• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA ( Arachnida ) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA Keanekaragaman Laba-Laba ( Arachnida ) Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEANEKARAGAMAN LABA-LABA ( Arachnida ) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA Keanekaragaman Laba-Laba ( Arachnida ) Pada Ketinggian Tempat Yang Berbeda Di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (

Arachnida

)

PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA

DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2012

JURNAL

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Biologi

Disusun oleh:

SUTAR

A420080146

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (Arachnida) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA

DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2012

Sutar, A420080146, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 43 halaman.

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini berdasarkan ekosistem yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merbabu yaitu ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan bawah (1000-1500 m dpl), hutan hujan tropis musim pegunungan atas (1500-2400 m dpl) dan hutan hujan tropis musim sub-Alpin (2400-3142 m dpl). Selain itu belum ada penelitian mengenai keanekaragaman laba -laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman laba-laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012. Metode yang digunakan metode kuadrat dengan sistem plot, luas plot setiap stasiun 2700 m2. Dengan lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu stasiun A (1500 m dpl), stasiun B (1800 m dpl) dan stasiun C (2400 m dpl). Selanjutnya data pengamatan dianalisis dengan Indeks Simpson yang berfungsi untuk mengetahui besar keragaman dan dominasi laba-laba. Keanekaragaman paling tinggi pada stasiun A (1500 m dpl) yaitu ada 9 jenis labalaba (Arachnida) dengan jumlah total 2334 individu. Laba -laba paling banyak ditemukan dari spesies Lycosa sp. yaitu 2235 individu, sedangkan jumlah laba-laba terkecil yaitu Nephila pilipes yaitu 4 individu. Indeks keragaman paling tinggi terdapat di stasiun A (1500 m dpl) sebesar 0,0826, sedangkan indeks keragaman paling kecil terdapat di stasiun C (2400 m dpl) dengan nilai keragaman 0. Indeks dominasi paling tinggi terdapat di stasiun C (2400 m dpl) sebesar 1, sedangkan indeks dominasi paling kecil terdapat di stasiun A (1500 m dpl) sebesar 0,9173. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keragaman laba-laba (Arachnida) di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu termasuk rendah karena indeks diversitas (Ds) lebih kecil dari 0,5 dan semakin naiknya ketinggian suatu tempat jumlah populasi laba -laba (Arachnida) semakin berkurang.

(4)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan

negara paling kaya dengan

keanekaragaman hayati

dibanding negara-negara lain

di dunia bahkan mengalahkan

Amerika Serikat yang

wilayahnya lima kali lebih

luas dibanding Indonesia

(AntaraNews, 2011:1).

Keanekaragaman hayati yang

dimiliki oleh negara beriklim

tropis ini tersebar luas di

berbagai tipe ekosistem yang

kaya. Mulai dari ekosistem

daratan sampai ekosistem

kepulauan. Ekosistem daratan

dengan luasan daerah yang

luas mampu memberikan

ruang yang cukup bagi

perkembangan dan

pertumbuhan populasi suatu

spesies sepanjang habitatnya

tidak terganggu. Sebaliknya

dengan ekosistem kepulauan

yang sangat rentan dengan

kapasitas tampung

diversitasnya (Iyai dan

Pattiselanno, 2006 :181).

Fakta menunjukkan

kemelimpahan Invertebrata

akan menurun seiring dengan

naiknya ketinggian. Sebagai

contoh, semut, laba-laba dan

rayap hampir tidak ditemukan

pada daerah yang tinggi,

namun sangat umum

dijumpai di tempat yang

rendah. Ketinggian suatu lokasi akan berdampak pada

kondisi klimak. Turunnya

temperatur seiring dengan

naiknya ketinggian

merupakan pembatas

distribusi bagi berbagai

spesies yang hidup di

pegunungan, baik hewan

maupun tumbuhan.

Temperatur sebagai faktor

klimatik yang dominan akan

memberikan pengaruh bagi

berbagai faktor lingkungan

lain, seperti contoh hujan dan

kelembaban.

Salah satu gunung

yang terletak di Propinsi Jawa

Tengah yaitu Gunung

Merbabu yang bertipe Strato

(5)

pada 7,5° LS dan 110,4° BT.

Secara administratif gunung

ini berada di wilayah

Kabupaten Magelang di

lereng sebelah barat dan

Kabupaten Boyolali di lereng

sebelah timur, Provinsi Jawa

Tengah. Gunung Merbabu

memiliki 3 tipe ekosistem

hutan, yaitu : ekosistem hutan

hujan tropis musim

pengunungan bawah (1000 –

1500 m dpl (meter diatas

permukaan laut), ekosistem

hutan hujan tropis musim

pegunungan tinggi (1500 -

2400 m dpl), dan ekosistem

hutan tropis musim sub-Alpin

(2400 - 3142 m dpl). Selain

menyimpan keanekaragaman

flora, Taman Nasional

Gunung Merbabu masih

memiliki berbagai macam

jenis Arthropoda khususnya

laba-laba (Arachnida) yang

belum terinventarisasi dalam

keanekaragam laba-laba di

Taman Nasional Gunung

Merbabu.

Pada tahun 2007

pernah dilakukan penelitian

yang dilakukan oleh Institut

Pertanian Bogor di

permukaan tanah pada empat

tipe penggunaan lahan yang

berbeda. Dari sini diketahui

bahwa keanekaragaman

spesies laba-laba pada empat

tipe penggunaan lahan

tersebut ternyata berbeda.

Keanekaragaman spesies

laba-laba di kebun teh adalah

yang tertinggi bila

dibandingkan dengan di

hutan, kebun pertanian

organik dan kebun sayur.

Berdasarkan pertimba

ngan yang telah dikemukakan

dalam latar belakang di atas,

penulis tertarik untuk

melacak penelitian lebih

lanjut dengan judul

(6)

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui

keanekaragaman laba-laba

(Arachnida) pada ketinggian

tempat yang berbeda di

Taman Nasional Gunung

Merbabu. Adapun manfaat

yang diharapkan dari

penelitian ini adalah :

1. Memberikan sumbangan

pemikiran bahwa di

Taman Nasional Gunung

Merbabu masih terdapat

keanekaragaman laba-laba

yang memiliki nilai

ekologi tinggi.

2. Memberikan informasi

bagi pemerintah untuk

lebih menjaga dan

melestarikan hutan supaya

keanekaragaman laba-laba

tidak cepat punah.

II.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di

Taman Nasional Gunung

Merbabu Kabupaten Boyolali

yang dimulai dari bulan Oktober

2011 sampai bulan Maret tahun

2012.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan

penelitian ini yaitu :1 buah

Altimeter Sunoh, 1buah Roll

meter 200 meter , 50 buah Patok

bambu 100 cm, 1 Rim Kantong

Plastik 15 x 30 cm, 5 Toples

plastik diameter 15 cm, 1 Kertas

Label 1 x 3 cm, 50 lembar Kertas

HVS 80 gram, 2 Pensil, 2 Bolpoin

0.5, 2 Kamera Digital 14 MP

SONY, 1 Rafia 2000 m, 4 Jaring

laba-laba. 2 Pisau, 2 Gunting, 1

Termohigrometer.

Adapun bahan-bahan yang

digunakan dalam penelitian yaitu:

(a) Spesies laba-laba yang ada di

Taman Nasional Gunung

Merbabu pada 3 ketinggian (b)

Pengenalan Pelajaran Serangga

pengarang DJ. Borror, C.A. NF.

Jhonson, C.A. Triplehorn. Edisi

bahasa Indonesia yang diterbitkan

Universitas Gadjah Mada. (c)

Riceland Spider of South and

Shoutheast Asia Pengarang A.T.

Barrion dan J.A. Litsinger.

International Rice Research

(7)

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini

Populasi adalah keseluruhan

Laba-laba (Arachnida) yang

berada di Taman Nasional

Gunung Merbabu.Sampel dari

penelitian ini adalah semua jenis

Laba-laba (Arachnida) yang

berhasil ditemukan pada setiap

kuadran di lokasi penelitian di

TNGM.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data

menggunakan beberapa cara

yaitu: (1) eksperimen, (2)

kepustakaan, (3) wawancara, (4)

dokumentasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dari

penelitian ini adalah dengan cara

deskriptif kualitatif yaitu dengan

cara menganalisis data

menggunakan rumus

keanekaragaman jenis indeks

simpsons

a. Indeks dominasi

δ

=

Ʃ

ni ni−1

N N−1

dimana :

δ = Indeks dominansi

ni = Nilai penting masing

masing jenis ke-n

N = Total nilai penting dari seluruh jenis.

Jika nilai indeks dominansi lebih

kecil dari 1 berarti

keanekaragaman jenis rendah, jika

1-3 berarti nilai keanekaragaman

jenis sedang, bila lebi besar dari 3

berarti keanekaragaman jenis

tinggi.

b. Indeks Keanekaragaman jenis

�� = 1−Ʃ n n−1

N N−1

dimana :

Ds = Indeks keanekaragaman

jenis

n = Jumlah individu jenis

ke- 1

N = Jumlah seluruh individu

Nilai Keragaman (Ds) dikatakan

rendah apabila Ds<0,5 dan nilai

Ds tinggi apabila 0,5 >1 (Krebs,

1999: 443).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan di

TNGM mengenai

Keanekaragaman Laba-laba

(8)

Tabel 4.1 Hasil penelitian jenis laba-laba (Arachnida) di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM)

No. Nama Spesies

Jumlah laba-laba pada ketinggian Jumlah total 1000-1500

m.dpl

1500-2400 m.dpl

2400-3142 m.dpl

1. Argiope versicolor 23 8 - 31

2. Argiope luzona 11 - - 11

2. Gasteracantha diadesmia 2 3 - 5

3. Gasteracantha parangdiadesmia 5 - - 5

4. Leucauge decorata 14 4 - 18

5. Leucauge bontoc 33 12 - 45

7. Nephila kuhlii 7 - - 7

8. Nephila maculata** 4 - - 4

9. Lycosa sp.* 2235 1350 417 4002

JUMLAH 2334 1377 417 4128

Keterangan :

* : Jumlah laba-laba paling banyak

** : Jumlah laba-laba paling sedikit.

Berdasarkan tabel 4.1

hasil penelitian, jenis laba-laba

(Arachnida) di sekitar TNGM

dapat diketahui adanya

perbedaan jumlah dan jenis

spesies di 3 ketinggian. Pada

ketinggian 1000-1500 m dpl

dapat ditemukan 9 jenis

laba-laba yaitu : Argiope versicolor

23 ekor, Argiope luzona 11 ekor,

Gasteracantha diadesmia 2

ekor, Gasteracantha

parangdiadesmia. 5 ekor,

Leucauge decorata 14 ekor,

Leucauge bontoc 33 ekor,

Nephila kuhlii 7 ekor, Nephila

maculata 4 ekor, Lycosa sp.

2235 ekor, ketinggian

1500-2400 m.dpl dapat ditemukan 5

jenis laba-laba yaitu: Argiope

versicolor 8 ekor, Gasteracantha

diadesmia 3 ekor, Leucauge

decorata 4 ekor, Leucauge

bontoc 12 ekor, Lycosa sp 1350

ekor, sedangkan untuk

ketinggian 2400-3142 m dpl

dapat ditemukan 1 ekor

laba-laba yaitu Lycosa sp. Hasil

pengumpulan laba-laba

(Arachnida) di Taman Nasional

Gunung Merbabu dapat

(9)

Keterangan :

A. Argiope versicolor B. Gasteracantha diadesmia C. Gasteracantha parangdiadesmia D. Leucauge decorata

E. Leucauge bontoc F. Argiope luzona G. Nephila kuhlii H. Nephila maculata I. Lycosa sp.

I H G F

Gambar 3. Grafik jumlah laba-laba pada tiga ketinggian Jenis spesies laba-laba (Arachnida)

10 40 50 4000

2000

30

20

E D C B

A

7 18

11 31

5 5

45

4

(10)

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1

hasil penelitian Keanekaragaman

laba-laba (Arachnida) yang

dilakukan pada 3 ketinggian

tempat yang berbeda yaitu

1000-1500, 1500-2400 dan 2400-3142

m dpl diperoleh gambaran

tentang keragaman laba-laba

(Arachnida) yang ada disekitar

Taman Nasional Gunung

Merbabu.

laba-laba(Arachnida) di

TNGM menurut analisis Indeks

Simpson termasuk rendah,

karena nilai diversitas di bawah

1. Sedangkan laba-laba yang

ditemukan diketiga stasiun yaitu

sebagai berikut: Stasiun A

ditemukan 9 jenis laba-laba yaitu

Argiope versicolor, Argiope

luzona, Gasteracantha

parangdiadesmia,

Gasteracantha diadesmia,

Leucauge decorata, Leucauge

bontoc, Nephila maculata,

Nephila kuhlii, Lycosa sp,

Stasiun B dapat dikumpulkan

jenis Argiope versicolor,

Gasteracantha diadesma,

Leucauge decorata, Leucauge

bontoc, Lycosa sp, dan pada

Stasiun C dengan ketinggian

disini hanya dapat dikumpulkan

jenis Lycosa sp. saja.

Hasil pengumpulan

laba-laba (Arachnida) dari ketiga

ketinggian yang terdiri dari tiga

ekosistem yang berbeda ini

terlihat bahwa semakin naiknya

ketinggian suatu tempat maka

jumlah populasi suatu makhluk

hidup itu akan semakin

berkurang. Selain itu faktor

suhu, kelembaban, curah hujan

dan kecepatan angin juga

mempengaruhi diversitas dan

jumlah populasi laba-laba

(Arachnida).

Spesies laba-laba yang

ada di TNGM ini mempunyai

keanekaragaman yang berbe hal

ini diketahui dengan adanya

indeks keragaman dan indeks

dominansi jenis pada tiap

ketinggian tidak sama. Hal ini

disebabkan adanya diversitas

laba-laba yang berbeda,

sehingga mengakibatkan adanya

perbedaan nilai keragaman dan

dominansi. Perbedaan yang

(11)

stasiun ditabulasikan dalam tabel

4.2 berikut.

Tabel 4.2 Indeks Keragaman dan Indeks Dominansi Simpson laba-laba tiap stasiun

δ : Indeks Dominansi Simpson

Berdasarkan tabel 4.2

dapat dilihat bahwa indeks

keragaman yang paling banyak

ditemukan pada stasiun A

sebesar 0,0826 artinya laba-laba

yang ada di stasiun A lebih

beragam apabila dibandingkan

dengan stasiun B dan C, karena

pada stasiun A kelembabannya

lebih rendah dari pada stasiun B

dan C. Menurut Suana (2005: 7),

struktur fisik habitat menjadi

pertimbangan pertama bagi

laba-laba (Arachnida) pembuat jaring

untuk menduduki suatu habitat,

disamping faktor lain seperti

ketersedian mangsa pada habitat

tersebut. Selain Indeks

Keragaman dari tabel 4.2 di atas

dapat dilihat Indeks dominansi

yang paling kecil yaitu pada

stasiun C sebesar 0 yang berarti

bahwa tidak banyak ditemukan

laba-laba (Arachnida). Stasiun

ini letaknya dekat dengan tebing

di kanan kirinya membentuk

tebing yang sangat curam.

Keadaan tanahnya ada yang

bercampur batu-batu kecil dan

pasir. Indeks dominansi paling

sedikit ditemukan pada stasiun

A, karena pada lokasi ini

laba-labanya lebih beragam dan

hampir semua kuadran

ditemukan laba-laba (Arachnida)

selain itu stasiun A memiliki

suhu udara lebih tinggi

dibanding dengan stasiun B dan

C. Menurut (Brewer dalam

Handayani, 1994: 7), ketinggian

suatu lokasi akan berdampak

pada kondisi klimak. Turunnya

temperatur seiring dengan

naiknya ketinggian merupakan

pembatas distribusi bagi

berbagai spesies yang hidup di

pegunungan, baik hewan

(12)

sebagai faktor klimatik yang

dominan akan memberikan

pengaruh bagi berbagai faktor

lingkungan lain, seperti contoh

hujan dan kelembaban.

Laba-laba merupakan

kelompok hewan yang sangat

bervariasi dalam temperatur

yang dibutuhkan untuk

tumbuhnya. Pengukuran faktor

fisik lingkungan laba-laba

(Arachnida) yang ada di Taman

Nasional Gunung Merbabu

ditabulasikan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Data Faktor Fisik Lingkungan Laba-laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu

No Stasiun Suhu pH

Tanah Kelembaban

1.

diketahui faktor fisik lingkungan

yang dapat mempengaruhi

banyaknya jumlah laba-laba

(Arachnida) yang ada di alam

disebabkan oleh dua hal, yaitu

disebabkan karena ulah manusia

sebagai pengelola dan kedua

faktor alam. Menurut Barrion

(1995:84), meskipun laba-laba

mampu beradaptasi di berbagai

habitat bahkan dapat hidup di

gurun, puncak gunung, gua,

terowongan dan di bawah

permukaan air, laba-laba sangat

sensitif terhadap gangguan yang

terjadi di lingkungannya.

Gangguan di lingkungan tempat

hidup laba-laba yang berdampak

negatif terhadap kelimpahan

laba-laba, antara lain:

penebangan hutan untuk

dijadikan lahan pertanian dan

karena faktor alam , seperti

gunung meletus, badai.

Hasil penelitian dari tiga

ketinggian menunjukkan bahwa

keanekaragaman jenis laba-laba

(Arachnida) yang ditemukan

disekitar TNGM tergolong

rendah. Keanekaragaman

laba-laba (Arachnida) di TNGM

menunjukkan bahwa semakin

naiknya ketinggian suatu tempat

maka keanekaragaman laba-laba

(13)

Menurut (Whitten dalam

Handayani, 1999: 8), secara

umum kemelimpahan

Invertebrata akan menurun

seiring dengan naiknya

ketinggian. Sebagai contoh,

semut, laba-laba dan rayap

hampir tidak ditemukan pada

daerah yang tinggi, namun

sangat umum dijumpai ditempat

yang rendah. Data yang diambil

pada penelitian ini di Taman

Nasional Gunung Merbabu

dimana ada aktivitas manusia,

kemungkinan dapat

mengakibatkan rusaknya habitat

asli dari laba-laba (Arachnida).

Peran laba-laba disuatu

ekosistem sangat beragam,

antara lain: sebagai predator dari

Collembola, semut, kelompok

laba-laba sendiri, dan

Arthropoda lainnya, memiliki

peran utama untuk membatasi

populasi hama serangga serta

dalam aneka proses biologis

untuk meningkatkan kesuburan

tanah (Janetos dalam Anonim,

2004: 84).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian

yang dilakukan di Taman

Nasional Gunung Merbabu

dapat diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Ditemukan 9 jenis laba-laba

yang tersebar di 3 ketinggian.

2. Keanekaragaman paling

tinggi pada stasiun A

ditemukan 9 jenis laba-laba,

3. jumlah total ada 2334 ekor.

Laba-laba (Arachnida) paling

banyak ditemukan yaitu

Lycosa sp. sebanyak 2235

ekor dan jumlah terkecil

laba-laba Nephila maculata

sebanyak 4 ekor.

4. Indeks keragaman paling

tinggi terdapat di stasiun A

yaitu 0,0826 dan indeks

dominasi paling tinggi

terdapat di stasiun C sebesar

1.

5. Berdasarkan penelitian ini

semakin naiknya ketinggian

suatu tempat jumlah populasi

laba-laba semakin berkurang

(14)

B. Saran

Berdasarkan penelitian

yang telah dilaksanakan maka

dikemukakan saran sebagai

berikut:

1. Diharapkan kepada instansi

terkait dan masyarakat dapat

menjaga dan melestarikan

ekosistem TNGM yang

merupakan habitat bagi

laba-laba serta satwa lainnya agar

tetap terjaga di alam.

2. Diharapkan untuk peneltian

selanjutnya mengenai

laba-laba (Arachnida) wilayah

penelitiannya tidak hanya di

kawasan Kabupaten Boyolali

akan tetapi diseluruh kawasan

Taman Nasional Gunung

Merbabu yang meliputi

DAFTAR PUTAKA

Antara News, 2007. Taman Nasional

Gunung Merbabu.

http://merbabunationalpark.or g/09/. (Diakses 9 Februari 2012).

Anonim, 2004. “Keanekaragaman

Laba-laba (Klas Arachnida) Permukaan Tanah Pada Empat Tipe Penggunaan

Lahan”.http://Repository.ipb. ac.id/bitstream/handle/12345 6789/499775/2007yha_BAB

V Keanekaragaman Laba-laba.pdf?sequence=8

(Diakses 5 Januari 2012).

Barrion, A.T dan J.A. Litsinger. 1995. Riceland Spiders Of South and Southeast Asia. Manila: International Rice Research Institute.

Handayani, Kasih Putri. 2009.

“Komunitas Mikroartropoda

Tanah Pada Beberapa

Ketinggian di Jalur Pendakian Kinahrejo Gunung Merapi

Yogyakarta”. (Skripsi S-1

Progdi Biologi). Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.

Iyai, Deny Anjelius dan Freddy

Pattiselano. 2006.

Biodiversitas Journal Of

Biological Diversity Volume

7 Nomor 2. Surakarta:

Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Krebs, J. Charles. 1999. Ecological Methology Second Edition. Menlo Park: Benjamin Cummings.

Suana, I Wayan dan Hery Haryanto.

2006. “Keanekaragaman

Laba-laba Pada Ekosistem Sawah Monokultur dan

Polikultur di Pulau Lombok”

Mataram: Program Studi Biologi Universitas Mataram.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil penelitian jenis laba-laba (Arachnida) di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) Jumlah laba-laba pada ketinggian Jumlah
Gambar 3. Grafik jumlah laba-laba pada tiga ketinggian
Tabel 4.3

Referensi

Dokumen terkait

E valuate the outcome (Evaluasi hasil tersebut): langkah terakhir adalah siswa ditugaskan untuk mengevaluasi hasil apakah solusi itu efektif memecahkan masalahnya

Sikuen Nukleotida dan Filogenetika ToCV Analisis sikuen nukleotida menunjukkan bahwa gen protein selubung ToCV asal Cipanas memiliki homologi yang tinggi dengan

The observation result on the objects of study indicated several points related to application of eco-interior aspect involving room organization, material choices, lighting

Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya

Faktor yang mempengaruhi depresi menurut Djaali dan Sappaile (2013) terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri mereka saat memasuki usia lanjut, seperti pensiun

Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang bertekat meningkatkan mutu pelayanan kepegawaian kepada masyarakat/aparatur dengan menerapkan prosedur yang lebih mudah,

Indikator Kinerja Kegiatan 001 Jumlah Penyelesaian Administrasi Perkara (yang Sederhana, dan Tepat Waktu) Ditingkat Pertama dan Banding di Lingkungan Peradilan Agama (termasuk