• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERDASARKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA PENJERNIHAN AIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERDASARKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA PENJERNIHAN AIR."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERDASARKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA PENJERNIHAN AIR

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Oleh

NURLAELATI 1204755

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING 1

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 19580712 198303 2 002

PEMBIMBING 2

Dr. Diana Rochintaniawati, M.Ed NIP. 19670919 199103 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan IPA

(3)

PERNYATAAN

“Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU BERDASARKAN MODEL WEBBED

UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA

PENJERNIHAN AIR” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya Saya sendiri, dan Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya Saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya Saya ini”.

Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyatan,

Ttd.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah disampaikan kepada Allah SWT

yang telah memberi kesempatan dan kemampuan lahir dan batin sehingga penulis

dapat melaksanakan dan menyelesaikan tesis ini sebagaimana yang diharapkan.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

kepada keluarga, dan para sahabat, serta umatnya hingga akhir zaman.

Penelitian ini merupakan salahsatu upaya penulis untuk memberikan

gambaran dan alternatif bagi guru di sekolah yang sudah dituntut untuk

melaksanakan pembelajaran IPA secara terpadu. Pembelajaran IPA terpadu yang

disampaikan pada penelitian ini adalah model webbed dengan tema penjernihan

air, selain itu pembelajaran dilengkapi dengan praktikum serta penayangan video

yang diyakini penulis dapat meningkatkan literasi sains siswa, sehingga siswa

termotivasi untuk terus mau belajar IPA.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis sendiri umumnya bagi guru-guru atau pembaca lainnya.

Penulis yakin bahwa tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna,

walaupun penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis tesis ini, namun

penulis yakin masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat diharapkan penulis untuk menyempurnakan tesis ini.

Bandung, Maret 2014

Penulis

(5)

Puja dan puji syukur Saya panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah tesis dengan judul “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Berdasarkan Model Webbed untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa pada Tema Penjernihan Air” telah dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai fihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

1. Suamiku tercinta Drs. Kahdipriatna, serta anak-anakku Yoga Pratama Nuradi,

Gina Driya Lugina, Ahmad Ma’aliyal Ulya, dan Lailatul Munawaroh atas

segala do’a, pengertian, pengorbanan, serta dukungan semangat yang begitu

besar dalam menyelesaikan studi ini

2. Seluruh keluarga besar Bandung terutama Ibunda tercinta, Hj. E. Rusmini Rachim dan adikku tersayang Nurhasanah, S.Pd beserta keluarga yang telah dengan sabar mendampingi dan memfasilitasi selama berlangsungnya studi. Juga seluruh keluarga besar Saketi yang sudah memberikan dukungan serta

do’anya.

3. Yang Terhormat Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. selaku pembimbing satu dan sebagai Kepala Program Studi IPA yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk membimbing, memotivasi, dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Yang Terhormat Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed. selaku pembimbing dua yang telah banyak memberikan arahan bimbingan, motivasi, saran, dan petunjuk dalam rangka menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak H. Tito Sutanto, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 2 Rangkasbitung, beserta seluruh guru dan staf TU, terutama Bapak Kimber Tanjung, S.Pd. selaku guru IPA serta seluruh siswa kelas VII B dan VII C yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Khotimi Abdurachman, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Maja Kabupaten Lebak.

7. Seluruh staf dosen SPs UPI Bandung, khususnya dosen Program Studi IPA yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan sehingga menambah wawasan penulis.

8. Sahabat-sahabat mahasiswa Program Studi IPA P2TK, teman mahasiswa Prodi IPA reguler angkatan 2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan pendidikan, penyelesaian penelitian sampai penyelesaian penulisan tesis.

9. Serta seluruh fihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik berupa moril, materil, tenaga maupun pikirannya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Atas segala kebaikannya, penulis hanya dapat berdo’a semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman PERTNYATAAN ...

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ... F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ...

1

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA

A. Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed ... B. Literasi Sains ... C. Tinjauan Pembelajaran Tema Penjenihan Air ...

9 20 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... B. Subjek Penelitian ... C. Prosedur Penelitian ... D. Instrumen Penelitian ... E. Tehnik Pengolahan Data dan Hasil Analisis ...

52 52 53 57 63

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Seluruh aspek Di Kelas Eksperimen dan Di Kelas Kontrol ... B. Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Masing-masing

aspek Di Kelas Eksperimen dan Di Kelas Kontrol ... C. Keterlaksanaan Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed

pada Tema Penjernihan Air ... D. Hasil Wawancara dengan Siswa ...

69

74

(8)

Halaman

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

100 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(9)

DAFTAR TABEL

Kategori PISA tentang Ilmu IPA ... Kategori PISA tentang Pengetahuan Alam ... Kategori PISA tentang Konsep Aplikasi ... Penjelasan Penilaian Proses Sains oleh PISA ... Aspek Respon Sikap terhadap Isu Sains dalam PISA 2006 ... Deskripsi Enam Level Literasi Sains PISA ... Senyawa yang Terkandung dalam Air Hujan dan Mata Air ... Desain Penelitian ... SK dan KD yang Terkait ... Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran ... Instrumen Penelitian ... Kriteria Umum Penskoran ... Kisi-kisi Soal Literasi Sains ... Kriteria Validasi Item Butir Soal ... Kriteria Reliabilitas Seluruh Soal tes ... Kriteria Indeks Kesukaran Soal ... Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal ... Kriteria N-gain ...

Tafsiran Kategori Kemampuan ... Pemberian Skor Tanggapan Siswa ... Kriteria Persen Angket ... Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan ... Hasil Uji Normalitas Nilai Pretes, Postes, dan N-gain Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretes, Postes, dan

N-gain ...

Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Pretes, Postes, dan

N-gain di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...

Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Aspek Konten Sains di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Aspek Konteks Aplikasi Sains di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Literasi Sains Siswa pada Aspek Proses Sains di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Sikap Siswa terhadap Isu-isu Sains ...

(10)

Halaman

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Tahap Kontak ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada Tahap Kontak ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Tahap Kuriositi ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada Tahap Kuriositi ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Tahap Elaborasi ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada Saat Praktikum ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada saat Diskusi ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Tahap Pengambilan Keputusan ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada Tahap Pengambilan Keputusan ... Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran pada Tahap Nexus ... Frekuensi Kegiatan Siswa pada Tahap Nexus ... Tahapan Kegaiatan pada Tahap Evaluasi ... Hasil Wawancara dengan Siswa tentang

Pembelajaran Terpadu Model Webbed ...

(11)

DAFTAR GAMBAR

Pemetaan dan Penyusunan RPP Pembelajaran Terpadu Model Webbed ... Kerangka Asesmen Sains PISA 2009 ... Pemisahan Campuran Pasir dengan Cara

Penyaringan ... Pemisahan Campuran Pasir dengan Cara Destilasi Contoh Zat Padat Bolpoin, Pensil, Pena, Batuan ... Model Partikel Zat Padat ... Bentuk Zat Cair Mengikuti Tempatnya ... Materi-materi yang Diwebbedkan ... Bagan Alur Penelitian ... Rata-rata Hasil Pretes, Postes, dan N-gain ... Rata-rata Nilai Postes Literasi Sains Siswa pada Aspek Konten Sains di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Rata-rata Nilai Postes Literasi Sains Siswa pada Aspek Konteks Aplikasi Sains di Kelas

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Teks Bahan Ajar

Soal Tes Tertulis

1

Rancangan Instrumen Penelitian

Format Observasi Kegiatan Pembelajaran Format Observasi Kegiatan siswa

Pedoman Wawancara

Analisis Tes Obyektif Perolehan Nilai Tiap Aspek Distribusi Skala Sikap Siswa Perhitungan SPSS

Surat Izin Penelitian Dokumentasi Penelitian Riwayat Hidup

(13)

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BERDASARKAN MODEL WEBBED UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA TEMA PENJERNIHAN AIR

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Berdasarkan Model Webbed untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa pada Tema Penjernihan Air” ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana model ini dapat meningkatkan literasi sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran tanpa integrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan Non-randomized

Subject Pretest Posttest Control-Group Design yang menggunakan dua kelompok

subjek penelitian kelas VII di salahsatu SMP Negeri di Rangkasbitung, Banten. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis, lembar observasi, LKS, angket, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu model Webbed dapat meningkatkan literasi sains siswa, lebih baik bila dibandingkan dengan peningkatan literasi sains pada kelas yang tidak menerapkan pembelajaran IPA terpadu. Signifikansi ini ditunjukkan baik secara keseluruhan maupun pada setiap aspek konten, konteks aplikasi, dan proses sains siswa. Selain itu, pembelajaran IPA terpadu dapat pula membangun sikap positif siswa terhadap isu-isu sains.

(14)

APLICATION OF INTEGRATED SCIENCE BASED LEARNING WEBBED MODEL TO IMPROVE LITERACY SCIENCE STUDENT

AT THE THEME WATER PURIFICATION

ABSTRACT

The research, entitled”Aplication of Integrated Science Based Learning Webbed Model to Improve Literacy science Student at The Theme Water Purification”

aims to know how far this model can improve the scientific literacy of students compared to the learning without integration. The method used in the study is Quasi Experiment with NonRandomized Subject Pretest Posttest Control-Group that uses two group of research subject in class VII at Junir High School in Rangkasbitung, Banten. Instruments used in the form of written tests, observation sheets, worksheets, quetionnaires, and interview guides. The results showed that the integrated science learning webbed models can improve the scientific literacy of students, better when compared with increase in literacy in science class that does not implement an integrated science learning. Significance is shown both overall and in every aspect of content, aplication context, and the process of science students. In addition, an integrated science learning can also built

students’ positive attitudes toward science isues.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat

pendidikannya, sehingga bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan

merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak. Hasil studi Program for

International Student Assessment (PISA) terhadap 75 negara pada tahun

2009 Indonesia menduduki peringkat 70 (Knighton, 2010: 32) dalam hal

performa sains. PISA mengukur kemajuan pendidikan suatu negara melalui

pemahaman peserta didik suatu negara terhadap Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) yang dibandingkan secara rutin. Hal ini menunjukkan bahwa siswa di

Indonesia belum mampu memahami isi bacaan apalagi mengaplikasikan dan

menghubungkannya dengan kehidupan yang dialaminya sehari-hari.

Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi maka dunia

pendidikan pun dituntut untuk mengikutinya, oleh karena itu maka siswa

dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah (Problem

Solving Skills), kemampuan teknologi (Tecnology Skills), kemampuan dasar

(Basic Skills), kemampuan berkomunikasi (Communication Skills),

kemampuan berpikir kreatif dan kritis (Critical and Creative Thinking Skills),

melek informasi digital (Information/Digital Literacy), kemampuan

menemukan (Inquairy/Reasoning Skills), kemampuan interpersonal

(Interpersonal Skills), dan melek berbagai budaya/berbagai bahasa

(Multicultural/multilingual literacy) (Nuryani, 2012).

Sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Permen 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi Khususnya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran IPA bahwa di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan

pembelajaran Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Salingtemas)

(16)

2

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja

ilmiah secara bijaksana.

Penelusuran terhadap berbagai hasil penelitian dan pengamatan

sebagai guru sains, umumnya kecenderungan pembelajaran IPA di sekolah

adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan

konsep, teori dan hukum (Setiawan dalam Mulyitno, 2006 dan Nurhadi dalam

Sumartati, 2009). Sementara itu, model pembelajaran yang digunakan para

guru di lapangan masih menggunakan metode ceramah atau kadang

demonstrasi, sehingga pembelajaran IPA cenderung dihafal dan

membosankan. Akibatnya IPA sebagai proses, aplikasi, dan sikap kurang

tersentuh dalam proses pembelajaran. Hal lain yang teramati adalah bahwa

sampai saat ini, guru belum mempraktekkan model pembelajaran IPA terpadu

dengan cara mengajar yang menyenangkan, meskipun kurikulum tahun 2006

menghendaki pembelajaran terpadu. Dampak dari semua ini menyebabkan

hasil belajar siswa masih rendah. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran

yang beriorientasi pada tes/ujian dengan hanya mengukur ranah kognitif.

Kurikulum tahun 2013 memperkuat kewajiban mengelola

pembelajaran sains secara terpadu di Sekolah Menengah Pertama (SMP). IPA

dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science bukan sebagai

pendidikan disiplin ilmu (Kemendikbud, 2013: 2). Harapannya adalah dengan

proses dan materi pembelajaran IPA yang disampaikan secara terpadu dan

utuh dapat membangun tidak hanya pemahaman terhadap pengetahuan saja,

melainkan juga keterampilan dan kemampuan menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari terkait sains. Selain itu sebagai efek penyerta,

pembelajaran IPA secara terpadu dapat membangun generasi yang

berkarakter dan dapat bersikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah

alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang

bertanggung jawab (Kemendikbud, 2013). Keterpaduan ini sangat

direkomendasikan untuk diaplikasikan di setiap jenjang pendidikan, terutama

(17)

3

dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan

untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah

dipelajarinya (Trianto, 2012).

Sejalan dengan pernyataan Triyanto bahwa dengan memadukan mata

pelajaran dapat dihasilkan pembelajaran yang; 1) relevan dengan kebutuhan

siswa dan pengalamannya, 2) menekankan kepada kesatuan yang mendasar

tentang ilmu pengetahuan, 3) meletakkan dasar yang memadai untuk

pembelajaran spesialis berikutnya dan, 4) menambahkan dimensi budaya

untuk pendidikan sains (Arbon dalam Opara, 2011).

Keterpaduan pembelajaran pada dasarnya sangat disarankan oleh

banyak ahli pendidikan seperti Brown et.al. (1984) dan Perkins et.al (dalam

Gardner, 2003) yang menyatakan bahwa seseorang dapat menerima informasi

dengan baik kalau disajikan dalam konteks yang beragam dan terpadu.

Sebaliknya siswa akan sulit untuk menerima informasi dari pelajaran atau

definisi yang terpisah sehingga memungkinkan terjadinya keterampilan yang

terisolasi hanya pada salah satu jenis masalah saja. Dengan kata lain pendekatan yang disatukan dapat dipikirkan sebagai suatu “metakurikulum” akan berfungsi sebagai jembatan antar kurikulum standar dan pemikiran di

luar konteks atau kurikulum tentang belajar keterampilan yang bertujuan

untuk dapat diterapkan pada lintas tema.

Salahsatu pembelajaran IPA terpadu yang dapat diterapkan yaitu

model/tipe webbed. Pembelajaran IPA terpadu model webbed adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekan ini

dimulai dengan menentukan tema, sebagai contoh tema penjernihan air yang

telah dicobakan melalui penelitian ini. Pengembangan tema-tema ini

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antar berbagai sub bidang ilmu

yang relevan misalnya biologi, fisika, kimia, sosial, dan lingkungan. Dari

tema-tema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan

(18)

4

Adapun kelebihan dari model webbed ini adalah 1) Adanya faktor

motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati. 2)

relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman. 3)

mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam

semua bidang isi pelajaran. Dan 4) menyediakan sebuah media yang terlihat

dan memotivasi siswa. Hal itu sangat mudah bagi mereka untuk melihat

bagaimana kegiatan dan ide saling berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya bahwa penerapan model pembelajaran webbed dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa (Wuriyatmi, dkk, 2012).

Pada penelitian ini prinsip-prinsip dasar IPA Terpadu dalam

pembelajaran berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)) juga akan

diterapkan dalam pembelajaran untuk memenuhi standar kompetensi (SK)

dan kompetensi dasar (KD) tertentu dalam mata pelajaran IPA. STM

didefinisikan sebagai pengajaran dan pembelajaran IPTEK dalam konteks

pengalaman manusia (American Association for the Advancement of Science,

1993; National Research Council, 1996; National Science Teachers

Association, 1990, 1990–91 dalam Lee dan Erdogan, 2007). Dengan

menerapkan prinsip dasar pembelajaran IPA Terpadu model webbed

kemampuan literasi sains (aspek yang diukur dalam PISA) siswa SMP

khususnya penguasaan konten, konteks aplikasi, dan proses sains diharapkan

dapat meningkat secara signifikan serta mengasah respon sikap siswa

terhadap isu-isu sains pada tema penjernihan air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan pada latar

belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan literasi sains siswa pada aspek konten, konteks aplikasi, dan

(19)

5

webbed dengan kelas yang tidak menerapkan Pembelajaran IPA terpadu

model webbed pada tema penjernihan air ?”

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa

pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Bagaimanakah peningkatan literasi sains siswa SMP pada aspek konten,

konteks aplikasi, dan proses sains di kelas yang menerapkan

pembelajaran IPA terpadu model webbed dan di kelas yang tidak

menerapkan pembelajaran IPA terpadu model webbed pada tema

penjernihan air ?

2. Apakah terdapat perbedaan dalam peningkatan literasi sains siswa pada

aspek konten di kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu model

webbed dan di kelas yang tidak menerapkan pembelajaran IPA terpadu

model webbed pada tema penjernihan air ?

3. Apakah terdapat perbedaan dalam peningkatan literasi sains siswa pada

aspek konteks aplikasi di kelas yang menerapkan pembelajaran IPA

terpadu model webbed dan di kelas yang tidak menerapkan pembelajaran

IPA terpadu model webbed pada tema penjernihan air ?

4. Apakah terdapat perbedaan dalam peningkatan literasi sains siswa pada

aspek proses di kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu model

webbed dan di kelas yang tidak menerapkan pembelajaran IPA terpadu

model webbed pada tema penjernihan air ?

5. Bagaimanakah sikap siswa di kelas yang menerapkan pembelajaran IPA

terpadu model webbed terhadap isu-isu sains pada tema penjernihan air ?

6. Bagaimanakah tahapan dan keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu

model webbed di kelas eksperimen ?

7. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran IPA

Terpadu model webbed pada tema penjernihan air yang dilakukan ?

(20)

6

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan pada latar

belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Memperoleh informasi tentang penguasaan literasi sains siswa SMP pada

aspek konten, konteks aplikasi, dan proses sains pada tema penjernihan air.

2. Memperoleh informasi tentang sikap siswa terhadap isu-isu sains pada

tema penjernihan air.

3. Memperoleh informasi tentang tahapan dan keterlaksanaan penerapan

pembelajaran IPA Terpadu model webbed

4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran IPA

Terpadu model webbed.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru :

a. Memberikan wawasan dan informasi tentang tingkat literasi sains

siswa SMP.

b. Memberikan wawasan dan pengalaman tentang penerapan

pembelajaran IPA Terpadu model webbed.

c. Menjadikan pembelajaran IPA terpadu model webbed sebagai

alternatif penerapan model pembelajaran terpadu di sekolah.

2. Bagi siswa

a. Memiliki kemampuan literasi sains dengan melihat hubungan yang

bermakna antar konsep

b. Meningkatkan kesadaran siswa dalam menyikapi pentingnya

penjernihan air.

c. Meningkatkan minat dan motivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(21)

7

Hasil penelitian dapat dijadikan masukkan dan bahan pertimbangan

untuk penelitian sejenis dengan menggunakan model pembelajaran dan

tema yang berbeda.

E. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi tentang

istilah-istilah yang tertera dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed

Pembelajaran IPA terpadu model webbed merupakan model

pembelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik.

Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema

tertentu. (Trianto, 2013). Tema yang dipilih harus relevan dengan

kebutuhan siswa karena memaksakan pemaduan isi yang tidak logis atau

tidak ilmiah akan menghilangkan nilai pembelajaran IPA terpadu (Sains,

2004: 21).

Tema dalam penelitian ini adalah penjernihan air yang terdiri dari

subtema-tema zat cair (kimia), pemisahan campuran (fisika), pengelolaan

air tawar (fisika), ekosistem dan saling ketergantungan (biologi), ancaman

terhadap kualitas air (kimia), pencemaran air tanah (biologi), pengelolaan

lingkungan air (biologi), dan pencemaran air (biologi).

Keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu model webbed dengan

tema penjernihan air diukur dengan menggunakan lembar observasi guru

dan siswa

2. Literasi Sains

Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan

(22)

8

berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat

keputusan yang berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan

terhadap alam melalui aktivitas manusia pada tema penjernihan air. Dalam

penelitian ini aspek literasi sains yang diukur meliputi aspek konten sains,

konteks aplikasi sains, proses sains, dan aspek sikap terhadap isu-isu sains.

Aspek konten sains diukur dengan menggunkan tes bentuk pilihan

ganda beralasan dan LKS. Aspek konteks aplikasi sains diukur dengan

menggunakan tes bentuk pilihan ganda beralasan dan LKS, dan Aspek

proses sains diukur dengan menggunakan tes bentuk pilihan ganda

beralasan. Sedangkan untuk aspek sikap terhadap isu-isu sains diukur

dengan menggunakan angket.

F. Asumsi dan Hipotesa Penelitian 1. Asumsi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berasumsi bahwa dengan

pembelajaran IPA terpadu mampu mendukung peningkatan literasi sains

siswa, karena otak bekerja secara asimetris dan mengikutsertakan emosi

pada setiap peristiwa dan pikiran, membentuk pola-pola makna untuk

membangun gambaran yang lebih besar, dan memberikan kesimpulan

tentang informasi yang dimiliki hal ini sejalan dengan kurikulum terpadu

yang dapat mengembangkan sikap siswa dalam melakukan beberapa

pekerjaan, dengan memadukan beberapa ilmu dalam satu kegiatan

sehingga dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi

dalam kehidupannya.

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi di atas peneliti membuat hipotesis sebagai

(23)

9

HA = Terdapat perbedaan peningkatan literasi sains yang signifikan antara

kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu model webbed

dengan kelas yang tidak menerapkan pembelajan IPA terpadu.

H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan literasi sains yang signifikan

antara kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu model

webbed dengan kelas yang tidak menerapkan pembelajan IPA

(24)

52

Nurlaelati, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu

(Quasi Experiment) yaitu untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

perlakuan pembelajaran IPA terpadu model webbed terhadap peningkatan

literasi sains siswa pada tema penjernihan air. dengan menggunakan

Pretest-Posttest Control-Group Design. Untuk keperluan pengolahan data digunakan

kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran IPA

terpadu model webbed sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan

pembelajaran IPA yang tidak terpadu. Desain penelitian ini tergambar pada

Tabel 3.1 berikut ini

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Tes awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O X1 O1

Kontrol O X2 O1

Keterangan :

X1 = perlakuan berupa pembelajaran IPA terpadu model webbed

pada tema penjernihan air

X2 = perlakuan berupa pembelajaran IPA tidak terpadu

O = pretest (tes awal)

O1 = posttest (tes akhir)

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Kabupaten

Lebak dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 33

siswa (kelas eksperimen) dan sebanyak 34 siswa (kelas kontrol). Penentuan

(25)

53

Nurlaelati, 2014

yang sudah ada dan diyakini oleh peneliti bahwa saat pembagian kelas

diasumsikan dibagi secara acak.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan dan menyusun perangkat

pembelajaran, adapun kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Melakukan analisis standar isi mata pelajaran IPA SMP

b. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran terpadu model

webbed.

c. Melakukan studi kepustakaan mengenai penilaian kemampuan literasi

sains

d. Menentukan tema yang sesuai dengan SK dan KD.

Tabel 3.2 SK dan KD yang Terkait

Standar Kompetesi Kompetensi Dasar

3. Memahami wujud zat dan perubahannya

3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari

4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia

4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan sifat kimia

7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem

7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan

Tema yang ditentukan dalam penelitian ini adalah penjernihan air

dan subtema terdiri dari zat cair, pemisahan campuran, pengelolaan air

tawar, ekosistem dan saling ketergantungan, ancaman terhadap kualitas

air, pencemaran air tanah, pengelolaan lingkungan air, pencemaran air.

(26)

54

Nurlaelati, 2014

wujud zat, pemisahan campuran, dan ekosistem dan saling ketergantungan.

Adapun materi-materi yang diwebbedkan terlihat dalam Gambar 3.1

berikut ini.

Gambar 3.1 Materi-materi yang Diwebbedkan

e. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap terhadap

isu-isu sains melalui telaah konteks, konten dan proses.

f. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif melalui

telaah konteks, konten dan kompetensi

g. Membuat peta sekuensi pembelajaran

h. Membuat perangkat bahan ajar, berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian.

i. Menguji coba butir soal instrumen penelitian dan menganalisis hasil uji

coba soal instrumen penelitian.

j. Memperbaiki instrumen penelitian.

k. Mempersiapkan surat izin penelitian.

l. Menghubungi Guru IPA yang bersangkutan untuk menentukan waktu

penelitian.

m. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(27)

55

Nurlaelati, 2014

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini

dilakukan pembelajaran terpadu model webbed. Kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini adalah :

a. Pertemuan pertama digunakan untuk pretes, hal ini dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awal literasi sains siswa pada tema

penjernihan air.

b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA terpadu berdasarkan model

webbed pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol selama 8 pertemuan.

c. Pertemuan terakhir dilakukan postes untuk melihat kemampuan literasi

sains siswa pada tema penjernihan air.

d. Pengisian angket dan wawancara untuk mengetahui tanggapan siswa

terhadap pembelajaran IPA terpadu model webbed dengan tema

penjernihan air.

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh dua orang observer untuk

mengamati kegiatan peneliti dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Pelaksanaan tahap ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober

2013–29 Oktober 2013. Jadwal pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran

Pertemuan

ke Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1 Senin, 21

(28)

56

Nurlaelati, 2014 Pertemuan

ke Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

4 Selasa, 29

3. Tahap Analisis Data

a. Pengumpulan data.

b. Pengolahan data dengan menggunakan metode statistika.

c. Menganalisis semua data penelitian.

d. Pembahasan hasil penelitian.

e. Penarikan kesimpulan dan saran.

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur

penelitian seperti yang tertera pada Gambar 3.2 berikut ini:

Analisis Standar Isi

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif melalui telaah konteks, konten dan kompetensi

tema penjernihan air

Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek sikap sains terhadap

materi melalui telaah konteks, konten dan sikap tema penjernihan air

Pembuatan peta konsekuensi pembelajaran tema penjernihan air Penyusunan teks bahan ajar, RPP dan Instrumen Penelitian tema

penjernihan air

Penentuan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji Coba Butir Soal Instrumen

(29)

57

Nurlaelati, 2014

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian. Dalam pengembangan instrumen ini, dilakukan penyusunan

instrumen, validitas instrumen dan reliabilitas soal.

Pada penelitian ini instrumen yang disusun meliputi soal tes tertulis

dalam bentuk pilihan ganda beralasan yang digunakan pada pretes dan postes,

pedoman wawancara dan angket sikap siswa terhadap isu-isu sains. Secara

rinci instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.4 Instrumen Penelitian

No Instrumen Deskripsi Instrumen Target

1 Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja yang digunakan bertujuan untuk membantu dan mengarahkan siswa dalam

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi

Implementasi

Pretes Kelas Eksperimen Pretes Kelas Kontrol

Postes

KBM dengan Pembelajaran pembelajaran IPA Terpadu Model webbed

KBM dengan Pembelajaran Konvensional

Postes

Wawancara, Angket, Skala Sikap

Analisis Data dan Pembahasan

(30)

58

Nurlaelati, 2014

No Instrumen Deskripsi Instrumen Target

kegiatan kelompok yang

dilakukan pada saat pembelajaran. Lembar kerja ini juga bertujuan untuk melihat kemampuan berkomunikasi dan kerja sama antar anggota dalam kelompok

kerja sama yang digunakan berjumlah 4 buah (A, B, C dan D). Tes ini diberikan pada saat pretest dan postest

Mengukur

kemampuan literasi sains siswa

3 Lembar Observasi

Lembar observasi berisi pernyataan-pernyataan mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas apakah sesuai

Wawancara dilakukan secara terstruktur dan dilakukan setelah pembelajaran

Jumlah pernyataan yang diberikan sebanyak 20 buah. Angket diberikan kepada siswa sebelum postes atau kegiatan setelah pembelajaran dilaksanakan

1. Penyusunan Instrumen Penelitian a. Tes Tertulis

Tes tertulis yaitu kumpulan butir soal yang digunakan untuk

mengukur aspek konten, konteks, proses dan sikap sains siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran. Butir soal yang disusun sebanyak

20 soal pilihan ganda beralasan (Lampiran A.5)

Kriteria penskoran untuk tes pilihan ganda beralasan dan tes

uraian yang digunakan adalah kriteria penskoran yang dikembangkan

(31)

59

Nurlaelati, 2014

Tabel 3.5 Kriteria Umum Penskoran

Skor Jawaban siswa

2 Sangat baik, jawaban benar dan alasan benar sesuai dengan kunci

1 Jawaban benar tetapi alasan salah atau alasan tidak sesuai dengan kunci

0 Tidak ada jawaban atau jawaban salah dan alasan salah

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Literasi Sains

No Aspek Literasi Sains Nomor Soal

Konten

1 Sifat fisika 1,5,9,13,17

2 Sifat kimia 2,6,10,14,18

3 Perubahan fisika 3,7,11,15,19

4 Perubahan kimia 4,8,12,16,20

5 Sifat fisika, sifat kimia, perubahan fisika, dan perubahan kimia

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,

3 Kondisi Air Waduk Periode 1996 – 2010 di Indonesia

9,10,11,12

4 Pencemaran limbah cuci jins di aliran irigasi sungai Layangan

13,14,15,16 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

1

2 Menerapkan pengetahuan sains dalam situasi tertentu

2,4

3 Menggambarkan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan memprediksi perubahan

3,9

4 Mengidentifikasi kata-kata kunci untuk mencari informasi ilmiah

5,7

(32)

60

Nurlaelati, 2014

No Aspek Literasi Sains Nomor Soal

penyelidikan ilmiah

6 Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan alasan dibalik kesimpulan

8,20

7 Menafsirkan bukti ilmiah dan menarik kesimpulan

10

8 Mengidentifikasi prediksi yang tepat, penjelasan, dan prediksi

11,13,17,18

9 Menafsirkan bukti ilmiah dan membuat kesimpulan serta mengkomunikasikan

14,19

Sikap/Nilai Terhadap Isu-isu Sains

1 Mengatasi kesulitan untuk memecahkan masalah secara ilmiah

1,2,3,4

2 Menunjukkan rasa tanggung jawab secara personal untuk memelihara lingkungan

5,6,7,8

3 Menunjukkan rasa keingintahuan terhadap sains dan isu-isu yang berkaitan dengan sains

9,10,11,12

4 Menunjukkan kemauan untuk mengambil sikap menjaga sumber alam

13,14,15,16

5 Menunjukkan kepedulian pada dampak lingkungan akibat perilaku manusia

17,18,19,20

b. Rubrik Penilaian Kinerja

Dalam penelitian ini Rubrik Penilaian Kinerja berbentuk

Lembar Kerja Siswa (LKS) bertujuan untuk membantu dan

mengarahkan siswa dalam kegiatan kelompok yang dilakukan pada

saat pembelajaran. Selain itu berfungsi sebagai data untuk

memperkuat hasil penelitian, terutama untuk mengukur proses sains

siswa (Lampiran A.4).

(33)

61

Nurlaelati, 2014

Lembar observasi adalah instrumen yang digunakan pada saat

pembelajaran dan berisi pernyatan-pernyataan mengenai kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di kelas (Lampiran B.2 dan B.3).

d. Pedoman Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan terstruktur

dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematik. Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dan

informasi lain yang mendukung analisis data. Wawancara dilakukan

setelah proses pembelajaran (Lampiran B.4).

e. Angket

Penggunaan angket dimaksudkan untuk memperoleh data

mengenai tanggapan atau respon siswa isu-isu sains yang

berhubungan dengan tema penjernihan air. Angket dikembangkan

dalam penelitian ini berupa skala Likert, yaitu penyajian suatu

pernyataan kemudian siswa diminta pendapatnya dengan memberi

tanda ceklist (√). Angket ini menggunakan empat kategori respon

yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS) (Lampiran A.5).

2. Validasi Instrumen Penelitian

Kehandalan instrumen diuji dengan uji validitas, uji reliabilitas,

dan analisis tingkat kesukaran soal. Pengujian instrumen berdasarkan hasil

uji coba soal terhadap siswa kelas VIII yang berjumlah 115 siswa dengan

instrumen tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.

(34)

62

Nurlaelati, 2014

Menurut Darmadi (2012: 115) validitas merupakan tingkat

dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Sejalan

dengan pernyataan Arikunto (2012) bahwa sebuah tes dikatakan valid

atau sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Mengukur validitas item butir soal pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan Anates V4 Program. Kriteria validitas item butir soal

tertera pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Validitas Item Butir Soal

Harga Koefisien Korelasi (rxy) Interpretasi

0,80 - 1,00 sangat tinggi

0,60 - 0,80 tinggi

0,40 - 0,60 cukup

0,20 - 0,40 rendah

0,00 - 0,20 sangat rendah

(Arikunto, 2012)

Hasil uji validitas dengan menggunakan Anates V4 Program

diperoleh nilai koefisien korelasi 0,41. Menurut Tabel 3.7 validitas

soal termasuk kategori cukup. Data serta pengolahannya disajikan

pada Lampiran C.1.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi pengukuran.

Menurut Jacobs (1992) suatu tes dikatakan mempunyai taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap (Arikunto, 2012). Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Darmadi (2011) bahwa reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes

secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur.

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas seluruh soal

tes menggunakan Anates V4 Program.

(35)

63

Nurlaelati, 2014

Nilai r Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

(Arikunto dalam Priatna , 2009)

Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan Anates

V4 Program diperoleh nilai reliabilitas 0,58. Menurut Tabel 3.8

kriteria reliabilitas soal yang digunakan termasuk kategori cukup.

Data serta pengolahannya disajikan pada Lampiran C.1.

c. Taraf kesukaran

Menghitung taraf kesukaran soal yaitu bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal menggunakan Anates

V4 Program. Kriteria indeks kesukaran soal tertera dalam Tabel 3.9

berikut ini

Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran Soal

(Zulaiha, 2007)

Hasil uji tingkat kesukaran, validitas, dan reliabilitas butir soal

pada uji coba secara keseluruhan dirangkum dalam Tabel 3.10 berikut ini :

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal

No Pokok Uji

Tingkat

Kesukaran Validitas Reliabilitas Tindak Lanjut

1 Sedang Valid Reliabel Digunakan

2 Mudah Valid Reliabel Digunakan

3 Sukar Valid Reliabel Digunakan

Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori

TK < 0,3 Sukar

0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang

(36)

64

Nurlaelati, 2014 No Pokok

Uji

Tingkat

Kesukaran Validitas Reliabilitas Tindak Lanjut

4 Mudah Valid Reliabel Digunakan

5 Mudah Valid Reliabel Digunakan

6 Mudah Valid Reliabel Digunakan

7 Mudah Valid Reliabel Digunakan

8 Sedang Valid Reliabel Digunakan

9 Mudah Valid Reliabel Digunakan

10 Sukar Valid Reliabel Digunakan

11 Sukar Valid Reliabel Digunakan

12 Sukar Valid Reliabel Digunakan

13 Sukar Valid Reliabel Digunakan

14 Sedang Valid Reliabel Digunakan

15 Sukar Valid Reliabel Digunakan

16 Sukar Valid Reliabel Digunakan

17 Mudah Valid Reliabel Digunakan

18 Sedang Valid Reliabel Digunakan

19 Sedang Valid Reliabel Digunakan

20 Sedang Valid Reliabel Digunakan

E. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh

melalui instrumen yang digunakan. Data yang diperoleh berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar dalam bentuk

skor atau nilai yang merupakan data utama yang digunakan dalam menguji

hipotesis, sedangkan data kualitatif merupakan data pendukung yang

dianalisis dengan cara deskriptif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Pengolahan Data Pretes dan Postes

Analisis data kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis data

pretes dan postes. Pengolahan data hasil pretes dan postes bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar berupa penguasaan konten, konteks, dan proses

yang dimiliki siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan

(37)

65

Nurlaelati, 2014

Analisis data yang diuji dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menskor tiap lembar jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban

b. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes

c. Mengubah nilai dalam bentuk persentase dengan cara:

Nilai Siswa (%) = ∑ � �

∑ X 100%

d. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh siswa

Nilai rata-rata = � �

� ℎ �

e. Menentukan peningkatan literasi sains siswa dengan cara menghitung

Normalized Gain (%) pada keseluruhan literasi sains dan tiap aspek

(konten, konteks, dan proses) untuk keseluruhan siswa, dengan rumus:

N – gain = % − % − � % %

Keterangan :

� � % = skor tes awal

� % = skor tes akhir � ��� % = skor maksimal ideal

Tabel 3.11 Kriteria N-gain

N-gain

Keterangan

Angka (%)

0.00 – 0.30 0 - 30 Rendah

0.31 – 0.70 31 - 70 Sedang

0.71 – 1.00 71 - 100 Tinggi

f. Menilai tingkat penguasaan semua aspek literasi sains siswa

(38)

66

Nurlaelati, 2014

Tabel 3.12 Tafsiran Kategori Kemampuan (Arikunto, 2010)

Nilai (%) Kategori Kemampuan

81 – 100 Sangat baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

0 – 20 Sangat kurang

g. Melakukan analisis statistik skor pretes dan postes untuk menguji

signifikansi. Tahap-tahap analisis sebagai berikut:

1) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorof-Smironov program SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai

berikut:

Jika nilai signifikansi pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau

probabilitas > 0,05 maka data terdistribusi normal. Jika nilai

signifikansinya < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

2) Uji homogenitas (F) menggunakan uji Levene dengan program

SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi pada kolom asymp. Sig (2-tailed) atau

probabilitas > 0,05 maka data homogen. Jika nilai signifikansinya

< 0,05 maka data tidak homogen.

3) Data yang terdistribusi normal dialakukan uji nonparametik

dengan menggunakan Independent Sample t – Test pada program

SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan

dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata skor pretes maupun postes pada kelas eksperimen dengan

kelas kontrol. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,05 maka H0

ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan

antara rata-rata pretes dan postes kelas eksperimen dengan kelas

(39)

67

Nurlaelati, 2014

4) Data yang tidak terdistribusi normal, dilakukan uji nonparametrik

berupa U Mann Whitney menggunakan program SPSS versi 16.0

dengan penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan

dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata skor pretes maupun postes pada kelas eksperimen dengan

kontrol. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,05 maka H0

ditolak dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan

antara rata-rata pretes dan postes kelas eksperimen dengan kontrol

5) Melakukan analisis statistik untuk menguji signifikansi perbedaan

penguasaan setiap aspek literasi sains (konten, konteks aplikasi,

dan proses) berdasarkan kategori kelompok siswa (kelas

eksperimen dan kelas kontrol) dengan menggunakan uji z, karena

sampel yang digunakan > 30, kemudian penelitian ini

membandingkan 2 perlakuan, yaitu kelas yang menerapkan

pembelajaran IPA terpadu dan kelas yang menerapkan

pembelajaran IPA tidak terpadu. Program SPSS versi 16.0

menggunakan uji nonparametrik berupa U Mann Whitney dengan

penafsiran sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima dan

dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan peningkatan literasi

sains yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak

dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan peningkatan literasi

sains yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

(40)

68

Nurlaelati, 2014

Analisis data kualitatif dilakukan untuk mengumpulkan data dari

hasil observasi, angket, dan wawancara. Data hasil observasi diperoleh

ketika siswa mengikuti pembelajaran, yaitu ketika melalukan praktikum,

diskusi, dan menyimak video pembelajaran yang telah dicatat kemudian

dideskripsikan dalam bentuk tulisan.

Angket digunakan untuk menganalisis tanggapan siswa terhadap

isu-isu sains dengan tema penjernihan air. Analisis data dilakukan dengan

menghitung persentase masing-masing jawaban untuk setiap pernyataan

dalam angket.

Pemberian skor kepada setiap pernyataan siswa dengan ketentuan

seperti pada Tabel 3.13 berikut ini

Tabel 3.13 Pemberian Skor Tanggapan Siswa

Skor Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (SS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Data yang diperoleh melalui angket diolah secara kuantitatif

menggunakan perhitungan persentase (%) untuk setiap pernyataannya.

Angket tanggapan siswa dipersentasekan dengan menggunakan

rumus:

Persentase = �

ℎ � � × %

Untuk menentukan kriteria persentase dari angket yang diolah,

peneliti menggunakan aturan yang dikemukakan oleh Budiarti (Solihat,

2010) pada Tabel 3.12 berikut ini

Tabel 3.14 Kriteria Persen Angket

R (%) Kriteria

(41)

69

Nurlaelati, 2014

R (%) Kriteria

0 < R < 25 Sebagian Kecil

25 < R < 50 Hampir Setengahnya

R = 50 Setengahnya

50 < R < 75 Sebagian Besar

75 < R < 100 Hampir Seluruhnya

R = 100 Seluruhnya

R adalah persentase responden yang menjawab alternatif jawaban

untuk item pernyataan.

Data hasil wawancara yang diperoleh dari siswa di kelas

eksperimen. Hasil wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi

tentang tanggapan dan pendapat siswa mengenai pembelajaran yang

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, m

aka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan literasi sains

siswa pada aspek konten di kelas yang menerapkan pembelajaran IPA

terpadu model webbed dan di kelas yang tidak menerapkan pembelajaran

IPA terpadu model webbed pada tema penjernihan air karena nilai untuk

seluruh aspek konten sains Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan literasi sains

siswa pada aspek konteks aplikasi di kelas yang menerapkan

pembelajaran IPA terpadu model webbed dan di kelas yang tidak

menerapkan pembelajaran IPA terpadu model webbed pada tema

penjernihan air karena nilai seluruh aspek konten sains Asymp. Sig.

(2-tailed) < 0,05

3. Pada aspek proses sains dari 9 aspek proses sains 8 aspek memiliki nilai

signifikansi sig (2-tailed) < 0,05, sehingga terdapat perbedaan yang

signifikan dalam peningkatan literasi sains siswa di kelas yang

menerapkan pembelajaran IPA terpadu model webbed dan di kelas yang

tidak menerapkan pembelajaran IPA terpadu model webbed pada tema

penjernihan air, sedangkan aspek proses “Menafsirkan bukti ilmiah dan

membuat kesimpulan serta mengkomunikasikan” memiliki nilai signifikansi sig (2-tailed) > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan

peningkatan literasi sains yang signifikan pada 2 proses sains antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol.

4. Pada umumnya siswa sudah dapat menentukan sikap terhadap isu-isu

dengan tema penjernihan air karena siswa dapat memilih mana sikap

(43)

101

5. Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar pada aspek literasi

sains (konten, konteks, dan proses sains) baik di kelas yang menerapkan

pembelajaran IPA terpadu model webbed (kelas eksperimen) dengan

kelas yang menerapkan pembelajaran IPA tidak terpadu (kelas kontrol).

6. Seluruh tahapan pembelajaran IPA terpadu model webbed di kelas

eksperimen terlaksana mulai dari fase kontak, fase kuriositi, fase

elaborasi, fase pengambilan keputusan, fase nexus, sampai pada fase

penilaian.

7. Secara umum siswa merasa senang mempelajari tema penjernihan air

dengan menggunakan pembelajaran IPA terpadu model webbed.

Pemberian tugas dan kegiatan diskusi perlu dilakukan dalam setiap

pembelajaran karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep

IPA. Sebagian besar siswa setuju bahwa pembelajaran yang dilakukan

bermanfaat karena berhubungan erat dengan kehidupan di sekitar

mereka, baik itu di lingkungan keluarga maupun sosial mereka.

B. Rekomendasi

Penelitian ini menekankan pada aktivitas siswa tetapi dampaknya

berpengaruh pada penampilan dan sikap siswa. Berkaitan dengan kesimpulan

dari hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai

berikut :

1. Pembelajara IPA terpadu model webbed pada tema penjernihan air dapat

menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP.

2. Guru dapat mengembangkan pembelajaran IPA terpadu dengan model

yang lain, karena secara umum bahwa pembelajaran dengan IPA terpadu

dapat melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif,

maupun psikomotornya.

3. Melalui pembelajaran IPA terpadu model webbed guru dapat melatih

(44)

102

karena pemebelajaran diawali dengan mangangkat tema yang ada disekitar

kehidupan siswa.

4. Pembelajaran yang dikembangkan pada tema penjernihan air ini hanya

satu dari berbagai tema yang dapat digunakan oleh guru atau peneliti yang

lain.

5. Kerjasama diantara guru IPA baik yang berlatar belakang pendidikan

fisika, biologi, ataupun kimia sangat diperlukan agar implementasi

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Asniar. (2012). Software Pembelajaran IPA Terpadu Berdasarkan Model

Connected untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Bahriah, E.S. (2012). Literasi Sains. [Online]. Tersedia http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2012/06/05/literasi-sains/ [7 Juli 2012)

Bustami, Yacobus. (2009). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan berpikir Kritis siswa SMA pada Subtopik Pencemaran Air. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Campbell. et al. (2000). Biologi. Jilid 1 (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar. Konsep-konsep Inti. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dahar, Ratna. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Buku 1 Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Buku 4 Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Materi Pelatihan Terintegrasi Sains. Buku1 Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Penerbit Direktorat Pembinaan SMP :

Badan Standarisasi Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional.

(46)

104

Echols, J.M dan Hassan Shadily. (1998). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Fensham, Peter. (1979). Strategies And Implementation Of Integrated Science

Education At The Post-Secondary Level. Volume V. UNESCO.

Fogarty. R. (1991). The Mindful School: How to Integrate the Curricula. Palatine Illinois. IRI/Skylight Publishing, Inc.

Fong. et al. (2012). Science Matters. Lower Secondary. Vol. A. Singapore: marshall Cavendish Education

Fraenkel, J. R. & Wallen, N. E. (2007). How To Design And Evaluate Research In

Education, 6thEdition. Singapore: McGrawHill.

Gardner, H. (2003). Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) : Teori dalam

Praktek. Terjemahan. Batam: Penerbit Lenteraksara.

Gasden T, Beclit P and Dawson G. (1979). The Design And Content Of Integrated

Science Courses. Volume V. UNESCO

Hendrajaya, L. Dkk. (2011). Filsafat Sains. Geliat Sains Dasar Membangun

Bangsa. Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Holbrook, J. (1998). A Source Book for Teacher of Science Subjects. UNESCO

Holbrook. et al. (2007). “The Nature of Science Education for Enhancing Scientific Literacy”. International Journal of Science Education, 29: (11), 1347-1362, First published on: 03 April 2007 (iFirst)

Indrawati. (2009). Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jakarta: Penerbit PPPPTK IPA

Jacobs, L.C and Chase, C.I. (1992). Developing and Using Test Effectively. A

Guide For Faculty. San Fransisco. USA: Jossey-Bass Publishers.

Jensen, Eric. (2008). Brain-Based Learning : Pembelajaran Berbasis Kemampuan

Otak. Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan. Yogyakarta: Penerbit

Pustaka Pelajar.

(47)

105

Knighton T, Brochu P, Tomasz G. (2010). Measuring Up: Canadian Results of the OECD PISA Study The Performance of Canada’s Youth in Reading, Mathematics and Science 2009 First Results for Canadians Aged 15.

Statistics Canada, Council of Ministers of Education, Canada.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Ilmu Pengetahuan Alam : Buku

Guru Kelas VII. Jakarta: Penerbit Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lee. et al. (2007). “The Effect of Science Technology–Society Teaching on

Students’Attitudes toward Science and Certain Aspects of Creativity”. International Journal of Science Education. 29, (11), 1315–1327.

Lokan, Jan. (2001). 15-up and counting, reading, writing, reasoning: how literate

are Australian students?: the PISA 2000 survey of students’ reading, mathematical and scientific literacy skills. Australia: National Library of

Australia.

Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.

Muijs, D and Reynolds, D. (2008). Effective Teaching Theori dan Aplikasi. Edisi kedua. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Mulyitno. (2010). Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap

Kesehatan dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Nurdin, A. (2012). Model Pembelajaran Webbed. [Online] tersedia : http://www.ahmatnurdin.com/model-pembelajaran-terpadu-tipe-webbed. html [3 Maret 2013]

Nurdiyanti, Dewi. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Sampah dan

Usaha Penanggulangannya untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Nuryani. (2012). Litersi Sains Untuk Generasi Muda. Slide Show. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

(48)

106

OECD. (2003). PISA 2009 Assesment Framework :Key Competencies in Reading,

Mathematic and Science.

OECD. (2007). PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s World

Executive Summary.

OECD (2009). Pisa 2009 Assessment Framework – Key Competencies In Reading, Mathematics And Science.

Opara, J.A. (2011). “Baja’s Model and The Teaching and Learning of Integrated Science in Nigerian High School System”. International Journal of

Academic Research in Business and Social Sciences. (1)

Peratuan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tentang Standar Proses.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Pinto. et al. (2009). “ Scientific Processes in PISA Tests Observed for Science Teachers”. International Journal of Science Education, 31, (16),

2137-2159.

Priatna. D.R. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Topik Perubahan Materi

untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis pada SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan

Prihantoro, dkk. (1986). Buku Materi Pokok IPA Terpadu. Jakarta: Penerbit Karunika Jakarta Universitas Terbuka

.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Paduan Pengembangan Pembelajaran

IPA Terpadu SMP/MTs. Jakarta : Penerbit Pusat Kurikulum, Balitbang

Depdiknas.

Pusat Penelitian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011), Seminar PISA : Analisis Trend

Kemampuan Siswa Indonesia Hasil PISA 2000-2009. Jakarta: Penerbit

PUSLITBANG KEMENDIKBUD.

Pusat Pengembangan Kurikulum. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran

IPA Terpadu SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Puskur Balitbang Depdiknas.

(49)

107

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametik. Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo.

Setiawan, W. Dkk. (2001). Biologi Lingkungan 1C. Bandung: Penerbit Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam.

Solihat, N. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Fenomena

untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Sains. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Suanda, Dedi. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu dengan Multimedia pada Tema

Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP.

Tesis pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Sumartati, Losarini. (2010). Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Makanan dan

Pengaruhnya terhadap Kerja Ginjal untuk Meningkatkan Literasi sains Siswa MTs. Tesis pada SPs UPI. Tidak diterbitkan.

Tim IPA terpadu. (2011). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta: Penerbit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Trianto. (2012). Model Pembelajatran Terpadu : Konsep, strategi, dan

Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Penerbit Universitas Pendidikan Indonesia.

Wartono. Dkk. (2004). Tema Pelatihan Terintegrasi. SAINS. Buku 4. Jakarta: Penerbit Depdiknas.

Wasis, dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam. Sekolah Menengah Pertama. Kelas VII. Jakarta: Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas.

(50)

108

Wilujeng, I. (2011). Pengembangan Program IPA Terintegrasi Guna Membekali

Kompetensi Pendidik Calon Guru IPA SMP. Disertasi pada SPs.

Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Wuriyatmi, dkk. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajran IPA Terpadu

dengan Menggunakan Pendekatan Guided Inquairy Model Webbed di SMP Negeri 3 Depok dan SMP Negeri 2 Tempel. FPMIPA UNY. Tidak

diterbitkan.

(51)

Gambar

Tabel   2.1 2.2
Tabel  3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2 SK dan KD yang Terkait
Gambar 3.1 Materi-materi yang Diwebbedkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan ekstrakulikuler mungkinmenjadi media ekspresi bagi siswa di banyak sekolah // Selain karena sifat kegiatan yang mewadahi bakat dan minat siswa / kegiatan

Dalam hal kajian yang berkaitan dengan pemanfaatan struktur, nilai-nilai sosial, dan nilai-nilai budaya novel Negeri 5 Mena ra sebagai bahan ajar sastra di SMA, siswa

Penelitian ini didasari oleh hasil kajian dan pengamatan langsung di SDN Cisalasih Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang menunjukkan hasil belajar siswa

Adakah faktor pelancar atau faktor pendukung dalam pengembanga nGabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi? Wisnu Raharja

Oleh karena itu penulis ingin membuat perbandingan animasi gambar antara Flash dan Swift 3D menggunakan gambar 2 dimensi dan 3 dimensi dengan harapan dapat mengetahui perbedaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Galaxy pada Mahasiswa Universitas Sumatera

Dengan adanya pembuatan sistem ini dapat memberikan suatu kemudahan dalam pemrosesan data, dapat mengefisienkan penggunaan waktu, dan dapat memperkecil kemungkinan adanya

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mengetengahkan judul Sistem Administrasi Pengujian Kendaraan Bermotor Dengan Menggunakan Microsoft Visual Basic dan Crystal Reports.