• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.1. Pendidikan Jasmani

2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya mengajarkan dan memajukan aktivitas aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani menampakan dirinya keluar sebagai pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi-intensi pedagogik atau tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan oleh guru pendidikan jasmani. (http://www.the-az.com/pendidikan-jasmani)

2.1.2 Tujuan Pendidikan Dari Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya mengajarkan dan memajukan aktivitas aktivitas jasmani.

Pendidikan jasmani menampakan dirinya keluar sebagai pengajaran dalam latihan jasmani atau sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi-intensi pedagogik atau tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan oleh guru pendidikan jasmani.

1.2. Model Pembelajaran

1.2.1. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey (Prof.Dr.Hamzah B. Uno, M.Pd) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan. Pada bagian berikut akan diuraikan penjelasan masing- masing komponen disertai contoh penerapannya dalam proses pembelajaran.

1.2.2. Prosedur Model Pembelajaran

Suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap. Pertama adalah tahap kategorisasi. yaitu upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian masuk ke tahap selanjutnya (kedua), kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori yang sesuai digabungka n sehingga membentuk suatu konsep (concept formation). Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan{tahap ketiga). Tahap terakhir inilah yang dimak- sud dengan perolehan konsep. Sebagai contoh, seorang guru ingin mengenalkan konsep mamalia kepada siswanya. Ia tentu akan memperkenalkan beberapa kategori (contoh) yang sesuai dan tidak sesuai. Misalnya, menyusui (sesuai), bertelur (tidak sesuai), mengandung (sesuai), tidak berbulu (tidak sesuai), berbulu

(sesuai). Dalam hal ini anak akan memperoleh konsep bahwa mamalia adalah hewan yang menyusui, mangandung anaknya, dan berbulu.

Melalui model ini, perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseptif siswa dan sifatnya lebih langsung. Artinya, guru lebih banyak memimpin. Model ini terdiri dari tiga tahapan mengajar. Pertama, guru menyajikan data kepada siswa. Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebu,t dapat berupa peristiwa, orang, objek, cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahu bahwa dalam" daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang memiliki kesa-maan. Mereka diminta untuk memberi nama konsep tersebut dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-cirinya.

Tahap kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertama dengan cara mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau kedua dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi kebenaran dari dugaan siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk merevisi konsep yang masih kurang tepat. Tahap ketiga mengajak siswa untuk menganalisis/ mendiskusinstrategi sampai mereka dapat memperoleh konsep tersebut. Dalam keadaan sebenarnya, pasti penelusuran konsep yang mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang mulai dari umum, ada yang mulai dari khusus, dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi di antara siswa ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi mana yang paling tepat dalam mamahami suatu konsep tertentu.

1.3. Minat

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapatberubah-ubah.

Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-responemosional. Minat pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktivitas dimasa yang akan datang.

Minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

(http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html)

1.4. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai

kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh.

Kelincahan sebagai kemampuan untuk mengubah arah dalam posisi di arena tertentu. Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya cukup tinggi. Harsono (1988 : 172) berpendapat kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

1.5. Model Pengembangan latihan Kelincahan dengan Permainan

sederhana untuk Sekolah Dasar 1.5.1. Permainan Berlari

Berlari dibutuhkan oleh semua orang, termasuk anak-anak usia 10 tahun. Berlari merupakan satu bentuk kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Karena itu, kemampuan berlari harus dibina dan dikembangkan dengan berbagai cara. Salah satunya antara lain melalui aktivitas permainan. Ada sejumlah aktivitas permainan berlari yang bisa diberikan kepada anak usia 10 tahun, antara lain permainan buaya berlomba, nomor berlomba, lari bersambung, lempar-tangkap bola bertiga sambil berlari, dan mendorong bola dengan stik. Permainan-permainan ini selain dapat melatih kekuatan, koordinasi mata dan tangan, kecepatan dan kelincahan berlari, juga sangat berguna untuk menumbuhkan kesenangan dan kegembiraan, kerjasama atau kebersamaan, dan semangat untuk berkompetisi diantara anak-anak.

Berlari dibutuhkan oleh semua orang untuk melakukan berbagai aktivitas, terlebih lagi dalam permainan lari antar base. Permainan ini bertujuan untuk melatih kemampuan lari antar base, menyentuh base, dan keterampilan menyentuh lawan. Untuk menunjang permainan ini membutuhkan peralatan sebagai berikut: empat base (keset) sebagai pembatas. Ingin tahu seperti apa cara memainkannya!

Caranya, Pertama-tama pemain berdiri di home plate, kemudian berlatih lari mengelilingi base 1, 2, 3, dan kembali ke home plate. Base 1, 2, dan 3 harus disentuh cukup dengan satu kaki saja. Lakukan bergantian sesuai urutan dan berulang-ulang.

Gambar 1 Permainan Lari (Ahmad Sutisno, 2003:3)

1.5.2. Permainan Nomor Berlomba

Melalui aktivitas permainan nomor berlomba anak diarahkan untuk mengembangkan kecepatan dan kelincahan berlari. Karena dilakukan secara berkelompok dan dilombakan, permainan ini selain sangat menarik juga seru dan

pada saat yang bersamaan anak akan merasa senang dan gembira. Selain itu juga, permainan ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan harga diri dan sikap kompetitif anak.

Permainan nomor berlomba dapat dimainkan di lapangan atau areal kosong yang ber-ukuran 8 meter x 20 meter. Ingin tahu bagaimana cara melakukannya ? Inilah caranya !

Caranya, Anak dibagi menjadi beberapa kelompok kecil (5 atau 6 orang). Tiap kelompok diberi nomor dan duduk dibelakang garis start. Guru berseru: "Siaap... satu,dua, tiga". Nomor dua berdiri, berbelok ke kiri, lari mengelilingi temannya dengan titik atau jarak yang ditentukan, kemudian kembali duduk pada tempatnya semula. Pelari yang lebih dahulu kembali pada tempatnya (duduk) dia menang dan memperoleh satu angka untuk kelompoknya. Kemudian orang berikutnya yang ada di belakang orang yang sedang lari harus bersiap untuk lari. Begitu seterusnya hingga semua anak mendapat giliran. Kelompok yang dapat mengumpulkan angka terbanyak dialah pemenangnya. Pelari berikutnya baru boleh berlari, jika temannya yang berlari sudah sampai dihadapannya. Satu kelompok dinyatakan melakukan pelanggaran jika pelari berikutnya lari, padahal temannya belum sampai di hadapannya. Hukuman dapat diberikan kepada kelompok yang melakukan pelanggaran.

Gambar 2 Permainan Lari Nomor Berlomba (Dadan Haryana, 2010:82)

1.5.3. Permaianan lari sambung

Bentuk permainan lain yang bisa diberikan kepada anak usia 10 tahun adalah permainan lari sambung atau estafet. Seperti halnya permainan nomor berlomba, permainan lari bersambung dilakukan secara berkelompok dan dilombakan sehingga lebih menarik. Karena itu, selain dapat melatih unsur kelincahan dan kecepatan berlari, juga sangat berguna untuk mengembangkan harga diri dan sikap kompetitif anak.

Permainan ini dapat dimainkan di lapangan atau areal kosong denga n menggunakan tongkat dan tiang, serta membuat garis lurus sejauh 50 – 60 meter. Mau tahu bagaimana cara melakukan ? Inilah caranya:

· Nomor 1 dari tiap kelompok bersiap untuk melakukan start

· Nomor 2 bersedia di sebelah kiri tiang (sebagai pos), tangan terbuka untuk menerima tongkat estafet

· Pelari nomor 1 mulai lari menuju ke pelari nomor 2 segera setelah guru memberi aba-aba

· Setelah memberikan tongkat kepada nomor 2, lari terus ke belakang dan berdiri di belakang nomor terakhir

· Setelah nomor 2 menerima tongkat, lari secepat mungkin ke tiang di seberang, dimana nomor 3 telah bersiap seperti yang dilakukan nomor 2 pada permulaan. · Begitu seterusnya sampai semua pelari mendapat giliran.

· Yang dapat menyelesaikan terlebih dahulu kelompok itulah pemenangnya. Satu kelompok dinyatakan melakukan pelanggaran jika pelari berikutnya sudah lari, sebelum tongkat estafet diterima. Hukuman dapat diberikan kepada kelompok yang melakukan pelanggaran

Gambar 3 Permainan Lari Estafet (Gerry A. Carr, 2003:40)

1.5.4. Pengertian Gerak Dasar

Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu

berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.

Gerak semu adalah gerak yang sifatnya seolah-olah bergerak atau tidak sebenarnya (ilusi). Gerak ganda adalah gerak yang terjadi secara bersamaan terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya.

Gerak lurus adalah gerak pada suatu benda melalui lintasan garis lurus. Contohnya seperti gerak rotasi bumi, gerak jatuh buah apel, dan lain sebagainya. Gerak lurus dapat kita bagi lagi menjadi beberapa jenis. (http://organisasi.org/pengertian_gerak_serta_macam_jenis_gerak_semu_relatif_g anda_dan_lurus_belajar_online_internet_gratis_ilmu_science_fisika)

1.5.5. Perkembangan Aktifitas Motorik Halus

Otot ini menyebabkan kesulitan pada anak pada saat memasuki bangku sekolah, sebab ketrampilan motorik halus sangat diperlukan dewasa ini aspek tumbuh kembang pada anak adalah salah satu aspek diperhatikan ini dapat ditinjau dari motorik halus dan kasar yang bisa dilihat idealnya, perkembangan motorik kasar dan halus si kecil akan diamati harus di beri penjelasan tentang dan cara-cara melakukan stimulasi pada anak. Konsultan pada anak dengan kebutuhan khusus untuk meningkatkan ketrampilan motorik halus dengan memberikan aktivitas motorik motorik halus. tonggak perkembangan merupakan rangkaian keterampilan fungsional atau pekerjaan sesuai usia yang kebanyakan anak-ana k mampu melakukannya aktivitas-aktivitas yang dilakukan anak pada usia masa kanak-kanak awal ini memerlukan keterampilan motorik kasar. (http://data.tp.ac.id/dokumen/motorik+halus+pada+anak)

Dokumen terkait