• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Kecamatan Suruh T1 162012015 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Kecamatan Suruh T1 162012015 BAB II"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation, terdiri dari kata co yang artinya bersama dan operation yang artinya bekerja atau berusaha. Jadi kata cooperation dapat diartikan bekerja bersama-sama atau usaha bersama untuk

kepentingan bersama. Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan

orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan

peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah

perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berikut ini adalah beberapa

pengertian koperasi sebagai pegangan untuk mengenal koperasi lebih jauh.

Menurut pendapat Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, (2001 : 17) tentang

koperasi

suatu perkumpulan yang beranggotakan orang perorangatau badan hukum, yang memeberikan kebebasan kepada anggota untukmasuk dan keluar, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankanusaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.”

Hal ini juga ditambahkan oleh ILO dalam Revrisond Baswir, (2000 : 2 )

tentang pengertian koperasi

(2)

Pengertian koperasi di Indonesia dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian yang menyebutkan bahwa koperasi

“badan usaha yang beranggotakan orang - orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.”

Menurut Undang-undang no 17 tahun 2012 pasal 1, tentang pengertian

koperasi

“badanhukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untukmenjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.”

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan koperasi dalam

penelitian ini adalah perkumpulan orang atau badan usaha yang memiliki tujuan

yang sama yaitu mencapai kesejahteraan ekonomi yang berlandaskan asas

kekeluargaan.

2.1.2Tujuan Koperasi

Menurut UU 17 Tahun 2012 Pasal 4 koperasi bertujuan,

Meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.”

Menurut Untung, (2004: 5) koperasi pada hakekatnya,

“Melayani semua kebutuhan anggota pada tingkat terbaik, baik dalam tingkat kondisi ekonomi, sosial maupun kondisi politik yang beragam.”

Pengertian tersebut maka keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya

(3)

sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat

berbeda antara yang satu dengan yang lainnya., hal ini karena pada umumnya sifat

dar manusia yang tidak akan pernah puas terhadap keadaan, maka dari itu

kesejahteraan selalu dikejar tanpa batas.

Walaupun demikian, menurut Arifin dkk, (2001: 19) keberhasilan

koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan

lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan anggota

melibatkan koperasi. Menurut pengertian teori ekonomi klasik, tingkat

kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila

pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan

ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut juga meningkat. Dengan demikian,

tujuan koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan riil para

anggotanya. Pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan relatif tersebut

dapat diubah menjadi pengertian yang lebih nyata dalam bentuk pendapatan,

sehingga pengukurannya dapat dilakukan dengan lebih baik.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan tujuan koperasi

dalam penelitian ini adalah untuk menyejahterakan anggotanya melalui pelayanan

usaha, dalam hal ini maka pelayanan anggota merupakan prioritas utama

dibandingkan dengan masyarakat umum.

2.1.3Peran Koperasi

Menurut Untung, (2004 : 5) Koperasi pada umumnya dinyatakan

(4)

Koperasi dibentuk sesuai dengan kebutuhan anggotanya (dengan

kosekwensi bentuknya beragam sehingga tidak harus sama bentuknya, dan

ketentuan dirumuskan sebagai standar acuan dengan mencakup syarat minimum

yang harus dipenuhi), maupun berdasarkan pengalaman atau mengakomodasi

unsur-unsur budaya lokal.

Menurut Pandji, dkk (2003: 164) dijabarkan bahwa peran koperasi yang

paling penting adalah

“untuk mengatur penggunaan sumber-sumber secara efektifyang diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan sumber-sumbersetempat secara cukup dalam proses pembangunan.”

Koperasi juga dapat memainkan perannya dalam memberikan input-input

produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya maupun mengelola

input-input dan pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem

lembaga. Selanjutnya, koperasi dapat meningkatkan kemampuan para anggotanya

dalam berorganisasi secara efektif, sehingga para anggotanya mempunyai

kesempatan yang besar dalam mengartikulasikan kebutuhan-kebutuhan dan tutuan

mereka.

Koperasi juga dapat berperan sebagai penghubung antara penduduk dan

lembaga-lembaga nasional yang menguasai sumber-sumber dan kebijakan.

Dengan demikian, koperasi dapat memberikan sumbangannya bagi keberhasilan

pembangunan dalam konteks memperbaiki atau meningkatkan produktivitas,

memperluas kesempatan-kesempatan kerja dan memberikan pemerataan yang

(5)

Menurut Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa

fungsi dan peran dari koperasi adalah sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 5. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa

berorganisasi bagi para pelajar bangsa.

Namun dari berbagai peran koperasi tersebut akan dapat terwujud jika ada

peran serta dari masyarakat dan anggotanya, tanpa adanya dukungan serta peran

serta dari masyarakat dan anggotanya maka koperasi tidak akan dapat

berkembang.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan peran koperasi

dalam penelitian ini adalah sebagai motivator, inovator, dan fasilitator.

memotivasi anggotanya dalam berwirausaha dengan mengembangkan minat dan

bakat yang dimiliki, sehingga koperasi mampu menumbuhkan ide-ide baru yang

baru dan inovatif dalam hal berwirausaha, dan menjadi fasilitator artinya koperasi

dapat memfasilitasi anggota dalam mengembangkan minat kemampuannya.

2.1.4 Prinsip Koperasi

Menurut UU No.17 Tahun 2012 passal 6 ayat 1 tentang prinsip koperasi

(6)

badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri koperasi yang membedakaanya dari badan usaha lain.”

Menurut ICA dalam Untung (2005: 7) prinsip – prinsip koperasi adalah

sebagai berikut:

1. Keanggotaan yang Sukarela dan Terbuka. Koperasi-koperasi adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin (gender), latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.

2. Pengendalian oleh anggota secara demokrasi. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota.

3. Partisipasi Ekonomi Anggota. Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna yang memenuhi kebutuhannya melalui koperasi.

4. Otonomi dan Kemandirian. Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah, atau memupuk modal dari sumber luar, koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan mempertahankan otonomi mereka.

5. Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manajer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyarakat umum tentang hakikat perkoperasian dan manfaat koperasi.

6. Kerja Sama antar Koperasi. Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.

(7)

Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut UU Peraturan koperasi No17

Tahun 2012Pasal 6 menyebutkan sebagai berikut:

1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis. 3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi. 4.Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan

independen.

5.Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.

6.Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat GerakanKoperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.

7.Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan prinsip koperasi

dirumuskan dalam penelitian ini adalah agar menjadi landasan bagi berjalannya

sebuah koperasi dalam menjalankan sebagaimana fungsinya yaitu untuk

menyejahterakan anggotanya baik dari segi kebutuhan ekonomi, sosial dan

budaya.

2.1.5Jenis Koperasi

Karakteristik koperasi berbeda dengan badan usaha lain. Perbedaan antara

koperasi dengan bentuk perusahaan lainnya tidak hanya terletak pada landasan

dan asasnya, tapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usaha yang

dianut. Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut

(8)

Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada

anggota – anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan ongkos ( bunga)

yang ringan.

Akan tetapi untuk dapat memberikan pinjaman itu koperasi memerlukan

modal. Modal koperasi yang utama adalah simpanan anggota sendiri. Dari uang

simpanan yang dikumpulkan bersama – sama itu diberikan pinjaman kepada

anggota yang perlu dibantu.

Fungsi pinjaman di dalam koperasi adalah sesuai dengan tujuan - tujuan

koperasi pada umumnya, yaitu untuk memperbaiki kehidupan anggotanya.

Misalnya :

a. Dengan pinjaman itu seorang petani dapat membeli pupuk, benih

unggul, pacul dan alat –alat pertanian lainnya yang akan membantu

meningkatkan hasil usaha taninya. Hal ini berarti akan membantu

menaikkan pendapatannya. Pendapatan yang bertambah berarti

memperbaiki kehidupannya.

b. Dengan uang pinjaman, maka nelayan akan dapat membeli jaringan

penangkapan ikan yang baik sehingga diharapkan pendapatannya

dapat bertambah.

c. Dengan uang pinjaman, maka seseorang buruh atau karyawan akan

dapat membeli barang yang tak dapat dibeli dari upah atau gajinya.

Dengan mengangsur pinjaman itu setiap bulan, ia akan memiliki

(9)

Dalam memberikan pelayanan – pelayanan itu pengurus koperasi simpan

pinjam selalu berusaha supaya ongkos ( bunga) yang ditetapkan serendah

mungkin agar dirasakan ringan oleh para anggotanya. Selain itu pengurus

koperasi harus memperhatikan agar pinjaman itu betul – betul digunakan untuk

hal – hal yang bermanfaat.

Koperasi simpan pinjam ialah koperasi yang bergerak dalam lapangan

usaha pembentukan modal melalui tabungan – tabungan para anggota secara

teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota

dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan

kesejahteraan.

Tujuan koperasi simpan pinjam adalah :

1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan

dengan syarat – syarat yang ringan

2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur

sehingga membentuk modal sendiri

3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari

pendapatan mereka

4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian

Prinsip koperasi simpan pinjam

Usaha koperasi yang dikelola oleh para anggota dengan membentuk

kepengurusan koperasi melalui rapat anggota yang terlaksanakan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi.

(10)

1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

2. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian laba ( sisa hasil usaha)dilakukan secara adil dan sebanding

dengan besar jasa para anggota.

4. Kemandirian.

5. Pendidikan perkoperasian.

6. Kerjasama antar koperasi.

Manfaat koperasi simpan pinjam terdiri dari :

1. Anggota dapat memperoleh pinjaman dengan mudah dan tidak

berbelit- belit.

2. Proses pembagian bunga adil, karena disepakati dalam rapat anggota

3. Pada saat peminjaman dana, tidak menggunakan syarat adanya

jaminan.

Manajemen koperasi simpan pinjam

Ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam secara umum

adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang terbentukpenyaluran pinjaman

terutama dari dan untuk anggota.

Kegiatan dari sisi pasiva, koperasi simpan pinjam melakukan kegiatan

penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk

penghimpunan dana ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangkan dari

masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal usaha. Sedangkan kegiatan dari sisi

(11)

mengalokasikan dari hasil penghimpunan dana yang disalurkan kepada anggota

dalam bentuk pinjaman.

Dilihat secara rincinya, kegiatan koperasi adalah sebagai berikut :

1. Koperasi simpan pinjam di tuntut mampu melayani penyimpangan dan

juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan dan

kesepakatan.

2. Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul dari

anggota yang di masa datang akan diterima kembali secara bertahap.

Dikedua kegiatan tersebut, harus dikelola sedemikian rupa agar kegiatan

penghimpunan dan penyaluran dana berjalan dengan seimbang.

2.1.6 Pengembangan Koperasi

Menurut Anoraga, 2007 : 66 tentang pengembangan koperasi adalah

Tanggung jawab dari setiap pengurus yang membutuhkan motivasi dan kreativitas.”

Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap pengurus, maka besarlah harapan

untuk dapat menjadikan koperasi yang semula kecil menjadi skala menengah

bahkan menjadi sebuah pengembangan koperasi yang besar. Selanjutnya

pengembangan ini juga diarahkan pada pengembangan kemampuan koperasi

masing – masing dalam pemupukan modal sendiri dan dalam usaha memperoleh

kredit denga syarat yang memadai. Koperasi – koperasi sangat memerlukan kredit

baik untuk pengadan sarana produksi yang diperlukan maupun kegiatan

pemasaran yang diselenggarakan.

Sementara itu, pengembangan dikoperasi ialah meningkatkan fungsi

(12)

masing dan masyarakat sekitarnya yang memberikan dampak membantu

peningkatan kesejahteraan mereka melalui kegiatan usaha yang dilakukan secara

efektif dan efisien.

Pengembangan koperasi untuk meningkatkan kemampuan koperasi,

terutama koperasi- koperasi Unit Desa, untuk mendukung usaha – usaha koperasi

dalam upaya pemantapan, peningkatan dan perluasan peranan koperasi diberbagai

sektor usaha seperti pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, argo

industri, industri kecil dan kerajinan rakyat, pertambangan rakyat, listrik

pedesaan, asuransi serta pengadaan dan penyaluran alat – alat produks, disamping

pengadaan dan penyaluran bahan – bahan kebutuhan pokok dan konsumsi.

Langkah – langkah yang diambil dalam melaksanakan pengembangan koperasi

adalah :

a. Mengupayakan struktur permodalan yang lebih seimbang antara modal

yang barasal dari luar dan modal dari dalam. Dengan perbandingan yang

lebih seimbang antara modal dari dalam dan modal dari luar koperasi

diharapkan akan semakin mampu mengurangi ketergantungan pada dana

dari bank yang biayanya mahal. Dalam upaya mengurangi ketergantungan

ini, maka bank koperasi dibina dan ditingkatkan kemampuannya

b. Mengupayakan struktur permodalan yang lebih seimbang antara modal

yang berasal dari luar dan modal dari dalam. Dengan perbandingan yang

lebih seimbang antara modal dari dalam dan modal dari luar koperasi

diharapkan semakin mampu mengurangi ketergantungan pada dana dari

(13)

c. Meningkatkan pembinaan dalam pemupukan modal melalui simpanan

wajib dan menggalakkan kesadaran menabung di pihak anggota sendiri

d. Membantu koperasi atau KUD untuk mengembangkan kegiatan simpan

pinjam

e. Mendorong pengembangan kegiatan usaha koperasi di daerah - daerah

terpencil, seperti daerah pemukiman transmigrasi, perkampungannelayan

dan sebagainya

Dalam pelaksanaan langkah – langkah ini diharapkan akan dapat

meningkatkan daya saing dan juga kemampuan kerja sama koperasi – koperasi

tersebut, baik dengan bank maupun dengan perusahan – perusahan lain baik

swasta maupun negara.

2.1.7 Anggota Koperasi

Menurut Untung, 2004: 33 tentang anggota koperasi adalah

“Pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi bersifat pribadi dan keanggotaan tersebut tidak dapat dipindahtangankan. Keanggotaan koperasi tidak dapat juga diwariskan walaupun manakala seorang anggota meninggal dunia, maka para ahli warisnya berhak menerima sisa hasil usaha, simpanan pokok dan simpanan wajib ataupun sisa hasil penyelesaian dalam hal terjadi pembubaran Koperasi, namun hak dari para ahli waris tersebut adalah berdasarkan title umum.”

Syarat-syarat sebagai anggota koperasi :

1. Warga Negara Indonesia

2. Mampu melakukan tindakan hukum

3. Bersedia mematuhi anggaran dassar dan anggaran rumah tangga

4. Bersedia mematuhi aturan-aturan yang berlaku

(14)

6. Tidak ada paksaan dari pihak lain

Keanggotaan koperasi, dapat berakhir apabila :

1. Meninggal dunia

2. Bertentangan dengan tujuan koperasi

3. Mengundurkan diri

4. Selalu merugikan koperasi

5. Diperhentikan oleh pengurus karena melanggar peraturan yang

berlaku.

Setiap anggota koperasi mempunyai kewajiban dan hak yang sama

terhadap Koperasi sebagaiman telah diatur dalam anggaran dasarnya. Adapun

kewajiban dari anggota kperasi menurut UU Perkop No 17 Tahun 2012 pasal 29

adalah sebagai berikut :

1. Mematuhi anggaran dasar dan rumah tangga serta keputusan yang telahdisepakati dalam rapat anggota.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi.

3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.

Hak anggota koperasi telah ditentukan dalam UU Perkop No 17 Tahun

2012 pasal 29 adalah sebagai berikut:

1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam RapatAnggota.

2. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus di luar RapatAnggota baik diminta atau tidak.

3. Memilih dan atau dipilih menjadi Pengawas atau Pengurus. 4. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam

AnggaranDasar.

5. Memanfaatkan jasa yang disediakan oleh Koperasi. 6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi

(15)

7. Mendapatkan Selisih Hasil Usaha Koperasi dan kekayaan sisa hasilpenyelesaian Koperasi.

Keanggotaan dalam koperasi bersifat terbuka terhadap semua masyarakat,

seorang yang telah menjadi anggota koperasi harus mau untuk ikut bersama-sama

mengembangkan koperasinya dengan mau menggunakan jasa Koperasi dan

bersedia menerima tanggung jawab keanggotaannya. Untuk Kewajiban dan hak

anggota dalam koperasi kewajiban dan hak tersebut tidak dapat dikurangi atau

dihilangkan oleh para pengurus koperasi, karena hak-hak tersebut melekat pada

keanggotaan setiap anggota koperasi. Adanya kewajiban dan hak anggotakoperasi

itu adalah cerminan bahwa koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi yang

demokratis.

2.2 Partisipasi Anggota

2.2.1 Pengertian Partisipasi Anggota

Partisipasi anggota merupakan kesediaan anggota itu untuk memikul

kewajiban dan menjalankan hak keanggotaanya secara bertanggung jawab, maka

partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Menurut

Anoraga dan Nanik (2003: 111) bahwa :

“jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi tersebut dikatakan buruk atau rendah”.

Partisipasi anggota menurut Keith Davis dalam Arsad Matdoan, (2011: 29)

bahwa:

(16)

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggota merupakan

keterlibatan mental dan emosional dari orang-orang dalam situasi kelompok yang

mendorong orang-orang tersebut memberikan kontribusinya terhadap tujuan

kelompoknya itu dan berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut.

Partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah

penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi bertangung jawab. Partisipasi

anggota sering disebut sebagai alat pengembangan maupun sebagai tujuan akhir

itu sendiri. Menurut Castilo dalam Jochen (2003:39), beberapa penulis menyakini

bahwa partisipasi adalah kebutuhan dan hak asasi manusia yang mendasar.

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 64), partisipasi memegang peranan

yang menentukan dalam perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota,

koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Koperasi merupakan

alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu

yang telah disepakati bersama. Sukses tidaknya, berkembang tidaknya,

bermanfaat tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat bergantung

sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan partisipasi

anggota dalam penelitian ini adalah kesediaan anggota untuk memikul kewajiban

dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung jawab. Partisipasi

dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah penyimpangan dan

membuat pemimpin koperasi bertangung jawab. Partisipasi memegang peranan

yang menentukan dalam perkembangan koperasi. Tanpa partisipasi anggota,

(17)

2.2.2 Dimensi Partisipasi

Menurut Hendar & Kusnadi (2005: 92 - 93) partisipasi meliputi 4 dimensi, yaitu :

“sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta perorangan/sekelompok orang. Dimensi-dimensi partisipasi dibedakan menjadi empat macam, yaitu dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya, dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya, dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya, dan dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya.”

1) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya

Dipandang dari sifatnya,yaitu partisipasi dapat berupa, partisipasi yang

dipaksakan (forced) dan partisipasi sukarela (voluntary). Partisipasi yang

dipaksakan (forced) apabila tidak dipaksa oleh situasi dan kondisi, maka

partisipasi tidak akan sesuai dengan prinsip koperasi yang terbuka dan sukarela

serta manajemen yang demokratis. Partisipasi yang sesuai pada koperasi adalah

partisipasi yang bersifat sukarela serta manajemen yang demokratis. Partisipasi

yang sesuai pada koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela. Sifat

kesukarelaan ini menuntut kemampuan manajemen koperasi dalammerangsang

aktivitas partisipasi anggota. Tanpa rangsangan partisipasi yang efektif,

partisipasi dalam koperasi tidak akan berjalan.

2) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya

Dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat dibedakan menjadi

partisipasi formal (formal participation) dan partisipasi informal (informal participation). Partisipasi formal telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Sedangkan

partisipasi informal hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan

(18)

Pada koperasi, kedua bentuk partisipasi ini bisa dilaksanakan secara

bersama-sama. Manajemen partisipasi bisa merangsang partisipasi anggota secara

formal maupun informal, tergantung situasi dan kondisi serta aturan-aturan

partisipasi yang diberlakukan.

3) Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaannya

Dipandang dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilaksanakan secara

langsung maupun secara tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila

setiap orang dapat mengajukan pandangan, menyampaikan ide-ide, informasi,

keinginan, harapan, saran, dan lain-lain kepada pihak yang menjadi

pimpinannya.Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila ada wakil

yang membawa aspirasi orang lain, misalnya karyawan atau anggota.

Pada koperasi, partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung dapat

dilaksanakan secara bersama-sama tergantung pada situasi dan kondisi serta

aturan yang berlaku. Partisipasi langsung dapat dilakukan dengan memanfaatkan

fasilitas koperasi (membeli atau menjual kepada koperasi), memberikan

saran-saran atauinformasi dalam rapat-rapat, memberikan kontribusi modal, memilih

pengurus, dan lain-lain. Partisipasi tidak langsung terjadi apabila jumlah anggota

terlalu banyak, anggota tersebar di wilayah kerja koperasi yang begitu luas, atau

koperasi yang terintegrasi, sehingga diperlukan perwakilan-perwakilan untuk

menyampaikan aspirasinya.

4) Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya

Dipandang dari segi kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat

(19)

(incentif participation). Kedua jenis partisipasi ini timbul sebagai akibat peran

ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.

Dalam kedudukannya sebagai pemilik,

(a) para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan

pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan

(penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,

atau danadana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi)

(b) mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan

proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi

semacam ini disebut partisipasi kontributif. Partisipasi kontributif dan

partisipasi insetif mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu :

1.Kontribusi keuangan baik yang berupa simpanan pokok, simpanan

wajib, dan simpanan sukarela para anggota maupun yang berasal dari

usaha Koperasi, sangat diperlukan untuk perkembangan usaha Koperasi

( partisipasi kontribusi dalam penanaman modal)

2. Setelah modal yang terkumpul tersebut digunakan oleh Koperasi, proses

pengambilan keputusan mengenai penetapan tujuan dan kebijaksanaan

serta proses pengawasan jalannya perusahaan Koperasi harus

melibatkan anggota karena anggota sebagai pemilik Koperasi (

partisipasi kontributif anggota dalam pengambilan keputusan)

3.Tetapi untuk mendukung pertumbuhan Koperasi, anggota sebagai

pelanggan harus memanfaatkan setiap pelayanan yang diberikan oleh

(20)

pelayanan Koperasi, manfaat yang diperoleh anggota tersebut akan

semakin banyak, apabila ini terjadi, kesadaran dalam pelaksanaan

partisipasi kontributif akan semakin meningkat.

Keeratan hubungan antara partisipasi kontributif dengan partisipasi insetif

menyebabkan Koperasi harus berusaha meningkatkan pelayanan yang diberikan

sehingga manfaatnya dapat dirasakan anggota. Akibatnya anggota akan semakin

meningkatkan partisipasi insetif dalam pemanfaatan unit usaha Kopersi, sehingga

secara otomatis akan timbul kesadaran anggota untuk berperan aktif dalam

kontribusi modal dan pengambilan keputusan yang menunjang perkembangan

Koperasi ( partisipasi kontributif)

Alferd Hanel dalam Arsad Matdoan ( 2011 : 11) memberikan dimensi –

dimensi partisipasi anggota dalam prinsip identitas :

1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik ( Owner), para anggota :

a. Memberikan kontribusi pada pembentukan dan pertumbuhan Koperasinya dalam bentuk kontribusi keuangan ( penyertaan modal, pembuatan cadangan, simpanan)

b. Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatan keputusan, dan dalam pengawasan terhadap kehidupan Koperasi

2. Dalam kedudukannya sebagai pelanggan ( User), para anggota memanfaatkan berbagai potensi yang disediakan oleh Koperasi dalam menunjang kepentingan.

Setiap anggota dan calon anggota akan mempertimbangkan untuk

memasuki dan mempertahankan/memelihara hubungannya dengan Koperasi,

apabila insetif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang harus

(21)

kebutuhan, kepentingan dan tujuan yang dirassakan, yang tentunya dipengaruhi

oleh lingkungan anggota yang bersangkutan.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan dimensi

partisipasi dalam penelitian ini adalah dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya

dan peran serta perorangan/sekelompok orang. Dilihat dari sifatnya, partisipasi

dapat berupa partisipasi yang dipaksakan dan partisipasi sukarela. Apabila

dipandang dari sifat keformalannya, partisipasi dapat bersifat formaldan dapat

pula bersifat informal. Berdasarkan pelaksanaannya, partisipasi dapat

dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari segi

kepentingannya, partisipasi dalam koperasi dapat berupa partisipasi kontributif

dan partisipasi intensif.

2.2.3 Pentingnya Partisipasi Anggota

Menurut Anoraga dan Nanik (2003:112) ciri-ciri anggota yang

berpartisipasi baik yaitu sebagai berikut:

1) Melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib secara tertib dan teratur.

2) Membantu modal koperasi disamping simpanan pokok dan wajib sesuai dengan kemampuan masing-masing.

3) Menjadi pelangan koperasi yang setia.

4) Menghadiri rapat-rapat dan pertemuan secara aktif.

5) Menggunakan hak untuk mengawasi jalanya usaha koperasi, menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, peraturan- peraturan lainya dan keputusan-keputusan bersama lainya.

Hal ini juga ditambahkan oleh Hendar & Kusnadi (2005: 95) bahwa :

(22)

Tanpa dukungan semua unsur atau komponen, pelaksanaan

program-program manajemen tidak akan berhasil dengan baik. Mengenai pentingnya

partisipasi dalam kehidupan koperasi ditegaskan Hendar & Kusnadi (2005: 97)

bahwa:

“Koperasi adalah badan usaha (perusahaan) yang pemilik dan pelanggannya adalah sama, yaitu para anggota dan merupakan prinsip identitas koperasi yang sering digambarkan dalam lambang segi tiga (Tri-angel Identity of Cooperative). Jadi, Pelanggan = Pemilik = Anggota dimana ketiga pihak tersebut orangnya adalah sama. Koperasi merupakan alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang telah disepakati bersama.”

Sesuai dengan pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian yang menyebutkan bahwa :

“Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.”

Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif

dalam kegiatan koperasi. Menurut Deputi Pengembangan SDM (2010: 1-2)

menyatakan bahwa :

“koperasi sebagai perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan anggota dengan berbagai variasinya maupun keterpencaran jarak anggota dalam proses pelayanan atas kebutuhan anggota.”

Jika perusahaan koperasi memberi pelayanan kepada anggota yang jauh

lebih besar, lebih menarik, dan lebih prima dibanding dengan dari perusahaan non

koperasi, maka koperasi akan mendapat partisipasi penuh dari anggota. Demikian

pula sebaliknya, partisipasi anggota yang tinggi dalam memanfaatkan segala

layanan barang, jasa, yang tersedia di koperasi pada akhirnya meningkatkan

(23)

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan penelitian ini

adalahmenunjukkan bahwa partisipasi anggota sangat penting bagi suatu

organisasi. Semua program yang harus dilaksanakan oleh manajemen perlu

memperoleh dukungan dari semua unsur atau komponen yang ada dalam

organisasi. Tanpa dukungan semua unsur atau komponen, pelaksanaan

program-program manajemen tidak akan berhasil dengan baik.

2.2.4 Rangsangan Partisipasi

Setiap anggota koperasi akan mengambil keputusan untuk berpartisipasi,

terlibat, ikut serta untuk mempertahankan atau memelihara secara aktif

hubungannya dengan organisasi koperasi, jika insentif yang diperoleh anggota

sama besar atau lebih dari kontribusi yang diberikannya.

Sehubungan dengan itu, Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia /

SDM (2010: 3) rangsangan partisipasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1) Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh perusahaan koperasi dapat menjadi rangsangan penting bagi anggota untuk ikut memberikan kontribusinya bagi pemupukan modal dan pertumbuhan koperasi. Insentif perangsang yang dikehendaki oleh anggota berkait erat dengan seberapa besar upaya pemenuhan kebutuhan oleh perusahaan koperasi dapat dirasakanoleh anggota secara subyektif yang dapat meningkatkan kepentingan ekonomi atau usaha rumah tangga anggota. 2) Insentif juga dapat dirasakan dalam bentuk layanan barang

dan jasa di perusahaan koperasi sama sekali tidak tersedia di pasar atau tidak disediakan oleh lembaga lain.

(24)

koperasi, menyebabkan partisipasi anggota semakin menurun. Koperasi sebagai badan usaha harus memperhatikan kondisi ini sebagai upaya perbaikan layanan, sehingga perbaikan layanan kepada anggota merupakan keharusan bukan beban usaha, agar Partisipasi Anggota semakin besar sehingga anggota semakin memiliki usaha koperasi dan berkontribusi dalam pemanfaatan pelayanan usaha koperasi secara terus menerus.

Selain yang disebutkan, ada beberapa perangsang lain bagi kontribusi

anggota terhadap koperasi yaitu (Tiktik S.P & Abd. Rachman S., 2002: 60):

1) Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan koperasi dalam bentuk saran keuangan (mungkin sumber daya dan tenaga kerja) akan dinilai oleh para anggota atas dasar biaya opportunitas.

2) Partisipasi dalam penetapan tujuan-tujuan, dalam pembuatan keputusan mengenai berbagai kegiatan, dan dalam pengawasan tata kehidupam koperasinya dapat merupakan suatu insentif atau suatu kontribusi:

a) Jika anggota diberi kemungkinan untuk memasukkan tujuantujuannya bagi koperasi menjadi tujuan dari kelompok dan dari organisasi koperasi, maka ia anggap kesempatan partisipasi tersebut sebagai perangsang (insentif-manfaat). b) Jika partisipasinya dalam rapat-rapat dan diskusi-diskusi

kelompok memakan waktu dan biaya, maka para anggota akan mempertimbangkan biaya opportunitasnya (kontribusi)

Kecakapan/kemampuan anggota sehubungan dengan partisipasi efektif

dalam koperasi, ditinjau dari peran anggota sebagai pemilik (Tiktik S.P & Abd.

Rachman S., 2002: 60) yaitu :

1) Kesediaannya untuk bekerjasama dan kesiapannya untuk mengubah perilaku tradisional dan ikut serta dalam suatu organisasi swadaya yang inovatif dan berorientasi pada anggota

2) Sumber daya yang tersedia padanya untuk memberi kontribusinya pada pembentukan perusahaan koperasi

(25)

2.2.5 Cara Meningkatkan Partisipasi Anggota

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 66) terdapat berbagai macam cara

untuk dapat meningkatkan partisipasi, yang di antaranya dengan menggunakan

materi dan non materi.

Peningkatan partisipasi dengan menggunakan materi dapat melalui

pemberian bonus, tunjangan, komisi dan insentif serta lainnya. Peningkatan

partisipasi nonmateri, yaitu dengan cara memberikan suatu motivasi kepada

semua komponen atau unsur yang ada dalam suatu lingkungan tertentu.

Beberapa cara untuk meningkatkan partisipasi anggota yang termuat

dalam buku saku Koperasi dari Departemen Sumber Daya Manusia (2010: 4)

adalah melalui :

1) Upaya pelibatan secara aktif seluruh komponen dan anggota koperasi dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan.

2) Keterlibatan dan keaktifan anggota dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan secara langsung bersama segenap anggota merupakan upaya bersama untuk merancang bangun secara bersama pola dan struktur pelayanan koperasi terhadap anggota, kerangka kerja perusahaan, dan indikasi kinerja keberhasilan koperasi sebagai badan usaha.

3) Proses perencanaan usaha dan pengambilan keputusan yang partisipatif dan kolaboratif dari segenap anggota dan pengurus, pengelola akan meningkatkan kesadaran pemanfaatan pelayanan dan rasa tanggung jawab semua pihak untuk memperjuangkan kemajuan dan perkembangan koperasi, dengan kesadaran, semangat kebersamaan, dan tanggung jawab segenap anggota inilah yang meningkatkan partisipasi anggota sehingga pada ujung- ujungnya mampu menumbuh kembangkan koperasi.

Menurut Hendar&Kusnadi (2005: 101-102) dijelaskan bahwa untuk

meningkatkan partisipasi anggota melalui peningkatan partisipasi insentif dan

(26)

1) Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkanpartisipasi insentif adalah :

a) Menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggota yang relatif lebih baik dari para pesaingnya di pasar

b) Meningkatkan harga pelayanan kepada anggota, misalnya :

(1) Menetapkan harga jual yang relatif lebih murah dari harga umum

(2) Harga beli yang relatif lebih tinggi dari harga umum

(3) Pemberian bunga kredit yang lebih rendah dari bunga umum

(4) Pemberian bunga tabungan minimal sama dengan tingkat bunga umum disertai pelayanan yang lebih baik

(5) Pemberian diskon atau potongan harga untuk anggota

c) Menyediakan barang barang yang tidak tersedia di pasar bebas wilayah koperasi atau tidak disediakan oleh pemerintah

d) Berusaha memberikan deviden per anggota (SHU per anggota) yang meningkat dari waktu ke waktu

e) Memperbesar alokasi dana dari aktivitas bisnis koperasi dengan non anggota melalui pemberian kredit dengan bunga yang relatif lebih murah dan jangka pengembalian lebih lama

f) Menyediakan berbagai tunjangan ( bila mampu) keanggotaan, seperti tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, dan lain-lain

2) Beberpa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi koontributif :

a) Menjelaskan tentang maksud, tujuan perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan

b) Meminta tanggapan dan saran tentang perencanaan dan keputusan yang akan dikeluarkan

c) Meminta informasi tentang segala sesuatu dari semua anggota dalam usaha membuat keputusan dan mengambil keputusan

Menurut Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 4) secara

praktek dan kenyataan di lapangan, pelibatan atau keterlibatan perencanaan usaha

(27)

Tidak dapat dipungkiri bahwa proses partisipatif dan kolaboratif dalam menyusun

perencanaan usaha dari koperasimemerlukan waktu, biaya, dan tenaga. Oleh

karena itu, penanaman kesadaran diri terhadap anggota, pengurus, pengelola, dan

pengawas terhadap upaya pencapaian tujuan usaha koperasi secara bersama

haruslah dipahami sebagai kebutuhan dan tujuan bersama. Anggota perlu

menyadari tujuan pelayanan usaha yang dilakukan oleh pengurus dan pengelola,

sementara pengurus juga harus menyampaikan secarautuh perencanaan usaha

yang dimaksud sedemikian rupa hingga anggota dapat memahami, menyadari,

dan ikut bertanggung jawab atas upaya pencapaian tujuan usaha termaksud.

Dengan demikian komunikasi yang efektif dari interaksi antara anggota dan

perusahaan koperasi dalam perencanaan usaha dan proses pengambilan keputusan

secara bersamaan dan bertanggung jawab menjadi kebutuhan sekaligusprasyarat

bagi partisipasi anggota.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 5) juga mengatakan

bahwa kepuasan dan nilai guna juga seringkali menjadi faktor yang

mempengaruhi keterlibatan anggota dalam perencanaan usaha atau proses

pengambilan keputusan koperasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat

sekelompok orang yang masih kurang puas atau kurangmenerima suatu

keputusan. Oleh karenanya, ada baiknya bagi pihak yang merasa kurang puas

dapat diminta tanggapan atau sarannya atas perencanaan usaha dan keputusan

yang akan atau telah diambil, tentunya disesuaikan dengan situasi, dan kondisi,

dan tingkat relevansinya. Cara ini berarti membuka peluang dan

(28)

dari yang kurang puas menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi

penyempurnaan keputusan yang akan atau telah diambil oleh koperasi.

Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (2010: 5) juga menyatakan

bahwa peningkatan partisipasi anggota berhubungan erat dengan tingkat

pelayanan, sementara pelayanan berhubungan pula dengan beban kerjaatau daya

dukung yang ada di koperasi. Salah satu yang berkait denganini adalah pengaturan

fungsi dan peran dari pengelola dalam memberikan pelayanan prima bagi anggota,

sehingga diperlukan pengaturan atau pendelegasian kewenangan yang jelas dan

proporsional. Semua unsur pengelola koperasi harus memiliki fungsidan tugas

yang jelas dan merasakan bahwa fungsi tersebut merupakan kepercayaan dari

anggota koperasi. Demikian pula, anggota harus meyakini bahwa apa yang

dilakukan oleh pengelola koperasi kepada diri anggota merupakan tugas yang

telah didelegasikan kepada pengurus dan memberikan kepercayaan kepada

pengelola koperasi memberikan pelayanan prima kepada anggota koperasi.

Dalam Buku Saku Koperasi (2010: 5) yang ditulis oleh Deputi

Pengembangan Sumber Daya Manusia menyatakan bahwa upaya peningkatan

partisipasi anggota akan berhasil manakala ada kesesuaian antara anggota,

manajemen koperasi, dan program koperasi. Kesesuaian ini dapat dilihat dari unit,

tingkat kemauan, dan kemampuan dari pelayanan yang disediakan oleh koperasi.

Kompetensi dan motivasi anggota dalam mengemukakan minat kebutuhanya

kepada koperasi terefleksikan dalam keputusan manajemen koperasi dalam

memberikan layanan barang dan jasa kepada anggota koperasi. Anggota

(29)

selanjutnya manajemen koperasi mampu menindak lanjuti dan menyelesaikannya

secara efektif dan professional hingga dirasakan manfaatnya oleh anggota

koperasi. Misalnya adalah jika unit usaha yang tersedia di koperasi memiliki

kesesuaian yang tinggi dengan kebutuhan anggota, manajemen, maupun program

koperasi, maka akan diikuti dengan tingkat partisipasi anggota yang tinggi pula.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan meningkatkan

partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah cara meningkatkan partisipasi

anggota dapat melalui pemberian bonus, tunjangan, komisi dan dengan cara

memberikan suatu motivasi kepada semua komponen atau unsur yang ada dalam

suatu lingkungan tertentu.

2.2.6 Indikator Partisipasi Anggota

Menurut Anoraga dan Nanik (2003: 115),

“pengukuran partisipasi anggota berkaitan dengan peran ganda anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.”

Dalam kedudukannya sebagai pemilki :

a) Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan

pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan

(penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela,

atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi).

b) Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan

proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi

semacam ini disebut partisipasi kontributif.

Dalam kedudukannya sebagai pelanggan / pemakai, para anggota

(30)

perusahaan koperasi dalam menunjang kepentingannya. Partisipasi

semacam ini disebut partisipasi insentif.

Pendapat yang sama dikemukakan Hanel dalam Any Meilani dan Sri

Ismulyaty, (2002: 13) bahwa :

“Indikator partisipasi anggota yaitu memberikan kontribusi keuangan pada koperasi, mengambil bagian dalam menetapkan tujuan koperasi, memanfaatkan potensi yang telah disediakan koperasi dalam menunjang kepentingannya.”

1. Partisipasi dalam Pengambilan keputusan

Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan merupakan aktivitas

keikutsertaan anggota dalam memberikan saran dan kritik atas pengelolaan usaha

Koperasi. Menurut Undang – Undang No. 25 Tahun 1992 pada pasal 5 tentang

prinsip – prinsip Koperasi, salah satunya berbunyi “ Pengelolaan dilakukan secara

demokratis,” artinya pengelolaan Koperasi dilakukan atass kehendak dan

keputusan para anggota.

Hal ini menunjukkan bahwa anggota harus memberikan keputusan dalam

rapat anggota tentang kebijaksanaan pengelolaan Koperasi, baik di bidang

kelembagaan maupun di bidang usaha. Keterlibatan anggota dalam pengambilan

keputusan akan mendorong terlaksananya program kerja Koperasi. Hal ini

dimungkinkan adanjya kesadaran atau pemahaman Koperasi sekaligus

peningkatan kesejahteraan.

2. Partisipasi dalam Permodalan

Partisipasi merupakan kesadaran anggota sehingga Koperasi harus dapat

memberikan rangsangan khusus agar anggota dapat berpartisipasi secara efektif.

(31)

yaitu peran aktif anggota membayar simpanan yang telah ditentukan, dan peran

aktif anggota dalam pemanfaatan pelayanan barang dan jasa yang disediakan

Koperasi.

Koperasi bukanlah kumpulan modal, namun modal merupakan salah satu

unsur yang sangat menentukan keberhasilan Koperasi. Menurut Undang – undang

No. 25 Tahun 1992 pada pasal 41, bahwa “Modal Koperasi terdiri dari modal

sendiri dan modal pinjaman.” Salah satu faktor yang menyebabkan Koperasi sulit

berkembang karena lemahnya permodalan Koperasi. Terbatasnya modal yang

dimiliki Koperasi disebabkan kurangnya partisipasi anggota dalam pemupukan

modal, sehingga akhirnya program Koperasi yang sudah direncanakan sulit

trealisasi dan tujuan Koperasi sulit dicapai. Keterbatasan modal menyebabkan

Koperasi belum mampu memenuhi kebutuhan anggota, mekanisme permodalan

Koperasi dapat ditujukan pada Gambar 2.2 berikut ini :

Modal Kerja Modal

Koperasi

Modal Luar 1. Anggota 2. Koperasi 3. Bank 4. Lembaga

Keuangan Non Bank

5. Penerbitan Obilgasi 6. Sumber Lain

Modal Sendiri 1. Simpanan Pokok 2. Simpanan Wajib 3. Dana Cadangan 4. Donasi

SHU

(32)

Gambar 2.2

Mekanisme Permodalan Koperasi

Sumber : Berhand Limbong 2010 : 92

Gambar 2.2 menjelaskan bahwa jenis permodalan Koperasi terdiri dari

modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri merupakan modal yang

menggambarkan kekuatan permodalan Koperasi. Modal pinjaman merupakan

modal investasi yang penggunaannya harus didasarkan pada kebutuhan dan

kemampuan pengembalian modal pinjaman tersebut.

3. Partisipasi dalam Pelayanan

Pelayanan pada anggota antara lain diwujudkan dengan cara menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan anggotanya, Koperasi bertindak sebagai penjual

yang berperan memberikan barang dan jasa yang dibutuhkan anggota dengan

harga yang semurah – murahnya yang mengguntungkan anggota, demikian pula

halnya pada Koperasi pemasaran, dalam menampung hasil produksi anggotanya

tidak bertindak sebagai pembeli, karena antara Koperasi dengan anggotanya tidak

terjadi proses jual beli, sebab Koperasi di sini berperan menjualkan produk

anggota dengan harga yang minimal sama dengan harga di pasar setempat.

Partisipasi anggota dalam membeli barang dan jasa akan meningkatkan

total penjualan Koperasi. Kondisi tersebut, diwujudkan oleh koperasi melalui

penyediaan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan para anggotanya, yaitu

dapat memenuhi kebutuhan anggota yang belum tersedia di pasar atau kalau

tersedia ditawarkan di pasar. Pada koperasi yang menyediakan pelayanan kredit,

[image:32.595.100.514.210.613.2]
(33)

dibandingkan dengan badan usaha lainnya yang menyediakan jasa kredit. Jika

Koperasi menawarkan jasa pelayanan yang sesuai dengan kepentingan anggota,

maka anggota akan lebih banyak memanfaatkan jasa pelayanan yang diberikan

oleh Koperasi, sebagaimana menurut Ropke ( 2003 : 104 ) bahwa :

partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas, dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh perusahaan Koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan daripada anggotanya.

Sebaliknya apabila barang dan jasa yang disediakan oleh Koperasi tidak

sesuai dengan keinginan anggota, dalam arti disediakan dengan harga yang tidak

menguntungkan, atau disediakan dengan kondisi yang lebih jelek daripada

pesaing Koperasi maka anggota akan bersikap :

a. Tidak memanfaatkan jasa pelayanan perusahaan Koperasi

b. Tidak memberikan kontribusi kearah pertumbuhan pelayanan

c. Tidak akan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan proses pengawasan

Tujuan menjadi anggota Koperasi antara alain untuk memperoleh manfaat

yang lebih besar dibandingkan jika tidak menjadi anggota, maka Koperasi di

tuntut dapat memberiikan pelayanan bagi para anggotanya. Usaha Koperasi untuk

memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya harus di dukung partisipasi aktif

para anggotanya, dan untuk meningkatkan partisipasi insentif para anggota

dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.

4. Partisipasi dalam Pengawasan

Partisipasi pengawasan adalah bentuk partisipasi anggota dalam hal

mengawasi jalannya roda organisasi. Kriteria untuk mengukur partisipasi

(34)

a. Sikap anggota bila melihat penyimpangan

b. Sikap anggota bila merasakan adanya diskriminasi pelayanan

c. Sikap anggota bila melihat anggota lain memperoleh pelayanan lebih banyak

d. Pengawasan kerja

Partisipasi pengawasan ini sangat penting di dalam Koperasi karena

dengan adanya partisipasi ini, segala bentuk penyelewengan dapat diketahui

dengan mudah dan upaya penanggulangannya juga dapat dengan mudah

dilaksanakan, untuk lebih melaksanakan partisipasi ini di dalam Koperasi

dibentuk sebuah badan yang merupakan perwakilan anggota yaitu Badan

Pengawas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan Indikator untuk

mengukur partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah :

a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam rapat anggota (kehadiran,

keaktifan, dan penyampaian/mengemukakan pendapat/saran/ide/gagasan/kritik

bagi koperasi).

b) Partisipasi dalam kontribusi modal (dalam berbagai jenis simpanan, simpanan

pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, jumlah dan frekuensi menyimpan

simpanan, penyertaan modal).

c) Partisipasi dalam pemanfaatan pelayanan (dalam berbagai jenis unit usaha,

jumlah dan frekuensi pemanfaatan layanan dari setiap unit usaha koperasi, besaran

transaksi berdasarkan waktu dan unit usaha yang dimanfaatkan, besaran

pembelian atau penjualan barang maupun jasa yang dimanfaatkan, cara

(35)

d) Partisipasi dalam pengawasan koperasi (dalam menyampaikan kritik, tata cara

penyampaian kritik, ikut serta melakukan pengawasan jalannya organisasi dan

usaha koperasi).

2.3Kerangka Berfikir Penelitian

Uma Sekaran ( dalam sugiyono, 2012 ) mengemukakan bahwa kerangka

berpikir merupakan model konseptual, tentang bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.Dalam

penelitian ini, maka kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.3 kerangka berpikir penelitian “Partisipasi Anggota dalam

Pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik Desa Bonomerto Kecamatan Suruh.” Partisiapsi

Anggota

Pengambilan Keputusan

Dalam keaktifan anggota memberikan saran dan kritikan

Kontribusi Modal

Dalam pembayaran simpanan wajib dan simpanan pokok yang secara aktif dan teratur

Pemanfaatan pelayanan

Dalam melayani melalui penjualan yang ada dikoperasi

Anggota

meningkat SHU

bertambah

Omset bertambah

[image:35.595.100.504.277.673.2]
(36)

Dapat dijelaskan bahwa koperasi ini diharapkan mampu berpartisipasi

secara nyata dalam pembangunan sesuai dengan kemampuan masing-masing

dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta

masyarakat pada umumnya. Menurut Anoraga dan Widiyanti (2003:111)

partisipasi anggota dapat diartikan sebagai ukuran dari kesediaan anggota itu

untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keaggotaan secara bertanggung

jawab. Jika sebagian besar anggota koperasi sudah menunaikan kewajiban dan

melaksanakan hak secara bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi

yang bersangkutan sudah dikatakan baik. Akan tetapi ternyata hanya sedikit yang

demikian, maka partisipasi anggota dimaksud dikatakan buruk atau rendah.

Berdasarkan status ganda anggota koperasi maka seluruh kegiatan usaha koperasi

didasarkan pada maksimasi pelayanan atau pemenuhan kebutuhan anggota.

Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber

keuntungan bagi perusahaan (Sitio dan Tamba 2001:81). Koperasi dalam hal ini

adalah pengurus dan anggota harus mampu memberikan pelayanan kepada para

anggotanya secara optimal. Dalam mencapai pengembangan koperasi, suatu

koperasi harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian

tujuan koperasi. Tujuan koperasi tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya

pelayanan anggota yang baik dalam koperasi. Karena dengan adanya pelayanan

yang baik maka pengembangan koperasi akan tercapai. Koperasi ini melayani

kebutuhan anggota dalam hal menerima simpanan, dan unit pertokoan.

Pengembangan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif

(37)

mengetahui tujuan tersebut, manfaatnya terhadap dirinya, dan cara organisasi itu

dalam mencapai tujuan. Jadi, dalam penelitian ini dimaksud dengan

pengembangan Koperasi Tani Sari Ngaglik adalah tercapainya tujuan secara

kelembagaan dan kegiatan usaha yang telah direncanakan oleh Koperasi Tani

Sari Ngaglikdalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada

setiap unit usaha koperasi mampu memberikan pelayanan yang maksimal pada

anggotanya. Partisipasi anggota dan pelayanan sangat diperlukan dalam

mendukung pengembangan koperasi. Oleh karena itu, partisipasi anggota dan

pelayanan dari anggota koperasi diharapkan dapat menciptakan pengembangan

Gambar

Gambar 2.2
Gambar 2.3 kerangka berpikir penelitian “Partisipasi Anggota dalam

Referensi

Dokumen terkait

Bukti Kepemilikan atau Bukti sewa Peralatan/Perlengkapan (apabila sewa) (sesuai yang dipersyaratkan) Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan

Siswa diperintahkan untuk membuat surat bahasa inggris dengan format yang benar dan bentuk surat yang sudah ditentukan oleh

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG JASA PEMERINTAH. Nomor

Dalam hal pengaduan Konsumen melibatkan pegawai pada unit kerja, anggota Direksi, atau pejabat setingkat di bawah Direksi yang melakukan fungsi pelayanan dan

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Selanjutnya Dokumen tersebut diatas diserahkan kepada POKJA II Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (Procurement Unit) Pemerintah Kabupaten Bangka Kegiatan Anggaran Pendapatan

(4) Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dilarang menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris oleh Otoritas Jasa Keuangan sehingga

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas