• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

! !

"

#$% $ & ' ($'$ $

)$&$

'$*$

$'*$ $

'$ $ + ,

'-%'$!

$%

'

$ $* !

$* $ ". /

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada umumnya investor mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraannya yaitu dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk deviden maupun capital gain. Di lain pihak perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang saham. Tentu hal ini akan menjadi unik karena kebijakan dividen adalah sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham terhadap dividen, dan di satu sisi juga tidak harus menghambat pertumbuhan perusahaan. (Prihantoro,1997).

Saat ini pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki peranan penting dalam menghimpun dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi. Investor yang membeli saham perusahaan, pada umumnya, bertujuan untuk menerima tingkat keuntungan berupa dividen (bagian laba setelah pajak yang dibagikan) dan capital gain (selisih harga saham). Kondisi inilah yang memotivasi investor untuk memiliki saham. Bagi emiten, penetapan kebijaksanaan dividen, secara teoritis selalu bertujuan memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang tercermin pada harga-harga saham yang tercatat di Pasar Modal.

(4)

pengembalian investasi berupa rasio pembayaran dividen. Pada penelitian ini tidak dibahas mengenai capital gains yang biasanya diinginkan oleh investor yang berorientasi jangka pendek (short term investment) maupun yang dapat diperoleh melalui stocks split. Fokus pada rasio pembayaran dividen karena pembayaran dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham, di mana return merupakan indikator untuk meningkatkan kesejahteraan para investor dan juga pemegang saham. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka.

(5)

Umumnya investor lebih menyukai pembayaran dividen yang stabil dan konstan, karena pembayaran dividen yang berubah-ubah akan menyebabkan penyampaian informasi yang salah dan dapat menghilangkan ketenangan investor. Pada prakteknya, pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang diperoleh perusahaan dan jumlah tersedia bagi para pemegang saham. Besaran dana yang dibagikan sebagai dividen atau diinvestasikan kembali bukanlah sama dengan laba setelah pajak. Dana yang diperoleh dari hasil operasi selama satu periode adalah sebesar laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan. Namun, bukan berarti bahwa dana tersebut bisa dibagikan sebagai dividen. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak akan bisa melakukan penggantian aktiva tetap di masa yang akan datang apabila seluruh dana yang ada tersebut dibagikan sebagai dividen. Jika hal ini terjadi, maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan berkurang. Jadi dana yang bisa dibagikan sebagai dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan atau laba setelah pajak ditambah penyusutan, di luar keperluan investasi untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang atau investasi pada aktiva tetap dan modal kerja.

(6)

yang menguntungkan, pembayaran dividen akan menjadi 100 persen. Dijelaskan pula (Tandelelin 2004), apabila kesempatan investasi menjanjikan hasil pengembalian yang besar daripada pengembalian yang mereka syaratkan, para investor akan lebih senang jika perusahaan menahan laba. Jika hasil pengembalian sama dengan pengembalian yang disyaratkan, mereka akan merasa indifferen antara penahanan laba dan dividen. Sebaliknya, jika hasil pengembalian lebih kecil daripada hasil pengembalian yang disyaratkan, mereka akan lebih suka jika dividen dibagikan. Oleh karena itu, memang penting bagi seorang investor atau investor potensial untuk mampu memprediksi kebijakan dividen perusahaan.

Prihantoro (1997) menyatakan variabel yang mempengaruhi dividen payout ratio (DPR) secara signifikan adalah kelompok aktiva lancar. Posisi kas dan rasio dari modal berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR), varabel ini memiliki pengaruh yang paling dominan dibanding variabel lain.

(7)

peraturan tersebut suatu perusahaan yang mengalami kesulitan mungkin membagikan sebagian besar aktivanya kepada pemegang saham dan membiarkan para kreditornya terlantar. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak, dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Likuiditas perusahaan yang seringkali diukur menggunakan rasio lancar

(Current Ratio) menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional

perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas baik maka memungkinkan pembayaran dividen dengan labih baik Posisi kas dan rasio dari modal berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen (Prihantoro,1997).

Perusahaan dalam memperluas usahanya memerlukan modal yang dapat berasal dari utang (Leverage) maupun modal sendiri (Equity). Utang mempunyai dua keuntungan yaitu pertama bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari utang. Kedua pemegang utang (debtholder) mendapat pemgembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi bagus (Brigham,2006).

(8)

permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang sehingga pihak manajemen memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. (Brigham, 2006).

Penelitian ini mencoba mempelajari beberapa faktor yang dapat dijadikan alat untuk memprediksi pengaruh tingkat pengembalian investasi berupa pembayaran dividen. Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur (pengolahan) yang terdaftar di BEJ. Faktor yang diteliti adalah profitabilitas, likuiditas dan leverage yang dinyatakan dalam bentuk rasio keuangan. Prioritas pada saham perusahaan manufaktur dikarenakan menurut hemat penulis industri ini merupakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja dan dana yang besar sehingga untuk memenuhi dana tersebut perusahaan akan membutuhkan dana dari investor. Penulis tertarik untuk menelitinya dengan harapan dapat memberikan imformasi yang lebih baik bagi penulis investor dan calon investor yang ingin berinvestasi dalam saham. Berdasarkan uraian diatas, maka dirasa perlu untuk mengkaji lebih mendalam mengenai faktor yang dapat dijadikan alat prediksi untuk pengembalian investasi berupa pendapatan dividen pada perusahaan manufaktur dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Dividen Payout Ratio Perusahaan Manufaktur di Indonesia ”.

1.2. Rumusan Masalah

Latar belakang yang telah diungkapkan dalam penelitian ini mendasari rumusan masalah yang disajikan dalam pertanyaan sebagai berikut:

1.Apakah rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR)?

(9)

3.Apakah rasio likuiditas berpengaruh paling dominan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas. Batasan tersebut antara lain bahwa laporan keuangan yang dijadikan dasar untuk menganalisis rasio keuangan merupakan laporan keuangan periode yang berakhir 31 Desember 2002 sampai dengan 31 Desember 2007. Hal ini dikarenakan pada periode rentang waktu tersebut kondisi ekonomi Indonesia relatif stabil pasca krisis ekonomi sehingga mencerminkan kondisi riil yang ada.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

3. Mengetahui rasio paling dominan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR).

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat :

1. Terhadap investor atau calon investor didalam memprediksikan tingkat pengembalian investasi mereka berupa pendapatan dari pembayaran dividen perusahaan.

(10)

3. Sebagai literatur tambahan di bidang analisis terhadap industri manufaktur yang terdapat di Indonesia.

1.6. Sistematika Penulisan

Bab. I : Pendahuluan

Bab ini menyajikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab. II : Landasan Teori dan Hipótesis

Bab ini berisi literatur yang berkaitan dengan variabel berupa profitabilitas, likuiditas, leverage , penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran serta perumusan hipotesis.

Bab.III : Metode Penelitian dan data

Bab ini berisi tentang populasi dan penentuan sampel penelitian, pemilihan variabel penelitian, variabel dependen, variabel independen dan metode penelitian.

(11)
(12)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan model regresi berganda didasarkan kepada asumsi klasik dimana dengan terpenuhinya asumsi-asumsi tersebut penaksiran kuandrat terkecil dari koefisien regresi dapat menjadi penaksir terbaik yang terhindar dari bias. Menurut Gujarati (1999) pengujian asumsi klasik yang penting adalah uji multikolinearitas, uji heterokedostisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas data. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan dua pengujian yaitu multikolinearitas dan autokorelasi :

4.1.1 Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang sempurna atau sangat tinggi antar veriabel bebas dalam model regresi. Tidak adanya multikolonearitas dapat diketahui dengan nilai Variance Inflation Vactor

(VIF) di bawah 10 (Hair et al, 1995). Hasil perhitungan VIF dari persamaan 1 yaitu regresi Net Profit Margin (NPM), Current Ratio dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF

Net Profit Margin (X1) 1,145

Current Ratio (X2) 1,216

Debt Equity Ratio (X3) 1,068

Sumber: Data diolah

(13)

Hasil perhitungan regresi persamaan 2 yaitu regresi Return on Assets (ROA), Rasio Kas dan Debt Equity Rato (DER) dan Deviden Payout Ratio (DPR) dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF

Returt on Assets (X1) 1,848

Rasio Kas (X2) 1,792

Debt Equity Ratio (X3) 1,061

Sumber: Data diolah

Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukan faktor-faktor dalam variabel bebas memiliki nilai kurang dari 10. Hal ini berarti dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas antar faktor-faktor dalam variabel bebas. Hasil perhitungan VIF secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7

4.1.2 Autokorelasi

Kita dapat menyatakan data bebas dari autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson antara batas tabel nilai batas atas (du) dan (4-du) pada tingkat keyakinan 1%. Sedang menurut Singgih (2000) bila nilai Durbin-Watson (DW test) lebih kecil dari 5 berarti bebas dari auto korelasi. Berdasarkan perhitungan pada persamaan 1 yaitu regresi Net Profit Margin (NPM), Current Ratio dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) dopreloleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,863 (lhat lampiran 3) lebih kecil dari 5, maka regresi dinyatakan bebas dari autokorelasi. Begitu pula dengan persamaan 2 yaitu regresi Return on Assets (ROA), Rasio Kas

(14)

4.2 Regresi dan Uji Hipotesis

4.2.1 Regresi

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Untuk menganalisis pengaruh variabel bebas dan variabel terikat digunakan regresi. Sedangkan untuk membuktikan bahwa pengaruhnya signifikan perlu dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan uji serentat dengan uji F dan uji parsial dengan uji t. Besarnya kontanta, beta dan signifikansinya untuk persamaan 1 yaitu regresi Net Profit Margin (NPM), Current Ratio dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap Deviden Payout Ratio (DPR) dapat disimak pada table 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda Deviden Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

(15)

rasio keuangan yaitu, Net Profit Margin, Current Ratio dan Debt Equity Ratio secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Payout Ratio (DPR), sehingga model regresi ini tidak dapat dipakai untuk memprediksi Deviden Payout Ratio (DPR) perusahaan manufaktur di Indonesia.

Bila dilihat signifikansi ketiga rasio keuangan yaitu, Net Profit Margin, Current Ratio, dan Debt Equity Ratio secara parsial/sendiri-sendiri terhadap Deviden Payout Ratio (DPR), juga tidak signifikan karena nilai signifikansi masing-masing rasio keuangan tersebut yang secara berturut-turut 0,684, 0,678 dan 0,817 (lihat lampiran 3) adalah jauh lebih besar dari 0,05. Ketidaksignifikanan masing-masing rasio keuangan yang terdiri Net Profit Margin, Current Ratio, dan Debt Equity Ratio

secara parsial/sendiri-sendiri ini didukung oleh hasil regresi sederhana antara masing-masing rasio keuangan dengan Deviden Payout Ratio (DPR) dimana masing-masing rasio keuangan secara sendiri-sendiri dijadikan variabel bebas (indenpendent variable) dan Deviden Payout Ratio (DPR) sebagai variabel terikat (denpendent variable). Hasil mesing-masing nilai signifikan t untuk masing-masing rasio keuangan adalah 0,538 untuk Net Profit Margin, 0,492 untuk Current Ratio dan 0,716 untuk Debt Equity Ratio (lihat lampiran 4-776. Ketiga nilai signifikansi di atas jauh lebih besar dari 0,05 sehingga ketiganya tidak signifikan.

Cara lain untuk melihat pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) adalah dengan menggunakan Return on Assets, Rasio Kas, Debt Equity Ratio (DER)sebagai variabel bebas dengan variabel terikatnya Dividend Payout Ratio (DPR) dengan menggunakan persamaan regresi

(16)

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda Deviden Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini Deviden Payout Ratio (Y) merupakan variabel terikat (dependen). Variabel bebasnya ada 3 yaitu

Retur on Assets (X1), Rasio Kas (X2) dan Debt Equity Ratio (X3). Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung 0,518 dengan tingkat signifikansi 0,674. Oleh karena probabilitas (0,674) jauh lebih besar dari 0,05 maka ketiga rasio keuangan yaitu

Return on Assets, Rasio Kas, dan Debt Equity Ratio secara bersama-sama berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Payout Ratio (DPR). Dengan demikian model regresi ini juga tidak dapat dipakai untuk memprediksi Deviden Payout Ratio (DPR) perusahaan manufaktur di Indonesia.

Dilihat secara parsial/sendiri-sendiri, ketiga rasio keuangan juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Deviden Payout Ratio. Hal ini ditunjukan oleh sigifikansi nilai t yang dari masing-masing rasio keuangan yaitu Return on Assets,Rasio Kas, dan Debt Equity Ratio jauh lebih besar dari 0,05 yaitu berturut-turut 0,281, 0,713 dan 0,932. Selain itu ketidaksignifikanan ketiga variabel juga terlihat dari hasil regresi sederhana yang dilakukan terhadap Deviden Payout Ratio

(17)

Debt Equity Ratio(DPR) (lihat lampiran 8-10) dimana ketiga signifikansi ini besar kecil dari 0,05.

4.2.2 Uji Hipotesis

Berdasarkan kedua persemaan regresi di atas maka dapat didapatkan hasil uji hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis1: Rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage secara simultan berpengaruh

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Berdasarkan hasil regresi berganda di atas ternyata pada kedua persamaan regresi menunjukan bahwa rasio keuangan, rasio likuiditas dan leverage secara bersama-sama tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

(DPR).

Hipotesis 2: Rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial berpengaruh

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Juga berdasarkan hasil regresi berganda di atas dan diperkuat oleh hasil regresi sederhana antara masing-masing rasio keuangan dengan Dividend Payout Ratio

(DPR) juga tidak dapat dibuktikan bahwa rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage secara parsial berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

Hipotesis 3: Rasio Likuiditas memiliki pengaruh paling dominan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).

(18)

besama-dependen dalam hal ini Dividend Payout Ratio (DPR). Dengan demikian hipotesis 3 yang menyatakan bahwa: Rasio Likuiditas memiliki pengaruh paling dominan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), tidak dapat dibuktikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Adedeji (1998) dan A.Jatmiko, F.Indri (2000), dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5

Perbandingan Hasil Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

Variabel Terikat (Dividen Payout Ratio)

Variabel Bebas Baskin Allen Adedeji F.Indri Penelitian ini

Profitabilitas

Sumber: Data Penelitian F.Indri dan Diolah sendiri.

(19)
(20)

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR)

2. Rasio profitabilitas, likuiditas dan leverage secara sendiri-sendiri (parsial) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR)

3. Hasil regresi berganda yang dilakukan pada dua persamaan yang ditunjukkan pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 menunjukkan bahwa tidak satupun variabel bebas baik secara bersama-sama (simultan) dan secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR).

4. Dari pengujian dengan menggunakan asumsi klasik, yaitu melalui uji Multikolinearitas menunjukkan faktor-faktor variabel bebas memiliki nilai kurang dari 10, dimana terjadinya multikolearitas ditandai dengan nilai VIF kurang dari 10 ( Hair et al, 1995). Dalam penelitian ini berarti model regresi tidak terdapat multikolinearitas antar faktor-faktor dalam variable bebas.

(21)

menunjukkan tidak terjadi autokorelasi karena besarnya Durbin-Watson adalah 1,797 lebih kecil dari 5. (Lampiran 7)

Tidak adanya terjadi otokorelasi sesama variable yang dipakai dalam penelitian ini memberikan implikasi bahwa variabel yang dipakai baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah karena waktu yang singkat untuk melakukan

5.2. SARAN

1. Bagi calon investor didalam menilai sebuah investasi yang baik haruslah melakukan penilaian-penilaian lain selain melihat rasio keuangan perusahaan, agar investasi yang dilakukan nantinya dapat mendatangkan keuntungan yang lebih baik, terutama bagi calon investor yang mengharapkan rasio pembayaran dividen.

2. Bagi calon peneliti lainnya mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti pendukung untuk mengkaji faktor-faktor lain yang lebih memberikan hasil lebih baik untuk melihat hal-hal yang dapat mempengaruhi dividen payout ratio 3. Bagi penulis sendiri apa yang telah didapatkan dari penelitian ini mudah-mudahan

bisa mendorong semangat untuk terus melakukan analisis selanjutnya dengan harapan nantinya bisa dipraktekkan pada situasi yang sebenarnya.

4. Bagi program studi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, diharapkan tesis penulis ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi generasi dan angkatan berikutnya.

5.3. IMPLIKASI

(22)

1. Analisis laporan keuangan perusahaan adalah penting bagi investor sebagai dasar pengambilan keputusan bisnisnya, tetapi hal itu tidaklah satu-satu pertimbangan yang dipergunakan, sebab dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa analisis laporan keuangan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen.

2. Penelitian dengan melihat pengaruh rasio keuangan terhadap pembayaran dividen ini juga dapat dikembangkan dengan menggunakan pengamatan yang lebih panjang, sehingga memiliki kekuatan data yang lebih baik untuk dibandingkan.

5.4. KETERBATASAN

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain menyangkut:

1. Dalam penentuan variabel dalam penelitian ini hampir sepenuhnya sama dengan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, tanpa banyak kesempatan untuk menelaah lebih seksama.

2. Karena keterbatasan dana dan waktu data rasio keuangan yang dipergunakan disini adalah diperoleh melalui internet yang dilaporkan dalam webside BEJ. Tanpa melihat langsung kelapangan dimana perusahaan itu beroperasi.

3. Penulis tidak meneliti rasio-rasio keuangan perusahaan selain manufaktur, karena keterbatasan penulis dari segi waktu dan dana. Hendaknya peneliti selanjutnya lebih memperluas cakupan populasinya pada industri selain manufaktur.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) TAHUN 2015 – 2019.. PEMERINTAH KABUPATEN

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 500a. Lainnya

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber daya air dan Listrik Jasa Lainnya 1 Tahun Rp.. No Satuan Kerja

Skripsi berjudul: Analisis Nilai Tambah dan Pengembangan Produk Olahan Kopi di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, telah diuji dan disahkan oleh

Untuk melakukan peramalan permintaan di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :.. Gabungan pendapat

Prioritas pemanfaatan ruang pada ruang yang dorong perkembangannya menjadi diarahkan pada pengembangan jaringan jalan baru sebagai pembentuk struktur ruang utama

Maka, dapat dipahami dengan berdasarkan PSAP 07 paragraf 65 bahwa pemerintah atau pengelola tidak dwajibkan menyajikan aset bersejarah di neraca namun harus diungkapkan di

Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki data Sex Ratio di atas 1.00, yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah