• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRESS REPORT PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRESS REPORT PENELITIAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRESS REPORT PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA MASA COVID-19 DI MADRASAH IBTIDAIYAH KALIMANTAN TIMUR

Disusun Oleh:

Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag.

Wildan Saugi, M.Pd.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SAMARINDA 2021

(2)

A. Latar Belakang

Wabah Covid-19 yang telah menjadi pandemi selama lebih dari setahun mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Pembelajaran tatap muka dengan kelas klasikal yang melibatkan banyak peserta didik yang dilaksanakan setiap hari dinilai sangat rentan menjadi tempat penyebaran penyakit Covid-19. Pembelajaran jarak jauh melalui media daring yang sebelumnya hanya alternatif pembelajaran, pelengkap atau tambahan, kini menjadi tumpuan agar pembelajaran tetap dapat berjalan meski di tengah wabah. Kondisi seperti ini berlaku di semua jenjang pendidikan, mulai lembaga pendidikan dasar (PAUD dan SD), menengah hingga pendidikan tinggi.

Semua lembaga pendidikan, terutama yang berada di daerah yang beresiko tinggi mau tidak mau harus menerapkan pembelajaran jarak jauh.

Bahkan, meskipun lembaga pendidikan di daerah dengan resiko sedang dan rendah telah diizinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas pada awal tahun ajaran 2020/2021, pembelajaran jarak jauh secara daring tetap diselenggarakan dalam bentuk blended learning karena pembelajaran tatap muka terbatas belum bisa memenuhi kebutuhan pembelajaran disebabkan waktunya yang terlalu singkat dan ruang gerak yang menjadi lebih terbatas karena penerapan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, pembelajaran

(3)

daring juga tetap dilaksanakan bagi peserta didik yang memilih untuk tidak melaksanakan pembelajaran langsung di sekolah karena menghindari resiko penyebaran covid-19.

Kalimantan Timur adalah salah satu propinsi di Indonesia yang sempat dalam waktu yang cukup lama menjadi propinsi yang beresiko tinggi terhadap penularan covid-19. Sebagian besar kabupaten dan Kota yang berada di propinsi ini sempat termasuk dalam zona merah covid selama beberapa bulan berturut-turut. Namun demikian, sejak Maret 2021 resiko penyebaran covid di Kalimantan Timur telah turun dan berangsur-angsur daerahnya keluar dari zona merah. Program vaksinasi bagi sebagian kelompok masyarakat seperti para tenaga kesehatan, lansia, dan pendidik, yang telah berjalan juga menjadi harapan bagi dunia pendidikan untuk bisa kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka. Beberapa sekolah di tingkat dasar hingga menengah telah diizinkan memulai pembelajaran tatap muka terbatas dengan penerapan protokol kesehatan. Namun demikian, pada 19 April 2021 Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, kembali mengeluarkan pernyataan meminta agar seluruh sekolah di Kaltim jangan dulu melakukan tatap muka dalam proses belajar mengajar karena penyebaran covid di Kalimatan Timur masih cukup tinggi.1 Hal ini berarti pembelajaran jarak jauh melalui daring masih diterapkan, baik secara penuh maupun dalam bentuk blended learning.

1 Zakarias Demon Daton, ‘Gubernur Kaltim Larang Belajar Tatap Muka di Sekolah: Kita Harus Pentingkan Kesehatan Halaman all’, KOMPAS.com, 19 April 2021, https://regional.kompas.com/read/2021/04/19/233933478/gubernur-kaltim-larang-belajar-tatap- muka-di-sekolah-kita-harus-pentingkan.

(4)

Sebelum pandemi, pembelajaran daring lebih banyak diterapkan pada pembelajaran orang dewasa (adult learners) terutama pada jenjang pendidikan tinggi.2 Penelitian yang dilakukan oleh Guan dkk menjelaskan bahwa semakin penting pembelajaran seumur hidup, pembelajaran daring menjadi sarana yang populer untuk pembelajaran orang dewasa.3 Penelitian-penelitian tentang pembelajaran daring pada jenjang sekolah menengah menunjukkan bahwa pembelajaran daring yang diimplementasikan pada jenjang ini biasanya menggunakan blended learning atau kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan daring.4 5 6 7 8 9 Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran online (dalam konteks blended learning) sebenarnya cukup

2 Jefri Marzal, ‘I-LMS: Sekilas Tentang Pembelajaran Daring’, 2019, https://elearning.unja.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=140.

3 Chong Guan, Ding Ding, and Kong Weng Ho, ‘E-Learning in Higher Education for Adult Learners in Singapore’, International Journal of Information and Education Technology 5, no. 5 (2015): 348–53, https://doi.org/10.7763/IJIET.2015.V5.528.

4 Rini Budiharti et al., ‘Penggunaan Blended Learning Dengan Media Moodle Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta didik SMP’, Jurnal Cakrawala Pendidikan 34, no. 1 (21 April 2015), https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.4184.

5 Tri Mughni Indriani, Toto Fathoni, and Cepi Riyana, ‘Implementasi Blended Learning dalam Program Pendidikan Jarak Jauh pada Jenjang Pendidikan Menengah Kejuruan’, Educational Technologia 2, no. 2 (2018): 129–39.

6 Sri Kantun and Raras Peserta didikndini Asp, ‘Implementasi Blended Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas XI IPS-2 SMAN 5 Jember’, Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial 9, no. 2 (25 November 2016), https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/3423.

7 Nurul Muhson, ‘Penerapan Blended Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Sejarah Bani Umaiyah Kelas VIII SMPN 3 Pontianak’, Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial 6, no. 1 (6 September 2019): 12–25, https://doi.org/10.31571/sosial.v6i1.1230.

8 Yuni Pratiwi, Parijo, and Warneri, ‘Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan Performansi Belajar Peserta didik Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA’, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 5, no. 11 (30 November 2016), https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/17602.

9 Moch Sukardjo et al., ‘Implementation-Blended Learning in Indonesian Open Junior High School’, International Journal of Innovation 10, no. 12 (2020): 17.

(5)

efektif. Akan tetapi, pada masa pandemi ketika pembelajaran daring diselenggarakan dalam skala besar dengan sumber daya manusia yang banyak yang belum siap serta sarana dan prasarana yang belum merata maka pembelajaran daring justru dinilai kurang efektif.1011

Pada jenjang pendidikan dasar seperti di SD atau MI, pembelajaran daring bisa dikatakan jarang diterapkan.12 Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti 1) Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar biasanya lebih menyukai pembelajaran langsung (tatap muka) karena lebih mudah dipahami13; 2) karakteristik pembelajaran daring membutuhkan kemandirian (anak-anak dinilai belum cukup mandiri)14; 3) karakteristik pembelajaran daring yang mengharuskan penggunaan gawai seperti telepon pintar atau komputer dalam waktu lama sering dinilai berdampak kurang baik pada anak- anak15; 4) Anak-anak senang berinteraksi dengan teman-teman dan gurunya 5) Anak-anak memerlukan ruang gerak, suka belajar sambil bergerak, dan

10 Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maula, and Din Azwar Uswatun, ‘Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu 4, no. 4 (5 July 2020): 861–70, https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460.

11 Wijayanto, ‘Pembelajaran Daring Dinilai Kurang Efektif’, 2020, https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/07/15/204264/pembelajaran-daring-dinilai-kurang- efektif.

12 BBC, ‘Sekolah di Rumah Mulai Diterapkan, Tak Semua Siap’, BBC News Indonesia, 2020, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51906763.

13 Rafida Azzundhani, ‘Sistem Pembelajaran Daring, Efektif Atau Nggak Ya?’, 2020, https://www.inibaru.id/hits/sistem-pembelajaran-daring-efektif-atau-nggak-ya.

14 Rida Fironika Kusumadewi, Sari Yustiana, and Khoirotun Nasihah, ‘Menumbuhkan Kemandirian Peserta didik Selama Pembelajaran Daring Sebagai Dampak Covid-19 Di SD’, Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD) 1, no. 1 (22 July 2020), http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/7927.

15 Ali Sadikin and Afreni Hamidah, ‘Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covid-19:

(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic)’, BIODIK 6, no. 2 (30 June 2020): 214–

24, https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759.

(6)

praktek langsung dengan didampingi gurunya16; 6) pendidikan dasar banyak berfokus pada pembentukan karakter yang membutuhkan interaksi langsung,17

18 sementara pembelajaran daring membuat pendidikan karakter menjadi terbatas.

Setahun penerapan pembelajaran jarak jauh melalui daring dinilai banyak pihak kurang efektif, hingga menimbulkan learning loss. Learning loss merupakan hilangnya kemampuan serta pengalaman belajar dari peserta didik.19 Michelle Kaffenberg dalam Sega juga menjelaskan bahwa learning loss adalah suatu kerugian jangka panjang dari pembelajaran anak yang dikarenakan oleh penutupan sekolah sementara.20 Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Engzell dkk menggambarkan bahwa sekolah dasar di Belanda dengan akses internet terbaik dan masa penutupan sekolah yang cenderung singkat yakni 8 minggu, tetapi terjadi peningkatan kemajuan kemampuan peserta didik yang minim bahkan sebagian peserta didik tidak mengalami peningkatan kemajuan kemampuan. Engzell dkk menambahkan

16 Priarti Megawanti, Erna Megawati, and Siti Nurkhafifah, ‘Persepsi Peserta Didik Terhadap PPJ Pada Masa Pandemi Covid 19’, Jurnal Faktor UNINDRA 7, no. 2 (20 July 2020): 75–82.

17 Muhammad Amran, Erma Suryani Sahabuddin, and Muslimin Muslimin, ‘Peran Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar’, Prosiding Seminar Nasional Administrasi Pendidikan & Manajemen Pendidikan 0, no. 0 (5 July 2018): 254–61.

18 Andi Prastowo, ‘Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Pemberdayaan Pikiran Bawah Sadar’, Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education 1, no. 2 (6 November 2018), https://doi.org/10.15575/al-aulad.v1i2.3525.

19 Kemendikbud, ‘Kemendikbud: Tanda Learning Lost Sudah Mulai Tampak’, Republika Online, 21 January 2021, https://republika.co.id/share/qna3kh428.

20 Yerius Sega, ‘Apa Itu Learning Loss? Begini Kata Pakar Pendidikan Michelle Kaffenberger’, Http://Www.Kalderanews.Com (blog), 26 February 2021, https://www.kalderanews.com/2021/02/apa-itu-learning-loss-begini-kata-pakar-pendidikan- michelle-kaffenberger/.

(7)

bahkan di negara-negara yang lebih lemah dan penutupan sekolah yang lebih lama dapat mengalami learning loss yang lebih besar.21

Hasil penelitian menunjukkan tentang kelemahan, hambatan-hambatan, dan ketidakefektifan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19.

Temuan penelitian Ustoyo dkk menjelaskan bahwa pembelajaran daring di sekolah dasar memiliki beberapa kelemahan yakni terbatasnya waktu belajar, jaringan internet yang kurang stabil, dan pantauan terhadap peserta didik kurang maksimal.22 Penelitian lain juga menjelaskan tentang hambatan- hambatan dalam pembelajaran daring pada masa pandemi covid diantaranya adalah tidak semua peserta didik memiliki smartphone atau perangkat komputer yang digunakan untuk pembelajaran daring, paket internet yang tidak semua peserta didik dapat menjangkaunya, minimnya pengetahuan dalam penggunaan teknologi23, smartphone digunakan oleh orang tua untuk bekerja, dan lebih banyaknya penggunaan Whatsapp untuk pembelajaran.24 Berkaitan dengan efektifitas, penelitian yang dilakukan oleh Damayanthi menjelaskan bahwa pembelajaran daring sebenarnya cukup dapat menggantikan pembelajaran tatap muka, namun berdasarkan efektifitasnya,

21 Per Engzell, Arun Frey, and Mark D. Verhagen, ‘Learning Loss Due to School Closures during the COVID-19 Pandemic’, Proceedings of the National Academy of Sciences 118, no. 17 (27 April 2021), https://doi.org/10.1073/pnas.2022376118.

22 Valensiana Vortunata Ari Ustoyo, Mufidatus Sholikhah, and Lailatuz Zuhro, ‘Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Islam dalam Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal DIDIKA:

Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar 6, no. 2 (31 December 2020): 261–71.

23 Nurdin, ‘Kendala Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di MIN 4 Bungo’, Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI) 2, no. 01 (15 February 2021):

25–33.

24 Andri Anugrahana, ‘Hambatan, Solusi Dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar’, Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 10, no. 3 (28 September 2020): 282–89, https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289.

(8)

pembelajaran daring belum dapat menjadikan tujuan pembelajaran tercapai.25 Penelitian lain juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring kurang efektif karena faktor sarana dan prasarana yang tidak merata serta ketidaksiapan dalam penguasaan teknologi.26

Mengingat pentingnya pendidikan dasar di SD atau MI bagi pendidikan di jenjang selanjutnya, proses pembelajaran di sekolah harus berjalan optimal.27 Namun, penerapan pembelajaran daring pada masa pandemi yang kurang efektif dan dalam waktu yang lama sangat mungkin mengakibatkan learning loss dan mengganggu pendidikan peserta didik di jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peneliti menganggap penting untuk melalukan kajian mengenai implementasi pembelajaran daring pada lembaga pendidikan dasar pada masa pandemi di Kalimantan Timur. Hal ini penting untuk mengetahui secara jelas bagaimana pembelajaran daring telah berjalan mulai dari persiapan hingga evaluasi serta faktor-faktor yang menghambat dan mendukung implementasi pembelajaran daring di Kalimantan Timur. Kajian ini dapat menjadi referensi dalam pengambilan kebijakan strategis di bidang pendidikan pada masa pandemi terutama pada jenjang pendidikan dasar. Selain itu, pandemi covid-19 yang belum dapat diketahui pasti kapan berakhir masih akan

25 Adriana Damayanthi, ‘Efektivitas Pembelajaran Daring pada masa Pandemi Covid-19 pada Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik’, EDUTECH 19, no. 3 (4 December 2020): 189–210, https://doi.org/10.17509/e.v1i3.26978.

26 Briliannur Dwi C et al., ‘Analisis Keefektifan Pembelajaran Online Pada masa Pandemi Covid-19’, Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2, no. 1 (9 May 2020): 28–37.

27 Kukuh Andri Aka, ‘Model Quantum Teaching dengan Pendekatan Cooperative Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn’, PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan 5, no. 1 (21 April 2020): 35–46, https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i1.87.

(9)

terus mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia. Pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan tidak bisa hanya berharap agar pandemi segera berakhir sehingga dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka, tetapi harus terus melakukan kajian untuk mengevalusi dan melakukan perbaikan dalam penerapan pembelajaran daring untuk menjadi bahan rujukan bagi penerapan pembelajaran terbaik pada masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan tentang permasalahan tersebut di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah

a. Bagaimana kesiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur?

b. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah

a. Menggambarkan kesiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur.

b. Memetakan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur.

(10)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah a. Teoritis

Memberikan kontribusi keilmuan khususnya di bidang pendidikan dasar dalam hal implementasi pembelajaran daring, yang selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi implementasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di madrasah ibtidaiyah Kalimantan Timur.

b. Praktis

1) Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan mengenai implementasi pembelajaran daring yang telah berjalan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijakan dalam bidang pendidikan pada masa pandemi.

2) Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang implementasi pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 terutama pada madrasah ibtidaiyah.

3) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi media dalam mengembangkan keilmuan dan menambah wawasan mengenai implementasi pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 pada madrasah ibtidaiyah.

E. Kajian Terdahulu Yang Relevan

Wahyu Aji Fatma Dewi tahun 2020 mempublikasikan penelitian yang berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar”. Publikasi tersebut menyampaikan mengenai pola

(11)

pembelajaran di rumah yang dialami oleh peserta didik sekolah dasar dengan menggunakan berbagai macam aplikasi seperti ruang guru, class room, zoom, google doc, google form, maupun melalui grup whatsapp. Selain itu, pembelajaran daring di SD dapat terlaksana dengan cukup baik jika ada kerjasama antara guru, peserta didik dan orang tua selama program belajar di rumah.28

Briliannur Dwi C, Aisyah Amelia, Uswatun Hasanah, Abdy Mahesha Putra, dan Hidayatur Rahman tahun 2020 mempublikasikan penelitian yang berjudul “Analisis Keefektifan Pembelajaran Online pada masa Pandemi Covid-19”. Publikasi tersebut menyampaikan bahwa pada masa pandemi covid-19 pembelajaran online berjalan kurang efektif karena faktor sarana dan prasarana yang kurang serta ketidaksiapan edukasi teknologi.29

Acep Roni Hamdani dan Asep Priatna tahun 2020 mempublikasikan penelitian yang berjudul “Efektifitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) pada masa Pandemi Covid-19 pada Jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Subang”. Publikasi tersebut menyampaikan bahwa tingkat efektifitas pembelajaran daring pada masa pandemi sekitar 66,97%, yang artinya ada sekitar 33,03% pembelajaran yang tidak efektif.30

28 Wahyu Aji Fatma Dewi, ‘Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar’, EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 2, no. 1 (29 April 2020): 55–61, https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89.

29 Dwi C et al., ‘Analisis Keefektifan Pembelajaran Online Pada masa Pandemi Covid-19’.

30 Acep Roni Hamdani and Asep Priatna, ‘Efektifitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) Dimasa Pandemi Covid-19 Pada Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Subang’, Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 6, no. 1 (27 June 2020): 1–9, https://doi.org/10.36989/didaktik.v6i1.120.

(12)

Hilna Putria, Luthfi Hamdani Maula, dan Din Azwar Uswatun tahun 2020 mempublikasikan penelitian yang berjudul “Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (Daring) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar”. Publikasi tersebut menyampaikan bahwa selama pembelajaran daring, peserta didik merasa jenuh dan bosan. Pelaksanaan pembelajaran daring dirasakan kurang efektif. Faktor pendukung guru dalam proses pembelajaran daring yaitu ketersediannya handphone, kuota dan jaringan internet yang stabil. Sedangkan faktor penghambat guru dalam pembelajaran daring yaitu belum semua peserta didik memiliki handphone sehingga tidak bisa mengikuti pembelajaran daring karena orang tua sedang bekerja.31

Berdasarkan penjabaran di atas, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 pada jenjang sekolah dasar dilihat dari aspek kurikulum, persiapan, materi, strategi/metode, media, interaksi peserta didik dan guru, dan evaluasi di Kalimantan Timur.

F. Sistematika Penelitian

BAB I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian terdahulu yang relevan, dan sistematika penelitian.

31 Putria, Maula, and Uswatun, ‘Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar’.

(13)

BAB II berisi tentang dasar teori yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu implementasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur.

BAB III berisi metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, populasi penelitian, data penelitian, dan analisis data.

BAB IV berisi hasil pembahasan yang meliputi pembahasan analisis deskriptif implementasi pembelajaran daring pada masa covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah Kalimantan Timur.

BAB V berisi kesimpulan dan saran penelitian

(14)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Dasar

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pada Pasal 17 disebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar dapat berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.32

Institusi pendidikan dasar menyelenggarakan proses pendidikan yang dapat berdampak pada pendidikan berikutnya. Pendidikan dasar diarahkan pada anak mulai usia 7 tahun dengan dasar bahwa anak dengan usia tersebut memiliki suatu tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan usianya. Pendidikan dasar berguna untuk membentuk dasar keimuan, perilaku dan skil bagi peserta didik. Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar, di Sekolah Dasar peserta didik diberikan skil dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan skil dasar yang sangat berguna bagi peserta didik sesuai perkembangan dan sebagai persiapan menuju jenjang pendidikan berikutnya.33

32 Kemdikbud, ‘UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional’, SIMKeu KEMENDIKBUD, 2003, http://simkeu.kemdikbud.go.id/index.php/peraturan1/8-uu-undang- undang/12-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional.

33 Rachman, ‘Pentingnya Pendidikan Sekolah Dasar’, 2015, https://disdik.bekasikab.go.id/berita-pentingnya-pendidikan-sekolah-dasar.html.

(15)

Pendidikan dasar sebagai acuan jenjang pendidikan berikutnya. Apabila jenjang pendidikan dasar ini tidak diperhatikan, maka dimungkinkan akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Muhammad Ali dalam Kopetzlicious menjelaskan bahwa terdapat dua fungsi dari pendidikan dasar yakni memberikan bekal kepada siswa berupa kemampuan membaca, menulis, berhitung, berpikir kritis, penguasaan dasar sains-tek, kemampuan komunikasi yang menjadi kemampuan yang digunakan untuk berinteraksi di masyarakat;

dan kemampuan dasar untuk mempersiapkan pendidikan di jenjang berikutnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sangat dipengaruhi oleh kesuksesan pada proses pendidikan dasar.34

Berdasarkan tahapan perkembangan berpikir, peserta didik pada jenjang pendidikan dasar khususnya sekolah dasar memiliki beberapa kecenderungan yaitu: 1) Konkrit, artinya peserta didik cenderung lebih mudah belajar dari hal yang bersifat nyata artinya dapat dilihat, didengar, dibaui, dan diraba sehingga peserta didik mengalami secara langsung dan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan bermanfaat; 2) Integratif, peserta didik melihat sesuatu secara utuh karena belum mampu memilah konsep dari suatu ilmu; dan (3) Hierarkis, peserta memiliki cara belajar yang cenderung dari hal yang sederhana ke yang

34 Kopetzlicious, ‘Fungsi Utama Pendidikan Dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah)

| Ilmu Pendidikan’, 28 September 2016, https://ilmu-pendidikan.net/sekolah/fungsi-pendidikan- dasar.

(16)

kompleks.35 Mengingat kecenderungan tersebut, pembelajaran jarak jauh melalui daring secara penuh sangat jarang diterapkan untuk peserta didik di sekolah dasar.

B. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar. Pembelajaran menjadi sarana guru untuk dapat terjadinya proses transformasi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.36

2. Komponen Pembelajaran

Peningkatan kualitas suatu pembelajaran tidak terlepas dari perhatian terhadap komponen pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

a. Tujuan Pembelajaran. Komponen ini merupakan suatu komponen yang paling utama untuk ditetapkan dalam pembelajaran dan menjadi indikator utama keberhasilan suatu pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi rumusan kemampuan yang guru harapkan dapat dimiliki oleh siswanya setelah terjadi proses pembelajaran. Sangatlah penting penentuan tujuan pembelajaran, dimana dapat mempengaruhi juga komponen pembelajaran lainnya seperti pemilihan suatu metode,

35 Sekar Purbarini Kawuryan, ‘Karakteristik Peserta didik SD Kelas Rendah Dan Pembelajarannya’, 2017, https://docplayer.info/30495055-Karakteristik-peserta didik-sd-kelas- rendah-dan-pembelajarannya.html.

36 Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran, ‘Apa Itu Pembelajaran?’, 2019, https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html.

(17)

media, sumber, dan alaat evaluasi untuk dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Dengan demikian, apabila komponen pembelajaran lainnya tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka proses pembelajaran tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.37

b. Materi Pembelajaran. Komponen ini merupakan bahan yang akan diberikan kepada peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu, materi pembelajaran seharusnya disusun dan disampaikan secara sistematis sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh seorang pendidik. Materi pembelajaran disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran seharusnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik termotivasi dalam pembelajaran.38

c. Kegiatan Pembelajaran. Komponen ini merupakan inti dari proses pendidikan. Semua yang yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Kegiatan pembelajaran melibatkan komponen-komponen lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.39

37 Cepi Riyana, ‘Komponen-Komponen Pembelajaran’, 2011, 63.

38 Riyana.

39 Riyana.

(18)

d. Metode pembelajaran. Komponen ini merupakan cara pendidik dalam berinteraksi dengan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang tepat diperlukan oleh pendidik menyesuaikan kondisi psikologi peserta didik sehingga efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.40

e. Media pembelajaran. Komponen ini memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran berkaitan dengan kemudahan peserta didik dalam menerima ilmu atau pesan yang disampaikan oleh pendidik. Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu atau pesan kepada peserta didik sehingga dapat mempengaruhi perhatian maupun minat dari peserta didik.41

f. Evaluasi pembelajaran. Komponen ini sangat menentukan apakah tujuan pembelajaran tercapai. Komponen ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dan kesuksesan pendidik dalam pembelajaran. Dengan demikian, evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh pendidik dengan cara menilai guna mengetahui keberhasilan pembelajaran dari peserta didik.42

C. Pembelajaran Daring

Sofyana & Abdul dalam Handarini dan Wulandari, Pembelajaran daring adalah suatu konsep pembelajaran yang dilakukan dengan cara tidak secara

40 Riyana.

41 Riyana.

42 Riyana.

(19)

langsung melakukan tatap muka, namun melalui bantuan media/platform untuk membantu proses pembelajaran walaupun pembelajaran dilaksanakan jarak jauh atau berbeda tempat antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran daring bertujuan layanan pendidikan yang berkualitas dengan menggunakan jaringan internet yang dapat menjangkau penggunanya meskipun berbeda tempat. Aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran diantara adalah zoom, whatsapp, edmodo, moodle, schilogy, dan lain sebagainya. Selain aplikasi yang dapat diakses dengan mudah tersebut, pemerintah juga menyediakan 12 platform yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk membantu proses pembelajaran daring. Platform ini dapat diakses melalui web resmi Kemdikbud RI. Platform terbut antara lain (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Cisco webex.43

Adapun tantangan proses belajar mengajar secara daring adalah kemampuan pendidik dan peserta didik dalam penggunaan teknologi. Dabbagh dalam Hasanah44 menjelaskan tentang karakteristik peserta didik yang melakukan pembelajaran secara daring adalah sebagai berikut:

1. Semangat belajar. Pembelajaran akan berlangsung maksimal dengan semangat dari peserta didik dalam pembelajaran. Pembelajaran mandiri

43 Oktafia Ika Handarini and Siti Sri Wulandari, ‘Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19’, Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8, no. 3 (17 July 2020): 496–503.

44 Handarini and Wulandari.

(20)

akan tercipta dengan semangat dan antusias dari peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Adapun kemandirian akan terbentuk sesuai dengan respons dari peserta didik dan akan terlihat adanya keberhasilan belajar yang berbeda masing-masing peserta didik.

2. Literacy terhadap teknologi. Pemahaman peserta didik terhadap penggunaan teknologi merupakan bagian yang sangat penting sehingga membuat pembelajaran lebih efektif. Alat yang biasa dimanfaatkan untuk pembelajaran daring sebetulnya bukan yang asing bagi peserta didik, hanya penggunaannya saja yang diarahkan untuk pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal. Kemampuan berkomunikasi menjadi bagian yang sangat penting bagi peserta didik untuk mencapai keberhasilan pembelajaran daring. Adanya kemampuan interpersonal sangat membantu peserta didik pada saat berinteraksi dengan temannya, walaupun pembelajaran dilaksanakan secara daring. Dengan demikian, menjadi penting apabila kemampuan interpersonal dan komunikasi dilatihkan dalam hidup kemasyarakatan.

4. Berkolaborasi. Memiliki pemahaman bahwa dalam pembelajaran daring adanya suatu kolaborasi dalam interaksi pembelajaran. Peserta didik berinteraksi dengan pendidik dan peserta didik lain. Interaksi dilakukan secara terus-menerus oleh peserta didik maupun pendidik dalam pembelajaran agar suasana pembelajaran menjadi hidup atau produktif.

Interaksi yang terbangun diantaranya adalah apabila peserta didik merasa

(21)

kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh guru atau materi yang mereka baca. Selanjutnya guru memberikan respons sesuai kebutuhan peserta didik. Selain itu interaksi yang dibangun adalah untuk melatih masing-masing peserta didik agar dapat berkolaborasi dengan temannya atau lingkungan sekitar dalam hal menyelesaikan permasalahan atau materi yang diberikan oleh pendidik.

5. Keterampilan untuk belajar mandiri. Belajar mandiri sangat penting untuk keberlangsungan pembelajaran daring karena peserta didik akan dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan kepadanya. Kalau secara ilmiah, peserta didik dituntut mampu mencari, menemukan, dan menyimpulkan dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran secara mandiri adalah proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dan peserta didik menjadi pemegang kendali dalam suatu proses pembelajaran.

Pembelajaran daring masa kini biasa memanfaatkan Learning Management System sebagai perangkat yang digunakan untuk merancang,

mendistribusikan, dan mengatur suatu penyampaian materi pembelajaran.

LMS dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk membantu dalam pembuatan silabus, pengelolaan bahan belajar, pengelolaan aktivitas belajar, pengelolaan nilai, rekapitulasi presensi, menampilkn nilai, diskusi, dan pemberian quiz.

LMS yang sering digunakan umumnya adalah platform web yang dapat mempermudah pendidik membuat rencana pembelajaran maupun melaksanakan pembelajarran secara daring. Selain itu, LMS juga

(22)

mempermudah peserta didik dalam mengakses materi pembelajaran dimana saja maupun kapan saja.45 Learning Management System yang dapat digunakan untuk pembelajaran diantaranya adalah Edmodo, moodle, google classroom, blackboard soursesites, schoology, latitude learning, academy of mine, LRN, efront, dokeos, sakai, atutor, ILIAS, dan udemy.46

Learning Management System mempunyai banyak sekali manfaat dalam pembelajaran daring, yaitu: 1) Waktu belajar efisien karena pendidik dan peserta didik dapat melaksanakannya dimana saja dan kapan saja; 2) Biaya relatif murah dibanding dengan belajar secara tatap muka; 3) Mempermudah kegiatan belajar karena adanya menu kuis, penugasan, unggah materi, dan diskusi interkatif; 4) Merupakan sarana alternatif pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19; 5) Memudahkan peserta didik dalam pengumpulan dan analisis nilai atau asesmen peserta didik dalam waktu yang relatif singkat;

6) Memudahkan peserta didik pada saat melakukan pencarian dan pengaturan materi belajar; 7) Metode yang digunakan dilengkapi dengan gambar, suara, video, maupun teks yang dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan dan tidak membuat bosan peserta didik; 8) Peserta didik menjadi terdorong untuk belajar secara mandiri; 9). Selama proses pembelajaran berlangsung dapat didokumentasikan dengan mudah dan

45 Sevima, ‘Pengertian Learning Management System (LMS), Manfaat & Penerapannya’, PT.

Sentra Vidya Utama, 17 February 2021, https://sevima.com/pengertian-learning-management- system/.

46 Eddo Fajar Nugroho, ‘12 Free / Open Source Learning Management System (LMS) Terbaik’, BPPTIK (blog), 10 March 2015, https://bpptik.kominfo.go.id/2015/03/10/857/12-free- open-source-learning-management-system-lms-terbaik/.

(23)

lengkap; dan 10). Mempermudah terjalinnya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Adapun kekurangan dari LMS adalah 1). Diperlukannya jaringan internet yang kuat, bagus, dan stabil untuk akses LMS; 2). Pendidik dan peserta didik tidak dapat melakukan interaksi pembelajaran secara real time. Misal apabila ada peserta didik yang bertanya, sedangkan pada saat itu pendidik sedang tidak online, maka jawaban belum bisa didapatkan oleh peserta didik pada saat itu juga; dan 3). Diperlukannya perangkat pembelajaran yang menunjang pembelajaran daring, seperti komputer atau laptop maupun smartphone agar dapat mengakses LMS.47

Pendidikan dan pembelajaran harus terus berjalan dalam kondisi pandemi covid-19. Keberadaan Covid-19 tidak boleh membuat proses pendidikan berhenti sepenuhnya. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan bagi pendidik untuk kreatif dan inovatif. Survey yang dilakukan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud-Ristek tahun 2021 tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menunjukkan bahwa 97% siswa menginginkan untuk kembali bersekolah dan 89,9% orang tua menginginkan anaknya kembali bersekolah seperti biasa untuk tahun ajaran 2021/2022.48 Kemdikbud bersama dengan tiga kementerian lain mengeluarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Tatap Muka

47 Sevima, ‘Pengertian Learning Management System (LMS), Manfaat & Penerapannya’.

48 Grahanusa Mediatama, ‘Ini Panduan Pembelajaran Tatap Muka di SD di Tengah Pandemi Covid-19’, PT. Kontan Grahanusa Mediatama, 7 May 2021, https://newssetup.kontan.co.id/news/ini-panduan-pembelajaran-tatap-muka-di-sd-di-tengah- pandemi-covid-19.

(24)

(PTM) yang bersifat terbatas yang akan dilaksanakan mulai bulan Juli 2021.49 Selain PTM yang bersifat terbatas, kemdikbud juga memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menggunakan kurikulum yang sesuai kebutuhan pembelajaran di sekolah berdasarkan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus. Adapun pilihan kurikulum dari kemdikbud yang menjadi alternatif adalah (1) tetap menjadikan kurikulum nasional sebagai acuan dalam proses pembelajaran di sekolah; (2) menggunakan kurikulum darurat dalam kondisi khusus yang disiapkan oleh Kemdikbud; dan (3) sekolah melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri sesuai dengan kebutuhan sekolah.50

Penelitian-penelitian tentang pembelajaran pada masa pandemi covid- 19 menunjukkan bahwa terdapat kelemahan dalam pembelajaran daring pandemi covid-19 yakni kurang maksimalnya keterlibatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring secara penuh dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.51 Penelitian lain menunjukkan bahwa adanya kesulitan anak didik dalam memenuhi tuntutan finansial dari akses internet.52 Penelitian

49 Kemdikbud, ‘Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Pada masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)’, 2020.

50 Kemdikbud, ‘Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus’, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 7 August 2020, https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan-kurikulum-darurat- pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus.

51 Rika Yuni Ambarsari, ‘Evaluasi Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Bulukerto Wonogiri’, JURNAL MITRA SWARA GANESHA 8, no. 1 (7 February 2021):

28–35.

52 Agus Yudiawan, ‘BELAJAR BERSAMA COVID 19: Evaluasi Pembelajaran Daring Era Pandemi Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, Papua Barat’, Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (1 August 2020): 10–16, https://doi.org/10.32489/alfikr.v6i1.64.

(25)

lain juga menggambarkan bahwa pembelajaran daring di Indonesia pada masa pandemi, mendorong pendidik agar memiliki banyak model penilaian yang mendukung pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan terbatasnya pembelajaran tatap muka antara pendidik dan peserta didik secara langsung, sedangkan pembelajaran harus terus berjalan walaupun tidak berada dalam satu ruangan. Beberapa contoh penilaian yang dapat diterapkan pada saat pembelajaran daring adalah penilaiaan berbasis daring, penilaian portofolio, dan penilaian karakter.53

53 Sri Hastuti and Ismail Marzuki, ‘Model Asesmen Alternatif Dalam Evaluasi Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19’, Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Tadarus Tarbawy 3, no. 1 (30 March 2021), https://doi.org/10.31000/jkip.v3i1.4252.

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan sebagai penelitian lapangan (field research). Pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan penelitian kualitatif.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di empat wilayah di Kalimantan Timur, yakni di Samarinda, Balikpapan, dan Kutai Timur. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah ketiga Kabupaten/Kota dianggap mewakili seluruh wilayah yang ada di Kalimantan Timur.

C. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah 9 (Sembilan) Madrasah Ibtidaiyah di wilayah Kalimantan Timur dengan teknik simple random sampling.

D. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan agar peneliti dapat mengetahui berbagai perubahan yang terjadi pada objek penelitian. Selanjutnya peneliti disebut sebagai instrumen sekaligus berperan sebagai pengumpul data. Kehadiran peneliti pada saat pengumpulan data harus diketahui informan. Identitas peneliti dijelaskan secara langsung oleh peneliti

(27)

kepada informan sehingga adanya jaminan keamanan dan keleluasaan dalam menyampaikan pertanyaan.54

E. Data Penelitian

Data penelitian ini adalah data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung sangat relevan untuk mendapatkan pola perilaku dan kejadian yang diperlukan untuk mendalami masalah penelitian. Manfaat utama teknik observasi adalah peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif bersamaan dengan peristiwa, sikap, perilaku, kejadian itu berlangsung. Sehubungan dengan itu, peneliti dapat melihat langsung peristiwanya dan tidak tergantung pada informasi yang diberikan informan penelitian.55 Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap yakni pengamatan langsung dalam implementasi pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah meliputi aspek

54 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),157.

55 Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach) (Deepublish, 2018).

(28)

kurikulum, persiapan, pelaksanaan pembelajaran, materi, strategi/metode, media, interaksi peserta didik dan guru, dan evaluasi.

2. Wawancara

Pengumpulan data yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif ialah wawancara mendalam (in-depth interviews). Penggunaan in-depth interviews sangat signifikan untuk mengetahui secara mendalam

mengenai persepsi individu terhadap fenomena yang sedang diteliti.56 Wawancara adalah percakapan dengan bertatap muka yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Wawancara dilaksanakan kepada kepala sekolah, guru, dan perwakilan orang tua dan peserta didik di Sembilan Madrasah Ibtidaiyah di wilayah Kalimantan Timur.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai data faktual yang dilakukan di lapangan selama proses penelitian berlangsung. Dokumentasi meliputi dokumen perangkat pembelajaran, media pembelajaran berupa video atau learning management system, dan hasil evaluasi belajar peserta didik.

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan data kualitatif dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta data kuantitatif dari hasil analisis angket. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif.

56 Albi Anggito Setiawan Johan, Metodologi penelitian kualitatif (CV Jejak (Jejak Publisher), 2018).

(29)

H. Jadwal Pelaksanaan

Jangka waktu penelitian direncanakan selama empat bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2021, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

No Keterangan

Waktu Pelaksanaan

Juni 2021 Juli 2021 Agustus 2021 September 2021

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1. Penelitian Awal/

Observasi Awal (Komunikasi by Phone) dengan lokus penelitian 2. Penelitian

Lapangan:

Pengumpulan Data 3. Pengelolaan

Data

4. Laporan Antara 5. Pembuatan

Laporan Hasil Penelitian 6. Seminar Hasil

Penelitian 7. Laporan Hasil

Penelitian

(30)

BAB IV

LOG BOOK PENELITIAN

No. Waktu Tujuan Hasil

1. 11 Juni s/d 13 Juni 2021

MIS Sentra Cendekia Muslim Balikpapan dan MIN 1 Balikpapan

a. Wawancara dengan kepala MIS Sentra Cendekia Muslim Balikpapan

b. Wawancara dengan guru MIS Sentra Cendekia Muslim Balikpapan c. Wawancara dengan kepala MIN 1

Balikpapan

d. Wawancara dengan guru MIN 1 Balikpapan

2 14 Juni s/d 15 Juni 2021

MIN 2 Samarinda a. Wawancara dengan kepala MIN 2 Samarinda

b. Wawancara dengan guru MIN 2 Samarinda

3 18 Juni s/d 20 Juni 2021

MIN 1 Balikpapan dan MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

a. Wawancara dengan guru MIN 1 Balikpapan

b. Wawancara dengan kepala MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

c. Wawancara dengan guru MI Nahdlatul Ulama Balikpapan

4 26 Juni s/d 28 Juni 2021

MIN 1 Kutai Timur dan MIS Hifdzul Qur’an Sangatta Utara

a. Wawancara dengan kepala MIN 1 Kutai Timur

b. Wawancara dengan guru MIN 1 Kutai Timur

c. Wawancara dengan kepala MIS Hifdzul Qur’an Sangatta Utara

d. Wawancara dengan guru MIS Hifdzul Qur’an Sangatta Utara

(31)

5 2 Juli s/d 3 Juli 2021

MI Darussalam Sempaja Samarinda

a. Wawancara dengan kepala MI Darussalam Sempaja Samarinda b. Wawancara dengan guru MI

Darussalam Sempaja Samarinda 6 23 Juli s/d 24

Juli 2021

MI Al Mujahidin Samarinda

a. Wawancara dengan kepala MI Al Mujahidin Samarinda

b. Wawancara dengan guru MI Al Mujahidin Samarinda

7 13 Juni s/d 15 Agustus 2021

MIS Hifdzul Qur’an Sangatta Utara dan MIS Hajar Abyadl Sangatta

a. Wawancara dengan guru MIS Hifdzul Qur’an Sangatta Utara

b. Wawancara dengan kepala MIS Hajar Abyadl Sangatta

c. Wawancara dengan guru MIS Hajar Abyadl Sangatta

(32)

Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn’. PEDAGOGIA:

Jurnal Pendidikan 5, no. 1 (21 April 2020): 35–46.

https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i1.87.

Ambarsari, Rika Yuni. ‘Evaluasi Pembelajaran Daring Selama Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Bulukerto Wonogiri’. JURNAL MITRA SWARA GANESHA 8, no. 1 (7 February 2021): 28–35.

Amran, Muhammad, Erma Suryani Sahabuddin, and Muslimin Muslimin. ‘Peran Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar’. Prosiding Seminar Nasional Administrasi Pendidikan & Manajemen Pendidikan 0, no. 0 (5 July 2018):

254–61.

Anugrahana, Andri. ‘Hambatan, Solusi Dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar’. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan 10, no. 3 (28 September 2020): 282–89.

https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289.

Azzundhani, Rafida. ‘Sistem Pembelajaran Daring, Efektif Atau Nggak Ya?’, 2020.

https://www.inibaru.id/hits/sistem-pembelajaran-daring-efektif-atau- nggak-ya.

BBC. ‘Sekolah di Rumah Mulai Diterapkan, Tak Semua Siap’. BBC News Indonesia, 2020. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51906763.

Budiharti, Rini, Elvin Yusliana Ekawati, Pujayanto, Daru Wahyuningsih, and Fairusy Fitria H. ‘Penggunaan Blended Learning Dengan Media Moodle Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa SMP’. Jurnal Cakrawala Pendidikan 34, no. 1 (21 April 2015).

https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.4184.

Damayanthi, Adriana. ‘Efektivitas Pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid- 19 pada Perguruan Tinggi Keagamaan Katolik’. EDUTECH 19, no. 3 (4 December 2020): 189–210. https://doi.org/10.17509/e.v1i3.26978.

Daton, Zakarias Demon. ‘Gubernur Kaltim Larang Belajar Tatap Muka di Sekolah:

Kita Harus Pentingkan Kesehatan Halaman all’. KOMPAS.com, 19 April 2021. https://regional.kompas.com/read/2021/04/19/233933478/gubernur- kaltim-larang-belajar-tatap-muka-di-sekolah-kita-harus-pentingkan.

Dewi, Wahyu Aji Fatma. ‘Dampak COVID-19 terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar’. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 2, no. 1 (29 April 2020): 55–61.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89.

(33)

Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran. ‘Apa Itu Pembelajaran?’, 2019.

https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html.

Dwi C, Briliannur, Aisyah Ameli, Uswatun Hasanah, Hidayatur Rahman, and Abdy Mahesha Putra. ‘Analisis Keefektifan Pembelajaran Online Di Masa Pandemi Covid-19’. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2, no. 1 (9 May 2020): 28–37.

Engzell, Per, Arun Frey, and Mark D. Verhagen. ‘Learning Loss Due to School Closures during the COVID-19 Pandemic’. Proceedings of the National Academy of Sciences 118, no. 17 (27 April 2021).

https://doi.org/10.1073/pnas.2022376118.

Guan, Chong, Ding Ding, and Kong Weng Ho. ‘E-Learning in Higher Education for Adult Learners in Singapore’. International Journal of Information and Education Technology 5, no. 5 (2015): 348–53.

https://doi.org/10.7763/IJIET.2015.V5.528.

Hamdani, Acep Roni, and Asep Priatna. ‘Efektifitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) Dimasa Pandemi Covid-19 Pada Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Subang’. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP

Subang 6, no. 1 (27 June 2020): 1–9.

https://doi.org/10.36989/didaktik.v6i1.120.

Handarini, Oktafia Ika, and Siti Sri Wulandari. ‘Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19’. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) 8, no. 3 (17 July 2020): 496–

503.

Hastuti, Sri, and Ismail Marzuki. ‘Model Asesmen Alternatif Dalam Evaluasi Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19’. Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan Tadarus Tarbawy 3, no. 1 (30 March 2021).

https://doi.org/10.31000/jkip.v3i1.4252.

Indriani, Tri Mughni, Toto Fathoni, and Cepi Riyana. ‘Implementasi Blended Learning dalam Program Pendidikan Jarak Jauh pada Jenjang Pendidikan Menengah Kejuruan’. Educational Technologia 2, no. 2 (2018): 129–39.

Kantun, Sri, and Raras Siswandini Asp. ‘Implementasi Blended Learning Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas XI IPS-2 SMAN 5 Jember’. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial 9,

no. 2 (25 November 2016).

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPE/article/view/3423.

Kawuryan, Sekar Purbarini. ‘Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Dan Pembelajarannya’, 2017. https://docplayer.info/30495055-Karakteristik- siswa-sd-kelas-rendah-dan-pembelajarannya.html.

Kemdikbud. ‘Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus’. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi, 7 August 2020.

(34)

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/08/kemendikbud-terbitkan- kurikulum-darurat-pada-satuan-pendidikan-dalam-kondisi-khusus.

———. ‘Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Dan Tahun Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)’, 2020.

———. ‘UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional’. SIMKeu

KEMENDIKBUD, 2003.

http://simkeu.kemdikbud.go.id/index.php/peraturan1/8-uu-undang- undang/12-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional.

Kemendikbud. ‘Kemendikbud: Tanda Learning Lost Sudah Mulai Tampak’.

Republika Online, 21 January 2021.

https://republika.co.id/share/qna3kh428.

Kopetzlicious. ‘Fungsi Utama Pendidikan Dasar (Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah) | Ilmu Pendidikan’, 28 September 2016. https://ilmu- pendidikan.net/sekolah/fungsi-pendidikan-dasar.

Kusumadewi, Rida Fironika, Sari Yustiana, and Khoirotun Nasihah.

‘Menumbuhkan Kemandirian Siswa Selama Pembelajaran Daring Sebagai Dampak Covid-19 Di SD’. Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD) 1, no. 1

(22 July 2020).

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/jrpd/article/view/7927.

Marzal, Jefri. ‘I-LMS: Sekilas Tentang Pembelajaran Daring’, 2019.

https://elearning.unja.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=140.

Mediatama, Grahanusa. ‘Ini Panduan Pembelajaran Tatap Muka di SD di Tengah Pandemi Covid-19’. PT. Kontan Grahanusa Mediatama, 7 May 2021.

https://newssetup.kontan.co.id/news/ini-panduan-pembelajaran-tatap- muka-di-sd-di-tengah-pandemi-covid-19.

Megawanti, Priarti, Erna Megawati, and Siti Nurkhafifah. ‘Persepsi Peserta Didik Terhadap PPJ Pada Masa Pandemi Covid 19’. Jurnal Faktor UNINDRA 7, no. 2 (20 July 2020): 75–82.

Muhson, Nurul. ‘Penerapan Blended Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Sejarah Bani Umaiyah Kelas VIII SMPN 3 Pontianak’. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial 6, no. 1 (6 September 2019): 12–25.

https://doi.org/10.31571/sosial.v6i1.1230.

Nugroho, Eddo Fajar. ‘12 Free / Open Source Learning Management System (LMS) Terbaik’. BPPTIK (blog), 10 March 2015.

https://bpptik.kominfo.go.id/2015/03/10/857/12-free-open-source- learning-management-system-lms-terbaik/.

(35)

Nurdin. ‘Kendala Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di MIN 4 Bungo’. Jurnal Inovasi Pendidikan dan Teknologi Informasi (JIPTI) 2, no. 01 (15 February 2021): 25–33.

Prastowo, Andi. ‘Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Berbasis Pemberdayaan Pikiran Bawah Sadar’. Al-Aulad: Journal of Islamic Primary Education 1, no. 2 (6 November 2018).

https://doi.org/10.15575/al-aulad.v1i2.3525.

Pratiwi, Yuni, Parijo, and Warneri. ‘Penerapan Model Blended Learning Untuk Meningkatkan Performansi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA’. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa 5, no. 11 (30

November 2016).

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/17602.

Putranto, Setyo Dwi. ‘Sistem Pendidikan Islam Model Kuttab: Studi Kasus Di Kuttab Al-Fatih Malang’. PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016.

Putria, Hilna, Luthfi Hamdani Maula, and Din Azwar Uswatun. ‘Analisis Proses Pembelajaran dalam Jaringan (DARING) Masa Pandemi Covid- 19 Pada Guru Sekolah Dasar’. Jurnal Basicedu 4, no. 4 (5 July 2020): 861–70.

https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.460.

Rachman. ‘Pentingnya Pendidikan Sekolah Dasar’, 2015.

https://disdik.bekasikab.go.id/berita-pentingnya-pendidikan-sekolah- dasar.html.

Riyana, Cepi. ‘Komponen-Komponen Pembelajaran’, 2011, 63.

Rukajat, Ajat. Pendekatan Penelitian Kualitatif (Qualitative Research Approach).

Deepublish, 2018.

Sadikin, Ali, and Afreni Hamidah. ‘Pembelajaran Daring Di Tengah Wabah Covid- 19: (Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic)’. BIODIK 6, no. 2 (30 June 2020): 214–24. https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759.

Sega, Yerius. ‘Apa Itu Learning Loss? Begini Kata Pakar Pendidikan Michelle Kaffenberger’. Http://Www.Kalderanews.Com (blog), 26 February 2021.

https://www.kalderanews.com/2021/02/apa-itu-learning-loss-begini-kata- pakar-pendidikan-michelle-kaffenberger/.

Setiawan, Albi Anggito, Johan. Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak (Jejak Publisher), 2018.

Sevima. ‘Pengertian Learning Management System (LMS), Manfaat &

Penerapannya’. PT. Sentra Vidya Utama, 17 February 2021.

https://sevima.com/pengertian-learning-management-system/.

Sukardjo, Moch, Nurdin Ibrahim, Helen Purwati Ningsih, and Arif Widodo.

‘Implementation-Blended Learning in Indonesian Open Junior High School’. International Journal of Innovation 10, no. 12 (2020): 17.

(36)

Ustoyo, Valensiana Vortunata Ari, Mufidatus Sholikhah, and Lailatuz Zuhro.

‘Implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Islam dalam Masa Pandemi Covid-19’. Jurnal DIDIKA: Wahana Ilmiah Pendidikan Dasar 6, no. 2 (31 December 2020): 261–71.

Wijayanto. ‘Pembelajaran Daring Dinilai Kurang Efektif’, 2020.

https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/07/15/204264/pembelajaran- daring-dinilai-kurang-efektif.

Yudiawan, Agus. ‘BELAJAR BERSAMA COVID 19: Evaluasi Pembelajaran Daring Era Pandemi Di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, Papua Barat’. Al-Fikr: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 1 (1 August 2020): 10–16.

https://doi.org/10.32489/alfikr.v6i1.64.

(37)

LAMPIRAN 2.1 TRANSKRIP WAWANCARA

Nama Informan : Tajudin

Jabatan : Kepala MIN 2 Samarinda

Tempat Wawancara : MIN 2 Samarinda

No Pertanyaan Wawancara Jawaban Informan Perencanaan Pembelajaran

1. Kurikulum apa yang digunakan saat ini?

Kurikulum K.13/ Kurikulum Darurat

2.

Apakah kurikulum saat pembelajaran dilakukan secara daring sama dengan kurikulum pada saat pembelajaran dilakukan secara tatap muka langsung?

Tidak Sama

3.

Apakah ada penyederhanaan kurikulum pada saat pembelajaran daring sekarang ini?

Ada

4. Bagaimana mekanisme penyederhanaannya?

Mengurangi jam pembelajaran

5.

Berkaitan dengan

penyederhanaan kurikulum, apakah semua perangkat pembelajaran (prota, prosem, silabus, RPP) juga mengalami penyederhanaan?

Hanya RPP yg disederhanakan

6.

Bagaimana penyederhanaan perangkat pembelajaran tersebut?

Menekankan pada materi materi yg penting saja

(38)

7.

Perangkat pembelajaran yang mengalami penyederhanaan tersebut apakah disiapkan

oleh dinas

pendidikan/kemenag atau disediakan oleh sekolah sendiri?

Di inovasi oleh sekolah

8.

Apakah guru dipersiapkan dengan memberikan pelatihan sebelum dilaksanakan pembelajaran daring?

Diberikan Pelatihan

9

Pelatihan apa saja yang diberikan oleh sekolah kepada para guru sebelum melaksanakan pembelajaran daring?

Bimtek

10.

Apakah guru memiliki gadget (laptop atau HP) yang support untuk melaksanakan pembelajaran daring? Jika tidak support bagaimana solusi dari sekolah?

Memiliki HP/Lap Top

11.

Apakah sekolah

menyediakan kuota atau wifi untuk guru? Jika tidak menyediakan bagaimana pemenuhan kuota atau wifi guru?

pemberian quota kpd guru setiap bulan dan Wifi

12.

Apakah siswa memiliki gadget (laptop atau HP) yang support untuk melaksanakan pembelajaran daring? Jika tidak support bagaimana solusi dari sekolah?

Tidak semua siswa memiliki Lap top dan Hp solusi yg kami laksanakan ada beberapa siswa yg kami suruh turun kesekolah

(39)

13.

Apakah sekolah

menyediakan kuota atau wifi untuk siswa? Jika tidak menyediakan bagaimana pemenuhan kuota atau wifi siswa?

Hanya 2 kali aja memberikan bantuan kuota selebihnya orang tua siswa sendiri yg menyediakan

14.

Bagaimana sekolah melakukan sosialisasi tentang pembelajaran daring kepada orang tua dan siswa?

Mengadakan pertemuan kpd orang tua siswa yg terlibat dalam paguyuban kelas

15.

Bagaimana sekolah melakukan sosialisasi tentang pembelajaran daring kepada siswa agar siap dengan LMS/aplikasi pembelajaran daring yang akan digunakan?

Melalui surat edaran , WA grup

16.

Bagaimana sosialiasi tentang jadwal sekolah yang awalnya waktunya cukup panjang menjadi terbatas?

Memberikan pemahaman kepada org tua

17.

Bagaimana sosialiasi tentang tujuan pembelajaran yang dapat tercapai dengan pembelajaran yang singkat atau pendek)?

Memilih materi materi yg penting saja yg dilakukan oleh guru dgn inovasi pembelajaran agar tujuan tercapai dgn waktu yg terbatas

Pelaksanaan Pembelajaran

1.

LMS atau aplikasi pembelajaran daring apa yang dipakai dalam pembelajaran?

Google Class room dan WA saja

2.

Strategi pembelajaran apa yang dipakai dalam pembelajaran daring?

Terkadang melalui zoom metting/VC

(40)

3.

Metode pembelajaran apa yang dipakai dalam pembelajaran daring?

Sistem diskusi

4.

Media pembelajaran apa yang dipakai dalam pembelajaran daring?

Video pembelajaran yg dibuat guru, youtube

5. Berapa % rata-rata kehadiran siswa dalam satu kelas?

95 persen

6. Seminggu berapa hari waktu pembelajaran daringnya?

Hari hari sesuai jadwal pembelajaran

7.

Dalam sehari berapa jam atau dari jam berapa sampai jam berapa?

Sesuai jadwal pelajaran

8.

Bagaimana variasi pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran daring?

Penjelasan singkat dan pemberian tugas

9. Bagaimana pemberian tugas selama pembelajaran daring?

Tidak semua siswa dalam satu kelas mengerjakan tugas tepat waktu

10.

Bagaimana pegumpulan tugas siswa selama pembelajaran daring?

Dikirim lewat WA langsung atau dalam bentuk foto dan dijawab langsung google Class room

Evaluasi Pembelajaran

1.

Bagaimana hasil belajar siswa? Apakah sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh sekolah?

sudah Memenuhi KKM

2.

Apa saja masalah/kendala yang dihadapi dalam pembelajaran daring ini?

Sulit utk menentukan nilai yg obyektif

(41)

3.

Bagaimana solusi/tindak lanjut yang dilakukan oleh sekolah dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran daring ini?

Memberikan peluang kpd siswa yg mengalami kesulitan belajar utk datang kesekolah yg dibimbing langsung oleh guru

4. Apa saja kekurangan dalam pembelajaran daring ini?

Kurang maksimal nya pembelajaran

5.

Apa saja hal yang mendukung pembelajaran daring ini?

Perlu ada kerjasama antara orang tua siswa dengan pihak sekolah

6.

Apa saja kelebihan dalam pembelajaran daring ini?

Dengan adanya daring ini seluruh stake holder MIN 2 Samarinda sedikit banyaknya telah memahami perkembangan teknologi

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran dirumah, kepahaman orang tua serta kesiapan alat penunjang pembelajaran yang ada dirumah itu sendri,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi pembelajaran daring di TK IT Robbani Indralaya selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan

1) Agar materi pembelajaran secara oline lebih efektif dan menarik, dosen harus memetakan materi yang akan disampaikan, misal dengan mind map. 2) Dosen bisa menyiapkan

Ketujuh, jurnal yang berjudul Studi Eksplorasi Dampak Work From Home (WFH) Terhadap Kinerja Guru Selama Pandemi Covid-19, yang ditulis oleh Agus.. Jurnal ini mengkaji

Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai masalah belajar daring selama pandemi adalah sebagai berikut (1) Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dari rumah atau online (dalam jaringan) tidak memberikan siswa waktu untuk bertemu langsung dengan teman dan guru, maka

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keberhasilan Study From Home (SFH) berbasis daring tergantung kesepakatan pendidik dengan peserta didik dalam kontrak

Hal ini seperti yang diungkapkan Purwaningsih (2021) bahwa peran bimbingan konseling adalah menjembatani antara guru mata pelajaran dengan siswa yang mengalami.. 38