IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA FLUIDA DENGAN MODEL GUIDED DISCOVERY
DAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
Oleh Didit Ardianto
1202187
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA FLUIDA DENGAN MODEL GUIDED DISCOVERY
DAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP
Oleh:
Didit Ardianto, S.Pd
Universitas Pendidikan Indonesia, 2014
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana
© Didit Ardianto
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001
Pembimbing II
Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed NIP. 1967091911991032001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPA
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA FLUIDA DENGAN MODEL GUIDED DISCOVERY
DAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain non randomaized static group pretest-postest design. Data dikumpulkan dengan menggunakan soal kemampuan literasi sains, skala sikap, lembar angket, format wawancara, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning sudah sesuai dengan yang direncanakan. Peningkatan kemampuan literasi sains antara kelas yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu model guided discovery dengan kelas yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu model problem based learning tidak berbeda secara signifikan. Pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa aspek konten dan proses sains dengan nilai gain 0,37 (kategori sedang) serta sikap sains dengan nilai gain 0,47 (kategori sedang). Sedangkan pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan literasi sains aspek konten dan proses sains dengan nilai gain 0,41 (kategori sedang) serta sikap sains dengan nilai gain 0,48 (kategori sedang). Guru dan siswa menanggapi positif terhadap implementasi pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA terpadu dengan model guided disccovery dan problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
IMPLEMENTATION INTEGRATED SCIENCE LEARNING THEMED FLUID WITH GUIDED DISCOVERY
AND PROBLEM BASED LEARNING MODELS TO INCREASE STUDENT’S SCIENCE LITERACY IN JUNIOR HIGH SCHOOL
ABSTRACT
The purpose of this study was to implement integrated science learning with guided discovery and problem based learning models to increase students science literacy. The subjects were students of SMP in Bandung City Grade VIII. This study used a quasi-experimental design with a non randomaized group pretest-posttest static design. Data was collected using a test of science literacy, attitude scales, sheet questionnaire, interview format, feasibility study observation sheet, and student activity sheets. The results showed that the feasibility study with the integrated science with guided discovery and problem based learning models was been implemented and it was planned. Increasing science literacy between the class who taught integrated science learning with guided discovery and problem based learning models was not different significantly. Integrated science learning with guided disovery models can improve student’s literacy aspects of science content and process with gain value 0.37 (medium category) and science attitude with gain value 0.47 (medium category). Meanwhile the integrated science learning with problem based learning models can improve student literacy aspects of science content and process with gain value 0.41 (medium category) and science attitude with gain value of 0.48 (medium category). Teachers and students show positive respond for implementation of an integrated science learning with guided discovery and problem based learning models. It can be concluded that integrated science learning with guided discovery and problem based learning models can be use to increase student’s science literacy.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi vi DAFTAR ISI
Hal. ABSTRAK... I
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH……… Iv DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ……….... xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Hasil Penelitian...
1 8 9 10
BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA FLUIDA DENGAN
MODEL GUIDED DISCOVERY DAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS
A. Pembelajaran IPA terpadu …... B. Model Guided Discovery………... C. Model Problem Based Learning ………...……… D. Literasi Sains…... E. Tinjauan Tema Fluida ... F. Keterkaitan Pembelajaran dengan Literasi Sains yang Dilatihkan ……
G. Penelitian yang Relevan ………
H. Asumsi ………...
I. Hipotesis ………
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian... B. Populasi dan sampel Penelitian …... C. Definisi Operasional... D. Instrumen Penelitiaan...
E. Prosedur Penelitian ………
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... 45 45 46 47 49 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keterlaksanaan Pembelajaran ... 1. Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Model Guided
Discovery ……….
2. Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Model Problem Based Learning ...
B. Kemampuan Literasi Sains …... 1. Kemampuan Literasi Sains Aspek Konten dan Proses Sains ... 2. Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap Sains... C. Respon Siswa dan Guru terhadap Pembelajaran IPA terpadu dengan
Model Guided Discovery dan Model Problem Based Learning ………. 1. Respon Siswa ………. 2. Respon Guru ………..
64
64
71 75 75 99
111 111 115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... B. Saran...
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii viii
DAFTAR PUSTAKA ………...
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...
120 126
DAFTAR TABEL Tabel
2.1 Perbedaan Sintaks Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Guided
Discovery………..
2.2 Sintaks Model Guided Discovery ……...………...………... 2.3 Sintaks Model Problem Based Learning ……….………..…
2.4 Domain Konteks PISA 2012 ………..………
2.5 Konten Sains dan Cakupan Materi ………..………... 2.6 Kategori Tekanan Darah Menurut AHA…... 2.7 Keterkaitan Model Guided Discovery dengan Aspek Literasi Sains yang
Dilatihkan ………..
2.8 Keterkaitan Model Problem Based Learning dengan Aspek Literasi Sains yang Dilatihkan ………. 3.1 Desain Penelitian Non Randomaized Static Group Pretest-Postest Design…...
3.2 Instrumen Penelitian ………...
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………...………. 3.4 Interpretasi Validitas ……….. 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Tes ………. 3.6 Interpretasi Indeks Kesukaran ………...……… 3.7 Interpretasi Daya Beda ………...……… 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda ..……… 3.9 Soal Literasi Sains yang Digunakan Berdasarkan Aspek Konten dan proses
Hal.
17 17 20 23 25 30
39 40
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix ix
Sains yang Telah Disesuaikan Nomornya ……….. … 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap Sains………... 3.11 Skala Sikap yang Digunakan Berdasarkan Indikator Sikap Literasi Sains dan
Telah Disesuaikan Nomornya………...
3.12 Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ……… 3.13 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran ………... 3.14 Kriteria Keefektifan Guru dalam Mengelola Pembelajaran …...………... 4.1 Skor Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran IPA Terpadu dengan
Model Guided Discovery ………
4.2 Frekuensi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model Guided Discovery ……….…………... 4.3 Skor Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran IPA Terpadu dengan
Model Problem Based Learning ....……… 4.4 Frekuensi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model
Problem Based Learning ……….
4.5 Nilai Rata-Rata Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Literasi Sains Aspek Konten dan Proses Sains ………. 4.6 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains
Aspek Konten dan Proses Sains ……….. 4.7 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains
Aspek Konten dan Proses Sains ………... 4.8 Hasil Uji Perbedaan Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains Aspek
Konten dan Proses Sains ………
4.9 Kemampuan Literasi Aspek Konten Sains………... 4.10 Kemampuan Literasi Aspek Proses Sains ………... 4.11 Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Literasi Sains Aspek Sikap
Sains ………... 4.12 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x x
Aspek Sikap Sains ………... 4.13 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains
Aspek Sikap Sains ………... 4.14 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Literasi Sains
Aspek Sikap Sains ………... 4.15 Data setiap Indikator Sikap Sains Siswa ………... 4.16 Respon Siswa terhadap Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model Guided
Discovery ………..
4.17 Respon Siswa terhadap Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model Problem
Based Learning ……….
4.18 Hasil Wawancara dengan Guru ……….... 100 101 101 102 112 113 116 DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Diagram Domain Literasi Sains ……….. 2.2 Bagan untuk Mengonstruksi dan Menganalisis Tes Literasi Sains...…………. 2.3 Keterpaduan Konsep Tekanan Darah ... 2.4 U-Tube Manometer ……….………... 2.5 Stroke Iskemik ……… ………...…... 2.6 Stroke Hemoragik ……….. ……….…... 2.7 Keterpaduan Konsep Gaya Apung ……..……….. 2.8 Keterpaduan Konsep Transportasi Tumbuhan ..………. 2.9 Kapilaritas pada Batang ………...………
3.1 Diagram Alur Penelitian ……….
4.1 Histogram Persentase Nilai Rata-rata Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Literasi Sains Aspek Konten dan Proses Sains………... 4.2 Histogram Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Aspek Konten………
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi xi
4.3 Histogram Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Aspek Proses ……… 4.4 Histogram Persentase Nilai Rata-rata Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan
Literasi Sains Aspek Sikap Sains………. 4.5 Histogram Perbandingan Peningkatan setiap Indikator Sikap Sains Siswa ……
81
100 103
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Perangkat pembelajaran
1. Keterpaduan Konsep ………...
2. RPP Model Guided Discovery ……….
3. LKS Model Guided Discovery……….
4. RPP Model Problem Based Learning……….. 5. LKS Model Problem Based Learning ……….
6. Handout Tema “Fluida”………..
B. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Literasi Sains yang Digunakan ….…………...…... 2. Lembar Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran ………
Hal.
126 127 144 157 176 188
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii xii
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………...………..
4. Angket Siswa ………..……….
5. Format Wawancara Guru ………..………..
C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
1. Rekapitulasi Skor Uji Coba Soal Pilihan Ganda ….…………...…... 2. Rekapitulasi Analisis Butir Soal Pilihan Ganda……….. 3. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ….…………...……….………. 4. Rekapitulasi Uji Coba Skala Sikap………..………. 5. Perhitungan Skor dan Analisis Daya Beda dari Hasil Uji Coba Skala Sikap .
6. Reliabilitas Skala Sikap ……..………..………..
D. Hasil Penelitian
1. Skor Keterlaksanaan Pembelajaran ………... 2. Perhitungan Aktivitas Siswa dalam KBM ……… 3. Skor Pretes dan Postes (Aspek Konten dan Proses) Kelas VIII B. ……… 4. Skor Pretes dan Postes (Aspek Konten dan Proses) Kelas VIII A ……… 5. N-Gain (Aspek Konten dan Proses) Kelas VIII A dan VIIIB……… 6. Skor Pretes, Postes dan N-Gain Indikator Proses Sains Kelas VIII A dan
VIII B ………...
7. Skor Pretes, Postes dan N-Gain Konten Sains Kelas VIII A dan VIII B ……... 8. Skor Pretes dan Postes Sikap Sains Kelas VIII B ……….. 9. Skor Pretes dan Postes Sikap Sains Kelas VIII A ……….. 10. Rekapitulasi N-Gain Sikap Sains Kelas VIII A dan VIIIB ……… 11.Rekapituasi N-Gain Indikator Sikap Sains Kelas VIII A dan VIII B ………... 12. Respon Siswa dan Guru terhadap Pembelajaran IPA Terpadu denga Model
Guided Discovery dan Problem Based Learning ………... 13. Rekapitulasi Hasil Uji Statistik ………
E. Dokumentasi ………...………...
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP/MTs, Kurikulum 2013 berupaya menyempurnakan pola pikir. Salah satu upaya untuk meningkatkan pola pikir yaitu dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang bermakna. Pembelajaran IPA sangat erat hubungannya dengan pemahaman konsep dan kemampuan berinkuiri. Berdasarkan Kementrian Pendidikan Nasional (2013) menyatakan bahwa :
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga munculnya
“metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian
”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikap ilmiah” (scientific attitudes)”.
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan IPA lebih menekankan pada pemberian langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Kemendikbud, 2013). Maka dari itu untuk mencapai kemampuan yang diharapkan pemerintah, siswa diharapkan memiliki keterampilan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar yang didapat dari penggunaan kemampuan literasi sains dalam pembelajaran.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu. Literasi sains penting dikembangkan karena: (1) pemahaman terhadap sains menawarkan kepuasan dan kesenangan pribadi yang muncul setelah memahami dan mempelajari alam; (2) dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang membutuhkan informasi dan berpikir ilmiah untuk pengambilan keputusan; (3) setiap orang perlu melibatkan kemampuan mereka dalam wacana publik dan debat mengenai isu-isu penting yang melibatkan sains dan teknologi; (4) dan literasi sains penting dalam dunia kerja, karena makin banyak pekerjaan yang membutuhkan keterampilan-keterampilan yang tinggi, sehingga mengharuskan orang-orang belajar sains, bernalar, berpikir secara kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah (National Research Council, 1996).
Kenyataannya siswa masih lemah dalam sains, padahal dengan perkembangan zaman landasan sains sangat diperlukan untuk berkomunikasi dan pengembangan teknologi. Terbukti dari hasil penelitian tentang asesmen hasil belajar sains pada level Internasional yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) tentang Programme for International Student Assessmen (PISA). Hasil studi PISA pada tahun 2000,
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Menurut analisis yang dilakukan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), skor literasi sains dalam rentang antara 335 ≤ 409 poin
termasuk dalam kategori kecakapan level 1 atau lebih rendah dari itu. Kecakapan siswa pada level ini memiliki pengetahuan sains yang terbatas dan hanya bisa diterapkan pada beberapa situasi saja. Siswa pada level ini hanya dapat memberikan penjelasan ilmiah yang mudah dan mengikuti bukti-bukti yang diberikan secara eksplisit (OECD, 2009). Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Hayat dan Yusuf (2006) lingkungan dan iklim belajar di sekolah mempengaruhi variasi skor literasi siswa. Demikian juga keadaan infrastruktur sekolah, sumber daya manusia sekolah dan tipe organisasi serta manajemen sekolah, sangat signifikan pengaruhnya terhadap prestasi literasi siswa. Firman (2007) juga mengungkapkan rendahnya literasi sains siswa Indonesia berkaitan erat dengan adamya kesenjangan antara pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah dan tuntutan PISA.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas juga terungkap bahwa: (1) pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih berpusat pada guru (teacher center) sehingga pemahaman konsep dan kemampuan inkuiri siswa jarang
dilatihkan; (2) guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materinya dan siswa tidak dilibatkan secara maksimal dalam menemukan konsep secara mandiri; (3) pendekatan saintifik tidak ditekankan dalam proses pembelajaran, dan siswa lebih banyak melakukan pengamatan secara tidak langsung melalui buku dan LKS yang dimilikinya; (4) perangkat pembelajaran yang di buat oleh guru juga tidak mencerminkan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 (misalnya seperti pembelajaran yang berbasis penemuan dan pembelajaran berbasis masalah) karena guru tidak paham tentang model-model pembelajaran yang menjadi tuntutan Kurikulum 2013; (5) LKS yang digunakan guru dalam pembelajaran hanya menekankan pada target penguasaan materi saja, dan kurang melatihkan keterampilan proses sains siswa; (6) pembelajaran yang dilakukan juga masih memperlihatkan pembelajaran IPA yang masih terpisah-pisah dan kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari; (7) penilaian yang dilakukan oleh guru menilai penguasaan konsep, belum menilai keterampilan proses dan penalaran tingkat tinggi, tidak mengadopsi soal-soal dari PISA dan TIMMS.
Berdasarkan angket pra penelitian diperoleh data bahwa, 92% siswa senang belajar IPA. Siswa sebanyak 40% merasa tidak dilibatkan dalam menemukan konsep IPA dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa (55%) menyatakan bahwa dalam pembelajaran IPA, siswa kadang-kadang diberi permasalahan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, dan 36% siswa menyatakan tidak pernah. Siswa sebanyak 51% menyatakan bahwa pembelajaran IPA masih diajarkan secara terpisah (Kimia, Fisika, Biologi) dan 69% siswa tertarik jika materi di dalam IPA (fisika, kimia, biologi) dikaitkan satu dengan yang lainnya.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
penguasaan materi dan keterampilan inkuiri siswa kurang mendapat perhatian. Hal ini berdampak pada kemampuan siswa dalam melakukan penyelidikan yang masih rendah. Pembelajaran IPA masih diajarkan secara tidak terpadu sehingga menyebabkan siswa kurang bisa menggunakan pengetahuan yang diperoleh dalam konteks kehidupan sehari-hari dan belum bisa mengaitkan materi dari berbagai disiplin ilmu. Kemampuan-kemampuan tersebut berhubungan dengan kemampuan literasi sains siswa, hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan dalam National Science Education Standards yang menyatakan bahwa:
Literasi sains berarti bahwa seseorang dapat bertanya, menemukan, atau menentukan jawaban atas pertanyaan yang berasal dari rasa ingin tahu tentang pengalaman sehari-hari. Ini berarti bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena alam. Literasi sains memerlukan kemampuan membaca dengan pemahaman artikel tentang ilmu pengetahuan dalam pers populer dan untuk terlibat dalam percakapan sosial tentang validitas kesimpulan. Literasi sains menyiratkan bahwa seseorang dapat mengidentifikasi isu-isu ilmiah yang mendasari keputusan nasional dan lokal dan posisi mengungkapkan yang ilmiah dan teknologi informasi. Seseorang yang literate harus dapat mengevaluasi kualitas informasi ilmiah berdasarkan sumbernya dan metode yang digunakan untuk menghasilkan itu. Literasi sains juga menyiratkan kemampuan untuk mengajukan dan mengevaluasi argumen yang didasarkan pada bukti dan menerapkan kesimpulan dari argumen tersebut dengan tepat.
Hasil studi pendahuluan membuktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru dikelas akan sangat menentukan kemampuan literasi sains siswa. Kemampuan literasi sains ini dapat dilatih melalui pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung pada siswa melalui kegiatan penyelidikan layaknya seorang ilmuwan. Menurut Hendry (dalam Toharudin et al., 2011) mengungkapkan bahwa pendekatan pembelajaran yang paling tepat
untuk membangun literasi sains siswa adalah problem solving, inquiry, dan discovery karena konsep literasi sains terdiri dari dimensi proses inkuiri, yaitu
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
dan mengikuti argumen tentang sains dan hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan teknologi media.
Oleh karena itu, pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning. Pembelajaran IPA terpadu dipilih karena pembelajaran ini dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan masalah yang sedang berkembang, sehingga pembelajaran IPA akan lebih bermakna karena siswa akan mampu menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Mitarlis dan Mulyaningsih (2009) menyatakan bahwa IPA terpadu memiliki ciri holistik, bermakna, dan aktif. Melalui pendekatan interdisipliner maka pembelajaran IPA terpadu berpotensi membelajarkan IPA kepada siswa secara holistik. Pembelajaran IPA terpadu diorientasikan pada aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial, sehingga pembelajaran IPA terpadu memfasilitasi siswa untuk aktif dalam proses belajar. Model pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pembelajaran IPA terpadu yaitu model guided discovery dan problem based learning. Kedua model pembelajaran ini dipilih karena memiliki sintak yang dapat melatihkan keterampilan berinkuiri siswa sehingga sangat potensial dalam membangun literasi sains karena inkuiri merupakan komponen dari literasi sains.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
menemukan aplikasi untuk pengetahuan tetapi berfokus pada membangun pengetahuan dari sebuah pengalaman.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brickman et al., (2009) yang mengukur literasi sains dengan menerapkan pembelajaran inkuiri berbasis laboratorium diperoleh peningkatan literasi sains dengan nilai (g) sebesar 0,4. Balim (2009) mengungkapkan bahwa discovery dapat lebih meningkatkan prestasi akademik dan keterampilan inkuiri siswa dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional. Nbina (2013) juga menyatakan bahwa pembelajaran dengan guided discovery lebih meningkatkan literasi sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran demonstrasi. Sejalan dengan Brickman, Balim, dan Nbina, Dahlia (2013) menyatakan bahwa pembelajaran discovery learning pada materi ekosistem meningkatkan rata-rata kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah siswa dibandingkan dengan pembelajaran konevensional.
Selain model guided discovery, pembelajaran yang potensial melatih kemampuan literasi sains siswa adalah model problem based learning. Model problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyajikan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Inel dan Balim (2010) yang mengaplikasikan problem based learning pada siswa SMP, hasil temuannya mengatakan bahwa problem based learning dalam pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi lebih efektif dalam meningkatkan prestasi akademik dan tingkat penemuan konsep. Dewi et al., (2013) menyatakan bahwa penerapan pemberian
tugas awal “Integrated Reading and Writting” pada pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan literasi fisika untuk aspek context, competencies, knowledge dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi “Alat ukur Gerak pada
Kendaraan Bermotor”. Khusnayain et al., (2013) menyatakan bahwa penerapan skill argumentasi menggunakan model pembelajaran problem based learning berpengaruh positif terhadap literasi sains dan terjadi peningkatan literasi sains siswa.
Berdasarkan analisis kompetensi dasar mata pelajaran IPA SMP di Kurikulum 2013, salah satu tema yang potensial untuk diajarkan dalam pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning adalah tema fluida. Tema ini merupakan suatu wacana yang dapat
dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan sudah dikenal peserta didik, karena semua makhluk hidup memanfaatkan fluida untuk kelangsungan hidupnya. Dengan menggunakan tema fluida, kita dapat mengajarkan konsep tekanan darah, gaya apung ikan, dan transportasi tumbuhan. Dari tema itu didapat pengetahuan dari disiplin ilmu biologi dan fisika yang saling berkaitan. Pembelajaran dengan model guided discovery dan problem based learning pada tema fluida dapat memberikan kesempatan siswa untuk tahu,
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
masalah yang berkaitan dengan materi fluida (konten sains) berdasarkan hasil penyelidikan ilmiah (proses sains).
Tema ini didukung oleh beberapa kompetensi dasar antara lain; 3.4 Memahami sifat fluida dan menerapkannya untuk menjelaskan transportasi darah dalam sistem peredaran darah serta transportasi cairan pada tumbuhan, tekanan osmosis, difusi pada peristiwa respirasi serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Kelas VIII); 4.3 Melakukan percobaan untuk menyelidiki tekanan cairan pada kedalaman tertentu, gaya apung, kapilaritas, dan tekanan cairan pada ruang tertutup (Kelas VIII); 4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki transport cairan dalam batang tumbuhan (Kelas VIII). Tema ini akan ditinjau dari dua disiplin kelilmuan yaitu Fisika dan Biologi. Sehingga dengan pembahasan tema tersebut, diharapkan siswa memperoleh pemahaman yang holistik tentang konsep fluida dan dapat meningkatkan literasi sains peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
dengan judul “Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Tema Fluida dengan Model Guided Discovery dan Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Literasi Sains Siswa SMP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diambil yaitu: Bagaimana implementasi pembelajaran IPA terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning dalam meningkatkan literasi sains siswa SMP?
Dari rumusan masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
2. Bagaimana perbedaan peningkatan literasi sains antara siswa yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan siswa yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning pada tema fluida?
3. Bagaimana respon siswa dan guru terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning pada tema fluida?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang didapat, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengimplementasikan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning tema fluida untuk meningkatkan
literasi sains siswa.
2. Mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning pada tema fluida.
3. Mendeskripsikan perbedaan peningkatan literasi sains antara siswa yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan siswa yang memperoleh pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning pada tema fluida.
4. Mendeskripsikan respon siswa dan guru terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning pada tema fluida.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran IPA antara lain:
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan wawasan tentang alternatif pembelajaran yang berpusat pada siswa khususnya pada proses pembelajaran IPA di SMP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Ciri khas dari penelitian ini tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan (Sugiyono, 2011). Desain penelitian yang digunakan adalah non randomized static group pretest-postest design. Penggunaan desain ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan terhadap subjek penelitian (Fraenkel, 1993). Dengan menggunakan desain ini subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok eskperimen. Kelompok eksperimen I adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery sedangkan kelompok eksperimen II adalah kelompok yang mendapatkan pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1
Desain Penelitian Non Randomaized Static Group Pretest-Postest Design
Kelompok Pretes Perlakuan Postes Respon
Eksperimen 1 O1 X1 O2 O3
Eksperimen 2 O1 X2 O2 O3
Keterangan :
O1 : Instrumen untuk melihat kemampuan awal literasi sains siswa X1 : Pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery X2 : Pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning
O2 : Instrumen untuk melihat kemampuan literasi sains siswa setelah diberi perlakuan
O3 : Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran B. Populasi dan Sampel Penelitian
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen II di SMP 14 Kota Bandung tahun ajaran 2014/2015. Kelas ini dijadikan sampel penelitian karena pada awal pembagian kelas tidak dibedakan tingkat kecerdasan. Sampel yang dipilih terdiri dari 40 siswa kelas VIII A yang mendapat pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan 40 siswa kelas VIII B yang mendapat pembelajaran IPA terpadu dengan model problem based learning pada tema fluida.
C. Definisi Operasional
1. Pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep dalam ilmu biologi dan fisika yang menggunakan keterpaduan tipa shared dan proses pembelajarannya mengikuti sintaks model guided discovery dan problem based learning. Model guided discovery dalam penelitian ini memiliki sintaks sebagai berikut: motivation, data collection, data processing, closure. Sedangkan model problem based learning dalam
penelitian ini memiliki sintaks: mengorientasikan siswa kepada masalah autentik; mengorganisasikan siswa untuk belajar; membimbing penyelidikan autentik; membimbing siswa mengembangkan karya; dan menganalisis proses penyelesaian masalah.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
3. Literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada framework Programme for International Student Assessment (PISA) 2006. Domain
literasi sains yang diukur dalam peneltian ini sebagai berikut ini:
a. Konten sains yang diukur dalam penelitian ini yaitu penerapan konsep fluida dalam kehidupan yang meliputi konten tekanan darah, konten stroke, konten gaya apung, dan konten transportasi tumbuhan. Domain ini diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda yang diberikan pada saat pre-tes dan pos-tes.
b. Proses sains. Domain proses yang dimaksud ialah proses mental yang terlibat dalam menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang terkait dengan konten tekanan darah, konten stroke, konten gaya apung ikan, dan konten transportasi tumbuhan. Domain ini diukur dengan menggunkan tes pilihan ganda yang diberikan pada saat pre-tes dan pos-tes.
c. Sikap sains yang diukur dalam penelitian ini ialah minat siswa terhadap pembelajaran yang bertema fluida yang terdiri dari: mendukung inkuiri pada pembelajaran yang bertema fluida; ketertarikan terhadap pembelajaran yang bertema fluida; tanggung jawab terhadap masalah yang berkaitan dengan tema fluida. Domain ini diukur dengan menggunakan skala likert yang diberikan pada saat pre-tes dan pos-tes.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
(Kelas VIII); KD 4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki transport cairan dalam batang tumbuhan (Kelas VIII).
5. Respon siswa dan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan siswa dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan model problem based learning pada tema fluida yang dijaring melalui angket dan wawancara tidak terstruktur.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes awal dan tes akhir untuk menjaring literasi sains serta skala sikap untuk menjaring sikap sains siswa. Selain itu digunakan angket untuk menjaring respon siswa terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran serta pedoman wawancara guru. Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan hand out materi fluida. Secara rinci instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.
[image:30.595.81.560.442.704.2]Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No Instrumen Target asesmen Deskripsi Waktu
1. a. Tes pilihan ganda
b. Tes skala sikap (skala likert)
a. Literasi sains siswa (Domain Konten dan Proses Sains) b. Literasi Sains
(Domain Sikap Sains)
a. Tes pilihan ganda digunakan untuk memperoleh data literasi sains siswa untuk domain konten dan proses sains.
b. Tes skala sikap digunakan untuk memperoleh data literasi sains domain sikap sains
Pretes dan Postes
2. a. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran a. Aktivitas/ kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
a. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk menilai aktivitas/kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan sintaks model pembelajaran
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
No Instrumen Target asesmen Deskripsi Waktu
b. Lembar observasi aktivitas
b. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
yang diterapkan b. Lembar aktivitas siswa
digunakan untuk
mendapatkan data mengenai frekuensi aktivitas siswa selama proses pembelajaran 3. Angket respon
siswa
Mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Angket diberikan kepada siswa setelah seluruh
kegiatan pembelajaran selesai
Setelah seluruh pembelajaran
selesai 4. Pedoman
wawancara guru
Menggali kelemahan maupun
keunggulan dari pembelajaran yang telah dilakukan
Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur untuk menggali pendapat guru mengenai pembelajaran yang telah dilakukan
Setelah seluruh pembelajaran
selesai
E. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dideskripsikan melalui alur penelitian yang terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap-tahap tersebut dijelasakan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Studi Pendahuluan, ini dimaksudkan untuk bertujuan untuk mencari permasalahan yang muncul ketika proses pembelajaran baik pada siswa maupun guru. Studi pendahuluan ini juga untuk menggali respon siswa terhadap pembelajaran IPA yang selama ini mereka dapatkan di sekolah. Pada tahap ini juga diteliti mengenai metode yang digunakan oleh guru di dalam kelas. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara mewawancarai serta mengamati guru mengajar ketika berada di dalam kelas.
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditentukan. Hasil dari studi literatur ini yang kemudian akan dijadikan acuan untuk mendesain pembelajaran beserta perangkat yang diperlukan dalm penelitian ini.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian d. Menghubungi pihak sekolah yang akan dijadikan tempat pnelitian e. Menentukan sampel penelitian
f. Membuat proposal penelitian
g. Perancangan instrumen dan RPP, perencangan ini disesuaikan dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan. Instrumen penelitian ini mengacu pada PISA 2006 yang mengukur 3 dimensi. RPP penelitian dirancang berdasarkan sintaks model guided discovery dan problem based learning. h. Uji Instrumen Penelitian, uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui
validatas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen penelitian. Instrumen penelitian diujikan pada siswa yang sudah mempelajari materi yang akan diujikan. Setelah hasil uji instrumen diperoleh, peneliti memilah instrumen mana yang layak untuk penelitian. i. Menganalisis hasil uji instrumen, kemudian menentukan soal yang layak
untuk dijadikan instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
3. Tahap Penyelesaian
Setelah peneliti mendapatkan data dari implementasi yang dilakukan, data tersebut akan diolah pada tahap penyelesaian ini serta akan diambil kesimpulan oleh peneliti berdasarkan data yang didapat dari implementasi.
Studi Pendahuluan
Karakteristik Konsep
Karakteristik Pembelajaran
Perumusan pembelajaran dengan Model Guided
Discovery dan PBL Analisis Tema
Fluida Berdasarkan Standart Isi Mata Pelajaran IPA SMP
Analisis Pembelajaran Model guided discovery dan PBL Analisis Literasi
Sains Analisis
Pembelajaran IPA terpadu
Penyusunan Instrumen
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
[image:34.595.116.518.633.698.2]Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3
Teknik Pengumpulan Data Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan data
Keterangan Siswa Tingkat literasi sains Tes pilihan ganda Dilakukan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
Sumber Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan data
Keterangan domain konten dan
proses sains
(pretes dan postes) diawal dan diakhir proses pembelajaran Siswa Tingkat literasi sains
domain sikap sains
Tes skala sikap (pretes dan postes)
Dilakukan diawal dan diakhir pembelajaran Guru Aktivitas/kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran
Observasi guru dalam mengelola
pembelajaran
Selama pembelajaran
Siswa Frekuensi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Selama pembelajaran Siswa Respon siswa
terhadap model pembelajaran
Angket respon siswa Setelah seluruh proses
pembelajaran selesai Guru Respon guru terhadap
model pembelajaran Wawancara tidak terstruktur Setelah seluruh proses pembelajaran selesai
2. Teknik Analisis Instrumen Penelitian a. Analisis Tes Pilihan Ganda
Untuk memperoleh gambaran tentang keterampilan literasi sains siswa diperlukan tes yang baik. Sebelum digunakan tes evaluasi tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reabilitasnya.
1) Validitas Item
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor soal total. Skor pada item soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2012). Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:
dimana:
rxy = koefisien validitas item soal N = jumlah siswa yang mengikuti tes X = skor item ke-I yang diukur validitasnya Y = Skor total
[image:36.595.148.479.505.600.2]Validitas soal-soal ini ditentukan dengan membandingkan harga r yang diperoleh dengan harga rtabel, dengan ketentuan rhitung> rtabel maka butir soal tersebut valid (Arikunto, 2012). Untuk menginterpresentasikan besarnya koefisien korelasi dipergunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Validitas tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Validitas cukup
0,20 < r ≤ 0,40 Validitas rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah (Tidak Valid)
2) Reliabilitas
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55
[image:37.595.186.438.338.462.2]tersebut sudah baik. Reliabilitas adalah ketetapan satu tes apabila diteskan pada subyek yang sama dan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang hampir sama pula (Arikunto,2012). Dalam penelitian ini digunakan metode tes ulang (Test-retest Method) untuk menentukan realibilitas instrumen. Pada metode ini, instrumen yang hendak dicari realibilitasnya diteskan pada sekelompok siswa tertentu dua kali dengan selang waktu tertentu. Skor hasil pengetesan pertama dikorelasikan dengan skor hasil pengetesan kedua. Koefisien korelasi yang di peroleh menunjukkan koefisien realibilitas instrumen/tes tersebut. Koefisien korelasi reliabilitas instrumen diinterpretasikan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi Kriteria
0.00 – 0.200 Sangat rendah 0.200 – 0.400 Rendah 0.400 – 0.600 Sedang 0.600 – 0.800 Tinggi
0.800 – 1.00 Sangat tinggi (Arikunto, 2012) 3) Tingkat Kesukaran Item
Disamping memenuhi validitas dan reliabilitas yang baik, tes juga mengandung adanya keseimbangan dari kesulitan tes tersebut. Cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:
Dengan:
P = indeks kesulitan untuk setiap butir item B = banyaknya siswa menjawab benar Js = banyaknya peserta tes
Tabel 3.6
Interpretasi Indeks Kesukaran
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
P ≤ 0,30 Sukar
0.31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
P ≥ 0.71 Mudah
(Arikunto, 2012) 4) Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui bahwa setiap siswa dapat menerima suatu item tes atau soal dengan pengertian yang sama.
Keterangan:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
[image:38.595.127.514.283.589.2]= proporsi peserta kelompok bawah atas yang menjawab benar Tabel 3.7
Interpretasi Daya Pembeda
Interval Kriteria
0,00 - 0,20 Jelek
0,20 - 0,40 Cukup
0,40 -0.70 Baik
0,70 - 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2012)
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
program spss versi 16.0 dan diperoleh koefisien reliabilitas 0,96 dengan kriteria sedang (Lampiran C.6). Maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel. Sedangkan analisis validitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dilakukan pada setiap butir soal dilakukan dengan menggunakan program Anates V4. Berdasarkan analisis soal ada soal yang digunakan untuk penelitian dan ada juga yang tidak digunakan. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis butir soal pilihan ganda.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda No
Soal
Daya Beda Tingkat
Kesukaran
Validitas
Ket. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,64 Baik 0,35 Sedang 0,394 Valid Dipakai 2 0,91 Baik sekali 0,45 Sedang 0,649 Valid Dipakai
3 0,09 Jelek 0,45 Sedang 0,087 Tidak valid Dibuang
4 0,27 Cukup 0,30 Sedang 0,354 Valid Dipakai
5 0,64 Baik 0,40 Sedang 0,419 Valid Dipakai
6 0,73 Baik sekali 0,48 Sedang 0,534 Valid Dipakai 7 0,73 Baik sekali 0,68 Sedang 0,673 Valid Dipakai
8 0,09 Jelek 0,35 Sedang 0,079 Tidak valid Dibuang
9 0,45 Baik 0,30 Sedang 0,427 Valid Dipakai
10 0,00 Jelek 0,25 Sulit 0,055 Tidak valid Dibuang
11 0,64 Baik 0,40 Sedang 0,411 Valid Dipakai
12 0,45 Baik 0,63 Sedang 0,408 Vaild Dipakai
13 0,27 Cukup 0,75 Mudah 0,359 Valid Dipakai
14 0,45 Baik 0,48 Sedang 0,342 Valid Dipakai
15 0,45 Baik 0,60 Sedang 0,348 Valid Dipakai
16 0,09 Jelek 0,18 Sulit 0,242 Tidak valid Dibuang
17 0,45 Baik 0,65 Sedang 0,332 Valid Dipakai
18 0,45 Baik 0,85 Mudah 0,521 Valid Dipakai
19 0.09 Jelek 0,30 Sedang 0,090 Tidak valid Dibuang
20 0,55 Baik 0,70 Sedang 0,493 Valid Dipakai
21 0,00 Jelek 0,08 Sulit -0,09 Tidak valid Dibuang
22 0,64 Baik 0,70 Sedang 0,584 Valid Dipakai
23 0,45 Baik 0,53 Sedang 0,385 Valid Dipakai
24 0,55 Baik 0,50 Sedang 0,430 Valid Dipakai
25 0,55 Baik 0,58 Sedang 0,340 Valid Dipakai
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
27 0,82 Baik sekali 0,63 Sedang 0,676 Valid Dipakai
28 0,36 Cukup 0,28 Sulit 0,255 Tidak valid Dibuang
29 0,36 Cukup 0,50 Sedang 0,346 Valid Dipakai 30 0,36 Cukup 0,55 Sedang 0,375 Valid Dipakai
31 0,18 Jelek 0,58 Sedang 0,247 Tidak valid Dibuang
32 0,64 Baik 0,55 Sedang 0,559 Valid Dipakai
33 0,45 Baik 0,43 Sedang 0,420 Valid Dipakai
34 0,64 Baik 0,48 Sedang 0,451 Valid Dipakai
[image:40.595.108.526.113.229.2]Selanjutnya berdasarkan hasil uji coba soal maka soal yang digunakan disajikan pada tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9
Soal Literasi Sains yang Digunakan Berdasarkan Aspek Konten dan Proses Sains yang Telah Disesuaikan Nomornya
No Aspek Literasi Sains Nomor Soal
Konten Sains
1. Tekanan Darah & Prinsip Kerja Tensimeter
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
3. Stroke 9,10, 11, 12, 13
4. Gaya Apung Ikan 14,15,16,17,18, 19, 20
5. Transportasi Tumbuhan 21, 22, 23, 24, 25, 26 Proses Sains
1. Mengidentifikasi isu ilmiah 1, 2, 9, 10, 18, 19, 20, 25 2. Menjelaskan fenomena ilmiah 3, 12, 14, 15, 16, 22, 23 3. Menggunakan bukti ilmiah 4, 5, 6, 7, 8, 11, 13, 17, 21, 24, 26
Instrumen tes plihan ganda yang dipakai berjumlah 26 soal dan secara rinci dapat dilihat pada lampiran B.1.
b. Analisis Instrumen Skala Sikap
Instrumen sikap sains yang telah diujicobakan kepada siswa selanjutnya dianalisis distribusi frekuensi dengan tahapan-tahapan sebagai berikut dengan mengikuti langkah-langkah menurut Edwards (dalam Windyariani, 2011).
1) Pemberian Skor Pada Setiap Pernyataan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
Menghitung proporsi frekuensi untuk setiap alternatif jawaban dibagi dengan banyaknya sampel uji coba
Menentukan proporsi kumulatif yang dilanjutkan dengan menghitung nilai tengah.
Menentukan nilai Z tabel berdasarkan nilai tengah proporsi kumulatif dari setiap alternatif jawaban
2) Uji Daya Beda Untuk Menyeleksi Butir Pernyataan.
Butir-butir yang diikutsertakan hanyalah butir-butir pernyataan yang baik. Suatu item yang baik yaitu item yang memiliki daya beda tinggi. Untuk memperoleh pernyataan yang baik setiap pernyataan yang telah terpilih sebelumnya diuji dengan menggunakan t-test. Langkah-langkah penyeleksian skala sikap yaitu:
Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah dengan ketentuan masing-masing kelompok dipilih sebanyak 25 % dari jumlah siswa yang telah diurutkan dari perolehan skor skala sikapnya dari tertinggi sampai terendah
Membuat tabulasi distribusi jawaban pada setiap kategori respon setiap pernyataan
Menentukan perbedaan rata-rata skor pernyataan antara kedua kelompok dengan menggunakan formula t-test.
Membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel maka pernyataan digunakan
3) Uji Tes Ulang Untuk Menentukan Reliabilitas Instrumen Sikap
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
[image:42.595.106.527.234.564.2]Berdasarkan analisis uji coba pernyataan sikap, dari 20 pernyataan diperoleh 16 pernyataan yang memenuhi kriteria skala sikap yang baik. Sedangkan dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas 0,87 dan termasuk dalam kriteria sangat tinggi (Lampiran C.9). Oleh karena itu, intrumen skala sikap dapat dikatakan reliabel. Adapun rekapitulasi skala sikap disajikan pada tabel 3.10.
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap Sains Soal
No
Sifat Pernyataan
Skor
Daya Beda t tabel
(0,95)(40) Ket. SS S TS STS
1 Negatif 0 1 2 3 6,128 1,68 Dipakai
2 Positif 3 2 1 0 3,873 1,68 Dipakai
3 Negatif 0 1 2 3 9,000 1,68 Dipakai
4 Negatif 0 1 2 3 Tidak dihitung 1,68 Dibuang
5 Positif 3 2 1 0 51 1,68 Dipakai
6 Positif 3 2 1 0 1,414 1,68 Dibuang
7 Negatif 0 1 2 3 2,832 1,68 Dipakai
8 Negatif 0 1 2 3 Tidak dihitung 1,68 Dibuang
9 Positif 3 2 1 0 2,910 1,68 Dipakai
10 Positif 3 2 1 0 2,023 1,68 Dipakai
11 Positif 3 2 1 0 Tidak dihitung 1,68 Dibuang
12 Negatif 0 1 2 3 6,928 1,68 Dipakai
13 Positif 3 2 1 0 Tidak dihitung 1,68 Dibuang
14 Negatif 0 1 2 3 12,473 1,68 Dipakai
15 Negatif 0 1 2 3 6,789 1,68 Dipakai
16 Positif 3 2 1 0 3,328 1,68 Dipakai
17 Negatif 0 1 2 3 12,124 1,68 Dipakai
18 Negatif 0 1 2 3 10,733 1,68 Dipakai
19 Negatif 0 1 2 3 12,124 1,68 Dipakai
20 Positif 3 2 1 0 19,052 1,68 Dipakai
Selanjutnya berdasarkan hasil uji coba skala sikap maka pernyataan yang digunakan disajikan pada tabel 3.11 berikut ini.
Tabel 3.11
Skala Sikap yang Digunakan Berdasarkan Indikator Sikap Literasi Sains dan Telah Disesuaikan nomornya
No Indikator Sikap Literasi Sains Nomor Pernyataan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
2. Ketertarikan terhadap sains 2, 9, 10, 11, 15, 16 3. Tanggung jawab terhadap sumber
daya dan lingkungan
1, 4, 5, 6, 7, 12, 13
Instrumen sikap yang digunakan berjumlah 16 pernyataan dan dapat dilihat pada lampiran B.1.
3. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa literasi sains siswa dalam bentuk skor atau nilai yang merupakan data utama yang digunakan dalam menguji hipotesis, sedangkan data kualitatif merupakan data pendukung yang dianalisis dengan cara deskriptif yang meliputi data keterlaksanaan pembelajaran, data angket siswa dan hasil wawancara guru dan siswa.
a. Analisis Skor Kemampuan Literasi Sains
1) Analisis data kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis data pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes bertujuan untuk mengetahui literasi sains siswa berupa penguasaan konten, proses dan sikap sains yang dimiliki siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan pada kedua kelas. Analisis data yang diuji secara statistika dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Dengan:
G = gain yang dinormalisasi Sf = skor tes akhir (posttest) Si = skor tes awal (pretest)
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Tabel 3.12
Klasifikasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai rata-rata Gain yang
dinormalisasi
Keteran gan 0,00 < g 0,30 Rendah 0,30 < g 0,70 Sedang 0,70 < g 1,00 Tinggi
(Hake, 1998) 2) Uji Normalitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau probabilitas >0,05 maka data
berdistribusi normal.
3) Uji Homogenitas. Uji homogenitas (F) menggunakan uji Levene dengan program SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau probabilitas >0,05
maka data homogen
4) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen I dan kelas eskperimen II maka dilakukan uji perbedaan rata-rata skor kemampuan literasi sains pada kedua kelas tersebut dengan rincian sebagai berikut:
Jika data berdistribusi normal dan homogen maka dilanjutkan menggunakan uji rata-rata dua pihak (Independent Sample t – Test) pada program SPSS versi 16.0 dengan penfasiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) >0,025 maka H0 diterima dan dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen 1 dengan kelas
eksperimen 2. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,025 maka H0
ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen 1 dengan
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik berupa U Mann Whitney menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) >0,025 maka H0 diterima dan dapat
disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata
kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen 1 dengan kelas
eksperimen 2. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,025 maka H0
ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan
rata-rata kemampuan literasi sains antara kelas eksperimen 1 dengan
kelas eksperimen 2
b. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Data mengenai keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning merupakan data yang diambil menggunakan lembar observasi. Lembar observasi memuat daftar keterlaksanaan model guided discovery dan problem based learning berdasarkan aktivitas yang teramati pada guru dan siswa.
1) Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
[image:45.595.189.419.586.663.2]Data pengelolaan proses pembelajaran digunakan untuk menganalisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPA terpadu dengan model guided discovery dan problem based learning. Kriteria penilaian aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.13
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Skor Kriteria
4 Sangat Baik
3 Baik
2 Cukup
Didit Ardianto, 2014
Implementasi pembelajaran ipa terpadu tema fluida dengan model guided discovery dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
[image:46.595.190.432.180.305.2]Perolehan rata-rata skor dari jumlah seluruh skor aktivitas guru selama pembelajaran dikonversikan dengan kriteria penilaian kefektifan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 3.14
Kriteria Kefektifan Guru dalam