• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN ‘LEARNING BY DOING’ MELALUI METODA INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS kelas VIII SMPN 42 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN ‘LEARNING BY DOING’ MELALUI METODA INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA : Studi Eksperimen pada Mata Pelajaran IPS kelas VIII SMPN 42 Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

(2)

ii

C. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...……….. 45

D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 47

E. Populasi dan Sampel ... 62

F. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 62

G. Prosedur Penelitian ………. .... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67

1. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 67

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 68

3. Analisis Hasil Penelitian ... 69

4. Uji Hipotesis ... 100

B. Pembahasan ... 105

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114

A. Kesimpulan ... 114

B. Rekomendasi ... 117

(3)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data …………. 48

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar ... 52

3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Sosial ... 53

3.4 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal . 54 3.5 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen Keterampilan Sosial ... 55

3.6 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ... 56

3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Hasil Belajar ... 57

3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 58

3.9 Tingkat Kesukaran Hasil Belajar Siswa ... 59

3.10 Tingkat Kesukaran Keterampilan Sosial Siswa ... 60

3.11 Kategori Tingkat Gain ... 61

4.1 Rangkuman Hasil Uji Normalitas ... 96

4.2 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas... 99

4.3 Data Tabel Hasil Uji t Matching Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 101

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 42

3.1 Pola Desain Quasi Eksperimen Nonquivalen Control Group Design ... 44

3.2 Prosedur Penelitian ... 66

4.1 Peta Lokasi Sekolah SMPN 42 Bandung ... 67

4.2 Grafik Hasil Pre test kelas eksperimen pada aspek hasil belajar ... 70

4.3 Grafik Rentang Nilai Hasil Pre Test Kelas Eksperimen pada Variabel Hasil Belajar Siswa ... 71

4.4 Grafik Hasil Post Test kelas eksperimen pada aspek hasil Belajar ... 72

4.5 Grafik Rentang Nilai Hasil Post Test Kelas Eksperimen pada Aspek Hasil Belajar ……… ... 73

4.6 Grafik Peningkatan setelah kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen pada aspek hasil belajar ... 74

4.7 Grafik Hasil Pre test kelas eksperimen pada aspek keterampilan sosial siswa ... 75

4.8 Grafik Rentang Nilai Pre Test Keterampilan Sosial Siswa pada Kelas eksperimen ... 76

(5)

v

4.10 Grafik Rentang Nilai Hasil Post Test Keterampilan Sosial Siswa pada Kelas Eksperimen ... 78 4.11 Grafik Peningkatan setelah kegiatan pembelajaran di kelas

eksperimen pada aspek keterampilan sosial ... 79 4.12 Grafik Hasil Pre test kelas kontrol pada aspek hasil belajar ... 80 4.13 Grafik Rentang Nilai Hasil Pre Test Keterampilan Sosial Siswa pada

Kelas Kontrol ... 81 4.14 Grafik Hasil Post Test kelas kontrol pada aspek hasil belajar ... 82 4.15 Grafik Rentang Nilai Post Test Hasil Belajar Siswa pada Kelas

Kontrol ... 83 4.16 Grafik Peningkatan Setelah Kegiatan Pembelajaran di Kelas

Kontrol pada Aspek Hasil Belajar ... 84 4.17 Grafik Hasil Pre test kelas kontrol pada aspek keterampilan sosial ... 85 4.18 Grafik Rentang Nilai Hasil Pre test Keterampilan Sosial Siswa Kelas

Kontrol ... 86 4.19 Grafik Hasil Post Test kelas kontrol pada aspek keterampilan

sosial ... 87 4.20 Grafik Rentang Nilai Post Test Keterampilan Sosial Siswa Pada Kelas

Kontrol ... 88 4.21 Grafik Peningkatan setelah kegiatan pembelajaran di kelas kontrol

pada aspek keterampilan sosial ... 89 4.22 Grafik Perbandingan Skor Pre-Test antara kelas eksperimen dan Kelas

(6)

vi

4.23 Grafik Perbandingan Skor Post-Test antara kelas eksperimen dan

Kelas kontrol pada aspek hasil belajar ... 91

4.24 Grafik Perbandingan Skor peningkatan antara kelas eksperimen dan Kelas kontrol pada aspek hasil belajar ... 92

4.25 Grafik Perbandingan Skor Pre-Test antara kelas eksperimen dan Kelas kontrol pada aspek keterampilan sosial ... 93

4.26 Grafik Perbandingan Skor Post-Test antara kelas eksperimen Dan Kelas kontrol pada aspek hasil belajar... 94

4.27 Grafik Perbandingan Skor peningkatan antara kelas eksperimen dan Kelas kontrol pada aspek keterampilan sosial ... 95

4.28 Kurva normal variabel pre-test ... 97

4.29 Kurva normal variabel post-test ... 97

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Instrumen Penelitian

1. Silabus dan Penilaian ………. 122

B. Uji Coba Instrumen

1. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Hasil Belajar .. ... 125 2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ... 126 3. kisi-kisi ujicoba instrumen keterampilan sosial …………. 127 4. kisi-kisi instrumen keterampilan sosial……… 128

C. Data Hasil Penelitian

1. Data Uji Instrumen Hasil Belajar ……… 129

D. Foto-Foto Kegiatan Penelitian

1. Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 138

F. Surat Penelitian

1. SK Pembimbing ...

(8)

1 BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi pembelajaran IPS di SMP Negeri 42 Bandung tempat dimana penelitian ini dilakukan . Hasil pengamatan peneliti pada pra penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan: (1) menekankan kepada proses hafalan; (2) lebih mementingkan isi daripada proses; (3) cenderung menekankan pada fakta dan informasi yang kaku; (4) kerjasama diantara siswa sangat kurang (5) belum optimalnya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar; (6) pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa (meaningful learning and fungction knowledge) belum dilakukan sepenuhnya; (7) sikap siswa sangat

individualistik dan kurang peduli pada keadaan disekitarnya.

(9)

2

mengoptimalkan aspek afektif serta psikomotorik siswa; (6) guru terjebak dalam rutinitas metode ceramah pasif, monolog, dan proses menghafal materi pelajaran, sehingga siswa kesulitan memahami materi pelajaran; (7) Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir rasional siswa. Bertitik tolak dari data hasil pra penelitian tadi, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS yang dilakukan di tempat penelitian masih bersifat indoktrinatif dan teacher dominated.

(10)

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka upaya perbaikan proses pembelajaran menjadi kebutuhan yang krusial. Untuk itu, perlu dicari metode pembelajaran efektif yang berorientasi pada proses dan aktivitas aktif siswa dalam pembelajaran, sehingga pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga kemampuan keterampilan sosial siswa dapat meningkat.

Teori pendidikan memberikan berbagai peluang bagi guru untuk mencari berbagai alternatif model pembelajaran yang sesuai bagi tujuan tersebut. Teori pendidikan memberikan arahan dan pedoman dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat membuat desain pembelajaran untuk kemudian diterapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Alasan inilah yang menjadi acuan peneliti dalam menyusun pembelajaran yang berbasis pada teori belajar.

(11)

4

pembelajaran yang terdapat pada teori ini memberikan peluang pada peserta didik untuk dapat mengaktualisasikan kemampuan berfikir dan sosial emosional secara optimal melalui cara belajar yang bertanggung jawab dan berbasis pengalaman hidup peserta didik secara langsung; (3) melalui pembelajaran ini, diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli pada kondisi dan situasi lingkungan sekitarnya. Hal ini dilatihkan dalam proses pembelajaran secara langsung, sehingga diharapkan peserta didik dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.

Untuk mengimplementasikan teori learning by doing dalam kegiatan pembelajaran, John Dewey (1910) dalam Sapriya (2009:141) menawarkan metoda inkuiri sebagai sebuah pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan masalah sikap belajar yang cenderung individualistik dari siswa. Pemilihan penggunaan metoda inkuiri didasarkan atas beberapa pemikiran dari para ahli pendidikan dan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa metoda inkuiri memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berpikir maupun pengetahuan, sikap dan nilai pada para peserta didik dibandingkan dengan pendekatan klasikal atau tradisional.

(12)

Metoda penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif. Dalam hal ini, tujuan peneliti adalah untuk melihat sejauh mana penerapan pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan keterampilan sosial peserta didik. Penelitian ini difokuskan kepada kegiatan pembelajaran di kelas VIII SMPN 42 Bandung dengan standar kompetensi memahami masalah penyimpangan sosial

B. Rumusan Masalah

Fokus penelitian ditujukan untuk melihat hasil belajar dan kemampuan keterampilan sosial peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran learning by doing dengan menggunakan metoda inkuiri, dan melihat

perbedaan kemampuan keterampilan sosial peserta didik dimana perbedaan tersebut dapat dilihat melalui perbedaan hasil pre test dan postest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari fokus penelitian tersebut adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan kegiatan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri dengan siswa yang

menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi pada kelas kontrol. 2. Apakah terdapat perbedaan signifikan peningkatan keterampilan sosial

(13)

6

learning by doing melalui metoda inkuiri dengan siswa yang

menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi pada kelas kontrol. 3. Kendala apa saja yang ditemui dalam penerapan pembelajaran ‘learning

by doing’ melalui metoda inkuiri yang di lakukan di kelas eksperimen?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai :

1. Ada dan tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri dengan peserta didik yang menggunakan pembelajaran metode diskusi setelah perlakuan diberikan.

2. Ada dan tidaknya peningkatan keterampilan sosial siswa pada kelas yang tidak menggunakan kegiatan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri dengan siswa yang menggunakan pembelajaran dengan metode diskusi.

3. Kendala apa saja yang dihadapi guru dan siswa pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri.

(14)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan, terkait penggunaan pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri dalam kegiatan pembelajaran IPS.

Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian lainnya yang menggunakan model pembelajaran yang terkait dengan penggunaan pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi bagi guru IPS dalam mengaplikasikan penggunaan pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan berbagai pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa di sekolahnya masing-masing.

(15)

43

BAB III.

SUBJEK DAN MODEL PENELITIAN A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 42 Bandung pada tahun ajaran 2011-2012 sebanyak 341 orang siswa, terdiri atas sepuluh kelas yakni kelas VIII A sampai VIII J.

Kelas VIII digunakan peneliti sebagai subjek penelitian ini karena di kelas ini banyak ditemukan permasalahan hasil belajar yang rendah, masalah sikap individualistik siswa, serta masalah rendahnya kemampuan bekerjasama diantara para siswa.

B. Model dan Desain Penelitian

Model penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dalam bentuk kuasi eksperimen (Quasi Eksperimen Design). Pemilihan bentuk penelitian eksperimen yang dipilih peneliti karena penelitian eksperimen memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi. Menurut Sudjana (2009:18); “dalam penelitian eksperimen kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap obyek dilakukan, akibat suatu perlakuan diukur secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi”.

(16)

sederhana, yaknii : (1) adanya variabel bebas yang dimanipulasi, (2) Adanya pengendalian/pengontrolan semua variabel lain kecuali variabel bebas, dan (3) Adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek dari adanya variabel bebas.

Desain yang dipilih pada penelitian ini adalah desain kelompok control acak tes awal – test ahir ( the pretest – posttest control group design), sedangkan bentuk disain eksperimen yang digunakan adalah

Nonequivalent Control Group Design dengan pola yang terdapat pada

gambar 3.1 berikut:

GRUP PRE TEST TREATMENT POST TEST

A O1 X O2

B O3 O4

Sumber : Sukmadinata (2010:207)

Gambar 3.1 Pola desain Quasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

A : kelompok eksperimen dengan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri.

B : kelompok kontrol dengan pembelajaran diskusi

(17)

45

: tidak dikenakan treatment atau perlakuan dengan learning by doing melalui metoda Inkuiri

01 : pretest (sebelum perlakuan dengan pembelajaran learning by doing melalui metoda Inkuiri ) pada kelompok eksperimen

02 : posttest (setelah perlakuan dengan pembelajaran learning by doing

melalui metoda Inkuiri ) pada kelompok eksperimen

03 : pretest (sebelum perlakuan dengan metoda diskusi) pada kelompok

kontrol

04 : posttest (setelah perlakuan dengan metoda diskusi ) pada kelompok

kontrol

Mengacu pada desain penelitian di atas, maka pada penelitian ini melibatkan dua kelas yag kemudian dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut sama-sama diberi pretest dan posttest, namun dengan perlakuan yang berbeda. Kelas ekperimen diberi perlakuan pembelajaran learning by doing dengan menggunakan metoda inkuiri, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran yang menggunakan metoda diskusi.

C. Operasionalisasi Variabel

(18)

Untuk memudahkan pemahaman tentang variabel operasional dari penelitian ini, maka peneliti menguraikannya seperti yang tercantum di bawah ini :

1. Learning by Doing

Learning by doing merupakan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi pada kegiatan belajar siswa, dimana siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman belajar dengan cara keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi atau konsep.

2. Metoda Inkuiri

Metoda inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dengan peserta didik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran inkuiri Menurut John Dewey (1933) dalam Sapriya (2009:81) terdiri dari :

1. Menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi 2. Memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan

3. Mengumpulkan bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan

4. Menguji kebenaran jawaban sesuai dengan bukti-bukti yang terkumpul

5. Merumuskan kesimpulan yang didukung oleh bukti yang terbaik

3. Hasil belajar

(19)

47

keterampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Variabel ini akan diukur dengan soal yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator yang akan dibuat oleh peneliti

4. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan dari hasil belajar melakukan sesuatu secara cakap dan terlihat dalam tindakan yang dilakukan secara berulang. Artinya, keterampilan sosial merupakan tindakan yang harus difahami oleh peserta didik.

Menurut Jarolimek (1977:5), ada tiga kecakapan utama didalam keterampilan sosial, yaitu :

a. Living and working together, taking turns, respecting the right of others and being socially sensitive,

b. Learning self-control and self-direction, c. Sharing ideas and experiences with others

D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dilakukan dengan menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data yang digunakan serta instrumen.

(20)

Tabel 3.1 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Siswa Hasil belajar dan

keterampilan sosial bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data penelitian agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Secara lebih rinci, teknik pengumpulan data penelitian diuraikan sebagai berikut:

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas tes butir soal, angket, lembar observasi serta wawancara.

1. Tes pilihan ganda

(21)

49

dan sesudah mendapatkan perlakuan (post test) dengan menggunakan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri. Dalam hal ini, tes tertulis yang diberikan kepada siswa berupa soal berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal. Tes tertulis yang digunakan untuk pretest dengan posttest tetap menggunakan soal yang sama.

2. Angket

Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan keterampilan sosial siswa. Isi dari angket ini merupakan beberapa pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur sikap responden dengan dua interval pilihan jawaban yang mengacu kepada Skala Guttman.

Menurut Riduwan (2009:30), Skala Guttman merupakan skala komulatif yang mengukur satu dimensi saja dari suatu variaber yang multi dimensi. Pilihan jawaban yang digunakan untuk mengukur jawaban peserta didik yaitu ; “ya dan tidak”.

Tujuan penggunaan skala Guttman adalah agar peneliti mendapatkan jawaban jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan, Riduwan (2009:31). Data dari angket tersebut berupa skor dengan rentang nilai antara nol dan satu. Jumlah keseluruhan skor diasumsikan sebagai kondisi dari keterampilan sosial peserta didik.

(22)

mengetahui apakah ada perbedaan yang siginifikan antara keterampilan siswa yang menggunakan pembelajaran dengan penerapan ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri dengan pembelajaran yang dilakukan dengan metode diskusi. Kisi-kisi dan soal angket terlampir.

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui sejauhmana keterlaksanaan model pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri yang dilakukan oleh guru. Observasi dilakukan pada setiap proses pembelajaran di dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan model pembelajaran yang ditawarkan, serta untuk melihat respon dan perkembangan siswa dalam pembelajaran tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri.

5. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam lagi, mengenai tanggapan siswa dan guru mengenai pembelajaran.

Sebelum instrumen digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen terhadap kelompok siswa dari populasi yang bukan merupakan bagian dari sampel penelitian.

(23)

51

tes, maka instrumen dapat digunakan dalam kegiatan penelitian. Adapun penggunaan data pendukung berupa tanggapan guru dan siswa selama kegiatan penelitian dilakukan untuk mempertajam analisis data hasil penelitian.

Penjelasan beberapa uji prasyarat instrumen, diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:173) Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai thitung dan

ttabel dengan taraf nyata α = 0,05. Item soal dinyatakan valid jika memenuhi

persyaratan thitung > ttabel.

(24)

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil belajar Nomor

Butir Soal

r hitung Signifikansi Keterangan

(25)

53

Sedangkan hasil uji validitas instrumen keterampilan sosial siswa, yang menggunakan SPSS Ver.17, dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Sosial Nomor

Butir Soal

r hitung Signifikansi Keterangan

(26)

Dari 40 butir soal yang diujikan, terdapat 16 butir yang tidak valid. Dengan demikian, untuk meneliti kondisi keterampilan sosial peserta didik, sehingga peneliti hanya menggunakan 24 butir soal dalam mengukur keterampilan sosial pada kegiatan penelitian ini.

1. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel (2010:173) adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Salah satu bentuk pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan koefisien alpha Cronbach merupakan statistic uji yang paling umum digunakan para peneliti untuk menguji reabilitas suatu instrumen penelitian. (Kusnendi 2008:96).

Dalam penelitian ini, pengujian Reliabilitas butir soal dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 17 for windows.

Berdasarkan hasil perhitungan uji Reliabilitas, dapat diketahui bahwa instrumen reliabel. Hasil uji coba reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Hasil Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.889 . 30

(27)

55

Hasil analisis dari uji coba instrumen soal hasil belajar menunjukkan bahwa statistic cronbach’s Alpha sebesar 0,889 dengan jumlah item soal sebanyak 30 item. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat tes reliabel dan dapat digunakan.

Adapun hasil perhitungan reliabilitas soal keterampilan sosial siswa, dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Coba Reliabilitas Instrumen Keterampilan Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.857 40

Sumber: diolah dari data primer

Hasil analisis dari uji coba instrumen menunjukkan bahwa statistic cronbach’s Alpha sebesar 0,857 dengan jumlah item soal sebanyak 40

item. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat tes reliabel dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian ini.

2. Uji Daya Pembeda

(28)

Keterangan:

D : Daya pembeda

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang benar menjawab soal BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang benar menjawab soal

= : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal

DP Kriteria

-1,00 < DP < 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20

0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00

jelek sekali jelek cukup

baik baik sekali

(29)

57

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Hasil Belajar Siswa

Nomor Soal Daya Pembeda Keterangan

1 0,381 Cukup

Sumber : diolah dari data primer

(30)

Soal dengan kriteria baik dan cukup kemudian digunakan untuk instrumen penelitian, soal jelek diolah lagi sehingga ada yang digunakan dan ada yang di buang, sedangkan soal sangat jelek tidak digunakan dalam instrumen penelitian.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proporsi siswa peserta tes yang menjawab suatu soal dengan benar. Besarnya tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:

JS

JB

TK

=

(3.2)

Keterangan:

TK= Tingkat kesukaran soal

JB = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = jumlah siswa yang mengikuti tes

Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Batasan Kategori

0,00 ≤ TK< 0,30 0,30 ≤ TK < 0,70 0,70 ≤ TK < 1,00

Sukar Sedang Mudah

(31)

59

Tabel 3.9 Tingkat Kesukaran Hasil belajar Siswa.

Nomor

Soal TK Kategori Keterangan

1 0.74 Mudah Dipakai

11 0,07 Sangat Sukar Tidak dipakai

12 0,19 Sukar Dipakai

26 0,14 Sangat sukar Tidak dipakai

27 0,19 Sukar Dipakai

28 0,30 Sangat mudah Dipakai

29 0,20 Sukar Dipakai

30 0,28 Sukar Dipakai

Sumber : diolah dari data primer

(32)

Tabel 3.10 Tingkat Kesukaran Keterampilan Sosial Siswa

Nomor

Soal TK Kategori Keterangan

(33)

61

4. Peningkatan (gain)

Dalam penelitian ini juga dilakukan perhitungan gain, yang bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana analisisnya melalui hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (avarange mormalized gain) yang oleh Hake (2007) dianggap lebih efektif. Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut :

<g> = Skor posttest – skor pretes skor ideal – skor pretest Keterangan :

<g> = Gain ternomalisasi rata-rata Skor pretest = Persentase skor pretest rata-rata Skor posttest = Persentase skor posttest rata-rata Skor Ideal = Skor ideal seluruh item soal

Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui kriteria tingkat gain dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.11 Kategori Tingkat Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

(34)

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiono (2009:80) .

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 42 Bandung sebanyak 341 orang siswa, terdiri atas sepuluh kelas, yakni kelas VIII A sampai VIII J. Kelas VIII digunakan peneliti sebagai populasi penelitian ini karena di kelas inilah banyak ditemukan kasus permasalahan keterampilan sosial peserta didik.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dari kelas VIII, kemudian dipilih dua kelas yang mempunyai tingkat kemampuan relatif seimbang sebagai sampel penelitian. Berdasarkan data guru yang mengajar di kelas delapan, maka peneliti kemudian menentukan kelas VIII G sebagai kelas kontrol dan kelas VIII H sebagai kelas eksperimen.

F. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

(35)

63

kontrol. Dalam penelitian ini, uji t yang digunakan adalah uji t berpasangan (paired sample t test).

Sebelum uji t berpasangan (paired sample t test) dilakukan, maka dilakukan uji t matching terhadap data hasil pre test siswa kelas eksperimen dan kontrol pada variabel hasil belajar dan keterampilan sosial siswa. Tujuan dilakukannya T matching adalah untuk menyeimbangkan terlebih dahulu kondisi sampel siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga keduanya diharapkan berasal dari titik tolak yang sama. Apabila mean matching telah didapat, langkah selanjutnya adalah menentukan varian matching, dengan cara mencari varian masing-masing kelas dan menguji dengan uji F. adapun rumus yang digunakan untuk uji F adalah sebagai berikut :

, =

Dimana :

Vb = Varian yang lebih besar

Vk = Varian yang lebih kecil

(36)

= − + − 2 !

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan dua kegiatan yaitu penyusunan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru pamong,dan persiapan pengembangan instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

a) Penyusunan instrumen,

b) Penimbangan instrumen penelitian oleh pakar, c) Uji coba instrumen, dan

d) Revisi instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan melakukan implementasi pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri. Beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

(37)

65

b) Pemberian apersepsi yang dilakukan guru pamong, berupa penjelasan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ‘learning by doing’ melalui pembelajaran inkuiri yang akan dilakukan peserta didik.

c) Implementasi pembelajaran ‘learning by doing’ melalui metoda inkuiri pada kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol diterapkan metoda pembelajaran diskusi.

d) Pemberian tes akhir (pos test) untuk melihat peningkatan pemahaman terhadap konsep serta sikap keterampilan sosial peserta didik setelah implementasi pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Melakukan kegiatan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan berdiskusi dengan guru IPS tentang pelaksanaan ekperimen pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri. b) Melakukan kegiatan post-test bertujuan untuk mengukur hasil belajar

peserta didik dan untuk melihat seberapa besar perubahan kemampuan keterampilan peserta didik setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri.

(38)

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian

Persiapan

Studi Lapangan Studi Kepustakaan

Masalah

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Hasil Revisi Instrumen

Penentuan Subjek Penelitian

Kelas Kontrol Kelas

Eksperimen

Treatment

Post-test

Analisis Data

Penyusunan Laporan

Penyerahan Laporan

Eksperimen Kontrol

dihasilkan berupa hasil analisis uji beda, dan menggunakan penghitungan statistik t-test.

(39)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penerapan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dibandingkan dengan pembelajaran diskusi di kelas kontrol. Hal ini dapat di lihat dari peningkatan nilai pre test dengan post test kelas eksperimen yang lebih besar dibandingkan dengan perbandingan nilai hasil pre test dan post test kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri yang dilakukan kelas eksperimen, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna, sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat lebih baik, ini terjadi karena siswa terlibat langsung dalam mencari data sumber pengetahuannya dan merekonstruksi pengalaman belajar dengan terstruktur secara sistematik sehingga apa yang mereka pelajari tersimpan lebih lama didalam memori mereka.

(40)

lingkungan sekitar yang di tugaskan oleh guru, dengan sendirinya proses belajar mereka berbeda dengan kegiatan belajar individual yang selama ini mereka lakukan. Kemampuan mereka dalam mencari data yang diperlukan saat observasi, bertanya jawab, berbagi tugas dengan teman satu kelompok membuat keterampilan sosial mereka terasah dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa yang meningkat pada semua indikator, terutama pada indikator pertama, yaitu living and working together, talking turn, respecting the right of others and being socially sensitive, serta pada

indikator ke tiga, yaitu sharing ideas and experiences with others.

3. Kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri, yaitu ;

a) Keterbatasan kemampuan guru di kelas eksperimen dalam mengimplementasikan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri. Hal ini sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pembelajaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Untuk mengatasi hal ini, peneliti melakukan diskusi dengan guru serta memberikan masukan atau saran-saran untuk perbaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

(41)

116

inkuiri. Pemilihan pokok bahasan yang tepat, akan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.

c) Terbatasnya kemampuan siswa saat menggali informasi yang mereka butuhkan saat melakukan observasi di lingkungan sekitar, sehingga diperlukan strategi khusus untuk menumbuhkan motivasi siswa di kelas eksperimen agar mereka mau kreatif mencari cara yang tepat dalam menggali informasi yang mendukung pembelajaran IPS. Hal ini berhubungan dengan kemampuan berbicara siswa saat menggali informasi dari nara sumber yang masih terbatas.

d) Terbatasnya kemampuan siswa saat mendokumentasikan hasil penelitian. Hal ini terjadi karena siswa kurang terlatih mendokumentasikan hasil observasi, terutama saat mereka harus mencatat hal-hal penting yang mereka temukan ketika melakukan kegiatan observasi. Budaya tulis masih dikalahkan oleh budaya tutur, sehingga ketika mereka harus mengungkapkannya kembali, mereka merasakan kesulitan dalam melakukan laporan secara tertulis

e) Waktu yang digunakan saat melakukan penelitian yang hanya lima kali pertemuan membuat peneliti mengalami kesulitan saat harus merekam perubahan kemampuan keterampilan sosial siswa,sehingga perubahan hasil kemampuan keterampilan sosial yang dirasakan oleh peneliti kurang sesuai harapan.

(42)

mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa.

Terlepas dari berbagai kelemahan dan kendala yang ditemui selama proses pembelajaran, penerapan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri diharapkan mampu menjadi salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Perlu dikembangkannya pendekataan learning by doing melalui metoda inkuiri yang didukung oleh pemanfaatan lingkungan sekitar yang optimal serta didukung oleh pemanfaatan media pembelajaran lain selain buku teks IPS, sehingga pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efisien.

2. Perlu diperhatikan kesiapan guru dalam merancang rencana pembelajaran yang efektif terutama dalam pemilihan pokok bahasan yang sesuai dengan pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri sebelum proses pembelajaran. Kreatifitas dan inovasi guru dalam merancang rencana pembelajaran sangat menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ini.

(43)

118

lama sehingga dapat melihat perubahan hasil keterampilan sosial siswa yang lebih baik lagi.

4. Pembelajaran learning by doing melalui metoda inkuiri merupakan salah satu pembelajaran alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS dan terbukti dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa . Pemakaian pembelajaran ini secara terus menerus dan dalam waktu lama, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar serta hasil pembelajaran yang lebih meningkat.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al Muhtar, S. 2007. Model Pembelajaran Pendidikan IPS. Bandung: SPS UPI. Al Muhtar,S. 2004. Strategi Pembelajaran Pendidikan IPS.Bandung : SPS UPI Asmaulkhair 2000. Peningkatan Kinerja Guru dalam Pengembangan Bahan Ajar

melalui model inquiri pada pembelajaran IPS di SD (PTK pada kelas V SDN 2 Banjarsari kota Metro lampung) Bandung PPS UPI, Tesis tidak dipublikasikan

Banks, James A. dan Clegg Jr, Ambrose a.(1990). Teaching Strategies for the Social Studies:Inquiry, Valuing, and decision Making, fourth edition. New York: Longman

Dewey,J. 1907. School and Society. Being three lectures by John Dewey supplemented by statement of the University Elementary School. Chicago : University of Chicago Press.

---.1972. Experience and Education. New York : Coiler Books.

Elan 2005. Upaya menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (studi deskriptif PBM PKn di SMAN I Haur Geulis, Kab Indramayu). Bandung. SPS UPI.Tesis. Tidak diterbitkan.

Gullo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.

Hamalik,O. 2001. Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara.

Hasan, Hamid. 1996, Pendidikan Ilmu Sosial, Jakarta, Departemen Pendidikan dan kebudayaan, direktorat jendral pendidikan tinggi.

Jarolimek. 1997. Social Studies Competensies and Skills. New York: Macmillan Publishing Co, Inc.

Jarolimek dan Parker. 1993. Social Studies in Elementry Education. New York : Macmillan Publishing Co,Inc.

Joyce, B.M.W, Emily, C. 2009. Models of Teaching (Model – Model Pengajaran). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

(45)

120

Maryani,E. 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Peningkatan Keterampilan Sosial, Bandung : Alvabeta.

Maryani,E. 2011. Kompilasi Pendidikan Geografi dalam Konteks IPS. Hand Out. Program Studi Magister Pendidikan IPS Sekolah pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan

Hadi. 2004. Metodologi Research, Yogyakarta : Penerbit Andi

Irmawati. 2006. Penerapan ‘learning by doing’ dalam pembelajaran sejarah melalui pendekatan belajar ‘problem solving’, Bandung, PPS UPI. Tesis. Tidak diterbitkan

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Dian Rakyat.

Purwanto.2010. Evaluasi Hasil Belajar.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: tidak diterbitkan.

Sagala,S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sapriya.2009. Pendidikan IPS, konsep dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sjamsudin H dan Maryani, E. 2008. “Pengembangan program pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi keterampilan sosial”. Makalah pada seminar nasional , Makasar.

Sanjaya Wina 2007, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media

Sudjana. 2002. Metoda Statistik. Bandung. Tarsito

Sudjana,N.2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung.Remaja Rosdakarya.

Sunal, Cyntia Szymanski. Haas, Marry Elizabeth. (2005). Social Studies for The Elementary and Middle Grades, A Constructivist approach: Second Edition, USA : Pearson Education Inc.

Sugiyono.2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

(46)

Pratisto, A. 2009. Statistik Menjadi Mudah Dengan SPSS 17. Jakarta: Gramedia Yulia Karahmatika 2009.Upaya Peningkatan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Melalui Model Pembelajaran Tematik (PTK pada Pembelajaran IPS kelas VIII SMPN 3 Lembang Kab Bandung Barat). SPS UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Sumber Selain Jurnal dan buku

Anonim (2005). Rencana Strategis (RENSTRA) Departemen Pendidikan Nasional 2005-2006, DEPDIKNAS, Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta.

Puskur. (2006). Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jakarta: Depdiknas

Zainul, Asmawi. Nasution, Noehi. (1993). Penilaian hasil Belajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

Internet

Anderson, H. M. 2003. Dale’s Cone of Experience. Tersedia: pharmacy.mc.uky.edu/faculty/resources/.../Step%20Dales%20Cone.pdf

[9 Juni 2011]

Gambar

Tabel
Grafik Hasil Pre test kelas eksperimen pada aspek hasil belajar ............
gambar 3.1  berikut:
Tabel 3.1 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Surat Pernyataan kerelaan dari pemilik tanah apabila pendirian bangunan bukan pada tanah milih sendiri bermaterai cukup; 12.. Surat kuasa bermaterai cukup apabila

anggota tersebut berada dalam tegangan. Sekiranya nilai daya dalaman yang diperolehi positif, maka. anggota tersebut berada dalam mampatan.. Uji kefahaman anda sebelum ke unit 2.

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Enam Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas (26-04-2013), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor 25-TU/PBJ-PDD/2013

Hasil akhir pelaksanaan Evaluasi Diri adalah (1) pemahaman yang utuh mengenai kondisi dan situasi Institusi, baik di dalam institusi itu sendiri, termasuk kelemahan dan

Preparasi pasta dilakukan menggunakan bahan komersial yaitu pasta T-Nanooxide D-L (Solaronix) serbuk pasta DSL 18NR-AO (Dyesol) dan serbuk pasta WER2-O (Dyesiol)

[r]

Salah satu jenis jaringan yang saat ini banyak dipergunakan adalah Virtual Private Networks (VPNs), yaitu sebuah jaringan pribadi yang mempergunakan internet/jaringan lokal lain

Dreamweaver adalah program desain web yang memberi banyak kemudahan dalam pembuatan aplikasi, salah satunya dapat mengkoneksi desain web dengan koneksi database dan memasukkan