• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN

GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Teknik Bangunan

di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI

Oleh: SRI HARDIANI

0905766

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN

GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Oleh Sri Hardiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Sri Hardiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

SRI HARDIANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA

STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN

GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Dedy Suryadi, M.Pd. NIP. 19670726 199703 1 001

Pembimbing II,

Drs. Ris R Mulyana, M.Pd. NIP. 19491228 198101 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

(4)

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN

GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Oleh : Sri Hardiani

Penelitian ini berkenaan dengan penerapan model pembelajaran Quantum

Learning pada standar kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung di SMK

Negeri 1 Majalengka. Penelitian ini dilakukan pada kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kompetensi dasar menerapkan jenis pondasi yang tepat sesuai jenis tanahnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Quantum Learning. Pada kelas lain dilaksanakan pembelajaran konvensional sebagai pembanding.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan tes dan angket dengan jumlah sampel penelitian sebanyak empat puluh lima responden.

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan penelitian, model pembelajaran

Quantum Learning pada standar kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung

terbukti lebih efektif dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dengan adanya respon positif dari siswa serta peningkatan hasil belajar yang secara signifikan lebih tinggi dibanding pembelajaran konvensional. Rekomendasi dari penelitian ini adalah model pembelajaran Quantum Learning dapat dijadikan salah satu model pembelajaran di dalam kelas guna menciptakan suasana belajar yang lain dari biasanya sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF QUANTUM LEARNING MODEL IN COMPETENCY STANDARDS OF IDENTIFYING BUILDING SCIENCES AT

SMK NEGERI 1 MAJALENGKA.

Sri Hardiani

This research is about the implementation of Quantum Learning model in competency standards of Identifying Building Sciences at SMK Negeri 1 Majalengka. The research was conducted on the class X Architecture Engineering majors with basic competence applying suitable foundation.

The aims of this research are to know the ilustration of learning activities, students' response to the learning activities, and to investigate the improvement of learning outcomes after the implementation of Quantum Learning model. In other class implemented conventional learning as a comparison.

The method used in this research is quasi-eksperimental design with quantitative approach. Data collection instruments by using tests and questionnaires with a total sample of forty-five respondents.

Based on observations during research activities, Quantum Learning models proven to be more effective than conventional learning. This is evidenced by the positive response from students and increase learning outcomes which are significantly higher than conventional learning. From these results, Quantum Learning can be used as one of learning models in the classroom as an alternative to improve student learning outcomes.

(6)

i

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN

GEDUNG DI SMK NEGERI 1 MAJALENGKA

Oleh : Sri Hardiani

Penelitian ini berkenaan dengan penerapan model pembelajaran Quantum

Learning pada standar kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung di

SMK Negeri 1 Majalengka. Penelitian ini dilakukan pada kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan kompetensi dasar menerapkan jenis pondasi yang tepat sesuai jenis tanahnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran, respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Quantum Learning. Pada kelas lain dilaksanakan pembelajaran konvensional sebagai pembanding.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan tes dan angket dengan jumlah sampel penelitian sebanyak empat puluh lima responden.

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan penelitian, model pembelajaran Quantum Learning pada standar kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung terbukti lebih efektif dibanding dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti dengan adanya respon positif dari siswa serta peningkatan hasil belajar yang secara signifikan lebih tinggi dibanding pembelajaran konvensional. Rekomendasi dari penelitian ini adalah model pembelajaran Quantum Learning dapat dijadikan salah satu model pembelajaran di dalam kelas guna menciptakan suasana belajar yang lain dari biasanya sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(7)

ii

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung di SMK

Negeri 1 Majalengka”.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta kontribusi bagi kepentingan dunia pendidikan pada umumnya, dan bagi pengembangan model pembelajaran di ruang kelas pada khususnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang disajikan masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan terbuka kritik dan saran membangun dari pembaca agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih.

Bandung, Juli 2013

(8)

iii

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak apapun bentuknya. Sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Dedy Suryadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya guna memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 2. Drs. Ris R Mulyana, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 3. Drs. Sukadi, M.Pd., M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil

FPTK UPI.

4. Seluruh dosen, asisten dosen, dan staf tata usaha Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI yang telah membagi ilmu dan informasi selama penulis duduk di bangku kuliah.

5. Staf perpustakaan UPI maupun Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, yang telah memberikan bantuan berupa referensi buku dan karya ilmiah yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Herdi Yudirachman S.T M.T., selaku ketua prodi Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka beserta para guru produktif yang telah memberi kemudahan bagi penulis dalam melaksanakan penelitian. 7. Siswa-siswi kelas X TGB A dan X TGB B Jurusan Teknik Gambar

Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka yang telah bekerja sama dalam melaksanakan penelitian.

(9)

iv

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9. Kakak-kakak tercinta, Triyono dan Riri Rianti yang selalu menjadi panutan bagi penulis untuk selalu berprestasi dan menjadi yang terbaik, serta keponakan tercinta, Rakha Nauval Robbani dengan tawa dan kelucuannya selalu menjadi penghibur dikala jenuh.

10. Dani, Nay, Pei, dan Amar yang selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi dan saling memotivasi selama penyusunan skripsi ini.

11. Susi, Rani, Nime, Lya yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat tercinta (Farwah dan Caca) yang selalu memberikan ruang di hati untuk berbagi suka dan duka selama penyusunan skripsi ini. 13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, semangat, dan dukungan, baik doa maupun materil, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat serta balasan atas amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Aamiin.

(10)

v

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 7

A. Pengertian Model Pembelajaran ... 7

1. Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 8

2. Unsur-unsur Model Pembelajaran... 8

3. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 9

B. Model pembelajaran Quantum Learning... 10

1. Kerangka Rancangan Quantum Learning ... 12

2. Pendekatan Quantum Learning ... 13

3. Lingkungan yang Mendukung Quantum Learning ... 14

4. Langkah-langkah Quantum Learning ... 15

C. Hasil Belajar ... 16

D. Respon Siswa dalam Pembelajaran ... 18

E. Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan ... 18

F. Anggapan dasar ... 19

G. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel penelitian ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Metode Penelitian ... 23

E. Definisi Operasional ... 24

F. Alur Penelitian ... 24

(11)

vi

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Instrumen penelitian ... 25

2. Kisi-kisi Instrumen ... 26

H. Pengujian Instrumen ... 29

1. Pengujian Instrumen Tes ... 30

2. Pengujian Instrumen Angket ... 37

I. Teknik Pengumpulan data ... 42

J. Teknik Pengolahan data ... 43

1. Pengolahan Data Tes ... 43

2. Pengolahan Data Angket ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

B. Analisis Data Penelitian ... 52

1. Analisis Data Pretes ... 52

2. Analisis Data Postes ... 54

3. Analisis Data N-Gain ... 56

4. Analisis Data Angket ... 57

C. Pembahasan ... 61

1. Gambaran Kegiatan Pembelajaran ... 61

2. Gambaran Hasil Belajar Siswa... 62

3. Gambaran Respon Siswa... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

(12)

vii

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Perbedaan Kinerja Mental Tanpa dan dengan Iringan Musik ... 12

2.2 Tahapan Quantum Learning di ruang kelas ... 15

2.3 Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung ... 19

3.1 Jumlah Siswa Kelas X TGB ... 21

3.2 Jumlah Siswa Sampel Penelitian ... 22

3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 28

3.4 Kisi-kisi Instrument Angket ... 29

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 32

3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 34

3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 35

3.8 Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda ... 36

3.9 Hasil Uji Daya Pembeda ... 37

3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket ... 40

3.11 Klasifikasi Nilai Gain ... 47

4.1 Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 49

4.2 Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 50

4.3 Distribusi Frekuensi Respon Siswa ... 51

4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 52

4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes... 53

4.6 Hasil Uji t Data Pretes ... 54

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 55

4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Postes ... 55

4.9 Hasil Uji t Data Postes ... 56

4.10 Hasil N-Gain ... 56

4.11 Indikator Ketertarikan Terhadap Komponen Pembelajaran ... 57

4.12 Indikator Respon Terhadap Penerapan kekuatan AMBAK dan TANDUR58 4.13 Indikator Minat Terhadap Model Pembelajaran Quantum Learning ... 58

4.14 Indikator Memperhatikan dan Serius Mengikuti Pembelajaran ... 59

4.15 Indikator Mengemukakan Suatu Fakta ... 59

4.16 Indikator Mengemukakan Pendapat dan Diskusi ... 60

4.17 Indikator Mengajukan Pertanyaan ... 60

(13)

viii

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(14)

ix

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan

3.1Konsep Variabel Penelitian ... 23 3.2Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design ... 24

(15)

x

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Deskripsi Penelitian Lampiran 2.1 Silabus

Lampiran 2.2 RPP Lampiran 2.3 Bahan Ajar

Lampiran 2.4 Daftar Hadir Siswa

Lampiran 3.1 Instrumen Uji Coba Angket Lampiran 3.2 Instrumen Penelitian Angket Lampiran 3.3 Instrumen Penelitian Tes Lampiran 4.1 Data Uji Coba Instrumen Tes

Lampiran 4.2 Analisis Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes Lampiran 4.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Lampiran 4.4 Analisis Uji Validitas Angket

Lampiran 4.5 Analisis Uji Reabilitas Angket Lampiran 5.1 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Lampiran 5.2 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Lampiran 5.3 Nilai Pretes dan Postes

Lampiran 5.4 Skor Peningkatan N-Gain Lampiran 5.5 Normalitas Kelas Eksperimen Lampiran 5.6 Normalitas Kelas Kontrol Lampiran 5.7 Grafik Normalitas

Lampiran 5.8 Normalitas Gain Lampiran 5.9 Uji Homogenitas Lampiran 5.10 Uji T

(16)
(17)

1

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan salah satu faktor penentu terhadap kualitas pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang baik akan menghasilkan lulusan yang bermutu yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam penentuan kualitas pendidikan. Kegiatan pembelajaran dikatakan baik apabila pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Di masa kini kegiatan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan adalah kurangnya “sense” dalam setiap kegiatan pembelajaran. “Sense” yang dimaksud yaitu kesatuan antara unsur siswa,

guru, lingkungan, dan materi yang diajarkan. Tidak adanya kesatuan dari keempat unsur tersebut menjadikan siswa kesulitan dalam menggali manfaat dan tujuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Bagi sebagian siswa belajar bukanlah hal yang menyenangkan. Siswa yang dibiarkan duduk berjam-jam dalam deretan bangku-bangku yang berjajar rapih menghadap kedepan, tanpa adanya aktivitas yang menarik, akan menimbulkan suatu persepsi bahwa belajar merupakan suatu kegiatan membosankan, beresiko, dan membawanya ke luar zona nyaman. Siswa cenderung diarahkan untuk belajar berfikir (kognitif) tanpa melibatkan emosi (afektif) mereka, padahal dengan memperhatikan emosi dapat membantu siswa dalam mempercepat proses pembelajaran menjadi lebih berarti dan permanen.

(18)

2

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengajar yang dinamis akan membawa siswa memasuki dunia pendidikan yang menyenangkan. Bisa dikatakan, proses pembelajaran akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kondisi yang nyaman dan fun.

SMK Negeri 1 Majalengka merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Menengah Kejuruan di Kota Majalengka yang menyelenggarakan pendidikan dengan berbagai bidang keahlian, antara lain Teknik Gambar Bangunan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Teknologi Pesawat Udara. Khusus Bidang Studi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Majalengka, memiliki tiga mata pelajaran produktif yaitu mata pelajaran Dasar Kompetensi Keahlian (DKK), mata pelajaran Kompetensi Keahlian (KK), dan Muatan Lokal, dimana setiap mata pelajaran terbagi atas beberapa standar kompetensi.

Dasar Kompetensi Keahlian (DKK) merupakan mata pelajaran produktif yang bermuatkan materi dasar yang berkaitan dengan ilmu bangunan. Mata pelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki tingkat pemahaman tinggi dikarenakan menjadi landasan dalam pengembangan ilmu gambar bangunan.

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah peneliti jalani di SMK Negeri 1 Majalengka, peneliti melihat adanya kecenderungan pembelajaran konvensional yang mendominasi kegiatan pembelajaran. Pada pembelajaran konvensional tampak siswa cenderung pasif tanpa adanya suatu aktivitas menarik yang melibatkan emosi (afektif) mereka dan menjadikan siswa kesulitan menggali potensi belajar. Kesulitan menggali potensi belajar pada akhirnya akan berpengaruh terhadap minat dan perolehan hasil belajar.

(19)

3

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

belajar yang menyenangkan. Peneliti mencoba menerapkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan yang bersifat berfikir (kognitif), melainkan dengan melibatkan emosi (afektif) mereka. Dari guru sebagai pusat pembelajaran, menuju pembelajaran yang memberikan ruang gerak secara menyeluruh kepada siswa. Model pembelajaran yang akan dieksperimenkan adalah model Quantum Learning.

Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov (DePorter, 2011: 14) seorang

pendidik berkebangsaaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai suggestology atau suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Istilah lain yang digunakan adalah “pemercepatan belajar” (accelerated learning) dimana cara ini menyatukan unsur hiburan,

permainan, warna, cara berfikir positif, dan emosional yang saling bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Quantum Learning mengarahkan siswa menuju suatu gaya belajar yang menarik dan membangkitkan semangat, dan pada akhirnya siswa akan mengalami peningkatan hasil belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung di SMK

Negeri 1 Majalengka”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan diatas, permasalahan-permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi

(20)

4

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Minat belajar sebagian siswa cenderung rendah

5. Hasil belajar yang diraih sebagian siswa belum maksimal

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, biaya, dan kecakapan peneliti maka pembatasan masalah diperlukan agar ruang lingkup permasalahan tidak terlalu luas. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini antara lain :

1. Penelitian hanya dilakukan dalam lingkup mata pelajaran Dasar Kompetensi Keahlian dengan Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung 2. Model pembelajaran yang dieksperimenkan adalah model Quantum Learning

untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol 3. Konsep yang diteliti yaitu berupa hasil belajar dan respon siswa setelah

diterapkan model Quantum Learning

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan model Quantum Learning?

2. Adakah peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya model Quantum

Learning?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan model Quantum Learning pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung?

(21)

5

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan model Quantum Learning

2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model Quantum Learning

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan model Quantum Learning pada Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan inovasi pembelajaran sehingga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan SMK mengenai penggunaan model Quantum Learning dan dapat dijadikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan model pembelajaran pada siswa.

b. Bagi Mahasiswa

(22)

6

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Sistematika penelitian

Skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika penelitian sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dipaparkan pembahasan mengenai latar belakang masalah yang diteliti, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis

Pada bab ini dibahas mengenai landasan teoritis dan empiris yang mendasari penjelasan variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berfikir dalam penelitian, serta dirumuskan dalam bentuk anggapan dasar atau hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dibahas mengenai metodologi penelitian yang meliputi metode penelitian, variabel, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini menyajikan pembahasan data sebagai hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan mulai dari hasil pengumpulan data, analisis hasil pengolahan data, dan penafsiran data.

(23)

7

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(24)

21

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Majalengka, Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang berlokasi di Jalan Raya Tonjong-Pinangraja No. 55 Majalengka. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

B. Populasi dan sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Margono (2010; 118) mengutarakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan Sugiyono (2012: 80) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TGB Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Majalengka yang berjumlah 69 siswa.

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X TGB

Kelas Jumlah

X TGB A 24

X TGB B 21

X TGB C 24

Total 69

(25)

22

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan digunakan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006:139).

Batasan-batasan yang dihadapi penulis, salah satunya adalah tidak hanya penulis yang melakukan penelitian kepada kelas X TGB. Hal ini menjadikan dasar penulis memilih dua dari ketiga kelas yang ada untuk dijadikan sampel penelitian.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X TGB A sebanyak 24 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X TGB B sebanyak 21 orang sebagai kelas kontrol. Pemilihan sampel ini didasari bahwa prestasi belajar kedua kelas secara keseluruhan memiliki kesamaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa kedua sampel memiliki karakteristik yang sama (homogen).

Tabel 3.2. Jumlah Siswa Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

X TGB A (Eksperimen) 24

X TGB B (Kontrol) 21

Jumlah 45

C. Variabel Penelitian

Istilah “variabel” merupakan istilah yang selalu ada dalam setiap

penelitian. Arikunto, (2006, 118) mengemukakan bahwa variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(26)

23

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian ini yakni penerapan model Quantum Learning , sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu berupa hasil belajar (Y1) dan respon siswa (Y2)

Bagan 3.1 Konsep Variabel Penelitian

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat (causal-effect relationship) (Sukardi, 2011; 179).

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental (kuasi eksperimen). Rancangan kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2012) merupakan pengembangan dari eksperimen sungguhan yang sulit dilaksanakan. Beberapa rancangan kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2012: 77-79) yaitu:

1. Desain time seri ( time series design)

2. Nonequivalent control group design

Sugiyono (2012: 79) mengemukakan bahwa desain penelitian

nonequivalent control group design hampir sama dengan pre tes-pos tes control

group desain, hanya pada desain ini kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak

dipilih secara random.

Karena masalah yang diteliti sejalan dengan maksud penelitian ini, yaitu dengan melakukan studi kasus secara ganda, dimana ada dua kelompok yang dilakukan penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dan masing-masing sampel tidak dipilih secara random, maka metode yang sesuai digunakan dalam

Variabel Bebas (X) Penerapan Model

Quantum Learning

(27)

24

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian ini yaitu metode kuasi-eksperimen nonequivalent control group design. kelas eksperimen menggunakan model Quantum Learning sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

Secara bagan :

Bagan 3.2 Nonequivalent Control Group Design

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menyamakan persepsi agar istilah yang digunakan dalam penelitian ini menjadi lebih jelas. Peneliti memberikan penjelasan-penjelasan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang sistematis yang menggambarkan unsur-unsur dalam pembelajaran untuk mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2. Model Quantum Learning merupakan pembelajaran yang menyatukan unsur hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif, dan emosional yang saling bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Konsep pembelajaran Quantum Learning yaitu suatu pembelajaran yang aktif, menyenangkan, dengan membebaskan gaya belajar siswa.

3. Hasil belajar adalah kemampuan akhir siswa pada ranah kognitif setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

4. Respon siswa merupakan gambaran reaksi yang muncul dari pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang dimaksud respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap model Quantum Learning.

Pre tes Treatment Pos tes

T1 X1 T1’

(28)

25

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk mempermudah dalam menggambarkan pola pemikiran peneliti. Untuk memperjelas gambaran tentang alur penelitian, dibawah ini dibuat alur penelitian sebagai kerangka dalam penelitian.

Bagan 3.3 Alur Penelitian

Kegiatan Pembelajaran

Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretes

Model pembelajaran

Quantum learning

Postes

Pretes

Pembelajaran Konvensional

Postes

Analisis data

Hasil Penelitian

(29)

26

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Instrumen dan Kisi-kisi Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, untuk memperoleh data lapangan seorang peneliti harus menggunakan instrumen yang mampu menggali informasi dari objek yang diteliti. Gay (1983) dalam (Sukardi, 2011;121) berpendapat bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto (2006: 166) mengemukakan bahwa prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah sebagai berikut: a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi

variabel.

b. Penulisan butir soal, atau item kuesioner.

c. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrument dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban dan lain-lain.

d. Uji-coba baik dalam skala kecil maupun besar.

e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjau saran-saran dan sebagainya.

f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.

Sukardi (2011; 139) menyatakan dalam penelitian pendidikan yang berkaitan dengan efektivitas program, metode pengajaran, dan kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar sering digambarkan sebagai variabel terikat berupa pencapaian hasil belajar. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik berjalan dengan efektif, salah satunya dengan cara menggunakan tes prestasi. Menurut Sukardi (2011; 139) “Tes prestasi pada umumnya mengukur penguasaan dan kemampuan para peserta didik setelah mereka selama waktu tertentu menerima proses belajar mengajar dari guru.”

(30)

27

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Kisi-kisi Instrumen

Sebelum menyusun instrumen, peneliti perlu menyusun sebuah rancangan

penyusunan instrument yang dikenal dengan istilah “kisi-kisi”. Kisi-kisi memuat aspek-aspek yang akan diungkap melalui item pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Adapun manfaat dari kisi-kisi seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 162) adalah sebagai berikut:

a. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir yang akan disusun

b. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyusun instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir

c. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi ini belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya

d. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta perjalanan” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, dari mana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil

e. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap, peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun instrument

f. Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diperoleh dan diketahui oleh pihak-pihak di luar tim peneliti sehingga pertanggungjawaban peneliti lebih terjamin

Kisi-kisi Instrumen Berbentuk Tes

(31)

28

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Kompetensi

Cara pemasangan patok duga

1, 2, 3, 4 Pengertian dan fungsi papan

bangunan

(32)

29

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu persyaratan

teknis pondasi

batu kali 19, 20

Bagian-bagian pondasi batu kali

Kisi-kisi Instrumen Berbentuk Angket

Angket digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap model Quantum

Learning. Instrumen ini menggunakan skala likert dengan empat jawaban yaitu,

Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Angket

Aspek yang Diungkap Indikator No. Item

Respon siswa terhadap

penerapan Model

Quantum Learning pada

Standar Kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung

 Ketertarikan/ kesan siswa

terhadap komponen

pembelajaran (respon menarik/tidak menarik)

 Respon siswa terhadap penerapan kekuatan AMBAK dan TANDUR

(Quantum Learning)

 Minat siswa terhadap model

Quantum Learning (respon

minat / tidak minat)

(33)

30

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Siswa mampu mengemukakan suatu fakta

 Siswa mampu mengemukakan pendapat dan diskusi

 Siswa mampu mengajukan pertanyaan

 Siswa mampu memberikan saran

16, 17

18, 19

20, 21

22, 23, 24

H. Pengujian Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya sebaiknya dilakukan uji coba pada instrumen yang akan digunakan. Arikunto (2006 : 166) menyatakan

bahwa “Bagi instrumen yang belum ada persediaan di lembaga pengukuran dan

penelitian harus menyusun sendiri mulai dari merencanakan, menyusun,

mengadakan uji coba, merevisi”. Pengujian instrumen penelitian bertujuan untuk menguji instrumen agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.

1. Pengujian Instrumen Tes

 Validitas

Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity atau validitas konstruksi dan content validity atau validitas isi (Sugiyono, 2012 : 123). Instrumen dikatakan mempunyai validitas konstruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment

experts). Maksudnya adalah setelah instrumen dikonstruksi berdasarkan

(34)

31

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

item. Untuk validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan (indikator).

Pertama-tama peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran (judgment expert). Berdasarkan hasil konsultasi, instrumen tes yang telah dibuat sudah sesuai dengan indikator yang ada. Tabel konsultasi disajikan pada lampiran. Setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya dilakukan uji validitas.

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus

Pearson product Moment yaitu:

 Menghitung korelasi

Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden  XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y

 X = Jumlah skor tiap item dari tiap responden

 Y = Jumlah skor total dari seluruh item dari tiap responden

(Sugiyono,2011: 255)

Dalam hal ini nilai rhitung diartikan sebagai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut :

Rhitung < 0,199 : Validitas sangat rendah 0,20 – 0,399 : Validitas rendah

0,40 – 0,699 : Validitas sedang/cukup 0,70 – 0,899 : Validitas tinggi

(35)

32

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Menghitung taraf signifikansi korelasi menggunakan rumus thitung yaitu :

2

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

(Sugiyono, 2011 : 259)  Mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk ( ) = 0,05 dan

dk=(n-2)

 Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel thitung ttabel = item soal dinyatakan valid

thitung < ttabel = item soal dinyatakan tidak valid

Uji validitas instrumen tes dilakukan kepada 24 orang responden dengan jumlah soal sebanyak 20 item. Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% dengan dk = n-2, maka diperoleh derajat kebebasan (dk) = 24-2 = 22 dan didapat ttabel = 1,717. Item pertanyaan dikatakan valid apabila thitung ttabel. Dari hasil pengujian keseluruhan item soal dinyatakan valid dan layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian. Berikut hasil dari pengujian validitas secara tabelaris.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

No. Item soal Valid (V) / Tidak valid (Tv)

1 Valid

2 Valid

(36)

33

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 Valid

5 Valid

6 Valid

7 Valid

8 Valid

9 Valid

10 Valid

11 Valid

12 Valid

13 Valid

14 Valid

15 Valid

16 Valid

17 Valid

18 Valid

19 Valid

20 Valid

Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas soal terdapat pada lampiran.

 Reabilitas Butir Soal

(37)

34

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

soal pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R20):

Dimana :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah n = banyaknya item

st2 = varian total

(Arikunto, 2006:188) Nilai koefisien reabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien reliabilitas untuk mengetahui tinggi, sedang atau rendahnya validitas instrumen. Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

0.00-0.199 : Reliabilitas sangat rendah 0.20-0.399 : Reliabilitas rendah

0.40-0.599 : Reliabilitas sedang/cukup 0.60-0.799 : Reliabilitas tinggi

0.80-1,00 : Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji reabilitas soal tes didapat r11 = 0,731 berada pada

indeks angka korelasi 0.60-0.799. Berdasarkan klasifikasi koefisien reabilitas maka termasuk dalam kategori derajat kepercayaan tinggi. Perhitungan hasil uji reabilitas dapat dilihat pada lampiran.

(38)

35

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Untuk melihat apakah soal tersebut baik atau tidak perlu dilakukan uji kesukaran soal. Rumus untuk mencari indeks kesukaran soal pilihan ganda yaitu:

P =

s

J B

Dimana :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran tiap butir soal, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Rentang TK Klasifikasi

0,00 – 0,32 Sukar

0,33 – 0,66 Sedang

0,67 – 1,00 Mudah

(Purwanto, 2011 : 101)

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran, dari dua puluh item soal diperoleh kesimpulan bahwa terdapat tujuh soal dengan kriteria mudah, tujuh soal dengan kriteria sedang, dan enam soal dengan kriteria sukar. Adapun gambaran hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

(39)

36

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1 0.92 Mudah

2 0.33 Sedang

3 0.79 Mudah

4 0.21 Sukar

5 0.92 Mudah

6 0.63 Sedang

7 0.63 Sedang

8 0.75 Mudah

9 0.67 Sedang

10 0.38 Sedang

11 0.08 Sukar

12 0.08 Sukar

13 0.46 Sedang

14 0.08 Sukar

15 0.29 Sukar

16 0.63 Sedang

17 0.17 Sukar

18 0.92 Mudah

19 0.88 Mudah

20 0.88 Mudah

 Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah (Purwanto, 2011: 102). Daya pembeda untuk soal pilihan ganda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(40)

37

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dimana :

D = Daya pembeda

ΣTB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

ΣRB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

ΣT = Banyaknya peserta kelompok atas

ΣR = Banyaknya peserta kelompok kelompok bawah

(Purwanto, 2011: 102)

Untuk memilih soal yang baik, nilai daya pembeda tiap butir soal selanjutnya diinterpretasikan kedalam kriteria pemilihan soal sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda

Besarnya DB Klasifikasi

DB > 0, 25 Diterima

0 < DB 0,25 Diperbaiki

DB ≤ 0 Ditolak

(41)

38

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda

No Soal DP Kesimpulan

1 0.29 Diterima 2 0.57 Diterima 3 1.00 Diterima 4 0.43 Diterima 5 1.00 Diterima 6 1.00 Diterima 7 0.86 Diterima 8 1.00 Diterima 9 0.86 Diterima 10 0.71 Diterima 11 0.29 Diterima 12 0.29 Diterima 13 0.43 Diterima 14 0.29 Diterima 15 0.29 Diterima 16 0.71 Diterima 17 0.29 Diterima 18 0.29 Diterima 19 0.29 Diterima 20 0.43 Diterima

2. Pengujian Instrumen Angket

(42)

39

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maksud untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan angket yang telah disusun sebelumnya untuk dikoreksi.

 Uji Validitas Angket

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus

Pearson product Moment yaitu:

 Menghitung korelasi

Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden  XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y

 X = Jumlah skor tiap item dari tiap responden

 Y = Jumlah skor total dari seluruh item dari tiap responden

(Sugiyono,2011: 255)

Dalam hal ini nilai rhitung diartikan sebagai koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut :

 Menghitung taraf signifikanisi korelasi atau thitung

(43)

40

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Dimana:

t = Nilai t hitung (signifikan korelasi)

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

(Sugiyono, 2011 : 259)  Mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk ( ) = 0,05 dan

dk=(n-2)

 Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel thitung ttabel = item soal dinyatakan valid

thitung < ttabel = item soal dinyatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba validitas angket untuk mengukur respon siswa terhadap penerapan model Quantum Learning yang berjumlah 24 soal dan diujicobakan kepada 15 responden, diperoleh item soal yang tidak valid sebanyak 2 soal. Kriteria pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 95% dan dk = n-2, maka diperoleh derajat kebebasan (dk) = 15-2 = 13 didapat ttabel = 1,771. Item

pertanyaan dikatakan valid dan signifkan apabila thitung > ttabel.

(44)

41

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3. 10 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket

Indikator No. Item Valid / Tv

Ketertarikan siswa terhadap komponen pembelajaran (respon menarik / tidak menarik)

1 Valid

2 Tv

3 Valid

4 Valid

5 Valid

Respon siswa terhadap penerapan kekuatan AMBAK dan TANDUR (Quantum Learning)

6 Valid

7 Valid

8 Valid

9 Valid

Minat siswa terhadap model Quantum Learning (respon minat / tidak minat)

10 Valid

11 Valid

12 Valid

13 Valid

Siswa memperhatikan dan serius dalam mengikuti pembelajaran

14 Valid

15 Valid

Siswa mampu mengemukakan suatu fakta 16 Valid

17 Valid

Siswa mampu mengemukakan pendapat dan diskusi

18 Tv

19 Valid

Siswa mampu mengajukan pertanyaan 20 Valid

(45)

42

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Siswa mampu memberikan saran

22 Valid

23 Valid

24 Valid

Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba validitas angket terdapat pada lampiran.

 Uji Reabilitas Angket

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Arikunto (2006: 178) mengemukakan bahwa reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dengan rumus Alpha. Arikunto (2006: 195) mengemukakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,

misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Adapun langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan rumus Alpha adalah sebagai berikut :

 Menghitung varians skor tiap-tiap item, dengan rumus :

X = Jumlah varians skor tiap-tiap item

2

Xi = Varians total

(46)

43

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Riduwan, 2011:115)  Menjumlahkan varians semua item dengan rumus :

SiS1 S2 S3....Sn  Menghitung varians total dengan rumus

N  Menghitung reliabilitas dengan rumus Alpha

  Membandingkan hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan

dengan r11, dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak taraf kepercayaan 95 %. sebagai pedoman penafsirannya adalah: 0.00-0.199 : Reliabilitas sangat rendah

(47)

44

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 0.80-1,00 : Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji coba pada 22 item soal ini didapat r11 = 0,911 yang

berada pada indeks 0,8 – 1,00 dimana pada indeks tersebut termasuk kategori reabilitas sangat tinggi. Untuk mengetahui langkah-langkah perhitungan uji coba reabilitas angket terdapat pada lampiran.

I. Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam suatu penelitian. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengumpulan hasil tes awal, tes akhir, dan angket. Menurut Arikunto (2010; 266) untuk mengukur ada tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Arikunto (2010; 193) mengutarakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan teknik angket digunakan untuk mengetahui respon siswa tentang penerapan model

Quantum Learning

J. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan Data Tes

Data yang diperoleh dari hasil tes akan diolah dengan cara membandingkan tes awal dan tes akhir antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

(48)

45

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan uji Chi kuadrat (

2) (Sudjana, 2005 : 273) dengan taraf signifikasi α = 0,05.

 Mencari skor terbesar dan terkecil  Mencari nilai Rentangan (R)

R = skor maksimum – skor minimum  Mencari banyaknya kelas (BK)

Rumus STURGES: BK = 1 + 3,3 log n

Keterangan: n = banyaknya data

(Sudjana, 2005: 47)  Mencari nilai panjang kelas (k)

k =

(Sudjana, 2005: 47)  Membuat tabel distribusi frekuensi

 Menghitung rata-rata skor (M) dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 70)  Menghitung Simpanan Baku dengan rumus:

√∑

(Sudjana, 2005: 95)  Membuat daftar frakuensi yang diharapkan dengan cara:

 Menentukan batas kelas yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

(49)

46

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Sudjana, 2005: 99)  Mencari luas tiap kelas interval

 Mencari frekusensi yang diharapkan (fe)  Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)

2

Oi = Nilai dari hasil pengamatan( frekuensi observasi ) Ei = Nilai yang diharapkan ( frekuensi ekspektasi ) K = Banyak kelas interval

(Sudjana, 2005: 273)  Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel

Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan derajat

kebebasan (dk) = n-3 dengan pengujian kriteria pengujian sebagai berikut: Jika hitung tabel berarti Distribusi data tidak normal

Jika hitung < tabel berarti Distribusi data normal

Maka hipotesis statistik :

H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

(50)

47

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F =

Maka hipotesis statistik :

H0 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen H1 : varians populasi kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen

c. Uji T

Bila hasil yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji – t (Arikunto, 2006 : 311). Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

 Menghitung rumus uji-t t =

Mx = Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen My = Nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol Nx = Banyaknya data kelas eksperimen Ny = Banyaknya data kelas kontrol

X = Deviasi setiap nilai pretes dan postes kelas eksperimen Y = Deviasi setiap nilai pretes dan postes kelas kontrol

(51)

48

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

 Melihat harga ttabel dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk = nx + ny -2  Membuat keputusan pengujian hipotesis :

 Hipotesis diterima (H0) jika T hitung T tabel  Hipotesis ditolak (H1) jika T hitung < T tabel

d. Menghitung Nilai Gain

Perhitungan nilai gain dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil dari dua subjek penelitian. Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:

(Kartiansyah, 2013: 43) Dimana:

G = gain

= skor tes akhir = skor tes awal

Perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilihat dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi digunakan persamaan dari Hake (1998:65) dalam (Kartiansyah, 2013: 43) sebagai berikut:

̅ ̅̅̅ ̅̅

(Kartiansyah, 2013: 43) Dimana:

̅ = Gain yang dinormalisasi

̅̅̅ = rata-rata skor tes akhir

(52)

49

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nilai ̅ yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.11 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai ̅ Klasifikasi

̅ ≥ 0,7 Tinggi 0,7 > ̅ ≥ 0,3 Sedang

̅ < 0,3 Rendah

Sumber: (Hake, 1998:65) dalam (Kartiansyah, 2013: 43)

2. Pengolahan Data Angket

Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan variabel dan aspek-spek yang diukur, seperti tercantum dalam kisi-kisi angket penelitian.

b. Membuat item-item pernyataan berdasarkan kisi-kisi angket penelitian untuk masing-masing variabel.

c. Menyusun daftar alat ukur. Bobot nilai atau skor pada setiap angket adalah sebagai berikut :

 Untuk pertanyaan positif, Sangat setuju = 4

Setuju = 3

Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1  Untuk pertanyaan negatif,

Sangat setuju = 1

Setuju = 2

(53)

50

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Jawaban yang telah dikelompokkan tersebut dihitung persentasenya dengan rumus;

n f P

Dimana :

P = Persentase jawaban

f = Frekuensi jawaban

(54)

65

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengenai penerapan model Quantum Learning pada standar kompetensi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung di SMK Negeri 1 Majalengka, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada kelas eksperimen telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang terdapat pada teori

Quantum Learning meliputi; penataan lingkungan belajar, menumbuhkan

minat dan motivasi siswa, mengarahkan perhatian siswa dengan berbagi pengalaman, penerapan kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu), memutar musik ketika proses pembelajaran, membebaskan gaya belajar siswa, menciptakan suasanya belajar yang menyenangkan sehingga tercipta keriangan dalam pembelajaran, dan memupuk sikap juara dalam diri siswa. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model

Quantum Learning. Terbukti dengan perolehan hasil rata-rata postes kelas

eksperimen yang lebih tinggi dibanding hasil rata-rata postes kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa model Quantum Learning secara signifikan mampu meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dibanding pembelajaran konvensional.

(55)

66

Sri Hardiani, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learnig Pada Standar Kompetisi Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung Di SMKN 1 Majalengka

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perolehan hasil angket pada setiap indikator yang menunjukkan rata-rata cukup tinggi.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang diperoleh, maka rekomendasi yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi sebagai alternatif pengembangan model pembelajaran.

2. Bagi guru, model Quantum Learning dapat dijadikan alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran sebagai inovasi dan variasi pembelajaran di ruang kelas agar tidak membosankan.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam setiap pembelajaran di ruang kelas karena model pembelajaran ini sangat menuntut partisipasi siswa.

Gambar

Gambaran Respon Siswa....................................................... 63  KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
Tabel 2.1Perbedaan Kinerja Mental  Tanpa dan dengan Iringan Musik ................... 12
Gambar   4.1Diagram Peningkatan Hasil Belajar .............................................................
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X TGB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keterlibatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan menyebabkan guru dituntut menguasai berbagai macam perkembangan

teachers had the problems in preparing the lesson, implementing the grammar teaching, and in assessing students’ learning.. In relation to the obstacles occurred

Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan. penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang

Tekanan hidup yang dialami mahasiswa antara lain termasuklah perubahan tempat tinggal dari yang tinggal serumah dengan orangtua menjadi tinggal bersama orang lain (kost, kontrakan

Sekolah Ilmu dan Teknologi

Peneliti memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian : “Stud i Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Inquiry dalam implementasi

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan Penetapan Pemenang Seleksi

Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya