• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA KELAS PIANO POP MENGGUNAKAN EAR TRAINING DI JAYA MUSIC COURSE PONOROGO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA KELAS PIANO POP MENGGUNAKAN EAR TRAINING DI JAYA MUSIC COURSE PONOROGO."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENIN S PIANO POP MENGGUNAKANEAR TRA I JAYA MUSIC COURSE PONOROGO

SKRIPSI

iajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan una Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Orang tua saya Kastowo dan Siti Ngaisah A.md Kakak saya Yulia Kusumaning Tyas

(6)

Motto

Sebuah PROSES tidak akan

pernah

(7)
(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

(9)

viii

B. Piano Pop ... 11

C. Ear Training... 11

D. Penelitian yang Relevan ... 14

E. Tindakan yang dilakukan ... 16

F. Hipotesis Tindakan... 17

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 18

B. Prosedur Penelitian... 19

C. Subjek Penelitian... 23

D. Teknik Pengumpulan Data... 23

E. Analisis Data ... 25

F. Instrumen Penelitian... 26

G. Kolaborator ... 30

H. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 30

I. Validitas Penelitian ... 31

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan... 62

BAB V. PENUTUP A. Simpulan ... 66

B. Rencana Tindak Lanjut ... 66

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar No. 1 : Penjarian Tangan Kanan dan Kiri... Gambar No. 2 : Tabel Notasi Balok... Gambar No. 3 : Siklus Penelitian... Gambar No. 4 : SoalEar TrainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 5 : SoalEar TrainingMenebak Kualitas Akor dan

Memainkan Potongan Lagu Pendek...

Gambar No. 6 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada, Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 7 : Soalear trainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 8 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,

Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan

Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 9 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,

Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan

Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 10 : Instruktur menjelaskan mengenahi latihanear

trainingpada piano... Gambar No. 11 : Instruktur meminta siswa untuk memainkan tangga Nada... Gambar No. 12 : Siswa memainkan materi yang sudah

diperdengarkan oleh instruktur... Gambar No. 13 : Instruktur memberikan tes latihanear trainingdan

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 01 : Aspek PenilaianEar Training... Tabel 02 : Rubrik Penilaian Ear Training... Tabel 03 : Kategori Nilai Siswa... Tabel 04 : Hasil Penilaian Pre-test Kemampuan Bermain

Piano dengan Ear Training Pra

Siklus... ..

Tabel 05 : Hasil Penilaian Siklus I Kemampuan Bermain Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus I... Tabel 06 : Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain

Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus II...

Tabel 07 : Hasil Penilaian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II kemampuan Bermain Piano denganEar

Training...

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat permohonan ijin penelitian... 70

Lampiran 2. Surat ijin dari Ketua Jurusan ... 71

Lampiran 3. Surat ijin dari FBS ... 72

Lampiran 4. Surat Validasi Instrumen ... 73

Lampiran 5. RPP siklus I ... 75

Lampiran 6. RPP siklus II ... 79

Lampiran 7. RPP tes siklus I ... 83

Lampiran 8. RPP tes siklus II... 87

Lampiran 9. Pra-siklus ... 91

Lampiran 10. Daftar penilaian tes keterampilan bernyanyi ... 95

Lampiran 11. Hasil wawancara siswa ... 97

Lampiran 12. Dokumentasi kegiatan ... 112

(13)

xiii

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA KELAS PIANO POP MENGGUNAKANEAR TRAININGDI JAYA MUSIC

COURSE PONOROGO

Oleh :

Akbar Andrian Syah 11208244011

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan bermain piano pada kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo dengan menggunakan ear training. Permasalahan dalam penelitian ini adalah siswa masih ketergantungan dengan membaca partitur dan kurangnya siswa menggunakanear trainingdalam bermain piano.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiridariempat tahap yaitu: a) perencanaan, b) implementasi tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo sebanyak 15 orang yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini telah dikonsultasikan dengan expert agar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan musikalitas dengan menggunakan ear training. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialogik. Adapun teknik analisis data dilakukan dengan cara mengolah skor aspek-aspek penilaian yang terdapat dalam penilaian tes praktik meliputi a) menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak kualitas akor d) memainkan potongan lagu pendek.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai dan proses pembelajaran piano dengan menggunakan ear training dalam kelas piano pop di Jaya Music Course. Pada pra-siklus nilai rata-rata siswa adalah 63. Dari hasil tes siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 78,87, terjadi peningkatan pra-siklus dan siklus I sebesar 15,87 atau 25%. Pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,63 yang mengalami peningkatan 3,96 atau 5%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan ear training dalam pembelajaran bermain piano dapat meningkatkan kemampuan musikalitas siswa.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan musik pada masyarakat Indonesia menunjukan minat dan kemajuan yang cukup pesat. Dibuktikan dilihat dari banyaknya ajang pencarian bakat dan kompetisi musik. Dengan adanya hal tersebut, membuat banyak didirikan kursus musik yang kemudian mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Jaya Music Course merupakan salah satu lembaga musik non-formal di Ponorogo yang berdiri sejak tahun 2000 dan terletak di jalan Anoman yang berada di tengah kota Ponorogo. Menurut Bapak Jayadi, S.Pd selaku pemilik sekaligus pengelola lembaga ini, yang melatar belakangi berdirinya Jaya Music Course adalah banyaknya minat anak dan remaja untuk belajar bermain musik, sehingga Bapak Jayadi tertarik untuk mendirikan kursus musik untuk sebagai wadah anak dan remaja mempelajari musik dan juga sebagai sarana berbisnis. Tenaga pengajar atau guru di Jaya Music Course mempunyai latar belakang pendidikan musik, diantaranya Rizki Dimas, S.Pd dari UNESA (Universitas Negeri Surabaya) jurusan Sendratasik, Adi lulusan SMKN 2 Kasihan Bantul dan Jayadi S.Pd dari UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) jurusan Pendidikan Seni Musik.

(15)

diri siswa. Alasan beberapa orang yang masuk di Jaya Music Course memilih kursus musik karena tidak ada kesempatan lagi mengikuti pendidikan musik formal, faktor biaya belajar, dan dengan kursus musik seseorang lebih terfokus dengan instrumen musik apa yang akan dipelajari.

Siswa yang mengikuti pembelajaran musik di Jayadi Music Course terdiri dari usia anak-anak dan remaja. Pembagian kelas di Jaya Music Course bermacam-macam, mulai dari kelas drum, keyboard, piano, violin, elektrik gitar, elektrik bass, dan kelas band. Dalam pengajaran instrumen, masing-masing diberikan dasar-dasar teori musik seperti membaca notasi, mengenali tangga nada, tanda-tanda ekspresi, aksidental, tempo dan juga teknik-tenik bermain sesuai instrumen yang dipilih.

Dari hasil observasi peneliti di Jaya Music Course, banyak siswa yang berminat untuk mempelajari instrumen piano. Hanya saja masih terdapat masalah dalam proses pembelajaran di kelas piano. Beberapa masalah yang ditemukan pada pembelajaran piano salah satunya adalah siswa diberikan materi lagu, namun siswa tersebut hanya bisa memainkannya sesuai materi lagu yang diberikan tanpa mampu mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya dengan meningkatkan kemampuan bermain piano anak melalui pelatihanear training.

(16)

akor dan melodi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan usaha untuk meningkatkan permainan piano anak melaluiear training.

Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodiyat, 1983:68). Dalam Ear Training terdapat beberapa bentuk pelatihan, yaitu mendengar dan mengingat ritme dengan menirukan ulang ritme yang sama, serta mengingat melodi kemudian menirukan ulang melodi tersebut. Dengan melatih kemampuan melalui ear traning, maka siswa tidak hanya dapat memainkan instrumen piano dengan materi yang telah diberikan oleh pengajar, tetapi siswa bisa mengembangkannya dengan materi lain tanpa bergantung pada materi yang diberikan saat proses pembelajaran di lembaga kursus musik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti upaya peningkatkan bermain pada kelas piano pop melalui pelatihan ear training di Jaya Music Course Ponorogo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan ear training untuk memainkan piano.

(17)

3. Masih kurangnya pemahaman siswa mengenai kualitas akor dan melodi.

4. Siswa hanya dapat memainkan piano sesuai materi lagu yang diberikan dan di luar materi yang diberikan siswa masih mengalami kesulitan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang setelah diuraikan, penulis membatasi masalah mengenai upaya peningkatan kemampuan musikalitas siswa kelas pop menggunakanear trainingdi Jaya Music Course Ponorogo.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pelatihan ear training dapat meningkatkan kemampuan bermain piano di Jaya Music Course?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan musikalitas menggunakanear trainingdi Jaya Music Course.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(18)

b. Dapat digunakan sebagai referensi kajian untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

1) Siswa menjadi lebih peka dalam mendengarkan komponen musik.

2) Siswa menjadi dapat mengembangkan permainan piano di luar materi yang diberikan oleh lembaga itu sendiri.

b. Manfaat bagi guru

Guru memperoleh pengetahuan dalam pelatihan ear training untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik.

c. Manfaat bagi lembaga

(19)

6 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Musikal

Kemampuan adalah suatu kapasistas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan, seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan phisik (Robbins, 2003:52). Seseorang dikatakan mampu apabila dia bisa melakukan apa yang harus dia lakukan.

Anak yang mempunyai kemampuan musikal yang baik bukan berarti memiliki keterampilan bermain musik yang baik pula. Seperti yang dikatakan George dan Hodges (Djohan, 2009:53). bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan untuk merespon atau sensitifitas stimuli musikal yang di dalamnya termasuk apresiasi dan pemahaman musik tanpa harus memiliki keterampilan memainkan alat musik. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hallam (2006:425) yaitu :

(20)

7

Sense of pitch

Sense of pitchyaitu kepekaan dalam membedakan nada. • Sense of intensity

Sense of intensity yaitu kepekaan dalam membedakan kuat lemahnya nada. • Sense of time

Sense of time yaitu kepekaan dalam membedakan interval nada lebih jauh atau pendek.

Sense of consonance

Sense of consonance yaitu kepekaan dalam harmoni yang terdengar lebih baik atau tidak.

Tonal memory

Tonal memoryyaitu ingatan tentang suara.

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan dalam musik yang timbul secara alamiah tanpa harus bisa memainkan alat musik.

Dalam penelitian ini membahas mengenahi kemampuan musikal pada kelas piano pop dengan ear training. sebelum membahas mengenahi piano pop dan ear training alangkah baiknya membahas mengenahi instrumen piano untuk mengetahui lebih detail mengenahi intrumen piano itu sendiri. Di era modern ini masih banyak masyarakat belum bisa membedakan antara piano dan digital piano. Masih banyak anggapan bahwa piano dan digital piano memiliki sistem pengoprasian yang sama. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan piano dan digital piano:

1. Piano

(21)

8

instrumental, tetapi piano dapat mengiringi instrumen musik tanpa bantuan iringan alat musik lain (McNeill, 1998:36).

2. Digital Piano

Pengertian digital dalam musik yaitu suatu bunyi yang melibatkan data bit komputer. Digital piano adalah alat yang sistem kerjanya dengan sistem digital yang memunculkan murni suara piano dan sistem digitalnya bekerja menggunakan arus listrik (Case, 2007:369). Kesamaan dari digital piano dengan piano akustik adalah terdapat tuts yang berjumlah 88 dan tuts pianonya menggunakan tipe gradded-hammer atau tuts yang tekanannya berat seperti pada tuts piano akustik yang mengetukkan palu ke senar sehingga terasa berat pada tuts-nya. Banyak orang memilih digital piano sebagai alternatif karena digital piano lebih praktis dalam perawatannya, suara yang dihasilkan oleh piano digital mirip seperti piano akustik pada umumnya dan harganya juga cukup terjangkau.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa piano akustik dan digital piano memiliki teknik cara bermain yang sama tetapi hanya berbeda pada pengoprasian alatnya.

(22)

9

1. Posisi bermain piano

Menurut Last (1989:11), posisi bermain piano yang baik adalah : a. Posisi lengan dari siku sampai pergelangan sejajar, seimbang dan

ringan.

b. Jarak antara tempat duduk dengan piano tidak boleh terlalu dekat.

c. Peserta didik yang kakinya belum bisa menyentuh lantai, bisa menggunakan kursi kecil untuk membantu agar kaki tidak menggantung dari kursi.

d. Posisi badan harus tegak dan agak ke depan agar bobot kaki bersandar pada telapak kaki.

2. Penjarian (fingering)

(23)

10

Gam

Latihan dengan penjarian secara rutin ak piano. Apabila latihan de toneyang baik dan mem

3. Notasi Mus

Gambar 1 :Penjarian tangan kanan dan kiri.

ngan teknik penjarian penting karena dengan l n akan melatih kelenturan dan membentuk tangan

n dengan teknik penjarian cermat dan tepat, dapat empermudah dalam permainan piano.

Musik

Notasi musik adalah suatu tinggi rendah nada y waktu. Notasi musik yang menggambarkan be arah horisontal, dan tinggi rendah nada dalam lah, 2010: 5).

enurut Prier (2009:127) 1) notasi balok adalah nda bunyi dimana tinggi nada dilukiskan dalam nada dan nilai (panjangnya) nada diungkapkan da nada. Dan 2) notasi angka dimana dalam tangga

ngka 1 menunjuk pada nada pertama dari tangga

(24)

11

begitu juga angka selanjutnya. Dalam pengertia balok dan notasi angka, keduanya adalah se penulisan notasi musik untuk mengetahui letak

endahnya nada, dan harga sebuah nada.

Gambar 2 : Tabel notasi balok

4.

enurut Prier (2009: 214) Tempo dalam akan bahwa sebuah lagu harap dinyanyikan de , atau lambat. Berikut penjelasan untuk istilah sampai cepat.

go : sangat lambat (M.M 46-50) nto : lambat (M.M 56-58)

ghetto : tidak selambatlargo(M.M 60-63) Adagio : lambat (M.M 52-54)

oderato : sedang (M.M 96-104) Andante : berjalan teratur (M.M 72-76)

Andantino : lebih cepat dariandante(M.M 80-84) gretto : lebih lambat dariallergo(M.M 108-116) gro : cepat, hidup, gembira (M.M 160-176) ace : hidup, gembira (M.M 160-176)

(25)

12

Presto : cepat (M.M 184-200)

Jadi pada dasarnya salah satu aspek penting bermain piano adalah tempo, karena pemain piano yang baik harus memperhitungkan keselarasan tempo.

Pada kesimpulannya kemampuan bermain piano adalah kesanggupan seseorang dalam memainkan intrumen piano dengan teknik yang baik dan benar sesuai kapasitas yang dimiliki seseorang itu sendiri.

B. Piano Pop

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pada kelas piano pop. Pengertian dari musik pop sendiri adalah sebuah jenis musik dengan karya yang sederhana yang langsung menarik perhatian kebanyakan orang (Mack, 1995:19). Menurut Mack (1995:59) ciri-ciri musik pop gaya teks lagunya mengarah langsung pada emosi-emosi dasar, dengan frase melodi yang sederhana dan cepat dipahami. Menurut Heru (2016:21) piano pop adalah permain instrumen dengan karya-karya modern yang bersifat sederhana dan karya tersebut sangat familiar. Dari bentuk sajian piano pop dapat dipilah menjadi dua (Heru, 2016:23), yaitu :

1. Piano Pop SebagaiPerformance Style

Sajian ini adalah gaya paling umum dari piano pop bagaimana dalamfake book approach, yakni memainkan melodi dengan simbol akor, iringan tidak ditulis detail, dan pianis dituntut untuk mengembangkan permainan tangan kirinya secara mandiri.

2. Piano Pop SebagaiPerformance Genre

(26)

13

Berarti pada dasarnya piano pop mempelajari materi lagu-lagu yang sudah dikenal semua orang dan lagu-lagu tersebut bersifat sederhana dengan penyajian permainannya yang berbeda-beda.

C. Ear Training

Ear Training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam pendengarannya. Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodijat, 1983:68). Menurut Pearce (1987:329) perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar-bingar dan musikal. Ear training juga bagian terpenting dalam kegiatan bermusik. Bermain musik tidak hanya melatih membaca notasi tetapi juga melatih pendengaran. Pada kenyataannya banyak orang bermain musik secara otodidak tanpa mengenal notasi.

(27)

14

Menurut Banoe (2013: 93) landasan pembelajaran dasar musik yakni salah satunya adalah kemampuan pendengaran musik, yaitu mampu menirukan lafaz kata-kata dan syair yang didiktekan dengan baik dan benar dengan berbagai kemungkinan aksentuasi dan artikulasi, mampu menirukan nada, interval, dan melodi pendek dengan intonasi yang benar, dan mampu menirukan ritme dan pola ritme yang didiktekan.

Last (1989:52) berpendapat bahwa latihan-latihan pendengaran, tidak bisa selesai dalam waktu beberapa menit, kecuali bila anak memiliki pendengaran yang baik. Kemampuan mendengarkan dapat dikembangkan dengan cara tanpa mengecilkan harapan bagi anak yang pendengarannya kurang baik sekaligus harus menarik bagi anak lain. Dari beberapa pengertian di atas, ear trainingadalah latihan pendengaran yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan seseorang dalam mendengarkan komponen musik. Menurut Last (1989 :52) cara melatih pendengaran antara lain mendengarkan secara kritis, latihan birama dan irama, latihan mendengarkan tinggi–rendahnya nada, dan melatih mendengarkan akor.

1. Mendengarkan secara kritis

Siswa dilatih untuk belajar mendengarkan permainannya sendiri. Kemampuan mendengarkan secara kritis dan cermat harus seluruhnya dikembangkan, meskipun siswa telah mahir dalam memainkan instrumen.

2. Latihan Birama dan Irama

Latihan birama dan irama biasanya dengan menepuk tangan. Latihan dengan birama yang lebih pendek dan secara bertahap diusahakan menjadi lebih panjang.

3. Latihan Mendengarkan Tinggi-Rendahnya Nada

Latihan mendengarkan tinggi-rendahnya nada memiliki kesulitan yang lebih daripada latihan irama. Langkah-langkahnya adalah siswa diminta untuk mendengarkanintervalmelodi, kemudian menirukannya di instrumen piano.

4. Latihan Mendengarkan Akor

(28)

15

dalam hal ini akan menemui kesulitan meniru sebuah melodi dengan mendengarkan nada yang lebih tinggi dan juga lebih rendah. Pada permulaan sebaiknya guru memisahkan nada-nada akor, memainkan yang lebih tinggi lalu menonjolkan nada yang lebih rendah. Selanjutnya menambahkan nada ketiga. Dalam penambahan nada ketiga, guru sebaiknya memisahkan nada dalam akor tersebut dan guru memainkan dengan dari nada-nada bawah ke nada atas. Dengan begitu murid akan mengenali trinada berbagai balikannya.

Dalam latihan pendengaran, siswa mengalami kesulitan karena siswa sudah terbiasa dengan latihan membaca notasi. Hal ini dibutuhkan waktu dan latihan yang rutin untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik khususnya pada instrumen piano. Kebiasaan membaca notasi jika tidak diimbangi dengan latihan pendengaran akan terjadi penurunan tingkat kepekaan atau sensitivitas pendengarannya dalam bermain piano dan siswa hanya terfokus pada materi dengan notasi tanpa bisa berkembang di luar materi yang tidak bernotasi.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Kirana Hilbra Pramaditya dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain Piano Melalui Sight Reading di Gilang Ramadhan Studio Band Surakarta Kelas Piano

(29)

16

siswa dilatih dengan partitur Sight Reading. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan dalam bermain piano dengan Sight Reading. Hal ini ditunjukan bahwa terjadi peningkatan bermain piano dari pra siklus ke siklus I, dengan rincian peningkatan skor sebesar 8,75 dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya skor sebesar 35. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan.

Penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Bayu Aris Stiawan dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis E-learning Dalam Pembelajaran Interval Pada Perkuliahan

Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY Menggunakan Moodle Open

(30)

17

internet dan dosen langsung dapat melihat hasil latihan yang telah ditempuh oleh mahasiswa.

E. Tindakan yang dilakukan

Kemampuan mendengar sangat penting dimiliki oleh siswa yang belajar bermain musik, khususnya penelitian ini bagi siswa yang bermain piano. Dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah dalam proses belajar bermain piano, karena kemampuan mendengar akan menjadi dasar untuk bermain dengan baik dan anak akan menjadi lebih musikal. Siswa di Jaya Music Course mempunyai masalah dalam kemampuan mendengar dalam pembelajaran piano. Siswa lebih tertarik dengan materi membaca notasi dibandingkan dengan materiear training. Hal ini menyebabkan siswa kurang berkembang dan hanya terfokuskan pada motoriknya yang menyebabkan pendengaran dalam pembelajaran musiknya lemah.

(31)

18

F. Hipotesis Tindakan

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian tentangupaya meningkatkan permainan piano di Jaya Music Course Ponorogo pada kelas piano dengan melalui Ear

Training ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar (Kunandar, 2008:41). Menurut Elliott dalam Kunandar (2008:42) penelitian tindakan adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan upaya guru atau praktisi dalam berbagai bentuk kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik dalam sebuah pembelajaran kelas.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

(33)

3. Partisipan Kolaborator

Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi. Penelitian ini dibantu oleh satu kolaborator yaitu Bapak Jayadi selaku pemilik dan pengajar instrumen piano dalam “Jaya Music Course”. Dalam penelitian ini kolaborator bertugas dalam mengamati proses latihan, memberi masukan selama proses penelitian, mendiskusikan permasalahan, dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.

B. Prosedur Penelitian

(34)

Gambar 3 :Siklus penelitian ( Arikunto, 2008 : 16 )

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Adapun

penjelasanya rinci dalam penelitian sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran

Menurut Arikunto (2006 : 98) perencanaan menjelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. Perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi

yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. Perencanaan tindakan ini

mengacu pada meningkatkan kemampuan bermain piano yang menjadi

pokok permasalahan.Adapun beberapa langkah-langkah perencanaan

(35)

a) Melakukan rancangan pembelajaran seperti materi dan media

pembelajaran

b) Membuat instrumen penilaian untuk tes keterampilan bermain

piano

c) Mengidentifikasi masalah melalui tes bermain piano dan

aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran

d) Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan

dilakukan, tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur

tindakan yang akan diterapkan (Kunandar, 2011:35). Pada tahap ini

dilakukan implementasi tindakan yang direncanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengawali dengan latihan teknik dalam bermain piano seperti

memainkan tangga nada berserta penjariannya.

b. Instruktur menjelaskan cara bermain piano denganear training.

c. Instruktur memberikan materi ear trainingseperti mendengarkan

ritmis, melodi, kualitas akor (mayor-minor), dan lagu pendek

dengan menggunakan media laptop dan piano.

d. Siswa diminta mendengarkan dan mencermati ritmis, melodi,

kualitas akor (mayor-minor) dan lagu pendek dengan nada dasar

C mayor. Setelah itu siswa diminta untuk memainkannya

menggunakan instrumen piano.

e. Siswa diminta memainkan materi lagu pendek ear training

(36)

f. Memberikan review mengenai strategi latihan ear training dan

memberikan evaluasi tentang latihanear training.

3. Observasi

Observasi adalah melakukan sebuah proses pengamamatan atau

pemantauan suatu objek yang akan diambil laporan dan

kesimpulannya. Observasi ini juga untuk pengambilan data suasana

belajar dari tindakan yang diberikan. Alat yang digunakan selama

pengambilan data seperti wawancara, dokumentasi foto, video, dan

cacatan lapangan.

Observasi ini dilakukan pada kelas piano pop di Jaya Music

Course Ponorogo untuk mengamati respon subjek penelitian terhadap

latihan piano dengan ear training pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Kesulitan siswa selama proses tindakan diamati dan

dicatat cermat. Hasil observasi menunjukan bahwa siswa belum

terbiasa dengan latian ear training dan siswa mengalami kesulitan

dalam menebak kualitas akor mayor dan minor.

4. Refleksi

Menurut Arikunto (2006: 99) refleksi merupakan kegiatan

mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Kunandar (2011: 99)

(37)

berikut: (a) data yang didapat dianalisis; (b) dalam analisis dapat

melibatkan orang luar; dan (c) menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada akhir siklus, selama proses

pembelajaran masih terdapat kendala-kendala antara lain adalah sebagian besar siswa

masih kesulitan dalam menebak kualitas mayor dan minor.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda atau orang tempat data untuk variabel

penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2005:88). Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh ketika proses monitoring dilakukan.

Data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau kolaborator sehingga

peneliti tidak langsung mendapatkan data dari subyek penelitiannya. Penelitian ini

menggunakan teknik data sebagai berikut:

1. Tes

Teknik pengumpulan data dengan cara tes berfungsi untuk

(38)

training.Dalam test ini berbentuk praktik memainkan piano dan tes ini

dilaksanakan sebelum pemberian tindakan dan sesudah pemberian

tindakan pada setiap akhir siklus. Penilaian ini dilakukan oleh peneliti

dan kolaborator dengan pedoman penilaian dengan aspek-aspek yang

akan di ukur. Aspek-aspeknya antara lain:

a. Ketepatan menirukan ritmis yang sudah didengarkan

b. Menirukan interval melodi yang diperdengarkan

c. Ketepatan menebak akord (mayor-minor)

d. Memainkan lagu pendek

2. Dokumentasi

Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat data yang

diperoleh dalam penelitian. Dokumen yang diambil berupa arsip foto,

arsip video, daftar hadir siswa yang mengikuti kelas piano, dan

catatan-catatan yang digunakan sebelumnya untuk sumber data.

3. Observasi

Observasi adalah alat pengumpualan data untuk mengamati dan

mencatat data pada waktu dilakukan penelitian. Alat pengumpulan

data berupa catatan mengenai gambaran kegiatan secara konkrit

kegiatan pembelajaran piano di Jayadi Music Course.

Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan

(39)

6

bertujuan mengamati respon subjek penelitian terhadap pembelajaran

piano melalui ear training saat proses pembelajaran berlangsung.

Kesulitan dan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran piano

melaui ear training akan diamati dan dicatat dengan cermat.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa

siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran piano dengan

ear trainingkarena belum terbiasa dengan latihanear training.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam kepada

responden. Wawancara berfungsi untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden, pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang tidak

terstruktur karena tidak menggunakan pedoman pertanyaan,

wawancara disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

data.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan langkah terpenting untuk memperoleh hasil selama

penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian berupa hasil test yang bertujuan untuk

(40)

Tahapan ini dilakukan dengan cara mengolah skor atau nilai test praktek

bermain piano. Tahapan-tahapan di mulai dari pretest, posttest siklus I dan posttest

siklus II. Menurut Arikunto (2007:284) rumus untuk menghitung nilai rata-rata

peserta didik adalah :

Keterangan :

X = Rata-rata

∑ X = Jumlah seluruh nilai

N = Banyak peserta didik

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian tes

kemampuan anak dalam bermain piano. Yang dilihat dalam aspek penilaian berupa a)

menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak akord

(mayor-minor) d) memainkan lagu pendek. Pemberian tes praktik terhadap peserta didik

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik di dalam bermain piano

(41)

8

Tabel 1 :Aspek penilaian

No. Aspek Skor Kategori

1. Menirukan ritmis 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang

2. Menirukan Interval melodi 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang

3. Ketepatan menebak kualitas

akor

25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

10 Sangat kurang

4. Memainkan lagu pendek 25 Sangat baik

20 Baik

15 Kurang

(42)

Tabel 2 :Rubrik penilaian

No. Aspek Skor Kategori Kriteria

1. Menirukan ritmis

25 Sangat baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat lebih dari ≥ 80%

20 baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 60%-79%

15 kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 40%-59%

10 Sangat kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat kurang dari ≤ 39%

2. Menirukan Interval

melodi

25 Sangat baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat lebih dari≥ 80%

20 baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 60% - 79%

15 kurang Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 40% - 59%

(43)

3. Ketepatan

menebak

kualiatas

akord

25 Sangat baik Dapat menebak kualitas

akord dengan tepat lebih

dari ≥ 80%

20 baik Dapat menebak kualitas

akord dengan tepat antara

60% - 79%

15 kurang Dapat menebak kualitas

akord dengan tepat antara

40% - 59%

10 Sangat kurang Dapat menebak kualitas

akord dengan tepat kurang

dari ≤ 39%

4. Memainkan

lagu

pendek

25 Sangat baik Dapat memainkan lagu

pendek dengan tepat lebih

dari≥ 80%

20 baik Dapat memainkan lagu

pendek dengan tepat antara

60%-79%

15 kurang Dapat memainkan lagu

pendek dengan tepat antara

40%-59%

10 Sangat kurang Dapat memainkan lagu

pendek dengan tepat kurang

dari ≤39%

(44)

G. Kolaborator

Pada penelitian ini secara operasional dilakukan secara kolaborasi. Tindakan

ini dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas siswa terhadap mutu penelitian.

Pada pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh seorang kolaborator yaitu Jayadi, S.Pd

selaku instruktur piano di Jaya Music Course. Kolaborator bertugas untuk

memberikan tes (praktik) terhadap kemampuan bermain piano siswa dengan

menggunakan latihan ear training. Kolaborator juga bertugas untuk mengamati

proses pembelajaran dengan latihan ear training, mengevaluasi siswa, memberi

masukan, menganalisis hasil tes siswa.

H. Indikator Keberhasilan Siswa

Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah adanya

peningkatan musikal di Jaya Music Course. Peningkatan kemampuan musikal

ditandai dengan meningkatnya nilai hasil penelitian bermain piano dengan latihan

Ear Training. Nilai dari hasil evaluasi pretest akan dibandingkan dengan posttest

siklus I dan siklus II. Dalam hal ini peneliti mempunyai target nilai 80. Jika siswa

telah mencapai nilai minimum 80 maka penelitian ini dikatakan berhasi dan siklus

(45)

Tabel 3 : kategori nilai siswa

No. Rentang Nilai Kategori

1. 80-100 Sangat Baik

2. 60-79 Baik

3. 40-59 Kurang

4. 20-39 Sangat Kurang

I. Validitas Penelitian

Menurut Kunandar (2008:103) salah satu cara untuk melihat derajat

kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas

penelitian. Validitas menunjuk derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK.

Menurut Kunandar (2008:53) validitas penelitian yang diperlukan guna mencapai

keabsahan data penelitian adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan

dialog. Adapun rincian validitas di atas sebagai berikut:

1. Validitas Demokratik

Validitas demokratik dilakukan dengan keterlibatan seluruh

subjek. Dalam hal ini adalah peneliti, kolaborator dan siswa kelas

piano pop di Jaya Music Course. Dalam validitas demokratik ini

peneliti dan kolaborator saling memberi masukan agar proses

(46)

2. Validitas Hasil

Validitas hasil mengandung konsep bahwa tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran piano dengan ear training di “Jaya

Music Course” membawa hasil yang diharapkan. Hasil yang efektif

tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi meletakkan kembali pada

kerangka sehingga memunculkan pernyataan yang baru sehingga

diadakan kembali upaya perbaikan untuk langkah selanjutnya.

3. Validitas Proses

Validitas proses berkenaan mengenai kepercayaan dan

kompetensi. Dalam hal ini peneliti dan kolaborator secara terus

menerus memberikan kritik kepada diri sendiri dalam situasi yang ada

sehingga dapat melihat kekurangan dan segera mengambil upaya

untuk memperbaikinya.

4. Validitas Katalitik

Validitas katalitik terkait dengan sejauh mana pemahaman

realitas proses pembelajaran berupaya memfokuskan dan mengelola

perubahan di dalamnya. Validitas dalam aspek ini ditunjukan oleh

catatan dalam jurnal peneliti, pada tahap refleksi akan menunjukan

(47)

5. Validitas Dialogik

Validitas dialogik dapat beriringan dengan dengan pemenuhan

kriteria demokratik yaitu setelah seseorang mengungkapkan

pandangan, pendapat atau gagasannya, selanjutnya akan meminta

peserta lain menanggapinya dengan kritis sehingga unsur subjektivitas

(48)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pra Siklus

Pra siklus dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses belajar piano

sebelum dilakukannya siklus I. Dalam kegiatan pra siklus akan diadakan pre-test

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bermain piano. Pada kegiatan ini siswa

diminta untuk mendengarkan dan menirukan materiear training. Hasil penelitian ini

akan disajikan dalam persiklus agar memudahkan mengetahui hasil peningkatan

kemampuan bermain piano pada Jaya Music Course Ponorogo dengan

jelas.Kegiatan pra siklus dilakukan dalam 5 hari, yaitu pada tanggal 18, 19, 20, 21,

dan 23 April 2016. Pada tindakan pra siklus, siswa masih banyak yang kurang

paham tentang latihan ear training. Oleh karena itu, dilakukan pre-test dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dalam bermain piano siswa melalui

ear training.Penilaian dilakukan oleh dua orang rater yaitu Akbar Andrian Syah dan

Jayadi yang sekaligus instruktur piano di Jaya Music Course. Dari hasil evaluasi

(49)

35

Tabel 4 : Hasil penilaian Pre-test.

Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakan ear trainingsetelah tindakan Pra-siklus.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan

Responden 1 70 71 70,5 BAIK

Reponden 2 59 65 62 BAIK

Responden 3 58 61 59,5 KURANG

Responden 4 62 61 61,5 BAIK

Responden 5 65 61 63 BAIK

Responden 6 64 65 64,5 BAIK

Responden 7 55 59 57 KURANG

Responden 8 55 58 56,5 KURANG

Responden 9 70 72 71 BAIK

Responden 10 65 63 64 BAIK

Responden 11 53 58 55,5 KURANG

Responden 12 66 68 67 BAIK

Responden 13 64 72 68 BAIK

Responden 14 65 67 66 BAIK

Responden 15 59 59 59 KURANG

Jumlah 945

Min 55,5

Max 71

Rata-rata kelas 63 BAIK

Dari table 4 tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu

63. Itu artinya rata-rata menunjukan “Baik”, tetapi ada 5 dari 15 siswa yang belum

memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.

2. Siklus I

Dalamtahapini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu

sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan

meliputi:

a. Perencanaan Siklus I

Dalam tahap ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan

segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun beberapa

(50)

36

1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus

yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang

belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta

sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok.

Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok,

siswa diberikan materiear training.

2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada prasiklus.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih

mengalami kendala mengenai kepekaan dalam mendengarkan

komponen musik yang meliputi mendengarkan dan

menirukan ritme, interval, kord, dan potongan lagu pendek

dalam piano. Peneliti mencoba memberikan materi dengan

latihan ear training, dimana siswa belum pernah

mendapatkan latihan ini sebelumnya.

3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui

latihanear training yang telah dikonsultasikan dengan expert

yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri

Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di

bidang musik.

4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan

(51)

37

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada

tanggal 25 April - 14 Mei 2016. Pada kegiatan ini instruktur

melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang

sudah dipersiapkan. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh

kolaborator yang akan membantu mengamati dan menilai proses

pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan

langkah-langkah tindakan sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama siklus I

a) Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada

tanggal 25, 26, 27, 28, dan 30 April 2016. Pembelajaran

pada pertemuan pertama dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini instruktur

mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan

pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa,

dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran

kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai

(52)

38

I. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan

siswa memainkan tangga nada dengan teknik penjarian.

Selanjutnya siswa belajar mengenai materiear training.

Instruktur menjelaskan kepada siswa bahwa ear

training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang

bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam

pendengarannya dalam bermusik. Dalam pertemuan

pertama instruktur memberikan materi latihan ear training

mengenai mendengarkan menirukan ritme dan interval

nada pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan

dengan fokus dan memperhatikan materi tersebut. Hal ini

dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti

dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah siswa

siap, siswa diminta menirukan materi dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear

training kepada siswa dan langsung memperdengarkannya

kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan

materi mengenai latihan ritme melodi. Instruktur

memainkan ritme melodi pada piano dan siswa di minta

untuk mendengarkan ritme tersebut tanpa siswa melihat

(53)

39

siswa diberikan ritme melodi 1 birama dalam birama 4/4

dan siswa menirukannya atau memainkannya pada piano,

kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai 4 birama.

Setelah latihan ritme melodi, kemudian instruktur

memberikan materi mengenai interval nada. Dalam materi

interval nada, peneliti hanya memberikan jangkauan

interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa masih belum

menguasai materi interval nada, oleh karena itu peneliti

memberikan jangkauan intervalkuint(do-sol).

Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal ear

training sebagai latihan. Instruktur menginstrukturkan

siswa untuk mendengarkan materi yang diulang 2 kali, dan

kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi

yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan.

Berikut contoh soal materi latihanear trainingritme melodi

dan interval nada.

(54)

40

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear

trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur

mengemukakan kekurangan siswa saat berlatih ear

training yaitu dalam mendengarkan materi siswa sering

tidak fokus, siswa masih banyak melakukan kesalahan

dalam menirukan dan memainkan materi ear training, dan

siswa meminta instruktur untuk mengulang-ulang materi.

Instruktur menugaskan kepada siswa untuk belajar latihan

ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan

dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur

mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan kedua siklus I

a) Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan

pada tanggal 2, 3, 4, 5, dan 7 Mei 2016. Pembelajaran

pada pertemuan kedua dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini,

kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan

pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang

diberikan berbeda dengan pertemuan pertama.

(55)

41

kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan

kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur

memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan

pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan

mengenai materi pembelajaran pada pertemuan kedua

pada siklus I. Pada awal pembelajaran instruktur

menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan

teknik penjariannya. Selanjutnya siswa belajar

mengenai materi ear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa

mengenai pengertian ear training. Dalam pertemuan

kedua ini instruktur memberikan materi latihan ear

trainingmengenai menebak kualitas akor Mayor-minor

dan mendengarkan memainkan potongan lagu pendek

pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan

dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan

agar siswa bisa lebih teliti dalam mendengarkan dan

(56)

42

pembelajaran, siswa diminta menirukan materi dengan

piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear

training kepada siswa dan langsung

memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal,

instruktur memberikan materi mengenai latihan

menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan

dan menjelaskan mengenai 2 kualitas akor yaitu Mayor

dan minor. Kemudian Instruktur memainkan akor pada

piano dan siswa diminta untuk mendengarkan dan

menebak kualitas akor tersebut tanpa siswa melihat

instruktur memainkan akor tersebut. Selanjutnya setelah

siswa berlatih mengenai kualitas akor, instruktur

memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek

ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan

kepada siswa untuk mendengarkan dan mencermati

potongan lagu pendek tersebut.

Dalam tahap latihan mendengarkan dan

menirukan lagu pendek ini, instruktur memainkan

potongan lagu tersebut 1 birama dahulu, lalu siswa

menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian instruktur

(57)

43

sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk

memainkan dari birama 1 sampai birama 4 dengan satu

rangkaian. Berikut contoh soal ear training latihan

menebak kualitas akor Mayor – minor dan memainkan potongan lagu pendek.

Gambar 5 :Soalear training.

Menebak kualitas akor dan memainkan potongan lagu pendek. c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear

training siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan

kedua ini. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa

saat berlatih ear training yaitu siswa masih susah untuk

mendengarkan dengan fokus, pada materi

mendengarkan dan menebak kualitas akor siswa masih

susah dalam membedakan mayor dan minor, dan pada

(58)

44

masih kurang cermat dalam menirukannya. Kemudian

instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar

latihan ear training dan meminta siswa lebih

mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan

kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran

denganmengucap salam.

3) Pertemuan ketiga siklus I

Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes

akhir siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 9,

10, 11, 12, dan 14 Mei 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan

latihan ear training. Sebelum mengawali proses

pembelajaran, instruktur mengucapkan salam, menanyakan

kabar, dan menanyakan kesiapan siswa mengikuti proses

pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran,

instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi penilaian

tes yang akan dilakukan.

Indikator penilaian ear training adalah mendengarkan

dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak

kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan potongan

(59)

45

dalam menirukan materi ear training yang sudah

diperdengarkan oleh instruktur, maka siswa akan

mendapatkan nilai maksimal. Berikut soal tes siklus I :

Gambar 6 :Soal Tes Ear Training.

Ritme Melodi, Interval Nada, Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan menirukan Potongan Lagu Pendek.

c. Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada

siklus I, pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai

pertemuan 3 sudah terlaksana kurang maksimal dan masih ada

beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Misalnya seperti

kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat

(60)

46

banyak, siswa sering tidak fokus dalam latianear training,dan

siswa masih lemah dalam materi ear training mengenai

menebak kualitas akor Mayor-minor. Dalam siklus I mengalami

peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaran ear

training dibandingkan pra siklus yang sama sekali tidak

dilakukannya tindakan pembelajaranear training. berikut hasil

tes pada siklus

Tabel 5 :Hasil penilaian Siklus I

Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanEar Training setelah tindakan Siklus I.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan

Responden 1 79 80 79,5 BAIK

Reponden 2 80 80 80 SANGAT BAIK

Responden 3 76 78 77 BAIK

Responden 4 80 80 80 SANGAT BAIK

Responden 5 78 81 79,5 BAIK

Responden 6 82 79 80,5 SANGAT BAIK

Responden 7 78 78 78 BAIK

Responden 8 74 78 76 BAIK

Responden 9 80 81 80,5 SANGAT BAIK

Responden 10 79 79 79 BAIK

Responden 11 83 80 81,5 SANGAT BAIK

Responden 12 79 82 80,5 SANGAT BAIK

Responden 13 77 77 77 BAIK

Responden 14 77 76 76,5 BAIK

Responden 15 78 77 77,5 BAIK

Jumlah 1183

Min 76

Max 81,5

(61)

47

Dari table 5 diatas dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu

78,86. Dengan nilai 78,86 dalam kategori BAIK.

d. Refleksi siklus I

Proses pembelajaran piano melalui latihanear trainingdi Jaya

Music Course Ponorogo berjalan secara baik ditunjukan pada

hasil peningkatan nilai pada prasiklus ke siklus I. pada siklus I

dalam pembelajaran menirukan ritme dan menirukan interval

melodi siswa rata-rata mendapatkan nilai tertinggi, tetapi masih

ada juga kendala dalam proses pembelajarannya. Beberapa

kendala tersebut antara lain :

1) Kedisplinan siswa dalam proses pembelajaran masih

sangat kurang sehingga waktu latian banyak yang

terbuang.

2) Siswa sering tidak fokus pada waktu materi ear training

diperdengarkan oleh instruktur.

3) Dalam materi mendengarkan lalu menirukan potongan

lagu pendek pada piano, masih harus di ulang-ulang agar

siswa bisa paham dengan potongan lagu pendek tersebut.

4) Siswa masih kesulitan untuk membedakan kualitas akor

Mayor-minor

5) Dalam memainkan piano siswa masih seringblankkarena

(62)

48

Dari hasil refleksi di atas, maka perlu dilaksanakan siklus II .Adapun

pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I dengan membuat

perencanaan tindakan yang lebih matang.

3. Siklus II

Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada dasarnya kegiatan siklus II

hampir sama dengan kegiatan pada siklus I, hanya saja ada perbedaan pada materi

yang diajarkan. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk melanjutkan penelitian

setelah melihat hasil siklus I sebagai acuan yang dirasa masih harus diberikan

perbaikan dari kendala siklus I.

a. Perencanaan

Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pada siklus I,

peneliti dankolaborator melakukan diskusi untuk merencanakan

tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Berikut

langkah-langkah yang akan dilakukan :

1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus

yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang

belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta

sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok.

Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok,

(63)

49

2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada siklus I.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih

mengalami kendala mengenai kepekaan dalam

mendengarkan komponen musik yang meliputi

mendengarkan dan menirukan ritme, interval, kord, dan

potongan lagu pendek dalam piano. Peneliti memberikan

materi dengan latihanear training.

3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui

latihan ear training yang telah dikonsultasikan dengan

expert yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri

Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di

bidang musik.

4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan

bersama pelatih dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal

16 Mei - 4 Juni 2016. Pada kegiatan ini instruktur melaksanakan

tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah

dipersiapkan seperti pelaksanaan tindakan sebelumnya. Pada

(64)

50

1) Pertemuan pertama siklus II

a) Kegiatan awal

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan

pada tanggal 16, 17, 18, 19, dan 21 Mei 2016.

Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan

dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam

tahap ini instruktur mengawali pertemuan dengan

membuka kegiatan pembelajaran dengan salam,

menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan

dilakukan pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai

materi pembelajaran pada pertemuan pertama pada

siklus II. Pada awal pembelajaran instruktur

menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan

teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai

materi ear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa

(65)

51

yang dilakukan pertemuan sebelumnya pada siklus I.

Dalam pertemuan pertama pada siklus II instruktur

menjelaskan bahwa materi pada siklus II hampir sama

dengan siklus I, akan tetapi materi pada siklus II ini

berbeda pada tingkat kesulitannya. Pada pertemuan

pertama instruktur memberikan materi latihan ear

training mengenai mendengarkan menirukan ritme dan

interval nada pada piano. Siswa disarankan untuk

mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal

ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti

dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah

siap, siswa diminta menirukan materi ear training

dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materi ear

training kepada siswa dan langsung

memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal,

instruktur memberikan materi mengenai latihan ritme

melodi. Instruktur memainkan ritme melodi pada piano

dan siswa di minta untuk mendengarkan ritme tersebut

tanpa siswa melihat instruktur memainkan ritme melodi

tersebut. Pada pertemuan awal, siswa diberikan ritme

(66)

52

menirukannya atau memainkannnya pada piano,

kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai dengan 3

birama. Setelah latihan ritme melodi, kemudian

instruktur memberikan materi mengenai interval nada.

Dalam materi interval nada, peneliti hanya memberikan

jangkauan interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa

masih belum menguasai materi interval nada, oleh

karena itu peneliti memberikan jangkauan intervalkuint

(do-sol).

Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal

ear training sebagai latihan. Instruktur

menginstruksikan siswa untuk mendengarkan materi

yang dimainkan instruktur pada piano dalam 2 kali, dan

kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi

yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan.

Berikut contoh soal materi latihan ear trainingritme

(67)

53

Gambar 7 :soal latihanear trainingritme melodi dan interval nada.

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear

trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur

mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear

trainingyaitu dalam mendengarkan materi siswa sering

tidak fokus dan siswa meminta instruktur untuk

mengulang-ulang materi. Instruktur menugaskan

kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan

meminta siswa mendengarkan dengan lebih cermat.

Sebelummeninggalkan kelas, instruktur mengakhiri

pembelajaran denganmengucapkan salam.

2) Pertemuan kedua siklus II

a) Kegiatan awal

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal

(68)

54

kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa.

Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan

kegiatan pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang

diberikan berbeda dengan pertemuan pertama. Instruktur

mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran

dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan

kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan

pada pertemuan ini.

b) Kegiatan inti

Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi

pembelajaran pada pertemuan kedua pada siklus II. Pada awal

pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan

tangga dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar

mengenai materiear training.

Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenai

pengertian ear training. Dalam pertemuan kedua ini instruktur

memberikan materi latihan ear training mengenai menebak

kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan memainkan

potongan lagu pendek pada piano. Siswa disarankan untuk

mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini

(69)

55

menirukan materi. Setelah siap, siswa diminta menirukan materi

dengan piano.

Selanjutnya instruktur memberikan materiear trainingkepada

siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada

tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan

menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan dan

menjelaskan mengenahi 2 kualitas akor yaitu Mayor dan minor.

Kemudian Instruktur memainkan akor pada piano dan siswa

diminta untuk mendengarkan dan menebak kualitas akor tersebut

tanpa siswa melihat instruktur memainkan akor tersebut.

Selanjutnya setelah siswa berlatih mengenai kualitas akor,

instruktur memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek

ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan kepada siswa

untuk mendengarkan dan mencermati potongan lagu pendek

tersebut. Dalam tahap latihan mendengarkan dan menirukan lagu

pendek ini, instruktur memainkan potongan lagu tersebut 1 birama

dahulu, lalu siswa menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian

instruktur menambahkan birama menjadi 2 birama, 3 birama, dan

sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk memainkan dari

birama 1 sampai birama 4 dengan satu rangkaian. Berikut contoh

(70)

56

Gambar 8 :Soal latihanear trainingmenebak akor dan menirukan potongan lagu pendek.

c) Kegiatan penutup

Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa

yangtelah dilaksanakan pada pertemuan kedua ini pada siklus II.

Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear

trainingyaitu siswa masih mengalami kesulitan untuk

mendengarkan dengan fokus, pada materi mendengarkan dan

menebak kualitas akor siswa mengalami kesulitan dalam

membedakan Mayor dan minor, dan pada materi mendengarkan

potongan lagu pendek siswa masih kurang cermat dalam

menirukannya. Kemudian instruktur menugaskan kepadasiswa

untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih

mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas,

(71)

57

3) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes akhir

siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 30, 31 Mei, 1

Juni, 2 Juni, dan 4 Juni 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan latihanear training.

Sebelum mengawali proses pembelajaran, instruktur mengucapkan

salam, menanyakan kabar, dan menanyakan kesiapan siswa

mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti

pembelajaran, instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi

penilaian tes yang akan dilakukan.

Indikator penilaianear training sama dengan penilaian pada test

siklus I adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval

nada, menebak kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan

potongan lagu pendek. Pada tes siklus II, jika siswa tepat dan cermat

dalam menirukan materi ear training yang sudah diperdengarkan

oleh instruktur, maka siswa akan mendapatkan nilai maksimal.

(72)

58

Gambar 9 :Soal tesear trainingritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor dan mendengarkan menirukan potongan lagu pendek.

c. Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II,

pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai pertemuan 3 sudah

terlaksana cukupbaik. Dalam pembelajaran sebagian siswa sudah displin

dalam kedatangannya untuk mengikuti pembelajaranear training, siswa

cukup antusias dalam mengikuti pembelajarannya,siswa mulai fokus

dalam mendengarkan materi ear training, namun siswa masih lemah

dalam materi ear training mengenai menebak kualitas akor

Mayor-minor. Tetapi dalam siklus II mengalami peningkatan setelah dilakukan

tindakan pembelajaranear trainingpada siklus II. berikut hasil tes pada

(73)

59

Tabel 6 :Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanear trainingsetelah tindakan siklus II.

Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan

Responden 1 78 81 79,5 BAIK

Reponden 2 77 80 78,5 BAIK

Responden 3 80 89 84,5 SANGAT BAIK Responden 4 82 86 84 SANGAT BAIK Responden 5 83 86 84,5 SANGAT BAIK

Responden 6 78 80 79 BAIK

Responden 7 78 80 79 BAIK

Responden 8 80 92 86 SANGAT BAIK Responden 9 81 89 85 SANGAT BAIK

Responden 10 78 81 79,5 BAIK

Responden 11 80 87 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 83 86 84,5 SANGAT BAIK

Responden 13 78 80 79 BAIK

Responden 14 81 89 85 SANGAT BAIK Responden 15 86 90 88 SANGAT BAIK

Jumlah 1239,5

Min 78,5

Max 88

Rata-rata kelas 82,63 SANGAT BAIK

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus

II,pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 hingga pertemuan 3

sudahterlaksana dengan baik. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yangselama proses pembelajaran mengalami peningkatan yang ditunjukan

oleh hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II yang memiliki nilai rata-rata

82,63. Nilai rata-rata 82,63 masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”.

d. Refleksi Siklus II

Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan

Gambar

Tabel 01:
Gambar 2 : Tabel notasi balok
Gambar 3 : Siklus penelitian ( Arikunto, 2008 : 16 )
Tabel 1 : Aspek penilaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Paradigma baru ini memfokuskan diri pada upaya memben- tukpeserta didik sebagai masyarakat ke- wargaan (cioil society) dengan member- dayakan warga negara melalui

Urutkan sampel dari warna yang paling anda tidak suka (=1) hingga sampel yang paling anda suka (=6)... Bandingkan rasa sampel secara berurutan dari kiri

Consetta (2012) dalam penelitiannya tentang pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi angka buta huruf kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur dengan pendekatan regresi

Banyaknya benda uji yang dibuat dapat ditentukan dengan rumus pendekatan berikut (I.G.N. Mempersiapkan agregat sesuai dengan komposisi campuran yang akan

Di bawah ini disajikan kunci jawaban dan petunjuk penyelesaian soal latihan Anda. 1) Untuk membedakan suatu bangun datar itu segibanyak atau bukan, Anda lihat apakah

Dalam hal ini jelas bahwa kebijakan penuntutan untuk kepentingan umum dipercayakan dan dipertanggungjawabkan pada Jaksa Agung sebagai penuntut umum tertinggi dan

Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Etika profesi hakim dan hukum adalah merupakan satu kesatuan yang secara inheren terdapat nilai-nilai etika Islam yang

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL