• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL MENGAJAR MENGINDUKSI PERUBAHAN KONSEP (M3PK) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 3 BINJAI."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep

(M3PK) Simson Tarigan Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II

SMA Negeri 3 Binjai

Oleh :

Andreas Kurnia Tarigan

NIM 0510310785

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Pengaruh Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semester II SMA Negeri 3 Binjai.

(4)

Penulis sudah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya kahsanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2012

Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Rumusan Masalah ... 4

1.5. Tujuan Penelitian ... 4

1.6. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 6

2.1.1. Belajar ... 6

2.1.2. Hasil Belajar ... 6

2.1.3. Ciri Belajar Mengajar ... 7

2.1. Teori Belajar Konstruktivisme ... 8

2.2. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK) .... 9

2.3.1. Keunggulan Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep ... 11

(6)

2.3. Anak Sebagai Arsitek Belajarnya ... 13

2.4. Belajar Sebagai Perubahan Konsep ... 15

2.5. Kondisi Untuk Melangsungkan Perubahan Konsep ... 18

2.6. Konsep Baru dan Kemungkinan Yang Terjadi ... 19

2.7. Perubahan Konsep Dalam Pengajaran IPA ... 21

2.8. Materi Bahasan Senyawa Hidrokarbon ... 23

2.9. Kerangka Konseptual ... 38

2.10. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 40

3.3. Variabel Penelitian ... 40

3.4. Desain Penelitian ... 41

3.5. Prosedur Penelitian ... 41

3.6. Alat Pengumpul Data ... 43

3.7. Teknik Analisa Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Analisis Instrumen dan Deskripsi Data Penelitian ... 47

4.2. Analisis Data Penelitian ... 48

4.3. Hasil Uji Hipotesis ... 49

4.4. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1. Kesimpulan ... 51

5.2. Saran ... 51

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rumus Molekul dan Rumus Struktur Senyawa Alkana... 27

Tabel 2.2. Beberapa Contoh Gugus Alkil ... 29

Tabel 2.3. Nama dan Rumus Molekul Beberapa Alkena ... 31

Tabel 4.1 Jumlah Skor, Rata-rata Dan Selisih Skor Hasil Belajar Siswa

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Pada Ulangan

Kelas ... 48

Tabel 4.2. Ringkasan Uji Normalitas ... 49

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Konsep Siswa dan Perubahan Konsep ... 16

Gambar 2.2. Struktur Pengajaran Melakukan Perubahan Konsep ... 22

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 53

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 65

Lampiran 3. Soal Tes Yang Belum Valid ... 74

Lampiran 4. Lembar Soal Tes Hasil Belajar Yang Valid ... 82

Lampiran 5. Kunci Jawaban ... 87

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Test ... 88

Lampiran 7. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 89

Lampiran 8. Hand Out Materi Bahasan Senyawa Hidrokarbon ... 90

Lampiran 19. Uji Validitas Instrumen Tes ... 113

Lampiran 20. Perhitungan Validitas ... 115

Lampiran 21. Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 117

Lampiran 22. Perhitungan Reliabilitas ... 118

Lampiran 23. Uji Daya Pembeda Dan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ... 119

Lampiran 24. Tabel Daya Pembeda Instrumen Tes ... 120

Lampiran 25. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes ... 121

Lampiran 26. Tabulasi Skor Tes Kelompok Sampel ... 122

Lampiran 27. Uji Homogenitas ... 124

Lampiran 28. Uji Normalitas ... 126

Lampiran 29. Uji Hipotesis ... 128

Lampiran 30. Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F) ... 130

Lampiran 31. Nilai-nilai Dalam Distribusi t (Tabel t) ... 133

Lampiran 32. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment ... 134

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang baru bagi siswa SMA

kelas X, karena mereka baru menerima pelajaran kimia seutuhnya di SMA,

walaupun di SMP mereka sudah mempelajarinya namun hanya sekilas saja. Oleh

sebab itu siswa siswi masih kesulitan untuk menerima dan mempelajari pelajaran

kimia tersebut sehingga mata pelajaran tersebut kurang diminati oleh siswa.

Pendidikan merupakan rangkaian komunikasi antar manusia, sehingga

dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang seutuhnya. Pendidikan

memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia di masa

yang akan datang. Proses pembelajaran yang terjadi di lingkungan sekolah

(pendidikan formal) melibatkan berbagai komponen yaitu : tujuan, bahan, metode,

dan alat serta penilaian (Sudjana, 1989). Jika salah satu komponen tidak ada maka

proses pembelajaran kurang berhasil.

Pembelajaran kimia di sekolah dewasa ini, tidak sesuai dengan yang di

harapkan, apabila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

kimia. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghapal materi yang

diterima dengan baik, tetapi mereka tidak memahami secara mendalam apa yang

mereka hapalkan khususnya bagi pelajaran kimia yang umumnya bersifat abstrak,

dan siswa tidak mengetahui apa pentingnya mereka mempelajari kimia untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena penggunaan

sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara

lisan (ceramah) tanpa menggunakan media sehingga siswa menerima pengetahuan

secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri.

Pada konsep kimia yang kebanyakan bersifat abstrak dan kebanyakan juga

perhitungan yang mana guru selalu menyajikan materi kimia dengan

menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari

dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa pelajaran kimia itu cenderung

(11)

Dari berbagai pandangan tersebut, banyak terjadi miskonsepsi atau

kesalahan konsep pada diri siswa walaupun mereka belum pernah mempelajari

mata pelajaran tersebut. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang

berminat untuk mempelajari kimia dan timbul kemalasan dalam diri siswa. Dari

pandangan yang berbeda-beda tersebut guru harus mampu membuat siswa mau

belajar, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena

itu, agar memudahkan guru memasukkan pelajaran kimia kedalam otak siswa,

guru harus mampu mengubah konsep dasar siswa tentang pelajaran kimia. Guru

sebagai motor atau penggerak proses belajar mengajar harus mampu memimpin

siswa dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Pada proses belajar mengajar

guru adalah pendidikan yang berperan menyiapkan bahan pembelajaran, memberi

motivasi, dan pemberi inspirasi pada siswa, menyiapkan metode belajar karena

guru adalah pusat belajar siswa dalam kelas. Sehingga keinginan siswa untuk

belajar adalah kunci utama keberhasilan proses pembelajaran.

Dari segala lapangan manusia mencari efisien kerja dengan menetapkan

model terbaik untuk memperoleh suatu tujuan. Cara mengajar yang menggunakan

teknik yang beraneka ragam, penggunaan metode yang sesuai dan di dasari

pengertian yang mendalam dari guru akan memperbesar minat belajar murid, dan

karenanya akan mempertinggi pula hasil pelajaran mereka. Begitu juga dengan

guru, seorang guru harus mampu mencari cara atau model untuk meyampaikan

materi pelajaran pada siswa. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep

bertujuan untuk memudahkan proses belajar mengajar, agar siswa mau dan

berminat belajar.

Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep adalah model mengajar

berdasarkan pemikiran konstruktivisme. Mereka berpandangan bahwa

pengetahuan itu dibangun dalam pikiran siswa itu sendiri. Jadi tugas guru yang

paling utama adalah mengidentifikasi konsep awal siswa dan melakukan

perubahan konsep (Tarigan, 1999). Sehingga guru dapat mengefisienkan waktu

pelajaran dengan menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep

(12)

Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep mempunyai tiga sasaran

utama yaitu : intelligibility, palusible dan fruitfull. Dalam kegiatan belajar

mengajar dengan model mengajar ini, hal yang akan adalah menciptakan konsep

awal siswa, identifikasi terhadap pengetahuan awal siswa tersebut dan melakukan

perubahan konsep. Dengan demikian, siswa akan mempunyai konsep baru dan

ilmiah tentang pelajaran kimia, sehingga siswa menjadi merasa tertarik

mempelajari kimia.

Keberhasilan model mengajar menginduksi perubahan konsep dalam

pembelajaran telah banyak diteliti diantaranya oleh Aries Apriwaty Tarigan,

dimna peneliti mengadakan di SMA Negeri 3 Medan dengan mendapatkan nilai

rata-rata pre test dan post test kelas eksperimen adalah 3,575 dan 7,775 dan nilai

rata-rata pre test dan post test kelas control 3,525 dan 6,875 dengan persentase

peningkatan hasil belajar sebesar 54%.

Penelitian yang dilakukan dengan judul pengaruh model mengajar

menginduksi perubahan konsep Simson Tarigan terhadap hasil belajar siswa pada

kelas X semester I SMA Budi Murni 3 Medan, yang dilakukan oleh Redisma

Berutu. Dimana di dapat hasil penelitian di lapangan diperoleh rata-rata nilai hasil

belajar kimia siswa yang diajar kan dengan menerapkan M3PK adalah 15,26

dengan nilai tertinggi 19 dan nilai terendah 9 sedangkan nilai rata-rata hasil

belajar kimia siswa yang diajar tanpa menerapkan M3PK adalah 13,17 dengan

nilai tertinggi 18 dan nilai terendah 5. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian

hipotesis dapat disimpulkan bahwa penerapan M3PK dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan tatanama senyawa dan persamaan reaksi

sederhana di kelas X SMA Budi Murni 3 Medan.

Berdasarkan observasi, penulis memilih tempat penelitian di SMA Negeri

3 Binjai, karena penulis melihat rendahnya minat/kemauan siswa memilih jurusan

IPA khususnya kimia diperguruan tinggi. Hal ini diperoleh peneliti dari

wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 3 Binjai. Peneliti

juga memilih pokok bahasan Hidrokarbon karena dianggap salah satu pokok

(13)

peneliti tertarik untuk meneliti dan menerapkan Model Mengajar Menginduksi

Perubahan Konsep.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah ada beberapa masalah yang dapat di

identifikasi yaitu :

1. Konsep dasar atau pemahaman awal siswa SMA Negeri 3 Binjai kelas X

semester I tentang Hidrokarbon.

2. Siswa hanya mampu menghapal materi tetapi tidak memahami secara

mendalam apa yang mereka hapalkan.

3. Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep terhadap hasil belajar

siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka masalah hanya

dibatasi pada: penggunaan model mengajar menginduksi perubahan konsep dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 3 Binjai kelas X semester II

pada pokok bahasan Hidrokarbon.

1.4. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah adalah “Apakah ada peningkatan hasil

belajar kimia siswa yang diajar dengan menggunakan model mengajar

menginduksi perubahan konsep pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X

semester II SMA Negeri 3 Binjai”.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan

menggunakan model mengajar menginduksi perubahan konsep di SMA Negeri 3

(14)

1.6. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Siswa, model mengajar ini dapat mengubah konsep siswa tentang

pelajaran kimia sehingga dapat meningkatkan keinginan belajar dan hasil

belajar siswa.

2. Guru, sebagai informasi variasi cara mengajar untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Peneliti, sebagai pengetahuan awal bagi peneliti untuk mengembangkan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (1990), Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B, dan Zain, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, PT

Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.D, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta,

Jakarta.

Nasution, S, (1982), Asas-Asas Kurikulum, Penerbit Jemars, Bandung.

Sudjana, (1989), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sudjana, (1989), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung.

Suparno, Paul., 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

Fisika, PT. Gramedia Widia Sarana, Yogyakarta.

Sutresna, N, (2004), Kimia Kelas X, Penerbit Grafindo, Jakarta.

Tarigan, S, (1998), How To Inducing The Conceptual Change, Penerbit Pasca

Sarjana, IKIP, Bandung.

Tarigan, S., (1999), Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep Dengan

Mempertimbangkan Pengetahuan Awal Siswa Sebagai Salah Satu Model

Pengajaran IPA, Desertasi, Idaho, Amerika.

Tarigan, S, (2005), Model Mengajar Untuk Melakukan Perubahan Konsep

(M3PK) Sebagai Salah Satu Alternatif Model Pembelajaran Dalam

Pendidikan IPA, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , FMIPA,

UNIMED.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prenada

Media Group, Jakarta.

Wahid, A, (2001), Kondisi Pembelajaran Ilmu Kimia dan Prospeknya Pada Era

Industrialisasi, Jurnal Ilmu Kimia dan Pembelajarannya, Penerbit JICA,

Gambar

Tabel 2.1. Rumus Molekul dan Rumus Struktur Senyawa Alkana.................. 27
Gambar 2.1. Konsep Siswa dan Perubahan Konsep .......................................

Referensi

Dokumen terkait

1) Altruism (perilaku menolong), merupakan perilaku menolong, seperti: membantu menyelesaikan tugas orang lain yang tidak masuk kerja, membantu pegawai lain

Yogyakarta: Yayasan Pembina Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.. Psikologi Manajemen: Penuntun

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis apakah MOCAF dapat dikombinasikan dengan terigu, (2) menganalisis apakah terdapat perbedaan proses produksi pada roti

Wortel dan bawang daun merupakan sayuran yang paling banyak dibudidayakan di kawasan agropolitan Cianjur dengan produksi sebesar 25.547,1 ton tahun 2005 menjadi 7.157 ton

The result of the present study is that corporate social performance (CSP/CSR) has no effect on corporate financial performance (CFP) under slack resource and good

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Pengantar Karya Tugas Akhir yang berjudul “PERANCANGAN BUKU KOMIK ‟KISAH SI TIKUS‟ ADAPTASI DARI NOVEL ‟THE TALE

Scanned by CamScanner... Scanned

Inti dari penelitian ini adalah memperoleh formula untuk sediaan tablet hisap ekstrak kemangi dengan menggunakan metode granulasi basah, metode ini dipilih karena selain sudah