KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (
Arachnida
)
PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA
DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2012
JURNAL
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
SUTAR
A420080146
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KEANEKARAGAMAN LABA-LABA (Arachnida) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA
DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2012
Sutar, A420080146, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 43 halaman.
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini berdasarkan ekosistem yang terdapat di Taman Nasional Gunung Merbabu yaitu ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan bawah (1000-1500 m dpl), hutan hujan tropis musim pegunungan atas (1500-2400 m dpl) dan hutan hujan tropis musim sub-Alpin (2400-3142 m dpl). Selain itu belum ada penelitian mengenai keanekaragaman laba -laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman laba-laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu Kabupaten Boyolali Tahun 2012. Metode yang digunakan metode kuadrat dengan sistem plot, luas plot setiap stasiun 2700 m2. Dengan lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu stasiun A (1500 m dpl), stasiun B (1800 m dpl) dan stasiun C (2400 m dpl). Selanjutnya data pengamatan dianalisis dengan Indeks Simpson yang berfungsi untuk mengetahui besar keragaman dan dominasi laba-laba. Keanekaragaman paling tinggi pada stasiun A (1500 m dpl) yaitu ada 9 jenis labalaba (Arachnida) dengan jumlah total 2334 individu. Laba -laba paling banyak ditemukan dari spesies Lycosa sp. yaitu 2235 individu, sedangkan jumlah laba-laba terkecil yaitu Nephila pilipes yaitu 4 individu. Indeks keragaman paling tinggi terdapat di stasiun A (1500 m dpl) sebesar 0,0826, sedangkan indeks keragaman paling kecil terdapat di stasiun C (2400 m dpl) dengan nilai keragaman 0. Indeks dominasi paling tinggi terdapat di stasiun C (2400 m dpl) sebesar 1, sedangkan indeks dominasi paling kecil terdapat di stasiun A (1500 m dpl) sebesar 0,9173. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keragaman laba-laba (Arachnida) di Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu termasuk rendah karena indeks diversitas (Ds) lebih kecil dari 0,5 dan semakin naiknya ketinggian suatu tempat jumlah populasi laba -laba (Arachnida) semakin berkurang.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia merupakan
negara paling kaya dengan
keanekaragaman hayati
dibanding negara-negara lain
di dunia bahkan mengalahkan
Amerika Serikat yang
wilayahnya lima kali lebih
luas dibanding Indonesia
(AntaraNews, 2011:1).
Keanekaragaman hayati yang
dimiliki oleh negara beriklim
tropis ini tersebar luas di
berbagai tipe ekosistem yang
kaya. Mulai dari ekosistem
daratan sampai ekosistem
kepulauan. Ekosistem daratan
dengan luasan daerah yang
luas mampu memberikan
ruang yang cukup bagi
perkembangan dan
pertumbuhan populasi suatu
spesies sepanjang habitatnya
tidak terganggu. Sebaliknya
dengan ekosistem kepulauan
yang sangat rentan dengan
kapasitas tampung
diversitasnya (Iyai dan
Pattiselanno, 2006 :181).
Fakta menunjukkan
kemelimpahan Invertebrata
akan menurun seiring dengan
naiknya ketinggian. Sebagai
contoh, semut, laba-laba dan
rayap hampir tidak ditemukan
pada daerah yang tinggi,
namun sangat umum
dijumpai di tempat yang
rendah. Ketinggian suatu lokasi akan berdampak pada
kondisi klimak. Turunnya
temperatur seiring dengan
naiknya ketinggian
merupakan pembatas
distribusi bagi berbagai
spesies yang hidup di
pegunungan, baik hewan
maupun tumbuhan.
Temperatur sebagai faktor
klimatik yang dominan akan
memberikan pengaruh bagi
berbagai faktor lingkungan
lain, seperti contoh hujan dan
kelembaban.
Salah satu gunung
yang terletak di Propinsi Jawa
Tengah yaitu Gunung
Merbabu yang bertipe Strato
pada 7,5° LS dan 110,4° BT.
Secara administratif gunung
ini berada di wilayah
Kabupaten Magelang di
lereng sebelah barat dan
Kabupaten Boyolali di lereng
sebelah timur, Provinsi Jawa
Tengah. Gunung Merbabu
memiliki 3 tipe ekosistem
hutan, yaitu : ekosistem hutan
hujan tropis musim
pengunungan bawah (1000 –
1500 m dpl (meter diatas
permukaan laut), ekosistem
hutan hujan tropis musim
pegunungan tinggi (1500 -
2400 m dpl), dan ekosistem
hutan tropis musim sub-Alpin
(2400 - 3142 m dpl). Selain
menyimpan keanekaragaman
flora, Taman Nasional
Gunung Merbabu masih
memiliki berbagai macam
jenis Arthropoda khususnya
laba-laba (Arachnida) yang
belum terinventarisasi dalam
keanekaragam laba-laba di
Taman Nasional Gunung
Merbabu.
Pada tahun 2007
pernah dilakukan penelitian
yang dilakukan oleh Institut
Pertanian Bogor di
permukaan tanah pada empat
tipe penggunaan lahan yang
berbeda. Dari sini diketahui
bahwa keanekaragaman
spesies laba-laba pada empat
tipe penggunaan lahan
tersebut ternyata berbeda.
Keanekaragaman spesies
laba-laba di kebun teh adalah
yang tertinggi bila
dibandingkan dengan di
hutan, kebun pertanian
organik dan kebun sayur.
Berdasarkan pertimba
ngan yang telah dikemukakan
dalam latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk
melacak penelitian lebih
lanjut dengan judul
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui
keanekaragaman laba-laba
(Arachnida) pada ketinggian
tempat yang berbeda di
Taman Nasional Gunung
Merbabu. Adapun manfaat
yang diharapkan dari
penelitian ini adalah :
1. Memberikan sumbangan
pemikiran bahwa di
Taman Nasional Gunung
Merbabu masih terdapat
keanekaragaman laba-laba
yang memiliki nilai
ekologi tinggi.
2. Memberikan informasi
bagi pemerintah untuk
lebih menjaga dan
melestarikan hutan supaya
keanekaragaman laba-laba
tidak cepat punah.
II.METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di
Taman Nasional Gunung
Merbabu Kabupaten Boyolali
yang dimulai dari bulan Oktober
2011 sampai bulan Maret tahun
2012.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
penelitian ini yaitu :1 buah
Altimeter Sunoh, 1buah Roll
meter 200 meter , 50 buah Patok
bambu 100 cm, 1 Rim Kantong
Plastik 15 x 30 cm, 5 Toples
plastik diameter 15 cm, 1 Kertas
Label 1 x 3 cm, 50 lembar Kertas
HVS 80 gram, 2 Pensil, 2 Bolpoin
0.5, 2 Kamera Digital 14 MP
SONY, 1 Rafia 2000 m, 4 Jaring
laba-laba. 2 Pisau, 2 Gunting, 1
Termohigrometer.
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian yaitu:
(a) Spesies laba-laba yang ada di
Taman Nasional Gunung
Merbabu pada 3 ketinggian (b)
Pengenalan Pelajaran Serangga
pengarang DJ. Borror, C.A. NF.
Jhonson, C.A. Triplehorn. Edisi
bahasa Indonesia yang diterbitkan
Universitas Gadjah Mada. (c)
Riceland Spider of South and
Shoutheast Asia Pengarang A.T.
Barrion dan J.A. Litsinger.
International Rice Research
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini
Populasi adalah keseluruhan
Laba-laba (Arachnida) yang
berada di Taman Nasional
Gunung Merbabu.Sampel dari
penelitian ini adalah semua jenis
Laba-laba (Arachnida) yang
berhasil ditemukan pada setiap
kuadran di lokasi penelitian di
TNGM.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data
menggunakan beberapa cara
yaitu: (1) eksperimen, (2)
kepustakaan, (3) wawancara, (4)
dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dari
penelitian ini adalah dengan cara
deskriptif kualitatif yaitu dengan
cara menganalisis data
menggunakan rumus
keanekaragaman jenis indeks
simpsons
a. Indeks dominasi
δ
=
Ʃni ni−1
N N−1
dimana :
δ = Indeks dominansi
ni = Nilai penting masing
masing jenis ke-n
N = Total nilai penting dari seluruh jenis.
Jika nilai indeks dominansi lebih
kecil dari 1 berarti
keanekaragaman jenis rendah, jika
1-3 berarti nilai keanekaragaman
jenis sedang, bila lebi besar dari 3
berarti keanekaragaman jenis
tinggi.
b. Indeks Keanekaragaman jenis
�� = 1−Ʃ n n−1
N N−1
dimana :
Ds = Indeks keanekaragaman
jenis
n = Jumlah individu jenis
ke- 1
N = Jumlah seluruh individu
Nilai Keragaman (Ds) dikatakan
rendah apabila Ds<0,5 dan nilai
Ds tinggi apabila 0,5 >1 (Krebs,
1999: 443).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di
TNGM mengenai
Keanekaragaman Laba-laba
Tabel 4.1 Hasil penelitian jenis laba-laba (Arachnida) di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM)
No. Nama Spesies
Jumlah laba-laba pada ketinggian Jumlah total 1000-1500
m.dpl
1500-2400 m.dpl
2400-3142 m.dpl
1. Argiope versicolor 23 8 - 31
2. Argiope luzona 11 - - 11
2. Gasteracantha diadesmia 2 3 - 5
3. Gasteracantha parangdiadesmia 5 - - 5
4. Leucauge decorata 14 4 - 18
5. Leucauge bontoc 33 12 - 45
7. Nephila kuhlii 7 - - 7
8. Nephila maculata** 4 - - 4
9. Lycosa sp.* 2235 1350 417 4002
JUMLAH 2334 1377 417 4128
Keterangan :
* : Jumlah laba-laba paling banyak
** : Jumlah laba-laba paling sedikit.
Berdasarkan tabel 4.1
hasil penelitian, jenis laba-laba
(Arachnida) di sekitar TNGM
dapat diketahui adanya
perbedaan jumlah dan jenis
spesies di 3 ketinggian. Pada
ketinggian 1000-1500 m dpl
dapat ditemukan 9 jenis
laba-laba yaitu : Argiope versicolor
23 ekor, Argiope luzona 11 ekor,
Gasteracantha diadesmia 2
ekor, Gasteracantha
parangdiadesmia. 5 ekor,
Leucauge decorata 14 ekor,
Leucauge bontoc 33 ekor,
Nephila kuhlii 7 ekor, Nephila
maculata 4 ekor, Lycosa sp.
2235 ekor, ketinggian
1500-2400 m.dpl dapat ditemukan 5
jenis laba-laba yaitu: Argiope
versicolor 8 ekor, Gasteracantha
diadesmia 3 ekor, Leucauge
decorata 4 ekor, Leucauge
bontoc 12 ekor, Lycosa sp 1350
ekor, sedangkan untuk
ketinggian 2400-3142 m dpl
dapat ditemukan 1 ekor
laba-laba yaitu Lycosa sp. Hasil
pengumpulan laba-laba
(Arachnida) di Taman Nasional
Gunung Merbabu dapat
Keterangan :
A. Argiope versicolor B. Gasteracantha diadesmia C. Gasteracantha parangdiadesmia D. Leucauge decorata
E. Leucauge bontoc F. Argiope luzona G. Nephila kuhlii H. Nephila maculata I. Lycosa sp.
I H G F
Gambar 3. Grafik jumlah laba-laba pada tiga ketinggian Jenis spesies laba-laba (Arachnida)
10 40 50 4000
2000
30
20
E D C B
A
7 18
11 31
5 5
45
4
B. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1
hasil penelitian Keanekaragaman
laba-laba (Arachnida) yang
dilakukan pada 3 ketinggian
tempat yang berbeda yaitu
1000-1500, 1500-2400 dan 2400-3142
m dpl diperoleh gambaran
tentang keragaman laba-laba
(Arachnida) yang ada disekitar
Taman Nasional Gunung
Merbabu.
laba-laba(Arachnida) di
TNGM menurut analisis Indeks
Simpson termasuk rendah,
karena nilai diversitas di bawah
1. Sedangkan laba-laba yang
ditemukan diketiga stasiun yaitu
sebagai berikut: Stasiun A
ditemukan 9 jenis laba-laba yaitu
Argiope versicolor, Argiope
luzona, Gasteracantha
parangdiadesmia,
Gasteracantha diadesmia,
Leucauge decorata, Leucauge
bontoc, Nephila maculata,
Nephila kuhlii, Lycosa sp,
Stasiun B dapat dikumpulkan
jenis Argiope versicolor,
Gasteracantha diadesma,
Leucauge decorata, Leucauge
bontoc, Lycosa sp, dan pada
Stasiun C dengan ketinggian
disini hanya dapat dikumpulkan
jenis Lycosa sp. saja.
Hasil pengumpulan
laba-laba (Arachnida) dari ketiga
ketinggian yang terdiri dari tiga
ekosistem yang berbeda ini
terlihat bahwa semakin naiknya
ketinggian suatu tempat maka
jumlah populasi suatu makhluk
hidup itu akan semakin
berkurang. Selain itu faktor
suhu, kelembaban, curah hujan
dan kecepatan angin juga
mempengaruhi diversitas dan
jumlah populasi laba-laba
(Arachnida).
Spesies laba-laba yang
ada di TNGM ini mempunyai
keanekaragaman yang berbe hal
ini diketahui dengan adanya
indeks keragaman dan indeks
dominansi jenis pada tiap
ketinggian tidak sama. Hal ini
disebabkan adanya diversitas
laba-laba yang berbeda,
sehingga mengakibatkan adanya
perbedaan nilai keragaman dan
dominansi. Perbedaan yang
stasiun ditabulasikan dalam tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2 Indeks Keragaman dan Indeks Dominansi Simpson laba-laba tiap stasiun
δ : Indeks Dominansi Simpson
Berdasarkan tabel 4.2
dapat dilihat bahwa indeks
keragaman yang paling banyak
ditemukan pada stasiun A
sebesar 0,0826 artinya laba-laba
yang ada di stasiun A lebih
beragam apabila dibandingkan
dengan stasiun B dan C, karena
pada stasiun A kelembabannya
lebih rendah dari pada stasiun B
dan C. Menurut Suana (2005: 7),
struktur fisik habitat menjadi
pertimbangan pertama bagi
laba-laba (Arachnida) pembuat jaring
untuk menduduki suatu habitat,
disamping faktor lain seperti
ketersedian mangsa pada habitat
tersebut. Selain Indeks
Keragaman dari tabel 4.2 di atas
dapat dilihat Indeks dominansi
yang paling kecil yaitu pada
stasiun C sebesar 0 yang berarti
bahwa tidak banyak ditemukan
laba-laba (Arachnida). Stasiun
ini letaknya dekat dengan tebing
di kanan kirinya membentuk
tebing yang sangat curam.
Keadaan tanahnya ada yang
bercampur batu-batu kecil dan
pasir. Indeks dominansi paling
sedikit ditemukan pada stasiun
A, karena pada lokasi ini
laba-labanya lebih beragam dan
hampir semua kuadran
ditemukan laba-laba (Arachnida)
selain itu stasiun A memiliki
suhu udara lebih tinggi
dibanding dengan stasiun B dan
C. Menurut (Brewer dalam
Handayani, 1994: 7), ketinggian
suatu lokasi akan berdampak
pada kondisi klimak. Turunnya
temperatur seiring dengan
naiknya ketinggian merupakan
pembatas distribusi bagi
berbagai spesies yang hidup di
pegunungan, baik hewan
sebagai faktor klimatik yang
dominan akan memberikan
pengaruh bagi berbagai faktor
lingkungan lain, seperti contoh
hujan dan kelembaban.
Laba-laba merupakan
kelompok hewan yang sangat
bervariasi dalam temperatur
yang dibutuhkan untuk
tumbuhnya. Pengukuran faktor
fisik lingkungan laba-laba
(Arachnida) yang ada di Taman
Nasional Gunung Merbabu
ditabulasikan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Faktor Fisik Lingkungan Laba-laba (Arachnida) di Taman Nasional Gunung Merbabu
No Stasiun Suhu pH
Tanah Kelembaban
1.
diketahui faktor fisik lingkungan
yang dapat mempengaruhi
banyaknya jumlah laba-laba
(Arachnida) yang ada di alam
disebabkan oleh dua hal, yaitu
disebabkan karena ulah manusia
sebagai pengelola dan kedua
faktor alam. Menurut Barrion
(1995:84), meskipun laba-laba
mampu beradaptasi di berbagai
habitat bahkan dapat hidup di
gurun, puncak gunung, gua,
terowongan dan di bawah
permukaan air, laba-laba sangat
sensitif terhadap gangguan yang
terjadi di lingkungannya.
Gangguan di lingkungan tempat
hidup laba-laba yang berdampak
negatif terhadap kelimpahan
laba-laba, antara lain:
penebangan hutan untuk
dijadikan lahan pertanian dan
karena faktor alam , seperti
gunung meletus, badai.
Hasil penelitian dari tiga
ketinggian menunjukkan bahwa
keanekaragaman jenis laba-laba
(Arachnida) yang ditemukan
disekitar TNGM tergolong
rendah. Keanekaragaman
laba-laba (Arachnida) di TNGM
menunjukkan bahwa semakin
naiknya ketinggian suatu tempat
maka keanekaragaman laba-laba
Menurut (Whitten dalam
Handayani, 1999: 8), secara
umum kemelimpahan
Invertebrata akan menurun
seiring dengan naiknya
ketinggian. Sebagai contoh,
semut, laba-laba dan rayap
hampir tidak ditemukan pada
daerah yang tinggi, namun
sangat umum dijumpai ditempat
yang rendah. Data yang diambil
pada penelitian ini di Taman
Nasional Gunung Merbabu
dimana ada aktivitas manusia,
kemungkinan dapat
mengakibatkan rusaknya habitat
asli dari laba-laba (Arachnida).
Peran laba-laba disuatu
ekosistem sangat beragam,
antara lain: sebagai predator dari
Collembola, semut, kelompok
laba-laba sendiri, dan
Arthropoda lainnya, memiliki
peran utama untuk membatasi
populasi hama serangga serta
dalam aneka proses biologis
untuk meningkatkan kesuburan
tanah (Janetos dalam Anonim,
2004: 84).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan di Taman
Nasional Gunung Merbabu
dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ditemukan 9 jenis laba-laba
yang tersebar di 3 ketinggian.
2. Keanekaragaman paling
tinggi pada stasiun A
ditemukan 9 jenis laba-laba,
3. jumlah total ada 2334 ekor.
Laba-laba (Arachnida) paling
banyak ditemukan yaitu
Lycosa sp. sebanyak 2235
ekor dan jumlah terkecil
laba-laba Nephila maculata
sebanyak 4 ekor.
4. Indeks keragaman paling
tinggi terdapat di stasiun A
yaitu 0,0826 dan indeks
dominasi paling tinggi
terdapat di stasiun C sebesar
1.
5. Berdasarkan penelitian ini
semakin naiknya ketinggian
suatu tempat jumlah populasi
laba-laba semakin berkurang
B. Saran
Berdasarkan penelitian
yang telah dilaksanakan maka
dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan kepada instansi
terkait dan masyarakat dapat
menjaga dan melestarikan
ekosistem TNGM yang
merupakan habitat bagi
laba-laba serta satwa lainnya agar
tetap terjaga di alam.
2. Diharapkan untuk peneltian
selanjutnya mengenai
laba-laba (Arachnida) wilayah
penelitiannya tidak hanya di
kawasan Kabupaten Boyolali
akan tetapi diseluruh kawasan
Taman Nasional Gunung
Merbabu yang meliputi
DAFTAR PUTAKA
Antara News, 2007. Taman Nasional
Gunung Merbabu.
http://merbabunationalpark.or g/09/. (Diakses 9 Februari 2012).
Anonim, 2004. “Keanekaragaman
Laba-laba (Klas Arachnida) Permukaan Tanah Pada Empat Tipe Penggunaan
Lahan”.http://Repository.ipb. ac.id/bitstream/handle/12345 6789/499775/2007yha_BAB
V Keanekaragaman Laba-laba.pdf?sequence=8
(Diakses 5 Januari 2012).
Barrion, A.T dan J.A. Litsinger. 1995. Riceland Spiders Of South and Southeast Asia. Manila: International Rice Research Institute.
Handayani, Kasih Putri. 2009.
“Komunitas Mikroartropoda
Tanah Pada Beberapa
Ketinggian di Jalur Pendakian Kinahrejo Gunung Merapi
Yogyakarta”. (Skripsi S-1
Progdi Biologi). Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.
Iyai, Deny Anjelius dan Freddy
Pattiselano. 2006.
Biodiversitas Journal Of
Biological Diversity Volume
7 Nomor 2. Surakarta:
Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Krebs, J. Charles. 1999. Ecological Methology Second Edition. Menlo Park: Benjamin Cummings.
Suana, I Wayan dan Hery Haryanto.
2006. “Keanekaragaman
Laba-laba Pada Ekosistem Sawah Monokultur dan
Polikultur di Pulau Lombok”
Mataram: Program Studi Biologi Universitas Mataram.