• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN PENGALAMAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA :Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, LINGKUNGAN SEKOLAH DAN PENGALAMAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA :Survei pada Siswa Kelas XII SMK Negeri di Kota Bandun."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1.KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Kewirausahaan ... 10

2.1.2. Intensi ... 13

2.1.3. Pengetahuan Kewirausahaan ... 20

2.1.4. Lingkungan Sekolah ... 24

(2)

2.1.6. Penelitian Terdahulu ... 31

2.2.KERANGKA PEMIKIRAN ... 33

2.3.HIPOTESIS ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Penelitian ... 40

3.2.Metode Penelitian ... 40

3.3.Populasi dan Sampel ... 41

3.4.Operasionalisasi Variabel ... 45

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.6.Teknik Skoring ... 48

3.7.Menguji Instrumen Pengumpulan Data ... 49

3.8.Teknik Analisis Data ... 51

3.9. Uji Asumsi Klasik ... 53

3.10. Menguji Hipotesis ... 55

3.11. Menguji Koefisien Determinasi ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 58

4.2. Hasil Analisis Data ... 60

4.3. Uji Asumsi Klasik ... 107

4.4. Analisis Regresi ... 107

(3)

v

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 122

5.2. Saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1. Jumlah Pengangguran berdasarkan tingkat Pendidikan ... 1

1.2. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka ... 2

3.1. Jumlah Populasi SMK Negeri di Kota Bandung Tahun 2011/2012 ... 39

3.2. Daftar Sampel SMK Negeri di Kota Bandung ... 40

3.3. Jumlah Sampel Siswa SMK Negeri Kelas XII di Kota Bandung Tahun 2011/2012 ... 42

3.4. Operasionalisasi Variabel ... 46

4.18. Deskripsi Statistik Variabel Pengetahuan Kewirausahaan ... 71

4.19. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirausahaan ... 72

4.32. Deskripsi Statistik Variabel Lingkungan Sekolah ... 79

4.33. Distribusi Frekuensi Skor Lingkungan Sekolah ... 80

4.50. Deskripsi Statistik Variabel Pengalaman Prakerin ... 91

4.51. Distribusi Frekuensi Skor Pengalaman Prakerin ... 91

4.75. Deskripsi Statistik Variabel Intensi Berwirausaha ... 106

4.76. Distribusi Frekuensi Skor Intensi Berwirausaha ... 106

(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1. Theory Reasoned Action ... 15

2.2. Skema Theory of Planned Behavior ... 17

2.3. Proses Pembentukan Intensi Kewirausahaan ... 18

2.4. Kerucut Pengalaman Dale ... 28

2.5. Paradigma Penelitian ... 38

2.6. Kerangka Pemikiran ... 38

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang

sangat banyak. Berdasarkan data hasil olah final Sensus Penduduk 2010, tercatat

jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.641.326 orang (Badan Pusat Statistik,

2011:11). Namun sayangnya, jumlah penduduk tersebut tidak diimbangi dengan

kualitas sumber daya manusia yang memadai. Padahal sumber daya manusia yang

berkualitas akan memberikan pengaruh yang sangat baik. Dengan adanya sumber

daya manusia yang berkualitas akan membangun bangsanya untuk menjadi negara

maju yang memiliki penduduk yang cerdas dan cakap dalam membangun bangsa

dan negaranya.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia membuat angka

pengangguran tetap tinggi tiap tahunnya, hingga mencapai 8,1 juta orang pada

tahun 2011 (Badan Pusat Statistik, 2011:29). Jumlah tersebut tersebar di berbagai

provinsi di Indonesia serta terbagi berdasarkan tingkat pendidikan. Lebih lanjut,

tabel 1.1. memperlihatkan jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan

(7)

2

Tabel 1.1.

Jumlah Pengangguran berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 – 2011 (dalam persen)

No. Tingkat

Pendidikan

2009 2010 2011

Februari Agustus Februari Agustus Februari

1. SD ke bawah 4,51 3,78 3,71 3,81 3,37

Berdasarkan tabel 1.1. dapat terlihat bahwa lulusan Sekolah Menengah

Atas menyumbang angka pengangguran yang paling tinggi yaitu 12,17 % atau

sekitar 987.912 orang, diikuti pengangguran lulusan Diploma, SMK, Universitas,

SMP dan tidak sekolah.

Selanjutnya, jumlah pengangguran tersebut tersebar di berbagai provinsi di

Indonesia. Tabel 1.2. memperlihatkan jumlah pengangguran Indonesia

berdasarkan provinsi pada tahun 2010 – 2011.

Tabel 1.2.

Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi Tahun 2010–2011

Provinsi

2010 2011

Februari Agustus Februari

(8)

Lanjutan tabel 2

Provinsi

2010 2011

Februari Agustus Februari

Jumlah

Berdasarkan tabel 1.2. dapat terlihat angka pengangguran terbanyak

(9)

4

yang jumlahnya meningkat dari tahun 2010 sejumlah 1.951 orang. Jumlah

pengangguran terbanyak selanjutnya ialah di provinsi Jawa Tengah dan Jawa

Timur.

Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat merupakan kota yang memiliki

banyak potensi. Bandung memiliki banyak sebutan, diantaranya ‘Bandung Kota

Kembang’ dan ‘Bandung Parijs van Java’, karena pada jaman dulu di kota

Bandung terdapat banyak pohon dan bunga yang tumbuh. Selain itu kota Bandung

juga dikenal sebagai kota belanja, karena banyaknya mall dan factory outlet yang

tersebar, kemudian saat ini berkembang menjadi kota wisata kuliner. Pada tahun

2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota

terkreatif se-Asia Timur (Suherman, 2009:35). Saat ini kota Bandung merupakan

salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan (Rhamdhani, 2011).

Dari pemaparan tersebut, dapat terlihat bahwa Bandung memiliki

potensi-potensi yang dapat dikembangkan untuk mengurangi jumlah pengangguran. Salah

satu upaya tersebut ialah dengan meningkatkan keterampilan penduduknya agar

lebih jeli melihat peluang usaha di kota Bandung yang meningkat seiring dengan

berkembangnya kota Bandung menjadi kota wisata, misalnya melihat kondisi

Bandung yang sering macet saat libur akhir pekan memunculkan peluang

perbaikan kendaraan yang mogok di jalan. Ditambah dengan meningkatnya trend

pengguna sepeda motor di kota Bandung yang sudah mencapai angka 1,4 juta unit

di tahun 2011 (Tim Redaksi, 2011), maka peluang jasa perbaikan kendaraan

(10)

Menurut Kourilsky dan Walstad (Indarti, 2008:3) salah satu faktor penting

untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha

di kalangan generasi muda ialah melalui pendidikan kewirausahaan. Oleh karena

itu, diperlukan pemahaman tentang cara mengembangkan dan mendorong

lahirnya wirausaha-wirausaha muda yang potensial ketika mereka berada di

bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan

berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya

wirausaha-wirausaha masa depan (Indarti, 2008:3). Sikap, perilaku dan pengetahuan mereka

tentang kewirausahaan akan membentuk kecenderungan mereka untuk membuka

usaha-usaha baru di masa mendatang.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenis sekolah

formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus, termasuk di dalamnya

pendidikan kewirausahaan, mengarahkan siswanya untuk menumbuhkan minat

terhadap bidang tertentu dan mampu membuka lapangan pekerjaan sesuai

minatnya tersebut, seperti membuka bengkel, membuka jahitan, tata boga, tata

busana, penjualan, mekanik serta percetakan.

Namun, bekal pendidikan kewirausahaan yang dimiliki siswa SMK masih

belum mampu meningkatkan jumlah wirausaha. Pada kenyataannya banyak

lulusan SMK lebih memilih menjadi pegawai atau buruh sehingga rela menjadi

pengangguran daripada berwirausaha (Adriyanto, 2011).

Fakta tersebut sesuai dengan pernyataan Supardi, Ketua Musyawarah

Kerja Kepala Sekolah SMK se-Bandung, “dari 9.000 siswa SMK pada tahun

(11)

6

tinggi dan sisanya sebanyak 19 % memilih berwirausaha” (Tim Redaksi, 2011).

Sehingga dapat terlihat rendahnya kecenderungan siswa untuk berwirausaha.

Hal ini tentu tidak dapat dibiarkan, karena wirausaha merupakan salah satu

pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian. Apalagi saat ini

Pemerintah telah menetapkan moratorium (penghentian sementara) pengiriman

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke berbagai negara seperti Arab Saudi, Malaysia,

dan Singapura, dan sejumlah negara lain, sehingga untuk mengimbangi

moratorium, Kementerian Pendidikan Nasional mendorong siswa SMK belajar

wirausaha (Tim Redaksi, 2011). Wirausaha inilah yang mampu menciptakan

lapangan kerja baru agar mampu menyerap tenaga kerja serta memiliki kebebasan

untuk berkarya dan mandiri. Jika wirausaha tumbuh, akan mampu menopang

perekonomian sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru. Dampak jangka

panjangnya adalah mengurangi tingkat kemiskinan.

