• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DENGAN MEDIA GAMBAR ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DENGAN MEDIA GAMBAR ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUME"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DENGAN MEDIA GAMBAR ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh YANI SURYANI

1010315

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS SUMEDANG

(2)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU DENGAN MEDIA GAMBAR ALAT KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN CIBENDA KECAMATAN CIMANGGUNG

KABUPATEN SUMEDANG Oleh

YANI SURYANI 1010315

DisetujuidandisahkanOleh :

Penguji I,

DiahGusrayani, M.Pd.

NIP. 197808222005012003

Penguji II,

Drs.H.DedeTatangSunarya, M.Pd.

NIP. 195702251985031002

Penguji III,

Drs. H. DadangKurnia, M.Pd.

NIP. 195605021981111001

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Kelas UPI KampusSumedang

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penerapan

Model Kooperatif Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Dengan Media Gambar Alat Komunikasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang adalah benar-benar karya saya

sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya. Apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,

(4)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan IPS ... 11

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

3. Teknik-Teknik Pembelajaran Kooperatif ... 20

D. Teknik Dua Tinggal Dua Tamu ... 22

(5)

x

2. Langkah-langkah Pembelajaran Teknik Dua Tinggal

Dua Tamu ... 23

E. Pembelajaran IPS Tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi dengan Menerapkan Model Kooperatif Teknik Dua Tinggal Dua Tamu dengan Media Gambar Alat Komunikasi ... 23

F. Hasil Belajar ... 24

G. Perkembangan Teknologi Komunikasi ... 25

H. Hasil Temuan yang Relevan ... 28

4. Format Penilaian Hasil Belajar Siswa ... 37

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 37

1. Teknik Pengolahan Data Proses ... 37

2. Teknik Pengolahan Data Hasil ... 37

3. Analisis Data ... 39

G. Validasi Data ... 40

(6)

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 57

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 64

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 66

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 70

1. Paparan Pendapat Siswa ... 70

2. Paparan Pendapat Guru ... 71

D. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 87

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Hasil Penilaian Awal Pembelajaran IPS Tentang Teknologi

Komunikasi di Kelas IV SDN Cibenda ... 4

Tabel 3.2 Penetapan KKM ... 38

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Awal Pembelajaran IPS Tentang Teknologi Komunikasi di Kelas IV SDN Cibenda ... 43

Tabel 4.4 Data Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 48

Tabel 4.5 Data Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ... 49

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus I Pembelajaran IPS Tentang Teknologi Komunikasi di Kelas IV SDN Cibenda ... 51

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Data Awal dengan Siklus I ... 52

Tabel 4.8 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 53

Tabel 4.9 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I ... 54

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Siklus I ... 56

Tabel 4.11 Data Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 61

Tabel 4.12 Data Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 62

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I dengan Siklus II ... 63

Tabel 4.14 Hasil Penilaian Siklus II Pembelajaran IPS Tentang Teknologi Komunikasi di Kelas IV SDN Cibenda ... 65

Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dengan Siklus II ... 66

Tabel 4.16 Analisis Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 67

Tabel 4.17 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 68

Tabel 4.18 Rangkuman Hasil Siklus II ... 69

Tabel 4.19 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Setiap Siklus... 76

Tabel 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Setiap Siklus ... 76

Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus ... 77

Tabel 4.22 Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas dan Persentase Ketuntasan ... 79

(8)

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Halaman

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ... 33

Grafik 4.1 Kinerja Guru pada Setiap Siklus ... 76

Grafik 4.2 Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Setiap Siklus ... 77

Grafik 4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Setiap Siklus ... 78

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 87

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 92

Lampiran 3 Contoh Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 98

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 100

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 105

Lampiran 6 Contoh Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 111

Lampiran 7 Lembar Observasi Kinerja Guru ... 113

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Sisa pada Pembelajaran ... 117

Lampiran 9 Format Penilaian Hasil Tes Pembelajaran IPS Tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi ... 119

Lampiran 10 Pedoman Wawancara untuk Guru ... 120

Lampiran 11 Hasil Wawancara dengan Guru ... 121

Lampiran 12 Pedoman Wawancara untuk Siswa ... 122

Lampiran 13 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 123

Lampiran 14 Format Catatan Lapangan ... 126

Lampiran 15 Hasil Catatan Lapangan Siklus I dan II ... 127

Lampiran 16 Dokumentasi ... 130

Lampiran 17 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing ... 133

Lampiran 18 Surat Izin Penelitian ... 134

Lampiran 19 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 135

Lampiran 20 Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 136

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial, humaniora,

dan ilmu lainnya bahkan agama untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Melalui mata pembelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut. Melalui mata pelajaran IPS diharapkan para siswa dapat terbina menjadi warga negara yang baik.

