Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15/S1/KTP/FEBRUARI2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian
Multimedia SMK Nasional Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
NURUL AINI ARIFIN
NIM. 0900795
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian
Multimedia SMK Nasional Bandung)
Oleh Nurul Aini Arifin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Nurul Aini Arifin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
NURUL AINI ARIFIN
0900795
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI
ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. H. Rudi Susilana, M.Si NIP. 196610191991021001
Pembimbing II
Dr. Deni Darmawan, M.Si NIP. 197112281998021001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ketua Prodi
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd Dr. Rusman, M.Pd
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
I
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nurul Aini Arifin (0900795). Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan.
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014.
Penelitian dilakukan berdasarkan studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan peneliti di SMK Nasional Bandung dimana terdapat banyak siswa yang nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal yang menjadi daya tarik adalah kurangnya inisiatif guru untuk mencoba metode pembelajaran lain selain metode pembelajaran demonstrasi.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”. Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari “Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek mengaplikasikan (C3) dan aspek menganalisis (C4) ranah kognitif dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Design. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan skor total tiap instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada aspek mengaplikasikan (C3) dan aspek menganalisis (C4) ranah kognitif dalam standar kompetensi animasi dasar di SMK Nasional Bandung; Berdasarkan pernyataan tersebut maka diberikan rekomendasi, yaitu pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nurul Aini Arifin (0900795) The Influence Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on Students' Learning Results in Competence Standard of Basic Animation in Vocational School.
Thesis of Department of Curriculum and Technology Education, Faculty of Education, Indonesia University of Education.
The study was based on preliminary studies and observations conducted by researcher at the Nasional Vocational School Bandung where there were many students who scored less than Standard of Minimum Completeness. The main attraction is the lack of teachers' initiative to try other learning methods than demonstration learning methods.
This study answers the research problem that has been defined, such as "Are there the influence of Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on students' learning results as compared to Demonstration Learning Methods in Competence Standard of Basic Animation in basic subject of mastering how to draw keys for animation in Nasional Vocational School Bandung?" More detailed the formulation of the problem consists of : Are there the influence of Jigsaw-Typed Cooperative Learning Methods on students' learning results as compared to Demonstration Learning Methods in applying (C3) and analyzing (C4) cognitive aspect in Competence Standard of Basic Animation in basic subject of mastering how to draw keys for animation in Nasional Vocational School Bandung?"
This research uses quasi-experimental method with Pretest-Postest Control Group Design. The instruments used are objective test. Sampling technique used is cluster random sampling with the sample total is 30 people. The analysis data technique is done by calculating the total score of each instrument, normality test, homogeneity test, and hipotesys test.
Based on the results of research in the field, it can be concluded, that Learning by using jigsaw-typed cooperative learning methods gave a significant influence on students' learning results in applying (C3) and analyzing (C4) cognitive aspect in Competence Standard of Basic Animation in Nasional Vocational School Bandung; based on the statement then given recommendation, that is jigsaw-typed cooperative learning is an alternative learning method with the goal to improve students’ learning results.
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPenelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran ... 11
1. Hakikat Belajar ... 11
2. Hakikat Pembelajaran ... 12
B. Metode Pembelajaran ... 13
C. Pembelajaran Kooperatif ... 14
1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif ... 14
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 18
3. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif . 21 4. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 22
5. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif... 23
6. Beberapa Variasi Pembelajaran Kooperatif ... 24
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Investigasi Kelompok (Group Investigation) ... 28
c. Pendekatan Struktural ... 28
d. Jigsaw ... 30
1) Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 31 2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 32 D. Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 32
1. Konsep Dasar Pembelajaran Demonstrasi ... 33
2. Persyaratan Penggunaan Metode Demonstrasi ... 34
3. Kelebihan Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 36
4. Kelemahan Metode Pembelajaran Demonstrasi ... 36
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Demonstrasi ... 37
E. Hasil Belajar ... 39
1. Indikator Hasil Belajar ... 41
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 49
F. Standar Kompetensi Animasi Dasar ... 50
G. Perbandingan Penaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Standar Kompetensi Animasi Dasar Di Sekolah Menengah Kejuruan ... 51
H. Asumsi ... 51
I. Hipotesis ... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 55
B. Popolasi dan Sampel Penelitian ... 55
1. Populasi Penelitian ... 55
2. Sampel Penelitian ... 55
C. Desain Penelitian ... 56
D. Variabel Penelitian ... 57
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Definisi Operasional ... 59
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 60
H. Teknik Uji Instrumen ... 62
1. Uji Validitas ... 62
2. Uji Reliabilitas ... 66
3. Tingkat Kesukaran Soal ... 67
4. Daya Pembeda ... 71
I. Teknik Analisis Data ... 74
1. Uji Normalitas ... 74
2. Uji Homogenitas ... 75
3. Uji Hipotesis ... 75
J. Prosedur Penelitian ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiHasil Penelitian ... 79
B. Uji Hipotesis Data ... 83
1. Uji Normalitas ... 83
2. Uji Homogenitas ... 85
3. Uji Hipotesis ... 87
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93
1. Pembelajaran dengan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw ... 93
2. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif Aspek Mengaplikasikan ... 94
3. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif Aspek Menganalisis ... 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 98
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA ... 101
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Konvensional ... 18
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 23
Tabel 2.3 Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ... 59
Tabel 2.4 Fase-fase pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 26
Tabel 2.5 Perbandingan Pendekatan Kelompok Penyelidikan dan Pendekatan Struktural ... 28
Tabel 2.6 Indikator Keberhasilan Pembelajaran ... 42
Tabel 2.7 Revisi Taksonomi Bloom ... 44
Tabel 2.8 Dimensi Proses Kognitif ... 45
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 56
Tabel 3.2 Hubungan Antar Variabel ... 58
Tabel 3.3 Hasil Validitas Uji Instrumen ... 63
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Alat Ukur ... 66
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 67
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal ... 68
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Daya Pembeda ... 71
Tabel 3.8 Daya Pembeda Soal ... 72
Tabel 4.1 Rata-rata Skor Pretest ... 80
Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Ranah Kognitif Secara Keseluruhan ... 81
Tabel 4.3 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan menggunakan Metode Jigsaw ... 82
Tabel 4.4 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan menggunakan Metode Demonstrasi ... 82
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 86
Tabel 4.7 Uji Hipotesis Umum ... 88
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Aspek Mengaplikasikan ... 90
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-rata Skor Pretest dan Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ... 76
Grafik 4.2 Rata-rata Skor Hasil Belajar dengan Menggunakan Metode
Jigsaw dan Metode Demonstrasi ... 81
Grafik 4.3 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan Menggunakan
Metode Jigsaw ... 82
Grafik 4.4 Rata-rata Skor Pretest dan Postest dengan Menggunakan
1
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan saat ini merupakan kebutuhan primer setiap manusia.
Pendidikan tidak boleh dianggap sepele, karena pendidikan akan meningkatkan
harkat dan martabat manusia itu sendiri. Pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan,
akhlak yang mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan juga bukan hanya diperuntukkan untuk mengasah kemampuan
berfikir saja atau bahkan diprioritaskan pada pembelajaran formal. Pendidikan
saat ini diarahkan untuk membantu peserta didik menjadi mandiri dan terus
belajar sepanjang hidupnya. Bukan hanya mengikuti alur yang hanya
disampaikan oleh guru.
Proses pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan kualitas kehidupan seseorang, dimana manusia tidak hanya
dituntut untuk berfikir saja melainkan dituntut untuk bersikap, bertindak serta
mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pendidikan merupakan suatu upaya
mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani
kehidupan, sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia
yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
Pasal 1 Ayat 1,
2
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah merupakan wahana pendidikan formal yang berperan dalam
meningkatkan kualitas manusia sejak dini, karena sekolah merupakan tempat
dilaksanakannya kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan. Salah satu
jenjang pendidikan menengah yang diharapkan mampu menghasilkan sumber
daya manusia yang memiliki keterampilan adalah Sekolah Menengah
Kejuruan.
Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam peningkatan kualitas
pendidikan adalah proses pembelajaran. Dalam lingkup pendidikan, diperlukan
suatu proses pembelajaran yang efektif, karena hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap perkembangan belajar siswa.
Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu
faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses
belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah
air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan
eksistensi mereka. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Paradigma yang dulu berkembang di sekolah bahwa guru memberikan
pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru tidak perlu tahu mengenai proses
belajar mengajar yang tepat dan efektif. Guru hanya perlu menuangkan apa
yang hanya diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya.
Namun, fakta yang terjadi di dunia pendidikan sekarang, sudah banyak sekali
perubahan. Karenanya paradigma yang masih berkembang di sekolah tadi
3
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi transaksional yang
melibatkan guru, siswa, media serta komponen lain yang mendukung dan juga
merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam suatu lembaga
pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi
dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran yang
didalamnya mencakup kurikulum, tujuan, isi, bahan ajar, strategi belajar
mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.
Proses komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan
efektif apabila pesan yang ditransformasikan oleh guru sebagai komunikator
dapat diterima dengan baik oleh siswa sebagai komunikan berupa umpan
balikan (feed back). Dari umpan balikan ini guru dapat mengetahui apakah
pesan yang disampaikan sesuai atau tidak dengan apa yang disampaikannya.
Dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
pasal 15 menyatakan bahwa “pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.
Memperhatikan tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), jelas peranan pendidikan kejuruan dalam
menyiapkan lulusan yang memiliki keterampilan tingkat menengah yang cukup
besar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah
terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik. Miarso (2004:545) mengemukakan konsep pembelajaran sebagai
berikut:
4
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau tim yang memiki kemampuan dan kompetensi dalam merancang atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.
Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami
perubahan. Metode – metode tradisional kini mulai ditinggalkan. Berganti
dengan metode yang lebih modern dan lebih menunjang proses pembelajaran
menjadi lebih efektif. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran, salah satu metode pembelajaran yang kini banyak mendapat
respon adalah metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning.
Pada metode pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator
aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini, kegiatan aktif dengan
pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka sendiri yang bertanggung
jawab atas hasil pembelajarannya.
Salah satu tipe dari metode cooperative learning ini adalah tipe jigsaw. Menurut Isjoni (2010:54), “pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal”. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif yang merupakan pembelajaran kelompok dimana
setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan materi tertentu dan
mengajarkannya kepada anggota kelompoknya setelah adanya mempelajari
dengan kelompok ahli masing-masing.
Selain itu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
melatih siswa untuk bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan. Tugas
yang diberikan bersifat terstruktur artinya pada saat siswa melakukan proses
belajar bersama rekan sebaya (peer teaching), siswa perlu bertukar informasi
5
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
potongan materi yang berbeda.
Pemilihan metode pembelajaran ini merujuk kepada penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Supiatin (2010:110-111) penerapan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini secara empirik lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK pada aspek memahami (C2) dan
aspek menerapkan (C3) ranah kognitif dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan metode demonstrasi. Dilihat dari perbedaan nilai skor postest
kelas eksperimen sebesar 96.8 sedangkan perolehan nilai skor postest kelas
kontrol sebesar 65.8 dan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
digunakan di SMK Negeri 4 sebesar 70. Selain itu rata-rata gain kelompok
eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
mengalami peningkatan kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang menggunakan metode demonstrasi. Hal ini
menunjukan bahwa metode pembelajaran tipe jigsaw lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Juga merujuk pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebelumnya
oleh Puspitaningrum (2008:68-69) terhadap siswa kelas IX B SMPN 2
Ngamprah, dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas pada
mata pelajaran Geografi, pokok bahasan negara maju dan berkembang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa (1) pada tindakan I siswa terlihat bingung
dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan
keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok masih kurang. Kondisi ini juga
terjadi pada guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil belajar siswa
89,5% sudah mencapai SKBM. (2) Pada tindakan II keaktifan siswa dalam
kerjasama kelompok mengalami peningkatan juga diiringi aktivitas guru yang
mengalami perubahan ke arah perbaika, proses pembelajaran dapat berjalan
6
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian tindakan kelas yang lain, yang dilakukan oleh Rochaeti
(2012:67-68) hasil tes atau evaluasi menunjukan ada peningkatan hasil belajar
siswa dari kegiatan pembelajaran pra tindakan, siklus I dan siklus II. Nilai
rata-rata pra tindakan sebesar 63,33, siklus I sebesar 70,00 dengan nilai dibawah
ketuntasan minimal sebanyak 8 orang siswa, sedangkan nilai rata-rata pada
siklus II sebesar 81,48 dengan nilai seluruh siswa tidak ada yang dibawah
ketuntasan minimal. Selain itu, aktivitas belajar siswa juga mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 55,00% menjadi 86,67% pada siklus II.
Penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya penerapan model
pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw pada pembelajaran IPS pokok
bahasan teknologi komunikasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada penelitian yang lain, yang dilakukan oleh Afifuddin (2008:146) hasil
analisis menunjukkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh secara signifikan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Group
Investigation (GI) terhadap prestasi belajar biologi siswa, (2) Ada perbedaan
pengaruh secara signifikan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar
biologi, (3) Ada interaksi pengaruh secara signifikan penggunan model
pembelajaran kooperatif (tipe Jigsaw dan tipe Group Investigation (GI) dan
motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa prestasi belajar Biologi dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran yang tepat dan peningkatan motivasi
berprestasi siswa. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan GI dengan
memperhatikan aspek motivasi berprestasi siswa.
Salah satu contoh yaitu standar kompetensi animasi dasar siswa pada
kompetensi keahlian multimedia, dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, semua siswa diberi tanggung jawab untuk menguasai
7
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi keahlian animasi dasar ini, terdapat materi yang mengharuskan
siswa untuk mengerjakannya secara kelompok, hal ini akan mengefektifkan
waktu ketika siswa belajar. Dalam proses pembelajarannya, siswa bekerja sama
secara kelompok dan menyelesaikannya secara kooperatif.
Berdasarkan fakta hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh
peneliti untuk penelitian ini yaitu di SMK Nasional Bandung, di sekolah
tersebut proses pembelajaran kompetensi keahlian Animasi Dasar dilakukan
dengan menggunakan metode demonstrasi juga menggunakan media
pendukung seperti modul, buku penunjang, komputer, software tertentu
sebagai media utama, sehingga hasil belajar dari siswa jurusan multimedia
pada kompetensi keahlian Animasi Dasar kurang memuaskan dan belum
tercapai secara maksimal dengan dibuktikannya hasil belajar yang kurang dari
KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum) yaitu pada angka 75. Pada studi
pendahuluan ini pun ditemukan fakta bahwa terkadang dalam proses
pembelajarannya, siswa masih belum menguasai bahkan kurang begitu
memahami konsep serta aplikasi materi dari standar kompetensi Animasi
Dasar, baik sedang belajar di kelas maupun sedang praktek di laboratorium
komputer.
Akibat dari hanya digunakannya metode demonstrasi di sekolah menengah
kejuruan ini, sebagian siswa yang cakap akan penjelasan serta praktek dari
gurunya tetap pada proporsinya yang cukup memahami, sedangkan siswa yang
kurang begitu cakap dengan materi yang disampaikan gurunya, mereka
cenderung monoton dalam proses pembelajarannya.
Hal yang membedakan dari penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa
penelitian kali ini membahas tentang standar kompetensi Animasi Dasar pada
Kompetensi Keahlian Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan, yang sama
sekali belum dilakukan penelitian mengenai standar kompetensi tersebut.
8
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keefektifan pembelajaran juga peningkatan prestasi belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang dilakukan
pada penelitian sebelumnya.
Penerapan metode pembelajaran pada peneltian ini adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan dibandingkan dengan metode
pembelajaran demonstrasi seperti yang biasa diterapkan di sekolah tersebut,
kedua metode pembelajaran ini diterapkan pada standar kompetensi animasi
dasar, pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi yang
merupakan spesifikasi kajian yang akan peneliti ujikan. Pada penelitian yang
sebelum-sebelumnya, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini hanya
diterapkan pada mata pelajaran yang keseluruhannya hampir membahas
tentang teori, sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti mencoba untuk
meneliti pembelajaran yang didalamnya terdapat 70% teori dan 30% praktek.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Secara umum masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi dalam
standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar
kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?”
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dibatasi pada sub
masalah yang diidentifikasi sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran
demonstrasi pada aspek mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dalam
standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara
9
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran
demonstrasi pada aspek menganalisis ranah kognitif (C4) dalam standar
kompetensi animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar
kunci untuk animasi di SMK Nasional Bandung?
C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran
demonstrasi dalam standar kompetensi animasi dasar pokok bahasan
menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK Nasional
Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan
dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek
mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dalam standar kompetensi
animasi dasar pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci
untuk animasi di SMK Nasional Bandung.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa dibandingkan
dengan metode pembelajaran demonstrasi pada aspek menganalisis
ranah kognitif (C4) dalam standar kompetensi animasi dasar pokok
bahasan menguasai cara menggambar kunci untuk animasi di SMK
Nasional Bandung.
10
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait:
1. Siswa
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa lebih bisa
bertoloransi, kerja sama, kepemimpinan serta komunikasi yang kuat antara
teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diperoleh dari
gurunya.
2. Praktisi Pendidikan (Guru)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada
praktisi pendidikan (guru) agar dapat dijadikan pedoman untuk
menyampaikan materi sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan bisa
dijadikan tambahan untuk teknik belajar mengajar yang bisa memperkaya
pengetahuan dan kompetensi guru.
3. Peneliti
Memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran yang
jelas dalam melaksanakan metode pembelajaran yang efektif untuk
digunakan.
4. Peneliti Lebih Lanjut
Sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang berminat memilih
dan melaksanakan metode pembelajaran supaya mempermudah proses
pembelajaran dalam mencapai tujuannya.
5. Bagi Program Studi Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diharapkan dengan adanya
penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pengembangan ilmu
pendidikan yang berkaitan dalam bidang pengembangan dan pelaksanaan
metode pembelajaran.
11
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai masukan kepada pihak sekolah untuk memberikan masukan
dan informasi mengenai metode pembelajaran yang cocok untuk
digunakan, sehingga tujuan yang diharapkan dari pembelajaran di sekolah
tersebut bisa tercapai.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya ilmiah ini penulis sesuaikan dengan
sistematika yang telah ditentukan dalam Buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah UPI (2012), yang berisi tentang :
1. Judul
2. Halaman Pengesahan
3. Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah
4. Ucapan Terima Kasih
5. Abstrak
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel
8. Daftar Gambar
9. Daftar Lampiran
10. Bab I. Pendahuluan
11. Bab II. Kajian Pustaka
12. Bab III. Metodologi Penelitian
13. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
12
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15. Daftar Pustaka
55
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan oleh peneliti ialah SMK Nasional Bandung yang
beralamat di Jalan Sadang Serang no. 17 Bandung. Pemilihan lokasi penelitian
ini didasarkan kepada ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah tersebut yang dirasa sesuai dengan kebutuhan penelitian yang akan
dilaksanakan oleh peneliti, yang diharapkan mampu menjawab semua hipotesis
yang telah diajukan.
B.Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Riduwan (2010:7) mengemukakan „pengertian populasi menurut Sugiyono
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya‟. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Berdasarkan pada teori diatas maka populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa SMK Nasional Bandung sebanyak 351 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian adalah adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini
senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (1998:131):
56
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dikarenakan peneliti akan menggunakan dua kelompok (kelas) satu kelas
dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yang melakukan metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, satu lagi kelompok kontrol yang
melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi sebagai
sampel. Karena dianggap merepresentasikan keseluruhan populasi, maka
peneliti menggunakan cluster random sampling. Dipilih kelas XI-A sebagai
kelas kontrol dan kelas XI-B sebagai kelas eksperimen yang dijadikan sampel,
dimana setiap kelas terdiri dari 30 orang. Alasan pemilihan kelas tersebut
karena sampelnya bersifat homogen yang ditinjau berdasarkan data nilai
ulangan tengah semester.
C. Desain Penelitian
Desain Penelitian pada penelitian kali ini menggunakan pendekatan kuasi
eksperimen. Pada penelitian eksperimen ini, desain yang digunakan adalah
Pretest - Postest Control Group Design, yang merupakan salah satu bentuk
desain dari metode penelitian kuasi eksperimen. Desain penelitian tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
KE O1 X1 O2
KK O3 X2 O4
Keterangan :
KE : Kelas Eksperimen
O1 : Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan
X1 : Perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
O2 : Kemampuan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
57
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O3 : Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan
X2 : Perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi
O4 : Kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan
Berdasarkan desain penelitian tersebut, maka langkah pertama yang
dilakukan adalah menetapkan kelas eksperimen juga kelas kontrol. Kelas
eksperimen pada penelitian ini yang selanjutnya akan diberi perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelas
kontrol akan diberi perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi.
Setelah menentukan kelas eksperimen dan juga kelas kontrol, maka langkah
kedua adalah memberikan pre-test pada kedua kelas sebelum keduanya
sama-sama diberi perlakuan. Langkah selanjutnya adalah memberikan perlakuan
pada kedua kelas tersebut. Setelah memberi perlakuan, langkah terakhir adalah
memberikan post-test pada kedua kelas tersebut, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan skor post-test sehingga diperoleh gain, yaitu selisih
antara pre-test dan juga post-test.
D.Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Sugiyono (2011 : 39) menjelaskan tentang variabel bebas dan terikat
sebagai berikut :
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, lalu kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel independent pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa, yaitu
hasil belajar aspek mengaplikasikan ranah kognitif (C3) dan aspek
menganalisis ranah kognitif (C4). Sedangkan variabel dependent pada
penelitian kali ini adalah metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
58
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hubungan antar variabel yang akan diteliti pada penelitain kali ini adalah
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah Kuasi
Eksperimen. Menurut Syaodih (2010 : 107) “Eksperimen ini disebut kuasi,
karena buan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Kuasi eksperimen ini biasa juga disebut sebagai eksperimen semu”.
Tujuan penelitian yang menggunakan metode kuasi eksperimen adalah
untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang
dapat diperoleh melaui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan. Ciri utama kuasi eksperimen adalah dengan tidak dilakukannya
penugasan random melainkan melakukan pengelompokan subjek penelitian
59
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode kuasi ini digunakan mengingat karakteristik variabel peneliti yang
bersifat ingin mengetahui juga memperoleh informasi terhadap metode
pembelajaran yang diterapkan, yaitu sejauh mana pengaruh metode
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada standar
kompetensi animasi dasar, pokok bahasan menguasai cara menggambar kunci
untuk animasi.
Pemilihan Metode Kuasi Eksperimen dikarenakan dalam penilitian yang
akan dilaksanakan menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
demonstrasi yang digunakan di kelas kontrol, dan metode Jigsaw di kelas
eksperimen. Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek
mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4) menjadi variabel terikat. Selain
itu baik metode demonstrasi maupun metode Jigsaw sebenarnya sudah
diterapkan dibeberapa sekolah, namun di sekolah yang menjadi sampel
penelitian, metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw belum pernah
dilaksanakan.
F. Definisi Operasional
1. Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
“Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang
maksimal” (Isjoni, 2010:56).
2. Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode Demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana
dibandingkan dengan metode-metode lainnya. Metode demonstrasi adalah
pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada
penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami
oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.
60
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa yang
dapat diukur ketika proses belajar sudah sudah mencapai periode tertentu.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar seringkali
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan.
Kurniawan (2011 : 13) mengemukakan mengenai hasil belajar aspek
menerapkan ranah kognitif (C3) dan aspek menganalisis ranah kognitif (C4).
Aspek menerapkan yaitu kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam suatu situasi tertentu baik dalam situasi nyata maupun dalam situasi tiruan. Sedangkan aspek menganalisis (C4), yaitu kemampuan untuk memecah suatu kesatuan entitas tertentu sehingga menjadi jelas unsur-unsur pembentuk kesatuannya.
4. Kompetensi Animasi Dasar
Salah satu kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh siswa Sekolah
Menengah Kejuruan. Dalam standar kompetensi Animasi Dasar, biasanya
siswa dituntut untuk terampil dalam mengoperasikan Software tertentu, dan
menghasilkan produk seperti animasi 2D.
G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
“Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode” (Arikunto, 1998 : 137). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang di miliki oleh individu atau kelompok”.
(Arikunto, 1998 : 139).
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian kali ini
adalah tes objektif. Tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban (a, b, c, d). Setiap soal yang digunakan pada tes ini, diambil
dari kompetensi keahlian animasi dasar pada salah satu standar kompetensi,
61
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, engertian, aplikasi, analisis, sistesis dan evaluasi.soal tes berbentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok pesoalan dan pilihan jawaban.
Tes disini, bermaksud untuk mengetahui informasi bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi memiliki kesenjangan
dibandingkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada standar
kompetensi animasi dasar, kompetensi keahlian Multimedia di SMK Nasional
Bandung.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari silabus Standar Kompetensi Animasi Dasar kelas XI SMK
Nasional Bandung.
b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan yang
ditentukan pada Standar Kompetensi Animasi Dasar kelas XI SMK
Nasional Bandung.
c. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan
sub pokok bahasan yang ditentukan.
d. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen
pembimbing.
e. Mendiskusikan rancangan perangkat tes (soal tes pilihan ganda) dengan
guru yang bersangkutan dari pihak SMK Nasional Bandung.
f. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa kelas XI SMK Nasional
Bandung.
g. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang
tepat, dengan tujuan mengetahui instrumen tes yang sudah dianggap
valid dan reliabel.
h. Menguji instrumen tes yang sudah valid dan reliabel pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (pretest), dengan tujuan mengetahui
62
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i. Memberikan perlakuan sebanyak empat kali pertemuan pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol diberi perlakuan
sebagaimana biasanya yaitu menggunakan metode pembelajaran
demonstrasi, sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
j. Melakukan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa.
H. Teknik Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada penelitian ini, untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sukmadinata (2010 : 228) ”validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”.
Sugiyono (2011 : 129) menyatakan bahwa “bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi”. Maka untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini, digunakan rumus korelasi
product-moment (Arifin 2009 : 254) :
hasil kali x dan y setiap responden
63
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria
sebagaimana yang dikemukakan oleh Arifin (2009 : 257) berikut :
0,81 – 1,00 = sangat tinggi
0,61 – 0,80 = tinggi
0,41 – 0,60 = cukup
0,21 – 0,40 = rendah
0,00 – 0,20 = sangat rendah
Setelah diperoleh koefisien korelasinya, langkah selanjutnya adalah
menguji tingkat signifikasinya dengan menggunakan rumus:
(Sugiyono 2011:257)
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah banyak subjek
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata
0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Apabila thitung > ttabel, berarti
korelasi tersebut signifikan atau berarti.
Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan
diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ujicoba
Instrumen dilakukan kepada siswa kelas XI SMK Nasional Bandung yang
berjumlah 30 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda instrumen sebagai berikut :
Tabel 3.3
Hasil Validitas Uji Instrumen
No Soal r hitung r tabel Tafsiran
1 0,415 0,361 Valid
64
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 0,323 0,361 Tidak Valid
4 0,397 0,361 Valid
5 0,392 0,361 Valid
6 0,436 0,361 Valid
7 0,400 0,361 Valid
8 0,241 0,361 Tidak Valid
9 0,479 0,361 Valid
10 0,396 0,361 Valid
11 0,413 0,361 Valid
12 0,499 0,361 Valid
13 0,372 0,361 Valid
14 0,381 0,361 Valid
15 0,284 0,361 Tidak Valid
16 0,392 0,361 Valid
17 0,425 0,361 Valid
18 0,541 0,361 Valid
19 0,457 0,361 Valid
20 0,352 0,361 Tidak Valid
21 0,171 0,361 Tidak Valid
22 0,455 0,361 Valid
23 0,404 0,361 Valid
24 0,396 0,361 Valid
25 0,396 0,361 Valid
26 0,239 0,361 Tidak Valid
27 0,434 0,361 Valid
28 0,137 0,361 Tidak Valid
29 0,372 0,361 Valid
30 0,415 0,361 Valid
65
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32 0,574 0,361 Valid
33 0,520 0,361 Valid
34 0,196 0,361 Tidak Valid
35 0,331 0,361 Tidak Valid
36 0,434 0,361 Valid
37 0,423 0,361 Valid
38 0,344 0,361 Tidak Valid
39 0,102 0,361 Tidak Valid
40 0,415 0,361 Valid
41 0,096 0,361 Tidak Valid
42 0,450 0,361 Valid
43 0,162 0,361 Tidak Valid
44 0,541 0,361 Valid
45 0,003 0,361 Tidak Valid
46 0,592 0,361 Valid
47 0,520 0,361 Valid
48 0,400 0,361 Valid
49 0,474 0,361 Valid
50 0,026 0,361 Tidak Valid
51 0,124 0,361 Tidak Valid
52 0,112 0,361 Tidak Valid
53 0,396 0,361 Valid
54 0,475 0,361 Valid
55 0,507 0,361 Valid
56 0 0,361 Tidak Valid
57 0,251 0,361 Tidak Valid
58 0 0,361 Tidak Valid
59 0,589 0,361 Valid
66
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil validitas uji instrumen bisa dibuktikan bahwa dari 60
butir soal yang diujikan kepada siswa, diperoleh 20 soal yang masuk kategori
tidak valid dan 40 soal yang masuk kategori valid. Soal-soal yang digunakan
dalam penelitian ini soal-soal yang masuk dalam kategori valid, sedangkan 20
soal yang masuk dalam kategori tidak valid, tentunya tidak akan digunakan.
Selanjutnya, hasil perhitungan validitas alat ukur terhadap hasil uji coba
instrumen dengan menggunakan rumus product moment correlation yang
kemudian diuji signifikansinya dengan menbandingkan nilai thitung dengan nilai
ttabel pada taraf α = 0,05. Alat pengumpul data dinyatakan valid apabila t hitung >
t tabel didapatkan hasil pada tabel berikut :
Tabel 3.4
Uji Validitas Alat Ukur
r Kriteria t hitung t tabel Keterangan
0,617 Tinggi 4,146 2,048 Signifikan
Koefisien korelasi r = 0617 diperoleh dari hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus product moment correlation, korelasi antara jumlah skor
benar nomer ganjil dengan jumlah benar skor genap, sesuai kriteria koefisien
korelasi r = 0,617 berada pada tingkat korelasi cukup. Kemudian setelah hasil
koefisien korelasi diketahui, selanjutnya dilakukan uji coba signifikasnsi
dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung = 4,146 pada taraf signifikansi 0,05
dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 apabila t hitung > t tabel (4,146 > 2,048)
maka, dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi alat pengumpul data adalah
valid.
2. Uji Reliabilitas
67
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda
Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman
Brown. Adapun rumus Spearman Brown adalah:
Arikunto (2010:223)
Keterangan:
r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
Hasil uji coba instrumen ini diukur reliabilitiasnya dengan menggunakan
metode belah dua atau split half method dengan rumus spearman brown. Alat
pengumpul data dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 0,05
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
r hitung r tabel Keterangan
0,763 0,361 Signifikan
Hasil uji reliabilitas item tes yang dihitung dengan menggunakan rumus
Spearman Brown, diperoleh indeks sebesar 0,763. Hasil perhitungan antara
rhitung dan rtabel diperoleh kesimpulan rhitung > rtabel maka, berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan instrumen yang digunakan sudah tergolong baik atau
68
Nurul Aini Arifin, 2014
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM STANDAR KOMPETENSI ANIMASI DASAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Nasional Bandung)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal ini dimaksudkan untuk mengetahui kategori soal
yang telah dirancang sebelumnya, termasuk kepada kategori mudah, sedang
ataupun sukar. Taraf kesukaran soal dilihat dari kesanggupan siswa dalam
menjawab soal.
Arifin (2009:266) mengemukakan bahwa “tingkat kesukaran soal adalah
pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal
memiliki tingkat kesukaran seimbang (porposional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik”.
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat
digunakan dengan cara :
Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal yang dikemukakan
Arifin (2009 : 270) : “Jika jumlah presentase sampai dengan 27% termasuk
mudah. Jika jumlah presentase 28% - 72% termasuk sedang. Jika jumlah
presentase 73% ke atas termasuk sukar”.
Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat
kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi tersebut dapat
diatur sebagai berikut:
1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25% atau
2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20% atau