• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PEDOMAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA GURU : Studi Pendayagunaan Guru Mata Pelajaran di Sekolah Menengah Umum Negeri Kotamadya Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PEDOMAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA GURU : Studi Pendayagunaan Guru Mata Pelajaran di Sekolah Menengah Umum Negeri Kotamadya Bandung."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PEDOMAN KERJA

TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA GURU

(Studi Pendayagunaan Guru Mata Pelajaran di Sekolah Menengah Umum Negeri Kotamadya

Bandung)

TESIS

Diajukan Kepada Panrtia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

Untuk Memenuhi Persyaratan Menempuh Ujian Magister llmu Pendidikan

Dalam Bidang Administrasi Pendidikan

Oleh

IKBAL

NIM 9334069

ADMINISTRASI PENDIDIKAN (S-2)

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

/ ^

Prof. Dr. H. Supandi Pembimbing I

,x

w

tfau^fofa*--^ "

Prof. Dr. H. Abdul Azis Wahab, MA Pembimbing II

PROGRAM PASCA SARJANA

mSTTTDT KEGTJRUAN DAN DLMU PENDIDIKAN BANDUNG

(3)

/

Mengetahui:

//* Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

ABSTRAK TESIS

Tugas utama guru adalah mengajar (SK MENPAN No. 26 Tahun 1989, Pasal 27). Tugas mengajarmerupakan tugas yangdiarur secara terjadwal baik secara tahunan, caturwulan, mingguan ataupun hariaa Konsekuensinya setiap guruhams mentaati aturan penjadwalan tersebut, sebagai contoh bila gum tidak tepat waktu tentunya akan mengganggii proses mengajar gum yang lainnya; hari-hari efektif menjadi tidak efektif; kurang tuntasnya penyampaian materi pelajaran kepada siswa pada setiap pokok bahasan; kurang tuntasnya pencapaian target kurikulum; masih sering terlambatnya proses ketatausahaan sebagai bagian dari kegiatan pengajaran yang hams dikeijakan guru, seperti: pengisian buku laporan hasil pendidikan siswa; mengelola berkas tugas harian atau pekerjaan rumah serta mengelola hasil evaluasi setiap akhir pokok bahasan (formatif) atau caturwulan (sumatif) yang proses keterlambatan sampainya hasil tersebut pada siswa, memberikan dampak psikologis yang sangat berarti bagi motivasi siswa untukdapat mengerjakantugas-tugas berikutnyasecara konsekuen.

Agar gum dapat mentaati aturan penjadwalan tersebut, gum seharusnya memiliki "suatu actum dasar yang dapat digunakan guru untuk membuat prosedur kerja yang perlu ditempuh, sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pengajaran dan mengevaluasi pengajaran yang telah dilakukannya dan menggunakannya sebagai utnpan balikuntuk kepentingan pengajaran dari gum yang bersangkutan ",

definisi inilah dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai definisi operasional dari Pedoman kerja Guru.

Dalam penelitian iniPedoman KerjaGum diambil dariberbagai sumber terdiri

atas: 1) SK MENPAN No. 26 tahun 1989 Pasal 27); 2) Tanggung Jawab Guru; 3) Peran Guru; 4) 10 Kemampuan Dasar Profesional Guru; 5) Kurikulum 1994 (buku 1,2, dan 3); 6) Kalender pendidikan; 7) Jadwal Mata Pelajaran; 8) Perangkat Pengajaran; 9) Soal-soal EBTANAS tahun-tahun sebelumnya; 10) Informasi mengenai materi pelajaran yang telah diterima siswa pada tahun ajaran /minggu sebelumnya

Mengenai pendayagunaan gum oleh pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja guru, pimpinan sekolah dapat menggunakan manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerjayang dapat dilakukan pimpinan sekolah berdasarkan pendapat Prof Roger Gill, dengan menerapkan tahap-tahap dalam manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja tersebut dengan baik diharapkan dapat membantu

pimpinan sekolah dalam mempengaruhi guru untuk berkinerja sesuai dengan pedoman

(6)

Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah

"bagaimana-kah kontribusi pedoman kerja guru terhadap efektivitas kinerja guru dan bagaimanakah kontribusi manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja guru untuk mempengaruhi guru agar berkinerja sesuai dengan pedoman kerja guru serta pengaruhnya terhadapefektivitas kinerjaguru ".

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru-gum dari berbagai mata pelajaran yang ditunjuk oleh pimpinan sekolah dari sekolah yang bersangkutan dan para pimpinan sekolah dari SMUN 1, 2, 3, 5, 6, 7, Kotamadya Bandung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa "kontribusi pedoman kerja guru (X) terhadap efektivitas kinerja guru (Y2) menunjukkan "rxy" = 0,857, dengan berdasarkan interpretasi tabel "r" Guilford menunjukkan kontribusi tinggi atau kuat, sedangkan berdasarkan interpretasi tabel "r" Product Moment bahwa angka tersebut berada diantara 0,70dan 0,90yang menyatakan bahwa antara variabel X dan variabel Yterdapat korelasi vane kuat atau tinggi. Sedangkankontribusi yang dapat diberikan manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja guru yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja guru (XI, X2, X3, X4, XS, X6, X7 dan X8) untuk mempengaruhi guru agar berkinerja sesuai dengan pedoman kerja guru (Yl) serta pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja guru (Y2) menunjukkan kontribusi yang sangat kuat dan kuat; yaitu (rylxl = 0,902; rylx2=0,95; ry1x3 = 0,75; rylx4 = 0,75; ry1x5 = 0,75; rylx6 = 0,756; rylx7= 0,756; ry2yl = 0,964).

Dengan demikian layaklah gum-gum memiliki dan memanfaatkan pedoman

kerja gum dan layaklah bagi pimpinan sekolah untuk menerapkan manajemen kinerja

dan manajemen penilaian kinerja dari pimpinan sekolah untuk mendayagunakan

gum-gum yang dipimpinnya dengan mengadopsi manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerjadari Prof Roger Gill..

(7)

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH vi

DAFTAR ISI x

DAFTAR PERAGA xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB L PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.1.1 Pentingnya Pedoman kerja pada SMUN 4 1.1.2 Pedoman Kerja dan Kinerja Gum Mata Pelajaran 10

1.2 Permasalahan 17

1.3 Tujuan Penelitian . 21

1.4 Manfeat Penelitian 23

1.5 Asumsi dan Hipotesis Penelitian 23

(9)

Halaman

BAB H. TINJAUAN PUSTAKA 34

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia dan Manajemen

Personil 34

2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 34

2.1.2 Manajemen Personil 39

2.2 Manajemen Kinerja dan Pedoman Kerja 41

2.3 Manajemen Penilaian Kinerja 65

2.4 Manajemen Kinerja Guru Mata Pelajaran 66

2.4.1 PeranGuru 70

2.4.2 Kemampuan Dasar Guru Mata Pelajaran 71 2.5 Manajemen Penilaian KinerjaGuru MataPelajaran .. 76

2.5.1 Dasar-dasar PenilaianGum 77

2.5.2 ProsesPenilaian Gum 82

2.6 EfektivitasKerja denganmemanfaatkan PedomanKerja 86

2.7 Penelitian Terdahulu 93

BAB m. METODE PENELITIAN 97

3.1 Metode Deskriptif-analitis 97

3.2 Alat pengumpul Data 98

3.3 Teknik Analisis Hasil Uji Coba Alat Pengumpul Data 108

(10)

Halaman

3.4 Teknik Analisis Data 113

3.5 Populasi dan Subyek Penelitian 117

BAB IV. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DANANALISIS DATA

4.1 Persiapan PengumpulanData 120

4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data 122

4.3 Pengolahan dan Analisis Data 122

4.4 Pengujianpersyaratan untuk Penggunaan

Statistik Parametrik 124

4.4.1 Pengujian Normalitas Distribusi Frekuensi 124

4.4.2 Pengujian Linieritas Regresi 127

4.4.3 Pengujian Keberartian Regresi 135

4.5 Pengolahan Data 149

4.5.1 Korelasi Sederhana antar Variabel 149 4.5.2 Korelasi Parsial antar Variabel 152

4.6 Analisis Data 165

4.6.1 Analisis Korelasi Sederhana 165

4.6.2 Analisis Korelasi Parsial 187

BAB V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 203

(11)

BAB VL KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

REKOMENDASI HASIL PENELITIAN

6.1 Kesimpulan 243

6.2 Implikasi Hasil Penelitian 258

6.2.1 Implikasi Praktis 260

6.2.2 Implikasi bagi Penelitian Selanjutnya 264

DAFTAR PUSTAKA 265

(12)

