• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION PADA KONSEP KELARUTAN DAN TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION PADA KONSEP KELARUTAN DAN TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN KIMIA

SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION PADA KONSEP KELARUTAN

DAN TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

NOFRI YUHELMAN 1201455

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia

Sekolah Menengah Atas Berbantuan

Lesson Analysis

Sebagai

Self-Reflection

Pada Konsep Kelarutan dan

Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Oleh Nofri Yuhelman

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Nofri Yuhelman

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN KIMIA

SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBANTUAN LESSON ANALYSIS SEBAGAI SELF-REFLECTION PADA KONSEP KELARUTAN DAN

TETAPAN HASIL KALI KELARUTAN

Penelitian ini didasarkan atas permasalahan kesulitan belajar dan rendahnya pemahaman siswa SMA pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Tujuan penelitian ini untuk menyusun desain didaktis yang meminimalkan

learning obtacles yang ada dan sesuai dengan karakteristik siswa SMA, mengetahui karakteristik respon siswa dan self-reflection guru dengan lesson analysis dari implementasi pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

Didactical Desain Research. Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA2 SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, lesson analysis, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan 4 karakteristik learning obtacle yaitu learning obstacle terkait connection, learning obstacle terkait

conceptual, learning obstacle terkait contruction, learning obstacle terkait

struktural. Bentuk desain didaktis yang dikembangkan adalah dengan pemberian fenomena yang diikuti dengan percobaan dengan apersepsi yang menggali pengetahuan siswa yang terkait dengan konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Desain didaktis disajikan dalam bentuk chapter design dan lesson design yang telah disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas XI IPA2 SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia. Implementasi dari desain didaktis ini yaitu berkurangnya learning obtacle dan meningkatnya kemampuan siswa yang semula kebanyakan di kategori kemampuan 1, 2 dan setelah implementasi rata-rata meningkat di kategori kemampuan 3, 4. Lesson analysis pertemuan pertama ini lebih mengarah ke sesi klasikal dikelas dengan intrepretasi berpusat pada guru dan siswa bila dibandingkan dengan sesi kolaborasi sedangkan lesson analysis pertemuan kedua lebih mengarah pada interpretasi kolaborasi. Self-reflection yang didapatkan secara umum adalah penekanan pada materi terdahulu yaitu kesetimbangan kimia terutama dalam penulisan reaksi kesetimbangan dibagian apersepsi pembelajaran.

(5)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

DIDACTICAL DESIGN FOR CHEMISTRY LEARNING IN SENIOR HIGH SCHOOL USING LESSON ANALYSIS AS TEACHER’S SELF REFLECTION

ON SOLUBILITY AND SOLUBILITY CONSTANT PRODUCT CONCEPT

This study was based on student’s learning obstacle and the student’s low understanding on solubility and solubility constant product concept. The aim of this study is to arrange didactical design for minimalizing identified student’s learning obstacle and based on student’s characteristic, to know characteristic of student response dan teacher’s self reflection through the implementation of lesson analysis on solubility and solubility constant product concept. The method used in this study was qualitative descriptive method with Didactical Desain Research (DDR) approach. This study was conducted on students of grade XI2 at Senior High School Indonesia University of Education (UPI). The data was collected by test, observation, lesson analysis, interview, and documentation. Findings of this study showed the characteristic of student’s learning obstacle; learning obstacle about connection, learning obstacle about conceptual, learning obstacle about contruction, learning obstacle about structural. Didactical design developed in this study was giving phenomenon in experiment activity that

explored student’s understanding on solubility and solubility constant product concept. The didactic design was presented on the form of chapter design and lesson design which had been suited with the characteristics of students of grade XI2 in Indonesia University of Education (UPI) Senior High School. The implementation of didactical design showed the decrease of student’s learning obstacles and the increase of students’ understanding which the ability category was at 1, 2 before the implementation and advanced to 3, 4 after the implementation. Lesson analysis on the first meeting tended to be teacher centered learning on classical session and students collaboration on grouping session. Lesson analysis on second lesson meeting tended to be students centered learning on classical session and students collaboration on grouping session. Teacher’s Self-reflection based on lesson analysis was an affirmation on previous concept about chemical equilibrium and chemical equation concept on appperception activity.

(6)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

(7)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 6

D. Batasan Masalah Penelitian... 7

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat penelitian... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Komunitas Belajar (Learning Community)... 9

(8)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Desain Didaktis... 31

D. Kesulitan Belajar (Learning Obstacle)... 41

E. Konsep Kimia yang Dikaji... 47

F. Penelitian yang Relevan... 55

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian... 56

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 57

C. Definisi Operasional... 58

D. Instrumen Penelitian... 58

E. Prosedur Penelitian... 60

F. Data Penelitian... 63

G. Teknik Pengumpulan Data... 64

H. Teknik Analisis Data... 66

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Situasi Didaktis Sebelum Pembelajaran... 69

B. Analisis Metapedadidaktis Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan ... 115 C. Analisis Retrosfektif Pertama... 119

D. Analisis Retrosfektif Kedua... 156

(9)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran... 166

DAFTAR PUSTAKA... 168

(10)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Panduan Lesson Analysis Matsubara... 24

2.2 Contoh Move Dank Kode Kategori... 25

2.3 Perbedaan Framework Lesson Analysis... 27

2.4 Panduan Lesson Analysis Hidayat dan Hendayana pada Sesi Klasikal (Pertanyaan Guru)... 28

2.5 Panduan Lesson Analysis Hidayat dan Hendayana pada Sesi Klasikal (Inisiatif Siswa)... 29

2.6 Panduan Lesson Analysis Hidayat dan Hendayana pada Sesi Siswa Berkelompok (Guru Tidak Terlibat Langsung)... 30

2.7 Panduan Lesson Analysis Hidayat dan Hendayana pada Sesi Siswa Berkelompok (Guru Terlibat Langsung)... 30

2.8 Ungkapan Ksp beberapa larutan jenuh... 51

2.9 Hubungan Antara Ksp dan Kelarutan Molar... 52

4.1 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1... 70

4.2 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 1.a... 71

4.3 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1a... 72

4.4 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 1.b... 73

4.5 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1b... 75

4.6 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 1.c... 76

4.7 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1c... 77

4.8 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 1.d... 78

4.9 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1d... 79

(11)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.11 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 2... 82

4.12 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 2... 84

4.13 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 3... 85

4.14 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 3... 85

4.15 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 3... 87

4.16 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 4... 89

4.17 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 4... 89

4.18 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 4... 91

4.19 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 5... 92

4.20 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 5... 93

4.21 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 5... 94

4.22 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 6... 96

4.23 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 6... 97

4.24 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 6... 99

4.25 Indikator Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 7... 100

4.26 Hasil Pengerjaan Siswa Untuk Soal 7... 101

4.27 Distribusi Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 7... 102

4.28 Learning Obtacles pada Setiap Soal terkait Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 104

4.29 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1a... 128

4.30 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa Mengerjakan Soal Nomor 1b... 130

(12)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.32 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 1d... 134

4.33 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 2... 137

4.34 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 3... 139

4.35 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 4... 141

4.36 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 5... 143

4.37 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 6... 146

4.38 Indikator dan Distribusi Perbandingan Kemampuan Siswa

(13)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Keunggulan atau Kelebihan Lesson Study... 16

2.2 Segitiga Didaktis Dimodifikasi... 31

2.3 Skema Penelitian Desain Didaktis Model Suryadi... 33

2.4 Tiga Komponen Penyusun Chapter Design (CD) dan LessonDesign (LD)... 34

2.5 Alur Proses Belajar Chapter Design (CD) dan Lesson Design (LD).. 35

2.6 Contoh Chapter Design (CD) Pelajaran Fisika... 36

2.7 Contoh Lesson Design (CD) Versi Jepang pada Pelajaran Fisika... 36

2.8 Zone of Proximal Development... 40

2.9 Kemungkinan Pelarutan Garam NaCl... 49

2.10 Kesetimbangan ionik dalam larutan jenuh AxBy... 50

2.11 Peta Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 54

3.1 Alur Penelitian... 62

4.1 Alur Pembelajaran pada Desain Didaktis Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan... 110

4.2 Proses kegiatan awal (apersepsi) desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan... 111

4.3 Proses kegiatan inti (utama) desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan... 113

4.4 Proses kegiatan akhir (penutup) desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan... 114

4.5 Lesson Analysis Kategori Hendayana... 123

(14)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.7 Lesson Analysis Kategori Hendayana yang Interpretasinya Berpusat pada Siswa... 124

4.8 Lesson Analysis Kategori Hendayana yang Interpretasinya

Berkemungkinan Berkolaborasi... 125

4.9 Lesson Analysis pada Sesi Definisi... 126 4.10 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 1a... 130

4.11 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 1b... 132

4.12 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 1c... 134

4.13 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 1d... 136

4.14 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 2... 138

4.15 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 3... 140

4.16 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 4... 143

4.17 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 5... 145

4.18 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 6... 147

4.19 Diagram Perbandingan SBI dan STI pada Kemampuan Siswa

Mengerjakan Soal Nomor 7... 149

4.20 Alur Pembelajaran pada Desain Didaktis Konsep Hubungan

Kelarutan dan Tetapan Hasil kali Kelarutan... 152

(15)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A

A.1 Kisi-kisi TKR... 172

A.2 Rubrik Penskoran TKR... 174

A.3 Soal TKR... 177

A.4 Kunci Jawaban TKR... 184

A.5 Pedoman Wawancara dengan Responden... 192

A.6 Transkrip Wawancara Mengenai Materi KSP dengan Responden... 190

A.7 Hasil Jawaban TKR Siswa... 197

Lampiran B B.1 RPP yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran Kimia di Kelas... 218

B.2 Buku Teks Kimia yang Digunakan Siswa dalam Pembelajaran Kimia di Kelas... 226

B.3 Chapter Design Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 246

B.4 Chapter Design Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 257

B.5 Lesson Design Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 265

B.6 Lesson Design Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan... 271 B.7 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1... 277

B.8 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2... 279

B.9 Lembar Kerja Siswa (LKS) 3... 280

(16)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.11 Lembaran Observasi... 284

B.12 Transkrip Pembelajaran Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali

Kelarutan... 286

B.13 Transkrip Pembelajaran Hubungan kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

300

Lampiran C

C.1 Lesson Analysis Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

325

C.2 Lesson Analysis Pada Konsep Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

335

C.3 Transkrip Refleksi Pada Konsep Kelarutan dan tetapan Hasil Kali Kelarutan...

354

C.4 Transkrip Refleksi Pada Konsep Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

377

C.5 Transkrip Self-Refleksi Guru dari Lesson Analysis (LA) Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

392

C.6 Transkrip Self-Refleksi Guru dari Lesson Analysis (LA) Hubungan Kelarutan dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan...

394

Lampiran D

D.1 Surat Permohonan Izin Penelitian... 397

D.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 398

(17)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Di masa sekarang ini saat perkembangan zaman semakin pesat, manusia di tuntut agar selalu dapat aktif berpikir, kreatif dan kritis dalam menghadapi semua tantangan yang ada dan dapat muncul sebagai manusia-manusia pelopor.

Upaya untuk peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan pergedungan, peralatan, dan kondisi lingkungan. Diantara beberapa variabel determinan bagi pencapaian prestasi belajar peserta didik, guru berkualitas merupakan variabel kunci. Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para murid dibandingkan personel lainnya di sekolah. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian dan membuka komunikasi dengan masyarakat.

(18)

2

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu kompetensi yang dikaji di sini adalah kompetensi didaktik. Kompetensi didaktik merupakan sesuatu yang menjadi penekanan dalam pembelajaran sejak tahap perencanaan pembelajaran. Analisis didaktis sebelum pembelajaran, difokuskan pada hubungan tiga serangkai antara lain guru, siswa, dan materi pembelajaran. Hasil analisis didaktis digunakan untuk proses pembuatan rancangan atau desain.

Sebelum proses pembelajaran, biasanya guru membuat rancangan pembelajaran agar urutan aktivitas dan situasi didaktis dapat diupayakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam mengembangkan desain didaktis, aktivitas guru dirancang bukan hanya untuk berfokus kepada siswa maupun materi pembelajaran tetapi pada hubungan antara siswa dengan materi pembelajaran.

Hubungan guru-siswa-materi digambarkan oleh Kansanen (dalam Suryadi, 2010) sebagai sebuah ‘segitiga didaktis yang menggambarkan Hubungan Didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta Hubungan Pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Peran guru yang paling utama dalam segitiga didaktis menurut Suryadi (2010) adalah

Menciptakan suatu situasi didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa (learning situation). Ini berarti bahwa seorang guru selain perlu menguasai materi ajar, juga perlu memiliki pengetahuan lain yang terkait dengan siswa serta mampu menciptakan situasi didaktis yang dapat mendorong proses belajar secara optimal.

(19)

3

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada persoalan yang telah dikaitkan dengan konsep kimia yang lain, besar kemungkinan siswa belum mampu menyelesaikannya. Siswa bisa menyelesaikan persoalan jika diberi contoh terlebih dahulu, namum akan mengalami kesulitan pada saat diberikan persoalan yang berbeda dengan contoh yang diberikan. Kemudian ketika siswa diberi soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan, siswa tersebut terlalu lama mengerjakan soal tersebut, kebanyakan dari mereka hanya diam saja. Ketika ditanya dan dilakukan wawancara, sebagian besar siswa SMA tersebut mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia. Kesulitan ini terjadi karena sifat ilmu kimia yang abstrak, konsep kimia yang dipelajari sangat banyak dan berurutan, serta rendahnya kemampuan siswa dalam operasi matematik. Di sisi lain, menurut Natawijaya (1980) siswa mengalami kesulitan

3. Beberapa siswa mampu menyelesaikan soal, tetapi kurang memahami apa yang terkandung dalam soal tersebut (tidak meaningful)

4. Banyak siswa yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

(20)

4

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian setiap hari akan terjadi perbaikan dan peningkatan pengetahuan pembelajaran. Sekelompok guru juga berdiskusi membahas bahan pembelajaran yang tepat untuk materi tertentu. Sehingga dengan menerapkan

lesson analysis yang dilakukan pada tahapan lesson study akan mendapatkan gambaran lebih utuh dari hambatan-hambatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi di dalam kelas.

Penelitian mengenai desain didaktis didasari dari beberapa studi penelitian terdahulu yaitu Sulistiawati (2012) melakukan penelitian mengenai desain didaktis konsep luas dan volume limas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain didaktis dapat memperkecil gap yang dihadapi siswa dalam mempelajari konsep luas dan volume limas. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Chairani (2012) mengenai desain didaktis konsep layang-layang dan belah ketupat untuk siswa SMP. Secara garis besar hasil penelitian menunjukkan desain didaktis dapat menjadi alternatif pembelajaran untuk mengatasi hambatan belajar siswa dalam memahami konsep layang-layang dan belah ketupat. Suryadi (2014) mengemukakan bahwa penelitian desain didaktis tidak hanya dikhususkan untuk pembelajaran matematika tetapi juga dapat digunakan untuk merancang pembelajaran bidang studi lainnya.

Dalam lesson study bukan hanya guru yang melaksanakan pembelajaran saja yang dapat memetik manfaat, namun terlebih lagi para observer (guru lain/mitra, mahasiswa, dosen dan pihak-pihak lain) yang hadir pada saat pembelajaran. Dengan mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru, observer didorong untuk merefleksikan pembelajaran yang dilaksanakannya dan bagaimana meningkatkan kualitasnya.

(21)

5

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar yang baik (Mellado, 1998). Karena lesson study merupakan sumber contoh-contoh nyata tentang bagaimana melakukan pembelajaran, partisipasi sebagai observer dalam lesson study atau mengamati rekaman video lesson study dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru dan mahasiswa calon guru.

Hendayana dkk (2006) memandang Lesson Study sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan

mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dalam istilah lain,

Lesson Study merupakan cara peningkatan mutu pendidikan yang tidak pernah berakhir. Dengan demikian lesson study bukan suatu metode pembelajaran atau strategi pembelajaran. Namun demikian, dalam suatu kegiatan lesson study dapat digunakan berbagai metode, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi pendidik.

fSelama pendidikan masih ada, maka selama itu pula masalah-masalah tentang pendidikan akan selalu muncul dan orang pun tak akan henti-hentinya untuk terus membicarakan dan memperdebatkan tentang keberadaannya, mulai dari hal-hal yang bersifat fundamental-filsafiah sampai dengan hal–hal yang sifatnya teknis-operasional. Sebagian besar pembicaraan tentang pendidikan terutama tertuju pada bagaimana upaya untuk menemukan cara yang terbaik guna mencapai pendidikan yang bermutu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang handal, baik dalam bidang akademis, sosio-personal, maupun vokasional.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis sebagai Self- Reflection

pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan. Desain didaktis tersebut juga akan disesuaikan dengan learning obstacle siswa yang dihadapi. Sehingga melalui desain didaktis ini akan muncul sebuah thinking classroom

(22)

6

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi penelitian ini yaitu:

1. Perubahan orientasi mengajar ke arah belajar (teacher-centered ke arah

student-centered ).

2. Kesulitan siswa dalam pembelajaran terkait sub materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kehidupan sehari – hari.

3. Masih rendah kesadaran guru untuk belajar dan memperbaiki pembelajaran yang dilakukan di kelas melalui self-reflection selama ini sehingga kurang memperhatikan respon siswa sebelum dan setelah pembelajaran.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, maka rumusan masalah penelitian secara umum adalah “Bagaimana desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai

Self- Reflection pada pembelajaran konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan?”. Untuk mempermudah pengkajian secara sistematis terhadap masalah yang akan diteliti, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakteristik Learning Obstacle (LO) yang bisa diidentifikasi terkait konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan ?

2. Bagaimana bentuk desain didaktis yang sesuai dengan Learning Obstacle (LO) yang telah diidentifikasi ?

3. Bagaimana implementasi desain didaktis terkait konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan ?

(23)

7

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimana self-reflection guru dari lesson analysis terhadap desain didaktis selanjutnya ?

D.Batasan Masalah Penelitian

Agar penelitian lebih terarah, maka peneliti membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Penelitian desain didaktis difokuskan pada analisis Learning Obstacle (LO)

yang fokus pada aspek epistemologis.

2. Lesson analysis untuk menganalisis pembelajaran dan respon siswa dalam pembelajaran terkait dengan student- centered atau teacher-centered.

3. Lesson analysis digunakan untuk menjadi balikan bagi guru (self-reflection).

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi karakteristik Learning Obstacle (LO) siswa yang dapat

diidentifikasi pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

2. Menyusun desain didaktis konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan yang meminimalisir terjadinya Learning Obstacle (LO) dan sesuai dengan karakteristik siswa SMA kelas XI.

3. Mengetahui hasil implementasi desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan, khususnya ditinjau dari respon siswa yang muncul.

4. Mengetahui karakteristik respon siswa melalui lesson analysis yang digunakan untuk menganalisis pembelajaran.

5. Memperoleh hasil self-reflection guru terhadap pembelajaran dalam desain didaktis selanjutnya.

F. Manfaat Penelitian

(24)

8

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bersifat praktis sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, serta memberikan dampak positif kepada siswa dalam mempelajari permasalahan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2. Memberikan pengembangan lebih lanjut pada penelitian desain didaktis

yang diperkaya dengan self-reflection guru.

3. Bagi guru kimia penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam merancang dan melaksanakan serta dapat belajar mengevaluasi pembelajaran pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. 4. Menjadi bagian dari refleksi diri guru dalam pembelajaran dengan

menggunakan lesson analysis.

5. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam memahami konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan dan dalam menyelesaikan soal konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.

(25)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yakni dalam pengolahan data mulai dari mereduksi, menyajikan dan memverifikasi serta menyimpulkan data, tidak menggunakan perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik, melainkan lebih menekankan pada kajian interpretatif. Sebagaimana Creswell (1994) memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah :

Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem word, report detailed views of informants, and conduct the study in a natural setting.

Memaknai paparan di atas, bahwa penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Pemahaman lain tentang kualitatif, menurut Nasution (1996) menyebutkan “penelitian

kualitatif sebagai penelitian naturalistik”. Hal ini disebabkan situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen. Untuk memahami makna dari fenomena yang terjadi secara alami yang berkaitan dengan kajian diatas, maka peneliti berperan sebagai “key instrument”, yang harus mengumpulkan

data dengan mendatangi langsung sumber data (Bogdan dan Biklen, 1990) Argumentasi di atas sesuai dengan yang disampaikan oleh Lincoln dan Guba (1985) yaitu.... “the human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of normal human activities; looking, listening, speaking, reading, and the like”. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa manusia

(26)

57

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca gerak muka, meyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden (Nasution, 1996; Moleong, 2005).

Pada penelitian kualitatif ini, menggunakan desain penelitian berupa Penelitian desain didaktis (Didactical Design Research). Fokus penelitian tidak hanya mengkaji mengenai learning obstacle khususnya hambatan epistemologi dalam penerapan konsep kimia yang dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan desain didaktis yang dapat mengatasi learning obstacle (LO) tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, namun juga memasukkan refleksi-diri (self reflection) guru berdasarkan hasil Lesson Analysis (LA).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian :

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) LABORATORIUM PERCONTOHAN Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang beralamat Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Kampus UPI Bandung. 2. Subjek penelitian :

a. Subjek pada identifikasi karakteristik hambatan belajar siswa khususnya hambatan epistemologis pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan yaitu Siswa SMA kelas XII IPA yang telah memperoleh pembelajaran mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan subjek pada implementasi desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan yaitu siswa SMA kelas XI IPA yang akan memperoleh pembelajaran konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

(27)

58

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Guru kimia dan Peneliti yang menjadi observer sebanyak 5 orang yang ikut dalam setiap tahapan desain didaktis.

C.Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan penjelasan istilah sebagai berikut: 1. Desain didaktis adalah sajian rancangan pembelajaran yang disiapkan oleh

guru. Desain didaktis dikembangkan berdasarkan sifat konsep yang akan disajikan dengan mempertimbangkan learning obstacle (LO) yang diidentifikasi. Desain didaktis tersebut dirancang untuk mengurangi munculnya learning obstacle (LO). Desain didaktis yang dibuat berupa chapter design dan lesson design.

2. Lesson Analysis(LA) merupakan salah satu cara untuk membantu guru dalam merefleksi dan memahami pembelajaran yang terjadi, diantaranya dalam memahami hubungan antara aksi yang diberikan guru dengan konsekuensinya terhadap situasi pembelajaran siswa (Romagnano, Evans, & Gilmore, 2008).

3. Self-Reflection merupakan refleksi guru setelah membaca lesson analysis

terhadap pembelajaran kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Hasil dari self-reflection digunakan untuk bahan desain pembelajaran selanjutnya.

D.Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif ini peran peneliti selain sebagai alat utama dalam pengumpulan data adalah sebagai instrument penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :

(28)

59

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Butir soal pada penelitian ini disebut sebagai tes kemampuan responden (TKR). Tes kemampuan responden (TKR) yang dilakukan menggunakan soal-soal ulangan harian yang pernah diberikan guru kepada siswa pada saat mempelajari materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan berasumsi soal-soal tersebut dapat menunjukkan pengetahuan siswa berdasarkan pengalaman belajar sebelumnya. Tes kemampuan responden dilakukan sebanyak dua kali. Pertama, tes kemampuan responden untuk mengidentifikasi karakteristik hambatan belajar siswa khususnya hambatan epistemologis pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Tes ini diberikan kepada siswa SMA kelas XII IPA yang sudah pernah mendapatkan pembelajaran mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Kedua, tes kemampuan responden untuk mengetahui gambaran hambatan belajar siswa setelah implementasi desain didaktis awal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.Tes ini diberikan kepada siswa SMA kelas XI IPA setelah implementasi desain didaktis awal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Tidak ada perbedaan soal pada tes yang diberikan yaitu terdiri dari tujuh buah soal berbentuk uraian. Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A.3.

2. Lembaran observasi

(29)

60

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Lesson Analysis (LA)

Lesson analysis digunakan sebagai alat evaluasi guru secara personal sehingga dapat melakukan refleksi diri terhadap pembelajaran menggunakan desain didaktis yang dilakukan. Lembar lesson analysis menggunakan kategorisasi berdasarkan Hidayat & Hendayana Framework. Lembar Lesson analysis dibuat dalam format Ms. Excel berdasarkan transkrip hasil rekaman implementasi desain didaktis awal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

4. Pedoman wawancara

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan tujuan menggali informasi yang sifatnya lebih mendalam dari subjek penelitian.

5. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2011). Dokumen -dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus mas alah. Dokumen- dokumen pada penelitian ini terdiri text book kimia dan sumber ajar guru mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

E.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap penelitian yang dapat dikaitkan dengan proses berfikir guru pada tiga fase yaitu: sebelum pembelajaran (plan), pada saat pembelajaran (do), dan setelah pembelajaran (see).

1. Tahap Analisis Situasi Didaktis Sebelum Pembelajaran

(30)

61

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Identifikasi Learning Obstacle (LO) yang dialami oleh siswa terkait dengan konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

e. Observasi desain didaktis awal yang dilakukan guru di kelas dan dilanjutkan dengan wawancara dengan guru tersebut serta dilengkapi dengan studi dokumentasi pada RPP yang pernah dipakai guru yang bersangkutan saat melakukan pembelajaran pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

f. Melaksanakan TKR awal dan melakukan wawancara kesiswa untuk mengetahui Learning Obstacle (LO), khususnya hambatan epistemologis siswa mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

g. Menganalisis hasil dari TKR awal dan hasil wawancara untuk mengidentifikasi kesulitan (learning obstacle, khususnya hambatan epistimologis) siswa mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan

h. Menyusun desain didaktis yang sesuai Learning Obstacle (LO), khususnya hambatan epistimologis siswa mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan

i. Membuat prediksi respon siswa yang mungkin muncul pada saat desain didaktis diimplementsikan dan mempersiapkan antisipasi dari respon siswa yang mungkin muncul

2. Tahap Metapedadidaktis

a. Mengimplementasikan desain didaktis yang telah disusun

b. Menganalisis situasi, respon siswa, dan antisipasi terhadap respon siswa saat desain didaktis diimplementasikan.

3. Tahap Analisis Retrofestif – Self Reflective

(31)

62

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Melaksanakan TKR (tes kemampuan responden) akhir.

c. Menganalisis hasil dari TKR akhir untuk mengetahui apakah kesulitan siswa yang teridentifikasi masih muncul atau tidak.

d. Menyusun laporan penelitian.

Tahap selanjutnya adalah melakukan pengolahan data hasil penelitian dan sekaligus menyusun laporan penelitian. Secara lebih jelas prosedur penelitian data dilihat pada alur penelitian pada gambar 3.1 berikut:

Lesson Analysis (L A)

Self-Reflection

Desain didaktis konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan revisi

Identifikasi Learning obstacle (LO) didaktik Kelarutan dan hasil kali Identifikasi dampak situasi kelarutan

Identifikasi Model antsipasi dan situasi didaktis yang dikembangkan

Mencari keterkaitan kesulitan – kesulitan siswa dengan model antisipasi dan situasi didaktis

Desain didaktis Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Implementasi desain didaktis Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Observasi Kelas Refleksi

Penyusunan instrumen tes

Judgement internal Judgement guru

(32)

63

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Alur Penelitian

Refleksi Observasi Kelas

Lesson Analysis (L A)

Hasil desain didaktis penerapan konsep Implementasi desain

Self-Reflection

(33)

64

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Data Penelitian

Data yang diperlukan selama penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu sebagi berikut.

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini antara lain :

a. Data hasil uji coba Tes Kemampuan Responden (TKR) untuk mengetahui Learning Obstacle (LO) pada siswa kelas XII IPA SMA Laboratorium Percontohan UPI.

b. Video rekaman dan foto rancangan sebelum pembelajaran, saat pembelajaran dan sesudah pembelajaran pada pelaksanaan desain didaktis pembelajaran konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan di kelas XI IPA2 dengan guru serta observer yang terkait pada penelitian ini.

c. Data chapter design (rancangan bab materi), lesson design (rancangan pembelajaran/ prediksi siswa), dan cara belajar siswa serta rpp.

d. Data frekuensi guru dengan siswa, interaksi serta partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

e. Data dan fakta tentang Learning Obstacle (LO) responden dalam konsep kimia terkait materi konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan pada saat implementasi desain didaktis yang telah disusun.

f. Catatan wawacara dengan siswa. g. Transkrip video pembelajaran guru. h. Lesson analyis (LA) model Hendayana.

(34)

65

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini antara lain :

a. Hasil uji tes kemampuan responden (TKR) akhir siswa kelas XI IPA2 SMA Laboratorium Percontohan UPI.

b. Nilai ulangan kimia siswa pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. c. Buku teks kimia yang digunakan siswa dalam pembelajaran kimia di

kelas.

d. RPP yang digunakan guru dalam pembelajaran kimia di kelas.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2012) menyatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di sekolah dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, di rumah dengan berbagai reponden, pada suatu seminar, diskusi di jalan dan lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi, tes dan gabungan keempatnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari:

(35)

66

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian tahap pertama, butir soal dilakukan untuk mendapatkan data dan fakta tentang Learning Obstacle (LO) siswa pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Hasil dari tes dalam bentuk butir soal menjadi bahan untuk menyusun desain didaktis yang akan diterapkan pada subjek penelitian. Pada akhir pembelajaran digunakan juga tes untuk melihat apakah Learning Obstacle (LO) sudah diminimalisir. 2. Lembaran observasi

Pada penelitian tahap pertama, observasi dilakukan untuk mendapatkan data dan fakta tentang pelaksanaan desain didaktis awal yang diterapkan dikelas. Hasil dari tes menjadi bahan untuk menyusun desain didaktis baru yang akan diterapkan pada subjek penelitian.

3. Lembar Lesson analysis (LA)

Lesson analysis (LA) dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pembelajaran yang dilakukan menggunakan Lesson analysis (LA)

Hendayana yang menganalisis respon siswa, dan antisipasi terhadap respon siswa saat desain didaktis diimplementasikan (terkait dengan student/ teacher-centered).

4. Wawancara

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan setelah siswa melakukan tes kemampuan responden (TKR) awal dan pada saat guru melakukan self-reflection setelah membaca Lesson analysis (LA) yang diberikan.

5. Dokumentasi

(36)

67

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Berdasarkan apa yang diungkapkan Suryadi (2010) bahwa penelitian desain didaktis (Didactical Design Research) adalah penelitian yang dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis situasi didaktis saat pembelajaran, dan analisis situasi didaktis setelah pembelajaran. Dalam penelitian ini akan dilakukan tiga tahapan analisis data, yaitu:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, yaitu analisis hasil tes kemampuan responden (TKR) dan hasil wawancara untuk identifikasi karakteristik hambatan belajar siswa khususnya hambatan epistemologis mengenai konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan analisis hasil repersonalisasi dan rekontekstualisasi konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

2. Analisis situasi didaktis saat pembelajaran, yaitu analisis respon siswa dan antisipasi guru pada saat implementasi desain didaktis awal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan kendala-kendala yang dihadapi selama pembelajaran.

3. Analisis situasi setelah pembelajaran, yaitu analisis respon siswa pada desain didaktis awal dengan respon siswa pada saat implementasi desain didaktis awal, analisis hambatan belajar siswa setelah implementasi desain didaktis awal, dan analisis refleksi diri guru berdasarkan hasil Lesson Analysis (LA) pada implementasi desain didaktis awal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.

(37)

68

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berikut:

1. Membaca keseluruhan informasi 2. Membuat klasifikasi dari data tersebut

3. Membuat uraian terperinci mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil pengujian

4. Mencari hubungan dan membandingkan antara beberapa kategori 5. Menemukan dan menetapkan pola atas dasar data aslinya

(38)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh beberapa kesimpulan terkait dengan pertanyaan penelitian yang diajukan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil identifikasi Learning Obtacle (LO) siswa, jenis Learning Obtacle (LO) yang muncul pada pembelajaran kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan adalah:

a. Learning Obstacle terkait Connection, yaitu hambatan yang dialami responden dalam hal mengkoneksikan antara konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dengan konsep kimia lainya. Contoh hambatan ini diantaranya tentang ketidakmampuan responden dalam menuliskan persamaan reaksi kesetimbangan suatu senyawa untuk menentukan kelarutan. Responden juga belum mampu untuk menyelesaikan perhitungan senyawa untuk menentukan nilai kelarutan secara matematika.

b. Learning Obstacle terkait Conceptual, yaitu hambatan yang dialami responden dalam hal konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. Contoh hambatan ini diantaranya tentang ketidakmampuan responden dalam membuat persamaan tetapan hasil kali kelarutan. Responden menganggap bahwa nilai Ksp sama dengan nilai konsentrasi dan responden menganggap angka indeks sama dengan angka koefisien pada senyawa CaSO4.

(39)

165

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu masalah.

d. Learning Obstacle terkait Struktural, yaitu hambatan yang dialami responden ketika ia menguasai konsep namum terhambat pada saat alur menyelesaikan masalah.

2. Desain didaktis pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan ini dapat memperkecil LO yang dihadapi siswa. Desain didaktis pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan ini disusun berdasarkan Learning Obtacle (LO) yang terindentifikasi pada uji instrument awal, perangkat pembelajaran yang digunakan seperti rpp, buku, silabus dan proses pembelajaran itu sendiri serta diperkuat dari hasil repersonalisasi dari buku-buku sumber. Desain didaktis yang disajikan dalam bentuk chapter design dan lesson design yang telah disesuaikan dengan karakteristik siswa SMA Lab. School UPI kelas XI IPA .

3. Implementasi desain didaktis pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan serta hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan secara umum berjalan lancar. Kendala yang dihadapi dalam implementasi ini adalah keterbatasan waktu karena waktu banyak digunakan untuk pratikum. Kendala lain yang ditemukan adalah kemampuan scaffolding dari guru. Hasil implementasi dari desain didaktis ini yaitu berkurangnya

Learning Obtacle (LO) dan meningkatnya jenis kemampuan siswa yang semula kebanyakan di jenis kemampuan 1, 2 dan setelah implementasi rata-rata meningkat di jenis kemampuan 3, 4.

(40)

166

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelarutan lebih mengarah pada interpretasi kolaborasi bila dibandingkan dengan pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada pembelajaran kedua ini responden lebih banyak berada pada sesi guru terlibat.

5. Hasil refleksi diri (Self-Reflection) guru pada konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan didapatkan bahwa perlu adanya perbaikan penambahan prosedur percobaan di LKS walaupun sebenarnya pada slide power point sudah ada, peringatan keselamatan pratikum juga harus diperhatikan, manajemen waktu harus diperhatikan, perlu adanya penekanan pada bagian apersepsi tentang konsep kesetimbangan terutama dalam penulisan reaksi kesetimbangan. Hasil refleksi diri (Self-Reflection) guru pada konsep hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan didapatkan bahwa materi ajar yang diberikan harus membuat siswa tidak jenuh dalam mempelajarinya. Salah satu caranyanya dengan membawa materi ajar tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam artian menghubungkan dalam kehidupan nyata. Contoh aplikasinya berupa stalagtit dan stalagmit yang terdapat didalam gua. Selain itu self-reflection (refleksi diri) yang lainnya yaitu guru memberikan soal step by step dari yang mudah dulu sampai yang sukar. Hal ini bertujuan agar siswa juga tidak mengalami kejenuhan dalam belajar karena materi ini merupakan salah satu materi kimia yang abstrak.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti merekomendasikan beberapa hal yang berkaitan dengan desain didaktis konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan. Beberapa saran yang diajukan adalah:

(41)

167

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengkap dengan bentuk bantuan yang lebih terstruktur sehingga responden lebih mudah memahami maksud dari penjelasan guru

2. Bagi guru perlunya memeriksa kelengkapan fasilitas baik berupa alat dan bahan dilaboratorium serta media yang akan digunakan dalam pembelajaran

3. Perlunya manajemen waktu dalam pembelajaran yang akan dilakukan dan jangan terfokus pada pratikum saja.

4. Perlunya pengembangan dan uji coba desain revisi lebih lanjut untuk mengahasilkan desain yang lebih efektif dalam mengatasi munculnya

Learning Obtacle (LO) terkait konsep kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan dan hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan. 5. Penelitian yang dilakukan ini sifatnya sangat terbatas, baik pada materi

(42)

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A & Widodo, S. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi & Amri. (2011). PAIKEM GEMBROT mengembangkan pembelajaran aktif, menyenagkan, gembira dan berbobot. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Bill, C & Bryan, K. (2004). A Brief Introduction to college Lesson Study. Lesson Study Project. [Online] Tersedia di: http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm. Diakses 23 Februari 2013.

Bodgan, R.C & Biklen, S.K. (1990). Riset Kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar ke Teori dan Metode. Alih bahasa oleh Munandir dari judul Qualitative Research for Education: An introduction to Theory and Methods. Jakarta: PAU PPAI Universitas Terbuka.

Brady, J., Jespersen, N., & Hyslop, A. (2012). Chemistry; International student version. Edisi ketujuh. Asia: John Wiley and Sons.

Brouseau, G. (1997). Theory of Didactical Situation in Mathematics. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Chairani. Y. (2012). Desain didaktis konsep layang-layang dan belah ketupat untuk siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Christopher, B. (2012). Science teaching, classroom discussion and contexts in junior high schools in Ghana. Doctoral disertation in Graduate School for international development and cooperation Hirosima University. Tidak diterbitkan

Creswell, J.W. (1994). Research Desaign Qualitative & Qualitative Approach. London: Publications.

(43)

169

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hendayana, S., dkk. (2006). Lesson Study : suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung UPI Press

Hidayat, A & Hendayana, S. (2013). Developing tools for analyzing of classroom interaction: does it student-centered or teacher-center lesson?. Disajikan pada international seminar on mathematics, science, and computer science education. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Hord, Shirley, M. (1997). Professional LearningCommunities: What Are They and WhyAre They Important. http://www.ncrel.org/. Diambil pada 20 Juli 2013.

Lincoln, Y. S dan Guba, EG. (1985). Naturalistic Inquiry. Baverly Hills: Sage Publications.

Kansanen, P. dan Meri, M. (1999). The didactic relation in the teaching-studying-learning process. Tersedia on-line : http://www.helsinki.fi/~pkansane/Kansanen_Meri.pdf diakses : 23 a i 20 , 20:50:13

Kuno, H. (2012) Lesson Analisis: A New Perspective Of Lesson Study. Pedagigical Dialogue. No. 2 (4): 37-41

Masami, M. (2007). Lesson analysis for sustainability of lesson study. Hong Kong: WALS

Mellado, V. (1998). The classroom practise of preservice teacher and their cinception of teaching and learning. Science education, 82, 197-214 Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito Natawijaya, R. (1980). Penelitian bagi Guru Pendidikan Luar Biasa. Jakarta:

Depdikbud.

Pusat Inovasi Pendidikan. (2013). Lesson study: membangun komunitas belajar untuk masa depan yang lebih baik. Tersedia di: https://www.academia.edu/8275687/Membangun_Komunitas_Belajar_unt uk Masa_Depan_Lebih_Baik.Diakses 11 september 2014.

(44)

170

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satrock, J.W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sato, M. (2013). Mereformasi sekolah konsep dan praktek komunitas belajar. Tokyo: Pelita

Santagata dan Angelici. (2010). “Studying the impact of the lesson analysis

framework on preservice teacher ability to reflect on videos of classroom

teaching”. Journal of teacher education . 61, (4), 339-349

Saomah, Aas. (2011). Implikasi Teori Belajar Terhadap Pendidikan Literasi.[Online]. Tersedia:http://ebookbrowse.com/implementasi-teori-belajar-dalam-pendidikan- literasi-pdf-d121750117

Slavin, RE. (1994). Educational Phychology: Theories and Practice. Fourth Edition. Massachusetts; Allyn and Bacon Publishers.

Smith, B. L, and J an MacG go .( 992). “What is Collaborative Learning?” IN

Collaborative Learning: A Sourcebook for Higher Education. The National Center on Postsecondary Teaching, Learning, and Assesment at Pennsylvania State University. Washington Center for Improving the Quality of Undergraduate Education.

Senge, P. (1990). The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization. New York: Doubleday Currency.

Sudrajat, A. (2008). Lesson Study Untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Pembelajaran”. Makalah: Onlin : http://

www.ahkmadsudrajat.wordpress.com.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulistiawati. (2012). Pengembangan desain didaktis bahan ajar penalaran matematis pada materi luas dan volume limas. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

(45)

171

Nofri Yuhelman, 2014

Desain Didaktis Pembelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas Berbantuan Lesson Analysis Sebagai Self-Reflection Pada Konsep Kelarutan dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suryadi, D. (2013). Didactical Design Research (DDR) dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar UNES, tidak diterbitkan.

Suryadi, D. (2014). Sekilas perjalanan Didactical Design Research (DDR). Disajikan pada training of trainerslesson study di perguruan tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia, Maret 2014.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidik. Yogyakarta: UNY

Triastari, A. (2012). Chemistry 2: for senior high school year XI. National Library: Quadra

Undang, G. (2009). Lesson Study Model Pengkajian Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Sayagatama Press

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wang, I, Pasty, Yoshida & Makoto. (2005). Building Our Understanding of Lesson Study. Philadelphia, PA: Research for Better Schools.

Widhiartha, dkk. (2008). Lesson Study Sebuah Upaya Peningkatan Mutu Pendidik Pendidik Non Formal. Surabaya: Prima Printing.

Wijaya, A.F., C. (2012). Lesson Analysis. Disajikan pada Pelatihan Fasilitator ToT LS 2012. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Gambar
Gambar 3.1 Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

yang lebih rendah pada anak dengan konstipasi dibandingkan dengan anak normal.

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) H... Taufik

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Penulisan ilmiah ini penulis membahas mengenai Pariwisata khususnya pariwisata jogjakarta yang berbentuk animasi yang dititikberatkan untuk masyarakat menengah kebawah dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan umur menarche pada siswi SMP Negeri 1 Sei Rampah tahun 2016.. Jenis

High Gain Active Microstrip Antena for 60-GHz.