• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Abdillah, Reza. 2011. Penggunaan Media Karikatur dan Musik Sindentosca Dalam Upaya

Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi. Skripsi

UPI: tidak diterbitkan

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Alwasiah, Chaedar. 2003. Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menulis.

Makalah pada Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung: UPI

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Ansari, Bansu. 2003. Menumbuhkembangkang Kemampuan Penalaran dan Komunikasi

Matematika Siswa Melalui Strategi Think-Talk-Write. Disertasi

UPI: tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hernowo. 2001. Mengikat Makna Kiat-Kiat Ampuh Untuk Melejitkan Kemauan Plus

Kemampuan Membaca dan Menulis Buku. Bandung: Adikarya IKAPI

Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia

Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia.

Bandung: Yrama Widya

Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Rusyana, Yus. 1986. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : CV. Diponegoro

(2)

Sudikin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendikia

Syamsudin dan Vismaia. 2006. Metode Penilitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Tarigan, H.G. 1986. Teknik Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa wajib yang harus dijunjung tinggi oleh

pengguna bahasanya. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin

terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya.

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak

latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

(Tarigan, 1980: 1)

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen yaitu: (1) keterampilan

menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan tiga

keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh

keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Empat

aspek keterampilan berbahasa ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling

menunjang dan pada dasarnya merupakan satu kesatuan, sehingga dinamakan

caturtunggal keterampilan berbahasa. Salah satu dari empat keterampilan tersebut,

keterampilan menulis yang saat ini dibutuhkan dan bukan berarti mengesampingkan

komponen keterampilan berbahasa yang lainnya. Kiranya tidak berlebihan bila kita

katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri dari orang yang

(4)

yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk

mencatat/merekam, meyakinkan, melaporkan/memberitahukan, dan mempengaruhi;

dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang

yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini

tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat

(Morsey dalam Tarigan, 1976: 122).

Pembelajaran menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan

ke dalam lambang-lambang tulisan. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah

sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan

karena memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat memudahkan berpikir secara

kritis. Tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif.

Semua komunikasi tulisan adalah efektif atau tepat guna.

Keterampilan menulis tidak datang dengan sendirinya. Menulis diperlukan

latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Dan biasanya

program-program dalam bahasa tulis direncanakan untuk mencapai tujuan-tujuan

berikut:

a) Membantu para siswa memahami bagaimana caranya ekspresi tulis

dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di

dalam kelas yang jelas memerlukan karya tulis dan kegiata menulis.

b) Mendorong para siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas

(5)

c) Mengajar para siswa menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam

ekspresi tulisan.

d) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara

membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara

dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas (Gorys Keraf:

2007; Peck & Schulz, 1969: 67).

Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika

masyarakat telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis). Meskipun

telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan

modern, namun pada kenyataannya, masih banya siswa yang belum menguasai

keterampilan menulis. Hal ini terlihat pula dari siswa-siswa di sekolah tempat peneliti

melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Banyak siswa yang menganggap

bahwa kegiatan menulis sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Mereka

terlihat malas, tidak bergairah, dan acuh tak acuh ketika diberi tugas untuk menulis

karangan. Permasalahan tersebut muncul karena kegiatan menulismemang

membutuhkan pikiran, waktu, serta perhatian yang sungguh-sungguh sehingga

dianggap sebagai beban berat. Di samping itu, siswa juga sulit dalam menuangkan

ide-ide mereka ke dalam tulisan secara teratur dan sistematis. Akibatnya kemampuan

menulis mereka rendah. Memang, untuk bisa terampil menulis bukanlah hal yang

mudah. Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari

(6)

merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan secara

teratur.

Dalam KTSP guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai

metode dan media pembelajaran. Guru perlu memanfaatkan berbagai metode dan

media pembelajaran yang dapat membangkitkan minat, perhatian, dan kreativitas

siswa, karena dalam KTSP guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembelajaran

berpusat bagi siswa. Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berperan besar dalam

pengembangan keterampilan bahasa siswa itu sendiri. Peran pasif guru memberikan

berbagai macam metode dan media pembelajaran yang diharapkan mampu menjadi

pendorong terhadap minat pembelajaran menulis, khususnya menulis karangan

argumentasi.

Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran

menulis karangan argumentasi, maka seorang guru diharapkan dapat menyajikan

metode, teknik, strategi, maupun media yang bervariasi dan inovatif. Guru harus

kreatif dalam memilih metode pembelajaran, karena itu merupakan hal yang mampu

mewujudkan rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa.

Sejalan dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1990: 186) mengemukakan bahwa

pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah, kelemahannya

terletak pada cara guru mengajar yang kurang bervariasi, serta kurang dalam

(7)

Berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk mencapai

keberhasilan pembelajaran menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling

berkaitan yaitu faktor guru, metode, teknik pembelajaran, dan kurikulum, serta oleh

faktor siswa sebagai pengguna metode. Siswa memerlukan motivasi dalm

pembelajaran menulis. Motivasi dari sekeliling menjadi bahan untu diproses oleh

pikiran dan perasaan, selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman.

Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mencoba teknik baru dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi yaitu

dengan teknik Telling Argument (TE-A). Pemikiran ini muncul setelah peneliti

membaca skripsi tentang pengembangan pembelajaran menulis karangan argumentasi

dengan menggunakan teknik think-talk-write karya Yusni Agustina. Berdasarkan

hasil penelitian tentang pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan

menggunakan teknik TTW tersebut, maka diperoleh hasil bahwa teknik TTW dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Penggunaan teknik Telling Argument pada kegiatan pembelajaran menulis di

kelas pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau berpendapat secara

kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan bercerita melalui tulisan mengenai

pendapat/argument mengenai satu hal atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan

fakta dan bukti yang kuat. Ketika mereka (siswa) berada di luar jam pelajaran

membaca koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat dalam jejaring

(8)

telah diberikan guru di dalam kelas. Selain itu, siswa juga secara sendirinya

mengingat tahapan-tahapan dalam membuat karangan argumentasi. Tahap

pelaksanaan penelitian ini diawali oleh siswa dengan mengamati permasalahan apa

yang terjadi di dalam koran, majalah/tabloid, media jejaring sosial kemudian

merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah karangan

argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun kerangka karangan. Tahap

akhir adalah siswa mampu menuliskan mengenai apa yang telah diamati dari koran,

majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan argumentasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mencoba teknik tersebut

dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dan sejauh mana tingkat

keberhasilannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, akan dilakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) yang berjudul, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan

Argumentasi dengan Menggunakan Teknik Telling Argumen (TE-A) pada Siswa

Kelas X SMA Negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi

permasalahan sebagai berikut.

(9)

2) Siswa masih merasa sulit untuk meluapkan gagasan dan pikirannya ke

dalam bentuk karangan.

3) Pembelajaran menulis karangan masih dianggap membosankan,

bahkan dianggap sulit.

4) Kurangnya motivasi siswa dalam menulis karangan.

5) Merode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis

karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun tidak

optimal.

1.3Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan permasalahan, maka peneliti membatasi masalah

penelitian pada “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi

dengan Menggunkan Teknik Telling Argument (Te-A) pada Siswa Kelas X SMA

negeri 8 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis karangan

argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a)?

2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan

(10)

3) Bagaimakah hasil kemampuan keterampilan karangan argumentasi

menggunakan teknik telling argument (te-a)?

1.5Tujuan Penelitian

Pada dasarnya, setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan bentuk perencanaan keterampilan pembelajaran

menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling

argument (te-a).

2) Mendeskripsikan bentuk pelaksanaanpembelajaran keterampilan

menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik telling

argument (te-a).

3) Mendeskripsikan hasil pembelajaran keterampilan karangan

argumentasi dengan menggunakan teknik telling argument (te-a).

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat atau konstribusi nyata bagi

kalangan-kalangan berikut.

1. Manfaat Bagi Siswa diharapkan bisa membantu siswa dalam

meningkatkan semangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam

kelas, menciptakan pengalaman baru dalam proses pembelajaran yang

(11)

produktif lagi dalam menulis, khususnya menulis karangan

argumentasi. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bekal

untuk siswa agar bisa menciptakan tulisan dalam bentuk naratif secara

lebih kreatif dan inovatif lagi.

2. Manfaat Bagi Guru diharapkan menjadi rujukan dan inspirasi bagi

guru dalam menggunakan berbagai strategi/teknik dan media dalam

pendekatan pembelajaran yang dipandang mampu meningkatkan

minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

khususnya materi keterampilan menulis karangan argumentasi.

3. Manfaat Bagi Penulis ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

dan keefektifan teknik telling argument (te-a) dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi serta pengalaman dan gambaran apabila

kelak ikut serta ke dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yang

sebenarnya.

4. Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan diharapkan dapat merangsang

lembaga pendidikan untuk terus dan berusaha memunculkan beragam

strategi/teknik dan media sebagai alternatif dalam menghidupkan

suasana proses pembelajaran si institusi pendidikan.

1.7Definisi Operasional

Untuk memperjelas pokok-pokok permasalahan penelitian ini maka,

(12)

1. Menulis Karangan Argumentasi

Menulis karangan argumentasi adalah kemampuan siswa dalam

menuangkan ide, gagasan, dan pendapat ke dalam bentuk tulisan disertai

alasan, bukti, dan fakta-fakta yang kuat sehingga dapat mempengaruhi

pembaca.

2. Teknik Telling Argument (TE-A)

Teknik ini pada dasarnya merangsang siswa untuk dapat berpikir atau

berpendapat secara kritis. Teknik ini dibangun melalui kemampuan

bercerita melalui tulisan mengenai pendapat/argument mengenai satu hal

atas dasar anggapan sendiri diikuti dengan fakta dan bukti yang kuat.

Dalam studi ini, teknik tersebut dioperasionalkan dalam beberapa aktivitas

belajar siswa yaitu sebagai berikut.

a. Telling (Menceritakan)

Aktivitas siswa dimulai dengan membaca atau mencari permasalahan

yang ada pada koran, majalah/tabloit, atau permasalahan yang terdapat

dalam jejaring sosial. Setelah siswa membaca atau mencari

permasalahan yakni dari beberapa media yang ditawarkan dalam

menulis karangan argumentasi. Masing-masing siswa berpikir topik

permasalahan yang telah mereka pilih. Setelah itu siswa menuliskan

hal-hal apa saja yang ia ketahui dan tidak diketahui/ tidak dipahami

(13)

ketercapaian dalam tahap ini ditandai dengan siswa menuliskan apa

yang diketahuinya serta informasi-informasi yang membantunya

dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

b. Argument (Pendapat)

Setelah siswa mendapatkan informasi dan hal-hal yang dapat

membantunya dalam mengkonstruksi pengetahuannya, kemudian

siswa merumuskan tema apa yang akan dikembangkan menjadi sebuah

karangan argumentasi. Setelah menentukan tema, siswa menyusun

kerangka karangan. Tahap akhir adalah siswa mampu menuliskan

pendapatnya mengenai apa yang telah diamati dari koran,

majalah/tabloid, atau media jejaring sosial dalam bentuk karangan

(14)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini merupakan terjemahan dari

classroom acrion research, yaitu suatu aksi, kaji tindakan, dan riset tindakan yang

dilakukan di kelas. Pemilihan metode ini didasari oleh keinginan penulis untuk

mengadakan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis. Selain itu, melalui

metode penelitian tindakan kelas penulis dapat langsung mendeteksi dan

memecahkan masalah yang dihadapi para siswa dalam pembelajaran menulis dengan

menggunakan tindakan-tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang

dihadapi secara berkelanjutan.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang

“dicoba sambil belajar” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam

prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung

satu sama lain (Arikunto, 2006:90).

Elliot (dalam Madya, 2006:9-10) memberikan batasan bahwa yang dimaksud

dengan penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk

(15)

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh telah menciptakan hubungan

yang diperlukan antara evalusi diri dan perkembangan profesional.

Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) (dalam Mulyasa, 2009:10-11)

menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di dalamnyam

yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut.

1) Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik.

3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelasm tetapi

dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal

dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah

kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan

bahwa: penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan

belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)

(16)

Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan (1) perencanaan

tindakan (planning), (2) penerapan tindakan (action), disertai mnegobservasi

(observing), (3) refleksi (reflecting). Tahap-tahap tersebut membentuk satu siklus

sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan ketiga tahap PTK secara

berdaur ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu

permasalahan dianggap dapat teratasi. Berikut adalah model visualisasi bagan PTK.

GAMBAR 3.1

Model Visualisasi bagan PTK, Kemmis dan Mc Taggart

(17)

3.2 Rincian Prosedur Penelitian

3.2.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu, studi

pendahuluan, perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

1) Tahap Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan informasi, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan

masalah yang ada di lapangan. Peneliti melakukan pengamatan selama dua minggu di

kelas X, dalam kurun waktu tersebut peneliti juga melakukan interaksi dengan siswa

tentang bagaimana proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang selama ini

dilaksanalan oleh guru.

Pada umunya siswa merasa kesulitan dalam mengungkapkan ide dalam

bentuk tulisan ketika menulis karangan argumentasi yang menuntut sistematika dan

penggunaan bahasa teratur. Para siswa pun masih sulit membedakan antara karangan

argumentasi dan persuasi yang sama-sama membutuhkan fakta dan bukti dalam

karangan. Selain itu, siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran menuli. Di

samping itu, metode dan teknik mengajar guru kurang bervariasi dan agak monoton

pun menjadi salah satu fktor yang membuat siswa kurang bersemangat dalam

pembelajaran menulis karangan.

2) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut.

(18)

b. Penulis mengkaji materi pembelajaran dan mengkaji teori mengenai media

pembelajaran yang akan digunakan

c. Penulis mendiskusikan instrumen penelitian yang akan digunakan da;am

penelitian tindakan kelas.

d. Penulis bersama dengan guru mendiskusikan rencana tindakan

pembelajaran. Tindakan pembelajaran dilakukan dalam beberapa siklus

tindakan.

3) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peran peneliti adalah merancang susunan pembelajaran yang terkait dengan

pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan

teknik Telling Argument (te-a) dengan cara mendisukusikan, menegosiasikan, dan

mengomunikasikan tindakan yang akan dilakukan. Penelitian ini merupakan suatu

siklus yang berdaur, karena PTK bersifat siklus dan spiral. Oleh karena itu, proses

tersbut (siklus) terus-menerus dilakukan dengan prosedur yang sama hingga masalah

yang muncul bisa teratasi.

4) Observasi

Selama proses penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan pengamatan untuk

mengatasi masalah-masalah yang muncul sehingga bisa diatasi. Sebelumnya peneliti

pun sudah menyusun format oservasi yang akan digunakan para peneliti mitra untuk

memantau, mengenali, dan merekam proses pelaksanaan pembelajaran menulis

karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Telling Argument (te-a) pada

(19)

Dengan menggunakan format ini, peneliti dan peneliti mitra dapat mengetahui

perubahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan, sehingga peneliti dan

peneliti mitra dapat mengetahui dampak atau efek lanjutan dari tindakan tersebut.

Selain itu, peneliti juga dapat mengetahui apabila penggunaan teknik Telling

Argument (te-a) yang sudah dilakukan kurang berhasil, maka peneliti dapat

memperbaiki dengan mencari, memikirkan, dan merencanakan tindakan

pembelajaran pada siklus berikutnya.

5) Refleksi

Refleksi dilakukan bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan atau

penyempurnaan tindakan jika ditemukan hal-hal yang masih kurang dari setiap

tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi dengan peneliti mitra pada

setiap siklus. Mulai siklus pertama, kedua, sampai siklus selanjutnya hingga hasil

yang diharapkan tercapai. Setelah satu siklus dilaksanakan, penulis melakukan

refleksi untuk memperoleh data yang menunjukkan adanya keharusan untuk

melakukan perbaikan atau pun mengubah perencanaan siklus berikutnya.

Perencanaan yang dilakukan merupakan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

3.3 Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung yang beralamat di

jalan Selontongan No.3. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas

X-3 tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 45 orang. Pemilihan SMA Negeri 8

(20)

melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga memudahkan

peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan peneliti mitra. Adapun data

subjek penelitian ini terlampir di lampiran n.

3.4Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembar observasi, jurnal harian siswa, catatan lapangan, angket, lembar kerja siswa

dan lembar tes kemampuan menulis karangan argumentasi siswa.

1) Observassi merupakan upaya merekam segala peristiwa yang terjadi selama

kegiatan berlangsung, dengan atau tanpa alat bantu. Merekam di sini dalam arti

observasi berperan dalam melihat, mendengar dan mencatat segala sesuatu yang

terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk

memperoleh data mengenai aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil

observasi dapat digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan refleksi.

Hal-hal yang akan diamati dari aktivitas guru selama proses pembelajaran, yaitu:

a. kemampuan membuka pelajaran;

b. sikap guru dalam proses pembelajaran;

c. proses membelajaran dengan menggunakan teknik Telling Argument

(Te-A);

d. evaluasi;

(21)

Adapun hal-hal yang diamati dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, yaitu:

a. antusias dalam belajar;

b. memperhatikan penjelasan guru;

c. membuat catatan kecil;

d. mengemukakan pendapat;

e. mengajukan pertanyaan;

f. menjawab pertanyaan;

g. berdiskusi/bekerja sama dengan teman sekelompok;

h. meulis karangan argumentasi;

i. perilaku siswa yang tidak sesuai dalam KBM;

j. mengikuti pembelajaran sampai akhir.

Berikut ini format lembar observasinya.

LEMBAR OBSERVASI

Hari/tanggal :

Kelas :

Siklus ke- :

Pokok Pembelajaran :

Observer :

A. Aktivitas Guru.

(22)

5 4 3 2 1

c. Menjelaskan prosedur pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

Sikap guru dalam proses pembelajaran

a. Kejelasan suara

b. Antusiasme penampilan/mimik

c. Mobilitas posisi tempat yang tidak

menggangu siswa

Proses pembelajaran

a. Kesesuaian metode dengan pokok

pembahasan

b. Kejelasan dalam menerangkan dan

memberi contoh

c. Memantau aktivitas siswa dalam

mengamati gambar karikatur

d. Membimbing siswa bila diminta, tapi

sebatas memberi arahan

e. Memberi motivasi kepada siswa yang

kurang aktif

f. Memotivasi siswa dalam menulis

karangan argumentasi

g. Mamantau aktivitas menulis siswa

h. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu

Evaluasi

(23)

5.

Kemampuan menutup pelajaran

a. Meninjau kembali

b. Memberikan kesempatan bertanya

c. Menginformasikan materi yang akan

disampaikan pada pertemuan berikutnya

Keterangan :

5 = Sangat baik 4 = Baik 3 = Cukup

2 = Kurang 1 = Kurang sekali

Komentar mengenai aktivitas guru

B. Aktivitas Siswa

No. Aspek yang Diamati Talles Jumlah siswa

1. Antusias dalam belajar

2. Memperhatikan penjelasan guru

3. Berani tampil ke depan

4. Membuat catatan kecil

5. Mengemukakan pendapat

6. Mengajukan pertanyaan

(24)

8. Menulis karangan argumentasi

9. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan KBM

10. Mengikuti pembelajaran sampai akhir

Komentar mengenai aktivitas siswa :

Observer,

NIP/NIM.

Untuk melaksanakan pengamatan atau observasi terhadap aktivitas guru dan

siswa, peneliti dibantu atau bekerja sama dnegan dua orang peneliti mitra

(kolabolator). Penelitian tindakan kelas ini perlu melibatkan pihak lain atau peneliti

mitra agar kesahihan tindakan-tindakan yang diujicobakan dapat dijaga (Sudikin,

2009: 97). Peneliti mitra tersebut, yaitu:

(1) Dra. Tanti Dhamayanti, guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia

(25)

Rengga Oktya, 2012

Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Teknik (2) Rinni Pratiwi Astuti, rekan PPL, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia angkatan 2008.

2) Jurnal Siswa

Jurnal siswa merupakan instrumen penelitian ayang diberikan kepada siswa

setiap akhir pembelajaran. Jurnal siswa ini berisi reaksi, perasaan, dan refleksi siswa

terhadap proses pembelajaran. Jurnal siswa dimaksudkan untuk mengetahui respons

siswa dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan

perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Berikut ini format jurnal siswanya.

JURNAL HARIAN SISWA

Nama :

Kelas : Hari/Tanggal : Siklus ke- :

(26)

3) Catatan

Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan harian peneliti dan observer yang berisi

hasil observasi, reaksi, dan refleksi peneliti terhadap pembelajaran yang dikelolanya.

Catatan lapangan digunakan untuk mengungkapkan temuan-temuan peneliti selama

(27)

4) Angket

Menurut Ruseffendi (2001:107) angket adalah sekumpulan pertanyaan atau

pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau

menjawab pertanyaan yang sudah disediakan. Angket menurut Arikunto (1992:124)

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Angket

adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan

pemahaman dalam hubungan kausal sebagai perwujudan hasil belajar siswa (Hidayat,

1994:30(. Berikut ini format angketny.

ANGKET

Petunjuk :

- Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan baik!

CATATAN LAPANGAN

Siklus ke- :

(28)

- Jawablah dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai menurut pendapat Anda, dan berikan alasannya!

(29)

6.

Saya ingin materi lain diajarkan

dengan menggunakan telling

5) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar LKS digunakan sebagai teks soal, permasalahan-permasalahan

sebagai topik dalam menulis karangan argumentasi, dilengkapi juga petunjuk dan

tahap-tahap dalam pelaksanaannya. Berikut ini format LKSnya.

LEMBAR KERJA SISWA

Soal:

1) Tulislah nama lengkap di kertas yang telah disediakan.

2) Buatlah sebuah karangan argumnetasi minimal tiga paragraf dengan memilih

(30)

a. Penjurusan di SMA (IPA, IPS, dan Bahasa)

b. Perkembangan Teknologi

c. Maraknya Genk Motor

Setelah menentukan topik, kemudian memperhatikan hal-hal berikut ini.

a) Tulis topik karangan argumentasi

b) Paragraf terdiri atas tiga paragraf (minimal).

c) Di dalam karangan terdapat fakta, opini, dan kesimpulan.

d) Harus meperhatikan urutan dan kelogisan peristiwa.

e) Isi paragraf harus sesuai dengan topik

f) Harus memperhatikan tanda baca dan penulisan (sesuai dengan

EYD).

Petunjuk:

Lakukanlah tugas di bawah ini, dengan urutan sebagai berikut!

1. Baca dan pahamilah

Tuliskan hal-hal apa saja yang bisa menjadi kata kunci untuk menjadi sebuah

karangan berupa fakta-fakta dan bukti-bukti yang kuat ke dalam catatan

kecil.

2. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu. Setiap orang harus mempunyai

kesempatan untuk bertanya, mengemukakan pendapatnya, serta

mendengarkan pendapat teman yang lain untuk menambah wawasan kamu

dalam mengerjakan tugas. Adapun hal yang harus didiskusikan adalah:

 Penyebab dari topik masalah yang dipilih

 Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut

 Fakta atau bukti yang dapat memperkuat argumen

3. Berdasarkan hasil diskusi, tulislah sebuah karangan argumentasi pada lembar

tes kemampuan siswa yang telah disediakan.

4. Karangan dibuat dalam waktu 25 menit.

(31)

6) Lembar Teks Kemampuan Siswa

Lembar teks kemampuan siswa ini diberikan kepada siswa setiap siklus. Tes

kemampuan ini dimaksudkan untuk mengukur dan melihat perkembangan siswa

dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik Te-A.

Setiap tes dimulai dari siklus kesatu sampei siklus ketiga ini dikumpulkan

sehingga dari kumpulan ini dapat terlihat proses pembelajaran menulis siswa apakah

ada peningkatan atau tidak. Selain itu, dari kumpulan karangan tersebut dapat dilihat

letak kesulitan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan

teknik Te-A. Berikut ini format lembar teks kemampuan siswanya.

LEMBAR TEKS KEMAMPUAN SISWA

Nama :

Kelas :

Hari/Tanggal :

(32)

3.5 Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti kumpulkan dari

setiap aktivitas yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Secara garis besar

(33)

1) Studi pelaksanaan hingga teridentifikasi permasalahan

2) Pelaksanaan tindakan yaitu:

a. observasi aktivitas guru dan siswa berdasarkan kategori pengamatan yang

telah ditetapkan pada siklus pertama;

b. jurnal harian siswa yang menggambarkan pemahaman dan kesan siswa

terhadap pembelajaran karangan argumentasi dengan menggunkan teknik

Telling Argument;

c. catatan lapangan yang merupakan catatan harian pneliti dan observer

selama proses pembelajaran berlangsung;

d. kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi dengan

menggunakan teknik Telling Argument.

3) Analisis dan refleksi pada setiap siklus

4) Angket yang dberikan kepada siswa berisi sikap dan tanggapan terhadap

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik

Telling Argument.

3.6 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis

(34)

1) Menginventaris data, yaitu mengumpulkan catatan lapangan, jurnal,

lembar observasi, dan hasil kemampuan argumentasi siswa.

2) Penulis menganalisis data, yaitu memeriksa dan menafsirkan hasil

observasi yang tertuang dalam angket, lembar observasi, catatan

lapangan, serta menganalisis hasil karangan argumentasi siswa setiap

siklusnya dengan menggunakan indikator keberhasilan produk

tindakan. Namun, sebelum penulis menginterpretasikan data yang

telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang penulis lakukan, yaitu:

a. mendeskripsikan pendahuluan;

b. mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan tiap siklus;

c. mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus;

d. menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan

untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.

Untuk mengukur tes hasil belajar siswa peneliti menggunakan

sistem Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu menafsirkan hasil tes

yang diperoleh siswa dengan membandingkan patokan yang telah

ditetapkan.

3) Penulis menyimpulkan data hasil penelitian

Di bawah ini adalah penentuan PAP dengan skala lima.

Tabel 3.2

(35)

Interval persentase tingkat

4) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dengan persentase tiap

kategori untuk setiap observer dan menghitung rata-rata persentase

dari dua pengamat sebagai berikut.

Persentase aktivitas siswa = rata – rata aktivitas x 100 Jumlah siswa

Rata-rata aktivitas siswa = ∑01-∑02 2

Keterangan:

01 = penilaian yang diberikan observer pertama untuk tiap kategori

pengamatan.

02= penilaian yang diberikan observer kedua untuk tiap kategori

pengamatan.

(36)

a. Menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item

yang tersedia, kemudian data tersebut diubah ke dalam bentuk

persentase dengan cara sebagai berikut.

Persentase alternative jawaban= frekuensi alternatif jawaban x 100 Jumlah Siswa

b. membuat klasifikasi interpretasi persentase tiap-tiap kategori

menurut Kuantjaraningrat (dalam Hartini, 2004:46)

Tabel 3.3

3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi

Untuk melihat kemampuan siswa dalammembuat karangan, peneliti

menentukan beberapa penilaian karangan. Kriteria ini sebagai acuan peneliti

dalam menganalisis hasil karangan siswa sehingga kemampun siswa tersebut

terukur atau terlihat perkembangannya. Berikut ini format penilaian karangan

siswa.

Tabel 3.4

(37)

Komponen yang Dinilai Skala Nilai Bobot

Berikut ini deskripsi penilaian karangan argumentasi siswa

1. Bahasa Karangan

(38)

5 = Struktur bahasa yang digunakan sangat tertib.

4 = Struktur bahasa yang digunakan tertib.

3 = Ada kesalahan struktur bahasa yang disebabkan oleh penulisan.

2 = Banyak terdapat kesalahan struktur bahasa, sehingga mencerminkan

kurangnya penguasaan bahasa.

1= Banyak sekali terdapat struktur bahasa karena tidak menguasai struktur

bahasa sama sekali.

Pilihan Kata

5 = Penggunaan kata/istilah sesuai dengan konteks dan bervariasi.

4 = Penggunaan kata/istilah dengan konteks, tetapi tidak bervariasi.

3 = Penggunaan kata/istilah kurang tepat, tetapi tidak mengganggu

pemahaman.

2 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan mengganggu pemahaman.

1 = Banyak kata/istilah yang tidak tepat dan penggunaannya tidak sesuai

konteks.

Ejaan

5 = Tidak terdapat kesalahan ejaan (sempurna).

4 = Terdapat sedikit kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.

3 = Terdapat beberapa kesalahan ejaan dan sedikit mengaburkan makna.

(39)

1 = Banyak sekali kesalahan yang mencerminkan ketidaktahuan dan

ketidakpedulian.

2. Isi Karangan

Hubungan isi dengan topik

5 = Seluruh isi karangan sesuai/relevan dengan topik.

4 = Isi karangan sesuai dengan topik walaupun ada hal-hal yang tidak

perlu dimasukkan dalam karangan.

3 = Sebagian isi karangan tidak ada hubungannya dengan topik.

2 = Banyak sekali isi karangan yang tidak berhubungan dengan topik.

1 = Hampir semua isi karangan menyimpang dari topik.

Jenis Karangan

5 = Karangan betul-betul memenuhi segala syarat jenis karangan

argumentasi baik teknik, isi, maupun gaya bahasa.

4 = Hanya ada sedikit kekurangcocokan yang tidak begitu berarti.

3 = Walaupun ada banyak penyimpangan, secara keseluruhan karangan

masih terasa sebagai jenis karangan argumentasi.

2 = Lebih banyak kesan bahwa karangan bukan dari jenis karangan

argumentasi.

1 = Karangan sama sekali bukan jenis karangan argumentasi.

(40)

5 = Isi karangan sangat lengkap karena topik karangan dikembangkan

secara maksimal.

4 = Pengembangan topik kurang maksimal, tetapi ada hal-hal yang

dianggap perlu berdasarkan topik.

3 = Isi karangan kurang, tetapi masih dapat diterima.

2 = Banyak hal-hal yang seharusnya ada tetapi tidak ada.

1 = Tidak ada pengembangan isi karangan.

Kualitas Isi

5 = Isi karangan sangat bagus dan berbobot.

4 = Isi karangan bagus, meskipun kurang berbobot.

3 = Isi karangan cukup bagus dan masih ada hal-hal yang perlu

ditambahkan.

2 = Isi karangan tidak bagus dan tidak berbobot.

1 = Isi karangan dangkal dan tidak berbobot

3. Teknik Karangan

Struktur Karangan

5 = Karangan ditata dengan rapi, terdapat bagian pendahuluan, isi dan

penutup isi sangat teratur

4 = Karangan sudah ditata dengan baik, terdapat pendahuluan, isi dan

penutup, namun urutan isi sedikit tidak rapi.

(41)

2 = Susunan karangan sedikit kacau

1 = Karangan tidak lengkap dan susunannya tidak menentu

Pengembangan Paragraf

5 = Semua paragraf memenuhi kriteria dan lengkap

4 = Ada beberapa paragraf yang kurang dikembangkan

3 = jumlah paragraf yang dikembangkan hampir sama dengan jumlah

paragraf yang tidak dikembangkan

2 = Hampir semau paragraf kurang dikembangkan

1 = Selain tidak dikembangkan, paragraf tidak memenuhi syarat

Hubungan Antarparagraf

5 = Paragraf berikutnya merupakan kelanjutan paragraf sebelumnya

dengan kata penghubung yang tepat, sehingga karangan berkembang

dengan harmonis dan enak dibaca

4 = Hubungan antarparagraf sudah baik, hanya terganggu oleh kata

penghubung yang tidak diperlukan

3 = Ada beberapa kalimat dalam paragraf yang tidak ada hubungannya

dengan paragraf sebelumnya

2 = Banyak paragraf yang tidak saling behubungan

(42)

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH …………... iii

DAFTAR ISI ………..... vii

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR DIAGRAM ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB 1 PENDAHULUAN ………...... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ………... 6

1.3 Batasan Masalah ……….………... 7

1.4 Rumusan Masalah………... 7

1.5 Tujuan Penelitian ………... 8

1.6 Manfaat Penelitian ……….……… 8

1.7 Defnisi Operasional……... 9

BAB 2 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TELLING ARGUMENT (TE-A) ... 12

(43)
(44)

3.3 Subjek Penelitian... 40

3.4 Instrumen Penelitian... 43

3.5 Pengumpulan Data... 56

3.6 Pengolahan Data...

3.7 Kriteria Penilaian Karangan Argumentasi...

57

59

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 65

4.1 Deskripsi Hasil Perencanaan Tindakan... 65

4.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan...

4.2.1 Pembelajaran Siklus I ...

4.2.1.1 Perencanaan Tindakan...

4.2.2.3 Analisis Karangan Siswa Siklus II...

(45)

4.3.1 Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi ...

4.3.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa...

4.3.3 Analisis Catatan Lapangan...

4.3.4 Pendapat Siswa Mengenai Pembelajaran Berdasarkan

Jurnal Harian Siswa...

4.3.5 Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan

Angket... 115

121

123

125

128

4.4 Pembahasan Hasil Penenlitian...

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN...

5.1 Simpulan...

5.2 Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

130

134

134

137

(46)

Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian... 41

Tabel 3.2 Konversi Nilai PAP Skala Lima... 58

Tabel 3.3 Interpretasi Perhitungan Persentase... 59

Tabel 3.4 Format Penilaian Karangan Siswa... 60

Tabel 4.1 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Desvia Diyanti... 73

Tabel 4.2 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Gandaria... 77

Tabel 4.3 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Rakha Fauzan... 80

Tabel 4.4 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 83

Tabel 4.5 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 86

Tabel 4.6 Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I... 88

Tabel 4.7 Perolehan Skor Siklus I Berdasarkan Skala Lima... 90

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus I... 90

Tabel 4.9 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Ilham Muhamad Lufi... 98

Tabel 4.10 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Zulfa Raudatul Jannah... 100

Tabel 4.11 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Marissa Puspa Dewi... 103

Tabel 4.12 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Aisya Arifin... 106

Tabel 4.13 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Uzy Vishela M... 109

Tabel 4.14 Hasil Nilai Karangan Argumentasi Adri Aulia... 111

Tabel 4.15Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus II... 113

Tabel 4.16 Perolehan Skor Siklus II Berdasarkan Skala Lima... 114

Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siklus II... 115

(47)

Tabel 4.20 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi

Setiap Siklus... 119

Tabel 4.21 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus... 121

Tabel 4.22 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan

Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123

Tabel 4.23 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan

Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus I... 123

Tabel 4.24 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan

Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 12

Tabel 4.25 Catatan Lapangan Menulis Karangan Argumentasi Menggunakan

Teknik Telling Argument (Te-A) Siklus II... 125

Tabel 4.26 Pendapat Siswa dalam Jurnal Harian ... 119

(48)

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Siswa dalam Skala Lima Setiap Siklus... 119

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Menulis Karangan Argumentasi

(49)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas... 37

(50)

Lampiran 1 Surat Perizinan

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 Instrumen Penenlitian

Gambar

GAMBAR 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Interpretasi Perhitungan Persentase
Tabel 4.21 Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus..................
+3

Referensi

Dokumen terkait

)agi konsumen tekstil, mengetahui bahan tekstil diperlukan untuk pemilihan sesuai dengan gambar desain. Selain itu pengetahuan bahan tekstil akan banyak membantu Anda

Fasilitas Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) maksimum 180 hari yang dapat dipakai dalam bentuk fasilitas Letter of Credit serta Trust Receipt (TR)/PPB

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Hingga saat ini penelitian mengenai kadar PAI-1 plasma pada penderita stroke iskemik akut yang dihubungkan dengan status neurologis pada hari ke 1 dan hari ke 14 belum

Hasil pengujian dan analisa yang ddidapatkan dari 15 orang responden, maka hasil pengujian functionality menyatakan 88% termasuk skor baik untuk pengelolaan

Untuk mengatasinya, minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan deterjen pasta. Pembuatan deterjen pasta melalui beberapa tahapan yaitu

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi proses keputisan pembelian yang terdiri dari Gaya Hidup, Kualitas Produk, dan Potongan