Abstrak
Putusan Pengadilan dalam perkara Perdata antara PT. Kereta Api Indonesia yang menggugat Tatang Sutarsa cs atas kepenghunian rumah negara di jalan Teratai No. 1 Bandung yang merupakan aset milik PT. Kereta Api Indonesia telah melalui banyak proses dan tahap hingga tingkat Peninjauan Kembali. Pengadilan Negeri pada mulanya menolak gugatan PT. KAI dan memenangkan tergugat Tatang Sutarsa cs, namun pada putusan Pengadilan Tinggi yang mendasarkan Putusannya kepada Undang-undang No. 4 Tahun 1992 jo Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman serta Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1994 jo Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2005 tentang Rumah Negara menyatakan bahwa PT. KAI adalah pemilik sah dari rumah tersebut dan putusan tersebut diperkuat dengan penolakan Upaya Hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali yang dilakukan oleh tergugat. Tujuan dari penelitian ini untuk meneliti apakah benar Pa Tatang Sutarsa Cs telah melakukan perbuatan melawan hukum dan melanggar ketentuan Undang-undang No. 4 Tahun 1992 jo Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman serta Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1994 jo Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2005 tentang Rumah Negara dan apakah penolakan upaya hukum Peninjauan Kembali sudah sesuai dengan Undang-undang No. 5 Tahun 2004 jo Undang-undang No. 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.
Metode yang digunakan dalam menganalisis kasus ini adalah Yuridis Normatif, yaitu didasarkan kepada analisis putusan yang ada di Persidangan yang dikaitkan dengan aturan Perundang-undangan yang berlaku dari zaman dahulu hingga saat ini.