Diisi perihal surat.

(10) Diisi tahun anggaran yang telah ditetapkan.

(11) Diisi ukuran luas tanah.

(12) Diisi nama pemilik tanah.

(13) Diisi jangka waktu pelaksanaan.

(14) Diisi nominal angka dalam bentuk rupiah.

(15) Diisi tanggal, bulan, tahun ditetapkan.

(16) Diisi nama desa.

(17) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH

(19)

A. FORMAT PENETAPAN

PENETAPAN

DI DESA ...KECAMATAN

Menimbang : a.

Mengingat : 1.

2.

LAMPIRAN I PERATURAN NOMOR TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH

BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA

FORMAT PENETAPAN KEPUTUSAN KEPALA DESA

KEPUTUSAN KEPALA DESA NOMOR :...

TENTANG

PENETAPAN PANITIA DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

DI DESA ...KECAMATAN...

TAHUN ... (4)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ...

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam ayat (3) Peraturan Bupati No

tentang Petunjuk Teknis

Tanah Berskala Kecil Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Panitia dan Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah Berskala Kecil di Desa ... Kecamatan ...

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik In

217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

LAMPIRAN II

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

KEPUTUSAN KEPALA DESA

KEPUTUSAN KEPALA DESA... (1) NOMOR :... (2)

PANITIA DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

... (3) (4)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ... (1),

untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 8 Nomor .... Tahun ... (5), tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Berskala Kecil Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa tentang Panitia dan Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Tanah Berskala Kecil di Desa ... Kecamatan ... (3), Tahun Anggaran 2018.

Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN SKALA KECIL YANG DAN

8 , Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Berskala Kecil Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, perlu menetapkan an Pelaksanaan Pengadaan Tanah Berskala Kecil di Desa

Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung donesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

(20)

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5280);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

8. Peraturan Daerah Nomor.... Tahun...tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah (Lembaran Daerah Tahun ....Nomor...);

9. Peraturan Bupati Nomor....Tahun...tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Berskala Kecil Yang Bersumber Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Berita Daerah Tahun ....Nomor...);

(21)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PANITIA DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL DI DESA ... KECAMATAN ... (3) TAHUN ... (4).

KESATU : Panitia dan Tahapan pelaksanaan pengadaan tanah berskala kecil di desa ... kecamatan ... (3) tahun... (4), ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Panitia sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU,

memiliki tugas sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Keputusan ini.

KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa ... Kecamatan

... (3) Kabupaten Bangka Tengah Tahun Anggaran ... (6).

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ... (7) pada tanggal ... (8) KEPALA DESA ... (1),

... (9)

Tembusan :

1. Bupati Bangka Tengah.

2. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Bangka Tengah 3. Camat ...

4. Ketua BPD Desa ...

Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi nama Desa.

(2) Diisi nomor surat keputusan.

(3) Diisi nama Desa dan Kecamatan.

(4) Diisi tahun penetapan keputusan.

(5) Diisi nomor dan tahun peraturan bupati.

(6) Diisi tahun anggaran APBDes.

(7) Diisi sesuai tempat ditetapkan.

(8) Diisi tanggal, bulan, tahun ditetapkan.

(9) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

(22)

B. FORMAT LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA DESA

Lampiran I Keputusan Kepala Desa ... (1)

Nomor : ... (2)

Tanggal : ... (3)

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA PENGADAAN TANAH

BERSKALA KECIL DESA ... KECAMATAN... (4) KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN... (5)

I. KETUA : Kepala Desa II. WAKIL KETUA : Ketua BPD III. SEKRETARIS : Sekretaris Desa

IV. ANGGOTA : 1. Unsur Lembaga Kemasyarakatan Desa.

2. Pelaksana Kegiatan.

3. Unsur Kewilayahan.

KEPALA DESA ... (1) ,

... (6)

Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi nama Desa.

(2) Diisi nomor surat keputusan.

(3) Diisi tanggal surat keputusan.

(4) Diisi nama desa dan kecamatan.

(5) Diisi tahun penetapan keputusan.

(6) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

(23)

C. FORMAT LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA DESA

Lampiran II Keputusan Kepala Desa... (1)

Nomor : ... (2)

Tanggal : ... (3)

TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH

BERSKALA KECIL DI DESA ... KECAMATAN ... (4)

NO. TAHAPAN/KEGIATAN JADWAL

Awal Akhir

1 2 3 4

1

Inventarisasi dan Identifikasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah

(5) (6)

2 Musyawarah Penilaian dan Penetapan Ganti Kerugian

3 Musyawarah Negosiasi Pemberian Ganti Kerugian

4 Pelepasan hak tanah

KEPALA DESA ..., (1)

... (7) Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi nama Desa.

(2) Diisi nomor surat keputusan.

(3) Diisi tanggal surat keputusan.

(4) Diisi nama desa dan kecamatan.

(5) Diisi jadwal awal tahapan pelaksanaan kegiatan.

(6) Diisi jadwal akhir tahapan pelaksanaan kegiatan.

(7) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

(24)

D. FORMAT LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA DESA

Lampiran III Keputusan Kepala Desa... (1) Nomor :...(2) Tanggal :...(3)

TUGAS KEPANITIAAN

PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

1. Ketua, bertugas sebagai berikut:

a. melakukan koordinasi ke instansi terkait untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tanah berskala kecil;

b. melaksanakan setiap tahapan pengadaan tanah; dan

c. bertanggungjawab atas setiap tahapan pelaksanaan pengadaan tanah.

2. Wakil Ketua, bertugas sebagai berikut:

a. membantu ketua melakukan koordinasi ke instansi terkait untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tanah berskala kecil;

b. membantu Ketua melaksanakan setiap tahapan pengadaan tanah;

c. memberikan pertimbangan kepada Ketua terkait pengadaan tanah berskala kecil; dan

d. melakukan pengawasan pelaksanaan tahapan pengadaan tanah yang dilakukan anggota.

3. Sekretaris, bertugas sebagai berikut:

a. membuat berita acara setiap tahapan pengadaan tanah berskala kecil;

b. membuat surat menyurat terkait pengadaan tanah berskala kecil;

c. mengarsipkan surat menyurat terkait pengadaan tanah berskala kecil; dan

d. melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua dan wakil ketua sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Anggota, bertugas sebagai berikut:

a. melakukan inventarisasi tanah yang terkena dampak pengadaan tanah berskala kecil; dan

b. melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua dan wakil ketua sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEPALA DESA ...(1),

...(4) Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi nama Desa.

(2) Diisi nomor surat keputusan.

(3) Diisi tanggal surat keputusan.

(4) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

BUPATI BANGKA TENGAH,

(25)

LAMPIRAN III

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

MUSYAWARAH PENILAIAN DAN PENETAPAN GANTI KERUGIAN

Pada hari ini ... (1) Tanggal ... (2) Bulan ... (3)

Tahun ... (4) (...-...-...) (5), kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. NAMA : ... (6)

JABATAN : Kepala Desa ... (7)

2. NAMA : ... (6)

JABATAN : Ketua BPD DESA ... (7)

Secara bersama-sama dan disaksikan oleh Lembaga Kemasyarakatan, Sekretaris Desa, Tim Pengelola Kegiatan, Kepala Seksi Pemerintahan Desa, Kepala Dusun.... (8), dan Ketua RT ... (9) telah mengadakan rapat musyawarah penilaian dan penetapan ganti kerugian atas tanah yang akan dimanfaatkan untuk ... (10) sesuai dengan dokumen perencanaan pengadaan tanah berskala kecil di desa ... kecamatan ... (11) Kabupaten Bangka Tengah. Berdasarkan Nilai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan nilai pasar, berikut hasil musyawarah penilaian dan penetapan ganti kerugian: No. JUMLAH OBJEK NJOP (Rp/M²) NILAI PASAR (Rp/ M²) NILAI KETETAPAN (Rp/ M²) (12) (13) Rp. ...., (14)- Rp... (14),- Rp...,- s.d Rp.... (14),-

Demikian berita acara ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. ...,...,... (15)

KETUA BPD DESA ..., (16)

... (17)

KEPALA DESA ... (16) ,

... (17)

Diketahui, CAMAT ..., (18)

... (19)

(26)

Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi hari berita acara ditetapkan.

(2) Diisi tanggal berita acara ditetapkan.

(3) Diisi nama bulan berita acara ditetapkan.

(4) Diisi tahun berita acara ditetapkan.

(5) Diisi angka tanggal, bulan dan tahun berita acara ditetapkan.

(6) Diisi nama pihak.

(7) Diisi jabatan.

(8) Diisi nama dusun.

(9) Diisi dengan angka nama RT.

(10) Diisi tujuan dan sasaran berdasarkan dokumen perencanaan pengadaan tanah.

(11) Diisi nama desa dan nama kecamatan.

(12) Diisi nomor urut.

(13) Diisi jumlah objek.

(14) Diisi nominal angka dalam bentuk rupiah.

(15) Diisi tempat,tanggal, bulan, tahun ditetapkan.

(16) Diisi nama desa.

(17) Diisi nama pihak yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

(18) Diisi nama kecamatan berdasarkan wilayah administratif.

(19) Diisi nama camat yang mengetahui dengan disertai tanda tangan.

BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH

(27)

LAMPIRAN IV

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BERITA ACARA NEGOSIASI PEMBERIAN GANTI KERUGIAN

Pada hari ini... (1) Tanggal... (2) Bulan... (3) Tahun ... (4) (...-...-...) (5), kami yang bertandatangan

dibawah ini:

1. NAMA : ... (6)

JABATAN : KEPALA DESA ... (7)

Bertindak untuk atas nama Pemerintah Desa, selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. NAMA : ... (6) NIK : ... (8) ALAMAT : ... (9) Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan disaksikan para saksi, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah sepakat sebagai berikut:

1. PIHAK KESATU DAN PIHAK KEDUA telah sepakat bahwa nilai ganti rugi tanah sebesar Rp. ...,-/m² (terbilang:...) (10)

2. PIHAK KESATU memberikan Uang Ganti Rugi tanah sebesar Rp... (terbilang:...) (10)

3. Bahwa PIHAK KESATU akan mempergunakan tanah tersebut untuk ... (11) (sesuai dokumen perencanaan).

4. PIHAK KEDUA akan menerima bentuk ganti rugi setelah bersama-sama PIHAK KESATU menandatangani Berita Acara Pelepasan Hak Tanah.

Demikian berita acara ini dibuat secara sadar dan tanpa ada paksaan, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

...,...,... (12)

PIHAK KEDUA ,

... (13)

PIHAK PERTAMA ,

... (13) PARA SAKSI :

1. KETUA BPD (...) (14) (...) (15) 2. KEPALA DUSUN (...) (14) (...) (15) 3. KETUA RT. .... (...) (14) (...) (15)

Diketahui,

CAMAT ... , (16)

... , (17)

(28)

Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi hari berita acara ditetapkan.

(2) Diisi tanggal berita acara ditetapkan.

(3) Diisi nama bulan berita acara ditetapkan.

(4) Diisi tahun berita acara ditetapkan.

(5) Diisi angka tanggal, bulan dan tahun berita acara ditetapkan.

(6) Diisi nama pihak.

(7) Diisi jabatan.

(8) Diisi nimor identitas kependudukan.

(9) Diisi alamat lengkap.

(10) Diisi nominal angka dalam bentuk rupiah dan diisi terbilang dalam bentuk huruf.

(11) Diisi tujuan dan sasaran berdasarkan dokumen perencanaan pengadaan tanah.

(12) Diisi tempat,tanggal, bulan, tahun ditetapkan.

(13) Diisi nama pihak yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

(14) Diisi nama saksi

(15) Diisi tanda tangan saksi.

(16) Diisi nama kecamatan berdasarkan wilayah administratif.

(17) Diisi nama camat yang mengetahui dengan disertai tanda tangan.

BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH

(29)

LAMPIRAN V

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BERITA ACARA HASIL INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI PENGUASAAN KEPEMILIKAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

Pada hari ini ... (1), Tanggal ... (2), Bulan ... (3),

Tahun ... (4), (...-...-...) (5), kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. KETUA : ... (6)

2. WAKIL KETUA : ... (6)

3. SEKRETARIS : ... (6)

4. ANGGOTA : ... (6)

Secara bersama-sama disaksikan oleh penguasaan dan kepemilikan tanah, telah melakukan inventarisasi dan identifikasi kepenguasaan penggunaan kepemilikan dan pemanfaatan tanah dengan hasil sebagai berikut: NO. NAMA PEMILIK/PENGUASA /PEMANFAAT LUAS TANAH (m²) NOMOR SURAT TANDA TANGAN (7) (8) (9) (10) (11) Demikian Berita Acara ini kami buat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. KETUA : ... (6)

WAKIL KETUA : ... (6)

SEKRETARIS : ... (6)

ANGGOTA : ... (6)

(30)

Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi hari berita acara ditetapkan.

(2) Diisi tanggal berita acara ditetapkan.

(3) Diisi nama bulan berita acara ditetapkan.

(4) Diisi tahun berita acara ditetapkan.

(5) Diisi angka tanggal, bulan dan tahun berita acara ditetapkan.

(6) Diisi nama berdasarkan jabatan yang telah ditetapkan.

(7) Diisi nomor urut.

(8) Diisi nama pemilik/penguasa/pemanfaat tanah.

(9) Diisi luas tanah berdasarkan bukti perolehan tanah yang sah.

(10) Diisi nomor surat tanah

(11) Diisi tanda tangan pemilik/penguasa/pemanfaat tanah.

BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH

(31)

LAMPIRAN VI

PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2018

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

FORMAT BERITA ACARA PENITIPAN GANTI KERUGIAN

Pada hari ini ... (1) Tanggal ... (2) Bulan ... (3) Tahun ... (4) (...-...-...) (5), telah melaksanakan tahapan

negosiasi kepada pemilik/penguasa fisik atas tanah dan belum ada kesepakatan atas bentuk ganti kerugian yang akan diberikan, sebagaimana bukti-bukti terlampir.

Berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Pengadaan Tanah Beskala Kecil, kami sepakat menitipkan ganti kerugian atas pengadaan tanah berskala kecil di Desa ... Kecamatan ... (6) Kabupaten Bangka Tengah ke Pengadilan Negeri Koba.

KEPALA DESA ... (7),

... (8) Petunjuk Pengisian:

(1) Diisi hari berita acara ditetapkan.

(2) Diisi tanggal berita acara ditetapkan.

(3) Diisi nama bulan berita acara ditetapkan.

(4) Diisi tahun berita acara ditetapkan.

(5) Diisi angka tanggal, bulan dan tahun berita acara ditetapkan.

(6) Diisi nama desa dan nama kecamatan.

(7) Diisi nama desa.

(8) Diisi nama kepala desa yang menetapkan dengan disertai tanda tangan.

BUPATI BANGKA TENGAH,

Cap/Dto IBNU SALEH

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

pembangunan atau rehabilitasi atau peningkatan sumber air bersih milik Desa (mata air/tandon penampungan air hujan/sumur bor, Dan lain-lain), setiap Desa hanya

(2) Bidang Sumber Daya Manusia, Kelembagaan dan Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,

(1) Seksi Perlindungan Perempuan, Informasi Gender dan Anak dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab

(2) Bagian Kajian Hukum, Fasilitasi Fungsi DPRD, Risalah dan Persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam memimpin,

Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang Pajak dan/atau UPTD melakukan pendataan lapangan untuk menentukan perhitungan Pajak reklame atas dasar

(4) Dalam hal rancangan APB Desa tahun anggaran berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), telah ditetapkan, sisa Dana Desa tersebut dapat digunakan mendahului penetapan

(2) Peta batas kawasan perencanaan RTBL Kawasan Kelurahan Dul dan Desa Beluluk Kecamatan Pangkalanbaru sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran

(2) Daftar permintaan pembayaran Tambahan Penghasilan yang ditandatangani oleh kepala Perangkat Daerah yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus