• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI

TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI

DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh:

LIQA YASIFA 0907414

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Pemberian Kompensasi

Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

Di Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Oleh

Liqa Yasifa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Liqa Yasifa 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini masih rendahnya tingkat kepuasan kerja para pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilihat dari sikap yang ditunjukkan oleh para pegawai terhadap pekerjaannya, seperti masih kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini diduga disebabkan oleh pemberian kompensasi yang belum optimal.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan aktual tentang bagaimana gambaran pengaruh pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini sekaligus dijadikan sampel penelitian yaitu seluruh Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 38 pegawai.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Pemberian Kompensasi) sebesar 3,98 berada dalam kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai) sebesar 3,94 berada dalam kategori baik. Adapun tingkat hubungan pemberian kompensasi berpengaruh sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehan analisis koefisien determinasi (KD) sebesar 81,72%, hal ini menggambarkan bahwa pengaruh yang diberikan dari pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai adalah sangat besar yaitu sebesar 81,72% dan sisanya sebesar 18,28 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penempatan pegawai yang sesuai, gaya kepemimpinan yang diterapkan, dan lain sebagainya.

(5)

ABSTRACT

The study is titled "The Effect of Compensation Against Employee Job Satisfaction In Education Elementary Education Department of West Java Province". The issues raised in this study is the low level of job satisfaction of the staff of the Education Department of Elementary Education of West Java Province. It is seen from the attitude shown by employees towards their work, such as the lack of a sense of responsibility which is owned by an employee in completing the task. This is caused by the compensation has not been optimal.

The purpose of this study is to obtain data on how clear and actual picture of the effect of compensation on job satisfaction of employees in the Basic Education Sector Education Department of West Java. The research was conducted by using descriptive and quantitative approaches to the study of literature and supported. Data collection techniques used through the questionnaire enclosed with a 5 rating scale (Likert). Population is used as a source of data in this study as well as the research sample throughout the Civil Service in the Field of Education Elementary Education Department of West Java Province as many as 38 employees .

Based on the results of data processing are calculated by using the WMS (Weight Means Scored) shows that the average general tendency for the variable X (Granting Compensation) of 3.98 is in good category and the average general tendency for the variable Y (Employee Job Satisfaction) of 3.94 is in good category. The level of compensation relationship very strong influence on employee job satisfaction. The magnitude of the effect of variable X to variable Y is shown from the results of analysis of the acquisition of determination coefficient (KD) of 81.72%, this case illustrates that the influence of the compensation awarded to the employee job satisfaction is very large that is equal to 81.72 % and the remaining 18.28 % influenced by other factors, such as appropriate staffing, leadership style is applied, and so forth.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 9

D.Manfaat Penelitian ... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A.Kajian Pustaka ... 12

1. Konsep Dasar Kompensasi ... 12

a. Pengertian Kompensasi ... 12

b. Tujuan Kompensasi ... 13

c. Asas Kompensasi ... 15

d. Bentuk Kompensasi ... 16

e. Sistem Kompensasi ... 19

(7)

g. Pentingnya Pemberian Kompensasi ... 25

h. Bentuk Kompensasi PNS ... 27

2. Konsep Dasar Kepuasan Kerja Pegawai ... 33

a. Pengertian Kepuasan Kerja Pegawai ... 33

b. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 35

c. Teori-teori tentang Kepuasan Kerja ... 39

d. Karakteristik Kepuasan Kerja ... 47

3. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ... 48

B.Kerangka Pemikiran ... 49

C.Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODE PENELITIAN ... 53

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

B.Desain Penelitian ... 55

C.Metode Penelitian ... 57

D.Definisi Operasional ... 58

E. Instrumen Penelitian ... 59

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 62

1. Uji Validitas Instrumen ... 63

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

G.Teknik Pengumpulan Data ... 69

H.Analisis Data ... 71

1. Seleksi Data ... 71

2. Klasifikasi Data ... 71

3. Hasil Pengolahan Data ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A.Hasil Penelitian ... 77

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 111

A.Kesimpulan ... 111

B.Rekomendasi ... 111

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang

didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama

dengan tata cara yang diatur sedemikian rupa, terarah, terkoordinir untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi sebagian

besar tergantung pada sumber daya organisasi yang merupakan modal dan

mempunyai peran serta kedudukan yang sangat penting dalam organisasi.

Dengan demikian, sumber daya organisasi perlu dikelola sehingga mampu

memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan organisasi guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam

organisasi, karena manusia merupakan penggerak seluruh aktivitas di dalam

organisasi. Dalam kehidupan organisasi, tingkat keefektifan dan keefisienan

organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan

sumber daya manusia. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam suatu

organisasi untuk sebuah kemajuan organisasi tersebut. Bagaimana pun suatu

proses berlangsung, tidak akan terlepas dari campur tangan manusia. Dengan

kata lain, berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada faktor

manusianya. Faktor manusia adalah semua orang yang terlibat dalam seluruh

kegiatan organisasi, baik yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun

bawahannya.

Suatu organisasi dituntut mampu mengkondisikan atau mempersiapkan

sumber daya manusia yang ada secara menyeluruh, terarah dan terpadu guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Betapapun lengkap dan memadainya

fasilitas yang dimiliki organisasi, jika sumber daya manusia (SDM) yang

mengelolanya kurang cukup berkualitas, handal dan profesional, maka sudah

jelas fasilitas tersebut tidak akan dapat diberdayakan secara optimal. Oleh

(10)

pimpinan dalam kehidupan organisasi, sebagaimana dikemukakan Soekidjo

Notoatmodjo (2009: 7) bahwa: “Sumber daya manusia atau pegawai di suatu

organisasi sangat penting perannya dalam mencapai keberhasilan organisasi”.

Setiap organisasi pada dasarnya berusaha untuk mempertahankan

pegawainya. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dimiliki organisasi

perlu diperhatikan sistem pemeliharaannya akan tingkat kebutuhan dan

kesejahteraannya dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan

ditetapkan oleh organisasi. Jika sistem pemeliharaan tersebut tidak sesuai

dengan tujuan, maka dapat menimbulkan permasalahan baik bagi pegawai

maupun organisasi itu sendiri. Sistem pemeliharaan yang tidak sesuai seperti

kurangnya perhatian pada pegawai, rendahnya gaji dan lingkungan kerja yang

tidak menunjang dapat mengakibatkan pada rendahnya kinerja pegawai dalam

bekerja, bahkan dapat menurunkan kepuasan kerja pegawainya terhadap

organisasi. Menurunnya kepuasan kerja pegawai akan menghambat

tercapainya tujuan organisasi, pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang

rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan

membosankan, sehingga pegawai tersebut bekerja dengan terpaksa dan

asal-asalan. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi organisasi untuk

mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat pegawai merasa puas bekerja

di organisasi tersebut. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, maka

produktivitas pun akan meningkat.

Namun pada hakikatnya, pegawai akan memberikan kontribusi yang baik

kepada pihak organisasi apabila kebutuhan-kebutuhan mereka terpenuhi.

Pemenuhan kebutuhan mereka tersebut dapat dituangkan ke dalam sebuah

sistem balas jasa yang diberikan oleh pihak organisasi kepada para pegawainya

yang mana hal itu disebut kompensasi.

Salah satu hal terpenting perlunya pemberian kompensasi terhadap

pegawai dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2009: 142) bahwa:

(11)

kerja pegawai. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi, bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai justru akan menurun.

Maka dari itu tidak dapat dihindari lagi bahwa kompensasi merupakan

harapan utama bagi setiap pegawai terhadap organisasinya. Kompensasi yang

diharapkan oleh pegawai terkait dengan kontribusi yang diberikan dalam

pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, kompensasi juga merupakan salah

satu cara dominan bagi organisasi dalam mempertahankan para pegawainya.

Dengan demikian, kompensasi yang diberikan organisasi pada hakekatnya

merupakan cara organisasi untuk mempertahankan keberadaan para pegawai.

Kenyataan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo

(2009: 142-143) bahwa:

Kompensasi bukan hanya penting bagi pegawai saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri. Karena program-program kompensasi adalah merupakan pencerminan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi pegawainya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang keluar.

Dengan demikian jelas bahwa ukuran kepuasan kerja yang dimiliki

pegawai sebagian besar terletak pada besarnya kompensasi yang diterimanya.

Namun keadaan tersebut dalam kenyataannya bersifat relatif, mengingat bahwa

semakin besar penghasilan seseorang, maka akan semakin tinggi pula

kebutuhannya. Oleh karena itu wajar apabila manusia dikatakan sebagai

makhluk yang senantiasa merasa tidak puas terhadap segala sesuatu yang telah

diterimanya, sehingga ingin mencari sesuatu yang lebih dan dapat mencapai

titik puncak kebahagiaannya.

Kompensasi selalu dikaitkan dengan balas jasa organisasi terhadap

kontribusi pegawai. Pemberian kompensasi yang terlalu kecil maupun yang

terlalu besar mempunyai kelemahan-kelemahan yang pada akhirnya dapat

(12)

diartikan bahwa pegawai tidak memberi kontribusi yang baik kepada

organisasi, sehingga akan menurunkan kepuasan kerja yang dapat menurunkan

produktivitas kerja pegawai.

Sebaliknya, kompensasi yang terlalu besar akan memberatkan organisasi,

sehingga dapat menurunkan tingkat kompetisi organisasi, mengakibatkan

kecemasan, rasa bersalah dan ketidaknyamanan di antara pegawainya. Dengan

demikian, sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang dapat

menjamin kepentingan organisasi sekaligus kepentingan pegawai. Dengan

pemberian kompensasi yang baik, maka pegawai akan merasa puas dan

nyaman. Selain itu, mereka akan bekerja dengan produktif yang pada akhirnya

akan membantu organisasi mencapai tujuannya.

Pegawai negeri menurut ketentuan umum dalam pokok-pokok

kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah

memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang

dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara

lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berkaitan dengan gaji pegawai negeri sipil, sebagaimana disebutkan dalam

Undang-Undang Kepegawaian RI. No. 43 Tahun 1999 pasal 7 tentang

pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa:

1. Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak

sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya.

2. Gaji yang diterima oleh pegawai negeri harus mampu memacu

produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.

3. Gaji pegawai negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Adapun kebijakan pemerintah yang berlaku mengenai sistem penilaian

kinerja, yaitu Tambahan Penghasilan Berbasis Kinerja. Dengan program ini,

Pegawai Negeri Sipil mendapatkan tambahan penghasilan sebagai reward yang

didasarkan pada kinerja. Dan sebaliknya Pegawai Negeri Sipil akan diberikan

punishment berupa pengurangan dari tambahan penghasilan jika PNS tersebut

(13)

Pada pelaksanaan tambahan penghasilan berbasis kinerja, memperhatikan

hal-hal sebagai berikut: Pertama, penerapan tambahan penghasilan berbasis

kinerja menuntaskan persoalan peningkatan kinerja, kedisiplinan dan kualitas

pelayanan kepada publik. Kedua, penerapan tambahan penghasilan berbasis

kinerja ini kiranya mendukung pemecahan masalah strategis daerah yang

ditangani secara lintas sektoral dan integratif. Ketiga, penerapan tambahan

penghasilan berbasis kinerja ini berorientasi pada pencapaian target yang

terukur di masa depan. Selanjutnya, keempat, penerapan tambahan penghasilan

berbasis kinerja ini memperhatikan asas kontinuitas, artinya kegiatan yang

telah dilaksanakan perlu dijadikan pelajaran berharga untuk membangun masa

depan yang lebih baik.

Demikian pula halnya yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat sistem kompensasi diberikan berdasarkan

aturan yang telah ditetapkan. Pemberian kompensasi ini dimaksudkan untuk

menjamin kelangsungan hidup organisasi berhubungan dengan penjaminan

misi dan fungsi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat. Adapun misi dan fungsi Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Jawa Barat sebagai berikut:

Misi:

1. Mewujudkan tercapainya pemerataan, relevansi peningkatan mutu dan efisiensi pendidikan dasar

2. Mengembangkan berbagai gagasan pembaharuan pendidikan dasar 3. Memaculajukan kesinambungan sistem pembinaan profesional 4. Menggalakkan budaya pelayanan prima kepada semua pengguna jasa

Fungsi:

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pendidikan dasar; b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pendidikan dasar;

c. Penyelenggaraan fasilitasi pendidikan dasar.

(Sumber dari Sekretariat Disdik Jabar)

Pemberian kompensasi yang diberikan kepada pegawai memiliki tujuan

untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, kinerja dan produktivitas.

Dengan adanya kompensasi, seorang pegawai akan senantiasa terpelihara

(14)

yang ingin dicapai, yaitu memperoleh sebanyak-banyaknya kompensasi. Selain

itu, kompensasi akan memberikan pegawai rasa puas dalam bekerja sehingga

akan membuat penampilan kerjanya akan lebih bergairah dan bersemangat

yang pada akhirnya mampu meningkatkan produkivitas individu dan organisasi

secara optimal. Oleh karena itu jelas bahwa pemberian kompensasi di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat salah satunya

bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Adapun jenis-jenis kompensasi yang diberikan di Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat meliputi: (a) gaji/upah, (b)

insentif, (c) tunjangan pelengkap, dan (d) pelayanan kesejahteraan pegawai.

Gaji/upah merupakan komponen utama dari kompensasi yang biasanya

besarnya disesuaikan dengan karakteristik pegawai dan diberikan dalam

periode waktu tertentu. Insentif merupakan penghargaan/ganjaran yang

diberikan untuk memotivasi para pegawai agar produkivitas kerjanya tinggi,

sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu, misalnya transformasi dan

kesejahteraan tambahan. Tunjangan pelengkap adalah hal-hal yang

berhubungan dengan benefit atau program pelayanan yang pada intinya untuk

mempertahankan pegawai, misalnya berupa tunjangan hari raya dan kredit

perumahan. Sedangkan pelayanan kesejahteraan pegawai terdiri atas jaminan

keamanan dan kesehatan yang bertujuan agar pegawai memiliki rasa aman dan

kepercayaan apabila sakit akan diperhatikan oleh organisasi, misalnya dana

pensiun, pengembangan karier, asuransi, cuti dan pengobatan kesehatan

(ASKES).

Permasalahan yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat adalah lebih kepada perbedaan besarnya kompensasi yang

diberikan kepada pegawai. Namun perbedaan kompensasi yang diberikan

cukup wajar mengingat setiap pegawai memiliki jabatan, golongan dan masa

kerja yang berbeda-beda. Pemberian kompensasi yang didasarkan pada

pangkat, golongan, dan lamanya kerja sedikit banyaknya akan berpengaruh

terhadap sikap kerja para pegawai. Pegawai yang mendapatkan kompensasi

(15)

dan dihargai. Lain dari pada itu, adanya perbedaan jumlah kompensasi serta

pemberlakukan pemotongan jumlah kompensasi (insentif) berdasarkan hasil

dari ketidaktaatan pegawai terhadap peraturan yang berlaku pun sering kali

menjadi sumber ketidakpuasan pegawai.

Oleh karena itu sudah jelas bahwa setiap pegawai memiliki kepuasan

kerja yang tidak sama, namun dalam penelitian ini pengukuran kepuasan kerja

bersifat umum yang dialami oleh semua pegawai di Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan faktor

psikologis, faktor sosial, faktor fisik dan faktor finansial. Menurut Moh. As’ad

(2004: 115) kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti,

faktor psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai meliputi minat,

bakat, keterampilan kerja dan sikap kerja; faktor sosial berhubungan dengan

interaksi sosial antara sesama pegawai dengan atasan maupun antara pegawai

yang berbeda jenis dan unit kerjanya; faktor fisik berhubungan dengan kondisi

fisik lingkungan pekerjaan dan pegawai yang meliputi jenis pekerjaan, waktu

kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu dan lain-lain;

dan faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan

pegawai.

Salah satu yang tidak dapat dihindari bahwa kepuasan kerja pegawai

negeri di lapangan dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan

yang dilakukan penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan

(Februari, 2013) di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat, menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai masih

kurang, salah satunya dapat dilihat dari sikap para pegawai terhadap

pekerjaannya, seperti: Pertama, masih adanya pegawai yang kurang

bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat

dari beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugasnya

dengan menunda-nunda pekerjaannya, sehingga mengakibatkan penumpukan

pekerjaan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi dan hasilnya

tidak maksimal. Kedua, masih adanya pegawai yang kurang disiplin dalam

(16)

yang jarang mengikuti apel pagi. Ketiga, masih adanya pegawai yang kurang

memiliki kompetensi kerja di bidangnya, seperti ketika ada suatu permasalahan

yang datang dari luar tetapi membutuhkan wewenang mereka, mereka

cenderung tidak bisa memutuskan tindakan yang tepat, sehingga sering terjadi

salah informasi bagi pihak yang membutuhkan penanganannya. Dan keempat,

masih adanya pegawai yang tidak mematuhi peraturan, seperti merokok di

ruang kerja. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas para pegawai lainnya

dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa pemberian kompensasi

akan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut sejalan dengan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sutisna (2003) didapatkan hasil

bahwa kontribusi pemberian kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja

pegawai dengan nilai korelasi 0,96. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

kontribusi pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi memiliki

kontribusi yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh M. Iqbal Zahrah (2011) dengan

diperoleh hasil bahwa pemberian kompensasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap loyalitas pegawai. Hal ini berarti jika kompensasi yang

diberikan sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai, maka

pegawai akan memiliki loyalitas yang tinggi. Dengan adanya loyalitas yang

tinggi dapat menunjukkan bahwa pegawai tersebut memiliki tingkat kepuasan

kerja yang tinggi.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh

Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber

(17)

sebagai salah satu bidang yang berada di lembaga Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat memiliki tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan

kebijakan teknis dan fasilitasi pendidikan dasar, tentunya harus memiliki

pegawai dengan kepuasan kerja yang tinggi untuk memenuhi tugas pokok

tersebut. Namun, lembaga akan menemui kendala saat kepuasan kerja

pegawainya menurun yang berakibat kepada penurunan produktivitas kerja

pegawai. Untuk itu, lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan kepuasan

kerja pegawai, yaitu dengan cara memberikan kompensasi yang sesuai dengan

beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai.

