• Tidak ada hasil yang ditemukan

SHIELD METAL ARC WELDING (SMAW)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SHIELD METAL ARC WELDING (SMAW)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pengelasan busur adalah pengelasan dengan memanfaatkan busur listrik yang terjadi antara elektroda dengan benda kerja. Elektroda dipanaskan sampai cair dan diendapkan pada logam yang akan disambung sehingga terbentuk sambungan las. Mula-mula elektroda kontak/bersinggungan dengan logam yang dilas sehingga terjadi aliran arus listrik, kemudian elektroda diangkat sedikit sehingga timbullah busur.

Panas pada busur bisa mencapai 5.500oC.

Las busur bisa menggunakan arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC). Ada 2 jenis polaritas yang digunakan yaitu polaritas langsung dan polaritas terbalik. Pada polaritas langsung elektroda berhubungan dengan terminal negatif sedangkan pada polaritas terbalik elektroda berhubungan dengan terminal positif.

SMAW adalah proses las busur manual dimana panas las dihasilkan oleh busur listrik yang terbentuk diantara elektroda berpelindung flux dengan benda kerja. Proses SMAW digunakan untuk mengelas logam-logam ferrous dan non ferrous, termasuk carbon steel, low alloy steel, stainless steel, nickel steel, cast iron, dan paduan tembaga.

(3)

Prinsip Kerja

Ujung elektroda, busur, cairan logam las dan daerah- daerah yang berdekatan dengan benda yang dilas, dilindungi dari pengaruh udara oleh gas yang terbentuk dari hasil pembakaran selaput pembungkus elektroda. Selain itu ada lagi pelindung tambahan pada cairan logam las, yang berasal dari cairan flux atau slag yang terbentuk. Filler metal atau logam tambah berasal dari inti kawat elektroda. Pada elektroda- elektroda tertentu filler metal ini bisa juga berasal dari serbuk besi yang bercampur dengan selaput pembungkusnya.

KEUNTUNGAN:

Pengelasan dengan SMAW merupakan proses las busur paling sederhana dan paling serba guna. Karena sederhana dan mudah dalam mengangkut alat-alatnya, membuat proses SMAW ini banyak dipakai untuk mengelas pipa-pipa refinery hingga pipelines, bahkan untuk mengelas di bawah laut guna memperbaiki struktur anjungan lepas pantai.

(4)

Pengelasan bisa dilakukan pada berbagai posisi atau lokasi selagi masih bisa dijangkau dengan elektroda. Sambungan- sambungan dimana pandangan mata terbatas bisa di las dengan cara membengkokkan elektroda.

Kelemahan:

Kecepatan pengisiannya lebih rendah dibanding proses semi- otomatis atau otomatis.

Panjang elektroda tetap dan pengelasan mesti dihentikan jika elektroda sudah habis terbakar.

Puntung elektroda yang tersisa terbuang, dan waktu juga terbuang untuk mengganti–ganti elektroda.

Slag atau terak yang terbentuk di atas lapisan las harus dibuang terlebih dahulu sebelum lapisan berikutnya didepositkan. Langkah-langkah ini mengurangi efisiensi las hingga 50 %.

Asap dan gas yang terbentuk juga menjadi masalah. Oleh karena itu harus tersedia ventilasi memadai pada pengelasan dalam ruang tertutup.

Pandangan mata pada kawah las agak terhalang oleh slag dan asap yang menutupi endapan logam.

Dibutuhkan juru las sangat terampil agar dapat menghasilkan pengelasan berkualitas radiography apabila mengelas pipa atau plat hanya dari arah satu sisi.

(5)

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

(6)

 Mesin Las

Mesin las (pesawat las) merupakan bagian terpenting dari peralatan las busur. Ditinjau dari jenis arus yang keluar, mesin las dapat dibedakan menjadi:

 Mesin las arus bolak-balik (AC), Mesin las ini memerlukan sumber arus bolak-balik fase tunggal" Dengan sebuah transformator, arus input diperkecil tegangannya menjadi arus output sekitar 36 sampai 70 volt, tetapi kuat arusnya besar sekitar 200 sampai 500 ampere.

 Mesin las arus searah (DC). Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi arus DC keluar dengan bantuan rectifier. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai tombol pengatur tunggal untuk menyetel arus listrik keluar

(7)

 Mesin las arus (AC) dan (DC). Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak-balik dan arus searah.

Dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan dengan hanya mengubah posisi handle pada mesin tersebut.

pemakaiannya karena arus yang keluar dapat dipilih AC atau DC

(8)

 Klem Masa

Klem masa digunakan untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Agar arus listrik dapat mengalir dengan baik maka klem massa biasanya dibuat dari bahan penghantar yang baik misalnya tembaga, juga dilengkapi dengan pegas yang kuat agar klem dapat menjepit benda kerja dengan kuat.

 Pemegang Elektroda

Digunakan untuk menjepit elektroda las. Alat ini terdiri atas mulut penjepit dan peganganyang dibungkus penyekat, memperlihatkan salah satu contoh pemegang elektroda.

 Kabel Las

Inti kabel penghantar ini biasanya terbuat dari tembaga yaflg dipintal, dibungkus dengan isolator, dan diberi penguat

(9)

Merupakan logam pengisi las berupa elektroda terbungkus fluk untuk proses las SMAW terdiri dari bagian : Kawat inti (core wire rod) yang berfungsi sebagai logam pengisi dan Pembungkus (Coating) berupa fluk berfungsi sebagai pelindung pada proses pengelasan dan pada saat penyimpanan.

Standar Operasional Prosedur penggunaan Mesin Las 1. Mencolokkan stop kontak ke sumber listrik

2. Memilih jenis tegangan (DC atau AC) (tergantung jenis mesin) dan memasang kabel massa dan kabel holder elektrode

(10)

3. Menekan tombol On/Off

4. Mengatur besar arus listrik yang akan di gunakan (ampere) 5. Memasang klem massa pada meja las atau benda kerja 6. Memasang elektrode pada holder

7. Mesin siap digunakan untuk praktikum pengelasan

PROSEDUR PENGELASAN LAS LISTRIK (SOP) (Urutan langkah-langkah mengelas SMAW)

A. Persiapan bahan

1. Persiapkan bahan sesuai dengan yang di kehendaki dengan gergaji, kikir, dll

2. Bersihkan bahan dari kotoran dan minyak atau lapisan cat dengan gerinda,amplas dll

3. Untuk membuat bahan yang tebal di buat kampuh B. Persiapan pengelasan

1. Letakkan alat dengan rapi sesuai keselamatan kerja 2. Aturlah posisi yang baik/enak untuk pengelasan 3. Letakkan benda kerja pada meja las yang sesuai

4. Atur kabel las sedemikian rupa sehingga tidak menjadi beban tangan

5. Pegang tanpa elektroda dan jepit elektroda dengan kuat 6. Menyalakan Elektroda

Cara sentakan: Elektroda di turunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan langsung di angkat sampai jarak kira-kira 1X @ elektroda kemudian di

(11)

Cara Goresan: Elektroda di goreskan seperti korek api setelah busur terjadi tinggi nyala di pertahankan 0,8 x elektroda

(12)

7. Perpendekan elektroda harus di ikuti dengan penurunan tangan agar tinggi busur dan sudut elektroda dapat di pertahankan.

8. Titik awal busur: Bila pengelasan di mulai dari pinggir maka penembusan awal rigi-rigi kurang baik maka titik awal pengelasan di mulai 5-10 mm dari pinggir kemudian berjalan mundur sampai tepi kemudian kembali ke arah pengalasan.

(13)

agar diperoleh hasil Las yang baik sesuai dengan posisi las.

10. Mematikan Busur Nyala: Agar ujung rigi-rigi tidak keropos dan tidak terlalu rendah untuk melepaskan busur nyala sbb: Elektroda di angkat lalu sedikit di turunkan baru di ayun keluar atau elektroda di angkat sedikit lalu di turunkan kembali sambil di lepas dengan menggunakan ayunan ke kiri atas

11. Menyambung Rigi-rigi, Bila elektroda habis sebelum batas kembali dengan cara busur nyala 5 -10 mm dari kanan,elektroda di gerakkan ke kiri sampai mendekati rigi- rigi yang akan di sambung kemudian seterusnya sesuai arah pengelasan

A. Ayunan Zigzag

B. Ayunan angka 8

C. Ayunan melingkar

Referensi

Dokumen terkait

1) berkas B-1 KWK Pemohon yang diambil oleh Pemohon dari Kantor Termohon, dan telah berada dalam penguasaan Pemohon hingga acara pembuktian dilaksanakan dan

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan teknik estimasi yang

provinsi yang melaporkan terjadinya KLB DBD Pada bulan tersebut merupakan musim penghujan yaitu: Kota Kupang (NTT), Kabupaten Sumba dengan durasi yang lama,

Menurut penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham

Kata berimbang (balanced) dapat diartik an dengan kinerja yang diukur secara berimbang dari 2 sisi y aitu sisi k euangan dan non k euangan, mencakup jangk a pendek dan jangk

Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan

Untuk pembangunan bentang utama (center span) Jembatan Holtekamp menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam hal ini Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasi- onal XVIII, Ditjen

Munfi’atur Rofi’ah, 09410176, Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil Primigravida Trisemester Ke-III di RSNU