UPAYA PENIN S PIANO POP MENGGUNAKANEAR TRA I JAYA MUSIC COURSE PONOROGO
SKRIPSI
iajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan una Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Orang tua saya Kastowo dan Siti Ngaisah A.md Kakak saya Yulia Kusumaning Tyas
Motto
Sebuah PROSES tidak akan
pernah
vii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ... ii
PERNYATAAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
viii
B. Piano Pop ... 11
C. Ear Training... 11
D. Penelitian yang Relevan ... 14
E. Tindakan yang dilakukan ... 16
F. Hipotesis Tindakan... 17
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 18
B. Prosedur Penelitian... 19
C. Subjek Penelitian... 23
D. Teknik Pengumpulan Data... 23
E. Analisis Data ... 25
F. Instrumen Penelitian... 26
G. Kolaborator ... 30
H. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 30
I. Validitas Penelitian ... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34
B. Pembahasan... 62
BAB V. PENUTUP A. Simpulan ... 66
B. Rencana Tindak Lanjut ... 66
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar No. 1 : Penjarian Tangan Kanan dan Kiri... Gambar No. 2 : Tabel Notasi Balok... Gambar No. 3 : Siklus Penelitian... Gambar No. 4 : SoalEar TrainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 5 : SoalEar TrainingMenebak Kualitas Akor dan
Memainkan Potongan Lagu Pendek...
Gambar No. 6 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada, Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 7 : Soalear trainingRitme dan Interval Nada... Gambar No. 8 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,
Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan
Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 9 : Soal tesEar TrainingRitme Melodi, Interval Nada,
Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan
Menirukan Potongan Lagu Pendek... Gambar No. 10 : Instruktur menjelaskan mengenahi latihanear
trainingpada piano... Gambar No. 11 : Instruktur meminta siswa untuk memainkan tangga Nada... Gambar No. 12 : Siswa memainkan materi yang sudah
diperdengarkan oleh instruktur... Gambar No. 13 : Instruktur memberikan tes latihanear trainingdan
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 01 : Aspek PenilaianEar Training... Tabel 02 : Rubrik Penilaian Ear Training... Tabel 03 : Kategori Nilai Siswa... Tabel 04 : Hasil Penilaian Pre-test Kemampuan Bermain
Piano dengan Ear Training Pra
Siklus... ..
Tabel 05 : Hasil Penilaian Siklus I Kemampuan Bermain Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus I... Tabel 06 : Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain
Piano dengan Ear Training setelah tindakan siklus II...
Tabel 07 : Hasil Penilaian Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II kemampuan Bermain Piano denganEar
Training...
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan ijin penelitian... 70
Lampiran 2. Surat ijin dari Ketua Jurusan ... 71
Lampiran 3. Surat ijin dari FBS ... 72
Lampiran 4. Surat Validasi Instrumen ... 73
Lampiran 5. RPP siklus I ... 75
Lampiran 6. RPP siklus II ... 79
Lampiran 7. RPP tes siklus I ... 83
Lampiran 8. RPP tes siklus II... 87
Lampiran 9. Pra-siklus ... 91
Lampiran 10. Daftar penilaian tes keterampilan bernyanyi ... 95
Lampiran 11. Hasil wawancara siswa ... 97
Lampiran 12. Dokumentasi kegiatan ... 112
xiii
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALITAS SISWA KELAS PIANO POP MENGGUNAKANEAR TRAININGDI JAYA MUSIC
COURSE PONOROGO
Oleh :
Akbar Andrian Syah 11208244011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan bermain piano pada kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo dengan menggunakan ear training. Permasalahan dalam penelitian ini adalah siswa masih ketergantungan dengan membaca partitur dan kurangnya siswa menggunakanear trainingdalam bermain piano.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiridariempat tahap yaitu: a) perencanaan, b) implementasi tindakan, c) observasi, dan d) refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course Ponorogo sebanyak 15 orang yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini telah dikonsultasikan dengan expert agar dapat digunakan untuk mengukur kemampuan musikalitas dengan menggunakan ear training. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan dialogik. Adapun teknik analisis data dilakukan dengan cara mengolah skor aspek-aspek penilaian yang terdapat dalam penilaian tes praktik meliputi a) menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak kualitas akor d) memainkan potongan lagu pendek.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai dan proses pembelajaran piano dengan menggunakan ear training dalam kelas piano pop di Jaya Music Course. Pada pra-siklus nilai rata-rata siswa adalah 63. Dari hasil tes siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 78,87, terjadi peningkatan pra-siklus dan siklus I sebesar 15,87 atau 25%. Pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 82,63 yang mengalami peningkatan 3,96 atau 5%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan ear training dalam pembelajaran bermain piano dapat meningkatkan kemampuan musikalitas siswa.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan musik pada masyarakat Indonesia menunjukan minat dan kemajuan yang cukup pesat. Dibuktikan dilihat dari banyaknya ajang pencarian bakat dan kompetisi musik. Dengan adanya hal tersebut, membuat banyak didirikan kursus musik yang kemudian mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Jaya Music Course merupakan salah satu lembaga musik non-formal di Ponorogo yang berdiri sejak tahun 2000 dan terletak di jalan Anoman yang berada di tengah kota Ponorogo. Menurut Bapak Jayadi, S.Pd selaku pemilik sekaligus pengelola lembaga ini, yang melatar belakangi berdirinya Jaya Music Course adalah banyaknya minat anak dan remaja untuk belajar bermain musik, sehingga Bapak Jayadi tertarik untuk mendirikan kursus musik untuk sebagai wadah anak dan remaja mempelajari musik dan juga sebagai sarana berbisnis. Tenaga pengajar atau guru di Jaya Music Course mempunyai latar belakang pendidikan musik, diantaranya Rizki Dimas, S.Pd dari UNESA (Universitas Negeri Surabaya) jurusan Sendratasik, Adi lulusan SMKN 2 Kasihan Bantul dan Jayadi S.Pd dari UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) jurusan Pendidikan Seni Musik.
diri siswa. Alasan beberapa orang yang masuk di Jaya Music Course memilih kursus musik karena tidak ada kesempatan lagi mengikuti pendidikan musik formal, faktor biaya belajar, dan dengan kursus musik seseorang lebih terfokus dengan instrumen musik apa yang akan dipelajari.
Siswa yang mengikuti pembelajaran musik di Jayadi Music Course terdiri dari usia anak-anak dan remaja. Pembagian kelas di Jaya Music Course bermacam-macam, mulai dari kelas drum, keyboard, piano, violin, elektrik gitar, elektrik bass, dan kelas band. Dalam pengajaran instrumen, masing-masing diberikan dasar-dasar teori musik seperti membaca notasi, mengenali tangga nada, tanda-tanda ekspresi, aksidental, tempo dan juga teknik-tenik bermain sesuai instrumen yang dipilih.
Dari hasil observasi peneliti di Jaya Music Course, banyak siswa yang berminat untuk mempelajari instrumen piano. Hanya saja masih terdapat masalah dalam proses pembelajaran di kelas piano. Beberapa masalah yang ditemukan pada pembelajaran piano salah satunya adalah siswa diberikan materi lagu, namun siswa tersebut hanya bisa memainkannya sesuai materi lagu yang diberikan tanpa mampu mengembangkannya. Salah satu cara untuk mengembangkannya dengan meningkatkan kemampuan bermain piano anak melalui pelatihanear training.
akor dan melodi. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan usaha untuk meningkatkan permainan piano anak melaluiear training.
Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodiyat, 1983:68). Dalam Ear Training terdapat beberapa bentuk pelatihan, yaitu mendengar dan mengingat ritme dengan menirukan ulang ritme yang sama, serta mengingat melodi kemudian menirukan ulang melodi tersebut. Dengan melatih kemampuan melalui ear traning, maka siswa tidak hanya dapat memainkan instrumen piano dengan materi yang telah diberikan oleh pengajar, tetapi siswa bisa mengembangkannya dengan materi lain tanpa bergantung pada materi yang diberikan saat proses pembelajaran di lembaga kursus musik.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti upaya peningkatkan bermain pada kelas piano pop melalui pelatihan ear training di Jaya Music Course Ponorogo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan ear training untuk memainkan piano.
3. Masih kurangnya pemahaman siswa mengenai kualitas akor dan melodi.
4. Siswa hanya dapat memainkan piano sesuai materi lagu yang diberikan dan di luar materi yang diberikan siswa masih mengalami kesulitan.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang setelah diuraikan, penulis membatasi masalah mengenai upaya peningkatan kemampuan musikalitas siswa kelas pop menggunakanear trainingdi Jaya Music Course Ponorogo.
D.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah pelatihan ear training dapat meningkatkan kemampuan bermain piano di Jaya Music Course?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan musikalitas menggunakanear trainingdi Jaya Music Course.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
b. Dapat digunakan sebagai referensi kajian untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Siswa menjadi lebih peka dalam mendengarkan komponen musik.
2) Siswa menjadi dapat mengembangkan permainan piano di luar materi yang diberikan oleh lembaga itu sendiri.
b. Manfaat bagi guru
Guru memperoleh pengetahuan dalam pelatihan ear training untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik.
c. Manfaat bagi lembaga
6 BAB II KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Musikal
Kemampuan adalah suatu kapasistas individu untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaan, seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan phisik (Robbins, 2003:52). Seseorang dikatakan mampu apabila dia bisa melakukan apa yang harus dia lakukan.
Anak yang mempunyai kemampuan musikal yang baik bukan berarti memiliki keterampilan bermain musik yang baik pula. Seperti yang dikatakan George dan Hodges (Djohan, 2009:53). bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan untuk merespon atau sensitifitas stimuli musikal yang di dalamnya termasuk apresiasi dan pemahaman musik tanpa harus memiliki keterampilan memainkan alat musik. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hallam (2006:425) yaitu :
7
• Sense of pitch
Sense of pitchyaitu kepekaan dalam membedakan nada. • Sense of intensity
Sense of intensity yaitu kepekaan dalam membedakan kuat lemahnya nada. • Sense of time
Sense of time yaitu kepekaan dalam membedakan interval nada lebih jauh atau pendek.
• Sense of consonance
Sense of consonance yaitu kepekaan dalam harmoni yang terdengar lebih baik atau tidak.
• Tonal memory
Tonal memoryyaitu ingatan tentang suara.
Berdasarkan pengertian beberapa para ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan musikal adalah kepekaan dalam musik yang timbul secara alamiah tanpa harus bisa memainkan alat musik.
Dalam penelitian ini membahas mengenahi kemampuan musikal pada kelas piano pop dengan ear training. sebelum membahas mengenahi piano pop dan ear training alangkah baiknya membahas mengenahi instrumen piano untuk mengetahui lebih detail mengenahi intrumen piano itu sendiri. Di era modern ini masih banyak masyarakat belum bisa membedakan antara piano dan digital piano. Masih banyak anggapan bahwa piano dan digital piano memiliki sistem pengoprasian yang sama. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan piano dan digital piano:
1. Piano
8
instrumental, tetapi piano dapat mengiringi instrumen musik tanpa bantuan iringan alat musik lain (McNeill, 1998:36).
2. Digital Piano
Pengertian digital dalam musik yaitu suatu bunyi yang melibatkan data bit komputer. Digital piano adalah alat yang sistem kerjanya dengan sistem digital yang memunculkan murni suara piano dan sistem digitalnya bekerja menggunakan arus listrik (Case, 2007:369). Kesamaan dari digital piano dengan piano akustik adalah terdapat tuts yang berjumlah 88 dan tuts pianonya menggunakan tipe gradded-hammer atau tuts yang tekanannya berat seperti pada tuts piano akustik yang mengetukkan palu ke senar sehingga terasa berat pada tuts-nya. Banyak orang memilih digital piano sebagai alternatif karena digital piano lebih praktis dalam perawatannya, suara yang dihasilkan oleh piano digital mirip seperti piano akustik pada umumnya dan harganya juga cukup terjangkau.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa piano akustik dan digital piano memiliki teknik cara bermain yang sama tetapi hanya berbeda pada pengoprasian alatnya.
9
1. Posisi bermain piano
Menurut Last (1989:11), posisi bermain piano yang baik adalah : a. Posisi lengan dari siku sampai pergelangan sejajar, seimbang dan
ringan.
b. Jarak antara tempat duduk dengan piano tidak boleh terlalu dekat.
c. Peserta didik yang kakinya belum bisa menyentuh lantai, bisa menggunakan kursi kecil untuk membantu agar kaki tidak menggantung dari kursi.
d. Posisi badan harus tegak dan agak ke depan agar bobot kaki bersandar pada telapak kaki.
2. Penjarian (fingering)
10
Gam
Latihan dengan penjarian secara rutin ak piano. Apabila latihan de toneyang baik dan mem
3. Notasi Mus
Gambar 1 :Penjarian tangan kanan dan kiri.
ngan teknik penjarian penting karena dengan l n akan melatih kelenturan dan membentuk tangan
n dengan teknik penjarian cermat dan tepat, dapat empermudah dalam permainan piano.
Musik
Notasi musik adalah suatu tinggi rendah nada y waktu. Notasi musik yang menggambarkan be arah horisontal, dan tinggi rendah nada dalam lah, 2010: 5).
enurut Prier (2009:127) 1) notasi balok adalah nda bunyi dimana tinggi nada dilukiskan dalam nada dan nilai (panjangnya) nada diungkapkan da nada. Dan 2) notasi angka dimana dalam tangga
ngka 1 menunjuk pada nada pertama dari tangga
11
begitu juga angka selanjutnya. Dalam pengertia balok dan notasi angka, keduanya adalah se penulisan notasi musik untuk mengetahui letak
endahnya nada, dan harga sebuah nada.
Gambar 2 : Tabel notasi balok
4.
enurut Prier (2009: 214) Tempo dalam akan bahwa sebuah lagu harap dinyanyikan de , atau lambat. Berikut penjelasan untuk istilah sampai cepat.
go : sangat lambat (M.M 46-50) nto : lambat (M.M 56-58)
ghetto : tidak selambatlargo(M.M 60-63) Adagio : lambat (M.M 52-54)
oderato : sedang (M.M 96-104) Andante : berjalan teratur (M.M 72-76)
Andantino : lebih cepat dariandante(M.M 80-84) gretto : lebih lambat dariallergo(M.M 108-116) gro : cepat, hidup, gembira (M.M 160-176) ace : hidup, gembira (M.M 160-176)
12
Presto : cepat (M.M 184-200)
Jadi pada dasarnya salah satu aspek penting bermain piano adalah tempo, karena pemain piano yang baik harus memperhitungkan keselarasan tempo.