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, perumusan masalah bisa

diuraikan kedalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

3. Seberapa besar pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa

Barat?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan ke

dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

yang jelas mengenai Pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan

Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

(18)

a. Pemberian Kompensasi di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

b. Kepuasan Kerja Pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

c. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai

di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan

melalui penelitian ini dapat memperoleh banyak manfaat. Beberapa manfaat

yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Segi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

informasi bagi pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya

dalam kajian bidang Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.

2. Segi Kontekstual

a. Lembaga yang diteliti Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat: hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi

pengembangan dan kemajuan lembaga.

b. Peneliti : hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai Pengaruh

Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini,

penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan

(19)

5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang

masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan

hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi pengertian dan fungsi-fungsi

manajemen sumber daya manusia, teori yang sedang dikaji yaitu konsep dasar

kompensasi dan kepuasan kerja, dan kedudukan masalah penelitian dalam

bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang

ditempuh dalam merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis

antar variabel penelitian, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh

teori yang dirujuk barulah hipotesis dapat dirumuskan. Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodelogi penelitian yang

terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, metode penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV terdiri dari dua bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan.

Bagian pertama, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh

melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variabel

penelitian. Sedangkan untuk bagian kedua, peneliti akan menyajikan

penafsiran, pembahasan hasil penelitian, dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

analisis temuan penelitian.

BAB V menguraikan mengenai kesimpulan dan saran. Bab ini berisi

mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak yang

(20)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Dr. Radjiman No. 6

Bandung 40171.

2. Populasi

Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data.

Data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan

digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti atau untuk menjawab

hipotesis dan mengambil kesimpulan. Sugiyono (2011: 80) menyatakan

bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2010: 173) menyatakan

bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan

penjelasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek-objek dan benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek itu.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi

populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

bekerja di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

(21)

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Seksi Jumlah Populasi

1. Seksi Pembinaan TK-SD 17

2. Seksi Pembinaan SMP 12

3. Seksi Pembinaan SSN-SBI 9

JUMLAH 38

Sumber: Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dengan menggunakan cara tertentu sehingga sumber data

tersebut dapat mewakili seluruh populasi secara keseluruhan. Sejalan

dengan pendapat dari Sugiyono (2011: 81) yang mengatakan bahwa,

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jumlah sampel akan sangat bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.

Sedangkan menurut Akdon (2008: 98) mengemukakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti”.

Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan

mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari

populasi. Sugiyono (2011: 86) berpendapat bahwa: “Makin besar jumlah

sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi

semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi

populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Pengambilan sampel

penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel

yang benar-benar representatif. Artinya sampel yang diambil benar-benar

dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan

sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan

(22)

karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100

orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 86) bahwa: “Jumlah anggota

sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan

jumlah anggota populasi itu sendiri”. Sejalan dengan pendapatnya

Surakhmad (1998: 100) bahwa: “Sampel yang jumlahnya sebesar jumlah

populasi sering disebut sampel total”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini

mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel

sebanyak 38 orang Pegawai Negeri Sipil yang berada di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287)

merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain

penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana

Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain penelitian tersebut

secara rinci, yaitu:

- Data apa yang akan dikumpulkan,

- Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan

- Dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana langkah-langkah pengumpulan datanya.

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap

komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan

sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik

tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

- Memilih masalah

- Studi pendahuluan

- Merumuskan masalah

- Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis

- Memilih pendekatan

(23)

- Menentukan dan menyusun instrumen

- Mengumpulkan data

- Analisis data

- Menarik kesimpulan

- Menyusun laporan

Adapun menurut Nasution (2009: 23) menjelaskan bahwa ”Desain

penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis

data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian itu.” Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat

dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu

kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang

menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi,

metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data, cara

menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang

Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Fokus penelitian

mengenai pemberian kompensasi meliputi gaji, insentif berbasis kinerja

(IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi, dan tunjangan pelayanan.

Sedangkan kepuasan kerja pegawai berfokus pada faktor psikologis, faktor

fisik, faktor sosial, dan faktor finansial.

Penelitian dilaksanakan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Radjiman No. 6 Bandung. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil di Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 38 pegawai.

Untuk pengambilan sampel, digunakan teknik sampel total dimana semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran

(24)

data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data dilakukan

setelah seluruh data terkumpul.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan desain

survey. Nasution (2009: 250) mengemukakan bahwa: “Desain survey

bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya

besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk

pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner.

Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau pun teknik yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta

menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan

penelitian. Menurut Surakhmad (1998: 31), ”Metode merupakan cara utama

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, untuk mendukung serta mempertajam teori yang

relevan ditunjang oleh studi kepustakaan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 86) menyatakakan bahwa:

”Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji

permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

(25)

perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai

metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara

kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap

sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa

buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga

teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji

permasalahan penelitian.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu konsep yang digunakan oleh peneliti

dalam menggunakan istilah-istilah dalam penelitian. Sebagaimana dijelaskan

Komaruddin (1994: 29) bahwa “Definisi operasional adalah pengertian yang

lengkap tentang satu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri

utama variabel itu”.

Berdasarkan hasil penelusuran dan pengkajian konsep-konsep atau

teori-teori yang relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang

diteliti, peneliti akan menjelaskan definisi operasional setiap variabel

penelitian sebagai berikut:

1. Pemberian Kompensasi

Pemberian kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah balas jasa baik berupa uang maupun bukan uang seperti gaji,

insentif, tunjangan pelengkap, bonus/komisi dan tunjangan pelayanan

yang diberikan kepada pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat atas jasa yang telah mereka berikan

(26)

2. Kepuasan Kerja Pegawai

Kepuasan kerja pegawai yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah suatu sikap dan rasa seorang pekerja dalam menjalankan

pekerjaannya yang didukung oleh faktor psikologis, faktor sosial, faktor

fisik dan faktor finansial sebagai indikatornya dalam mendukung

tercapainya tujuan suatu lembaga.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengemukakan bahwa,

“Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang

variasi karakteristik variable secara obektif”.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus

mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 134)

bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif.”

Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dituangkan ke

(27)

Tabel 3.2

Kesesuaian gaji yang

diterima 3 - 4

Insentif

(Insentif Berbasis Kinerja

/IBK/TPP)

Kesesuaian dengan

perilaku kerja 5

Kesesuaian dengan

tingkat kehadiran 6

Ketepatan waktu dalam

bekerja 7

tunjangan keluarga 10%

dari gaji pokok

Penerimaan uang lembur 16

Ketentuan penerimaan

uang lembur 17

(28)

Variabel Indikator Sub Indikator No. Item

tunjangan pangan yang

diterima10 kg beras

19

Penerimaan pelayanan

kesehatan 20

Penggunaan ASKES 21 – 22

Penggunaan Taperum 23

Kesediaan pemotongan

gaji untuk Taspen 24 – 25

Ketepatan waktu dalam

penerimaan taspen 26

Faktor Fisik Kondisi fisik lingkungan

pekerjaan

Ada beberapa jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian

(29)

penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 134)

menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen

menurut Sugiyono (2011: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skala Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Bobot Nilai

Variabel X Variabel Y

Selalu (SL) Selalu (SL) 5

Sering (SR) Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP) 1

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dalam bentuk

cheklist, dimana responden memberi tanda () sesuai dengan pendapatnya

pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini digunakan sebagai

alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket

digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah

dari responden yang jumlahnya cukup banyak. (Instrumen penelitian

terlampir).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilakukan

melalui uji coba angket. Uji coba angket dilakukan sebelum kegiatan

pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan. Peneliti melakukan pengujian

validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen

yang reliabel berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk

(30)

pengumpulan data yang layak adalah yang telah memenuhi syarat valid dan

reliabel. Seperi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 122) mengemukakan

bahwa: “Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan

reliabel”.

Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket),

sebelumnya peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket)

kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden

yang ada dalam penelitian sesungguhnya.

Pada penelitian ini, kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 10

orang pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Setelah

data uji coba angket terkumpul, dilakukan analisis untuk menguji validitas

dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan

suatu instrumen. Ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:

168) yang menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa:

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dengan

menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan dan

Akdon, 2010: 124) sebagai berikut:

a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment

(31)

Keterangan:

= Koefisien Korelasi

= Jumlah responden

= Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item)

= Jumlah perkalian X dan Y

b. Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji

Signifikansi, dengan rumus berikut:

Keterangan:

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

= Jumlah sampel

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel

t). Kaidah pengujian:

Jika ≥ , maka artinya valid dan

≤ , maka artinya tidak valid

c. Selanjutnya yaitu mencari ttabel.

Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk = n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest)

maka diperoleh ttabel = 1,860.

d. Mengkonsultasikan thitung dengan ttabel

Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan

nilai . Kesimpulannya jika nilai > maka butir soal

dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai < maka butir soal

dinyatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan rumus

(32)

tersebut juga dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007, diperoleh

nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X (Pemberian Kompensasi)

(33)

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai)

No. rhitung thitung ttabel Keputusan

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode Alpha, yakni metode mencari reliabilitas internal

dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran

(34)

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

= Jumlah item

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen

didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika > berarti Reliabel dan

2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha

sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

Langkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

(35)

S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan:

Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:

Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan

langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Distribusi Data Kesimpulan

thitung ttabel

Variabel X

(Pemberian Kompensasi) 0,956 0,660 Reliabel

Variabel Y

(Kepuasan Kerja Pegawai) 1,041 0,660 Reliabel

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel X r11 = 0,956 ini

dikonsultasikan dengan nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10

- 1 = 9, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena

(36)

r11 = 0,956 lebih besar dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis

dengan metode Alpha adalah Reliabel.

Kemudian untuk variabel Y r11 = 1,041 ini dikonsultasikan dengan

nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10 - 1 = 9, signifikasi 5%,

maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena r11 = 1,041 lebih besar

dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha

adalah Reliabel.

Keterangan:

r11 > r tabel = Reliabel

r11 < r tabel = Tidak Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan

penelitian, dimana peneliti mencoba memperoleh data yang diperlukan untuk

penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 308) yang

menyatakan bahwa:

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket).

Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan tertutup maupun terbuka yang

diberikan secara langsung maupun dikirim kepada responden untuk

memperoleh informasi yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Suharsimi

Arikunto (2006: 151) yang mengungkapkan bahwa: “kuesioner merupakan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui”. Selain itu, Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa:

(37)

pengumpulan yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 225) menjelaskan prosedur

dalam penyusunan kuesioner adalah:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.

Peneliti memilih menggunakan angket sebagai teknik

pengumpulan data didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan

yang tentunya dapat membantu dalam pengumpulan data. Pertimbangan

tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) yang

menyatakan bahwa pengunaan angket memiliki keuntungan:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya

masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Meskipun demikian, penggunaan angket dalam penelitian juga

memiliki kelemahan. Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa:

a. Responden sering kali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.

b. Sering sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawab yang tidak betul atau tidak jujur. d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut

penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).

(38)

H. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan penelitian yang dilakukan setelah

semua data terkumpul dari responden atau sumber data lainnya. Menurut

Sugiyono (2011:207) menerangkan bahwa,

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data menggunakan

perhitungan statistik. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data,

peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic

17.0 for windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Seleksi Data

Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari

responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan

sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai

dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul

dapat menjawab permasalahan penelitian.

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya

adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai

dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada

setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data

responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi

(39)

3. Hasil Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari

Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored

(WMS)

Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan

kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah

ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

x = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden

n = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan

menggunakan rumus WMS ini adalah :

1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.

3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap

kemungkinan jawaban.

Tabel 3.7

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu (SL) Selalu (SL)

(40)

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

3,01 – 4,00

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan

menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data

parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian

menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Dasar pengambilan

keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik

Liliefors (Wijaya, 2000: 42) dengan hipotesis pengujian sebagai

berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah

sebagai berikut:

(1) Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0.05

(2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

(3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal

(4) Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal

dari populasi yang berdistribusi normal

c. Uji Hipotesis Penelitian

Setelah seelesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan

menguji hipotesis untuk menganaliss data yang sesuai dengan

permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis

(41)

1) Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X (Pemberian Kompensasi) dan variabel

Y (Kepuasan Kerja Pegawai). Ukuran yang digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik

non parametrik, yaitu teknik korelasi Korelasi Spearman Rank. Hal

ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang

tidak normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan

bantuan program komputer yaitu SPSS 17,0. Dengan ketentuan

sebagai berikut :

a) Mengajukan hipotesis, yaitu:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi

terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Ha : Terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi

terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan

Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

b) Pengambilan Keputusan

Sugiyono&Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila

signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima

dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho

diterima artinya tidak terdapat pengaruh antara pemberian

kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai, dan jika nilai

signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya

terdapat pengaruh antara pemberian kompensasi dengan

kepuasan kerja pegawai.

c) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien

korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien

(42)

Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

Sangat Rendah

2) Uji Signifikansi

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011: 278), hipotesis

penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistik sebagai

berikut :

Ha : ryx ≠ 0

Ho : ryx = 0

Adapun hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai

berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja

pegawai

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian

kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai

Pengambilan keputusan :

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan.

b) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan

nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan

(43)

3) Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

atau kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan

rumus koefisien diterminan seperti yang dikemukakan Riduwan

dan Akdon (2010: 124):

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinan

(44)

111

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada Bab V ini akan diuraikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil

pengolahan data yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu, penulis memberikan

beberapa rekomendasi pada lembaga dan pegawai di Bidang Pendidikan Dasar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi kesimpulan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pemberian kompensasi yang dilakukan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat termasuk kategori baik yang menunjukkan

bahwa lembaga telah memberikan kompensasi berupa gaji, insentif

(Insentif Berbasis Kinerja/IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi,

dan tunjangan pelayanan kepada para pegawai sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

2. Kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Jawa Barat termasuk kategori baik pula, hal ini tercermin dari faktor-faktor

seperti, faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, dan faktor finansial,

dimana faktor-faktor tersebut telah terpenuhi dengan baik sehingga

kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan

Jawa Barat dapat tercapai.

3. Begitu juga terhadap pengaruh antara pemberian kompensasi terhadap

kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh yang signifikan, hal ini

menginterpretasikan bahwa keterkaitan antara pemberian kompensasi dan

kepuasan kerja pegawai termasuk ke dalam kategori sangat kuat.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa

(45)

1. Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel X

(pemberian kompensasi) pada sub indikator penerimaan uang lembur dari

indikator bonus/komisi memiliki nilai rata-rata terendah. Oleh karena itu,

sebaiknya lembaga lebih memperhatikan kondisi kerja dan kesehatan kerja

PNS dengan memberikan uang lembur bagi PNS sesuai dengan jam

lemburnya. Selain itu, lembaga juga sebaiknya lebih mengacu terhadap

peraturan terkait pemberian uang lembur guna menunjang peningkatkan

kesejahteraan PNS itu sendiri.

Dengan adanya penghargaan dari lembaga berupa uang lembur,

sebaiknya para PNS pun lebih termotivasi untuk melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, para

pegawai pun harus lebih cermat dalam memilih pelaksanaan lembur,

dimana perintah lembur harus sesuai dengan instruksi atasan langsung

dengan adanya surat perintah kerja lembur.

2. Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel Y

(kepuasan kerja pegawai) pada sub indikator jaminan sosial dari indikator

faktor finansial memiliki nilai rata-rata terendah, dalam hal ini penggunaan

ASKES. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih meningkatkan

penggunaan jaminan sosial lainnya dengan bersedia berkoordinasi dengan

perusahaan jaminan sosial swasta untuk memenuhi kebutuhan PNS yang

belum terpenuhi oleh ASKES, sehingga kepuasan kerja pegawai akan

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Skala Penskoran Alternatif Jawaban
Tabel 3.4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini dimaksudkan untuk memberikan suatu informasi kepada para pecinta olahraga yang ada di Indonesia, bahwa telah ada situs tentang Penjualan Perlengkapan

Permasalahan yang sering dihadapi oleh para pegawai pensiunan yaitu keterlambatan dalam memproses gaji pegawai pensiun, dikarenakan system yang telah ada kurang maksimal dalam

Hal ieu téh luyu jeung pamadegan Hodgson dina Tarigan (2008:7)nu nétélakeun yén maca téh nya éta hiji prosés anu dipilampah sarta digunakeun ku nu maca pikeun narima

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W4, 2015 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Saran yang yang dapat diberikan : pada pemeliharaan itik lokal perlu diberikan probiotik bakteri asam laktat setiap 7 hari sekali untuk menghemat biaya pakan dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT SERTA STATUS GIZI PADA SISWA MADRASAHALIYAH NEGERI 1 MEDAN TAHUN 2016” ini beserta seluruh

Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan. Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata-1 ) Jurusan Teknik

Pada perdagangan hari ini fokus pasar global akan tertuju pada data harga konsumen dan penjualan ritel AS.. Selain itu, Indeks Eropa juga ikut merosot karena