• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP

PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

(PTK di SDIT Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pendidikan Jasmani

Oleh

RINRIN SURYATIEN 1002832

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

(2)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL

‘JET AIR’ TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR

DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

AQUATIK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Kelas V SDIT Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

Oleh Rinrin Suryatien

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan

© Rinrin Suryatien 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

RINRIN SURYATIEN

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP

PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR

DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

(PTK di SD Nur AL-Rahman Kota Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Carsiwan S.Pd., M.Pd NIP. 197101052002121001

Pembimbing II

Supyar Mudjianto M.Pd NIP. 19750322208011005

Mengetahui: Ketua Program Studi

(4)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL JET AIR TERHADAP

PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM

PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

(Studi PTK Terhadap Siswa Kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Kota Cimahi)

Rinrin Suryatien

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah melalui penerapan pendekatan bermain, penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran renang dapat meningkat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus , satu siklus terdiri dari dua tindakan. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Cimahi.

Desain Penelitian yang digunakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan untuk meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar yaitu meluncur, alat ukur untuk penguasaan meluncur melalui penerapan pendekatan bermain model jet air yaitu lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pendekatan bermain model jet air dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur. Hasil peningkatan tersebut ditunjukan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Data awal adalah 35,5 dan siklus tindakan 1 adalah 43,7, siklus 1 tindakan 2 adalah 49,2, sedangkan siklus 2 tindakan 1 adalah 59,8, dan siklus tindakan 2 adalah 69,1

(6)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL JET AIR TERHADAP

PENGUASAAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM

PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK

(Studi PTK Terhadap Siswa Kelas VA di SDIT NUR AL Rahman Kota Cimahi)

Rinrin Suryatien

The purpose of this research is to know whether the ability of sliding’s basic movement can increase through play approaching application. The method which is used on this research is classroom action research method. In using this method, researcher uses two cycles, one cycle consists of two actions. The subject in this research is class VA at SDIT NUR AL Rahman Cimahi.

Research’s design which is used in this research is planning, action, observation, and reflection. The instrument which is used to increase the ability of basic movement is sliding, the instrument to measure the ability of sliding by application of playing water jet model approach is observation’s sheet.

The result of this research shows that application of playing water jet model can increase the ability of sliding’s basic movement. The increase’s result is shown from the average increase of the result in every cycle. The onset data is 35.5 and action cycle 1 is 43.7, cycle 1 action 2 is 49.2, while the cycle 2 action 1 is 59.8, and cycle 2 action 2 is 69.1.

(7)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

(8)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

(9)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Bentuk Permainan………

9. Proses Pembelajaran Aquatik dalam Pendekatan Bermain…………. 10.Hakikat Penelitian Tindakan Kelas………..

B. Kerangka Berpikir………..

C. Hipotesis……….

BAB III METODE PENELITIAN...

A.Lokasi dan Subjek Penelitian……….

B.Desain Penelitian………...

BAB IV PEMAPARAN DAN HASIL PENELIIAN………..

A.Pemaparan Data……….

B.Hasil Observasi Awal Pembelajaran renang di kelas VA SDIT NUR AL

Rahman Kota Cimahi……….

C.Hasil Penelitian………..

D.Diskusi Penemuan……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………

(10)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

TABEL

3.1 Populasi penelitian ... 34

3.2 Lembar tes gerak dasar meluncur dalam aktivitas aquatik ... 42

3.3 Format penilaian meluncur ... 43

3.4 Kriteria penilaian gerak dasar ... 44

3.5 Format nilai maksimal pada setiap tes keterampilan ... 44

3.6 Kategori tingkat keberhasilan Rentang skor acuan norma ... 47

3.7 Kategori prestasi belajar ... 48

4.8 Hasil dari tingkat keberhasilan siswa pada pembelajaran renang dalam aktivitas meluncur melalui pendekatan bermain model jet air ... 56

4.9 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 1 tindakan 1 ... 64

4.10 Observasi aktivitas siswa pada siklus 1 tindakan 1 ... 65

4.11 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 1 tindakan 2 ... 68

4.12 Observasi aktivitas siswa pada siklus 1 tindakan 2 ... 69

4.13 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 2 tindakan 1 ... 73

4.14 Observasi aktivitas siswa pada siklus 2 tindakan 1 ... 74

4.15 Observasi aktivitas pengajar pada siklus 2 tindakan 2 ... 77

(11)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(12)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan

(13)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik

(14)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 BERITA ACARA PENELITIAN

LAMPIRAN 2 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN LAMPIRAN 3 DAFTAR HADIR SISWA

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 5 CATATAN LAPANGAN

LAMPIRAN 6 OBSERVASI KEGIATAN LAPANGAN

LAMPIRAN 7 DATA PENGOLAHAN HASIL NILAI SISWA LAMPIRAN 8 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN 9 SURAT BALASAN PERMOHONAN IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 10 SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN

PENUNJUKAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI LAMPIRAN 11 RPP PENELITIAN

(15)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan yang dilakukan di air sering digemari oleh anak – anak baik itu berenang atau hanya sekedar bermain air semata dan masyarakat sebagian besar sangat bergantung kepada air di setiap kegiatan yang mereka lakukan, air banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk minum, mandi, atau kegiatan lainnya, maka dari itu air dianggap sangat berharga dalam kelangsungan hidup masyarakat sehari hari. Hal ini di perjelas oleh Nugraha, dkk. (2013, hlm. 8) mengenai air. Ia mengatakan bahwa, ‘Air adalah benda yang mengagumkan, yang dapat dijadikan media untuk beraktivitas’. Tetapi dalam penulisan ini kita tidak hanya semata membahas mengenai air saja, penelitian ini penulis ingin lebih menjelaskan mengenai aktivitas aquatik. Dari kata aktivitas saja marupakan suatu kegiatan yang berupa fisik sedangkan aquatik dapat diumpamakan sebagai medianya yaitu air, maka dari kata aktivivtas aquatik dapat diartikan sebagai kegiatan yang berupa fisik dengan menggunakan suatu media yang berupa air. Hal ini diperjelas oleh Kamtomo (dalam Nugraha dkk, 2013, hlm. 8), yang menjelaskan mengenai aktivitas aquatik. menurutnya aktivitas aquatik merupakan “suatu pembelajaran aktivitas fisik/olahraga yang dilakukan di air, dengan cara menggerakan anggota badan, mengapung di air, dan seluruh anggota badan bergerak dengan bebas” . Dilanjut oleh, Nugraha, dkk (2013, hlm. 9) pun menyatakan bahwa: “aktivitas aquatik merupakan proses bergerak dari satu titik ke titik yang lain, yang dilakukan sambil terapung di air (keterampilan lokomotor sekaligus keterampilan manipulatif).”

(16)

2

dalam aktivitas aquatik, dimana siswa harus mampu menguasai gerakan demi gerakan agar kemampuan siswa dapat terus meningkat sehingga sampai pada tujuan yang di inginkan. Tujuan yang dimaksud dalam aktivitas aquatik ini adalah dimana siswa harus menguasai seluruh gaya yang terdapat dalam aktivitas aquatik yaitu gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, dan gaya kupu.

Sebelum menjelaskan lebih mengenai keterampilan gerak dasar yang ada dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik, peneliti akan terlebih dahulu menjelaskan mengenai keterampilan gerak dasar secara umum, keterampilan gerak dasar sangatlah penting untuk dipelajari oleh anak usia dini dalam hal ini yang di maksud adalah siswa sekolah dasar SD. Bagi siswa SD mempelajari keterampilan gerak dasar merupakan suatu kebutuhan karena dengan bergerak diharapkan dapat membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa SD, makin banyak siswa bergerak, diharapkan makin banyak pula hal yang ditemui dan dijelajahi siswa selama mereka belajar bergerak, dan makin banyak pula kualitas pertumbuhan yang mereka capai.

Pentingnya gerak dasar bagi siswa SD semakin dipertegas dengan adanya pedoman dalam kurikulum khususnya pada rumusan kompetensi dasar, yakni berbagai keterampilan gerak dasar yang wajib atau harus dilaksanakan siswa sekolah dasar salah satunya adalah mempelajari keterampilan gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Sedangkan seperti yang telah sama-sama diketahui kompetensi dasar merupakan patokan tertulis dalam kurikulum yang berisi sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam mata pembelajaran tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran. Jadi, dengan mempelajari keterampilan gerak dasar tersebut siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan gerak dasar dalam pembelajaran penjas, dan secara khusus pada mata pelajaran aktivitas aquatik. Oleh karena itu, siswa dianjurkan untuk mempelajari keterampilan gerak dasar terlebih dahulu sebelum ke tahapan-tahapan lebih lanjut yang tentunya akan lebih sulit.

(17)

3

keterampilan dasar yang harus siswa kuasai agar seluruh gaya yang terdapat dalam aktivitas aquatik khususnya berenang dapat mereka pelajari dengan baik. adapun mengenai meluncur itu sendiri diambil hal ini diperjelas oleh pendapat seorang ahli, menurut Haller (2013, hlm 8), ia menyatakan bahwa, “semua gaya berenang didasarkan pada prinsip meluncur diatas permukaan air.” pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa setiap gaya dalam aktivitas aquatik khusunya berenang misalnya gaya punggung, gaya dada, gaya bebas, dan gaya kupu, pada prinsipnya semua gaya tersebut akan melakukan proses meluncur terlebih dahulu sebelum langsung kepada gerakan atau gaya yang seutuhnya dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik. Dengan demikian siswa harus mempelajari keterampilan gerak dasar meluncur terlebih dahulu sebelum mempelajari seluruh gaya yang ada dalam aktivitas aquatik khususnya berenang.

Namun, sebagai pemula atau seorang yang merasa tidak mampu untuk berenang, bisa diartikan bahwa seorang siswa sekolah dasar yang baru mempelajari atau belajar berenang, mungkin saja siswa akan berfikiran bahwa pembelajaran aktivitas aquatik sangatlah sulit bahkan mungkin mereka akan merasa tidak mampu menguasai keterampilan dasar dari berbagai macam gerakan berenang yang ada pada pembelajaran aktivitas aquatik. Hal tersebut semakin ditambah oleh kebutuhan gerak yang mereka inginkan tidak bisa terpenuhi secara maksimal karena keterbatasan waktu dan kesempatan, karena proses pembelajaran aktivitas aquatik di sekolah tidak diberikan dalam waktu yang panjang. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan keterampilan gerak dasar dalam pembelajaran aktivitas aquatik siswa menjadi kurang maksimal.

(18)

4

dan siswa cenderung cepat lelah serta bosan dalam mengikuti proses pembelajaran penjas, setiap kali pembelajaran berlangsung siswa selalu menanyakan ‘kapan beres belajar dan kapan waktunya bermain’.

Kenyataan ini tentu berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik di SDIT Nur Al Rahman Cimahi. Ketidak tertarikan siswa terhadap proses pembelajaran menyebabkan keterampilan gerak dasar meluncur siswa menjadi kurang optimal. Dengan demikian, muncul dugaan bahwa yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran penjas yaitu kurang bervariasi dalam pendekatan pembelajarannya dan hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, serta ditambah pula waktu pembelajaran dalam aktivitas aquatik sangat minim.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan pembelajaran yang lebih bervariasi untuk mendorong siswa agar antusias dan ingin mengikuti pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar meluncur siswa. Penelitian ini menerapkan pendekatan bermain dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik, karena dengan bermain anak akan lebih antusias dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik meskipun waktu pembelajaran tetap seperti biasanya, sehingga diharapkan keterampilan gerak dasar meluncur pada siswa dapat meningkat.

(19)

5

Terlebih Rachel Carson (dalam Paturusi, 2012, hlm. 10) mengungkapkan bahwa:

‘dunia anak –anak adalah dunia yang segar, baru dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keceriaan. Oleh karena itu, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita jika dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Jika saja aku boleh memohon, akan kuminta tuhan mengabadikan keajaiban dunia anak – anak itu disepanjanghidupku.’

Kekhawatiran yang diungkapkan Carson tersebut boleh jadi akan terjadi apalagi jika mengamati kenyataan pada saat ini, kenyataan bahwa kegiatan bermain anak mulai terbatas dengan adanya kecanggihan teknologi yang mulai mendunia. Yang menyebabkan proses gerak dalam permainan anak terganti oleh permainan yang hanya dilakukan dengan tangan saja, hal ini ditakutkan terhadap kebugaran jasmani anak berkurang seiring kecanggihan teknologi yang merajalela.

Selain Carson, terdapat tiga pakar lagi yang juga peduli mengenai permainan bagi pendidikan, yakni Bigo, Kohnstam, dan Palland (dalam Sukintaka, 1992, hlm. 5-6). ketiga pakar ini berpendapat bahwa: “permainan mempunyai makna pendidikan salah satunya yaitu dalam permainan anak akan dibawa pada kesenangan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam dunia kehidupan anak. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan”. Pendapat tersebut ditambahkan oleh Montessori yang di kutip oleh Bigo, Kohnstam, dan Palland (dalam Sukintaka, 1992, hlm. 5-6) menyebutkan bahwa “permainan sebagai alat untuk mempelajari fungsi. Rasa senang akan terdapat dalam segala macam jenis permainan, akan merupakan dorongan yang kuat untuk mempelajari sesuatu”.

(20)

6

gerak bagi anak bukan berarti pencapaian prestasi yang tinggi akan tetapi kemampuan anak untuk menguasai keterampilan gerak dengan baik, bahkan akan terus meningkat jika anak/siswa menyukai keterampilan gerak aquatik khususnya dalam berenang. Siswa diharapkan tidak merasa terbebani dalam proses pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik.

Penulis ingin lebih mengkhususkan permainan yang akan diambil dalam proses penelitian ini, dan permainan yang diambil adalah permainan ‘Jet Air’. Bermain model jet air ini dipilih karena permainan ini mengarah kepada gerak dasar meluncur, dan permainan jet air diharapkan mampu menimbulkan rasa senang serta menghilangkan rasa jenuh pada siswa, tidak akan seperti proses pembelajaran tradisional yang guru berikan sebelumnya. Dan dalam pendekatan bermain model jet air ini diharapkan menimbulkan adanya peningkatan terhadap keterampilan gerak dasar meluncur terhadap siswa dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “penerapan pendekatan bermain model Jet air terhadap penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik (PTK diSDIT Nur Al Rahman Cimahi).”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, maka diketahui permasalahan yang dihadapi siswa-siswi SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi pada pembelajaran Penjasorkes, bahwa faktor penyebab rendahnya keterampilan gerak pada pembelajaran Penjas adalah:

a. Waktu dalam pembelajaran aquatik di sekolah kurang,

b. Pembelajaran kurang merangsang minat belajar siswa, ini di sebabkan oleh pendekatan tradisional yang terlalu dominan,

(21)

7

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul penelitian yaitu “penerapan pendekatan bermain model “jet air” terhadap penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik”, penulis merumuskan masalah umum penelitian sebagai berikut: “Apakah pendekatan bermain dengan model jet air akan berpengaruh terhadap hasil dari penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur siswa dalam aktivitas aquatik?”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk mengetahui apakah pendekatan bermain model jet air dapat berpengaruh terhadap hasil penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur siswa dalam aktivitas pembelajaran aquatik pada kelas V di SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan pembelajaran Penjasorkes baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Apabila terbukti bahwa implementasi pendekatan bermain model jet air dapat meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur terhadap siswa pada mata pelajaran Penjasorkes khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik, maka :

a) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan pemahaman yang mendalam tentang implementasi pendekatan bermain pada pembelajaran Penjas khususnya bagi pembelajaran aktivitas aquatik, sehingga dapat memperkaya ilmu khusunya disiplin ilmu pendidikan pada mata pelajaran Penjas di Sekolah Dasar;

b) Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam berpikir ilmiah;

(22)

8

sebagai hasil penerapan pendekatan bermain model “jet air” dalam pembelajaran aktivitas aquatik.

2. Secara Praktik

Apabila terbukti bahwa pendekatan bermain model “jet air” mampu meningkatkan kualitas penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur terhadap siswa pada mata pelajaran Penjasorkes, khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah.

a) Guru

Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran Penjasorkes. Memberikan wawasan, keterampilan, dan pemahaman metodologis pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Penjasorkes, khususnya dalam pembelajaran aktivitas aquatik.

b) Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar Penjasorkes yang lebih bermakna. Berangkat dari sini diharapkan siswa tidak hanya merasa capek secara fisik, tetapi mereka belajar skill, afektif dan juga kognitif. Di samping itu, dengan menerapkan pendekatan bermain model “jet air” dalam pembelajaran aktivitas aquatik, diharapkan dapat memberikan rasa percaya diri terhadap penguasaan keterampilan gerak meluncur dalam proses pembelajaran.

c) Sekolah

(23)

9

F. Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Masalah pokok penelitian berkenaan dengan peningkatan hasil belajar penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik pada siswa kelas V SDIT Nur Al Rahman Cimahi dengan penerapan pendekatan bermain.

2. Hasil belajar penguasaan keterampilan gerak dasar akan dilihat dari materi meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik .

3. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.

4. Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk pokok bahasan meluncur dalam aktivitas Aquatik di kelas VA di SDIT Nur Al Rahman Kota Cimahi.

(24)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDIT Nur Al Rahman Cimahi yang beralamat di Jl. Cihanjuang No.77, Kota Cimahi. Alasan penentuan di lokasi ini adalah peserta didik yang secara umum sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran penjas di sekolah serta sarana dan prasarananya mendukung untuk dilakukannya penelitian ini. Sarana yang terdapat di SDIT NUR Al Rahman berupa kolam renang yang berada di dalam sekolah, hal ini dapat mempermudah serta meringankan peneliti dalam proses penelitian berlangsung.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V.A SDIT Nur Al Rahman Cimahi tahun ajaran 2013/2014. Adapun sampel penelitian adalah seluruh peserta didik di kelas V.A yang berjumlah 24 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 10

2. Perempuan 14

(25)

35

B. Desain Penelitian

(26)

36

Dari bagan diatas terdapat empat langkah PTK, yaitu Perencanaan, pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi. Agar lebih rinci lagi akan di paparkan penjelasan dari ke empat langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Rencana (Planning)

Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan perencanaan yang baik, peneliti akan lebih mudah melihat hambatan secara dini sehingga dapat mengatasi kesulitan dan mendorong peneliti untuk bertindak lebih efektif.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 18) menyatankan bahwa, “dalam tahap penyusunan rencana ini, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk membantu peneliti”. Oleh karena itu, dalam

Permasalahan Perencanaan

(27)

37

penyusunan rencana dibutuhkan strategi-strategi yang dapat memecahkan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. agar penelitian tidak bersifat subjektif, penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan melibatkan mitra peneliti untuk mendapatkan kecermatan yang baik dalam pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan sekolah dan kelas yang dijadikan tempat penelitian.

b. Menghubungi guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan meminta kesediaannya untuk menjadi kolabolator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

c. Melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang digunakan untuk penelitian.

d. Membuat kesepakatan dengan guru mengenai waktu pelaksanaan penelitian. e. Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan pendekatan bermain

model jet air dalam aktivitas aquatik sebagai bahan ajar.

f. Merencanakan sistem penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dan proses pembelajaran.

g. Menyusun instrument yang digunakan dalam penelitian untuk melihat perkembangan penguasaan hasil belajar meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik siswa.

h. Merencanakan diskusi balikan yang dilakukan dengan kolaborator peneliti. i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindakan lanjut dari

diskusi balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.

j. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam penelitian.

2. Tindakan (Action)

(28)

38

mutlak dikendalikan oleh rencana mengingat disesuaikan dengan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Semua perubahan/ penyeseuaian yang terjadi perlu dicatat. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan Pretest untuk mengetahui atau mengukur konsepsi awal siswa tentang pemahaman dan gerak dasar siswa dalam permainan model jet air. b. Mengoptimalkan penggunaan permainan model jet air dalam kegiatan

pembelajaran khususnya proses pembelajaran aktivitas aquatik.

c. Mengadakan evaluasi hasil belajar terhadap penguasaan siswa dalam meluncur berupa tes setiap akhir siklus.

d. Peneliti mengajar langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan. e. Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.

f. Mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul dalam proses pembelajaran.

g. Melaksanakan diskusi balikan dengan mitra peneliti.

h. Melaksanakan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan. i. Melaksanakan pengolahan data.

3. Pengamatan (Observasi)

Tahap ketiga yaitu pengamatan/observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Tahap pengamatan/ observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran yang diteliti. b. Melaksanakan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam mempraktikan

gerak dasar meluncur.

(29)

39

d. Melakukan pengamatan terhadap hubungan antara permainan model jet air dan hasil penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran aktivitas aquatik.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap refleksi sebagai upaya untuk mengungkapkan kembali serta mengkaji yang telah dilakukan dan dihasilkan atau yang belum berhasil di tuntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan dalam penelitian. Tahapan ini dilakukan untuk memroses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan, dieksplanasikan, dianalisis, dan disintetis. Dalam proses pengkajian data melibatkan orang lain sebagai kolabolator agar lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Selain itu, hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Dari penjelasan tersebut dalam tahapan ini, peneliti melakukan :

a. Kegiatan diskusi balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan dilakukan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya.

Keempat tahapan tersebut merupakan unsur untuk membuat suatu siklus, yaitu dari tahap penyusunan rencana sampai pada refleksi yang merupakan evaluasi. Pada tahapan penelitian tindakan kelas ini, masing-masing tahapan akan terjadi proses penyempurnaan yang didasarkan dari hasil masing-masing proses tersebut.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 2) bahwa ada tiga kata dalam penelitian tindakan kelas yang membentuk pengertian sebagai berikut.

(30)

40

2. Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas saja, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekolompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang diikuti dan dilakukan siswa.

Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang tindakan yang tepat untuk mengetahui implementasi aktivitas bermain dalam meningkatkan hasil belajar permainan bola tangan pada siswa di sekolah dasar. Dengan ini, PTK pada hakikatnya merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Dengan adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan, permasalahan, dan pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).

D. Definisi Operasional

Dalam bagian ini penulis mengemukakan definisi istilah yang menjadi kerangka acuan penafsiran serta menghindari adanya kesalahan penafsiran mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengungkapkan beberapa istilah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(31)

41

2. Pendekatan bermain adalah kegiatan permainan model jet air. Bermain model jet air merupakan kegiatan bermain yang menyerupai gerakan meluncur. kegiatan tersebut diharapkan, dilakukan dengan rasa senang yang akan membuat siswa berpartisipasi aktif dan antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut.

3. Penguasaan adalah kemampuan seseorang dalam memahami materi atau konsep yang dapat diwujudkan baik teori ataupun praktik dalam upaya memperbaiki proses belajar. Bentuk penguasaan dalam penelitian ini mencakup keterampilan gerak dasar meluncur dan keterampilan bermain dalam permainan model jet air.

4. Bermain model jet air adalah permainan yang mendekati bentuk dari latihan meluncur. Berlatih mendorong dari dinding (seperti jet yang tinggal landas) dengan kedua lengan terlentang didepan tubuh. Tujuan dari permainan ini adalah daya dorong (meluncur) tanpa bantuan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2000, hlm. 134) mengungkapkan “instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.” Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data

tentang penerapan bermain dalam meningkatkan penguasaan keterampilan gerak meluncur. Untuk memperoleh data tersebut secara obyektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data seperti: observasi, catatan lapangan, alat evaluasi, dan dokumentasi.

(32)

42

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan peneliti yang dilakukan pada saat proses pembelajaran aktivitas aquatik melalui pendekatan bermain model jet air secara langsung. Hal ini diperkuat oleh pendapatnya Nasution (1998) dalam Sugiyono (2013, hlm. 310) yang menyatakan bahwa, ‘observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Observasi merupakan alat pengamatan secara langsung yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama terjadinya proses pembelajaran.’

Observasi yang dilaksanakan peneliti sebagai guru yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDIT Nur Al Rahman Cimahi. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memeroleh data pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan faktor-faktor penunjang, serta penghambat pelaksanaan pembelajaran.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan oleh peneliti ketika berada di lapangan. Idrus (2007, hlm. 85) mengungkapkan “catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti tentang aktor, aktivitas ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut. Pengertian tersebut di kutip dari situs blog Prastowo (2010).

Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti ataupun mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi mengenai subjek dan objek penelitian. Hal-hal yang perlu dicatat dalam penelitian ini yaitu mengenai kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran dikelas berlangsung.

3. Alat Evaluasi

(33)

43

digunakan untuk mengukur dan menilai yang berbentuk pemberian tugas oleh peneliti yang bertindak sebagai guru yang kemudian dilakukan dan dikerjakan oleh siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini salah satu yang di ukur adalah penguasaan siswa dengan alat ukur berupa tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Adapun alat evaluasi yang akan di dilakukan oleh siswa dalam pendekatan bermain model jet air ini yaitu melakukan gerak meluncur yang di dalamnya terdapat indicator-indikator dari gerakan posisi tubuh, kaki, dan lengan. Berdasarkan ketiga kriteria tersebut, terdapat 4 indikator yang harus dicapai oleh siswa.

Berikut ini adalah contoh lembar Tes gerak dasar permainan bola tangan : Tabel 3.2

Lembar Tes Gerak Dasar Meluncur dalam Aktivitas Aquatik

No Nama Keterampilan Gerak Dasar Meluncur Total

Posisi Tubuh Kaki Lengan

(34)

44

Kriteria Penilaian gerak dasar meluncur dalam proses pembelajaran aktivitas aquatik adalah sebagai berikut :

Table 3.3

Format Penilaian Meluncur

No Aspek Kriteria

Skor 1 Posisi tubuh 1) Posisi tubuh harus sejajar dengan

permukaan air.

4

2) Posisi kepala harus sejajar dengan permukaan air

3) Hadapkan wajah ke dasar kolam 4) Tiup udara saat meluncur 2 Posisi kaki 1) Satu kaki berada di lantai

4 2) Satu kaki berada di dinding kolam

3) Tolak kaki yang berada di dinding kolam

4) Luruskan kaki saat menolak dan saat meluncur

3 Posisi lengan 1) Kedua lengan diluruskan sejajar dengan kepala

4

2) Kedua lengan menjepit telinga

3) Kedua siku lengan tidak dibengkokan 4) Saat meluncur tangan tetap disamping

(35)

45

Sebagai penilaiannya dengan menggunakan angka 1-4. Berikut ini adalah keterangan nilai kriteria meluncur :

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Gerak Dasar

Nilai Kriteria Penilaian Gerak Dasar

4 Hanya 4 kriteria yang dapat dilakukan 3 Hanya 3 kriteria yang dapat dilakukan 2 Hanya 2 kriteria yang dapar dilakukan 1 Hanya 1 kriteria yang dapat dilakukan

Table 3.5

Format Nilai Maksimal Pada Setiap Tes Keterampilan

Indikator Keterampilan yang dinilai Skor maksimal Melakukan meluncur

dengan baik dan benar

N1 Posisi tubuh N2 Posisi kaki N3 Posisi lengan

4 4 4

Jumlah 12

(36)

46

Contoh: jika siswa mendapat skor 10 dari total skor keseluruhan maka siswa tersebut mendapatkan nilai 83. = 83. Kriteria peniaian tersebut berpedoman pada kisi – kisi penilaian menurut Thomas (2006, hlm. 57) diterjemahkan oleh Alfons, yang terdapat pada Firmansyah (2013).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen dilakukan dengan menggunakan beberapa cara sebelum data diolah dan dianalisa. Berikut tahapan yang harus di tempuh oleh peneliti:

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan tes gerak dasar dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, pendekatan bermain dalam permainan model jet air dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, partisipasi siswa dalam melakukan berbagai macam penguasaan gerak dasar pada pembelajaran aktivitas aquatik.

Setelah mengumpulkan data, selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dalam penelitian ini akan dicari nilai rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan statistik. Sebagai berikut:

1. Pengolahan dan kategorisasi data

(37)

47

b) Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

S = √Σ � −�̅ �− Keterangan :

S = Simpangan Baku

� = Skor yang dicapai seseorang

�̅ = Nilai rata-rata

= Banyaknya jumlah orang

c) Pengolahan data hasil dari penguasaan

Pengolahan data untuk mengukur prestasi belajar siswa dilakukan secara kuantitatif langsung melalui penskoran terhadap hasil tes siswa. Penskoran siswa aspek kognitif dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

= ∑

���×

Keterangan:

= tingkat keberhasilan belajar siswa

(38)

48

Tabel 3.6

Kategori Tingkat Keberhasilan

Rentang Skor Acuan Norma

Prestase keberhasilan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur siswa diperoleh dengan membandingkan jumlah siswa yang memperoleh keberhasilan dengan jumlah total siswa. Persentase keberhasilan prestasi belajar dirumuskan sebagai berikut.

% � � = � ℎ %

Skor Nilai Keterangan

>86 A

Berhasil

66-85 B

46-65 C

26-45 D Tidak Berhasil

(39)

49

Tingkat keberhasilan yang dicapai dibagi menjadi 5 kategori yang ditafsirkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kategori Prestasi Belajar

Persentase Keberhasilan Kategori Prestasi Belajar

90% - 100% Sangat baik

70% - 89% Baik

63 % - 69% Cukup

43% - 62% Kurang

0% - 42% Sangat kurang

2. Validasi data

Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitan. Validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK. (Kunandar 2012, hlm. 103). Sementara itu Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) yang dikutip dari Kunandar (2012, hlm. 108) berpendapat bahwa untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian, ada beberapa bentuk validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:

a) Member check

(40)

50

b) Triangulasi

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari penelitu dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang. Yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan/observasi.

c) Saturasi

Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

d) Audit trail

Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti. Audit trail dapat dilakukan oleh kawan sejawat peneliti, yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu sendiri.

e) Expert opinion

Expert opinion yaitu dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas atau pakar bidang studi untuk memeriksa semua tahapan-tahapan kegiatan penelitian dan memberikan arahan atau judgement terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

f) Key respondent review

(41)

51

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat tentang kejadian yang ada di tempat penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat pada kegiatan penelitian yang sedang berlangsung dengan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan guna mendapatkan data tentang permasalahan dalam penelitian. Dengan dilakukan observasi maka diharapkan peneliti dapat memiliki gambaran serta petunjuk cara pemecahan masalah yang jelas mengenai permasalahan dalam penelitiannya.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah tulisan yang merekam tentang setiap hal yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Catatatan lapangan di tulis secara rinci dan cermat dalam rangka mengumpulkan data mengenai kejadian-kejadian yang penting pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.

3. Tes

(42)

52

H. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu upaya mengolah data menjadi informasi yang dilakukan dalam suatu kegiatan dengan cara diteliti, dipelajari, dan memeriksa serta membandingkan data dan membuat interpretasi yang diperlukan dalam penelitian. sehingga data yang dihasilkan dapat diidentifikasi suatu permasalahannya, yang kemudian masalah tersebut di dirumuskan dengan jelas dan benar. Dalam penelitian tindakan kelas ada dua macam jenis data yaitu:

1. Data kuantitatif yang berwujud hasil dari penguasaan siswa, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan statistika deskriptif.

(43)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan bermain model jet air terhadap hasil belajar penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur pada siswa dapat berpengaruh secara signifikan, diantaranya berpengaruh terhadap antusias atau minat belajar dari siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas khususnya pembelajaran renang serta berpengaruh terhadap kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang terhadap siswa kelas VA SDIT NURR AL Rahman Kota Cimahi.

Sehingga dari hasil pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan bermain model jet air berpengaruh terhadap hasil belajar dari penguasaan keterampilan gerak dasar meluncur siswa dalam pembelajaran renang melalui aktivitas meluncur pada siswa kelas VA SDIT NUR AL Rahman Kota Cimahi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun saran tersebut adalah:

(44)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN

GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(45)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Anitah, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Djojonegoro, W. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sayagatama Firmansyah, A. (2013). SKRIPSI Pengaruh Pendekatan Bermain dalam Aktivitas Pembelajaran Aquatik Terhadap Hasil Belajar Aquatik. Bandung: Perpustakaan UPI

Haller, D. (2013). Belajar Berenang. Bandung: Pionir Jaya

Juliantine, dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI. Kunandar. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI. Mahendra, A. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Mudjihartono. (2000). TESIS Pengaruh Teknik Penyampaian Konsep Gerak Melalui Demonstrasi Gerak dan Penayangan Rekaman Video serta Penyampaian Umpan Balik secara Seketika dan Terminal Terhadap Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Pitching Baseball. Bandung: Perpustakaan UPI

Nugraha, dkk. (2013). Didaktik Metodik Pembelajaran Aktivitas Aquatik. Bandung: FPOK UPI.

(46)

Suryatien, Rinrin 2014

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN MODEL “JET AIR” TERHADAP PENGUASAAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AQUATIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pratiwi, D A. (2013). SKRIPSI Implementasi Pendekatan Bermain dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Keterampilan Gerak Dasar Melempar dan Menangkap Melalui Aktivitas Basket Ball Like Games. Bandung: Perpustakaan UPI

Rosyid. (2012). Mengapung, Meluncur, Serta Bernafas Renang. Tersedia di:

http://www.masbied.com/2012/02/21/Gambar-Posisi-Meluncur/. [Diakses 18 Oktober 2013]

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2
Table 3.3
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Gerak Dasar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di kantorDinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional

bantuan media animasi pada konsep sistem reproduksi, diperoleh melalui angket. dan diolah dengan mempersentasekan jawaban menggunakan rumus

Pada penulisan ilmiah ini penulis menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL dipadukan dengan Apache yang merupakan salah satu kombinasi yang baik untuk aplikasi database

Analisis Pengaruh Fiscal Stress terhadap Tingkat Pembiayaan Daerah, Mobilisasi Daerah, Ketergantungan dan Desentralisasi Fiskal Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

Lampiran 6 HASIL STATISTIK DESKRIPTIF..

Tidak terdapat peningkatan yang signifikan antara skor pre-test dan post-.. test keterampilanbermainyang kelompok yang menggunakanmodel

HTML (HyperText Markup Languange) merupakan dasar dari pembuatan Homepage ini, didalam HTML terdapat berbagai macam tagtag dan atribut yang mendukung dalam pembuatan suatu

Hasil implementasi tersebut terdiri dari 9 form dan 1 prosedur yaitu divisi produksi, formula group, transaksi BPM, PS bahan dasar, PS roti jadi, laporan BPM, laporan