DESAIN DIDAKTIS PADA PEMBELAJARAN TATA NAMA
SENYAWA ANORGANIK DAN ORGANIK SEDERHANA
BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI
SELF-REFLECTION GURU DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan Kimia
Oleh: Bayu Saputra NIM. 1303271
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
SEKOLAH PASCASARJANA
DESAIN DIDAKTIS PADA PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA
ANORGANIK DAN ORGANIK SEDERHANA BERBANTUAN LESSON
ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU DI SEKOLAH MENENGAH
ATAS (SMA)
Oleh: Bayu Saputra
S.Pd. Universitas Lampung, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia
Sekolah Pascasarjana
©Bayu Saputra 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
HALAMAN PENGESAHAN
BAYU SAPUTRA 1303271
DESAIN DIDAKTIS PADA PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK DAN ORGANIK SEDERHANA BERBANTUAN LESSON
ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. rer. nat. Asep Supriatna, M.Si NIP. 196605021990031005
Pembimbing II
Dr. Hernani, M.Si NIP. 196711091991012001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP. 196611211991031002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Desain Didaktis Pada Pembelajaran Tata Nama Senyawa Anorganik dan Organik Sederhana Berbantuan
Lesson Analysis sebagai Self-Reflection Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA)”
beserta seluruh isiya adalah benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Pernyataan
tersebut di atas apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran etika keilmuan atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini, saya siap menanggung
risiko/sangsi yang diberikan.
Bandung, 3 Juli 2015
Yang membuat pernyataan
Kata Pengantar
Alhamdullilah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha
Agung yang senantiasa memberikan nikmat sehat, iman serta islam hingga pada
akhirnya penulis mampu menyelesaikan tesis ini dengan judul “Desain didaktis pada pembelajaran tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana berbantuan lesson analysis sebagai self-reflection guru di sekolah menengah atas (SMA)”. Adapun tesis ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar Master Pendidikan Kimia di Universitas Pendidikan
Indonesia.
Tesis ini dirancang untuk meminimalisir hambatan belajar siswa dengan
cara membuat desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai self reflection
guru. Materi pokok yang dipilih adalah tata nama senyawa anorganik dan organik
sederhana. Materi tersebut dipilih karena seringkali dianggap remeh dan mudah
dipelajari dengan cara menghafal. Kenyataanya banyak siswa yang mengalami
hambatan belajar. Desain didaktis yang telah dibuat oleh peneliti dapat
meminimalisir hambatan belajar dan memperbaiki pembelajaran yang tadinya
hanya menghafal dirubah menjadi memahami pola aturan tata nama, termasuk
membuat guru menjadi sadar terhadap kesalahan yang terjadi pada pembelajaran
melalui self reflection.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan kalimat maupun penyusunan kata. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini menjadi bagian inspirasi untuk
penelitian berikutnya, khususnya pada bidang kajian pendidikan kimia, secara luas
UCAPAN TERIMA KASIH
Tesis ini ditulis sesuai dengan buku pedoman penulisan karya tulis ilmiah
universitas pendidikan indonesia tahun 2015. Selama penulisan tesis ini, penulis
mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun
materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan penghargaan dan rasa
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Didi Suryadi, M.Si. sebagai Direktur sekolah pascasarjana
Universitas Pedidikan Indonesia yang telah berkenan membagi ilmu
mengenai desain didaktis yang peneliti kembangkan dan membantu secara
administratif.
2. Bapak Dr. rer. nat. Asep Supriatna, M.Si. sebagai pembimbing I yang
telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan motivasi selama
menyelesaikan penulisan tesis ini.
3. Ibu Dr. Hernani, M.Si., sebagai pembimbing II yang tak lepas
membimbing dan memotivasi dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Sumar Hendayana, M.Si., sebagai penguji I yang telah
memberikan bimbingan kritik dan saran dengan sabar dalam
menyempurnakan tesis yang penelitia buat.
5. Bapak Dr. kurnia, sebagai penguji II yang telah baik hati memberikan
kritik dan saran dalam tesis ini.
6. Bapak Dr. Wawan Wahyu M.Pd., sebagai pembimbing akademik yang
selalu mengingatkan pengisian kontrak kuliah dan memotivasi dalam
penyelesaian tesis ini.
7. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu yang telah memberikan sebagian besar
perhatian serta mendoakan dalam menyelesaikan studi ini, tidak lupa adik
yang juga turut memberikan semangat.
8. Bapak Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si., selaku ketua program studi
pendidikan kimia sekolah pascasarjana UPI yang telah membantu
9. Ibu komalia, S.Pd., M.Pd., sebagai guru kimia lab. school skaligus sebagai
guru model dalam tesis yang saya buat.
10.Teman seperjuangan: Khaerani, Sherly, Aisyah, Tim tesis 2014 (Tini,
Rizky, Yunitha, Resti), teman satu angkatan 2013 kelas A terfaforit: Pak
Anggi (Sumedang), Bu Retno (Bangka belitung), Bu Yanti (Tasik), Bu
Ani (Ciparai), Alia (Balai endah) Bu Ifah (Surabaya), Anggun
(Bengkulu), Fera (Indramayu). Kelas B tanpa terkecuali.
11.Teman dekat selama dibandung khususnya di panorama; Mas Ito Bakso,
Mas Sheget tentara KPAD, A Iwan Roti, A Didit Gorengan, Aris, Wildan,
Yulius, dan teman-teman di KPAD Jl. Kartika I no. 232 B.
12.Teman Organisasi Forum Komunikasi Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia 2014 (FKM, SPs, UPI) tanpa terkecuali.
Tim tesis angkatan 2012 (Nofri, Yorika, Silvia, Olen, Pak Aa) yang telah
bersedia membagi pengalaman dalam penulisan tesis ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah membantu
penyelesaian tesis.
Penulisan tesis ini adalah suatu proses pembelajaran yang sangat berharga
bagi penulis. Semoga bantuan dan bimbingan dari pihak mana pun menjadi amal
ibadah kelak di yaumil akhir, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca
dalam rangka perkembangan penelitian dunia pendidikan khususnya pendidikan
kimia
Bandung, 3 Juli 2015 Penulis
Bayu Saputra
ABSTRAK
Desain Didaktis pada Pembelajaran Tata Nama Senyawa Anorganik dan Organik Sederhana Berbantuan Lesson Analysis sebagai
Self-reflection Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan desain didaktis untuk meminimalisir hambatan belajar siswa, memperoleh lesson analysis sebagai self
refclection guru dan desain didaktis revisi berdasarkan hasil temuan pada materi
tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah 30 siswa kelas XI, 30 siswa kelas X dan guru. Hasil temuan menunjukkan karakteristik hambatan belajar siswa pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana yaitu siswa mengalami kesukaran menuliskan tata nama senyawa biner ionik, biner kovalen, asam, basa, poliatomik, dan senyawa yang melibatkan unsur transisi. Desain didaktis dibuat berdasarkan hambatan belajar siswa, berupa chapter design dan
lesson design dilengkapi dengan prediksi respon siswa dan antisipasi guru.
Setelah implementasi desain didaktis, hambatan belajar yang teridentifikasi telah berkurang, kecuali penulisan nama senyawa poliatomik. Selanjutnya diperoleh refleksi diri guru berdasarkan lesson analysis antara lain tambahan variasi soal, manajemen waktu dan penguatan konsep tata nama senyawa yang melibatkan unsur transisi. Berdasarkan aspek-aspek tersebut diperoleh suatu desain didaktis revisi pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana dari hasil temuan penelitian.
Kata Kunci: Desain Didaktis, Hambatan belajar, Lesson Analysis, refleksi diri
Abstract
Didactical Design on Learning Nomenclature of Simple Inorganic and Organic Compounds Assisted Lesson Analysis as Teacher’s Self Reflection
for Senior High School
This study aims for developing didactical design in order to decrease learning obstacle, to make lesson analysis as teacher’s sefl reflection and revision didactical design based on findings of nomernclature of simple inorganic and organic compounds. This study used descriptive qualitative method. The subjects are 30 students of grade XI, 30 students of grade X and a teacher. It was found that characteristics of students’ learning obstacle on nomenclature of simple inorganic and organic compounds are have difficulty to give ionic, covalent, polyatomic and oxidation state nomenclature. Didactical design which is designed based on students’ learning obstacle is stated in the form of chapter design and lesson design including students’ responses prediction and teacher’s anticipation. After the implementation of didactical design, students’ learning obstacle have been decreased, except for nomenclature of poliatomic compounds. Further,
teacher’s selft reflection based on lesson analysis are additional variations of tasks, time management, and strengthening the concept of nomenclature which involves an element of transition or oxidation state. Based on these aspects, the revision of didactical design simple inorganic and organic compounds nomenclature was the developed.
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Desain Didaktis pada Pembelajaran Tata Nama Senyawa Anorganik dan Organik Sederhana Berbantuan Lesson Analysis sebagai
Self-reflection Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan desain didaktis untuk meminimalisir hambatan belajar siswa, memperoleh lesson analysis sebagai self
refclection guru dan desain didaktis revisi berdasarkan hasil temuan pada materi
tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian adalah 30 siswa kelas XI, 30 siswa kelas X dan guru. Hasil temuan menunjukkan karakteristik hambatan belajar siswa pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana yaitu siswa mengalami kesukaran menuliskan tata nama senyawa biner ionik, biner kovalen, asam, basa, poliatomik, dan senyawa yang melibatkan unsur transisi. Desain didaktis dibuat berdasarkan hambatan belajar siswa, berupa chapter design dan
lesson design dilengkapi dengan prediksi respon siswa dan antisipasi guru.
Setelah implementasi desain didaktis, hambatan belajar yang teridentifikasi telah berkurang, kecuali penulisan nama senyawa poliatomik. Selanjutnya diperoleh refleksi diri guru berdasarkan lesson analysis antara lain tambahan variasi soal, manajemen waktu dan penguatan konsep tata nama senyawa yang melibatkan unsur transisi. Berdasarkan aspek-aspek tersebut diperoleh suatu desain didaktis revisi pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana dari hasil temuan penelitian.
Kata Kunci: Desain Didaktis, Hambatan belajar, Lesson Analysis, refleksi diri
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Abstract
Didactical Design on Learning Nomenclature of Simple Inorganic and Organic Compounds Assisted Lesson Analysis as Teacher’s Self Reflection
for Senior High School
This study aims for developing didactical design in order to decrease learning obstacle, to make lesson analysis as teacher’s sefl reflection and revision didactical design based on findings of nomernclature of simple inorganic and organic compounds. This study used descriptive qualitative method. The subjects are 30 students of grade XI, 30 students of grade X and a teacher. It was found that characteristics of students’ learning obstacle on nomenclature of simple inorganic and organic compounds are have difficulty to give ionic, covalent, polyatomic and oxidation state nomenclature. Didactical design which is designed based on students’ learning obstacle is stated in the form of chapter design and lesson design including students’ responses prediction and teacher’s anticipation. After the implementation of didactical design, students’ learning obstacle have been decreased, except for nomenclature of poliatomic compounds. Further, teacher’s selft reflection based on lesson analysis are additional variations of tasks, time management, and strengthening the concept of nomenclature which involves an element of transition or oxidation state. Based on these aspects, the revision of didactical design simple inorganic and organic compounds nomenclature was the developed.
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Pembatasan Masalah Penelitian ... 5
E. Definisi Operasional... 6
F. Tujuan Penelitian ... 6
G. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komunitas Belajar (Learning Community) ... 8
1. Karakteristik Komunitas Belajar ... 8
2. Sistem Kegiatan yang Mendukung Terbentuknya LC... 9
B. Siswa Belajar Kolaboratif ... 10
C. Didactical Research (DDR) ... 11
D. Hambatan Belajar (Learning Obstacle) ... 14
E. Chapter Design & Lesson Design... 15
F. Lesson Analysis ... 17
G. Tinjauan Materi Tata Nama Senyawa anorganik & Organik ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian... 34
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 38
F. Pengumpulan Data ... 40
G. Teknik Analisis Data... 41
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Hambatan Belajar (Learning Obstacle) Pada Materi Tatanama Senyawa Anorganik & Organik Sederhana ... 44
B. Desain Didaktis Awal Materi Tata Nama Senyawa Anorganik & Organik Sederhana ... 57
C. Implementasi Desain Didaktis Materi Tata Nama Senyawa Anorganik & Organik Sederhana ... 68
D. Hasil Lesson Analysis Berdasarkan Implementasi Desain Didaktis Materi Tata Nama Senyawa Anorganik & Organik Sederhana ... 94
E. Desain Didaktis Revisi Materi Tata Nama Senyawa Anorganik & Organik Sederhana Berdasarkan Temuan Hasil Penelitian ... 109
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 112
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 114
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Hal
1. Tabel 2.1 Framework Kategori Lesson Analysis Matsubara ... 18
2. Tabel 2.2 Contoh Move dan Kode Kategori Matsubara ... 19
3. Tabel 2.3 Contoh Cara Pengkodean Lesson Analysis Matsubara ... 20
4. Tabel 2.4 Panduan Lesson Analysis category Hidayat &Hendayana Sesi Klasikal (Pertanyaan Guru)... 22
5. Tabel 2.5 Panduan Lesson Analysis category Hidayat &Hendayana Sesi Klasikal (Inisiatif Siswa & Respon Guru) ... 23
6. Tabel 2.6 Lesson Analaysis Framework Sesi Pembelajaran Kelompok (Dialog antar siswa tanpa keterlibatan guru)... 24
7. Tabel 2.7 Lesson Analaysis Framework Sesi Pembelajaran Kelompok (Dialog antar sisw dengan keterlibatan guru)... 24
8. Tabel 2.8 Jumlah Atom dalam Bahasa Yunani ... 27
9. Tabel 2.9 Beberaa Ion Poliatomik ... 28
10. Tabel 2.10 Bilangan Oksidasi Berupa Unsur... 31
11. Tabel 2.11 Senyawa yang Memiliki Bilangan Oksidasi lebih dari Satu ... 31
12. Tabel 2.12 Ion Poliatomik yang Mengandung Unsur dengan Banyak Bilangan Oksidasi di Dalamnya... 32
13. Tabel 2.13 Tatanama senyawa Organik ... 14. Tabel 3.1 Pengumpulan Data dari Instrumen yang Dikembangkan dalam Penelitian ... 40
15.Tabel 4.1 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pertama, tata nama senyawa kovalen... 45
16.Tabel 4.2 Bentuk kesalahan siswa saat mengerjakan soal pertama ... 46
17.Tabel 4.3 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal kedua, tata nama senyawa ionik, poliatomik, dan biloks. ... 47
18.Tabel 4.4 Bentuk kesalahan siswa dalam mengerjakan soal kedua ... 48
19.Tabel 4.5 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal ketiga, tata nama senyawa melibatkan unsur transisi (biloks)... 44
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
21.Tabel 4.7 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal keempat, tata
nama senyawa poliatomik ... 51
22.Tabel 4.8 Bentuk kesalahan siswa dalam mengerjakan soal keempat... 52
23.Tabel 4.9 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal kelima, tata
nama senyawa asam basa ... 53
24.Tabel 4.10 Bentuk kesalahan siswa dalam mengerjakan soal kelima ... 48
25.Tabel 4.11 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal keenam, tata
nama senyawa alkana... 55
26.Tabel 4.12 Prediksi respon siswa & antisipasi guru pertemuan I ... 61
27.Tabel 4.13 Prediksi respon siswa & antisipasi guru pertemuan II ... 66
28.Tabel 4.14 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa biner ionik ... 72
29.Tabel 4.15 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa biner kovalen ... 73
30.Tabel 4.16 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa poliatomik ionik ... 75
31.Tabel 4.17 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa asam... 78
32.Tabel 4.18 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa basa ... 80
33.Tabel 4.19 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama yang melibatkan unsur transisi atau biloks biner ... 82
34.Tabel 4.20 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa yang melibatkan unsur transisi atau biloks poliatomik ... 84
35.Tabel 4.21 Respon siswa yang muncul dan antisipasi guru pada tugas tata
nama senyawa organik meliputi alkana, alkena, alkuna serta alkohol ... 86
36.Tabel 4.22 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pertama
mengenai tata nama senyawa biner kovalen ... 89
37.Tabel 4.23 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal kedua
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38.Tabel 4.24 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal ketiga
mengenai tata nama yang melibatkan unsur transisi atau biloks ... 90
39.Tabel 4.25 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal keempat
mengenai tata nama senyawa poliatomik ... 91
40.Tabel 4.26 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal kelima
mengenai tata nama asam basa... 91
41.Tabel 4.27 Distribusi kemampuan siswa dalam mengerjakan soal keenam
mengenai tata nama seyawa organik (alkana)... 92
42.Tabel 4.28 Kategorisasi pertanyaan guru dan respon siswa yang muncul pada
implementasi desain didaktis awal materi tata nama senyawa biner (ionik &
kovalen), poliatomik, asam, dan basa... 96
43.Tabel 4.29 Kategori dialog siswa tanpa keterlibatan guru materi tata nama
senyawa biner (ionik & kovalen), poliatomik, asam, dan basa ... 98
44.Tabel 4.30 Kategori dialog siswa dengan keterlibatan guru materi tata nama
senyawa biner (ionik & kovalen), poliatomik, asam, dan basa ... 98
45.Tabel 4.31 Kategori pertanyaan guru dan respon siswa yang muncul pada
implementasi desain didaktis pertemua dua ... 102
46.Tabel 4.32 Kategori dialog siswa tanpa keterlibatan guru materi tata nama
yang melibatkan unsur transisi atau biloks (biner dan poliatomik), tata nama
senyawa organik (alkane, alkena, alkuna, alkohol)... 105
47.Tabel 4.33 Kategori dialog siswa tanpa keterlibatan guru materi tata nama
yang melibatkan unsur transisi atau biloks (biner dan poliatomik), tata nama
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Gambar 2.1 Modifikasi Segitiga Didaktis Kansenan... 13
2. Gambar 2.2 Tiga komponen penyusun chapter design (CD) dan lesson design
(LD) ... 16
3. Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ... 36
4. Gambar 4.1 Demonstrasi guru terkait bahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari (menunjukkan nama kimia dari garam dapur dan soda kue berdasarkan
aturan IUPAC) ... 69
5. Gambar 4.2 Contoh pola klasikal yang terbentuk sesi klasikal pertemuan
pertama... 97
6. Gambar 4.3 Contoh pola salah satu kelompok tanpa keterlibatan guru
pertemuan pertama... 100
7. Gambar 4.4 Contoh pola salah satu kelompok dengan keterlibatan guru
pertemuan pertama... 100
8. Gambar 4.5 Contoh pola yang terbentuk pada sesi klasikal pertemuan
kedua... 104
9. Gambar 4.6 Contoh pola salah satu kelompok tanpa keterlibatan guru
pertemuan kedua... 107
10. Gambar 4.7 Contoh pola salah satu kelompok dengan keterlibatan guru
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Lampiran ...
1.1 Kisi-kisi TKR ...
1.2 Soal TKR ...
1.3 Kunci jawaban & pedoman penskoran ...
1.4 Skor hasil TKR siswa kelas XI IPA ...
1.5 Contoh jawaban siswa...
1.6 Pedoman wawancara siswa...
1.7 Pedoman wawancara guru ...
1.8 Transkrip wawancara siswa ...
1.9 Analisis learning Obstacle ...
1.10 Transkrip wawancara guru ...
2. Lampiran ...
2.1 Rekontekstualisasi DDA Konsep Penamaan Senyawa Anorganik dan
Organik Sederhana ...
2.2 Repersonalisasi DDA konsep penamaan senyawa anorganik dan organik
sederhana ...
2.3 Desain Didaktis Awal (DDA) ...
2.4 Skenario Pembelajaran ...
2.5 LKS pertemuan 1 ...
2.6 LKS pertemuan 2 ...
3. Lampiran ...
3.1Transkrip Implementasi DDA Penamaan Senyawa Anorganik & Organik
Sederhana Pertemuan 1 ...
3.2Transkrip Implementasi DDA Penamaan Senyawa Anorganik & Organik
Sederhana Pertemuan 2 ...
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.4Lesson Analysis II...
3.5Transkrip wawancara guru setelah lesson analysis ...
3.6Skor hasil TKR kelas X setelah DDA ...
3.7Desain didaktis awal, temuan, revisi ...
4. Lampiran
4.1 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis ...
4.2 Dokumentasi Penelitian ...
4.3 Lesson Design Materi 1...
4.4 Lesson Design Materi 2...
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyatakan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa
(Kemendikbud, 2013). Paparan dokumen kurikulum 2013 tersebut menegaskan
bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered) sehingga
diharapkan segala potensi yang terdapat dalam diri siswa dapat berkembang
secara maksimal.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa potensi diri siswa di Indonesia masih
belum tergali dengan optimal, tercermin dari publikasi hasil survei internasional
terbaru melalui PISA (Programme for International Student Assessment) dan
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) yang selalu
menempatkan Indonesia dalam posisi paling bawah diantara negara-negara
lainnya (Litbang Kemendikbud, 2014). Rendahnya hasil survai di atas
berhubungan dengan pembelajaran di sekolah yang belum sepenuhnya menggali
potensi siswa. Hal tersebut dipertegas dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti pada salah satu SMA di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia
yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi di lapangan
belum mengarah pada pengembangan pembelajaran kontekstual, keterampilan
sikap dan skill. Dalam pembelajaran tersebut guru cenderung ceramah, siswa
mendengar saja, meskipun ada beberapa siswa terlihat aktif berdiskusi, belum
tentu membicarakan soal pelajaran yang sedang berlangsung. Selain itu, apabila
siswa bertanya, guru kurang memberikan kesempatan siswa lain untuk menjawab,
dalam hal ini belum terlihat kelompok belajar yang mengarah siswa untuk
2
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siap menerima pelajaran kimia, namun guru kurang mengoptimalkan proses
kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran cenderung berpusat pada guru.
Pola pembelajaran teacher centered terjadi karena guru beranggapan bahwa
tugas utama seorang guru hanya mentransfer pengetahuan yang dimiliki kepada
siswa dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertuang dalam kurikulum
kepada siswa. Guru pada umumnya kurang memberi inspirasi kepada siswa untuk
berkreasi, berargumen secara ilmiah, dan tidak membimbing para siswanya untuk
menuju hidup mandiri. Pembelajaran yang disajikan guru kurang menantang
siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir. Oleh karena
itu, perbaikan mutu pendidikan harus diawali dengan perbaikan proses
pembelajaran dan komponen terkait dalam pembelajaran (Sadia, 2008).
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah dan DPR telah
mengesahkan UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang-undang
tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru
agar guru menjadi profesional. Guru dituntut untuk memenuhi standar minimal
seorang profesional, yaitu: memiliki kualifikasi akademik S1 atau D4 (pasal 9),
serta memiliki sertifikat pendidik (pasal 10). Agar seorang guru menjadi
profesional, guru harus memiliki kompetensi didaktis, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Adapun, kompetensi yang akan
lebih dikaji pada penelitian ini adalah kompetensi didaktis.
Kompetensi didaktis merupakan kemampuan mengelola pembelajaran,
meliputi: (1) memahami karakteristik siswa dari aspek fisik, sosial, moral,
kultural, dan intelektual; (2) memahami latar belakang keluarga, masyarakat dan
kebutuhan belajar siswa dalam konteks kebhinekaan budaya; (3) memahami gaya
belajar dan hambatan belajar siswa; (4) memfasilitasi pengembangan potensi
siswa; (5) menguasai teori dan prinsip-prinsip belajar serta pembelajaran yang
mendidik; (6) mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan siswa
dalam pembelajaran; (7) merancang pembelajaran yang mendidik; (8)
melaksanakan pembelajaran yang mendidik; dan (9) mengevaluasi proses dan
3
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Seluruh kompetensi didaktis yang telah dijabarkan akan lebih mudah
dimiliki oleh seorang guru, jika guru tersebut memahami dengan benar kebutuhan
setiap siswa dan mengenali hambatan belajar yang dihadapi siswa. Dalam hal ini
hambatan belajar difokuskan pada hambatan epistemologis. Epistemologi adalah
hambatan belajar siswa yang disebabkan pemahaman tentang sebuah konsep yang
tidak lengkap, hanya dilihat dari asal-usulnya saja. Dalam pembelajaran kimia
banyak ditemui hambatan belajar, salah satunya pada materi pokok tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana.
Berdasarkan penelitian Faiz dkk. (2012), diketahui bahwa siswa tidak dapat
menuliskan angka indeks pada rumus kimia senyawa dengan benar, sehingga
banyak terjadi kesalahan, baik dalam menentukan nama suatu senyawa maupun
rumus kimia senyawanya. Sejalan dengan hal tersebut, Susanti & Lutfi (2014),
menyatakan bahwa siswa mengalami hambatan dalam memahami tatanama
senyawa kimia sebesar 43,33%, hal ini dikarenakan konsep tatanama senyawa
merupakan materi hapalan. Selain itu, dalam memahami konsep tatanama
senyawa kimia siswa sebelumnya harus mengetahui tentang nama unsur, lambang
unsur, muatan, bilangan oksidasi, dan aturan tata nama senyawa serta penulisan
rumus kimianya. Hal tersebut sebagai prasyarat yang perlu diketahui dan
dipahami agar siswa tidak mengalami hambatan dalam memahami konsep
tatanama senyawa kimia. Oleh karena itu guru harus memperhatikan hambatan
belajar siswa khususnya hambatan epistemologis.
Salah satu alternatif, pembelajaran untuk mengatasi hambatan epistemologis
siswa dalam materi pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana
yaitu dengan menyusun desain didaktis. Desain didaktis pada pembelajaran kimia
yang disusun dengan memperhatikan hambatan belajar, respon siswa pada proses
pembelajaran, dan teori-teori belajar yang relevan. Salah satu penelitian desain
didaktis yang telah dilakukan Chairani, (2012) mengenai desain didaktis konsep
layang-layang dan belah ketupat untuk siswa SMP, menunjukkan desain
didaktis dapat menjadi alternatif pembelajaran untuk mengatasi hambatan belajar
4
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Yuhelman (2014) yang menunjukkan
bahwa desain didaktis berbantuan lesson analysis dapat meminimalisir
hambatan belajar siswa pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Dengan menggunakan lesson analysis setelah pembelajaran, para guru dan
observer secara bersama-sama akan memecahkan permasalahan-permasalahan
yang terjadi dengan lebih detail. Dengan demikian setiap hari akan terjadi
perbaikan dan peningkatan pengetahuan pembelajaran. Sekelompok guru juga
berdiskusi membahas bahan pembelajaran yang tepat untuk materi tertentu,
sehingga dengan menerapkan lesson analysis yang akan mendapatkan gambaran
lebih utuh dari hambatan-hambatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi di dalam
kelas. Lesson analysis digunakan guru sebagai refleksi diri. Lesson analysis
adalah metode untuk analisis dan refleksi pembelajaran berdasarkan pada
transkrip dari hasil rekaman video pada saat pembelajaran. Lesson Analysis
dikembangkan oleh beberapa ahli, mereka adalah Fernandez yang menyatakan
analisis berfokus pada guru dan respon siswa dalam pembelajaran, kemudian
menurut Kuno analisis berfokus pada siswa dalam fase pembelajaran, kemudian
menurut Matsubara analisis berfokus pada respon siswa, dan Lesson analysis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Hendayana & Hidayat Framework dimana
analisis berfokus pada interaksi guru dan respon siswa (Hidayat & Hendayana
2013).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Desain didaktis pada pembelajaran tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana berbantuan lesson analysis sebagai self-reflection di
Sekolah Menengah Atas (SMA)”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi
5
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Pola pembelajaran yang terjadi di lapangan cenderung teacher centered, hal
tersebut tidak sesuai dengan harapan yang tertulis dalam dokumen kurikulum
2013 yang menuntut proses pembelajaran ke arah student centered.
2. Hambatan siswa dalam mempelajari materi pokok tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana.
3. Kesadaran guru dalam melakukan self-reflection terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan masih rendah. Hal tersebut menjadikan guru kurang
memperhatikan respon siswa baik sebelum pembelajaran, saat pembelajaran,
dan setelah pembelajaran. Adapun salah satu dampak nyata dari rendahnya
kesadaran guru melakukan refleksi adalah siswa yang tergolong kelas rendah
cenderung tidak mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Bagaimana desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai self-reflection pada pembelajaran materi
pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana?. Adapun pertanyaan
penelitian yang merupakan penjabaran dari rumusan masalah terdiri atas:
1. Bagaimana karakteristik hambatan belajar yang teridentifikasi dari
pemahaman siswa pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana?
2. Bagaimana bentuk desain didaktis hipotesis yang sesuai dengan hambatan
belajar yang telah diidentifikasi?
3. Bagaimana implementasi desain didaktis yang disusun berdasarkan hambatan
belajar siswa pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan organik
sederhana?
4. Bagaimana hasil lesson analysis dari implementasi desain didaktis pada
materi pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana?
5. Bagaimana self-reflection guru model berdasarkan hasil lesson analysis pada
desain didaktis selanjutnya?
6
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Penelitian desain didaktis difokuskan pada analisis hambatan belajar,
khususnya aspek epistimologis dari pembelajaran materi pokok tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana.
2. Lesson analysis digunakan untuk menganalisis pembelajaran dan respon
siswa dalam pembelajaran sehingga dapat ditentukan kecenderungan pola
pembelajaran yang terjadi ke arah student centered atau teacher centered.
Selain itu, lesson analysis juga digunakan sebagai bahan refleksi diri
(self-reflection) bagi guru.
E. PENJELASAN ISTILAH
Penjelasan istilah pada penelitian ini mencakup:
1. Hambatan belajar merupakan hambatan siswa yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hambatan ontogeni
(kesiapan mental belajar), hambatan didaktis (akibat pengajaran guru), dan
hambatan epistemologis (pengetahuan siswa yang memiliki konten aplikasi
yang terbatas) (Brousseau, 2002).
2. Desain didaktis adalah desain pembelajaran yang disusun dengan
memperhatikan hambatan belajar, respon siswa pada proses pembelajaran,
dan teori-teori belajar yang relevan (Suryadi, 2011).
3. Lesson analysis adalah metode untuk analisis dan refleksi pembelajaran
berdasarkan pada transkripsi, dengan cara merekam pembelajaran dengan
shooting video (Hendayan & Hidayat, 2013).
4. Self-reflection merupakan refleksi diri guru setelah melakukan pembelajaran
di kelas yang berkolaborasi dengan peneliti.
F. TUJUAN PENELITIAN
7
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Memperoleh gambaran mengenai karakteristik hambatan belajar (khususnya
hambatan epistemologi) yang teridentifikasi berdasarkan Tes Kemampuan
Responden (TKR) dan meminimalisir hambatan belajar siswa pada materi
pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
2. Menghasilkan desain didaktis pada materi pokok tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana untuk meminimalisir terjadinya hambatan
belajar dan sesuai dengan karakteristik siswa kelas X.
3. Memperoleh gambaran respon siswa dari hasil analisis implementasi desain
didaktis yang telah disusun berdasarkan hambatan belajar siswa pada materi
pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
4. Memperoleh gambaran mengenai hasil lesson analysis, khususnya terkait
dengan karakteristik interaksi yang terjadi (interaksi guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa) dalam implementasi desain didaktis pada materi pokok
tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
5. Memperoleh hasil self-reflection guru sebagai acuan untuk perbaikan
pembelajaran berdasarkan hasil lesson analysis terhadap desain didaktis
selanjutnya.
G. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi guru kimia
Menambah wawasan dan keterampilan dalam merancang juga melaksanakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), serta melakukan
refleksi pembelajaran sebagai upaya dalam meminimalisir hambatan belajar
siswa.
2. Bagi siswa
Meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan kolaborasi antar siswa dalam
memahami tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
8
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menambah informasi mengenai penelitian desain didaktis pada pembelajaran
kimia, khususnya pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana.
4. Bagi pengambil kebijakan
Menambah informasi mengenai proses pembelajaran yang sebenarnya terjadi
di lapangan sebagai dasar pengembangan kurikulum di SMA yang sesuai
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE & DESAIN PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Creswell (2012) menyatakan bahwa metode penelitian
kualitatif merupakan suatu metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna
dari sebuah permasalahan sosial atau kemanusiaan, dengan menciptakan
gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata,
melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari sumber-sumber informasi,
serta dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah.
Rasionalisasi pemilihan metode penelitian kualitatif berhubungan dengan
fokus penelitian yang telah ditetapkan. Fokus penelitian ini adalah untuk
menyusun atau merancang suatu desain didaktis berdasarkan hambatan belajar
siswa berbantuan lesson analysis sebagai self-reflection guru.
Desain yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini berupa penelitian
desain didaktis (Didactical design research, DDR). Adapun tahapan DDR terdiri
atas tiga tahap yaitu: situasi sebelum pembelajaran, saat pembelajaran, dan setelah
pembelajaran.
B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di
kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini terdiri atas:
a. Siswa
Subjek pada penelitian ini terdiri atas siswa kelas XI dan X. Siswa kelas XI
yang sudah mendapatkan pengalaman belajar pada tata nama senyawa anorganik
35
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Responden) awal. Sedangkan, kelas X merupakan subjek yang diberikan
pengalaman belajar tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana dengan
desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai self-reflection guru.
Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah
purposive sampling. Adapun purposive sampling adalah salah satu teknik
pengambilan sampel. Secara bahasa kata purposive = sengaja. Jadi secara
sederhana purposive sampling adalah pemilihan sampel secara sengaja. Pada
penelitian ini sampel diambil dengan dasar pertimbangan kelas yang telah
ditetapkan oleh guru model sebagai tempat untuk melakukan pembelajaran tata
nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
b. Guru Model
Guru model merupakan guru yang mengajar di kelas yang sudah ditetapkan
sebagai kelas subjek penelitian. Pada pelaksanaan penelitian, guru model
berkolaborasi dengan peneliti sebagai team teaching.
C. ALUR PENELITIAN
Secara lebih detail, tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini
36
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Pengambilan Data dengan TKR awal revisi Kajian Pustaka
Desain Didaktis Awal (berbentuk CD & LD) Situasi Didaktis Sebelum
Desain Didaktis Revisi (berbentuk CD & LD)
37
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. PROSEDUR PENELITIAN
Menurut Suryadi (2010) terdapat tiga tahapan yang dilakukan dalam
penelitian Didactical Design Research (DDR), yaitu: 1) Analisis situasi didaktis
sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa desain didaktis hipotesis termasuk
antisipasi didaktis dalam pedagogis. Adapun tahapan analisis situasi didaktis
sebelum pembelajaran, meliputi karakteristik hambatan belajar yang telah
teridentifikasi dan desain didaktis hipotesis yang sesuai dengan hambatan belajar
yang telah teridentifikasi pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana. 2) Analisis situasi didaktis saat pembelajaran atau analisis
metapedadidaktis. Adapun analisis situasi didaktis saat pembelajaran berupa
implementasi desain didaktis yang disusun berdasarkan hambatan belajar siswa
pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana. 3)
Analisis situasi didaktis setelah pembelajaran atau analisis retrosfektif. Adapun
analisis situasi didaktis setelah pembelajaran atau analisis retrosfektif berupa hasil
lesson analysis dari implementasi desain didaktis dan self reflection guru model
berdasarkan lesson analysis pada materi pokok tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana. Berikut ini adalah penjelasan secara lebih detail tentang
masing- masing tahapan.
1. Tahap situasi didaktis sebelum pembelajaran
a. Menganalisis kurikulum 2013 terkait dengan kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta kedalaman dari
tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana.
b. Mengidentifikasi hambatan belajar yang dialami siswa, mewawancarai
guru serta penguatan melalui kajian jurnal-jurnal penelitian terdahulu
pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhan
c. Menyusun instrumen berupa wawancara untuk guru dan siswa, serta
Tes Kemampuan Responden atau disingkat dengan TKR.
d. Melakukan TKR awal sekaligus mengklarifikasi dengan cara
mewawancarai beberapa siswa. Adapun tujuan TKR dan wawancara
adalah untuk mengetahui hambatan belajar pada tata nama senyawa
38
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
e. Menganalisis hasil TKR awal serta wawancara untuk mengidentifikasi
hambatan belajar (khususnya epistemologis) siswa mengenai tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana.
f. Mengidentifikasi dampak dan situasi didaktis tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana.
g. Menyusun desain didaktis berdasarkan hambatan belajar siswa pada
tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana termasuk melalui
tahap repersonalisasi (mengkaji materi dari berbagai buku sumber) dan
rekontekstualisai (mengkaji materi dengan guru).
2. Tahap situasi didaktis saat pembelajaran atau analisis metapedadidaktis
a. Mengimplementasikan desain didaktis yang telah disusun
b. Melakukan transkrip analisis data rekaman pembelajaran
c. Menganalisis situasi, respon siswa, dan antisipasi terhadap respon siswa
saat desain didaktis di implementasikan
d. Menganalisis frekuensi dan interaksi guru dengan siswa.
3. Tahap analisis situasi didaktis setelah pembelajaran atau analisis retrosfektif
a. Melaksanakan TKR akhir
b. Menganalisis hasil dari TKR akhir yang bertujuan untuk
mengklarifikasi kembali keberadaan hambatan belajar setelah
implementasi desain didaktis.
c. Menganalisis transkrip video pembelajaran menggunakan lembar lesson
analysis.
d. Melakukan self-reflection guru berdasarkan hasil lesson analysis desain
didaktis yang diimplementasikan.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Pada penelitian ini digunakan lima instrumen, yaitu: Tes Kemampuan
Responden (TKR), pedoman wawancara, observasi (handycam & recorder),
lembar lesson analysis model Hendayana dan studi dokumentasi. Berikut adalah
39
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Tes Kemampuan Responden (TKR)
TKR merupakan tes tertulis berbentuk uraian yang terdiri atas enam soal.
TKR dilakukan sebanyak dua kali, yaitu TKR awal dan TKR akhir. Instrumen
TKR telah divalidasi oleh: dua dosen kimia, dua guru kimia dan lima orang tim
peneliti 2014. Tujuan pelaksanaan TKR adalah untuk mengetahui hambatan
belajar siswa pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana. Adapun
TKR disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi
TKR.
2. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh gambaran secara jelas
mengenai interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, meliputi:
interaksi guru dengan siswa, dan interaksi siswa dengan siswa. Selain itu, data
lain yang dapat diperoleh dari instrumen ini adalah terkait hambatan belajar siswa
pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana pada saat implementasi
desain didaktis yang telah disusun. Observasi dibantu dengan alat handycam.
Handycam digunakan sebagai alat perekam selama dilakukannya proses
implementasi desain didaktis.
3. Lembar lesson analysis model Hendayana
Lembar lesson analysis yang digunakan merupakan adaptasi dari lembar
lesson analysis yang dikembangkan oleh Hendayana (2013). Tujuan penggunaan
instrumen ini adalah untuk menganalisis karakteristik interaksi di kelas dengan
pembelajaran berpusat kepada siswa (student-centered) dan lebih kepada self –
reflection (refleksi diri). Lembar lesson analysis dibuat berdasarkan hasil
transkrip video pembelajaran.
4. Lembar wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk menggali informasi yang sifatnya
lebih mendalam dari siswa terhadap pemahaman terkait tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana. Tape recorder digunakan sebagai alat perekam
40
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF -REFLECTION GURU D I SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
F. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dari instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini diperlihatkan pada tabel 3.1
Tabel 3.1
Pengumpulan data dari instrumen yang dikembangkan dalam penelitian
No Jenis Data
Teknik Pengumpulan
data
Instrumen Sumber data Waktu pengumpulan data
1 Hambatan Belajar Tes Tes Kemampuan Responden
(TKR)
Siswa Sebelum dan sesudah
implementasi desain didaktis
2 Desain Didaktis Awal Wawancara Lembar wawancara;
Tape recorder
Siswa Sebelum dan sesudah
implementasi desain didaktis
Wawancara Pedoman wawancara Lembar
lesson analysis model
Hendayana
Lembar lesson analysis model Hendayana
41
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Berikut adalah penjelasan secara detail terkait teknik analisis data
berdasarkan tahapan yang dilakukan dalam penelitian desain didaktis (Didactical
design research) DDR.
1. Tahap analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran a. Analisis hasil TKR awal dan hasil wawancara
Analisis hasil TKR awal dan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi
hambatan belajar (khususnya hambatan epistemologi) siswa terkait tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana berdasarkan pengalaman belajar yang
telah diperoleh. Hasil penilaian terhadap jawaban siswa pada soal tes dianalisis
untuk mengidentifikasi hambatan belajar dengan menggunakan perhitungan
persentase (%). Persentase yang didapat untuk mengetahui tingkat hambatan
belajar siswa pada TKR awal dan masih ada atau tidaknya hambatan belajar pada
TKR akhir pada tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana. Berikut ini
rumus perhitungan persentase untuk mengetahui hambatan belajar.
% jawaban = x 100
P merupakan skor benar yang dijawab oleh siswa, sementara N merupakan
skor total maksimal. Adapun hasil wawancara berupa data verbal selanjutnya
ditranskrip ke dalam tulisan. Tujuan penggunaan TKR dan wawancara adalah
untuk mengecek kesinkronan data yang digali dari siswa.
b. Analisis pembelajaran dan perangkat pembelajaran terdahulu
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pembelajaran dan perangkat
pembelajaran (RPP, buku pegangan guru) terdahulu. Hasil observasi selanjutnya
digunakan sebagai dasar penyusunan desain didaktis, sehingga diharapkan desain
didaktis yang disusun dapat memperbaiki alur pembelajaran menjadi lebih baik
dan meminimalisir hambatan belajar (khususnya hambatan epistemologi) yang
telah teridentifikasi pada analisis TKR awal.
42
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Desain didaktis disusun berdasarkan pada hambatan belajar (khususnya
hambatan epistemologi) yang teridentifikasi, hasil analisis pembelajaran dan
perangkat pembelajaran terdahulu. Pada tahap ini dihasilkan desain didaktis dalam
bentuk chapter design dan lesson design dengan mempersiapkan prediksi respon
siswa yang mungkin muncul sehingga desain didaktis berbantuan lesson analysis
sebagai self-reflection dapat meminimalisir hambatan belajar (khususnya
hambatan epistemologi) siswa pada tata nama senyawa senyawa redoks.
2. Tahap analisis situasi didaktis pada saat pembelajaran atau analisis metapedadidaktis
a. Transkripsi data rekaman pembelajaran
Semua informasi yang diperoleh dari hasil perekaman implementasi desain
didaktis selanjutnya ditranskripsi dan diperhalus untuk memperoleh teks dasar
dari proses pembelajaran yang diamati. Teks dasar tersebut kemudian digunakan
dalam tahapan pengkodean (coding) untuk memperoleh data aktivitas
pembelajaran, interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, serta
berbagai situasi didaktis dari respon siswa dan antisipasi guru terhadap respon
siswa yang muncul saat implementasi desain didaktis pada Tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana.
b. Pengkodean (coding) data hasil observasi
Pengkodean atau selanjutnya disebut coding dilakukan terhadap data hasil
observasi untuk aspek-aspek sebagai berikut:
Alur proses dan aktivitas pembelajaran di kelas yang dikodekan menurut urutan terjadinya aktivitas dan durasi berlangsung.
Interaksi antara guru dengan siswa dalam desain didaktis berbantuan lesson
analysis sebagai self-reflection pada pembelajaran tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana.
Respon siswa dalam setiap aktivitas desain didaktis berbantuan lesson
analysis sebagai self-reflection pada pembelajaran tata nama senyawa
43
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Tahap analisis situasi didaktis setelah pembelajaran atau analisis Retrofektif
Analisis retrofektif merupakan analisis hasil TKR akhir untuk mengetahui
apakah hambatan belajar (khususnya hambatan epistemologi) siswa pada tata
nama senyawa anorganik dan organik sederhana yang teridentifikasi sebelumnya
masih muncul atau tidak setelah implementasi desain didaktis. Dilakukan
self-reflection guru setelah melakukan pembelajaran berdasarkan hasil lesson analysis
sehingga guru mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan dan
Bayu Saputra, 2015
D ESAIN D IDAKTIS PAD A PEMBELAJARAN TATA NAMA SENYAWA ANORGANIK D AN ORGANIK SED ERHANA BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION GURU D I SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 115
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Jenis penelitian yang telah dilakukan berupa penelitian kualitatif, tidak
bersifat general. Temuan yang diperoleh berupa deskripsi dari serangkaian
fenomena subjek yang diteliti. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada
subjek penelitian, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan temuan dari jawaban siswa pada tes kemampuan responden dan
hasil wawancara beberapa siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah,
teridentifikasi bahwa siswa mengalami hambatan belajar saat memberi nama
senyawa anorganik dan organik sederhana berdasarkan aturan IUPAC.
Hambatan belajar tersebut berupa, siswa sering tertukar saat menuliskan tata
nama senyawa ionik, kovalen, poliatomik, asam, basa dan tata nama yang
melibatkan unsur transisi atau biloks. Selain itu siswa banyak melakukan
kesalahan teknis berupa salah tulis nama unsur dalam senyawa dengan
campuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, penempatan angka
Romawi, kemudian pada senyawa kovalen penulisan awalan Yunani seperti
di, tri, tetra masih sering ditemukan dengan menggunakan spasi.
2. Desain didaktis materi tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana
berdasarkan aturan IUPAC dibuat berdasarkan hambatan belajar siswa yang
teridentifikasi melalui tes kemampuan responden. Tes tersebut diberikan
siswa yang sudah pernah belajar tata nama atau kelas yang lebih tinggi. Desain
yang dibuat melalui tahap repersonalisasi & rekontekstualisasi. Tahap
repersonalisasi berupa mempertimbangkan batasan materi yang harus
disampaikan sesuai dengan tingkat siswa kelas X yang dikaji dari berbagai
buku relevan. Materi tersebut meliputi tata nama senyawa anorganik biner
(ionik & kovalen), poliatomik, yang melibatkan unsur transisi atau biloks,