DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
1.3.Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1.KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Kewirausahaan ... 10
2.1.2. Intensi ... 13
2.1.3. Pengetahuan Kewirausahaan ... 20
2.1.4. Lingkungan Sekolah ... 24
2.1.6. Penelitian Terdahulu ... 31
2.2.KERANGKA PEMIKIRAN ... 33
2.3.HIPOTESIS ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian ... 40
3.2.Metode Penelitian ... 40
3.3.Populasi dan Sampel ... 41
3.4.Operasionalisasi Variabel ... 45
3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.6.Teknik Skoring ... 48
3.7.Menguji Instrumen Pengumpulan Data ... 49
3.8.Teknik Analisis Data ... 51
3.9. Uji Asumsi Klasik ... 53
3.10. Menguji Hipotesis ... 55
3.11. Menguji Koefisien Determinasi ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 58
4.2. Hasil Analisis Data ... 60
4.3. Uji Asumsi Klasik ... 107
4.4. Analisis Regresi ... 107
v
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 122
5.2. Saran ... 123
DAFTAR PUSTAKA ... 125
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1. Jumlah Pengangguran berdasarkan tingkat Pendidikan ... 1
1.2. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka ... 2
3.1. Jumlah Populasi SMK Negeri di Kota Bandung Tahun 2011/2012 ... 39
3.2. Daftar Sampel SMK Negeri di Kota Bandung ... 40
3.3. Jumlah Sampel Siswa SMK Negeri Kelas XII di Kota Bandung Tahun 2011/2012 ... 42
3.4. Operasionalisasi Variabel ... 46
4.18. Deskripsi Statistik Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 71
4.19. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan ... 72
4.32. Deskripsi Statistik Variabel Lingkungan Sekolah ... 79
4.33. Distribusi Frekuensi Skor Lingkungan Sekolah ... 80
4.50. Deskripsi Statistik Variabel Pengalaman Prakerin ... 91
4.51. Distribusi Frekuensi Skor Pengalaman Prakerin ... 91
4.75. Deskripsi Statistik Variabel Intensi Berwirausaha ... 106
4.76. Distribusi Frekuensi Skor Intensi Berwirausaha ... 106
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Theory Reasoned Action ... 15
2.2. Skema Theory of Planned Behavior ... 17
2.3. Proses Pembentukan Intensi Kewirausahaan ... 18
2.4. Kerucut Pengalaman Dale ... 28
2.5. Paradigma Penelitian ... 38
2.6. Kerangka Pemikiran ... 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang
sangat banyak. Berdasarkan data hasil olah final Sensus Penduduk 2010, tercatat
jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 orang (Badan Pusat Statistik,
2011:11). Namun sayangnya, jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi dengan
kualitas sumber daya manusia yang memadai. Padahal sumber daya manusia yang
berkualitas akan memberikan pengaruh yang sangat baik. Dengan adanya sumber
daya manusia yang berkualitas akan membangun bangsanya untuk menjadi negara
maju yang memiliki penduduk yang cerdas dan cakap dalam membangun bangsa
dan negaranya.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia membuat angka
pengangguran tetap tinggi tiap tahunnya, hingga mencapai 8,1 juta orang pada
tahun 2011 (Badan Pusat Statistik, 2011:29). Jumlah tersebut tersebar di berbagai
provinsi di Indonesia serta terbagi berdasarkan tingkat pendidikan. Lebih lanjut,
tabel 1.1. memperlihatkan jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan
2
Tabel 1.1.
Jumlah Pengangguran berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 – 2011 (dalam persen)
No. Tingkat
Pendidikan
2009 2010 2011
Februari Agustus Februari Agustus Februari
1. SD ke bawah 4,51 3,78 3,71 3,81 3,37
Berdasarkan tabel 1.1. dapat terlihat bahwa lulusan Sekolah Menengah
Atas menyumbang angka pengangguran yang paling tinggi yaitu 12,17 % atau
sekitar 987.912 orang, diikuti pengangguran lulusan Diploma, SMK, Universitas,
SMP dan tidak sekolah.
Selanjutnya, jumlah pengangguran tersebut tersebar di berbagai provinsi di
Indonesia. Tabel 1.2. memperlihatkan jumlah pengangguran Indonesia
berdasarkan provinsi pada tahun 2010 – 2011.
Tabel 1.2.
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi Tahun 2010–2011
Provinsi
2010 2011
Februari Agustus Februari
Lanjutan tabel 2
Provinsi
2010 2011
Februari Agustus Februari
Jumlah
Berdasarkan tabel 1.2. dapat terlihat angka pengangguran terbanyak
4
yang jumlahnya meningkat dari tahun 2010 sejumlah 1.951 orang. Jumlah
pengangguran terbanyak selanjutnya ialah di provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat merupakan kota yang memiliki
banyak potensi. Bandung memiliki banyak sebutan, diantaranya ‘Bandung Kota
Kembang’ dan ‘Bandung Parijs van Java’, karena pada jaman dulu di kota
Bandung terdapat banyak pohon dan bunga yang tumbuh. Selain itu kota Bandung
juga dikenal sebagai kota belanja, karena banyaknya mall dan factory outlet yang
tersebar, kemudian saat ini berkembang menjadi kota wisata kuliner. Pada tahun
2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota
terkreatif se-Asia Timur (Suherman, 2009:35). Saat ini kota Bandung merupakan
salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan (Rhamdhani, 2011).
Dari pemaparan tersebut, dapat terlihat bahwa Bandung memiliki
potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk mengurangi jumlah pengangguran. Salah
satu upaya tersebut ialah dengan meningkatkan keterampilan penduduknya agar
lebih jeli melihat peluang usaha di kota Bandung yang meningkat seiring dengan
berkembangnya kota Bandung menjadi kota wisata, misalnya melihat kondisi
Bandung yang sering macet saat libur akhir pekan memunculkan peluang
perbaikan kendaraan yang mogok di jalan. Ditambah dengan meningkatnya trend
pengguna sepeda motor di kota Bandung yang sudah mencapai angka 1,4 juta unit
di tahun 2011 (Tim Redaksi, 2011), maka peluang jasa perbaikan kendaraan
Menurut Kourilsky dan Walstad (Indarti, 2008:3) salah satu faktor penting
untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha
di kalangan generasi muda ialah melalui pendidikan kewirausahaan. Oleh karena
itu, diperlukan pemahaman tentang cara mengembangkan dan mendorong
lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial ketika mereka berada di
bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan
berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya
wirausaha-wirausaha masa depan (Indarti, 2008:3). Sikap, perilaku dan pengetahuan mereka
tentang kewirausahaan akan membentuk kecenderungan mereka untuk membuka
usaha-usaha baru di masa mendatang.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenis sekolah
formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus, termasuk di dalamnya
pendidikan kewirausahaan, mengarahkan siswanya untuk menumbuhkan minat
terhadap bidang tertentu dan mampu membuka lapangan pekerjaan sesuai
minatnya tersebut, seperti membuka bengkel, membuka jahitan, tata boga, tata
busana, penjualan, mekanik serta percetakan.
Namun, bekal pendidikan kewirausahaan yang dimiliki siswa SMK masih
belum mampu meningkatkan jumlah wirausaha. Pada kenyataannya banyak
lulusan SMK lebih memilih menjadi pegawai atau buruh sehingga rela menjadi
pengangguran daripada berwirausaha (Adriyanto, 2011).
Fakta tersebut sesuai dengan pernyataan Supardi, Ketua Musyawarah
Kerja Kepala Sekolah SMK se-Bandung, “dari 9.000 siswa SMK pada tahun
6
tinggi dan sisanya sebanyak 19 % memilih berwirausaha” (Tim Redaksi, 2011).
Sehingga dapat terlihat rendahnya kecenderungan siswa untuk berwirausaha.
Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan, karena wirausaha merupakan salah satu
pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian. Apalagi saat ini
Pemerintah telah menetapkan moratorium (penghentian sementara) pengiriman
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke berbagai negara seperti Arab Saudi, Malaysia,
dan Singapura, dan sejumlah negara lain, sehingga untuk mengimbangi
moratorium, Kementerian Pendidikan Nasional mendorong siswa SMK belajar
wirausaha (Tim Redaksi, 2011). Wirausaha inilah yang mampu menciptakan
lapangan kerja baru agar mampu menyerap tenaga kerja serta memiliki kebebasan
untuk berkarya dan mandiri. Jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang
perekonomian sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru. Dampak jangka
panjangnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan.
Untuk memahami siapa saja yang akan menjadi wirausaha di masa depan,
diperlukan pendekatan intensi. Menurut Choo & Wang dalam Indarti (2008:4)
pendekatan intensi dinilai merupakan pendekatan dasar yang masuk akal dalam
menentukan perilaku kewirausahaan. Seseorang dengan intensi untuk memulai
usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang
dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha (Indarti,
2008:3). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa intensi merupakan hal
mendasar sebelum munculnya suatu perilaku.
Intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada
hal - hal yang diasumsikan dapat menangkap faktor - faktor yang memotivasi dan
yang berdampak kuat pada tingkah laku. Selanjutnya menurut Katz dan Gartner
dalam Indarti (2008:5) intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses
pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan
suatu usaha.
Terkait dengan hal tersebut, maka perlu dikaji faktor yang mempengaruhi
intensi berwirausaha siswa SMK. Agar dapat menggunakan keterampilan yang
dimilikinya secara optimal dan dapat berguna bagi kehidupannya di lingkungan
masyarakat.
Dari pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja
Industri terhadap intensi berwirausaha siswa.
1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang konseptual dan faktual, maka dapat
dikemukakan bahwa permasalahan penelitian ini bertumpu pada pengaruh
pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman praktek kerja
industri terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK Negeri di kota Bandung.
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Seberapa besar
pengaruh pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman
praktek kerja industri dalam menumbuhkan intensi kewirausahaan ?”. Rumusan
masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
8
1. Apakah pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap intensi berwirausaha?
2. Apakah lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
intensi berwirausaha ?
3. Apakah pengalaman praktek kerja industri memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap intensi berwirausaha ?
4. Apakah pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman
Praktek Kerja Industri memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan
terhadap intensi berwirausaha ?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis
beberapa hal, yaitu :
1. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi
berwirausaha
2. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan sekolah terhadap intensi
berwirausaha
3. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap
intensi berwirausaha
4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan,
lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap intensi
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian memiliki manfaat teoritis dan
praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam
penelitian bidang ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang kewirausahaan
dan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah Kota
Bandung untuk dijadikan pertimbangan dalam rangka pemecahan masalah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu
Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Lingkungan Sekolah (X2) dan Pengalaman
Praktek Kerja Industri (X3), serta satu variabel dependen yaitu Intensi
Berwirausaha (Y). Unit analisis dalam penelitian ini ialah siswa kelas XII di SMK
Negeri kota Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Maret 2012.
3.2.Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode survei deskriptif. Menurut Nazir
(2005:54) “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode survei
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah
(Nazir, 2005:56).
Ada pun sifat dari penelitian ini adalah bersifat verifikatif, yang pada
dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan, yaitu pengaruh pengetahuan kewirausahaan,
di kota Bandung. Apabila digambarkan, maka alur penelitian akan terlihat seperti
berikut :
Gambar 3.1. Alur Penelitian
3.3.Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII pada SMK
Negeri di kota Bandung. Berikut daftar SMK Negeri di kota Bandung berdasarkan
bidang keahlian :
Studi Pendahuluan
Pelaksanaan Penelitian Validasi, ujicoba, revisi
Studi Literatur : Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Sekolah, Pengalaman Praktek Kerja Industri, Intensi
Berwirausaha Perumusan Masalah
Penyusunan Instrumen :
1. Angket 2. Observasi
42
Tabel 3.1.
Jumlah Populasi SMK Negeri di Kota Bandung Tahun 2011/2012
No. Bidang Keahlian Nama Sekolah
1. Teknologi dan Rekayasa SMKN 8, 4, 12, 2, 5, 7, 13, 14, 6
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMKN 3, 4, 11, 2, 13, 10, 14
3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial SMKN 15, 7
4. Seni, Kerajinan dan Pariwisata SMKN 3, 15, 1, 9, 10, 14
5. Bisnis dan Manajemen SMKN 3, 1, 11
Sumber : datapokok.ditpsmk.net
3.3.2. Sampel
Menurut Suharsimi (2006:117) “Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:73) “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Penggunaan sampel digunakan karena peneliti tidak mungkin meneliti semua
populasi karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga”.
Dalam hal ini teknik sampling yang digunakan adalah cluster random
sampling. Dalam cluster random sampling, populasi dibagi dulu atas kelompok
berdasarkan area atau cluster. Dalam memilih anggota unit, bisa saja diambil
seluruh elementary unit dari cluster atau sebagian dari unit elementer dari cluster.
(Nazir, 2005:277). Teknik ini digunakan karena populasi cukup banyak serta
pemilihan sampel berdasarkan cluster bidang keahlian SMK Negeri di kota
Bandung.
Dalam penelitian ini, sampel dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama
peneliti mengambil sampel masing-masing satu SMK Negeri berdasarkan bidang
Tabel 3.2.
Daftar Sampel SMK Negeri di kota Bandung
No. Bidang Keahlian Nama Sekolah Jumlah
Siswa
1. Teknologi dan Rekayasa SMKN 8 Bandung 499
2. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMKN 4 Bandung 606
3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial SMKN 15 Bandung 300
4. Seni, Kerajinan dan Pariwisata SMKN 1 Bandung 550
5. Bisnis dan Manajemen SMKN 11 Bandung 735
Jumlah Populasi 2690
Karena populasinya telah diketahui, yaitu sebanyak 2.690 orang, maka
digunakan rumus dari Isaac dan Michael (Sugiyono, 2007:124), penarikan sampel
dapat dilakukan dengan cara menghitung besarnya populasi dari setiap unit
analisis yang terpilih sebagai sampel. Untuk menghitung ukuran sampel, penulis
menggunakan rumus yang didasarkan pada presisi estimasi statistik (tingkat
ketelitian) 5% sebagai berikut :
1
Keterangan :
S = jumlah sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi
P = proporsi populasi – 0,50 (maksimal sampel yang mungkin) d = tingkat akurasi – 0,05
X2 = tabel nilai chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 – 3,841
Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 2690 dimasukkan ke
dalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 310 (pembulatan) sampel seperti
44
3,841 2690 0,5 0,5 0,05 2690 1 3,841 0,5 0,5
S = 310,4243 = 310 orang
Dari jumlah sampel 310 orang tersebut, untuk memudahkan dalam
pengumpulan data, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel dari setiap
SMK Negeri di kota Bandung secara proporsional dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel keseluruhannya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh sampel tiap sebagai
berikut :
Tabel 3.3.
Jumlah Sampel Siswa SMK Kelas XII di Kota Bandung Tahun 2011
No. Nama Sekolah Penentuan Sampel Jumlah Sampel
1. SMKN 8 Bandung 499/2690 x 310 57
2. SMKN 4 Bandung 606/2690 x 310 70
3. SMKN 15 Bandung 300/2690 x 310 35
4. SMKN 1 Bandung 550/2690 x 310 63
5. SMKN 11 Bandung 735/2690 x 310 85
3.4.Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan, maka
variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu
pengetahuan kewirausahaan (X1), lingkungan sekolah (X2) dan pengalaman
Praktek Kerja Industri (X3) serta satu variabel dependen yaitu intensi
berwirausaha (Y).
Selanjutnya, dalam penelitian terhadap variabel independen dan dependen,
diuraikan batasan pengertian secara operasional yaitu :
a) Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan untuk mengenali atau
menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu
diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber
informasi.
b) Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, dimana di
tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan
diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik
c) Pengalaman Praktek Kerja Industri merupakan pengalaman praktek
keahlian profesi, berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi
sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional
yang dilakukan di industri.
d) Intensi Berwirausaha merupakan kesungguhan niat individu untuk
melakukan suatu perilaku berwirausaha baik masa sekarang atau masa
yang akan datang.
46
Tabel 3.4.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Ukuran
Pengetahuan
- Pengetahuan menyusun proposal usaha
- Pengetahuan menganalisis peluang usaha
- Pengetahuan sikap dan perilaku wirausaha
- Pengetahuan sikap pantang menyerah dan ulet
- Pengetahuan mengenai kepribadian diri sendiri
- Pengetahuan mengenai manajemen diri sendiri
- Pengetahuan menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha
- Pengetahuan membangun visi dan misi usaha
- Pengetahuan mengelola konflik
Lingkungan
d. Iklim kehidupan sekolah
mendukung wirausaha
- Penampilan fisik gedung terawat - Terdapat fasilitas Praktek Industri di
Sekolah
- Program pengajaran berfokus pada materi kewirausahaan
- Guru memberikan dukungan untuk berwirausaha
- Teman sekolah memberikan dukungan untuk berwirausaha
Lanjutan Tabel 3.4.
Variabel Indikator Ukuran
Pengalaman
- Memperoleh kesempatan
menggunakan fasilitas yang dimiliki tempat praktek kerja
- Mengalami peningkatan kemampuan dalam mengerjakan tugas
- Memperoleh pengetahuan baru di tempat praktek
- Dukungan dari tempat kerja terhadap peningkatan kemampuan
- Pengalaman berinteraksi dalam melakukan pekerjaan dengan orang lain
- Pengalaman mengemukakan dan menerima pendapat selama melakukan praktek kerja
- Melakukan tugas dengan respon yang positif
- Bersikap terbuka dan mau belajar
Intensi
- Keyakinan dan evaluasi individu bahwa berwirausaha dapat meraih profit yang besar
- Keyakinan dan evaluasi individu
bahwa berwirausaha dapat
mengaktualisasikan
- Keyakinan individu mengenai pandangan keluarga dan sahabat terhadap perilaku berwirausaha
- Penilaian dan keinginan individu untuk berwirausaha karena keyakinan bahwa keluarga dan sahabat mendukungnya
- Persepsi terhadap faktor-faktor yang memudahkan berwirausaha
48
3.5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a) Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel
penelitian
b) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
3.6.Teknik Skoring
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rating scale.
Sugiyono (2008:139) menjelaskan dalam skala model rating scale, responden
tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan,
tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Data yang
diperoleh adalah data interval. Biasanya skala ini dipakai untuk mengukur
persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur
status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan dan lainnya.
Subjek penelitian diminta memberi penilaian, pada rentang jawaban yang
negatif sampai positif atau skor 1 s/d 7, yang sesuai dengan dirinya terhadap
pernyataan-pernyataan pada kuesioner. Subjek yang memberi penilaian dengan
angka 7 berarti persepsi subjek terhadap pernyataan tertentu sangat positif,
sedangkan jika memberi penilaian dengan angka 4 berarti persepsi subjek
terhadap pernyataan tertentu netral dan jika memberi penilaian dengan angka 1
Pembuatan kuesioner intensi berwirausaha ini mengacu pada Constructing
Questionnaire Based on The Theory of Planned Behavior (Francis et al, 2004).
Sementara pembuatan kuesioner pengetahuan kewirausahaan, pengalaman
Praktek Kerja Industri dan lingkungan sekolah mengacu pada teori yang relevan.
3.7.Menguji Instrumen Pengumpulan Data
3.7.1. Uji Validitas
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor butir.
Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut :
(Ali, 2007:34)
Dimana :
R = Koefisien butir validitas yang dianalisis N = Banyaknya responden
X = Skor responden untuk item pernyataan Y = Skor total responden untuk keseluruhan item
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi
nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah baris atau
banyaknya responden.
Jika r hitung > r 0,05 Instrumen valid
Sebaliknya jika r hitung < r 0,05 Instrumen tidak valid
50
Berdasarkan hasil uji validitas (Lampiran 1), maka terlihat beberapa item
tidak valid yaitu item 4, item 10, item 15 dan item 37. Oleh karena itu, item
tersebut dihapus dari instrumen penelitian.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2003:127). Pengujian reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan, serta menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau
konsistensi.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik belah
ganjil-genap (Umar, 2003:118) yaitu sebagai berikut :
a) Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil
pembelahan atas dasar nomor ganjil dan genap. Nomor ganjil sebagai
belahan pertama dan nomor genap sebagai belahan kedua.
b) Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga
menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total
belahan pertama dan skor total belahan kedua
c) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan
d) Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara
mengkorelasikan angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya
kedalam rumus Spearman Brown, yaitu :
2 /
1 / Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
Kaidah keputusannya adalah jika r11 lebih besar dari rtabel berarti reliabel,
dan sebaliknya jika r11 lebih kecil dari rtabel berarti tidak reliabel.
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas (Lampiran 1) diperoleh angka
Cronbach’s alpha sebesar 0.929. Selanjutnya diperbandingkan dengan r tabel
dengan N=310 dan taraf signifikansi 5 % diperoleh r tabel sebesar 0.113.
Dikarenakan r hitung lebih besar daripada r tabel maka instrumen penilaian dalam
penelitian ini dianggap reliabel (rhitung > rtabel = 0.929 > 0.113 = reliabel).
3.8.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data inverval untuk variabel
independen dan dependen. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data
dalam penelitian ini adalah :
a) Menyusun data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,
52
b) Tabulasi data
Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor
pada setiap item, menjumlahkan skor pada setiap item dan menyusun
ranking skor pada setiap variabel penelitian
c) Menganalisis data
Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus
statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan
3.8.1. Analisis Deskriptif Variabel
Untuk mengungkapkan gambaran variabel independen dan dependen
digunakan pendekatan statistik secara deskriptif. Statistik deskriptif digunakan
untuk mendapatkan skor ukuran proporsi atau prosentase. Untuk mengetahui
kategori skor yang diperoleh maka perlu ditentukan intervalnya.
Penentuan skor terbesar (maksimum), skor terkecil (minimum), median,
kuartil I dan III dilakukan melalui cara sebagai berikut :
skor maksimal = skor tertinggi (7) x jumlah item x jumlah responden skor minimal = skor terendah (1) x jumlah item x jumlah responden Median = skor minimal + skor maksimal : 2
Kuartil I = skor minimal + median : 2
Kuartil III = skor minimal + skor maksimal : 2
3.8.2. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Adapun bentuk modelnya adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Intensi berwirausaha
B0 = Konstanta Regresi
B1 = Koefisien Regresi X1
B2 = Koefisien Regresi X2
B3 = Koefisien Regresi X3
X1 = Pengetahuan Kewirausahaan
X2 = Lingkungan Sekolah
X3 = Pengalaman Praktek Kerja Industri
e = faktor pengganggu
Agar diperoleh model yang baik maka harus dilakukan pengujian regresi
linier berganda yang meliputi pengujian koefisien-koefisien regresi, pengujian
asumsi dan pengujian kelinierannya.
3.9.Uji Asumsi Klasik
Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi :
a) Uji Normalitas
54
normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5 % atau 0,05
(Santoso, 2010:208). Pengujian normalitas distribusi frequensi variabel X dan Y
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows.
b) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for
windows. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih
kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2010:206).
c) Uji Heteroskedastis
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Santoso, 2010:207). Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas melalui bantuan
program SPSS versi 16.0 for windows. Apabila nilai probabilitasnya > nilai
alphanya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur
3.10. Menguji Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian
hipotesis dilakukan melalui Uji F dan Uji t untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan secara statistik adalah sebagai berikut :
H0 : β = 0
H1 : β > 0
Artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.
3.10.1.Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial pada variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan rumus :
)
Dengan langkah sebagai berikut :
56
3.10.2.Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan, dengan rumus :
2
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Hipotesis
3.11. Menguji Koefisien Determinasi
Menurut Gujarati (2003:198) koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang
menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel independen
terhadap variabel dependen dari fungsi tersebut. Pengaruh secara simultan
variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan koefisien
determinasi secara simultan melalui rumus :
2 2
Y JKreg R =
(Gujarati, 2003:198)
a) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik
b) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Persepsi
responden mengenai pengetahuan kewirausahaan responden masuk kategori
tinggi sedangkan intensi berwirausaha masuk kategori sedang. Artinya pengaruh
pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha rendah. Berdasarkan
fakta di lapangan, belum banyak responden yang memperoleh kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan kewirausahaannya di sekolah.
b) Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Persepsi
responden mengenai lingkungan sekolah dan intensi berwirausaha masuk kategori
sedang. Artinya lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
intensi berwirausaha. Berdasarkan fakta di lapangan, fasilitas kewirausahaan di
sekolah masih kurang lengkap.
c) Pengalaman Praktek Kerja Industri berpengaruh terhadap intensi berwirausaha.
Persepsi responden mengenai pengalaman Praktek Kerja Industri masuk kategori
tinggi namun intensi berwirausaha masuk kategori sedang. Artinya pengaruh
Berdasarkan fakta di lapangan, masih banyak responden yang tidak hadir pada
saat pelaksanaan Praktek Kerja Industri.
d) Terdapat pengaruh dari pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan
pengalaman Praktek Kerja Industri secara bersama-sama terhadap intensi
berwirausaha. Artinya semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan, lingkungan
sekolah dan pengalaman Prakerin, maka semakin tinggi pula intensi
berwirausaha.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka
beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pengetahuan kewirausahaan berdasarkan skor responden masuk kategori tinggi.
Artinya pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki responden dinilai cukup tinggi.
Namun dalam upaya meningkatkan intensi berwirausaha diperlukan faktor
penarik yang berupa kesempatan berwirausaha. Kesempatan berwirausaha dapat
dilakukan dengan kesempatan mengaplikasikan pembelajaran kewirausahaan di
sekolah.
b) Lingkungan sekolah merupakan faktor dominan yang mempengaruhi intensi
berwirausaha. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan mengoptimalisasikan
peranan unit produksi sebagai sarana fasilitas pendukung wirausaha serta
124
c) Para siswa hendaknya mengikuti seluruh program Praktek Kerja Industri dengan
sungguh-sungguh dan penuh disiplin serta berani memberikan ide atau gagasan
demi kemajuan usaha di tempat praktek sebagai bekal setelah lulus sekolah, baik
saat bekerja pada orang lain maupun saat membuka lapangan kerja baru melalui
wirausaha.
d) Penelitian ini hanya mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan kewirausahaan,
lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap intensi
berwirausaha siswa. Untuk melengkapi Theory of Planned Behavior, disarankan
peneliti yang akan datang meneliti sampai perilaku riil siswa dalam berwirausaha,
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Ajzen, Icek. 1975. Attitudes, Personality and Behavior Second Edition. New York: Open University Press.
Ajzen, Icek dan Fishbein, Martin. 2006. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Ali, Sambas M. dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia
Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan (Untuk Mahasiswa dan Umum). Bandung: CV Alfabeta
Ancok. 1992. Psikologi Industri. Yogyakarta: BFE
Atwool, N. 1999. Attachment in the School Setting dalam New Zealand Journal of Educational Studies. 34, (2), 309-322
Azwar, Saifudin. 2005. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (Edisi 17). Jakarta: BPS
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Budiantoro. 2008. Psikologi SDM. Jakarta: UMB
Darpujiyanto. 2010. “Pembelajaran yang Menumbuhkan Minat Mahasiswa Berwirausaha” dalam Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA. 5, (1), 21-47
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
126
Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics Fourth Edition. New York: McGraw-Hill
Hamalik, Oemar. 2003. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hisrich, Robert D. et all. 2008. Entrepreneurship (Kewirausahaan) Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat
Indarti, Nurul. 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia” dalam Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia. 23, (4), 1-27.
Indarti, Nurul dan Kristiansen, Stein. 2003. Determinants of Entrepreneurial Intention: The Case of Norwegian Students dalam International Journal of Business Gadjah Mada. 5, (1), 30-45.
Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada
McClelland, D. 1961. The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company
Miller, P.H. 1993. Theories of Developmental Psychology (3rd Edition). New York: W.H. Freeman Company
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Notoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Ormod, Jearne Earlis. 2006. Education Psychology Development Learners. New Jersey Upper Saddle River Ohio: Pearson Educational Inc
Pine II, Joseph B and Gilmore, James H. 1999. The Experience Economy : Work Is Theatre and Every Business a Stage. Boston: Harvard Business School Press
Pressman, Steven. 2002. Fifty Major Economists (Terjemahan). Jakarta: RajaGrafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sandjojo, Nidjo. 2011. Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Schmitt, Bernd H. 1999. Experiental Marketing. New York: The Free Press
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana. 1992. Metoda statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta
Suharti, Lieli dan Sirine, Hani. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13, (2), 124-134.
Suherman, S.A. 2009. Made In Bandung. Jakarta: DAR! Mizan
Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Kepribadian. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Suryana. 2006. Kewirausahaan (Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses). Jakarta: Salemba Empat
Suryana, Yuyus dan Bayu, Kartib. 2010. Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencana
128
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wena, Made. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito
Wijaya, Tony. 2007. “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada siswa SMKN 7 Yogyakarta)”, dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen, UGM, 23, 10-30
Tesis
Rosiana, Intan N. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi untuk Menjadi Wirausaha pada Dewasa Madya. Tesis. Unika Atma Jaya.
Internet
Adriyanto, Muhamad. 2011. Jumlah Wirausaha Indonesia Masih Rendah. [Online]. Tersedia:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/27/14344960/Jumlah.Wirausa ha.Indonesia.Masih.Rendah [25 Oktober 2011]
Ali, Sambas. 2010. Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK. [Online]. Tersedia: http://www.tempo.com/read/news/2010/08/13/1556376589/Praktek-Kerja-Industri-di-SMK [20 Januari 2012]
Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.
[Online]. Tersedia:
http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.html [20 Januari 2012]
Francis, J. et al. 2004. Constructing Questionnaire Based on The Theory Planned
Behavior. [Online]. Tersedia:
http://www.people.umass.edu/aizen/pdf/Francis%20etal.TPB.research%20man ual.pdf [13 Januari 2012]
Rhamdhani, Sarah. 2011. Informasi Kota Bandung. [Online]. Tersedia: http://www.infobandung.org/tag/informasi-kota-bandung [9 Desember 2011]
Tim Redaksi. 2011. Bandung hanya Mampu Tampung 360 Ribu Kendaraan. [Online]. Tersedia: http://www.inilahjabar.com/read/detail/1724722/bandung-hanya-mampu-tampung-360-ribu-kendaraan [8 Desember 2011]
Tim Redaksi. 2011. Lebih Dari Separo Lulusan SMK Langsung Dapat Pekerjaan. [Online]. Tersedia: http://www.portalhr.com/beritahr/karir/1id1130.html [9 Desember 2011]
Tim Redaksi. 2011. Antisipasi Moratorium TKI siswa SMK didorong berwirausaha.
[Online]. Tersedia:
http://www.tempo.co/read/news/2011/07/13/173346402/Antisipasi-Moratorium-TKI-Siswa-SMK-Didorong-Berwirausaha [9 Desember 2011]