• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen di SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi PJKR

oleh

Indra Santira

NIM 0900157

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN POLA GERAK DOMINAN

TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN STOP-PASSING DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA (Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang)

Oleh

INDRA SANTIRA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Indra Santira 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Indra Santira

NIM : 0900157

Judul : Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Beltasar Tarigan, MS, AIFO. NIP. 195603031983031005

Pembibing II

Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO. NIP. 196106121987031002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Indra Santira NIM. 0900157. Skripsi : Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola (Studi Eksperimen di SMPN 1 Lembang). Skripsi ini dibimbing oleh Pembimbing I Prof. Dr. Beltasar Tarigan, Drs, M.S., AIFO. Pembimbing II Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing dalam permainan sepakbola di SMPN 1 Lembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian pretest post posttest control grup desain. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Lembang kelas VIII dengan dengan jumlah 121 orang siswa, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 orang siswa yang diambil melalui teknik acak (random sampling). Hasil pengujian data-data tersebut diperoleh angka thitung

2,178 lebih besar dari ttabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan

dk (n1+n2-2) = 28, harga t1-0,05 (0,95). Dari daftar distribusi t diperoleh 3,809 kriteria

pengujian adalah, tolak Ho jika t > t 1-α. Ternyata, thitung berada pada daerah penolakan, jadi

(5)

ABSTRAK ... i

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... 11

A. Model Pembelajaran ... 11

1. Konsep Model Pembelajaran... 11

2. Manfaat Penggunaan Model ... 12

3. Model-model Pembelajaran ... 13

4. Karakteristik Model Pembelajaran ... 14

5. Unsur-unsur Model Pembelajaran ... 15

B. Hakikat Pola Gerak Dominan... 16

C. Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Belajar... 18

2. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani ... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 22

D. Hakikat Permainan Sepakbola... 23

E. Modifikasi Pembelajaran ... 27

1. Pengertian Modifikasi ... 27

2. Essensi Modifikasi ... 29

3. Tujuan Modifikasi ... 29

(6)

F. Analisis Data ... 45

1. Menghitung Rata-rata ... 45

2. Simpangan Baku... 46

3. Uji Normalitas Data... 46

4. Pengujian Homogenitas ... 47

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak ... 47

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 49

A. Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data ... 49

1. Hasil Pengamatan Motorik ... 49

2. Hasil Pengamatan Sikap Siswa ... 52

3. Hasil Pengamatan Motorik ... 54

B. Pembahasan ... 55

C. Diskusi Penemuan ... 58

BAB V KESIMPULAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

Daftar Pustaka ... 63

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

memiliki peran penting terhadap perkembangan prilaku siswa seperti aspek

kognitif, afektif, dan aspek psikomotorik. Sebagaimana dikemukakan oleh Lutan

(2000, hlm. 15) bahwa “pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui

aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup

domain psikomotor, kognitif, dan afektif.”

Di dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah,

sepakbola merupakan salah satu materi ajar yang harus diberikan kepada siswa.

Sepakbola merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

pendidikan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Melalui pembelajaran

sepakbola dalam pendidikan jasmani, diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan

yang ada dalam kurikulum tersebut.

Sepakbola menurut Sucipto, dkk (2000, hlm. 7) menyatakan bahwa

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh ahli lain tentang pengertian

sepakbola. Dalam hal ini, Soejoedi (1999, hlm. 103) menjelaskan, bahwa

(8)

Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa sepakbola merupakan

salah satu olahraga beregu yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola

sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri

untuk tidak kemasukkan dengan cara kerjasama dalam sebuah tim.

Jika diperhatikan, dalam permainan sepakbola terdapat beberapa gerakan

yang dominan selalu dilakukan pemain yang bermain sepakbola. Beberapa

gerakan yang selalu ada dalam permainan sepakbola diantaranya adalah berlari,

menendang, kontrol bola, dan menangkap bola bagi seorang penjaga gawang.

Dari analisis gerakan-gerakan bermain sepakbola terdapat pola gerak yang bersifat

dominan. Pola gerak dominan inilah yang menjadi ciri dari permainan sepakbola.

