• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa .Studi kasus desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

S k r i p s i

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Oleh :

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

(4)

iii SKRIPSI

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Fransisca Vina F. M

NIM: 132114057

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tanggal ... 2017

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua ...

Sekretaris ...

Anggota ...

Anggota ...

Anggota ...

Yogyakarta, 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(5)

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Pertolonganku adalah dari Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi”

[Mazmur 121:2]

Apa yang kau alami kini, Mungkin tak dapat engkau mengerti.

Satu hal tanamkan dihati,

Indah semua yang Tuhan beri [Maria Shandi]

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah,

maka pintu akan dibukakan bagimu”. [Ulangan 31:6]

Ku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus

Bapak Servasius Yori Manaan dan Mama Weldetrudis Herly Astuty

Mas Vanny, Mbak Endar, Mbak Vita, Mas Andy, Mbak Nia

Neva, Areta dan Ben

Keluarga besar

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

“PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Fransisca Vina F. M

NIM : 132114057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN

PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Juli 2017

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,

dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan

kepribadian di Universitas Sanata Dharma kepada penulis.

2. A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian di

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

kepada penulis.

4. Dr. Fr. Ninik Yudianti., M. ACC, QIA selaku dosen pembimbing skripsi yang

(9)

viii

5. Ilsa Haruti Suryandari, SE., SIP., M.Sc., AK., CA. selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi.

6. Kepala Desa Wijirejo dan segenap pamong Desa Wijirejo yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak, Ibu, kakak-kakak, keponakan beserta keluarga besar tercinta atas doa,

kasih sayang, perhatian, masukkan dan pengorbanan yang begitu besar secara

moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat dan teman seperjuanganku Mbak Karin, Alma, Tata, Siska, Lidya,

Martin, Indah, Ensa, Mbak Agatha, Kak Aven, Kak Dita, Mbak Maria, Kak

Stella, Mbak Fanny, dan teman-teman MPAT Kelas A terimakasih telah

menemani, memberi motivasi dan berproses bersama sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

C. Good Government Governance ... 15

D. Prinsip Transparansi ... 16

E. Prinsip Akuntabilitas ... 18

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 19

1. Perencanaan ADD ... 20

2. Pelaksanaan ADD ... 20

3. Pertanggungjawaban ADD ... 21

(11)

x

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 28

1. Prinsip Good Government Governance ... 28

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa ... 28

3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa ... 28

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

G. Kerangka Penelitian... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA WIJIREJO ... 40

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Data Responden ... 44

1. Responden Berdasarkan Usia ... 45

2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

3. Responden Berdsarkan Lama Jabatan ... 46

4. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 47

B. Deskripsi Hasil Kuesioner ... 47

C. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan ADD di Desa Wijirejo ... 54

D. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pelaksanaan ADD di Desa Wijirejo ... 59

E. Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pertanggungjawaban ADD di Desa Wijirejo ... 64

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance,

Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD,

dan Pertanggungjawaban ADD ... 29

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 41

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 42

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016 ... 43

Tabel 5.1 Data Profil Responden ... 44

Tabel 5.2 Data Responden berdasarkan Usia ... 65

Tabel 5.3 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 5.4 Data Responden berdasarkan Lama Jabatan ... 46

Tabel 5.5 Data Responden berdasarkan Pendidikan ... 47

Tabel 5.6 Data Hasil Kuesioner Transparansi ... 48

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian ... 79

LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian ... 80

LAMPIRAN 3 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 85

(15)

xiv ABSTRAK

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN

ALOKASI DANA DESA

Studi Kasus Desa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan NIM : 132114057

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip good government governance khususnya prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan akuntabilitas telah diterapkan dengan baik dalam perencanaan dan pelaksanaan alokasi dana desa. Sedangkan dalam pertanggungjawaban alokasi dana desa, meskipun prinsip transparansi akuntabilitas sudah diterapkan dengan baik, masih ditemukan kesulitan dalam proses administrasi. Kendala utamanya adalah peraturan yang berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga Pemerintah Desa masih memerlukan pendampingan dari Pemerintah Daerah dalam penyesuaian perubahan peraturan.

Kata Kunci : alokasi dana desa, good government governance, transparansi, akuntabilitas.

(16)

xv ABSTRACT

APPLICATION OF GOOD GOVENRMENT GOVERNANCE PRINCIPS IN THE PLANNING, IMPLEMENTATION, AND RESPONSIBILITY OF

VILLAGE FUND ALLOCATION

A Case Study atDesa Wijirejo Kecamatan Kabupaten Bantul

Maria Fransisca Vina Febriani Manaan Student Number: 132114057

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

This Research aims to describe and analyze the application of Good Government Governance principles in the planning, implementation, and responsibility process of village fund allocation at Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.

This research was a case study with descriptive analytical approach. The data collection techniques are interview, questionnaire, observation, and documentation. The analysis technique is descriptive qualitative analysis.

The result indicated that the principles of transparency and accountability have been well implemented in the planning and application process of the village fund allocation. While in the responsibility there was a difficulty in the administration process. The main constraint was the regulation that change annually, so that the Village Government still need assistance from the Local Government to respond to regulatory changes.

Keywords: village fund allocation, good government governance, transparency, accountability

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang menganut prinsip demokrasi dalam sistem

pemerintahannya. Demokrasi dalam pemerintahan dipahami sebagai

pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Selanjutnya, untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, pemerintah

Indonesia melaksanakan pemerintahannya dengan sistem desentralisasi.

Dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah diatur

mengenai pelaksanaan sistem desentralisasi di negara Indonesia. Pemerintah

pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk

melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahap perencanaan yang dapat

menjamin keselarasan pembangunan (Thomas,2013). Selanjutnya, untuk

mendukung penerapan sistem desentralisasi, pemerintah menggunakan sistem

otonomi daerah. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UU Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2014, otonomi

daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan otonomi daerah, pemerintah memberikan hak,

(18)

sumber daya yang dimiliki daerah tersebut untuk mencapai kesejahteraan

masyarakat.

Sistem desentralisasi dan sistem otonomi daerah yang diterapkan

pemerintah Indonesia sejak era reformasi ini telah menuntut pemerintah daerah

untuk semakin mandiri dalam pembangunan daerah masing-masing dengan

berdasar pada pemberdayaan potensi dan masyarakat setempat. Sistem

desentralisasi diterapkan hingga pemerintahan tingkat desa.

Menurut UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa, desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemerintahan desa memiliki peran yang penting dalam pelaksanaan

pelayanan publik. Oleh karena itu, pemerintah desa memerlukan kewenangan

tersendiri dan fasilitasi dari pemerintahan di atasnya untuk menjalankan

pemerintahannya. Dalam pembangunan desa, pemerintah pusat telah

menyerahkan wewenang seutuhnya kepada pemerintah desa. Selanjutnya,

pemerintah pusat dan pemerintah daerah berperan menjadi fasilitator,

(19)

Selanjutnya, untuk mendukung pembangunan desa, pemerintah pusat melalui

pemerintah daerah memberikan dukungan dana bagi setiap desa, melalui

adanya Alokasi Dana Desa.

Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah

Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten atau kota untuk

menunjang segala sektor di masyarakat, serta untuk memudahkan pemerintah

dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa, khususnya dalam melakukan pemerataan dalam penataan

keuangan dan akuntabilitasnya, serta untuk mendorong peningkatan swadaya

gotong royong masyarakat. Alokasi Dana Desa (ADD) bersumber dari bagi

hasil pajak dan sumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum (DAU) yang

diterima oleh pemerintah kabupaten / kota setelah dikurangi Dana Alokasi

Khusus (DAK) paling sedikit 10 % diperuntukkan bagi desa dengan pembagian

secara merata dan adil dengan penerapan rumus Alokasi Dana Desa Minimal

dan Alokasi Dana Desa Proporsional (BPMPD, 2014 dalam Wida, 2016).

Dengan adanya Alokasi Dana Desa, pemerintah desa diharapkan dapat

melaksanakan pembangunan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat,

masalah yang dihadapi, aspirasi masyarakat, dan potensi yang dimiliki. Alokasi

dana desa yang dapat mendukung pembangunan desa menuntut pengelolaan

yang baik dari pemerintah desa supaya dapat digunakan dengan optimal dan

jauh dari resiko penyelewengan oleh pihak pengelola. Maka dari itu,

(20)

pertanggungjawabannya diharapkan dapat sesuai dengan prinsip Good

Government Governance atau tata kelola pemerintahan yang baik, diantaranya

adalah transparan dan akuntabel.

Good Government Governance (Soepomo, 2007 dalam Yudea, 2009)

merupakan proses penciptaan lingkungan atau atmosfir kelembagaan yang

memungkinkan adanya interaksi antar strata pemerintahan dan antara

pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan swasta/dunia usaha) dalam suatu

tata nilai yang baik dan disepakati bersama. Menurut Organization for

Economic Cooperation and Development, ada 4 hal pokok yang menjadi

prinsip dari Good Government Governance yaitu keadilan, transparansi,

akuntabilitas, dan tanggungjawab. Penerapan prinsip-prinsip Good

Government Governance pada dasarnya merupakan perwujudan keamanahan

pengelola dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya dan

kejujuran dalam pelaporan keuangan (Pratolo, 2010). Transparansi dan

akuntabilitas adalah prinsip Good Government Governance yang harus

diterapkan oleh setiap level pemerintahan. Dengan penerapan prinsip

transparansi, masyarakat akan memperoleh informasi aktual dan faktual yang

berguna bagi mereka dalam berbagai hal. Akuntabilitas adalah prinsip

pertanggungjawaban publik dimana pemerintah bertanggung jawab terhadap

pelaporan mulai dari proses penganggaran atau perencanaan, penerapan,

hingga pertanggungjawaban. Pratolo (2010) menyebutkan bahwa apabila

informasi disampaikan secara transparan kepada masyarakat, maka akan

(21)

pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih

baik. Apabila pertanggungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat

diterapkan dengan baik oleh pemerintah kepada masyarakat, maka akan

menimbulkan suatu kepercayaan yang tinggi dari masyarakat terhadap

pemerintah sehingga akan menimbulkan kinerja pemerintah menjadi lebih

baik.

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo dengan berfokus pada

penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh

pemerintahan desa dalam mengelola alokasi dana desa. Penelitian ini penting

dilakukan karena hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi

pemerintah Desa Wijirejo dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa.Desa

Wijirejo adalah salah satu dari empat desa yang ada di Kecamatan Pandak

Kabupaten Bantul. Desa Wijirejo terdiri dari 10 dusun, yaitu dusun Pandak,

Bajang, Gesikan 3, Gesikan 4, Bergan, Ngeblak, Pedak, Kauman, Gedongsari,

dan Kualangan. Desa Wijirejo termasuk salah satu desa maju di Kecamatan

Pandak. Desa Wijirejo mendapatkan alokasi dana desa mulai dari tahun 2015

yaitu sebesar Rp1.178.378.000 sedangkan dalam Anggaran Pendapatan

Belanja Desa tahun 2016, jumlah alokasi dana desa Wijirejo sebesar

Rp1.223.300.000.

Motivasi penulis dalam melakukan penelitian mengenai Penerapan

Prinsip Good Government Governance dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (Studi Kasus Desa Wijirejo

(22)

mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan prinsip Good Government

Governance dalam perencanaan hingga pertanggungjawaban pengelolaan

Alokasi Dana Desa yang terdapat di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak

Kabupaten Bantul.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam

perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

2. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam

pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

3. Apakah prinsip Good Government Governance telah diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo?

C.Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti.

Penerapan prinsip Good Government Governance yang akan diteliti berfokus

pada penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas, dari keempat prinsip yang

ada, yakni keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas. Hal ini

dilakukan karena prinsip transparansi dan akuntabilitas dinilai sebagai prinsip

yang paling dekat kaitannya dengan peranan masyarakat secara langsung,

mengingat tujuan Alokasi Dana Desa adalah mendukung pemerintah desa untuk

(23)

D.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis penerapan prinsip Good Government

Governance dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa

Wijirejo.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat meberikan manfaat bagi berbagai pihak

antara lain:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

bagi peneliti tentang penelitian dan tentang transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan Alokasi Dana Desa.

2. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan bagi

kemajuan akademisi dan dapat dijadikan acuan atau referensi bagi

penelitian selanjutnya.

(24)

Sebagai masukan kepada Pemerintah Desa Wijirejo Kecamatan Panarukan

dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Alokasi

Dana Desa.

F. Sistematika Penulisan

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah. batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II: Landasan Teori

Pada bab ini akan diungkapkan mengenai teori-teori yang menyangkut

alokasi dana desa dan Good Government Governance yang akan dipakai

penulis sebagai dasar untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari

Desa Wijirejo.

Bab III: Metode Penelitian

Pada bab ini terdiri dari jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, lokasi penelitian, variabel penelitian, pengukuran

variabel, keabsahan data, teknik analisis data, dan kerangka pemecahan

masalah yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan.

Bab IV: Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bab ini berisi mengenai gambaran umum Desa Wijirejo, yang

(25)

BabV: Analisis Data Dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan analisis data dan hasil penelitian yang

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti.

BabVI: Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan

dalalm BAB V, keterbatasan penelitian, dan saran yang sekiranya

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Desa

1. Pengertian Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014, Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa

adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa. Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan dalam

demokrasi penyelenggaraan pemerintah desa. Anggota BPD ialah wakil

dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah.

Anggota BPD terdiri dari ketua RW, pemangku adat, golongan profesi,

pemuka agama atau tokoh masyarakat lainnya.

Menurut Paul H. Landis dalam Syachbrani (2012), Desa adalah suatu

wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri:

pergaulan hidup yang saling kenal-mengenal antar penduduk; pertalian

(27)

perasaan yang sama tentang suatu kesukaan dan kebiasaan; kegiatan

ekonomi yang pada umumnya agraris dan masih dipengaruhi oleh alam

sekitar, seperti iklim dan keadaan serta kekayaan alam. Syarat dalam

pembentukan sebuah desa, di antaranya sebagai berikut :

1. Batas usia desa induk paling sedikit 5 (lima) tahun terhitung sejak

pembentukan;

2. Jumlah penduduk, yaitu:

a. Wilayah Jawa paling sedikit 6.000 (enam ribu) jiwa atau 1.200

(seribu dua ratus) kepala keluarga;

b. Wilayah Bali paling sedikit 5.000 (lima ribu) jiwa atau 1.000

(seribu) kepala keluarga;

c. Wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 (empat ribu) jiwa atau 800

(delapan ratus) kepala keluarga;

d. Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000

(tiga ribu) jiwa atau 600 (enam ratus) kepala keluarga;

e. Wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 (dua ribu lima

ratus jiwa atau 500 (lima ratus) kepala keluarga;

f. Wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, SulawesiTenggara,

Gorontalo, dan Kalimantan Selatan paling sedikit 2.000 (dua ribu)

jiwa atau 400 (empat ratus) kepala keluarga;

g. Wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan

Tengah, dan Kalimantan Utara paling sedikit 1.500 (seribu lima

(28)

h. Wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara paling

sedikit 1.000 (seribu) jiwa atau 200 (dua ratus) kepala keluarga;

dan

i. Wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 (lima ratus) jiwa

atau 100 (seratus) kepala keluarga.

3. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antarwilayah;

4. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat

sesuai dengan adat istiadat Desa;

5. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan sumber daya ekonomi pendukung;

6. Batas wilayah Desa yang dinyatakan dalam bentuk peta Desa yang telah

ditetapkan dalam peraturan Bupati/ Walikota;

7. Sarana dan prasarana bagi Pemerintahan Desa dan pelayanan publik;

dan

8. Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan

lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan.

2. Struktur Organisasi Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dalam melaksanakan

pemerintahan desa, terdapat tugas pemerintahan yang harus dilakukan oleh

tiap desa. Tugas Pemerintah Desa adalah sebagai berikut :

a. Memimpin penyelenggaran Pemdes berdasarkan kegiatan yang di

(29)

b. Mengajukan Rencana Peraturan Desa

c. Menetapkan Peraturan Desa

d. Mengajukan Rencana APBDes

e. Membina kehidupan Masyarakat Desa

f. Membina perekonomian Desa

g. Mengkoordinasiakan Pembangunan Desa secara partisipatif dan

Swadaya Masyarakat

h. Meningkatkan Kesejahteraan rakyat

i. Ketentraman dan ketertiban

j. Menjalin hubungan kerja sama dengan mitra Pemdes

k. Pengembangan Pendapatan Desa dan sebagainya

Struktur Organisasi Pemerintah di tiap Desa di seluruh Kabupaten

Bantul dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:

Sumber : Peraturan Bupati Bantul Nomor 42 Tahun 2016

LURAH DESA BPD

SEKRETARIAT DESA CARIK DESA

URUSAN KEUANGAN

SEKSI PEMERINTAHAN

SEKSI PELAYANANAN SEKSI

KESEJAHTERAAN

PEDUKUHAN

URUSAN TATA USAHA

DAN UMUM

URUSAN PERENCANAAN

Keterangan:

: garis komando/tanggung jawab

(30)

B.Alokasi Dana Desa

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 dana Desa adalah dana yang bersumber

dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang

ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan,

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Alokasi Dana Desa adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah

dikurangi Dana Alokasi Khusus. ADD sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima

kabupaten/kota dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah setelah

dikurangi dana alokasi khusus. Secara terperinci, pengalokasian ADD dalam

APBDes wajib memperhatikan peruntukannya dengan persentase anggaran : 1.

Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa

digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa, 2. Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah

anggaran belanja desa yang digunakan untuk penghasilan tetap dan tunjangan

kepala desa dan perangkat desa, operasional Pemerintah Desa, tunjangan dan

operasioanal Badan Permusyawaratan Desa, dan insentif rukun tetangga (RT)

(31)

Tujuan Alokasi Dana Desa adalah:

1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam pelaksanaan

pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya;

2. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara

partisipastif sesuai dengan potensi desa;

3. Meningkatnya pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan

kesempatan berusaha bagi masyarakat desa;

4. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong.

C.Good Government Governance

Good Government Governance merupakan proses penciptaan

lingkungan atau atmosfir kelembagaan yang memungkinkan adanya interaksi

antar strata pemerintahan dan antara pemerintah dan rakyatnya (masyarakat dan

swasta/dunia usaha) dalam suatu tata nilai yang baik dan disepakati bersama

(Soepomo, 2007, dalam Yudea, 2009).Organization for Economic Cooperation

and Development menyebutkan 4 hal pokok yang menjadi prinsip dasar Good

Government Governance, yaitu:

1. Keadilan (Fairness)

Melindungi segenap kepentingan dan stakeholder lainnya dari

rekayasa-rekayasa dan transaksi-transaksi yang bertentangan dengan peraturan

yang berlaku.

(32)

Meningkatkan keterbukaan (disclosure) dari kinerja pemerintah daerah

secara teratur dan tepat waktu (timely basis) serta benar (accurate)

3. Dapat dikontrol (Accountibility)

Menciptakan sistem pengawasan yang efektif didasarkan atas distribusi

dan keseimbangan kekuasaan (distribution and balance of power)

4. Tanggungjawab (Responsibility)

Pemerintah memiliki tanggungjawab untuk mematuhi hukum dan

ketentuan peraturan yang berlaku termasuk tanggap terhadap

kepentingan masyarakat.

D.Prinsip Transparansi

Pada Pasal 4 ayat 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

No. 37 Tahun 2007, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dikatakan

transparan adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk

mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan

daerah. Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap

orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,

yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya, serta

hasil-hasil yang dicapai.

Transparansi pengelolaan keuangan publik merupakan prinsip Good

Government Governance yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik.

Dengan dilakukannya transparansi tersebut publik akan memperoleh informasi

(33)

untuk (1) membandingkan kinerja keuangan yang dicapai dengan yang

direncanakan (realisasi v.s anggaran), (2) menilai ada tidaknya korupsi dan

manipulasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban

anggaran, (3) menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan

yang terkait, (4) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak, yaitu

antara manajemen organisasi sektor publik dengan masyarakat dan dengan pihak

lain yang terkait (Mahmudi, 2010).

Setidaknya ada enam prinsip transparansi yang dikemukakan oleh

Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dalam Rahmawati (2014) yaitu:

1. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara

pelaksanaan, bentuk bantuan atau program)

2. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail

keuangan.

3. Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumber daya dalam

perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum.

4. Laporan tahunan

5. Website atau media publikasi organisasi

6. Pedoman dalam penyebaran informasi

Kristiantem (2006) dalam Rahmawati (2014) menyebutkan bahwa transparansi

dapat diukur melalui beberapa indikator :

a. Kesediaan dan aksesibilitas dokumen

b. Kejelasan dan kelengkapan informasi

(34)

d. Kerangka regulasi yang menjamin transparansi

E.Prinsip Akuntabilitas

Menurut Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan RI, dalam Subroto (2009), akuntabilitas adalah

kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan

menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan suatu unit organisasi

kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang meminta

pertanggungjawaban. Akuntabilitas adalah hal yang penting untuk menjamin

nilai – nilai seperti efisiensi, efektifitas, reliabilitas, dan prediktibilitas. Suatu

akuntabilitas tidak abstrak tapi kongkrit dan harus ditentukan oleh hukum

melalui seperangkat prosedur yang sangat spesifik mengenai masalah apa saja

yang harus dipertanggungjawabkan. Sulistiyani dalam Subroto (2009)

menyatakan bahwa tranparansi dan akuntabilitas adalah dua kata kunci dalam

penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggaraan perusahaan baik,

dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk

menyajikan dan melaporkan segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi

keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Akuntabilitas dapat dilaksanakan

dengan memberikan akses kepada semua pihak yang berkepentingan, bertanya

atau menggugat pertanggungjawaban para pengambil keputusan dan pelaksaan

baik ditingkat program, daerah dan masyarakat. Dalam hal ini maka semua

kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa harus dapat

diakses oleh semua unsur yang berkepentingan terutama masyarakat di

(35)

Akuntabilitas adalah prinsip pertanggungjawaban publik yang

berarti bahwa proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan

pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan

kepada DPRD dan masyarakat. Masyarakat tidak hanya memiliki hak untuk

mengetahui anggaran tersebut tetapi juga berhak untuk menuntut

pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut

(Mardiasmo, 2002: 105).

Menurut Solihin (2007) dalam Rahmawati (2014) indikator

minimum akuntabilitas yaitu :

a. Adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur

pelaksanaan

b. Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan atau kelalaian dalam

pelaksanaan kegiatan

c. Adanya output dan outcome yang terukur

F. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD)

Perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban ADD berpedoman

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun

2014 pasal 20, 24, dan 38 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

1. Perencanaan ADD

a. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang

(36)

b. Sekretaris Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa kepada Kepala Desa.

c. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa kepada

Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati

bersama.

d. Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat bulan Oktober

tahun berjalan.

2. Pelaksanaan ADD

a. Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan

kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa.

b. Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan di

wilayahnya maka pengaturannya ditetapkan oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota.

c. Semua penerimaan dan pengeluaran desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.

3. Pertanggungjawaban ADD

a. Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun

(37)

b. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari pendapatan,

belanja, dan pembiayaan.

c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan

Desa.

d. Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilampiri:

a. format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan

APBDesa Tahun Anggaran berkenaan;

b. format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

Anggaran berkenaan; dan

c. format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

(38)

G.Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran Penerapan Prinsip Good Government Governance

Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

dapat digambarkan dalam bagan kerangka pikir sebagaimana Gambar 2.2

berikut :

 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Bupati Bantul Nomor 19 Tahun 2016

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di tingkat Desa

Perencanaan ADD Pelaksanaan ADD Pertanggungjawaban ADD

Partisipasi

Transparansi

Transparansi

Akuntabilitas

Akuntabilitas

(39)

BAB III Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan analisis

deskriptif. Teknik studi kasus adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dibutuhkan dengan cara menarik sampel dari unit sampel tertentu yang

berhubungan dan dipelajari secara lebih mendalam (Wiyono, 2011:135).

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer menurut Sanusi (2014:104) adalah data yang pertama kali

dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti dapat mengontrol tentang

kualitas data tersebut, dapat mengatasi kesenjangan waktu antara saat

dibutuhkan data itu dengan yang tersedia, dan peneliti lebih leluasa

dalam menghubungkan masalah penelitiannya dengan kemungkinan

ketersediaan data di lapangan. Di dalam penelitian ini data primer

diperoleh melalui wawancara langsung, observasi, dan kuesioner yang

ditujukan kepada pihak yang bersangkutan dengan pengelolaan Alokasi

Dana Desa di Desa Wijirejo. Data primer dalam penelitian ini berupa

penilaian para narasumber dan responden terhadap penerapan prinsip

Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa

(40)

Wijirejo yang tertuang dalam jawaban kuesioner dan wawancara, serta

hasil observasi peneliti terhadap pengelolaan Alokasi Dana Desa

Wijirejo dalam bentuk foto.

2. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2014:104), data sekunder adalah data yang sudah

tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti dapat memanfaatkan

data tersebut menurut kebutuhannya. Data sekunder penelitian ini

diperoleh dari data milik pemerintahan Desa Wijirejo dan data di

Kecamatan Pandak. Data-data tersebut antara lain berupa data jumlah

penduduk Desa Wijirejo, data wilayah Desa Wijirejo,laporan keuangan

Desa Wijirejo, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo

tahun 2016. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini juga dapat

berupa foto-foto yang tersedia berkaitan dengan pelaksanaan

pengelolaan Alokasi Dana Desa Wijirejo.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada para pejabat desa Wijirejo yang akan

menjadi narasumber dalam penelitian ini. Narasumber yang akan

diwawancara adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan

(41)

Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK

(Tim Pengelola Kegiatan). Wawancara yang akan dilakukan

berkaitan dengan bagaimana penerapan prinsip Good Government

Governance yang dibatasi pada prinsip transparansi dan prinsip

akuntabilitas berlangsung dalam pengelolaan ADD yang dibatasi

pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban.

Selain itu, wawancara ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh

jawaban yang lebih mendalam dan lebih lengkap dari para

narasumber. Dalam penelitian ini peneliti membuat 13 daftar

pertanyaan wawancara (terlampir) yang akan diajukan kepada para

pejabat desa Wijirejo yang akan menjadi narasumber dalam

penelitian ini. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dibantu

dengan alat perekam. Alat perekam ini digunakan untuk bahan cross

check bila pada saat analisa terdapat data, keterangan atau informasi

yang tidak sempat dicatat oleh peneliti.

2. Kuesioner

Teknik ini dilakukan dengan mengajukan serangkaian daftar

pertanyaan (terlampir) kepada para pejabat desa dan perwakilan

masyarakat Desa Wijirejo yang menjadi responden dalam penelitian

ini. Kuesioner ini akan digunakan untuk memperoleh data tentang

apakah prinsip Good Government Governance yang dibatasi pada

(42)

diterapkan pada proses pengelolaan Alokasi Dana Desa yang

dibatasi pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban. Dalam penelitian ini terdapat 17 item

pertanyaan yang ada pada kuesioner, dengan indikator pertanyaan

mengenai penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan ADD

sejumlah 3 pertanyaan, penerapan prinsip transparansi dalam

pelaksanaan ADD sejumlah 4 pertanyaan, penerapan prinsip

transparansi dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 5

pertanyaan. Selanjutnya, indikator pertanyaan mengenai penerapan

prinsip akuntabilitas dalam perencanaan ADD sejumlah 2

pertanyaan, penerapan prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaan

ADD sejumlah 1 pertanyaan, dan penerapan prinsip akuntabilitas

dalam pertanggungjawaban ADD sejumlah 2 pertanyaan. Dalam

penelitian ini terdapat 25 orang responden yang terdiri dari Kepala

Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan

Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai

kelurahan,Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga)

anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Desa) dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola

Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo.

3. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan

(43)

dibangun dari hasil pelaksanaan Alokasi Dana Desa tahun 2016 di

Desa Wijirejo. Teknik observasi ini dilakukan dengan alat bantu

yaitu kamera, agar peneliti dapat mengabadikan kegiatan dan

melampirkan foto objek-objek yang menjadi hasil pelaksanaan

Alokasi Dana Desa tahun 2016 di Desa Wijirejo. Selain itu peneliti

akan menggunakan alat bantu lain yaitu catatan baik berupa daftar

cek atau penilaian peneliti atas hasil observasi.

4. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan mendokumentasikan data-data

milik pemerintah Desa Wijirejo, yaitu data jumlah penduduk Desa

Wijirejo, data profil Desa Wijirejo, laporan keuangan Desa Wijirejo

tahun 2016, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Wijirejo

tahun 2016. Dokumen-dokumen tersebut akan digunakan sebagai

dokumen pendukung dalam penelitian ini.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten

Bantul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2016 hingga Februari

(44)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu :

1. Prinsip Good Government Governance

Variabel prinsip Good Government Governance yang akan diteliti

dibatasi pada prinsip transparansi dan akuntabilitas.

2. Perencanaan Alokasi Dana Desa

3. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa

4. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Pengukuran semua variabel tersebut dilakukan dengan checklist

penerapan prinsip Good Government Governance yaitu untuk prinsip

transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban alokasi dana desa. Variabel-variabel tersebut akan diukur

menggunakan skala nominal dengan pilihan jawaban ya dan tidak dengan

disertai keterangan.

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance, Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD, dan Pertanggungjawaban ADD

Pilihan Jawaban

Kuesioner Kriteria

Ya

Prinsip Good Government Governance diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

Tidak

Prinsip Good Government Governance tidak diterapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

(45)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kualitatif.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good

Government Governace telah diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana Desa

di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden

sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan

dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan

dalam perencanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau

tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh

responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan

Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai

kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga)

(46)

dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola

Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari

pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga

akanmenghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap

pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah

dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan

mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam

perencanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu,

keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam

menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip

Good Government Governace yang diterapkan dalam perencanaan

Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good

Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi

Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari

para narasumber Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan

Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan

(47)

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK

(Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan

prinsip Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana

Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumberyakni

Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD

(Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan

mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam

perencanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis

keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil

jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan

hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip

Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa

Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban

wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah

dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam

(48)

Government Governace diterapkan dalam perencanaan Alokasi Dana

Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip Good

Government Governace tidak diterapkan dalam perencanaan Alokasi

Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good

Government Governace telah diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa

di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden

sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan

dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti

bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam

pelaksanaan Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau

tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh

responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan

Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai

kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga)

anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)

(49)

Kegiatan), serta 9 (sembilan) Kepala Dukuh di Desa Wijirejo. Hasil dari

pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan

menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap

pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah

dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan

mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam

pelaksanaan Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu, keterangan

yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam menganalisis

lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip Good

Government Governace yang diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi

Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan mengapa prinsip Good

Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi

Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari

para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan

Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan

Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK

(50)

prinsip Good Government Governace dalam pelaksanaan Alokasi Dana

Desa Wijirejo.

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni

Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD

(Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan

mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam

pelaksanaan Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan menganalisis

keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut dengan hasil

jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendapatkan

hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai penerapan prinsip

Good Government Governace dalam perencanaan Alokasi Dana Desa

Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban

wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah

dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam

pelaksanaan Alokasi Dana Desa dan seberapa jauh prinsip Good

Government Governace diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi Dana

(51)

Government Governace tidak diterapkan dalam pelaksanaan Alokasi

Dana Desa.

Dalam menjawab rumusan masalah tentang “Apakah prinsip Good

Government Governace telah diterapkan dalam pertanggungjawaban Alokasi

Dana Desa di Desa Wijirejo”, peneliti akan melakukan beberapa tahapan sebagai

berikut:

1. Menjumlah jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh responden

sesuai dengan klasifikasi yang ditentukan.

Peneliti akan menjumlah jawaban “ya” pada kuesioner yang

berarti bahwa prinsip Good Government Governace telah diterapkan

dalam perencanaan Alokasi Dana Desa, dan jawaban “tidak” berarti

bahwa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

2. Mempersentasekan jumlah jawaban dari kuesioner.

Peneliti akan membagi jumlah responden yang menjawab ya atau

tidak dari setiap pertanyaan kuesioner dengan jumlah seluruh

responden yaitu 25 orang responden yang terdiri dari Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan

Kesejahteraan dan 1 (satu) anggotanya, 2 (dua) orang pegawai

kelurahan, Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan 3 (tiga)

anggotanya, Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa)

dan 3 (tiga) anggotanya, Sekretaris TPK 2016 (Tim Pengelola

(52)

pembagian tersebut akan dikalikan dengan 100% sehingga akan

menghasilkan persentase jumlah jawaban ya atau tidak dari setiap

pertanyaan.

3. Menganalisis hasil dari kuesioner yang telah dipersentasekan.

Peneliti akan menganalisis total jawaban yang telah

dipersentasekan. Total persentase akan menghasilkan pembahasan

mengenai prinsip Good Government Governace yang diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo. Selain itu,

keterangan yang ada dalam kuesioner akan membantu peneliti dalam

menganalisis lebih mendalam tentang seberapa jauh penerapan prinsip

Good Government Governace yang diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Wijirejo atau alasan

mengapa prinsip Good Government Governace tidak diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa.

4. Mendeskripsikan hasil wawancara yang telah dilakukan.

Peneliti akan mendeskripsikan hasil jawaban wawancara dari

para narasumber yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan

Kesejahteraan, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD (Badan

Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat Desa), Kepala Urusan Pemerintahan dan Sekretaris TPK

(Tim Pengelola Kegiatan) yang berkaitan dengan bagaimana penerapan

prinsip Good Government Governace dalam pertanggungjawaban

(53)

5. Menganalisis hasil wawancara yang telah dideskripsikan.

Peneliti akan menganalisis jawaban para narasumber yakni

Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Keuangan, Ketua BPD

(Badan Permusyawaratan Desa), Ketua LPMD (Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Kepala Urusan Pembangunan

mengenai penerapan prinsip Good Government Governace dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa. Selain itu, peneliti akan

menganalisis keseuaian antara hasil jawaban wawancara tersebut

dengan hasil jawaban kuesioner. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat

mendapatkan hasil pembahasan yang lebih mendalam mengenai

penerapan prinsip Good Government Governace dalam perencanaan

Alokasi Dana Desa Wijirejo.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban

wawancara.

Peneliti akan menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah

dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

prinsip Good Government Governace telah diterapkan dalam

pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa dan seberapa jauh prinsip

Good Government Governace diterapkan dalam pertanggungjawaban

Alokasi Dana Desa, dan alasan atau hambatan yang ada jika prinsip

Good Government Governace tidak diterapkan dalam

(54)

G.Sistematika Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan, landasan teori dan metode penelitian, peneliti

mencoba memberikan gambaran umum mengenai kerangka penelitian pada

Gambar 3.1 sebagai berikut:

Mulai

Selesai Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Kesimpulan Pembahasan Wawancara

Kuesioner Observasi

Dokumen-dokumen terkait

Analisis Data Analisis Deskripstif

Kualitatif

(55)

BAB IV

Gambaran Umum Desa Wijirejo

A.Deskripsi Wilayah Penelitian

Desa Wijirejo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul, dibentuk pada tahun 1946, yang berjarak 1 km dari pusat

pemerintahan Kecamatan, dan 6 km dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Batas-batas wilayah Desa Wijirejo secara geografis adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Guwosari Kecamatan Pajangan

Sebelah Selatan : Desa Triharjo Kecamatan Pandak

Sebelah Barat : Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan

Sebelah Timur : Desa Gilangharjo Kecamatan Pandak

Desa Wijirejo adalah desa dengan tipologi persawahan dan memiliki luas

wilayah 4.679.559 Ha. Desa Wijirejo terdiri dari 10 (sepuluh) pedukuhan, yaitu

pedukuhan Pandak, Bajang, Gesikan III, Gesikan IV, Bergan, Ngeblak, Pedak,

Kauman, Gedongsari, dan Kwalangan. Jumlah penduduk Desa Wijirejo Tahun

2016 tercatat sebanyak 12.479 jiwa terdiri dari 6160 laki-laki dan 6319

perempuan. Jumlah penduduk suatu desa dapat menjadi pertimbangan bagi

pemerintah desa dalam pelaksanaan pembangunan, karena penduduk adalah

sumberdaya yang sekaligus menjadi subyek dan sasaran pembangunan.

Berdasarkan data di Tahun 2015, jumlah penduduk Desa Wijirejo adalah

(56)

sebanyak 10.448 jiwa dan pada Tahun 2016 menjadi 12.479 jiwa sehingga

dalam kurun waktu satu tahun telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak

2.031 jiwa. Berdasarkan data monografi Desa Wijirejo, sebagai desa dengan

tipologi persawahan, mayoritas pekerjaan atau mata pencaharian masyarakat

adalah petani. Hal ini dibuktikan dengan jumlah penduduk yang bekerja

sebagai petani sebanyak 1386 orang dan buruh tani sebanyak 890 orang. Secara

lebih rinci data pekerjaan masyarakat Desa Wijirejo dapat dilihat pada tabel

4.1.

Tabel 4.1 Pekerjaan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016

No Pekerjaan Jumlah Satuan

1 Pegawai Negeri Sipil 455 Orang

2 TNI/Polri 65 Orang

3 Swasta 250 orang

4 Wiraswasta/Pedagang 590 orang

5 Petani 1386 orang

6 Tukang 450 orang

7 Buruh Tani 890 orang

8 Pensiunan 255 orang

9 Nelayan 0 orang

10 Peternak 60 orang

11 Jasa 2 orang

12 Pengrajin 197 orang

13 Pekerja Seni 0 orang

14 Lainnya 0 orang

15 Tidak Bekerja/Penganggur 0 orang Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Pendidikan adalah hal yang akan sangat membantu kemajuan

pembangunan desa. Dengan pendidikan yang berkualitas, sebuah desa dapat

memiliki SDM yang nantinya berguna dan berperan penting dalam masyarakat

(57)

memiliki 21 buah bangunan sekolah dan dilihat dari tingkat pendidikan

masyarakat, Desa Wijirejo memiliki 4987 orang yang yang lulus sekolah.

Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut ini:

Tabel 4.2 Jumlah Prasarana Pendidikan Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Perpustakaan Desa 1 buah

2 Gedung Sekolah PAUD ada buah

3 Gedung Sekolah TK 8 buah

4 Gedung Sekolah SD 7 buah

5 Gedung Sekolah SMP 3 buah

6 Gedung Sekolah SMA 2 buah

7 Gedung Perguruan Tinggi 0 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Wijirejo Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Masyarakat Jumlah Satuan

1 Taman Kanak-Kanak 315 orang

2 Sekolah Dasar/Sederajat 1696 orang

3 SMP 1849 orang

4 SMU/SMA 522 orang

5 Akademi/D1-D3 285 orang

6 Sarjana 265 orang

7 Pascasarjana S2 8 orang

8 Pascasarjana S3 0 orang

9 Pondok Pesantren 50 orang

10 Pendidikan Keagamaan 0 orang

11 Sekolah Luar Biasa 5 orang

12 Kursus Ketrampilan 0 orang

13 Tidak Lulus 0 orang

14 Tidak Sekolah 9 orang

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Selain pendidikan, kelengkapan sarana/prasarana lainnya seperti

kesehatan, ibadah dan olahraga juga dapat mendukung pemerintah desa dalam

melaksanakan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Masyarakat

(58)

melaksanakan kegiatan positif dan berguna bagi pembangunan desa. Menurut

data monografi tahun 2016, Desa Wijirejo memiliki 1 buah puskesmas, 10 buah

posyandu di setiap dusun, 15 buah masjid, 1 buah sarana olahraga (lapangan

bola). Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 berikut ini:

Tabel 4.4 Sarana/Prasarana Kesehatan Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Puskesmas 1 buah

2 Poskesdes 0 buah

3 UKBM (Posyandu/Polindes) 10 buah

Sumber: Data Monografi Desa Wijirejo Tahun 2016

Tabel 4.5 Sarana/Prasarana Ibadah Desa Wijirejo Tahun 2016

No Sarana/Prasarana Jumlah Satuan

1 Masjid 15 buah

2 Mushola 17 buah

3 Gereja 2 buah

4 Pura 0 buah

5 Klenteng 0 buah

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ....................................................................
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance, Perencanaan ADD, Pelaksanaan ADD, dan Pertanggungjawaban ADD
Gambar 3.1 sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan klien yang tercantum pada laporan.. keuangan perusahaan pada akhir periode yang

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sifat fisikokimia pati kentang alami yang didapatkan dari ketinggian lokasi penanaman kentang sehingga kentang

Sebagai implementasi dari Undang-Undang serta TAP MPR RI tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Madiun mendirikan Dinas Koperasi dan UKM sebagai instansi yang bertugas

27 Rajah berikut menunjukkan keluk permintaan dan penawaran bagi suatu barang di sebuah

c Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut, maka semua Keputusan serta Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Kelas IA Khusus

Adapun alasan utama dipilihnya masalah dan ditetapkannya latar penelitian ini, yakni: (1) Keberadaan Madrasah tersebut yang berada di bawah Departemen Agama dan

Pendidikan Multikeaksaraan merupakan panduan yang disusun sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran multikeaksaraan. Dengan tersusunnya bahan ajar