DAFTAR PERAGA

Peraga... Halaman

1. AlurHubungan Pedoman Kerja dengan Proses Penilaian Kinerja 3

2. Paradigma Penelitian dalam Hubungannya dengan Administrasi Pendidikan 33b

3. Hubungan Keberhasilan Pertumbuhan Ekonomi danKeberhasilan

Pembangunan Pendidikan 38

3. Operasionalisasi Manajemen Personil 42

4. Model Konseptual Kinerja Gum Saat PBM 45

5. Proses Implementasi RencanaKinerja 46

6. Model Manajemen Kinerja danManajemen PenilaianKinerja 49

7. Proses Implementasi Manajemen Kinerja dan Manajemen Penilaian Kinerja 50

8. Model Proses Penilaian Kinerja Gum 83

9. Hubungan Struktur Organisasi dengan Efektivitas Organisasi 94

10. Gambaran Visualisasi Korelasi antara Pendapat Gum mengenai perlunya

Pedoman Kerja dan Efektivitas Kinerja Gum 156

11. Visualisasi Hasil Perhitungan Korelasi Sederhana antaraManajemen Kinerja

dan Manajemen PenilaianKinerja Pimpinan dengan Pendapat Guru mengenai

Pengamh dari Manajemen Pimpinandan EfektivitasKinerja Guru 157

12. Visualisasi Hasil Perhitungan Korelasi Parsial (XI -Yl) 158

13. Vasualisasi Hasil perhitungan Korelasi Parsial (X2 -Yl) 159

14. Vasualisasi Hasil perhitungan Korelasi Parsial (X3 -Yl) 160

(13)

15. Visualisasi Hasil perhitungan Korelasi Parsial (X4danX5 -Yl) 161

16. Visualisasi Hasil Perhitungan Korelasi Varsial (X6 -Yl) 162

17. Visualisasi hasil Perhitungan Korelasi Parsial (X7 - Yl) 163

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal aman

1. Penjabaran Kemampuan Dasar Pi ofesional Guru 73

2. Kerangka Desain Penilaian Kinerja 79

3. Kisi-kisi Pendapat Pimpinan dalam Memanaj Kinerja Gum 80

4. Kisi-kisi Butir-butir Pedoman Kerja yang digunakan Pimpinan sebagai

Alat Manajemen 101

5. Informasi Pedoman Kerjayang diterima Gum dari Pimpinan Sekolah ... 103

6. Pengaruh Manajemen Pimpinan Sekolah agar Gum Menerapkan

Pedoman Kerja 105

7. Pemyataan Gum mengenai Efektivitas yang Dicapai dengan Menerapkan

Pedoman Kerja 106

8. Analisis Varian untuk Uji Linieritas Regresi 114

9. Penyebaran Anggota Subyek Uji coba dan Subyek Penelitian 119

10. Hasil Pengujian Korelasi Sederhana 155

11. Hasil Pengujian Korelasi Parsial 155

12. Kisi-kisi Manajemen Kinerja Pimpinan dengan Memanfaatkan Pedoman

Kerja 269

13. Hasil Pengujian Soal yang ditujukan pada Pimpinan Sekolah 322

14. Mean Pimpinan Sekolah yang Menjawab Benar 327

[image:14.595.65.485.206.650.2]
(15)

Halaman

15 Hasil Pengujian Soal yang Ditujukan pada Gum

339

16 Mean Gum-gum yang Menjawab dengan Benar

, 1 u 405

17 Data Mentah Pendapat Pimpinan Sekolah

436

18. Data Mentah Pendapat Gum-gum

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran... Halaman

1. Kisi-kisi kuesioner 271

2. Kuesioner yang ditujukan pada pimpinan sekolah 276

3. Kuesioner yang ditujukan pada gum-gum 300

4. Hasil pengujian item soal yang ditujukan pada pimpinan sekolah 322

5. Mean Pimpinan sekolah yang menjawab benar 327

6. Hasil pengujian item soal yang ditujukan pada gum 334

7. Mean gum-gum yang menjawab benar 339

8. Menguji validitas item soal yang ditujukan kepada gum 345

9. Menghitung reliabilitas item soal yang ditujukan kepada pimpinan sekolah 384

10. Menguji validitas item soal yang ditujukan kepada gum 385 11. Menghitung reliabilitas item soal mengenai pendapat gum 401

12. Sural izin untuk mengadakan penelitian dari :

12.1 Rektor HOP Bandung 402

12.2 Kanwil Sospol Propinsi Jawa Barat 403

12.3 Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat 404

13. Data mentah Pendapat Pimpinan Sekolah 405

14. Daftar Distribusi Frekuansi 410

15. Hasil Uji Normalitas Data dengan Chi-Square 416

16. Perhitungan Regresi Sederhana dan Korelasi Sederhana 446 17. Perhitungan Regresi Ganda dan Korelasi Parsial 474

18. Data Mentah Pendapat Gum 436

19. Interpretasi Nilai Kai Kuadrat untuk Uji Normalitas Data 516 20. Interpretasi Uji F untuk mengetahui Linieritas Regresi 517

(17)

21. Interpretasi Uji t untuk menetapkan signifikan tidaknya regresi

518

22. Interpretasi Angkalndeks Korelasi Product Moment dan angkalndeks

Guilford untuk menentukan kuat lemahnyaKONTRIBUSI

suatu variabel alas variabel lainnya 519

23. Surat Keterangan telah selesai melaksanakan penelitian

521

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia tidak akan terlepas dari kegiatan organisasi, baik di keluarga,

maupun di dalam masyarakat sekitamya ataupun di lingkungan pekerjaannya Secara

tradisional organisasi dimaksudkan "sebagai persekutuan dari dua orang atau lebih

yang bekerja bersama secara formal terikat dalam rangka mencapai suatu tujuan

yang telah ditentukan" (Siagian, 1986: 3). Berdasarkan definisi organisasi tersebut dalam suatu organisasi pada dasarnya terdapat orang-orang, proses kerja sama serta

adanya tujuan yang ingin dicapai. Dari ke tiga komponen tersebut yang sering menjadi permasalahan terletak padabagaimana mengusahakan terselenggaranya kerja samayang baik diantara orang-orang dalam organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan memuaskan.. Terselenggaranya kerja sama yang baik sangat ditentukan oleh

kualifikasi dari orang-orang tersebut serta tingginya komitmen mereka terhadap tugas

yang mereka emban.

(19)

sama secara berkesinambungan dari setiap bidang pekerjaan dalam organisasi. Dalam

hal ini contoh yang dapat ditarik dari dunia industri yaitu terjalinnya hubungan kerja

sama antara bidang pengolahan dengan bidang pemasaran. Pada dasarnya bidang

pengolahan tidak akan memulai pengolahan bila tidak ada aba-aba dari bidang

pemasaran yang memperoleh data mengenai jumlah yang perlu diproduksi berdasarkan hasil penelitian pasar. Jalinan kerja sama di bidang pengolahanpun terjadi berke

sinambungan; dimulai dari bidang pengolahan bahan mentah diolah menjadi bahan

setengah jadi, selanjutnya diproses pada bidang pengolahan bahan setengah jadi untuk

seterasnya menjadi bahan jadi, selanjutnya ditemskan ke bidang pemasaran untuk

di-distribusikan kepada konsumen.

Dengan struktur organisasi belumlah cukup untuk membantu penyelesaian tugas

setiap bidang pekerjaan secara maksimal. Struktur organisasi masih berupa pedoman

kerja umum bagi setiap orang dalam organisasi. Setiap bidang tersebut perlu merinci

lagi pedoman kerja dalam bentuk rincian uraian tugas (Job Description) dan

persyaratan tugas (Job specification), yangberfungsi sebagai pedoman kerja yang lebih

spesifik untuk setiap bidang pekerjaan maupun untuk setiap orang yang mengerjakan

pekerjaan organisasi.

"Uraiantugasmerupakan pedoman kerja yang memberi arah mengenai bagaimana, mengapa, bilamana serta prosedur apa yang digunakan, perilaku dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut (Job content); alat

bantu kerja, suasana jabatan, suasana organisasi, suasana sosial, dan rencana tugas. Sedangkan persyaratan tugas diperlukan untuk mengetahui persyaratan apa yang hams dipenuhi oleh seseorang sebagai dasar untuk memangku suatu tugas dalam setiap bidang pekerjaan"

(20)

Dengan demikian melalui uraian tugas yang ada pada setiap bidang pekerjaan

dalam organisasi, akan memberikan keuntungan kepada setiap pekerja dalam organisasi

tersebut untuk dapat bekerja secara teratur, terarah dan tercapainya tujuan yang

di-harapkan.

Lebih lanjut dikatakan mengenai kegunaan uraian

tugas

bagi

pihak manajer

bahwa uraian tugas dibutuhkan untuk menilai kinerja karyawan,

seperti yang

diutarakan

Alexander (1993: 79)berikut ini:

"Uraian tugas menjadi acuan utamayang memberi arti bagi standar kinerja,

sehingga uraian tugas berfungsi sebagai alat untukpentfaan kinerja; Tingkat

pelaksanaan tugas merupakan dasar unTUk menilai karyawan; uraian tugas

merupakan piranti bagi manajer untuk menentukan apakah karyawan

melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawabnya"

Alur hubungan pedoman kerja dengan proses penilaian kinerja di alas,

digambarkan pada skema berikut ini:

Organizasi Kerja sama dua orang/ lebih dalam mencapai tujuan

Pedoman Kerja Umum

diatur melalui struktur

organisasi mengenai

bidang tugas.

tang-gung jawab, wewenang

analisis "0 frraaic

Pedoman Kerja Khusus Pelaksanaan Kerja

Utaixn tugas (Job Contend

fungsi tbg standarkerji

Persyaratan Jabatan (lob Specification) Memben arah kerja Menentukan orang ygtepat Hasil kerja +sesuaidgn standar Kerja

(21)

Berdasarkan uraian dan skema di atas terlihat betapa pentingnya pedoman kerja

bagi terselenggaranya tugas-tugas setiap pekerja dalam organisasi secara benar dan

bagi pihak pimpinan berguna sebagai alat untuk menilai karya pekerjanya Di samping

itu, ditekankan bahwa secara umum pedoman kerja diperlukan oleh setiap pelaksana pada organisasi manapun, besar atau kecil, baik yang diselenggarakan oleh swasta

ataupun pemerintah, usahajasa maupun industri.

1.1.2 Pentingnya Pedoman Kerja bagi Sekolah Menengah Umum Negeri

Sekolah Menengah Umum Negeri merupakan lembaga pendidikan yang di

selenggarakan oleh pemerintah, segala sumber daya pendidikan yang terdapat di

sekolah tersebut disediakan oleh pemerintah, lebih tegas dinyatakan pada Peraturan

Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Pasal 13 ayat (1) menyatakan bahwa,

"Pengadaan, pendayagunaan dan pengembangan tenaga kependidikan, kurikulum, buku pelajaran, peralatan pendidikan, tanah dan gedung serta pemeliharaan sekolah menengah yang diselenggarakan pemerintah (SMUN) menjadi tanggung jawab ... Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan".

Sesuai dengan pemyataan di atas, menegaskan bahwa tugas pokok pemerintah di SMUN berupa menyediakan, menempatkan tenaga kependidikan, memperbarui

kurikulum, menyediakan buku-buku pelajaran dan peralatan pendidikan, serta me

nyediakan gedung kelas dan tanah sekolah yang sesuai dengan kebijakan pemerintah

(22)

peiigeuiuaugan seuiua. Biuiiuei uaya pcuuiuiKiui wsttwuui uuan. toiicpjia uaii twuijaKaii

pemerintah.

Sedangkan untuk pendayagunaan atau operasionalisasi dari tenaga kependidikan

dan tata usaha sekolah, kurikulum, buku pelajaran, peralatan pendidikan, gedung kelas

dan tanah sekolah diserahkan kepada semua sumberdaya manusia yang terdapat di

sekolah tersebut untuk dikelola dengan sebaik-baiknya di bawah koordinasi Kepala

Sekolah sebagai pimpinan sekolah yang berorientasi kepada tercapainya tujuan pen

didikan secara nasional.

Untuk menjamin kelancaran pendayagunaan dan pencapaian tujuan tersebut di

atas, selain pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk fisik juga menerbitkan

pedoman-pedoman yang hams dimanfaatkan oleh setiap tenaga kependidikan, sebagai

berikut:

1. Untuk mendayagunakan tenaga kependidikan dan tata usaha sekolah, sejak tahun

1984 pemerintah telah menerbitkan buku pedoman berupa "Pedoman Umum

Pe-nyelenggaraan Administrasi Sekolah". Buku pedoman ini sampai sekarang masih

tetap dipakai di SMU seluruh Indonesia, karena setelah diberlakukannya UU no 2 tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan nasional dan disusul dengan diterbitkannya

Keputusan Mendikbud R.I No. 0489/1992 sebagai bagian penjabaran lebih lanjut

dari UU No. 2 tersebut yang berupa Ketentuan Umum dan Khusus untuk Sekolah

Menengah Umum, belura diiringi dengan Ketetapan Dirjen Dikdasmen mengenai

(23)

Pedoman penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah yang terbit tahun 1984 masih tetap berlaku sebagai pedoman praktis bagi semua tenaga kependidikan

dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah.

Dalam buku pedoman tersebut diterangkan mengenai tugas dan tanggung jawab

semua tenaga kependidikan, meliputi tugas:"...Kepala sekolah dan Wakilnya, wall kelas, gum mata pelajaran, gum praktek, petugas bimbingan penyuluhan,

pustakawan dan laboran" (PP No. 38 Pasal 43 Ayat (1)), ditambah dengan "gum

inti, koordinator bidang studi dan teknisi sumber belajar" (PP No. 38 Pasal43 Ayat (2)), dibantu dengan petugas Tata Usaha Sekolah. Untuk tugas tata usaha sekolah secara khusus selain diterangkan mengenai tugas dan tanggung jawabnya juga disertakan contoh-contoh mengenai seraua surat-surat yang berhubungan dengan

kegiatan penyelenggaraan pendidikan, sehingga dalam penyelenggaraan tugas ketata usahaan memiliki standar yang sama di seluruh Indonesia yang memberikan dampak positif terhadap pelaksanaan dan supervisi pada hasil ketatausahaan di sekolah. 2. untuk pendayagunaan kurikulum, secara khusus merupakan tugas pokok bagi setiap

gummata pelajaran sebagai pengembang kurikulum. "tanggungjawabgumdalam mengembangkan kurikulum di sekolah ditandai dengan upaya tidak segera puas

dengan hasilyang telah tercapai" (Ghnfron, 1993: 35). "... selalu tetap berusaha

mencari gagasan bam, dan menyempurnakan praktek pengajarannya" (Nana

(24)

Kurikulum yang dijadikan acuan, yaitu: " Kurikulum SMUN tahun 1994", dengan

berdasarkan Keputusan Mendikbud R.I No. 061/U/1993. Setelah berlakunya

Kurikulum SMUN tahun 1994 semua kurikulum sebelumnya tidak berlaku lagi.

3. Untuk pendayagunaan buku-buku pelajaran, hal ini merupakan tugas dari pustaka-wan yang diatur dalam buku " Pedoman Perpustakaan, yang berisi mengenai

cara-cara mengatur, menyusun, menempalkan, memelihara dan memperbaiki buku-buku kepustakaan.

4. untuk pendayagunaan peralatan pendidikan, seperti: peralatan kelas dan kantor,

laboratorium, kesenian dan perlengkapan olahraga diatur oleh Kepala Sekolah dalam buku 'Tedoman Pendayagunaan Sarana dan Prasarana Sekolah", yang

mengacu pada buku Pedoman Penggunaan Barang-barang Milik Negara

Di samping itu, dilihat dari kualifikasi siswa yang memasuki SMUN pada

dasarnya memiliki NEM dari peringkat yang teratas. Dengan berdasarkan

kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh SMUN di atas, kesempatan SMUN untuk menghasilkan

siswa dengan kualifikasi NEM lebih tinggi dari peringkat pendidikan yang diperoleh siswa-siswa sebelumnya akan dapat terwujud. Hal tersebut sangat tergantung pada

bagaimana cara membelajarkan siswa, dan cara-cara membelajarkan siswa agaknya

akan lebih efektifbila dipandu dengan pedoman kerja

Dengan mengacu pada buku pedoman-buku pedoman tersebut di atas, setiap

(25)

sumbangsihnya dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional, sesuai dengan bidang

pekerjaannya

"Jika setiap orang bekerja dengan baik sesuai dengan pedoman kerja

masing-masing dan setiap peran dapat dianggap sebagai salah satu mata rantai kegiatan usaha, maka hasil usaha akan dapat dicapai secara baik pula sesuai dengan sasarannya.

Hasil usaha merupakan msultante dari kegiatan-kegiatan dan hasil dari

individu-individu di dalam organisasi, oleh karena itu "persyaratan pokok" hams dipenuhi yaitu hams tersedianya pedoman kerja" (Husli,

1990: vi).

Pedoman kerja merupakan persyaratan pokok dan langkah awal dalam menentukan strategi-strategi kerja selanjutnya untuk sampai pada tujuan yang diharapkan dengan cara-cara yang lebih efektifdan efisien.

"Jika setiap orang di dalam organisasi telah memilikipedoman kerja, setiap

orang akan mencoba mencapainya dan dapat mengukur sendiri apakah ia telah

bekerja dengan baik dan sekaligus akan mendorongnya untuk meningkatkan hasil

kerjanya"(Husli, 1990: vi).

(26)

prosedur dan cara kerja yang baik akan memberikan hasil yang memuaakan yang sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

Begitupun dalam hal proses belajar mengajar, yang dilaksanakan gum mata

pelajaran akan lebih baik bila kegiatan tersebut dituntun dengan pedoman kerja Dengan

pedoman kerja, gum mata pelajaran dapat mengetahui ruang lingkup tugas dan tanggung

(isi kerja) pada mata pelajaran yang menjadi asuhannya Dengan pedoman kerja gum

mata pelajaran dapat bekerja sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan

(cara kerja standar), dengan langkah-langkah tersebut akan dapat diketahui tahap-tahap

penyelesaian pekerjaan (target hasil kerja), bila pekerjaan tersebut terpaksa terhenti

saat memulai pekerjaan kembali pedoman kerja dapat membimbingnya untuk memulai

dari mana (cara kerja). Pada akhirnya pedoman kerja akan menuntun kearah hasil akhir

pengajaran, yaitu tercapainya tujuan pendidikan SMU (sasaran kerja).

Mengingat begitu pentingnya pedoman kerja bagi terlaksananya pekerjaan

dengan baik, perlu kiranya 1) perhatian lebih lanjut bagi setiap pekerja untuk

mengusahakan tersedianya pedoman kerja atas pekerjaan yang menjadi tugasnya;

kalaupun pedoman kerja telah tersedia, selanjutnya; 2) mengusahakan agar pedoman

kerja tersebut dapat memberikan manfaat bagi terlaksananya pekerjaan; serta 3)

berusaha untuk terns memperbaiki pedoman tersebut sampai tercapainya hasil

pekerjaan yang memuaskan dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien. Namun

yang menjadi permasalahan sampai sekarang, usaha-usaha ke arah ketiga hal tersebut

belumlah maksimal, hal ini terlihat dari belum nampaknya hasil pekerjaan yang dapat

(27)

10

Secara khusus di kalangan gum-gum permasalahan yang nampak sehubungan

dengan perlunya pemanfaatan pedoman kerja yang menyangkut masalah belum

maksimalnya usaha untuk melengkapi pedoman kerja, belum maksimalnya

proses

intemalisasi terhadap pedoman kerja, serta belum maksimalnya pemanfaatan terhadap pedoman kerja yang ada

Pedoman kerja masih berfungsi sebagai alat administratif yang digunakan untuk

memenuhi persyaratan tertentu, seperti satuan pelajaran yang digunakan untuk

pemenuh-an persyaratpemenuh-an akreditasi pada awal tahun ajarpemenuh-an, dpemenuh-an belum terbawa pada saat

pengajaran berlangsung. Pedoman kerja belum sepenuhnya difungsikan sebagai alat

kreativitas yang perlu untuk dikaji lebih lanjut sehingga melahirkan prosedur

pengajaran yang lebih baik, efektifdan efisien.

1.1J Pedoman Kerja dan Kinerja Gum Mata Pelajaran

Kenyataan pendidikan di lapangan menunjukkan indikasi

permasalahan-permasalahan yang menyangkut kinerja gum mata pelajaran di SMUN yang sering

terjadi beralang, sedangkan data dari suatu kondisi yang berulang dapat digunakan

sebagai pedoman kerja atau dapat dijadikan tolok ukur hasil pekerjaan. Kedudukan dari

tolok ukur hasil kerja itu sendiri dalam hubungannya dengan pedoman kerja berdasarkan Rush" Syarif, (1990: 9) bahwa tolok ukur hasil kerja merupakan bagian

(28)

11

content), 2) cara kerja standar (job method), 3) tolok ukur hasil kerja (Job Performances Yardstick), 4) sasaran hasil kerja (Job Performances Standard)".

Dengan demikian tolok ukur hasil kerja merupakan bagian dari pedoman kerja Sehingga alangkah baiknya bila permasalahan yang sering bemlang tersebut dapat

dirangkum menjadi satu dan dijadikan sebagai tolok ukur hasil kerja yang dapat

digunakan sebagai pedoman untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang sama

pada masa yang akan datang.

Adapun kondisi permasalahan kinerja gum mata pelajaran yang terns bemlang

meliputi:

1) NEM siswa yang perlu peningkatan

Masalah NEM merupakan masalah pendidikan, lebih khusus lagi merupakan

masalah utama bagi setiap gum mata pelajaran, karena gum mata pelajaran

merupakan pelaksana langsung dalam proses pengajaran di kelas yang langsung berhadapan dengan siswa Dengan segala daya upaya dan dengan memanfaatkan instrumental input lainnya (tujuan pendidikan, kurikulum, fasilitas dan media

pendidikan, sistem penyampaian, sistem evaluasi, bimbingan penyuluhan) berusaha

agar siswa dapat memahami, mengerti dan merasakan manfaat dari pelajaran yang

diajaikannya Hasil akhir dari kerja kerasnya, siswa dapat menunjukkan suatu sikap yang baik terhadap sekelilingnya serta secara ideal mampu untuk

(29)

12

Secara historis sejak berlangsungnya sistem pelaksanaan Evaluasi Belajar tahap

Akhir Nasional (EBTANAS), NEM rata-rata yang dicapai siswa secara nasional

dari tahun ke tahun berkisar antara nilai 5,00 dan 6,00.

Keadaan nilai tersebut bila dihubungkan dengan kriteria penilaian yang terdapat d,

buku Laporan Pendidikan Siswa, yaitu: kriteria nilai 1,2,3 sangat kurang; 4kurang

sekali; 5kurang; 6cukup; 7cukup baik; 8baik; 9baik sekali; 10 sangat baik

Hal ini menunjukkan tingkat mutu pendidikan secara nasional belum begitu

memuaskan, dengan kata lain masih menempati kriteria kurang dan cukup. Untuk

mencapai kriteria baik masih membutuhkan kerja lebih optimal lagi dari setiap

gum mata pelajaran.

Untuk Propinsi Jawa Barat saja sebagai propinsi yang mendapat NEM rata-rata

siswa di atas rata-rata NEM siswa nasional, pada tahun ajaran 1992/1993

menunjukkan NEM siswa sebegai berikut:

-untuk Program A-l; nilai rata-rata 4,94; nilai tertinggi 5,95, nilai

terendah 3,7?; untukprogram A-2 nilai rata-rata 4,18; ^Jertinfi 4J^

dan nilai terendah 3,35; untuk Program A-3; ^/^~r^3%£'?

tertinggi 5,06; nilai terendah 3,64: (Data Kanwil Depdikbud Jabar, 1992.

1-3).

Sedangkan gambaran mengenai keadaan NEM siswa di Sekolah Menengah Umum

Kotamadya Bandung, menunjukkan:

"

Program A-l yang terdiri atas 75 SMU Negeri dan Swasta berdasarkan

nilai EbtanasMurni (NEM); nilai rata-rata 4,41; nilai tertinggi 7,48; nilai

eZndah2 23; Program A-2 terdiri atas 103 SMUNegeri dan swasta; nilai

(30)

13

atas 127 SMU Negeri dan swasta; nilai rata-rata 4,79; nilai tertinggi 6,73;

nilai terendah 3,05 "(Data Kan wil Depdikbud Jabar. 1992: 213-242)

Indikator NEM sampai sekarang masih

tetap digunakan

sebagai

indikator

standar

mutu pendidikan. Lebih jauh dikatakan mengenai kegunaan dan fungsi dari NEM

siswa tersebut, bahwa,

uDigunakannya EBTANAS sebagai pemantau mutu pendidikan secara

nasional, mulai sejak 1980, bahkan mulai tahun 1985 berfungsi sebagai

ujian masuk (alat seleksi) dari SD ke SMTP dan dari SMTP ke SMTA" (Jurnal Pendidikan No. 2 Tahun 1989: 52)

Jika NEM mempakan permasalahan nasional, yang menjadi pertanyaan kenapa

sampai 15 tahun (1980-1995) masih belum mengalami peningkatan? Bentuk

soal dan soal EBTANAS yang diberikan masih tetap mengacu pada kurikulum

yang berlaku dan tetap mengambil dari buku Bank Soal SMUN Depdikbud.

Waktu 15 tahun bukanlah waktu yang singkat, jangka waktu tersebut secara nasional ditandai dengan berlangsungnyatiga kali pelaksanaan PELITA atau 15

kali pelaksanaan EBTANAS. Berbagai inovasi telah dilakukan pihak

Depdikbud namun nada pesimis yang muncul. Maka perlu ditelusuri

permasalahan-permasalahan yang terdapat di sekitarEBTANAS tersebut

Adapun permasalahan-permasalahan sekitar NEM siswa yang nampak adalah:

a) belum sepenuhnya pengelolaan yang serius terhadap hasil EBTANAS

(NEM) siswa tahun-tahun sebelumnya Hasil Ebtanas tersebut belum

(31)

14

terutamabagi pelaksana langsung di sekolah-sekolah, khususnya bagi setiap

gum mata pelajaran, sehingga strategi perbaikan belum dapat tertata dengan

baikdan dilakukan dengan sungguh-sungguh

b) masih lemahnya perhatian terhadap pemanfaatan soal-soal EBTANAS. Uji

coba soal-soal EBTANAS belum

dilaksanakan mulai kelas

saw,

baik

sebagai contoh soal yang diberikan guru,

soal latihan, maupun pada ujian

formatif dan sumatif, soal-soal tersebut umumnya bam dibahas di kelas tiga

Sehingga NEM yang rendah dari siswa belum

dapat terpantau sejak dini. Di

samping itu, daya serap siswa yang diperoleh dari tahun ke tahun secara

pasti

menampilkan

perbedaan

yang mencolok dengan NEM siswa, data

dayaseraptinggi namun NEM-nya rendah.

c) Masih diragukannya kualifikasi gum-gum mata pelajaran yang mengajar di

kelas tiga; terutama dalam hal kemapanan pengalaman mengajar gum-gum

tersebut di kelas satu, yang diteraskan di kelas dua Untuk daerah terpencil

mungkin juga terletak pada kualifikasi strata pendidikan dan keselarasan

atau kekhususan jurusan pendidikan gum dengan bidang studi yang diajarkan

(Depdikbud, 1994: 166).

d) masih lemahnya rasa tanggung jawab gum mata pelajaran pada kelas yang

lebih rendah yang memandang hasil pencapaian NEM oleh siswa,

semata-mata hanya menjadi tanggung jawab gum semata-mata pelajaran di kelas tiga

(32)

15

EBTANAS sesuai dengan pokok bahasan dan tingkat kesukaran soal secara

runtut, untuk kemudian diserahkan kepada Kepala Sekolah atau gum mata

pelajaran di kelas tiga yang sejenis untuk digunakan sebagai bahan

pengayaan ataupun untuk kepentingan pengajaran bidang studinya

2. Pada saat pergantian kelas/ kenaikan kelas, sering terjadi masih lemahnya

koordinasi secara baik antara gum mata pelajaran di kelas yang lebih rendah

dengan kelas yang lebih tinggi, terutama dalam hal pencapaian target kurikulum.

3. masih lemahnya pemanfaatan Kalender Pendidikan oleh tenaga kependidikan,

khususnya gum mata pelajaran sebagai petunjuk waktu, yang setiap minggu perlu

adanyapenyesuaian-penyesuaian dari gum untuk kepentingan pengajaran bidang

studinya, karena sering terjadi:

a) sebagian hari-hari efektifmenjadi tidak efektif

b) kurang tuntasnya penyampaian materi pelajaran kepada siswa pada setiap

pokok bahasan, seperti; hanya memberikan materi pelajaran yang

berkatagori mudah dan sedang saja; yang sukar belum sempat diberikan,

sehingga penguasaan siswa terhadap materi belum tuntas.

c) kurang tuntasnya pencapaian target kurikulum, terutama, saat menjelang

berakhimya caturwulan atau kenaikan kelas. Hal ini terjadi karena kurang

peninjauan kembali terhadap hari-hari efektif yang tereisa dengan materi

(33)

16

4) belum ada kesempatan untuk membuat bahan ajar (untuk keperluan sendiri)

beserta contoh-contoh yang tuntas yang seyogyanya dapat lebih mudah dipahami

oleh siswa, dan sesuai dengan alokasi waktu serta terns diupayakan untuk

dikembangkan lebih lanjut, sehingga bahan ajar tersebut diharapkan dapat

menjadi bahan untuk penyederhanaan kerja (work simplification). Adapun

maksud dari "penyederhanaan kerja adalah segenap aktivitas memperbaiki

pelaksanaan setiap kerja apapun dengan maksud untuk senantiasa menemukan

cara bekerja yang lebih sempuraa agar menghemat pikiran, tenaga, waktu, ruang

dan benda" (Syamsi, 1994: 49) dengan hasil yang optimal.

5) masih seringnya keterlambatan proses ketatausahaan sebagai bagian dari

kegiatan pengajaran yang hams dikeijakan gum, seperti: pengisian buku laporan

hasil pendidikan siswa, mengelola berkas tugas harian atau pekerjaan rumah

serta mengelola hasil evaluasi setiap akhir pokok bahasan (formatif) atau

caturwulan (sumatif) yang proses keterlambatan sampainya hasil tersebut

kepada siswa, memberikan dampak psikologis yang sangat berarti bagi motivasi

siswa untuk dapat mengerjakan tugas-tugas berikutnya secara konsekuen. Hal ini

berhubungan dengan target kerja yang perlu dicapai pada saat tertentu. Target

kerja yang diperoleh bila gum mata pelajaran telah memahami maksud dari isi

kerja dan cara kerja standarnya Keterlambatan tersebut dapat juga disebabkan

karena belum dibakukannya target kerja dan sasaran kerja bagi gum mata

(34)

17

Belum sepenuhnya perhatian terhadap pentingnya pemanfaatan pedoman kerja

oleh gum-gum mata pelajaran tersebut di atas, menyebabkan terjadinya berbagai

macam permasalahan pendidikan yang mendasar, permasalahan tersebut pada pokoknya

menyangkut: 1) hasil pengajaran gum dalam bentuk hasil belajar siswa belum

memuaskan, 2) kurang efektifhya prosedur kerja gum sehingga materi pelajaran yang

disampaikan belum tuntas dan belum tercapainya target kurikulum, 3) kurangnya

efektivitas prosedur kerja gum sehingga materi pelajaran yang disampaikan belum

tuntas dan belum tercapainya target kurikulum, 3) kurangnya efisiensi pemanfatan

kesempatan yang tersedia

Kondisi dan permasalahan-permasalahan pendidikan yang disebabkan kurang

nya perhatian gum mata pelajaran terhadap pedoman kerja tersebut begitu mendesak

untuk segera dicarikanjalan keluarnya, sehingga hal tersebut perlu dibahas lebih lanjut

dalam suatu studi yang membahas mengenai pentingnya pedoman kerjabagi setiap gum

mata pelajaran, denganmengetengahkan judul:

"Kontribusi Pedoman Kerja terhadap Efektivitas Kinerja Guru Mata Pelajaran: Stndi Pendayagunaan Guru Mata Pelajaran di Sekolah Menengah

Umum Negeri Kotamadya Bandung, Tahun Ajaran 1996/1997.

1.2 Permasalahan

Prestasi yang dicapai suatu sekolah, ditentukan oleh kemampuan kinerja dari

(35)

18

kependidikan di sekolah memiliki peran dalam mewujudkan tujuan sekolah, dalam hal

ini meningkatkan mutu pendidikan sekolah berdasarkan pencapaian NEM rata-rata

siswa, sesuai dengan bidangtugasnya masing-masing.

Dalam kaitan ini,Ace Suryadi (1992: 4) memberikan asumsi, bahwa,

"Titik akhir dari persoalan mutu pendidikan akan berada pada kemampuan lembaga pendidikan (sekolah) dalam mendistribusikan, mengelola, dan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara

optimal agar dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya. Asumsi yang digunakan dalam beberapa studi tentang mutu pendidikan ialah bahwa, semakin tinggi kemampuan belajar sisiwa, semakin tinggi pula kemungkinan siswa yang bersangkutan memiliki prestasi belajar yang

baik".

Sehubungan dengan pendapat di atas, gum mata pelajaran di sekolah menengah

berperan sebagai "tenaga pendidik di sekolah menengah yang tugas utamanya mengajar"(UUNo. 2 Tahun 1989 Pasal 27 Ayat 3) atau dengan kata lain bertugas

untuk mendidik perilaku dan membelajarkan siswa sesuai dengan mata pelajaran yang

diasuhnya

Kepala Sekolah berperan sebagai pimpinan sekolah, "...yang dipilih dari

kalangan gum "(PPNo. 38 Tahun 1992 PasaL 20 Ayat 1).

"Pustakawan, Laboran dan Teknisi Sumber belajar merupakan tenaga

kependidikan yang disiapkan melalui pendidikan khusus (PP No 38 Tahun 1992

Pasal 21 Ayat 1). Peran mereka yang strategis dalam mengkondisikan ruang

(36)

19

dapat memperdalam pemahaman mereka mengenai ilmu-ilmu perdagangan, komputer,

akuntansi secara nyata

Tata Usaha sekolah memiliki peran untuk membantu terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di kelas maupun penyelenggaraan ketatausahaan sekolah.

Agar setiap tenaga kependidikan memiliki peran yang maksimal dalam

melaksanakan tugasnya, setiap tenaga kependidikan perlu memahami bidang tugasnya masing-masing dari pedoman kerja yang tersedia yang sesuai dengan bidang tugasnya Di samping itu, untuk mencapai hasil kerja secara maksimal setiap tenaga kependidikan perlu memiliki dan memahami pedoman kerja yang dapat memberikan arah terhadap pekerjaan yang akan dilakukannya Setelah memahami maksud-maksud dalam pedoman kerja, setiap tenaga kependidikan dapat menentukan strategi-strategi kinerja yang terbaik, agar supaya pekerjaannya dapat dikeijakan dengan cepat dengan hasil yang sesuai dengan harapan semua pihak tanpa adanya pemborosan.

Dalam studi ini, permasalahan yang akan dibahas tidak difokuskan kepada semua tenaga kependidikan, tetapi pembahasan ditujukan hanya kepada gum mata

pelajaran sebagai bagian dari tenaga kependidikan di sekolah. Dengan asumsi bahwa

gum-gum mata pelajaran adalah pelaksana langsung yang berhadapan dengan siswa

dalam proses belajar mengajar, sehingga gurulah yang menjadi faktor utama dalam

(37)

20

Permasalahan umum yang akan di bahas dalam studi ini, adalah,

"Bagaimanakah kontribusi pedoman kerja terhadap efektivitas kinerja

guru mata pelajaran di SMUN Kotamadya Bandung, serta bagaimanakah kontribusi manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang

dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja guru

dalam mempengaruhi guru agar berkinerja sesuai dengan pedoman kerja serta

pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja gum ?"

Sebagai suatu studi mengenai pendayagunaan guru, secara khusus yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini, adalah:

1. Apakah pedoman kerja berkontribusi positifterhadap efektivitas kinerjagum ?

2. berapa besar kontribusi pedoman kena terhadap efektivitas kinerjagum ?

3. Apakah pedoman kerja gum dapat difungsikan pimpinan sekolah sebagai alat

manajemen dalam manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja pimpinan

sekolah?

4. Apakah pimpinan-pimpinan sekolah memiliki maksud yang sama dalam

memfungsikan pedoman kerja sebagai alat manajemen ?

5. Apakah manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum berkontribusi untuk

mempengaruhi gum agar berkinerja sesuai dengan pedoman kerja serta pengaruhnya

(38)

21

6. Bagaimanakah kontribusisetiaptahap manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja

gum berkontribusi untuk mempengaruhi gum agar bekinerja sesuai dengan pedoman

kerja serta pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja gum ?

7. Bagaimanakah kontribusi dari setiap tahap manajemen kinerja dan manajemen

penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan

pedoman kerja gum secara murni berkontribusi untuk mempengaruhi gum agar

berkinerja sesuai dengan pedoman kerja ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

"Kontribusi pedoman kerja terhadap efektivitas kinerja guru, serta kontribusi manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja guru dalam

mempengaruhi guru agar berkmerja sesuai dengan pedoman kerja serta pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja guru mata pelajaran di SMUN Kotamadya Bandung".

Tujuan tersebut dijabarkan dalam tujuan-tujuan khusus,sebagai berikut:

(39)

22

2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pedoman kerja gum terhadap efektivitas

kinerja gum?

3. Untuk mengetahui apakah pedoman kerja gum dapat difungsikan pimpinan sekolah

sebagai alat manajemen ?

4. Untuk mengetahui apakah pihak manajemen memiliki maksud yang sama dalam

memfungsikan pedoman kerja sebagai alat manajemen ?

5. Untuk mengetahui apakah manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang

dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum

berkontribusi untuk mempengaruhi gum agar berkinerja sesuai dengan pedoman

kerja serta pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja gum ?

6. Untuk mengetahui bagaimanakah kontribusi setiap tahap manajemen kinerja dan

manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan

memanfaatkan pedoman kerja gum berkontribusi untuk mempengaruhi gum agar

berkinerja sesuai dengan pedoman kerja serta pengaruhnya terhadap efektivitas

kinerja gum?

7. Untuk mengetahui bagaimanakah kontribusi dari setiap tahap manajemen kinerja

dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan

memanfaatkan pedoman kerja gum secara murni berkontribusi untuk mempengaruhi

(40)

23

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan salah satu masukan yang berharga bagi banyak

pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Bagi

pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam umsan pembinaan kemampuan profesional tenaga

kependidikan di jajaran instansi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk di

dalamnya pengawas sekolah. Kepala kantor Depdikbud Kabupaten/Kotamadya serta Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

sebagai masukan dalam menentukan program-program pembinaan profesional tenaga

kependidikan.

Setelah diketahui begitu besaraya kontribusi pedoman kerja dalam menuntun penyelesaian pekerjaan tenaga kependidikan, khususnya guru mata pelajaran untuk

dapat bekerja lebih efektif, efisien dan mencapai hasil yang memuaskan, yang berarti

hasil penelitian ini memberikan aba-aba kepada semua tenaga kependidikan dan

khususnya gum mata pelajaran untuk mulai menaruh perhatian yang lebih terhadap

pedoman kerja yang berkaitan dengan bidang tugasnya Dan juga sebagai bahan

masukan bagi Musyawarah Gum Mata Pelajaran (MGMP) sebagai suatu alat kontrol

dan bahan kajian lebih lanjut

1.5 Asumsidan HipotesisPenelitian

Pedoman kerja tenaga kependidikan merupakan suatu cara untuk

(41)

24

satu faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di sekolah, karena itu untuk

menetapkan hipotesis penelitian diperlukan suatu asumsi yang berupa aksioma atau postulat, sebab asumsi adalah suatu pernyataan yang kebenarannya telah diakui dan

telah dibuktikan secara empiris yang bisa digunakan sebagai dasar pemmusan dan

pembuktian hipotesis.

Adapun asumsi yang digunakan dalam pemmusan hipotesis, adalah:

(1) Pedoman Kerja Gum merupakan suatu acuan dasar bagi gum mata pelajaran untuk

membuat prosedur kerja yang perlu ditempuh, dalam hal pelaksanaan kegiatan

pengajaran dan mengevaluasi pengajaran yang dilakukannya dan menggunakannya

sebagai umpan balik untuk kepentinganpengajaran

(2) Kinerjagum mata pelajaran meliputi tindakan-tindakan yang ditunjukkan gum mata

pelajaran pada saat melaksanakan pengajaran dalam rangka merealisasikan tujuan

pengajaran yanghendak dicapai.

(3) Hakekat mengajar adalah proses membuat kondisi yang kondusif agar siswa belajar

(How to make studentto leam)

(4) Pedoman kerja memungkinkan gum untuk menjadikan kondisi yang kondusif agar

siswa belajar, yang memberikan arah serta prosedur yang perlu ditempuh dalam

pengajaran.

Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan

(42)

25

1. Pedoman kerja gum memiliki kontribusi terhadap efektivitas kinerja gum

2. Pedoman kerja gum dapat difungsikan sebagai alat manajemen

3. Pimpinan sekolah memiliki maksud yang sama dalam memfungsikan pedoman kerja

sebagai alat manajemen

4. Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan

sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum berkontribusi untuk

mempengaruhi gum agar

berkinerja sesuai dengan pedoman kerja

serta

pengaruhnya terhadap efektivitas kinerja gum"

Hipotesis yang kelima ini, dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu terbagi

menjadi 9 bagian sesuai dengan tahap-tahap dalam kegiatan manajemen yang

dilaksanakan oleh pimpinan sekolah. Kesembilan hipotesis bagian tersebut adalah

sebagai berikut:

4.1

"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja ( dalam bentuk

kegiatan

mencocokkan kinerja gum

dengan kinerja yang diharapkan

pimpinan sekolah sesuai dengan pedoman kerja gum (XI)) berkontribusi

dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja sesuai dengan pedoman kerja

gum (Yl) ".

4.2

"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

(43)

26

kegiatan menetapkan dan menyampaikan informasi mengenai identify

tujuan kinerja guru, penguin kebernas,lan kinerja guru. strategi agar

guru dapat mencapai keberhanlan dalam kinerjanya kepada guru (X2»

berkontribusi dalam mempengaruh, guru untuk berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja gum (Yl) "•

4.3

"Manajemen k,nerja dor, manajemen penUatan ktnerja yang dilaksanakan

p,mp,„an sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja (dalam bentuk

keg.atan mendorong kom.tmen guru agar bekerja sesua, dengan pedoman

kerja guru (X3» berkontribusi dalam mempengaruhi guru untuk berkmerja

sesuai dengan pedoman kerja guru (Yl)

".

4.4

"Manajemen k,nerja dan manajemen penman Mnerja yang dtlaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja (dalam bentuk

membenkan nasehat kepada guru dengan berdasarkan atas Hasil pemantauan

sebelumnya terhadap kinerja guru dalam menerapkan pedoman kerja (X4))

berkontribusi dalam mempengaruh, guru untulc berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja gum (Yl) ".

4.5

"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum (dalam bentuk

kegiatan memberikan pelatihan kepada gum dengan berdasarkan umpan balik

(44)

27

menerapkan pedoman kerja (X5)) berkontribusi dalam mempengamhi gum

untukberkinerja sesuai dengan pedomankerjagum (Yl)".

4.6 "Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum (dalam bentuk

kegiatan memberikan penilaian terhadap kinerja gum dalam menerapkan

pedoman kerja (X6)) berkontribusi dalam mempengamhi gum untuk

berkinerja sesuai dengan pedoman kerja gum (Yl) ".

4.7 "Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum (dalam bentuk

kegiatan mengarahkan gum untuk mengembangkan kinerja bam (XI))

berkontribusi dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja gum (Yl) ".

4.8. "manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum (dalam bentuk

kegiatan pemantauan pada kinerja guru dalam menerapkan pedoman kerja (X8)) berkontribusi dalam mempengaruhi guru untuk berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja gum (Yl) ".

4.9 "Gum yang terpengamh oleh manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman

(45)

28

5. Tiap tahap manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum secara murni

berkontribusi untuk mempengaruhi gum agar berkinerja sesuai dengan pedoman

kerja

Hipotesis ini juga dibagi lagi menjadi 7 bagian, berdasarkan tahap-tahap

dalam manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilakukan pimpinan

sekolah yang secara murni tanpa adanya pengaruh dari tahap-tahap lainnya yang

dapat mempengaruhi agar gum dapat berkinerja sesuai dengan pedoman kerja gum,

ketujuh hipotesis bagian tersebut seperti berikut ini:

5.1 "Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum ( dalam bentuk

kegiatan mencocokkan kinerja gum dengan kinerja yang diharapkan pimpinan

sesuai dengan pedoman kerja gum (XI) secara murni tanpa dipengamhi oleh

variabe-variabel X2, X3, X4, X5, X6, X7) berkontribusi dalam mempengamhi gum untuk berkinerja sesuai dengan pedoman kerja gum (Yl) ".

5.2 "Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilaksanakan

pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja gum (dalam bentuk

kegiatan penetapan identifkasi tujuan kinerja guru, penetapan pengukuran

keberhasilan kenerja guru, penetapan strategi agar gum dapat mencapai

(46)

variabel-29

variabel XI, X3, X4, X5, X6, X7) berkontribusi dalam mempengaruhi gum untuk

berkinerja sesuai dengan pedoman kerjagum (Yl) ".

5.3

"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja

yang dilakukan

pimpinan

sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja

(dalam bentuk kegiatan

memberikan komitmen agar gum bekerja sesuai dengan pedoman kerja gum

(X3) secara murni tanpa dipengamhi variabel-variabel XI, X2, X4, X5, X6, XI)

berkontribusi

dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja gum (Yl) ".

5.4

"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang

dilakukan

pimpinan

sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja

(dalam bentuk kegiatan

memberikan nasehat kepada

gum dengan tidak berdasarkan atas hasil

pemantauan sebelumnya terhadap kinerja gum dalam menerapkan pedoman

kerja (X4) secara murni tanpa dipengamhi variabel-variabel XI, X2, X3, X5,

X6, XI)

berkontribusi dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja

sesuai

dengan pedoman kerja gum(Yl) ".

5.5 "Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilakukan pimpinan

sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja

(dalam bentuk kegiatan

memberikan pelatihan kepada gum dengan tidak berdasarkan umpan balik

sebagai hasil pemantauan sebelumnya terhadap kinerja gum dalam menerapkan

(47)

30

X6, XI) berkontribusi dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja sesuai

denganpedoman kerja gum (Yl) ".

5.6"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilakukan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja (dalam bentuk kegiatan

memberikan penilaian terhadap kinerja gum dalam menerapkan pedoman (X6)

secara murni tanpa dipengamhi variabel-variabel XI, X2, X3, X4, X5, XI)

berkontribusi dalam mempengaruhi gum untuk berkinerja sesuai dengan

pedoman kerja guru (Yl) ".

5.7"Manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja yang dilakukan pimpinan sekolah dengan memanfaatkan pedoman kerja (dalam bentuk kegiatan

mengarahkan gum untuk mengembangkan kinerja bam (XI) secara murni tanpa

dipengamhi variabel-variabel XI, X2, X3, X4, X5, X6) berkontribusi dalam

mempengaruhi gum untukberkinerja sesuai denganpedoman kerja gum (Yl) ".

1.6 Definisi Operational

1. Kontribusi adalah sumbangan yang dapat diberikan oleh sesuatu (Pedoman kerja)

terhadap sesuatu (kinerja gum) yang dapat membuatnya menjadi terarah, lancar dan

(48)

31

2. Pedoman Kerja merupakan suatu acuan dasar bagi gum untuk membuat prosedur kerjayang perlu ditempuh, sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pengajaran dan mengevaluasi pengajaran yang dilakukannya dan menggunakannya sebagai umpan

balik untuk kepentingan pengajaran.

3. Pedoman Kerja Gum Mata Pelajaran yang berhubungan dengan kegiatan pe

laksanaan tugasnya sehari-hari, terdiri atat:

Komponen utama yang hams melekat pada diri gum:

a SK MENPAN No. 26 tahun 1989 mengenai tugas utama gum adalah

mengajar (Pasal 27), yang diberi arti sebagai suatu proses pembelajaian

siswa

b. Peran Gum; sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi proses

belajar mengajar.

c. Tanggung jawab guru; terutama dalam hal membelajarkan siswa dan

tercapainya tujuan pengajaran bidang studi yang diajarkannya

d. Rambu-rambu Pengembangan 10 (sepuluh) Kemampuan Dasar Guru. 2. Komponen Penunjang (perlu penyesuaian alokasi waktuterns menerus)

(49)

32

b. Kurikulum Bidang Studi, GBPP dan Petunjuk pelaksanaannya, Tujuan

Institusional, Tujuan Kurikuler, Tujuan Instraksional Umum dan Tujuan

Instruksional Khusus

c. Jadwal Mata Pelajaran

d. Perangkat Pengaj aran.

d. 1 Analisis Komponen-komponen Program Pengajaran

d.2 Program Semester

d.3 Satuan Pelajaran (SP) dengan AltematifSituasi

d.4 Analisis Hasil Belajar (AHB)

d.5 Analisis ButirSoal(ABS)

e.

Soal-soal EBTANAS tahun-tahun sebelumnya yang digunakan untuk

kepentingan pengajaran sesuai dengan pokok bahasan dan tingkatan kelas.

f Informasi materi pelajaran yang telah dipelajari siswa pada tingkatan kelas

tahun sebelumnya, minggu yang lampau/pelajaran yang lalu

g. alokasi waktu secara tepat untuk kegiatan mengajar, pengayaan, pemeriksaan

(50)

33

4. Kinerja Gum Mata Pelajaran merupakan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan

(51)

Organisasi

Sekolah

Pimpinan Sekolah

Administrasi Sekolah

Gum Mata Pelajaran

Petugas Bimbingan

Petugas Perpustakaan

Petugas Tata usaha

Siswa

Manajemen

Sekolah

Manajemen Personil

Manajemen Dana dan

Perlengkapan

Pemanfatan Pedoman Kerja Gum oleh gum maupun Pimpinan Se

kolah

Permasalahan Penelitian

1. Bagaimanakah kontribusi pedoman

kerja gum terhadap efektivitas kinerja gum?

2. Bagaimanakah kontribusi manajemen kinerja dan manajemen penilaian kinerja

yang dilaksanakan pimpinan sekolah

dengan memanfaatkan pedoman kerja

gum untuk mempengaruhi gum agar berkinerja sesuai dengan harapan

pimpinan sekolah yang sesuai dengan

pedomankerja gum ?

(52)

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(53)

267

DAFTAR BACAAN

Alexander Hamitton Institute . (1993).

Cara men?emban?kan Uraian tugas.

Terjemahan Anton. GunungMulia Jakarta

Anderson, Lorin. (1989).

The Effective Teacher. Study Guide and Readings.

Mac.

GrowHIll. Singapore. H. 18.

Ary, Donald. Dkk .(1982).

Plantar Penelitian dalam Pendidikan.

UsahaNasional.

Surabaya

DarjiDarmodiharjo (">«") r„„^»

Kualitas Tenapa Kependidikan.

Depdikbud.

Jakarta

.... (1981)

Peranan 1K1P dalam Pengembanvan dan Pembinaan Sekolah sebagai

'

Pusat Kebudayaan.

Analisis Pendidikan No. 3. Depdikbud Jakarta

Davis, Keith dan John W. Newstrom.

(1985).

Perilaku Dalam Organisasi.

Terjemahan Agus Dharma Erlangga Jakarta

Depdikbud. (1Q<»)

TTnAano-undanP Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pelaksanaannya. Sinar Grafika Jakarta

Gibson, dan Ivancevich, dan Donnelly. (1985).

Orramsasi; Edisi ke Lima.

Terjemahan Djarkasih Erlangga Jakarta

GiB, Roger. (1Q(H)

p^.rHvity Quality Management.

Makalah seminar sehari dari

Prof Roger Gill.

Gordon, Thomas .(1984). **/«

van9 Efektif Cara untukMenpatasi Kesulitan di

.

dalam Kelas.

TerjemahanMudjito.Rajawal Jakarta.

Hersey Paul dan Ken Blanchard. (1994).

Manajemen Perilaku Organisasi;

v

Pendavaeunaap ^^her DavaManusia.

Tenemahan Agus Dharma

Erlangga Jakarta.

Indrawijaya, Adam. (1Q«Q)

Perilaku Organisasi.

Sinar Baru. Bandung

JuranJM HOQ<)

r^mimpi»an Mutu: Pedo^r, Peningkatan Mutu untukMeraih

' r^wppulanKompetitif.

Teriemahan Edi Nugroho. PustakaBinaman

(54)

268

Jonhson, C. E., (1980).

Answers to Some Basic Questions about Teacher

Competency and CBTE.

Dalam Rochman Natawijaya (1993). ProfiJ

Kemampuan Gum Sekolah Dasar. Dirien Dikti Depdikbud. Jakarta

Landy. Frank. Dan James L. Fair . (1983).

The Measurement ofWork

Performance; Methods. Theory, and Applications.

Academic Press.

California

Lazarum, Soewardi . (1992).

Keoala Sekolah dan Tanggung Jawabnya

Kanisius.

Salatiga

Leavitt, Harold J. (1992).

Psikologi Manaiemen.

Edisi keempat Terjemahan

Muslibach. Erlangga Jakarta

Mdcher,AiiynJ. (1990V

Stmkturdan Proses Organisasi.

RinnekaCipta Jakarta

t

Mendiester Open Learning,

(1QQ^

Mengelola Sumber Dava Manusia dan

Hubungan Karvawan. Teriemahan Yulia Sri Rahayu. Gramedia Jakarta

Mitrani, Alain. (199SV

Manaiemen Sumber Dava Manusia berdasarkan Kompetensi.

Grafiti Jakarta

Moekijat (1992).

Analisis Jabatan.

Mandar Maja Bandung

Moon, Philip. (1994).

Penilaian Karvawan: Sistem Penilaian Efektifuntuk

Mendapatkan Kineria Terbaik.Terjemahan LPPM. PustakaBinaman

Pressindo. Jakarta

Mulyono, Mauled . (1993).

Penerapan Produktivitas dalam Organisasi.

Bumi

Aksara Jakarta

Omitein, Allan C. (1990).

Strateeis For Effective Teaching.

Harper Collins

Publishers. Chicago. H.

Oshada, Takashi . (1995).

Sikap Keria: 5S.

Teriemahan LPPM. PustakaBinaman

Pressindo. Jakarta

Pareek, Udai. (I99n

Perilaku Keoreanisasian: Pemahaman Ke arah Pemahaman

Proses Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi Keria. Terjemahan LPPM. Jakarta

y

(1985).

Mendavaeunakan Peran-peran Keoreanisasian.

Terjemahan LPPM.

PustakaBinaman Pressindo. Jakarta

Rae, Leslie. (1990).

Meneukur Efektivitas Pelatihan.

Terjemahan Rochmulyati.

(55)

269

Rao,

T.V .(1992).

Penilaian Kinerja; Teori dan Praktek.

Terjemahan LPPM. Jakarta

Sanusi, Adunad

.Dkk (1991).

Studi Peneembanpan Model Pendidikan Profesional

Tenaea Kependidikan. IKIP Bandung

Sevffla, Consudo

G . dkk (1993).

Peneantar Metode Penelitian.

Terjemahan

Alimuddin Tuwu. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Spanbaner, Standy.

J . (1992).

AQuality System for Education.

ASQC Press.

Wisconsin. H. 7-16.

Strm, RirhQ"* p<MM)

Efektivitas Organisasi.

Terjemahan LPPM. Jakarta

•/

Strasser, B

. (1967).

AConceptual Model oflnstmction.

Dalam E. Stones &S.

' Morris (1972). Teaching Practice. Mathuen &co., London, h,172 -186

Subino,

1987.

Konstruksi dan analisis tes. Suatu Pengantar kepada Teori Tes dan

Pengukuran.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, PPLPTK, Jakarta

Sudijono, Anas

. 1987.

Penpantar Statistik Pendidikan.

Rajawali Press. Jakarta

Sudjana

(1992).

Metoda Statistika.

Tarsito. Bandung

SyanuL Ibnu.

(1994).

Sistem dan Prosedur Kerja

Bumi Aksara Jakarta

Syarif, Rush

.(1988).

Peningkatan Pmdur.tivitas Terpadu.

Angkasa Bandung

Tilaar, HAR.

(1992).

Manaiemen Pendidikan Nasional.

Rosda Karya Bandung

Tun Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pendidikan Komputer Wahana

(X996).

Dasar-dasarAnalisis Statistik dengan SPSS 6.0 for Window.

Andi

Offset Yogyakarta

Usman, Uxer dan Lilis

. (1993).

Upaya Optimalisasi Belajar Mengajar.

Rosda

Karya Bandung

Wdgand, James

. (1977).

Implementing Teacher Competencies; PositifApproaches

to Personalizine Education.

Prentice Hall, Inc. New Yersey. H 97 dan

189.

Windham, Douglas M.

(1Q««)

impmvinP The Efficiency ofEducational Systems.

Gambar

Tabel1. Penjabaran Kemampuan Dasar Piofesional Guru

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Caranya ambil daun pepaya terus tumbuk sampai halus kemudian campur degan air dan semprotkan ke seluruh permukaan daripada terpal atau campur dgn air kemudian di aduk-aduk

Obat Gatal Kulit Eksim - Bagi anda yang sedang mencari Eksim Basah Dan Obat Herbal Untuk Mengobatinya, anda tidak usah bingung, karna kami De Nature mempunyai Obat Eksim Basah

Salah satu kaidah-kaidah yang baik dalam membangun situs internet sebagai media pemasaran adalah bagaimana isi dari situs internet tersebut terindex dengan baik di mesin

yang tepat agar return portofolio reksa dana menjadi lebih baik dibandingkan. dengan return pasar atau benchmark yang biasa dilihat dari

Hal tersebut dapat dibuktikan dari kegiatan pembelajaran yang berjalan dengan baik sesuai skenario, sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti kegiatan

Besar kecilnya nilai ADC yang didapat oleh robot yang menggunakan rangkaian ADC sebagai rangkaian sensor menjadi suatu nilai proses, dan nilai data utama yang akan diproses dan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Osad Imron Rosadi 2014 Universitas