Untuk dapat mengajarkan IPS dengan baik maka seyogianya guru memperhatikan kemauan, dorongan, minat, potensi, dan kemampuan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan metode atau model pembelajaran yang efektif dan efesien. Metode atau model dikatakan efektif apabila menghasilkan sesuatu yang diharapkan.

Bahan ajar juga merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan suatu proses pembelajaran. Guru sebagai pengembang kurikulum harus pandai, cermat dan tepat dalam menyajikan bahan ajar. Bahan ajar harus disajikan semenarik mungkin melalui model, strategi dan model yang tepat bervariasi dan menyenangkan serta sesuai dengan karakteristik siswa.

(11)

2

media dapat mempertinggi proses belajar siswa dapat dilihat dari manfaat media itu sendiri.

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (Kusumah, 2007) adalah:

a. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata-katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).

b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

c. dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.

d. dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah. Sedangkan menurut Sudjana dkk (2007: 2) antara lain:

a. pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

c. metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak akan kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d. siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sangatlah penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pentingnya alat atau media dalam meningkatkan mutu keberhasilan proses pembelajaran, guru dituntut untuk menguasai keterampilan memilih,

mengembangkan dan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.

(12)

Selain guru bingung dalam menentukan media pembelajaran, guru juga bingung dalam menetukan metode pembelajaran. Hal ini dikarenakan cakupan materi IPS sangat luas, sehingga meskipun prinsip pembelajaran IPS menggunakan pendekatan spiral yaitu dimulai dari yang dekat hingga yang global

belum dapat menjamin keberhasilan belajar. Kenyataan dilapangan bahwa mata pelajaran IPS tidak terlalu diminati oleh siswa dibandingkan pembelajaran

matematika ataupun yang lainnya, sehingga siswa jenuh, motivasi rendah, suasana belajar pasif, pemahaman imajinasi tumpul, begitu juga dalam menghadapi pelajaran tidak antusias, akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Berdasarkan hasil observasi peneliti pada penelitian tanggal 24 Mei 2012 di kelas IV SDN Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, pada proses hasil pembelajaran dalam materi perkembangan teknologi komunikasi. Peneliti melihat beberapa hal penting yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran terlihat kegiatan pembelajaran kurang bermakna dimana guru sebagai penyampai materi hanya menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi tidak optimal dan siswa sulit memahami pembelajaran tersebut. Kesulitan tersebut terlihat dari aktivitas siswa yang hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas yang disuruh guru saja serta guru tidak menghadirkan media dalam pembelajaran. Adapun hasil belajar yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Cibenda yang

(13)

4

Tabel 1.1

(14)

Keterangan : KKM = 60

Jika siswa mendapat nilai ≥ 60 dikatakan tuntas

Jika siswa mendapat nilai < 60 dikatakan belum tuntas

Dari hasil penilaian yang telah dilakukan, hanya 9 siswa atau 34 % yang dikatakan tuntas menurut KKM dan sisanya 16 siswa atau 64 % dikatakan belum

tuntas.

Hasil belajar yang telah dipaparkan sebelumnya di sebabkan oleh proses pembelajaran yang tidak optimal, hal ini dapat dilihat dari kinerja guru dalam proses pembelajaran sebagai penyampai materi perkembangan teknologi komunikasi. Disini guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja sehingga siswa jenuh, motivasi kurang dan kurang antusias dalam menggahadapi pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru bingung dalam menentukan metode pembelajaran. Sebagimana dikemukakan Nugroho (Balkis :

2002) bahwa “salah satu kendala yang dihadapi guru untuk menghasilkan metode

atau model pembelajaran IPS yang efektif ialah bahwa guru berhadapan dengan

materi IPS yang cakupannya sangat kompleks”.

Hal ini dapat menyulitkan guru untuk menstruktur materi secara cermat berdasarkan isi dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran, karena luasnya cakupan materi pembelajaran IPS yang harus dihapal siswa ini dapat

mengakibatkan pikiran anak melayang-layang ketika guru menerangkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti akan mencoba untuk

(15)

6

Dari paparan tersebut, peneliti mengambil judul “Penerapan Model Kooperatif Teknik Dua Tinggal Dua Tamu dengan Media Gambar Alat Komunikasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN Cibenda

Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang”.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan data awal hasil belajar siswa tentang

perkembangan teknologi komunikasi di kelas IV SDN Cibenda, ditemukan permasalahan. Permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang perkembangan teknologi komunikasi pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Cibenda?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang perkembangan teknologi komunikasi pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Cibenda?

c. Bagaimana hasil penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang perkembangan teknologi komunikasi pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Cibenda?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran mengenai perkembangan teknologi komunikasi di kelas IV SDN Cibenda, maka

diterapkanlah model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi untuk memperbaiki hasil belajar siswa.

(16)

sama lain dan saling bertukar informasi antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Sebagaimana yang diungkapkan Kagan (dalam Lie, 2005:

61) bahwa “Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. Adapun

pelaksanaan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu menurut Kagan (dalam Lie, 2005: 62) sebagai berikut :

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain.

c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

Sedangkan alasan menggunakan media gambar alat komunikasi adalah untuk membantu siswa dalam memahami dan menganalisis perbedaan alat komunikasi masa lalu dan sekarang.

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran dalam menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dalam pembelajaran perkembangan alat komunikasi di kelas IV SDN Cibenda kecamatan cimanggung kabupaten sumedang adalah sebagai berikut:

a. Guru menyiapkan media pembelajaran;

b. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang akan diajarkan; c. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari

empat orang;

d. Guru membagikan LKS yang berupa gambar alat komunikasi;

e. Siswa bekerja sama dalam kelompok tentang LKS yang berupa gambar alat komunikasi;

f. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain;

(17)

8

h. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain;

i. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka; j. Setiap kelompok membacakan hasil kerjanya di depan kelas;

k. Guru melakukan evaluasi;

l. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Model pembelajaran kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa akan menjadi lebih aktif, siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan saling berbagi informasi dengan kelompok yang lainnya serta materi pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Dengan demikian, penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi diyakini dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV SDN Cibenda.

Adapun target hasil yang ingin dicapai yaitu 80 % artinya jumlah siswa yang tuntas sudah menjacapai 80 % maka hasil belajar siswa tentang materi perkembangan teknologi komunikasi pada siswa kelas IV SDN Cibenda dianggap sudah tuntas.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk : a. Mengetahui bagaimana perencanaan penerapan model kooperatif teknik dua

tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi tentang perkembangan teknologi komunikasi pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Cibenda.

(18)

c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cibenda pada mata pelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi guru, bagi siswa, sekolah dan peneliti itu sendiri. Adapun manfaatnya yaitu :

a. Manfaat bagi peneliti

Dapat dijadikan pengalaman yang berharga dalam perjalanan peneliti untuk meningkatkan kualitas mengajar serta menambah wawasan dan

pengetahuan tentang penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dalam pembelajaran IPS tentang

perkembangan teknologi komunikasi. b. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar IPS dan meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.

c. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan guru dan menambah arternatif guru terhadap permasalahan perkembangan teknologi komunikasi. d. Manfaat bagi sekolah

Memberikan kontribusi tentang penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sekolah tersebut.

D. Batasan Istilah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka definisi operasionalnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu adalah teknik yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan

(19)

10

2. Media gambar adalah suatu alat pembelajaran yang berupa gambar yang berupa visual dan universal. (Rahadi, 2003: 9)

3. Teknologi adalah hasil karya manusia sebagai buah pikiran, dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya. (Sutrisno, dkk, 2009: 133)

4. Teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras (hardwere) dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat mengadakan penelitian ini adalah SDN Cibenda yang terletak di Dusun Cibenda Desa Cikahuripan Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.

Adapun pertimbangan memilih SDN Cibenda adalah karena penulis sudah cukup hapal dengan karakteristik sekolah dan siswanya serta adanya kesediaan untuk bekerjasama dari kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan, selain itu karena SDN Cibenda memerlukan pengembangan model pembelajaran yang akan meningkatkan prestasi kinerja guru dan aktivitas siswa khususnya pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan optimal.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, dimulai pada bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013 (Jadwal terlampir).

