• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PEMAHAMAN MATERI PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PEMAHAMAN MATERI PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP PEMAHAMAN

MATERI PEMBELAJARAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET

( Studi Eksperimen Di SMP Negeri 1 Sumedang )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

DIANI SARTIKA

0800176

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Pemahaman Materi Pembelajaran dalam Permainan Bolabasket

(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Sumedang)

Pembimbing : 1. Drs. Sucipto, M.kes, AIFO 2. Dr. Dian Budiana, M.pd

Diani Sartika 2013

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan taktis terhadap pemahaman materi pembelajaran dalam permainan bolabasket.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan design penelitian menggunakan pretest-posttest control grup design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sumedang, sedangkan sampelnya adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bolabasket sebanyak 20 orang. Instrument penelitian yang di gunakan adalah soal tentang pemahaman materi pembelajaran bolabasket, sedangkan teknik analis data yang digunakan uji kesamaan rata-rata dengan uji t.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh thitung 15,95 dan

ttabel sebesar 1,83. Dikarenakan thitung > ttabel (15,95 > 1,83), maka Ho ditolak yang

artinya bahwa pendekatan taktis memberikan pengaruh terhadap pemahaman materi pembelajaran dalam permainan bolabasket.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa penerapan pendekatan taktis berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran dalam permainan bolabasket. Oleh karena itu penulis merekomendasikan pendekatan taktis sebagai salah satu alternative untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi pembelajaran dalam permainan bolabasket.

(3)

ABSTRAK

Tactical Approach Toward Understanding the Effect of Learning Materials in Basketball Games.

(Experimental studies in SMP Negeri 1 Sumedang)

Preceptor : 1. Drs. Sucipto, M.kes, AIFO 2. Dr. Dian Budiana, M.pd

Diani Sartika 2013

Purpose of this study was to determine the effect of the application of a

tactical approach to the understanding of instructional material in the game of

basketball.

The research method used was experimental, to design studies using

pretest-posttest control group design. The population in this study were all

students of SMP Negeri 1 Sumedang, while the sample is students who attend

extracurricular basketball as many as 20 people. Research instrument that is used

is a matter of understanding the lessons basketball, while the engineering test data

analysts who use an average similarity with the t test.

Based on the processing and analysis of data obtained by ttabel tcount

15.95 and 1.83. Due thitung> TTable (15.95> 1.83), then Ho is rejected, which

means that a tactical approach to give effect to the understanding of instructional

material in the basketball game.

The conclusion from this study is that the implementation of a tactical

approach affects students' understanding of the learning material in a basketball

game. Therefore, the authors recommend a tactical approach as one alternative to

improve students' understanding of the learning material in a basketball game.

(4)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ………...

B. Rumusan Masalah ………...……...

C. Tujuan Penelitian ………...

D. Manfaat Penelitian ………..……….…...

E. Batasan Penelitian………..………...

F. Definisi Operasional ………...

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoretis...

1. Hakikat Pendidikan Jasmani...

2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran...

3. Pendekatan Taktis ...

4. Kemampuan Pemahaman ………

5. Hubungan Antara Pendekatan Taktis Terhadap Pemahaman Materi

(5)

6. Permainan Bolabasket...

a. Karakteristik Permainan Bolabasket ...

b. Teknik Dasar Permainan Bolabasket ...

c. Keterampilan Bermain Bolabasket ...

B. Kerangka Berpikir...

C. Hipotesis ...

BAB III METODELOGI PENELITIAN………....

A. Metode Penelitian ………...

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………...

C. Desain Penelitian ………...

D. Waktu dan Tempat Penelitian ………

E. Instrumen Penelitian...…...

F. Langkah-langkah Penelitian ………...

G. Teknik Analisis Data ...……...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA…………...

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………...

(6)

………..

A. Kesimpulan ………...

B. Saran-saran ………...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

78

78

(7)

DAFTAR TABEL

Cakupan Ranah dari Penjas (Mahendra, Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani, 2009 : 23 ) ...

Masalah Taktis, Gerak, dan Keterampilan-Keterampilan dalam

Bolabasket ………...

Level Tingkat Kompleksitas Taktik untuk Bolabasket ………

Desain Penelitian

Pretest-post test Control Group Design ...

Kisi-kisi angket penelitian tes pengetahuan mengenai pemahan

bermain bolabasket ……….

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen ………...

Hasil Penghitungan Reliabilitas Instrumen ………

Interpretasi koefisien korelasi ……….

Langkah-langkah Penelitian ...

Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata ( x ) dan Simpangan Baku (s) ...

Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... .

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ...

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1

2

3

4

5

6

7

RPP Pendekatan Taktis dan Pendekatan Teknis

Kisi – Kisi Soal Pemahaman dan Soal Pemahaman

- Data Pre Test Taktis dan Pre Test Teknis

- Data Post Test Taktis dan Post Test Teknis

- Data Peningkatan taktis dan teknis

- Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku

- Perhitungan Pengujian Normalitas (Lilifors)

- Perhitungan Pengujian Homogenitas

- Pengujian Signifikansi (Hipotesis Penelitian)

- Grafik Uji Rata-Rata Satu Pihak

- Tabel Distribusi Z (Normal Baku)

- Tabel Distribusi t-Student

- Tabel Nilai Kritis Distribusi dengan Tingkat

Signifikansi 5%, α = 0,05

- Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi

- Surat Izin Penelitian

- Surat Keterangan Penelitian

Dokumentasi Foto Penelitian

(9)
(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar,

atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket

cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

antar sekolah. Di sekolah pun permainan bolabasket ini termasuk ke dalam salah

satu bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang terdapat dalam kurikulum

pendidikan nasional .

Sesuai definisi bolabasket menurut peraturan permainan bolabasket pasal 1

(PB. PERBASI,1999) dalam Sucipto , dkk (2010:23) bahwa :

Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan/ didribble ke segala arah, sesuai dengan peraturan.

Bolabasket memliki gerakan yang lengkap, seperti gerakan kaki pada saat

berlari dan gerakan tangan pada saat menggiring bola, mengumpan bola,

menangkap dan menembak bola ke keranjang lawan.

Permainan bolabasket selain akan mengembangkan kegiatan bermain para

siswa, juga di dalam permainan itu sendiri terdapat nilai-nilai untuk

mengembangkan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, permainan

bolabasket dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan aspek fisik, mental

(11)

Kadir (1992) dalam Sucipto, dkk (2010:46) bahwa: “penjas bukan hanya

mengembangkan aspek fisik saja, melainkan akan mengembangkan aspek

kognitif, emosi, mental, sosial, moral dan estetika”. Tujuan yang ingin dicapai

bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif”. Maka,

dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi

pendidikan antara guru dengan siswa melalui aktifitas jasmani untuk mencapai

tujuan tertentu yang tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi

juga pada sikap dan nilai-nilai.

Permainan bolabasket merupakan olahraga beregu baik beregu putra maupun

beregu putri yang membutuhkan kerja sama yang baik dalam regu tersebut. Kerja

sama tersebut dapat dilakukan melalui penggunaan taktik dan strategi dengan cara

mengoper bola dari satu pemain ke pemain lainnya, tiap regunya berusaha

memasukkan bola kedalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan

memasukkan bola untuk membuat angka atau skor, dan mengumpulkan nilai

terbanyak dianggap meraih kemenangan dalam suatu pertandingan.

Dalam permainan bolabasket setiap pemain harus memiliki keterampilan

teknik dasar dan dituntut kerja sama tim dalam bermain. Jika seseorang dapat

menguasai teknik dasar dengan baik, maka akan memudahkan perkembangan

teknik berikutnya yang lebih variatif. Oleh karena itu, pembelajaran penjas

khususnya dalam pembelajaran permainan bolabasket harus dikemas sedemikian

rupa agar memberikan kesenangan kepada siswa sehingga siswa sangat antusias

dalam mempelajarinya, karena ciri khas dari pendidikan jasmani salah satu

(12)

Dalam konteks dunia pendidikan hendaknya proses pembelajaran permainan

bolabasket harus didukung oleh adanya model-model pembelajaran yang

dirancang dan dikondisikan mengarah kepada penguasaan gerak secara

menyeluruh. Namun demikian, untuk mengkondisikan hal tersebut perlu

mengkaji berbagai variabel misalnya karakteristik gerak siswa, jumlah siswa,

sarana dan prasarana yang tersedia, waktu pelajaran yang disediakan, serta

model-model pembelajaran yang sesuai dan mendukung terhadap variabel-variabel

tersebut.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Sucipto, dkk

(2010:53), hasil belajar pendidikan jasmani harus diwujudkan dalam bentuk

kompetensi siswa. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi yang

diharapkan tercapai oleh pembelajaran permainan bolabasket, secara spesifik

diwujudkan dalam bentuk indikator keberhasilan sebagai berikut:

1. Melempar dan menangkap bola baik sambil diam maupun bergerak 2. Memantul-mantulkan /mendrible bola baik sambil diam maupun bergerak 3. Melakukan tembakan dalam rangka mencetak skor

4. Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan

5. Melakukan permaianan bolabasket dengan peraturan yang dimodifikasi.

Indikator-indikator inilah yang harus menjadi pedoman guru pendidikan

jasmani dan olahraga dalam melaksanakan pembelajaran permainan bolabasket.

Indikator keberhasilan belajar tersebut tidak cukup dapat dicapai oleh permaian

bolabasket itu sendiri, namun menuntut pula kecerdasan guru dalam menerapkan

berbagai pendekatan, gaya mengajar, metode mengajar yang tepat; termasuk daya

(13)

Di SMP Negeri 1 Sumedang masih banyak terdapat siswa yang belum

memahami permaian bolabasket, disebabkan karena pengajaran pendidikan

jasmani disekolah masih menganut sistem pendekatan teknis (tradisional), yang

menekankan pengajaran pada penguasaaan keterampilan atau teknik dasar suatu

cabang olahraga.

Hal ini disampaikan oleh Subroto (2001:6) “pendekatan tradisional untuk

mengajarkan permainan menekankan pada penguasaan keterampilan teknik dasar,

penguasaan unsur-unsur dasar secara terpisah baru permainan sesungguhnya”.

Dari hasil akhir pengajaran yang bersifat teknis (tradisonal) , diharapkan bisa

terjawab pertanyaan tentang, bagaimana cara melakukan teknik dasar dengan

baik. Misalnya, instruksi dalam pengajaran permainan bola basket dalam

mengembangkan kemampuan siswa dalam hal mengoper, mendribel, menembak,

selalu akan terpusat pada pembelajaran yang berkaitan dengan teknik dasar

tertentu.

Meskipun penggunaan pendekatan teknis memang bisa meningkatkan

pengusaan teknik siswa, tetapi kekurangannya adalah bahwa keterampilan teknik

dasar, diajarkan kepada siswa sebelum mampu memahami keterkaitan, atau

relevansi teknik-teknik dasar tersebut dengan penerapannya didalam permainan

bola basket yang sebenarnya. Dengan kata lain , siswa memang terampil dalam

melakukan setiap teknik dasar , tetapi kalau sudah bermain, ketrampilan itu tidak

dapat dimanfaatkan atau digunakan dengan sebaik-baiknya.

Untuk beberapa siswa, pendekatan teknis dalam mengajarkan permaian tidak

(14)

siswa akan merasa jenuh dan bosan karena tidak diselingi dengan permainan yang

sesungguhnya.

Saat ini pembelajaran pendidikan jasmani di SMP mendapatkan alokasi

waktu 2 x 40 menit dalam seminggu. Namun pada kenyataan di lapangan tidaklah

sesuai dengan yang direncanakan (80 menit), mengingat persiapan anak di awal

pertemuan 5-10 menit dan pada akhir pertemuan 10 menit untuk persiapan

pelajaran berikutnya, praktis waktu efektif yang terpakai 60-65 menit, maka

dengan waktu yang sedikit itu perlu perencanaan pembelajaran yang benar-benar

baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dengan alokasi waktu yang sedikit jelas bahwa pemahaman permainan

bolabasket siswa itu kurang, jika dalam pembelajaran masih menggunakan

pendekatan teknis yang lebih menekankan pada penguasaan keterampilan teknik

dasar dan kurangnya kesempatan bermain siswa untuk menerapkan teknik dasar

itu sendiri dalam permainan yang sesungguhnya. Serta pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan teknis belum bisa mencapai indikator-indikator dalam

kurikulum KTSP itu sendiri dan kurangnya unsur kesenangan dalam pembelajaran

sehinggga siswa kurang antusias dalam belajar.

Untuk itu dengan waktu yang sedikit guru harus bisa memberikan materi

secara menyeluruh, guru juga harus pintar memilih penggunaan penerapan materi

pembelajaran dengan pendekatan yang bisa meningkatkan pemahaman

permainan bola basket.

Pada aktivitas belajar pendidikan jasmani, khususnya permainan bolabasket

(15)

bagi anak-anak merupakan salah satu kegiatan dalam upaya menyalurkan segala

potensi yang ada pada diri masing-masing anak, baik untuk kebutuhan potensi

yang ada pada diri masing-masing siswa.

Materi pembelajaran permainan bolabasket yang diberikan oleh seorang guru

pendidikan jasmani sebaiknya berupa aktivitas bermain, karena dengan bermain

siswa tidak merasa jenuh sehingga siswa tersebut diharapkan dapat melaksanakan

tugas yang diberikan oleh guru secara sungguh-sungguh dengan gerakan-gerakan

yang benar. Oleh karena itu, siswa harus diberikan kesempatan bermain untuk

mengembangkan minat dan potensi yang ada pada diri siswa tersebut, sehingga

guru dituntut untuk menerapkan model-model pembelajaran yang mengarah

kepada aktivitas permainan. Begitu pula perhatian terhadap pemahaman materi

pembelajaran perlu lebih diarahkan agar proses pembelajaran tidak membosankan,

sehingga informasi dan intruksi yang diberikan guru untuk melaksanakan

tugas-tugas gerak menjadi lebih bermakna, yang pada akhirnya akan berdampak pula

terhadap kemampuan dan nilai akhir hasil belajar permainan bola basket secara

keselurulah menjadi lebih memuaskan.

Agar proses pembelajaran permainan bolabasket memberikan hasil yang

positif pada siswa, kendala-kendala di atas perlu dipecahkan dan dipelajari

alternatif perbaikannya. Salah satu diantaranya melalui pengembangan berbagai

pendekatan dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah

pengembangan pendekatan pembelajaran taktis.

Pembelajaran melalui pendekatan taktis dapat mendukung pada keinginan

(16)

sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam bermain.

Selain itu juga melalui pendekatan taktis pada permainan bolabasket,

bentuk-bentuk pembelajarannya disiasati melalui kegiatan bolabasket secara langsung dan

menyeluruh. Artinya siswa belajar teknik dasar permainan bolabasket

dilaksanakan memalui bentuk bermain secara langsung memalui pola-pola

permainan yang akhirnya bertumpu kepada pemahaman situasi permainan yang

sesungguhnya. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep

bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi

dalam permainan. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Griffin, Mitchell, dan Oslin

(1997) dalam Sucipto, dkk (2010:50) bahwa : “Pendekatan taktis adalah sesuatu

proses yang terencana untuk menyempurnakan penampilan permainan yang

didalamnya terkandung penggabungan unsur kesadaran taktis dan pelaksanaan

keahlian”.

Seperti yang disampaikan Sobroto (2001 :1) pendekatan taktis mendorong

siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah ini pada

hakekatnya berkenaan dengan penerapan keterampilan teknik dalam situasi

permainan.

Selain itu dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan taktis dapat

memberikan dampak yang positif terhadap siswa. Menurut Subroto (2001:18),

menjelasjan bahwa:

 Melalui pendekatan latihan yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa meningkat.

(17)

 Memperdalam pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan mengalihkan pemahaman secara lebih efektif dan penampilan dalam satu permainan ke dalam permainan lainnya.

Prinsip pendekatan pembelajaran taktis adalah menyadarkan siswa terhadap

situasi permainan yang sebenarnya, sehingga dapat memecahkan berbagai

permasalahan yang terjadi pada saat permainan itu berlangsung dengan

menerapkan teknik yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Strategi yang

digunakan dalam pendekatan taktis adalah “drill-game-drill”. Pembelajaran

dimulai dengan permainan yang sesuai dengan kemampuan siswa, kalau sudah

berjalan dengan baik, maka dilanjutkan dengan level/tingkatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan penjelasan mengenai pendekatan taktis diatas diharapkan

pemahaman permainan bolabasket siswa akan bertambah. Untuk itu penulis

tertarik untuk meneliti tentang penyajian materi pembelajaran dengan

menggunakan penerapan pendekatan taktis pada permainan bolabasket.

Pendekatan pengajaran yang bersifat teknis tidak lagi sesuai untuk diterapkan

disekolah-sekolah. Pendekatan yang bersifat teknik tersebut, terbukti tidak

merangsang keterlibatan siswa secara penuh dalam pembelajaran permainan

bolabasket sehingga pemahaman dalam permainan bolabasket pun masih kurang .

Untuk itu penulis mencoba meneliti tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap

pemahaman materi pembelajaran dalam permainan bolabasket kelas VII SMP

(18)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan taktis

terhadap pemahaman materi pembelajaran dalam permainan bolabasket pada

kelas VII SMP Negeri 1 Sumedang.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan; Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan pendekatan

taktis terhadap pemahaman materi pembelajaran dalam permainan bolabasket

kelas VII SMP Negeri 1 Sumedang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan taktis terhadap pemahaman

materi pembelajaran dalam permainan bolabasket di SMP N 1 Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis:

a. Dapat memberikan wawasan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan

terutama pengembangan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran

bolabasket di sekolah.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum

(19)

c. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan

pemahaman materi pembelajaran khususnya pembelajaran bolabasket.

d. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan

Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Menengah Pertama.

2. Manfaat Praktis:

a. Dapat dijadikan bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat menjadi

masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan

terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani terutama di

sekolah yang bersangkutan.

b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam

menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan penerepan

pendekatan taktis terhadap pemahaman materi pembelajaran permainan

Bolabasket.

c. Sebagai rambu–rambu dan panutan dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar permaianan bolabasket di Sekolah Menengah Pertama.

d. Menjadi masukan kepada guru pendidikan jasmani dalam kaitannya

dengan pelaksanaan pembelajaran seperti penentuan metode pembelajaran,

penilaian pembelajaran, penanggulangan masalah dalam pembelajaran

serta penciptaan iklim pembelajaran yang lainnya.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran agar tidak menyimpang dari

permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah penulis uraikan

(20)

1. Masalah penelitian yang penulis lakukan adalah apakah pengaruh

pendekatan taktis terhadap pemahaman materi pembelajaran dalam

permainan bolabasket kelas kelas VII SMP N 1 Sumedang?

2. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran permainan bolabasket mata

pelajaran pendidikan jasmani.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran

menggunakan pendekatan taktis.

4. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa pada materi

pembelajaran permainan bolabasket.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 1 Sumedang,

sedangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang

mengikuti ekstrakulikuler bolabasket SMP N 1 Sumedang adalah sejumlah

20 orang.

6. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling sistematis.

7. penelitian ini dilakukan pada kegiatan ekstrakulikuler permainan

bolabasket.

8. Lokasi penelitian adalah SMP N 1 Sumedang.

9. Metode penelitian ini adalah eksperimen.

10.Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes teori pemahaman

bermain bolabasket yang berupa soal pemahaman materi pembelajaran

(21)

F. Definisi Operasional

1. Pembelajaran

Belajar adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses

dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa

menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. (http://id.wikipedia.

org/wiki/Belajar)

Menurut kamus besar Indonesia (1988:502), artinya pembelajaran adalah

proses, perbuatan, cara belajar. Dalam penelitian ini yang di maksud dengan

pembelajaran adalah proses pemberian materi yang melibatkan terjadinya

interaksi antara pengajar dengan peserta didik untuk pencapaian tujuan

pendidikan.

2. Pendekatan taktis

Griffin, Mitchell, dan Oslin (1997) dalam Sucipto, dkk (2010:50):

“Pendekatan taktis adalah sesuatu proses yang terencana untuk

menyempurnakan penampilan permainan yang didalamnya terkandung

penggabungan unsur kesadaran taktis dan pelaksanaan keahlian”.

Prinsip pendekatan pembelajaran taktis adalah menyadarkan siswa

terhadap situasi permainan yang sebenarnya, sehingga dapat memecahkan

berbagai permasalahan yang terjadi pada saat permainan itu berlangsung

dengan menerapkan teknik yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Strategi

yang digunakan dalam pendekatan taktis adalah “drill-game-drill”.

(22)

siswa, kalau sudah berjalan dengan baik, maka dilanjutkan dengan

level/tingkatan yang lebih tinggi.

Seperti yang disampaikan Sobroto (2001 :1) pendekatan taktis

mendorong siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan.

Masalah ini pada hakekatnya berkenaan dengan penerapan keterampilan

teknik dalam situasi permainan.

Secara singkat jelas bahwa pendekatan taktis merupakan pendekatan

yang menekankan pada aktivitas bermain. Dalam situasi bermain inilah

kemampuan yang dimiliki siswa akan terdorong untuk ditampilkan secara

menyeluruh.

3. Pemahaman Bermain Bolabasket

a. Pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:707) adalah

merupakan proses psikologi yang berhubungan dengan suatu konsep,

memberikan reaksi yang tepat terhadap suatu obyek.

Dalam hal ini pemahaman dapat diartikan sebagai proses

pembelajaran yang diikuti hasil belajar sesuai dengan tujuan-tujuan

pembelajaran. Suharsimi (2009 : 118) menyatakan bahwa:

pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsep”. (http://pengertian5. blogspot.com/2012/07/pengertian-belajar.html)

b. Bolabasket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim

(23)

mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola

basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang

olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil.

Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar,

sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar

bola tersebut. (id.wikipedia.org/wiki/bola_basket).

Definisi bolabasket menurut peraturan permainan bolabasket pasal 1

(PB. PERBASI,1999) dalam Sucipto , dkk (2010:23) bahwa :

Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain. Tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan/ didribble ke segala arah, sesuai dengan peraturan.

Dalam kontek penelitian ini yang dimaksud dengan pemahaman materi

pembelajaran permainan bolabasket adalah memahami materi pembelajaran

permainan bolabasket dengan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya serta

(24)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian

eksperimen. Nazir (2005:84) menyatakan “penelitian adalah suatu proses mencari

sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode

ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.” Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat

dikatakan dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat

untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Penggunaan metode penelitian

yang tepat dan sesuai akan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan

yang akan dikaji kebenarannya, metode yang digunakan dalam penelitian

disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian. Hal ini berarti metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data.

Tentang metode penelitan disampaikan oleh Sugiyono (2009:3) yang

menjelaskan, bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga

dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan

(25)

eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati.

Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (2006:03) berpendapat bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Selain Arikunto, Nasution (1987:41) dalam Imandani juga menyatakan

bahwa: “suatu eksperimen selalu dilakukan dalam kondisi dimana satu atau

beberapa variable dapat di kontrol. Kontrol dalam penelitian mempunyai dua arti.

Dengan dimaksud suatu variable atau lebih bersifat tetap sedangkan variable

lainnya bebas”.

Berdasarkan uraian di atas, Tujuan dari penelitian ini adalah adalah untuk

mengetahui dan memperoleh gambaran keterangan tentang pengaruh apakah

pendekatan taktis akan berpengaruh terhadap peningkatan pemahaman siswa dan

siswi dalam materi pembelajaran permainan bolabasket di SMP Negeri 1

(26)

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) bahwa “populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

tarik kesimpulannya. Maka yang menjadi populasi ini adalah siswa SMP N 1

Sumedang yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket.

2. Sampel

Sugiono (2009:118) menyebutkan: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan subyek

(sampel) yang digunakan dalam penelitian yaitu Sampling Purposive sebanyak 20

orang yang rutin mengikuti ekstrakurikuler.

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan

desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan

pretest-posttest control group design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sebagian populasi, desain penelitian

terdiri dari kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja diberi

pembelajaran dengan penerapan pendekatan taktis, disamping itu ada juga

kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi pembelajaran lewat penerapan

(27)

perlakuan atau treatment sesuai kelompok dan pendekatannya. Setelah masa

perlakuan berakhir yaitu sekitar 12 pertemuan maka dilakukan tes akhir atau

post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun,

diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil

perlakuan. Sugiyono (2009:112) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pre-test and Post-test Control Group Design.

Keterangan:

R1 adalah kelompok eksperimen (diberikan perlakuan pendekatan taktis).

R2 adalah kelompok kontrol ( tidak diberikan perlakuan pendekatan taktis)

X1 adalah pembelajaran permainan bolabasket dengan penerapan pendekatan taktis .

O1 dan O3 adalah tes awal atau observasi awal.

O2 dan O4 adalah tes akhir atau observasi akhir

Hasil perlakuan yang ingin diketahuinya adalah pendekatan taktis dapat

menambah pemahaman siswa dalam permainan bola basket.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh pendekatan taktis terhadap pemahaman materi

pembelajaran dalam permainan Bolabasket dilaksanakan pada:

R1 O1 X1 O2

(28)

2. Waktu : 1 januari – 30 januari 2013

3. Intensitas Pertemuan : 3 kali dalam seminggu

4. Jumlah pertemuan : 12 kali pertemuan

Penulis menentukan intensitas pertemuan yang dilakukan tiga kali dalam

seminggu berdasarkan dari Juliantine, dkk (2007: 2.65) “… latihan sebaiknya

dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu”. Sedangkan penentuan lamanya waktu

yang digunakan selama bulan januari (empat minggu) karena merujuk batas waktu

yang sekolah berikan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, diperlukan alat ukur untuk mengumpulkan data dari

sampel penelitian. Sugiyono (2009:148) menyebutkan: “Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Menurut Arikunto

(2010:192), “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode”.

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur data. Dalam pelaksanaan

penelitian ini, kelompok treatment diberikan latihan sebanyak tiga kali dalam

seminggu yaitu pada hari selasa, kamis, dan minggu selama 4 minggu atau dalam

12 kali pertemuan. Adapun rentang waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil

eksperimen (pengaruh dari suatu pembelajaran) yaitu 2-3 minggu untuk hasil yang

menengah dan 8-12 minggu untuk hasil yang maksimal. Dalam hal ini Hebelinck

(1978) dalam permana (2008:57) menjelaskan “The effect of training can be

(29)

menandai syarat pengaruh yang menengah.

Sebagai layaknya dalam penelitian, diperlukan data-data sebagai penunjang

untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitin ini masalah yang

diteliti adalah pengaruh pendekatan taktis terhadap pemahaman materi

pembelajaran dalam permainan bolabasket SMP N 1 Sumedang. Untuk

memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan penulis menggunakan

tes pengetahuan pemahaman bermain sebagai instrumen penelitian yang berupa

angket atau kuisioner. Tes pengetahuan ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan.

Setiap responden diharuskan mengisi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

tersebut sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Dalam hal penyusunan butir-butir pertanyaan didalam soal penulis

merumuskan sendiri pertanyaan-pertanyaan yaitu tentang pemahaman materi

pembelajaran permainan bolabasket. Alasan penulis menggunakan instrumen

pengumpu data berupa angket dikarenakan sebagai berikut :

1. Informasi atau data terkumpul lebih mudah

2. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang

besar yang dijadikan sampel

3. Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi hubungan

dengan peneliti sehingga objektivitas dapat terjamin

Angket atau kuisioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah

disediakan, yang harus diisi atau dijawab oleh responden. Responden dalam

(30)

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia

ketahui”.

Dari penjelasan yang dikemukakan diatas, penulis menyusun butir-butir

pertanyaan secara ringkas, jelas, dan tegas. Untuk memperoleh data tersebut,

terlebih dahulu membuat kisi angket penelitian, sub. Pembahasan dalam

kisi-kisi ini menurut hoedaya (2001 : 31) sebagai berikut :

TABEL 3.2

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN TES PENGETAHUAN MENGENAI PEMAHAMAN BERMAIN BOLABASKET SMP NEGERI 1

SUMEDANG

Variabel Sub. pembahasan Indikator Jumlah

soal

2. Serangan ke basket lawan

(31)

menggunakan

- Menggunakan L-cut dan V-cut untuk

menghindarkan diri dari penjagaan lawan

- Menempatkan posisi badan

- Melakukan dribel untuk mengambil posisi yang lebih baik untuk mengoper

- Mencari ruang yang kosong

(32)

2. Mempertahankan daerah basket

3. Menguasai bola

- Mencegah regu lawan melakukan operan bola, menerima operan, dan , menembak

- Menempati posisi pertahanan selepas tembakan untuk

menguasai bola kembali 4

4

Berdasarkan indikator-indikator tersebut penulis dapat menyusun butir-butir

pertanyaan. Setelah butir-butir pertanyaan disusun, selanjutnya penulis

mengadakan uji coba test sebelum pada penyebaran yang sebenarnya. Selanjutnya

dilakulan pengujian validitas dan reabiliras test.

1. Analisis Validitas Instrument

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen

yang mempunyai validiitas dan reliabilitas tinggi agar instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan

(2000 : 23) bahwa “Suatu tes dikatakan sahih apabila tes itu dapat mengukur apa

yang hendak diukur”.

Analisis validitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

analisis validitas internal Arikunto (1992:136) dengan Langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban

(33)

tertinggi sampai yang terendah dari seiap responden.

4) Menentukan 27% responden yang memperoleh skor tertinggi dan

dimasukan kepada kelompok atas.

5) Menentukan 27% responden yang memperoleh skor terendah dan

dimasukan kepada kelompok bawah.

6) Mencari nilai rata-rata ( ̅) Setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas

maupun kelompok bawah. Rumus yang digunakan dari Sudjana (1992:67),

yaitu sebagai berikut :

̅ ∑

Keterangan :

̅ = Nilai rata-rata

X = Skor yang diperoleh N = Jumlah orang / peristiwa

∑ = Sigma berarti jumlah

7) Mencari simpangan baku (S) tiap buir pertanyaan, baik kelompok atas

maupun kelompok bawah, dengan rumus dari Sudjana (1992:93) dalam

Imandani (2011) yaitu :

(34)

s = Simpangan baku

X = Skor yang dicapai seseorang ̅ = Nilai rata-rata

n = Banyaknya jumlah orang

8) Mencari variansi (s2) melalui rumus :

Keterangan :

s2 = Varians yang dicari X = skor yang diperoleh seseorang

N = jumlah orang

9) Mencari t hitung setiap butir pertanyaan, baik kelompok atas ataupun

kelompok bawah dengan rumus :

t = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ √

Keterangan :

t = nilai hitung yang dicari s21 = Varians kelompok atas

̅1 = rata-rata kelompok atas s22 =Varians kelompok bawah

̅2 = rata-rata kelompok bawah N = jumlah orang

10) Menentukan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan (α) = 0,5atau 95% dan

(35)

hitung lebih besar dari t tabel (1,86), maka butir pertanyaan tersebut valid

artiya butir pertanyaan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Jika

sebaliknya nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (1,86), maka butir

pertanyaan tersebut tidak valid artinya pertanyaan tersebut tidak dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data.

Mengenai hasil penghitungan diperoleh nilai t hitung yang tertera pada tabel 3.4

sebagai berikut :

Table 3.3

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen

No. Soal t Hitung t Tabel (α=0.05,dk=8) Keterangan

(36)

24

pertanyaan setelah dihitung validasi instrumen, maka terdapat 18 butir pertanyaan

(37)

oleh penulis.

2. Analisis Reabilitas Test

Dalam pengujian reliabilitas instrument yang digunakan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan metode tes belah dua (Split Halp Tes). Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membagi butir pertanyan yang valid menjadi dua bagian berdasarkan jumlah

skor ganjil dan skor genap. Kelompok jumlah skor ganjil sebagai variable X

dan jumlah skor genap sebagai variable Y.

b. Mengkorelasikan skor total variable X dengan skor total variable Y dengan

rumus teknik korelasi product moment. Yaitu :

r

xy

=

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

r

xy = koefien korelasi yang dicari

n = jumlah butir pertanyaan

∑XY = jumlah perkalian antara skor X dengn skor Y

∑ X2 = jumlah skor X dikuadratkan

∑ Y2 = jumlah skor Y dikuadratkan

c. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir pertanyaan dengan menggunakan

rumus Spearman-Brwon, yaitu :

(38)

r11 = Reliabilitas Tes

r

1/2 = indeks korelasi antara dua belahan instrument

Tabel 3.4

Penghitungan Reliabilitas Instrumen

No x y x2 y2 x.y

1 13 13 169 169 169

2 14 14 196 196 196

3 12 12 144 144 144

4 13 13 169 169 169

5 13 13 169 169 169

6 13 10 169 100 130

7 14 14 196 196 196

8 15 13 225 169 195

9 14 14 196 196 196

10 10 17 100 289 170

11 11 11 121 121 121

12 15 16 225 256 240

13 15 16 225 256 240

14 14 14 196 196 196

15 15 14 225 196 210

16 12 13 144 169 156

17 11 9 121 81 99

18 11 13 121 169 143

19 13 13 169 169 169

20 14 14 196 196 196

21 12 17 144 289 204

(39)

penghitungan sebagai berikut :

n.∑ xy – (∑x) (∑y) rxy =

√ {n∑x2(∑x)2} {n∑y2 (∑y)2 }

(21x3708) – (274) (283) rxy =

√ {(21x 3620) – (274) 2} {(21x3895)– (283)2}

77868– 77542 rxy =

√ (76020 - 75076) (81795 - 80089)

326 rxy =

√ 944 x 1706 326

rxy =

√ 1610464

326

rxy = = 0,26 1269,04

Selanjutnya mencari reliabilitas seluruh tes perangkat butir pertanyaan

dengan penghitungan sebagai berikut :

2 x

r

xy

r

xy

= 0.26

r11 =

( 1 +

r

xy

)

2 x

0.26

r11 =

(40)

r11 = = 0.413 1.26

Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh r hitung sebesar 0.413 sedangkan

pada r tabel product moment diketahui bahwa n (dalam hal ini yaitu jumlah butir

soal) yang berjumlah 42 dengan harga taraf nyata 0.95 adalah sebesar 0,304 maka

r hitung lebih besar dari r tabel. Hal ini menunjukan bahwa instrument penelitian

ini dapat dipercaya atau reliable.

Untuk menginterpretasikan koefisien korelasi atau nilai r = 0.413 tersebut

Sutrisno (1979:310) dalam Imandani (2011) memberi interpretasi sebagai berikut :

Tabel 3.5

Interpretasi koefisien korelasi

Berdasarkan tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa besarnya koefisien korelasi

atau nilai r = 0,413, bila dikategorikan pada tabel interpretasi koefisiean korelasi

berada di antara kategori Agak randah. oleh karena itu instrument ini dapat

digunakan dalam penelitian.

Besarnya nilai “r” Interpretasi

Antara 0,00 Sangat rendah (tidak berkolarasi)

Antara 0,20 Rendah

Antara 0,40 Agak randah

Antara 0,60 Cukup

(41)

Dalam sebuah penelitian, Langkah-langkah yang ditempuh harus telah

ditetapkan. Itu bertujuan agar penelitian bisa terlaksana sesuai dengan yang

direncanakan. Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam

bentuk yang tertera sebagai berikut:

Tabel 3.6

Langkah-langkah Penelitian

G. Teknik Analisis data

Sugiyono (2010:206), mengungkapkan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN TES AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN:

PENDEKATAN TAKTIS

(42)

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

kesamaan rata-rata dengan uji t . Langkah-langkah pengolahan data tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

x = ∑xi

n

Keterangan:

x : rata-rata suatu kelompok n : jumlah sampel

xi : nilai data

∑xi : jumlah sampel suatu kelompok

2. Mencari Simbangan Baku

S = ∑√

2

Keterangan:

S : simpangan baku yang dicari

n : jumlah sampel

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji kenormalan dengan uji lilifors, dimana prosedur pengujiannya adalah

sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2,.... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan

menggunakan rumus:

Zi =

S X Xi

(43)

kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,...Zn ∑Zi. Jika proporesi ini

dinyatakan S (Zi), maka:

S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi

N

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga

mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut (L0)

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan nilia kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Apabila hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari

data pengamatan L dari daftar tabel, sedangkan dalam hal lainnya

hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas

2 2 2 1 S S

F

Dimana :

2 1

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

(44)

Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat pengaruh atau

tidak mengenai hasil pendekatan taktis terhadap pemahaman materi

pembelajaran dalam permainan bolabasket pada kelas VII SMP Negeri 1

Sumedang pada, pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunaksn

rumus-rumus uji signifikansi sebagai berikut:

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t kesamaan rata-rata 1

pihak, dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : μ1 = 0, pendekatan taktis tidak memberikan pengaruh terhadap

pemahaman materi pembelajan dalam permainan bolabasket.

H : μ1 ≠ 0, pendekatan taktis memberikan pengaruh terhadap pemahaman

materi pembelajaran dalam permainan bolabasket

Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan rumus, sebagai berikut:

t =

n S

x

1

1

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan

(dk) = n-1; (dk = 10-1 = 9) dan taraf signifikansi (α) = 0,05 kriteria pengujian

hipotesis ini adalah Ho ditolak atau HI diterima apabila thitung > ttabel, maka H0

ditolak yang artinya bahwa pendekatan taktis memberikan pengaruh terhadap

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari

penelitian ini yaitu bahwa pendekatan taktis memberikan pengaruh terhadap

pemahaman siswa pada materi pembelajaran dalam permainan bolabasket.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dalam proses penelitian

makan penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik, maka pendekatan taktis

dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran permainan

bolabasket.

2. Bagi para siswa dan siswi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam belajar untuk memahami permainan bolabasket

khususnya dalam situasi permainan yang sesungguhnya.

3. Pendekatan yang diberikan harus sesuai dengan perkembangan dan

kemampuan peserta didiknya.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan cakupan yang lebih luas, dengan jumlah

sampel yang lebih banyak, Sebab dalam penelitian ini penulis merasa

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta.

Hoedaya, D. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga

Imandani, M. (2011). Pengaruh pendekatan bermain terhadap pemahaman bermain olahraga softball siswa dan siswi Di SMA Negeri 22 Bandung: Skripsi FPOK UPI

J, Drost (1999). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia: http://blog.tp.ac.id/pengertian-pembelajaran.

Juliantine, T, dkk. (2011). Model – Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, A. 2009. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Ma’mun dan Subroto (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Voli. Jakarta : Direktorat Jendral Olahraga.

Nasution. (1987). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Nazir, M (2005). Metode Penelitiaan. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia

Nurhasan (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.

Slameto (2003). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia: http://blog.tp.ac.id /pengertian-pembelajaran.

Stephani, M. (2010). Pengaruh model pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar dan motivasi belajar permainan bolabasket Di SMA Negeri 3 Kota Bandung. Bandung: Skripsi FPOK UPI

Sodikun. (1991). Olahraga Pilihan Bola Basket. Yogyakarta: Depdikbud Dirgen

(47)

Subroto, T (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis, Jakarta : Dirjen Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.

Sucipto, dkk. 2010. Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudarwan (1995).pengertian-pembelajaran.(Online).Tersedia: http://blog.tp.ac.id/ pengertian-pembelajaran.

Suharsimi (2009) pengertian-pemahaman (http://pengertian5. blogspot.com /2012 /07/pengertian-belajar.html)

Surya (2004). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia: http://blog.tp.ac.id/ pengertian-pembelajaran.

Yudiana, Y. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis untuk Pembelajaran Permainan Bolabasket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana UPI : Tidak diterbitkan

Yudiningsih, T. (2012). Perbandingan pendekatan taktis dengan pendekatan teknis terhadap partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran teknik dasar bolabasket Di SMP Negeri 1 lembang. Bandung: Skripsi FPOK UPI

__________, (2012). (Online) Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar __________, (2012). (Online) Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/bola_baskets

__________,(2012).(Online)Tersedia:http://blog.tp.ac.id/pengertian-pembelajaran

Gambar

Tabel
Grafik Uji Rata-Rata Satu Pihak
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pre-test and Post-test Control Group Design.
TABEL 3.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Karena tingkat signifikannya 0,000 yang kurang dari 0,05 dapat di simpulkan bahwa kharisma memiliki pengaruh terhadap kompetensi pada taraf kepercayaan

dilingkungan Kantor Kemcnterian Agama Kabupaten Ponorogo, bersama ini kami mohon kepada Kepala Madrasah Swasta untuk menugaskan Bendahara BOS pada lembaga saudara

“M etode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Lampiran ini diisi dengan penghasilan-penghasilan tertentu yang dikenai PPh final baik melalui pemotongan oleh pihak lain atau dengan menyetor sendiri, termasuk

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Wilayah. Telkom Jabar Barat Utara

Apakah Jumlah Penduduk dapat memoderasi hubungan antara Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, dan Dana Perimbangan dengan Tingkat Kemandirian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau data

Kandungan Logam Berat Pb Dalam Air dan Sedimen Pada Daerah Aliran Sungai Percut, Provinsi Sumatera Utara.. Dibimbing oleh DARMA BAKTI dan