• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Sukawarna Tahun 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pasangan Usia Subur Terhadap Pemilihan Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Sukawarna Tahun 2010."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI

PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

Veronica Maslina Simanjuntak, 2010, Pembimbing : DR. dr. Felix Kasim, M.Kes.

Masalah utama di Indonesia dalam bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk melalui Program Keluarga Berencana. Intra Uterine Device (IUD) adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk mengatur interval kelahiran anak, namun jumlah penggunaannya sebagai Metode Kontrasepsi Jangka Panjangdalam KB masih rendah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan sikap dan perilaku pasangan usia subur (PUS) terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna tahun 2010.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 19 pertanyaan dan wawancara mendalam dengan beberapa informan. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah responden 30 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagian besar responden berusia 24-32 (46,67%), pekerjaan sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (76,67%), pendidikan sebagian besar adalah tamat SLTA (40%), pengetahuan PUS cukup (100%) dengan sikap dan perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD baik (100%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan PUS cukup, sikap dan perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Sukawarna tahun 2010 adalah baik.

(2)

v ABSTRACT

PICTURE OF KNOWLEDGE ATTITUDE AND BEHAVIOR OF FERTILE AGE COUPL IUD CONTRACEPTION IN PUBLIC HEALTH SUKAWARNA

2010

Veronica Maslina Simanjuntak, 2010. supervisior: DR. Dr Felix Kasim, dr., M.Kes

The main problem faced by Indonesian is in the population which still has a high population growth . For resolving this issue, Government continues to press the growth rate with the Family Planning Program. IUD is one of the effective long-term contraception for spacing birth. For the present, this activity still has a lack in using Long term Contraceptive Methods which is the IUD.

The purpose of this research is to know how the description of attitude and behavior knowledge of fertile age couple in the IUD contraception election in Sukawarna Health Center 2010.

The research method is an observational descriptive with cross sectional design that uses research instruments in the form of a questionnaire containing 19 questions and in-depth interviews with several informants. The sampling technique used is cluster random sampling with the number of respondents 30 people. The data were analyzed with univariant analysis.

The results of this research are most of the respondents aged 24-32 (46.67%), housewives (76.67%), completed senior high school (40%), sufficient knowledge of PUS (100 %) and the good attitude and behavior (100%).

The conclusion of this research is the description of knowledge is sufficient, attitude and behavior to the IUD contraceptive selection Sukawarna Health Center 2010 is adequate.

Keywords: knowledge, attitude, behavior, contraceptive IUD, Fertile Age Couple

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1Maksud Penelitian ... 2

1.3.2Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1Institusi ... 3

1.4.2Akademis ... 3

1.4.3Masyarakat ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

1.5.1Pengetahuan ... 3

1.5.2Sikap ... 4

1.5.3Perilaku ... 4

1.6 Metodologi ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 5

1.7.1 Lokasi Penelitian ... 5

(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Keluarga Berencana ... 6

2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana ... 6

2.1.2 Tujuan Keluarga Berencana ... 7

2.1.3 Visi dan Misi Keluarga Berencana ... 7

2.1.4 Sasaran dan Target Program Keluarga Berencana ... 8

2.2 Kontrasepsi ... 9

2.2.1 Metode Kontrasepsi ... 9

2.2.2 Intra Uterine Device (IUD) ... 10

A. Pengertian IUD ... 10

B. Jenid IUD ... 10

C. Daya Guna ... 11

D. Daya Tahan ... 11

E. Cara Kerja IUD ... 12

F. Efektifitas... 13

G. Keuntungan ... 14

H. Kerugian ... 14

I. Kontra Indikasi ... 15

J. Waktu Pemasangan IUD ... 16

K. Periksa Ulang IUD... 16

L. Efek Samping ... 16

M. Pencabutan IUD ... 18

2.3 Pasangan Usia Subur ... 18

2.4 Komunikasi, Informasi dan Edukasi ... 18

2.5 Konseling ... 19

2.6 Pengetahuan.. ... 19

2.7 Sikap ... 20

2.8 Perilaku ... 21

(5)

x

BAB III METODOLOGI ... 23

3.1 Metode Penelitian ... 23

3.2 Rancangan Penelitian ... 23

3.3 Instrumen Penelitian... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5 Sumber Data ... 24

3.5.1 Data Primer ... 24

3.5.2 Data Sekunder... 24

3.6 Populasi Penelitian ... 24

3.7 Sampel Penelitian ... 24

3.7.1 Kriteria Sampel ... 25

3.8 Variabel Penelitian ... 25

3.9 Definisi Operasional... 25

3.9.1 Pengetahuan ... 25

3.9.2 Sikap ... 25

3.9.3 Perilaku ... 26

3.10 Pengolahan data ... 26

3.11 Teknik analisis data ... 26

3.11.1 Analisis univariat ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian ... 29

4.2 Hasil Penelitian ... 29

4.2.1 Identitas Responden ... 29

4.2.2 Pengetahuan ... 32

4.2.3 Sikap ... 39

4.2.4 Perilaku ... 42

4.3 Hasil Wawancara ... 45

4.3.1 Bidan ... 45

(6)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 53

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Usia Responden.……….29 Tabel 4.2 Distribusi Pekerjaan Responden.……….30 Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden.………31 Tabel 4.4 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Tahukah ibu tentang IUD?”.……….32 Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Bagaimana cara ibu untuk mendapatkan informasi tentang

IUD?”.……….. ………..34

Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Tahukah ibu kepanjangan dari IUD?”.……….35 Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apa nama lain dari IUD?”.………...35 Tabel 4.8 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Bagaimana prosedur pemasangan IUDyang benar?”.………..36 Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Tahukah ibu efek samping dari IUD?”.………36 Tabel 4.10 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apa fungsi utama dari IUD?”.………..37 Tabel 4.11 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apa fungsi dari benang IUD yang disisakan?”.………....38 Tabel 4.12 Distribusi tingkat pengetahuan responden secara keseluruhan………39 Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu mau menggunakan IUD?”……….39 Tabel 4.14 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu setuju dengan program pemerintah yang menganjurkan memiliki 2 anak dengan KB IUD?”………...40 Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu mau mengontrol IUD ke petugas kesehatan bila ada efek

(8)

xiii

Tabel 4.16 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu mau menjaga keamanaan dalam penggunaan IUD?”....41 Tabel 4.17 Distribusi tingkat sikap responden secara keseluruhan………...42 Tabel 4.18 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu sudah menjadi akseptor aktif IUD?”……….42 Tabel 4.19 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ... 53

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ... 54

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ... 55

Lampiran 4. Kuesioner petugas ... 58

(10)
(11)
(12)

55

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRSEPSI IUD DI

PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

4. Pekerjaan a. ( ) Ibu RT b. ( ) Buruh c. ( ) Petani d. ( ) PNS

e. ( ) Pegawai Swasta f. ( ) Wiraswasta

g. ( ) Lain-lain, sebutkan

5. Pendidikan terakhir a. ( ) Tidak sekolah b. ( ) Tidak tamat SD c. ( ) Tamat SD d. ( ) Tamat SLTP e. ( ) Tamat SLTA f. ( ) Tamat PT

B. PENGETAHUAN

1. Tahukah ibu tentang IUD? a. Ya

b. Tidak

(13)

56

2. Bagaimana cara ibu untuk mendapatkan informasi tentang IUD? a. Petugas kesehatan

b. Internet c. Majalah d. Teman e. TV

3. Tahukah ibu kepanjangan dari IUD? a. Ya

b. Tidak

c. Jika ya apa saja...

4. Apa nama lain dari IUD? a. AKDR

b. KB spiral

c. MOW

d. KB Implant e. MAL

5. Bagaimana prosedur pemasangan IUD yang benar? a. Kulit

b. Suntikan c. Rahim d. Diminum e. Vagina

6. Tahukah ibu efek samping dari IUD? a. Ya

b. Tidak

c. Jika ya apa saja...

7. Apa fungsi utama dari IUD? a. Mencegah banyak anak

b. Menghambat laju pertumbuhan penduduk c. Untuk ibu yang telah memiliki banyak anak d. Mencegah kehamilan

(14)

57

8. Apa fungsi utama dari benang IUD yang disisakan? a. Membantu pencabutan IUD sesuai indikasi b. Sebagai hiasan

c. Untuk mengetahui masa berlaku

d. Mengurangi aktivitas hubungan seksual suami istri e. Membuat suami tidak nyaman dalam aktivas seksua

C. SIKAP

1. Apakah ibu mau menggunakan IUD? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah ibu setuju dengan program pemerintah yang menganjurkan memiliki 2 anak dengan KB IUD?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah ibu mau mengontrol IUD ke petugas kesehatan bila ada efek samping?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah ibu mau menjaga keamanan dalam penggunaan IUD? a. Ya

b. Tidak

D. PERILAKU

1. Apakah ibu sudah menjadi akseptor aktif IUD? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah ibu sudah menggunakan IUD? a. Ya

(15)

58

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRSEPSI IUD DI

PUSKESMAS SUKAWARNA TAHUN 2010

A. Identitas Petugas Kesehatan

1. Nama: 2. Umur: 3. Alamat: 4. Pekerjaan:

5. Pendidikan terakhir:

B. Bidan

1. Upaya yang sudah dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku PUS dalam memilih kontrasepsi terutama IUD?

2. Apakah konseling bagi PUS terhadap KB IUD sudah dilaksanakan? a. Bila iya, apa saja kendala yang ditemui dari kegiatan konseling

tersebut?

b. Apa saja manfaat yang didapatkan dari kegiatan konseling tersebut? 3. Tindakan apa saja yang dilakukan bila PUS tidak mau menggunakan IUD

lagi?

4. Apakah target pengguna KB IUD sudah mencapai target?

5. Program apa saja yang sudah dilakukan untuk menjangkau PUS agar mau menggunakan KB IUD?

C. Kader

(16)

59

Transkrip wawancara dengan bidan (Ibu Uum)

1. a. Upaya apa yang sudah dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku PUS dalam memilih kontrasepsi terutama IUD?

Kita mengadakan konseling dulu. Kalau di puskesmas hanya bisa menggunakan lembar balik. Jadi semua alat kontrasepsi, misal pil, suntik, IUD kondom. Kita dikasih tau dulu kepada calon akseptor efeknya, manfaatnya baru dia mantap memilihnya. Jadi kita tidak bisa memaksa, harus sadar sendiri pasiennya mau gak dia pakai IUD tapi kita diutamakan keuntungan daripada IUDnya.

b. Lembar balik apa? Kertas tebal tapi dilihatkan ke pasiennya, dibuka ada gambarnya, misalnya gambar IUD, cara kerjanya IUDnya gini, di belakangnya ada tulisan untuk menerangkan IUD itu harus seperti ini baik pil, suntik, implant juga sama seperti itu. Jadi setiap lembar balik ada penjelasan di belakang lembarnya.

c. Lembar balik itu diberikan satu kepada satu PUS atau hanya diperlihatkan saja? Satu puskesmas cuman punya satu. Jadi kita mengadakan konseling dengan calon akseptor. Jadi kalau akseptor supaya mantap karena peragaan yang secara langsung tidak ada. Jadi kita liatin gambar. Diterangkannya waktu dia datang ke puskesmas atau kita penyuluhan di lapangan bisa dibawa.

(17)

60

2. Apakah konseling bagi PUS terhdapa KB IUD sudah dilaksanakan? a. Bila ya, apa saja kendala yang ditemui dari kegiatan tersebut?

Sudah sebetulnya, bukan untuk IUD saja. Semua calon akseptor baik alat kontrasepsi pil, suntik, implant, IUD juga dilakukan untuk calon akseptor tapi khususnya ke IUD karena IUD alat kontrasepsi jangka panjang. Kita ajukan juga tapi pasien tidak mau kita juga tidak memaksa karena harus ada surat pernyataan ijin dari suaminya. Ada formulirnya jadi kalau dia mau IUD, implant atau steril itu harus persetujuan dari suami dan ada pernyataan bahwa suaminya menyetujui. Jadi kita tidak bisa memaksa untuk alat kontrasepsi jangka panjang. Mungkin juga kendalanya biasanya kalau sudah sadar sendiri pengen IUD karena dia melihat di daerahnya banyak yang di IUD, kabar dari teman-temannya atau kakaknya dan ibunya cerita-cerita IUD itu bagus. Baru dia mau tapi kalau di suatu daerah ada kejadian bahwa pemakaian IUD itu saya IUD keluar. Nah itulah sebagai kendala kita karena di daerah itu pernah kejadian ada yang gagal, ada ekspulsi. Jadi akhirnya kejadian itu menyebar di suatu daerah. Itu akhirnya pada gak mau diIUD.

Selain kendala kegagalan dari IUD apa saja?

Pendidikan, ibunya tidak mengerti kalau kita kasuh tahu keuntungan IUD seperti ini tapi dia tetap tidak mau karena pendidikannya tidak ngerti kalau kita terangkan efek samping dari pil, suntik dengan dibandingkan IUD tapi dia cenderung tetap tidak mau karena dia tidak ngerti-ngerti. Kalau soal ekonomi saya rasa tidak karena IUD untuk ekonomi rendah gratis dipasangnya.

Apakah budaya atau agama mempengaruhi?

(18)

61

b. Apa saja manfaat yang didapatkan dari kegiatan konseling tersebut?

Alhamdulilah banyak sekali mereka itu konsultasi bukan hanya IUD saja yang ditanyakan semua alat kontrasepsi baik ibu dan PUS nya, keluhan mereka itu yang dia dirasakan. Konseling itu kalo penyuluhan bukan ke calon akseptor tapi semua PUS kita langsung lakukan konseling. Ada Tanya jawab sama mereka tapi bukan masalah KB saja. Masalah keluhan dari ibu-ibu umumnya baik ibu hamil, keluhan ibu-ibu yang masih PUS akan bertanya.

Apa saja yang dilakukan saat konseling?

Konseling semua alat kontrasepsi. Mereka itu kalau PUS yang sudah pasang alat kontrasepsi. Dia akan menanyakan yang dia alaminya misalnya steril dia akan menanyakan keluhannya “Kenapa saya begini -begini”. Itulah keuntungannya. Jadi konseling itu kita banyak. Jadi satu kali konseling menceritakan missal keluhan pakai operasi atau IUD yang lainnya juga akan tahu. Jadi tidak banyak bicara. Kalau kita konseling secara umum tapi kalau satu-satu konselingnya mungkin waktunya lama karena dia harus ngerti benar-benar terus bicara kita satu-satu, capek. Jadi sebelum posyandu kits mengadakan konseling IUD atau KB dengan menggunakan lembar balik, keuntungannya akhirnya tanya jawab baik calon akseptor atau yang sudah pakai KB. Keluhan-keluhan mereka keluar, Tanya jawab kepada petugas. Akhirnya setelah penyuluhan secara umum. Ada yang secara pribadi datang. Mungkin malu kalau secara umum kita tanyakan di umum. Itulah konseling perorang. Yang melakukan konseling dokter dan bidan.

Dari manfaat konseling banyak yang pakai IUD?

(19)

62

sudah tidak mungkin hamil lagi. Nah, yang banyak tiu ganti metoda dengan ganti metoda penigkatannya sedang.

3. Tindakan apa saja yang dilakukan bila ada pus tidak mau lagi menggunakan IUD?

Dia maunya apa? Kita tinggal ikuti aja kemauannya asal betul-betul kesehantannya, missal dia mau suntik tensinya harus normal, tidak punya keluhan-keluhan lain, penyakit tidak ada. Kalau dia mau suntik kasih aja. a. Atau dikasih konseling lagi atau dipaksa?

Sementara kita kasih aja maunya kalau kita kasih konseling lagi. Belum tentudatang lagi. Akhirnya dia tidak berKB apa-apa kalau tidak diikutin. Jadi sistimnya kita tidak bisa memaksa harus kemauan dia. Jadi kalau dia tetap tidak mau harus pakai itu daripada tidak pakai apa-apa. Layanilah aja asal sesuai dengan kesehatan dia. Kalau dia punya jantung, hipertensi dia mau suntik atau implant. Kita tidak bisa lebih baik sudah aja biar kasihkan ke dokter kandungan. Terserah mau dia apakan sama dokter kandungan.

4. Apakah target penggunaan KB IUD oleh PUS sudah tercapai?

Belum. 80% akseptor aktif/PUS tapi IUD 50% tapi IUD nya itu kita mengharapkan tinggi yaitu 1/3 dari 80%. Yang banyak suntik yang tinggi. Jadi kita yang harus pakai IUD itu bukan ke akseptor baru aja yang belum sama sekali. Jadi kita ganti cara juga diusahakan dari suntik, pil kita usahakan ke IUD. Penggunaan UD belum sampai 30%.

a. Tolong ceritakan Fasilitas apa saja yang digunakan untuk meningkatkan penggunaan KB UD pada PUS?

(20)

Alat-63

alatnya dari pemerintah (BKKBN) dikasih. Jadi semua akseptor yang datang kesini gratis mulai pemasangan, obat, pelayanan dan jasanya. Tidak hanya di puskesmas saja dialakukan SAFARI tapi rumah sakit atau pelayanan swasta yang sudah ditunjuk. Kalau di puskesmas adanya segini tapi kita bisa menigkatkan alkonnya, ditambah banyak, misalnya kita dapat alokonnya untuk IUD perbulan 10 akpseptor tapi untuk mengadakan pelayanan Safari bisa minta targetnya kita harus mencapai berapa? Tapi yang dilayaninya juga bukan untuk warga puskesmas disini aja, misal satu wilayah Bojonegara atau Kecamatan Sukajadi. Kalau Kecamatan Sukajadi ada Puskesmas Sukajadi dan Sukawarna mungkin bisa dilayaninya di Puskesmas Sukajadi atau PUskesmas Sukawarna biasanya di Puskesmas Sukajadi untuk kecamatan karena fasilitas agak besar, gampang tranportasinya dan ada tempat parkir karena Puskesmas Sukawarna parkirnya susah.

b. PUS yang bisa ikutin program Safari adalah semua golongan. Biasanya yang mampu gak mau, langsung ke dokter pribadi. Menurut dia mau aja biasanya yang ekonominya kurang sampai menengah.

c. Alur program Safari sehingga sampai ke masyarakat (PUS)?

Lewat pengawas KB kecamatan ke petugas KB lapangan ke kader posyandu dengan petugas puskesmas kasih tahu bahwa ada safari dilaksanakan pada tempat, jadwalnya sudah ditentukan. Dua hari sebelumnya datang ke puskesmas untuk diseleksi dulu tergantung wilayah puskesmas. Jadi kalau penduduk Sukagalih dan Sukawarna berarti puskesmas yang menyeleksi Puskesmas Sukawarna. Kalau penduduk Kelurahan Pasteur, Cipedes, Sukabunga yang menyeleksi Puskesmas Sukajadi. Kalau sidah OK diseleksi di puskesmas. Akseptornya diantar sama kader ke tempat Safari. Yang menyelenggarakan Safari adalah haru Ultah bayangkari, hari kesatuan gerak PKK. Jadi bukan puskesmas yang menyelenggarakannya. Puskesmas hanya pelaksana.

d. KIE tergantung daerah dan permasalahannya?

(21)

64

mengingat itu mendengar. Mendengar kalau sudah pulang sudah lupa tapi kalo buka flipetnya.

Transkrip wawancara dengan kader (Ibu Cici)

1. Apa kendala yang ditemukan dalam mensosialisasikan KB IUD kepada PUS? Kebanyakan suka ada yang takut karena suka copot, perdarahan, nyasar ke tulang punggung smapai meninggal. Dia juga kurang memahami. Soalnnya kebanyakan keluaran SD, SMP dan banyak yang putus sekolah. Terus masih ada yang ngelahirin ke tenaga paraji tidak ke bidan. Jadi kan dia kurang pengetahuan dan sosialisasi dari bidan karena jarang ke pelayanan kesehatan. Soalnya kalo hamil dia jarang periksa, missal dia merasa sehat gak pernah periksa. Kalau masalah anak banyak anak banyak rejeki.

2. Tindakan apa saja yang dilakukan untuk menarik PUS menggunakan IUD? Pelayanan gratis. Kendalanya mungkin di ekonomi juga soalnya disini banyak

yang kurang mampu. Jadi kalau pemasangannya gratis terus kita membujuk dan mengantar dia mau.

3. Yang membuat PUS taku menggunakan IUD?

Suka jadi tukang cuci atau binatu. Jadi dia ketakutan. Saya suka kerja berat takutnya ada apa-apa. Kebanyakan buruh.

4. Tidak ada dari puskesmas atau bidan yang mensosialisasikan?

Ada sebetulnya di posyandu cumin ya mungkin kurang tahu karena pendidikannya rata-rata rendah. Jadi kurang memahami aja karena takut soalnya ada perdarahan sampai meninggal ada yang ke tulang punggung. 5. Menjelaskan kalau IUD aman?

(22)

65

pemasangannya, missal kalau mau dicopot juga gak susah tinggal hubungi dokternya.

6. Usaha yang dilakukan untuk mengajak PUS pindah metode ke IUD?

Dibilangin aja lebih aman, tenang terus pelayanan gratis juga. Kebanyakan kalau diajak IUD takutnya mahal kalau di dokter. Ada bidan yang mau pemasangan IUD gratis asal mau PUS nya. Safari KB 3 bulan sekali. Kalau missal PUS nya batu anak satu susah diajak karena alas an batu anak 1. Mau mengajak PUS minimal anak dua karena sesuai program.

7. Bila calon akseptor tidak mau pakai IUD?

Cari solusi lain. Dikasih penerangan aja kalau gak mau IUD pakai kondom diperkenalkan alat KB lain missal suntik dan pil. Bila anak sudah lebih tiga kita usahain MOW bukan IUD karena factor usia.

8. Apakah agama mempengaruhi penggunaan IUD? IUD haram menghalangi rejeki dari Allah 9. Bila ada kegagalan pada IUD pada seseorang?

(23)

66

RIWAYAT HIDUP

Nama : Veronica Maslina Simanjuntak

Nomor Pokok Mahasiswa : 0710130

Tempat dan Tanggal Lahir : Fak-fak, 17 Mei 1989

Alamat : Sukakarya 2 no.30 Bandung

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1995 : Lulus TK Sukacita, FAK-FAK Tahun 2001 : Lulus SD Santo Petrus, NABIRE Tahun 2004 : Lulus SMP Santo Antonius, NABIRE Tahun 2007 : Lulus SMA Santa Maria, YOGYAKARTA

(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis

masalah. Masalah utama di Indonesia dalam bidang kependudukan adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2007 tercatat sebesar 225.642.124 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 118 per km2 (Depkes RI, 2007). Keadaan penduduk yang demikian mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang harus dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana (KB). KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum et al, 2009). Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sendiri seperti tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009 adalah

meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti

IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. IUD merupakan salah

satu jenis alat kontrasepsi non hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka

panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan kehamilan. Keuntungan

pemakaian IUD yakni hanya memerlukan satu kali pemasangan untuk jangka

waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman karena tidak mempunyai

pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak mempengaruhi produksi

ASI dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas.

(25)

2

(1,2%), dan Metode Operatif Pria (MOP) (0,2%) . Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP (Metode Kontrasespi Jangka Panjang), sehingga Intra Uterine Devices (IUD), Implant, Medis Operatif Pria dan Medis Operatif Wanita

kurang diminati oleh pasangan usia subur (PUS) (BKKBN, 2005).

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Sukawarna tahun 2010, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) adalah 2495 jiwa, sedangkan yang menjadi peserta KB aktif adalah 1971 jiwa. Dengan perincian sebagai berikut: KB Suntik 752 orang, KB Pil 588 orang, KB IUD 458 orang, KB MOP 114 orang, KB Kondom 40 orang, KB Implant 17 orang, KB MOW 2 orang. Berdasarkan data tersebut KB IUD kurang diminati dibandingkan KB Suntuk dan Pil, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasespsi IUD di Puskesmas Sukawarna tahun 2010.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran pengetahuan PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.

2. Bagaimana gambaran sikap PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. 3. Bagaimana gambaran perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1Maksud Penelitian

Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku pasangan usia subur terhadap metode pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Sukawarna tahun 2010.

1.3.2Tujuan Penelitian

(26)

3

2. Mengetahui gambaran sikap PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD. 3. Mengetahui gambaran perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD .

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1Institusi

Memberikan informasi kepada institusi sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan KB.

1.4.2Akademis

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran, khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat.

1.4.3Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya pasangan usia subur (PUS) karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pemilihan kontrasepsi IUD.

1.5 Landasan Teori

1.5.1Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia berupa penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

(27)

4

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-(senang-tidak setuju, baik-(senang-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2003).

1.5.3Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan/aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2003) perilaku merupakan respons / reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

1.6 Metodologi

Metode penelitian : Deskriptif obsevasional Rancangan penelitian : Cross-sectional

Instrumen penelitian : Kuesioner

Teknik pengumpulan data : Survei dan wawancara

Populasi penelitian : Pasangan usia subur (15-49 tahun) yang menggunakan kontrasepsi IUD

Sampel penelitian : Cluster random sampling

Teknik analisis data : Univariat

1.7 Lokasi dan waktu Penelitian

1.7.1Lokasi Penelitian

(28)

5

1.7.2Waktu Penelitian

(29)

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran Pengetahuan PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Sukawarna adalah cukup.

2. Gambaran Sikap PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Sukawarna adalah baik.

3. Gambaran Perilaku PUS terhadap pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Sukawarna adalah baik.

5.2 Saran

1. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang KB bagi calon akseptor KB baru dan pasangannya, yang dapat dilakukan melalui pemberian informasi secara lengkap tentang KB pada saat konsultasi pertama sebelum memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi tertentu.

2. Perlunya membangun kesadaran kepada pasangan usia subur bahwa pemanfaatan alat kontrasepsi jangka panjang seperti merupakan kebutuhan dan alternatif berkontrasepsi yang aman.

3. Memberikan informasi kepada PUS tentang keuntungan dan kerugian secara jelas.

(30)

51

DAFTAR PUSTAKA

Anggun Pribadi. 2008. Profil Penggunaan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Wilayah Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

http://etd.eprints.ums.ac.id/2228/1/K100020209.pdf. Oktober 2010.

Boskey Elizabeth. 2008. Health Belief Model.

http://std.about.com/od/education/a/healthbelief.htm. Januari 2010.

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Editor: Bob Susilo

Kusumbroto, Hary Purwanto, Hasnawati, Rahmaniar Brahim. Jakarta: Depkes RI. hal: 68.

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indone sia%202007.pdf. Januari 2010.

Dyah Noviawati Setya Arum, Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Eva Ellya Sibagariang, Rangga Pusmaika, Rismalinda. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media. hal: 164, 167.

Hanafi Hartanto. 2010. Keluarga Berancana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Semarang: UNDIP. http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Oktober 2010.

Laksmi Indira K.T. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang: UNDIP. http://eprints.undip.ac.id/18903/1/Laksmi_Indira_Kartini_Tedjo.pdf. September 2010.

Radita Kusumaningrum. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur. Semarang: UNDIP. http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. September 2010.

(31)

52

Soekidjo Notoatmojo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Soraya Pinem. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

Yusni Pakaya. 2010. Gambaran Pengetahuan Metode Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Kelurahan Hutuo

Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo Tahun 2010. Gorontalo: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo.

Referensi

Dokumen terkait

4.2 Langkah Kerja Pembuatan Komponen Alat Angkat Sepeda Motor Bebek .53 4.3 Urutan Pemasangan Alat Pengangkat Sepeda motor

Karakteristik liquefied petroleum gas yang memiliki angka oktan tinggi sekitar 110 RON dan batas nyala bawah 460 0 C membutuhkan tekanan dan temperatur yang tinggi

pertanian jika tidak tersedia maka dapat digantikan dengan jenis produk agronomi yang lain..  Produk hasil pertanian baik

Menurut Pretty dan Guijt dalam Mikkelson (2001) menjelaskan implikasi praktis dari pendekatan ini: “Pendekatan pembangunan partisipasi harus dimulai dengan orang-orang yang

From table 1, it can be observed if the P2KM Program in Bandar Lampung City becomes a program that already has good implementation capacity, while the Home Care

Adapun saran yang ingin dikemukakan penulis sehubung dengan sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman pisang, diharapkan dapat bermanfaat bagi masarakat

Sedangkan menurut Mulyasa (2007:24) dalam Manajemen Berbasis Sekolah, MBS adalah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk

Ukuran perusahaan yang semakin besar menandakan kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen semakin besar pula karena perusahaan besar memiliki akses ke pasar