• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15/S1/KTP/FEBRUARI2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian

Multimedia SMK Nasional Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

NURUL AINI ARIFIN

NIM. 0900795

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian

Multimedia SMK Nasional Bandung)

Oleh Nurul Aini Arifin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurul Aini Arifin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NURUL AINI ARIFIN

0900795

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI

ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. H. Rudi Susilana, M.Si NIP. 196610191991021001

Pembimbing II

Dr. Deni Darmawan, M.Si NIP. 197112281998021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd

(4)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

(5)

I

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Nurul Aini Arifin (0900795). Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014.

Penelitian dilakukan berdasarkan studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan peneliti di SMK Nasional Bandung dimana terdapat banyak siswa yang nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal yang menjadi daya tarik adalah kurangnya inisiatif guru untuk mencoba metode pembelajaran lain selain metode pembelajaran demonstrasi.

Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”. Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari “Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek mengaplikasikan (C3) dan aspek menganalisis (C4) ranah kognitif dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Design. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan skor total tiap instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek mengaplikasikan (C3) dan aspek menganalisis (C4) ranah kognitif dalam standar kompetensi animasi dasar di SMK Nasional Bandung; Berdasarkan pernyataan tersebut maka diberikan rekomendasi, yaitu pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(6)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Nurul Aini Arifin (0900795) The Influence Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on Students' Learning Results in Competence Standard of Basic Animation in Vocational School.

Thesis of Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education.

The study was based on preliminary studies and observations conducted by researcher at the Nasional Vocational School Bandung where there were many students who scored less than Standard of Minimum Completeness. The main attraction is the lack of teachers' initiative to try other learning methods than demonstration learning methods.

This study answers the research problem that has been defined, such as "Are there the influence of Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on students' learning results as compared to Demonstration Learning Methods in Competence Standard of Basic Animation in basic subject of mastering how to draw keys for animation in Nasional Vocational School Bandung?" More detailed the formulation of the problem consists of : Are there the influence of Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on students' learning results as compared to Demonstration Learning Methods in applying (C3) and analyzing (C4) cognitive aspect in Competence Standard of Basic Animation in basic subject of mastering how to draw keys for animation in Nasional Vocational School Bandung?"

This research uses quasi-experimental method with Pretest-Postest Control Group Design. The instruments used are objective test. Sampling technique used is cluster random sampling with the sample total is 30 people. The analysis data technique is done by calculating the total score of each instrument, normality test, homogeneity test, and hipotesys test.

Based on the results of research in the field, it can be concluded, that Learning by using jigsaw-typed cooperative learning methods gave a significant influence on students' learning results in applying (C3) and analyzing (C4) cognitive aspect in Competence Standard of Basic Animation in Nasional Vocational School Bandung; based on the statement then given recommendation, that is jigsaw-typed cooperative learning is an alternative learning method with the goal to improve students’ learning results.

(7)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPenelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran ... 11

1. Hakikat Belajar ... 11

2. Hakikat Pembelajaran ... 12

B. Metode Pembelajaran ... 13

C. Pembelajaran Kooperatif ... 14

1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ... 14

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 18

3. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif . 21 4. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 22

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif... 23

6. Beberapa Variasi Pembelajaran Kooperatif ... 24

(8)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Investigasi Kelompok (Group Investigation) ... 28

c. Pendekatan Struktural ... 28

d. Jigsaw ... 30

1) Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 31 2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 32 D. Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 32

1. Konsep Dasar Pembelajaran Demonstrasi ... 33

2. Persyaratan Penggunaan Metode Demonstrasi ... 34

3. Kelebihan Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 36

4. Kelemahan Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 36

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Demonstrasi ... 37

E. Hasil Belajar ... 39

1. Indikator Hasil Belajar ... 41

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 49

F. Standar Kompetensi Animasi Dasar ... 50

G. Perbandingan Penaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan ... 51

H. Asumsi ... 51

I. Hipotesis ... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 55

B. Popolasi dan Sampel Penelitian ... 55

1. Populasi Penelitian ... 55

2. Sampel Penelitian ... 55

C. Desain Penelitian ... 56

D. Variabel Penelitian ... 57

(9)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Definisi Operasional ... 59

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 60

H. Teknik Uji Instrumen ... 62

1. Uji Validitas ... 62

2. Uji Reliabilitas ... 66

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 67

4. Daya Pembeda ... 71

I. Teknik Analisis Data ... 74

1. Uji Normalitas ... 74

2. Uji Homogenitas ... 75

3. Uji Hipotesis ... 75

J. Prosedur Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiHasil Penelitian ... 79

B. Uji Hipotesis Data ... 83

1. Uji Normalitas ... 83

2. Uji Homogenitas ... 85

3. Uji Hipotesis ... 87

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Pembelajaran dengan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw ... 93

2. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif Aspek Mengaplikasikan ... 94

3. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif Aspek Menganalisis ... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 98

(10)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(11)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok

Belajar Konvensional ... 18

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

Tabel 2.3 Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 59

Tabel 2.4 Fase-fase pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 26

Tabel 2.5 Perbandingan Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural ... 28

Tabel 2.6 Indikator Keberhasilan Pembelajaran ... 42

Tabel 2.7 Revisi Taksonomi Bloom ... 44

Tabel 2.8 Dimensi Proses Kognitif ... 45

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 56

Tabel 3.2 Hubungan Antar Variabel ... 58

Tabel 3.3 Hasil Validitas Uji Instrumen ... 63

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Alat Ukur ... 66

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 67

Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal ... 68

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Daya Pembeda ... 71

Tabel 3.8 Daya Pembeda Soal ... 72

Tabel 4.1 Rata-rata Skor Pretest ... 80

Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Ranah Kognitif Secara Keseluruhan ... 81

Tabel 4.3 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan menggunakan Metode Jigsaw ... 82

Tabel 4.4 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan menggunakan Metode Demonstrasi ... 82

(12)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 86

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Umum ... 88

Tabel 4.8 Uji Hipotesis Aspek Mengaplikasikan ... 90

(13)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(14)

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-rata Skor Pretest dan Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 76

Grafik 4.2 Rata-rata Skor Hasil Belajar dengan Menggunakan Metode

Jigsaw dan Metode Demonstrasi ... 81

Grafik 4.3 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan Menggunakan

Metode Jigsaw ... 82

Grafik 4.4 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan Menggunakan

(15)

1

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia.

Pendidikan tidak boleh dianggap sepele, karena pendidikan akan meningkatkan

harkat dan martabat manusia itu sendiri. Pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan,

akhlak yang mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pendidikan juga bukan hanya diperuntukkan untuk mengasah kemampuan

berfikir saja atau bahkan diprioritaskan pada pembelajaran formal. Pendidikan

saat ini diarahkan untuk membantu peserta didik menjadi mandiri dan terus

belajar sepanjang hidupnya. Bukan hanya mengikuti alur yang hanya

disampaikan oleh guru.

Proses pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam

menentukan kualitas kehidupan seseorang, dimana manusia tidak hanya

dituntut untuk berfikir saja melainkan dituntut untuk bersikap, bertindak serta

mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pendidikan merupakan suatu upaya

mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani

kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia

yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

Pasal 1 Ayat 1,

(16)

2

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah merupakan wahana pendidikan formal yang berperan dalam

meningkatkan kualitas manusia sejak dini, karena sekolah merupakan tempat

dilaksanakannya kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Salah satu

jenjang pendidikan menengah yang diharapkan mampu menghasilkan sumber

daya manusia yang memiliki keterampilan adalah Sekolah Menengah

Kejuruan.

Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas

pendidikan adalah proses pembelajaran. Dalam lingkup pendidikan, diperlukan

suatu proses pembelajaran yang efektif, karena hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap perkembangan belajar siswa.

Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu

faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal.

Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah

air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan

eksistensi mereka. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik.

Paradigma yang dulu berkembang di sekolah bahwa guru memberikan

pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru tidak perlu tahu mengenai proses

belajar mengajar yang tepat dan efektif. Guru hanya perlu menuangkan apa

yang hanya diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya.

Namun, fakta yang terjadi di dunia pendidikan sekarang, sudah banyak sekali

perubahan. Karenanya paradigma yang masih berkembang di sekolah tadi

(17)

3

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi transaksional yang

melibatkan guru, siswa, media serta komponen lain yang mendukung dan juga

merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam suatu lembaga

pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi

dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran yang

didalamnya mencakup kurikulum, tujuan, isi, bahan ajar, strategi belajar

mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.

Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan

efektif apabila pesan yang ditransformasikan oleh guru sebagai komunikator

dapat diterima dengan baik oleh siswa sebagai komunikan berupa umpan

balikan (feed back). Dari umpan balikan ini guru dapat mengetahui apakah

pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan apa yang disampaikannya.

Dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003

pasal 15 menyatakan bahwa “pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Memperhatikan tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), jelas peranan pendidikan kejuruan dalam

menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan tingkat menengah yang cukup

besar.

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah

terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta

didik. Miarso (2004:545) mengemukakan konsep pembelajaran sebagai

berikut:

(18)

4

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tim yang memiki kemampuan dan kompetensi dalam merancang atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami

perubahan. Metode – metode tradisional kini mulai ditinggalkan. Berganti

dengan metode yang lebih modern dan lebih menunjang proses pembelajaran

menjadi lebih efektif. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran, salah satu metode pembelajaran yang kini banyak mendapat

respon adalah metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning.

Pada metode pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan

pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator

aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini, kegiatan aktif dengan

pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka sendiri yang bertanggung

jawab atas hasil pembelajarannya.

Salah satu tipe dari metode cooperative learning ini adalah tipe jigsaw. Menurut Isjoni (2010:54), “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal”. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan bagian dari

pembelajaran kooperatif yang merupakan pembelajaran kelompok dimana

setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan materi tertentu dan

mengajarkannya kepada anggota kelompoknya setelah adanya mempelajari

dengan kelompok ahli masing-masing.

Selain itu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan. Tugas

yang diberikan bersifat terstruktur artinya pada saat siswa melakukan proses

belajar bersama rekan sebaya (peer teaching), siswa perlu bertukar informasi

(19)

5

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

potongan materi yang berbeda.

Pemilihan metode pembelajaran ini merujuk kepada penelitian

sebelumnya, yang dilakukan oleh Supiatin (2010:110-111) penerapan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini secara empirik lebih efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Komputer

dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK pada aspek memahami (C2) dan

aspek menerapkan (C3) ranah kognitif dibandingkan dengan siswa yang

menggunakan metode demonstrasi. Dilihat dari perbedaan nilai skor postest

kelas eksperimen sebesar 96.8 sedangkan perolehan nilai skor postest kelas

kontrol sebesar 65.8 dan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang

digunakan di SMK Negeri 4 sebesar 70. Selain itu rata-rata gain kelompok

eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

mengalami peningkatan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok kontrol yang menggunakan metode demonstrasi. Hal ini

menunjukan bahwa metode pembelajaran tipe jigsaw lebih efektif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Juga merujuk pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebelumnya

oleh Puspitaningrum (2008:68-69) terhadap siswa kelas IX B SMPN 2

Ngamprah, dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas pada

mata pelajaran Geografi, pokok bahasan negara maju dan berkembang. Hasil

penelitian menunjukan bahwa (1) pada tindakan I siswa terlihat bingung

dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok masih kurang. Kondisi ini juga

terjadi pada guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil belajar siswa

89,5% sudah mencapai SKBM. (2) Pada tindakan II keaktifan siswa dalam

kerjasama kelompok mengalami peningkatan juga diiringi aktivitas guru yang

mengalami perubahan ke arah perbaika, proses pembelajaran dapat berjalan

(20)

6

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian tindakan kelas yang lain, yang dilakukan oleh Rochaeti

(2012:67-68) hasil tes atau evaluasi menunjukan ada peningkatan hasil belajar

siswa dari kegiatan pembelajaran pra tindakan, siklus I dan siklus II. Nilai

rata-rata pra tindakan sebesar 63,33, siklus I sebesar 70,00 dengan nilai dibawah

ketuntasan minimal sebanyak 8 orang siswa, sedangkan nilai rata-rata pada

siklus II sebesar 81,48 dengan nilai seluruh siswa tidak ada yang dibawah

ketuntasan minimal. Selain itu, aktivitas belajar siswa juga mengalami

peningkatan dari siklus I sebesar 55,00% menjadi 86,67% pada siklus II.

Penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya penerapan model

pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw pada pembelajaran IPS pokok

bahasan teknologi komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada penelitian yang lain, yang dilakukan oleh Afifuddin (2008:146) hasil

analisis menunjukkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh secara signifikan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Group

Investigation (GI) terhadap prestasi belajar biologi siswa, (2) Ada perbedaan

pengaruh secara signifikan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar

biologi, (3) Ada interaksi pengaruh secara signifikan penggunan model

pembelajaran kooperatif (tipe Jigsaw dan tipe Group Investigation (GI) dan

motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa prestasi belajar Biologi dapat

ditingkatkan melalui model pembelajaran yang tepat dan peningkatan motivasi

berprestasi siswa. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan GI dengan

memperhatikan aspek motivasi berprestasi siswa.

Salah satu contoh yaitu standar kompetensi animasi dasar siswa pada

kompetensi keahlian multimedia, dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, semua siswa diberi tanggung jawab untuk menguasai

(21)

7

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi keahlian animasi dasar ini, terdapat materi yang mengharuskan

siswa untuk mengerjakannya secara kelompok, hal ini akan mengefektifkan

waktu ketika siswa belajar. Dalam proses pembelajarannya, siswa bekerja sama

secara kelompok dan menyelesaikannya secara kooperatif.

Berdasarkan fakta hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh

peneliti untuk penelitian ini yaitu di SMK Nasional Bandung, di sekolah

tersebut proses pembelajaran kompetensi keahlian Animasi Dasar dilakukan

dengan menggunakan metode demonstrasi juga menggunakan media

pendukung seperti modul, buku penunjang, komputer, software tertentu

sebagai media utama, sehingga hasil belajar dari siswa jurusan multimedia

pada kompetensi keahlian Animasi Dasar kurang memuaskan dan belum

tercapai secara maksimal dengan dibuktikannya hasil belajar yang kurang dari

KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum) yaitu pada angka 75. Pada studi

pendahuluan ini pun ditemukan fakta bahwa terkadang dalam proses

pembelajarannya, siswa masih belum menguasai bahkan kurang begitu

memahami konsep serta aplikasi materi dari standar kompetensi Animasi

Dasar, baik sedang belajar di kelas maupun sedang praktek di laboratorium

komputer.

Akibat dari hanya digunakannya metode demonstrasi di sekolah menengah

kejuruan ini, sebagian siswa yang cakap akan penjelasan serta praktek dari

gurunya tetap pada proporsinya yang cukup memahami, sedangkan siswa yang

kurang begitu cakap dengan materi yang disampaikan gurunya, mereka

cenderung monoton dalam proses pembelajarannya.

Hal yang membedakan dari penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa

penelitian kali ini membahas tentang standar kompetensi Animasi Dasar pada

Kompetensi Keahlian Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan, yang sama

sekali belum dilakukan penelitian mengenai standar kompetensi tersebut.

(22)

8

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keefektifan pembelajaran juga peningkatan prestasi belajar siswa yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang dilakukan

pada penelitian sebelumnya.

Penerapan metode pembelajaran pada peneltian ini adalah metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dibandingkan dengan metode

pembelajaran demonstrasi seperti yang biasa diterapkan di sekolah tersebut,

kedua metode pembelajaran ini diterapkan pada standar kompetensi animasi

dasar, pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi yang

merupakan spesifikasi kajian yang akan peneliti ujikan. Pada penelitian yang

sebelum-sebelumnya, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini hanya

diterapkan pada mata pelajaran yang keseluruhannya hampir membahas

tentang teori, sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti mencoba untuk

meneliti pembelajaran yang didalamnya terdapat 70% teori dan 30% praktek.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil

belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi dalam

standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar

kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada sub

masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran

demonstrasi pada aspek mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dalam

standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara

(23)

9

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran

demonstrasi pada aspek menganalisis ranah kognitif (C4) dalam standar

kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar

kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap

hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran

demonstrasi dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan

menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional

Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan

dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek

mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dalam standar kompetensi

animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci

untuk animasi di SMK Nasional Bandung.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan

dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek menganalisis

ranah kognitif (C4) dalam standar kompetensi animasi dasar pokok

bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK

Nasional Bandung.

(24)

10

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terkait:

1. Siswa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa lebih bisa

bertoloransi, kerja sama, kepemimpinan serta komunikasi yang kuat antara

teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diperoleh dari

gurunya.

2. Praktisi Pendidikan (Guru)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada

praktisi pendidikan (guru) agar dapat dijadikan pedoman untuk

menyampaikan materi sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan bisa

dijadikan tambahan untuk teknik belajar mengajar yang bisa memperkaya

pengetahuan dan kompetensi guru.

3. Peneliti

Memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran yang

jelas dalam melaksanakan metode pembelajaran yang efektif untuk

digunakan.

4. Peneliti Lebih Lanjut

Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang berminat memilih

dan melaksanakan metode pembelajaran supaya mempermudah proses

pembelajaran dalam mencapai tujuannya.

5. Bagi Program Studi Teknologi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diharapkan dengan adanya

penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pengembangan ilmu

pendidikan yang berkaitan dalam bidang pengembangan dan pelaksanaan

metode pembelajaran.

(25)

11

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai masukan kepada pihak sekolah untuk memberikan masukan

dan informasi mengenai metode pembelajaran yang cocok untuk

digunakan, sehingga tujuan yang diharapkan dari pembelajaran di sekolah

tersebut bisa tercapai.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam karya ilmiah ini penulis sesuaikan dengan

sistematika yang telah ditentukan dalam Buku Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah UPI (2012), yang berisi tentang :

1. Judul

2. Halaman Pengesahan

3. Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah

4. Ucapan Terima Kasih

5. Abstrak

6. Daftar Isi

7. Daftar Tabel

8. Daftar Gambar

9. Daftar Lampiran

10. Bab I. Pendahuluan

11. Bab II. Kajian Pustaka

12. Bab III. Metodologi Penelitian

13. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

(26)

12

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15. Daftar Pustaka

(27)

55

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan oleh peneliti ialah SMK Nasional Bandung yang

beralamat di Jalan Sadang Serang no. 17 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian

ini didasarkan kepada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

sekolah tersebut yang dirasa sesuai dengan kebutuhan penelitian yang akan

dilaksanakan oleh peneliti, yang diharapkan mampu menjawab semua hipotesis

yang telah diajukan.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Riduwan (2010:7) mengemukakan „pengertian populasi menurut Sugiyono

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya‟. Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

Berdasarkan pada teori diatas maka populasi pada penelitian ini adalah

seluruh siswa SMK Nasional Bandung sebanyak 351 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian adalah adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini

senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (1998:131):

(28)

56

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikarenakan peneliti akan menggunakan dua kelompok (kelas) satu kelas

dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yang melakukan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, satu lagi kelompok kontrol yang

melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai

sampel. Karena dianggap merepresentasikan keseluruhan populasi, maka

peneliti menggunakan cluster random sampling. Dipilih kelas XI-A sebagai

kelas kontrol dan kelas XI-B sebagai kelas eksperimen yang dijadikan sampel,

dimana setiap kelas terdiri dari 30 orang. Alasan pemilihan kelas tersebut

karena sampelnya bersifat homogen yang ditinjau berdasarkan data nilai

ulangan tengah semester.

C. Desain Penelitian

Desain Penelitian pada penelitian kali ini menggunakan pendekatan kuasi

eksperimen. Pada penelitian eksperimen ini, desain yang digunakan adalah

Pretest - Postest Control Group Design, yang merupakan salah satu bentuk

desain dari metode penelitian kuasi eksperimen. Desain penelitian tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

KE O1 X1 O2

KK O3 X2 O4

Keterangan :

KE : Kelas Eksperimen

O1 : Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan

X1 : Perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw

O2 : Kemampuan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan

(29)

57

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O3 : Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan

X2 : Perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi

O4 : Kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan

Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah pertama yang

dilakukan adalah menetapkan kelas eksperimen juga kelas kontrol. Kelas

eksperimen pada penelitian ini yang selanjutnya akan diberi perlakuan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelas

kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi.

Setelah menentukan kelas eksperimen dan juga kelas kontrol, maka langkah

kedua adalah memberikan pre-test pada kedua kelas sebelum keduanya

sama-sama diberi perlakuan. Langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan

pada kedua kelas tersebut. Setelah memberi perlakuan, langkah terakhir adalah

memberikan post-test pada kedua kelas tersebut, kemudian hasilnya

dibandingkan dengan skor post-test sehingga diperoleh gain, yaitu selisih

antara pre-test dan juga post-test.

D.Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Sugiyono (2011 : 39) menjelaskan tentang variabel bebas dan terikat

sebagai berikut :

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel independent pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa, yaitu

hasil belajar aspek mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dan aspek

menganalisis ranah kognitif (C4). Sedangkan variabel dependent pada

penelitian kali ini adalah metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran

(30)

58

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hubungan antar variabel yang akan diteliti pada penelitain kali ini adalah

Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah Kuasi

Eksperimen. Menurut Syaodih (2010 : 107) “Eksperimen ini disebut kuasi,

karena buan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Kuasi eksperimen ini biasa juga disebut sebagai eksperimen semu”.

Tujuan penelitian yang menggunakan metode kuasi eksperimen adalah

untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang

dapat diperoleh melaui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang

relevan. Ciri utama kuasi eksperimen adalah dengan tidak dilakukannya

penugasan random melainkan melakukan pengelompokan subjek penelitian

(31)

59

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode kuasi ini digunakan mengingat karakteristik variabel peneliti yang

bersifat ingin mengetahui juga memperoleh informasi terhadap metode

pembelajaran yang diterapkan, yaitu sejauh mana pengaruh metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada standar

kompetensi animasi dasar, pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci

untuk animasi.

Pemilihan Metode Kuasi Eksperimen dikarenakan dalam penilitian yang

akan dilaksanakan menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode

demonstrasi yang digunakan di kelas kontrol, dan metode Jigsaw di kelas

eksperimen. Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek

mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4) menjadi variabel terikat. Selain

itu baik metode demonstrasi maupun metode Jigsaw sebenarnya sudah

diterapkan dibeberapa sekolah, namun di sekolah yang menjadi sampel

penelitian, metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw belum pernah

dilaksanakan.

F. Definisi Operasional

1. Metode Kooperatif Tipe Jigsaw

“Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu

dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang

maksimal” (Isjoni, 2010:56).

2. Metode Pembelajaran Demonstrasi

Metode Demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana

dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Metode demonstrasi adalah

pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada

penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami

oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.

(32)

60

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang

dapat diukur ketika proses belajar sudah sudah mencapai periode tertentu.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar seringkali

digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang

menguasai bahan yang sudah diajarkan.

Kurniawan (2011 : 13) mengemukakan mengenai hasil belajar aspek

menerapkan ranah kognitif (C3) dan aspek menganalisis ranah kognitif (C4).

Aspek menerapkan yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam suatu situasi tertentu baik dalam situasi nyata maupun dalam situasi tiruan. Sedangkan aspek menganalisis (C4), yaitu kemampuan untuk memecah suatu kesatuan entitas tertentu sehingga menjadi jelas unsur-unsur pembentuk kesatuannya.

4. Kompetensi Animasi Dasar

Salah satu kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh siswa Sekolah

Menengah Kejuruan. Dalam standar kompetensi Animasi Dasar, biasanya

siswa dituntut untuk terampil dalam mengoperasikan Software tertentu, dan

menghasilkan produk seperti animasi 2D.

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

“Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode” (Arikunto, 1998 : 137). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang di miliki oleh individu atau kelompok”.

(Arikunto, 1998 : 139).

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian kali ini

adalah tes objektif. Tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat

alternatif jawaban (a, b, c, d). Setiap soal yang digunakan pada tes ini, diambil

dari kompetensi keahlian animasi dasar pada salah satu standar kompetensi,

(33)

61

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, engertian, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi.soal tes berbentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok pesoalan dan pilihan jawaban.

Tes disini, bermaksud untuk mengetahui informasi bahwa pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi memiliki kesenjangan

dibandingkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada standar

kompetensi animasi dasar, kompetensi keahlian Multimedia di SMK Nasional

Bandung.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang

digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari silabus Standar Kompetensi Animasi Dasar kelas XI SMK

Nasional Bandung.

b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan yang

ditentukan pada Standar Kompetensi Animasi Dasar kelas XI SMK

Nasional Bandung.

c. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan

sub pokok bahasan yang ditentukan.

d. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing.

e. Mendiskusikan rancangan perangkat tes (soal tes pilihan ganda) dengan

guru yang bersangkutan dari pihak SMK Nasional Bandung.

f. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa kelas XI SMK Nasional

Bandung.

g. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang

tepat, dengan tujuan mengetahui instrumen tes yang sudah dianggap

valid dan reliabel.

h. Menguji instrumen tes yang sudah valid dan reliabel pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol (pretest), dengan tujuan mengetahui

(34)

62

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. Memberikan perlakuan sebanyak empat kali pertemuan pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol diberi perlakuan

sebagaimana biasanya yaitu menggunakan metode pembelajaran

demonstrasi, sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

j. Melakukan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, untuk

mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa.

H. Teknik Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan pada penelitian ini, untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sukmadinata (2010 : 228) ”validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”.

Sugiyono (2011 : 129) menyatakan bahwa “bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi”. Maka untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini, digunakan rumus korelasi

product-moment (Arifin 2009 : 254) :

 

hasil kali x dan y setiap responden

(35)

63

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria

sebagaimana yang dikemukakan oleh Arifin (2009 : 257) berikut :

0,81 – 1,00 = sangat tinggi

0,61 – 0,80 = tinggi

0,41 – 0,60 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0,20 = sangat rendah

Setelah diperoleh koefisien korelasinya, langkah selanjutnya adalah

menguji tingkat signifikasinya dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono 2011:257)

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah banyak subjek

Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata

0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Apabila thitung > ttabel, berarti

korelasi tersebut signifikan atau berarti.

Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan

diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ujicoba

Instrumen dilakukan kepada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung yang

berjumlah 30 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda instrumen sebagai berikut :

Tabel 3.3

Hasil Validitas Uji Instrumen

No Soal r hitung r tabel Tafsiran

1 0,415 0,361 Valid

(36)

64

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,323 0,361 Tidak Valid

4 0,397 0,361 Valid

5 0,392 0,361 Valid

6 0,436 0,361 Valid

7 0,400 0,361 Valid

8 0,241 0,361 Tidak Valid

9 0,479 0,361 Valid

10 0,396 0,361 Valid

11 0,413 0,361 Valid

12 0,499 0,361 Valid

13 0,372 0,361 Valid

14 0,381 0,361 Valid

15 0,284 0,361 Tidak Valid

16 0,392 0,361 Valid

17 0,425 0,361 Valid

18 0,541 0,361 Valid

19 0,457 0,361 Valid

20 0,352 0,361 Tidak Valid

21 0,171 0,361 Tidak Valid

22 0,455 0,361 Valid

23 0,404 0,361 Valid

24 0,396 0,361 Valid

25 0,396 0,361 Valid

26 0,239 0,361 Tidak Valid

27 0,434 0,361 Valid

28 0,137 0,361 Tidak Valid

29 0,372 0,361 Valid

30 0,415 0,361 Valid

(37)

65

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 0,574 0,361 Valid

33 0,520 0,361 Valid

34 0,196 0,361 Tidak Valid

35 0,331 0,361 Tidak Valid

36 0,434 0,361 Valid

37 0,423 0,361 Valid

38 0,344 0,361 Tidak Valid

39 0,102 0,361 Tidak Valid

40 0,415 0,361 Valid

41 0,096 0,361 Tidak Valid

42 0,450 0,361 Valid

43 0,162 0,361 Tidak Valid

44 0,541 0,361 Valid

45 0,003 0,361 Tidak Valid

46 0,592 0,361 Valid

47 0,520 0,361 Valid

48 0,400 0,361 Valid

49 0,474 0,361 Valid

50 0,026 0,361 Tidak Valid

51 0,124 0,361 Tidak Valid

52 0,112 0,361 Tidak Valid

53 0,396 0,361 Valid

54 0,475 0,361 Valid

55 0,507 0,361 Valid

56 0 0,361 Tidak Valid

57 0,251 0,361 Tidak Valid

58 0 0,361 Tidak Valid

59 0,589 0,361 Valid

(38)

66

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil validitas uji instrumen bisa dibuktikan bahwa dari 60

butir soal yang diujikan kepada siswa, diperoleh 20 soal yang masuk kategori

tidak valid dan 40 soal yang masuk kategori valid. Soal-soal yang digunakan

dalam penelitian ini soal-soal yang masuk dalam kategori valid, sedangkan 20

soal yang masuk dalam kategori tidak valid, tentunya tidak akan digunakan.

Selanjutnya, hasil perhitungan validitas alat ukur terhadap hasil uji coba

instrumen dengan menggunakan rumus product moment correlation yang

kemudian diuji signifikansinya dengan menbandingkan nilai thitung dengan nilai

ttabel pada taraf α = 0,05. Alat pengumpul data dinyatakan valid apabila t hitung >

t tabel didapatkan hasil pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Uji Validitas Alat Ukur

r Kriteria t hitung t tabel Keterangan

0,617 Tinggi 4,146 2,048 Signifikan

Koefisien korelasi r = 0617 diperoleh dari hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus product moment correlation, korelasi antara jumlah skor

benar nomer ganjil dengan jumlah benar skor genap, sesuai kriteria koefisien

korelasi r = 0,617 berada pada tingkat korelasi cukup. Kemudian setelah hasil

koefisien korelasi diketahui, selanjutnya dilakukan uji coba signifikasnsi

dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung = 4,146 pada taraf signifikansi 0,05

dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 apabila t hitung > t tabel (4,146 > 2,048)

maka, dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi alat pengumpul data adalah

valid.

2. Uji Reliabilitas

(39)

67

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda

Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman

Brown. Adapun rumus Spearman Brown adalah:

Arikunto (2010:223)

Keterangan:

r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Hasil uji coba instrumen ini diukur reliabilitiasnya dengan menggunakan

metode belah dua atau split half method dengan rumus spearman brown. Alat

pengumpul data dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 0,05

dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

r hitung r tabel Keterangan

0,763 0,361 Signifikan

Hasil uji reliabilitas item tes yang dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman Brown, diperoleh indeks sebesar 0,763. Hasil perhitungan antara

rhitung dan rtabel diperoleh kesimpulan rhitung > rtabel maka, berdasarkan hasil

tersebut dapat dikatakan instrumen yang digunakan sudah tergolong baik atau

(40)

68

Nurul Aini Arifin, 2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal ini dimaksudkan untuk mengetahui kategori soal

yang telah dirancang sebelumnya, termasuk kepada kategori mudah, sedang

ataupun sukar. Taraf kesukaran soal dilihat dari kesanggupan siswa dalam

menjawab soal.

Arifin (2009:266) mengemukakan bahwa “tingkat kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal

memiliki tingkat kesukaran seimbang (porposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik”.

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat

digunakan dengan cara :

Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal yang dikemukakan

Arifin (2009 : 270) : “Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk

mudah. Jika jumlah presentase 28% - 72% termasuk sedang. Jika jumlah

presentase 73% ke atas termasuk sukar”.

Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat

kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi tersebut dapat

diatur sebagai berikut:

1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25% atau

2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20% atau

Gambar

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Aspek Menganalisis  ............................................
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian  .................................................................
Grafik 4.1
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jepara, 22 Maret 2011 POKJA PENGADAAN BARANG/JASA CETAK BULETIN SUARA TAMAN SARI SEKRETARIAT DPRD KAB.

Peringatan Ultah diawali dengan 5 event yang dikelola oleh Jurusan bekerja sama dengan Eskalator PR Komunitas yang dibentuk oleh mahasiswa Ikom UMM.. Pertama a dalah PR Addiction

Medan Timur mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPH), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor

Pendekatan pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) berbeda dengan pendekatan pada tingkat pendidikan dasar. Usia remaja adalah masa bermain dengan kelompok dan

[r]

 Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal (pyramidal) merupakan jalur desending yang terdiri dari

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA SEKOLAH D ASAR!. Universitas Pendidikan Indonesia |