• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sudaji - Kecamatan Sawan - Kabupaten Budaji.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sudaji - Kecamatan Sawan - Kabupaten Budaji."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN TEMATIK REVOLUSI MENTAL UNIVERSITAS UDAYANA PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA : SUDAJI

KECAMATAN : SAWAN

KABUPATEN/KOTA : BULELENG

NAMA MAHASISWA : HAPPY APSARI KUSUMAYANI

NIM : 1306305083

FAKULTAS/PS : EKONOMI DAN BISNIS/AKUNTANSI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN RM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama Mahasiswa : Happy Apsari Kusumayani

Nomor Induk Mahasiswa : 1306305083

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN RM.

Sudaji, 28 Agustus 2016

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan

(Ns. Ika Widi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat NIP. 198308102008122002

KK Dampingan

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Keluarga Dampingan di desa Sudaji ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata Revolusi Mental (KKN RM) yang telah penulis lakukan di desa dampingan.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

Ibu Ns. Ika Widi Astuti, S.Kep.,M.Kep., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini.

Bapak Nyoman Sumaada selaku Jero Bendesa Adat Desa Sudaji atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung.

Bapak I Komang Sudiarta selaku Kepala Desa Sudaji atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung.

Bapak Gede Suarsana selaku Ketua LPM Desa Sudaji atas bimbingannya selama program KKN-RM berlangsung serta atas informasi dan data yang telah diberikan kepada penulis.

Bapak Gede Brana selaku Kepala Keluarga Dampingan yang telah memberi informasi mengenai keluarganya.

Teman-teman kelompok KKN-RM Periode XIII Desa Sudaji atas dukungan dan kerjasamanya.

Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Atas segala perhatian dan bantuannya, penulis sampaikan terima kasih.

(4)

iv

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 2

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3

BAB II ... 5

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 5

2.1 Permasalahan Keluarga ... 5

a. Peningkatan perekonomian keluarga ... 7

b. Diskusi mengenai pentingnya MCK ... 7

(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Kuliah Kerja Nyata Tematik Revolusi Mental (KKN RM) adalah suatu kegiatan intrakulikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatan KKN RM UNUD yang diamanatkan oleh universitas adalah Program Pendampingan Keluarga (PPK).

Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program unggulan yang dikembangkan sebagai muatan lokal dalam pelaksaan program KKN RM di Universitas Udayana. PPK termasuk dalam program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.

Program Pendampingan Keluarga ini dilaksanakan pada Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera (Pra-KS) atau keluarga yang mengalami ketertingalan yang berada di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang memiliki 10 banjar dinas/dusun yang terdiri dari Banjar Dinas Bantas, Rarangan, Desa, Dukuh, Kajakauh, Singkung, Ceblong, Kajakangin, Mayungan, dan Banjar Dinas Kubukili. Salah satu KK kurang mampu/Rumah Tangga Miskin (RTM) di Banjar Dinas Kajakauh adalah Keluarga Bapak Gede Brana yang sebelumnya diberikan petunjuk dari Kelian banjar dinas Kajakauh Bapak Nyoman Kerta Masyada.

Data keluarga Gede Brana dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No Nama Status Umur

(tahun) Pendidikan Pekerjaan Keterangan

(6)

2

Bapak Gede Brana dan istri Ibu Luh Resmiwati tinggal bersama 3 (tiga) orang anak yang masing-masing bernama Luh Sofiyani (Almh), Kadek Sukerti Puspa Dewi dan Komang Ayu Suwandewi. Namun kedua anaknya tersebut menderita keterbelakangan mental sejak dari lahir yang mengakibatkan anaknya tidak bisa seperti anak pada umumnya. Karena sibuk mengurusi anak-anaknya yang sakit tersebut mengakibatkan Ibu Luh Resmi tidak dapat bekerja, maka yang menjadi tulang punggung keluarga ialah suaminya Bapak Gede Brana yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Bapak Gede Brana sehari-hari bekerja sebagai buruh mengecat atap sanggah, mencari daun kelapa, ngangkut ijuk yang belum tentu setiap hari akan dipanggil. Ia hanya dipanggil saat banyaknya pesanan yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh pemiliknya. Sehingga menyebabkan penghasilan dari pekerjaannya tidak menentu.

Saat ini, keluarga Gede Brana tinggal di areal lahan seluas kurang lebih 1 are. Dimana areal tanah seluas ± 1 are tersebut terdiri dari satu rumah yang berisikan dua kamar tidur dan dapur yang letaknya terpisah dari rumah. Rumah Bapak Gede Brana berkondisikan dinding dari batako dan beralaskan semen. Kondisi lahan disekitar rumah Bapak Gede Brana rindang karena banyak ditanami beberapa tanaman dan bunga yang berguna untuk sarana persembahyangan.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

(7)

3 mendapatkan order. Penghasilan yang diperoleh dari menjadi buruh mengecat atap sanggah tersebut hanya sebesar Rp. 80.000,-/hari. Selain itu untuk menambah penghasilan Bapak Gede Brana juga biasanya mendapatkan order untuk mengangkut ijuk yang biasanya diupah sebesar Rp. 100.000,-/hari. Dan juga mengingat lahan rumah Bapak Gede Brana yang ditanami beberapa tanaman bunga yang salah satunya berupa tanaman jepun, Ibu Luh Resmi selaku istri sering mengumpulkan bunga jepun tersebut lalu dikeringkan, tetapi karena harga jepun kering sekarang sudah tidak semahal dulu, jadi sekarang Ibu Luh Resmi hanya bisa menjual jepun kering sebesar Rp. 15.000,-/kg.

Selain itu, keluarga bapak Gede Brana sudah memiliki KPS (Kartu Perlindungan Sosial) yang dimaksudkan kartu ini berguna untuk mendapatkan manfaat dari Program Subsidi Beras untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah atau dikenal dengan Program RASKIN. Selain itu KPS dapat juga digunakan untuk mendapatkan manfaat program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1) Kebutuhan sehari-hari

Sebagian besar dari penghasilan yang diperoleh oleh Bapak Gede Brana, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terutama untuk biaya makan yang menghabiskan biaya sekitar Rp 20.000,-/hari, sehingga total untuk biaya makan berkisar Rp. 600.000,-/bulan. Selain kebutuhan akan biaya makan, beliau juga mengeluarkan biaya untuk membayar biaya listrik khususnya untuk pembayaran pulsa listrik sebesar Rp. 20.000,-/bulan. Sedangkan untuk kebutuhan air diperoleh dari air milik tetangga sehingga tidak memerlukan biaya air.

2) Pendidikan

(8)

4 3) Kesehatan

Masalah yang terjadi dalam hal kesehatan yang dimiliki oleh Keluarga Gede Brana adalah beliau tidak memiliki Kartu JKBM. Namun sebenarnya beliau sudah terdaftar dalam JKBM tetapi kartu nya sendiri tidak dapat sehingga yang sebenarnya dengan adanya kartu JKBM dapat meringankan biaya berobat malah sebaliknya, hal ini juga dikarenakan kurangnya pengetahuan beliau. Jika dinilai dengan uang, maka tentu tidak dapat diprediksi mengenai pengeluaran keluarga Bapak Gede Brana di bidang kesehatan.

4) Rohani

(9)

5 BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

a. Masalah Keuangan

Penghasilan Bapak Gede Brana sangat tergantung dari adanya panggilan kerja,. Terkadang bila tidak ada penghasilan dalam sehari, keluarga Bapak Gede Brana hanya bisa mengkonsumsi makanan seadanya. Upah yang beliau dapatkan juga sangat kecil hanya Rp. 80.000,-/hari dan tambahan biaya mengangkat ijuk sebesar Rp 100.000,-/hari. Penghasilan tersebut tentunya tidak mencukupi kebutuhan keluarga Bapak Gede Brana, apalagi harus mengeluarkan biaya kesehatan untuk kedua anaknya Kadek Puspa dan Komang Ayu untuk membeli obat sebesar Rp. 50.000,- sekali ke Poskesdes.

b. Masalah Kesehatan

Keluarga Bapak Gede Brana mempunyai masalah kesehatan dimana kedua anaknya Kadek Puspa dan Komang Ayu yang mengidap keterbelakangan mental dari lahir yang sampai saat ini masih belum bisa berbicara dan duduk sebagaimana mestinya anak-anak seusianya pada umumnya. Namun karena terbatas perekonomian Bapak Gede Brana mengakibatkan kedua anaknya yang sakit jarang diajak berobat ke puskesmas, karena pengalaman ketika diajak berobat kesehatannya tidak kunjung membaik sehingga Bapak Gede Brana lebih

mempercayakan kedua Menurut Ibu Luh

Resmi sejak dari anaknya mengidap penyakit tidak pernah sekalipun ada pegawai dari puskesmas yang datang.

(10)

6 kesehatan Bapak Gede Brana lama-lama bisa terancam karena semakin banyak orang yang menggunakan tempat MCK maka tersebarnya penyakit akan lebih cepat.

c. Masalah Prioritas

(11)

7 BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Adapun beberapa program usulan penyelesaian masalah yang saya berikan adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan perekonomian keluarga

Progam peningkatan perekonomian keluarga ini dipilih untuk menyelesaikan perekonomian keluarga. Dapat berupa memberikan masukan untuk berwirausaha sehingga bisa menambah pemasukan atau ditabung. Untuk mengisi waktu luangnya saat sedang menemani kedua anaknya yang sakit tersebut Ibu Luh Resmi melakukan pekerjaan seperti

g

mengambil ron tersebut ke rumah. Pemasukan tambahan ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau dapat disisihkan untuk ditabung.

b. Diskusi mengenai pentingnya MCK

Diskusi ini dilakukan untuk memberi pengetahuan tentang pentingnya MCK untuk menuju hidup yang lebih sehat. Saat ini keluarga Bapak Gede Brana melakukan MCK di rumah tetangga sebelah rumah Beliau. Bapak Gede Brana tidak memiliki kamar mandi dan toilet sendiri dirumahnya dan hanya memiliki tempat untuk mencuci piring dan baju. Penulis menyarankan jika melakukan MCK di rumah tetangganya tersebut, sebaiknya Bapak Gede Brana memperhatikan kebersihan toilet tetangganya serta membawa peralatan mandi, seperti handuk dan sabun sendiri agar Bapak Gede Brana tidak cepat tertular oleh penyakit yang dibawa oleh keluarga pemilik rumah.

c. Memberikan bantuan berupa sembako dan kasur

(12)

8 Bapak Gede Brana. Pemberian bantuan seperti sembako ini biasanya memang rutin dilakukan oleh setiap mahasiswa saat akan berakhirnya masa KKN, hal ini dilakukan karena mengingat yang menjadi sasaran dalam Program Pendampingan Keluarga (PKK) ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra sejahtera (Pra-KS) maka selain memberikan usulan berupa cara peningkatan perekonomian dan penyuluhan mengenai kesehatan, maka sebaiknya juga memberikan bantuan langsung yang setidaknya dapat meringankan beban mereka sedikit. Selain itu pemberian kasur dimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai mestinya karena kedua anak Bapak Gede Brana sering ditidurkan di lantai sambil ditinggalkan masak oleh istrinya dengan hanya menggunakan karpet plastik, dan harapannya dengan bantuan kasur ini dapat membantu keuarga Bapak Gede Brana.

3.2 Jadwal Kegiatan

No Hari/tanggal Jenis Kegiatan

1. Sabtu, 30 Juli 2016 Mengunjungi Kelian Banjar Dinas

Kajakauh (2 Jam)

2. Minggu, 31 Juli 2016 Berkunjung ke Keluarga Dampingan

sekaligus berkenalan dan memberikan informasi mengenai program Keluarga Dampingan (3 jam)

3. Selasa, 2 Agustus 2016 Mengunjungi dan beramah tamah dengan

Keluarga Dampingan Bapak Gede Brana (4 jam)

4. Kamis, 4 Agustus 2016 Mengunjungi dan meminta profil Kepala

(13)

9

5. Minggu, 7 Agustus

2016

Diskusi ringan dengan Keluarga Dampingan Bapak Gede Brana serta berbincang- bincang guna mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan oleh Keluarga Dampingan (6 jam)

6. Selasa, 9 Agustus 2016 Berkunjung serta membantu membersihkan

pekarangan Keluarga Dampingan (5 jam)

7. Rabu, 10 Agustus 2016 Berdiskusi dengan Keluarga Dampingan

guna mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh Keluarga Dampingan (8 jam) 8. Jumat, 12 Agustus 2016 Mengunjungi Kelurga Dampingan untuk

berkomunikasi serta mengajak kedua anak KK Dampingan bercanda agar mereka sedikit terhibur (5 jam)

9. Minggu, 14 Agustus 2016

Mengunjungi keluarga dampingan untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pentingnya kelayakan MCK kepada Keluarga Dampingan (5 jam).

10. Senin, 15 Agustus 2016 Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

membantu Ibu Luh Resmi merapikan daun Ron, dan membersihkan pekarangan (6 jam) 11. Selasa, 16 Agustus 2016 Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk mengobrol serta menghibur sambil melepas penat Ibu Luh Resmi setelah pseharian mengurusi anaknya yang sakit (5 jam) 12. Rabu, 17 Agustus 2016 Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

(14)

10

13. Sabtu, 20 Agustus 2016 Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk

mengetahui tentang masalah lainnya dan mencari solusi dari masalah yang dihadapi oleh Keluarga Dampingan (8 jam)

14. Minggu, 21 Agustus 2016

Mengunjungi Keluarga Dampingan serta

sharing mengenai aktifitas yang dilakukan

oleh Keluarga Dampingan pada hari ini dan membantu meraikan daun ron untuk dijual (8 jam).

15. Rabu, 24 Agustus 2016 Mengunjungi Keluarga Dampingan dengan maksud berbincang-bincang sekaligus mengumpulkan informasi yang masih kurang (7 jam).

16. Jumat, 26 Agustus 2016 Survey harga sembako yang akan diberikan untuk Keluarga Dampingan (5 jam)

(15)

11 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL, SERTA KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan

Program Pendampingan Keluarga (PPK) dilaksanakan oleh mahasiswa KKN RM XIII Universitas Udayana di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang dilakukan selama lima minggu atau sekurang-kurangnya 17 kali kunjungan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Pelaksanaan diawali dengan pembagian lingkungan yang terdapat di Desa sudaji yang di setiap Banjarnya terdiri dari 1 sampai 2 mahasiswa dimana pembagian tersebut dilakukan oleh masing-masing kelian banjar dinas di desa Sudaji setelah itu menghadap masing-masing Kelian Banjar Dinas dan meminta daftar nama Rumah Tangga Miskin (RTM) yang sudah ditentukan

Kunjungan pertama ke keluarga dampingan (KD) dalam rangka berkenalan, sosialisasi dan menginvetarisasi masalah-masalah yang dihadapi keluarga dampingan melalui pendampingan Kelian Banjar Dinas. Selama pendampingan, mahasiswa melakukan pendekatan dengan berbincang-bincang dengan keluarga dampingan untuk mengetahui permasalahan yang mereka hadapi dan memberikan usulan pemecahan permasalahan dengan menyertai informasi-informasi yang berkaitan dengan permasalah tersebut.

4.1.1 Waktu

Pelaksanaan kegiatan KK dampingan tersebut dilakukan selama beberapa kali kunjungan :

Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Juli 2016 s/d Jumat, 26 Agustus 2016

Pukul : Disesuaikan

Adapun rincian waktu tersebut dapat dilihat pada jadwal kegiatan mahasiswa di rumah keluarga tersebut.

4.1.2 Lokasi

(16)

12 Buleleng. Tempat tinggal Keluarga Dampingan Bapak Gede Brana berlokasi di Banjar Dinas Kajakauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng.

4.2 Hasil

Hasil dalam kegiatan pendampingan ini adalah peningkatan pengetahuan dari keluarga Ibu Luh Resmi dalam hal peningkatan perekonomian keluarga dengan cara berwirausaha merapikan daun ron agar Bapak Gede Brana yang sebagai tulang punggung keluarga tidak hanya mengandalakan pekerjaan sebagai buruh harian lepas tetapi juga bisa membuat jaitan untuk upakara dan merapikan daun ron untuk dijual dan selanjutnya adanya perubahan perilaku dari keluarga tersebut tentang kebersihan dan kesehatan.

Selain itu dengan adanya kegiatan pendampingan keluarga ini dapat memberikan pengetahuan mengenai pentingnya MCK untuk kesehatan, dan juga membantu dalam mengurus kartu JKBM agar nantinya dapat digunakan untuk pengobatan atau untuk kesehatan oleh Bapak Gede Brana beserta keluarganya.

