PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI
TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI
DI BIDANG PENDIDIKAN DASAR
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh:
LIQA YASIFA 0907414
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Pemberian Kompensasi
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
Di Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Oleh
Liqa Yasifa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Liqa Yasifa 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini masih rendahnya tingkat kepuasan kerja para pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilihat dari sikap yang ditunjukkan oleh para pegawai terhadap pekerjaannya, seperti masih kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki pegawai dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini diduga disebabkan oleh pemberian kompensasi yang belum optimal.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan aktual tentang bagaimana gambaran pengaruh pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert). Populasi yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini sekaligus dijadikan sampel penelitian yaitu seluruh Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebanyak 38 pegawai.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihitung dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means Scored) menunjukan bahwa rata-rata kecenderungan umum untuk variabel X (Pemberian Kompensasi) sebesar 3,98 berada dalam kategori baik dan rata-rata kecenderungan umum untuk variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai) sebesar 3,94 berada dalam kategori baik. Adapun tingkat hubungan pemberian kompensasi berpengaruh sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai. Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y ditunjukan dari hasil perolehan analisis koefisien determinasi (KD) sebesar 81,72%, hal ini menggambarkan bahwa pengaruh yang diberikan dari pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai adalah sangat besar yaitu sebesar 81,72% dan sisanya sebesar 18,28 % dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penempatan pegawai yang sesuai, gaya kepemimpinan yang diterapkan, dan lain sebagainya.
ABSTRACT
The study is titled "The Effect of Compensation Against Employee Job Satisfaction In Education Elementary Education Department of West Java Province". The issues raised in this study is the low level of job satisfaction of the staff of the Education Department of Elementary Education of West Java Province. It is seen from the attitude shown by employees towards their work, such as the lack of a sense of responsibility which is owned by an employee in completing the task. This is caused by the compensation has not been optimal.
The purpose of this study is to obtain data on how clear and actual picture of the effect of compensation on job satisfaction of employees in the Basic Education Sector Education Department of West Java. The research was conducted by using descriptive and quantitative approaches to the study of literature and supported. Data collection techniques used through the questionnaire enclosed with a 5 rating scale (Likert). Population is used as a source of data in this study as well as the research sample throughout the Civil Service in the Field of Education Elementary Education Department of West Java Province as many as 38 employees .
Based on the results of data processing are calculated by using the WMS (Weight Means Scored) shows that the average general tendency for the variable X (Granting Compensation) of 3.98 is in good category and the average general tendency for the variable Y (Employee Job Satisfaction) of 3.94 is in good category. The level of compensation relationship very strong influence on employee job satisfaction. The magnitude of the effect of variable X to variable Y is shown from the results of analysis of the acquisition of determination coefficient (KD) of 81.72%, this case illustrates that the influence of the compensation awarded to the employee job satisfaction is very large that is equal to 81.72 % and the remaining 18.28 % influenced by other factors, such as appropriate staffing, leadership style is applied, and so forth.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
C.Tujuan Penelitian ... 9
D.Manfaat Penelitian ... 10
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12
A.Kajian Pustaka ... 12
1. Konsep Dasar Kompensasi ... 12
a. Pengertian Kompensasi ... 12
b. Tujuan Kompensasi ... 13
c. Asas Kompensasi ... 15
d. Bentuk Kompensasi ... 16
e. Sistem Kompensasi ... 19
g. Pentingnya Pemberian Kompensasi ... 25
h. Bentuk Kompensasi PNS ... 27
2. Konsep Dasar Kepuasan Kerja Pegawai ... 33
a. Pengertian Kepuasan Kerja Pegawai ... 33
b. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 35
c. Teori-teori tentang Kepuasan Kerja ... 39
d. Karakteristik Kepuasan Kerja ... 47
3. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai ... 48
B.Kerangka Pemikiran ... 49
C.Hipotesis Penelitian ... 51
BAB III METODE PENELITIAN ... 53
A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
B.Desain Penelitian ... 55
C.Metode Penelitian ... 57
D.Definisi Operasional ... 58
E. Instrumen Penelitian ... 59
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 62
1. Uji Validitas Instrumen ... 63
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 66
G.Teknik Pengumpulan Data ... 69
H.Analisis Data ... 71
1. Seleksi Data ... 71
2. Klasifikasi Data ... 71
3. Hasil Pengolahan Data ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77
A.Hasil Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 111
A.Kesimpulan ... 111
B.Rekomendasi ... 111
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang
didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama
dengan tata cara yang diatur sedemikian rupa, terarah, terkoordinir untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi sebagian
besar tergantung pada sumber daya organisasi yang merupakan modal dan
mempunyai peran serta kedudukan yang sangat penting dalam organisasi.
Dengan demikian, sumber daya organisasi perlu dikelola sehingga mampu
memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan organisasi guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam
organisasi, karena manusia merupakan penggerak seluruh aktivitas di dalam
organisasi. Dalam kehidupan organisasi, tingkat keefektifan dan keefisienan
organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat ditentukan oleh keberadaan
sumber daya manusia. Sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam suatu
organisasi untuk sebuah kemajuan organisasi tersebut. Bagaimana pun suatu
proses berlangsung, tidak akan terlepas dari campur tangan manusia. Dengan
kata lain, berhasil tidaknya suatu organisasi sangat tergantung pada faktor
manusianya. Faktor manusia adalah semua orang yang terlibat dalam seluruh
kegiatan organisasi, baik yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun
bawahannya.
Suatu organisasi dituntut mampu mengkondisikan atau mempersiapkan
sumber daya manusia yang ada secara menyeluruh, terarah dan terpadu guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Betapapun lengkap dan memadainya
fasilitas yang dimiliki organisasi, jika sumber daya manusia (SDM) yang
mengelolanya kurang cukup berkualitas, handal dan profesional, maka sudah
jelas fasilitas tersebut tidak akan dapat diberdayakan secara optimal. Oleh
pimpinan dalam kehidupan organisasi, sebagaimana dikemukakan Soekidjo
Notoatmodjo (2009: 7) bahwa: “Sumber daya manusia atau pegawai di suatu
organisasi sangat penting perannya dalam mencapai keberhasilan organisasi”.
Setiap organisasi pada dasarnya berusaha untuk mempertahankan
pegawainya. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
perlu diperhatikan sistem pemeliharaannya akan tingkat kebutuhan dan
kesejahteraannya dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan dan
ditetapkan oleh organisasi. Jika sistem pemeliharaan tersebut tidak sesuai
dengan tujuan, maka dapat menimbulkan permasalahan baik bagi pegawai
maupun organisasi itu sendiri. Sistem pemeliharaan yang tidak sesuai seperti
kurangnya perhatian pada pegawai, rendahnya gaji dan lingkungan kerja yang
tidak menunjang dapat mengakibatkan pada rendahnya kinerja pegawai dalam
bekerja, bahkan dapat menurunkan kepuasan kerja pegawainya terhadap
organisasi. Menurunnya kepuasan kerja pegawai akan menghambat
tercapainya tujuan organisasi, pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang
rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan
membosankan, sehingga pegawai tersebut bekerja dengan terpaksa dan
asal-asalan. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi organisasi untuk
mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat pegawai merasa puas bekerja
di organisasi tersebut. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, maka
produktivitas pun akan meningkat.
Namun pada hakikatnya, pegawai akan memberikan kontribusi yang baik
kepada pihak organisasi apabila kebutuhan-kebutuhan mereka terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan mereka tersebut dapat dituangkan ke dalam sebuah
sistem balas jasa yang diberikan oleh pihak organisasi kepada para pegawainya
yang mana hal itu disebut kompensasi.
Salah satu hal terpenting perlunya pemberian kompensasi terhadap
pegawai dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2009: 142) bahwa:
kerja pegawai. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi, bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai justru akan menurun.
Maka dari itu tidak dapat dihindari lagi bahwa kompensasi merupakan
harapan utama bagi setiap pegawai terhadap organisasinya. Kompensasi yang
diharapkan oleh pegawai terkait dengan kontribusi yang diberikan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, kompensasi juga merupakan salah
satu cara dominan bagi organisasi dalam mempertahankan para pegawainya.
Dengan demikian, kompensasi yang diberikan organisasi pada hakekatnya
merupakan cara organisasi untuk mempertahankan keberadaan para pegawai.
Kenyataan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Soekidjo Notoatmodjo
(2009: 142-143) bahwa:
Kompensasi bukan hanya penting bagi pegawai saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri. Karena program-program kompensasi adalah merupakan pencerminan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi pegawainya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, atau melatih tenaga yang sudah ada untuk menggantikan karyawan yang keluar.
Dengan demikian jelas bahwa ukuran kepuasan kerja yang dimiliki
pegawai sebagian besar terletak pada besarnya kompensasi yang diterimanya.
Namun keadaan tersebut dalam kenyataannya bersifat relatif, mengingat bahwa
semakin besar penghasilan seseorang, maka akan semakin tinggi pula
kebutuhannya. Oleh karena itu wajar apabila manusia dikatakan sebagai
makhluk yang senantiasa merasa tidak puas terhadap segala sesuatu yang telah
diterimanya, sehingga ingin mencari sesuatu yang lebih dan dapat mencapai
titik puncak kebahagiaannya.
Kompensasi selalu dikaitkan dengan balas jasa organisasi terhadap
kontribusi pegawai. Pemberian kompensasi yang terlalu kecil maupun yang
terlalu besar mempunyai kelemahan-kelemahan yang pada akhirnya dapat
diartikan bahwa pegawai tidak memberi kontribusi yang baik kepada
organisasi, sehingga akan menurunkan kepuasan kerja yang dapat menurunkan
produktivitas kerja pegawai.
Sebaliknya, kompensasi yang terlalu besar akan memberatkan organisasi,
sehingga dapat menurunkan tingkat kompetisi organisasi, mengakibatkan
kecemasan, rasa bersalah dan ketidaknyamanan di antara pegawainya. Dengan
demikian, sistem kompensasi yang baik adalah sistem kompensasi yang dapat
menjamin kepentingan organisasi sekaligus kepentingan pegawai. Dengan
pemberian kompensasi yang baik, maka pegawai akan merasa puas dan
nyaman. Selain itu, mereka akan bekerja dengan produktif yang pada akhirnya
akan membantu organisasi mencapai tujuannya.
Pegawai negeri menurut ketentuan umum dalam pokok-pokok
kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berkaitan dengan gaji pegawai negeri sipil, sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Kepegawaian RI. No. 43 Tahun 1999 pasal 7 tentang
pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa:
1. Setiap pegawai negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak
sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya.
2. Gaji yang diterima oleh pegawai negeri harus mampu memacu
produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.
3. Gaji pegawai negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Adapun kebijakan pemerintah yang berlaku mengenai sistem penilaian
kinerja, yaitu Tambahan Penghasilan Berbasis Kinerja. Dengan program ini,
Pegawai Negeri Sipil mendapatkan tambahan penghasilan sebagai reward yang
didasarkan pada kinerja. Dan sebaliknya Pegawai Negeri Sipil akan diberikan
punishment berupa pengurangan dari tambahan penghasilan jika PNS tersebut
Pada pelaksanaan tambahan penghasilan berbasis kinerja, memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: Pertama, penerapan tambahan penghasilan berbasis
kinerja menuntaskan persoalan peningkatan kinerja, kedisiplinan dan kualitas
pelayanan kepada publik. Kedua, penerapan tambahan penghasilan berbasis
kinerja ini kiranya mendukung pemecahan masalah strategis daerah yang
ditangani secara lintas sektoral dan integratif. Ketiga, penerapan tambahan
penghasilan berbasis kinerja ini berorientasi pada pencapaian target yang
terukur di masa depan. Selanjutnya, keempat, penerapan tambahan penghasilan
berbasis kinerja ini memperhatikan asas kontinuitas, artinya kegiatan yang
telah dilaksanakan perlu dijadikan pelajaran berharga untuk membangun masa
depan yang lebih baik.
Demikian pula halnya yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat sistem kompensasi diberikan berdasarkan
aturan yang telah ditetapkan. Pemberian kompensasi ini dimaksudkan untuk
menjamin kelangsungan hidup organisasi berhubungan dengan penjaminan
misi dan fungsi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat. Adapun misi dan fungsi Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Jawa Barat sebagai berikut:
Misi:
1. Mewujudkan tercapainya pemerataan, relevansi peningkatan mutu dan efisiensi pendidikan dasar
2. Mengembangkan berbagai gagasan pembaharuan pendidikan dasar 3. Memaculajukan kesinambungan sistem pembinaan profesional 4. Menggalakkan budaya pelayanan prima kepada semua pengguna jasa
Fungsi:
a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pendidikan dasar; b. Penyelenggaraan pengkajian bahan fasilitasi pendidikan dasar;
c. Penyelenggaraan fasilitasi pendidikan dasar.
(Sumber dari Sekretariat Disdik Jabar)
Pemberian kompensasi yang diberikan kepada pegawai memiliki tujuan
untuk meningkatkan motivasi, kepuasan kerja, kinerja dan produktivitas.
Dengan adanya kompensasi, seorang pegawai akan senantiasa terpelihara
yang ingin dicapai, yaitu memperoleh sebanyak-banyaknya kompensasi. Selain
itu, kompensasi akan memberikan pegawai rasa puas dalam bekerja sehingga
akan membuat penampilan kerjanya akan lebih bergairah dan bersemangat
yang pada akhirnya mampu meningkatkan produkivitas individu dan organisasi
secara optimal. Oleh karena itu jelas bahwa pemberian kompensasi di Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat salah satunya
bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Adapun jenis-jenis kompensasi yang diberikan di Bidang Pendidikan
Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat meliputi: (a) gaji/upah, (b)
insentif, (c) tunjangan pelengkap, dan (d) pelayanan kesejahteraan pegawai.
Gaji/upah merupakan komponen utama dari kompensasi yang biasanya
besarnya disesuaikan dengan karakteristik pegawai dan diberikan dalam
periode waktu tertentu. Insentif merupakan penghargaan/ganjaran yang
diberikan untuk memotivasi para pegawai agar produkivitas kerjanya tinggi,
sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu, misalnya transformasi dan
kesejahteraan tambahan. Tunjangan pelengkap adalah hal-hal yang
berhubungan dengan benefit atau program pelayanan yang pada intinya untuk
mempertahankan pegawai, misalnya berupa tunjangan hari raya dan kredit
perumahan. Sedangkan pelayanan kesejahteraan pegawai terdiri atas jaminan
keamanan dan kesehatan yang bertujuan agar pegawai memiliki rasa aman dan
kepercayaan apabila sakit akan diperhatikan oleh organisasi, misalnya dana
pensiun, pengembangan karier, asuransi, cuti dan pengobatan kesehatan
(ASKES).
Permasalahan yang terjadi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat adalah lebih kepada perbedaan besarnya kompensasi yang
diberikan kepada pegawai. Namun perbedaan kompensasi yang diberikan
cukup wajar mengingat setiap pegawai memiliki jabatan, golongan dan masa
kerja yang berbeda-beda. Pemberian kompensasi yang didasarkan pada
pangkat, golongan, dan lamanya kerja sedikit banyaknya akan berpengaruh
terhadap sikap kerja para pegawai. Pegawai yang mendapatkan kompensasi
dan dihargai. Lain dari pada itu, adanya perbedaan jumlah kompensasi serta
pemberlakukan pemotongan jumlah kompensasi (insentif) berdasarkan hasil
dari ketidaktaatan pegawai terhadap peraturan yang berlaku pun sering kali
menjadi sumber ketidakpuasan pegawai.
Oleh karena itu sudah jelas bahwa setiap pegawai memiliki kepuasan
kerja yang tidak sama, namun dalam penelitian ini pengukuran kepuasan kerja
bersifat umum yang dialami oleh semua pegawai di Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berhubungan dengan faktor
psikologis, faktor sosial, faktor fisik dan faktor finansial. Menurut Moh. As’ad
(2004: 115) kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti,
faktor psikologis yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai meliputi minat,
bakat, keterampilan kerja dan sikap kerja; faktor sosial berhubungan dengan
interaksi sosial antara sesama pegawai dengan atasan maupun antara pegawai
yang berbeda jenis dan unit kerjanya; faktor fisik berhubungan dengan kondisi
fisik lingkungan pekerjaan dan pegawai yang meliputi jenis pekerjaan, waktu
kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu dan lain-lain;
dan faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan dan kesejahteraan
pegawai.
Salah satu yang tidak dapat dihindari bahwa kepuasan kerja pegawai
negeri di lapangan dirasakan belum optimal, ini terbukti dari hasil pengamatan
yang dilakukan penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan
(Februari, 2013) di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat, menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai masih
kurang, salah satunya dapat dilihat dari sikap para pegawai terhadap
pekerjaannya, seperti: Pertama, masih adanya pegawai yang kurang
bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam mengerjakan tugasnya
dengan menunda-nunda pekerjaannya, sehingga mengakibatkan penumpukan
pekerjaan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi dan hasilnya
tidak maksimal. Kedua, masih adanya pegawai yang kurang disiplin dalam
yang jarang mengikuti apel pagi. Ketiga, masih adanya pegawai yang kurang
memiliki kompetensi kerja di bidangnya, seperti ketika ada suatu permasalahan
yang datang dari luar tetapi membutuhkan wewenang mereka, mereka
cenderung tidak bisa memutuskan tindakan yang tepat, sehingga sering terjadi
salah informasi bagi pihak yang membutuhkan penanganannya. Dan keempat,
masih adanya pegawai yang tidak mematuhi peraturan, seperti merokok di
ruang kerja. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas para pegawai lainnya
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa pemberian kompensasi
akan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sutisna (2003) didapatkan hasil
bahwa kontribusi pemberian kompensasi mempengaruhi kepuasan kerja
pegawai dengan nilai korelasi 0,96. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
kontribusi pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kompensasi memiliki
kontribusi yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja pegawai.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh M. Iqbal Zahrah (2011) dengan
diperoleh hasil bahwa pemberian kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas pegawai. Hal ini berarti jika kompensasi yang
diberikan sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai, maka
pegawai akan memiliki loyalitas yang tinggi. Dengan adanya loyalitas yang
tinggi dapat menunjukkan bahwa pegawai tersebut memiliki tingkat kepuasan
kerja yang tinggi.
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh
Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Sebuah lembaga sebagai bentuk dari organisasi, memerlukan sumber
sebagai salah satu bidang yang berada di lembaga Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat memiliki tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan
kebijakan teknis dan fasilitasi pendidikan dasar, tentunya harus memiliki
pegawai dengan kepuasan kerja yang tinggi untuk memenuhi tugas pokok
tersebut. Namun, lembaga akan menemui kendala saat kepuasan kerja
pegawainya menurun yang berakibat kepada penurunan produktivitas kerja
pegawai. Untuk itu, lembaga harus mencari cara untuk meningkatkan kepuasan
kerja pegawai, yaitu dengan cara memberikan kompensasi yang sesuai dengan
beban pekerjaan dan tanggung jawab pegawai.
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, perumusan masalah bisa
diuraikan kedalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
2. Bagaimana Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
3. Seberapa besar pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja
Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan ke
dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
yang jelas mengenai Pengaruh Pemberian Kompensasi terhadap Kepuasan
Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Barat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh
a. Pemberian Kompensasi di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
b. Kepuasan Kerja Pegawai di lingkungan Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
c. Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai
di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
D.Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, diharapkan
melalui penelitian ini dapat memperoleh banyak manfaat. Beberapa manfaat
yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini diantaranya:
1. Segi Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
informasi bagi pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya
dalam kajian bidang Manajemen Sumber Daya Manusia mengenai
Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai.
2. Segi Kontekstual
a. Lembaga yang diteliti Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat: hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan kontribusi yang bermanfaat bagi
pengembangan dan kemajuan lembaga.
b. Peneliti : hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya mengenai Pengaruh
Pemberian Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini,
penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan
5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang
masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
Bab II menguraikan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran dan
hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi pengertian dan fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia, teori yang sedang dikaji yaitu konsep dasar
kompensasi dan kepuasan kerja, dan kedudukan masalah penelitian dalam
bidang ilmu yang diteliti. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang
ditempuh dalam merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis
antar variabel penelitian, setelah hubungan variabel tersebut didukung oleh
teori yang dirujuk barulah hipotesis dapat dirumuskan. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metodelogi penelitian yang
terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,
teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab IV terdiri dari dua bagian yaitu hasil penelitian dan pembahasan.
Bagian pertama, peneliti akan menguraikan hasil perhitungan yang diperoleh
melalui pengumpulan data/angket terhadap indikator-indikator variabel
penelitian. Sedangkan untuk bagian kedua, peneliti akan menyajikan
penafsiran, pembahasan hasil penelitian, dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian.
BAB V menguraikan mengenai kesimpulan dan saran. Bab ini berisi
mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak yang
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Dr. Radjiman No. 6
Bandung 40171.
2. Populasi
Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data.
Data yang diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti atau untuk menjawab
hipotesis dan mengambil kesimpulan. Sugiyono (2011: 80) menyatakan
bahwa: ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2010: 173) menyatakan
bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan
penjelasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek-objek dan benda-benda alam yang
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek itu.
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi
populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
bekerja di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Seksi Jumlah Populasi
1. Seksi Pembinaan TK-SD 17
2. Seksi Pembinaan SMP 12
3. Seksi Pembinaan SSN-SBI 9
JUMLAH 38
Sumber: Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
3. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dengan menggunakan cara tertentu sehingga sumber data
tersebut dapat mewakili seluruh populasi secara keseluruhan. Sejalan
dengan pendapat dari Sugiyono (2011: 81) yang mengatakan bahwa,
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Jumlah sampel akan sangat bergantung pada berapa banyak jumlah populasi.
Sedangkan menurut Akdon (2008: 98) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti”.
Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan
mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari
populasi. Sugiyono (2011: 86) berpendapat bahwa: “Makin besar jumlah
sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Pengambilan sampel
penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel
yang benar-benar representatif. Artinya sampel yang diambil benar-benar
dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan
sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan
karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang dari 100
orang, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 86) bahwa: “Jumlah anggota
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan
jumlah anggota populasi itu sendiri”. Sejalan dengan pendapatnya
Surakhmad (1998: 100) bahwa: “Sampel yang jumlahnya sebesar jumlah
populasi sering disebut sampel total”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka sampel dalam penelitian ini
mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel
sebanyak 38 orang Pegawai Negeri Sipil yang berada di Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287)
merupakan “Rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan”. Desain
penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Nana
Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menguraikan desain penelitian tersebut
secara rinci, yaitu:
- Data apa yang akan dikumpulkan,
- Darimana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dan
- Dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana langkah-langkah pengumpulan datanya.
Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 287) menyebutkan “Dalam setiap
komponen dan langkah kegiatan, diberi penjelasan singkat disertai rumusan
sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara/teknik
tersebut”. Selain itu Suharsimi Arikunto (2006: 23) membagi langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
- Memilih masalah
- Studi pendahuluan
- Merumuskan masalah
- Merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis
- Memilih pendekatan
- Menentukan dan menyusun instrumen
- Mengumpulkan data
- Analisis data
- Menarik kesimpulan
- Menyusun laporan
Adapun menurut Nasution (2009: 23) menjelaskan bahwa ”Desain
penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis
data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan
penelitian itu.” Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu
kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Desain penelitian ini memberikan deskripsi atau gambaran agar
memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga jelas apa yang
menjadi fokus penelitiannya. Desain penelitian ini memaparkan populasi,
metodologi yang digunakan, jumlah sampel, prosedur pengumpulan data, cara
menganalisis data, kesimpulan dan lain sebagainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai di Bidang
Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Fokus penelitian
mengenai pemberian kompensasi meliputi gaji, insentif berbasis kinerja
(IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi, dan tunjangan pelayanan.
Sedangkan kepuasan kerja pegawai berfokus pada faktor psikologis, faktor
fisik, faktor sosial, dan faktor finansial.
Penelitian dilaksanakan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Radjiman No. 6 Bandung. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil di Bidang Pendidikan
Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 38 pegawai.
Untuk pengambilan sampel, digunakan teknik sampel total dimana semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran
data dengan menggunakan instrumen angket tertutup. Analisis data dilakukan
setelah seluruh data terkumpul.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menggunakan desain
survey. Nasution (2009: 250) mengemukakan bahwa: “Desain survey
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya
besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.” Untuk
pengumpulan data, peneliti menggunakan angket atau disebut juga kuesioner.
Setelah data diperoleh, maka peneliti dapat menguji kebenaran hipotesis.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau pun teknik yang
dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta
menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan
penelitian. Menurut Surakhmad (1998: 31), ”Metode merupakan cara utama
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, untuk mendukung serta mempertajam teori yang
relevan ditunjang oleh studi kepustakaan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 86) menyatakakan bahwa:
”Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji
permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
perhitungan-perhitungan statistik. Lebih lanjut Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai
metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara
kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap
sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa
buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga
teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalm mengkaji
permasalahan penelitian.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu konsep yang digunakan oleh peneliti
dalam menggunakan istilah-istilah dalam penelitian. Sebagaimana dijelaskan
Komaruddin (1994: 29) bahwa “Definisi operasional adalah pengertian yang
lengkap tentang satu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri
utama variabel itu”.
Berdasarkan hasil penelusuran dan pengkajian konsep-konsep atau
teori-teori yang relevan dan berhubungan dengan variabel-variabel yang
diteliti, peneliti akan menjelaskan definisi operasional setiap variabel
penelitian sebagai berikut:
1. Pemberian Kompensasi
Pemberian kompensasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah balas jasa baik berupa uang maupun bukan uang seperti gaji,
insentif, tunjangan pelengkap, bonus/komisi dan tunjangan pelayanan
yang diberikan kepada pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat atas jasa yang telah mereka berikan
2. Kepuasan Kerja Pegawai
Kepuasan kerja pegawai yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah suatu sikap dan rasa seorang pekerja dalam menjalankan
pekerjaannya yang didukung oleh faktor psikologis, faktor sosial, faktor
fisik dan faktor finansial sebagai indikatornya dalam mendukung
tercapainya tujuan suatu lembaga.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengemukakan bahwa,
“Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.
Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang
variasi karakteristik variable secara obektif”.
Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus
mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 134)
bahwa: “Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan
instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
akurat, efisien dan komunikatif.”
Penyusunan instrumen penelitian dari tiap-tiap variabel dituangkan ke
Tabel 3.2
Kesesuaian gaji yang
diterima 3 - 4
Insentif
(Insentif Berbasis Kinerja
/IBK/TPP)
Kesesuaian dengan
perilaku kerja 5
Kesesuaian dengan
tingkat kehadiran 6
Ketepatan waktu dalam
bekerja 7
tunjangan keluarga 10%
dari gaji pokok
Penerimaan uang lembur 16
Ketentuan penerimaan
uang lembur 17
Variabel Indikator Sub Indikator No. Item
tunjangan pangan yang
diterima10 kg beras
19
Penerimaan pelayanan
kesehatan 20
Penggunaan ASKES 21 – 22
Penggunaan Taperum 23
Kesediaan pemotongan
gaji untuk Taspen 24 – 25
Ketepatan waktu dalam
penerimaan taspen 26
Faktor Fisik Kondisi fisik lingkungan
pekerjaan
Ada beberapa jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian
penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 134)
menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen
menurut Sugiyono (2011: 135) dengan menggunakan skala Likert yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skala Penskoran Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
Variabel X Variabel Y
Selalu (SL) Selalu (SL) 5
Sering (SR) Sering (SR) 4
Kadang-kadang (KD) Kadang-kadang (KD) 3
Jarang (JR) Jarang (JR) 2
Tidak Pernah (TP) Tidak Pernah (TP) 1
Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dalam bentuk
cheklist, dimana responden memberi tanda () sesuai dengan pendapatnya
pada alternatif jawaban yang telah tersedia. Instrumen ini digunakan sebagai
alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket, karena angket
digunakan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah
dari responden yang jumlahnya cukup banyak. (Instrumen penelitian
terlampir).
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilakukan
melalui uji coba angket. Uji coba angket dilakukan sebelum kegiatan
pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan. Peneliti melakukan pengujian
validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk
pengumpulan data yang layak adalah yang telah memenuhi syarat valid dan
reliabel. Seperi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 122) mengemukakan
bahwa: “Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel”.
Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket),
sebelumnya peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket)
kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden
yang ada dalam penelitian sesungguhnya.
Pada penelitian ini, kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 10
orang pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Setelah
data uji coba angket terkumpul, dilakukan analisis untuk menguji validitas
dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan
suatu instrumen. Ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:
168) yang menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.
Lebih lanjut Sugiyono (2011: 173) menyatakan bahwa:
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Adapun pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment (Riduwan dan
Akdon, 2010: 124) sebagai berikut:
a. Menggunakan rumus Pearson Product Moment
Keterangan:
= Koefisien Korelasi
= Jumlah responden
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item)
= Jumlah perkalian X dan Y
b. Selanjutnya hasil koefisien korelasi tersebut dihitung dengan Uji
Signifikansi, dengan rumus berikut:
Keterangan:
= Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi
= Jumlah sampel
Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel
t). Kaidah pengujian:
Jika ≥ , maka artinya valid dan
≤ , maka artinya tidak valid
c. Selanjutnya yaitu mencari ttabel.
Jika diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n - 2, 10 – 2 = 8) dengan uji satu pihak (one tail lest)
maka diperoleh ttabel = 1,860.
d. Mengkonsultasikan thitung dengan ttabel
Setelah diketahui nilai kemudian dibandingkan dengan
nilai . Kesimpulannya jika nilai > maka butir soal
dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai < maka butir soal
dinyatakan tidak valid. Berdasarkan perhitungan dengan rumus
√
tersebut juga dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007, diperoleh
nilai untuk setiap itemnya sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel X (Pemberian Kompensasi)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja Pegawai)
No. rhitung thitung ttabel Keputusan
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006: 178).
Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode Alpha, yakni metode mencari reliabilitas internal
dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran
Keterangan:
= Nilai Reliabilitas
= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total
= Jumlah item
Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen
didasarkan pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika > berarti Reliabel dan
2) Jika < berarti Tidak Reliabel
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha
sebagai berikut:
Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan:
Langkah 2: Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
S1+S2+S3….Sn = Varians item ke-1,2,3….n
Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:
Keterangan:
Langkah 4: Masukan nilai Alpha dengan rumus:
Berdasarkan perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan
langkah-langkah di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Distribusi Data Kesimpulan
thitung ttabel
Variabel X
(Pemberian Kompensasi) 0,956 0,660 Reliabel
Variabel Y
(Kepuasan Kerja Pegawai) 1,041 0,660 Reliabel
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa variabel X r11 = 0,956 ini
dikonsultasikan dengan nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10
- 1 = 9, signifikasi 5%, maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena
r11 = 0,956 lebih besar dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis
dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Kemudian untuk variabel Y r11 = 1,041 ini dikonsultasikan dengan
nilai Tabel Product Moment dengan dk = N-1 = 10 - 1 = 9, signifikasi 5%,
maka diperoleh r tabel = 0,660. Kesimpulan: karena r11 = 1,041 lebih besar
dari r tabel = 0,660, maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha
adalah Reliabel.
Keterangan:
r11 > r tabel = Reliabel
r11 < r tabel = Tidak Reliabel
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam melakukan
penelitian, dimana peneliti mencoba memperoleh data yang diperlukan untuk
penelitian. Ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 308) yang
menyatakan bahwa:
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dan diperlukan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner (angket).
Kuesioner merupakan seperangkat pertanyaan tertutup maupun terbuka yang
diberikan secara langsung maupun dikirim kepada responden untuk
memperoleh informasi yang ia ketahui. Sejalan dengan pendapat Suharsimi
Arikunto (2006: 151) yang mengungkapkan bahwa: “kuesioner merupakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui”. Selain itu, Sugiyono (2011: 199) menyatakan bahwa:
pengumpulan yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Lebih lanjut Suharsimi Arikunto (2006: 225) menjelaskan prosedur
dalam penyusunan kuesioner adalah:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Peneliti memilih menggunakan angket sebagai teknik
pengumpulan data didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan
yang tentunya dapat membantu dalam pengumpulan data. Pertimbangan
tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 152) yang
menyatakan bahwa pengunaan angket memiliki keuntungan:
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya
masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Meskipun demikian, penggunaan angket dalam penelitian juga
memiliki kelemahan. Suharsimi Arikunto (2006: 152) menyatakan bahwa:
a. Responden sering kali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
b. Sering sukar dicari validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawab yang tidak betul atau tidak jujur. d. Sering tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut
penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20% (Anderson).
H. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan penelitian yang dilakukan setelah
semua data terkumpul dari responden atau sumber data lainnya. Menurut
Sugiyono (2011:207) menerangkan bahwa,
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data menggunakan
perhitungan statistik. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data,
peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic
17.0 for windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Seleksi Data
Proses seleksi data ini dilakukan setelah data terkumpul dari
responden. Seleksi data dilakukan dengan memilih/menyortir data dengan
sedemikian rupa agar data yang didapatkan adalah data yang layak dipakai
dan dapat diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul
dapat menjawab permasalahan penelitian.
2. Klasifikasi Data
Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya
adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai
dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada
setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data
responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi
3. Hasil Pengolahan Data
a. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden dari
Masing-masing Variabel dengan Rumus Weighted Means Scored
(WMS)
Perhitungan dengan teknik ini dimaksudkan untuk menentukan
kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah
ditentukan. Adapun rumus dari WMS adalah sebagai berikut:
Keterangan:
̅ = Rata-rata skor responden
x = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden
n = Jumlah responden
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dengan
menggunakan rumus WMS ini adalah :
1) Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.
3) Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung
dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
4) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing
kolom.
5) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban.
Tabel 3.7
Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
4,01 – 5,00 Sangat Baik Selalu (SL) Selalu (SL)
Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variabel X Variabel Y
3,01 – 4,00
b. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan
menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data
parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian
menggunakan bantuan program SPSS 17.0. Dasar pengambilan
keputusan teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik
Liliefors (Wijaya, 2000: 42) dengan hipotesis pengujian sebagai
berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah
sebagai berikut:
(1) Tetapkan taraf signifikansi uji misalnya α = 0.05
(2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
(3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal
(4) Jika signifikansi yang diperoleh < α , maka sampel bukan berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
c. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah seelesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan
menguji hipotesis untuk menganaliss data yang sesuai dengan
permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis
1) Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X (Pemberian Kompensasi) dan variabel
Y (Kepuasan Kerja Pegawai). Ukuran yang digunakan untuk
mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah statistik
non parametrik, yaitu teknik korelasi Korelasi Spearman Rank. Hal
ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang
tidak normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini menggunakan
bantuan program komputer yaitu SPSS 17,0. Dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Mengajukan hipotesis, yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi
terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan
Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Ha : Terdapat pengaruh antara Pemberian Kompensasi
terhadap Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan
Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
b) Pengambilan Keputusan
Sugiyono&Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila
signifikasi di bawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥ 0,05 maka Ho
diterima artinya tidak terdapat pengaruh antara pemberian
kompensasi dengan kepuasan kerja pegawai, dan jika nilai
signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya
terdapat pengaruh antara pemberian kompensasi dengan
kepuasan kerja pegawai.
c) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien
korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien
Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
2) Uji Signifikansi
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011: 278), hipotesis
penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistik sebagai
berikut :
Ha : ryx ≠ 0
Ho : ryx = 0
Adapun hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai
berikut :
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberian kompensasi terhadap kepuasan kerja
pegawai
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian
kompensasi terhadap kepuasan kerja pegawai
Pengambilan keputusan :
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
b) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan
3) Uji Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan
atau kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan
rumus koefisien diterminan seperti yang dikemukakan Riduwan
dan Akdon (2010: 124):
Keterangan:
KP = Nilai koefisien determinan
111
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada Bab V ini akan diuraikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
pengolahan data yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu, penulis memberikan
beberapa rekomendasi pada lembaga dan pegawai di Bidang Pendidikan Dasar
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi kesimpulan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pemberian kompensasi yang dilakukan di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat termasuk kategori baik yang menunjukkan
bahwa lembaga telah memberikan kompensasi berupa gaji, insentif
(Insentif Berbasis Kinerja/IBK/TPP), tunjangan pelengkap, bonus/komisi,
dan tunjangan pelayanan kepada para pegawai sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
2. Kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Jawa Barat termasuk kategori baik pula, hal ini tercermin dari faktor-faktor
seperti, faktor psikologis, faktor sosial, faktor fisik, dan faktor finansial,
dimana faktor-faktor tersebut telah terpenuhi dengan baik sehingga
kepuasan kerja pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Jawa Barat dapat tercapai.
3. Begitu juga terhadap pengaruh antara pemberian kompensasi terhadap
kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh yang signifikan, hal ini
menginterpretasikan bahwa keterkaitan antara pemberian kompensasi dan
kepuasan kerja pegawai termasuk ke dalam kategori sangat kuat.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa
1. Pemberian Kompensasi di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel X
(pemberian kompensasi) pada sub indikator penerimaan uang lembur dari
indikator bonus/komisi memiliki nilai rata-rata terendah. Oleh karena itu,
sebaiknya lembaga lebih memperhatikan kondisi kerja dan kesehatan kerja
PNS dengan memberikan uang lembur bagi PNS sesuai dengan jam
lemburnya. Selain itu, lembaga juga sebaiknya lebih mengacu terhadap
peraturan terkait pemberian uang lembur guna menunjang peningkatkan
kesejahteraan PNS itu sendiri.
Dengan adanya penghargaan dari lembaga berupa uang lembur,
sebaiknya para PNS pun lebih termotivasi untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, para
pegawai pun harus lebih cermat dalam memilih pelaksanaan lembur,
dimana perintah lembur harus sesuai dengan instruksi atasan langsung
dengan adanya surat perintah kerja lembur.
2. Kepuasan Kerja Pegawai di Bidang Pendidikan Dasar Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh untuk variabel Y
(kepuasan kerja pegawai) pada sub indikator jaminan sosial dari indikator
faktor finansial memiliki nilai rata-rata terendah, dalam hal ini penggunaan
ASKES. Oleh karena itu, sebaiknya lembaga lebih meningkatkan
penggunaan jaminan sosial lainnya dengan bersedia berkoordinasi dengan
perusahaan jaminan sosial swasta untuk memenuhi kebutuhan PNS yang
belum terpenuhi oleh ASKES, sehingga kepuasan kerja pegawai akan