• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan Gigi dengan Skor DMF-T pada Masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kesehatan Gigi dengan Skor DMF-T pada Masyarakat di Puskesmas Wamena Kota."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Badan pusat statistik Kabupaten Jayawijaya tahun 2014 menunjukkan bahwa data kesehatan gigi di Kota Wamena masih sangat kurang. Kesehatan gigi pada masyarakat dapat menjadi masalah yang disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut, hal ini dilandasi oleh kurangnya tingkat pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi dengan menilai skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota. Penelitian ini merupakan analitik korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling sebanyak 19 responden. Kuesioner diberikan untuk menguji pengetahuan, sikap, dan perilaku responden dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, serta dilakukan pemeriksaan gigi melalui skor DMF-T. Hasil penelitian 63,15% memiliki pengetahuan yang cukup baik, 94,73% memiliki sikap yang baik, dan 52,63% memiliki perilaku yang baik. Analisis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pada setiap variabelnya, sedangkan pada skor DMF-T di dapatkan 47,39 % memiliki kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 9,0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan status kesehatan gigi dengan skor DMF-T masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

Kesimpulannya adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi tidak mempengaruhi skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

In the year 2014 central statistical agency of the Jayawijaya district showed insufficient data of dental health status in Wamena city. Dental health could be a problem in the community which is cause by factors such as attitude or behavior in neglecting oral hygiene, such ting could be cause by lack of knowledge about the importance of maintaining oral health This experiment was aimed to know the correlation of knowledge attitude and behavior of dental health by evaluating DMF-T score of the community health center in Wamena Kota . This research uses an analytical co-relational method. Samples were taken by using purposive sampling of the society visiting the community health center in Wamena Kota. To evaluate the knowledge, attitude and behavior of the society, 19 respondents were given a questionnaire about their knowledge, attitude and behavior in maintaining dental health, the dental health was evaluated from direct dental examination through DMF-T score.

The result of this study showed that a total of 63.15% of the respondents had good knowledge, and 94,73% of them had good attitude, while 36.83% from the total respondents had bad behavior. Statistical analysis showed a significant relation between knowledge, attitude, and behavior in each variable, while the DMF-T score showed 47.39% revealed very high category with an average score of 9. This shows that there is no correlation between knowledge, attitude, and behavior towards dental health through DMF-T score in the community health center society in Wamena Kota.

The conclusion is knowledge, attitude, and behavior does not effect DMF-T score.

(3)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM………...… ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

DAFTAR SKEMA………...… ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

1.6.Hipotesis ... 8

1.7. Metode Penelitian... 8

1.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1.Perilaku Kesehatan ... 10

2.1.1. Pengetahuan ... 11

2.1.2. Sikap ... 13

2.1.3. Tindakan atau Praktik (Practice) ... 14

2.2. Karies ... 16

2.2.1. Etiologi Karies ... 17

2.2.2. Mekanisme Karies ... 19

2.2.3. Patogenesis Karies ... 21

2.2.4. Diagnosis Karies ... 23

2.2.5. Pencegahan Karies ... 23

2.2.6. Indeks Pengukuran Karies Gigi ... 25

2.2.6.1 Indeks DMF-T ... 25

2.3. Gambaran Umum Kota Wamena ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Bahan dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1. Bahan Penelitian ... 29

3.1.2. Populasi dan Sampel ... 29

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.2. Rancangan Penelitian ... 30

3.3. Prosedur Kerja ... 31

3.3.1. Prosedur Pengumpulan Data ... 31

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.3.3. Alur Penelitian ... 32

3.4. Definisi Operasional ... 32

3.5.Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 36

3.5.1. Variabel Penelitian ... 36

3.5.2. Operasional Variabel ... 36

3.6. Uji Validitas dan Realibilitas ... 37

3.6.1. Uji Validitas ... 37

3.6.2. Uji Realibilitas ... 38

3.7. Rancangan Analisis Data ... 38

3.8. Hipotesis Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Pengetahuan ... 40

4.1.2 Sikap ... 47

4.1.3 Perilaku ... 54

4.1.4 Skor DMFT ... 61

4.1.5 Skor Significant Index Caries ( SiC Index ) ... 62

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.3. Analisis Statistik Uji Korelasi Spearman Antara Pengetahuan, Sikap,

Dan Perilaku Dengan Indeks DMF-T ... 63

4.4. Pembahasan ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Simpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 74

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ... 36

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyebab Gigi

Berlubang ... 40

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Penyebab Gigi

Berlubang ... 41

Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Seberapa

Sering Mengonsumsi Makanan atau Minuman Bernutrisi ... 42

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Jenis Makanan

Apa yang Dapat Menyebabkan Gigi Berlubang ... 42

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Fasilitas

Kesehatan Gigi ... 43

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Biaya

yang Terjangkau dalam Melakukan Perawatan di Puskesmas

atau Balai Pengobatan Gigi ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Kunjungan

Rutin ke Dokter Gigi ... 44

Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Peran Dokter

Gigi dalam Memelihara Kesehatan Gigi ... 45

Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Waktu yang

Tepat untuk Menggosok Gigi ... 46

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Pasta

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.11 Distribusi Sikap Responden Mengenai Tindakan yang

Dilakukan Ketika Gigi Berlubang ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Sikap Responden Mengenai Hal Apa Saja yang

Terjadi Ketika Gigi Berlubang ... 48

Tabel 4.13 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mengonsumsi

Makanan dan Minuman yang Terlalu Manis Dapat

Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut ... 49

Tabel 4.14 Distribusi Sikap Responden Mengenai Dampak Makanan

dan Minuman Manis serta Asam dalam Mempengaruhi Kesehatan

Gigi dan Mulut ... 50

Tabel 4.15 Distribusi Sikap Responden Mengenai Biaya Pelayanan Kesehatan

dapat Mempengaruhi Kunjungan yang Rutin ke Dokter Gigi ... 50

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Mengenai Jarak Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Mempengaruhi Kunjungan Rutin ke Dokter Gigi ... 51

Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden untuk Menjaga Kesehatan Gigi

dan Mulut ... 52

Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden Mengenai Fungsi Kunjungan ke

Dokter Gigi secara Berkala ... 52

Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responden Terhadap Cara Menghindari Gigi

Berlubang ... 53

Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden Mengenai Jenis Makanan yang

Baik untuk Kesehatan Gigi dan Mulut ... 54

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.22 Distribusi Perilaku Responden dalam Menggunakan Pasta

Gigi yang Menggunakan Fluor ... 55

Tabel 4.23 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Frekuensi Mengganti

Sikat Gigi` ... 56

Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Cara Menyikat Gigi ... 57

Tabel 4.25 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Sikap Pelayan

Kesehatan terhadap Kunjungan ke Dokter Gigi ... 57

Tabel 4.26 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Jarak Fasilitas

Kesehatan Gigi Saat Berkunjung ke Dokter Gigi ... 58

Tabel 4.27 Distribusi Perilaku Responden Mengenasi Seberapa Sering

ke Dokter Gigi ... 59

Tabel 4.28 Distribusi Perilaku Responden Ibu Tentang Waktu Pemberian

Pasta Gigi Pada Anak ... 59

Tabel 4.29 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Tindakan yang

Dilakukan Saat Gigi Sakit atau Sedang Bermasalah... 60

Tabel 4.30 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Hal yang

Dilakukan untuk Menghindari Penyakit Gigi dan Mulut ... 61

Tabel 4.31 Tabel Uji Korelasi Antara Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ... 62

Tabel 4.32 Hasil Analisis Uji Korelasi Spearman Antara Pengetahuan,

(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Etiologi Karies ... 18

(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Secara

Keseluruhan... 47

Diagram 4.2 Distribusi Tingkat Sikap Responden Secara Keseluruhan ... 54

Diagram 4.3 Distribusi Tingkat Perilaku Responden Secara Keseluruhan ... 61

Diagram 4.4 Distribusi Skor DMF-T Masyarakat di Puskesmas Wamena

(12)

xix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian ... 74

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ... 75

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian ... 76

Lampiran 4 Lembar Informed Consent ... 77

Lampiran 5 Status Pemeriksaan Kesehatan Gigi ... 78

Lampiran 6 Kuisioner ... 79

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 85

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Korelasi Spearman melihat korelasi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dengan skor DMF-T ... 87

(13)

xx Universitas Kristen Maranatha DAFTAR SKEMA

Skema 1.1 Kebudayaan mempengaruhi Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku...7

(14)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting dan berhubungan

dengan perilaku kesehatan gigi seseorang.1 Salah satu penyebab seseorang

mengabaikan masalah kesehatan gigi adalah kurangnya pengetahuan tentang

kesehatan gigi.1,2 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dengan

tingkat kesehatan gigi.1,3

Peningkatan pendidikan kesehatan gigi telah direkomendasikan oleh World Oral Health Organization untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan sikap

dan perilaku kesehatan gigi serta pencegahannya.4 Pengetahuan tentang kebersihan

gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan dalam menjaga

kebersihan gigi dan mulut.2

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu tingkat pendidikan,

informasi, budaya, dan tingkat sosial ekonomi.5,6 Beberapa studi menyatakan bahwa

pengetahuan yang luas mengenai kesehatan gigi dan mulut menghasilkan perilaku oral care yang lebih baik, sama seperti individu yang memiliki perilaku yang positif

terhadap kesehatan gigi dan mulut.3 Pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut

(15)

2

Universitas Kristen Maranatha

Penyakit pada rongga mulut menjadi masalah kesehatan yang global, semua

individu pasti pernah mengalami kesehatan rongga mulut yang buruk sekali dalam

hidupnya.4 Penyakit rongga mulut yang paling sering ditemukan adalah karies.3

Menurut WHO kriteria diagnosis karies yang memenuhi kriteria decay, missing, filled yang dikenal sebagai indeks DMF merupakan cara paling mudah dan paling

sering digunakan untuk survei epidemiologi karies gigi karena dapat mengukur status

kesehatan rongga mulut.6 Selain itu indeks yang baru diperkenalkan sekitar tahun

2000 yaitu indeks SiC (significant caries index) dimana indeks ini digunakan sebagai standar pengukuran statistik epidemiologis yang lebih ditekankan pada individu yang

mempunyai angka karies yang tinggi pada suatu wilayah.7

Wamena merupakan pedalaman yang belum banyak tersentuh oleh pihak asing sehingga kebudayaan serta tradisi masih dapat dipertahankan oleh kota ini. Dari puskesmas kesehatan gigi dan mulut di kota Wamena pada tahun 2014 diperoleh

urutan angka kesakitan gigi yang menduduki urutan ke-2 setelah penyakit ISPA.8

Sampai saat ini masih sangat kurang data mengenai tingkat kesehatan gigi dan mulut di kota Wamena.

(16)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dibuat suatu

identifikasi masalah yaitu:

1. Terdapat Korelasi antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam

pemeliharaan kesehatan gigi pada masyarakat di Puskesmas Wamena

Kota.

2. Terdapat Korelasi antara pengetahuan dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dengan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

3. Terdapat Korelasi antara sikap dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan

skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

4. Terdapat Korelasi antara perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dengan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Korelasi antara pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota.

1.3.2 Tujuan Khusus

(17)

4

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian sejenis yang

membahas mengenai korelasi pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi

terhadap status kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di Puskesmas

Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan gambaran, dan masukan terhadap kebijakan pemerintah

Kota Wamena dalam pengambilan keputusan serta melakukan program,

pencegahan dan pengetahuan, sikap dan perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan gigi di Kabupaten Jayawijaya.

1.5 Kerangka Pemikiran

(18)

5

Universitas Kristen Maranatha raba. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Sikap merupakan suatu komponen dari perilaku, reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.9

World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa kesehatan gigi

merupakan komponen penting dalam kesehatan umum. Keadaan rongga mulut

merupakan salah satu bagian utama tubuh yang memiliki dampak besar pada

kesehatan seseorang dan kesehatan masyarakat.10

Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat dapat menjadi masalah yang

disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut. Hal ini dilandasi oleh kurangnya tingkat pengetahuan akan pentingnya

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.11

Pengetahuan, sikap dan perilaku dari pendidikan kesehatan rongga mulut merupakan hal dasar dari pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, berdasarkan hal ini perilaku untuk menjaga kesehatan rongga mulut yang baik timbul dari sikap yang

baik dari adanya pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut.2 Pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya meningkatkan kesehatan. Pengetahuan mengenai kebersihan gigi dan mulut yang kurang merupakan salah satu penyebab

seseorang/individu mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulutnya. 12

Oral hygiene didefinisikan sebagai faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan dan

(19)

6

Universitas Kristen Maranatha bersih pada rongga mulut. Oral hygiene sangat berperan penting dalam pencegahan

karies dan penyakit periodontal.12

Penyakit gigi dan mulut merupakan keadaan yang sering ditemukan secara luas

pada masyarakat, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.13 Karies dapat dicegah

dengan mengonsumsi diet yang baik dan menjaga oral hygiene.12,13 Proses karies

dapat ditemukan pada gigi yang berada pada rongga, dimana biofilm berkembang dan tidak dibersihkan pada beberapa waktu tertentu. Selain itu plak merupakan akumulasi

mikroorganisme yang melekat pada permukaan pada polimer matriks

ekstraseluler.14,17 Bakteri plak memetabolisme karbohidrat dan menghasilkan asam,

yang melarutkan kristalin pada struktur gigi hal ini dapat bertambah parah apabila

tidak segera ditangani.14

Indeks kesehatan gigi yang sering digunakan adalah indeks DMF-T yang

digunakan sebagai kriteria untuk mengevaluasi kesehatan gigi pada sebagian besar

penelitian. Indeks DMF-T pada umumnya digunakan untuk menghitung prevalensi

tingkat karies gigi dalam suatu populasi, dengan komponen D/d (Decay) untuk karies

yang tidak dirawat, M/e (Missing) untuk gigi hilang akibat karies atau memenuhi

indikasi untuk ekstraksi, dan F/f (filling) untuk gigi yang telah direstorasi.15. Selain

itu terdapat beberapa indeks yaitu SiC index dimana indeks ini digunakan untuk

melihat individu yang memiliki tingkat karies yang tinggi di setiap populasi.7

Kesehatan rongga mulut pada seseorang berdampak pada status kesehatan rongga mulutnya, hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingat sosial ekonomi,

(20)

7

Universitas Kristen Maranatha Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku sesorang atau kelompok terhadap status kesehatan gigi dan mulut, hal ini dapat di gambarkan melalui skema sebagai berikut :

Skema 1.1 Kebudayaan mempengaruhi Pengetahuan, sikap dan perilaku.

Pengetahuan Sikap Perilaku

Faktor yang mempengaruhi : 1. Tingkat

pendidikan 2. Informasi 3. Sosial ekonomi 4. Lingkungan

sekitar

Faktor yang mempengaruhi : 1. Pengalaman 2. Emosional 3. Kecenderungan

berprilaku

Faktor yang mempengaruhi : 1. Pengetahuan 2. Fasilitas 3. Sarana dan

prasarana

Efek :

1. Pembentukan Plak

2. Kalkulus 3. Penyakit

Periodontal

Kebiasaan menguyuhan bua h pinang, batang sirih, dan kapur.

Menggunakan air Hujan yang di tampung sebagai sumber air munum .

Efek : 1. Kesehatan

umum akibat kandung zat kimia dan mikrobiologi 2. Kesehatan gigi

menyebabkan kerusakan gigi akibat kurang kandungan Fluor

Skor DMF - T

Kebudayaan

Kebudayaan Papua

Status Kesehatan gigi dan Mulut

(21)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Hipotesis

Sesuai dengan judul penelitian yang di ambil yaitu “Korelasi pengetahuan, sikap,

dan perilaku kesehatan gigi dengan skor DMF-T pada masyarakat di puskesmas

Wamena Kota” maka hipotesa dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat Korelasi antara pengetahuan, sikap dan perilaku dalam

pemeliharaan kesehatan gigi pada masyarakat di Puskesmas Wamena

Kota.

2. Terdapat korelasi antara pengetahuan dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dengan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Kota Wamena.

3. Terdapat korelasi antara sikap dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan

skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Kota Wamena.

4. Terdapat Korelasi antara perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi

dengan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Kota Wamena.

1.7 Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian : Cross-sectional

2. Jenis penelitian : Analitik Korelasional

3. Teknik pengumpulan data : Pengisian Kuisioner dan pemeriksaan gigi

4. Alat dan bahan Penelitian : Alat dasar dan Kuesioner

5. Sampel : Responden yang mengunjugi klinik kesehatan

gigi di Puskesmas Wamena Kota pada hari

penelitian (purposive sampling) yang

(22)

9

Universitas Kristen Maranatha

6. Analisis Data : Uji Korelasi Spearman

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya

(23)

68 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai korelasi pengetahuan, sikap, dan perilaku

kesehatan gigi dengan skor DMF-T pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota

didapatkan kesimpulan yaitu terdapat korelasi yang kuat antara pengetahuan,

sikap dan perilaku pada masyarakat di Puskesmas Wamena Kota, sedangkan

korelasi antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap skor DMF-T pada

masyarakat di Puskesmas Wamena Kota tidak memiliki korelasi yang kuat, hal ini

disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti faktor kebudayaan, faktor sosial

ekonomi dan lain-lain.

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar untuk

mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan gigi dengan skor

DMF-T serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi skor DMF-T selain faktor pengetahuan, sikap,

dan perilaku di Kota Wamena.

2. Bagi pihak Pemerintah Kabupaten Jayawijaya agar dapat mengambil

kebijakan dalam pengambilan keputusan serta melakukan program,

(24)

69

Universitas Kristen Maranatha

dengan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Jayawijaya khususnya di

Wamena Kota.

3. Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat di Puskesmas Wamena

Kota lebih memperhatikan status kesehatan gigi dengan mencari informasi

baik melalui media cetak atau media elektronik ataupun dapat melakukan

(25)

70 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

1. Yohanes GI, Karel P, Mariati W Ni. Hubungan Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa SMA Negri 9 Menado. Jurnal e-Gigi. 2013. 1(2): 84-88.

2. Isforah EN. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Pengetahian dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogjakarta. 2014.

3. Mohd A, Hassam A, Shaik R. Knowledge, Practice and Awareness of Oral Hygine Among Three Different Age Population of Sane Ethnic Group- A Comunity Based Study. Braz J Oral Sci. 2010. 9(4): 481-487.

4. Vyshalee K, Shruti M, Shruti S, Krishna S. Oral Hygine Status, Knowledge, Prception and Practice Among School Settings in Rural South India. Indian Counsil of Medical Research. 2014. 13(1): 146-154.

5. Rizka Y, Abi M. Hubungan Antara Pengetahuan Orang tua Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak di SDN V Janten Karanganyar: 2014: 25-34.

6. Liran L, Alon S. The Relationship Between Dental Caries Status and Oral Health Attitudes and Behavior in Young Israeli Adults. Journal of Dental Education. 2004. 68(11):1185-1191.

7. Makiko N, Douglas B. How to Calculate the Significant Caries Index (SiC Index). WHO collaborating centre. 2001.

(26)

71

Universitas Kristen Maranatha

9. Azwar S. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar ; 1998

10.Pine C, Harris R. Community Oral Health. Quintessence Publishing Co. Ltd; 2007.

11.Becker T, Levin L, Shochat T, Einy S. How Much Does the DMFT Index Underestimate the Need for Restorative Care. Journal of Dental Education [serial online] 2007 [cited 2011 Maret 20]; 71(5): 677-681. http://www.jdentaled.org/cgi/content/full/71/5/677.

12.Owino RO, Macigo. Oral Health Knowledge, Hygine Practices and Treatment Seeking Behaviour Among 12 Year Old Children from Kitale Municipality in Kenya. East African Medical Journal. 2011. 88(10): 332-336.

13.Cheah LW, Tay PS, Bong SC. Oral Health Knowledge, Attitude and Practice among Secondary School Students in Kuching, Sarawak. Archives of Orofacial Science. 2010, 5(1): 9-16.

14.Sebastian P, Kim E. Caries Management Science and Clinical Practice.Thieme. 2013.

15.Carvalho FS, Carvalho CAP, Bastos RS, Xavier A, Merlini SP, Bastos JRM. Dental caries experience in preschool children of Bauru, SP, Brazil. Brazilian Journal of Oral Sciences [serial online] 2009 [cited 2011 Juni 12]; 8(2): 97-100.

http://www.fop.unicamp.br/brjorals/temp2/c8_2-Art9_BJOS.pdf.

16.Jagat S, Archana SJ. Oral Health Behaviour and its's Relationship with Dental Caries Status and Periodontal Status among 12-13 Year Old School Children in Udaipur, India. Pacific Dental College and Hospital. 2013. 12(4): 237-242.

17.Theodore R, Harald H, Edward S: Studervan's Art and Science of Operative Dentistry. Mosby. 2002.

(27)

72

Universitas Kristen Maranatha

19.Nisha G, Amit G. Preclinical Conservative Dentistry. Jaypee. India. 2011.

20.Edwina K. Pickard's Manual of Operative Dentistry. Oxford. New York. 2003.

21.Edith R, Klaus H., Wolf H.F. Color Atlas of Periodontology. Thieme. New York. 1985.

22.Knowledge of Dental Health and Oral Hygiene Practices of Taiwanese Visually Impaired and Sighted Students . JVIB Dental Health. May 2005.1-27

23.Fejerskov O, Kidd EAM. Dental Caries. UK: Blackwell Munksgaard; 2003.

24.Pine C, Harris R. Community Oral Health. Quintessence Publishing Co. Ltd; 2007.

25.Burt BA , Eklund SA. Dentistry, Dental Practice, and the Community. 6th ed. St. Louis: Elsevier Saunders; 2005.

26.Price Jeffery. A Review of Dental Caries Detection Technologies. Academy of Dental Therapeutics.2013; 100-108.

27.Siagian K.V. Status Kebersihan Gigi dan Mulut Suku Papua Pengunyah Pinang di Manado. Dentofasial.2012. 11(1):1-6.

28.Basaria N, Katpar S, Vakani F. Oral Hygiene KAP Assesmentand DMFT Scroing Among Children aged 11-12 Years in an Urban School of Karachi. Journal of the College of Physicians and Sugeons Pakistan. 2001. 21(4): 223-226.

(28)

73

Universitas Kristen Maranatha

Gambar

Gambar  2.2   Patogenesis  ..............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diperoleh data baik data primer maupun data sekunder, kemudian data tersebut dikelompokkan sesuai dengan jenis data. Data yang telah dikumpulkan dan

Lampiran 4 : Result in Chart Pump Capacity Lampiran 5 : Result in Chart Pump Delivery Side Lampiran 6 : Result in Chart Pump Discharge Lampiran 7 : Result in Chart

Apabila pengguna kendaraan bermotor bertanggung jawab dan memiliki kesadaran yang cukup, maka kecelakaan mampu diminimalisir Menanggapi hal tersebut, pemerintah

Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah pembelajaran matematika, siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan bahan ajar statistika siswa

Untuk analisis secara kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata- rata yang diperoleh dari hasil tes tiap siklus yang bertujuan untuk mengetahui

Oleh itu, penggunaan kata kerja tarjū dalam bait Imam Shafi’i ini menunjukkan orang yang mengumpul harta mesti berikhtiar, bersungguh-sungguh dan percaya dengan sepenuh hati

7) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. 8) Dengan bimbingan guru siswa melakukan persiapan pengamatan terhadap demonstrasi benda konkret bangun datar persegi panjang,.

1) Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan. 2) Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang. 3) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja