• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa survei pada 7 SMK program keahlian akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa survei pada 7 SMK program keahlian akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta."

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA

TENTANG KOMPETENSI GURU, DENGAN

KOMPETENSI SISWA

Survei pada 7 SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta

Wasri Kristiani Gulo Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK, 2) persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMK Negeri 1 Depok Sleman, SMK Negeri 1 Tempel Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 3 Sleman, SMK Yapemda Sleman, SMK 17 Seyegan Sleman, SMK Hamong Putera 1 Pakem Program Keahlian Akuntansi pada tahun ajaran 2015/2016 di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016. Dari populasi penelitian yang berjumlah 366 siswa diambil sampel sebanyak 207 siswa dengan teknik Disproportionate Random Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan teknik korelasi Spearman.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada hubungan motivasi belajar

dengan kompetensi siswa SMK. Nilai koefisien korelasi (Spearman’s rho) = 0,341

dan nilai probabilitas (nilai sig. (2-tailed)) = 0,000); 2) ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK. Nilai Koefisien korelasi

(2)

ABSTRACT

RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION,

STUDENTS’ PERCEPTION OF TEACHERS’ COMPETENCE,

AND STUDENTS’ COMPETENCE

A Survey on seven Vocational High Schools (SMK) of Accounting Study Program in Sleman Regency Yogyakarta

Wasri Kristiani Gulo Sanata Dharma University 2016

This research aims to know: 1) relation between learning motivation and competence of Vocational High School students, 2) students’ perception of

teachers’ competence and competence of Vocational High School students. This research is a case study. It was carried out in Accounting Study Program

of SMK Negeri 1 Depok Sleman, SMK Negeri 1 Tempel Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Yapemda Sleman, SMK 17 Seyegan Sleman, SMK Hamong Putera 1 Pakem in 2015/2016 Akademic year in Sleman Regency Yogyakarta. This research was done in April – May 2016. The population were 366 students. The sampling were 207 students. The technique of taking sampling was Disproportionate Random Sampling technique. Data were collected by questionnaire and analyzed by spearman correlation teachnques. The result of research shows that: (1) there is relation between learning motivation and competence of Vocational High School students. The coefficient

mark of correlation (Spearman’s rho) = 0,341 and the probability mark (significant

mark (2-tailed)) = 0,000); 2) there is relation between students’ perception of

teachers’ competence and competence of Vocational High School students. The

coefficient mark of correlation (Spearman’s rho) = 0, 349 and the probability mark

(3)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA

TENTANG KOMPETENSI GURU DENGAN

KOMPETENSI SISWA

Survei pada 7 SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Pendidikan Akuntansi

Oleh:

WASRI KRISTIANI GULO NIM: 121334053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya ini Untuk: 1.Tuhan yang Maha Esa

2.Kedua Orang Tua ku yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan dan doa serta memberi motivasi

3.Saudara/Saudari ku yang telah memberi dukungan kepada saya 4.Pemerintah Kabupaten Nias Barat

5.Almamaterku tercinta, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

(7)

MOTTO

“Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu

melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat

melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang

besar.”

(Mother Teresa)

1 Tesalonika 5:16-18

“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa.

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah

yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi

kamu.”

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA

TENTANG KOMPETENSI GURU, DENGAN

KOMPETENSI SISWA

Survei pada 7 SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta

Wasri Kristiani Gulo Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK, 2) persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada SMK Negeri 1 Depok Sleman, SMK Negeri 1 Tempel Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 3 Sleman, SMK Yapemda Sleman, SMK 17 Seyegan Sleman, SMK Hamong Putera 1 Pakem Program Keahlian Akuntansi pada tahun ajaran 2015/2016 di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016. Dari populasi penelitian yang berjumlah 366 siswa diambil sampel sebanyak 207 siswa dengan teknik Disproportionate Random Sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan teknik korelasi Spearman.

(11)

ABSTRACT

RELATION BETWEEN LEARNING MOTIVATION, STUDENTS’

PERCEPTION OF TEACHERS’ COMPETENCE, AND

STUDENTS’ COM

PETENCE

A Survey on seven Vocational High Schools (SMK) of Accounting Study Program in Sleman Regency Yogyakarta

Wasri Kristiani Gulo Sanata Dharma University 2016

This research aims to know: 1) relation between learning motivation and competence of Vocational High School students, 2) students’ perception of teachers’ competence and competence of Vocational High School students. This research is a case study. It was carried out in Accounting Study Program of SMK Negeri 1 Depok Sleman, SMK Negeri 1 Tempel Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK Yapemda Sleman, SMK 17 Seyegan Sleman, SMK Hamong Putera 1 Pakem in 2015/2016 Akademic year in Sleman Regency Yogyakarta. This research was done in April – May 2016. The population were 366 students. The sampling were 207 students. The technique of taking sampling was Disproportionate Random Sampling technique. Data were collected by questionnaire and analyzed by spearman correlation teachnques.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala

berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, PERSEPSI SISWA TETANG KOMPETENSI GURU DENGAN KOMPETENSI SISWA”. Survei pada 7 SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Selain itu diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma, dan penulis

sendiri.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah dapat mendapat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghormatan

kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi

(13)

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penelitian maupun

dalam penulisan skripsi.

5. Segenap Staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yoyakarta yang telah memberikan tambahan pengetahuan,

dukungan dan bantuan selama proses perkuliahan.

6. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa sehingga

penulis bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma.

7. Kedua Orang Tua saya Bapak Asarudi Gulo (Alm) dan Ibu Rustina Gulo yang selalu

memberikan cinta, mendoakan dan mendukung saya baik secara moral dan material,

serta semangat kepada penulis.

8. Kakak saya Lismawati Gulo, Dramawati Gulo, Desman Gulo, Mawarni Subur Gulo,

Siska Susanti Gulo yang selalu menyemangati dan memotivasi penulis.

9. Firminus Gulo yang telah banyak membantu, memotivasi dan menyemangati

selama proses perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi.

10. Teman-teman sepayung penelitian Vinna Pratiwi dan Maria Sarwi Mitayani yang

telah berkerja sama selama proses penelitian.

11. Teman-teman seperjuangan dari Kabupaten Nias barat.

12. Seluruh teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012 yang telah

(14)

13. Para siswa kelas XI SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman

Yogyakarta yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu,

memotivasi, memberikan arahan dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang memerlukannya.

Yogyakarta, 10 Agustus 2016

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAM PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI 1. Motivasi Belajar ... 8

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 8

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 9

(16)

a. Persepsi Siswa ... 14

b. Kompetensi Guru ... 15

3. Kompetensi Siswa ... 17

a. Pengertian Kompetensi Siswa ... 17

b. Standar Kompetensi Siswa ... 18

4. Kerangka Berpikir ... 19

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa SMK ... 19

2. Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dengan Kompetensi Siswa SMK ... 20

5. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

1. Tempat Penelitian ... 22

2. Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

1. Subjek Penelitian ... 23

2. Objek Penelitian ... 23

D. Populasi Penelitian ... 23

1. Populasi Penelitian ... 23

2. Sampel Penelitian ... 24

3. Teknik Penarikan Sampel ... E. Operasional Variabel ... 26

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 29

1. Teknik Pengumpulan Data ... 29

2. Instrumen Penelitian Data ... 30

(17)

1. Uji Validitas ... 30

2. Uji Reliabilitas ... 42

H. Teknik Analisis Data ... 44

1. Statistik Deskriptif ... 44

2. Pengujian Prasyarat Analisis ... 45

3. Penarikan Kesimpulan ... 47

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 48

1. Deskripsi Responden Penelitian ... 48

2. Deskripsi Data Penelitian ... 50

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 52

1. Pengujian Normalitas ... 52

C. Pengujian Hipotesis ... 54

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 54

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 55

D. Pembahasan ... 56

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Kompetensi Siswa SMK ... 56

2. Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dengan Kompetensi Siswa SMK ... 57

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Keterbatasan ... 61

C. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Motivasi Belajar ... 26

Tabel 3.2 Indikator Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ... 27

Tabel 3.3 Indikator Kompetensi Siswa SMK ... 28

Tabel 3.4 Skor Item-Item Pernyataan Kuesioner ... 29

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (1) ... 32

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (2) ... 33

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (3) ... 34

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (1)... 35

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (2)... 36

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru(3)... 37

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (1) ... 38

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (2) ... 40

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (3) ... 41

Tabel 3.14 Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ... 43

Tabel 3.16 Hasil Pengujian Reliabilitas Kompetensi Siswa ... 43

Tabel 3.17 PAP Tipe II ... 44

Tabel 4.1 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa ... 48

Tabel 4.2 Distribus Sekolah ... 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 50

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru ... 51

(19)

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dengan Kompetensi

Siswa SMK Program Keahlian Akuntansi ... 53 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi

Guru Dengan Kompetensi Siswa SMK

Program Keahlian Akuntansi ... 53 Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan

Kompetensi Siswa SMK ... 54 Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Persepsi Siswa tentang Kompetensi

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Kuesioner Instrumen Penelitian ... 65

LAMPIRAN II Data Induk ... 75

LAMPIRAN III Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 101

LAMPIRAN IV Hasil Pengujian Normalitas ... 113

LAMPIRAN V Hasil Pengujian Korelasi Spearman ... 117

LAMPIRAN VI Mean, Media, Modus ... 119

LAMPIRAN VII r Tabel ... 126

LAMPIRAN VIII Perhitungan PAP II ... 127

LAMPIRAN IX Dokumentasi Penelitian ... 129

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya

Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan juga merupakan upaya

masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa

depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang

dimiliki masyarakat dan bangsa. Dalam proses pendidikan, siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan

nilai-nilai menjadi kepribadian siswa dalam bergaul di masyarakat.

Indonesia memiliki dua jenis sekolah menengah, yaitu Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). antar Dua institusi

pendidikan tersebut terdapat perbedaan kompetensi pada lulusannya. Lulusan

SMK lebih disiapkan untuk terjun langsung pada dunia kerja dibandingkan lulusan

SMA. Pendidikan di SMA didesain untuk mereka yang ingin melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan hardskill kepada

siswanya sangat sedikit. Berbeda dengan pendidikan di SMK yang siswanya

dituntut memiliki hardskill pada bidang keahlian tertentu dan diharapkan dapat

(22)

menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja, maka tidak

aneh bila dunia kerja lebih memprioritaskan mengambil lulusan SMK dibanding

lulusan SMA.

Tujuan khusus pendidikan di SMK dalam Kurikulum 2004, 1 (Depdiknas,

2004 : 7) antara lain; menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,

mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan

dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi

dalam program keahlian yang dipilihnya; serta menyiapkan peserta didik agar

mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di

lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian

yang diminatinya. Pendidikan di SMK membekali peserta didik dengan

pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian

hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

serta sungguh membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang

sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Bila ditinjau dari tujuan tersebut, lulusan SMK memang di didik untuk siap

bekerja, namun jika kita lihat kondisi lulusan SMK saat ini, ternyata banyak siswa

yang belum siap menghadapi dunia kerja. Bahkan tak sedikit lulusan SMK yang

bingung menentukan tujuannya setelah lulus. Selama menempuh pendidikan,

siswa telah diberi pelatihan kerja tetapi hal itu belum meyakinkan siswa untuk

(23)

tidak siap bekerja setelah lulus SMK antara lain: (1) motivasi belajar siswa yang

masih kurang, (2) minat bekerja yang belum dimiliki oleh siswa, (3) kurangnya

ketersediaan fasilitas, (4) kompetensi guru yang belum memenuhi kriteria.

Tentunya dari faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kompetensi siswa

sehingga siswa belum memenuhi kelayakan untuk bekerja.

Motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap kompetensi yang akan

diperoleh siswa. Motivasi belajar bagi siswa penting karena dapat; menyadarkan

kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir; menginformasikan tentang

kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; mengarahkan

kegiatan belajar; membesarkan semangat belajar; menyadarkan tentang adanya

perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya adalah istirahat atau

bermain) yang bersinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya

sedemikian rupa. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa

untuk lebih giat belajar dan mencapai kompetensi dengan lebih tinggi.

Guru adalah kunci keberhasilan pendidikan dan pengajaran yang baik. Tanpa

pengajaran yang baik, pendidikan tidak akan berhasil (Asmani, 2009:66). Oleh

sebab itu, tingginya kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi guru.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1

ayat 10, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam

(24)

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

Kompetensi guru berperan aktif dalam mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Dengan kompetensi yang dimiliki, guru akan mampu membawa dunia

pendidikan yang menghasilkan manusia yang produktif dan kompetitif. Siswa

merupakan subjek dari kegiatan pembelajaran, maka siswa memiliki persepsi atau

pandangan atas kompetensi yang dimiliki guru. Apabila siswa memiliki persepsi

yang baik atas kompetensi gurunya maka hal tersebut akan menimbulkan rasa

bangga. Perasaan bangga siswa terhadap guru akan menimbulkan rasa senang

belajar, antusias, dan siswa tidak merasa bosan terhadap pembelajaran di sekolah,

sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang tinggi dalam proses

pembelajaran tersebut.

(25)

Penyediaan sumber daya manusia yang unggul dapat dimulai sejak seseorang

belajar di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran

penting dalam penyiapan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai sesuai

dengan bidang dan jenjang pendidikannya. Disamping itu sekolah juga berperan

dalam mempersiapkan peserta didik untuk mampu beradaptasi dengan

lingkungannya. Harapan tersebut ternyata belum dapat terpenuhi sebagaimana

mestinya, tingkat keterampilan dan kepribadian yang dimiliki para lulusan ternyata

masih lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan yang ada.

Sekolah Menengah Kejuruan membekali para siswa dengan

kompetensi-kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Ketika siswa

memilih untuk mengenyam pendidikan di SMK, ada siswa yang sudah memiliki

rancangan masa depannya bahwa setelah lulus SMK siswa akan langsung bekerja

dan ada juga siswa yang belum memiliki pemikiran akan dunia kerja. Selama

proses pembelajaran, siswa dapat memiliki pandangan mengenai dunia kerja

sehingga dapat memunculkan perasaan ketertarikan siswa terhadap dunia kerja.

Perasaan ketertarikan yang muncul pada siswa merupakan minat untuk bekerja.

Minat diduga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa pada

bidang keahliannya, maka siswa akan terdorong untuk mencapai kompetensinya

secara maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang

(26)

TENTANG KOMPETENSI GURU, DENGAN KOMPETENSI SISWA SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KABUPATEN SLEMAN

YOGYAKARTA”. Penelitian ini merupakan studi kasus di 7 (tujuh) SMK di Kabupaten Sleman.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel motivasi belajar, persepsi

siswa tentang kompetensi guru, dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian

Akuntansi di Kabupaten Sleman Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah motivasi belajar berhubungan dengan kompetensi siswa SMK Program

Keahlian Akuntansi?

2. Apakah persepsi siswa tentang kompetensi guru berhubungan dengan

kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan penelitian

untuk menyediakan bukti tentang:

1. Hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian

Akuntansi.

2. Hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa

(27)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penyusunan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Penulis

Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat mengetahui kompetensi siswa

SMK Program Keahlian Akuntansi terhadap kesiapan siswa yang akan

memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian Akuntansi.

2. Bagi Guru

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan tambahan bagi

guru-guru di SMK untuk mempersiapkan para siswanya secara lebih matang.

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini mampu memotivasi para siswa SMK untuk mempersiapkan

secara lebih matang keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang

keahliannya.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini mampu memberi informasi bagi pihak sekolah mengenai

kesiapan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan

pendidikan di SMK.

5. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan tambahan informasi

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritik 1. Motivasi Belajar

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa sekolah. Kegiatan

belajar tersebut ada dilakukan disekolah dan dirumah seperti musium,

perpustakaan, sungai, hutan, dan lainnya. Ditinjau dari segi guru, kegiatan

belajar siswa tersebut tergolong dirancang dalam desain instruksional. Kegiatan

belajar yang termasuk rancangan guru, bila siswa belajar disekolah

ditempat-tempat tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar sekolah. Disamping

itu ada juga belajar yang tidak termasuk rancangan guru. Artinya siswa belajar dengan keiginannya sendiri. Pengetahuan tentang “belajar, ditugasi” dengan “belajar, karena motivasi diri” itu penting bagi guru dan calon guru.

a.Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya pengerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat tertentu,

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak

(Sardiman, 2005:73). Menurut Winkel (2004: 169) motivasi belajar ialah

keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan

arah pada kegiatan itu demi mencapai suatu tujuan.

Menurut Mudjiyono (2013:30), Siswa belajar karena didorong oleh

kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian,

kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah

(29)

mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi

dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar.

Motivasi belajar merupakan daya pengerak psikis yang berasal dari dalam

diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan dan pengalaman. Motivasi belajar adalah daya yang mendorong

siswa untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa

yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar sehingga siswa mampu

mencapai prestasi yang sangat baik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya pengaruh oleh kondisi fisiologis siswa. Sebagai

ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya, terpengaruh oleh

kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata. Keberhasilan mengucapkan

kata dari simbol pada huruf mondorong keinginan menyelesaikan tugas baca.

(Monks, 1989; Mujiyono, 2013: 97-100).

1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti

keinginan berjalan, makan makanan lezat, merebut permainan, dapat

membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain. Keberhasilan mencapai

keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan kemudian

(30)

dibarengi perkembangan akal, moral, kemauan bahasa, dan nilai

kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan

kepribadian.

Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat

memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,

penguatan dengan hadiah atau juga hukum dapat mengubah keinginan

menjadi kemauan, dan kemuadian kemauan menjadi cita-cita.

2) Kemampuan Siswa

Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan

mencapainya. Contohnya, keinginan membaca perlu dibarengi dengan

kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Latihan

berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan membaca.

Keberhasilan tersebut dapat memuaskan dan menyenangkan hatinya.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. (Monks,

1989, Mudjiono, 2013: 98).

3) Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit dan

lapar, atau marah-marah akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya

siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan

perhatian. Anak yang sakit akan enggan belajar. Anak yang

marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada penjelasan pelajaran.

Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar ketinggalan

(31)

pelajaran agar ia memperoleh nilai rapor baik, seperti sebelum sakit.

Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada

motivasi belajar.

4) Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai

anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

Bencana alam, tempat tinggal kumuh, ancaman rekan yang nakal,

perkelahian antar siswa, akan mengggangu kesunguhan belajar.

Sebaliknya, sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan

memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi lingkungan

sekolah dan lingkungan rumah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban

pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman,

tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah

diperkuat.

2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

Persepsi pada hakikatnya adalah suatu proses yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik lewat pendangaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

(32)

berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam satu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

Persepsi sebagai suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi mereka. Dengan demikian, persepsia dalah kesan atau pendangan seorang terhadap obyek tertentu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi siswa, antara lain:

1) Orang yang mempresepsikan.

Saat individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasi. Interprestasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang melihat. Karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi adlah sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman, masa lalu dan harapan.

2) Objek atau sasaran yang dipersepsikan.

(33)

3) Konteks dimana persepsi dibuat.

Konteks dimana kita terlihat suatu objek atau peristiwa yang dapat mempengaruhi pemahaman, seperti juga lokasi, cahaya, panas atau sejumlah faktor-faktor situasional lainnya. Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan, objek atau sasaran yang dipersepsikan, dan kontek dimana persepsi dibuat inilah yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama persepsinya terhadap salah satu objek.

a. Persepsi siswa

Hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas pendidikan, aktor penting tersebut adalah subjek yang memberi disebut pendidik, sedangkan subjek yang menerima disebut peserta didik.

Istilah peserta didik pada pendidikan formal di sekolah jenjang dasar dan menegah dikenal dengan nama anak didik atau siswa. Siswa merupakan subjek yang menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sosok siswa umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Dengan demikian siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui pendidikan.

(34)

yaitu penggabungan dari aspek persepsi dan bentuk kompetensi guru. Aspek persepsi tersebut meliputi kognisi dan afeksi, sedangkan bentuk kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi pada aspek kognisi di dalamnya menyangkut penilaian tentang kompetensi guru di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional yang dimiliki oleh guru. Begitu juga aspek afeksi, di dalamnya meliputi perasaan individu terhadap kompetensi gurunya di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional (Setyawan, 2014 Skripsi, 18-21).

b. Kompetensi Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

(35)

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

3) bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.

5) memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Kompetensi Siswa

a. Pengertian Kompetensi Siswa

Pembelajaran berfungsi mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta

didik dan juga kemampuan yang dimilikinya. Pengembangan kemampuan

tersebut menyangkut segi pengetahuan (knowledge) dan keterampilan

(skill). Pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, teori, prosedur atau meta

kognitif (berpikir), sedangkan keterampilan dapat berupa keterampilan

halus (soft skill) dan keterampilan kasar (hard skill). Materi bagi

pengembangan kemampuan-kemampuan tersebut bersangkutan dengan

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kemampuan seseorang dalam menerapkan atau menggunakan

(36)

sebagai kecakapan atau keterampilan. Penguasaan kecakapan atau

keterampilan-keterampilan tersebut dirumuskan dalam bentuk kompetensi.

Konsep kompetensi dikembangkan dengan menunjukkan kecakapan atau

keterampilan kerja.

Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan berdasarkan standar

kompetensi yang telah ditetapkan. Siswa diarahkan agar memperoleh

kompetensi yang ada. Tingkat pemahaman siswa sangat menentukan

keberhasilan siswa dalam memperoleh kompetensi. Kompetensi siswa

merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat

ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang dihasilkan dari

aktifitas belajar. Dari hal tersebut, siswa diharapkan mampu menunjukkan

kompetensi yang telah diperolehnya melalui evaluasi pembelajaran, praktik

kerja lapangan, maupun di dunia kerja sesuai dengan bidang profesinya.

(Syaodih, 2012:183-184)

b.Standar Kompetensi Siswa

Standar Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian Keuangan

Kompetensi Keahlian Akuntansi. (Permendikbud, 2009:504-507)

a)Dasar Kompetensi Kejuruan

Standar Kompetensi:

1) Menerapkan prinsip profesional bekerja

2) Melaksanakan komunikasi bisnis

3) Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup

(37)

b)Kompetensi Kejuruan

Standar Kompetensi:

1) Mengelola dokumen transaksi

2) Memproses dokumen dana kas kecil

3) Memproses dokumen dana kas di bank

4) Memproses entri jurnal

5) Memproses buku besar

6) Mengelola kartu piutang

7) Mengelola kartu persediaan

8) Mengelola kartu aktiva tetap

9) Mengelola kartu utang

10) Menyajikan laporan harga pokok produk

11) Menyusun laporan keuangan

12) Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

13) Mengoperasikan paket program pengolah angka/spreadsheet

14) Mengoperasikan aplikasi komputer akuntansi.

B. Kerangka Berpikir

Kompetensi siswa merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dapat ditampilkan oleh siswa dalam berpikir dan bertindak yang

dihasilkan dari aktifitas belajar.

1. Hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK

Motivasi belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan

luar diri siswa yang mampu memberikan rasa senang dalam belajar

(38)

keahlian akuntansi. Motivasi belajar sangat berhubungan dengan

kompetensi siswa SMK terutama dalam mempelajari bidang keahlian

akuntansi sehingga terdapat dorongan dalam diri siswa itu sendiri untuk

mencapai cita-cita serta mampu memotivasi dirinya dalam belajar.

2. Hubungan persepsi siswa tentang kompatensi guru dengan kompetensi

siswa SMK

Persepsi siswa adalah proses ketika siswa menerima, mengorganisasikan dan menginterpretasi kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang dimiliki gurunya pada saat mengajar. Aspek persepsi tersebut meliputi kognisi dan afeksi, sedangkan kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi pada aspek kognisi di dalamnya menyangkut penilaian tentang kompetensi guru di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional yang dimiliki oleh guru. Begitu juga aspek afeksi, di dalamnya meliputi perasaan individu terhadap kompetensi gurunya di bidang pedagogik, bidang kepribadian, bidang sosial, dan bidang profesional.

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan. Persepsi siswa tentang kompetensi

guru adalah suatu pandangan siswa terhadap pengetahuan dan

keterampilan guru dalam menyampaikan ilmu dan keterampilan serta

mendidik siswa sesuai bidang keahliannya. Persepsi siswa tentang

(39)

karena persepsi siswa yang baik terhadap kompetensi guru akan

menimbulkan rasa nyaman dan senang belajar pada diri siswa. sehingga

siswa dapat memperoleh kompetensinya secara optimal.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha1 : Ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK.

Ha2 : Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survei. Dalam penelitian ini dimaksud untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Non Muhammadiyah Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang memiliki Program Studi Keahlian Akuntansi.

a. SMK Negeri 1 Depok Sleman b. SMK Negeri 1 Tempel Sleman c. SMK “17” Seyegan Sleman d. SMK YPKK 1 Sleman e. SMK YPKK 3 Sleman f. SMK Yapemda Sleman

g. SMK Hamong Putera 1 Pakem Sleman 2. Waktu Penelitian

(41)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang sudah mendapatkan materi akuntansi, yaitu SMK Negeri 1 Depok Sleman, SMK Negeri 1 Tempel Sleman, SMK “17” Seyegan Sleman, SMK YPKK 1 Sleman, SMK YPKK 3 Sleman, SMK Yapemda Sleman, SMK Hamong Putera 1 Pakem Sleman. Program Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Objek penelitian: a)Motivasi belajar

b)Persepsi siswa tentang kompetensi guru c)Kompetensi siswa

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Non Muhammadiyah Program Studi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Menurut data Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sleman tahun 2014/2015 terdapat 366 siswa kelas XI yang tersebar di SMK Non Muhammdiyah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

(42)

melakukan penelitian pada semua populasi, tetapi peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut:

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi).

Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5% Jadi jumlah sampel yang akan diambil (n), dengan nilai kritis/bataskesalahan (e) 5% dari populasi (N) tersebut adalah:

n =

Apabila dibulatkan menjadi 191 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling dengan modifikasi atau dengan istilah lain disebut Disproportionate Stratified Random Sampling. Dengan disproportionate

stratified random sampling, pengambilan sampel dari tiap-tiap kelas

(43)

proporsional. Modifikasi yang dilakukan yaitu kelompok populasi yang terlalu sedikit diambil seluruhnya menjadi sampel. Dalam teknik ini anggota populasi yang akan diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mampu menunjukkan kerepresentatifan sampel yang diambil.

Peneliti mengambil sampel dari setiap sekolah yang dianggap representatif. Dalam penelitian ini peneliti memilih siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi sebagai sampel karena siswa kelas X belum mendapatkan kompetensi akuntansi yang cukup sedangkan kelas XII sedang difokuskan untuk menghadapi ujian nasional.

E. Operasionalisasi Variabel

(44)
[image:44.595.94.505.70.774.2]

Tabel 3.1

Indikator Motivasi Belajar

Dimensi Indikator Nomor Kuesioner Positif Negatif

Faktor Internal

Faktor Eksternal

1.Kondisi internal siswa

a. Cita-cita, keinginan/harapan, atau aspirasi siswa

b. Kemampuan siswa c. Kondisi siswa

2. Kondisi lingkungan siswa a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat

22,27 1,2,3,4,9 7 12 24,25,26 21 8 5,6,14,15,16 11,19 10,17,18,23, 13,20 Tabel 3.2

Indikator Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Dimensi Indikator Nomor Kuesioner

Positif Negatif

a. Merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi

1) Merencanakan pembelajaran

2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu

3) Mengevaluasi hasil pembelajaran

1) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik

1) Bertindak objektif 2) Tidak diskriminatif

1) Menjunjung tinggi

(45)

peraturan perundang-udangan hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika.

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

peraturan dan kode etik guru

1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

[image:45.595.89.503.73.714.2]

10

Tabel 3.3

Indikator Kompetensi Siswa SMK

Dimensi Indikator PositifNomor Kuesioner Negatif

Dasar Kompetensi Kejuruan

a. Menerapkan prinsip profesional pekerja

b. Melaksanakan komunikasi bisnis c. Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan hidup (K3LH)

1,2,5

3,4

7 6

Kompetensi Kejuruan

d. Mengelola dokumen transaksi e. Memproses dokumen dana kas kecil f. Memproses dokumen dana kas di bank

g. Memproses entri jurnal h. Memproses buku besar i. Mengelola kartu piutang j. Mengelola kartu persediaan k. Mengelola kartu aktiva tetap l. Mengelola kartu utang

m. Menyajikan laporan harga pokok produk

n. Menyusun laporan keuangan o. Menyiapkan surat pemberitahuan pajak

p. Mengoperasikan paket program pengolah angka

(46)

Skala Pengukuran

Skala Pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

[image:46.595.88.510.191.616.2]

sekelompok orang tentang fenomena sosial yang tertuang dalam item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. (Sugiyono, 2012:93)

Tabel 3.4

Skor Item-Item Pernyataan Kuesioner

Jawaban Skor pernyataan positif

Skor pernyataan negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju

(STS)

1 5

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data

(47)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK Program Keahlian Akuntansi. Pertanyaan dijawab oleh responden dengan memilih (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah. Penelitian ini menggunakan validitas isi.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan teknik Corected Item-Total Correlation dengan bantuan SPSS versi 21. Jumlah nilai Corrected

Item-Total Correlation dibandingkan dengan r kritik. Untuk mengetahui besarnya r ktirik, dapat dilihat dalam tabel korelasi nilai – r. cara melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2 untuk taraf signifikan 5%. N yang dimaksud adalah jumlah responden penelitian. Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada rumus korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

(48)

ƩXY = Jumlah hasil kali antara X dan Y N = Banyaknya sampel yang diuji coba

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen penelitian dikatakan valid

b.Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid

Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesiner yang dipakai sebagai bahan penelitian layak atau tidak layak dipakai. Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas instrumen penelitian

a. Uji Validitas Motivasi Belajar

(49)
[image:49.595.95.504.72.618.2]

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Motivasi belajar (1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir1 99.37 95.413 .550 . .897

Butir2 99.70 97.734 .422 . .900

Butir3 99.10 92.231 .630 . .895

Butir4 99.33 95.195 .526 . .898

Butir5 99.07 97.375 .468 . .899

Butir6 99.13 101.154 .150 . .904

Butir7 99.33 95.471 .548 . .897

Butir8 99.10 92.231 .630 . .895

Butir9 98.27 98.685 .380 . .900

Butir10 99.13 92.464 .605 . .896

Butir11 99.33 95.333 .481 . .898

Butir12 99.27 95.030 .425 . .900

Butir13 99.30 96.148 .460 . .899

Butir14 99.07 100.754 .176 . .904

Butir15 99.33 95.333 .481 . .898

Butir16 99.27 95.030 .425 . .900

Butir17 98.27 98.685 .380 . .900

Butir18 99.10 92.231 .630 . .895

Butir19 99.67 93.747 .591 . .896

Butir20 98.30 99.114 .386 . .900

Butir21 98.47 99.154 .265 . .902

Butir22 98.60 92.800 .732 . .893

Butir23 99.33 95.471 .548 . .897

Butir24 99.67 93.747 .591 . .896

Butir25 99.63 98.033 .375 . .900

Butir26 99.07 97.375 .468 . .899

Butir27 98.20 97.545 .508 . .898

(50)
[image:50.595.88.506.71.620.2]

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar (2)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Butir1 87.33 87.816 .538 . .903

Butir2 87.67 89.885 .423 . .905

Butir3 87.07 84.685 .626 . .901

Butir4 87.30 87.528 .521 . .903

Butir5 87.03 89.895 .437 . .905

Butir7 87.30 87.666 .553 . .903

Butir8 87.07 84.685 .626 . .901

Butir9 86.23 90.461 .414 . .905

Butir10 87.10 84.990 .596 . .902

Butir11 87.30 87.803 .466 . .905

Butir12 87.23 87.426 .417 . .906

Butir13 87.27 88.271 .467 . .904

Butir15 87.30 87.803 .466 . .905

Butir16 87.23 87.426 .417 . .906

Butir17 86.23 90.461 .414 . .905

Butir18 87.07 84.685 .626 . .901

Butir19 87.63 85.551 .629 . .901

Butir20 86.27 91.237 .385 . .906

Butir22 86.57 84.944 .751 . .898

Butir23 87.30 87.666 .553 . .903

Butir24 87.63 85.551 .629 . .901

Butir25 87.60 90.110 .382 . .906

Butir26 87.03 89.895 .437 . .905

Butir27 86.17 89.385 .542 . .903

Setelah melakukan pengolahan kembali dengan menghilangkan item di bawah r tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa item variabel motivasi belajar adalah valid. Hal ini dikarenakan setiap item pertanyaan tersebut memiliki nilai rhitung lebih besar dari 0,3610. Sehingga item-item pertanyaan tersebut valid dan

dapat digunakan dalam penelitian berikutnya.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar (3)

INDIKATOR rhitung rtabel KATEGORI

Butir 1

0.538 0,3610 VALID

Butir 2

[image:50.595.185.410.684.770.2]
(51)

Butir 3

0.626 0,3610 VALID

Butir 4

0.521 0,3610 VALID

Butir 5

0.437 0,3610 VALID

Butir 7

0.553 0,3610 VALID

Butir 8

0.626 0,3610 VALID

Butir 9

0.414 0,3610 VALID

Butir 10

0.596 0,3610 VALID

Butir 11

0.466 0,3610 VALID

Butir 12

0.417 0,3610 VALID

Butir 13

0.467 0,3610 VALID

Butir 14

0.466 0,3610 VALID

Butir 16

0.417 0,3610 VALID

Butir 17

0.414 0,3610 VALID

Butir 18

0.626 0,3610 VALID

Butir 19

0.629 0,3610 VALID

Butir 20

0.385 0,3610 VALID

Butir 22

0.751 0,3610 VALID

Butir 23

0.553 0,3610 VALID

Butir 24

0.629 0,3610 VALID

Butir 25

0.382 0,3610 VALID

Butir 26

0.437 0,3610 VALID

Butir 27

0.542 0,3610 VALID

b. Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

Hasil uji validitas 28 butir item kuesioner untuk variabel persepsi siswa

tentang kompetensi guru dengan menggunakan SPSS pada 30 responden dapat

[image:51.595.85.509.63.631.2]

dilihat pada tabel 3.8 dibawah ini:

Tabel 3.8

(52)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Butir1 102.67 99.816 .663 . .916

Butir2 102.93 99.789 .571 . .917

Butir3 102.97 98.999 .569 . .917

Butir4 102.97 102.171 .576 . .917

Butir5 103.17 102.489 .481 . .918

Butir6 103.13 103.637 .393 . .919

Butir7 102.87 104.051 .325 . .921

Butir8 102.97 102.171 .576 . .917

Butir9 103.00 102.345 .428 . .919

Butir10 103.13 102.602 .435 . .919

Butir11 103.33 102.713 .475 . .918

Butir12 102.73 102.685 .412 . .919

Butir13 103.00 99.379 .565 . .917

Butir14 103.37 101.757 .501 . .918

Butir15 103.00 102.345 .428 . .919

Butir16 103.10 95.403 .792 . .913

Butir17 103.03 98.516 .609 . .916

Butir18 103.20 100.234 .602 . .916

Butir19 103.20 101.614 .493 . .918

Butir20 102.90 100.645 .529 . .918

Butir21 103.37 102.033 .478 . .918

Butir22 103.30 102.217 .470 . .918

Butir23 103.30 100.217 .536 . .918

Butir24 103.20 101.683 .538 . .918

Butir25 103.37 101.551 .518 . .918

Butir26 103.30 105.114 .266 . .921

Butir27 102.80 99.683 .585 . .917

Butir28 103.00 97.517 .652 . .915

(53)
[image:53.595.85.507.198.747.2]

= 28 dan taraf signifikansi = 5% menunjukkan nilai r tabel = 0,3610. Oleh karena ada nilai r hitung yang di bawah r tabel yaitu butir 7, dan butir 26 maka untuk item tersebut tidak valid. Kemudian peneliti menghilangkan item tersebut dan memperoleh hasil lagi. berikut akan ditampilkan output yang baru pada tabel 3.9 dibawah ini:

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (2)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Correcte d Item-Total Correlati on Squared Multiple Correlati on Cronbach 's Alpha if

Item Deleted

Butir1 95.03 92.654 .645 . .917

Butir2 95.30 92.562 .560 . .918

Butir3 95.33 91.678 .567 . .918

Butir4 95.33 94.575 .590 . .918

Butir5 95.53 94.878 .493 . .919

Butir6 95.50 96.259 .380 . .921

Butir8 95.33 94.575 .590 . .918

Butir9 95.37 94.792 .434 . .920

Butir10 95.50 94.948 .449 . .920

Butir11 95.70 95.390 .460 . .920

Butir12 95.10 95.403 .395 . .921

Butir13 95.37 91.895 .574 . .918

Butir14 95.73 94.064 .522 . .919

Butir15 95.37 94.792 .434 . .920

Butir16 95.47 88.257 .788 . .914

Butir17 95.40 91.214 .608 . .917

Butir18 95.57 92.875 .599 . .917

Butir19 95.57 94.185 .492 . .919

Butir20 95.27 92.892 .556 . .918

Butir21 95.73 94.478 .487 . .919

Butir22 95.67 94.920 .456 . .920

Butir23 95.67 93.057 .518 . .919

Butir24 95.57 94.254 .537 . .918

Butir25 95.73 93.857 .539 . .918

Butir27 95.17 92.489 .572 . .918

(54)
[image:54.595.85.507.204.667.2]

Setelah melakukan pengolahan kembali dengan menghilangkan item di bawah r tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa item variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru adalah valid. Hal ini dikarenakan setiap item pertanyaan tersebut memiliki nilai rhitung lebih besar dari 0,3610. Sehingga item-item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan dalam penelitian berikutnya.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru (3)

INDIKATOR rhitung rtabel KATEGORI

Butir 1 0.645 0,3610 VALID

Butir 2

0.560 0,3610 VALID

Butir 3

0.567 0,3610 VALID

Butir 5

0.590 0,3610 VALID

Butir 6

0.493 0,3610 VALID

Butir 8

0.380 0,3610 VALID

Butir 9

0.590 0,3610 VALID

Butir 10

0.434 0,3610 VALID

Butir 11

0.449 0,3610 VALID

Butir 12

0.460 0,3610 VALID

Butir 13

0.395 0,3610 VALID

Butir 14

0.574 0,3610 VALID

Butir 15

0.522 0,3610 VALID

Butir 16

0.434 0,3610 VALID

Butir 17

0.788 0,3610 VALID

Butir 18

0.608 0,3610 VALID

Butir 19

0.599 0,3610 VALID

Butir 20

0.492 0,3610 VALID

Butir 21

0.556 0,3610 VALID

Butir 22

0.487 0,3610 VALID

Butir 23

0.456 0,3610 VALID

Butir 24

0.518 0,3610 VALID

Butir 25

0.537 0,3610 VALID

Butir 27

0.539 0,3610 VALID

Butir 28

(55)

c. Uji Validitas Variabel Kompetensi Siswa

Hasil uji validitas 26 butir item kuesioner untuk variabel Kompetensi Siswa

dengan menggunakan SPSS pada 30 responden dapat dilihat pada tabel 3.11 dibawah

[image:55.595.86.506.171.752.2]

ini:

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (1)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir1 91.00 81.586 .517 . .908

Butir2 91.27 82.271 .445 . .909

Butir3 91.20 81.200 .541 . .907

Butir4 91.57 84.116 .418 . .910

Butir5 90.97 82.171 .481 . .908

Butir6 90.67 87.402 .016 . .919

Butir7 90.97 80.516 .693 . .905

Butir8 91.27 82.685 .503 . .908

Butir9 91.57 84.116 .418 . .910

Butir10 91.30 82.079 .505 . .908

Butir11 91.17 79.247 .662 . .905

Butir12 91.23 79.495 .684 . .905

Butir13 90.97 79.344 .675 . .905

Butir14 90.80 80.993 .652 . .906

Butir15 91.00 80.828 .717 . .905

Butir16 90.97 80.516 .693 . .905

Butir17 91.07 78.202 .781 . .902

Butir18 91.00 79.862 .668 . .905

Butir19 91.83 87.385 .032 . .917

Butir20 91.27 82.685 .503 . .908

Butir21 91.03 80.378 .665 . .905

Butir22 91.03 81.206 .588 . .907

Butir23 91.67 87.333 .027 . .918

Butir24 91.17 81.592 .472 . .909

Butir25 90.83 80.144 .589 . .906

(56)

Dari data di atas dapat diketahui pada kolom corrected item-total correlation merupakan r hitung, sementara r tabel dapat dicari sebagai berikut: df

(57)
[image:57.595.80.506.75.613.2]

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (2)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Butir1 80.77 79.013 .535 . .930

Butir2 81.03 79.895 .444 . .931

Butir3 80.97 78.999 .527 . .930

Butir4 81.33 81.678 .421 . .931

Butir5 80.73 79.926 .468 . .931

Butir7 80.73 78.202 .689 . .927

Butir8 81.03 79.689 .564 . .929

Butir9 81.33 81.678 .421 . .931

Butir10 81.07 79.582 .516 . .930

Butir11 80.93 76.478 .699 . .927

Butir12 81.00 76.759 .719 . .926

Butir13 80.73 76.892 .685 . .927

Butir14 80.57 78.392 .676 . .927

Butir15 80.77 78.599 .703 . .927

Butir16 80.73 78.202 .689 . .927

Butir17 80.83 76.006 .770 . .925

Butir18 80.77 77.633 .657 . .927

Butir20 81.03 79.689 .564 . .929

Butir21 80.80 78.028 .665 . .927

Butir22 80.80 78.786 .593 . .929

Butir24 80.93 79.237 .471 . .931

Butir25 80.60 78.179 .557 . .929

Butir26 80.97 78.999 .527 . .930

(58)
[image:58.595.84.507.87.612.2]

Tabel 3.13

Hasil Uji Validitas Kompetensi Siswa (3)

INDIKATOR rhitung rtabel KATEGORI

Butir 1

0.535 0,3610 VALID

Butir 2

0.444 0,3610 VALID

Butir 3

0.527 0,3610 VALID

Butir 4

0.421 0,3610 VALID

Butir 5

0.468 0,3610 VALID

Butir 6

0.689 0,3610 VALID

Butir 7

0.564 0,3610 VALID

Butir 8

0.421 0,3610 VALID

Butir 9

0.516 0,3610 VALID

Butir 10

0.699 0,3610 VALID

Butir 11

0.719 0,3610 VALID

Butir 12

0.685 0,3610 VALID

Butir 13

0.676 0,3610 VALID

Butir 14

0.703 0,3610 VALID

Butir 15

0.689 0,3610 VALID

Butir 16

0.770 0,3610 VALID

Butir 17

0.657 0,3610 VALID

Butir 18

0.564 0,3610 VALID

Butir 20

0.665 0,3610 VALID

Butir 21

0.593 0,3610 VALID

Butir 22

0.471 0,3610 VALID

Butir 24

0.557 0,3610 VALID

Butir 25

0.527 0,3610 VALID

Butir 26

0.535 0,3610 VALID

2. Uji Reliabilitas

(59)

reliabilitas (r11) > 0,6. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Crobach sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan Ʃr112 = jumlah varian butir

σr2 = varian total

Instrumen penelitian dikatakann reliabel jika r11 atau Alpha Cronbach > 0.6, sedangkan jika r11 atau Alpha Cronbach < 0.6 maka instrumen penelitian tersebut dikatakan tidak reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas variabel motivasi belajar, persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa smk tampak dalam tabel berikut ini:

[image:59.595.82.510.90.617.2]

a.Variabel motivasi belajar

Tabel 3.14

Hasil Pengujian Reliabilitas Motivasi Belajar

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.907 .908 24

(60)
[image:60.595.84.509.94.603.2]

b.Variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru

Tabel 3.15

Hasil Pengujian Reliabilitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.921 .921 26

Tabel 3.15 menunjukkan bahwa instrumen persepsi siswa tentang kompetensi guru adalah reliabel (cronbach’s alpha = 0,921 > 0,6).

c.Kompetensi siswa

Tabel 3.16

Hasil Pengujian Reliabilitas Kompetensi Siswa

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.932 .932 23

Tabel 3.16 menunjukkan bahwa instrumen persepsi siswa tentang kompetensi guru adalah reliabel (cronbach’s alpha = 0,932 > 0,6).

H. Teknik Analisis Data 1.Statistik deskriptif

(61)
[image:61.595.84.513.179.650.2]

dituntut oleh guru. PAP berorientasi pada suatu patokan keberhasilan atau batas lulus penguasaan bahan yang sifatnya pasti atau absolut. PAP bisa disebut juga Penilaian Acuan Mutlak (PAM) atau Penilaian Acuan Absolut. Tabel PAP tipe II disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.17 PAP Tipe II

Tingkat Penguasaan Kompetensi

Nilai Huruf

Kategori Kecenderungan

Variabel

81% - 100% A Sangat Tinggi

66% - 80% B Tinggi

56% - 65% C Cukup

46% - 55% D Rendah

Dibawah 46% E Sangat rendah

2.Pengujian prasyarat analisis a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji normalitas bivariat (chisquare) dengan ketentuan sebagai berikut: jika nilai R square mendekati 1 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai R square menjauhi 1 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Apabila yang terjadi normal maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dengan menggunakan analisis One-Sampel Kolmogorof Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Dmaksimum = [Fo(Xi)-Sn(Xi)]

Keterangan:

D = Deviasi atau penyimpanan maksimum Fo (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Sn (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

(62)

variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikan 5% maka signifikan artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data normal.

b) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka signifikan artinya ada perbedaan antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data tidak normal.

b. Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan

1.Rumusan hipotesis a. Hipotesis pertama

Ho1 : Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK.

Ha1 : Ada hubungan motivasi belajar dengan kompetensi siswa SMK.

b. Hipotesis kedua

Ho1 : Tidak ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.

Ha2 : Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa SMK.

2. Uji Korelasi

(63)

Arti dari r adalah:

1. Jika r = -1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier terbalik sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin kecil nilai Y.

2. Jika r = 1 artinya hubungan kedua variabel tersebut adalah hubungan linier sempurna, artinya makin besar nilai X maka makin besar pula nilai Y.

Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan indeks korelasi, yang disebut koefisien korelasi. Korelasi yang sering digunakan dalam penelitian adalah korelasi Produk Momen dari

Pearson yang merupakan sepasang variabel kontinu, X dan Y, mempunyai korelasi, maka derajat korelasi dapat dicari dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson.

3. Penarikan kesimpulan

Ketentuan dalam penarikan kesimpulan adalah: (a) jika nilai sig. (2 tailed) <

Gambar

Tabel 4.6      Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar dengan Kompetensi
Tabel 3.1 Indikator Motivasi Belajar
Tabel 3.3  Indikator Kompetensi Siswa SMK
Tabel 3.4 Skor Item-Item Pernyataan Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada hubungan yang harmonis antara guru dan siswa. Hal ini penting untuk menjaga motivasi belajar

sempit luas semai hiroi 狭い 広い.. ringan berat karui omoi 軽い 重い. dekat jauh chikai tooi

[r]

Dari 20 orang penderita hipertiroid yang telah diperiksa darahnya, semua penderita hipertroid mengalami peningkatan kadar MDA jika dibandingkan dengan kadar

Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neracad. Membuktikan bahwa saldo

Memperhatikan Hasil Evaluasi Pengadaan Bahan Habis Pakai/Alat Habis Pakai Anggaran BPJS Kesehatan bulan Pebruari s/d Desember Tahun 2017 yang dituangkan dalam Berita Acara

Hang Nadim Batam dapat menjadi Bandar Udara Transit Internasional yang. menghubungkan ke berbagai negara seperti Bandar Udara Changi yang di

Struktur yang rapat dapat dihasilkan dengan cara ini, oleh karena itu sifat-sifat mekanik dan sifat tahan tekanan sangat baik bila dibandingkan dengan coran