Seperti gerakan lari ke berbagai arah untuk mengikuti irama permainan, meloncat/

lompat pada waktu menyundul bola, merampas bola dan menangkap bola.

Hal tersebut senada dengan pendapat Sucipto, dkk (2000, hlm. 9) yang

mengemukakan bahwa

Gerakan menendang, menahan, menggiring, menyundul, merampas dan menangkap bola, merupakan pola-pola gerak dominan dalam bermain sepakbola. Pola gerak dominan inilah yang membedakan karakteristik cabang olahraga satu dengan yang lainnya. Akan tetapi ada kalanya cabang-cabang olahraga memiliki pola gerak dominan yang hampir sama.

Pernyataan di atas menegaskan bahwa permainan sepakbola begitu

kompleks untuk dimainkan yang menggunakan hampir seluruh anggota tubuh.

Hal ini yang membuat pola gerak dominan dalam sepakbola begitu banyak. Oleh

karena itu, setiap pemain mutlak harus menguasai pola gerak dominan dalam

permainan sepakbola jika ingin melakukan permainan dengan baik. Karena

apabila pola-pola gerak dominan dalam permainan sepakbola tidak dikuasai oleh

pemain, maka pemain tersebut akan kesulitan dalam memainkan permainan

sepakbola. Kenyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Sucipto, dkk (2000, hlm.

(9)

Penguasaan pola gerak dominan merupakan syarat mutlak guna terbentuknya keterampilan khas dalam suatu cabang olahraga, termasuk cabang sepakbola. Jika pola gerak dominan tidak dimiliki oleh siswa, maka ia akan menemui kesulitan dalam bermain sepakbola. Contohnya, pemain yang kurang cakap dalam menendang bola, maka pemain tersebut akan menemui kesulitan dalam bermain sepakbola. Untuk itu pola gerak dominan sangat perlu dimiliki oleh siswa sebelum ia bermain sepakbola. Untuk memiliki pola gerak dominan (PGD) cabang olahraga caranya tidak lain yaitu belajar/ berlatih melalui bimbingan guru atau pelatih. Dengan belajar atau berlatih, lambat laun PGD dapat dikuasai, sehingga pada akhirnya dalam bermain sepakbola tidak mengalami kesulitan yang berarti.

Pendapat di atas menegaskan bahwa pola gerak dominan sangat

diperlukan untuk membuat siswa dapat bermain sepakbola. Untuk membiasakan

siswa menguasai pola gerak dominan yang terdapat dalam permainan sepakbola,

haruslah para siswa tersebut membiasakan diri belajar atau berlatih untuk

meningkatkan kemampuan pola gerak dominan tersebut. Menurut Mahendra

(2010, hlm. 49), yang dimaksud dengan pola gerak dominan adalah

Pola gerak yang mendasari terbentuknya keterampilan senam sehingga perannya dianggap dominan. Pola gerak dominan inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks.

Ada beberapa keuntungan jika guru menerapkan pendekatan pola gerak

dominan dalam proses belajar mengajar. Menurut Mahendra (2010, hlm. 49-50)

beberapa keuntungan tersebut adalah

1) Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci, sehingga mengurangi jumlah kegiatan atau keterampilan yang harus dikuasai murid. Variasi dan tingkat kesulitan kelak ditambahkan setelah “building block” dari setiap PGD dikuasai.

2) Pengajaran PGD dapat lebih disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan.

(10)

4) Untuk setiap PGD yang dilakukan selalu terdapat persyaratan kemampuan fisik yang perlu dimiliki. Pendekatan PGD, dengan menekankan urutan dari yang sederhana ke yang lebih sulit, memungkinkan guru untuk memperhatikan persyaratan kemampuan fisik untuk setiap kegiatan.

5) Kerangka pendekatan PGD memungkinkan guru merencanakan program yang seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut kebutuhan, misalnya 3 PGD dalam satu pelajaran, dan sisanya pada pelajaran berikutnya.

Dari beberapa keuntungan penggunaan pola gerak dominan yang

dijelaskan oleh Mahendra di atas, maka penulis memilih menggunakan

pendekatan pola gerak dominan untuk melihat hasil pembelajaran stop-passing

siswa yang semoga akan meningkatkan kemampuan pola geraknya dan dapat

melakukan permainan sepakbola dengan mudah dan menyenangkan.

Pada cabang olahraga sepakbola, sebetulnya ada beberapa gerakan yang

perlu dikembangkan pola gerak dominannya, yaitu lari, lompat, dan menendang.

Satu kata terakhir, yaitu menendang adalah pola gerak dasar dominan yang sering

ada dalam permainan sepakbola. Dengan adanya gerakan menendang, permainan

sepakbola menjadi pembeda dengan olahraga permainan lainnya karena ciri

khasnya yang melakukan permainan yang dominan menggunakan kaki. Banyak

pola gerak dasar dalam permainan sepakbola yang dilakukan dengan cara

menendang, diantaranya passing, long passing, shooting, dan juga membuang/ menghalau bola. Seperti yang dikemukakan Sucipto, dkk (2000, hlm. 14) yang

menyatakan bahwa “Menendang bola merupakan salah satu karakteristik

permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik

menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien.” Menendang bola

merupakan suatu keterampilan yang tergolong ke dalam keterampilan diskrit.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mahendra (2007, hlm. 12), “Keterampilan diskrit (discrete skill) diartikan sebagai keterampilan yang dapat ditentukan dengan

mudah awal dan akhir dari gerakannya, yang lebih sering berlangsung dalam

waktu singkat, seperti melempar bola, menendang bola...” Gerakan passing

merupakan salah satu teknik dasar yang terdapat dalam permainan sepakbola yang

(11)

tersebut senada tentang teknik dasar menurut Luxbacher (1997, hlm. 11) menjelaskan

bahwa "teknik dasar ialah semua gerakan yang mendasari permainan, dan dengan modal

tersebut seseorang dapat bermain dengan baik atau berlatih secara terarah."

Selain kemampuan menendang (passing), penulis juga tertarik untuk meneliti pola gerak dominan menghentikan bola (stoping) siswa dalam permainan sepakbola. Stoping termasuk pola gerak dasar yang harus dikuasai pemain supaya dapat memainkan sepakbola dengan baik dan berirama. Sucipto, dkk (2000, hlm.

23) mengemukakan bahwa

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing.

Pengertian tersebut didukung oleh pendapat dari Muhajir (dalam Sulaeman,

2007, hlm. 25), yang mengemukakan bahwa

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuannya menghentikan bola untuk mengontrol bola. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan telapak kaki.

Dari hasil pengamatan sepintas penulis, siswa kelas VIII di SMPN 1

Lembang memiliki antusias yang tinggi terhadap olahraga permainan sepakbola.

Hal ini terlihat ketika penulis mengaktifkan ekstra kurikuler sepakbola di sekolah

tersebut, ada banyak siswa yang bergabung mengikuti latihan. Namun para siswa

kurang begitu baik dalam melakukan permainan, seringnya kehilangan bola saat

menerima operan dari kawan atau pun salah memberikan operan kepada kawan

menjadi penghambat tidak berkembangnya permainan sepakbola. Sedangkan

(12)

dalam permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap orang yang

memainkannya.

Pada saat peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan memperhatikan

siswa kelas VIII yang sedang melakukan pembelajaran sepakbola, penulis melihat

antusias siswa sangat tinggi terhadap materi olahraga permainan tersebut. Hal itu

terlihat dari semangat siswa saat menyiapkan sarana belajar. Namun ketika masuk

pada materi inti, proses pembelajaran yang penulis amati terlihat monoton. Guru

memberikan materi ajar mirip seperti pendekatan teknis yang membariskan siswa

untuk bergantian melakukan passing. Masih banyak siswa yang terlihat pasif karena harus menunggu giliran menendang. Hal ini tentu membuat gerak siswa

kurang begitu banyak untuk melakukan passing dan stoping dalam pembelajaran sepakbola.

Dari fakta di atas dapat digambarkan bahwa hal ini masih menunjukkan

lemahnya model pendekatan yang diterapkan oleh guru, sehingga penulis ingin

menerapkan pendekatan pola gerak dominan dalam upaya meningkatkan pola

gerak dominan stop-passing siswa dalam permainan sepakbola.

Sehingga, dari latar belakang di atas maka penulis memilih judul

“Penerapan Model Pendekatan Pola Gerak Dominan Terhadap Hasil

Pembelajaran Stop-Passing Dalam Permainan Sepakbola”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis

merasa jika masalah yang akan penulis teliti harus dirumuskan terlebih dahulu.

Hal ini untuk memudahkan dan menspesifikasikan masalah utama yang akan

diteliti, supaya masalah tersebut tidak keluar dari fokus masalah. Karena jika

permasalahan yang akan diteliti terlalu luas dan umum akan menyulitkan peneliti

dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, perumusan masalah dalam suatu

penelitian sangat diperlukan.

Maka, untuk memudahkan pembahasan peneltian ini, masalah tersebut

(13)

1. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil

pembelajaran kemampuan stop-passing siswa dalam permainan sepakbola?

2. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap

kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta

mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar siswa dalam

permainan sepakbola?

3. Seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan terhadap

pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang telah diungkapkan di atas, maka secara

umum penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan

terhadap hasil pembelajaran stop-passing siswa dalam permainan sepakbola?

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan

terhadap kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,

serta mau bergantian memakai sarana dan pra sarana belajar siswa dalam

permainan sepakbola?

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan pola gerak dominan

terhadap pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola?

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan ketika adanya hasil penelitian tentang model pendekatan pola

gerak dominan terhadap hasil pembelajaran stop-passing dalam permainan

sepakbola akan dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan pola gerak

(14)

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan keilmuan tentang

model pendekatan pola gerak dominan untuk meningkatkan pola gerak

dominan stop-passing siswa, peningkatan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, serta mau bergantian memakai sarana dan

pra sarana belajar dan pemahaman materi siswa dalam permainan sepakbola

selama mengikuti pembelajaran penjas.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan penting dan

untuk memperluas wawasan pada para guru penjas atau pun lembaga

sekolah tentang pemakaian pendekatan pola gerak dominan untuk

diterapkan dalam pembelajaran penjas, khususnya permainan sepakbola di

sekolah.

E. Batasan Penelitian

Agar pokok permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas dan umum,

maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pendekatan pola

gerak dominan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap, pemahaman materi,

dan pola gerak dominan stop-passing siswa dalam pembelajaran sepakbola.

3. Penelitiannya menggunakan penelitian Eksperimen.

4. Populasi

Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2007, hlm. 20) yang

mengungkapkan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/ subyek yang

mempnyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka yang menjadi populasi peneliti

(15)

siswa dan sampel adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Lembang yang

berjumlah 30 orang siswa.

5. Lokasi penelitian akan dilaksanakan di kampus SMPN 1 Lembang di

Jalan Raya Lembang No 357 Lembang.

F. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah – istilah dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri

dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang (Sucipto, dkk,

2000, hlm. 7).

2. Pola gerak dominan adalah pola gerak yang mendasari terbentuknya

keterampilan dasar sehingga perannya dianggap dominan. PGD inilah

yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks (Mahendra, 2010,

hlm. 49).

3. Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain (Danny Mielke, 2007, hlm. 20).

4. Menghentikan bola (stopping) merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan

teknik menendang bola. tujuan menghentikan bola untuk mengontrol

bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur teempo permainan,

mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing

(Sucipto, dkk, 2000, hlm. 23)

5. Domain Kognitif

Domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal

lingkungan terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara

hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks,

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

(16)

6. Domain Afektif

Domain afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam

mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam

kemampuan emosional yang disusun secara hierarkis, yaitu kesadaran,

partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian nilai, dan karakterisasi

diri. (Sagala, 2010, hlm. 33)

7. Domain Psikomotor

Domain psikomotor, yaitu kemampuan-kemampuan motorik

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan

refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan jasmani,

gerakan-gerakan terlatih, dan komunikasi nondiskursif. (Sagala, 2010,

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk dapat

membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti, karena metode

penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

pengumpulan dan analisis data. Menurut Arikunto (2007, hlm. 151) yaitu: ”Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) yang dimaksud dengan metode penelitian eksperimen adalah, “Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Sedangkan Arikunto (2007, hlm. 207) menjelaskan sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari ”sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk

menentukan apakah ada atau tidak hubungan sebab akibat dari variabel-variabel

yang akan di teliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti ada tidaknya

pengaruh penerapan model pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil

pembelajaran stop-passing dalam permainan sepakbola.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya. Pelaksanaan

penelitian tidak akan lepas dari objek yang akan diteliti karena melalui objek yang

(18)

dalam penelitian dan diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang

keberhasilan penelitian, menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) populasi adalah :

Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dari benda-benda alam yang lain.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah siswa kelas VIII di

SMP Negeri 1 Lembang.

2. Sampel

Setelah menentukan populasi, terdapat bagian lain yang lebih khusus

untuk mendapat perlakuan dalam suatu penelitian, yaitu sampel. Sampel menurut

Sugiyono (2012, hlm. 118) adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Lembang yang berjumlah 121 orang

siswa. Populasi tersebut akan dijadikan sampel sebanyak 30 siswa dengan

perhitungan 25% dari seluruh populasi yang ada. Pengambilan sampel tersebut

mengacu pada pendapat Arikunto (2007, hlm. 134) yang mengemukakan, bahwa “.... jika subyeknya banyak (lebih dari 100 orang), sampel dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih.”

Sampel untuk penelitian ditentukan menggunakan teknik simple random

sampling (sampel acak). Adapun penjelasan mengenai simple random sampling

(sampel acak) menurut Sugiyono (2012, hlm. 120) adalah “Dikatakan simple

karena sederhana, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara

demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen”. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang siswa laki-laki kelas VIII SMPN 1 Lembang.

Cara pengambilan sampel dilakukan secara acak berdasarkan absen siswa laki-laki

kelas VIII A – VIII I dengan kelipatan 4 dari setiap nomor absen siswa laki-laki.

Setelah didapat 30 orang sampel, kemudian dibagi menjadi 15 orang untuk

(19)

R O1 X O2

R O3 O4

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan setelah tes awal dan

seluruh sampel telah memiliki nilai tes awal tersebut. Untuk lebih jelasnya,

pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat di data lampiran.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian.

Mengenai desain penelitian, Sugiyono (2004, hlm. 40) mengatakan bahwa “Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.”

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-postest control group design menurut Sugiyono (2012, hlm. 112). Dalam desain penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Gambar 3.1

pretest-postest control group design

Keterangan :

R : Random (sampel dipilih secara acak) O1 : Tes awal untuk kelompok eksperimen O2 : Tes akhir untuk kelompok eksperimen X : Perlakuan (treatment)

O3 : Tes awal kelompok kontrol O4 : Tes akhir kelompok kontrol

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Desain dan terdiri dari satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Dalam penelitian yang menggunakan Pretest-Postest Control Group Desain ini dilakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa kemudian diberi perlakuan atau treatment, setelah diberi perlakuan selama 14 kali pertemuan selanjutnya dilakukan tes akhir. Setelah data terkumpul kemudian

dilakukan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar

(20)

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan maka

diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai rencana kerja. Dalam penelitian ini

penulis menggambarkan langkah penelitian sebagai berikut.

Populasi

Tes Awal

Sampel

Bagan 3.2 Langkah-langkah Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian

diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2007, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Tes Akhir

Analisis data

(21)

yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.”

Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada

akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh

hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan passing dan stoping yang akan diberikan peneliti pada testee. Ada pun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Tujuan tes : Mengukur gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola.

2. Alat yang digunakan :

a. Bola 2 buah

b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah)

d. Kapur.

3. Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari

sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun

sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan

menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan

menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan

pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30

detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola

cadangan yang telah disediakan.

4. Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola

b. Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki.

5. Cara menskor :

Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,

(22)

Untuk lebih jelasnya format penilaian stop-passing penulis tampilkan ke dalam bentuk gambar sebagai berikut.

60 cm

4 m

4 m

3 m

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola

Selain pemberian tes awal stop-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek

yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan

hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung

oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

adalah berupa ekskperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses

pembelajaran sepakbola dan diakhiri dengan melakukan tes akhir.

a. Pelaksanaan tes awal dan tes akhir

Pelaksanaan tes awal pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 2013 pukul

14.00-16.00 WIB, bertempat di lapangan Guruminda Lembang, Kabupaten Bandung

(23)

dominan siswa dalam permainan sepakbola, yaitu gerak dominan passing dan

stoping pada kelompok sampel sebelum diberikan pembelajaran. Sebelum melakukan tes, sampel diberikan penjelasan bahkan diberikan contoh terlebih

dahulu agar siswa mengetahui tentang cara melakukan passing dan stoping

dengan benar serta mengetahui tata cara melakukan tes awal stop-passing.

Pelaksanaan pembelajaran/ latihan dimulai pada pukul 14.00 WIB sampai

dengan pukul 16.00 WIB sesuai dengan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Proses

pembelajaran berlangsung selama enam minggu dengan jumlah pertemuan

sebanyak 16 kali pertemuan. Dalam satu minggu terdapat 3 kali pertemuan, yaitu

pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Jumlah pertemuan latihan 3 kali seminggu ini

telah diungkapkan oleh Harsono (1988, hlm. 194) yang mengemukakan bahwa “...latihan sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu misalnya Senin, Rabu, Jum’at, dan diselingi dengan satu hari istirahat”.

Setelah pembelajaran dilakukan selama 14 pertemuan, maka dilakukan tes

akhir yang pelaksanaannya diadakan pada tanggal 9 November 2013. Pelaksanaan

tes akhir dilakukan pada jam 14.00-16.00 WIB seperti pada saat melakukan tes

awal. Tujuan tes akhir adalah untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

diberikan perlakuan yang berbeda dalam melakukan stop-passing dalam permainan sepakbola.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Satu pihak untuk

melakukan uji tersebut, terlebih dahulu mencari persyaratan uji yaitu:

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan

rumus dari Sujana (2002:67) sebagai berikut:

(24)

:

: Skor rata-rata yang dicari

∑ : Jumlah skor yang di dapat : Jumlah responden

2. Simpangan Baku

Langkah-langkah penghitungan dengan rumus :

S =√∑( )

Keterangan :

S : Simpangan baku yang dicari

∑( ) : Jumlah skor dikurangi rata-rata yang dikuadratkan

: Jumlah sampel dikurangi satu

3. Uji Normalitas Data

Data Normalitas digunakan melalui pendekatan uji lillifors ( LO ).

Langkah-langkah pengujian normaliotas dengan pendekatan uji lilifors

adalah sebagai berikut :

a. Menyusun data hasil pengamaatan, yang dimulai dari nilai pengamatan

yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar ( Xi ).

b. Tentukan rata-rata ( mean ) dan simpangan baku.

1. Nilai Rata-rata ( Mean )

2. Simpangan baku ( S )

S = √∑( )

c. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan

pendekatan Z skor yaitu :

(25)

d. Untuk tiap baku angka tersebut dengan bantuan tabel distribusi normal

baku (tabel distribusi Z). kemudian hitung peluang dari masing-masing

nilai Z (Fzi) dengan ketentuan : jika nilai Z negative, maka dalam

menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas distribusi Z pada tabel.

e. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat

kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi

dengan banyaknya sampel.

f. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

g. Apabila harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah symbol Lo.

h. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilifors, maka tentukan

nilai L.

i. Bandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui

diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria :

- Terima Ho jika Lo < Lα = Normal

- Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak Normal

4. Pengujian Homogenitas

Rumus yang digunakan untuk menghitung homoginetas menurut

Sudjana ( 2002:250 ) adalah sebagai berikut :

F =

- Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis :

Tolak hipotesis ( ho ) jika F > Fα, dalam hal lain Ho diterima.

- Batas krittis penolakan dan penerimaan hipotesis :

dk pembilang = n-1 = 10-1=9

dk penyebut = n-1 = 10-1=9 Dengan α = 0,05.

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak

Menguji hipotesis, rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002,

(26)

S2 =

Untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan

(27)

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dikemukan pada Bab IV, tentang

penerapan pendekatan pola gerak dominan terhadap hasil belajar stop-passing pada pembelajaran sepakbola, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut :

1. Pendekatan pola gerak dominan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

stop-passing dalam permainan sepakbola.

2. Pendekatan pola gerak dominan dapat meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri,

keberanian, menghargai lawan, serta sikap bersedia untuk bergantian menggunakan

sarana dan pra sarana pembelajaran.

3. Pendekatan pola gerak dominan menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi

stop-passing dalam permainan sepakbola. B. Saran

1. Untuk meningkatkan kemampuan stop-passing siswa, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak dominan dalam pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,

dan sikap bersedia untuk bergantian menggunakan sarana dan pra sarana pembelajaran,

serta untuk menjadikan pemahaman siswa lebih baik tentang materi stop-passing dalam permainan sepakbola, seyogianya guru penjas menerapkan model pendekatan pola gerak

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Reinika Cipta

Bahagia, Y. (2010). Media Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Eric C. B. (2003). Latihan Sepak Bola Metode Baru. Bandung : CV. Pionir Jaya

Gumilar. (2011). Implementasi Pendekatan Teaching Game For Understanding

(TGFU) Terhadap Hasil Pembelajaran Aktivitas Sepak Bola. Bandung : Tidak diterbitkan.

Hamalik. (1995), Kurikulum Dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tanbak Kusuma.

Husdarta, Saputra, Yudha. (2000). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar Dan Pembelajaran Penjas. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Komalasari, K. (2010). PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Radika Aditama

Kosasih, E. (1985). Olahraga Teknik Dan Program Latihan. Jakarta: Akademia Presindo

Lutan, R, (2000). Pengantar Belajar Keterampilan, Pengantar Teori Dan Metode. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Luxbacher.(1997). SEPAKBOLA: Taktik Dan Teknik Bermain. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

(29)

Mahendra, A. (2010). Pembelajaran Senam Artistik. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universtas Pendidikan Indonesia Bandung

Mielke, Danny, (2007). Dasar-Dasar Bermain Sepak Bola. Bandung : Human Kinetics

Mudhofir. (2003). Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nurhasan. (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sagala. (2010). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Slameto. (1995). Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Soejoedi, I. (1999). Permainan Dan Metodik. Jakarta : Depdikbud

Sucipto. Dkk. (2000). Sepakbola. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas

Sudjana. (2004). Hasil Belajar [Online]. Tersedia Dalam Website

http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03/ pengertian- definisi-hasil-belajar.html

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukatamsi. (1992). Permainan Besar I Sepakbola. Jakarta: PT Balai Pustaka Indonesia

Sulaeman, C. (2010). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar

Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola di SMP Negeri 3 Lembang. Bandung : Tidak diterbitkan

Syaiful dan Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Mulya

UPI (2013), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Bandung

Winkel. (1999). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia

Gambar

pretest-postest control group designGambar 3.1
Gambar 3.3 Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung 07/Ba-HPL/Fisik II/BM-APBD/PU/X/2014 Tanggal 03 Oktober

Tools untuk dokter , perawat atau apoteker dalam berkomunikasi dengan pasien / keluarga?. • Pertanyaan akan ditanyakan oleh pasien atau keluarga • Review terhadap

Sahabat MQ/ setidaknya tahun ini/ masih terdapat 136 desa rawan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta// Setengah dari jumlah tersebut/ berada di daerah tandus

[r]

Lailasari Hutabarat, Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai Berdasarkan Aktivitas.. Enzin Peroksidase (POD)

Dengan subjek penelitian guru-guru yang mengajar mata pelajaran IPA di kelas. Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran

SEGMEN BERITA REPORTER A Kemegahan Rumah Joglo di Kabupaten Sleman 12 jan 2007 C. Joglo simbol desa

Walaupun penyemprotan menjadi agenda dalam waktu dekat ini / namun pihak dinas berharap peternak lebih sigap untuk melakukan tidakan pencegahan / termasuk kebersihan kandang