• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh :

LinggaRestuMunggaran

0902156

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

(2)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh:

Lingga Restu Munggaran

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Lingga Restu Munggaran

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LINGGA RESTU MUNGGARAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI

PEMBUATAN SISTEM KOLOID

DENGAN METODE DISCOVERY INQUIRY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Gun Gun Gumilar, S.Pd., M.Si

NIP: 19790626001121001

Pembimbing II

Dr. F.M. Titin Supriyanti, M.Si

NIP: 195810141986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. H. Ahmad Mudzakir, M.Si

(4)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar adalah pemilihan metode pembelajaran oleh guru. Metode discovery inquiry dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran agar siswa mudah menguasai konsep. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi pembuatan sistem koloid dengan metode discovery inquiry. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest-postest nonequivalent control group design.Subjek yang digunakan adalah 64 siswa kelas XI di SMA swasta kota Bandung yang dibagi atas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis, berupa soal pretes dan postes, serta pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata gain untuk kelas eksperimen termasuk kedalam kriteria sangat baik, dan untuk kelas kontrol termasuk kedalam kriteria baik.Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah tidak terlalu berbeda, ketiganya termasuk kedalam kriteria penguasaan konsep sangat baik, dengan nilai rata-rata gain berturut-turut 88,33%, 86,31% dan 85,71%. Untuk penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran mengalami perbedaan. Terdapat empat indikator yang termasuk kedalam kriteria sangat baik, yaitu indikator menjelaskan pembuatan sistem koloid cara dispersi mekanik; menjelaskan pembuatan sistem koloid cara kondensasi dengan reaksi hidrolisis; memprediksi cara pembuatan koloid berdasarkan alat dan bahan yang digunakan; serta membedakan pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dan cara kondensasi, sedangkan satu indikator lainnya termasuk kedalam kriteria penguasaan konsep cukup, yaitu indikator menganalisis data hasil percobaan untuk mengidentifikasi cara pembuatan sistem koloid. Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa dengan digunakannya metode

discovery inquiry siswa dapat termotivasi dan lebih mudah menguasai materi

pembuatan sistem koloid. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa metode

discovery inquiry mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa pada

pembelajaran pembuatan sistem koloid.

Kata kunci:Discovery Inquiry, Pembuatan Sistem Koloid, Penguasaan Konsep

(5)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

One of factor that can made succeed of study is choosen the correct method by teacher.

Discovery inquiry's method can be the alternative option who will make students are

easier to get the concept. A research was made toget the knowing of 2nd grade Senior

High School on make koloid's system with discovery inquiry's method. And the method

of research were use disquation of experiment with design called "pretest-pretest non

equivalent control group design". The subject were used is 64 of 2nd grade senior high

school student's in Bandung which separated by two group, experiment and control. The

instrument were use diswritten test, a kind of pre-test and post-test, and guidance of

interview. The instrument were validated, which made a validation of content. The result

of research showed a good average of value for the two group (control and experiment).

The improvement control of concept by student which experiment's group is high,

normal, and low, all of them got to criteria with good value, which the average of valueis

88,33% ; 86,31%; and 85,71%. For the concept's control of student inevery indicator is

got the different of value. There is four indicator with a good criteria; the indicator how

explain make a koloid's system with mechanic's dispersion, make a koloid's system with

hydrolysis's reaction, make a koloid's system with material sand tools, and the last one is

disting between dispersion and condensation. And another indicator is to analyze the

result's data of experiment to identify the making-process of koloid's system. Many

student said if used the discovery inquiry's method are easier to understand the koloid's

(6)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Penguasaan Konsep ... 9

2. Metode Pembelajaran Discovery Inquiry ... 12

3. Praktikum dalam Proses Pembelajaran Kimia ... 22

(7)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 27

C. Kerangka Penelitian ... 29

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan subjek Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional ... 38

E. Instrumen Penelitian ... 39

1. Tes Tertulis ... 39

2. Pedoman Wawancara ... 40

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Analisis Data ... 41

1. Pengolahan Data Tes Tertulis ... 41

2. Pengolahan Data Hasil Wawancara ... 45

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Perbedaan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 46

