• Tidak ada hasil yang ditemukan

Representasi Nilai-Nilai Feminisme Liberal Dalam Film (Analisis Semiotik Film Merry Riana:Mimpi Sejuta Dollar) JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Representasi Nilai-Nilai Feminisme Liberal Dalam Film (Analisis Semiotik Film Merry Riana:Mimpi Sejuta Dollar) JURNAL"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

REPRESENTASI NILAI-NILAI FEMINISME LIBERAL DALAM FILM

(Analisis Semiotik Film Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar)

Disusun Oleh :

Gadang Mulyatama Sarasjati

D1214034

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

REPRESENTASI NILAI-NILAI FEMINISME LIBERAL DALAM FILM

(Analisis Semiotik Film Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar)

Gadang Mulyatama Sarasjati

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRACT

Liberal feminism thought emerges as a critique against liberal political theory in which the theory upholds autonomous, equality, moral value and individual freedom values, but is still considered as discriminating the women. The framework of liberal feminism in struggling for society problem focuses on the equal opportunity and right for every individual, particularly woman that is represented in movie entitled Mery Riana: Mimpi Sejuta Dollar.

This research aimed to find out in-depth the liberal feminism represented in a movie entitled Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, so that the public is expected to get a clear representation on the definition of liberal feminism as an action to

struggle for the women’s right and position equality.

The type of research used was descriptive qualitative one with semiotic analysis, with technique of collecting data through shots of scenes in the movie Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar, containing the elements representing liberal feminism.

Technique of analyzing data used in this research was Roland Barthes’ semiotic

technique in which the author saw the representation of feminism from three points: denotative meaning, connotative meaning, and myth existing in each of scenes and dialogs in the movie.

(3)

Pendahuluan

Film merupakan media komunikasi massa (mass communication), yaitu

komunikasi melalui media massa modern yang di dalamnya terdapat pesan

sebagai salah satu kajian ilmu komunikasi. Film merupakan sebuah karya yang

mana di dalamnya terdapat berbagai cerita dari bermacam-macam sisi kehidupan.

Parasineasatau pembuat film memiliki kebebasan dalam berkreativitas membuat

rangkaian cerita sehingga dapat menghasilkan sebuah karya film yang apik. Film

memiliki berbagai macam genre dan ide cerita mulai dari kisah cinta, drama

kehidupan, action, komedi, horor hingga memuat mengenai kritik terhadap

kondisi kehidupan.1

Realitas yang ditampilkan dalam film merupakan sebuah realitas yang

sebenarnya, atau juga berupa realitas imajinasi. Setiap film yang dibuat atau

diproduksi pasti menawarkan suatu pesan kepada para penontonnya. Jika

dikaitkan dengan kajian komunikasi, suatu film yang ditawarkan harusnya

memiliki efek yang sesuai dengan keterkaitan pesan yang diharapkan, jangan

sampai inti pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik.

Pada tanggal 24 Desember 2014 yang lalu di Indonesia dirilis film drama

yang mengandung pesan dan alur cerita bukan hanya seputar drama romantika

namun juga bercerita tentang perjuangan hidup seorang wanita di negeri seberang

yaitu Singapura. Film tersebut diangkat dari kisah nyata dan diberi judul “Merry

Riana: Mimpi Sejuta Dollar”. Film ini diadopsi dari Novel Best Seller yang

berjudul Merry Riana dengan beberapa kali cetak karena permintaan pasar yang

selalu meningkat2sedangkan penjualan film ini memang sempat menjadi trending

tropic di twitter karena penontonnya mencapai 250.000 orang dan film tersebut

sempat meraih penghargaan sebagai pemenang di Apresiasi Film Indonesia

1

Alex Sobur. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis dan

Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 127.

2

(4)

commit to user

namun masih tetap kalah dengan jumlah penjualan film-film lain dan prestasi

film-film lainnya. Oleh karena itu film ini dianggap tidak sepopuler novelnya.3

Pada film Merry Riana tersebut mengandung salah satu gerakan

feminisme yaitu feminisme liberal yang dinilai sebagai suatu pandangan untuk

menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual.

Aliran ini dicetuskan oleh Naomy Wolf yang menyatakan bahwa kebebasan dan

kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik.

Setiap manusia mempunyai kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara

rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakangan

pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri.

Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dan

punya kedudukan setara dengan lelaki.4

Selain menggunakan teori feminisme liberal, peneliti menggunakan teori

semiotik Roland Barthes yang mana tidak hanya berdasarkan apa yang terlihat

secara kasat mata saja, namun juga melalui apa yang tersirat dari simbol atau

tanda yang ada. Keberadaan tanda dan simbol itulah yang kemudian berkembang

menjadi asumsi dan berubah menjadi mitos yang memasyarakat. Barthes

menyatakan bahwa ada dua sistem pemaknaan tanda yaitu denotasi dan konotasi.5

(Sobur, 2009: 128).

Rumusan Masalah

Penelitian ini akan berfokus pada bagaimanakah analisis semiotika mengenai

representasi nilai-nilai feminisme liberal dalam film “Merry Riana: Mimpi Sejuta

Dollar”?

3

Haryo Prabancono. Diakses dari http://www.harianjogja.com, diakses pada 27 Agustus pukul 20:57. 4

R. Megawangi,Membiarkan Berbeda: Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender, Bandung: Penerbit Mizan, 1999, hlm. 118-119

5

(5)

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimanakah Analisis Semiotik

Representasi Nilai-Nilai Feminisme Liberal Dalam Film “Merry Riana: Mimipi

Sejuta Dollar”.

Tinjauan Pustaka

a. Ilmu Komunikasi

Menurut Wilbur Schrarmm dalam buku “Pengantar Teori Komunikasi”,

komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schramm

menguraikannya demikian: “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin

communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita

berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu

kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi

informasi, ide atau sikap.6

Dalam studi komunikasi terdapat dua mahzab utama yang sering

digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian-penelitian berkaitan

dengan fenomena komunikasi. John Fiske, dalam bukunya membagi studi

komunikasi dalam dua mahzab utama, yaitu:7

1) Mahzab proses

Mahzab ini komunikasi dipandang sebagai suatu proses untuk

mempengaruhi perilaku atau state of mind orang lain. Komunikasi akan

dianggap gagal, jika efek tersebut berbeda dari atau lebih kecil daripada

yang diharapkan.

2) Mahzab produksi dan pertukaran makna

Bagi mahzab ini, studi komunikasi adalah studi tentang teks dan

kebudayaan. Metode studinya yang utama adalah semiotika. Pesan

merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan

6

Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media pressindo, 2006, hlm. 4 7

(6)

commit to user

penerima, kemudian menghasilkan makna. Mahzab ini memfokuskan pada

peranan komunikasi dalam membentuk dan menjaga nilai-nilai serta pada

cara nilai-nilai tersebut memungkinkan komunikasi menjadi bermakna.

b. Film

Film adalah media hiburan yang di dalamnya dapat juga berisi tentang

persuasi atau bujukan. Hal itu dikarenakan film berpengaruh besar bagi

penontonya. Adanya film membuat kita mengenal dunia yang berbeda dan

memberi warna baru sebuah hiburan untuk semua khalayak umum. Film juga

dapat merepresentasikan apa yang termuat dalam sebuah judul film agar dapat

dimengerti oleh khalayak umum. Istilah representasi itu sendiri menunjuk pada

bagaiamana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu

ditampilkan.8

c. Representasi

Representasi merupakan bagian penting dari proses dimana makna

diproduksi dan disampaikan kepada orang lain. Hall menyebutkan bahwa

representasi merupakan “The production of meaning of the concepts in our minds

through language” (Hall 2000, 17) yang berarti bahwa representasi merupakan

produksi makna dalam pikiran kita melalui bahasa. Menurut Stuart Hall ada dua

proses representasi. Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang sesuatu

yang ada dikepala kita masing-masing, representasi mental masih merupakan

sesuatu yang abstrak. Kedua, bahasa yang berperan penting dalam proses

konstruksi makna.9

d. Feminisme

Menurut Naomi Wolf, feminisme adalah sebuah teori yang mengisahkan

harga diri pribadi dan harga diri seluruh kaum perempuan. Oleh karena itu

8

Eriyanto.Analisis Wacana, Pengantar Analisis Isi Media, Yogyakarta : LKIS, 2000, hlm. 112. 9

(7)

‘menjadi feminis’ mestinya serupa maknanya dengan ‘menjadi manusia’.10

Pengertian lain dari feminisme merupakan gerakan perempuan yang menuntut

persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan pria. Pada dasarnya

tujuan dari feminisme adalah untuk menyamakan kedudukan perempuan dengan

pria karena perbedaan menimbulkanstereotypetentang pria dan perempuan.11

e. Semiotika Roland Barthes

Barthes menyatakan bahwa ada dua sistem pemaknaan tanda: denotasi dan

konotasi. Barthes membedakan dua macam hal tersebut karena ia akan mencari

batasan antara pesan denotatif dan konotatif. Untuk menciptakan sebuah

semiotika konotasi gambar, kedua pesan ini harus dibedakan terlebih dahulu

karena sistem konotasi sebagai semiotik tingkat dua dibangun di atas sistem

denotatif. Dalam gambar atau foto, pesan denotasi adalah pesan yang

disampaikan secara keseluruhan dan pesan konotasi adalah pesan yang dihasilkan

oleh unsur-unsur gambar dalam foto. Rolland Barthes membuat sebuah model

sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes

lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of

signification).12

Metodologi

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

analisis semiotika Roland Barthes yang mana menganalisis menggunakan data-data

yang terdapat dalam Film berupa simbol-simbol, tidak didasarkan pada kuantitas atau

10

Naomi Wolf,Gegar Gender: Kekuasaan Perempuan Menjelang Abad 21, terj. Omi Intan Naomi,

Yogyakarta: Pustaka Semesta Press, 1997, hlm. 87-98. 11

Suharto Sugihastuti,Kajian Sastra Feminis Teori Dan Aplikasinya,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, hlm. 18.

12

(8)

commit to user

bilangan banyaknya simbol, tetapi lebih kepada substansi yang terkandung dalam

simbol-simbol dalam film tersebut.

Objek yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Film berjudul “Merry

Riana: Mimpi Sejuta Dollar” dengan mengambil scene-scene sehingga dapat

dikatakan unit analisis yang akan diteliti berupa tanda-tanda yang dapat dilihat

dengan mengunakan Simbol atau lambang yang berupa tokoh, pakaian, warna,

gesture tubuh, gambar, tempat, maupun latar belakang video tersebut; tanda-tanda

linguistik yaitu kata-kata dan kalimat yang terdapat dalam video yang akan diteliti;

penggunaan aspek sinematografi sepertianglekamera maupun ukuran gambar.

Sajian dan Analisis Data

Analisa terhadap film “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar” yang menjadi

obyek dalam penelitian ini dilakukan dengan mengartikan tanda-tanda dalam film

yang menunjukan adanya feminisme liberal melalui beberapa adegan yang kemudian

dianalisis dengan metode semiotika Barthes yang mana dalam metode tersebut

menggunakan makna konotatif dan denotatif serta mitos yang diteliti melalui tanda

tanda dalam film. Film “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar” merupakan salah satu

film yang di dalamnya terdapat nilai-nilai feminisme liberal yang mana hal tersebut

digambarkan melalui karakter yang dibangun dari sosok Merry, antara lain sebagai

berikut:

1. Perempuan sebagai feminis menginginkan adanya kesetaraan kesempatan

(9)

Gambar 3.1

Merry sedang mengikuti ujian masukNayang University

a. Makna Denotasi

Makna denotasi pada scene ini saat Merry sedang mengerjakan tes

masukNayang University. Hal ini menggambarkan bahwa Merry mendapat

kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan sehingga

mempresentasikan nilai feminisme liberal yaitu perempuan sebagai feminis

menginginkan adanya kesetaraan kesempatan dalam bidang pendidikan.

b. Makna Konotasi

Makna konotasi pada scene tersebut dilihat dari pengambilan gambar

yang fokus kepada mimik dan gesture Merry yang sedang duduk dengan

tatapan serius tertuju pada kertas. Dari scene tersebut juga terdapat

backsound yang menambah kesan serius. Berdasarkan scene tersebut

menimbulkan beberapa makna yaitu Merry sedang mengalami kesulitan

atau Merry sedang belajar sesuatu.

c. Mitos

Mitos mengenal perempuan dalam masyarakat yang cenderung

mensubordinat posisi perempuan dalam masyarakat. Beban yang

diletakkan di bahu perempuan tidak jauh dari tanggung jawab keluarga

dalam mengurus rumah tangga (Widiantini, 2014:265). Namun padascene

ini digambarkan Merry sedang berjuang untuk mencapai sesuatu yaitu

(10)

commit to user

2. Menyangkal adanya perbedaan intelektual antara laki-laki dan perempuan.

Gambar 3.2

Merry lolos ujian masuk Nayang University

a. Makna Denotasi

Pada scene diatas terdapat yang menampilkan makna denotasi yang

menunjukkan bahwa Merry Riana lolos dalam tes masukNayang University.

Hal ini mempresentasikan nilai feminisme liberal yaitu menyangkal adanya

perbedaan intelektual antara laki-laki dan perempuan.

b. Makna Konotasi

Teknik pengambilan gambar padasceneini dengan caratilt downpada

bagian jari yang menunjuk ke arah tulisan pengumuman dari atas hingga

berhenti pada nama Merry Riana. Tilt down sendiri merupakan bagian dari

teknik pengambilan gambar tilting, gerakan kamera secara vertikal (posisi

kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya. Pada shoot

berikutnya terdapat teknik pengambilan gambar Two shoot yaitu fokus pada

dua objek. Disini adalah Merry dan Irene fokus pada mimik Merry yang

digambarkan tidak senang menimbulkan makna konotasi bahwa Merry

sedang bersedih, bingung atau mendapat berita buruk.

c. Mitos

Mitos perempuan hanya duduk di rumah saja cukup macak, masak dan

manak. Pendapat tersebut sudah tak berlaku di jaman modern saat ini. seperti

yang dikatakan Fakih, dalam aspek pendidikan prestasi perempuan dalam

(11)

Jumlah perempuan yang buta huruf pada dasawarsa terakhir menurun dratis.

Namun pada film ini Merry dibuktikan lolos ujian tes masuk Nayang

University yang mana hal ini membuktikan bahwa Merry adalah perempuan

yang cerdas.

3. Perempuan melakukan hal yng dapat dilakukan laki-laki rata-rata dan

dianggap tidak dapat dilakukan perempuan rata-rata dan juga sebaliknya.

Gambar 3.3

Merry bekerja diSingapore Flyer

a. Makna Denotasi

Scene diatas mempresentasikan adanya nilai feminisme liberal yaitu

karena pekerjaan sebagai Cleaning Service di Singapure Flyer dilihat dari

resiko pekerjaan dan jam kerja itu sendiri.

b. Makna Konotasi

Padasceneini penggambaran makna konotasi tertuju pada musik yang

mengiringi tiap adegan di dalamnya yang mana musik tersebut

menggambarkan aktivitas-aktivitas Merry yang penuh semangat. Musik pada

scene ini adalah musik sendu yaitu musik yang menggambarkan kesedihan

yang mana dapat direpresentasikan bahwa Merry sedang sedih menjalani

pekerjaan barunya sebagai cleaning service sementara itu pada cerita film

tersebut kesedihan dalam shot ini bukan dikarenakan hal tersebut namun

(12)

commit to user

c. Mitos

Mitos perempuan bekerja itu tidak kodratnya, namun kodratnya adalah

mengurus rumah. Bekerja masih saja diartikan sebagai kegiatan yang

menghasilkan sesuatu terutama uang yang biasanya dilakukan di luar rumah.

Berdasarkan definisi bekerja mainstream itu, pekerjaan perempuan didalam

rumah atau urusan rumah tangga menjadi beban yang kedua (double burden)

karena stereotiping perempuan sebagai “ratu rumah tangga” masih melekat

meskipun si perempuan aktif diluar rumah.

4. Perempuan sebagai feminis mengkonstruksi ulang peran gender secara

sosial.

Gambar 3.4

Merry menjadi koordinator acara kampus

a. Makna Denotasi

Padasceneini menggambarkan adanya nilai feminisme liberal. Hal ini

karena Merry sebagai perempuan mampu berperan sebagai kunci dari suatu

acara dan memberikan pengaruh bagi teman-temannya baik itu sesama

perempuan maupun laki-laki sehingga didalamnya terdapat konstruksi

gender.

b. Makna Konotasi

Scene ini menggambarkan lebih dari satu persepsi karena gambar

diambil secara terus menerus tanpa adanya dialog hanya diiringi soundtrack

dari Sarah Saputri yang berjudul Kamulah Mimpiku Cintaku sehingga

menimbulkan kesan semangat yang mana hal ini sinkron dengan shot film

(13)

acara itu namun disisi lain apabila dilihat dari lirik soundtrack itu sendiri

lirik ini tidak menggambarkan semangat namun hanyalah seputar kehidupan

percintaan sehingga dapat menimbulkan penafsiran lain.

c. Mitos

Mitos padasceneini dilihat ada perbandingan mitos dari segi pakaian

Merry ditampilkan sangatlah berbeda, pada umumnya pakaian wanita adalah

pakaian yang dipakai adalah atasan, rok, dan tas jinjing seperti pada shot

kedua, namun pada shot pertama Merry digambarkan dengan pakaian yang

selama ini dipakai oleh laki laki yaitu atasan kaos, celana jeans dan tas

ransel.

5. Perempuan sebagai feminis menjadi pembuat keputusan yang otonom.

Gambar 3.5

Merry menginvest saham dalam bisnisnya

a. Makna Denotasi

Makna denotasi pada scene ini ialah menggambarkan adanya salah

satu nilai feminisme liberal. Hal ini digambarkan pada saat Merry mengambil

keputusan atas pertimbangan dirinya sendiri tanpa menghiraukan saran dari

Alva untuk menginvest saham dengan jumlah yang cukup besar.

b. Makna Konotasi

Scene yang menggambarkan makna konotasi ialah pada saat adanya

teknik pengambilan gambar Big Close Up Shot yang menampilkan bagian

tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Pada shot ini pengambilan

gambar fokus pada layar handphone Merry sehingga sangat jelas

(14)

commit to user

Dan dibawahnya terdapat pilihan yes dan cancel. Pada shot ini tidak

ditampilkan saat Merry memilih salah satu pilihan tersebut, sehingga

menimbulkan makna bahwa Merry belum tentu memilih oke dan juga belum

tentu memilih cancel sehingga masih rancu. Padahal dalam denotasinya

Merry memilihoke.

c. Makna Mitos

Perempuan pada mitosnya tidak mempunyai andil besar sebgai

pembuat keputusan, ada pertimbangan-pertimbangan dari pihak laki-laki yang

dinilai lebih layak untuk dijadikan keputusan tidak seperti yang digambarkan

padascenedi atas.

6. Perempuan sebagai feminis menginginkan adanya kesetaraan kesempatan

dalam bidang ekonomi

Gambar 3.6

Merry interview pada perusahaan asuransi

a. Makna Denotasi

Scene ini menggambarkan makna denotasi Merry diterima kerja pada

sebuah perusahaan asuransi di Singapura sehingga mengandung nilai

feminisme liberal yaitu perempuan sebagai feminis menginginkan adanya

kesetaraan kesempatan dalam bidang pekerjaan.

b. Makna Konotasi

Makna konotasi berawal pada scene ini ditunjukkan dengan adanya

Soundtrack Mimpiku mimpimu mengiringi adegan Merry yang melangkah

(15)

berubah, pada scene ini pakaian Merry sangat rapi dan tampak elegan seperti

layaknya pelamar kerja. Gestur Merry ketika berjabat tangan dengan

manager asuransi tampak yakin dan bersemangat. Ketika interview, Merry

sangat optimis itu terlihat dari ekspresi wajah Merry yang selalu tersenyum

setiap menjawab pertanyaan.

c. Mitos

Pada scene ini menggambarkan bahwa Merry berhasil diterima

bekerja pada sebuah perusahaan asuransi dan ditempatkan pada posisi

marketing. Hal tersebut menggambarkan adanya tanda-tanda mitos. Pada

mitosnya wanita dianggap hanya mampu untuk melakukan pekerjaan yang

ringan tanpa adanya tekanan dikarenakan pertimbangan bahwa wanita masih

harus memiliki tanggung jawab lain di dalam rumah seperti mengurus

rumah, keluarga maupun diri sendiri.

7. Membebaskan perempuan dari peran gender yang opresif

Gambar 3.7

Merry wisuda sebagai mahasiswiNayang University

a. Makna Denotasi

Pada scene ini makna denotasi menggambarkan Merry sedang

berpelukan ditengah teman-temannya baik itu laki-laki maupun perempuan

saat wisuda. Hal ini dinilai mempresentasikan nilai feminisme liberal yaitu

(16)

commit to user

b. Makna Konotasi

Pada adegan ini tokoh Merry digambakan dengan kostum wisuda

dan toga yang mana hal tersebut dapat menggambarkan makna selain Merry

wisuda namun pemakaian toga dapat dartikan lain bisa saja toga yang

dipakai Merry adalah sebagai atribut foto bersama atau bahkan tiga pada

umumnya juga tidak hanya dikenakan oleh mahasiswa namun oleh para

petinggi dan pendidik universitas maka keberadaan dialog disini harusnya

sangat penting untuk memperjelas makna.

c. Mitos

Merry berhasil menyelesaikan pendikan di tingkat universitas dengan

baik, yang mana dalam mitosnya perempuan tidak menganggap

pendidikan sebagai kebutuhan primer dan hal itu membuat perempuan

pada zaman dahulu tidak ada yang sekolah sampai dengan level

Universitas.

Simpulan

Penelitian ini berusaha untuk meneliti tanda-tanda yang terdapat dalam

scenedengan analisis semiotika Roland Barthes yang mana mengubah tanda-tanda

menjadi makna denotasi, makna konotasi dan mitos untuk mepresentasikan adanya

nilai-nilai feminisme liberal dalam film “Merry Riana: Mimpi Sejuta Dollar”.

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa Film Merry Riana: Mimpi

Sejuta Dollar memuat nilai-nilai feminisme liberal yang terdapat dalam

scene-scene film dengan menganalisa satu-persatu makna denotasi, konotasi dan mitos

dalam scene untuk menemukan nilai feminisme liberal yang ada.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menemukan berbagai nilai-nilai

feminisme liberal yang ada pada shot-shot film Merry Riana:Mimpi Sejuta

(17)

feminisme liberal dan sadar bahwa nilai-nilai feminisme liberal perlu dimengerti

oleh semua kalangan baik itu perempuan maupun laki-laki agar keduanya saling

menghargai dan terciptalah kesamaan dalam kesempatan dan hak tanpa

melupakan kodrat keduanya.

Daftar Pustaka

Fiske, John. 2004.Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Hall, Stuart. 2000. Representation; Cultural Representation Sginifying Practices.

London: Sage Publication.

Megawangi, R. 1999. Membiarkan Berbeda: Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender. Penerbit Mizan. Bandung.

Prabancono, Haryo. 2015. http://www.harianjogja.com, diakses pada 27 Agustus pukul 20:57).

Sobur, Alex. 2002. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis dan Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugihastuti, Suharto. 2002. Kajian Sastra Feminis Teori Dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprapto, Tommy. 2006.Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media pressindo. Widya Putri, Aditya. 2016.

https://tirto.id/20160821-35/memburu-label-best-seller-304769, diakses pada 27 Agustus pukul 20:52

Gambar

Gambar 3.2Merry lolos ujian masuk Nayang University
Merry bekerja diGambar 3.3 Singapore Flyer
Gambar 3.4Merry menjadi koordinator acara kampus
Gambar 3.5Merry menginvest saham dalam bisnisnya
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam film ini sosok laki – laki hanya digambarkan sebagai subjek yang dijadikan pemuas nafsu, pemunculan karakter laki – laki menambah stereotype bahwa kaum laki – laki

Novatisari, Dian. Code Swicthing in Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar Movie. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tugas akhir ini meneliti peralihan kode di dalam film

Thesis: English Department, Faculty of Cultural Sciences, SebelasMaret University. This research was done to analyze c ode choice in the film entitled “ Merry Riana

Feminisme yang terdapat dalam ilm “Spy” merupakan feminisme aliran gelombang pertama dengan menggambarkan sosok perempuan yang memiliki intelektualitas

Hasil penelitian dari tindak tutur direktif dalam dialog film MRMSD Produksi MD Pictures menunjukan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur direktif yang paling sering

Topik feminisme menarik perhatian peneliti karena selama ini perempuan sering digambarkan hanya sebagai objek narasi yang pasif bahkan objek erotis utama dalam film.. Berdasarkan

Muhammadiyah Surakarta, 2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah film Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar. Objek penelitian

Pada tahap kedua film “Toys Story 3” scene-scene yang sudah dipilah tersebut akan dianalisa secara mendalam dan dimaknai, yang menunjukkan adegan feminisme liberal dari perempuan,