HASIL PENELITIAN SKRIPSI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI
DI PT. LEMBAH KARET PADANGTAHUN 2014
SONIYA FAIRUS
No. BP. 1010332040
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
i FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS
Skripsi, Agustus 2014
SONIYA FAIRUS, No. BP. 1010332040
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJABAGIAN PRODUKSI PT LEMBAH KARET PADANG TAHUN 2014
xii+86 halaman, 21 tabel, 10 gambar, 9lampiran
ABSTRAK Tujuan Penelitian
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam rangka mengembangkan dan memajukan suatu industry. Oleh sebab itu pekerja harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha peningkatan dan pencegahan yaitu dengan Alat Pelindung Diri (APD). Tujuan penelitian ini mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian alat pelindung diri pada pekerja bagian produksi PT Lembah Karet Padang tahun 2014.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional.Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai Juni 2014.Populasi pada penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT Lembah Karet. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified random sampling dan jumlah sampel yang dibutuhkan 112 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara langsung menggunakan kuisioner. Data dianalisis dengan uji statistik Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan pekerja yang tidak memakai APD saat bekerja (71,4%), berumur tua (81,3%), berjenis kelamin lak-laki (93,6%), kurang baiknya pengetahuan pekerja ((69,6%), pekerja bersikap negative (49,1%), masa kerja pekerja lama (97,3%), pekerja yang merasa kurang sesuai dengan APD (77,7%), pekerja yang kurang nyaman dengan APD (65,2%), tidak diterapkan kebijakan APD (58%), dan tidak ada pengawasan (56,3%). Hasil uji chi-square didapatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin (p = 0,002), pengetahuan (p = 0,001), sikap responden (p = 0,001), kesesuaian APD (p = 0,001), kenyamanan APD (p = 0,003), dan pengawasan (p = 0,025) dengan pemakaian APD. Sedangkan pada umur, masa kerja dan kebijakan tidak terdapat hubungan yang bermakna.
Kesimpulan
ii
perusahaan wajib menyediakan APD yang berkualitas dan berstandar SNI sesuai dengan kebutuhan kerja serta melakukan pengawasan secara terjadwal dan berkesinambungan serta menunjuk ahli K3 perusahaan sebagai pengawas terhadap ditegakkannya peraturan dan kebijakan K3.
Daftar Pustaka :33 (1995-2013)
Kata Kunci :APD, faktor yang berhubungan. B. Inggrisx google
The purpose of this research is to determinethe related factors of the use of personal protective equipment on production employees at PT Lembah Karet Padang Padang in 2014.
Method
This research is a quantitative study using cross-sectional design. This study was conducted from December 2013 to June 2014. The population in this study is the production employees of PT Lembah Karet. Determination of sample size uses the stratified simple random sampling technique, and amount of needed sample are 112 people. Data was collected through direct observation using a questionnaire. Data were analyzed with Chi - square statistic test with 95 % confidence level (α = 0.05)
Result
The results showed that there is a significant relationship between gender (p = 0,002), the knowledge (p = 0,001), the attitude of the respondents (p = 0.001), appropriate (p = 0,001), comfortable (p = 0.003), and control (p = 0.025) with the use of PPE. While age,longer working live and policies there is not a significant relationship.
Conclusion
1
BAB 1 :PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor industri memegang peranan penting dalam memacu perekonomian
nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat
meningkatkan devisa negara dan dapat mengatasi masalah ketenagakerjaan dalam
menciptakan lapangan kerja.(1)Kemajuan teknologi di Indonesia saat ini sangat cepat,
hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan industri yang mencapai 12% per tahun, diikuti
dengan pemakaian berbagai mesin dan peralatan industri, pemakaian
bermacam-macam bahan kimia yang menimbulkan bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik
maupun kimia. Peningkatan kemajuan suatu industri yang menggunakan mesin dan
peralatan mekanik yang serba modern tanpa diikuti dengan peningkatan kondisi kerja
akan memberikan dampak yang negatif bagi tenaga kerja berupa kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja, sehingga perlu diperhatikan suatu kewaspadaan dalam
segala bentuk lapangan, kedisiplinan, hubungan kerja yang harmonis, dan kesehatan
pekerjanya.(2)
Pertumbuhan industri yang pesat tanpa disertai dengan upaya pengamanan
efek samping penerapan teknologi akan menimbulkan berbagai masalah keselamatan
dan kesehatan kerja. Oleh karena itu upaya-upaya penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja pada semua sektor kegiatan produksi harus terus dilakukan secara
berkesinambungan.(1)
Kecelakaan di tempat kerja merupakan penyebab utama penderitaan
perorangan dan penurunan produktivitas.Kecelakaan menyebabkan cidera, baik
2
mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga akan mengganggu produktivitas
kerja dan hal ini akan berdampak buruk pada perusahaan, baik melalui beban biaya
pengobatan yang cukup tinggi dan juga ketidakhadiran pekerja serta penurunan
dalam kualitas kerja.(3)Kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe condition). Menurut hasil
penelitian bahwa 80-85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor
manusia, seperti ketidakseimbangan fisik pekerja, kurang pendidikan, mengangkut
beban yang berlebihan, bekerja melebihi jam kerja, dan pemakaian APD yang tidak
sesuai.(30)
Hirarki pengendalian risiko dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja
terdapat lima tahap, yaitu eliminasi, substitusi, engineering (rekayasa), administratif,
dan Alat Pelindung Diri (APD).Perlindungan pekerja melalui usaha-usaha teknis
pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu
diutamakan.Namun keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya.
Sehingga pihak manajemen akan mengambil kebijakan untuk melindungi pekerja
dengan berbagai cara yaitu mengurangi sumber bahaya ataupun menggunakan APD.
APD adalah upaya terakhir dalam melindungi tenaga kerja apabila keempat tahap
tidak dapat dilakukan atau dapat dilakukan namun masih terdapat bahaya.(30)
Dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
ditentukan syarat-syarat keselamatan kerja yang tertera pada pasal 3 ayat 1 poin 9
yaitu memberikan alat-alat pelindung diri pada pekerja.Kewajiban pengurus dan
tenaga kerja dalam kaitannya dengan alat pelindung diri diatur dalam pasal 9 ayat 1
sub cbahwa pengurus diwajibkan menunjukkan kepada tenaga kerja tentang alat
3
International Labor Organitation (ILO) mengungkapkan bahwa setiap tahun
terjadi 1,1 juta kematian di dunia yang disebabkan karena penyakit atau kecelakaan
akibat hubungan ketenagakerjaan. Sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja
diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan tenaga kerjaan baru setiap
tahunnya.ILO menyimpulkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua terbawah
dari 53 negara yang menimbulkan 65.474 kasus kecelakaan kerja. Tingginya angka
kecelakaan kerja merupakan petunjuk tentang lemah atau kurangnya berbagai
perusahaan melindungi para pekerjanya dari bahaya, termasuk dalam hal penggunaan
APD.(7)
Data kecelakaan kerja di Indonesia atas populasi tenaga kerja 7-8 juta
menunjukkan 100.000 peristiwa kecelakaan kerja dengan hilang hari kerja setiap
tahunnya, korban meninggal per tahun rata-rata antara 1500 sampai 2000
orang.(8)Data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan bahwa
sampai tahun 2013 di Indonesia tidak kurang dari enam pekerja meninggal dunia
setiap hari akibat kecelakaan kerja. Angka tersebut tergolong tinggi dibandingkan
Negara Eropa hanya sebanyak dua orang meninggal per hari karena kecelakaan
kerja.(9)Berdasarkan data Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung
meningkat setiap tahunnya. Tahun 2010 terdapat 98.711 kasus, tahun 2011 terdapat
99.491 kasus, tahun 2012 terdapat 103.074 kasus, dan tahun 2013 terdapat 103.283
kasus. (32)
Berdasarkan data kecelakaan kerja yang dilaporkan pada PT Jamsostek
Kantor Cabang Sumatera Barat, angka kecelakaan kerja pada tahun 2009 adalah
sebanyak 892 kasus, tahun 2010 sebanyak 804 kasus, tahun 2011 sebanyak 837
kasus, tahun 2012 sebanyak 702 kasus dan tahun 2013 bulan Januari hingga Mei
4
Selain kelalaian saat bekerja faktor manusia yang lain yaitu perilaku
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia
mempunyai peran yang penting dalam rangka mengembangkan dan memajukan
suatu industri.Oleh sebab itu pekerja harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha
peningkatan dan pencegahan. Sehingga semua industri, baik formal maupun informal
diharapkan dapat menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan
kerjanya.(10)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riani (2008) pada tenaga kerja di
ruang inap Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan didapatkan hasil bahwa
responden yang berumur tua terlihat lebih baik dalam pemakaian APD yaitu
sebanyak (83,2%) sedangkan responden yang berumur muda kurang baik dalam
pemakaian APD yaitu sebanyak (66,7%).
Penelitian yang dilakukan oleh Arianto Wibowo (2010) kepada 110 orang
pekerja tambang emas di areal PT Antam Tbk Bogor menunjukkan adanya hubungan
antara penggunaan APD dengan pengetahuan pekerja. Responden yang
berpengetahuan kurang baik mengenai APD cendrung tidak menggunakan APD dari
pada responden yang memiliki pengetahuan yang baik.(22)Menurut penelitian Febrian
(2013) pada tenaga kerja di PT Sumatera Tropical Spices terdapat hubungan sikap
dan pemakaian APD.(24)Selain itu terdapat hubungan antara kenyamanan APD
dengan perilaku penggunaan APD oleh pekerja. Dalam penelitian yang dilakukan
Linggasari menunjukkan responden yang menyatakan kenyamanan APD kurang baik
mempunyai risiko 1,6 kali untuk berperilaku tidak baik dibandingkan responden
yang menyatakan kenyamanan APD yang baik.(25)
Menurut penelitian yang dilakukan Arianto Wibowo (2010) menunjukkan
5
yang diambil perusahaan, responden yang menyatakan tidak ada kebijakan dalam
menggunakan APD cenderung 87,04 kali tidak menggunakan APD daripada
responden yang menyatakan ada kebijakan dalam menggunakan APD. Selain itu
dalam penelitian Arianto menunjukkan bahwa ada hubungan antara penggunaan
APD dengan adanya pengawasan, responden yang menyatakan tidak ada
pengawasan dalam menggunakan APD cenderung 32,5 kali tidak menggunakan APD
daripada responden yang menyatakan ada pengawasan dalam menggunakan APD.(25)
PT Lembah Karet merupakan salah satu perusahaan industriswasta nasional
yang mengolah dan memproduksi karet mentah menjadi karet remah (crumb
rubber).Selama kurun waktu 5 tahun terakhir dari tahun 2009 hingga 2013 di PT
Lembah Karet menyebutkan bahwa terjadi 74 kasus kecelakaan kerja.Kecelakaan
kerja tersebut terjadi karena perilaku kerja yang tidak aman dari pekerja sendiri.
Pemakaian APD yang tidak patuh disebabkan olehperusahaan tidak
memberikan APD yang berkualitas, perusahaan tidak mengawasi penggunaan APD
dengan benar, perusahaan gagal untuk menegakkan pemakaian APD, serta
perusahaan tidak melatih karyawan pada pemakaian APD yang benar.(11)
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada 17 Maret 2014 terhadap
138 pekerja pada bagian produksi di PT Lembah Karet. Pada bagian sortir sebanyak
28 pekerja, hanya 10 orang yang memakai APD dengan lengkap, pada bagian
pencucian sebanyak 19 pekerja, hanya 7 yang memakai APD dengan lengkap. Pada
bagian gilingan sebanyak 19 pekerja, yang memakai APD dengan lengkap hanya 8
pekerja.Pada bagian penjemuran sebanyak 9 orang, yang memakai APD dengan
lengkap sebanyak 5 orang.Pada bagian peremahan sebanyak 12 pekerja, yang
memakai APD dengan lengkap sebanyak 10 pekerja.Pada bagian cuci lory sebanyak
6
bagian pressdan pengepakan sebanyak 36 orang, yang memakai APD dengan
lengkap hanya sebanyak 17 orang.
Disini terlihat hanya 67 orang (48%)dari jumlah pekerja yang memakai APD
dengan lengkap dalam bekerja. Hal ini berhubungan dengan perilaku pekerja yang
mengabaikan APD sehingga akan berisiko terjadinya kecelakaan kerja nantinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengangkat judul penelitian
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan APD pada Pekerja Bagian
Produksi PT Lembah Karet tahun 2014”.
1.2Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yaitu faktor-faktor apakah yang berhubungan
dengan pemakaian APD pada pekerja bagian produksi di PT Lembah Karet Padang
tahun 2014?
1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian APD pada
pekerja bagian produksidi PT Lembah Karet Padang tahun 2014.
1.3.2Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi variable dependen (pemakaian APD) dan
variable independen (umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, masa kerja,
kesesuaian APD, kenyamanan APD, kebijakan dan pengawasan) pada
pekerja bagian produksi di PT Lembah Karet tahun 2014.
2. Mengetahui hubungan antara variable independen (umur, jenis kelamin,
7
kebijakan dan pengawasan) dengan variable dependen (pemakaian APD)
pada pekerja bagian produksi di PT Lembah Karet tahun 2014.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini memberikan pengalaman berharga serta menambah pengetahuan dan kemampuan ilmiah dalam menilai faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemakaian APD terhadap pekerja industri.
b. Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan keilmuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terutama
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian APD terhadap pekerja industri.
1.4.2Manfaat Praktis
Dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan, pelatihan
atau peraturan yang berguna dalam peningkatan perilaku pekerja yang lebih
aman.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemakaian APD meliputi umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap,masa kerja,
kesesuaian APD, kenyamanan APD, kebijakan dan pengawasanpada pekerja bagian