• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Kepemimpinan Kepala SMP Berbasis Prestasi (Studi Situs SMP Al Islam 1 Surakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Kepemimpinan Kepala SMP Berbasis Prestasi (Studi Situs SMP Al Islam 1 Surakarta)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Undang-undang sistem pendidikan nasional), menuntut penataan manajemen dalam berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang sebelumnya merupakan wewenang pusat ke daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah ini, kewenangan bergeser pada sekolah di bawah koordinasi dan pengawasan pemerintah daerah kota dan kabupaten.

Dengan otonomi daerah diharapkan strategi pembangunan pendidikan yang tidak efektif di masa lalu ditinggalkan dan diubah dengan strategi pembangunan pendidikan yang efektif. Strategi tersebut adalah strategi pembangunan pendidikan yang memberdayakan, yang memberikan kepercayaan yang lebih luas, dan mengembalikan wawasan pengelolaan pendidikan kepada sekolah. Peran pemerintah ditekankan pada pelayanan agar proses pendidikan disekolah berjalan secara efektif dan efisien. Peran ini dapat dilakukan oleh semua jenjang pemerintahan baik pusat, propinsi maupun kabupaten atau kota. Dan yang menjadi fokus pembangunan pendidikan adalah sekolah.

(2)

melahirkan masyarakat belajar. Karena dengan strategi ini maka seluruh jajaran pengelola dan pelaksana pendidikan dituntut untuk terus belajar. Dengan demikian siswa merasa senang karena kebutuhannya selalu bisa direspon dengan baik oleh para pengelola dan pendidik di sekolahnya.

Selama ini akuntabilitas sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat masih sangat rendah. Terlalu kuatnya dominasi pemerintah pusat dan manajemen mikro penyelenggaraan pendidikan di sekolah secara sistematis telah memadamkan akuntabilitas sekolah kepada masyarakat sekitar. Kedudukan masyarakat dan orang tua murid sebagai konsumen pendidikan dengan segala kepentingannnya telah lama diabaikan. Situasi ini harus segera diubah. Sekolah dan guru sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat dan orang tua untuk mendidik putra-putrinya, maka seyogyanya sekolah dan guru menunjukkan akuntabilitasnya kepada mereka.

(3)

Dengan otonomi maka hambatan tersebut berusaha dihilangkan. Dalam wacana ini maka sekolah menjadi fokus dalam pengelolaan pendidikan. Dan karena sekolah menjadi pusatnya maka tentu saja kepala sekolah memiliki tanggungjawab yang amat besar dalam meningkatkan keberhasilan lembaga yang dipimpinnya.

Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memikul tanggung jawab yang amat besar untuk memenuhi harapan dari berbagai pihak yang terkait. Dengan mengemban tugas pokok mencapai tujuan pokok pendidikan nasional yang telah dijabarkan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional, maka kepala sekolah dituntut untuk mampu mengerahkan, mengatur, memberi teladan kepada anak buahnya mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Keberhasilan dan ketidakberhasilan sekolah mencapai tujuan ditentukan oleh berhasil tidaknya kepala sekolah mengatur atau mengelola sekolah atau seluruh potensi sekolah agar berfungsi optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah merupakan penanggungjawab tunggal di sekolah. Bahkan karena tugasnya yang amat berat, Mulyasa (2003: vi) menyerupakannya dengan tanggung jawab pimpinan di dalam Angkatan Berse jata. Jika dala A gkata Berse jata ada istilah tidak ada prajurit

ya g bersalah , aka dala pe didika pu tidak ada tenaga kependidikan

(4)

padahal sebagian besar kesalahan dan dosa guru adalah kesalahan dan dosa kepala sekolah.

Karena kedudukan kepala sekolah sebagai pemimpin formal tertinggi di sekolah, maka pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh besar dan sangat menentukan kemajuan sekolah. Akan tetapi kepemimpinan kepala sekolah bukanlah satu hal yang mudah dan terjadi demikian saja. Untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif diperlukan berbagai prasyarat dan upaya-upaya yang optimal.

Para ahli berpendapat tentang pentingnya pemimpin dalam dinamika organisasi seperti beberapa pendapat sebagai berikut:

1. Kekuatan organisasi terletak pada proses interaksi tiga kekuatan utama, yaitu: kekuatan hubungan pribadi, mutu pola pikir yang ada, serta kekuatan tata nilai yang diterima dan berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.

2. Dinamika organisasi sangat ditentukan oleh pola pikir yang dimiliki oleh pimpinan organisasi.

3. Keberhasilan atau kemajuan dalam persaingan perang baik masa dulu maupun sekarang tetap ditentukan oleh pola pikir dan sikap mental komandan atau pemimpin (Wahjosumidjo, 2010: 1)

Poin di atas telah menjelaskan betapa pentingnya peranan pemimpin dan kepemimpinannya dalam suatu organisasi, demikian halnya dengan kepemimpinan kepala sekolah di dalam sebuah sekolah.

(5)

mampu membuat berbagai keputusan yang mendukung percepatan tercapainya tujuan sekolah.

Kepala sekolah bertanggung jawab mulai dari mengkoordinasikan fungsi-fungsi pelaporan kenaikan kelas, menyimpan buku catatan, pemeliharaan gedung, dan fungsi-fungsi manajemen. Di sekolah menengah tugas kepala sekolah bertambah dengan tugas memelihara kedisiplinan siswa yang kemudian menjadi peran utama dan tanggung jawab kepala sekolah.

Di luar tugas-tugas administratif ringan seorang kepala sekolah memiliki tugas-tugas yang sangat penting dalam bidang manajemen admninistrasi seperti pengajaran dan pengembangan kurikulum, personel bidang kesiswaan, personel staf, kepemimpinan sekolah, masyarakat, organisasi dan strukturnya, keuangan sekolah dan manajemen bisnis dan lain-lain.

(6)

Tanggung jawab kepala sekolah tidak hanya terbatas pada tugas internal sekolah saja tetapi juga tugas di luar sekolah yaitu berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat dan pihak orang tua murid. Untuk menghadapi berbagai pihak dengan berbagai sifat yang berbeda, maka kepala sekolah perlu memiliki kesadaran tentang adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam kelompok yang dihadapi. Mereka harus mengetahui dan mengenal dengan baik orang-orang yang dihadapi. Kepala sekolah harus mampu menjadi mediator antara sekolah dengan masyarakat, dengan menyediakan waktu untuk semua pihak agar bisa berdialog dan membuat kesepakatan dan konsensus yang merefleksikan harapan-harapan masyarakat dan kepala sekolah dan pihak sekolah terhadap sekolah itu sendiri.

(7)

Satu hal yang perlu disadari bahwa menjadi kepala sekolah yang profesional adalah satu hal yang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipahami, banyak hal yang harus dipelajari dan banyak lagi hal yang harus dikuasai. Untuk itu diperlukan keahlian kepemimpinan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan mampu melaksanakan tugas kekepala sekolahan dengan baik dan pada akhirnya mampu mencapai tujuan yang telah digariskan. Sebaliknya kepemimpinan yang tidak efektif akan menyebabkan tidak berhasilnya sebagian atau bahkan tugas kekepalasekolahan dan akhirnya menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh tujuan yang telah ditetapkan.

(8)

psikis guru dan karyawan lainnya. Guru akan dapat melaksankan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, efektivitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sekolah.

Salah satu sekolah yang cukup berhasil dalam melakukan penjaminan mutu adalah SMP Al Islam 1 Surakarta. Hal ini tercermin dalam salah satu butir kebijakan mutu yang dicanangkan sekolah ini. Pada point

perta a kebijaka utu, dike ukaka bahwa sekolah berkomitmen untuk

menjalankan sistem manajemen mutu terstruktur yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ISO 9001:2008 . Komitmen tersebut tentunya membutuhkan suatu kepemimpinan yang dapat memastikan bahwa sasaran mutu dapat tercapai dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, kebijakan penjaminan mutu tersebut tidak semudah yang dibayangkan. Adalah peranan kepala sekolah yang dapat mendorong seluruh warga sekolah untuk ikut mewujudkan tercapainya standar mutu yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Firestone dan Riehl (Robinson, 2006: 63) yang mengatakan sebagai berikut:

(9)

Beberapa studi di Indonesia telah disurvey oleh Achmady dan Dedy Syupriadi (2005) menunjukkan betapa pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan pendidikan di sekolah seperti berikut ini: 1. Ciri kehidupan sekolah yang mutunya baik dan mutunya kurang baik di

sekolah berkaitan dengan mutu kepemimpinan kepala sekolah.

2. Survei di puluhan sekolah menunjukkan bahwa sekolah yang mutunya baik dan memiliki preferensi yang tinggi di masyarakat memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan sekolah yang mutunya biasa alam hal gairah belajar siswa, motivasi guru, hasil belaja, dan iklim sekolah secara keseluruhan. Ciri-ciri tersebut diatribusikan oleh kepemimpinan kepala sekolah.

(10)

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Fokus ini selajutnya dijabarkan ke dalam sub fokus sebagai berikut.

1. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

2. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

3. Bagaimana kepala sekolah dalam mengelola pembiayaan berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah berbasis prestasi di Sekolah Menengah Pertama Al- Islam I Surakarta. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

2. Kepala sekolah dalam mengelola sarana prasarana berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta.

(11)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun teoretis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi Yayasan

a. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai tambahan informasi tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam menjamin mutu pendidikan.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi Yayasan untuk dijadikan sebagai contoh pengembangan model kepemimpinan berbasis prestasi.

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kepala sekolah untuk dijadikan model kepemimpinan yang berbasis prestasi.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan berbasis prestasi.

3. Bagi Lembaga Terkait

a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah.

(12)

dan keterkaitannya dengan aktivitas yang dilakukan oleh Kepala Sekolah guna meningkatkan prestasi sekolah

E. Definisi Istilah

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan adalah kecakapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, meyakini serta untuk mengajak para anggota masyarakat agar mau bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien. Kepala sekolah adalah seseorang yang memimpin di sekolah baik negeri maupun swasta sebagai penggerak dan penentu arah untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian maka kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan yang dilakukan oleh kepala sekolah sehingga sekolah dapat mencapai tujuan oraganisasi secara efektif dan efisien.

2. Pengelolaan SDM

(13)

terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.

3. Pengelolaan Sarana Prasarana

Pengelolaan Sarana Prasarana adalah merupakan salah satu bidang kajian manajemen sekolah atau manajemen pendidikan dan sekaligus menjadi tugas pokok manajer sekolah atau kepala sekolah. Prasarana pendidikan di sekolah bisa di klasifikasikan menjadi dua macam prasarana pendidikan. Pertama, prasarana pendidikan yang scara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, ruang laboratorium, kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi sangat menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti ruang kantor sekolah dan lain-lain.

4. Pengelolaan Pembiayaan

Referensi

Dokumen terkait

Sekolah tidak lagi sebagai tempat peserta didik melatih diri berbuat sesuatu berdasarkan nilai- nilai akhlak dan moral, karena pola kepemimpinan Kepala sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Mutu Pembelajaran (Studi Situs di SD Negeri Kunden 1 Blora). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai?. keberhasilan tujuan

Sesuai dengan fokus penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kepemimpinan kepala. sekolah yang efektif,

Melihat latar belakang tersebut di atas, bagaimana gaya kepemimpinan dan karakter/ nilai-nilai kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sekolah mencapai tujuan,

Islam 1 meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang

Selanjutnya menurut Andang 2017:19 bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan kepala sekolah untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan