• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG: Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG: Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SITI HERLINA NIM 1102813

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1)

Oleh Siti Herlina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Herlina 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(4)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(5)

Siti Herlina,2016

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

ABSTRAK

Siti Herlina. (2015). Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di Kelas V SDN Umbul Tengah 1 Kota Serang (Penelitian Eksperimen Pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di sekolah dasar, khususnya soal yang berbentuk cerita. Berdasarkan hasil study penjajakan yang dilakukan peneliti di SDN Umbul Tengah 1, hal ini disebabkan karena siswa tidak terbiasa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah dan siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Menyikapi masalah tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran learning cycle untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas VA SDN Umbul Tengah 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VB SDN Umbul Tengah 1 sebagai kelas kontrol. Desain pada penelitian ini adalah quasi eksperimental design dengan bentuk nonequivalent control group design. Soal pretes dan postes pada penelitian ini terdiri dari empat soal yang berbentuk uraian. Adapun subyek dari penelitian ini adalah berjumlah 60 siswa kelas V yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui hasil pretes dan postes kemampuan menyelesaikan soal pemecahan masalah pada konsep pembagian pecahan dan hasil wawancara. Data ini selanjutnya dianalisis menggunakan Software Statistic Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows dan Ms. Excel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata postes siswa kelas eksperimen yaitu 71,90 dengan rata-rata pretes kelas eksperimen 34,10 dan N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,5957. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang signifkan pada kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan model learning cycle.

(6)

Siti Herlina,2016

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Siti Herlina. (2015). Model of Learning Cyle to Increasing Mathematical Problem Solving Skill In 5th Grade SDN Umbul Tengah 1 serang city

This research is motivated by the lack of mathematical problem solving ability of students in primary schools, especially about the form of the story. Based on the results of an assessment study conducted by researchers at the SDN Umbul Tengah 1, this is because students are not accustomed to working on the problems solving and student aren’t actively involved in learning. Addressing these issues, researchers applied model of learning cycle to improve students' mathematical problem solving. This research was conducted at the VA class SDN Umbul Tengah 1 as an experimental class and a class VB SDN Umbul Tengah 1 as the control class. Design of this research is a quasi experimental design with shapes nonequivalent control group. Problem pretest and posttest in this study consisted of four questions that shape description. The subjects of this study is numbered 60 students of class V which consists of 30 students experimental class and 30 students of the control class. Data collected through the results of pretest and posttest problem solving abilities to solve problems in the concept of division of fractions and the results of this interview. And then data analyzed using Statistic Software Passage for the Social Science (SPSS) 21.0 for windows and Ms. Excel. The result showed that the average value posttest experimental class students is 71.90 with an average of 34.10 experimental class pretest and N-Gain experimental class at 0.5957. This suggests that an increase in students' mathematical problem solving ability which signifkan on the class who get teaching model learning cycle.

(7)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang tiada sekutu bagi-Nya, Rabb penggenggam semesta alam. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan

kepada imamnya para muttaqin, baginda Nabi dan Rasulullah Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat, dan para pejuang penerus risalahnya hingga akhir zaman. Dengan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Model

Pembelajaran Learning Ccycle Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis Siswa di Kelas V SDN Umbul Tengah 1 Kota Serang (Penelitian Eksperimen pada Kelas V SDN Umbul Tengah 1)” dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus

Serang. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Abdul Somad, M.Pd., selaku Direktur UPI Kampus Serang.

2. Bapak Drs. H. Effendi Zulkifli, M.Pd., selaku sekretaris UPI Kampus Serang juga selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberikan arahan, saran, dan motivasi bagi penulis selama proses bimbingan.

3. Bapak Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd., selaku ketua program studi S1 PGSD UPI Kampus Serang.

4. Bapak Andika Arisetyawan, M.Si., selaku pembimbing 2 yang selalu memberikan arahan, saran dan motivasi bagi penulis selama proses bimbingan. 5. Bapak dan Ibu Dosen UPI Kampus Serang yang telah memberikan dorongan

moril selama menimba ilmu di UPI KampusSerang.

6. Ibu Umiyati, S.Pd.I, M.Pd selaku kepala sekolah SDN Umbul Tengah 1 yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Sandi Indra Bayu, S.Pd dan Ibu Neneng Suprihatin, S.Pd selaku wali kelas V SDN Umbul tengah 1 yang telah menerima peneliti dengan baik sehingga terlaksananya penelitian ini.

(8)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain ucapan di atas, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

orang-orang terdekat, yaitu kepada:

1. Ibunda tercinta, adik, serta keluargaku yang senantiasa memberikan dukungan

moril maupun materil, do’a, kasih dan sayang dengan tulus kepada penulis.

2. Sahabat-sahabatku“ Jojoppy” yaitu Diah Anggraeni, Sunny Sufiyah, Hasnayati, Valena Herdayani, Dini Eliyanti, Indriyani, Umdatul Hasanah yang selalu

mendukung, mendo’akan, menyemangati serta memberikan keceriaan pada

kehidupan penulis.

3. Lingkaran cinta “Salsabila” yaitu Oni Nurhayati, Agustin Puji Lestari, Nurchasanah, Siti Rokhmah, Reni Febriyenti, Asmiroh, Muzdhalifah, yang selalu ada untuk mengingatkan ketika penulis mulai lelah dan lalai serta memberikan bantuan dan motivasi bagi penulis.

4. Rekan-rekan satu kelompok bimbingan skripsi yang telah bersedia berbagi ilmu dan selalu memberikan semangat kepada penulis.

5. Rekan-rekan kelompok 10 PPL UPI Kampus Serang yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian.

6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan PGSD UPI Serang angkatan 2011 khususnya kelas Matematika yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan studi keguruan ini.

7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta karunianya kepada semua

pihak yang telah telah mambantu dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saranbagi pembaca yang sifatnya

konstruktif. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin

Serang, Juni 2015

(9)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cyle ... 7

B. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 10

C. Penelitian yang Relevan ... 15

D. Kerangka Pemikiran ... 16

E. Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 18

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 19

(10)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 20

E. Prosedur Penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

(11)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka ... 22

3.2 Hasil Pertimbangan Validitas Isi ... 22

3.3 Interpretasi Derajat Reliabilitas ... 24

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pretes ... 25

3.5 Instrumen Soal Pretes ... 26

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Postes ... 27

3.7 Instrumen Soal Postes ... 28

3.8 Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 29

3.9 Instrumen Wawancara ... 30

3.10 Interpretasi N-Gain ... 37

4.1 Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen ... 39

4.2 Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol ... 40

4.3 Statistik Descriptif Tes Awal (Pretes) ... 42

4.4 Uji Normalitas Data Tes Awal (Pretes) ... 43

4.5 Uji Homogenitas Data Tes Awal (Pretes) ... 45

4.6 Independent Sampel Test Data Tes Awal (Pretes) ... 46

4.7 Pengelompokkan Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen ... 47

4.8 Pengelompokkan Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol ... 49

4.9 Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen ... 50

4.10 Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Kontrol ... 52

4.11 Statistik Descriptif Tes Akhir (Postes) ... 53

4.12 Uji Normalitas Data Tes Akhir (Postes) ... 54

4.13 Uji Homogenitas Data Tes Akhir (Postes) ... 56

4.14 Independent Sampel Test Data Tes Akhir (Postes) ... 57

4.15 Pengelompokkan Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen ... 58

4.16 Pengelompokkan Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Kontrol ... 59

4.17 Perbandingan Nilai Tes Awal- Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 61

(12)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.19 Pengelompokkan Kelas Eksperimen ... 63

4.20 Hasil Uji One Way Anova ... 64

4.21 Hasil Uji Scheffe ... 66

4.22 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelompok Kelas Eksperimen dan Kontrol Postes ... 67

4.23 N-Gain Kelas Eksperimen ... 68

4.24 N-Gain Kelompok Kelas Eksperimen ... 69

4.25 N-Gain Kelas Kontrol ... 70

4.26 N-Gain Kelompok Kelas Kontrol ... 71

4.27 Descriptive N-Gain ... 72

4.28 Rata-rata N-Gain Siswa ... 72

4.29 Hasil Wawancara Siswa ... 73

(13)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

DAFTAR DIAGRAM

Diagram

3.1 Prosedur Penelitian ... 32

4.1 Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Eksperimen ... 40

4.2 Nilai Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol ... 41

4.3 Plot Pretes Kelas Eksperimen ... 44

4.4 Plot Pretes Kelas Kontrol ... 44

4.5 Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Eksperimen ... 51

4.6 Nilai Tes Akhir (Postes) Kelas Kontrol ... 53

4.7 Plot Postes Kelas Eksperimen ... 55

4.8 Plot Postes Kelas Kontrol ... 56

4.9 N-Gain Kelas Eksperimen ... 69

4.10 N-Gain Kelas Kontrol ... 71

4.11 Perbandingan rata-rata Skor Pretes dan Postes ... 80

(14)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design ... 18

4.1 Keaktifan Siswa didalam Kelas ... 76

4.2 Siswa dengan Bantuan Guru Melakukan demonstrasi ... 76

4.3 Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok ... 77

4.4 Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok ... 77

4.5 Siswa Mengerjakan Soal Pemecahan Masalah Hasil Diskusi di depan Kelas ... 78

(15)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

1 Lembar Pertimbangan Validitas ... 88

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Learning Cycle ... 98

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 120

4 Kisi-Kisi Instrumen Pretes ... 129

5 Lembar Soal Pretes ... 130

6 Kunci Jawaban Soal Pretes ... 131

7 Hasil Pretes Siswa ... 135

8 Kisi-Kisi Instrumen Postes ... 139

9 Lembar Soal Postes ... 140

10 Kunci Jawaban Soal Postes ... 141

11 Hasil Postes Siswa ... 145

12 Instrumen Wawancara Siswa ... 149

13 Hasil Wawancara Siswa ... 150

14 Hasil Pengolahan Data Pretes menggunakan SPSS ... 155

15 Hasil Pengolahan Data Postes menggunakan SPSS... 158

16 Pengelompokkan Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 162

17 Pengelompokkan Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 163

18 Pengelompokkan Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 164

19 Pengelompokkan Nilai Postes Kelas Kontrol ... 165

20 Perbandingan Nilai Pretes-Postes Kelas Eksperimen ... 166

21 Perbandingan Nilai Pretes-Postes Kelas Kontrol ... 167

22 Data N-Gain Kelas Eksperimen... 168

23 Data N-Gain Kelas Kontrol ... 169

24 N-Gain Kelompok Kelas Eksperimen ... 170

25 N-Gain Kelompok Kelas Kontrol ... 171

26 Hasil Reliabilitas ... 172

27 Hasil Keseluruhan Penelitian ... 174 Foto-foto Kegiatan

Lampiran Surat Keterangan Observasi

(16)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran SK Pembimbing

(17)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang harus diberikan kepada siswa mulai dari pendidikan dasar hingga menengah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006 dalam buku Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran matematika di SD/MI adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma; 2) menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (dalam Yulinar, 2014, hlm. 1).

Dalam tujuan pembelajaran matematika tersebut diuraikan bahwa penguasaan matematika tidak hanya sebatas kemampuan berhitung, tetapi juga berupa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Sesuai dengan arah dan tujuan kurikulum di Indonesia, National Council of Teacher of Mathematic di Amerika (dalam Supriadi, 2012, hlm. 40) menetapkan ada lima standar proses dalam pembelajaran matematika, yaitu:

(1) belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem solving); (2) belajar untuk bernalar dan bukti (mathematical reasoning and proof); (3) belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication); (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection); dan (5) belajar untuk mempresentasikan (mathematical representation).

(18)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu bertemu dengan masalah, baik masalah dalam bentuk soal-soal yang diberikan oleh guru di sekolah maupun masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruseffendi (dalam Machmud, 2013, hlm. 4) mengemukakan bahwa “kemampuan pemecahan masalah amatlah penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka yang dikemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam kehidupan sehari-hari”.

Selain itu, Wena (2012, hlm. 52) mengatakan “pada dasarnya tujuan akhir

pembelajaran adalah menghasilkan pengetahuan dan keterampilan dalam

memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat”.Oleh karena

pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa perlu dilatih sehingga siswa mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Untuk menjadikan siswa terampil dalam memecahkan masalah hendaknya guru memberikan pengalaman dalam pemecahan masalah.Pengalaman tersebut dapat berupa soal-soal yang berkaitan dengan masalah yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah khususnya masalah matematis.

Namun pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini berdasarkan hasil tes Programme for Internasional Student Assesment (PISA) yang dilaksanakan pada tahun 2012

menyatakan bahwa “kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia menduduki

peringkat 64 dari 65 negara dengan nilai rata-rata 375. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa menurut PISA selaras dengan rendahnya

prestasi siswa di sekolah”(Angelina, 2014, hlm. 2).

(19)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(20)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada pada soal sehingga kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut.Hal ini dikarenakan pembelajaran yang dilakukan di kelas berpusat pada guru, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi, dan mengerjakan soal.Selain itusiswa pun tidak terbiasa dengan soal-soal pemecahan masalah.Dengan demikian siswa tidak mempunyai pengalaman dalam memecahkan masalah matematika serta mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada soal-soal yang membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi. Kegiatan pembelajaran seperti ini akan menghambat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Berangkat dari kesenjangan tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan, dan sesuai dengan perkembangan siswa.Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan, peneliti menemukan model pembelajaran yang dianggap cocok untuk diterapkan. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran learning cycle atau pembelajaran siklus yang pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study.Model pembelajaran ini menganggap

bahwa siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat menemukan konsep sendiri.Hal ini memberikan suatu implikasi dalam pembelajaran matematika yang membuat pembelajaran menjadi bermakna dan mudah untuk dipahami.Hal ini sejalan dengan pendapat Mukrimah (2014, hlm. 109)

mengemukakan bahwa “learning cycle yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student sentered)”. Menurut Wena (2012, 70) “learning cycle (pembelajaran siklus) merupakan salah satu model pembelajaran dengan

pendekatan konstuktivis”. Menurut Lorsbach & Tbin (dalam Barlia, 2010, hlm. 17) “konstruktivisme adalah suatu paham atau pemikiran bahwa manusia belajar

untuk memahami informasi-informasi dan menghubungkan pengetahuan baru

melalui pengalaman yang diperolehnya sendiri”.

Berdasarkan kajian di atas, maka penulis termotivasi untuk melakukan

(21)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG B. IDENTIFIKASI MASALAH

Pada penelitian ini, Peneliti mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan semua permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar masih berpusat pada guru sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah, khususnya soal yang berbentuk cerita.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanamodel pembelajaran learning cycle dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?

2. Adakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model learning cycle lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional?

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai keterampilan pemecahan masalah pada konsep pembagian pecahan di kelas V Sekolah Dasar semester genap.Terlalu luasnya cakupan materi pecahan menjadi alasan dilakukannya pembatasan masalah.Selain itu, pembatasan masalah juga dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh data tentang penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model learning cycle.

E. MANFAAT PENELITIAN

(22)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagi Guru Sekolah Dasar

Penerapan Learning Cycle khususnya bagi guru SDN Umbul Tengah 1 dan umumnya bagi semua guru sekolah dasar, diharapkan dapat menjadi bahan masukan sebagai salah satu cara yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Siswa

Penerapan Learning Cycle diharapkandapat meningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada konsep pembagian pecahan khususnya bagi siswa SDN Umbul Tengah 1.

3. Peneliti

Sebagai calon guru, penelitian ini menjadi sarana bagi pengembangan diri peneliti dan dapat dijadikan sebagai acuan/referensi untuk penelitian lain. F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Learning Cycle

Model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang menghubungkan pengetahuan baru melalui pengalaman yang diperoleh sendiri.Learning cycle yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah learning cycle 7e yakni learning cycle yang memiliki 7 fase yaitu pengetahuan siswa

(elicit), informasi (engage), menyelidiki (eksplore), menjelaskan (expalain), menerapkan (elaborate), menilai (evaluate), dan memperluas (extend).Model pembelajaran ini dirancang agar anak dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. 2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

(23)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG G. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian terdahulu yang relevan, definisi operasional.

3. Bab III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini membahas mengenai desain penelitian, partisipan, pupulasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini membahas mengenai hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. 5. Bab V Simpulan dan Saran

(24)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian quasi eksperimental design. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 114) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk desain quasi eksperimen yang peneliti gunakan adalah nonequivalent control design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol

tidak dipilih secara random. Oleh karena itu pada penelitian ini memiliki satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun untuk variabel bebas ialah model pembelajaran learning cycle, sedangkan untuk variable terikatnya adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

2. Desain Penelitian

Adapun bentuk design metode kuasi eksperimen nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 116):

Gambar 3.1

Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas eksperimen)

O2 = Tes awal sebelum perlakuan (pretes kelas kontrol)

X = Perlakuan (treatment) dengan model pembelajaran learning cycle O3 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas eksperimen)

O4 = Tes akhir setelah perlakuan (Postes kelas kontrol)

(25)

19

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Masing-masing kelas penelitian diberi pretes dan postes, dan relatif tidak ada perlakuan secara khusus yang diberikan pada kelas kontrol.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah kelas VA dan VB, dengan kelas VA berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan dan untuk kelas VB pun berjumlah 34 siswa, dengan 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Namun, dalam pelaksanaan penelitian tidak semua siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data hanya diambil 30 siswa pada masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat dilakukannya penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini difokuskan pada kelas V semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan materi pembagian pecahan. Peneliti memilih SDN Umbul Tengah 1 sebagai lokasi penelitian dikarenakan lokasinya yang relative dekat dari tempat tinggal peneliti dan memiliki dua rombongangan belajar yaitu kelas VA dan VB sehingga memudahkan proses penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, hlm. 117).

Arikunto (2010, hlm. 173) menambahkan bahwa “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V

SDN Umbul Tengah 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang. 2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010, hlm. 174). Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling atau sampel yang disengaja.

(26)

20

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan

sampelnya atau untuk tujuan tertentu” (Riduwan, 2008, hlm. 63). Untuk sampel pada penelitan ini adalah kelas V SDN Umbul Tengah 1 dengan dua kelas pararel yang telah peneliti tentukan dengan pertimbangan tertentu. Setelah menentukan sampel kelas, kemudian membagi kedalam kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran learning cycle dan kelas kontrol pada menggunakan pembelajaran konvensional.

D. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010, hlm. 203) mengemukakan “instrument penelitian adalah alat

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument berupa tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah, sedangkan instrument non tes berupa wawancara.

1. Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari dua bagian, yaitu pretes dan postes. Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang konsep yang akan diajarkan sebelum mengikuti pembelajaran. Pretes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam waktu yang bersamaan sebelum treatment dilakukan. Sedangkan tes akhir (postes) diberikan dengan maksud untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberlakukannya treatment (perlakuan). Tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan adalah berbentuk essai dengan tujuan agar siswa dapat memahami permasalahan yang ada pada soal serta melihat langkah-langkah penyelesaian soal yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab setiap permasalahan yang ada. Adapun jumlah soal yang diberikan pada pretes dan postes yaitu berjumlah 4 soal essai.

(27)

21

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

dianggap ahli dalam hal ini. Adapun validator yang menguji kevalidan instrument tes ini adalah dosen pembimbing dan guru kelas V SDN Umbul tengah 1.

a. Validitas Tes

Arikunto (2010, hlm. 211) menyatakan bahwa “suatu instrument dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrument juga dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat”. Instrument atau alat evaluasi yang dimaksud dalam hal ini adalah soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Untuk mengetahui validitas muka dan validitas isi, dilakukan dengan pertimbangan (judgement) dari para ahli atau orang yang dianggap ahli dalam hal ini, salah satunya adalah dosen pembimbing. Pada penelitian ini validitas soal dimulai oleh validator yang merupakan dosen pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul Tengah 1. Adapun kriteria dalam pengujian validitas soal ini terdiri dari dua yaitu validitas soal pretes dan postes. 1) Validitas Muka

Suherman (2001, hlm. 132) mengatakan bahwa “validitas muka yaitu

keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertianya atau tidak menimbulkan tafsiran lain”. Jadi, suatu soal dapat dikatakan valid dari segi validitas muka apabila soal tersebut memiliki kejelasan dari segi bahasa atau redaksional sehingga maksud dari soal tersebut dapat dipahami oleh siswa.

Untuk mendapatkan soal yang sesuai dengan validitas muka, pembuatan soal dilakukan dengan bimbingan dari pembimbing dan dilakukan berdasarkan pertimbangan (judgement) dari orang yang dianggap ahli dalam hal ini, diantaranya adalah dosen pembimbing dan wali kelas V SDN Umbul tengah 1. 2) Validitas Isi

(28)

22

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Hasil Pertimbangan Validitas Muka

No. Soal

Valid (1) atau Tidak Valid (0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. (0)

Perbaiki redaksi yang ada pada soal agar mudah dipahami oleh siswa serta tambahkan gambar pada setiap soalnya agar lebih jelas dan menarik.

2. (0) 3. (0) 4. (0)

Tabel 3.2

Hasil Pertimbangan Validitas Isi

No. Soal

Valid (1) atau Tidak Valid (0)

Komentar dan Saran Perbaikan

1. (1)

Isi soal sudah sesuai dengan materi dan indikator kemampuan pemecahan masalah

2. (1) 3. (1) 4. (1)

Berdasarkan hasil pertimbangan tersebut di atas, dapat dilihat bahwasanya untuk validitas muka masih terdapat kesalahan disetiap soal/ Akan tetapi untuk validitas isi sudah baik. Maka, atas hasil pertimbangan tersebut, untuk soal-soal yang masih salah dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan validator, sehingga soal menjadi valid.

b. Reliabilitas Tes

(29)

23

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

instrument tersebut sudah baik. Artinya, Apabila datanya digunakan beberapa kali untuk objek yang sama, maka akan mengasilkan data yang sama pula. Karena itu, koefisien reliabilitas menyatakan derajat keterandalan alat evaluasi, dinotasikan dengan r11. Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk

uraian dikenal dengan rumus Alpha (Riduwan, 2008, hlm. 125-126) sebagai berikut.

( ) ( )

Keterangan:

= Nilai reliabilitas = Jumlah item

= Jumlah varians skor tiap-tiap item = Varians total

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha yaitu sebagai berikut:

1) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana,

= Varians skor tiap-tiap item

= Jumlah kuadrat item

= Jumlah item dikuadratkan N = Jumlah responden

2) Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Dimana,

= Jumlah varians semua item

= Varians item ke-1, 2, 3…n

3) Menghitung varians total dengan rumus:

(30)

24

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dimana,

= Varians total

= Jumlah kuadrat X total

= Jumlah item X total dikuadratkan N = Jumlah responden

4) Masukkan nilai Alpha kedalam rumus Alpha.

Hasil data yang diperoleh dari instrument tes pada penelitian ini tidak dihitung secara manual, melainkan diolah dengan menggunakan bantuan program software Anates.

[image:30.595.109.515.126.559.2]

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi yang dapat digunakan dibuat oleh Guilford (Suherman, hlm. 156) yang disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Interpretasi Derajat Reliabilitas Nilai Interpretasi

Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ Derajat reliabilitas rendah

0,40 ≤ Derajat reliabilitas sedang

0,60 ≤ Derajat reliabilitas tinggi

0,80 ≤ Derajat reliabilitas sangat tinggi

(31)

25

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

[image:31.595.57.567.198.629.2]

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pretest Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester :V/2

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

Kompetensi

Dasar Indikator

Tingkat Kesulitan

K1 K2 K3

Jumlah Bobot Essai Essai Essai

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

5.3.1 Pemilihan dan penerapan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar matematika.

Mudah 1 (2)

1 10

Sedang

Sukar 5.3.2 Membuat model

matematika dari suatu

permasalahan dan

menyelesaikannya.

Mudah

1 10

Sedang 1 (3)

Sukar

5.3.3 Menerapkan matematika secara otentik dan bermakna.

Mudah

1 10

Sedang 1 (1)

Sukar 5.3.4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal serta memeriksa kebenaran jawaban.

Mudah

1 10

Sedang

Sukar 1 (4)

(32)

26

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

[image:32.595.108.543.107.744.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3.5

Instrumen Soal Pretes

NO INDIKATOR SOAL PRETES

1 Menerapkan

matematika secara

otentik dan

bermakna.

Ibu memiliki 2 kg gula. Gula tersebut akan digunakan untuk membuat 60 buah kue donat. Berapa kg gula yang dibutuhkan Ibu untuk membuat 1 buah kue donat?

2 Pemilihan dan penerapan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar

matematika Ibu Lilis memiliki bagian kue brownis. Ibu ingin membagi kue tersebut kepada kedua anaknya dengan bagian sama besar.

Berapa bagian roti yang didapat oleh masing-masing anak Ibu Lilis?

3 Membuat model matematika dari suatu permasalahan dan

menyelesaikannya. Kakak ingin membuat bros dari kain bekas. Untuk satu bros memerlukan kain sepanjang meter. Berapa banyak bros yang dapat kakak buat, jika kain bekas yang dimilikinya adalah meter?

4 Menjelaskan atau menginterpretasikan

hasil sesuai

permasalahan asal serta memeriksa kebenaran jawaban.

Ibu Diah membeli beras 6 kg. Setiap hari ibu Diah menanak nasi untuk keluarganya sebanyak . Beras tersebut dapat memenuhi kebutuhan ibu Diah dan keluarganya selama 5 hari. Periksa kembali apakah benar beras tersebut dapat habis selama 5 hari?

(33)

27

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

[image:33.595.56.571.183.693.2]

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Postes Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester :V/2

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi

Dasar Indikator

Tingkat Kesulitan

K1 K2 K3

Jumlah Bobot Essai Essai Essai

5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan

5.3.1 Pemilihan dan penerapan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar matematika.

Mudah 1 (2)

1 10

Sedang

Sukar

5.3.2 Membuat model matematika dari suatu permasalahan dan menyelesaikannya.

Mudah

1 10

Sedang 1 (1)

Sukar 5.3.3 Menerapkan

matematika secara otentik dan bermakna.

Mudah

1 10

Sedang 1 (3)

Sukar 5.3.4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan

hasil sesuai

permasalahan asal serta memeriksa kebenaran jawaban

Mudah

1 10

Sedang

Sukar 1 (4)

(34)

28

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

[image:34.595.87.537.126.738.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Instrumen Soal Postes

NO

INDIKATOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS

SOAL POSTES

1 Menerapkan matematika secara otentik dan bermakna.

1 Botol sirup marjan dapat dibuat es sirup sebanyak 25 gelas, Jika Bibi ingin membuat 15 gelas es sirup, berapa botol sirup marzan yang dibutuhkan Bibi?

2 Pemilihan dan penerapan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika dan atau di luar matematika.

Bella mempunyai batang coklat yang akan diberikan kepada ketiga temannya dengan bagian sama banyak.Berapa batang coklat yang didapat oleh masing-masing teman Bella?

3 Membuat model matematika dari suatu permasalahan dan menyelesaikannya.

Dibutuhkan gelas susu cair untuk membuat sebuah puding. Berapa banyak puding yang dapat dibuat dari gelas susu cair?

4 Menjelaskan atau

menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal serta memeriksa kebenaran jawaban

Ibu Dini membeli beras sebanyak 5 kg. Setiap hari ibu Dini menanak nasi untuk keluarganya sebanyak . Beras tersebut dapat memenuhi kebutuhan ibu Dini dan keluarganya selama 3 hari. Periksa kembali apakah benar beras tersebut dapat habis selama 3 hari?

Skor Maksimal

(35)

29

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

[image:35.595.118.538.222.701.2]

Keefektifan berupa keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran learning cycle berkaitan dengan penyajian konsep pembagian pecahan. Untuk mengukur skor terhadap soal-soal pemecahan masalah berdasarkan langkah-langkah Polya dituliskan acuan pemberian skor dengan adaptasi dari Vermont Math Problem Solving Criteria dalam Machmud (2013, hlm. 83) seperti berikut:

Tabel 3.8

Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Indikator yang

Dinilai

Respon terhdap soal/masalah Skor Kumulatif Memahami

masalah melalui identifikasi

unsur-unsur yang

dietahui,

ditanyakan, dan kecakupan unsur yang diperlukan.

Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, tetapi masih salah

1 Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang

diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap

2

Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian dan dapat mengidentifikasi kecukupan unsur yang diperlukan dan menggunakan semua informasi yang ada pada konteks dengan tepat

3

Membuat/menyus un strategi penyelesaian dan mempresentasikan (dengan symbol, gambar, grafik, tabel. Diagram, model, dll).

Strategi repsentasi yang dibuat kurang relevan dan mengarah pada jawaban yang salah

1 Strategi yang dibuat sudah tepat, representasi

secara jelas menggambarkan situasi konteks masalah, soal dan mengarah pada jawaban yang benar.

2

Memilih/menerapk an strategi pemecahan untuk mendapatkan solusi

Ada penyelesaian tetapi prosedur yang dtempuh kurang tepat/relevan.

1 Ada penyeleaian dengan prosedur yang

tepat/relevan, tetapi masih terdapat sedikit kekeliruan dalam perhitungan

2

Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepat/relevan dengan solusi yang lengkap dan benar.

3

Memeriksa

kebenaran solusi dan merefleksi

(36)

30

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Wawancara

Menurut Hadi (dalam Sugiyono, hlm. 194) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu di pegang oleh penelaiti dalam menggunakan metode wawancara yaitu:

a. Responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

b. Bahwa apa yang ditanyakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Wawancara dilakukan terhadap beberapa siswa dari kelas eksperimen untuk memperkuat hasil tes, apakah dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle siswa lebih paham dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Wawancara dilaksanakan setelah treatment selesai dilakukan. Kelebihan dari wawancara adalah, peneliti dapat bertatap muka langsung dengan siswa sehingga siswa dapat mengungkapkan pendapat atau jawabannya dengan bebas.

Adapun bentuk instrument wawancara dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

[image:36.595.97.532.252.754.2]

Tabel 3.9 Instrumen Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa pendapat kamu terhadap pembelajaran dengan model learning cycle dibandingkan dengan pembelajaran yang biasanya hanya ceramah?

2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran learning cycle kamu lebih tertarik untuk belajar matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah?

3. Dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan, kamu lebih suka mengerjakannya secara kelompok atau sendiri? Mengapa?

4. Apakah setiap aktivitas yang kamu lakukan dalam pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran learning cycle dapat membuat kamu lebih memahami materi pembagian pecahan?

5. Apakah manfaat yang kamu rasakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle?

(37)

31

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan berupa studi literatur dan studi lapangan. b. Merancang perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran learning cyle dan untuk kelas kontrol menggunakan metode konvensional, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), dan mempersiapkan materi pembelajaran.

c. Menyusun instrument penelitian berupa instrument tes dan instrument non tes.

d. Judgment Instrumen oleh Ahli e. Revisi Judgment Instrumen 2. Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan pretes kemampuan pemecahan masalah matematis yang dilakukan satu kali kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran learning cycle dan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

c. Melakukan postes dengan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan model learning cycle serta pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. d. Memberikan tes wawancara kepada siswa kelas eksperimen untuk

mengetahui tanggapan mereka tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model learning cycle.

3. Pengolahan Data

a. Mengolah skor pretes dan postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(38)

32

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Postes

Pengolahan dan Analisis Data

Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model konvensional pada kelas kontrol Pelaksanaan Pembelajaran

dengan menggunakan model learning cyle pada kelas

eksperimen

c. Penarikan kesimpulan

Adapun alur penelitian yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan ditunjukkan pada bagan di bawah ini.

Kesimpulan Diagram 3.1 Prosedur Penelitian

Pretes

Menyusun Instrumen Penelitian

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle dan konvensional pada

konsep pembagian pecahan Studi Pendahuluan

(39)

33

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG F. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:

1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) pembelajaran terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Akan tetapi dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan jadwal dari masing-masing kelas.

2. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa pada kelas eksperimen. Instrument ini diberikan setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan. G. Teknik Analisis Data

Analisis data tes kemampuan pemecahan masalah, dan hasil wawancara dilakukan dengan bantuan Software Statistics Passage For The Social Science (SPSS) 21.0 for windows. Adapun langkah-langkah uji statistik yang dilakukan

adalah sebagai berikut: 1. Data Kuantitatif

Analisis dan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan peningkatan kemampuan siswa (indeks gain) dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengolah data kuantitatif dengan bantuan SPSS 21.0 for windows. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Anaslisis Statistik Deskriptif

Analisis dtatistik deskriptif merupakan statistic yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono 2012: hlm. 207). Adapaun analisis statistic deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai minimum, maksimum, mean, simpangan baku, dan standar deviasi dari data yang sudah didapatkan.

b. Uji Normalitas

(40)

34

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

statistik parametris, dalam hal ini adalah t-test. Jika data yang diperoleh tidak normal maka uji lanjutannya adalah menggunakan statistik non parametris. Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut:

H0 : data berdistribusi normal

Ha : data tidak berdistribusi normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan data yang akan diproses pada

program, kemudian pilih analyze, descriptive statistic dan explore, maka akan keluar output nilai uji normalitas dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya hipotesisnya sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

2. Jika nilai signifikjansi < 0,05 maka H0 ditolak.

c. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi dilakukan dengan maksud untuk megetahui apakah variansi kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan apabila pada uji normalitas diperoleh kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Uji homogenitas sampel dilakukan dengan uji F sebagai berikut:

(Sudjana, 2001, hlm. 249) Keterangan:

2 1

S = variansi besar 2

2

S = variansi kecil

Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut:

H0 : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian sama

Ha : kelompok data skor pretes atau skor postes antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian berbeda

Uji statistik yang akan digunakan adalah uji Levene Statistik dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0,05.

(41)

35

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

2. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak.

Untuk mempermudah pengolahan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 21.0 for windows dengan cara memasukkan data yang akan diolah pada program kemudian pilih analyze, descriptive statistic, dan pilih explore maka akan keluar berupa output nilai uji homogenitas.

d. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Rata-rata hasil pretes dan postes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dari kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau tidak.

Hipotesis uji perbedaan rata-rata pretes sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ha : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Hipoptesis uji perbedaan rata-rata postes sebagai berikut:

H0 : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle tidak lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Ha : kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

model pembelajaran learning cycle lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Apabila kelompok data tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji normalitas berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independen Sample T Test.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan rata-rata dengan taraf

signifikansi α = 5% adalah H0 diterima jika nilai signifikansi (sig) > 0,05 dan H0

ditolak jika nilai signifikansi (sig) < 0,05.

(42)

36

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang akan diolah pada cell baru (variabel view) kemudian pilih analyza copare means dan klik independent samples t tes maka akan keluar output berupa

tabel uji-t.

e. Pengelompokkan Nilai Pretes dan Postes

Pengelompokkan data dilakukan untuk mengelompokkan hasil nilai, baik hasil nilai pretes maupun postes. Nilai tersebut kemudian dikelompokkan kedalam berdasarkan nilai tinggi, sedang, dan rendah.

Pembagian siswa kedalam tiga kelompok (tinggi, sedang, rendah) didasarkan pada kategori menurut Arikunto (dalam Aliyah, 2013, hlm. 36) sebagai berikut:

1) Jika ̅ ≥ ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok

2) Jika ( ̅ - std) ≤ ̅ < ( ̅ + std) maka ̅ masuk kedalam kelompok sedang 3) Jika ̅ < ( ̅ - std) maka ̅ masuk kedalam kelompok rendah

f. Analisis Data Pengelompokkan Nilai Postes Eksperimen

Analisis ini dimaksudkan untuk melihat apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah dari masing-masing kelompok pada kelas eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows. Setelah hasil postes kelas eksperimen dibagi kedalam beberapa kelompok nilai, maka selanjutnya dilakukan uji One way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok) dengan cara memasukkan kedalam tabel yang terdapat pada SPSS kemudian pilih Analyze pilih Compare Means pilih One Way Anova pada Post Hoc Multiple Comparison ceklis scheffe dan klik continue, maka akan muncul hasil perhitungan Anova dari postes kelas eksperimen. Setelah didapatkan hasil, maka langkah selanjutnya adalah mencari manakah diantara tiga kelompok yang menyebabkan perbedaan tersebut dengan menggunakan uji scheffe.

g. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematus siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun perhitungan gain ternormalisasi mengunakan bantuan software Ms. Excel dengan rumus dari Melzer (Humairoh, hlm. 42).

(43)

37

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

[image:43.595.107.516.131.627.2]

Dimana skor ideal adalah 100. Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.10 Interpretasi N-Gain

Skor Gain Interpretasi

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

2. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara.. Analisis data kualitatif dimulai dengan mengelompokkan data kedalam kategori tertentu. Data yang diperoleh diidentifikasi terlebih dahulu kemudian dianalisis. Selanjutnya data yang terkait dengan tujuan keperluan tertentu diolah dan dikualifikasikan seperlunya untuk menghasilkan suatu kesimpulan.

a. Analisis Data Hasil Wawancara

(44)

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa kelas eksperimen yang yang mendapatkan pembelajaran dengan model learning cycle lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata postes keduanya. Terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai rata-rata kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol.

Selain dilihat dari hasil rata-rata pada uji pretes dan postes, sikap yang ditunjukkan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle yaitu sikap positif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan setelah penelitian selesai. Hasil yang didapat dari wawancara menunjukkan respon yang positif sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan model learning cycle

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas, peneliti menyarankan untuk: 1. Menggunakan model pembelajaran learning cycle sebagai alternatif model

pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Melalui tahapan-tahapan belajar yang ada pada model ini, siswa dapat memperoleh pengalaman sendiri sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep dan akhirnya mampu memecahkan masalah. Selain itu, dalam pelaksanaanya guru perlu memperhatikan pengelolaan waktu sehingga pembelajaran dengan model learning cycle dapat terlaksana dengan lancar.

(45)

85

Siti Herlina,2015

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

pada materi pembelajaran yang lain dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

(46)

Siti Herlina,2016

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

(47)

Siti Herlina,2016

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DI KELAS V

SDN UMBUL TENGAH 1 KOTA SERANG

DAFTAR PUSTAKA

Angelina, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SD. PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia, Tasikmalaya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta

Aziz, Z (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle 7e Untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa SMP Pada Pokok Bahasan Usaha dan Energy. (Skripsi). FMIPA UNNES.

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press

Bondan Widjajanti, D. (2009). “Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, hlm. 402-413

Charifatul Aliyah, W. (2013). Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction

(PBI) Terhadap Kemampuan Matematis Siswa SD. (Skripsi). PGSD,

Universitas Pendidikan Indonesia, Serang.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Humairoh, I. (2014). Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematics Education

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Di Kelas IV SDN Serang 7. (Skrisi). PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia, Serang.

I Gusti, dkk . (2014). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Baler Bale Agung Jambrana Tahun Pelajaran 2012/2013. E-Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1), hlm. 1-10.

Lidinillah, D. A. M. (2012). Heuristic Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dan Pembelajaranya Di Sekolah Dasar. [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/KDTASIKMALAYA/DINDIN_ ABABD_MUIZ_LIDINILLAH_%28KDTASIKMALAYA%2919790113200 501103/132313548%20dindin%20abdul%20%muiz%lidimillah/.pdf

Machmud, T. (2013). Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Efficacy Siswa SMP Melalui Pendekatan

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka ...................................................
Gambar 3.1 Metode Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design ..... 18
Metode Kuasi Eksperimen Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3.1 Hasil Pertimbangan Validitas Muka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini senada dengan Dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan minat baca siswa Madrasah Aliyah Negeri Mangempang Barru salah satunya dilakukan dengan menambah

[r]

Isi dari Akumulator A akan ditambahkan dengan isi dari memori RAM Internal di alamat 00H beserta carry flag dan hasilnya disimpan di Akumulator A, Apabila carry flag set maka

Produk elektronik hasil daur ulang yang dimaksud adalah bahwa produk tersebut hanyalah kelihatan baru dari sisi luarnya saja, sedangkan jika dilihat dari

Keempat, BI rate hanya berpengaruh secara parsial terhadap harga saham di enam Indeks Sektoral BEI, yaitu Indeks Sektor Properti dan Real Estate , Indeks Sektor

[r]

Latihan menggiring bola menggunakan metode circuit training memberikan peningkatan yang signifikan terhadap hasil keterampilan dribbling dalam permainan

Radiografi bitewing adalah radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota gigi, interproksimal dan puncak alveolar pada maksila dan mandibula