• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

e~.s

PENGARUH

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH

DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN KIMIA Dl SMA PADA

POKOK BAIIASAN SISTEM KOLOID

TES I S

Diajuka.n Untuk Memenuhi Persyara.tan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

WINA MARIANA

NH\1 : 061188410009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS N EGERI MEDAN

(2)

I

J

i

J

\

\

TESIS

PENGARUH

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH

DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP BASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA

PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

Disusun dan diajukan oleh:

WINA MARIANA

NIM.061188410009

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis

Pada TanggallO Maret 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi

Salah Satu-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Pembimbing I

530320 198012I 001

Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia

~

\

Prof.

Dr.

Ramlan Silaban, M.Si

NIP. 19600618 198703 1 002

Medan, I 0 Maret 20 II

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Mengetahui

Pe::]la~~

Dr. Retno

Dwi

Suyanti. M.Si

(3)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO NAMA

1.

Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS

NIP. 19530320 198012 1 001

(Pembimbing I)

2.

Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si

NIP. 19660126 199103 2 003

(Pembimbing II)

3.

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si

NIP. 19660126 1991003 1 003

(Narasumber)

4.

Dr. Simson Tarigan, M.Pd

NIP. 19600223 198306 1 005

(Nara Sumber)

5.

Dr. Mahmud, M.Sc

NIP. 19580222 198903 1 002

(Nara Sumber)

(4)

ABSTRAK

WINA MARIANA, Pengaruh Contextual Teaching And Learning Approach

dan Minat Berwirausaba terhadap Hasil Belajar dalam Pembelajaran Kimia di SMA pada Pokok Bahasan Sistem Koloid. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Kimia Pascasaljana UNIMED, 20 II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I) perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional; {2) perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang memiliki minat berwirausaba tinggi dan siswa yang memiliki minat berwirausaha rendah; (3) Pengaruh interaksi antara Penel pendekatan pembelajaran dan minat berwirausaha terhadap basil belajar kimia siswa.Penelitian termasuk penelitian quasi eksperimen menggunakan desain faktorial 2 x 2. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditentukan secara acak (random sampling). Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar beljumlah 30 soal dalam bentuk pilihan berganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan angket minat berwirausaha sebanyak 32 butir yang telah valid dan reliabel. Teknik analisis yang digunakan teknik analisis varians dua jalur (Two

Ways Anova) dengan bantuan program SPSS 16,0. Hasil penelitian dan penguj ian

hipotesis disimpulkan babwa : {l) terdapat perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional, pada taraf signifikansi 0,05. (2) terdapat perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang memiliki minat berwirausaba tinggi dengan siswa memiliki minat berwirausaha rendab, pada taraf signifikansi 0,05. (3) tidak terdapat pengaruh interaksi antara pcndekatan pembelajaran dan minat berwirausaba terbadap basil belajar kimia siswa, tidak signifikan karena > 0,05. Hal ini memberi makna babwa siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual meskipun memiliki minat berwirausaba tinggi, maupun rendah belum tentu akan lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.

(5)

1.1. Latar Belakang Masalab

BABI

PENDAHULUAN

Seiring dengan bertambah pesatnya jumla..~ penduduk di Indonesia dalam era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulk.an banyak pennasalaha.n, tennasuk menyempitnya lapangan pekeljaan. Kesempatan kelja dengan orang yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Akibatnya jumlah

pengangguran semakin besar yang berdampak pada kondisi perekonomian di Indonesia. Belakangan ini juga semakin banyak perusahaan-perusahaan yang mengurangijumlah pekerjanya sehingga pengangguran pun semakin bertambah.

Pengangguran tidak hanya disebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja, tetapi j uga oleh ketidakmampuan pencari kerja untuk memenuhi persyaratan atau kualiflkasi yang diminta oleh dunia usaha. Oleh karena itu, setiap pencari kerja perlu dibekali pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu. Sikap yang diperlukan oleh semua orang baik yang alr.an berwi.rausaha maupun sebagai pencari keija adalah sikap atau minat wirausaha. Alma (2006), seorang wirausaha mempunyai ciri-ciri yaitu: percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani mengambil resiko, mampu memimpin, orisinil, berorientasi ke masa depan dan kreativitas. Sementara Santoso (1993) menyatakan bahwa minat wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena memba\va manfaat bagi dirinya dan orang lain. Apabila seseorang mempunyai minat untuk menciptakan lapangan pekeljaan sendiri (berwirausaha) yaitu dengan bekelja sesuai keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki, maka tidak usah mengandalkan untuk mendapatkan pekeljaan dari orang lain atau bekerja pada instansi pemerintah.

Bidang pendidikan sangatlah penting dan harus diperhatikan, karena berdampak pada bidang-bida."lg yang lain. Masalah kependidikan yang serius dihadapi oleh negara berkembang khususnya yang dihadapi oleh Indonesia, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas.

(6)

pekerjaan, kekurangtersediaan lapangan pekerjaan akan berimbas pada

kem~p~_nan sosial dan eksistensi pendidikan dalam perspektif masyarakat. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan kesempatan kelja yang ada. Dalam arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan, adalah mendapatlcan lapangan kerja yang diharapkan atau setidak-tidaknya setelah lulus dapat bekerja di sektor formal yang memiliki nilai gengsi atau nilai yang lebih tinggi dibanding sektor informaJ (fribantoyo, 2007).

Saat ini pemerintah juga mempunyai program dalam dllllia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMA (frihantoyo, 2007). Perubahan j umlah sekolahan ini terpicu data yang diperoleh di lapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMA. Pada dasarnya Sli-1A diprogram untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan skill (untuk SMA) bisa dikatakan tidak ada. Berbeda dengan dllllia SMK, mereka dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja, maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan dari SMK. Dinas Pendidikan telah rnenganjurkan untuk lebih rnemilih SMK karena lebih menjanjikan dalarn dllllia kerja. Dirnasukkannya anak-anak ke sekolahan kejuruan adalah agar siswa cepat mendapat peketjaan selepas lulus, dengan bekal keterampilan yang didapat dari sekolahan.

Sementara itu dalam proses belajar rnengajar di SMA di Indonesia, hampir tidak ada SMA yang memberikan pendidikan ke'l-virausahaan bagi siswa!i sehingga kernungkinan intensi untuk rnenjadi wirausaha dan kecenderungan pengambilan resiko belurn terbentuk. Apakah dengan adanya perbedaan kurikulum ini menghasilkan minat yang berbeda untuk terjun rnenjadi wirausaha pada para siswanya. Melihat kondisi di atas, maka pendidikan IP A khususnya pernbelajaran kimia pada saat ini diharapkan dapat memberi bekal bagi siswa yang akan rnelanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan yang tidak melanjutkan sekolah.

(7)

Materi atau bahan-bahan kimia saat ini banyak digunakan secara luas

... ~aiam kehidupan sehari-hari seperti susu. mentega, kosmetik. plastik, obat-obatan,

pupuk, pestisida, cat, semen, hair spray, ban karet, bahan bakar danjenis makanan yang semuanya merupakan basil dari penerapan itmu kimia. Manfaat bahan kimia akan terns meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan keinginan manusia akan bahan-bahan baru. Memperhatikan produk-produk kimia yang dihasitkan melalui mata pelajaran kimia, dirasakan perlu untuk mendorong siswa terampil dan menguasai mata pelajaran kimia serta merasakan manfaat dari belajar kimia dan diharapkan dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa.

Salah satu materi kimia yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah materi sistem koloid yang diajarkan pada siswa kelas XI SMA semester genap, dengan standar kompetensi: menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-sehari (Susilowati, 2009). Dengan mempelajari materi sistem koloid siswa dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bemi1ai ekonomi yang diharapkan dapat menumbuhkan semangat atau jiwa berwirausaha. Namun pada prakteknya, masih banyak siswa yang kesulitan dalam mempelajari kimia yang terlihat dari rendahnya hasil belajar kimia sisv.'ll.

Menurut Rumansyah (2001), banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan saiah satu mata pelajaran tersulit bagi siswa saat ini. Akibatnya, banyak siswa SMU yang gaga! dalam belajar kimia. Beberapa hasil penelitian, diantaranya adalah Wiseman 1981; Nakhleh 1992; Carter 1989; Kirkwood dan Symington 1996 (dalam Rusmansyah, 2001), menunjukkan banyak siswa yang dapat dengan mudah mempelajari mata pelajaran lain, tetapi mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip kimia. Hal ini dis~ba b k an

karakteristik konsep ilmu kimia berbeda dengan konsep ilmu lainnya, sehingga cara mempelajarinya juga tidak sama. Apalagi, secara forma! konsep ilmu kimia baru diperoleh ketika siswa masuk SMU, sehingga wajar bila mereka mempelajari konsep ilmu kimia dengan cara belajar yang cenderung sama dengan cara belajlp" untuk konsep ilmu lainnya.

(8)

Salah satu faktor yang diduga menyebabkan suiitnya siswa memahami materi kimia adalah penggunaan meto~~ _mengajar guru yang kurang tepat. Pada hakikatnya dalam pembelajaran kimia sangat dibutuhkan suatu kegiatan yang melibatkan siswa aktif, mampu berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan suatu masalah, karena tidak semua materi pelajaran kimia yang disajikan oleh guru dapat dimengerti siswa jika hanya disampaikan melalui ceramab. Namu.:1 kenyataan di lapangan, proses pembel~Yaran yang dilakukan guru saat ini masih didominasi dengan metode ceramah dan berpusat pada buku (teks book), dan dilanjutkan dengan pemberian tugas atau latihan.

Kimia sebagai proses dan produk seharu.snya marnpu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan kecerdasan dan prestasi belajar sis\-'lla. Berbagai gejala atau fenomena alam dapat diketahui dengan belajar kimia. Oleh karena itu, proses belajar kimia dapat dikaitkan langsung dengan berbagai objek yang bermanfaat di sekitar kehidupan manusia. Selain itu kimia dapat juga diguhakan sebagai alat untuk mendidik manusia (siswa) agar memiliki pengetalman, ketrarnpilan, dan sikap ilmiah (Karyadi, 2005).

Atas dasar pemikiran di atas, tentunya periu upaya yang terns menerus untuk mencari dan menemukan pendekatan pembel~jaran kimia yang unggul. Daiam konteks KBK maupun KTSP, mengajar tidak diartikan sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa, yang menempatkan siswa sebagai objek belajar dan guru sebagai subjek. akan tetapi mengajar harus dipandang sebagai proses pengaturan lingkungan agar siswa aktif dalam kegiatan belajar. Agar siswa dapat mempelajari dan memahanli materi pelajaran kimia lebih bermakna, guru harus mampu menemukan suatu pendekatan pembelajar..n kimia yang mampu memotivasi siswa untuk belajar, dapat mengembangkan life skiil dan pembelajaran kimia yang menarik. serta memupuk daya kreasi dan inovasi siswa.

(9)

merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KBK atau KTSP. Pendekatan kcntekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi duma nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota ke!uarga dan masyar...kat. Pada pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya, maksudnya adalah guru Iebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekeaja bersama untuk menemukan sesuatu yang ban1 bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan

dan ketrampilan) datang dari "menemukan sendiri", bukan dari "apa kata guru" (Nurhadi dan Senduk 2003).

Melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kimia khususnya sistem koloid, materi yang diajarkan akan dikaitkan dengan objek nyata sehingga selain dididik, siswa dapat mempelajari proses pengolaltan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan sema."J.gat/ji\1.'ll berwirausaha, dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan. Inti dari pendekatan kontekstual bukan membentuk siswa menjadi seorang wirausahawan atau pedagang, tetapi dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstua! diharapkan akan menumbuhkan semangat, jiwa maupun minat berwirausaha bagi siswa dalam proses belajar seperti kreatif, inovatif, benvawasan luas, ma:1.diri dan pantang menyerah.

Beranjak dari uraian Jatar belakang di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian be:judul "PENGARUH CO/'tlTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING APPROACH DAN MINAT BERWIRAUSAHA TERHADAP

HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA P ADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID".

1.2. Identiftkasi M2sa!ab

Berdasarkan Jatar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka banyak sekali fak'tor yang mempengaruhi basil belajar siswa pada mata pelajaran kimia Hal. itu dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar meogajar

5

(10)

:

seperti siswa, guru, kurikulum, metode mengajar, sarana dan prasarana, media dan masih banyak komponen lainnya. Berdasarkan uraian latar belakang ters~~~~

dapat diidentifikasi pennasalahan dalam penelitian ini, antara lain: Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar kimia siswa? Bagaimanakah minat

belajar siswa terhadap pelajaran kimia? Apakah ada minat siswa untuk berwirausaha setelah belajar kimia? Apakah ada hubungan minat berwirausaha dengan hasil belajar kimia siswa? Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki minat berwirausaha dengan siswa tidak memiliki minat berwirausaha? Apakah minat berwirausaha siswa dapat dikembangkan dalam belajar kimia? Apakah pendekatan pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru kimia SMA di kelas sudah efektif? Apakah pendekatan yang digunakan guru dalam mengajarkan kimia dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa? Apakah dalam mengajarkan materi kimia khususnya materi sistem koloid, guru menggunakan pendekatan kontekstual? Sejauhmana guru menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran kimia? Apakah ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan minat berwirausaha sisv.'a terhadap hasil belajar kimia siswa?

1.3. Pembatasan Masalab

Mengingat luasnya permasalah yang teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah, dan yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

l. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 14 Medan dan dibatasi hanya pada siswa kelas XI tahun pelajaran 201 0/20 ll.

2. Kelas yang diteliti dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu satu kelas sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dan satu kelas lainnya sebagai kelompok pengontrol yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional (ceramah). Selanjutnya dari

(11)

minat berwirausaha tinggi dan kelompok s1swa yang memiliki minat berwirausaha rendah.

3. Minat berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisisr, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Data minat berwirausaha dijaring dengan menggunakan angket atau kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan pengertian minat berwirausaha.

4. Hasil belajar kimia yang dimaksud dalam penetitian ini dibatasi pada ranah

kognitif berdasadan taksonomi Bloom pada materi sistem koloid kelas XI SMA semester genap yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada aspek

pengetahuan atau ingatan (CI), pemahaman (C2) , aplikasi (C3), analisis (C4),

dan sintesis (C5) .

1.4. Perumusao Masalah

Untuk mempeijelas permasalahan sebagai dasar penelitian ini, maka perlu dirumuskan permasalah yang akan diteliti, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang merniliki minat berwimusahan tinggi dengan siswa yang memiliki rninat berwirausaha rendah?

3. Apakah terdapat interaksi atau pengaruh pendekatan pembelajaran dan minat berwimusahan terhadap basil belajar kimia siswa?

1.5. Tujuao Peoelitiao

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian secara umwn adalah untuk memperoleh intormasi ilmiah tentang efektivitas pembelajaran kimia dengan pendekatan kontekstual dengan minat berwirausaha serta pengaruhnya terhadap basil belajar kimia siswa.

(12)

Sedangkan secara khusus, pene!itian ini bertujuan untuk:

I. Mengetahui perbedaan hasil belajar kimia a..'ltara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang memiliki minat

berwirausahan tinggi dengan siswa yang memiliki minat berwirausaha rendah 3. Mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan rninat

berwirausahan terhadap basil belajar kimia siswa

1.6. Manfaat Penelitiao

Temuan-temuan dari basil penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat bagi

bidang pendidikan khususnya pada mata pelajaran kirnia, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran dengan minat berwirausaha dim pengaruhnya terhadap basil belajar kirnia siswa, serta sebagai kerangka acuaR bagi penelitian lanjutan tentang pembelajaran yang sejenis.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengambil kebijakan agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik pada

mata pelajaran kimia di SMA. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi swnbangan pernikiran. informasi dan bahan acuan bagi guru tentang pendekatan kontekstual dalarn memperbaiki proses pembelajaran di kelas, yang selanjutnya diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat berwirausaha siswa SMA dan pengaruhnya terhadap basil belajar siswa

(13)

BABY

KESIMPULAN, lMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil-hasil temuan penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

I . Terdapat perbedaan basil belajar kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Dalam hal ini terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran kontkstual terhadap basil bela jar kimia siswa, dengan taraf signiftkansi 0,05.

2. Terdapat perbedaan basil belajar kirnia antara siswa yang memiliki minat berwirausaha tinggi dengan siswa yang memiliki m inat berwirausaha rendah. Dalam hal ini terdapat pengaruh basil belajar a ntara s iswa yang memiliki minat berwirausaha tinggi dan minat berwirausaha rendah, dengan taraf signitikansi 0,05.

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan minat berwirausaha dalam mempengaruhi basil belajar kimia siswa. Hal ini memberi makna bahwa siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual meskipun memiliki minat berwirausaha tinggi, maupun rendah tidak mempengaruhi basil belajar kimia siswa berarti akan lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Siswa yang minat berwirausahanya tinggi jika dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual maupun dengan pendekatan konvensional akan memperoleh nilai yang lebih baik jika dibandingkan siswa yang mcmiliki minat berwirausaha rendah, tidak signifikan karena > 0,05. 5.2. lmplikasi

Banyak siswa yang menganggap kimia adalah pelajaran sulit, karena karakteristik ilmu kimia berbeda dengan ilmu lainnya, sehingga cara mcmpelajarinya juga tidak sama. Apalagi, secara formal konsep ilmu kimia baru diperoleh ketika s iswa masuk SMU sedangkan pada tingkat SMP kimia termasuk bagian dari mata pelajaran IPA, sehingga wajar bila mereka mempelajari konsep ilmu kimia dengan cara belajar yang cendcrung sama dengan cara belajar untuk konsep ilmu Iainnya.

Padahal materi atau bahan-bahan kimia saat ini banyak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari seperti susu, mentega, kosmetik, plastik, pupuk,

(14)

J

obatan, pestisida, cat, semen, hair spray, ban !caret, bahan bakar dan berbagai jenis makanan yang semuanya merupakan basil dari penerapan ilmu kimia Memperhatikan produk-produk kimia yang dihasilkan melalui mata pelajaran kimia, dirasakan perlu untuk mendorong siswa terampil dan menguasai mata pelajaran kimia serta merasakan manfaat dari belajar kimia ·dan diharapkan dapat menumbll1ikan minat siswa dalam berwirausaha

Agar siswa dapat memahami materi-materi kimia yang dipelajarinya sehingga timbul minat pada dirinya termasuk minat dalam berwirausaha, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dan tidak hanya menggunakan metode atau pendekatan yang bersifat konvensional, namun dapat menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna, sehingga diharapkan setelah mempelajari materi-materi kimia siswa mampu mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas dengan konteks dalam dunia nyata. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.

Menerapkan pembelajaran kontekstual di dalam kelas bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu diharapkan guru agar lcbih kreatif dapat merancang dan menentukan alokasi waktu yang sesuai sehitigga semua matcri yang dibelajarkan kepada siswa ~apat tersampaikan dengan baik_dan diterima siswa dengan mudah dan dapat diingat oleh siswa dalam waktu yang lama, karcna pada dasamya pendekatan kontekstual ditcrapkan di dalam kclas dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar mampu menghubungkan pengctahuan yang dipcrolehnya di dalam kelas dcngan penerapannya dalam kehidupan nyata.

Dalam pembelajaran kontekstual guru hendaknya memberikan kemudahan belajar kepada siswa, dcngan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembclajaran yang bcrupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan sangat menul1iang pembclajaran kontekstual, dan keberhasilan pembclajaraan secara keseluruhan.

Di samping metode atau pendekatan yang digunakan guru, faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar adalah minat belajar siswa yang merupakan faktor intern siswa. Karcna minat mempunyai andil yang sangat besar dalam memegang keberhasilan. Seseorang akan memetik basil dari bclajamya manakala ia benninat pada sesuatu yang ia pelajari. Oleh karena itu, guru harus

(15)

f

berusaha untuk lebih menumbuhkan minat belajar pada diri siswa salah satunya minat dalam berwirausaha sehingga siswa merasa belajar kimia merupakan suatu kebutuhan bukan keterpaksaan.

Pendekatan kontekstual dengan ketujuh komponennya, yaitu: I) konstruktivisme (constructivism); (2) menemukan (inquiri); (3) bertanya

(questioning); (4) masyarakat belajar (learning community); (5) pemodelan

(modelling); (6) refleksi (reflection); dan (7) penilaian yang sebenamya (authentic assessment), diharapkan dapat menumbuhk:embangkan minat berwirausaha pada diri siswa sehingga siswa merasa senang dalam belajar kimia. Oleb karena itu agar pendekatan pembel~a ran kontekstual ini dapat menumbuhk:an minat berwirausaha siswa, diharapkan guru dapat mcnghubungk.an materi yang diajarkan dengan dunia nyata terutama dalam dunia-dunia usaha dari basil penerapan ilmu kimia yang ada.

5.3. Sa ran

Berdasarkan basil penelitian dan simpulan-simpulan di atas, maka sebagai tindak lafl.i ut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

I. He ndaknya dalam mengajarkan materi kimia guru tidak hanya sekedar menyampaikan konsep-konscp kimia kepada siswa, namun bagaimana siswa dapat menghubungkan maupun mencrapkan konsep yang dibelajarkan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka termasuk dalam dunia usaha sehingga siswa merasakan banyaknya manfuat dari belajar kimia

2. Sebagai upaya untuk meningkatkan basil belajar siswa secara optimal, hendaknya guru dapat merancang suatu pendekatan pembelajaran yang dapat mclibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran salah satunya dcngan pendekatan kontekstual, dan diharapkan untuk selalu memberikan motivasi kepada siswa agar konsentrasi dan lcbib kreatif dalam bel~ar.

3. Penerapan langkah-langkah pendekatan kontekstual perlu dipersiapkan dengan baik dan matang oleb guru sehigga dapat melibatkan siswa secara langsung dalam pembclajaran dan mampu menumbuhkan minat belajar pada diri siswa termasuk minat dalam berwirausaha

4. Para siswa juga diharapkan agar lebih aktif dan kretif selama proses pembelajaran baik dalam hal bertanya, menjawab pertanyaan, kepekaan terhadap lingkungan, memccahkan permasalahan yang ada dan diharapkan untuk selalu konsentrasi dan let?ih meningkatkan minat dalam belajar.

(16)

5. Sekolah diharapkan lebih memperhatikan kesediaan alat-alat maupun bahan praktikum untuk membantu guru dalam me~Ualankan tugas mengajamya sehingga siswa juga dapat memahami materi yang dibelajarkan dengan inkuiri melalui praktikum yang dilakukan.

6. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan khususnya bidang pendidikan·. kimia. Karena penelitian ini barn sampai rnengangkat pengaruh pendekatan pembelajaran dan minat berwirausaha siswa terhadap basil belajar kirnia siswa di kelas XI SMA, rnaka peneliti berharap kiranya para peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian pasca penelitian ini. Hal ini penting agar basil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori rnaupun sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan metode, model ataupun pendekatan pembelajaran di dalam kelas.

~

~

z

~

~

~

m

m

&,

I

E-9

(17)

I

'

I

DAFfAR PUSTAKA Alma, B., (2004). Kewirausahaan. Alfabeta, Bandung.

Arikunto, S., ( 1999). Prosedur Pene/itian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2002). Dasar-dasar Evaiuasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Conpolat, N., (2003). Student's Understanding Of Chemistry Concepts. Journal

Of Chemical Education. Col. 80. Number II, November 2003. PP

(1328-1331 ).

Depdiknas, (2003). Kurikulum Mata Pelajaran Kimia, Depdiknas, Jakarta. Gagne, R.M., (1 977). The Condition Of Learning (3rd Ed). Hall Rinehort and

Winston, New York.

Guilfard, P.J., (1954). Psychometric Methods. Me Graw Hill, New York.

Joyce, B., dan Weil, M., (1985). Model Of Teaching, Foreword by James.

Wolfsixth Edition, Amerika

Majid, A., (2006). Perencanaan Pembelajaran. Rosda Karya, Bandung.

Medrich, E., Calderon, S., and Hoachlander, G., (2003). Contextual Teaching and Learning Strategies in High Schools: Developing a Vision for Support and

Evaluation. MPR Associates, Inc. American Youth Policy Fomm,

Washington, DC.

Meltzer, D.E., (2002). The relation Between Math and Concept Learning Gain in

Physics: American Journal Physics, 70 (12), 1259-1267

Mulyasa, E., (2006). Menjadi Guru Profesional. Rosda Karya, Bandung.

Muslich, M., (2007). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konseptual. Bumi Aksara, Jakarta.

Nasution, S., ( 1982). Didakti Azas-Azas Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. Nurani, Y., (20030. Strategfi Pembelajaran, Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka, Jakarta.

Purba, M., (2004). Kimia Untuk SMA Kelas IX, Erlangga, Jakarta Purwanto, N., ( 1991). Psikalogi Pendi1il«m. Rosda Karya, Bandung.

(18)

Rusmansyah, 1., (2001). Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Kimia Karbon melalui Strategi Peta Konsep (Concept mapping), 21 April 2005, http: llwww.depdiknas.go.id/jurnal/42/Rusmansyah Htm.

Sandjaya, W., (2007). Strategi Pembe/ajaran. Penebit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Santoso, (1993). Lingkungan Tempat Tinggal Menentukan Minot Berwirausaha.

FKlP-UNS, Surakarta.

Slamet, M., (1985). Prinsip-prinsip Be/ajar Mengajar dan Mengajar Efektif. IPB (Institute Pertanian Bogor), BQgor.

Slameto, (1995). Be/ajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Smith. B.P., 2006. Contextual Teaching And Learning Practices In The Family And Consumer Sciences Curriculum Journal of Family and Consumer

Sciences Education, Vol. 24, No. I , Spring/Summer, 2006.

Sudannono, U., (2005). Kimia Untuk SMA kelas XI. Erlangga, Jakarta

S udjana, N dan Rivai., A., (2001). Media Pembelajaran. Sinar Baru Algensindd, Bandung.

Sudjana., (2002) , Metoda Stalistika. Tarsito, Bandung.

"tft

Sumarsono, S., (20 I 0). Kewirausahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Suryabrata, S., ( 1984). Psikologi Pendidikan. Rajawali, Jakarta.

Suyanti, D.R., (2008). Strategi Pembelajaran Kimia, Universitas Negeri Medan Program Pasca Sarjana, Medan.

Usman, Muhammad U dan Setawati L., (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan

Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Wahid, A., (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian Kewirausahaan.

Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wahyuningsih, A., (2009). Panduan Kewirausahaan. Esia Media, Bogor. Winkel, WS., ( 1991). Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta.

I

Referensi

Dokumen terkait

By referring to the figure in Table 8, it can be concluded that if the increment of the Regional Minimum Wages set by the Local Government are really based on the Proper Living

Maka kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Pasar Semawis merupakan obyek unggulan di Kota Semarang dengan potensi- potensi wisata yang

[r]

Melihat pentingnya empati untuk dikembangkan sejak dini, serta banyak metode yang bisa digunakan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian terkait

Dengan itu, penelitian ini bertujuan unuk melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di

programmatic urban palimpsests abounded: a new cafe within the Sony Centre complex was named Josty , just like the legendary artists meeting place, standing on the square

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/SDA-18/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan

golongan yang sekarang ini menamakan dirinya orang yang memperjuangkan Islam, belumlah dapat dinamakan sebagai “ fiatin qalilatin ...,” yang demikian