SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
Suarsana Dwipayana
0901871
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah (Studi Eksperimen pada Siswa
SMPN 1 Sukadana)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, 2014 Yang Membuat Pernyataan,
SUARSANA DWI PAYANA 0901871
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN SENAM AEROBIK DENGAN LINE DANCE TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI
SISWA DI SEKOLAH
(Studi Eksperimen pada Siswa SMPN 1 Sukadana)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 1959062819890112001
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
Suarsana Dwi Payana, 0901871. Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang kreatifnya guru dalam memberikan materi pembelajaran senam ritmik, dimana materi ini cukup sulit dan jarang di sampaikan di sekolah. Penulis disini mencoba menerapkan pembelajaran senam aerobik dan line dance dalam pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran senam aerobik dan line dance terhadap partisipasi belajar siswa. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Populasi dan sempel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Sukadana yaitu kelas VII-A dan VII-B yang berjumlah 44 orang, di ambil secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket partisipasi. Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa rata-rata skor angket pembelajaran line dance lebih tinggi daripada rata-rata skor angket pembelajaran senam aerobik. Setelah di analisis secara statistika di dapat kesimpulan bahwa pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMPN 1 Sukadana.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRAK
Suarsana Dwi Payana, 0901871. Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd.
This research was motivated by a lack of creative teachers in providing learning materials rhythmic gymnastics, where the material is quite difficult and rarely conveyed in school. The author here trying to apply learning and line dance aerobics in learning to improve student learning participation. The purpose of this study was to determine whether there is a strong relationship between learning and line dance aerobics to participation of student learning. The research method used was experimental. Population and sample of this research is the students of class VII SMPN1 Sukadana that class VII-A and VII-B, amounting to 44 people, taken by purposive sampling. The instrument used was a questionnaire study participation. The results of data processing and hypothesis testing showed that the average score of the questionnaire learning line dance is higher than the average score of the questionnaire teaching aerobics. Once in the statistical analysis in the conclusion that learning can line dance gives a better effect than teaching aerobics to learn participation in teaching physical education at SMPN1 Sukadana.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Tulisan ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KAJIAN PUSTAKA ... 8
1. Konsep Belajar Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 8
a. Belajar ... 8
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
c. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9
d. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11
2. HakikatSenam ... 12
a. Pengertian Senam Secara Umum ... 13
b. Jenis Senam ... 13
c. Karakteristik Gerak dasar Senam ... 15
3. Aktivitas Ritmik ... 17
a. Senam Aerobik ... 19
b. Line Dance ... 21
4. Partisipasi Belajar ... 24
B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 26
C. HIPOTESIS PENELITIAN ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29
B. Waktu dan Tempat ... 29
C. Desain Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel ... 32
1. Populasi ... 32
2. Sampel ... 33
E. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 33
1. Variabel Penelitian ... 33
2. Definisi Oprasional ... 34
F. Instrumen Penelitian... 35
1. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 35
2. Pengembangan Kisi-Kisi ... 36
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
4. Penyusunan alat pengumpulan data ... 37
G. Pengujian Korelasi XY, Validitas dan Reliabilitas ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 41
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 45
1. Menguji Validitas Angket ... 45
2. Menguji Reliabilitas Angket ... 47
3. Analisi Besar Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 48
4. Analisis Data Secara Statistika ... 48
B. Diskusi Penemuan ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
C. Implikasi ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas
fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani
pada dasaranya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga
untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri.
Seperti yang di jelaskan oleh Siedentop (1991:114) dalam buku (Sejarah dan
Filsafat Olahraga) mengatakan sebagai pendidikan melalui kegiatan jasmani “education through and of physical activities”. Permainan, rekreasi, ketangkasan, olahraga, kompetisi, dan aktivitas-aktivitas fisik lainnya, merupakan materi materi
yang terkandung dalam pendidikan jasmani karena diakui mengandung nilai-nilai
pendidikan yang hakiki.
Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah mempunyai jangkauan yang
sangat luas, selain siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam olahraga, pendidikan jasmani juga mengarahkan siswa supaya tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan seimbang selain itu juga mengarahkan siswa
pada tingkah laku yang baik. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani
menurut Abduljabar (2009:8) yaitu:
Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktivitas fisikal atau beberapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika, seperti juga perkembangan koognitif dan afektif.
Kajian pendidikan jasmani yang kompleks telah memberikan peran yang
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
tujuan dari pendidikan, pendidikan jasmani yang mencakup seluruh aspek
(kognitif, afektif dan psikomotor) akan memiliki peran yang besar dalam
peningkatan dan pengembangan peserta didik dari segala aspek yang akan
berdampak positif. Dampak yang positif akan memberikan manfaat bagi
kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah dam masyarakat. Ruang lingkup
mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP
/ MTs adalah sebagai berikut: a). Permainan dan olahraga, b). Aktivitas
pengembangan (komponen kebugaran jasmani), c). Aktivitas senam, d). Aktivitas
ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, senam aerobic , line dance serta
aktivitas lainnya, e). Aktivitas air, dan f). Kesehatan.
Apabila dilihat dari ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan salah satunya meliputi aktivitas ritmik atau senam irama.
Aktivitas ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan
jasmani di Indonesia, karena sebelumnya kehadiran aktivitas ritmik diwakili oleh
senam irama. Nama aktivitas ritmik secara tegas diangkat oleh Kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK), sebagai salah satu aktivitas yang masuk
ke dalam ruang lingkup pembelajaran penjas. Senam merupakan aktivitas fisik
yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak termasuk dalam
senam irama, dalam gerakan-gerakannya senam irama melibatkan seluruh anggota
badan sehingga sesuai dengan program pendidikan jasmani, yang tidak hanya
mengutamakan tuntutan fisik, tetapi juga kognitif, sosial, dan emosional. Dengan
itu, secara tidak langsung aktivitas ritmik dapat berpengaruh terhadap emosional
siswa terutama mengenai partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah.
Berdasarkan observasi di SMPN 1 Sukadana , bahwa partisipasi aktif siswa
dalam pembelajaran Penjas masih rendah. Bukti rendahnya partisipasi aktif di
SMPN 1 Sukadana adalah siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
kurang antusias, dan kurangnya keinginan mengikuti pembelajaran. Hal yang
menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran senam khususnya pembelajaran
aktivitas ritmik adalah disebabkan kurang pemberian materi-materi pembelajaran
yang menarik, menantang dan menyenangkan. Para guru sering kali
menyampaikan materi pembelajaran apa adanya (konvensional).
Penyampaian materi-materi pembelajaran yang apa adanya menyebabkan
pembelajaran aktivitas ritmik cenderung membosankan dan kurang menarik minat
para siswa yang pada gilirannya partisipasi belajar siswa kurang memuaskan.
Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal ini, yaitu: Pertama, siswa
aktif dalam diskusi; Kedua, siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru; dan
ketiga, siswa aktif bertanya kepada teman lainnya atau guru ketika ada hal yang
tidak di mengerti.
Sehubungan dengan permasalahan di atas guru seharusnya dapat
menumbuhkan semangat belajar siswa agar terjadi komunikasi yang intensif
antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan media dan sumber
belajar sehingga akan meningkatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan
penyerasian serta perpaduan input sekolah yang berupa guru, siswa kurikulum,
sarana, dan prasarana dapat dilakukan secara harmonis, sehingga mampu
menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, benar-benar
memberdayakan peserta didik dan mampu memotivasi siswa untuk mencapai
partisipasi aktif yang optimal.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah antara senam aerobik
dan line dance yang merupakan bagian dari senam irama atau aktivitas ritmik
dapat memberikan pengaruh terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani karena walaupun kedua senam tersebut
merupakan aktivitas ritmik, tetapi aliran dari kedua gerakan senam irama ini
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
gerak dan musik yang sengaja dibuat sehingga muncul keselarasan antara gerakan
dan musik tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. , Sedangkan senam line dance
merupakan senam yang gerakan dasarnya adalah gerakan dansa dengan
pergerakan dan ketukan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga
selain fisik dan afektif juga akan mempengaruhi pada kognitif siswa karena
gerakannya dilakukan secara berulang-ulang. Jenis gerakan yang sederhana
membuat senam line dance ini, dapat dipelajari oleh berbagai kalangan, baik di
ruang lingkup sekolah (SD, SMP, dan SMA) maupun masyarakat luas baik lelaki
maupun perempuan.
Kehadiran aktivitas ritmik dalam kurikulum pendidikan jasmani dianggap
oleh sebagian guru sebagai sesuatu yang memberatkan. Hal ini dapat diketahui
dari sebagian besar guru yang tidak melaksanakan pembelajaran aktivitas ritmik
bagi anak didik seperti yang diharapkan oleh kurikulum. Alasanya
bermacam-macam, seperti karena tidak memiliki tape recorder, kaset, serta guru yang tidak
menguasai materi aktivitas ritmik, terlebih guru yang tidak suka membelajarkan
aktivitas ritmik.
Guru pendidikan jasmani dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang cukup untuk membelajarkan materi-materi pendidikan jasmani minimal
materi-materi seperti yang tercantum dalam kurukulum penjas di sekolah, agar
tujuan pembelajaran penjas dapat tercapai serta kebutuhan anak akan
bermacam-macam gerak dapat terpenuhi. Melalui aktivitas ritmik, kebutuhan akan gerak
dasar anak dapat dikembangkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Pembelajaran Senam Line Dance dengan Senam Aerobik terhadap Partisipasi Belajar Penjas Siswa di Sekolah.”.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat
pembelajaran sepak takraw. Diantaranya.
1. Kurang pahamnya siswa dalam pembelajaran penjas khususnya dalam
pembelajaran senam.
2. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas khususnya dalam
pembelajaran senam.
3. Kurangnya pemberian sosialisasi pembelajaran senam terhadap siswa.
4. Sarana untuk pembelajaran penjas khususnya pembelajaran senam masih
kurang.
5. Kurangnya pemberian materi pembelajaran senam ritmik yang menarik.
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar
substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran
tentang substansi yang ada dalam penelitian ini.
Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:
1. Apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran senam aerobik
dengan partisipasi belajar Pendidikan jasmani siswa di sekolah?
2. Apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran line dance dengan
partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah?
3. Apakah pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik
daripada senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah penulis ungkapkan,
yang menjadi masalah penelitian sebagai suatu problematika penelitian yang perlu
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1. Untuk mngetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran
senam aerobik dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di SMPN 1
Sukadana?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran
line dance dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di SMPN 1 Sukadana?
3. untuk mengetahui apakan pembelajaran line dance memberikan pengaruh
yang lebih baik daripada senam aerobik terhadap partisipasi belajar
pendidikan jasmani siswa di SMPN 1 Sukadana ?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis, sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
a. Senam aerobik dan line dance dapat digunakan sebagai masukan materi ajar
dalam pembelajaran aktivitas ritmik.
b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam
mengembangkan senam terutama pada pembelajaran aktivitas ritmik di
sekolah.
2. Secara Praktis
a. Sebagai bahan pembelajaran aktivitas ritmik antara senam aerobik dan line
dance agar dapat mengembangkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Sebagai gambaran dan rujukan bagi guru pendidikan jasmani tentang
pembelajaran aktivitas ritmik yang baru, yaitu senam aerobik dan line dance.
c. Sebagai bahan masukan kepada lembaga-lembaga pendidikan terhadap
kualitas pembelajaran penjas, khususnya pada pembelajaran aktivitas ritmik di
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 F. Batasan Penelitian
Batasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan
masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala
sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya,
dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Berdasarkan pada
penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal- hal sebagai berikut :
1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh senam aerobik dengan line dance
terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah.
2. Populasi yang digunakan adalah peserta didik di sekolah menengah pertama
negeri (SMPN) 1 Sukadana, kelas VII sebanyak 154 orang dengan sampel
yang terpilih adalah kelas VII-A dan VII-B masing-masing sebanyak 22
orang.
3. Instrumen yang penulis gunakan adalah angket partisipasi belajar.
G. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN, menerangkan latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi tulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN.
BAB III : METODE PENELITIAN, menerangkan metode penelitian, waktu dan
tempat penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan paradigm
penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menerangkan data
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
sifat data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, uji hipotesis dan
kesimpulan analisis data.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam melakukan suatu penelitian
sebagai alat bantu untuk membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang
dilakukan. Menurut Sugiyono (2012:3) “metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut
Sugiyono (2012:107) bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) mengemukakan bahwa :
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa metode penelitian
eksperimen adalaha metode penelitian yang digunakan peneliti untuk mencari
pengaruh dari dua faktor yang sengaja ditimbulkan serta mengurangi faktor yang
mengganggu. Sesuai dengan masalah yang dikaji maka peneliti mennggunakan
metode eksperimen sebagai metodenya.
B. Waktu dan Tempat 1. Tempat penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukadana di JL. Cisena No.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30 2. Waktu penelitian
Waktu untuk pemberian perlakuan selama penelitian adalah 12 kali pertemuan
dilakukan dari tanggal 11 September - 31 Oktober. Perlakuan diberikan sebanyak
dua belas kali pada setiap pembelajaran aktivitas ritmik, adapun perlakuan yang
diberikan pada pembelajaran senam aerobik dan line dance , waktu
pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian Senam aerobik (Kelompok A)
Perlakuan Tanggal Hari Waktu
I 11 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
II 18 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
III 19 September 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
IV 25 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
V 26 September 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
VI 2 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
VII 3 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
VIII 9 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
IX 16 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
X 17 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
XI 23 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
XII 30 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB
Tabel 3.2
Pelaksanaan Penelitian Line Dance (Kelompok B)
Perlakuan Tanggal Hari Waktu
I 11 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
II 12 September 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
III 18 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
IV 25 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
V 2 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
VII 10 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
VIII 16 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
IX 23 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
X 24 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
XI 30 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB
XII 31 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB
C. Desain Penelitian
Menurut Nasution (2009:23) “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat ekonomis serta serasi
dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian maka penelitian lebih mudah dan tersusun secara sistematis ketika melakukan penelitian.
Desain yang akan digunakan adalah post only group design. Dalam desain ini,
sampel diberikan perlakuan terlebih dahulu lalu dapat hasilnya dengan instrumen
yang sudah sesuai. Variabel Sehingga dalam perbedaan variabel bebas yaitu
senam aerobik dan line dance terhadap variabel terikat (partisipasi belajar siswa).
Dengan adanya tes awal dan tes akhir maka hasil dari perlakuan/treatment dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan sebelum diberi
perlakuan. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai
penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi. Karena variabel bebas terdapat dua kelompok yaitu
senam aerobik dan line dance, dan variabel terikat hanya satu yaitu partispasi
belajar siswa. Mekanisme penelitian dari kedua kelompok tersebut digambarkan
dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 3.1 Post only group design
Keterangan :
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
X : Kelompok A (senam aerobik)
Y : Kelompok B (Line Dance)
O1 : Perlakuan Senam Aerobik
O2 : Perlakuan Line Dance
XO1 : Hasil Perlakuan Senam Aerobik
YO1 : Hasil Perlakuan Line Dance
Untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan peneliti, adapun alur
penelitian secara lebih jelas di gambarkan oleh gambar 3.2 ini:
Gambar 3.2
Langkah-Langkah Penelitian Populasi
Sampel
Kelompok A
Perlakuan Senam Aerobik
Kelompok B
Kesimpulan Analisis Data Pengolahan Data
Posttest (Angket) Perlakuan Line Dance
Posttest (Angket)
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33 D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Sukadana.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto
(2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel
dalam penelitian ini ialah siswa kelas VII A dan VII B yang berjumalah 44 orang.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:124). Alasan
peneliti menggunakan teknik purposive sampling ialah keterbatasan waktu,
tenaga, dan dana serta siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII A dan VII B
b. Siswa yang menjadi sampel berjumlah 22 orang.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2012, hlm.39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki
variabel yang diteliti, antara lain :
a. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Senam Aerobik dan Pembelajaran Line Dance.
b. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa.
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan
makna variabel yang sedang diteliti. Menurut Singarimbun. M dan Effendi
(2003:46-47) (dalam Riduwan 2012:313) bahwa “Definisi operasional adalah
unsur penelitian yang operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya
mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional variabel penelitian pada
penelitian ini adalah:
a. Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses,
cara, perbuaatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
b. Menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra (2001:8) menyatakan bahwa
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual”.
c. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan
pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak
ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. (dalam
Mahendra 2008:1).
d. Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (1997: 58), bahwa senam irama
merupakan sebuah corak senam yang menekankan irama dalam pelaksanaan
gerakannya. Senam irama sangat erat hubungannya dengan bidang seni yaitu
seni musik dan seni tari.
e. Senam aerobik adalah suatu latihan tubuh yang melibatkan sejumlah unsur
oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, yang gerakannya dipilih dan
diciptakan sesuai dengan kebutuhan, disusun secara sistematis dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis serta diharapkan
memiliki efek yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
organ-organ tubuh.
f. Line Dance adalah sejenis "olah raga" dansa yang berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi dan digerakan pada sejumlah hitungan
musik tertentu. Rangkaian gerakan itu bisa digerakan menghadap ke 1, 2, 3
atau 4 bilik (wall).
g. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan
emosi.
F. Instrumen Penelitian
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu untuk mengungkap partisipasi belajar
siswa dalam pendidikan jasmani.
Dalam varibel partisipasi, penulis memakai teori Keith Davis, Human
Relation at Work (dalam skripsi Ahmad Rizal Mufti, 2012). Menurut Davis memaparkan bahwa kunci pemikiran dalam partisipasi adalah keterlibatan mental
dan emosi. Kemudian dari unsur mental dan emosi tersebut diuraikan lebih rinci
menjadi lima komponen yaitu: Keikutsertaan, Keterlibatan, Kesediaan, Kemauan,
dan Keaktifan. Jadi instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa
terhadap pembelajaran penjas, penulis mengacu dari teori partisipasi dari Keith
Davis, yaitu:
1) Keikutsertaan yang terdiri dari ikut serta dalam pembelajaran, semangat
dalam pembelajaran, totalitas dalam pembelajaran.
2) Keterlibatan yang terdiri dari terlibat dalam pembelajaran, paham akan
kegiatan pembelajaran, percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
3) Kesediaan yang terdiri dari dapat menerima dengan baik tugas gerak yang
diberikan guru, dapat menampilkan tugas gerak yang diinstruksikan guru,
dapat menyesuaikan diri dalam pembelajaran.
4) Kemauan yang terdiri dari senang melakukan tugas gerak, melakukan
tugas pembelajaran dengan kesadaran diri, ingin mendapat hasil yang baik.
5) Keaktifan yang terdiri dari ingin menjadi pusat perhatian, melaksanakan
tugas gerak yang diberikan, berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Pengembangan Kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian merupakan acuan dalam
penyusunan alat pengumpulan data. Kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis
relevan dengan permasalahan, tujuan penelitian serta pertanyaan penelitian, yang
kemudian dijabarkan berdasarkan aspek yang diteliti serta indikator-indikatornya.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
mengukur partisipasi seseorang, peneliti menyusun kisi-kisi angket berdasarkan
teori partisipasi dari Keith Davis, Human Relation at Work
3. Pedoman scoring
Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap
yakni skala Likert. Mengenai skala Likert, Sugiyono (2010:134) mengemukakan
bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Dengan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.
Table 3.4
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternative jawaban Skor Alternatif Jawaban
positif Negatif
Dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab
salah satu alternatif jawaban tersebut maka pernyataan-pernyataan itu disusun
dengan berpedoman penjelasan Surakhman (dalam Ahmad Rizal Mufti, 2012)
sebagai berikut :
1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan sesingkat-singkatnya
2) Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh
sumber lain
5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan
kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi
4. Penyusunan Alat pengumpulan Data
Dalam penyusunan alat pengumpul data ini, terlebih dahulu disusun kisi- kisi
secara sistematis dan relevan dengan kebutuhan pemecahan masalah. Kegiatan
yang ditempuh dalam penyusunan alat pengumpulan data ini adalah sebagai
berikut :
1) Merumuskan problematika penelitian, dengan variabel yang dianggap
penting dengan indikator-indikatornya yang akan dijadikan pertanyaan-
pertanyaan.
2) Menyusun pertanyaan atau pernyataan beserta alternatif jawabannya yang
disesuaikan dengan problematika penelitian dan disertai dengan petunjuk
pengisian sehingga akan jelas tujuan dan maksud untuk dipahami
responden.
G. Pengujian Korelasi XY, Validitas, dan Reliabilitas 1. Pengujian Korelasi XY
Pengujian korelasi xy dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
kuat hubungan antara variabel bebas, yaitu pembelajaran senam aerobik dan
pembelajaran line dance dengan variabel terikat, yaitu partisipasi belajar
pendidikan jasmani di sekolah. Adapun teknik analisis korelasi yang digunakan
adalah korelasi Pearson Product Moment (r) dengan rumusnya adalah sebagai
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
(arikunto 2006:170)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable dengan variable
N = Banyak subjek (testi) / responden
ΣX = Jumlah skor tiap butir angket
ΣY = Jumlah skor total tiap subjek
Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Kusumah (2010:230) adalah
sebagai berikut.
Interval Koefisien rxy Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Pengujian validitas diperlukan dalam suatu penelitian, dikarenakan sebuah
instrumen dapat dikatakan layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan
apabila instrumen tersebut telah valid. Adapun menurut Arikunto (2010:211)
menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sebuah instrumen yang valid
akan mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang tidak valid
memiliki validitas yang rendah. Dalam penelititan ini, peneliti menguji validitas
instrumennya dengan menggunakan analisis item. Pengujian alat pengumpul data
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen tes
adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan data hasil uji coba.
b. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan
pengisian butir tes.
c. Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi skor.
d. Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang diperoleh
untuk setiap sampel. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan
data selanjutnya.
e. Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing responden.
f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir tes.
Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir
yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk
mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan
korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson,
yaitu :
(arikunto 2006:170)
g. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan (r
hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel (r tabel). h. Membuat kesimpulan.
Nilai rhitung yang diperoleh akan di konsultasikan dengan harga r produck
moment pada table pada tahaf signifikan 0,05 bila rhitung > rtabel maka item
tersebut dinyatakan valid.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41
Untuk menguji reliabilitas tiap butir tes digunakan rumus teknik belah dua
dengan rumus kolerasi Product Moment sebagai berikut:
i. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung
validitas itemnya
j. Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat
pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara membagi antara pernyataan
nomor ganjil dan nomor genap
k. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan langkah ini
menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total
belahan (X) dan skor belahan (Y).
l. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua
dengan menggunakan teknik kolerasi Product Moment,
(arikunto 2006:170)
m. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus
Spearman Brown dengan rumus:
(arikunto 2006:170)
Keterangan :
r1 = reliabilitas Internal seluruhinstrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan
belahan kedua
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah
sebagai berikut:
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42
b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang
diperoleh.
c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
sampel.
d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh
masing-masing sampel.
e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.
f. Menghitung koefisen alfa.
g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi
product moment yang terdapat dalam tabel.
h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r, maka instrumen dinyatakan
reliabel Hasil perhitungan r dibandingkan dengan r tabel pada taraf
nyata a = 5 %.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji statistik yang sesuai agar dapat menguji hipotesis dan
memberikan kesimpulan yang tepat. Data yang dianalisis adalah data total skor
angket masing-masing siswa dan analisiss dibantu dengan aplikasi Microsoft
Excel 2007. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata
x
Keterangan:
x : rata-rata kelompok
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43 ∑x : jumlah nilai data
2. Mencari simpangan baku
S= √ ̅
√
Keterangan:
S : simpangan baku
n : jumlah sampel
∑√ ̅ : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Uji normalitas
Uji normalitas dengan uji liliefors, dimana pengujian adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... Zn dengan
menggunakan rumus:
Zi =
b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn < Z1. jika proporsi ini
dinyatakan S (Zi), maka:
S (Z1) =
d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut
(Lo)
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44
hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari data pengamatan
L dari daftar tabel, sedangkan dalam hlm lainnya hipotesis nol diterima.
4. Menguji homogenitas
F =
Keterangan:
S12 :varians terbesar
S22 : varians terkecil
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih
kecil dari Ftabel dengan derajat kebebasan = (n1-1, n2-1 dengan α = 0.05
5. Pengujian signifikan
Pengujian signifikan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa antara kelompok senam aerobik dan
kelompok line dance dengan sebagai berikut:
t = ̅̅̅ ̅̅̅ √
S merupakan varians gabungan yang dihitung dengan rumus:
S2 =
Keterangan:
t = distribusi t
x1 = skor rata-rata angket pembelajaran line dance
x2 = skor rata-rata angket pembelajaran senam aerobik
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
n2 = banyak subjek pembelajaran senam aerobik
S12 = varians kelompok pembelajaran line dance
S22 = varians kelompok pembelajaran senam aerobik
Mengetahui perolehan hasil thitung dengan menggunakan derajat keabsahan
(dk) = n1+n2-2; dan taraf signifikansi α = 0,05 kriteria pengujian hipotesis ini
adalah H0 diterima atau H1 ditolak apabila –ttabel<thitung<ttabel dan untuk melihat
pembelajaran mana yang lebih berpengaruh terhadap partisipasi belajar siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dilihat dari nilai rata-rata skor angket
paling besar di antara pembelajaran line dance dan pembelajran senam aerobik.
Tetapi bila distribusi datanya tidak normal, pengujian hipotesis
menggunakan analisis tes non parametrik dengan uji Mann-Whitney. Adapun
tahap-tahap dalam melakukan uji non parametrik Mann-Whitney adalah sebagai
berikiut.
1.Susun kedua hasil angket menjadi satu kelompok
2.Hitung ranking untuk tiap – tiap nilai skor dalam kelompok gabungan gabungan
3.Ranking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar
4.Nilai yang sama diberi Ranking rata –rata
5.Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.
6. Hitung Nilai U dengan menggunakan Rumus :
U1 =n1.n2 + -
U2 =n1.n2 + -
Dimana :
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
n2 = jumlah subjek angket pembelajaran senam aerobik
R1 = jumlah ranking pada sampel 1
R2 = jumlah ranking pada sampel 2
7. Karena banyak subjek lebih dari 20, maka diantara nilai U1 dan U2 yang lebih
kecil digunakan sebagai Z hitung untuk dibandingkan dengan Z tabel. Adapun
rumus dari Z hitung adalah sebagai berikut.
Zhitung =
√
Dimana :
n1 = jumlah subjek angket pembelajaran line dance
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasarkan pada hasil
pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah :
1. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pembelajaran senam aerobik
dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani di sekolah .
2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pembelajaran line dance dengan
partisipasi belajar pendidikan jasmani di sekolah.
3. pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik daripada
senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang
akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Bagi siswi SMPN 1 Sukadana , diharapkan untuk melakukan kegiatan
aktivitas ritmik baik ketika pembelajaran penjas di dalam sekolah maupun di
luar sekolah, agar dapat menjaga fungsi kerja tubuh dan dapat melepaskan
ketegangan atas aktivitas yang dilakukan secara rutin setiap harinya, yang
salah satunya yaitu melakukan aktivitas ritmik yaitu line dance maupun senam
aerobik.
2. Bagi guru penjas, agar senantiasa memiliki banyak sumber tentang aktivitas
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
sekolah terutama di SMPN 1 Sukadana.
3. Bagi pihak sekolah, agar selalu mendukung dan dapat bekerjasama dalam
segala aktivitas yang positif dalam pembelajaran pendidikan jasmani terutama
aktivitas ritmik.
4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat memberikan kontribusi bagi bidangnya
dan dapat mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan cakupan
yang lebih luas.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi
kemajuan pendidikan di Indonesia.
C. Implikasi
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat meberikan rekomendasi bagi para guru
pendidikan jasmani tentang jenis-jenis materi pembelajaran senam ritmik yang
lebih menyenangkan, dengan demikian guru pendidik dalam merencanakan
pembelajaran harus memperhatikan materi pembelajaran yang di sampaikan,
karakteristik siswa dan sarana prasarana yang tersedia. Di samping itu, materi
pembelajaran penjasorkes yang terdapat dalam kurikulum dirancang dan
dilaksanakan dengan tetap mengacu pada kebutuhan siswa baik fisik maupun non
fisik. Namun peneliti menganjurkan untuk memberikan materi pembelajaran
senam ritmik yaitu pembelajaran senam aerobik dan line dance , oleh karena
pembelajaran tersebut memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2009). Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. Bandung.
FPOK UPI.
Andri Permana. (2013) Perbandingan Motivasi Dan Partisipasi Antara Siswa
Kelas Reguler Dengan Kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Skripsi, Bandung, FPOK UPI Bandung.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1995). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Bugar dengan senam aerobic/Lynne Brick;penerjemah, Anna Agustina,-Ed.1,cet.
2,- Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2002
Hetti Restianti. (2010). Mengenal jenis senam.
Juliantine, T., Subroto, T., Yudiana, Y. (2012b). Belajar & pembelajaran penjas.
Bandung: FPOK UPI.
Lilis Komariyah. (2004) Motivasi dan Partisipasi Lanjut Usia dalam Olahraga
Kesehatan Serta Kontribusinya Terhadap Kebugaran Jasmani, Tesis, Bandung, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Lutan, Rusli, dkk. (2009). Sejarah dan filsafat olahraga. Bandung . FPOK UPI
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
Mahendra, Agus. (2008). Musik dan Gerak. Bandung, FPOK UPI Bandung.
Mahendra, Agus. (2001). Senam Artistik (Teori dan Model Pembelajaran Senam).
Bandung, FPOK UPI Bandung.
Marbono, (1986). Partisipasi dalam Berbagai Kehidupan Sosial.Jakarta : Granada.
Nitisemito. (1986). Partisipasi dan Faktor faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.
Nuraeni Septiawati. (2013).Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Line Dance
Dengan Senam Jumat Bersih Dan Sehat Terhadap Kesenangan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 29 Bandung. Skripsi, Bandung, FPOK UPI Bandung.
Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia FPOK
Rasyidin, W. dkk. (2009). Landasan pendidikan. Bandung. UPI
Roesli, Kania. Kamus Sederhana Terminologi Line Dance
Satropoetro, S.(1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni
Slamet, M. (1985).Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. penerbit
Sebelas Maret University
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo.
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
Uhamisastra, dkk. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Prodi PGSD
Penjas, FPOK UPI : Bandung.
Dismore, Harriet dan Bailey, Richard. (2011). Fun and enjoyment in physical
education: young people’s attitudes . ISSN 0267-1522 print/ISSN 1470- 1146 online. (c) 2011 Taylor & Francis
Herliessa. (2012). Pengetahuan tentang line dance .[online]. Tersedia:
http://herliessa.blogspot.com/2012/05/line-dance-adalah-sejenis-olahraga html. Sumber: Materi Pelatihan Calon Instruktur Line Dance d’ULD
latahang. (2010,4 Agustus).Teori-teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para
ahli.Latahang.com[online]http://myfortuner.wordpress.com/2010/08/04/te ori-teori-belajar-dan pembelajaran -menurut-ahli/
Marta Dinata (2007) senam aerobik. [online]. Tersedia di :
http://insanajisubekti.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-senam-aerobic/
Taufik Imam Prasyaadi. (2011) upaya guru pendidikan jasmani dalam
menanggulangi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran senam di kelas x sekolah menengah kejuruan. http://creativefpok.blogspot.com/The Universal Line Dance Indonesia. (2005). “Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga“. Jakarta
Wikipedia . (2013). Line Dance.[online].Tersedia: http://en.wikipedia.org/ wiki/
Suarsana Dwipayana, 2014
Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu