• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA : Studi Deskriptif di SMK Angkasa Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA : Studi Deskriptif di SMK Angkasa Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Oleh: SAEFULLAH

1001187

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Angkasa Bandung)

Oleh: Ssaefullah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

©Saefullah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

HUBUNGAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI TEHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA (STUDI DESKRIPTIF DI SMK ANGKASA BANDUNG)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs H. Yus Solihin Y, M. Ed. NIP 195003111978101001

Pembimbing II

Yusuf Hidayat, M. Si. NIP 196808301999031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Batasan Masalah ... 7

1.4.Tujuan Penelitian ... 8

1.5.Manfaat Penelitian ... 8

1.5.1 Manfaat Praktis ... 8

1.5.2 Manfaat Teoritis ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 9

2.1Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Pendidikan Jasmani ... 9

2.1.2 Kegiatan Ekstrakurikuler ... 13

2.1.3 Olahraga... 17

2.1.4 Permanan Bola Voli ... 20

2.1.5 Pembentukan Karakter ... 22

2.2Kerangka Pemikiran ... 31

(5)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

2.2.2 Hubungan Antara Ekstrakurikuler Bola Voli dengan Pembentukan

Karakter Siswa ... 32

2.3Hipotesin Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1Lokasi Penelitian ... 35

3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.3Desain Penelitian ... 36

3.4Metode Penelitian... 36

3.5Instrumen Penelitian... 37

3.6Uji Coba Instrumen Penelitian ... 40

3.6.1 Uji Validitas ... 41

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.7Pengolahan Data Penelitian... 44

3.7.1 Pemaparan Data ... 44

3.7.2 Uji Normalitas ... 45

3.7.3 Uji Regresi Linier Sederhana ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Tingkat Keikutsertaan Ekstrakurikuler Bola Voli ... 47

4.1.2 Tingkat Pembentukan Karakter ... 47

4.1.3 Hasil Uji Normalitas ... 51

4.1.4 Hasil Uji Korelasi ... 52

4.2 Deskripsi Penelitian ... 53

4.3 Pembahasan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1Kesimpulan ... 57

5.2Saran ... 57

(6)

vii

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

(7)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar hubungan ekstrakurikuler bola voli dengan pembentukan karakter siswa di SMK Angkasa Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan responden/sampel yang berjumlah 15 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Sampel tersebut terbagi atas dua kelopok yaitu kelompok dengan kehadiran ekstrakurikuler 70%-80% dan kelompok siswa dengan kehadiran ekstrakurikuler 81%-90%. Kedua kelompok tersebut diberikan angket yang sama dengan variabel pembentukan karakter siswa. Kemudian angket tersebut dihitung menggunakan rumus korelasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan kegiatan ekstrakurikuler bola voli yang dibuktikan dengan kehadiran minimal 70% selama mengikuti kegiatan satu tahun. Hasilnya diperoleh koefisien korelasi dari masing-masing kelompok berturut-turut dengan nilai korelasi 0,777 dan 0, 863. Lalu nilai tersebut diukur dengan menggunakan tabel interpretasi Arikunto (2010:319) dengan hasil nilai interpretasi kelompok dengan kehadiran 81%-90% termasuk dalam taraf intepretasi tinggi sedang kelompok dengan kehadiran 70%-80% termasuk pada taraf interpretasi cukup. Ini menunjukkan bahwa kelompok dengan kehadiran pada kegiatan ekstrakurikuler 81%-90% lebih memiliki karakter lebih baik dari pada kelompok dengan presentase kehadiran 70%-80%.

Key words : Kegiatan ekstrakurikuler, Bola voli, Pembentukan karakter.

ABSTRACT

.

The aim of this research to find out how much the relationship extracurricular volleyball on character formation of students in SMK Angkasa Bandung. The method used in this research is descriptive research method with respondents / sample of 15 students who take part in extracurricular volleyball. The Samples divide of two group level is the group with the presence of 70% -80% extra-curricular and extracurricular student groups in the presence of 81% -90%. Both groups give the same questionnaire with variable character formation of students. The questionnaires were then calculated receipts correlation formula to determine how much the relationship volleyball extracurricular activities as evidenced by the presence of at least 70% during the activity of the year. The results obtained from the correlation coefficient of each group in a row with a value of correlation 0.777 and 0, 863. Then make use of the table is measured with Arikunto interpretation (2010: 319) with the results interpretation of the group with a 81% -90% presence including in level the presence of medium height with a group of 70% -80% including at the level of interpretation sufficient. It reveals that a group with a presence in extracurricular activities 81% -90% more to have better character than in the group with a percentage of 70% -80% attendance.

(8)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam megawali kerjanya dalam pemerintahan pada kabinet bersatu II meyatakan bahwa kita harus menjaga jati diri kita, ke-Indonesiaan kita. Hal yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain di dunia ialah budaya kita, way of life kita dan ke-Indonesiaan kita. Ada identitas dan kepribadian yang membuat bangsa Indonesia khas, ungggul, dan tidak modah goyah. Ke-Indonesiaan kita tercermin dalam sikap pluralisme atau kebhinekaan, kekeluargaan, kesatuan, toleransi, sikap moderat, keterbukaan dan kemanusiaan. Hal-hal inilah yang harus kita jaga, kita pupuk, kita suburkan di hati kita dan anak-anak kita. Pernyataan ini menunjukan bahwa presiden ingin mengangkat persoalan karakter bangsa dalam dinamika pembangunan nasional. Itulah sebabnya pada tanggal 14 Januari 2010, dalam sarasehan nasional diselenggarakan oleh Kementrian Pendidkan Nasional telah dideklarasikan

“Pendidikan budaya dan Karakter Bangsa” sebagai gerakan nasional.

Presiden dan Kementrian Pendidikan Nasional mengangkat persolaan karakter bangsa itu bukan semata-mata sebuah basa-basi, tetapi tekait realitas kehidupan masyarakat dan masalah-masalah sosio-kebangsaan di Indonesia. Seperti kenakalan dan perkelahian remaja/pelajar, demo yang berujung pada bentrokan, lalu lintas yang kurang tertib, korupsi, serta pelanggaran HAM yang semuanya disebabkan karena hilangnya nilai-nilai karakter bangsa yang melekat pada masyarakat yang kesemuanya itu memberikan keresahan pada masyarakat.

Beberapa media memberitakan menurunnya nilai-nilai karekter yang ada pada bangsa ini, diantaranya ialah seperti “...lagi, pelajar tewas akibat tawuran,

(9)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan beberapa siswa dari salah satu sekolah menengah pertama negri di-Jakarta.

Dalam situs berita Tumbasmedia.com juga diberitakan persoalan kenakalan pelajar yakni ...satu siswa tewas akibat tawuran pelajar antara SMAN 70 Bulungan Jakarta dengan SMAN 5 Bulungan Jakarta yang di ases pada tanggal 15 April 2014. ( Sumber [online] http://TumbasMedia.com/kenakalan-remaja.html ). Masih dalam situs yang sama diberitakan pula bahawa siswi SMP di Sleman, Yogjakarta membawa ciu (minuman keras tradisional) didalam kelas. ( Sumber [online] http://TumbasMedia.com/kenakalan-remaja.html ).

Beberapa contoh tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi kemerosotan nilai-nilai karakter bangsa pada pelajar. Kenakalan pada pelajar/remaja normal terjadi sebab pada masa tersebut mereka berada pada masa transisi dari anak menuju dewasa. Menurut Anna Freud (dalam Yusuf, S, 2014) masa remaja juga dikenal dengan masa strom and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Pada masa ini remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan dan sebagai akibatnya akan muncul kekecewaaan dan penderitaan, meningkatnya konflik dan pertentangan, impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan (Gunarsa, 1986).

Dalam upaya pencegahan dan penanganannya, pendidikan haruslah meningkatkan peranannya dalam menciptakan bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia. Yaitu sebagai usaha sadar dan berencana yang memiliki tujuan untuk menciptakan bangsa yang cerdas serta berakhlak mulia. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(10)

3

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan negara.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai bagian dari pendidikan memiliki peran yang sama dengan pendidikan itu sendiri, seperti yang disebutkan Depdiknas (2006: 648) bahwa:

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat terlihat bahwa tujuan pendidikan yang tertera pada UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, sebagian besar tercantum dalam tujuan mata pelajaran penjasorkes. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan memaksimalkan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Melalui aktivitas olahraga dan permainan yang banyak mengandung nilai-nilai positif didalamnya diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan efektif, yang bukan hanya mengembangkan kemampuan psikomotor. Sesuai dengan tujuan penjasorkes dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar (2006: 648)

Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut

(1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

(2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

(3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

(4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

(5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis.

(11)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Begitu kompleks tujuan dari penjasorkes, tidak hanya dalam kemampuan psikomotor, kemampuan kognitif dan afektif juga tidak lepas dari tujuan tersebut. Namun, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan, tujuan yang telah tersusun secara rapi dan sistematis masih sulit untuk dicapai. Pembelajaran penjasorkes di sekolah yang kurang maksimal dapat menjadi salah satu penyebabnya. Berdasarkan pengalaman mengajar, pertemuan yang hanya satu kali dalam seminggu menyulitkan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu diperlukan jam tambahan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran agar tercapailah tujuan dari pembelajaran itu.

Dalam hal ini penjasorkes yang dalam penyampaiannya menggunakan aktivitas olahraga dan permainan, seperti atletik, permainan bola besar: sepak bola; bola basket; bola voli dan lain-lain sangat perlu untuk melakukan tambahan jam pelajaran demi tercapainya tujuan, baik tujuan penjasorkes itu sendiri maupun tujuan pendidikan nasional.

Penambahan jam tersebut dapat dilakukan di luar jam belajar mengajar melalui kegiatan ekstrakurikuler, selain sebagai tambahan jam belaja,r kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa. Menurut Nurdin (2009) dalam Tarmidi (2012: 83)

Pengembangan potensi siswa tidak hanya dapat dikembangkan hanya melalui pendidikan intrakurikuler, namun pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikulerpun memiliki peranan yang besar pula, baik ekstrakurikuler yang bersifat ilmiah, keolahragaan, nasionalisme, maupun keterampilan.

(12)

5

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran penjasorkes dan ekstrakurikuler olahraga akan saling melengkapi satu sama lain. Kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran penjasorkes akan diperbaiki di dalam aktivitas kegiatan ekstrakurikuler, begitu juga sebaliknya. Nilai-nilai yang ada pada aktivitas olahraga dan permainan yang belum tercapai di dalam pembelajaran penjasorkes diharapkan dapat tercapai di dalam kegiatan ekstrakurikuler. Melalui aktivitas olahraga dan permainan tersebut siswa akan belajar bekerja sama dan bersikap sportif, disiplin, tanggung jawab, fairplay dan sebagainya. Menurut Brooks (2000) dalam Tarmidi (2012: 84)

bahwa:

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan, tetapi mereka juga belajar untuk menghormati otoritas, belajar untuk menghadapi tantangan baru, dan menikmati kebersamaan dengan teman.

Salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan permainan yang dapat mewakili hal tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli merupakan kegiatan permainan beregu, yang mampu mengembangkan bentuk kerja sama, disiplin, saling percaya dan komunikasi, sehingga kental dengan nuansa sosial. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga dalam hal ini adalah bola voli tidak hanya baik untuk mengembangkan aspek fisik saja akan tetapi baik juga untuk perkembangan aspek sosial dan emosional siswa. Tarmidi (2009: 89) mengungkapkan bahwa:

Berolahraga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, mengurangi tekanan darah, dan meningkatkan harga diri. Anak-anak yang berolahraga lebih percaya diri, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, dan biasanya mendapatkan nilai yang lebih baik.

Hal tersebut berkaitan dengan ranah emosional, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga seperti bola voli diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Teknik bermain bola voli yang bervariasi dan sulit untuk dikuasai, permainan bola voli yang mengembangkan kerjasama, dan kompetisi merupakan salah satu bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler bola voli guna melatih mengendalikan emosi. Kemampuan dalam mengendalikan emosi ini biasa disebut dengan kecerdasan emosional. Hurlock (1960) dalam Nurgala

(13)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

kecerdasan emosional adalah pola permainan yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan orang lain atau

teman secara penuh.”

Pengalaman berlatih dan bertanding dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli secara tidak langsung akan melatih kecerdasan emosional seseorang melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada saat mengikuti kegiatan tersebut. Penelitian Mahoney (2006) dalam Tarmidi (2012: 89) pada remaja putri berumur 14 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, menunjukkan bahwa:

Kecerdasan emosional remaja tersebut dapat berubah tergantung dari pengalaman yang didapatnya. Kecerdasan emosional yang rendah atau negatif ditemukan ketika remaja tersebut merasakan stres saat dia harus menguasai teknik olahraga yang sempurna (intrapersonal), saat mengikuti suatu kompetisi (situational) serta disaat mendengar penilaian yang negatif dari pembimbingnya (significant others). Tetapi kecerdasan emosional remaja tersebut dinilai mengalami peningkatan atau positif saat dia senang karena berhasil menguasai teknik yang susah (intrapersonal), menang dalam sebuah kompetisi (situational) dan mendapatkan pujian serta teman-teman baru disaat berkompetisi (significant others).

Permainan bernuansa sosial ini sudah menjadi barang tentu memberikan sumbangsih langsung pada pembentukan karakter bagi siswa yang mengikutinya. Hasil penelitian Blomfield (2010) dalam Tarmidi (2012: 85) yang dilakukan pada siswa-siswa di Australia menunjukkan bahwa “Keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga mengurangi tingkat penggunaan alkohol, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, serta meningkatkan rasa kepemilikan terhadap

sekolahnya.”

Kenakalan pelajar yang mengakar pada kehidupan remaja saat ini, khususnya remaja Sekolah Lanjutan Atas (SLA), diharapkan dapat dikurangi bahkan dihilangkan melalui keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli ini. Nilai-nilai positif yang ada di dalam permainan bola voli seperti kerja sama, tanggung jawab, disiplin, saling menghargai dan lain-lain semoga dapat menjadi bagian dari pelajar saat ini agar terciptalah pelajar yang berkarakter dan berkepribadian mantap sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional.

(14)

7

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pembentukan karakter siswa, yaitu khususnya siswa-siswi yang berpartisipasi didalam kegiatan ekstrakurikuler bola voli. Oleh karena itu judul yang diambil

dalam penelitian ini adalah “Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter siswa”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah terdapat hubungan antara kegiatan ekstrakulikuler bola voli terhadap pembentukan karakter siswa ?

b. Seberapa kuat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler bola voli dengan pembentukan karakter siswa ?

1.3.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu diberikan pembatasan masalah agar dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari masalah dan tujuan penelitian. Mengenai pembatasan masalah penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Variebel bebas : ekstrakulikuler bola voli. 2. Variebel terikat : pembentukan karakter siswa.

3. Populasi : semua anggota aktif ekstrakurikuler bola voli. 4. Sampel : semua angota aktif ekstrakurikuler bola voli yang

(15)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

a. Apakah kegiatan ekstrakurikuler bola voli mempunyai hubungan dengan pembentuk karakter siswa disekolah.

b. Seberapa kuat hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler bola voli dengan pembentukan karakter siswa.

1.5.Manfaat Penelitian

Sebelumnya telah penulis kemukakan uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka selanjutnya penulis menuliskan manfaat penelitian ini, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1.5.1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan kegiatan ekstrakulikuler bola voli terhadap pembentuk karakter siswa disekolah

b. Menambah khasanah bahan pustaka baik di tingkat program, fakultas maupun universitas.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan variabel lainnya yang lebih variatif.

1.5.2. Manfaat Praktis

Dalam tatanan praktis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

(16)

9

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(17)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Angkasa Bandung, beralamat di Jalan Letu Subagio no. 22 Bandung 40174.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi atau yang biasa disebut dengan universe atau universum merupakan sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki atau diamati. Menurut Sugiyono (2009: 117) yang dimaksud dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMK Angkasa Bandung yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian dari populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli. Hal ini sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel

menurut Arikunto (2008: 116) dalam Widhisudarta (2013) “Apabila populasi

kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan

(18)

36

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.3. Desain Penelitian

Desain penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam proses penelitian, dengan adanya desain penelitian maka penelitian akan terarah dan terencana sehingga dapat memberikan efisiensi dan keakuratan terhadap tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hidayat (2013) bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang suatu pengumpulan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.

(Sumber [online]. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/ 2013/01 /DESAIN-PENELITIAN.doc. diakses tanggal 7 Desember 2013)

Adapun desain penelitian yang dibuat untuk lebih memudahkan proses penelitian dalam mencapai tujuan secara optimal, yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1

Keterangan :

X : Kegiatan Ekstrakulikuler Bola Voli Y : Pembentukan Karakter Siswa

Terdapat dua variebel dalam penelitian ini yaitu, variebel bebas (X) adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bola voli dan variebel terikat (Y) yakni pembentukan karakter siswa.

3.4. Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 6), bahwa:

(19)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian.

Dengan kata lain, metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencari jawaban atau kebenaran dari masalah dan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan

variabel lain” (Siregar dalam Wardhani, 2013: 31). Sedangkan menurut Ali dalam Rizki (2013: 42) menyebutkan bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada saat sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis atau pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah cara untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada saat sekarang dengan melakukan pengumpulan dan pengolahan data untuk menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau situasi yang sebenarnya. Penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi kegiatan ekstrakurikuler bola voli dalam pembentukan karakter siswa di SMK Angkasa Bandung bagi siswa yang mengikutinya

3.5. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2009: 199) angket adalah:

(20)

38

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena penelitian ini terdiri dari dua variabel, maka dalam penelitian ini terdapat dua jenis

angket yaitu : (1) angket yang mengukur Kegiatan ekstrakulikuler bola voli (2) angket yang digunakan untuk mengukur pembentukan karakter. Namun karena peneliti memiliki batas penelitian yaitu sampel yang diteliti ialah anggota ektrakurikuler bola voli yang sudah mengikuti lebih dari satu tahun, maka angket yang digunakan pun hanya satu. Yakni angket pembentukan karakter saja. “Agar instrumen dapat meghasilkan data kuantitatif, maka setiap instrumen harus

memiliki skala”. (Sugiyono, 2009 : 133).

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert ini, maka variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi beberapa indikator, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun kisi-kisi angket kemudian dikembangkan menjadi butir pertanyaan atau pernyataan dalam angket tersebut.

Untuk penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia maka dibuatlah kisi-kisi angket.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Pembentukan Karakter Siswa (PREMENDIKNAS No. 23 TAHUN 2006)

(21)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tabel Lanjutan Menunjukkan sikap

sportifitas

1. Lapang dada dan

menerima kekalahan 16,13 43,47,58 2. Berani jujur 18,25 49,51 3. Bersikap kompetisi

dan mau bersaing dengan orang lain

26,31 14,50,59 Bertanggungjawab 1. Melakukan apa yang

diungkapkan 1,2,3,4 7,9,22,24 2. Berani meminta maaf

dan menanggung beban dari apa yang telah dilakukan

21,32,40 52,55

Menghargai 1. Menghargai

keputusan bersama 28,36 53,56 2. Meghargai pendapat

orang lain 34,46 54,57,60

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap

(+) (-)

1. Mengapresiasi teman 8,20 45,48 2. Mengapresiasi lawan

(22)

40

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

yakni skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh Sudjana dan Ibrahim (2001:107) sebagai berikut:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Megenai pemberian nilai altenatif jawaban yang digunakan dalam angket skala likert adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel pemberian nilai altenatif jawaban angket skala likert Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Perlu penulis jelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998:184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

(23)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

3.6. Uji Coiba Angket

Setelah butir-butir pertanyaan atau pernyataan disusun, maka akan dilakukan terlebih dahulu uji coba angket, sebelum dilakukan penyebaran angket yang sebenarnya. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel, maka diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2010: 210) adalah sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui tingkat pemahaman instrumen, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian;

(2) Untuk mengetahui teknik yang paling efektif;

(3) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket;

(4) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan

Uji coba angket ini dilakukan pada sekolah yang berbeda yaitu, SMA 29 Bandung. Dengan jumlah siswa yang mengikutinya sebanyak 21 siswa. Sebelum para responden mengerjakan angket terlebih dahulu peneliti menjelaskan tata cara pengisian angket tersebut.

3.6.1.Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat

ukur tersebut adalah angket. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2009: 173).

(24)

42

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban. (2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap

(4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.

Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan “Tabel Harga dari r Product-Moment” (Arikunto, 2010: 402) dengan jumlah responden (n) sebanyak 21 responden adalah 0,44 Apabila rtabel lebih besar atau sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.

3.6.1.1. Uji Validitas Instrumen Pembentukan Karakter

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan formula pearson product-moment dalam microsoft excel diperoleh data sebagai berikut yang akan disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 3.3

Uji Validitas Instrumen Pembentukan Karakter

No Rhitung Keterangan No Rhitung Keterangan

(25)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 39 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 21 butir soal.

3.6.2.Uji Reabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang

(26)

44

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

sesungguhnya. Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod).

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut.

(1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap. (2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel Y.

(3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment dalam microsoft excel.

(4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian di sesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.

Tabel 3.4

Interpretasi Nilai (arikunto, 2010:319)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah

Rendah

Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)

3.6.2.1. Uji Reliabilitas Instrumen Pembentukan Karakter

Hasil uji coba instrumen akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Veriabel Pembentukan Karakter

Ganjil Genap

(27)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Genap 0,868 1

Instrumen tersebut memiliki koefisien sebesar 0,868. Nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki reabilitas tinggi.

3.7. Pengolahan Data

Setelah memperoleh hasil uji coba angket dan mengumpulkan data dari hasil penyebaran angket yang sebenarnya selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut:

3.7.1.Pemaparan Data Penelitian

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam tabel, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program IBS SPSS versi 21 untuk Windows untuk mencari nilai rata-rata/mean, median, modus, simpangan baku/standar, nilai minimum dan nilai maksimum.

Setelah diperoleh hasil penghitungan data maka selanjutnya dilakukan pengkategorian skor. Hasil penghitungan data tersebut kemudian disesuaikan dengan kriteria skor yang dibuat berdasarkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Kriteria skor tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Skor Berdasarkan Rata-rata (M) dan Simpangan Baku (SD)

No. Kategori Skor

1. Tinggi X > (M + SD)

2. Sedang (M –SD) ≤ X ≤ (M + SD)

3. Rendah X < (M - SD)

(28)

46

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

3.7.2.Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan teknik uji Kolmogrof Smirnov pada program IBM SPSS Versi 21 untuk Windows. Kriteria dari uji normalitas adalah data berdistribusi normal apabila nilai

signifikan atau probabilitas > dari taraf signifikan (α = 0,05). Uji normalitas data dilakukan pada variabel yaitu variabel pembentukan karakter.

3.7.3.Uji Regresi Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS versi 21 untuk Windows meliputi pengujian korelasi dan persamaan regresi.

Pengujian korelasi terhadap variabel X dengan Y, dengan kriteria nilai korelasi (Rhitung) > Rtabel dinyatakan terdapat hubungan antara variabel X terhadap Y. Kemudian nilai koefesien korelasi tersebut disesuaikan dengan kriteria interpretasi koefesien korelasi (rhitung), kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Interpretasi Koefesien Korelasi (r) Riduwan (2012: 2008)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Cukup Kuat Sangat Kuat

(29)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pertanyaan penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Terdapat hubungan yang baik antara kegiatan ekstrkurikuler bola voli terhadap pembentukan karakter siswa di SMK Angkasa Bandung. b. Kegiatan ekstrakurikuler bola voli dengan pembentukan karakter siswa

memiliki hubungan yang sangat kuat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler bola voli, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

a. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan minat siswa yang memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai upaya pembentukan karakter siswa yang telah dibuktikan dalam penelitian ini diharapkan dapat membuat pihak-pihak terkait agar lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuler bola voli.

b. Kepada para siswa hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti kegiatan ekstrakurikuler.

c. Kepada pihak guru dan sekolah hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian pada perkembangan pengetahuan atau kecerdasan intelegensi saja, namun perlu diperhatikan juga perkembangan emosional dan perilaku siswa. d. Kepada para orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif

dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar perkembangan anak-anak lebih maksimal.

(30)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anik, Ghufron.2010. Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran. Cakrawala pendidikan Edisi Khusus dies Natalis UNY th. XXIX.

Anuar. (2001). Perkembangan dan Pembentukan Remaja Perspektif Islam. Kajian Malaysia, Jld. XIX, No.2. Desesmber. Pp 79-101.

Ardiyanto, Hedi. (2010). Perencanaan Program Ekstrakulikuler Olahraga. Pp. 1-1.

Arakin, W. 2013. Kegiatan Ekstrakurikuler. [Online]. Tersedia: http://waitukanarakian.blogspot.com/2013/01/kegiatan-ekstrakurikuler.html [27 April 2014].

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineke Cipta. Asrul, Muhammad. (2010). Keunggulan Ekstrakulikuler. Pp. 1-6.

Astuti, Siti Irene. 2010. Pendekatan Holistik dan Kontekstual Dalam Mengatasi Krisis Karakter di Indonesia. Cakrawala pendidikan Edisi Khusus dies Natalis UNY th. XXIX.

Balitbang, Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. (2009). Model Pelaksanaan ESD Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.[online]. Tersedia: http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/puslitjak/laporan_hasil_penelitian/2009 /ESD2009%20-%20Model%20EXTRA%20isbn.pdf. [26 April 2014]. Budiman. (2011). Perkembangan Remaja dan Permasalahannya. Pp.1-21.

Depdiknas. (2003). UU RI No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [online]. Tersedia: http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf. [27 April 2013].

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjas SMA. UPI Bandung: File Kuliah.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi, A. (2013). Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif. [online]. Tersedia: http://rian.hilman.web.id/?p=5. [25 Desember 2013].

(31)

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Giriwijoyo, Y.S. Santoso et al. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence. Alih bahasa: Widodo, ATK. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Asep Saepul. 2012. Manajemen Sekolah Berbasis Karakter. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Volume 1 No 1 halaman 8-22.

Hidayat, Syarif. (2013). Desain Penelitian. [online].

Tersedia http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/DESAIN-PENELITIAN.doc. [7 Desember 2013].

Kholid, S.F. (2009). Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya. Komariyah, L. dan Angkawidjadja, R.L. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung:

Prodi POR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudjihartono. (2009). Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga Softball Terhadap Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa Sman 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Dosen FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Nurhidayah, Siti.2011. Kelekatan (attachhment) dan Pembentukan karakter. Turat, Vol 7 No 2. UNY

Purwoko, Saktiyono. (2009) Psikologi Remaja. Ppt. 1-21.

Retno, Utami. (2010). Hubungan Antara Minat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Intensi Delinkuensi Remaja Pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Kota Semarang. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Pp 1-24.

Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rizki, Anggi R. (2013). Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi dari Praktek Kerja Industri di SMKN 6 Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sardiman. 2010. Revitalisasi Peran Pembelajaran Ips Dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Cakrawala pendidikan Edisi Khusus dies Natalis UNY th. XXIX.

Slamet, S. (2012). Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

(32)

60

Saefullah, 2014

Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Pembentukan Karakter Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Suhendar, N. (2011). Kontribusi Pembelajaran Futsal Terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Penjas. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Sulaksono, Bambang. (2013). Kontribusi Ekstrakurikuler Bola Basket Terhadap Kecerdasan Emosialan dan Prilaku Hidup Sehat. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Sunarto, H. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. PT. Rineke Cipta.

Suyitno, Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya bangsa Berwawasan kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Karakter, tahun II No 1.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wening, Sri. 2012. Pembentukan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Nilai. Jurnal Pendidkan Karakter No 1. UNY

Widyowati, Arini dan Hadjam M. Noor. 2012. Pendidikan Karakter Masalah Hambatan kompetensi Guru dan pengembangannya di Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidkan Karakter.

Gambar

Tabel Lanjutan
Tabel 3.2  Tabel pemberian nilai altenatif jawaban angket skala
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Pembentukan Karakter
Tabel 3.4  Interpretasi Nilai (arikunto, 2010:319)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ribuan publikasi hasil studi epidemiologi dalam rentang waktu puluhan tahun dilihat secara metanalisis (pendekatan statistik dengan cara.. mengumpulkan semua data

Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Setiap Puskesmas sebagai

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

This paper describes to what extent the rural structure influence TB control programme performance and how do TB patients seek care prior to diagnosis by a DOTS facility in rural

27 jadi menurut anda berbelanja dionline shopping gak ada masalah dan nyama- nyaman aja selama anda merasa dimudahkan dan puas dengan hasil yang anda dapat. iya,

Algoritma yang digunakan dalam penentuan komposisi bahan makanan bagi penderita gagal ginjal akut ini ialah algoritma genetika, langkahnya meliputi : inisialisasi

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah : (1).Untuk menentukan rute terpendek jaringan jalan dengan menggunakan metode Algoritma Floyd – Warshall dengan

Banyak dampak positif yang didapat dari penggunaan gadget, seperti menjadikan komunikasi menjadi lebih mudah dan praktis dari segi komunikasi, menambah banyak teman dari