Untuk memahami siapa saja yang akan menjadi wirausaha di masa depan,

diperlukan pendekatan intensi. Menurut Choo & Wang dalam Indarti (2008:4)

pendekatan intensi dinilai merupakan pendekatan dasar yang masuk akal dalam

menentukan perilaku kewirausahaan. Seseorang dengan intensi untuk memulai

usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang

dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha (Indarti,

2008:3). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa intensi merupakan hal

mendasar sebelum munculnya suatu perilaku.

Intensi merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada

(12)

hal - hal yang diasumsikan dapat menangkap faktor - faktor yang memotivasi dan

yang berdampak kuat pada tingkah laku. Selanjutnya menurut Katz dan Gartner

dalam Indarti (2008:5) intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses

pencarian informasi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan

suatu usaha.

Terkait dengan hal tersebut, maka perlu dikaji faktor yang mempengaruhi

intensi berwirausaha siswa SMK. Agar dapat menggunakan keterampilan yang

dimilikinya secara optimal dan dapat berguna bagi kehidupannya di lingkungan

masyarakat.

Dari pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh

pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja

Industri terhadap intensi berwirausaha siswa.

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang konseptual dan faktual, maka dapat

dikemukakan bahwa permasalahan penelitian ini bertumpu pada pengaruh

pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman praktek kerja

industri terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK Negeri di kota Bandung.

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Seberapa besar

pengaruh pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman

praktek kerja industri dalam menumbuhkan intensi kewirausahaan ?”. Rumusan

masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai

(13)

8

1. Apakah pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap intensi berwirausaha?

2. Apakah lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

intensi berwirausaha ?

3. Apakah pengalaman praktek kerja industri memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap intensi berwirausaha ?

4. Apakah pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan pengalaman

Praktek Kerja Industri memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan

terhadap intensi berwirausaha ?

1.3.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis

beberapa hal, yaitu :

1. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi

berwirausaha

2. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan sekolah terhadap intensi

berwirausaha

3. Untuk menganalisis pengaruh pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap

intensi berwirausaha

4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan pengetahuan kewirausahaan,

lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap intensi

(14)

1.4.Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian memiliki manfaat teoritis dan

praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam

penelitian bidang ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang kewirausahaan

dan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian-penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah Kota

Bandung untuk dijadikan pertimbangan dalam rangka pemecahan masalah

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Objek Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Lingkungan Sekolah (X2) dan Pengalaman

Praktek Kerja Industri (X3), serta satu variabel dependen yaitu Intensi

Berwirausaha (Y). Unit analisis dalam penelitian ini ialah siswa kelas XII di SMK

Negeri kota Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

Maret 2012.

3.2.Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode survei deskriptif. Menurut Nazir

(2005:54) “metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode survei

adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah

(Nazir, 2005:56).

Ada pun sifat dari penelitian ini adalah bersifat verifikatif, yang pada

dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui

pengumpulan data di lapangan, yaitu pengaruh pengetahuan kewirausahaan,

(16)

di kota Bandung. Apabila digambarkan, maka alur penelitian akan terlihat seperti

berikut :

Gambar 3.1. Alur Penelitian

3.3.Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII pada SMK

Negeri di kota Bandung. Berikut daftar SMK Negeri di kota Bandung berdasarkan

bidang keahlian :

Studi Pendahuluan

Pelaksanaan Penelitian Validasi, ujicoba, revisi

Studi Literatur : Pengetahuan Kewirausahaan, Lingkungan Sekolah, Pengalaman Praktek Kerja Industri, Intensi

Berwirausaha Perumusan Masalah

Penyusunan Instrumen :

1. Angket 2. Observasi

(17)

42

Tabel 3.1.

Jumlah Populasi SMK Negeri di Kota Bandung Tahun 2011/2012

No. Bidang Keahlian Nama Sekolah

1. Teknologi dan Rekayasa SMKN 8, 4, 12, 2, 5, 7, 13, 14, 6

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMKN 3, 4, 11, 2, 13, 10, 14

3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial SMKN 15, 7

4. Seni, Kerajinan dan Pariwisata SMKN 3, 15, 1, 9, 10, 14

5. Bisnis dan Manajemen SMKN 3, 1, 11

Sumber : datapokok.ditpsmk.net

3.3.2. Sampel

Menurut Suharsimi (2006:117) “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:73) “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Penggunaan sampel digunakan karena peneliti tidak mungkin meneliti semua

populasi karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga”.

Dalam hal ini teknik sampling yang digunakan adalah cluster random

sampling. Dalam cluster random sampling, populasi dibagi dulu atas kelompok

berdasarkan area atau cluster. Dalam memilih anggota unit, bisa saja diambil

seluruh elementary unit dari cluster atau sebagian dari unit elementer dari cluster.

(Nazir, 2005:277). Teknik ini digunakan karena populasi cukup banyak serta

pemilihan sampel berdasarkan cluster bidang keahlian SMK Negeri di kota

Bandung.

Dalam penelitian ini, sampel dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama

peneliti mengambil sampel masing-masing satu SMK Negeri berdasarkan bidang

(18)

Tabel 3.2.

Daftar Sampel SMK Negeri di kota Bandung

No. Bidang Keahlian Nama Sekolah Jumlah

Siswa

1. Teknologi dan Rekayasa SMKN 8 Bandung 499

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi SMKN 4 Bandung 606

3. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial SMKN 15 Bandung 300

4. Seni, Kerajinan dan Pariwisata SMKN 1 Bandung 550

5. Bisnis dan Manajemen SMKN 11 Bandung 735

Jumlah Populasi 2690

Karena populasinya telah diketahui, yaitu sebanyak 2.690 orang, maka

digunakan rumus dari Isaac dan Michael (Sugiyono, 2007:124), penarikan sampel

dapat dilakukan dengan cara menghitung besarnya populasi dari setiap unit

analisis yang terpilih sebagai sampel. Untuk menghitung ukuran sampel, penulis

menggunakan rumus yang didasarkan pada presisi estimasi statistik (tingkat

ketelitian) 5% sebagai berikut :

1

Keterangan :

S = jumlah sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi – 0,50 (maksimal sampel yang mungkin) d = tingkat akurasi – 0,05

X2 = tabel nilai chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 – 3,841

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 2690 dimasukkan ke

dalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 310 (pembulatan) sampel seperti

(19)

44

3,841 2690 0,5 0,5 0,05 2690 1 3,841 0,5 0,5

S = 310,4243 = 310 orang

Dari jumlah sampel 310 orang tersebut, untuk memudahkan dalam

pengumpulan data, maka ditentukan jumlah masing-masing sampel dari setiap

SMK Negeri di kota Bandung secara proporsional dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Dimana :

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel keseluruhannya

Ni = jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh sampel tiap sebagai

berikut :

Tabel 3.3.

Jumlah Sampel Siswa SMK Kelas XII di Kota Bandung Tahun 2011

No. Nama Sekolah Penentuan Sampel Jumlah Sampel

1. SMKN 8 Bandung 499/2690 x 310 57

2. SMKN 4 Bandung 606/2690 x 310 70

3. SMKN 15 Bandung 300/2690 x 310 35

4. SMKN 1 Bandung 550/2690 x 310 63

5. SMKN 11 Bandung 735/2690 x 310 85

(20)

3.4.Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang diajukan, maka

variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

pengetahuan kewirausahaan (X1), lingkungan sekolah (X2) dan pengalaman

Praktek Kerja Industri (X3) serta satu variabel dependen yaitu intensi

berwirausaha (Y).

Selanjutnya, dalam penelitian terhadap variabel independen dan dependen,

diuraikan batasan pengertian secara operasional yaitu :

a) Pengetahuan kewirausahaan merupakan kemampuan untuk mengenali atau

menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu

diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber

informasi.

b) Lingkungan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, dimana di

tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan

diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik

c) Pengalaman Praktek Kerja Industri merupakan pengalaman praktek

keahlian profesi, berupa kegiatan secara terprogram dalam situasi

sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional

yang dilakukan di industri.

d) Intensi Berwirausaha merupakan kesungguhan niat individu untuk

melakukan suatu perilaku berwirausaha baik masa sekarang atau masa

yang akan datang.

(21)

46

Tabel 3.4.

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Ukuran

Pengetahuan

- Pengetahuan menyusun proposal usaha

- Pengetahuan menganalisis peluang usaha

- Pengetahuan sikap dan perilaku wirausaha

- Pengetahuan sikap pantang menyerah dan ulet

- Pengetahuan mengenai kepribadian diri sendiri

- Pengetahuan mengenai manajemen diri sendiri

- Pengetahuan menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha

- Pengetahuan membangun visi dan misi usaha

- Pengetahuan mengelola konflik

Lingkungan

d. Iklim kehidupan sekolah

mendukung wirausaha

- Penampilan fisik gedung terawat - Terdapat fasilitas Praktek Industri di

Sekolah

- Program pengajaran berfokus pada materi kewirausahaan

- Guru memberikan dukungan untuk berwirausaha

- Teman sekolah memberikan dukungan untuk berwirausaha

(22)

Lanjutan Tabel 3.4.

Variabel Indikator Ukuran

Pengalaman

- Memperoleh kesempatan

menggunakan fasilitas yang dimiliki tempat praktek kerja

- Mengalami peningkatan kemampuan dalam mengerjakan tugas

- Memperoleh pengetahuan baru di tempat praktek

- Dukungan dari tempat kerja terhadap peningkatan kemampuan

- Pengalaman berinteraksi dalam melakukan pekerjaan dengan orang lain

- Pengalaman mengemukakan dan menerima pendapat selama melakukan praktek kerja

- Melakukan tugas dengan respon yang positif

- Bersikap terbuka dan mau belajar

Intensi

- Keyakinan dan evaluasi individu bahwa berwirausaha dapat meraih profit yang besar

- Keyakinan dan evaluasi individu

bahwa berwirausaha dapat

mengaktualisasikan

- Keyakinan individu mengenai pandangan keluarga dan sahabat terhadap perilaku berwirausaha

- Penilaian dan keinginan individu untuk berwirausaha karena keyakinan bahwa keluarga dan sahabat mendukungnya

- Persepsi terhadap faktor-faktor yang memudahkan berwirausaha

(23)

48

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

a) Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel

penelitian

b) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan

3.6.Teknik Skoring

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rating scale.

Sugiyono (2008:139) menjelaskan dalam skala model rating scale, responden

tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan,

tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Data yang

diperoleh adalah data interval. Biasanya skala ini dipakai untuk mengukur

persepsi responden terhadap fenomena lainnya seperti skala untuk mengukur

status sosial ekonomi, pengetahuan, kemampuan dan lainnya.

Subjek penelitian diminta memberi penilaian, pada rentang jawaban yang

negatif sampai positif atau skor 1 s/d 7, yang sesuai dengan dirinya terhadap

pernyataan-pernyataan pada kuesioner. Subjek yang memberi penilaian dengan

angka 7 berarti persepsi subjek terhadap pernyataan tertentu sangat positif,

sedangkan jika memberi penilaian dengan angka 4 berarti persepsi subjek

terhadap pernyataan tertentu netral dan jika memberi penilaian dengan angka 1

(24)

Pembuatan kuesioner intensi berwirausaha ini mengacu pada Constructing

Questionnaire Based on The Theory of Planned Behavior (Francis et al, 2004).

Sementara pembuatan kuesioner pengetahuan kewirausahaan, pengalaman

Praktek Kerja Industri dan lingkungan sekolah mengacu pada teori yang relevan.

3.7.Menguji Instrumen Pengumpulan Data

3.7.1. Uji Validitas

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap

skor butir.

Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi

product moment dengan rumus sebagai berikut :

(Ali, 2007:34)

Dimana :

R = Koefisien butir validitas yang dianalisis N = Banyaknya responden

X = Skor responden untuk item pernyataan Y = Skor total responden untuk keseluruhan item

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan diperbandingkan dengan nilai dari tabel korelasi

nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah baris atau

banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0,05 Instrumen valid

Sebaliknya jika r hitung < r 0,05 Instrumen tidak valid

(25)

50

Berdasarkan hasil uji validitas (Lampiran 1), maka terlihat beberapa item

tidak valid yaitu item 4, item 10, item 15 dan item 37. Oleh karena itu, item

tersebut dihapus dari instrumen penelitian.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2003:127). Pengujian reliabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan, serta menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau

konsistensi.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik belah

ganjil-genap (Umar, 2003:118) yaitu sebagai berikut :

a) Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil

pembelahan atas dasar nomor ganjil dan genap. Nomor ganjil sebagai

belahan pertama dan nomor genap sebagai belahan kedua.

b) Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga

menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total

belahan pertama dan skor total belahan kedua

c) Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

(26)

d) Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara

mengkorelasikan angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya

kedalam rumus Spearman Brown, yaitu :

2 /

1 / Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen

Kaidah keputusannya adalah jika r11 lebih besar dari rtabel berarti reliabel,

dan sebaliknya jika r11 lebih kecil dari rtabel berarti tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas (Lampiran 1) diperoleh angka

Cronbach’s alpha sebesar 0.929. Selanjutnya diperbandingkan dengan r tabel

dengan N=310 dan taraf signifikansi 5 % diperoleh r tabel sebesar 0.113.

Dikarenakan r hitung lebih besar daripada r tabel maka instrumen penilaian dalam

penelitian ini dianggap reliabel (rhitung > rtabel = 0.929 > 0.113 = reliabel).

3.8.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data inverval untuk variabel

independen dan dependen. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data

dalam penelitian ini adalah :

a) Menyusun data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden,

(27)

52

b) Tabulasi data

Tabulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor

pada setiap item, menjumlahkan skor pada setiap item dan menyusun

ranking skor pada setiap variabel penelitian

c) Menganalisis data

Merupakan proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus

statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan

3.8.1. Analisis Deskriptif Variabel

Untuk mengungkapkan gambaran variabel independen dan dependen

digunakan pendekatan statistik secara deskriptif. Statistik deskriptif digunakan

untuk mendapatkan skor ukuran proporsi atau prosentase. Untuk mengetahui

kategori skor yang diperoleh maka perlu ditentukan intervalnya.

Penentuan skor terbesar (maksimum), skor terkecil (minimum), median,

kuartil I dan III dilakukan melalui cara sebagai berikut :

skor maksimal = skor tertinggi (7) x jumlah item x jumlah responden skor minimal = skor terendah (1) x jumlah item x jumlah responden Median = skor minimal + skor maksimal : 2

Kuartil I = skor minimal + median : 2

Kuartil III = skor minimal + skor maksimal : 2

3.8.2. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda. Adapun bentuk modelnya adalah sebagai berikut:

(28)

Keterangan:

Y = Intensi berwirausaha

B0 = Konstanta Regresi

B1 = Koefisien Regresi X1

B2 = Koefisien Regresi X2

B3 = Koefisien Regresi X3

X1 = Pengetahuan Kewirausahaan

X2 = Lingkungan Sekolah

X3 = Pengalaman Praktek Kerja Industri

e = faktor pengganggu

Agar diperoleh model yang baik maka harus dilakukan pengujian regresi

linier berganda yang meliputi pengujian koefisien-koefisien regresi, pengujian

asumsi dan pengujian kelinierannya.

3.9.Uji Asumsi Klasik

Sebelum uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi :

a) Uji Normalitas

(29)

54

normalitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi lebih besar dari 5 % atau 0,05

(Santoso, 2010:208). Pengujian normalitas distribusi frequensi variabel X dan Y

dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows.

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for

windows. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih

kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso, 2010:206).

c) Uji Heteroskedastis

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Santoso, 2010:207). Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas melalui bantuan

program SPSS versi 16.0 for windows. Apabila nilai probabilitasnya > nilai

alphanya (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur

(30)

3.10. Menguji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian

hipotesis dilakukan melalui Uji F dan Uji t untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini dapat dirumuskan secara statistik adalah sebagai berikut :

H0 : β = 0

H1 : β > 0

Artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat.

3.10.1.Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial pada variabel

bebas terhadap variabel terikat dengan rumus :

)

Dengan langkah sebagai berikut :

(31)

56

3.10.2.Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan, dengan rumus :

2

Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Hipotesis

3.11. Menguji Koefisien Determinasi

Menurut Gujarati (2003:198) koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang

menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel independen

terhadap variabel dependen dari fungsi tersebut. Pengaruh secara simultan

variabel independen terhadap variabel dependen dapat dihitung dengan koefisien

determinasi secara simultan melalui rumus :

2 2

Y JKreg R =

(Gujarati, 2003:198)

(32)

a) Jika R2 semakin mendekati 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model

tersebut dapat dinilai baik

b) Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, dengan kata lain model

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a) Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Persepsi

responden mengenai pengetahuan kewirausahaan responden masuk kategori

tinggi sedangkan intensi berwirausaha masuk kategori sedang. Artinya pengaruh

pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha rendah. Berdasarkan

fakta di lapangan, belum banyak responden yang memperoleh kesempatan untuk

mengaplikasikan pengetahuan kewirausahaannya di sekolah.

b) Lingkungan sekolah berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Persepsi

responden mengenai lingkungan sekolah dan intensi berwirausaha masuk kategori

sedang. Artinya lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang tinggi terhadap

intensi berwirausaha. Berdasarkan fakta di lapangan, fasilitas kewirausahaan di

sekolah masih kurang lengkap.

c) Pengalaman Praktek Kerja Industri berpengaruh terhadap intensi berwirausaha.

Persepsi responden mengenai pengalaman Praktek Kerja Industri masuk kategori

tinggi namun intensi berwirausaha masuk kategori sedang. Artinya pengaruh

(34)

Berdasarkan fakta di lapangan, masih banyak responden yang tidak hadir pada

saat pelaksanaan Praktek Kerja Industri.

d) Terdapat pengaruh dari pengetahuan kewirausahaan, lingkungan sekolah dan

pengalaman Praktek Kerja Industri secara bersama-sama terhadap intensi

berwirausaha. Artinya semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan, lingkungan

sekolah dan pengalaman Prakerin, maka semakin tinggi pula intensi

berwirausaha.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka

beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut :

a) Pengetahuan kewirausahaan berdasarkan skor responden masuk kategori tinggi.

Artinya pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki responden dinilai cukup tinggi.

Namun dalam upaya meningkatkan intensi berwirausaha diperlukan faktor

penarik yang berupa kesempatan berwirausaha. Kesempatan berwirausaha dapat

dilakukan dengan kesempatan mengaplikasikan pembelajaran kewirausahaan di

sekolah.

b) Lingkungan sekolah merupakan faktor dominan yang mempengaruhi intensi

berwirausaha. Oleh karena itu, pihak sekolah diharapkan mengoptimalisasikan

peranan unit produksi sebagai sarana fasilitas pendukung wirausaha serta

(35)

124

c) Para siswa hendaknya mengikuti seluruh program Praktek Kerja Industri dengan

sungguh-sungguh dan penuh disiplin serta berani memberikan ide atau gagasan

demi kemajuan usaha di tempat praktek sebagai bekal setelah lulus sekolah, baik

saat bekerja pada orang lain maupun saat membuka lapangan kerja baru melalui

wirausaha.

d) Penelitian ini hanya mengetahui besarnya pengaruh pengetahuan kewirausahaan,

lingkungan sekolah dan pengalaman Praktek Kerja Industri terhadap intensi

berwirausaha siswa. Untuk melengkapi Theory of Planned Behavior, disarankan

peneliti yang akan datang meneliti sampai perilaku riil siswa dalam berwirausaha,

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ajzen, Icek. 1975. Attitudes, Personality and Behavior Second Edition. New York: Open University Press.

Ajzen, Icek dan Fishbein, Martin. 2006. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research (Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Ali, Sambas M. dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan (Untuk Mahasiswa dan Umum). Bandung: CV Alfabeta

Ancok. 1992. Psikologi Industri. Yogyakarta: BFE

Atwool, N. 1999. Attachment in the School Setting dalam New Zealand Journal of Educational Studies. 34, (2), 309-322

Azwar, Saifudin. 2005. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Pusat Statistik. 2011. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (Edisi 17). Jakarta: BPS

Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Budiantoro. 2008. Psikologi SDM. Jakarta: UMB

Darpujiyanto. 2010. “Pembelajaran yang Menumbuhkan Minat Mahasiswa Berwirausaha” dalam Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA. 5, (1), 21-47

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

(37)

126

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics Fourth Edition. New York: McGraw-Hill

Hamalik, Oemar. 2003. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: YP Pemindo

Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hisrich, Robert D. et all. 2008. Entrepreneurship (Kewirausahaan) Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat

Indarti, Nurul. 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia” dalam Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia. 23, (4), 1-27.

Indarti, Nurul dan Kristiansen, Stein. 2003. Determinants of Entrepreneurial Intention: The Case of Norwegian Students dalam International Journal of Business Gadjah Mada. 5, (1), 30-45.

Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

McClelland, D. 1961. The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company

Miller, P.H. 1993. Theories of Developmental Psychology (3rd Edition). New York: W.H. Freeman Company

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Notoatmodjo. 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Ormod, Jearne Earlis. 2006. Education Psychology Development Learners. New Jersey Upper Saddle River Ohio: Pearson Educational Inc

Pine II, Joseph B and Gilmore, James H. 1999. The Experience Economy : Work Is Theatre and Every Business a Stage. Boston: Harvard Business School Press

(38)

Pressman, Steven. 2002. Fifty Major Economists (Terjemahan). Jakarta: RajaGrafindo Persada

Purwanto, Ngalim. 1994. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sandjojo, Nidjo. 2011. Metode Analisis Jalur (Path Analysis) dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Schmitt, Bernd H. 1999. Experiental Marketing. New York: The Free Press

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana. 1992. Metoda statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Suharti, Lieli dan Sirine, Hani. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Niat Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention) (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga) dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 13, (2), 124-134.

Suherman, S.A. 2009. Made In Bandung. Jakarta: DAR! Mizan

Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Kepribadian. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Suryana. 2006. Kewirausahaan (Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses). Jakarta: Salemba Empat

Suryana, Yuyus dan Bayu, Kartib. 2010. Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencana

(39)

128

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo

Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wena, Made. 1996. Pendidikan Sistem Ganda. Bandung: Tarsito

Wijaya, Tony. 2007. “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada siswa SMKN 7 Yogyakarta)”, dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen, UGM, 23, 10-30

Tesis

Rosiana, Intan N. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensi untuk Menjadi Wirausaha pada Dewasa Madya. Tesis. Unika Atma Jaya.

Internet

Adriyanto, Muhamad. 2011. Jumlah Wirausaha Indonesia Masih Rendah. [Online]. Tersedia:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/27/14344960/Jumlah.Wirausa ha.Indonesia.Masih.Rendah [25 Oktober 2011]

Ali, Sambas. 2010. Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK. [Online]. Tersedia: http://www.tempo.com/read/news/2010/08/13/1556376589/Praktek-Kerja-Industri-di-SMK [20 Januari 2012]

(40)

Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda.

[Online]. Tersedia:

http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_Prakerin.html [20 Januari 2012]

Francis, J. et al. 2004. Constructing Questionnaire Based on The Theory Planned

Behavior. [Online]. Tersedia:

http://www.people.umass.edu/aizen/pdf/Francis%20etal.TPB.research%20man ual.pdf [13 Januari 2012]

Rhamdhani, Sarah. 2011. Informasi Kota Bandung. [Online]. Tersedia: http://www.infobandung.org/tag/informasi-kota-bandung [9 Desember 2011]

Tim Redaksi. 2011. Bandung hanya Mampu Tampung 360 Ribu Kendaraan. [Online]. Tersedia: http://www.inilahjabar.com/read/detail/1724722/bandung-hanya-mampu-tampung-360-ribu-kendaraan [8 Desember 2011]

Tim Redaksi. 2011. Lebih Dari Separo Lulusan SMK Langsung Dapat Pekerjaan. [Online]. Tersedia: http://www.portalhr.com/beritahr/karir/1id1130.html [9 Desember 2011]

Tim Redaksi. 2011. Antisipasi Moratorium TKI siswa SMK didorong berwirausaha.

[Online]. Tersedia:

http://www.tempo.co/read/news/2011/07/13/173346402/Antisipasi-Moratorium-TKI-Siswa-SMK-Didorong-Berwirausaha [9 Desember 2011]

Gambar

Tabel
Gambar
tabel 1.1. memperlihatkan jumlah pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1.1.  Jumlah Pengangguran berdasarkan Tingkat Pendidikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Metotreksat Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Pasien Artritis Reumatoid di RSUP Sardjito Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi salah

Fungsi Keanggotan Bin Warna Output Hasil inferensi fuzzy tipe mamdani adalah berupa himpunan fuzzy, dari himpunan fuzzy tersebut dapat dicari nilai crisp-nya menggunakan

Hasil penelitian ini adalah: (1) penerapan pendekatan saintifik dengan media video dilaksanakan dengan langkah-langkah: (a) mengamati video, (b) menanya berdasarkan

Menurut istilah qana’ah artinya menerima dengan rela dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa

Pengembangan LAZISH Amanatul

LAMPIRAN III : Lembar Instrumen Validasi Penelitian Tahap I (Ahli Materi) 183 LAMPIRAN IV : Lembar Instrumen Validasi Penelitian Tahap II(Ahli Materi) 182 LAMPIRAN V :

Jika dibandingkan dengan penelitian lainnya, hasil distribusi lokasi tumor penderita kanker pankreas pada penelitian ini sama, yaitu lebih banyak pada caput

Jadi berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas keuangan