B. Penguasaan Konsep Berdasarkan Kelompok Siswa ... 53

C. Penguasaan Konsep Siswa Berdasarkan Indikator ... 57

(8)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73

(9)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar. Pelaksanaannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas siswa. Konsep tersebut dipandang sebagai suatu sistem, sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen pembelajaran yang meliputi tujuan, materi atau bahan ajar, metode dan media, siswa, guru, serta evaluasi. Menurut Arief (dalam Susilana, 2006) pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Belajar merupakan suatu bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, akibat dari adanya pengalaman dan latihan (Winkel, 1989). Sejalan dengan hal tersebut, Hilgard dan Bower (dalam Baharuddin, 2008) mengatakan bahwa belajar berarti memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Perilaku belajar pada siswa dapat terlihat dari proses dan juga hasil belajar. Proses belajar dalam lingkup sekolah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).

(10)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif diukur dari penguasaan konsep siswa setelah siswa belajar. Penguasaan konsep menunjukkan keberhasilan siswa dalam mempelajari sebuah konsep.

Salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar adalah pemilihan metode pembelajaran oleh guru. Dalam suatu sistem pembelajaran yang ideal, peran guru adalah sebagai pendorong, narasumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Pembelajaran akan efektif apabila menggunakan metode yang berpusat pada siswa. Proses belajar mengajar harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran.

Dalam kurikulum KTSP SMA, terdapat mata pelajaran kimia. Pendidikan kimia disekolah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam memahami konsep kimia dan saling keterkaitannya, serta mampu menerapkan konsep-konsep kimia dan metode ilmiah yang melibatkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran kimia pada materi koloid adalah pembuatan sistem koloid. Materi ini cukup luas cakupannya karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Terbentuknya koloid dapat dengan berbagai cara dan sulit dipahami siswa jika materi pembuatan sistem koloid hanya diberikan dalam bentuk teori saja. Materi ini perlu disampaikan melalui proses sehingga siswa diberikan kebebasan untuk bereksperimen dalam menguasai suatu konsep.

(11)

3

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa untuk dipecahkan melalui kegiatan eksploratif eksperimental. Bahkan tidak jarang guru hanya menyuruh siswa untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku tanpa diikuti dengan pemaparan materi yang diberikan oleh guru. Hal inilah yang menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari materi pembuatan sistem koloid.

Untuk mengurangi kesulitan siswa dalam menguasai konsep diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Metode tersebut adalah discovery inquiry. Metode

discovery-inquiry merupakan pembelajaran yang menekankan pada pencarian pengetahuan

secara aktif yang terindikasi pada proses pembelajaran yang berpartisipasi melalui pertanyaan, kegiatan mental dan kegiatan eksperimen yang dilakukan secara sistematis, logis dan analitis sehingga siswa dapat menemukan sendiri prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang dipelajarinya (Amien, 1987).

Dengan metode discovery inquiry, pemahaman suatu konsep diperoleh melalui proses. Ada beberapa tahap dalam penerapan metode discovery inquiry, yaitu tahap stimulasi, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, verifikasi, dan generalisasi. Tahapan tersebut menekankan kepada proses penemuan konsep dan bukan pada produknya, sehingga konsep yang diperoleh akan lebih tahan lama tertanam dalam pikiran siswa. Salah satu cara siswa dalam menemukan sendiri konsep yaitu melalui kegiatan praktikum. Berdasarkan karakter dari materi pembuatan sistem koloid, yang telah diungkapkan sebelumnya, materi ini akan lebih efektif diterapkan dengan cara praktikum. Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa dapat diarahkan dengan beberapa pertanyaan dari guru yang disajikan pada Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang hanya membantu dan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep tersebut.

(12)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efek tyndall (Nurmalasari, 2010); asam basa (Widyapristy, 2011); faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan (Fajriani, 2013); sifat-sifat koloid (Masruroh, 2013). Hasil analisis keempat penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan metode discovery inquiry dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa lebih baik secara signifikan bila dibandingkan dengan metode lainnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai metode discovery inquiry pada materi pembuatan sistem koloid untuk meningkatkan penguasaan konsep. Adapun penelitian yang dilakukan berjudul

“Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada Materi Pembuatan Sistem Koloid dengan Metode Discovery Inquiry”. Penelitian pada pembuatan sistem koloid dengan metode discovery inquiry dilakukan secara kelompok. Aspek yang dikaji oleh peneliti lain dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(13)

5

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, maka secara umum dapat dirumuskan masalah

penelitian, yaitu “Bagaimana penguasaan konsep siswa kelas XI pada materi pembuatan sistem koloid dengan metode Discovery Inquiry?”. Rumusan tersebut difokuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana penguasaan konsep seluruh siswa pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode discovery inquiry?

2. Bagaimana penguasaan konsep untuk setiap kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah) pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode

discovery inquiry?

3. Bagaimana penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator pembelajaran penguasaan konsep pembuatan sistem koloid menggunakan metode discovery inquiry?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap metode discovery inquiry pada materi pembuatan sistem koloid?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi pembuatan sistem koloid dengan menggunakan metode

discovery inquiry. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui penguasaan konsep siswa pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode discovery-inquiry.

2. Mengetahui penguasaan konsep untuk setiap kelompok siswa (tinggi, sedang, rendah) pada materi pembuatan sistem koloid menggunakan metode

discovery inquiry.

3. Mengetahui penguasaan konsep siswa pada masing-masing indikator materi penguasaan konsep pembuatan sistem koloid menggunakan metode discovery

(14)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap metode discovery inquiry pada materi pembuatan sistem koloid.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah maupun pihak yang terkait dengan dunia pendidikan.

1. Bagi Siswa

Memiliki penguasaan konsep yang baik pada materi pembuatan sistem koloid yang dapat dijadikan bekal untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta gambaran tentang penerapan pembelajaran menggunakan metode discovery-inquiry, yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran alternatif untuk meningkatan pemahaman konsep siswa.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada kajian masalah serupa.

E. Struktur Organisasi

Berikut ini akan dijabarkan mengenai urutan penulisan dari setiap bab dan sub bab secara terperinci. Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan; Bab II Kajian Pustaka, Kerangka pemikiran, dan Hipotesis Penelitian; Bab III Metodologi Penelitian; Bab IV Hasil dan Pembahasan; serta Bab V Kesimpulan dan Saran.

(15)

7

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

organisasi. Pada latar belakang penelitian dipaparkan mengenai fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti kemudian dihubungkan dengan pendekatan dari sisi teoritis untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sub bab identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan permasalahan yang teridentifikasi, yang dinyatakan dalam bentuk rumusan masalah. Sub bab tujuan penelitian menjelaskan tentang informasi yang akan diperoleh mengenai profil penguasaan konsep siswa dari hasil penelitian yang dilakukan. Sub bab manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan baik bagi peserta didik, guru maupun bagi peneliti lain. Sub bab struktur organisasi berisi penjelasan secara rinci mengenai bagian bab dan sub bab dalam penulisan skripsi ini sehingga hubungannya menjadi jelas.

Bab II terdiri atas empat sub bab, yaitu kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis. Sub bab kajian pustaka menjelaskan secara rinci mengenai pembelajaran discovery inquiry sebagai variabel bebas, ruang lingkup penguasaan konsep dan indikator yang diteliti sebagai variabel terikat, serta menjelaskan mengenai pembuatan sistem koloid. Sub bab penelitian terdahulu yang relevan menjelaskan temuan yang diperoleh peneliti lain dalam bidang yang sama, termasuk prosedur, dan subjeknya. Sub bab kerangka pemikiran berisi tentang teori yang digunakan berkenaan dengan masalah yang diteliti. Sub bab hipotesis menjelaskan tentang dugaan sementara atas kesimpulan penelitian yang didasarkan pada analisis konsep maupun penelitian terdahulu yang relevan.

(16)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaannya. Sub bab definisi operasional berisi penjabaran variabel dan kondisi yang terjadi pada penelitian. Pada sub bab instrumen penelitian dijelaskan bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian, beserta tujuan dari masing-masing instrumen tersebut. Sub bab proses pengembangan instrumen menjelaskan proses yang dilakukan terhadap instrumen agar dapat digunakan sesuai fungsi dan tujuannya. Proses tersebut adalah validasi instrumen. Sub bab teknik pengumpulan data menjelaskan tahap pelaksanaan dalam penelitian. Sub bab terakhir pada bab ini adalah analisis data, berisi tahapan rinci teknik yang digunakan dalam analisis data.

Bab IV terdiri atas empat sub bab. Sub bab pertama perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menjelaskan tentang data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data tersebut dianalisis dan dibahas sampai didapatkan kesimpulan berupa perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas. Sub bab kedua yaitu penguasaan konsep siswa berdasarkan kelompok siswa, menjelaskan tentang ada tidaknya perbedaan penguasaan konsep pada kelompok siswa tinggi, sedang, dan rendah. Sub bab ketiga yaitu penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran, menjelaskan tentang penguasaan konsep siswa pada materi pembuatan sistem koloid terhadap setiap indikator pembelajaran yang dikembangkan. Dan sub bab tanggapan siswa terhadap metode

discovery inquiry berisi hasil wawancara yang menunjukkan tanggapan siswa

terhadap metode discovery inquiry.

(17)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, serta analisis data. Penjelasan dari masing-masing aspek tersebut mendeskripsikan secara sistematis bagaimana penelitian ini dilaksanakan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA swasta di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada waktu pembelajaran materi pembuatan sistem koloid di sekolah tersebut sesuai dengan waktu penelitian dilakukan. Subjek dalam penelitian ini adalah 64 orang siswa kelas XI semester 2, yang terdiri atas dua kelas yaitu 32 orang siswa kelas eksperiman dan 32 orang siswa kelas kontrol. Pemilihan subjek penelitian siswa kelas XI semester 2 dikarenakan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi pembuatan sistem koloid pada kelas XI semester 2. Kedua kelas sampel yang digunakan memiliki keadaan yang sama, sehingga jumlah siswa sebagai subjek penelitian dibuat sama pada kedua kelas.

(18)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�̅ =

∑��= ��

� (Reksoatmodjo, 2007)

Keterangan : ∑Xi = Jumlah skor

n = Jumlah data

Rumus untuk mencari standar deviasi adalah :

� = √

∑��= ��−�̅

�−1 (Reksoatmodjo, 2007)

Keterangan:

S : Standar deviasi

XI : Nilai data

�̅ : Nilai rata-rata : jumlah data

Siswa kelompok tinggi memiliki nilai ulangan harian > mean+SD; siswa kelompok sedang memiliki nilai ulangan harian mean+SD > (ulangan harian) > mean-SD; dan siswa kelompok rendah memiliki nilai ulangan harian < mean-SD (Arikunto, 2008). Berdasarkan perhitungan tersebut, pembagian kelompok siswa pada kelas eksperimen ini yaitu siswa kelompok tinggi sebanyak 6 orang, siswa kelompok sedang sebanyak 19 orang, dan siswa kelompok rendah sebanyak 7 orang (Lampiran B.5).

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest-Posttest

Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini dipilih karena

(19)

34

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keadaan sebenarnya (Ruseffendi, 2010). Kelas kontrol sebagai pembanding akan memberikan informasi untuk melihat pengaruh perlakuan pada kelas eksperimen.

Pada kedua kelas dilakukan pretes. Pretes diberikan untuk melihat kemampuan awal kedua kelas. Setelah pretes, dilaksanakan pembelajaran pada kedua kelas, untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode discovey-inquiry, sedangkan untuk kelas kontrol pembelajarannya dengan menggunakan metode praktikum. Setelah pembelajaran, diberikan postes pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Desain penelitian pretest-posttest nonequivalent control group design diilustrasikan dalam Gambar 3.1.

G1 O1 X O2

G2 O1 O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Wiersma, 2009)

Keterangan:

G1 : Kelas eksperimen

G2 : Kelas kontrol

O1 : Pretes

O2 : Postes

X : Perlakuan metode pembelajaran discovery-inquiry

Pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama melakukan praktikum tetapi pada kelas eksperimen pratikum yang dilakukan termasuk dalam rangkaian tahapan-tahapan metode discovery-inquiry, sedangkan pada kelas kontrol praktikum yang dilakukan adalah praktikum yang bersifat verifikasi (pembuktian konsep).

(20)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa melakukan identifikasi masalah yang terdapat di dalam artikel. Masalah tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, kemudian siswa membuat jawaban sementara atas pertanyaan tersebut (hipotesis). Tahap ketiga yaitu pengumpulan data, pada tahap ini siswa mengumpulkan berbagai data untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis yang dibuat, salah satunya dengan melakukan praktikum. Tahap keempat yairu analisis data, pada tahap ini data yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum kemudian dianalisis oleh siswa sampai siswa menemukan kesimpulan dari data-data tersebut. Pengolahan data yang dilakukan sesuai kebutuhan siswa. Pada pembelajaran siswa menganalisis data dengan mengamati pola kecenderungan yang terjadi, serta sebab pola tersebut terjadi. Tahap kelima yaitu verifikasi, pada tahap ini siswa mengecek hipotesis awal apakah sesuai atau tidak dengan kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil analisis. Tahap terakhir yaitu generalisasi, pada tahap ini siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan umum berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan. Akhir dari tahap ini siswa menemukan konsep yang diharapkan secara utuh.

(21)

36

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Alur Penelitian

(22)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Menganalisis standar isi SMA dan materi pelajaran pada buku-buku teks untuk menyusun materi yang akan diajarkan. Materi yang diambil dari hasil analisis adalah pembuatan sistem koloid.

b. Melakukan studi pendahuluan pada dua Guru kimia di salah satu SMA swasta kota Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran kimia diberikan oleh guru di SMA tersebut. Serta melihat masalah apa saja yang timbul dari pembelajaran kimia. c. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran dengan metode

discovery-inquiry.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk materi pembuatan sistem koloid sesuai dengan metode discovery-inquiry.

e. Membuat materi bahan ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan metode discovery-inquiry.

f. Membuat dan memvalidasi instrumen penelitian. g. Merevisi/memperbaiki instrumen penelitian. h. Menentukan sekolah dan kelas penelitian.

i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Melaksanakan pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dengan metode discovery-inquiry untuk kelas eksperimen dan metode eksperimen untuk kelas kontrol, sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat.

c. Memberikan posttes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(23)

38

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari pretest, posttest, dan dari hasil wawancara.

b. Menganalisis data hasil temuan penelitian. c. Membuat kesimpulan penelitian yang dilakukan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Eksperimen ini disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni (Sukmadinata, 2005). Metode ini digunakan untuk meninjau hubungan kausal antara dua variabel, yakni variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) (Firman, 2008).

Metode kuasi eksperimen digunakan karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengacakan sampel, melainkan menggunakan kelas utuh sebagai subjek penelitian. Pada kuasi eksperiman ini peneliti memberikan suatu perlakuan terhadap sekelompok subjek. Perlakuan ditujukan untuk mengetahui pengaruh yang muncul setelah sekelompok subjek tersebut diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh penggunaan metode discovery-inquiry terhadap penguasaan konsep siswa pada pembelajaran pembuatan sistem koloid.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupkan penjabaran variabel dan kondisi yang terjadi pada penelitian (Wiersma, 2009). Variabel-variabel dalam penelitian ini menyangkut variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

1. Variabel Bebas

(24)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah metode pembelajaran discovery-inquiry. Metode discovery-inquiry yang digunakan adalah jenis modified discovery-inquiry.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep siswa. Penguasaan konsep siswa diperoleh berdasarkan nilai siswa menjawab soal-soal pada pretes dan postes.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah tingkatan kelas siswa yang dijadikan subjek penelitian, sekolah lokasi penelitian, guru yang mengajar, dan materi pokok yang diajarkan yaitu pembuatan sistem koloid.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (pretes dan postes) dan pedoman wawancara.

1. Tes tertulis

(25)

40

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pedoman Wawancara

Wawancara bertujuan untuk memperjelas dan memperkuat data yang diperoleh dari hasil jawaban siswa pada tes tertulis serta untuk mengetahui minat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode

discovery-inquiry. Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan desktiptif kuantitatif (Sukmadinata, 2009). Wawancara yang akan dilakukan termasuk wawancara terstruktur karena pertanyaannya sudah disusun terlebih dahulu. Sebelum melakukan wawancara, harus menyiapkan pedoman wawancara. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan singkat yang harus dijawab langsung oleh siswa (Lampiran A6, hal 142). Wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran/di luar pembelajaran. Hasil wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam dan juga dicatat bagian-bagian jawaban penting.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen yang dilakukan adalah validasi. Uji validitas bertujuan untuk mengukur apakah instrumen yang akan dikembangkan sudah tepat dan sesuai dengan tujuan pengumpulan data pada penelitian Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur memenuhi fungsinya. Instrumen yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Menurut Firman (2000), sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validasi yang dilakukan adalah validasi isi, yaitu derajat kesesuaian isi butir-butir soal dari suatu tes dengan karakteristik yang hendak diukur (Reksoatmodjo, 2007). Validasi isi diukur dengan menimbang kecocokan antara isi dan perilaku yang diukur oleh butir soal dengan isi dan perilaku yang terkandung dalam rumusan tujuan pembelajaran (Kartadinata, 1992). Validasi isi dilakukan dengan judgement (pertimbangan) para ahli yang berkompeten (Firman, 2008). Instrumen pada penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen.

(26)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator yang dikembangkan dengan butir soal, aplikasi tahapan metode

discovery inquiry, dan penguasaan konsep yang diinginkan; serta kesesuaian

antara soal dengan pilihan yang diberikan. Hasil dari perbaikan tersebut menghasilkan suatu tes yang berisi 10 butir soal dengan masing-masing 5 pilihan jawaban (Lampiran A5, hal 133).

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan secara beberapa tahap yaitu pelaksanaan pretes, pemberian perlakuan, pelaksanaan postes, dan pelaksanaan wawancara terhadap siswa. Wawancara dilakukan setelah postes selesai diluar jam pembelajaran. Wawancara dilakukan terhadap perwakilan siswa dari kelompok tinggi, sedang dan rendah. Pelaksanaan wawancara berada diluar jam pelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode

discovery-inquiry serta untuk memperoleh keterangan dari beberapa perwakilan

siswa atas data nilai pretes dan postes yang tidak dapat terungkap oleh soal-soal pretes dan postes.

H. Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dari hasil tes tertulis dan wawancara. Adapun langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Tes Tertulis

a. Penguasaan konsep siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen.

(27)

42

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Pengelompokkan Kelas Eksperimen

Kelompok Jumlah

Tinggi 6

Sedang 19

Rendah 7

2) Menghitung nilai pretes dan postes setiap kategori siswa siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.

= ℎ � %

3) Menghitung persentase nilai rata-rata tes per kategori siswa kelas eksperimen.

4) Menilai tingkat penguasaan siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009) Nilai (%) Kategori Kemampuan

81 – 100

61 – 80

41 – 60

21 – 40

0 – 20

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

b. Penguasaan konsep siswa kelas eksperimen untuk masing-masing indikator pembelajaran.

(28)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Menghitung nilai pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen dalam bentuk persen.

3) Menghitung persentase nilai rata-rata pretes dan postes per indikator pembelajaran untuk siswa pada kelas eksperimen.

4) Menilai tingkat penguasaan siswa per indikator pembelajaran berdasarkan Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep.

c. Peningkatan penguasaan konsep seluruh siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Menskor tiap lembar jawaban pretes dan postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan kunci jawaban.

2) Menghitung nilai pretes dan postes tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk persen.

3) Menilai tingkat penguasaan siswa berdasarkan Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep.

4) Menghitung gain tiap siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

� = � − � �

5) Menghitung nilai gain rata-rata keseluruhan siswa, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

� − = � �

ℎ �

6) Mengolah data gain secara statistik untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan dengan menggunakan program SPSS versi 18.0, dengan tahapan sebagai berikut.

a) Uji Normalitas

(29)

44

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan analisis statistik parametrik. Sedangkan bila data tidak terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik nonparametrik. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk menggunakan program SPSS versi 18.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : data terdistribusi normal

H1: data terdistribusi tidak normal

Pengambilan Keputusan:

Jika Sig. dengan probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Jika Sig.

dengan probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

b) Uji Signifikansi

Jika uji normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametris yaitu uji Two Independent Sample

Test. Uji ini dilakukan untuk menguji hipotesis adakah perbedaan

yang signifikan untuk peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji yang digunakan yaitu uji

Mann-Whitney. Uji ini untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran

dengan metode discovery-inquiry meningkatkan penguasaan konsep siswa berbeda secara signifikan dibandingkan dengan metode konvensional. Uji Mann-Whitney dilakukan menggunakan program SPSS versi 18.0 dengan penafsiran sebagai berikut.

Hipotesis:

H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep

yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 : terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan keputusan:

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas > 0,05 maka H0

diterima.

Jika Asymp. Sig. (2-tailed) dengan probabilitas < 0,05 maka H0

(30)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengolahan data hasil wawancara

a. Mengubah hasil wawancara dari lisan menjadi tulisan. b. Menganalisis hasil wawancara.

(31)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, dikemukakan pula saran-saran untuk perbaikan penelitian dan pembelajaran di masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

1. Peningkatan penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda cukup signifikan yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata gain untuk kelas eksperimen 32,19% sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 20,94%. Nilai rata-rata gain untuk kelas eksperimen termasuk kedalam kategori sangat baik, dan untuk kelas kontrol termasuk kedalam kategori baik.

2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen untuk kelompok tinggi, sedang dan rendah tidak berbeda secara signifikan, dengan nilai rata-rata gain berturut-turut 88,33%, 86,31% dan 85,71%. Nilai gain pada ketiga kelompok tersebut termasuk kriteria sangat baik. 3. Penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran mengalami perbedaan. Terdapat empat kriteria penguasaan konsep sangat baik yang dimiliki oleh indikator ke 1,2,3, dan 5. Sedangkan indikator ke-4 termasuk kedalam kriteria penguasaan konsep yang cukup.

4. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap metode discovery

inquiry yang digunakan pada materi pembuatan sistem koloid karena

(32)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat dikemukakan yaitu:

1. Saat pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry sebaiknya memperhitungkan alokasi waktu. Waktu yang terlalu lama dapat membuat siswa lelah dan terganggu konsentrasinya.

2. Bagi guru SMA disarankan menggunakan metode discovery inquiry sebagai metode pembelajaran alternatif karena dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan metode discovery inquiry pada pembelajaran pembuatan sistem koloid dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hal ini didukung pula dengan hasil wawancara, siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan karena menuntut mereka bereksperimen secara mandiri.

(33)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., Mohamed, N., and Ismail, Z. (2009). ”The Effect of An

Individualized Laboratory Approach Through Microscale Chemistry

Experimentation on Students’ Understanding of Chemistry Concepts,

Motivation and Attitudes”. The Royal Society of Chemistry. 10, 53–61.

Amien, M.(1979). Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?. Jakarta: Depdikbud.

Amien, M.(1987). Mengajarkan IPA dengan Menggunakan Metode Discovery

Inquiry, Bagian I. Jakarta: Depdikbud.

Anderson, L. W, & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revison of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Ney York: Longman.

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian (Edisi Revisi Kelima). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ausebel, David P. And Robinson, Floyd G. (1969). School Learning, And

Introduction to Educational Psychology. New York-Chicago-San

Francisco-Atlanta-Dallas-Montreal-Toronto-London-Sydney:Holt, Rinehart and Winsron, Inc.

Baharuddin, dkk. (2008). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Bloom, B. S., et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The

Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain. White

Plains, New York: Longman.

Bruner, J. (1960). The Process of Educational. MA: Harvard University Press.

Brucker, Monica. (2011). Inquiry and Discovery-based Project Within

(34)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http//serc.carleton.edu/NAGTWorkshop/undergraduate_research/intro.html. [30 Agustus 2012].

Carin, A. And R.B. Sund. (1989). Teaching Science Through Discovery: Sixth

Edition. Colombus: Charles E. Mareill Book Inc.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Djaali dan Pudji Muljono. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana UNJ.

Djamarah, Syaiful, dkk. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Fajriani, Gita Nur. (2013). Pengaruh Metode Discovery Inquiry terhadap

Penguasaan Konsep Siswa pada Pembelajaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak

ditertibkan.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Firman, H. (2008). Penelitian Pendidikan Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Johnson, David, W., & Frank P. Johnson. (2009). Joining Together: Group

Theory and Group Skill. 10th ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson

Education.

Joyce, B. & Weil, m. (1980). Models of Teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kartadinata, Sunaryo. (1992). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Adira Bandung.

Lawson, A.E. (1980). AETS Year Book: The Psychology of Teaching for Thinking

and Creativity. Ohio: Clearinghouse.

Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(35)

71

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustachfidoh, et al. (2013). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap

Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1

Srono”. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Sains. 3, 1-11.

Nurmalasari, Rima. (2010). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI pada

Pembelajaran Efek Tyndall dengan Menggunakan Metode Discovery Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak ditertibkan.

Qhisty, Febri Munda Aji, dkk. (2012). “Efektifitas Pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun Pelajaran 2011-2012”. Economic Education Analysis Journal. 1, (2), 1-6.

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.

Ruseffendi, E.T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sanger, M.J. (2008). “How Does Inquiry-Based Instruction Affect Teaching

Majors’ Views about Teaching and Learning Science?”. Journal of

Chemical Education. 85, (2), 297-302.

Sudirman, N. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, N.S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sulistyastuti, E. (2009). Pengaruh PenerapanMetode Discovery Inquiry terhadap

Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI pada Materi Pokok Minyak Bumi. . Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak ditertibkan.

Sunarya, Yayan., dan Agus, Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia

Untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Setia Purna Inves, PT.

(36)

Lingga Restu Munggaran, 2014

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI PADA MATERI PEMBUATAN SISTEM KOLOID DENGAN METODEDISCOVERY INQUIRY

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Susanti, V. (2010). Analisis Pemahaman Konsep Siswa Kelas X pada

Pembelajaran Dampak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Menggunakan Metode Discovery Inquiry. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak

ditertibkan.

Susilana, R., Riyana, C., Dewi, L., dan Tim Dosen Kurikulum & Pembelajaran. (2006). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Syaiful, Sagala. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, M. Abin. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Utomo, D.H. (1997). Penguasaan Konsep Udara Melalui Metode Percobaan

dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar. Tesis PPS IKIP Bandung: tidak

diterbitkan.

Wahyu, Wawan. (2007). Perangkat Perkuliahan Belajar dan Pembelajaran Kimia. Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI

Widyapristy, Fipit Febriani. (2011). Analisis Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI

pada Pembelajaran Sifat Asam Basa Menggunakan Metode Discovery Inquiry.

Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak ditertibkan.

Wiersma, Willian and Stephen G. Jurs. (2009). Research Methods in education:

An Introdution 9th Edition. USA: Pearson.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Wiersma, 2009)
Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Penguasaan Konsep (Arikunto, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

(1) penelitian kualitatif mempunyai setting alamiah, dan peneliti adalah instrumen kunci, (2) penelitian kualitatif bersifat deskriptif, (3) penelitian ini

Kegiatan penerimaan tenaga kerja dengan memprioritaskan masyarakat lokal atau penduduk sekitar akan menciptakan penilaian yang positif dari masyarakat

Dalam pelaksanaannya, pembinaan akhlak mulia dapat dilakukan melalui.. proses internalisasi yaitu dengan memberikan pemahaman dan

“Model Pembelajaran MPK Terpadu: Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi’, dalam Prosiding Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa.. Bandung:

Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) Strategi harga dan pelayanan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan anggota (2) Strategi harga

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN.

[r]