• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI SIKLUS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI SIKLUS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI SIKLUS AIR DENGAN MENERAPKAN METODE

PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

(PenelitianTindakan Kelas Tehadap Siswa Kelas V SDN Bunisari Semester II Kecamatan Warungkondang KabupatenCianjur TahunAjaran 2012/ 2013.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Dasar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Eneng Khoerunisa 0908238

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012 / 2013

(2)

LEMBAR PENGESAHANAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SIKLUS AIR DENGAN MENERAPKAN

METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari

Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur )

Oleh

ENENG KHOERUNISA

0908238

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Dr. H. Y. Suyitno, M. Pd

NIP. 1956 0908 1981 011001

Pembimbing II

Drs. Nana Djumhana, M.Pd

NIP.195905081984031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas PendidikanIndonesia

(3)

NIP. 1961 0814 198603 1 001

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

=========================================================== =======

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA MATERI SIKLUS AIR DENGAN MENERAPKAN METODE

PEMBELAJARAN EKSPERIMEN

(PenelitianTindakan Kelas Tehadap Siswa Kelas V SDN Bunisari Semester II Kecamatan Warungkondang KabupatenCianjur TahunAjaran 2012/ 2013

Oleh

Eneng Khoerunisa 0908238

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Eneng Khoerunisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Eneng Khoerunisa , 2013

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ipa Materi Siklus Air Dengan Menerapkan Metode

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI SIKLUS AIR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

EKSPERIMEN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur )

ENENG KHOERUNISA

0908238

ABSTRAK

(5)

IMPROVING STUDENT RESULTS OF LEARNING CYCLE OF WATER

IPA USING LEARNING EXPERIMENT

(Classroom Action Research In Elementary School Fifth Grade Students Bunisari Warungkondang Cianjur District)

ENENG KHOERUNISA

0908238

ABSTRACT

(6)

Eneng Khoerunisa , 2013

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penilaian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA di SD ... 7

B. Hasil Belajar IPA di SD ... 15

C. Metode Pembelajaran Eksperimen ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 22

B. Model Desain Penelitian ... 25

C. Setting Penelitian ... 28

D. Subjek Penelitian ... 29

E. Prosedur Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil ... 39 B. Hasil Penelitian ... 44 C. Pembahasan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 59 B. Rekomendasi ... 59

DAFTAR FUSTAKA ... viii

(8)

Eneng Khoerunisa , 2013

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Gambar Siklus Air………..………. 11

2. Gambar 3.1 Gambar Alur Penelitian………... 25

3. Grafik 4.1 Data Hasil Tes Siklus I………. 48

4. Grafik 4.2 Data Hasil Tes Siklus II……….. 53

(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Data Siswa ……….. 29

2. Tabel 3.2 Lembar Observasi Guru……….. 34

3. Tabel 3.3 Lembar Observasi Siswa……….. 36

4. Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Pendidik………..……… 40

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami agar memahami alam sekitar secara ilmiah.

Menurut Carin dan Sund (1993) dalam Puskur (2007:3) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku untuk umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal.

(11)

2. Kurikulum & Pembelajaran IPA di SD

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (2) ditegaskan bahwa :

Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut, maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan

amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa “

Kurikulum Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan”.

KTSP dilakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006/2007 pendidikan dasar dan menengah. Diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah memberikan peluang bagi guru untuk menggunakan metode yang menarik dan bisa meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat matapelajaran IPA.

Dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maka pembelajaran IPA di SD akan sesuai dengan kehidupan sehari-harinya. Peserta didik akan mengaplikasikan teori yang ada dalam pembelajaran IPA

(12)

3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik. Menurut Oemar

Hamalik bahwa “Pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar

untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran” (Hamalik : 1994, hal 69).

Sedangkan Mohammad Surya (2003 : 11) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

4. Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tujan dari mata pelajaran IPA adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

(13)

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

5. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ruanglingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2. Benda / materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair padat dan gas.

3. Energi dan perubahannyameliputi gaya bunyi panas magnet listrik cahaya dan pesawatsederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi tanah bumi tata surya dan benda-benda langit lainnya.

6. Bahan Ajar Daur Air / Siklus Air

a)Pengertian Daur Air / Siklus Air

Pembelajaran tentang daur air merupakan bagian dari pembahasan tentang bumi dan alam semesta dari kajian IPA. Daur hidrologi sering juga dipakai istilah

water cycle atau siklus air. Suatu sirkulasi air yang meliputi gerakan mulai dari

(14)

Gambar 2.1 Siklus Air

Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi/dingin untuk terjadi kondensasi.

Uap air berubah jadi embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan (precipitation) turun ke bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut melengkapi siklus air.

(15)

Sebagian dari air tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara (transpiration). Air yang mengalir di atas permukaan menuju sungai kemungkinan tertahan dikolam, selokan, dan sebagainya (surface

detention), ada juga yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap

atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju ke laut ( surface run off ), sebagian lagi infiltrasi ke dasar danau-danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah yang pada akhirnya keluar sebagai mata air.

Siklus hidrologi dibedakan kedalam tiga jenis yaitu:

(1) Siklus Pendek: Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang.

(2) Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui sungai-sungai atau saluran-saluranair.

(3) Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi. Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu mengalir melalui sungai-sungaikembali ke laut.

Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi:

(a) Evaporasi: penguapan dari badan air secara langsung.

(16)

(d) Evapotranspirasi: perpaduan evaporasi dan transpirasi.

(e) Kondensasi: proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan.

(f) Presipitasi: segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju.

(g) Infiltrasi : air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam

tanah. (h) Perkolasi: air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga

mencapai air tanah atau groundwater.

(i) Run off: air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai,hingga menuju ke laut.

b)Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Air

Air tidak akan habis meskipun terus digunakan. hal ini dikarenakan air mengalami proses pendauran. Daur air akan terus berlangsung selama ada sinar matahari.

Kegiatan manusia sangat berpengaruh pada daur air. Misalnya penebangan hutan secara berlebihan dapat menyebabkan tanah kering dan tandus. Jika hujan terjadi, air hujan langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air ini terus mengalir hingga sampai ke laut. Air yang mengalir akan mengikis tanah lapisan atas bahkan dapat menyebabkan bencana banjir.

c) Manfaat Air dan Cara Menghematnya

Air sangat penting bagi manusia. Sembilan puluh persen tubuh manusia terdiri dari air. Air digunakan untuk minum. Tanpa air manusia tidak akan hidup.

(17)

Air yang ditampung oleh bendungan dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Irigasi sangat penting bagi petani. Petani akan lebih mudah mengairi lahan pertaniannya.selain itu, air bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tenaga pembangkit listrik.air tersebut bisa digunakan untuk memutar turbin. Turbin berfungsi untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Meskipun air tidak akan habis, kita harus senantiasa menghematnya.

Usaha-usaha yang dilakukan untuk menghemat air adalah sebagai berikut:

(1) Gunakan air secukupnya ketika mandi, mencuci piring, dan mencuci pakaian.

(2) Ketika menyiram tanaman, air jangan sampai menggenangi (3) Sebaiknya mandi menggunakan pancuran.

7. Karakteristik Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu : 1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, 2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, 3) dikembangkannya sikap ilmiah.

Kegiatan IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang

“apa”,” mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam

sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.

(18)

memprediksi konsekuensi dari hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: 1) memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis, 2) menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). 3) latihan berfikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar matematika , yaitu sebagai penerapan matematika pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam, 4) memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun penjelasan berbagai gejala dan kemampuan IPA dalam menjawab berbagai masalah.

B. Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar

Hasil belajar adalah penilaian akhir yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran, yang akan menunjukan tingkat pemahaman peserta didik.

Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Mnurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suattu interaksi tindak belajar mengajar danbiasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru.

(19)

ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.

Menurut Bloom aspek yang diukur dalam penilaian terdiri dari:

1. Aspek kognitif mencakup : pengetahuan (recalling) kemampuan mengingat, pemahaman (comprehension) kemampuan memahami, aplikasi (application) kemampuan penerapan. Analisis (analysis) kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil, sintesis (syntesis) kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan, evaluasi

(evaluation) kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk

dan memutuskan untuk mengambil tindakan.

2. Aspek afektif mencakup : menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, menanggapi (responding) reaksi yang diberikan, ketepatan aksi, perasaan dan kepuasan dan lain-lain. Menilai (evaluating) kesadaran menerima norma, sistem nilai dan lain-lain. Mengorganisasi (organization) pengembangan norma dan organisasi sistem nilai. Membentuk watak (characterization) sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. Aspek psikomotorik

Psikomotorik merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam suatu mata pelajaran. Ranah psikomotor mencakup : meniru (perception), menyusun (manipulating), melakukan dengan prosedur

(precision), melakukan dengan baik dan tepat (articulation), melakukan tindakan

(20)

C. Metode Pembelajaran Eksperimen

1.Pengertian Metode Pembelajaran Eksperimen

Metode merupakan langkah penting yang dapat menunjang keberhasilan pencapain tujuan. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu metode pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses.

Metode eksperimen adalah suatu proses belajar yang memberi kesempatan kepada siswa melakukan percobaan sendiri tentang proses yang dimaksud. Pelaksanaan eksperimen memerlukan peralatan yang memadai. Sebelum pembelajaran dimulai, guru harus mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, juga tata ruang kelas yang memungkinkan semua siswa dapat menyaksikan maupun melakukan percobaan.(Metode Pembelajaran: 102)

Metode Eksperimen merupakan metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses. Eksperimen sulit dipisahkan dengan demontrasi karena keduanya kemungkinan dapat digunakan secara bersamaan.

(21)

2. Karakteristik Metode Eksperimen

Implementasi pembelajaran eksperimen selalu menuntut penggunaan alat bantu yang sebenarnya karena esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Oleh karena itu dalam prosesnya selalu mengutamakan aktivitas siswa sehingga peran guru cenderung lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu dipersiapkan dan dikondisikan secara maksimal. Di samping itu, untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pembelajaran eksperimen diperlukan adanya pedoman pembelajaran unt siswa. Mulai dari awal pembelajaran siswa sudah memahami topik eksperimen secara jelas.

Demikian pula di akhir kegiatan eksperimen siswa memperoleh kemampuan-kemampuan sikap ilmiah serta menunjukan hasil temuan-temuan.

3. Prosedur

Prosedur metode eksperimen dapat dilakukan sebagai berikut : a.Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen).

b.Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam eksperimen.

c.Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja / pedoman eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan.

d.Penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi, tanya jawab, dan tugas.

e.Kesimpulan.

2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran Eksperimen

(22)

membuat laporan eksperimen, (b) menguasai konsep yang di eksperimenkan, (3) mampu mengelola kelas, (4) mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif, mampu memberikan penilaian secara proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang eksperimen adalah dapat : (a) memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui eksperimen, (b) memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen, (c) memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras, (d) mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

3. Keunggulan

Keunggulan implementasi metode mengajar eksperimen dapat dicapai apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif, diantara keunggulan tersebut adalah dapat: (a) membangkitkan rasa ingin tahu siswa, (b) membangkitkan sikap ilmiah siswa, (c) membuat pembelajaran bersifat aktual, (d) membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.

4. Kelemahan

Namun demikian, dalam metode eksperimen pun masih tetap ada kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi oleh guru jka akan menerapkan metode ini, diantaranya: (a) memerlukan alat dan biaya, (b) memerlukan waktu relatif lama, (c) sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen, (d) guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen.

5. Tahapan Metode Pembelajaran Eksperimen

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :

(23)

b) Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.

c) Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannnya.

d) Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

e) Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

6. Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di SD

Penerapan metode eksperimen dalam penelitian pembelajaran IPA pada SD Negeri Bunisari dapat dilaksanakan melalui pengembangan berbagai kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang kegiatannya sebagai berikut :

Siklus I

1. Percobaan awal

pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemontrasikan guru berkaitan dengan materi siklus air tentang proses Kondensasi.

2. Pengamatan

(24)

3. Hipotesis

Pada tahap ini, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara hasil pengamatannya dari percobaan yang didemonstrasikan guru yang berkaitan dengan materi siklus air tentang proses kondensasi.

4. Verifikasi

Pada tahap ini siswa melakukan percobaan / ekpserimen yang berkaitan dengan materi siklus air dan mencatat hasil percobaan yang kemudian merumuskan kebenaran dari hipotesis sementara dan melaporkan hasilnya.

5. Evaluasi

Pada tahap ini guru memberikan tes akhir kepada siswa materi siklus air tentang proses kondensasi.

Dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen siswa SD Negeri Bunisari diharapkan :

1. Ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan kegiatan belajar untuk dirinya. 2. Siswa belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-tergesa mengambil

kesimpulan, ia berlatih berpikir ilmiah dan

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diatas melalui pendekatan Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action

Research melalui praktek pembelajaran dikelas. Penellitian tindakan kelas ini dilakukan

mengingat guru sebagai tenaga profesional yang paling mengetahui segala sesuatu dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat / kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini menunjukan bahwa, penelitian tindakan kelas dilakukan pada suatu kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran dan penelitian dapat dilakukan oleh guru kelas secara langsung. PTK bukan hanya sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk siap menghadapi adanya perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. PTK mendorong guru bertindak dan berfikir kritis dalam melaksanakan tugasnya secara profesional.

(26)

guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam buku Prosedur Penelitian dalam pendekatan praktik, Arikunto (2006 : 91) mendefinisikan penelitian tindakan kelas yang cukup sederhana, yakni merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

Menurut Wiraatmadja (2006 : 13) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajran di dalam kelas, dimana dalam proses pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan proses kegiatan pembelajaran serta instrument penelitian yang telah dipersiapkan. Penelitian tindakan kelas berhubungan dengan tugas guru di lapangan atau di kelas berhubungan dengan tujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Penelitian dilakukan oleh guru karena terdapat masalah dalam kegiatan pembelajaran, suatu penelitian harus dilakukan untuk memperbaiki atau menyelesaikan masalah yang ada agar terselesaikan. Hasil dari penelitian dapat berguna bagi guru yang melakukan kegiatan pembelajaran.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas, sebagai berikut :

Menurut Mulyasa (2009 : 89-90) secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah : 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran. 2. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan

(27)

3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam mealkukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengakjian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

Penggunaan penelitian tindakan kelas selain mempunyai tujuan, pastilah mempunyai manfaat. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru dan siswa yakni sebagai berikut :

a. Manfaat bagi guru :

1. Untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar

2. Guru berkembang secara profesional karena mampu menilai dan memperbaiki pelajaran.

3. Guru lebih percaya diri jika PTK membuat guru berkembang menjadi guru profesional.

4. Dapat berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri. b. Manfaat bagi siswa :

1. Hasil belajar siswa meningkat

2. Permasalahan pembelajaran siswa akan cepat diselesaikan 3. Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

(28)

B. Model Desain Penelitian

Di dalam penyusunan desain penelitian ini, penulis mengambil salah satu model desain penelitian yang telah dikembangkan oleh para pendidik (2007 : 84). Salah satunya adalah model desain menurut Kemmis dan McTaggart dengan menggunakan model siklus. Desain penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Untuk lebih jelasnya maka desain penelitian ini dapat dilihat dalam alur penelitian di bawan ini :

Gambar 3.1

Alur penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggar (Suharsimi, 2007:84).

PERENCANAAN

SIKLUS I

PELAKSANAAN REFLEKSI

PENGAMATAN

PERENCANAAN

SIKLUS II PELAKSANAAN

REFLEKSI

PENGAMATAN

(29)

Secara garis besarnya gambar diatas menunjukan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua,

Setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti bersama observer mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

Adapun tahapan-tahapan yang ditempuh Menurut alur penelitian Kemmis dan Taggart dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti rencana pelaksanaan pembelajaran, penyiapan tempat sebagai pelaksanaan penelitian dan sumber pembelajaran.

Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran eksperimen sehubungan dengan materi pembelajaran IPA mengenai siklus air, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu peneliti mengumpulkan data yang diperlukan selama berlangsungnya penelitian yang terdiri dari dua siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

(30)

Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran tentang siklus air.Dalam tahap ini langkah-langkah

pembelajaran dan tidakan menggunakan beberapa siklus yaitu siklus I dan siklus II.

3. Observasi (Observing)

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data motivasi dan hasil belajar serta mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa sselama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar Observasi. Observasi ini dilakukan 0leh peneliti bersama observer dengan mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran IPA mengenai siklus air dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menegtahui apaka aktivitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil obseervasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan data yang telah diperoleh saat penelitian oleh observer dan peneliti. Refleksi berguna untuk memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil yang telah dilakukan. Hasil refleksi yang dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya sampai tindakan pembelajaran dinyatakan berhasil.

(31)

kelemahan (temuan) proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Mengecek kelengkapan pengumpulan data yang terjaring melalui instrument selama proses tindakan

b) Mendiskusikan data hasil observasi dengan observer , peneliti, berupa perolehan nilai siswa , hasil pengamatan, angket dan lain-lain.

c) Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam scenario pembelajaran dengan berdasar pada analisis data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yangakan dilakukan pada siklus II.

C. Setting Penelitian

1. Lokasi

Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian ini di tempat peneliti mengajar yaitu SDN Bunisari dengan alamat Kp. Cikadu Ds. Bunisari Kec. Warungkondang Kab. Cianjur. Peneliti melakukan kolaborasi dengan teman sejawat dan kepala sekolah. Kepala sekolah dan rekan sejawat sebagai pengamat yang akan memberikan masukan-masukan terhadap kekurangan selama proses penelitian dan membantu peneliti selama penelitian berlangsung.

2. Kelas

Kelas Tempat pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas ini adalah di kelas V SDN Bunisari, Desa Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

3. Waktu Penelitian

(32)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 39 orang, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 22 perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial, budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik masih tergolong kurang terhadap perhatian pendidikan dan ini terakumulasi terhadap kualitas pendidikan di SDN Bunisari walaupun hal tersebut bukan salah satu paktor yang menetukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

Tabel 3.1

Data Kelas V SDN Bunisari

NO. NAMA SISWA

1. ASEP RIDWAN 2. ENCEP SEHABUDIN 3. AI ROHANAH

4. ADAM ABDUL BASAR 5. AGUS RAMDANI 6. ANDI SETIAWAN

7. BAYU HIDAYATULLOH 8. DEDE MASLIAH

(33)

16. IDA ROSIDA 17. ISMAN JAELANI 18. JIHAN KAMILA 19. LINA NURHALISAH 20. M.HARBI YUSUF 21. M.RIZKI MAULANA 22. M.YUSUP SAEPUL ROMLI 23. NAI RAHMANIAH

24. NELIS FITRIANI 25. NISA RAHMAWATI 26. RINI AKIDAH 27. RISMAWATI 28. SUSILAWATI 29. SITI NUROHMAH 30. SITI ALIYAH 31. SITI JENAB 32. SITI LASTRI 33. UJANG SOPYAN 34. WAHYUDIN 35. YULIANI

36. NATASYA TRISYA 37. MUHAMAD SALMAN 38. SITI NURKILAH 39. SITI JAMILAH

JUMLAH

(34)

E. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Menurut alur penelitian Kemmis dan Taggart, tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada refleksi awal.

Berdasarkan alur penelitian diatas maka pelaksanaan tindakan ini terbagi kedalam 2 siklus diantaranya :

SIKLUS I

a)Perencanaan Tindakan I

Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun persiapan pembelajaran IPA dengan difokuskan pada materi siklus air tentang proses kondensasi . Perencanaan ini meliputi beberapa hal yaitu, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu kepada langkah- langkah pembelajaran eksperimen , menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa langkah-langkah untuk melakukan percobaan tentang materi siklus air ( kondensasi), menyediakan alat dan bahan untuk keperluan kegiatan eksperimen , dan menyusun instrument data berupa lembar observasi aktifitas guru dan siswa, lembar angket motivasi belajar siswa, dan lembar tes hasil belajar siswa.

b)Pelaksanaan Tindakan I

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran IPA sesuai persiapan yang telah direncanakan, yaitu :

1) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok,setiap kelompok terdiri dari 6 siswaSetiap kelompok diberi lembar kerja siswa

2) Guru dan siswa mempersiapkan semua alat dan bahanuntuk melakukan eksperimen

3) Guru mendemonstrasikan eksperimen mengenai siklus air (kondensasi) 4) Setiap kelompok mengamati proses eskperimen yang di demontrasikan

(35)

5) Guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis

6) Setiap kelompok melakukan eksperimen mengenai siklus air dengan panduan guru

7) Semua siswa dalam kelompok berbagi tugas dalam melakukan eksperimen dan mencatat hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa.

8) Siswa berdiskusi dengan anggota kelompokdan mempresentasikan hasil laporan kedepan kelas.

9) Guru memberi penguatan dan mengevaluasi hasil pengamatan siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil laporan yang telah dibuat siswa.

10)Siswa mengerjakan lembar tes

c) Observasi

Pada saat siswa melakukan pengamatan proses eksperimen mengenai siklus air (kondensasi) yang didemonstrasikan guru, serta melakukan percobaan itu sendiri, observer melakukan observasi kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi. Hal-hal yang di observasi adalah mengenai kemampuan guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

d)Refleksi dan Rekomendasi

(36)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat perlengkapan yang dapat digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data, diperlukan

adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti atau refleksi mendapatkan hasil yang baik.

Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian :

1. RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen yang dibuat guru,dimana merupakan instrument yang sangat penting dalam rangka untuk menciptakan kelancaran proses kegiatan belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

2. LKS (Lembar Kerja Siswa)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lembar kerja kelompok siswa yang didalamnya terdapat panduan atau langkah-langkah kerja (langkah-langkah melakukan eksperimen), alat dan bahan serta butir soal yang harus diisi setelah percobaan dilakukan. LKS digunakan oleh siswa sebagai pedomandalam menentukan konsep siklus air berdasarkan pada tahap-tahap eksperimen pada saat pembelajaran berlangsung.

3. Lembar observasi

(37)

pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Bunisari. Kegiatan observasi akan dilakukan dalam setiapkegiatan siklus pembelajaran

4. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar atau tingkat penguasaan siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari maupun yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan setiap siklus. Adapun tes yang digunakan yaitu tes tertulis (objektif) dalam bentuk soal-soal

pilihan ganda sebanyak 10 soal dan uraian 5 soal yang berhubungan dengan materi siklus air (kondensasi) pada siklus I. Dan 5 soal uraian (objektif) yang berhubungan dengan materi siklus air (Infiltrasi) pada siklus II.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Lembar observasi

Teknik pengolahan data observasi adalah sebagai berikut :

Melalui observasi akan diperoleh gambaran mengenai aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Data yang terkumpul melalui lembar observasi disusun dalam bentuk tabel di bawah ini dan hasil observasi dianalisis berdasarkan pemberian ceklis (√ )pada kolom ya atau tidak.

TABEL 3.2

LEMBAR OBSERVASI GURU

Siklus :I

Hari / Tgl :Selasa, 30 April 2013 Kelas / Semester :V / II

(38)

NO AKTIFITAS GURU HASIL a.Mengkondisikan kelas dan siswa

pada situasi belajar yang kondusif.

b.Mengadakan apersepsi, sebagai penggalian pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

c.Memberi motivasi yang dapat membangkitkan minat siswa. d.Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

e.Membagi siswa kedalam beberapa kelompok.

f.Memberikan LKS pada tiap kelompok dan memberi

c. Mengamati dan membimbing siswa dalam melakukan

(39)

Cianjur, 30 April 2013

Observer

INEU NURANI RACHMAN, S.Pd

TABEL 3.3

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Siklus :I

Hari / Tgl : Selasa / 30 April 2013 Kelas / Semester : V / II

Materi :Siklus Air (Kondensasi)

NO. ASPEK YANG DIAMATI

KELOMPOK YA TIDAK KET

1. Siswa mengamati percobaan yang di demonstrasikan guru

1 2 3 4 5 6 2. Siswa dapat

merumuskan

(40)

di demonstrasikan 5 7. Siswa dapat menarik

(41)

INEU NURANI RACHMAN, S.Pd

2. Tes

Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu, sekaligus untuk memperoleh gambaran mengenai daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

Hasil tes yang didapat dari tiap siklusnya dicari nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

= ∑

n Keterangan :

= Rata-rata hitung ∑ =skor

(42)

(TB) Tingkat Keberhasilan

(43)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan, perhitungan dan analisis pada penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur dan pembahasan yang terdapat pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pelaksanaan proses pembelajaran aktivitas siswa pada saat melakukan percobaan sangat baik. Hal ini terlihat ketika proses percobaan berlangsung dari awal hipotesis sampai menyimpulkan hasil percobaan dan mempersentasikan hasil percobaan di depan kelas mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Begitu juga dengan aktivitas guru yang berfungsi sebagai fasilitator sehingga memudahkan proses pembelajaran.

2. Hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajaran IPA mengenai Siklus Air tentang proses Kondensasi (siklus I) dan proses Infiltrasi (siklus II) hasil rata-rata nilai tes siswa 69,74 pada siklus I dan hasil rata-rata nilai tes siswa 73,84 pada siklus II.

B. Rekomendasi

(44)

Eneng Khoerunisa , 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.S (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Bumiaskara

Darliana, dkk (1996) Alam Sekitar Jilid 3 (petunjuk guru). Jakarta : Depdikbud Himitsuqolbu. Wordpress. Com

Putripertiwikahar. Blogspot. Com

Riyana Cepi (2007) Media Pembelajaran SD. Bandung : UPI PRESS

Sumiati & Asra (2009) Metode Pembelajaran. Bandung : CV WACANA PRIMA Sagala ( 2008) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Samsudin (2008:) Pembelajaran Penjas Orkes Sd/Mi. Jakarta : Prenada Group Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Penerbit ALFABETA

Surakhmad (1990) Proses Pembelajaran. Jakarta: Kanisius

Taniredja, Pujiati, Nyata (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : ALFABETA

Trianto (2007) Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Perpustakaan nasional

User Usman, dkk (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja RosdaKarya

Widodo Ari dkk (2007) Pendidikan Ipa di SD. Bandung : UPI PRESS

Wriaatmaja (2009) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

(45)

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Air
Gambar 3.1 Alur penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggar (Suharsimi, 2007:84).
Tabel 3.1 Data Kelas V SDN Bunisari
TABEL 3.2 LEMBAR OBSERVASI GURU
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen

Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pembelajaran Ipa Mengenai Materi Pesawat Sederhana. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

eksperimen diuraikan sebagai berikut: (a) guru mengenalkan alat±alat yang digunakan untuk melakukan eksperimen, (b) guru menyampaikan cara melakukan percobaan dan cara

Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 2 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penggunaan Eksperimen dalam pembelajaran

Kekuatan me- tode eksperimen adalah: (1) membuat sis- wa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut cerita orang atau buku, (2) siswa

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. Agar eksperimen itu tidak gagal

Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan metode eksperimen dapat me- ningkatkan prestasi belajar terhadap materi perpindahan energi panas dan listrik bidang studi

Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi terutama pada aspek dan deskriptor yang belum muncul pada siklus I. Pada siklus II ini