• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI RANAH KOGNITIF DALAM LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PADA RPP BAHASA JAWA KELAS VII DI SMP ISLAM NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DISTRIBUSI RANAH KOGNITIF DALAM LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PADA RPP BAHASA JAWA KELAS VII DI SMP ISLAM NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011."

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KELINCAHAN GERAK MELALUI

HALAMAN SEKOLAH TERHADAP MINAT PENJASORKES

PADA SISWA KELAS V SDN REJOSARI 01 KECAMATAN

SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Karyono 6102909039

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG

2011

(2)

SARI

Karyono. 2011. Model Pembelajaran Kelincahan Gerak Melalui Halaman SekolahTerhadap Minat Penjasorkes pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

Kata Kunci: Minat Model Pembelajaran Penjasorkes

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa terhadap model pembelajaran penjasorkes dan faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap Model Pembelajaran Kelincahan Gerak Melalui Halaman Sekolah.

Metode yang digunakan yaitu metode survey dan data yang digunakan menggunakan angket atau kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sebagai sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang dengan jumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Dalam instrumen tersebut terdapat variabel tingkat minat terhadap penjasorkes pada siswa SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Angket atau kuesioner disebarkan ke siswa melalui dua tahap, tahap pertama dibagikan sebelum ada tindakan kelas berupa model pembelajaran dan tahap kedua angket atau kuesioner dibagikan setelah ada tindakan kelas setelah siklus kedua.

(3)
(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini hasil karya sendiri. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 11 September 2011 Penulis

(5)
(6)

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Mengetahui, Pembimbing Utama

Drs. TRIRUSTIADI, M.Kes NIP. 19641023 199002 1 001

Pembimbing Pendamping

Drs. MARGONO, M.Kes. NIP. 19601210 198601 1 001

Mengesahkan, Ketua Jurusan PJKR

(7)
(8)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi telah dipertahankan dihadapan sidang Paniti Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal : Waktu :

Tempat : Ruang Ujian Skripsi Jurusan PJKR Laboratorium FIK Unnes

Panitia Ujian Skripsi Ketua Panitia

Drs. H. UEN HARTIWAN, M.Pd. NIP. 19530411 198303 1 001

Sekertaris

Drs. HENY SETYAWATI, M.Kes. NIP. 19670610 199203 2 001

Penguji

Drs. TRI NURHARSONO, M.Pd. (Ketua)

NIP. 19600429 19860110 1 001

Drs. TRIRUSTIADI, M.Kes (Anggota 1) NIP. 19641023 199002 1 001

Drs. MARGONO, M.Kes. (Anggota 2)

(9)
(10)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Jadilah orang yang mempunyai tiga kompetensi ini; bersungguh-sungguh, dapat dipercaya dan berketerampilan, maka anda tidak akan ditolak untuk bekerja. Sebaliknya jika anda ingin mencari karyawan maka pilihlah yang mempunyai kompetensi ketiganya.

Kupersembahkan :

pada Sri Swartiningsih yang dengan penuh cinta dan kasih sayang mendampingiku

menyongsong derunya kehidupan...

pada Panji Iskandar Panca Sakti dan Isnaeni Widha Laksana yang membuatku berani

(11)
(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini hanyalah karena nikmat yang diberikan-Nya. Tidak terlupakan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dalam hati kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan penulis

menjadi mahasiswa Unnes.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK Unnes yang

telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

petunjuk, dorongan, dan motivasi dengan penuh sabar, jelas, mudah dipahami serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Drs. Margono, M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping yang telah sabar dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan pada khususnya dan Dosen Universitas Negeri Semarang pada umumnya atas ilmu yang telah diajarkan. 7. Daniel Suparno dan Hary Mardikan Setyana, selaku sahabat yang telah memberi

(13)
(14)

8. Teman-teman seperjuangan skripsi Semarang yang telah mengingatkan, memperjuangkan dan mementingkan kepentingan kelompok atas kepentingan pribadi.

9. Sulistyani, M.Pd., selaku Kepala SD Negeri Rejosari 01 yang telah memberika n ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang ibu pimpin. 10. Siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini. Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, semoga amal yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Alla h Aza wa Jalla.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, 11 Agustus 2011

(15)
(16)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

SARI ... ii

PERNYATAAN... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pendidikan Jasmani ... 6

2.2 Model Pembelajaran ... 7

(17)
(18)

2.4 Kelincahan ... 9

2.5 Model Pengembangan Latihan Kelincahan dengan Permainan Sederhana untuk Sekolah Dasar ... 10

2.6 Pengertian Gerak Dasar ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

3.1 Subyek Penelitian ... 16

3.2 Lokasi Penelitian ... 16

3.3 Waktu Penelitian ... 16

3.4 Variabel Penelitian ... 16

3.5 Populasi... 16

3.6 Sampel ... 17

3.7 Penarikan Sampel ... 17

3.8 Pelaksanaan Penelitian... 18

3.9 Siklus I ... 18

3.10 Siklus II ... 24

3.11 Teknik Pengumpulann Data ... 28

3.12 Instrumen Pengumpulan Data ... 29

3.13 Prosedur Penelitian ... 31

3.14 Metode Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Hasil Belajar ... 34

4.2 Hasil Pengamatan Respon Siswa ... 37

(19)
(20)

5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(21)
(22)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(23)
(24)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(25)
(26)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(27)
(28)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kelincahan gerak di lingkungan sekolah perlu dibina untuk menunjang terciptanya proses belajar mengajar yang optimal, karena siswa yang mempunyai kelincahan gerak yang baik akan dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelajar dengan baik. Olahraga merupakan salah satu mata pelajaran paling disukai oleh siswa kelas I sampai dengan kelas VI di SD Negeri Rejosari

01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang dibanding mata pelajaran lain. Diantara berbagai macam olahraga yang diajarkan satu diantaranya adalah kelincahan

Mengingat pentingnya kelincahan gerak bagi para pelajar, dengan sendirinya tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkat kelincahan gerak siswa V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang, diharapkan mencapai hasil yang optimal. Dengan demikian mereka dapat melakukan aktifitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan baik khususnya pada olahraga yang melibatkan otot-otot besar. Disamping itu kekuatan juga berpotensi mengembangkan keterampilan dasar sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Anak yang akan mengikuti dan ingin berprestasi didalam POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) juga dituntut untuk memilki tingkat kelincahan

(29)
(30)

Materi kegiatan yang dilombakan atau dipertandingkan sangat membutuhkan kondisi fisik yang optimal, cara berfikir yang kreatif dalam memecahkan masalah-masalah gerak. Dengan demikian anak dapat berprestasi secara akademik. Kondisi fisik siswa dituntut untuk selalu dalam keadaan tingkat keseimbangan gerak yang optimal.

Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah, adalah terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia di sekolah. Terbatas kualitas dan kuantitasnya. Permasalah tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan terhadap pembelajaran penjasorkes karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru penjasorkes selaku pelaksana khususnya dalam pengembangan model pembelajaran.

(31)

Pengembangan model pembelajaran penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran penjasorkes di sekolah. Hasil pengamatan selama ini, pengembangan model pembelajaran penjasorkes yang dilakukan oleh para guru penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif kreatif sehingga pembelajaran yang menyenangkan serta memberi motivasi peserta didik untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Biarpun pengembangan model pembelajaran yang ada masih terbatas dalam lingkup fisik didalam sekolah dan belum dikembangkan pada pemanfaatan lingkungan fisik luar sekolah yang sebenarnya memiliki potensi sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien.

Lingkungan fisik halaman sekolah merupakan salah satu sumber belajar

yang efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru penjasorkes dalam mengembangkan pembelajarannya. Guru penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan keterbatasannya. Lingkungan fisik halaman sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik walaupun terbatas luasnya.

Selokan, bibir taman,lengkong antar kelas, Pohon halaman, dan lain-lain yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran penjasorkes yang inovatif.

(32)

yang berupa latihan kondisi fisik, teknik dasar maupun permainan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan juga keterampilan siswa dalam cabang olahraga.

Melalui pendidikan jasmani, kegiatan ekstrakurikuler dan program pengembangan diri yang diadakan oleh sekolah diharapkan kesegaran jasmani siswa dapat ditingkatkan dan nantinya akan bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran disekolah maupun aktifitas diluar sekolah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran penjasorkes dengan pendekatan atau memanfaatkan lingkungan fisik halaman sekolah sebagai wahana penciptaan pembelajaran penjasorkes yang inovatif untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

Dengan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan diadakan penelitian dengan judul "Model Pembelajaran Kelincahan Gerak Melalui Pendekatan Lingkungan Halaman Sekolah terhadap minat Penjasorkes pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

1.2. Permasalahan

(33)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat dalam Penjasorkes melalui pendekatan lingkungan halaman sekolah pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian.

1.4.2. Untuk mengembangkan kepustakaan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 1.4.3. Dapat dijadikan suatu gambaran untuk mengetahui tingkat minat

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan

jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya mengajarkan dan memajukan aktivitas aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani menampakan dirinya keluar sebagai pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi-intensi pedagogik atau tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan oleh guru pendidikan jasmani. (http://www.the-az.com/pendidikan-jasmani)

2.1.2 Tujuan Pendidikan Dari Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya mengajarkan dan memajukan aktivitas aktivitas jasmani.

(35)

Pendidikan jasmani menampakan dirinya keluar sebagai pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi-intensi pedagogik atau tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan oleh guru pendidikan jasmani.

1.2. Model Pembelajaran

1.2.1. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey (Prof.Dr.Hamzah B. Uno, M.Pd) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan. Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing- masing komponen disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.

1.2.2. Prosedur Model Pembelajaran

(36)

(sesuai). Dalam hal ini anak akan memperoleh konsep bahwa mamalia adalah hewan yang menyusui, mangandung anaknya, dan berbulu.

Melalui model ini, perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseptif siswa dan sifatnya lebih langsung. Artinya, guru lebih banyak memimpin. Model ini terdiri dari tiga tahapan mengajar. Pertama, guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebu,t dapat berupa peristiwa, orang, objek, cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahu bahwa dalam" daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang memiliki kesa-maan. Mereka diminta untuk memberi nama konsep tersebut dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-cirinya.

(37)

1.3. Minat

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapatberubah-ubah.

Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-responemosional. Minat pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang.

Minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

(http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html)

1.4. Kelincahan

(38)

kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh.

Kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang

berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya cukup tinggi. Harsono (1988 : 172) berpendapat kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

1.5. Model Pengembangan latihan Kelincahan dengan Permainan

sederhana untuk Sekolah Dasar

1.5.1. Permainan Berlari

(39)

Berlari dibutuhkan oleh semua orang untuk melakukan berbagai aktivitas, terlebih lagi dalam permainan lari antar base. Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan lari antar base, menyentuh base, dan keterampilan menyentuh lawan. Untuk menunjang permainan ini membutuhkan peralatan sebagai berikut: empat base (keset) sebagai pembatas. Ingin tahu seperti apa cara memainkannya!

Caranya, Pertama-tama pemain berdiri di home plate, kemudian berlatih lari mengelilingi base 1, 2, 3, dan kembali ke home plate. Base 1, 2, dan 3 harus disentuh cukup dengan satu kaki saja. Lakukan bergantian sesuai urutan dan berulang-ulang.

Gambar 1 Permainan Lari (Ahmad Sutisno, 2003:3)

1.5.2. Permainan Nomor Berlomba

(40)

pada saat yang bersamaan anak akan merasa senang dan gembira. Selain itu juga, permainan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan harga diri dan sikap kompetitif anak.

Permainan nomor berlomba dapat dimainkan di lapangan atau areal kosong yang ber-ukuran 8 meter x 20 meter. Ingin tahu bagaimana cara melakukannya ? Inilah caranya !

(41)

Gambar 2 Permainan Lari Nomor Berlomba (Dadan Haryana, 2010:82)

1.5.3. Permaianan lari sambung

Bentuk permainan lain yang bisa diberikan kepada anak usia 10 tahun adalah permainan lari sambung atau estafet. Seperti halnya permainan nomor berlomba, permainan lari bersambung dilakukan secara berkelompok dan dilombakan sehingga lebih menarik. Karena itu, selain dapat melatih unsur kelincahan dan kecepatan berlari, juga sangat berguna untuk mengembangkan harga diri dan sikap kompetitif anak.

Permainan ini dapat dimainkan di lapangan atau areal kosong denga n menggunakan tongkat dan tiang, serta membuat garis lurus sejauh 50 – 60 meter.

Mau tahu bagaimana cara melakukan ? Inilah caranya:

· Nomor 1 dari tiap kelompok bersiap untuk melakukan start

(42)

· Pelari nomor 1 mulai lari menuju ke pelari nomor 2 segera setelah guru memberi aba-aba

· Setelah memberikan tongkat kepada nomor 2, lari terus ke belakang dan berdiri di belakang nomor terakhir

· Setelah nomor 2 menerima tongkat, lari secepat mungkin ke tiang di seberang, dimana nomor 3 telah bersiap seperti yang dilakukan nomor 2 pada permulaan.

· Begitu seterusnya sampai semua pelari mendapat giliran.

· Yang dapat menyelesaikan terlebih dahulu kelompok itulah pemenangnya. Satu kelompok dinyatakan melakukan pelanggaran jika pelari berikutnya sudah lari, sebelum tongkat estafet diterima. Hukuman dapat diberikan kepada kelompok yang melakukan pelanggaran

Gambar 3 Permainan Lari Estafet (Gerry A. Carr, 2003:40)

1.5.4. Pengertian Gerak Dasar

(43)

berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.

Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya.

Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis. (http://organisasi.org/pengertian_gerak_serta_macam_jenis_gerak_semu_relatif_g anda_dan_lurus_belajar_online_internet_gratis_ilmu_science_fisika)

1.5.5. Perkembangan Aktifitas Motorik Halus

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang terlibat dalam ujicoba model pengembanga n adalah sebagai berikut:

3.1.1. Siswa kelas V Tahun pelajaran 2010 / 2011 yang berjumlah 40 anak SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur dengan alamat Jalan Rejosari No. 6 - 7 Semarang.

3.3. Waktu Penelitian

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2011 dan pelaksanaan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2011.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat minat terhadap penjasorkes pada siswa SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011

3.5. Populasi

Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang ingin diteliti, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Jadi populasi adalah seluruh individu yang akan

(45)

dijadikan obyek penelitian yang paling sedikit memiliki sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang, dengan jumlah 40 siswa

Alasan penulis memilih populasi ini ada beberapa hal antara lain:

1) Karena mereka satu kelas jenjang yang sama berarti juga mempunyai usia yang relatif sama berkisar antara 9 sampai dengan 10 tahun.

2) Peneliti mengajar di sekolah SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. sehingga dapat lebih mudah dijangkau dan mudah pengawasannya.

3.6. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Sedangkan menurut Winarno Surakhmad (1982: 93) dikatakan bahwa sampel adalah penarikan dari sebagian populasi

Untuk mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik total sampling dari seluruh siswa kelas V baik Putra maupun Putri, SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. dengan jumalah siswa sebanyak 40 siswa.

3.7. Penarikan Sempel

Sampel adalah jumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi.Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh contoh yang benar-benar berfungsi sebagai contoh,atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Suharsimi Arikunto,

(46)

Cara pengambilan sempel dalam penelitian ini menggunakan teknik rendem sampling. Menurut Suharsimi Arikanto ( 2006: 134). Teknik ini diberinama demikina karena didalamnya pengambilan sampelnya, peniliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga samua subjek dianggap sama.Dengan demikian maka peneliti member hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan ( Chance) dipilih menjadi sempel.Oleh karena hak setiap subjek sama,maka peneliti terlepas dari penasaran ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sempel.

Karena penelitian ini berbentuk penelitian kelas,maka yang menjadi sempel adalah keseluruan siswa yang ada pada kelas, sedangkan yang menjadi sempel adalaha siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang.

3.8. Pelaksanaan Penelitian

Angket Diberikan pada siswa untuk mengetahui minat dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes serta respon atau tanggapan siswa yang selama ini melakukan pembelajaran Penjasorkes. Adapun angket yang disusun adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatip jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

3.9. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

(47)

a) Identifikasi keadaan awal siswa yang meliputi jumlah siswa dan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari observasi awal tersebut diketahui jumlah siswa 40 anak, 21 laki-laki dan 19 perempuan. Siswa tersebut belum pernah melakukan model pembelajaran latihan kelincahan, dengan terbatasnya lapangan yang dimiliki oleh SD Negeri Rejosari 01 Semarang. Meskipun belum pernah melakukan latihan kelincahan tetapi siswa SD Negeri Rejosari 01 Semarang sering kali melakukan bermain kasti, rounders dan sebagainya membuat siswa secara tidak langsung memiliki dasar pembelajaran latihan kelincahan Menyiapkan perangkat pembelajaran latihan kelincahan, meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, dan menyiapkan alat dan bahan yang digunkan dam pembelajaran latihan kelincahan .

2) Pelaksanaan Tindakan

Dalam siklus I, tindakan dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan (30 menit)

a) Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi

b) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

c) Pemanasan

Pemanasan ini dilakukan dengan permainan lari merobos dan dan lompat, cara melakukan:

(48)

- Satu sama lain berjarak 3-4 meter

- Setiap siswa yang memiliki nomor ganjil berdiri dengan kaki kangkang

sedangkan yang bernomor genap jongkok

- Siawa yang paling belakang lari menerobos dan melompati teman yang

jongkok di depannya

Gambar 4 Lari merobos dan dan lompat (Tim Abdi Guru, Buku kelas V, 2006:61)

2) Kegiatan inti (80 menit)

1) Teknik gerakan tungkai (ABC Running A dan B) Sikap permulaan : badan berdiri tegak, kedua lengan bebas kesamping badan.

a) Gerakan di tempat: angkat tumit kemudian letakkan kembali ke tanah, ujung kaki tetap menempel ke tanah.

b) Kedua lengan ditekuk dengan membentuk sudut 90˚ dan digerakan

mengikuti irama gerakan tungkai.

c) Drill untuk gerakan a dan b dan gerakan dilakukan pelam-pelan dan makin lama makin cepat

(49)

b) Lari ditempat dengan kedua kaki diluruskan ke depan, secara bergantian kaki diangkat perlahan-lahan kemudian mengikuti irama semakin cepat c) Gerakan ini bisa dilakukan dengan cara melangkah maju kira-kira 10-20

meter.

3) Teknik gerakan lutut (ABC Running : C) a) Sikap permulaan : Berdiri tegak

b) Gerakan: Tendangkan kaki secara bergantian ke pantat atau kearah belakang badan.

c) Drill untuk gerakan A dan B dan semakin lama semakin cepat.

d) Gerakan ini bisa dilakukan dengan cara melangkah maju kira-kira 10-20 Meter.

4) Teknik gerakan tangan:

a) Berdiri tegak kedua lengan ditekuk membentuk sudut 90˚.

b) Ayunkan lengan kanan kedepan setinggi pundak dan tangan rileks mengepal di depan dada.

c) Ayunkan lengan kiri ke belakang sampai kepalan tangan kiri ke pinggul d) Lakukan gerakan dengan aba-aba pelan kemudian semakin lama semakin

cepat.

5) Teknik gerakan gabungan tungkai dengan tangan:

a) Sikap permulaan: berdiri tegak (tidak membungkuk) kedua lengan ditekuk membentuk sudut 90˚.

(50)

c) Ketika tungkai kanan diangkat dengan lutut setinggi pinggul, lengan kiri diayunkan kedepan dengan kuat setinggi bahu dan kecepatan tangan di depan dada.

d) Gerakan ini dilakukan secara bergantian mulai lari pelan-pelan kemudian bergerak maju semakin cepat sejauh 20-40 meter

e) Lakukan gerakan ke depan dengan gerakan yang cepat dengan jarak 60-

100 Meter.

3) Penutup (30 Menit)

a) Pendinginan dilakukan dengan permainan tradisional elang dan ular. Cara bermain :

(51)

suara pasti ke daerah bebas berhenti serta ditarik ke benteng lawan maka penyerang itu tawanan. Kemudian giliran yang menyerang adalah temannya dalam satu regu untuk meneruskannya.

Pada permainan ini penyerang dapat juga membebaskan temannya dengan suara terus tadi ia langsung menyentuh temannya yang berada dalam daerah lawan, kemudian ia lari menyelamatkan diri ke garis bebas tanpa dicegat lawan. Jika seluruh anggota yang diserang habis tertawan semua, maka permainan ini berakhir. Regu pemenang akan digendong oleh regu yang kalah dengan jarak panjang lapangan permainan atau sesuai perjanjian pertama.

b) Berbaris

c) Memberikan tugas dan evaluasi proses pembelajaran dan berdoa.

3) Observasi

(52)

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas meliputi hasil obsevasi, dan angket, dianalisis yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya.

4) Refleksi

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi adalah menganalisanya jalannya pembelajaran dan menganalisis perangkat evaluasi berupa tes hasil belajar latihan kelincahan . Berdasarkan perangkat evaluasi tersebut kemudian diidentifikasi dan dijadikan bahan masukan untuk siklus berikutnya.

Pada siklus pertama model pembeljaran ABC running masih ditemukan berbagai kekurangan seperti lemahnya kemampuan ABC running, selain itu hasil yang dicapai siswa juga belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

3.10. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan persiapan model pembelajaran kelincahan:

a) Mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dalam siklusI untuk dijadikan perbaikan dalam siklus II.

b) Menyiapkan perangkat model pembelajaran lari bolak-balik yang meliputi silabus, Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Rencana Harian (RH) yang telah disesuaikan dengan kekurangan dalam siklus I dan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran latihan kelincahan .

(53)

Pada siklus II tindakan dalam dua pertemuan dengan waktu masing- masing pertemuan:

1) Kegiatan Pendahuluan (30 Menit)

a) Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi

b) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran

c) Pemanasan, pemanasan ini dilakukan dengan permainan Lompat tali:

Gambar 5 Lompat tali (Tim Abdi Guru, 2006:56) 2) Kegiatan Inti (80 Menit)

(54)

siswa lari kedepan secepat mungkin ke garis depan untuk mengambil bola. Setiap melakukan putaran kedua kaki harus melewati garis start lagi. Dalam melakukan tes lari 40 meter setiap siswa harus melakukan 4 kali dalam lintasan yang berjarak

10 meter.

Gambar 6 lari bolak balik memindahkan bola (Tim Abdi Guru, 2006:56)

Gambar 7 lari kelok (Tim Abdi Guru, 2006:57)

(55)

3) Penutup ( 30 menit )

a) Pendinginan dilakukan dengan permainan tradisional bentengan, adalah permainan yang dimainkan oleh dua kelompok, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, pohon atau pilar sebagai 'benteng'.

(56)

(Gambar 8 Permainan Tradisional: http://4.bp.blogspot.com/-ao7Fd3QXX- 0/TVohveDyH8 I/AAAAAAAAAMc/MQ1_8P1DtXY/s1600/permainan-

tradisional-bentengan.jpg)

b) Berbaris

c) Memberikan tugas dan evaluasi proses pembelajaran dan berdoa.

3) Observasi

Merupakan tindakan yang dilaksanakan untuk mengetahui jalannya pelaksanaan tindakan, yaitu mengamati keterampilan proses siswa selama mengikuti model pembelajaran latihan kelincahan.

4) Refleksi Akhir

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi akhir adalah menganilis jalannya pembelajarandan menganalisa perangkat evaluasi berupa tes model pembelajaran latihan kelincahan. Berdasarkan perangkat evaluasi pada siklus II di ketahui bahwa terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari hasil kegiatan model pembelajaran siklus I dan siklis II. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I juga sudah teratasi dengan baik. Hal tersebut terbukti dengan tercapainya indikator kinerja yang telah di tetapkan. Di samping itu, tanggapan siswa juga mengindikasikan bahwa model pembelajaran latihan kelincahan sangat menyenangkan.

(57)

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu :

1) Dokumentasi, Yaitu untuk memperoleh data nama siswa kelas V SD Negeri Rejosari 01 semarang.

2) Observasi (pengamatan), yaitu untuk memperoleh data keterampilan proses siswa yang berupa lembar observasi (pengamatan). Lembar observasi digunakan untuk mengungkap keterampilan proses siswa yang meliputi aspek psikomotor dan aspek afektif.

3) Angket diberikan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran penjasorkes. Adapun angket yang telah di susun adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih, hal ini akan memudahkan responden dalam menjawab. Pada skripsi ini angket digunakan untuk mengungkap data tentang minat siswa terhadap materi pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.

3.12. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:

1) Instrumen Pembelajaran

Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a) Silabus

(58)

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan digunakan sebagai panduan peneliti untuk mengatur jalannya proses pembelajaran.

c) Rencana Harian

Rencana harian digunakan untuk tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

2) Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran berupa tes berupa tes

lari bolak-balik yang meliputi:

a) Psikomotor

Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa teknik dasar dalam pembelajaran latihan kelincahan.

b) Afektif

Tes ini digunakan untuk mengetahui perilaku atau sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran penjasorkes latihan kelincahanl yang terdiri dari dari beberapa aspek, yaitu:

- Menghargai teman dalam satu regu

- Bertanggung jawab dengan posisi barisannya

- Mau menerima saran dari teman - Tidak menciderai teman

- Memakai seragam

(59)

c) Kognitif

Tes kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap pembelajaran latihan kelincahan dan memberikan saran atau masukan dalam pembelajaran penjasorkes.

3.13. Prosedur Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 96) ada 4 jenis penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan diagnostik (2) penelitian tindakan partisipan, (3) penelitian tindakan empiris dan (4) penelitian ekperimental. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis ke 4 yaitu penelitian tindakan partisipan.

Ada 4 langkah yang disarankan Suharsimi Arikunto (2006: 97) dalam proses penelitian tindakan, ke 4 langkah tersebut adalah (1) penyusunan rencana, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

(60)

observasi II dan (4) refleksi/evaluasi II. Untuk lebih jelasnya kedua siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 9 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan: Siklus I

P : Perencanaan Tindakan I T : Tindakan I

O : Observasi I R : Refleksi I

Siklus II

RP : Revisi Perencanaan Tindakan I T : Tindakan II

O : Observasi II R : Refleksi II

3.14. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dengan prosedur dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Data reduction, dalam bentuk seleksi, pemfokusan dan abstraksi data yang ada di field note dan rekaman lain

2. Data display, yaitu sajian rakitan data yang sistematis dalam bentuk table, matriks, gambar/skema atau jaringan kerja

3. Conclusion drawing, yaitu penyimpulan hasil analisis data, adapun penjelasan analisis diatas adalah sebagai berikut:

(61)

2) Kelincahan gerak antara siklus I dan siklus II 3) Menganalisis berdasarkan hipotesis

4) Menyimpulkan hasil analisis

Untuk menjawab permasalahan penelitian dan pengujian hipotesis yang dirumuskan, data yang terkumpul perlu dianalisis secara kuantitatif dengan teknik

statistik. Dengan demikian akan diperoleh temuan hasil penelitian yang berupa hasil analisis presentase perubahan, hasil pengujian hipotesis dan simpulan hasil penelitian.

Untuk menghitung persentase perubahan hasil belajar yang diukur berdasarkan data hasil baserate dan postrate menggunakan formasi perhitunga n persentase perubahan sebagaimana dikemukakan Zainal Aqib (2008:53) yaitu

dengan rumus:

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Belajar

Dalam penelitian ini hanya aspek minat siswa dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes. Berikut ini adalah rinciannya.

4.1.1 Siklus I

Setelah dilakukan pembelajaran penjasorkes latihan kelincahan didasari pemanasan dengan permainan tradisional pada siklus I maka hasil sebagai berikut:

1) Minat siswa dalam melakukan Pemanasan dalam pembelajaran penjasorkes dari populasi 40 anak dan 6 sampai 8 anak yang kurang antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.

2) Pada saat pembelajaran latihan kelincahan 70% siswa dalam teknik dasar dengan permainan tradisional juga mampu melaksanakan pembelajaran penjasorkes dengan baik.

3) Peningkatan minat siswa dalam melaksanakan pembelajaran latihan kelincahan sasaran dengan keberhasilan 70%.

4) Tingkat minat yang sangat besar dalam melaksanakan pendinginan dengan permainan tradisional.

4.1.2 Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan respon pada siklus I diketahui bahwa hasil yang diperoleh belum memenuhi keinginan peneliti dalam hal minat baik itu dalam pengisian angket maupun dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes

latihan kelincahan.

(63)

Meskipun dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes ada kemajuan minat siswa dalam melakukan kegiatan tersebut di bandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran sebelum ada penelitian., namun dalam hal minat ada beberapa siswa yang masih takut atau merasa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran baik itu dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Melihat hasil kinerja pada siklus I yang kurang memenuhi maka diperlukan perbaikan pada tindakan siklus II. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi selama siklus I maka akan dicarikan solusi dan akan dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melakukan siklus II.

4.1.3 Siklus II

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II sebagaimana yang tercantum pada BAB III, diperoleh hasil minat pada siklus II sebagai berikut:

1) Pada saat melakukan pemanasan dengan permainan seluruh siswa melakukan dengan senang tanpa adanya rasa takut maupun rasa cepat bosan. Antusias minat dalam melaksanakan pemanasan ini terlihat keterlibatan siswa dalam melakukan permainan. Siswa dalam melakukan pemanasan dengan lompat tali perorangan maupun beregu. Dalam kerjasama banyak peningkatan baik yang jaga maupun yang jadi pemain. Minat siswa dalam pemanasan lompat tali terutama pada saat siswa melakukan lompatan terdapat kemajuan hal teknik . 2) Pada kegiatan inti minat anak terhadap pembelajaran latihan kelincahan

(64)

dalam model pembelajaran merasa bermain dan tanpa ikatan peraturan yang mengikat.Pada saat pembelajaran latihan kelincahan siswa merasa dalam pemberian teknik melompat maupun lari belak-belok dan lari bolak-balik siswa dapat melakukan dengan baik dan benar, pada pembelajaran latihan kelincahan dalam melakukan tehnik dasar atletik misalkan lari, melompat dapat dilakukan dengan baik dan benar. tanggapan siswa dalam melakukan kegiatan ini merasa senang dalam pembelajaran penjasorkes dan dapat dilakukan dalam kegiatan berikutnya, dapat disimpulkan dalam model pembelajaran lewat permainan yang menuju inti tingkat minat menjadi naik.

3) Kegiatan penutup atau pendinginan dilakukan dengan permainan tradisional dimana siswa melakukan secara kesadaran sendiri, dalam permainan ini anak melakukan tanpa paksaan dari guru maupun dari temannya. Permaina n tradisional betengan dapat memberikan kesenangan tersendiri bagi siswa. Dalam pendinginan siswa tidak merasakan capek dan minat anak menjadi semakin baik, siswa tidak merasa lelah walaupun dalm melaksanakan pembelajaran mendapat tekanan fisik tapi siswa tidak merasa terbebani.

4.1.4 Refleksi

(65)

pembelajaran penjasorkes dalam kegiatan siklus II semua siswa mampu memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Tidak jauh berbeda dengan ketrampilan psikomotor dalam latiha n kelincahan dari segi keterampilan afektif juga menunujukan arah yang positip

juga, siswa sudah mampu bekerjasama dalam satu tim baik iti kegiatan pemanasan, inti dan penutup dalam melaksanakan pembelajaran. Siswa saling berdiskusi dan saling menetukan arah yang tepat dalam anggotanya sesuai dengan kemampuan teman-temannya.

Dalam ketrampilan kognitip secara umum siswa juga telah memahami berbagai hal mengenai teknik lari maupun melompat ketika diberi pertanyaan siswa mampu menjawab dengan benar.

Pada hasil tanggapan siswa juga menunjukan perkembangan yang lebih baik,siswa memberikan tanggapan yang positif atas pembelajaran penjasorkes.

Dari uraian diatas dapat disimpukan bahwa model pembelajaran melalui permainan sederhana menuju inti pada siklus II telah mampu memenuhi indicator kinerja dari setiap aspek penilaian, sehingga tidak diperlukan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.

4.2 Hasil Pengamatan Respon Siswa

(66)

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN ANGKET MINAT SISWA

TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

(67)

UJI COBA INSTRUMEN MINAT SISWA SD NEGERI REJOSARI 01 KECAMATA N

SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN

KELINCAHANGER AK

No Pertanyaan Nilai rata

(68)

meningkatkan kedisiplinan olahraga, karena ada permainannya

78% 84%

Saya tertarik mengikuti pelajaran olah raga, karena dapat bermain dengan teman-teman

78% 84%

9

(69)

11 Ketertarikan saya terhadap pelajaran pendidikan jasmani, karena mengandung unsur sosial.

12 Saya selalu memperhatikan ketika 73% 83%

13

(70)

mengandung unsur pendidikan mental. meningkatkan kemampuan berfikir

74% 89%

21 Saya mengikuti praktek olah raga dengan serius

74% 87%

22 Saya mengikuti praktek olah raga dengan semaunya sendiri

78% 93% mengerti akan pentingnya kesehatan.

75% 89%

25 Sebelum berolah raga yang berat kita harus melakukan pemanasan

78% 84%

26

Jika pemanasan tidak ditunggui oleh guru, maka saya tidak akan melakukan pemanasan dengan

(71)

sungguh- sungguh

27 Saya merasa malu jika ditunju k memimpin pemanasan oleh guru

(72)

34 Untuk menguasai gerak ketrampila n secara efektif, saya tidak mengulangi lagi dirumah

35 Jika ada waktu luang dirumah saya akan berolah raga

81% 85%

Tabel 2

Skala Penilaian

No Nilai Persentase Kriteria

1 81.26% - 100,00% Sangat tinggi

2 62.51% - 81,25% Tinggi

3 43.76% - 62,50% Rendah

4 25.00% - 43,75% Sangat Rendah

Tabel 3

(73)

sebesar 100 % dan pada siklus II juga sebesar 100%. Hasil prosentasi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa selalu bekerjasama dan berusaha menaati peraturan yang berlaku dalam model pembelajaran latihan kelincahan

Dari hasil tiap siklus terjadi peningkatan ke arah positif. Keberhasilan penelitian ini tampak nyata pada meningkatnya hasil belajar latihan kelincahan siswa.

Sampel melalui permainan latihan kelincahan yang peneliti laksanakan. Hasil belajar latihan kelincahan siswa sampel telah mencapai indikator kinerja. Itu berarti latihan kelincahan telah teruji mampu meningkatkan hasil model pembelajaran lari cepat. sekaligus membuktikan bahwa melalui permainan yang sederhana pun asalkan menyenangkan akan diperoleh hasil yang maksimal.

(74)

Gambar 11

4.2.1 Ketertarikan

Aspek-aspek yang digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dengan pendekatan lingkungan halaman sekolahan pada kelas V SD Negeri Rejosari 01

Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel Ketertarikan Siswa terhadap Penjasorkes pada Siklus I dan

Siklus II

No Nilai Persentase Kriteria

1 81.26% - 100,00% Sangat tinggi

2 62.51% - 81,25% Tinggi

(75)

4 25.00% - 43,75% Sangat rendah Jumlah

Tabel 4

Berdasarkan tabel diatas terlihat pada siklus I dan II mengalami peningkatan pada kelas V SD negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang yang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap penjasorkes. Hal ini terlihat dalam siklus I sebanyak 78% termasuk dalam kategori tinggi dan pada siklus II sebanyak 88 % dan termasuk kategori sangat tinggi.Dalam persentasi perubahan memang tidak naik secara signifikan yaitu 10% dari 40 siswa masuk dalam kategori tinggi dan tidak ada siswa yang memiliki ketertarikan yang termasuk dalam kategori rendah. Hasil dari perubahan perhatian bisa di lihat pada grafik diatas disini bisa dilihat pada aspek ketertarikan mengalami perubahan.

(76)

4.2.2 Perhatian

Aspek-aspek yang digunakan untuk mengetahui perhatian siswa terhadap pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dengan pendekatan lingkungan halaman sekolahan pada kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel Perhatian Siswa terhadap Penjasorkes Pada Siklus I

No Nilai Persentase Kriteria

1 81.26% - 100,00% Sangat tinggi

2 62.51% - 81,25% Tinggi

3 43.76% - 62,50% Rendah

4 25.00% - 43,75% Sangat rendah

Jumlah

Tabel 5

(77)

Gambar 13

4.2.3 Aktivitas Siswa

Aspek-aspek yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dengan pendekatan lingkungan halaman sekolahan pada kelas V SD Negeri Rejosari 01 Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel Aktivitas Siswa terhadap Penjasorkes Pada Siklus I

No Nilai Persentase Kriteria

1 81.26% - 100,00% Sangat tinggi

2 62.51% - 81,25% Tinggi

3 43.76% - 62,50% Rendah

4 25.00% - 43,75% Sangat rendah Jumlah

(78)
(79)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Model pembelajaran latiham kelincahan pada pelajaran pendidikan jasmani mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam meningkatkan tehnik dasar atletik khususnya nomor lari. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase minat selama siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase rata-ratanya mencapai 77% (Tinggi). Pada siklus II, prosentase rata- ratanya meningkat menjadi 87% (Sangat tinggi) dengan hasil perubahan mencapai 10%. Dimana siswa mengalami hal yang baru dan menyenangkan , siswa tidak merasa takut dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes.

Hasil presentasi ketertarikan selama siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata prosentase mencapai 78% (tinggi). Pada siklus II persentase rata-rata meningkat mencapai 88% (sangat tinggi). Presentasi perubahan dalam siklus I dan siklus II mencapai 10%.

Grafik presentasi perhatian selama siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan pada siklus I 77% dan siklus II 88% dengan hasil perubahan mencapai 11%. Hasil presentasi dalam aktivitas dalm kegiatan model pembelajaran pada siklus 1 77% dan Siklus II 87% dalm hasil perubahan mencapai 10% Hasil respon siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran latihan kelincahan dalam penjasorkes baik itu dalam kegiatan pemanasan dan inti pada siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan siswa merasa senang

dengan model pembelajaran yang baru dan siswa merasa model pembelajaran

(80)

yang baru menambah minat pada pembelajaran penjasorkes disini anak merasa terlibat dalam pembelajaran dan tujuan siswa menjadi senang terwujud.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah pembelajaran penjasorkes dengan model pembelajaran latihan kelincahan dapat dijadikan alternatif pembelajaran untuk diterapkan di sekolah-sekolah, terutama sekolah-sekolah yang memiliki tingkat sarana dan prasarana kurang memadai. Sebab selain alat dan fasilitas yang digunakan cukup sederhana, pembelajaran latihan kelincahan modifikasi juga dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung pada siswa melalui bermain dan pengembangan keterampilan serta sikap ilmiah yang baik bagi siswa.

(81)

DAFTAR PUSTAKA

A. Carr, Gery. 2003. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada Ahmad Sutisna, dkk. 2003. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:

Depdikbud,1997, Petunjuk Pelaksanaan Pola Umum Pengembangan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Pusat Kesegaran Jasmani dann Rekreasi

Didik Zafar Sidik, M.Pd. 2007. Mengajar dan Melatih Atletik. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

Engkos Kosasih. 1995. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta Akademika Presindo

Harsono. 1993. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: KONI Pusat Hurlock, Elizabeth B.1994 Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Phil Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti

Rusli Lutan. 2003. Asas-asas Pendidikan Jasmani. Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Sayoga,1999. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta Depdikbud

Soetoto Pontjopoetro, dkk. 2007.Permainan Anak Tradisional dan Aktivitas Ritmik.Jakarta: Universitas Terbuka

Sri Sunarsih, dkk. 2007.Penjasorkes.Jakarta: Erlangga

Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno, dkk. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga Yoyo Bahagia, dkk. 2000.Atletik. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Yusup Adi Sasmita. 1989. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Depdikbud

(82)
(83)
(84)
(85)

2 Aulia Hildayanti P

3 Bagus Tri Novanto L

4 Cesar Tabah Ristianto P 5 Dika Tito Panjiawan P

22 Septiarini Ariyanti P

23 Siska Indriyani L

24 Syaharani Nur Faa Ida P

25 Titania Novena P

26 Umalasita Dewi L

27 Widya Ningrum P

28 Ferra Putri Yuniyanti P

29 Dimas Dwi Mahendra P

30 Aldo Denady Maulana P

31 Gustavo Wibowo P. P

32 Arfian Kukuh Fajar P. P

33 Aulia Hildayanti P

34 Bagus Tri Novanto L

(86)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas / Semester : V (LIMA)/ 1 (satu)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ 35 menit) Standar Kompetansi

1. Memparaktikkan latihan dasar kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya..

Kompetensi Dasar

1.1 Mempraktikkan aktivitas untuk kelincahan otot-otot anggota badan bagian atas, serta nilaikerja keras, disiplin, kerja sama, dan kejujuran.

1.2 Mempraktikkan aktivitas untuk kelincahan dan kualitas gerak yang meningkat, serta nilaikerja keras, disiplin, kerja sama, dan kejujuran. Indikator

Melakukan gerakan :

· Gerak kombinasi untuk kekuatan otot lengan, bahu dan tungkai · Latihan kekuatan otot-otot bagian atas

PERTEMUAN 1

A. Tujuan pembelajaran

Siswa dapat melakukan gerakan:

1. Lari ke depan dan lompat ke belakang 2. Berjalan, berlari dan melompat 3. Latihan berangkai 3 pos 4. Latihan berangkai 4 pos

5. Berjalan sambil menyentuh tanah 6. Meliukkan badan

7. Lari bolak balik B. Materi Pembelajaran

(87)

Meningkatkan kelincahan fisik C. Metode Pembelajaran

1. Model : Belajar berbasis Proyek / Tugas ( Project-Based Learning) 2. Metode : ceramah, demonstrasi, tanya jawab, latihan dan pemberian

tugas

D. Langkah-langkah

1. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi: Menyampaikan pada siswa semakin baik kualitas fisik anak maka tumbuh kembangnya juga semakin baik

Pengetahuan prasarat: Mengajukan pertanyaan “bagaimana dasar-dasar

latihan untuk meningkatkan kualitas fisik”

Menyampaikan tujuan pembelajaran lanngkah, lompat-lompat 15 kali

· Latihan berangkai 4 pos: lari di tempat selama 3 menit, lompat tali 20 kali,sit up 15 kali dan jalan kepiting 15 langkah

· Berjalan sambil menyentuh tanah · Meliukkan badan

· Berjalan menyangga buku 3. Kegiatan Penutup

o Guru membimbing siswa mengingat materi yang sudah

disampaikan

o Pemberian tugas: memberikan tugas untuk melakukan latihan

berulang-ulang apa yang sudah diajarkan tadi

o pendinginan

E. Sumber belajar

(88)

1. Buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 5, Tim Penjas SD, Yudistira, halaman 28 - 33

2. Alat dan bahan: peluit, kapur, bendera kecil,buku. PERTEMUAN 2

A. Tujuan pembelajaran

Siswa dapat melakukan gerakan: · Lari cepat

· Reaksi

· Kelincahan kaki · Kerja sama

B. Materi Pembelajaran

Meningkatkan kelincahan fisik C. Metode Pembelajaran

1. Model : Belajar berbasis Proyek / Tugas ( Project-Based Learning) 2. Metode : ceramah, demonstrasi, tanya jawab, latihan dan pemberian

tugas

D. Langkah-langkah

1. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi: Menyampaikan pada siswa macam-macam latihat otot Pengetahuan prasarat: Mengajukan pertanyaan “latihan apa saja yang

dilakukan untuk latihan kekuatan otot”

Menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti

· Lari cepat · Reaksi

· Kelincahan kaki

3. Kerja sama Kegiatan Penutup

o Guru membimbing siswa mengingat materi yang sudah

disampaikan

o Pemberian tugas: memberikan tugas untuk melakukan latihan

berulang-ulang apa yang sudah diajarkan tadi

(89)

o pendinginan

E. Sumber belajar

1. Buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 5, Tim Penjas SD, Yudistira, halaman 33 - 38

2. Alat dan bahan: peluit, matras, palang tunggal, tali F. Penilaian

Teknik penilaian dan bentuk instrumen Teknik : Tes unjuk kerja

Rubrik penilaian

Pertemuan 1

RUBRIK PENILAIAN

UNJUK KERJA MENINGKATKAN KEKUATAN FISIK

ASPEK YANG DINILAI KUALITAS GERAK 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Lari ke depan dan lompat ke belakang

2. Berjalan, berlari dan melompat 3. Latihan berangkai 3 pos 4. Latihan berangkai 4 pos

(90)

Pertemuan 2

RUBRIK PENILAIAN

UNJUK KERJA MENINGKATKAN KEKUATAN FISIK

ASPEK YANG DINILAI 1 KUALITAS GERAK 2 3 4 5 6 7 8

1. Push up 2. Pull up

3. Gerobak dorong 4. Memanjat tali

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 32

Pedoman Penilaian

NILAI = ( Jumlah Skor : jumlah skor maksimal ) x 100

Mengetahui Kepala Sekolah

Guru Mapel

(91)

Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Siklus 1

Pembagian Angket

(92)

Lanjutan Lampiran 9

Pemanasan dengan Permainan

(93)
(94)

Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

Siklus 2

(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

DISTRIBUSI RANAH KOGNITIF

DALAM LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PADA RPP BAHASA JAWA KELAS VII DI SMP ISLAM NGADIREJO

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Nama : Inti Ari

NIM : 2102407199

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(100)

ii

Skripsi dengan judul Distribusi Ranah Kognitif dalam Langkah-langkah Pembelajaran pada RPP Bahasa Jawa Kelas VII di SMP Islam Ngadirejo

Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2010/2011 telah disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.

Semarang, Agustus 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Agus Yuwono, M.Si, M.Pd Drs. Hardyanto

(101)

iii

Skripsi dengan judul Distribusi Ranah Kognitif dalam Langkah-langkah Pembelajaran pada RPP Bahasa Jawa Kelas VII di SMP Islam Ngadirejo

Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2010/2011 telah dipertahankan di hadapan

sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 2 Agustus 2011

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Dra. Malarsih, M. Sn Ermi Dyah Kurnia, S. S., M. Hum NIP. 196106171988032001 NIP. 197805022008012025

Penguji I

Nur Fateah, S. Pd, M. A NIP. 198109232005012001

Penguji II Penguji III

(102)

iv

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul Distribusi Ranah Kognitif dalam Langkah-langkah Pembelajaran pada RPP Bahasa Jawa

Kelas VII di SMP Islam Ngadirejo Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran

2010/2011 benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang

lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011

Inti Ari

(103)

v

MOTTO

“Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa

ngasorake” (R. M. Sosrokartono)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

§ Kedua orang tuaku

§ Keluargaku

§ Sahabat-sahabatku

§ Rekan-rekan Bahasa Jawa Unnes

(104)

vi

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dapat terlaksana dan terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Agus Yuwono, M.Si, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah berkenan

memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis selama proses penulisan skripsi hingga dapat diselesaikan dengan baik.

2. Drs. Hardyanto selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan,

pengarahan, pencerahan, dan inspirasi kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

3. H. Abdullah Munir, selaku kepala SMP Islam Ngadirejo Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

4. Ibu Suci Anggarini S. Pd, selaku guru Bahasa Jawa SMP Islam Ngadirejo Kabupaten Temanggung yang telah berkenan membantu dalam proses penelitian.

5. Rektor Universitas Negeri Semarang.

6. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan

ilmu selama masa kuliah.

(105)

vii

Semoga Allah SWT membalas dengan hal yang jauh lebih baik dan selalu melimpahkan rahmat hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amin.

Semarang,

Gambar

 Tabel
Gambar  Halaman
Gambar 1 Permainan Lari
Gambar 2 Permainan Lari Nomor Berlomba
+7

Referensi

Dokumen terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN..

[r]

dilaksanakan pada setiap program kerja sekolah. Merumuskan Kegiatan, Indikator kegiatan, dan jadwal kegiatan. Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam

Setelah kegiatan penyampaian materi pada tanggal 14 Mei 2018. Kegiatan berikutnya yaitu pendampingan langsung kepada para pedagang yang ingin membuat surat izin. Dari

GDO Expo and Convention Center adalah salah satu bangunan yang terdapat di kawasan tersebut, bertujuan sebagai generator aktifitas masyarakat dalam hal pertemuan, konvensi,

Pada tabel 1 dari hasil analisis yang diperoleh dari masing-masing kabupaten/kota mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik untuk tingkat penguasaan dan pengembangan

Pr oses yang t erjadi pada PT Inalum, aw alnya t er jadi per undingan antar a pihak Indonesi a dengan Konsor sium NAA, setelah ada kesepakat an maka Pemer intah

Pada bab ini berisi penjelasan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian terdiri dari desain penelitian, metode penelitian, dan alat dan bahan penelitian..