• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN SENAM AEROBIK DENGAN LINE DANCE TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SISWA DI SEKOLAH: Studi Eksperimen pada Siswa SMPN 1 Sukadana.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PEMBELAJARAN SENAM AEROBIK DENGAN LINE DANCE TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SISWA DI SEKOLAH: Studi Eksperimen pada Siswa SMPN 1 Sukadana."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Suarsana Dwipayana

0901871

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah (Studi Eksperimen pada Siswa

SMPN 1 Sukadana)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya

sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, 2014 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

SUARSANA DWI PAYANA 0901871

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN SENAM AEROBIK DENGAN LINE DANCE TERHADAP PARTISIPASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

SISWA DI SEKOLAH

(Studi Eksperimen pada Siswa SMPN 1 Sukadana)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 1959062819890112001

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i ABSTRAK

Suarsana Dwi Payana, 0901871. Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang kreatifnya guru dalam memberikan materi pembelajaran senam ritmik, dimana materi ini cukup sulit dan jarang di sampaikan di sekolah. Penulis disini mencoba menerapkan pembelajaran senam aerobik dan line dance dalam pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran senam aerobik dan line dance terhadap partisipasi belajar siswa. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Populasi dan sempel dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 1 Sukadana yaitu kelas VII-A dan VII-B yang berjumlah 44 orang, di ambil secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket partisipasi. Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa rata-rata skor angket pembelajaran line dance lebih tinggi daripada rata-rata skor angket pembelajaran senam aerobik. Setelah di analisis secara statistika di dapat kesimpulan bahwa pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMPN 1 Sukadana.

(5)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii ABSTRAK

Suarsana Dwi Payana, 0901871. Perbandingan Pembelajaran Senam Aerobik Dengan Line Dance Terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Di Sekolah. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd, Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd.

This research was motivated by a lack of creative teachers in providing learning materials rhythmic gymnastics, where the material is quite difficult and rarely conveyed in school. The author here trying to apply learning and line dance aerobics in learning to improve student learning participation. The purpose of this study was to determine whether there is a strong relationship between learning and line dance aerobics to participation of student learning. The research method used was experimental. Population and sample of this research is the students of class VII SMPN1 Sukadana that class VII-A and VII-B, amounting to 44 people, taken by purposive sampling. The instrument used was a questionnaire study participation. The results of data processing and hypothesis testing showed that the average score of the questionnaire learning line dance is higher than the average score of the questionnaire teaching aerobics. Once in the statistical analysis in the conclusion that learning can line dance gives a better effect than teaching aerobics to learn participation in teaching physical education at SMPN1 Sukadana.

(6)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Penelitian ... 6

G. Struktur Organisasi Tulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. KAJIAN PUSTAKA ... 8

1. Konsep Belajar Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 8

a. Belajar ... 8

(7)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

c. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

d. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11

2. HakikatSenam ... 12

a. Pengertian Senam Secara Umum ... 13

b. Jenis Senam ... 13

c. Karakteristik Gerak dasar Senam ... 15

3. Aktivitas Ritmik ... 17

a. Senam Aerobik ... 19

b. Line Dance ... 21

4. Partisipasi Belajar ... 24

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 26

C. HIPOTESIS PENELITIAN ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29

B. Waktu dan Tempat ... 29

C. Desain Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

E. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 33

1. Variabel Penelitian ... 33

2. Definisi Oprasional ... 34

F. Instrumen Penelitian... 35

1. Penyusunan Instrumen Penelitian ... 35

2. Pengembangan Kisi-Kisi ... 36

(8)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

4. Penyusunan alat pengumpulan data ... 37

G. Pengujian Korelasi XY, Validitas dan Reliabilitas ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Dan Analisis Data ... 45

1. Menguji Validitas Angket ... 45

2. Menguji Reliabilitas Angket ... 47

3. Analisi Besar Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 48

4. Analisis Data Secara Statistika ... 48

B. Diskusi Penemuan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

C. Implikasi ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas

fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani

pada dasaranya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga

untuk meraih tujuan yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri.

Seperti yang di jelaskan oleh Siedentop (1991:114) dalam buku (Sejarah dan

Filsafat Olahraga) mengatakan sebagai pendidikan melalui kegiatan jasmani “education through and of physical activities”. Permainan, rekreasi, ketangkasan, olahraga, kompetisi, dan aktivitas-aktivitas fisik lainnya, merupakan materi materi

yang terkandung dalam pendidikan jasmani karena diakui mengandung nilai-nilai

pendidikan yang hakiki.

Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah mempunyai jangkauan yang

sangat luas, selain siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan

dalam olahraga, pendidikan jasmani juga mengarahkan siswa supaya tumbuh dan

berkembang secara harmonis dan seimbang selain itu juga mengarahkan siswa

pada tingkah laku yang baik. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani

menurut Abduljabar (2009:8) yaitu:

Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktivitas fisikal atau beberapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan dari proses aktivitas fisikal ini, tetapi keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika, seperti juga perkembangan koognitif dan afektif.

Kajian pendidikan jasmani yang kompleks telah memberikan peran yang

(10)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

tujuan dari pendidikan, pendidikan jasmani yang mencakup seluruh aspek

(kognitif, afektif dan psikomotor) akan memiliki peran yang besar dalam

peningkatan dan pengembangan peserta didik dari segala aspek yang akan

berdampak positif. Dampak yang positif akan memberikan manfaat bagi

kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah dam masyarakat. Ruang lingkup

mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP

/ MTs adalah sebagai berikut: a). Permainan dan olahraga, b). Aktivitas

pengembangan (komponen kebugaran jasmani), c). Aktivitas senam, d). Aktivitas

ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, senam aerobic , line dance serta

aktivitas lainnya, e). Aktivitas air, dan f). Kesehatan.

Apabila dilihat dari ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan salah satunya meliputi aktivitas ritmik atau senam irama.

Aktivitas ritmik merupakan istilah baru dalam khasanah peristilahan pendidikan

jasmani di Indonesia, karena sebelumnya kehadiran aktivitas ritmik diwakili oleh

senam irama. Nama aktivitas ritmik secara tegas diangkat oleh Kurikulum 2004

(Kurikulum Berbasis Kompetensi/KBK), sebagai salah satu aktivitas yang masuk

ke dalam ruang lingkup pembelajaran penjas. Senam merupakan aktivitas fisik

yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak termasuk dalam

senam irama, dalam gerakan-gerakannya senam irama melibatkan seluruh anggota

badan sehingga sesuai dengan program pendidikan jasmani, yang tidak hanya

mengutamakan tuntutan fisik, tetapi juga kognitif, sosial, dan emosional. Dengan

itu, secara tidak langsung aktivitas ritmik dapat berpengaruh terhadap emosional

siswa terutama mengenai partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah.

Berdasarkan observasi di SMPN 1 Sukadana , bahwa partisipasi aktif siswa

dalam pembelajaran Penjas masih rendah. Bukti rendahnya partisipasi aktif di

SMPN 1 Sukadana adalah siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran

(11)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

kurang antusias, dan kurangnya keinginan mengikuti pembelajaran. Hal yang

menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran senam khususnya pembelajaran

aktivitas ritmik adalah disebabkan kurang pemberian materi-materi pembelajaran

yang menarik, menantang dan menyenangkan. Para guru sering kali

menyampaikan materi pembelajaran apa adanya (konvensional).

Penyampaian materi-materi pembelajaran yang apa adanya menyebabkan

pembelajaran aktivitas ritmik cenderung membosankan dan kurang menarik minat

para siswa yang pada gilirannya partisipasi belajar siswa kurang memuaskan.

Setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan hal ini, yaitu: Pertama, siswa

aktif dalam diskusi; Kedua, siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru; dan

ketiga, siswa aktif bertanya kepada teman lainnya atau guru ketika ada hal yang

tidak di mengerti.

Sehubungan dengan permasalahan di atas guru seharusnya dapat

menumbuhkan semangat belajar siswa agar terjadi komunikasi yang intensif

antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan media dan sumber

belajar sehingga akan meningkatkan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan

penyerasian serta perpaduan input sekolah yang berupa guru, siswa kurikulum,

sarana, dan prasarana dapat dilakukan secara harmonis, sehingga mampu

menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, benar-benar

memberdayakan peserta didik dan mampu memotivasi siswa untuk mencapai

partisipasi aktif yang optimal.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah antara senam aerobik

dan line dance yang merupakan bagian dari senam irama atau aktivitas ritmik

dapat memberikan pengaruh terhadap partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran pendidikan jasmani karena walaupun kedua senam tersebut

merupakan aktivitas ritmik, tetapi aliran dari kedua gerakan senam irama ini

(12)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

gerak dan musik yang sengaja dibuat sehingga muncul keselarasan antara gerakan

dan musik tersebut untuk mencapai tujuan tertentu. , Sedangkan senam line dance

merupakan senam yang gerakan dasarnya adalah gerakan dansa dengan

pergerakan dan ketukan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga

selain fisik dan afektif juga akan mempengaruhi pada kognitif siswa karena

gerakannya dilakukan secara berulang-ulang. Jenis gerakan yang sederhana

membuat senam line dance ini, dapat dipelajari oleh berbagai kalangan, baik di

ruang lingkup sekolah (SD, SMP, dan SMA) maupun masyarakat luas baik lelaki

maupun perempuan.

Kehadiran aktivitas ritmik dalam kurikulum pendidikan jasmani dianggap

oleh sebagian guru sebagai sesuatu yang memberatkan. Hal ini dapat diketahui

dari sebagian besar guru yang tidak melaksanakan pembelajaran aktivitas ritmik

bagi anak didik seperti yang diharapkan oleh kurikulum. Alasanya

bermacam-macam, seperti karena tidak memiliki tape recorder, kaset, serta guru yang tidak

menguasai materi aktivitas ritmik, terlebih guru yang tidak suka membelajarkan

aktivitas ritmik.

Guru pendidikan jasmani dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang cukup untuk membelajarkan materi-materi pendidikan jasmani minimal

materi-materi seperti yang tercantum dalam kurukulum penjas di sekolah, agar

tujuan pembelajaran penjas dapat tercapai serta kebutuhan anak akan

bermacam-macam gerak dapat terpenuhi. Melalui aktivitas ritmik, kebutuhan akan gerak

dasar anak dapat dikembangkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Pembelajaran Senam Line Dance dengan Senam Aerobik terhadap Partisipasi Belajar Penjas Siswa di Sekolah.”.

(13)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat masalah yang dihadapi pada saat

pembelajaran sepak takraw. Diantaranya.

1. Kurang pahamnya siswa dalam pembelajaran penjas khususnya dalam

pembelajaran senam.

2. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas khususnya dalam

pembelajaran senam.

3. Kurangnya pemberian sosialisasi pembelajaran senam terhadap siswa.

4. Sarana untuk pembelajaran penjas khususnya pembelajaran senam masih

kurang.

5. Kurangnya pemberian materi pembelajaran senam ritmik yang menarik.

C. Rumusan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar

substansi penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran

tentang substansi yang ada dalam penelitian ini.

Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagaimana berikut ini:

1. Apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran senam aerobik

dengan partisipasi belajar Pendidikan jasmani siswa di sekolah?

2. Apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran line dance dengan

partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah?

3. Apakah pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik

daripada senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang telah penulis ungkapkan,

yang menjadi masalah penelitian sebagai suatu problematika penelitian yang perlu

(14)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1. Untuk mngetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran

senam aerobik dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di SMPN 1

Sukadana?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang kuat antara pembelajaran

line dance dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di SMPN 1 Sukadana?

3. untuk mengetahui apakan pembelajaran line dance memberikan pengaruh

yang lebih baik daripada senam aerobik terhadap partisipasi belajar

pendidikan jasmani siswa di SMPN 1 Sukadana ?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Senam aerobik dan line dance dapat digunakan sebagai masukan materi ajar

dalam pembelajaran aktivitas ritmik.

b. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam

mengembangkan senam terutama pada pembelajaran aktivitas ritmik di

sekolah.

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan pembelajaran aktivitas ritmik antara senam aerobik dan line

dance agar dapat mengembangkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b. Sebagai gambaran dan rujukan bagi guru pendidikan jasmani tentang

pembelajaran aktivitas ritmik yang baru, yaitu senam aerobik dan line dance.

c. Sebagai bahan masukan kepada lembaga-lembaga pendidikan terhadap

kualitas pembelajaran penjas, khususnya pada pembelajaran aktivitas ritmik di

(15)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 F. Batasan Penelitian

Batasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan

masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala

sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya,

dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Berdasarkan pada

penjelasan di atas, maka penelitian ini dibatasi pada hal- hal sebagai berikut :

1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh senam aerobik dengan line dance

terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah.

2. Populasi yang digunakan adalah peserta didik di sekolah menengah pertama

negeri (SMPN) 1 Sukadana, kelas VII sebanyak 154 orang dengan sampel

yang terpilih adalah kelas VII-A dan VII-B masing-masing sebanyak 22

orang.

3. Instrumen yang penulis gunakan adalah angket partisipasi belajar.

G. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN, menerangkan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi tulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN.

BAB III : METODE PENELITIAN, menerangkan metode penelitian, waktu dan

tempat penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, variabel dan paradigm

penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menerangkan data

(16)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

sifat data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, uji hipotesis dan

kesimpulan analisis data.

(17)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam melakukan suatu penelitian

sebagai alat bantu untuk membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang

dilakukan. Menurut Sugiyono (2012:3) “metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut

Sugiyono (2012:107) bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan menurut Arikunto (2006:3) mengemukakan bahwa :

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa metode penelitian

eksperimen adalaha metode penelitian yang digunakan peneliti untuk mencari

pengaruh dari dua faktor yang sengaja ditimbulkan serta mengurangi faktor yang

mengganggu. Sesuai dengan masalah yang dikaji maka peneliti mennggunakan

metode eksperimen sebagai metodenya.

B. Waktu dan Tempat 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukadana di JL. Cisena No.

(18)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 2. Waktu penelitian

Waktu untuk pemberian perlakuan selama penelitian adalah 12 kali pertemuan

dilakukan dari tanggal 11 September - 31 Oktober. Perlakuan diberikan sebanyak

dua belas kali pada setiap pembelajaran aktivitas ritmik, adapun perlakuan yang

diberikan pada pembelajaran senam aerobik dan line dance , waktu

pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.1

Pelaksanaan Penelitian Senam aerobik (Kelompok A)

Perlakuan Tanggal Hari Waktu

I 11 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

II 18 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

III 19 September 2014 Jumat 06.45-07.45 WIB

IV 25 September 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

V 26 September 2014 Jumat 06.45-07.45 WIB

VI 2 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

VII 3 Oktober 2014 Jumat 06.45-07.45 WIB

VIII 9 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

IX 16 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

X 17 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB

XI 23 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

XII 30 Oktober 2014 Kamis 07.00-09.00 WIB

Tabel 3.2

Pelaksanaan Penelitian Line Dance (Kelompok B)

Perlakuan Tanggal Hari Waktu

I 11 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

II 12 September 2014 Jumat 06.45-07.45 WIB

III 18 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

IV 25 September 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

V 2 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

(19)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

VII 10 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB

VIII 16 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

IX 23 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

X 24 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB

XI 30 Oktober 2014 Kamis 09.00-11.15 WIB

XII 31 Oktober 2014 Jum’at 06.45-07.45 WIB

C. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009:23) “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat ekonomis serta serasi

dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian maka penelitian lebih mudah dan tersusun secara sistematis ketika melakukan penelitian.

Desain yang akan digunakan adalah post only group design. Dalam desain ini,

sampel diberikan perlakuan terlebih dahulu lalu dapat hasilnya dengan instrumen

yang sudah sesuai. Variabel Sehingga dalam perbedaan variabel bebas yaitu

senam aerobik dan line dance terhadap variabel terikat (partisipasi belajar siswa).

Dengan adanya tes awal dan tes akhir maka hasil dari perlakuan/treatment dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat dibandingkan dengan sebelum diberi

perlakuan. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai

penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah

variabel yang dipengaruhi. Karena variabel bebas terdapat dua kelompok yaitu

senam aerobik dan line dance, dan variabel terikat hanya satu yaitu partispasi

belajar siswa. Mekanisme penelitian dari kedua kelompok tersebut digambarkan

dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 3.1 Post only group design

Keterangan :

(20)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

X : Kelompok A (senam aerobik)

Y : Kelompok B (Line Dance)

O1 : Perlakuan Senam Aerobik

O2 : Perlakuan Line Dance

XO1 : Hasil Perlakuan Senam Aerobik

YO1 : Hasil Perlakuan Line Dance

Untuk mempermudah proses penelitian yang dilakukan peneliti, adapun alur

penelitian secara lebih jelas di gambarkan oleh gambar 3.2 ini:

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian Populasi

Sampel

Kelompok A

Perlakuan Senam Aerobik

Kelompok B

Kesimpulan Analisis Data Pengolahan Data

Posttest (Angket) Perlakuan Line Dance

Posttest (Angket)

(21)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sedangkan menurut Arikunto (2006:130) “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Sukadana.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto

(2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel

dalam penelitian ini ialah siswa kelas VII A dan VII B yang berjumalah 44 orang.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:124). Alasan

peneliti menggunakan teknik purposive sampling ialah keterbatasan waktu,

tenaga, dan dana serta siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki

kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII A dan VII B

b. Siswa yang menjadi sampel berjumlah 22 orang.

(22)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono

(2012, hlm.39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki

variabel yang diteliti, antara lain :

a. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Senam Aerobik dan Pembelajaran Line Dance.

b. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan

makna variabel yang sedang diteliti. Menurut Singarimbun. M dan Effendi

(2003:46-47) (dalam Riduwan 2012:313) bahwa “Definisi operasional adalah

unsur penelitian yang operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya

mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional variabel penelitian pada

penelitian ini adalah:

a. Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses,

cara, perbuaatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

b. Menurut Iman Hidayat (1995) dalam Mahendra (2001:8) menyatakan bahwa

(23)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan

keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental dan spiritual”.

c. Aktivitas ritmik adalah rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan

pola irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semata-mata gerak

ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di luar musik. (dalam

Mahendra 2008:1).

d. Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (1997: 58), bahwa senam irama

merupakan sebuah corak senam yang menekankan irama dalam pelaksanaan

gerakannya. Senam irama sangat erat hubungannya dengan bidang seni yaitu

seni musik dan seni tari.

e. Senam aerobik adalah suatu latihan tubuh yang melibatkan sejumlah unsur

oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, yang gerakannya dipilih dan

diciptakan sesuai dengan kebutuhan, disusun secara sistematis dengan tujuan

membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis serta diharapkan

memiliki efek yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan

organ-organ tubuh.

f. Line Dance adalah sejenis "olah raga" dansa yang berupa rangkaian langkah yang membentuk suatu koreografi dan digerakan pada sejumlah hitungan

musik tertentu. Rangkaian gerakan itu bisa digerakan menghadap ke 1, 2, 3

atau 4 bilik (wall).

g. Menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi

seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.

Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan

emosi.

F. Instrumen Penelitian

(24)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan

berdasarkan kebutuhan penelitian yaitu untuk mengungkap partisipasi belajar

siswa dalam pendidikan jasmani.

Dalam varibel partisipasi, penulis memakai teori Keith Davis, Human

Relation at Work (dalam skripsi Ahmad Rizal Mufti, 2012). Menurut Davis memaparkan bahwa kunci pemikiran dalam partisipasi adalah keterlibatan mental

dan emosi. Kemudian dari unsur mental dan emosi tersebut diuraikan lebih rinci

menjadi lima komponen yaitu: Keikutsertaan, Keterlibatan, Kesediaan, Kemauan,

dan Keaktifan. Jadi instrumen yang digunakan untuk mengukur partisipasi siswa

terhadap pembelajaran penjas, penulis mengacu dari teori partisipasi dari Keith

Davis, yaitu:

1) Keikutsertaan yang terdiri dari ikut serta dalam pembelajaran, semangat

dalam pembelajaran, totalitas dalam pembelajaran.

2) Keterlibatan yang terdiri dari terlibat dalam pembelajaran, paham akan

kegiatan pembelajaran, percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.

3) Kesediaan yang terdiri dari dapat menerima dengan baik tugas gerak yang

diberikan guru, dapat menampilkan tugas gerak yang diinstruksikan guru,

dapat menyesuaikan diri dalam pembelajaran.

4) Kemauan yang terdiri dari senang melakukan tugas gerak, melakukan

tugas pembelajaran dengan kesadaran diri, ingin mendapat hasil yang baik.

5) Keaktifan yang terdiri dari ingin menjadi pusat perhatian, melaksanakan

tugas gerak yang diberikan, berperan aktif dalam pembelajaran.

2. Pengembangan Kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi atau instrumen penelitian merupakan acuan dalam

penyusunan alat pengumpulan data. Kisi-kisi penelitian disusun secara sistematis

relevan dengan permasalahan, tujuan penelitian serta pertanyaan penelitian, yang

kemudian dijabarkan berdasarkan aspek yang diteliti serta indikator-indikatornya.

(25)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

mengukur partisipasi seseorang, peneliti menyusun kisi-kisi angket berdasarkan

teori partisipasi dari Keith Davis, Human Relation at Work

3. Pedoman scoring

Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap

yakni skala Likert. Mengenai skala Likert, Sugiyono (2010:134) mengemukakan

bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.

Table 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternative jawaban Skor Alternatif Jawaban

positif Negatif

Dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab

salah satu alternatif jawaban tersebut maka pernyataan-pernyataan itu disusun

dengan berpedoman penjelasan Surakhman (dalam Ahmad Rizal Mufti, 2012)

sebagai berikut :

1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan sesingkat-singkatnya

2) Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif

(26)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh

sumber lain

5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan

kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi

4. Penyusunan Alat pengumpulan Data

Dalam penyusunan alat pengumpul data ini, terlebih dahulu disusun kisi- kisi

secara sistematis dan relevan dengan kebutuhan pemecahan masalah. Kegiatan

yang ditempuh dalam penyusunan alat pengumpulan data ini adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan problematika penelitian, dengan variabel yang dianggap

penting dengan indikator-indikatornya yang akan dijadikan pertanyaan-

pertanyaan.

2) Menyusun pertanyaan atau pernyataan beserta alternatif jawabannya yang

disesuaikan dengan problematika penelitian dan disertai dengan petunjuk

pengisian sehingga akan jelas tujuan dan maksud untuk dipahami

responden.

G. Pengujian Korelasi XY, Validitas, dan Reliabilitas 1. Pengujian Korelasi XY

Pengujian korelasi xy dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

kuat hubungan antara variabel bebas, yaitu pembelajaran senam aerobik dan

pembelajaran line dance dengan variabel terikat, yaitu partisipasi belajar

pendidikan jasmani di sekolah. Adapun teknik analisis korelasi yang digunakan

adalah korelasi Pearson Product Moment (r) dengan rumusnya adalah sebagai

(27)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

(arikunto 2006:170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable dengan variable

N = Banyak subjek (testi) / responden

ΣX = Jumlah skor tiap butir angket

ΣY = Jumlah skor total tiap subjek

Adapun klasifikasi koefisien korelasi menurut Kusumah (2010:230) adalah

sebagai berikut.

Interval Koefisien rxy Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000

Pengujian validitas diperlukan dalam suatu penelitian, dikarenakan sebuah

instrumen dapat dikatakan layak digunakan untuk mengukur apa yang diinginkan

apabila instrumen tersebut telah valid. Adapun menurut Arikunto (2010:211)

menyatakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Sebuah instrumen yang valid

akan mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang tidak valid

memiliki validitas yang rendah. Dalam penelititan ini, peneliti menguji validitas

instrumennya dengan menggunakan analisis item. Pengujian alat pengumpul data

(28)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

langkah kerja yang dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen tes

adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data hasil uji coba.

b. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran

data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan

pengisian butir tes.

c. Memberikan skor (scoring) terhadap butir-butir yang perlu diberi skor.

d. Membuat tabel pembantu untuk mendapat skor-skor pada butir yang diperoleh

untuk setiap sampel. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan

data selanjutnya.

e. Menghitung jumlah skor butir yang diperoleh oleh masing-masing responden.

f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir tes.

Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk

mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan

korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson,

yaitu :

(arikunto 2006:170)

g. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan (r

hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel (r tabel). h. Membuat kesimpulan.

Nilai rhitung yang diperoleh akan di konsultasikan dengan harga r produck

moment pada table pada tahaf signifikan 0,05 bila rhitung > rtabel maka item

tersebut dinyatakan valid.

(29)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

Untuk menguji reliabilitas tiap butir tes digunakan rumus teknik belah dua

dengan rumus kolerasi Product Moment sebagai berikut:

i. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung

validitas itemnya

j. Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk membelah alat

pengukur menjadi dua dilakukan dengan cara membagi antara pernyataan

nomor ganjil dan nomor genap

k. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan langkah ini

menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden, yakni skor total

belahan (X) dan skor belahan (Y).

l. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua

dengan menggunakan teknik kolerasi Product Moment,

(arikunto 2006:170)

m. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Spearman Brown dengan rumus:

(arikunto 2006:170)

Keterangan :

r1 = reliabilitas Internal seluruhinstrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dengan

belahan kedua

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah

sebagai berikut:

(30)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang

diperoleh.

c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

sampel.

d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh

masing-masing sampel.

e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.

f. Menghitung koefisen alfa.

g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi

product moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r, maka instrumen dinyatakan

reliabel Hasil perhitungan r dibandingkan dengan r tabel pada taraf

nyata a = 5 %.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan uji statistik yang sesuai agar dapat menguji hipotesis dan

memberikan kesimpulan yang tepat. Data yang dianalisis adalah data total skor

angket masing-masing siswa dan analisiss dibantu dengan aplikasi Microsoft

Excel 2007. Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata

x

Keterangan:

x : rata-rata kelompok

(31)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43 ∑x : jumlah nilai data

2. Mencari simpangan baku

S= √ ̅

Keterangan:

S : simpangan baku

n : jumlah sampel

∑√ ̅ : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji normalitas

Uji normalitas dengan uji liliefors, dimana pengujian adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... Zn dengan

menggunakan rumus:

Zi =

b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn < Z1. jika proporsi ini

dinyatakan S (Zi), maka:

S (Z1) =

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut

(Lo)

(32)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari data pengamatan

L dari daftar tabel, sedangkan dalam hlm lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas

F =

Keterangan:

S12 :varians terbesar

S22 : varians terkecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih

kecil dari Ftabel dengan derajat kebebasan = (n1-1, n2-1 dengan α = 0.05

5. Pengujian signifikan

Pengujian signifikan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa antara kelompok senam aerobik dan

kelompok line dance dengan sebagai berikut:

t = ̅̅̅ ̅̅̅ √

S merupakan varians gabungan yang dihitung dengan rumus:

S2 =

Keterangan:

t = distribusi t

x1 = skor rata-rata angket pembelajaran line dance

x2 = skor rata-rata angket pembelajaran senam aerobik

(33)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

n2 = banyak subjek pembelajaran senam aerobik

S12 = varians kelompok pembelajaran line dance

S22 = varians kelompok pembelajaran senam aerobik

Mengetahui perolehan hasil thitung dengan menggunakan derajat keabsahan

(dk) = n1+n2-2; dan taraf signifikansi α = 0,05 kriteria pengujian hipotesis ini

adalah H0 diterima atau H1 ditolak apabila –ttabel<thitung<ttabel dan untuk melihat

pembelajaran mana yang lebih berpengaruh terhadap partisipasi belajar siswa

dalam pembelajaran pendidikan jasmani dilihat dari nilai rata-rata skor angket

paling besar di antara pembelajaran line dance dan pembelajran senam aerobik.

Tetapi bila distribusi datanya tidak normal, pengujian hipotesis

menggunakan analisis tes non parametrik dengan uji Mann-Whitney. Adapun

tahap-tahap dalam melakukan uji non parametrik Mann-Whitney adalah sebagai

berikiut.

1.Susun kedua hasil angket menjadi satu kelompok

2.Hitung ranking untuk tiap – tiap nilai skor dalam kelompok gabungan gabungan

3.Ranking diberikan mulai dari nilai terkecil sampai terbesar

4.Nilai yang sama diberi Ranking rata –rata

5.Selanjutnya jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel.

6. Hitung Nilai U dengan menggunakan Rumus :

U1 =n1.n2 + -

U2 =n1.n2 + -

Dimana :

(34)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

n2 = jumlah subjek angket pembelajaran senam aerobik

R1 = jumlah ranking pada sampel 1

R2 = jumlah ranking pada sampel 2

7. Karena banyak subjek lebih dari 20, maka diantara nilai U1 dan U2 yang lebih

kecil digunakan sebagai Z hitung untuk dibandingkan dengan Z tabel. Adapun

rumus dari Z hitung adalah sebagai berikut.

Zhitung =

Dimana :

n1 = jumlah subjek angket pembelajaran line dance

(35)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasarkan pada hasil

pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah :

1. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pembelajaran senam aerobik

dengan partisipasi belajar pendidikan jasmani di sekolah .

2. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara pembelajaran line dance dengan

partisipasi belajar pendidikan jasmani di sekolah.

3. pembelajaran line dance memberikan pengaruh yang lebih baik daripada

senam aerobik terhadap partisipasi belajar dalam pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang

akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Bagi siswi SMPN 1 Sukadana , diharapkan untuk melakukan kegiatan

aktivitas ritmik baik ketika pembelajaran penjas di dalam sekolah maupun di

luar sekolah, agar dapat menjaga fungsi kerja tubuh dan dapat melepaskan

ketegangan atas aktivitas yang dilakukan secara rutin setiap harinya, yang

salah satunya yaitu melakukan aktivitas ritmik yaitu line dance maupun senam

aerobik.

2. Bagi guru penjas, agar senantiasa memiliki banyak sumber tentang aktivitas

(36)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

sekolah terutama di SMPN 1 Sukadana.

3. Bagi pihak sekolah, agar selalu mendukung dan dapat bekerjasama dalam

segala aktivitas yang positif dalam pembelajaran pendidikan jasmani terutama

aktivitas ritmik.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat memberikan kontribusi bagi bidangnya

dan dapat mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan cakupan

yang lebih luas.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga

hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

para pembaca pada umumnya serta menjadi sumbangsih yang berarti bagi

kemajuan pendidikan di Indonesia.

C. Implikasi

Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat meberikan rekomendasi bagi para guru

pendidikan jasmani tentang jenis-jenis materi pembelajaran senam ritmik yang

lebih menyenangkan, dengan demikian guru pendidik dalam merencanakan

pembelajaran harus memperhatikan materi pembelajaran yang di sampaikan,

karakteristik siswa dan sarana prasarana yang tersedia. Di samping itu, materi

pembelajaran penjasorkes yang terdapat dalam kurikulum dirancang dan

dilaksanakan dengan tetap mengacu pada kebutuhan siswa baik fisik maupun non

fisik. Namun peneliti menganjurkan untuk memberikan materi pembelajaran

senam ritmik yaitu pembelajaran senam aerobik dan line dance , oleh karena

pembelajaran tersebut memberikan hasil yang signifikan dalam meningkatkan

(37)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2009). Manajemen pendidikan jasmani dan olahraga. Bandung.

FPOK UPI.

Andri Permana. (2013) Perbandingan Motivasi Dan Partisipasi Antara Siswa

Kelas Reguler Dengan Kelas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Skripsi, Bandung, FPOK UPI Bandung.

Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1995). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Bugar dengan senam aerobic/Lynne Brick;penerjemah, Anna Agustina,-Ed.1,cet.

2,- Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2002

Hetti Restianti. (2010). Mengenal jenis senam.

Juliantine, T., Subroto, T., Yudiana, Y. (2012b). Belajar & pembelajaran penjas.

Bandung: FPOK UPI.

Lilis Komariyah. (2004) Motivasi dan Partisipasi Lanjut Usia dalam Olahraga

Kesehatan Serta Kontribusinya Terhadap Kebugaran Jasmani, Tesis, Bandung, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli, dkk. (2009). Sejarah dan filsafat olahraga. Bandung . FPOK UPI

(38)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

Mahendra, Agus. (2008). Musik dan Gerak. Bandung, FPOK UPI Bandung.

Mahendra, Agus. (2001). Senam Artistik (Teori dan Model Pembelajaran Senam).

Bandung, FPOK UPI Bandung.

Marbono, (1986). Partisipasi dalam Berbagai Kehidupan Sosial.Jakarta : Granada.

Nitisemito. (1986). Partisipasi dan Faktor faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Nuraeni Septiawati. (2013).Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Line Dance

Dengan Senam Jumat Bersih Dan Sehat Terhadap Kesenangan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di SMP Negeri 29 Bandung. Skripsi, Bandung, FPOK UPI Bandung.

Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia FPOK

Rasyidin, W. dkk. (2009). Landasan pendidikan. Bandung. UPI

Roesli, Kania. Kamus Sederhana Terminologi Line Dance

Satropoetro, S.(1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni

Slamet, M. (1985).Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. penerbit

Sebelas Maret University

Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algesindo.

(39)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

Uhamisastra, dkk. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Prodi PGSD

Penjas, FPOK UPI : Bandung.

Dismore, Harriet dan Bailey, Richard. (2011). Fun and enjoyment in physical

education: young people’s attitudes . ISSN 0267-1522 print/ISSN 1470- 1146 online. (c) 2011 Taylor & Francis

Herliessa. (2012). Pengetahuan tentang line dance .[online]. Tersedia:

http://herliessa.blogspot.com/2012/05/line-dance-adalah-sejenis-olahraga html. Sumber: Materi Pelatihan Calon Instruktur Line Dance d’ULD

latahang. (2010,4 Agustus).Teori-teori Belajar dan Pembelajaran Menurut Para

ahli.Latahang.com[online]http://myfortuner.wordpress.com/2010/08/04/te ori-teori-belajar-dan pembelajaran -menurut-ahli/

Marta Dinata (2007) senam aerobik. [online]. Tersedia di :

http://insanajisubekti.wordpress.com/2012/11/25/pengertian-senam-aerobic/

Taufik Imam Prasyaadi. (2011) upaya guru pendidikan jasmani dalam

menanggulangi kesulitan belajar siswa pada pembelajaran senam di kelas x sekolah menengah kejuruan. http://creativefpok.blogspot.com/The Universal Line Dance Indonesia. (2005). “Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga“. Jakarta

Wikipedia . (2013). Line Dance.[online].Tersedia: http://en.wikipedia.org/ wiki/

(40)

Suarsana Dwipayana, 2014

Perbandingan pembelajaran senam aerobik dengan line dance terhadap partisipasi belajar pendidikan jasmani siswa di sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 3.2
Table 3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGALIHAN DANA KAS DAERAH KABUPATEN PASURUAN DARI BANK JATIM CABANG PASURUAN KE BANK BUKOPIN CABANG MALANG

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pertanahan tersebut dalam Pasal 1 adalah seperti yang ditetapkan dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha tani tanaman suren dan kopi dalam sistem agroforestri di Aek Nauli, Desa Sibaganding, Kecamatan Sipangan

Negara Indonesia (Persero) Tbk., Kantor Cabang Unit Perguruan Tinggi Bandung. 1.3.2

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pejabat Perwakilan Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 bertindak untuk dan atas

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan

Efektivitas Pembelajaran dengan Modul Mnemonic untuk Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C pada Pelajaran Ekonomi .... Pembahasan Hasil Penelitian