PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF
(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
RIZKA FAUZIA 0906874
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF
(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)
Oleh Rizka Fauzia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rizka Fauzia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pemetaan
Profil Risiko Spekulatif (Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, November 2013 Yang membuat pernyataan,
PEMETAAN PROFIL RISIKO SPEKULATIF
(Studi Kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung) Oleh:
Rizka Fauzia 0906874
Dosen Pembimbing:
Hj. Alfira Sofia, ST., MM
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui risiko operasional, risiko kredit, dan risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung serta bagaimana pemetaan profil risiko tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dalam mengelola risiko yang terkait operasional, kredit, dan likuiditasnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko operasional, risiko kredit serta risiko likuiditas yang dihadapi; pengukuran risiko sebagai tolak ukur untuk memahami signifikansi dari akibat (kerugian) yang akan ditimbulkan oleh terealisasinya suatu risiko; serta pemetaan risiko, yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam dan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung periode 2009-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Risiko proses merupakan risiko yang tertinggi pada risiko operasional; (2) Risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung terkait piutang rekening air, piutang rekening non air, dan piutang ragu-ragu. Dimana risiko kredit tergolong tinggi yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kenaikan piutang antara 2009 hingga 2013; (3) Risiko likuiditas PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung cenderung menurun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai cash ratio dan quick ratio yang semakin meningkat antara periode 2009 - 2013.
Kata kunci : Risiko Spekulatif, Risiko Operasional, Risiko Kredit, Risiko
MAPPING SPECULATIVE RISK PROFILE (Study on PDAM Tirta Raharja Bandung District)
By:
Rizka Fauzia 0906874
Supervisor:
Hj. Alfira Sofia, ST, MM
ABSTRACT
This study was conducted to determine the operational risk, credit risk, and liquidity risk faced by PDAM Tirta Raharja Bandung District and how mapping the risk profile. The results of this research can be used as input for PDAM Tirta Raharja Bandung District in managing the risks associated operational, credit, and liquidity.
This research uses descriptive qualitative method. The steps in this research is to identify operational risk, credit risk and liquidity risk faced; measurement of risks as a benchmark for understanding the significance of the result (losses) that would be caused by the realization of a risk, and risk mapping, obtained through interviews depth and secondary data obtained from financial statements PDAM Tirta Raharja Bandung District period of 2009-2013.
The results showed that: (1) the process risk is the highest risk of operational risk, (2) the credit risk faced by PDAM Tirta Raharja Bandung District is related to water accounts receivables, non water accounts receivables and bad debt. The credit risk is high as indicated by the percentage increase in accounts receivable between 2009 - 2013, (3) liquidity risk PDAM Tirta Raharja Bandung District tends to decrease. This is indicated by cash ratio and quick ratio value increased between 2009-2013.
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.4.1 Manfaat Akademis ... 7
1.4.2 Manfaat Praktis ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9
2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Teori Perusahaan ... 9
2.1.2 Teori Probabilitas ... 10
2.1.3 Hukum Pareto ... 12
2.1.4 Definisi dan Konsep Risiko ... 12
2.1.5 Risiko Spekulatif ... 14
2.1.5.2 Risiko Kredit ... 20
2.1.5.3 Risiko Likuiditas ... 27
2.1.6 Manajemen Risiko ... 32
2.1.7 Siklus Manajemen Risiko ... 35
2.1.7.1 Identifikasi Risiko ... 36
2.1.7.2 Pengukuran Risiko ... 40
2.1.7.2.1 Pengukuran Risiko Operasional ... 40
2.1.7.2.2 Pengukuran Risiko Kredit ... 43
2.1.7.2.3 Pengukuran Risiko Likuiditas ... 44
2.1.7.3 Pemetaan Risiko ... 47
2.1.7.4 Penanganan Risiko ... 51
2.1.7.5 Monitor dan Pengendalian ... 56
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 56
2.3 Kerangka Pemikiran ... 57
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 60
3.1 Objek Penelitian ... 60
3.2 Metode Penelitian... 61
3.2.1 Desain Penelitian ... 61
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 62
3.2.3 Instrumen Penelitian ... 68
3.2.4 Teknik Analisis Data ... 70
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data ... 73
3.2.6 Pertanyaan Penelitian ... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 78
4.1 Hasil Penelitian ... 78
4.1.1 Profil Perusahaan PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 79
4.1.1.1 Sejarah PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 79
4.1.1.3 Visi dan Misi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 80
4.1.1.4 Kapasitas Produksi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 81
4.1.1.5 Struktur Organisasi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 82
4.1.2 Deskripsi Masalah Penelitian ... 83
4.1.2.1 Risiko Operasional ... 85
4.1.2.2 Risiko Kredit ...103
4.1.2.3 Risiko Likuiditas ...104
4.2 Pembahasan ...107
4.2.1 Risiko Operasional ...107
4.2.2.1 Identifikasi Risiko Operasional ...109
4.1.2.2 Pemetaan Risiko Operasional ...115
4.2.2 Risiko Kredit ...129
4.2.2 Risiko Likuiditas ... 131
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 135
5.1 Simpulan ... 135
5.2 Saran ... 136
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung ... 3
Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 63
Tabel 3.2 Daftar Pertanyaan Penelitian ... 75
Tabel 4.1 Informan Penelitian ... 78
Tabel 4.2 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko SDM” ... 85
Tabel 4.3 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Teknologi” ... 90
Tabel 4.4 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Proses” ... 97
Tabel 4.5 Hasil Reduksi Catatab Lapangan Kategori “Risiko Eksternal” ... 100
Tabel 4.6 Piutang Usaha PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2008-2012 ... 103
Tabel 4.7 Cash ratio PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2009-2012 ... 104
Tabel 4.8 Quick ratio PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Periode 2009-2012 ... 106
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori Risiko Operasional... 108
Tabel 4.10 Daftar Risiko SDM PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 111
Tabel 4.11 Daftar Risiko Teknologi PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 112
Tabel 4.12 Daftar Risiko Proses PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 114
Tabel 4.13 Daftar Risiko Eksternal PDAM Tirta Raharja Kab.Bandung ... 115
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Dimensi Risiko ... 23
Gambar 2.1 Kerangka Risiko Kredit ... 24
Gambar 2.2 Siklus Manajemen Risiko Perusahaan ... 36
Gambar 2.3 Sekuen Risiko ... 36
Gambar 2.4 Pemetaan Risiko Operasional ... 49
Gambar 2.5 Diagram Pemetaan Risiko ... 51
Gambar 2.6 Peta Preventif Risiko ... 52
Gambar 2.7 Peta Mitigasi Risiko ... 53
Gambar 2.9 Bagan Kerangka Pemikiran ... 59
Gambar 3.1 Flowchart Teknik Pengumpulan Data ... 66
Gambar 3.2 Model Interaksi Analisis Data ... 73
Gambar 3.3 Triangulasi dengan Sumber ... 74
Gambar 4.1 Sistematika Proses Pengolahan Air Minum ... 113
Gambar 4.2 Grafik Probabilitas dan Dampak Risiko Operasional PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 118
Gambar 4.3 Diagram Status Risiko Operasional PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung ... 119
Gambar 4.4 Peta Risiko SDM ... 120
Gambar 4.5 Peta Risiko Teknologi ... 122
Gambar 4.6 Peta Risiko Proses ... 125
Gambar 4.8 Grafik Persentase Kenaikan Piutang Usaha PDAM Tirta
Raharja Kab. Bandung Periode 2009-2012 ... 131
Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Cash Ratio PDAM Tirta Raharja Kab.
Bandung ... 132
Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Quick Ratio PDAM Tirta Raharja Kab.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air penting untuk kelangsungan hidup manusia karena digunakan untuk
berbagai macam kebutuhan dasar manusia seperti minum, masak, mandi.tanpa air
manusia tidak dapat bertahan hidup. Ketersediaan air di dunia begitu melimpah,
namun tidak semua air yang ada di bumi dapat dikonsumsi. Hal ini
mengakibatkan terjadinya permintaan terhadap air bersih. Di samping itu
meningkatnya jumlah penduduk juga berdampak pada kebutuhan air yang
semakin meningkat, sedangkan persediaan air bersih saat ini semakin berkurang.
Di Indonesia sendiri, perusahaan penyedia sebagian besar kebutuhan air
bersih sejak pemerintahan Orde Baru sampai sekarang dilakukan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai
sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat legislatif dan
eksekutif daerah dan berada di bawah kendali pemerintah Daerah Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya. Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 14
tahun 1987 tentang desentralisasi, dimanapengelolaan sarana dan prasarana air
bersih diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
Permintaan terhadap sumber daya air, baik untuk keperluan irigasi maupun
domestic, municipal, and industrial (DMI) di Indonesia terus mengalami
peningkatan seiring dengan implementasi program-program pembangunan,
2
drinking water), air untuk industri, energi, dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan
survey BPS tahun 2011, selama tahun 2001-2009 jumlah pelanggan perusahaan
air minum di Indonesia mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,08 persen per
tahun. Tahun 2009, jumlah pelanggan perusahaan air minum di Indonesia adalah
10.370.451 pelanggan meningkat pesat jika dibandingkan dengan tahun 2001
yang hanya 5.567.613 pelanggan.
Peningkatan permintaan terhadap kebutuhan air bersih merupakan peluang
sekaligus tantangan yang dihadapi oleh PDAM.Selain adanya peluang yang
terbuka lebar, usaha penyediaan air bersih seringkali dihadapkan pada
berbagaimasalah. Tahun 2013 saja masalah yang dihadapi diantaranya beberapa
PDAM kesulitan mencari sumber mata air baru serta kehilangan air.Salah satu
penyebab air perusahaan hilang karena sudah tuanya pompa air yang digunakan
perusahaan sehingga kapasitas pompa pun otomatis berkurang.
Adanya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan kesulitan dalam
mengelola air baku dari sungai.Hal ini disebabkan kondisi air sungai telah
mengalami pencemaran hingga ambang batas,aksi pencurian air oleh pelanggan
dengan mengubah bagian pipa air yang letaknya di dekat meteran air,pelanggan
yang melepas alat ukur ketika menggunakan air di rumahnya juga menjadi salah
satu penyebab terbesar PDAM setempat mengalami kehilangan air, dan
sebagainya.
Permasalahan tersebut umumnya berulang kali terjadi. Misalnya saja
3
2011 sebesar 36,87 % sedangkan pada tahun 2012 sebesar 34,02 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Tingkat Kehilangan Air PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung
Tahun Tingkat Kehilangan Air
2006 37,52 %
2007 40,38 %
2008 39,58 %
2009 38,12 %
2010 38,95 %
2011 36,87 %
2012 34,02 %
Sumber: http://www.tirtaraharja.co.id
Dari tabel di atas, terlihat bahwa tingkat kehilangan air PDAM Kabupaten
Bandung antara tahun 2006 sampai tahun 2012 selalu di atas 30%. Jika PDAM
mengetahui dengan pasti bahwa selalu ada kehilangan air yang sebenarnya (real
loss), dimana dapat terjadi karena adanya penguapan air di tempat penyimpanan
(storage evaporation), kebocoran (leakage) seperti kebocoran pada pipa jaringan
distribusi, dan tempat penyimpanan air/reservoir, maka kejadian tersebut dapat
menjadi risiko untuk periode selanjutnya.
Risiko sering diartikan sebagai ketidakpastian (uncertainty) (Hardanto,
2006). Risiko terkadang dianalisis dan dikelola secara sadar, tetapi ada kalanya
risiko diabaikan sama sekali, mungkin karena yang bersangkutan tidak menyadari
akibat yang terjadi. Nilai kemungkinan (probability) dan dampak yang dapat
4
dengan pasti terjadinya, mungkin dapat direncanakan di awal untuk mengatasinya
dengan mengeluarkan biaya tertentu. Risiko menjadi masalah penting jika
kerugian yang ditimbulkannya tidak diketahui secara pasti.
Risiko yang muncul dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya
adalah risiko spekulatif. Risiko spekulatif terdiri atas risiko pasar, risiko kredit,
risiko likuiditas, dan risiko operasional. Risiko pasar yang berkaitan pergerakan
harga di pasar.Risiko kredit yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Risiko likuiditas yang merupakan risiko karena
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Sedangkan risiko operasional,
merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan
dengan lancar.
PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung pun dihadapkan pada berbagai
risiko spekulatif, diantaranya risiko kehilangan air, tunggakan pelanggan,
distribusi air di Kabupaten Bandung yang mengalami hambatan akibat bencana
alam dan pencemaran lingkungan, perampokan, dan berbagai risiko lainnya.
Masalah tersebut jika diabaikan, meskipun nilainya kecil namun dapat berakibat
terhadap kerugian bagi perusahaan.
Fenomena di atas hanya sebagian kecil saja dari permasalahan yang
dihadapi oleh PDAM.Dengan adanya permasalahan tersebut tujuan perusahaan
tidak bisa tercapai secara maksimal, di samping itu perusahaan pun mengalami
kerugian yang terkadang jumlahnya tidak sedikit. Nilai kerugian dan
permasalahan yang terjadi di PDAM dapat dikurangi jika risiko-risiko akan
5
Penanganan terhadap risiko dapat diwujudkan dalam bentuk manajemen
risiko yang membahas mengenai bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran
dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komperehensif dan sistematis.Dengan
diterapkannya manajemen risiko akan memungkinkan perusahaan memperoleh
risiko kerugian yang minimum.
Tidak hanya itu dengan diterapkannya proses manajemen risiko dapat
memberikan perlindungan dan kontinuitas aktivitas bisnis inti dan jasa yang
penting, memenuhi kewajiban hukum, menjaga kesehatan pekerja dan
masyarakat, perlindungan lingkungan, beroperasinya dan perlindungan aset pada
biaya rendah, dan rencana kontinjensi untuk situasi darurat bila terjadi bencana
alam.
Dalam proses manajemen risiko dikenal istilah pemetaan profil risiko.
Pemetaan risiko merupakan suatu proses di mana berbagai unit usaha, fungsional
organisasi, atau arus proses transaksi yang dipetakan berdasarkan tipe risiko
(Muslich, 2007). Pemetaan risiko dapat menggambarkan berbagai pendekatan
manajemen risikountuk mengontrol penilaian terhadap aktivitas dan operasi
perusahaan sebagai proses identifikasi untuk memberikan penjelasan tentang cara
mendapatkan produk, sumber daya yang dibutuhkan dan biaya yang terlibat.
Menurut Scandizzo (2005), pemetaan risiko merupakan tahapan dalam
menggambarkan risiko, atau suatu rumusan untuk mengidentifikasi risiko dan
6
Identifikasi dan pemetaan profil risiko spekulatif tersebut dilakukan dalam
rangka memberikan gambaran tentang status dan peta risiko.Kountur (2008)
berpendapat bahwa unit di dalam perusahaan yang belum memiliki status dan peta
risiko, belum bisa dikatakan telah menjalankan sistem manajemen risiko dengan
baik.
Berdasarkan fenomena permasalahan dan risiko yang dihadapi PDAM
serta pentingnya pengelolaan risiko.Selain itu, belum adanya penelitian mengenai
perhitungan probabilitas risiko di PDAM menjadikan alas an mengapa perlu
adanyapenelitian mengenai pemetaan profil risiko pada PDAM dengan studi
kasus pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.
Penelitian ini memfokuskan kepada risiko spekulatif, khususnya risiko
operasional, kredit, dan likuiditas. Hal ini dikarenakan frekuensi dan dampak
terjadinya risiko tersebut cenderung tinggi. Dengan melakukan pemetaan terhadap
risiko tersebut diharapkan dapat dilakukan tindakan penanganan untuk
mempertahankan keberlangsungan usaha dan meminimalisasi kerugian. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemetaan
Profil Risiko Spekulatif Studi Kasus PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja
7
2. Risiko kreditapa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten
Bandung?
3. Risiko likuiditasapa saja yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung?
4. Bagaimana pemetaan profil risiko tersebut pada PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM Tirta
Raharja Kabupaten Bandung
2. Untuk mengetahui risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung
3. Untuk mengetahui risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung
4. Untuk mengetahui pemetaan profil risiko spekulatif PDAM Tirta Raharja
Kabupaten Bandung
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1Manfaat Akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
peningkatan dan perkembangan dalam ilmu akuntansi khususnya dalam hal
8
1.4.2Manfaat Praktis
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan
perspektif bagi pengambilan keputusan dalam mengelola risiko,
khususnya risiko spekulatif.
2. Bagi penelitian lebih lanjut, diharapkan penelitian ini dapat digunakan
BAB 3
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian “Pemetaan Profil Risiko Spekulatif PDAM
Tirta Raharja Kabupaten Bandung”, sehingga objek penelitian dalam penelitan ini
adalah profil risiko spekulatif PDAM.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung, karena PDAM tersebut merupakan
salah satu PDAM yang dianggap sehat berdasarkan penilaian kinerja PDAM 2011
yang diterbitkan BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum), sementara itu di lain pihak mayoritas dari PDAM yang
berada di tingkat kabupaten masuk kategori PDAM yang sakit.
Fenomena tersebut menarik perhatian peneliti untuk mengkaji mengenai
apa saja risiko spekulatif yang dihadapi PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung,
bagaimana pemetaan profil risiko spekulatifnya, strategi penanganan risiko
spekulatif yang dapat diterapkan, serta yang paling utama apakah penilaian
kinerja PDAM Tirta Raharja Kab. Bandung yang dikategorikan sehat
61
3.2Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
“Metode penelitian adalah alat atau cara menjawab pertanyaan
penelitian” (Alwasilah, 2009: 149). Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
maka penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis kualitatif
deskriptif yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena
yang terjadi pada masa sekarang, serta untuk menggambarkan secara
sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat dan
hubungan antara fenomena yang diteliti. Penelitian yang dilakukan meliputi
kegiatan pengumpulan, penyusunan, analisis dan interpretasi data.
“Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini berguna dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang” (Nazir, 1993:
63). Dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berupaya
mencari pemahaman mendalam tentang kenyataan dari segi perspektif
orang-orang yang memang ahli di bidangnya.
Metode penelitian analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk
menganalisis manajemen risiko spekulatif PDAM. Analisis kualitatif
deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber yang menjadi
62
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
“Data adalah sekumpulan informasi” (Mudrajad Kuncoro, 2003: 124).
Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2010: 157) „sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain‟. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data” (Sugiyono, 2010: 308). Data primer dalam penelitian
ini diperoleh langsung melalui wawancara mendalam (in depth interview)
terhadap para informan dan observasi langsung.
Sedangkan data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sugiyono (2006:129)
menyatakan bahwa ”data sekunder adalah data yang sumbernya tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen.” Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data
historis PDAM berupa data tarif harga, data produksi PDAM, data tunggakan
pelanggan PDAM, laporan operasional PDAM, laporan keuangan PDAM
serta data yang diperoleh dari literatur-literatur dan instansi yang terkait
63
Dalam penelitian ini, pemilihan individu-individu yang menjadi
informan dilakukan secara sengaja, berdasarkan kriteria yang dijelaskan oleh
Bungin (2003: 54), bahwa :
Informan merupakan individu yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran penelitian. Mereka tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi, tetapi juga telah menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan.
Individu-individu yang menjadi informan dalam penelitian ini dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Informan Penelitian
No Nama Informan Jabatan
1 Pihak Internal PDAM
Direksi PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung
2 Pengelola Air Praktisi
3 Dewan Legislatif Anggota DPRD Kabupaten Bandung
Alasan pemilihan informan-informan tersebut, dikarenakan terkait
tahapan pengukuran risiko operasional, pihak PDAM mewakili
kecenderungan orang yang merepresentasikan pendapat optimis, pihak DPD
Perpamsi Provinsi Jawa Barat dan akademisi mewakili kecenderungan orang
64
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu dengan
menggunakan metode kualitatif dimana menurut Sugiyono (2009: 1),
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimer), dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.
Sedangkan menurut Moleong (2010: 9), ”penelitian kualitatif
menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau
penelaahan dokumen”.
1. Observasi Berperan Serta (Participation Observation)
Pengamatan (observasi) dilakukan untuk melihat dan mengamati objek
secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang belum terungkap melalui
metode dokumentasi.
Menurut Sugiyono (2012 : 405) observasi berperan serta ini dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu : partisipasi pasif (passive participation),
partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active
participation) dan partisipasi lengkap (complete participation).
Dalam hal ini peneliti akan melakukan partisipasi pasif (passive
participation), yaitu peneliti akan datang ke tempat kegiatan orang yang
diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi akan
dilakukan di kantor pusat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dan pada
65
2. Wawancara
”Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)” (Moleong, 2010:
186).
Menurut Esterbeg (dalam Sugiyono, 2012 : 412) ada tiga macam
wawancara teknik pengumpulan data yaitu : wawancara terstruktur
(structured interview), semi terstruktur (semistructure interview) dan tidak
tersetruktur (unstructured interview).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi
terstruktur, wawancara dengan metode ini diperlukan agar peneliti dapat
leluasa melacak berbagai segi dan arah untuk mendapatkan informasi yang
selengkapnya dan secara mendalam. Peneliti telah menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan wawancara yang relevan dan dianggap dapat menggali informasi
yang dibutuhkan serta berkaitan dengan tujuan penelitian.
Wawancara akan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
antara peneliti dengan para informan terkait. Tempat pelaksanaan wawancara
dapat menyesuaikan, baik di tempat kerja atau di tempat-tempat lain yang
kondusif untuk pelaksanaan wawancara.
Dari informan-infoman yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti
66
Raharja Kabupaten Bandung sebagai langkah awal dalam pengidentifikasian
risiko, baik dari segi sumber daya manusia (SDM), teknologi, proses, maupun
eksternal.
Setelah itu, peneliti akan menggali terhadap para informan tentang
berapa besar kemungkinan (probabilitas) dan berapa besar dampak yang
terjadi dari suatu risiko dan dapat merepresentasikan pendapat mengenai
kemungkinan (probabilitas) atau dampaknya.
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti:
1. Peneliti melakukan wawancara kepada pihak PDAM terkait
mengenai risiko operasional apa saja yang dihadapi oleh PDAM
Kabupaten Bandung sebagai langkah awal pengidentifikasian
risiko.
2. Selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara kepada seluruh
informan terkait probabilitas serta dampak risiko operasional
tersebut.
3. Saat melakukan wawancara, peneliti melakukan pencatatan
wawancara dengan menggunakan tape recorder dan catatan
manual.
4. Pelaksanaan wawancara terhadap subjek penelitian yang sama
dapat dilakukan lebih dari satu kali tergantung dari kelengkapan
67
3. Penelaahan dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar ,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan
lain-lain (Sugiyono, 2012 : 422).
Penelaahan dokumen yang dilakukan dengan mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek dan masalah penelitian, di antaranya
data historis PDAM berupa data tarif harga, data produksi PDAM, laporan
operasional PDAM, laporan keuangan PDAM serta data yang diperoleh dari
literatur-literatur dan instansi yang terkait dengan penelitian.
Gambaran dari alur proses teknik pengumpulan data yang akan
68
Gambar 3.1
Flowchart Teknik Pengumpulan Data
3.2.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan dalam
rangka mengumpulkan data. Instrument penelitian yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrument (human
instrument), tape recorder, dan catatan lapangan.
69
Peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian akan menjadi pihak
yang terjun langsung ke lapangan serta harus berinteraksi dengan orang-orang
yang berkaitan langsung dengan tujuan dari penelitian ini dan sebagai alat
pengumpul data. Pengumpulan data di lapangan dilakukan dengan
menggunakan alat perekam atau tape recorder juga catatan lapangan berupa
catatan tertulis, “catatan lapangan adalah catatan lengkap dan sebenarnya dari
catatan sehari-hari yang disusun saat peneliti sampai di rumah” (Moleong,
2010: 208).
Peneliti akan memilih informan dari orang-orang atau pihak-pihak
yang mampu memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Interaksi
peneliti dengan informan dari pihak yang mampu memberikan informasi
sesuai dengan tujuan penelitian adalah bentuk interaksi peneliti dengan
pegawai PDAM Kabupaten Bandung terkait berkaitan identifikasi risiko
operasional yang dihadai PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung, serta
ditambah pihak luar yang berkaitan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan kegiatan opersional PDAM berkaitan probabilitas dan
dampak risiko operasional tersebut dan pengelolaannya.
Data-data hasil wawancara berupa catatan tertulis dan rekaman, serta
data-data lain yang terkait akan peneliti kumpulkan serta diolah lebih lanjut
70
3.2.4 Teknik Analisis Data
Bogdan & Biklen (dalam Lexi J. Moleong, 2007:248) mendefinisikan
analisis data kualitatif sebagai berikut:
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh adalah data dengan
tingkat variasi yang tinggi karena diperoleh dari berbagai sumber dengan
berbagai macam teknik pengumpulan data. Oleh karena itu, diperlukan
penyusunan data secara sistematis yang disebut teknik analisis data.
“Pada penelitian kualitatif, tahap analisis data meliputi beberapa
tahapan, yaitu editing data, pengkodean data, uji data dengan analisis
triangulasi, proses memasukkan data, baru kemudian dilakukan analisis kasus
bisnis…” (Wahyu, 2010:98).
Analisis data dalam penelitian ini seperti dikemukakan oleh Miless dan
Hubberman (dalam Sugiyono, 2010:337) mempunyai beberapa proses, seperti
diuraikan sebagai berikut:
1. Reduksi data (Data Reduction)
Miless dan Hubberman (dalam Sugiyono, 2010:338) mengungkapkan
bahwa,
71
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Hasil data di lapangan baik berupa rekaman wawancara, catatan
tertulis ataupun data-data lainnya akan disatukan serta direduksi dengan dicari
tema dan polanya agar lebih sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan.
Mereduksi data-data yang didapat dilakukan dengan mengedit serta menyusun
data hasil wawancara, catatan tertulis, dan data lainnya. Setelah itu, peneliti
akan memberikan kode pada setiap data atau informasi yang diperoleh.
Adapun pengkodean yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. RSDM : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko
SDM yang dihadapi
2. RT : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko
teknologi yang dihadapi
3. RP : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko
proses yang dihadapi
4. RE : digunakan untuk data-data yang berkaitan dengan risiko
eksternal yang dihadapi
Pengkodean ini dapat ditambahkan apabila diperlukan selama proses
penelitian. Selanjutnya, hasil pengkodean yang telah digolongkan dalam tiga
kategori utama ini akan diuraikan dan dibahas ke dalam bentuk data display
[image:32.595.116.514.259.628.2]72
2. Data Display
Menurut Sugiyono (2008:249), dalam penelitian kualitatif penyajian
data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, dan sejenisnya. Bentuk teks yang bersifat naratif adalah penyajian
data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Maka, setelah data hasil penelitian digolongkan menjadi tiga kategori
utama seperti pada penjelasan di atas, peneliti melanjutkannya dengan
mengungkapkan dan menyajikan data yang didapat secara gambling melalui
teks yang bersifat naratif.
Penyajian teks ini berdasarkan pemahaman peneliti sendiri dalam
menafsirkan data-data yang diperoleh namun tetap berdasarkan pada
teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Selain itu, penyajian data berupa
berupa bagan, ataupun tabel akan peneliti sajikan apabila diperlukan dalam
proses pengungkapan data.
3. Conclusion Drawing (Verification)
Menurut Sugiyono (2008:252) mengemukakan bahwa:
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang disebutkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan rumusan masalah ataupun masalah dalam penelitian kualitatif dapat berubah, bersifat sementara dan masih dapat berkembang setelah dilaksanakannya penelitian.
Kesimpulan dalam penelitian ini akan diungkapkan berupa gambaran
73
Berdasarkan pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:337)
[image:34.595.118.514.173.634.2]dapat digambarkan model analisis data interaktif sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Interaksi Analisis Data
(Sumber: Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010:338))
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data
Dalam menguji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan
triangulasi, yaitu dengan triangulasi peneliti, metode, teori ataupun sumber
data. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan triangulasi
dengan sumber data dan triangulasi dengan teori untuk menguji kredibilitas
data.
”Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain” (Moleong, 2010: 330). Menurut Burhan
Bungin (2007:330), triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam penelitian
kualitatif. Triangulasi sumber data ini menurut Paton dalam Burhan Bungin
(2010:257) dilakukan sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Penyajian Data
74
(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Maka, dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara serta membandingkan hasil wawancara
dengan isi dokumen yang berkaitan. Gambaran dari teknik triangulasi dengan
[image:35.595.120.514.256.612.2]sumber yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat di Gambar 3.3:
Gambar 3.3
Triangulasi dengan Sumber
Teknik pengujian kredibilitas data lainnya yang akan digunakan
adalah triangulasi dengan teori. Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan
Guba (1981: 307) dalam Moleong (2010: 331), ”berdasarkan anggapan bahwa
fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih
teori”. Sedangkan triangulasi dengan teori menurut Patton (1987; Moleong, Catatan harian
hasil observasi
Isi dokumen-dokumen Hasil
75
2010:331) yaitu, ”Hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya
penjelasan banding (rival explanation)”.
Triangulasi dengan teori dilakukan peneliti dengan cara
membandingkan hasil wawancara dari narasumber dengan berbagai teori yang
ada dan relevan dengan penelitian ini, salah satunya teori manajemen risiko.
Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pengungkapan data-data yang
telah diperoleh.
3.2.6 Pertanyaan Penelitian
Menurut Patton (dalam Sugiyono, 2012 : 418) pertanyaan untuk
wawancara digolongkan menjadi 6 jenis pertanyaan yaitu : „Pertanyaan yang
berkaitan dengan pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, indera dan latar
belakang atau demografi‟.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis pertanyaan yang
berkaitan dengan pengalaman, pendapat dan pengetahuan informan. Adapun
pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara penelitian ini dapat dilihat
[image:36.595.110.516.255.751.2]dalam Tabel 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2
Daftar Pertanyaan Penelitian
No. Pertanyaan Utama Pertanyaan Pendukung
1 Apa saja risiko
operasional yang
dihadapi oleh PDAM terkait dengan sumber daya manusia?
A. Keselamatan dan kesehatan pekerja
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerja?
76
B. Pelatihan yang tidak memadai
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pelatihan yang tidak memadai terjadi?
C. Aktifitas Organisasi
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan aktivitas organisasi terjadi?
2 Apa saja risiko
operasional yang
dihadapi oleh PDAM terkait dengan proses?
A. Perencanaan Produksi
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan perencanaan produksi terjadi?
B. Proses Produksi
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan proses produksi?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan proses produksi terjadi?
C. Pengendalian Produksi
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko
operasional yang berkaitan dengan teknologi
pengendalian produksi terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan pengendalian produksi terjadi?
3 Apa saja risiko
operasional yang
dihadapi oleh PDAM terkait dengan teknologi?
A. Hardware
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi hardware?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko
operasional yang berkaitan dengan teknologi
hardware terjadi?
77
B. Software
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software terjadi?
3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan teknologi software terjadi?
4 Apa saja risiko
operasional yang
dihadapi oleh PDAM terkait dengan eksternal?
1) Apa saja risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal?
2) Bagaimana dampak yang mungkin terjadi bila risiko operasional yang berkaitan dengan eksternal terjadi? 3) Seberapa besar frekuensi yang mungkin terjadi bila
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemetaan profil
risiko spekulatif pada PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Risiko operasional yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten
Bandung, terdiri atas risiko SDM, risiko teknologi, risiko proses, dan
risiko eksternal.
2. Risiko kredit yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten
Bandung terkait piutang atas penjualan produk yang diproduksinya gagal
dipenuhi oleh para customers-nya yang terdiri atas piutang rekening air,
piutang rekening non air, dan piutang ragu-ragu.
3. Risiko likuiditas yang dihadapi oleh PDAM Tirta Raharja Kabupaten
Bandung terkait dengan ketidakmampuannya untuk memenui kewajiban
keuangan jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi, baik dengan
menggunakan kas dan setara kasnya maupun dengan quick asset.
4. Berdasarkan pemetaan risiko operasional, risiko SDM berada di kuadran
IV, sedangkan risiko teknologi, proses, dan eksternal berada di kuadran II.
Dimana berdasarkan status risiko, diketahui bahwa risiko proses memiliki
136
terendah dengan status 6,06. Di samping itu risiko kredit tergolong tinggi,
hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kenaikan piutang
antara 2009 hingga 2012. Sedangkan risiko likuiditas cenderung menurun.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai cash ratio dan quick ratio yang semakin
meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2012.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Risiko proses perlu mendapatkan perhatian terbesar oleh perusahaan untuk
selanjutnya ditangani dengan risiko paling tinggi adalh risiko kebocoran
serta kuantitas dan kontinuitas air baku yang tidak mencukupi. Dalam
penanganan risiko, baik dengan cara preventif maupun dengan cara
mitigasi, sangat penting untuk diingat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
menangani risiko harus lebih kecil dari dampak risiko yang ditimbulkan.
2. Hasil perhitungan likuiditas yang menunjukan penurunan, walaupun
perusahaan sudah dikatakan likuid dan terhindar dari insolvency dan
banckrupcty. Manajemen harus tetap memperhatikan supaya likuiditas
tidak menurun ataupun meningkat secara drastis. Apabila likuiditas
menurun maka perusahaan harus bisa meningkatkan tingkat likuditasnya
dengan cara menambah aktiva lancar dengan menggunakan utang lancar
137
3. Dengan meningkatnya risiko kredit, diharapkan perusahaan dapat
mengurangi tingkat piutangnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperketat aturan dalam hal pembayaran piutang oleh pelanggan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan studi mengenai strategi
penanganan risiko dan menggunakan analisis dalam menghitung nilai
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Masyhud. (2006). Manajemen Resiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Alwasilah. (2009). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
A m r a n , A . , e t a l . (2 0 0 9 ) . “A n e x p l o r a t o r y s t u d y o n r i s k d i s c l o s u r e i n M a l a y s i a n a n n u a l r e p o r t s”.
Managerial Auditing Journal. 2 4 , ( 1 ) : 3 9 - 5 7 .
Aung, Z Z. (2008). “Operational Risk Management Framework for Service Outsourcing:
Consideration of Risk Dimensions and their Application into the Framework”.
International Journal of Electronic Business Management. 6, (3), 120-130.
Basyaib, F. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Grasindo.
Bawynda, A.O. (2011). Analisis Risiko Operasional pada PT. Karisma Teknika Citeureup-
Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak diterbitkan.
Batuparan, D.S. (2001). Kerangka Kerja Risk Management. Jakarta: BEI news.
Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Djohanputro, B. (2008). Manajemen Risiko Korporat. Jakarta: PPM.
Down, Kevin (1999). Risk Management And Value At Risk: An Introduction. University Of Sheffield.
Fahmi, I. (2011). Manajemen Risiko-Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, I 2007. Manajemen Risiko Perbankan. Semarang : BPUNDIP
Hardanto, S.S. (2006). Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Hanafi, (2006). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: Pendidikan dan Pembinaan Manajemen.
Joel, G.S. dan Jae, K.S. (1999). Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghana Indonesia.
Kountur, R. (2008). Manajemen Risiko Operasional Perusahaan. Jakarta: PPM.
Kuncoro, Mudrajat. (2003). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Lestari, A. (2009). Manajemen Risiko dalam Usaha Pembenihan Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei), Studi Kasus di PT. Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB: tidak
diterbitkan.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.
Munawir. (2001). Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta.
Muslich, M. (2007). Manajemen Risiko Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sunaryo, T. (2009). Manajemen Risiko Finansial. Jakarta: Salemba Empat
Napitupulu, S. J. (2009). Pengukuran Risiko Operasional dengan Metode Agregating Value
at Risk. Skripsi pada FMIPA Universitas Sumatera Utara: tidak diterbitkan.
Segal, S. (2011). Corporate Value of Enterprise Risk Management. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Scandizzo, S. (2005). “Risk Mapping and Key Indicators in Operational Risk Management”. Journal of economics. 34, (2), 231–256.
Siahaan, H. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta: PT Elex Media Computindo.
Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyawati. (2005). Analisis Pendapatan dan Risiko Diversifikasi Usahatani Sayur-sayuran
pada Perusahaan Pacet Segar, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Skripsi pada
Fakultas Pertanian IPB: tidak diterbitkan.
Susanto, S. dan Ningsih, C. Manajemen Aset Berbasis Risiko pada Perusahaan Air Minum
Trangjiwani, W. (2008). Manajemen Risiko Operasional CV Bimandiri di Lembang,
Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat. Skripsi pada FP IPB: tidak diterbitkan.
Tampubolon, R. (2004). Risk Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.