B.Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cibenda Tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Latar belakang kehidupan sosial ekonomi orang tua siswa, rata-rata menengah kebawah dan sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani.Selain itu tingkat kemampuan siswa kelas IV SDN Cibenda tergolong masih rendah, sehingga memerlukan upaya untuk meningkatkannya.

(21)

31

belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi masih rendah dan dari segi aktivitas siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut memerlukan suatu solusi agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup. Sehingga dengan penelitian ini diharapkan hasil belajar dan

aktivitas siswa kelas IV SDN Cibenda akan meningkat.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berhasil atau tidaknya suatu penelitian ditentukan oleh ketepatan metode yang digunakan.Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif.Digunakannya metode penelitian ini karena metode ini memberikan gambaran tentang perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar.Arikunto (2008: 58) menjelaskan bahwa:

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas, sehingga lebih berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) maupun output kelas (hasil belajar).

Sejalan dengan Arikunto, Kasbolah (1998: 13) menerangkan bahwa

”Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam

bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas”. Dengan demikian penelitian tindakan

kelas merupakan kegiatan langsung yang berhubungan dengan tugas seorang guru di lapangan, dengan tujuan memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran yang telah ada sebelumnya.

Berkenaan dengan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, maka pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif,

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2004: 3) mendefinisikannya sebagai ”prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan menurut Creswell

(22)

yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi

metodologi yang berbeda”.

Dasar pertimbangan digunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (2004: 5) adalah sebagai

berikut:

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Lebih lanjut Moleong (2004: 6) menyatakan ”Data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya

penerapan metode kualitatif”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang

dilakukan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Wariaatmadja, 2005: 66). Didalam desainnya Kemmis dan Taggart menggunakan sistem spiral, yang dimulai perencanaan (plan), tindakan (action), observasi (observe), dan refleksi (reflect).

Sebelum melakukan tindakan, pertama-tama membuat perencanaan

tindakan yang akan dilakukan. Setelah rencana tersusun dengan matang barulah tindakan itu dilakukan. Selanjutnya observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas

siswa selama tindakan dilakukan. Kemudian menganalisis dan merefleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Jika refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

(23)

33

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

D.Prosedur Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang harus dilalui dalam penelitian ini sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas yang digunakan seperti pada gambar 3.1 yaitu:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan peneliti.

Adapun langkah-langkah perencanaannya, yaitu:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN Cibenda dan guru kelas IV untuk mengadakan penelitian.

b. Permintaan kesediaan salah satu guru (teman sejawat) untuk dijadikan mitra peneliti.

(24)

d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan untuk proses pembelajaran.

e. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Awal

1) Guru dan siswa membaca do’a. 2) Guru mengecek kehadiran siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memberikan pertanyaan tentang perkembangan teknologi komunikasi

b. Kegiatan Inti

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang perkembangan komunikasi 2) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah

siswa.

3) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok

4) Siswa bekerja sama dalam kelompok tentang LKS yang berupa gambar alat komunikasi.

5) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan

kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.

6) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja

dan informasi ke tamu mereka.

7) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

8) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka 9) Setiap kelompok membacakan hasil kerjanya di depan kelas. 10) Guru melakukan evaluasi.

c. Kegiatan Akhir

(25)

35

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan, untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang diperoleh di lapangan.

Dengan kegiatan observasi ini dapat diperoleh data-data selama proses pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dengan menggunakan media

gambar alat komunikasi melalui model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu berlangsung. Sehingga dapat diperoleh gambaran proses pembelajaran dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap ini merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat pelaksanaan tindakan.Sehingga data yang tercatat maupun yang tidak tercatat tetapi sempat terekam oleh peneliti dapat dianalisis dan dapat diketahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tersebut telah berhasil ataun tidak.Hasil dari refleksi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh selama proses tindakan.

b. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian.

(26)

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat pengumpul data berupa sebuah format

yang berisi indikator-indikator.Adapun lembar observasi yang dipakai adalah lembar observasi guru dalam kegiatan pembelajaran dan lembar observasi

aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung (Format observasi terlampir).

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data yang diungkapkan secara lisan.Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dari guru dan siswa yang menjadi sumber data.

Wawancara itu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas.Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan kepada siswa dengan mengajukan sejumlah pertanyaan dan jawabannya telah dipersiapkan agar siswa bisa memilih, namun sangat terbuka bagi perluasan jawabannya.Sedangkan wawancara bebas pada hakikatnya peneliti hanya mengajukan sejumlah pertanyaan atau pertanyaan yang mengundang jawaban atau komentar siswa secara bebas.Bentuk wawancara yang

dipilih adalah bentuk wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu.(Format pedoman wawancara

terlampir).

3. Catatan Lapangan

(27)

37

4. Format Penilaian Hasil Belajar Siswa

Format penilaian adalah alat penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil dari kemampuan siswa dalam pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi secara tertulis.Format penilaian ini bertujuan untuk

mengukur penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.Untuk mengisi format penilaian ini dilakukan tes

tertulis secara individual.(Format penilaian terlampir).

F. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Pengolahan data dimulai setelah data terkumpul dari alat pengumpul data seperti pedoman wawancara, lembar observasi, catatan lapangan dan hasil tes tertulis kemudian diolah dan dianalisis serta dimaknai dan disimpulkan.

Dalam pengolahan data proses (kegiatan guru dan aktivitas siswa) dengan mengolah data yang terkumpul dalam instrumen (lembar observasi) kemudian disesuaikan dengan indikator atau aspek yang diamati dan menginterpretasikan dengan rentang skala yang telah ditentukan. Aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa secara kelompok ada tiga aspek yaitu keaktifan, kerjasama dan demokratis. Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi adalah 3 dengan skor idealnya 9. Proses tersebut bisa menyimpulkan seberapa jauh peningkatan aktivitas siswa.

Sedangkan dalam kinerja guru ada 15 kegiatan dengan masing-masing kegiatan memiliki skor tertinggi 3 dengan skor ideal adalah 45. Dalam

penilaiannya dibagi menjadi 3 kategori yaitu B (baik) dengan skornya 35 - 45, C (cukup) dengan skor 25 - 34 dan K (kurang) dengan skor 15 - 24.

2. Teknik Pengolahan Data Hasil

(28)

Tabel 3.2

2.3.Mengenal Perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya.

Menjelaskan pengertian teknologi dengan

benar. √ √ √

6 66

Mengidentifikasi perkembangan teknologi

komunikasi masa lalu dan sekarang. √ √ √

5 56

Membandingkan perbedaan teknologi komunikasi masa lalu dan sekarang dengan benar.

√ √ √ 5 56

Menceritakan pengalaman menggunakan

teknologi komunikasi √ √ √ 6 66

Deskriptor Kompleksitas

a. Guru memahami dengan benar kompetensi yang harus dibelajarkan pada peserta didik.

b. Guru kreatif dan inovatif dengan metode pembelajaran yang bervariasi. c. Guru menguasai pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang yang diajarkan. Daya Dukung

a. Sarana pendidikan sesuai dengan tuntutan kompetensi b. Prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan kompetensi c. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah

Intake

a. Peserta didik mempunyai kemampuan penalaran tinggi. b. Peserta didik yang cakap/ terampil menerapkan konsep.

(29)

39

Kriteria Penilaian untuk Daya Dukung dan Intake 3 (Baik) = Jika ketiga indikator dilaksanakan 2 (Cukup) = Jika hanya dua indikator dilaksankan

1 (Kurang) = Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan

Kriteria Penilaian untuk Kompleksitas

3 (Kurang) = Jika hanya satu indikator yang dilaksanakan

2 (Cukup) = Jika hanya dua indikator dilaksankan 1 (Baik) = Jika ketiga indikator dilaksanakan

Nilai KKM =

Maka Nilai KKM = 61 dibulatkan menjadi 60

Keterangan :

Jika siswa mendapat nilai ≥ 60 dikatakan tuntas Jika siswa mendapat nilai <60 dikatakan belum tuntas

Dari hasil kegiatan ini kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana yang masih belum dicapai oleh setiap individu, dan peneliti dapat menentukan tindakan untuk pertemuan selanjutnya dengan menitikberatkan pada aspek yang belum tercapai secara optimal.

3. Analisis Data

Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian tindakan

kelas dengan metode kualitatif. Sugiyono (2005: 88) menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(30)

Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan dengan jumlah yang cukup banyak perlu dicatat lebih teliti dan terperinci, karena itu diperlukan analisis data melalui reduksi data yang merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

penting yang kemudian dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah dalam proses

pengumpulan data selanjutnya.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Kegiatan ini dilakukan supaya data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan yang mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, dan hubungan antar katagori.

Langkah terakhir dakam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini yang mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

G.Validasi Data

Kegiatan validasi data yaitu menetapkan keabsahan (trustworthiness) data dengan teknik pemeriksaan untuk menghasilkan data yang valid (tepat) sehingga data yang dilaporkan peneliti sesuai dengan data sesungguhnya yang terjadi di

lapangan.

Teknik validasi yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

pendapat Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2005 : 168-171) yaitu sebagai berikut : 1. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kebenaran hipotesis dan analisis yang

timbul dengan membandingkan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain atau yang hadir menyaksikan penelitian tindakan kelas. Selain itu, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dan wawancara, dengan cara mencari informasi dari guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

2. Member Check adalah cara untuk mencari keabsahan data terhadap kebenaran

(31)

41

mengkonfirmasikan kepada subjek penelitian maupun sumber lain yang kompeten. Dalam proses ini, informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas IV (empat). Cara yang dilakukan dalam member check ini adalah

memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh dan hasil wawancara dari narasumber. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah

keterangan-keterangan atau informasi ini sifatnya tetap atau berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

3. Expert Opinion, yaitu mengecek kesahihan hasil temuan peneliti kepada pakar

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini kesimpulan dan saran yang diperoleh berdasarkan temuan di lapangan selama pelaksanaan penerapan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkembangan teknologi komunikasi serta untuk meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran ini terdiri dari dua siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Perencanaan

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi

pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi berjalan dengan baik. Adapun paparannya sebagai berikut.

a. Membuat rancangan tindakan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi.

b. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan dijadikan pedoman bagi siswa dalam diskusi.

c. Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran.

(33)

82

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatik teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dimulai dengan guru menjelaskan materi

yang akan dipelajari. Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan LKS yang ada dimasing-masing kelompok. Lalu dua orag siswa

bertamu dan dua orang lagi tinggal, setelah selesai bertamu siswa kembali ke kelompoknya masing-masing untuk melaporkan hasil dari bertamunya. Lalu siswa mengerjakan soal secara perorangan.

a. Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Adapun berdasarkan hasil observasi kinerja guru terdapat peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I, guru melaksanakan 13 aspek yang memperoleh skor 3 pada setiap aspeknya atau 86,7% dari 15 aspek yang ditetapkan dengan skor 43 dan mendapat kriteria Baik (B). Pada siklus II, guru telah melaksanakan 14 aspek yang memperoleh skor 3 pada setiap aspeknya atau 93,3% dari 15 aspek yang ditetapkan dengan skor 44 dan mendapat kriteria Baik (B).

b. Aktivitas Siswa

Pelaksanaan pembelajaran dalam menerapkan model kooperatif teknik dua

tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi berjalan dengan baik dan terbukti siswa kelas IV SDN Cibenda sangat antusias, senang, dan termotivasi sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

(34)

3. Hasil

Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi terlihat dari bertambahnya siswa

yang dinyatakan tuntas pada setiap siklus. Adapun peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan siswa yang dinyatakan tuntas adalah sebagai berikut.

Pada data awal, siswa yang dinyatakan tuntas hanya berjumlah 9 orang siswa atau 36%, sedangkan 16 orang siswa atau 64% dinyatakan belum tuntas. Pada siklus I, siswa yang dinyatakan tuntas telah bertambah 7 orang menjadi 16 orang atau 64% dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 9 orang atau 36%. Pada siklus II, siswa yang dinyatakan tuntas bertambah lagi 7 orang menjadi 23 orang atau 92%, dan siswa yang dinyatakan belum tuntas sebanyak 2 orang atau 8%. Siswa yang dinyatakan belum tundas diberikan bimbingan dan diserahkan kepada wali kelas IV SDN Cibenda untuk diberi perhatian khusus, terutama pada pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi komunikasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dalam rangka memperbaiki proses dan hasil belajar siswa pada pembelajaran perkembangan teknologi komunikasi dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar

alat komunikasi, ada beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, antara lain.

1. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam mengemas pembelajaran yang akan disampaikan sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran.

b. Hendaknya guru selalu menumbuhkan motivasi siswa agar pembelajaran dapat menarik perhatian siswa.

(35)

84

2. Bagi Siswa

a. Diharapkan siswa mampu bersikap aktif dan kreatif serta mampu berpikir logis dalam mengikuti pembelajaran.

b. Hendaknya siswa harus lebih memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan,

tidak hanya dengan belajar di sekolah tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan mampu memberikan dukungan yang maksimal dalam hal meningkatkan kualitas pembelajaran, pengadaan fasilitas pembelajaran, peningkatan profesionalisme guru, dan kebijakan sekolah yang memungkinkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian, khususnya bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan model yang sama, ataupun media yang sama.

b. Sebaiknya peneliti lain yang melakukan penelitian dengan menerapkan model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi dapat menggunakan sumber referensi yang lebih banyak sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

teknik dua tinggal dua tamu dengan media gambar alat komunikasi ini lebih sempurna.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas.(2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Depdiknas.(2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)

Nomor 22 Tahun2006 Tentang Tujuan Pembelajaran IPS di Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

http://ppg-pgsd.blogspot.com.Pengertian Hasil Belajar. Diakses pada tanggal, 03 November 2012

Kasbolah, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusumah, W. (2007).Media Pembelajaran.[Online]. Tersedia: http://wijayalabs.blogspot.com/2007/11/media-pembelajaran.html [28 Juni 2012]

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning

diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Masruroh, Wila Binti. (2009). Meningkatkan hasil belajar tentang perkembangan

teknologi produksi, komunikasi dan transportasi melalui model pembelajaran kooperatif jigsaw pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Tulungrejo 03 Kecamatan Gandusari.[Online].Tersedia

:http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=40799 [04 Juli 2012].

Maryanah, N. (2005). Efektivitas Media Komik dengan Media Gambar dalam

Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Perhubungan dan Pengangkutan (Studi Eksperimen pada Siswa kelas II SMPN I Pegandon KabupatenKendal).[Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect /skripsi/archives/HASH01b2/0a21b10d.dir/doc.pdf. [2 Oktober 2012].

Moleong, L J. (2004).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rahardi, Aristo. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

(37)

86

Sapriya.(2009). Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sapriya, et al. (2008).Konsep Dasar IPS. Bandung : UPI Press

Sintawati.(2010). Pengertian Teknologi Komunikasi.[Online].Tersedia :http://opr3kkomd4.wordpress.com/2010/03/03/pengertian-teknologi-komunikasi/.[23 Oktober 2012].

Sudjana.N. dkk.(2007). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharsa, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay

Two Stray Dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Tokoh Sejarah Pada Masa Hindu, Budha, danIslam di Kelas V SD Negeri Cidempet Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang.PGSD UPI.Sumedang : tidak diterbitkan.

Sutrisno.B. dkk.(2009). Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sutardi, D. dkk. (2007). Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS.

Sintawati.(2010). Pengertian Teknologi Komunikasi.[Online].Tersedia :http://opr3kkomd4.wordpress.com/2010/03/03/pengertian-teknologi-komunikasi/.[23 Oktober 2012].

Soemantri, S. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim PLPG. (2009). Materi dan Metodologi Bahasa Indonesia SD/MI.Bandung : UPI.

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart  ...............................
Tabel 1.1 Hasil Penilaian Awal Pembelajaran IPS Tentang Teknologi Komunikasi
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)
gambar alat komunikasi melalui model kooperatif teknik dua tinggal dua tamu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada kondisi yang tidak menentu, saya berani menjalankan usaha ini secara terus

Mosix load balancing mechanism is based on three components, load information dissemination, process migration, and memory information dissemination.. In the

Sebagaimana hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa ekstrak daun ketapang ( Terminalia catappa ) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk

Jadi, berdasarkan teori ini, kurikulum PERMATA menekankan bahawa perkembangan kognitif kanak-kanak pada peringkat ini bukan pada penguasaan mereka terhadap

Ensiklopedi adalah suatu sebuah referensi yang berisikan artikel-artikel dari berbagai macam sumber seperti : ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, tokoh-tokoh dunia,

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang

Abstract  The main purpose of this article is to do approximations graphically and mathematically the four-parameter generalized log-logistic distribution, denoted

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suplementasi ekstrak daun pepaya dan kunyit terhadap kecernaan bahan kering (KcBK), bahan organik (KcBO) dan populasi