• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Akta Kelahiran sebagai Hak Konstitusional Anak: Perspektif Hukum Perlindungan Anak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

AKTA KELAHIRAN SEBAGAI HAK KONSTITUSIONAL ANAK

( PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN ANAK )

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen satya Wacana

Jefri Monang Manalu 312012080

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

berdasarkan Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo

Undang-undang Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakPasal 1 butir 1, anak adalah sesorang yang

belum berusia 18 tahun. Dan seorang Anak merupakan manusia yang di ciptakan oleh Tuhan

yang Maha Esa sehingga anak memiliki hak harus dilindungi. Dalam Pasal 1 butir ke 12

Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 jo Undang-undang Nomer 35 tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-undang nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

menejelaskan bahwa Hak Anak adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang wajib dijamin,

dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.

Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 28A sampai 28J melindungi jelas tentang Hak asasi

manusia dan hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia sehinggabisa dibilang

bahwa hak yang dimilki seorang anak merupakan Hak Konstitusional.

Dalam beberapa peraturan termasuk Undang-undang Dasar masing-masing

menjelaskan atau mencantumkan hak-hak anak yaitu salah satunya ialah setiap anak berhak

atas suatu nama sebagai suatu identitas dan status kewarganegaraan, hal ini diperjelas melalui

Pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang Nomer 35 Tahun

2014 tentang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak mengatakan bahwa identitas setiap anak harus diberikan sejak

kelahirannya dan pada ayat 2 mengatakan bahwa identitas yang dimaksud pada ayat 1

dituangkan dalam akta kelahiran. Walapun beberapa pearaturan sudah mencantumkan

keharusan dalam kepemilikan akta kelaharin tetapi masih banyak anak yang belum memiliki

(7)

memiliki permasalahan kurang terpenuhinya hak anak atas identitas berupa akta kelahiran

(8)

Abstrak

Hak Anak adalah bagian dari Hak Asasi Manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 28A sampai 28J melindungi jelas tentang Hak asasi manusia dan hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia sehinggabisa dibilang bahwa hak yang dimilki seorang anak merupakan Hak Konstitusional. Dalam beberapa peraturan termasuk Undang-undang Dasar masing-masing menjelaskan atau mencantumkan hak-hak anak yaitu salah satunya ialah setiap anak berhak atas suatu nama sebagai suatu identitas dan status kewarganegaraan, dan kabupaten Gunungkidul memiliki 184.727 anak. Dari jumlah itu, yang terdata memiliki akta baru ada 138.612 anak, sisanya sebanyak 46,315 anak belum memiliki surat tanda kelahiran tersebut, berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan wawancara dengan pemerintah dan masyarakat sekitar penyebab belum terpenuhinya hak anak atas identitas dalam bentuk akta kelahiran ialah: faktor pemerintah dimana dalam hal ini pemerintah belum bisa menjalani kebijakan-kebijakan yang sudah disiapkan, untuk memeberikan hak atas identitas kepada anak di daerah kabupaten gunung kidul berupa akta kelahiran dengan merata.

(9)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengujian ... ii

Lembar Hasil Ujian Skripsi ... iii

Lembar Hasil Ujian Skripsi ... iv

Lembar Hasil Ujian Skripsi ... v

Lembar Pernyataan Orisinalitas Skripsi... vi

Ucapan Terima Kasih ... vii

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Abstrak ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 7

(10)

BAB II PEMBAHASAN ... 11

A.Kajian Pustaka... 11

A.1. Konsep Perlindungan Hukum ... 11

A.2. Pengertian Akta Kelahiran ... 12

A.3. Pengaturan tentang Akta Kelahiran ... 14

a. Berdasarkan UUD 1945 ... 14

b. Berdasarkan Convention on the Rights of the Child 14

c. Berdasarkan KUHPer ... 15

d. Berdasarkan Undang-undang nomer 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ... 17

e. Berdasarkan UU no 23 Tahun 2006 Administrasi Kependudukan jo UU no 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas UU no 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kepenendudukan ... 18

f. Berdasarkan UU Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo UU Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas UU Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak . 18 A.4 Syarat dan cara Pembuatan Akta kelahiran ... 19

a. Berdasarkan pasal 51 sampai 66 Perpres No. 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil ... 19

B. Hasil Penelitian ... 26

B.1. Gamabaran tentang Kabupaten Gunung Kidul ... 26

(11)

B.3. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dalam Kepemilikan Akta

Kelahiran ... 34

C.Analisis ... 36

C.1. Analisis Akta Kelahiran Sebagai Hak Konstitusional ... 36

C.2. Analisis faktor-faktor penyebab anak belum memiliki akta kelahiran di daerah

Kabupaten Gunung Kidul berdasarkan konsep Perlindungan Hukum

... 38

BAB III KESIMPULAN ...

3.1. Kesimpulan ... 45

3.2. Saran ... 46

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan penerapan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-8/2010 dalam kaitannya status hukum anak adalah berubahnya pola pemberian pengesahan terhadap anak dari akta

Penelitian hukum mengenai Tanggung jawab terhadap Anak didik dalam Perspektif Hukum Perlindungan anak ini bertujuan untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab

Kendala bagi pemerintah dalam upaya melaksanakan tanggung jawab memenuhi hak anak atas identitas diri berupa akta kelahiran meliputi aturan hukum tentang asas peristiwa, masih

Kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Semarang bagi anak-anak yang tidak memiliki akta kelahiran khususnya di Tegalrejo Kabupaten Semarang dilakukan

Tingginya kepemilikan akta kelahiran didukung inovasi yang dilakukan Dispendukcapil Kota Surakarta yaitu Relasi Pencatatan Kelahiran, Kartu Insentif Anak (KIA),

Skripsi ini berjudul: Anak Angkat Yang Berstatus Anak Kandung Berdasarkan Akta Kelahiran Ditinjau Dari Segi Hukum Islam (Studi Kasus di Kecamatan Medan Denai). Fokus studi

1) Identitas diri setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya. 2) Identitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dituangkan dalam akta kelahiran. 3) Pembuatan akta kelahiran

ada’ bukan hukum negara. Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Toraja Utara, jumlah anak yang memiliki dan tidak memiliki akta kelahiran