Pada kesimpulannya kemampuan bermain piano adalah kesanggupan seseorang dalam memainkan intrumen piano dengan teknik yang baik dan benar sesuai kapasitas yang dimiliki seseorang itu sendiri.
B. Piano Pop
Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pada kelas piano pop. Pengertian dari musik pop sendiri adalah sebuah jenis musik dengan karya yang sederhana yang langsung menarik perhatian kebanyakan orang (Mack, 1995:19). Menurut Mack (1995:59) ciri-ciri musik pop gaya teks lagunya mengarah langsung pada emosi-emosi dasar, dengan frase melodi yang sederhana dan cepat dipahami. Menurut Heru (2016:21) piano pop adalah permain instrumen dengan karya-karya modern yang bersifat sederhana dan karya tersebut sangat familiar. Dari bentuk sajian piano pop dapat dipilah menjadi dua (Heru, 2016:23), yaitu :
1. Piano Pop SebagaiPerformance Style
Sajian ini adalah gaya paling umum dari piano pop bagaimana dalamfake book approach, yakni memainkan melodi dengan simbol akor, iringan tidak ditulis detail, dan pianis dituntut untuk mengembangkan permainan tangan kirinya secara mandiri.
2. Piano Pop SebagaiPerformance Genre
13
Berarti pada dasarnya piano pop mempelajari materi lagu-lagu yang sudah dikenal semua orang dan lagu-lagu tersebut bersifat sederhana dengan penyajian permainannya yang berbeda-beda.
C. Ear Training
Ear Training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam pendengarannya. Ear Training adalah latihan kemampuan mendengarkan musik secara sistematis (Kodijat, 1983:68). Menurut Pearce (1987:329) perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar-bingar dan musikal. Ear training juga bagian terpenting dalam kegiatan bermusik. Bermain musik tidak hanya melatih membaca notasi tetapi juga melatih pendengaran. Pada kenyataannya banyak orang bermain musik secara otodidak tanpa mengenal notasi.
14
Menurut Banoe (2013: 93) landasan pembelajaran dasar musik yakni salah satunya adalah kemampuan pendengaran musik, yaitu mampu menirukan lafaz kata-kata dan syair yang didiktekan dengan baik dan benar dengan berbagai kemungkinan aksentuasi dan artikulasi, mampu menirukan nada, interval, dan melodi pendek dengan intonasi yang benar, dan mampu menirukan ritme dan pola ritme yang didiktekan.
Last (1989:52) berpendapat bahwa latihan-latihan pendengaran, tidak bisa selesai dalam waktu beberapa menit, kecuali bila anak memiliki pendengaran yang baik. Kemampuan mendengarkan dapat dikembangkan dengan cara tanpa mengecilkan harapan bagi anak yang pendengarannya kurang baik sekaligus harus menarik bagi anak lain. Dari beberapa pengertian di atas, ear trainingadalah latihan pendengaran yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan seseorang dalam mendengarkan komponen musik. Menurut Last (1989 :52) cara melatih pendengaran antara lain mendengarkan secara kritis, latihan birama dan irama, latihan mendengarkan tinggi–rendahnya nada, dan melatih mendengarkan akor.
1. Mendengarkan secara kritis
Siswa dilatih untuk belajar mendengarkan permainannya sendiri. Kemampuan mendengarkan secara kritis dan cermat harus seluruhnya dikembangkan, meskipun siswa telah mahir dalam memainkan instrumen.
2. Latihan Birama dan Irama
Latihan birama dan irama biasanya dengan menepuk tangan. Latihan dengan birama yang lebih pendek dan secara bertahap diusahakan menjadi lebih panjang.
3. Latihan Mendengarkan Tinggi-Rendahnya Nada
Latihan mendengarkan tinggi-rendahnya nada memiliki kesulitan yang lebih daripada latihan irama. Langkah-langkahnya adalah siswa diminta untuk mendengarkanintervalmelodi, kemudian menirukannya di instrumen piano.
4. Latihan Mendengarkan Akor
15
dalam hal ini akan menemui kesulitan meniru sebuah melodi dengan mendengarkan nada yang lebih tinggi dan juga lebih rendah. Pada permulaan sebaiknya guru memisahkan nada-nada akor, memainkan yang lebih tinggi lalu menonjolkan nada yang lebih rendah. Selanjutnya menambahkan nada ketiga. Dalam penambahan nada ketiga, guru sebaiknya memisahkan nada dalam akor tersebut dan guru memainkan dengan dari nada-nada bawah ke nada atas. Dengan begitu murid akan mengenali trinada berbagai balikannya.
Dalam latihan pendengaran, siswa mengalami kesulitan karena siswa sudah terbiasa dengan latihan membaca notasi. Hal ini dibutuhkan waktu dan latihan yang rutin untuk melatih kepekaan pendengaran siswa dalam bermain musik khususnya pada instrumen piano. Kebiasaan membaca notasi jika tidak diimbangi dengan latihan pendengaran akan terjadi penurunan tingkat kepekaan atau sensitivitas pendengarannya dalam bermain piano dan siswa hanya terfokus pada materi dengan notasi tanpa bisa berkembang di luar materi yang tidak bernotasi.
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Kirana Hilbra Pramaditya dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Bermain Piano Melalui Sight Reading di Gilang Ramadhan Studio Band Surakarta Kelas Piano
16
siswa dilatih dengan partitur Sight Reading. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan dalam bermain piano dengan Sight Reading. Hal ini ditunjukan bahwa terjadi peningkatan bermain piano dari pra siklus ke siklus I, dengan rincian peningkatan skor sebesar 8,75 dan dari siklus I ke siklus II peningkatannya skor sebesar 35. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada metode pembelajaran dan instrumen penelitian yang digunakan.
Penelitian berikutnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Bayu Aris Stiawan dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis E-learning Dalam Pembelajaran Interval Pada Perkuliahan
Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY Menggunakan Moodle Open
17
internet dan dosen langsung dapat melihat hasil latihan yang telah ditempuh oleh mahasiswa.
E. Tindakan yang dilakukan
Kemampuan mendengar sangat penting dimiliki oleh siswa yang belajar bermain musik, khususnya penelitian ini bagi siswa yang bermain piano. Dengan memiliki kemampuan tersebut siswa akan lebih mudah dalam proses belajar bermain piano, karena kemampuan mendengar akan menjadi dasar untuk bermain dengan baik dan anak akan menjadi lebih musikal. Siswa di Jaya Music Course mempunyai masalah dalam kemampuan mendengar dalam pembelajaran piano. Siswa lebih tertarik dengan materi membaca notasi dibandingkan dengan materiear training. Hal ini menyebabkan siswa kurang berkembang dan hanya terfokuskan pada motoriknya yang menyebabkan pendengaran dalam pembelajaran musiknya lemah.
18
F. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian tentangupaya meningkatkan permainan piano di Jaya Music Course Ponorogo pada kelas piano dengan melalui Ear
Training ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan baik dan benar (Kunandar, 2008:41). Menurut Elliott dalam Kunandar (2008:42) penelitian tindakan adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan upaya guru atau praktisi dalam berbagai bentuk kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik dalam sebuah pembelajaran kelas.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
3. Partisipan Kolaborator
Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi. Penelitian ini dibantu oleh satu kolaborator yaitu Bapak Jayadi selaku pemilik dan pengajar instrumen piano dalam “Jaya Music Course”. Dalam penelitian ini kolaborator bertugas dalam mengamati proses latihan, memberi masukan selama proses penelitian, mendiskusikan permasalahan, dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.
B. Prosedur Penelitian
Gambar 3 :Siklus penelitian ( Arikunto, 2008 : 16 )
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahap. Adapun
penjelasanya rinci dalam penelitian sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran
Menurut Arikunto (2006 : 98) perencanaan menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. Perencanaan tindakan ini
mengacu pada meningkatkan kemampuan bermain piano yang menjadi
pokok permasalahan.Adapun beberapa langkah-langkah perencanaan
a) Melakukan rancangan pembelajaran seperti materi dan media
pembelajaran
b) Membuat instrumen penilaian untuk tes keterampilan bermain
piano
c) Mengidentifikasi masalah melalui tes bermain piano dan
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran
d) Menetapkan waktu pelaksanaan penelitian
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur
tindakan yang akan diterapkan (Kunandar, 2011:35). Pada tahap ini
dilakukan implementasi tindakan yang direncanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengawali dengan latihan teknik dalam bermain piano seperti
memainkan tangga nada berserta penjariannya.
b. Instruktur menjelaskan cara bermain piano denganear training.
c. Instruktur memberikan materi ear trainingseperti mendengarkan
ritmis, melodi, kualitas akor (mayor-minor), dan lagu pendek
dengan menggunakan media laptop dan piano.
d. Siswa diminta mendengarkan dan mencermati ritmis, melodi,
kualitas akor (mayor-minor) dan lagu pendek dengan nada dasar
C mayor. Setelah itu siswa diminta untuk memainkannya
menggunakan instrumen piano.
e. Siswa diminta memainkan materi lagu pendek ear training
f. Memberikan review mengenai strategi latihan ear training dan
memberikan evaluasi tentang latihanear training.
3. Observasi
Observasi adalah melakukan sebuah proses pengamamatan atau
pemantauan suatu objek yang akan diambil laporan dan
kesimpulannya. Observasi ini juga untuk pengambilan data suasana
belajar dari tindakan yang diberikan. Alat yang digunakan selama
pengambilan data seperti wawancara, dokumentasi foto, video, dan
cacatan lapangan.
Observasi ini dilakukan pada kelas piano pop di Jaya Music
Course Ponorogo untuk mengamati respon subjek penelitian terhadap
latihan piano dengan ear training pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Kesulitan siswa selama proses tindakan diamati dan
dicatat cermat. Hasil observasi menunjukan bahwa siswa belum
terbiasa dengan latian ear training dan siswa mengalami kesulitan
dalam menebak kualitas akor mayor dan minor.
4. Refleksi
Menurut Arikunto (2006: 99) refleksi merupakan kegiatan
mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Kunandar (2011: 99)
berikut: (a) data yang didapat dianalisis; (b) dalam analisis dapat
melibatkan orang luar; dan (c) menarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada akhir siklus, selama proses
pembelajaran masih terdapat kendala-kendala antara lain adalah sebagian besar siswa
masih kesulitan dalam menebak kualitas mayor dan minor.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan (Arikunto, 2005:88). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas piano pop di Jaya Music Course.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperoleh ketika proses monitoring dilakukan.
Data penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari subyek penelitiannya.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau kolaborator sehingga
peneliti tidak langsung mendapatkan data dari subyek penelitiannya. Penelitian ini
menggunakan teknik data sebagai berikut:
1. Tes
Teknik pengumpulan data dengan cara tes berfungsi untuk
training.Dalam test ini berbentuk praktik memainkan piano dan tes ini
dilaksanakan sebelum pemberian tindakan dan sesudah pemberian
tindakan pada setiap akhir siklus. Penilaian ini dilakukan oleh peneliti
dan kolaborator dengan pedoman penilaian dengan aspek-aspek yang
akan di ukur. Aspek-aspeknya antara lain:
a. Ketepatan menirukan ritmis yang sudah didengarkan
b. Menirukan interval melodi yang diperdengarkan
c. Ketepatan menebak akord (mayor-minor)
d. Memainkan lagu pendek
2. Dokumentasi
Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat data yang
diperoleh dalam penelitian. Dokumen yang diambil berupa arsip foto,
arsip video, daftar hadir siswa yang mengikuti kelas piano, dan
catatan-catatan yang digunakan sebelumnya untuk sumber data.
3. Observasi
Observasi adalah alat pengumpualan data untuk mengamati dan
mencatat data pada waktu dilakukan penelitian. Alat pengumpulan
data berupa catatan mengenai gambaran kegiatan secara konkrit
kegiatan pembelajaran piano di Jayadi Music Course.
Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan
6
bertujuan mengamati respon subjek penelitian terhadap pembelajaran
piano melalui ear training saat proses pembelajaran berlangsung.
Kesulitan dan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran piano
melaui ear training akan diamati dan dicatat dengan cermat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa
siswa masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran piano dengan
ear trainingkarena belum terbiasa dengan latihanear training.
4. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam kepada
responden. Wawancara berfungsi untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden, pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang tidak
terstruktur karena tidak menggunakan pedoman pertanyaan,
wawancara disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
data.
E. Analisis Data
Analisis data merupakan langkah terpenting untuk memperoleh hasil selama
penelitian. Data yang diperoleh dari penelitian berupa hasil test yang bertujuan untuk
Tahapan ini dilakukan dengan cara mengolah skor atau nilai test praktek
bermain piano. Tahapan-tahapan di mulai dari pretest, posttest siklus I dan posttest
siklus II. Menurut Arikunto (2007:284) rumus untuk menghitung nilai rata-rata
peserta didik adalah :
Keterangan :
X = Rata-rata
∑ X = Jumlah seluruh nilai
N = Banyak peserta didik
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian tes
kemampuan anak dalam bermain piano. Yang dilihat dalam aspek penilaian berupa a)
menirukan ritmis b) menirukan interval melodi c) ketepatan menebak akord
(mayor-minor) d) memainkan lagu pendek. Pemberian tes praktik terhadap peserta didik
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik di dalam bermain piano
8
Tabel 1 :Aspek penilaian
No. Aspek Skor Kategori
1. Menirukan ritmis 25 Sangat baik
20 Baik
15 Kurang
10 Sangat kurang
2. Menirukan Interval melodi 25 Sangat baik
20 Baik
15 Kurang
10 Sangat kurang
3. Ketepatan menebak kualitas
akor
25 Sangat baik
20 Baik
15 Kurang
10 Sangat kurang
4. Memainkan lagu pendek 25 Sangat baik
20 Baik
15 Kurang
Tabel 2 :Rubrik penilaian
No. Aspek Skor Kategori Kriteria
1. Menirukan ritmis
25 Sangat baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat lebih dari ≥ 80%
20 baik Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 60%-79%
15 kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat antara 40%-59%
10 Sangat kurang Dapat menirukan ritmis dengan tepat kurang dari ≤ 39%
2. Menirukan Interval
melodi
25 Sangat baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat lebih dari≥ 80%
20 baik Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 60% - 79%
15 kurang Dapat menirukan interval melodi dengan tepat antara 40% - 59%
3. Ketepatan
menebak
kualiatas
akord
25 Sangat baik Dapat menebak kualitas
akord dengan tepat lebih
dari ≥ 80%
20 baik Dapat menebak kualitas
akord dengan tepat antara
60% - 79%
15 kurang Dapat menebak kualitas
akord dengan tepat antara
40% - 59%
10 Sangat kurang Dapat menebak kualitas
akord dengan tepat kurang
dari ≤ 39%
4. Memainkan
lagu
pendek
25 Sangat baik Dapat memainkan lagu
pendek dengan tepat lebih
dari≥ 80%
20 baik Dapat memainkan lagu
pendek dengan tepat antara
60%-79%
15 kurang Dapat memainkan lagu
pendek dengan tepat antara
40%-59%
10 Sangat kurang Dapat memainkan lagu
pendek dengan tepat kurang
dari ≤39%
G. Kolaborator
Pada penelitian ini secara operasional dilakukan secara kolaborasi. Tindakan
ini dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas siswa terhadap mutu penelitian.
Pada pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh seorang kolaborator yaitu Jayadi, S.Pd
selaku instruktur piano di Jaya Music Course. Kolaborator bertugas untuk
memberikan tes (praktik) terhadap kemampuan bermain piano siswa dengan
menggunakan latihan ear training. Kolaborator juga bertugas untuk mengamati
proses pembelajaran dengan latihan ear training, mengevaluasi siswa, memberi
masukan, menganalisis hasil tes siswa.
H. Indikator Keberhasilan Siswa
Kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah adanya
peningkatan musikal di Jaya Music Course. Peningkatan kemampuan musikal
ditandai dengan meningkatnya nilai hasil penelitian bermain piano dengan latihan
Ear Training. Nilai dari hasil evaluasi pretest akan dibandingkan dengan posttest
siklus I dan siklus II. Dalam hal ini peneliti mempunyai target nilai 80. Jika siswa
telah mencapai nilai minimum 80 maka penelitian ini dikatakan berhasi dan siklus
Tabel 3 : kategori nilai siswa
No. Rentang Nilai Kategori
1. 80-100 Sangat Baik
2. 60-79 Baik
3. 40-59 Kurang
4. 20-39 Sangat Kurang
I. Validitas Penelitian
Menurut Kunandar (2008:103) salah satu cara untuk melihat derajat
kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas
penelitian. Validitas menunjuk derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK.
Menurut Kunandar (2008:53) validitas penelitian yang diperlukan guna mencapai
keabsahan data penelitian adalah validitas demokratik, hasil, proses, katalitik, dan
dialog. Adapun rincian validitas di atas sebagai berikut:
1. Validitas Demokratik
Validitas demokratik dilakukan dengan keterlibatan seluruh
subjek. Dalam hal ini adalah peneliti, kolaborator dan siswa kelas
piano pop di Jaya Music Course. Dalam validitas demokratik ini
peneliti dan kolaborator saling memberi masukan agar proses
2. Validitas Hasil
Validitas hasil mengandung konsep bahwa tindakan yang
dilakukan dalam pembelajaran piano dengan ear training di “Jaya
Music Course” membawa hasil yang diharapkan. Hasil yang efektif
tidak hanya melibatkan solusi masalah tetapi meletakkan kembali pada
kerangka sehingga memunculkan pernyataan yang baru sehingga
diadakan kembali upaya perbaikan untuk langkah selanjutnya.
3. Validitas Proses
Validitas proses berkenaan mengenai kepercayaan dan
kompetensi. Dalam hal ini peneliti dan kolaborator secara terus
menerus memberikan kritik kepada diri sendiri dalam situasi yang ada
sehingga dapat melihat kekurangan dan segera mengambil upaya
untuk memperbaikinya.
4. Validitas Katalitik
Validitas katalitik terkait dengan sejauh mana pemahaman
realitas proses pembelajaran berupaya memfokuskan dan mengelola
perubahan di dalamnya. Validitas dalam aspek ini ditunjukan oleh
catatan dalam jurnal peneliti, pada tahap refleksi akan menunjukan
5. Validitas Dialogik
Validitas dialogik dapat beriringan dengan dengan pemenuhan
kriteria demokratik yaitu setelah seseorang mengungkapkan
pandangan, pendapat atau gagasannya, selanjutnya akan meminta
peserta lain menanggapinya dengan kritis sehingga unsur subjektivitas
34 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Pra Siklus
Pra siklus dilakukan untuk mengetahui hasil dari proses belajar piano
sebelum dilakukannya siklus I. Dalam kegiatan pra siklus akan diadakan pre-test
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bermain piano. Pada kegiatan ini siswa
diminta untuk mendengarkan dan menirukan materiear training. Hasil penelitian ini
akan disajikan dalam persiklus agar memudahkan mengetahui hasil peningkatan
kemampuan bermain piano pada Jaya Music Course Ponorogo dengan
jelas.Kegiatan pra siklus dilakukan dalam 5 hari, yaitu pada tanggal 18, 19, 20, 21,
dan 23 April 2016. Pada tindakan pra siklus, siswa masih banyak yang kurang
paham tentang latihan ear training. Oleh karena itu, dilakukan pre-test dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dalam bermain piano siswa melalui
ear training.Penilaian dilakukan oleh dua orang rater yaitu Akbar Andrian Syah dan
Jayadi yang sekaligus instruktur piano di Jaya Music Course. Dari hasil evaluasi
35
Tabel 4 : Hasil penilaian Pre-test.
Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakan ear trainingsetelah tindakan Pra-siklus.
Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan
Responden 1 70 71 70,5 BAIK
Reponden 2 59 65 62 BAIK
Responden 3 58 61 59,5 KURANG
Responden 4 62 61 61,5 BAIK
Responden 5 65 61 63 BAIK
Responden 6 64 65 64,5 BAIK
Responden 7 55 59 57 KURANG
Responden 8 55 58 56,5 KURANG
Responden 9 70 72 71 BAIK
Responden 10 65 63 64 BAIK
Responden 11 53 58 55,5 KURANG
Responden 12 66 68 67 BAIK
Responden 13 64 72 68 BAIK
Responden 14 65 67 66 BAIK
Responden 15 59 59 59 KURANG
Jumlah 945
Min 55,5
Max 71
Rata-rata kelas 63 BAIK
Dari table 4 tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu
63. Itu artinya rata-rata menunjukan “Baik”, tetapi ada 5 dari 15 siswa yang belum
memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.
2. Siklus I
Dalamtahapini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu
sebelum pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
meliputi:
a. Perencanaan Siklus I
Dalam tahap ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan
segala sesuatu sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun beberapa
36
1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus
yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang
belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta
sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok.
Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok,
siswa diberikan materiear training.
2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada prasiklus.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih
mengalami kendala mengenai kepekaan dalam mendengarkan
komponen musik yang meliputi mendengarkan dan
menirukan ritme, interval, kord, dan potongan lagu pendek
dalam piano. Peneliti mencoba memberikan materi dengan
latihan ear training, dimana siswa belum pernah
mendapatkan latihan ini sebelumnya.
3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui
latihanear training yang telah dikonsultasikan dengan expert
yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri
Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di
bidang musik.
4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan
37
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada
tanggal 25 April - 14 Mei 2016. Pada kegiatan ini instruktur
melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang
sudah dipersiapkan. Selama pembelajaran peneliti dibantu oleh
kolaborator yang akan membantu mengamati dan menilai proses
pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini dilakukan
langkah-langkah tindakan sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama siklus I
a) Kegiatan awal
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada
tanggal 25, 26, 27, 28, dan 30 April 2016. Pembelajaran
pada pertemuan pertama dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini instruktur
mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan
pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar siswa,
dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Instruktur memberikan gambaran
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini.
b) Kegiatan inti
Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai
38
I. Pada awal pembelajaran instruktur menginstruksikan
siswa memainkan tangga nada dengan teknik penjarian.
Selanjutnya siswa belajar mengenai materiear training.
Instruktur menjelaskan kepada siswa bahwa ear
training adalah melatih pendengaran dalam kegiatan yang
bertujuan agar seseorang menjadi lebih peka dalam
pendengarannya dalam bermusik. Dalam pertemuan
pertama instruktur memberikan materi latihan ear training
mengenai mendengarkan menirukan ritme dan interval
nada pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan
dengan fokus dan memperhatikan materi tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti
dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah siswa
siap, siswa diminta menirukan materi dengan piano.
Selanjutnya instruktur memberikan materi ear
training kepada siswa dan langsung memperdengarkannya
kepada siswa. Pada tahap awal, instruktur memberikan
materi mengenai latihan ritme melodi. Instruktur
memainkan ritme melodi pada piano dan siswa di minta
untuk mendengarkan ritme tersebut tanpa siswa melihat
39
siswa diberikan ritme melodi 1 birama dalam birama 4/4
dan siswa menirukannya atau memainkannya pada piano,
kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai 4 birama.
Setelah latihan ritme melodi, kemudian instruktur
memberikan materi mengenai interval nada. Dalam materi
interval nada, peneliti hanya memberikan jangkauan
interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa masih belum
menguasai materi interval nada, oleh karena itu peneliti
memberikan jangkauan intervalkuint(do-sol).
Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal ear
training sebagai latihan. Instruktur menginstrukturkan
siswa untuk mendengarkan materi yang diulang 2 kali, dan
kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi
yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan.
Berikut contoh soal materi latihanear trainingritme melodi
dan interval nada.
40
c) Kegiatan penutup
Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear
trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur
mengemukakan kekurangan siswa saat berlatih ear
training yaitu dalam mendengarkan materi siswa sering
tidak fokus, siswa masih banyak melakukan kesalahan
dalam menirukan dan memainkan materi ear training, dan
siswa meminta instruktur untuk mengulang-ulang materi.
Instruktur menugaskan kepada siswa untuk belajar latihan
ear training dan meminta siswa lebih mendengarkan
dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas, instruktur
mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.
2) Pertemuan kedua siklus I
a) Kegiatan awal
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 2, 3, 4, 5, dan 7 Mei 2016. Pembelajaran
pada pertemuan kedua dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan untuk setiap siswa. Dalam tahap ini,
kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan
pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang
diberikan berbeda dengan pertemuan pertama.
41
kegiatan pembelajaran dengan salam, menanyakan
kabar siswa, dan menanyakan kesiapan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Instruktur
memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan
pada pertemuan ini.
b) Kegiatan inti
Pada tahap ini instruktur menjelaskan
mengenai materi pembelajaran pada pertemuan kedua
pada siklus I. Pada awal pembelajaran instruktur
menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan
teknik penjariannya. Selanjutnya siswa belajar
mengenai materi ear training.
Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa
mengenai pengertian ear training. Dalam pertemuan
kedua ini instruktur memberikan materi latihan ear
trainingmengenai menebak kualitas akor Mayor-minor
dan mendengarkan memainkan potongan lagu pendek
pada piano. Siswa disarankan untuk mendengarkan
dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini dimaksudkan
agar siswa bisa lebih teliti dalam mendengarkan dan
42
pembelajaran, siswa diminta menirukan materi dengan
piano.
Selanjutnya instruktur memberikan materi ear
training kepada siswa dan langsung
memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal,
instruktur memberikan materi mengenai latihan
menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan
dan menjelaskan mengenai 2 kualitas akor yaitu Mayor
dan minor. Kemudian Instruktur memainkan akor pada
piano dan siswa diminta untuk mendengarkan dan
menebak kualitas akor tersebut tanpa siswa melihat
instruktur memainkan akor tersebut. Selanjutnya setelah
siswa berlatih mengenai kualitas akor, instruktur
memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek
ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan
kepada siswa untuk mendengarkan dan mencermati
potongan lagu pendek tersebut.
Dalam tahap latihan mendengarkan dan
menirukan lagu pendek ini, instruktur memainkan
potongan lagu tersebut 1 birama dahulu, lalu siswa
menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian instruktur
43
sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk
memainkan dari birama 1 sampai birama 4 dengan satu
rangkaian. Berikut contoh soal ear training latihan
menebak kualitas akor Mayor – minor dan memainkan potongan lagu pendek.
Gambar 5 :Soalear training.
Menebak kualitas akor dan memainkan potongan lagu pendek. c) Kegiatan penutup
Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear
training siswa yang telah dilaksanakan pada pertemuan
kedua ini. Instruktur mengemukakan kekurangan siswa
saat berlatih ear training yaitu siswa masih susah untuk
mendengarkan dengan fokus, pada materi
mendengarkan dan menebak kualitas akor siswa masih
susah dalam membedakan mayor dan minor, dan pada
44
masih kurang cermat dalam menirukannya. Kemudian
instruktur menugaskan kepadasiswa untuk belajar
latihan ear training dan meminta siswa lebih
mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan
kelas, instruktur mengakhiri pembelajaran
denganmengucap salam.
3) Pertemuan ketiga siklus I
Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes
akhir siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 9,
10, 11, 12, dan 14 Mei 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan
latihan ear training. Sebelum mengawali proses
pembelajaran, instruktur mengucapkan salam, menanyakan
kabar, dan menanyakan kesiapan siswa mengikuti proses
pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti pembelajaran,
instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi penilaian
tes yang akan dilakukan.
Indikator penilaian ear training adalah mendengarkan
dan menirukan ritme melodi, interval nada, menebak
kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan potongan
45
dalam menirukan materi ear training yang sudah
diperdengarkan oleh instruktur, maka siswa akan
mendapatkan nilai maksimal. Berikut soal tes siklus I :
‘
Gambar 6 :Soal Tes Ear Training.
Ritme Melodi, Interval Nada, Menebak Kualitas Akor dan Mendengarkan menirukan Potongan Lagu Pendek.
c. Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus I, pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai
pertemuan 3 sudah terlaksana kurang maksimal dan masih ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi. Misalnya seperti
kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran masih sangat
46
banyak, siswa sering tidak fokus dalam latianear training,dan
siswa masih lemah dalam materi ear training mengenai
menebak kualitas akor Mayor-minor. Dalam siklus I mengalami
peningkatan setelah dilakukan tindakan pembelajaran ear
training dibandingkan pra siklus yang sama sekali tidak
dilakukannya tindakan pembelajaranear training. berikut hasil
tes pada siklus
Tabel 5 :Hasil penilaian Siklus I
Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanEar Training setelah tindakan Siklus I.
Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan
Responden 1 79 80 79,5 BAIK
Reponden 2 80 80 80 SANGAT BAIK
Responden 3 76 78 77 BAIK
Responden 4 80 80 80 SANGAT BAIK
Responden 5 78 81 79,5 BAIK
Responden 6 82 79 80,5 SANGAT BAIK
Responden 7 78 78 78 BAIK
Responden 8 74 78 76 BAIK
Responden 9 80 81 80,5 SANGAT BAIK
Responden 10 79 79 79 BAIK
Responden 11 83 80 81,5 SANGAT BAIK
Responden 12 79 82 80,5 SANGAT BAIK
Responden 13 77 77 77 BAIK
Responden 14 77 76 76,5 BAIK
Responden 15 78 77 77,5 BAIK
Jumlah 1183
Min 76
Max 81,5
47
Dari table 5 diatas dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu
78,86. Dengan nilai 78,86 dalam kategori BAIK.
d. Refleksi siklus I
Proses pembelajaran piano melalui latihanear trainingdi Jaya
Music Course Ponorogo berjalan secara baik ditunjukan pada
hasil peningkatan nilai pada prasiklus ke siklus I. pada siklus I
dalam pembelajaran menirukan ritme dan menirukan interval
melodi siswa rata-rata mendapatkan nilai tertinggi, tetapi masih
ada juga kendala dalam proses pembelajarannya. Beberapa
kendala tersebut antara lain :
1) Kedisplinan siswa dalam proses pembelajaran masih
sangat kurang sehingga waktu latian banyak yang
terbuang.
2) Siswa sering tidak fokus pada waktu materi ear training
diperdengarkan oleh instruktur.
3) Dalam materi mendengarkan lalu menirukan potongan
lagu pendek pada piano, masih harus di ulang-ulang agar
siswa bisa paham dengan potongan lagu pendek tersebut.
4) Siswa masih kesulitan untuk membedakan kualitas akor
Mayor-minor
5) Dalam memainkan piano siswa masih seringblankkarena
48
Dari hasil refleksi di atas, maka perlu dilaksanakan siklus II .Adapun
pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I dengan membuat
perencanaan tindakan yang lebih matang.
3. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II yaitu meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada dasarnya kegiatan siklus II
hampir sama dengan kegiatan pada siklus I, hanya saja ada perbedaan pada materi
yang diajarkan. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk melanjutkan penelitian
setelah melihat hasil siklus I sebagai acuan yang dirasa masih harus diberikan
perbaikan dari kendala siklus I.
a. Perencanaan
Setelah melaksanakan serangkaian kegiatan pada siklus I,
peneliti dankolaborator melakukan diskusi untuk merencanakan
tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Berikut
langkah-langkah yang akan dilakukan :
1) Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan silabus
yang sudah ditententukan. Dalam proses ini, siswa yang
belajar pada kelas privat akan diajarkan tangga nada beserta
sistem penjarian dan membaca lagu dengan notasi balok.
Setelah siswa latihan membaca lagu dengan notasi balok,
49
2) Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada siklus I.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, siswa masih
mengalami kendala mengenai kepekaan dalam
mendengarkan komponen musik yang meliputi
mendengarkan dan menirukan ritme, interval, kord, dan
potongan lagu pendek dalam piano. Peneliti memberikan
materi dengan latihanear training.
3) Menyiapkan instrument penilaian tes bermain piano melalui
latihan ear training yang telah dikonsultasikan dengan
expert yaitu Dra. Ike Kusumawati Wibowo dan Panca Putri
Rusdewanti M.Pd yang merupakan akademisi dan praktisi di
bidang musik.
4) Mendiskusikan alternatife tindakan yang akan dilakukan
bersama pelatih dan selanjutnya menganalisis hasil praktik.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
16 Mei - 4 Juni 2016. Pada kegiatan ini instruktur melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah
dipersiapkan seperti pelaksanaan tindakan sebelumnya. Pada
50
1) Pertemuan pertama siklus II
a) Kegiatan awal
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 16, 17, 18, 19, dan 21 Mei 2016.
Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa. Dalam
tahap ini instruktur mengawali pertemuan dengan
membuka kegiatan pembelajaran dengan salam,
menanyakan kabar siswa, dan menanyakan kesiapan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan
dilakukan pada pertemuan ini.
b) Kegiatan inti
Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai
materi pembelajaran pada pertemuan pertama pada
siklus II. Pada awal pembelajaran instruktur
menginstruksikan siswa memainkan tangga dengan
teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar mengenai
materi ear training.
Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa
51
yang dilakukan pertemuan sebelumnya pada siklus I.
Dalam pertemuan pertama pada siklus II instruktur
menjelaskan bahwa materi pada siklus II hampir sama
dengan siklus I, akan tetapi materi pada siklus II ini
berbeda pada tingkat kesulitannya. Pada pertemuan
pertama instruktur memberikan materi latihan ear
training mengenai mendengarkan menirukan ritme dan
interval nada pada piano. Siswa disarankan untuk
mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal
ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih teliti
dalammendengarkan dan menirukan materi. Setelah
siap, siswa diminta menirukan materi ear training
dengan piano.
Selanjutnya instruktur memberikan materi ear
training kepada siswa dan langsung
memperdengarkannya kepada siswa. Pada tahap awal,
instruktur memberikan materi mengenai latihan ritme
melodi. Instruktur memainkan ritme melodi pada piano
dan siswa di minta untuk mendengarkan ritme tersebut
tanpa siswa melihat instruktur memainkan ritme melodi
tersebut. Pada pertemuan awal, siswa diberikan ritme
52
menirukannya atau memainkannnya pada piano,
kemudian ditambah menjadi 2 birama sampai dengan 3
birama. Setelah latihan ritme melodi, kemudian
instruktur memberikan materi mengenai interval nada.
Dalam materi interval nada, peneliti hanya memberikan
jangkauan interval kuint(do-sol) dikarenakan siswa
masih belum menguasai materi interval nada, oleh
karena itu peneliti memberikan jangkauan intervalkuint
(do-sol).
Pada setiap pertemuan diberikan 2 materi soal
ear training sebagai latihan. Instruktur
menginstruksikan siswa untuk mendengarkan materi
yang dimainkan instruktur pada piano dalam 2 kali, dan
kemudian siswa diminta memainkan pada piano materi
yang sudah diperdengarkan dengan 2 kali kesempatan.
Berikut contoh soal materi latihan ear trainingritme
53
Gambar 7 :soal latihanear trainingritme melodi dan interval nada.
c) Kegiatan penutup
Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear
trainingsiswa yangtelah dilaksanakan. Instruktur
mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear
trainingyaitu dalam mendengarkan materi siswa sering
tidak fokus dan siswa meminta instruktur untuk
mengulang-ulang materi. Instruktur menugaskan
kepadasiswa untuk belajar latihan ear training dan
meminta siswa mendengarkan dengan lebih cermat.
Sebelummeninggalkan kelas, instruktur mengakhiri
pembelajaran denganmengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua siklus II
a) Kegiatan awal
Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
54
kedua dilaksanakan dalam satu kali pertemuan untuk setiap siswa.
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan
kegiatan pada pertemuan pertama akan tetapi materi yang
diberikan berbeda dengan pertemuan pertama. Instruktur
mengawali pertemuan dengan membuka kegiatan pembelajaran
dengan salam, menanyakan kabar siswa, dan menanyakan
kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Instruktur memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan
pada pertemuan ini.
b) Kegiatan inti
Pada tahap ini instruktur menjelaskan mengenai materi
pembelajaran pada pertemuan kedua pada siklus II. Pada awal
pembelajaran instruktur menginstruksikan siswa memainkan
tangga dengan teknik penjarian. Selanjutnya siswa belajar
mengenai materiear training.
Instruktur menjelaskan kembali kepada siswa mengenai
pengertian ear training. Dalam pertemuan kedua ini instruktur
memberikan materi latihan ear training mengenai menebak
kualitas akor Mayor-minor dan mendengarkan memainkan
potongan lagu pendek pada piano. Siswa disarankan untuk
mendengarkan dengan fokus dan memperhatikan. Hal ini
55
menirukan materi. Setelah siap, siswa diminta menirukan materi
dengan piano.
Selanjutnya instruktur memberikan materiear trainingkepada
siswa dan langsung memperdengarkannya kepada siswa. Pada
tahap awal, instruktur memberikan materi mengenai latihan
menebak kualitas akor. Instruktur memperdengarkan dan
menjelaskan mengenahi 2 kualitas akor yaitu Mayor dan minor.
Kemudian Instruktur memainkan akor pada piano dan siswa
diminta untuk mendengarkan dan menebak kualitas akor tersebut
tanpa siswa melihat instruktur memainkan akor tersebut.
Selanjutnya setelah siswa berlatih mengenai kualitas akor,
instruktur memberikan materi potongan lagu pendek. Lagu pendek
ini terdiri dari 4 birama. Instruktur menginstruksikan kepada siswa
untuk mendengarkan dan mencermati potongan lagu pendek
tersebut. Dalam tahap latihan mendengarkan dan menirukan lagu
pendek ini, instruktur memainkan potongan lagu tersebut 1 birama
dahulu, lalu siswa menirukan potongan lagu tersebut. Kemudian
instruktur menambahkan birama menjadi 2 birama, 3 birama, dan
sampai 4 birama. Kemudian siswa di minta untuk memainkan dari
birama 1 sampai birama 4 dengan satu rangkaian. Berikut contoh
56
Gambar 8 :Soal latihanear trainingmenebak akor dan menirukan potongan lagu pendek.
c) Kegiatan penutup
Instruktur mengevaluasi hasil latihan ear trainingsiswa
yangtelah dilaksanakan pada pertemuan kedua ini pada siklus II.
Instruktur mengemukakan kekurangan siswa saatberlatih ear
trainingyaitu siswa masih mengalami kesulitan untuk
mendengarkan dengan fokus, pada materi mendengarkan dan
menebak kualitas akor siswa mengalami kesulitan dalam
membedakan Mayor dan minor, dan pada materi mendengarkan
potongan lagu pendek siswa masih kurang cermat dalam
menirukannya. Kemudian instruktur menugaskan kepadasiswa
untuk belajar latihan ear training dan meminta siswa lebih
mendengarkan dengan cermat. Sebelum meninggalkan kelas,
57
3) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini instruktur mengadakan tes akhir
siklus 1. Tes siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 30, 31 Mei, 1
Juni, 2 Juni, dan 4 Juni 2016. Tes ini dilaksanakan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan latihanear training.
Sebelum mengawali proses pembelajaran, instruktur mengucapkan
salam, menanyakan kabar, dan menanyakan kesiapan siswa
mengikuti proses pembelajaran. Setelah siswa siap mengikuti
pembelajaran, instruktur menjelaskan kepada siswa mengenahi
penilaian tes yang akan dilakukan.
Indikator penilaianear training sama dengan penilaian pada test
siklus I adalah mendengarkan dan menirukan ritme melodi, interval
nada, menebak kualitas akor, dan medengarkan dan menirukan
potongan lagu pendek. Pada tes siklus II, jika siswa tepat dan cermat
dalam menirukan materi ear training yang sudah diperdengarkan
oleh instruktur, maka siswa akan mendapatkan nilai maksimal.
58
Gambar 9 :Soal tesear trainingritme melodi, interval nada, menebak kualitas akor dan mendengarkan menirukan potongan lagu pendek.
c. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus II,
pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sampai pertemuan 3 sudah
terlaksana cukupbaik. Dalam pembelajaran sebagian siswa sudah displin
dalam kedatangannya untuk mengikuti pembelajaranear training, siswa
cukup antusias dalam mengikuti pembelajarannya,siswa mulai fokus
dalam mendengarkan materi ear training, namun siswa masih lemah
dalam materi ear training mengenai menebak kualitas akor
Mayor-minor. Tetapi dalam siklus II mengalami peningkatan setelah dilakukan
tindakan pembelajaranear trainingpada siklus II. berikut hasil tes pada
59
Tabel 6 :Hasil Penilaian Siklus II Kemampuan Bermain Piano dengan menggunakanear trainingsetelah tindakan siklus II.
Nama Rater 1 Rater 2 Rata-rata Keterangan
Responden 1 78 81 79,5 BAIK
Reponden 2 77 80 78,5 BAIK
Responden 3 80 89 84,5 SANGAT BAIK Responden 4 82 86 84 SANGAT BAIK Responden 5 83 86 84,5 SANGAT BAIK
Responden 6 78 80 79 BAIK
Responden 7 78 80 79 BAIK
Responden 8 80 92 86 SANGAT BAIK Responden 9 81 89 85 SANGAT BAIK
Responden 10 78 81 79,5 BAIK
Responden 11 80 87 83,5 SANGAT BAIK Responden 12 83 86 84,5 SANGAT BAIK
Responden 13 78 80 79 BAIK
Responden 14 81 89 85 SANGAT BAIK Responden 15 86 90 88 SANGAT BAIK
Jumlah 1239,5
Min 78,5
Max 88
Rata-rata kelas 82,63 SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus
II,pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 hingga pertemuan 3
sudahterlaksana dengan baik. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yangselama proses pembelajaran mengalami peningkatan yang ditunjukan
oleh hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II yang memiliki nilai rata-rata
82,63. Nilai rata-rata 82,63 masuk dalam kategori “SANGAT BAIK”.
d. Refleksi Siklus II
Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan