Abdillah, Reza. 2011. Penggunaan Media Karikatur dan Musik Sindentosca Dalam Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi. Skripsi
UPI: tidak diterbitkan
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Alwasiah, Chaedar. 2003. Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menulis.
Makalah pada Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung: UPI
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ansari, Bansu. 2003. Menumbuhkembangkang Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
Matematika Siswa Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi
UPI: tidak diterbitkan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Hernowo. 2001. Mengikat Makna Kiat-Kiat Ampuh Untuk Melejitkan Kemauan Plus
Kemampuan Membaca dan Menulis Buku. Bandung: Adikarya IKAPI
Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia
Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia.
Bandung: Yrama Widya
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Rusyana, Yus. 1986. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : CV. Diponegoro
Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendikia
Syamsudin dan Vismaia. 2006. Metode Penilitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Tarigan, H.G. 1986. Teknik Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa wajib yang harus dijunjung tinggi oleh
pengguna bahasanya. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
(Tarigan, 1980: 1)
Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu: (1) keterampilan
menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)
keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Empat
aspek keterampilan berbahasa ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling
menunjang dan pada dasarnya merupakan satu kesatuan, sehingga dinamakan
caturtunggal keterampilan berbahasa. Salah satu dari empat keterampilan tersebut,
keterampilan menulis yang saat ini dibutuhkan dan bukan berarti mengesampingkan
komponen keterampilan berbahasa yang lainnya. Kiranya tidak berlebihan bila kita
katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri dari orang yang
yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk
mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi;
dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang
yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini
tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat
(Morsey dalam Tarigan, 1976: 122).
Pembelajaran menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan
ke dalam lambang-lambang tulisan. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan
karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat memudahkan berpikir secara
kritis. Tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif.
Semua komunikasi tulisan adalah efektif atau tepat guna.
Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Menulis diperlukan
latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Dan biasanya
program-program dalam bahasa tulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan
berikut:
a) Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis
dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di
dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiata menulis.
b) Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas
c) Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam
ekspresi tulisan.
d) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara
membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara
dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas (Gorys Keraf:
2007; Peck & Schulz, 1969: 67).
Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika
masyarakat telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis). Meskipun
telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan
modern, namun pada kenyataannya, masih banya siswa yang belum menguasai
keterampilan menulis. Hal ini terlihat pula dari siswa-siswa di sekolah tempat peneliti
melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Banyak siswa yang menganggap
bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Mereka
terlihat malas, tidak bergairah, dan acuh tak acuh ketika diberi tugas untuk menulis
karangan. Permasalahan tersebut muncul karena kegiatan menulismemang
membutuhkan pikiran, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh sehingga
dianggap sebagai beban berat. Di samping itu, siswa juga sulit dalam menuangkan
ide-ide mereka ke dalam tulisan secara teratur dan sistematis. Akibatnya kemampuan
menulis mereka rendah. Memang, untuk bisa terampil menulis bukanlah hal yang
mudah. Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari
merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan secara
teratur.
Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai
metode dan media pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai metode dan
media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas
siswa, karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran
berpusat bagi siswa. Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berperan besar dalam
pengembangan keterampilan bahasa siswa itu sendiri. Peran pasif guru memberikan
berbagai macam metode dan media pembelajaran yang diharapkan mampu menjadi
pendorong terhadap minat pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan
argumentasi.
Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran
menulis karangan argumentasi, maka seorang guru diharapkan dapat menyajikan
metode, teknik, strategi, maupun media yang bervariasi dan inovatif. Guru harus
kreatif dalam memilih metode pembelajaran, karena itu merupakan hal yang mampu
mewujudkan rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa.
Sejalan dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1990: 186) mengemukakan bahwa
pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah, kelemahannya
terletak pada cara guru mengajar yang kurang bervariasi, serta kurang dalam
Berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mencapai
keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan yaitu faktor guru, metode, teknik pembelajaran, dan kurikulum, serta oleh
faktor siswa sebagai pengguna metode. Siswa memerlukan motivasi dalm
pembelajaran menulis. Motivasi dari sekeliling menjadi bahan untu diproses oleh
pikiran dan perasaan, selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman.
Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mencoba teknik baru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi yaitu
dengan teknik Telling Argument (TE-A). Pemikiran ini muncul setelah peneliti
membaca skripsi tentang pengembangan pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan teknik think-talk-write karya Yusni Agustina. Berdasarkan
hasil penelitian tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan teknik TTW tersebut, maka diperoleh hasil bahwa teknik TTW dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Penggunaan teknik Telling Argument pada kegiatan pembelajaran menulis di
kelas pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau berpendapat secara
kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan bercerita melalui tulisan mengenai
pendapat/argument mengenai satu hal atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan
fakta dan bukti yang kuat. Ketika mereka (siswa) berada di luar jam pelajaran
membaca koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat dalam jejaring
telah diberikan guru di dalam kelas. Selain itu, siswa juga secara sendirinya
mengingat tahapan-tahapan dalam membuat karangan argumentasi. Tahap
pelaksanaan penelitian ini diawali oleh siswa dengan mengamati permasalahan apa
yang terjadi di dalam koran, majalah/tabloid, media jejaring sosial kemudian
merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan
argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun kerangka karangan. Tahap
akhir adalah siswa mampu menuliskan mengenai apa yang telah diamati dari koran,
majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan argumentasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mencoba teknik tersebut
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan sejauh mana tingkat
keberhasilannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, akan dilakukan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang berjudul, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Telling Argumen (TE-A) pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut.
2) Siswa masih merasa sulit untuk meluapkan gagasan dan pikirannya ke
dalam bentuk karangan.
3) Pembelajaran menulis karangan masih dianggap membosankan,
bahkan dianggap sulit.
4) Kurangnya motivasi siswa dalam menulis karangan.
5) Merode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun tidak
optimal.
1.3Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan permasalahan, maka peneliti membatasi masalah
penelitian pada “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi
dengan Menggunkan Teknik Telling Argument (Te-A) pada Siswa Kelas X SMA
negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis karangan
argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a)?
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
3) Bagaimakah hasil kemampuan keterampilan karangan argumentasi
menggunakan teknik telling argument (te-a)?
1.5Tujuan Penelitian
Pada dasarnya, setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan bentuk perencanaan keterampilan pembelajaran
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling
argument (te-a).
2) Mendeskripsikan bentuk pelaksanaanpembelajaran keterampilan
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling
argument (te-a).
3) Mendeskripsikan hasil pembelajaran keterampilan karangan
argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a).
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat atau konstribusi nyata bagi
kalangan-kalangan berikut.
1. Manfaat Bagi Siswa diharapkan bisa membantu siswa dalam
meningkatkan semangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam
kelas, menciptakan pengalaman baru dalam proses pembelajaran yang
produktif lagi dalam menulis, khususnya menulis karangan
argumentasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bekal
untuk siswa agar bisa menciptakan tulisan dalam bentuk naratif secara
lebih kreatif dan inovatif lagi.
2. Manfaat Bagi Guru diharapkan menjadi rujukan dan inspirasi bagi
guru dalam menggunakan berbagai strategi/teknik dan media dalam
pendekatan pembelajaran yang dipandang mampu meningkatkan
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
khususnya materi keterampilan menulis karangan argumentasi.
3. Manfaat Bagi Penulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan keefektifan teknik telling argument (te-a) dalam pembelajaran
menulis karangan argumentasi serta pengalaman dan gambaran apabila
kelak ikut serta ke dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yang
sebenarnya.
4. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan diharapkan dapat merangsang
lembaga pendidikan untuk terus dan berusaha memunculkan beragam
strategi/teknik dan media sebagai alternatif dalam menghidupkan
suasana proses pembelajaran si institusi pendidikan.
1.7Definisi Operasional
Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan penelitian ini maka,
1. Menulis Karangan Argumentasi
Menulis karangan argumentasi adalah kemampuan siswa dalam
menuangkan ide, gagasan, dan pendapat ke dalam bentuk tulisan disertai
alasan, bukti, dan fakta-fakta yang kuat sehingga dapat mempengaruhi
pembaca.
2. Teknik Telling Argument (TE-A)
Teknik ini pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau
berpendapat secara kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan
bercerita melalui tulisan mengenai pendapat/argument mengenai satu hal
atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan fakta dan bukti yang kuat.
Dalam studi ini, teknik tersebut dioperasionalkan dalam beberapa aktivitas
belajar siswa yaitu sebagai berikut.
a. Telling (Menceritakan)
Aktivitas siswa dimulai dengan membaca atau mencari permasalahan
yang ada pada koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat
dalam jejaring sosial. Setelah siswa membaca atau mencari
permasalahan yakni dari beberapa media yang ditawarkan dalam
menulis karangan argumentasi. Masing-masing siswa berpikir topik
permasalahan yang telah mereka pilih. Setelah itu siswa menuliskan
hal-hal apa saja yang ia ketahui dan tidak diketahui/ tidak dipahami
ketercapaian dalam tahap ini ditandai dengan siswa menuliskan apa
yang diketahuinya serta informasi-informasi yang membantunya
dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
b. Argument (Pendapat)
Setelah siswa mendapatkan informasi dan hal-hal yang dapat
membantunya dalam mengkonstruksi pengetahuannya, kemudian
siswa merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah
karangan argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun
kerangka karangan. Tahap akhir adalah siswa mampu menuliskan
pendapatnya mengenai apa yang telah diamati dari koran,
majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini merupakan terjemahan dari
classroom acrion research, yaitu suatu aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan yang
dilakukan di kelas. Pemilihan metode ini didasari oleh keinginan penulis untuk
mengadakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu, melalui
metode penelitian tindakan kelas penulis dapat langsung mendeteksi dan
memecahkan masalah yang dihadapi para siswa dalam pembelajaran menulis dengan
menggunakan tindakan-tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi secara berkelanjutan.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang
“dicoba sambil belajar” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung
satu sama lain (Arikunto, 2006:90).
Elliot (dalam Madya, 2006:9-10) memberikan batasan bahwa yang dimaksud
dengan penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh telah menciptakan hubungan
yang diperlukan antara evalusi diri dan perkembangan profesional.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) (dalam Mulyasa, 2009:10-11)
menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnyam
yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut.
1) Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2) Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelasm tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal
dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan
bahwa: penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan
belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan (1) perencanaan
tindakan (planning), (2) penerapan tindakan (action), disertai mnegobservasi
(observing), (3) refleksi (reflecting). Tahap-tahap tersebut membentuk satu siklus
sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan ketiga tahap PTK secara
berdaur ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu
permasalahan dianggap dapat teratasi. Berikut adalah model visualisasi bagan PTK.
GAMBAR 3.1
Model Visualisasi bagan PTK, Kemmis dan Mc Taggart
3.2 Rincian Prosedur Penelitian
3.2.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu, studi
pendahuluan, perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1) Tahap Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan informasi, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang ada di lapangan. Peneliti melakukan pengamatan selama dua minggu di
kelas X, dalam kurun waktu tersebut peneliti juga melakukan interaksi dengan siswa
tentang bagaimana proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang selama ini
dilaksanalan oleh guru.
Pada umunya siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkan ide dalam
bentuk tulisan ketika menulis karangan argumentasi yang menuntut sistematika dan
penggunaan bahasa teratur. Para siswa pun masih sulit membedakan antara karangan
argumentasi dan persuasi yang sama-sama membutuhkan fakta dan bukti dalam
karangan. Selain itu, siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menuli. Di
samping itu, metode dan teknik mengajar guru kurang bervariasi dan agak monoton
pun menjadi salah satu fktor yang membuat siswa kurang bersemangat dalam
pembelajaran menulis karangan.
2) Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut.
b. Penulis mengkaji materi pembelajaran dan mengkaji teori mengenai media
pembelajaran yang akan digunakan
c. Penulis mendiskusikan instrumen penelitian yang akan digunakan da;am
penelitian tindakan kelas.
d. Penulis bersama dengan guru mendiskusikan rencana tindakan
pembelajaran. Tindakan pembelajaran dilakukan dalam beberapa siklus
tindakan.
3) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peran peneliti adalah merancang susunan pembelajaran yang terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
teknik Telling Argument (te-a) dengan cara mendisukusikan, menegosiasikan, dan
mengomunikasikan tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini merupakan suatu
siklus yang berdaur, karena PTK bersifat siklus dan spiral. Oleh karena itu, proses
tersbut (siklus) terus-menerus dilakukan dengan prosedur yang sama hingga masalah
yang muncul bisa teratasi.
4) Observasi
Selama proses penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan untuk
mengatasi masalah-masalah yang muncul sehingga bisa diatasi. Sebelumnya peneliti
pun sudah menyusun format oservasi yang akan digunakan para peneliti mitra untuk
memantau, mengenali, dan merekam proses pelaksanaan pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument (te-a) pada
Dengan menggunakan format ini, peneliti dan peneliti mitra dapat mengetahui
perubahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan, sehingga peneliti dan
peneliti mitra dapat mengetahui dampak atau efek lanjutan dari tindakan tersebut.
Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui apabila penggunaan teknik Telling
Argument (te-a) yang sudah dilakukan kurang berhasil, maka peneliti dapat
memperbaiki dengan mencari, memikirkan, dan merencanakan tindakan
pembelajaran pada siklus berikutnya.
5) Refleksi
Refleksi dilakukan bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan atau
penyempurnaan tindakan jika ditemukan hal-hal yang masih kurang dari setiap
tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi dengan peneliti mitra pada
setiap siklus. Mulai siklus pertama, kedua, sampai siklus selanjutnya hingga hasil
yang diharapkan tercapai. Setelah satu siklus dilaksanakan, penulis melakukan
refleksi untuk memperoleh data yang menunjukkan adanya keharusan untuk
melakukan perbaikan atau pun mengubah perencanaan siklus berikutnya.
Perencanaan yang dilakukan merupakan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.
3.3 Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung yang beralamat di
jalan Selontongan No.3. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas
X-3 tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 45 orang. Pemilihan SMA Negeri 8
melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga memudahkan
peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan peneliti mitra. Adapun data
subjek penelitian ini terlampir di lampiran n.
3.4Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar observasi, jurnal harian siswa, catatan lapangan, angket, lembar kerja siswa
dan lembar tes kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.
1) Observassi merupakan upaya merekam segala peristiwa yang terjadi selama
kegiatan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Merekam di sini dalam arti
observasi berperan dalam melihat, mendengar dan mencatat segala sesuatu yang
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk
memperoleh data mengenai aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil
observasi dapat digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan refleksi.
Hal-hal yang akan diamati dari aktivitas guru selama proses pembelajaran, yaitu:
a. kemampuan membuka pelajaran;
b. sikap guru dalam proses pembelajaran;
c. proses membelajaran dengan menggunakan teknik Telling Argument
(Te-A);
d. evaluasi;
Adapun hal-hal yang diamati dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, yaitu:
a. antusias dalam belajar;
b. memperhatikan penjelasan guru;
c. membuat catatan kecil;
d. mengemukakan pendapat;
e. mengajukan pertanyaan;
f. menjawab pertanyaan;
g. berdiskusi/bekerja sama dengan teman sekelompok;
h. meulis karangan argumentasi;
i. perilaku siswa yang tidak sesuai dalam KBM;
j. mengikuti pembelajaran sampai akhir.
Berikut ini format lembar observasinya.
LEMBAR OBSERVASI
Hari/tanggal :
Kelas :
Siklus ke- :
Pokok Pembelajaran :
Observer :
A. Aktivitas Guru.
5 4 3 2 1
c. Menjelaskan prosedur pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Sikap guru dalam proses pembelajaran
a. Kejelasan suara
b. Antusiasme penampilan/mimik
c. Mobilitas posisi tempat yang tidak
menggangu siswa
Proses pembelajaran
a. Kesesuaian metode dengan pokok
pembahasan
b. Kejelasan dalam menerangkan dan
memberi contoh
c. Memantau aktivitas siswa dalam
mengamati gambar karikatur
d. Membimbing siswa bila diminta, tapi
sebatas memberi arahan
e. Memberi motivasi kepada siswa yang
kurang aktif
f. Memotivasi siswa dalam menulis
karangan argumentasi
g. Mamantau aktivitas menulis siswa
h. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
Evaluasi
5.
Kemampuan menutup pelajaran
a. Meninjau kembali
b. Memberikan kesempatan bertanya
c. Menginformasikan materi yang akan
disampaikan pada pertemuan berikutnya
Keterangan :
5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup
2 = Kurang 1 = Kurang sekali
Komentar mengenai aktivitas guru
B. Aktivitas Siswa
No. Aspek yang Diamati Talles Jumlah siswa
1. Antusias dalam belajar
2. Memperhatikan penjelasan guru
3. Berani tampil ke depan
4. Membuat catatan kecil
5. Mengemukakan pendapat
6. Mengajukan pertanyaan
8. Menulis karangan argumentasi
9. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM
10. Mengikuti pembelajaran sampai akhir
Komentar mengenai aktivitas siswa :
Observer,
NIP/NIM.
Untuk melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap aktivitas guru dan
siswa, peneliti dibantu atau bekerja sama dnegan dua orang peneliti mitra
(kolabolator). Penelitian tindakan kelas ini perlu melibatkan pihak lain atau peneliti
mitra agar kesahihan tindakan-tindakan yang diujicobakan dapat dijaga (Sudikin,
2009: 97). Peneliti mitra tersebut, yaitu:
(1) Dra. Tanti Dhamayanti, guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Rengga Oktya, 2012
Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik (2) Rinni Pratiwi Astuti, rekan PPL, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia angkatan 2008.
2) Jurnal Siswa
Jurnal siswa merupakan instrumen penelitian ayang diberikan kepada siswa
setiap akhir pembelajaran. Jurnal siswa ini berisi reaksi, perasaan, dan refleksi siswa
terhadap proses pembelajaran. Jurnal siswa dimaksudkan untuk mengetahui respons
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Berikut ini format jurnal siswanya.
JURNAL HARIAN SISWA
Nama :
Kelas : Hari/Tanggal : Siklus ke- :
3) Catatan
Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan harian peneliti dan observer yang berisi
hasil observasi, reaksi, dan refleksi peneliti terhadap pembelajaran yang dikelolanya.
Catatan lapangan digunakan untuk mengungkapkan temuan-temuan peneliti selama
4) Angket
Menurut Ruseffendi (2001:107) angket adalah sekumpulan pertanyaan atau
pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau
menjawab pertanyaan yang sudah disediakan. Angket menurut Arikunto (1992:124)
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket
adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan
pemahaman dalam hubungan kausal sebagai perwujudan hasil belajar siswa (Hidayat,
1994:30(. Berikut ini format angketny.
ANGKET
Petunjuk :
- Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik!
CATATAN LAPANGAN
Siklus ke- :
- Jawablah dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai menurut pendapat Anda, dan berikan alasannya!
6.
Saya ingin materi lain diajarkan
dengan menggunakan telling
5) Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar LKS digunakan sebagai teks soal, permasalahan-permasalahan
sebagai topik dalam menulis karangan argumentasi, dilengkapi juga petunjuk dan
tahap-tahap dalam pelaksanaannya. Berikut ini format LKSnya.
LEMBAR KERJA SISWA
Soal:
1) Tulislah nama lengkap di kertas yang telah disediakan.
2) Buatlah sebuah karangan argumnetasi minimal tiga paragraf dengan memilih
a. Penjurusan di SMA (IPA, IPS, dan Bahasa)
b. Perkembangan Teknologi
c. Maraknya Genk Motor
Setelah menentukan topik, kemudian memperhatikan hal-hal berikut ini.
a) Tulis topik karangan argumentasi
b) Paragraf terdiri atas tiga paragraf (minimal).
c) Di dalam karangan terdapat fakta, opini, dan kesimpulan.
d) Harus meperhatikan urutan dan kelogisan peristiwa.
e) Isi paragraf harus sesuai dengan topik
f) Harus memperhatikan tanda baca dan penulisan (sesuai dengan
EYD).
Petunjuk:
Lakukanlah tugas di bawah ini, dengan urutan sebagai berikut!
1. Baca dan pahamilah
Tuliskan hal-hal apa saja yang bisa menjadi kata kunci untuk menjadi sebuah
karangan berupa fakta-fakta dan bukti-bukti yang kuat ke dalam catatan
kecil.
2. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu. Setiap orang harus mempunyai
kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapatnya, serta
mendengarkan pendapat teman yang lain untuk menambah wawasan kamu
dalam mengerjakan tugas. Adapun hal yang harus didiskusikan adalah:
Penyebab dari topik masalah yang dipilih
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
Fakta atau bukti yang dapat memperkuat argumen
3. Berdasarkan hasil diskusi, tulislah sebuah karangan argumentasi pada lembar
tes kemampuan siswa yang telah disediakan.
4. Karangan dibuat dalam waktu 25 menit.
6) Lembar Teks Kemampuan Siswa
Lembar teks kemampuan siswa ini diberikan kepada siswa setiap siklus. Tes
kemampuan ini dimaksudkan untuk mengukur dan melihat perkembangan siswa
dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Te-A.
Setiap tes dimulai dari siklus kesatu sampei siklus ketiga ini dikumpulkan
sehingga dari kumpulan ini dapat terlihat proses pembelajaran menulis siswa apakah
ada peningkatan atau tidak. Selain itu, dari kumpulan karangan tersebut dapat dilihat
letak kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
teknik Te-A. Berikut ini format lembar teks kemampuan siswanya.
LEMBAR TEKS KEMAMPUAN SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
3.5 Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti kumpulkan dari
setiap aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Secara garis besar
1) Studi pelaksanaan hingga teridentifikasi permasalahan
2) Pelaksanaan tindakan yaitu:
a. observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan kategori pengamatan yang
telah ditetapkan pada siklus pertama;
b. jurnal harian siswa yang menggambarkan pemahaman dan kesan siswa
terhadap pembelajaran karangan argumentasi dengan menggunkan teknik
Telling Argument;
c. catatan lapangan yang merupakan catatan harian pneliti dan observer
selama proses pembelajaran berlangsung;
d. kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan teknik Telling Argument.
3) Analisis dan refleksi pada setiap siklus
4) Angket yang dberikan kepada siswa berisi sikap dan tanggapan terhadap
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik
Telling Argument.
3.6 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis
1) Menginventaris data, yaitu mengumpulkan catatan lapangan, jurnal,
lembar observasi, dan hasil kemampuan argumentasi siswa.
2) Penulis menganalisis data, yaitu memeriksa dan menafsirkan hasil
observasi yang tertuang dalam angket, lembar observasi, catatan
lapangan, serta menganalisis hasil karangan argumentasi siswa setiap
siklusnya dengan menggunakan indikator keberhasilan produk
tindakan. Namun, sebelum penulis menginterpretasikan data yang
telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang penulis lakukan, yaitu:
a. mendeskripsikan pendahuluan;
b. mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan tiap siklus;
c. mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus;
d. menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan
untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.
Untuk mengukur tes hasil belajar siswa peneliti menggunakan
sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu menafsirkan hasil tes
yang diperoleh siswa dengan membandingkan patokan yang telah
ditetapkan.
3) Penulis menyimpulkan data hasil penelitian
Di bawah ini adalah penentuan PAP dengan skala lima.
Tabel 3.2
Interval persentase tingkat
4) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dengan persentase tiap
kategori untuk setiap observer dan menghitung rata-rata persentase
dari dua pengamat sebagai berikut.
Persentase aktivitas siswa = rata – rata aktivitas x 100 Jumlah siswa
Rata-rata aktivitas siswa = ∑01-∑02 2
Keterangan:
01 = penilaian yang diberikan observer pertama untuk tiap kategori
pengamatan.
02= penilaian yang diberikan observer kedua untuk tiap kategori
pengamatan.
a. Menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item
yang tersedia, kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk
persentase dengan cara sebagai berikut.
Persentase alternative jawaban= frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah Siswa
b. membuat klasifikasi interpretasi persentase tiap-tiap kategori
menurut Kuantjaraningrat (dalam Hartini, 2004:46)
Tabel 3.3
3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi
Untuk melihat kemampuan siswa dalammembuat karangan, peneliti
menentukan beberapa penilaian karangan. Kriteria ini sebagai acuan peneliti
dalam menganalisis hasil karangan siswa sehingga kemampun siswa tersebut
terukur atau terlihat perkembangannya. Berikut ini format penilaian karangan
siswa.
Tabel 3.4
Komponen yang Dinilai Skala Nilai Bobot
Berikut ini deskripsi penilaian karangan argumentasi siswa
1. Bahasa Karangan
5 = Struktur bahasa yang digunakan sangat tertib.
4 = Struktur bahasa yang digunakan tertib.
3 = Ada kesalahan struktur bahasa yang disebabkan oleh penulisan.
2 = Banyak terdapat kesalahan struktur bahasa, sehingga mencerminkan
kurangnya penguasaan bahasa.
1= Banyak sekali terdapat struktur bahasa karena tidak menguasai struktur
bahasa sama sekali.
Pilihan Kata
5 = Penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi.
4 = Penggunaan kata/istilah dengan konteks, tetapi tidak bervariasi.
3 = Penggunaan kata/istilah kurang tepat, tetapi tidak mengganggu
pemahaman.
2 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan mengganggu pemahaman.
1 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai
konteks.
Ejaan
5 = Tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna).
4 = Terdapat sedikit kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.
3 = Terdapat beberapa kesalahan ejaan dan sedikit mengaburkan makna.
1 = Banyak sekali kesalahan yang mencerminkan ketidaktahuan dan
ketidakpedulian.
2. Isi Karangan
Hubungan isi dengan topik
5 = Seluruh isi karangan sesuai/relevan dengan topik.
4 = Isi karangan sesuai dengan topik walaupun ada hal-hal yang tidak
perlu dimasukkan dalam karangan.
3 = Sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan topik.
2 = Banyak sekali isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik.
1 = Hampir semua isi karangan menyimpang dari topik.
Jenis Karangan
5 = Karangan betul-betul memenuhi segala syarat jenis karangan
argumentasi baik teknik, isi, maupun gaya bahasa.
4 = Hanya ada sedikit kekurangcocokan yang tidak begitu berarti.
3 = Walaupun ada banyak penyimpangan, secara keseluruhan karangan
masih terasa sebagai jenis karangan argumentasi.
2 = Lebih banyak kesan bahwa karangan bukan dari jenis karangan
argumentasi.
1 = Karangan sama sekali bukan jenis karangan argumentasi.
5 = Isi karangan sangat lengkap karena topik karangan dikembangkan
secara maksimal.
4 = Pengembangan topik kurang maksimal, tetapi ada hal-hal yang
dianggap perlu berdasarkan topik.
3 = Isi karangan kurang, tetapi masih dapat diterima.
2 = Banyak hal-hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada.
1 = Tidak ada pengembangan isi karangan.
Kualitas Isi
5 = Isi karangan sangat bagus dan berbobot.
4 = Isi karangan bagus, meskipun kurang berbobot.
3 = Isi karangan cukup bagus dan masih ada hal-hal yang perlu
ditambahkan.
2 = Isi karangan tidak bagus dan tidak berbobot.
1 = Isi karangan dangkal dan tidak berbobot
3. Teknik Karangan
Struktur Karangan
5 = Karangan ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi dan
penutup isi sangat teratur
4 = Karangan sudah ditata dengan baik, terdapat pendahuluan, isi dan
penutup, namun urutan isi sedikit tidak rapi.
2 = Susunan karangan sedikit kacau
1 = Karangan tidak lengkap dan susunannya tidak menentu
Pengembangan Paragraf
5 = Semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap
4 = Ada beberapa paragraf yang kurang dikembangkan
3 = jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah
paragraf yang tidak dikembangkan
2 = Hampir semau paragraf kurang dikembangkan
1 = Selain tidak dikembangkan, paragraf tidak memenuhi syarat
Hubungan Antarparagraf
5 = Paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya
dengan kata penghubung yang tepat, sehingga karangan berkembang
dengan harmonis dan enak dibaca
4 = Hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata
penghubung yang tidak diperlukan
3 = Ada beberapa kalimat dalam paragraf yang tidak ada hubungannya
dengan paragraf sebelumnya
2 = Banyak paragraf yang tidak saling behubungan
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH …………... iii
DAFTAR ISI ………..... vii
DAFTAR TABEL ………... xi
DAFTAR DIAGRAM ……….. xiii
DAFTAR GAMBAR……….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……… xv
BAB 1 PENDAHULUAN ………...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ………... 6
1.3 Batasan Masalah ……….………... 7
1.4 Rumusan Masalah………... 7
1.5 Tujuan Penelitian ………... 8
1.6 Manfaat Penelitian ……….……… 8
1.7 Defnisi Operasional……... 9
BAB 2 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) ... 12
3.3 Subjek Penelitian... 40
3.4 Instrumen Penelitian... 43
3.5 Pengumpulan Data... 56
3.6 Pengolahan Data...
3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi...
57
59
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 65
4.1 Deskripsi Hasil Perencanaan Tindakan... 65
4.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan...
4.2.1 Pembelajaran Siklus I ...
4.2.1.1 Perencanaan Tindakan...
4.2.2.3 Analisis Karangan Siswa Siklus II...
4.3.1 Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi ...
4.3.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa...
4.3.3 Analisis Catatan Lapangan...
4.3.4 Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Berdasarkan
Jurnal Harian Siswa...
4.3.5 Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan
Angket... 115
121
123
125
128
4.4 Pembahasan Hasil Penenlitian...
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN...
5.1 Simpulan...
5.2 Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
130
134
134
137
Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian... 41
Tabel 3.2 Konversi Nilai PAP Skala Lima... 58
Tabel 3.3 Interpretasi Perhitungan Persentase... 59
Tabel 3.4 Format Penilaian Karangan Siswa... 60
Tabel 4.1 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Desvia Diyanti... 73
Tabel 4.2 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Gandaria... 77
Tabel 4.3 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Rakha Fauzan... 80
Tabel 4.4 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 83
Tabel 4.5 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 86
Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I... 88
Tabel 4.7 Perolehan Skor Siklus I Berdasarkan Skala Lima... 90
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I... 90
Tabel 4.9 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Ilham Muhamad Lufi... 98
Tabel 4.10 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Zulfa Raudatul Jannah... 100
Tabel 4.11 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 103
Tabel 4.12 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Aisya Arifin... 106
Tabel 4.13 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Uzy Vishela M... 109
Tabel 4.14 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 111
Tabel 4.15Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus II... 113
Tabel 4.16 Perolehan Skor Siklus II Berdasarkan Skala Lima... 114
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II... 115
Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
Setiap Siklus... 119
Tabel 4.21 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 121
Tabel 4.22 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123
Tabel 4.23 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123
Tabel 4.24 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 12
Tabel 4.25 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan
Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 125
Tabel 4.26 Pendapat Siswa dalam Jurnal Harian ... 119
Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus... 119
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 37
Lampiran 1 Surat Perizinan
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 Instrumen Penenlitian