4.3 Kendala

(17)

13 BAB IV

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan adanya Program Pendampingan Keluarga ini mahasiswa mampu lebih mengakrabkan diri kepada masyarakat dengan bersosialisasi dan menjalin komunikasi yang baik sehingga program yang direncanakan oleh mahasiswa KKN RM XIII dapat berjalan lancar.

Keluarga Bapak Gede Brana adalah termasuk keluarga miskin, dimana yang bekerja hanya Bapak Gede Brana yang merupakan buruh harian lepas yang penghasilannya hanya didapatkan jika dia dipanggil untuk mengecat atap sanggah yaitu sebesar Rp. 100.000,- setiap dipanggil. Selain itu Ibu Luh Resmi juga menambah penghasilannya dengan merapikan daun ron dan membuat jaitan untuk upakara serta biasanya mengumpulkan jepun kering untuk dijual sambil mengurusi kedua anaknya yang sakit.

Pengeluaran sehari-hari keluarga Bapak Gede Brana cukup besar dibandingkan dengan pendapatannya yang sangat sedikit ditambah lagi setiap bulannya Bapak Gede Brana harus menyisihkan uangnya untuk pengobatan anaknya yang mengidap keterbelakangan mental dari lahir.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa masalah yang dialami oleh keluarga Bapak Gede Brana berupa masalah ekonomi dan juga masalah kesehatan. Maka solusi yang dapat dilakukan untuk keluarga Bapak Gede Brana adalah memberikan usulan mengenai peningkatan perekonomian keluarga dan memberikan penyuluhan tentang kesehatan. Selain memberikan solusi masalah dan motivasi, sumbangan berupa beberapa sembako dan kasur juga diberikan untuk meringankan sedikit beban ekonomi yang ditanggung oleh Bapak Gede Brana.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan simpulan diatas dapat diberikan beberapa rekomendasi, yaitu:

(18)

14 menerima panggilan kerja, agar terus tetap adanya pemasukan untuk keluarga Bapak Gede Brana.

(19)

15 LAMPIRAN

Gambar 1 : Kondisi Pekarangan rumah keluarga Bapak Gede Brana tampak dari depan dan dari samping.

(20)

16 Gambar 3 : Kondisi kesehatan kedua anak Bapak Gede Brana, tampak sebelah

kiri (Komang Ayu Suwandewi) sebelah kanan (Kadek Sukerti Puspa

(21)

17 Gambar 4 : Kegiatan sehari-hari Ibu Luh Resmi dan Bapak Gede Brana

mengurusi anaknya ketika sedang tidak ada pekerjaan.

(22)

18 Gambar 6 : Kegiatan program pemberdayaan bersama Ibu Luh Resmi untuk

(23)

19 Gambar 7 : Pemberian bantuan sembako dan kasur untuk keluarga dampingan

Gambar

Gambar 1 : Kondisi Pekarangan rumah keluarga Bapak Gede Brana tampak dari
Gambar 3 : Kondisi kesehatan kedua anak Bapak Gede Brana, tampak sebelah
Gambar 4 : Kegiatan sehari-hari Ibu Luh Resmi dan Bapak Gede Brana
Gambar 6 : Kegiatan program pemberdayaan bersama Ibu Luh Resmi untuk
+2

Referensi

Dokumen terkait

، بتتسو يتتمأ ةتتملكب م عطتتتسأ نأ اتهعمأ وأ ،اتهقطنأ ستكل اتهتعم دتعب كتل ارت ك نتم يموتيب نتمو ءاقدتصأ ،يموتيب تح تدوتعت ،اتهعام تدوتعتو نأ

Kesimpulan penelitian yaitu terdapat hasil persentase yang hampir seimbang mengenai derajat resilience at work yang tinggi maupun rendah pada anggota regu rescue

2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan secara komperhensif. 3) Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan

Universitas Kristen Maranatha cara memberikan apresiasi terhadap tenaga kerja PT. BNI, Tbk cabang Maranatha dalam bentuk peningkatan jenjang karir dimana hal tersebut dapat

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat yang positif sebesar 0.546 antara budaya organisasi participative dengan kepuasan kerja karyawan di

[r]

[r]

رسفتلاو نأ اهنم ةيضرفلا صلا ف ر ةي ةيضرفلاو ةدودرم ةليدبلا رغتم نبو ةلوبقم X رغتمو Y فاتخا اهيف طسوتما (Mean) .ةيمأا كلذل بعل مادختسا ة "ع نمختلاب