• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION : Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION : Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP

BEHAVIORAL INTENTION

(Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Soraya Rizki Amelia 1000940

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh

Destination Personality

terhadap

Behavioral Intention

(Survei terhadap partisipan yang

melakukan aktivitas wisata petualangan di

Kabupaten Sukabumi)

Oleh

Soraya Rizki Amelia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Soraya Rizki Amelia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL

INTENTION

(Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing II

Oce Ridwanudin, S.E., MM NIP. 198104072010121002

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Soraya Rizki Amelia NIM. 1000940 Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

HP. Diyah Setyorini, MM NIP. 197610312008122001 Pembimbing I

(4)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Soraya Rizki Amelia, 1000940, “Pengaruh Destination Personality terhadap

Behavioral Intention (Survei terhadap partisipan yang melakukan aktivitas wisata

petualangan di Kabupaten Sukabumi).” Di bawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si dan Oce Ridwanudin, S.E., MM.

Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan Kabupaten Sukabumi adalah salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki sumber daya potensial untuk dijadikan destinasi wisata petualangan. Saat ini wisata petualangan merupakan salah satu segmen wisata yang sedang berkembang pesat. Sukabumi memiliki banyak objek wisata petualangan. Tingkat kunjungan partisipan ke Sukabumi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun selama tiga tahun terakhir ini belum pernah mencapai target yang diharapkan dan intensitas kunjungan partisipan masih rendah, dinyatakan oleh beberapa penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi bahwa partisipan yang baru pertama kali berkunjung (first time visitor) lebih banyak dibandingkan partisipan yang melakukan kunjungan ulang (repeater). Hal

tersebut menunjukkan bahwa niat berperilaku (behavioral intention) partisipan

untuk berwisata petualang ke Sukabumi masih rendah. Berdasarkan hasil pra penelitian mengenai behavioral intention yang terdiri dari revisit intention, word

of mouth intention dan willingness to pay more menunjukkan bahwa rendahnya

behavioral intention partisipan disebabkan oleh berbagai sarana dan prasarana

yang belum begitu lengkap dan memadai. Salah satu strategi untuk meningkatkan

behavioral intention partisipan adalah menciptakan dan mengelola destination

personality (kepribadian destinasi) Kabupaten Sukabumi sebagai destinasi wisata

petualangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dan metode yang digunakan adalah cross sectional method dengan teknik sampling

systematic random sampling dan proportionate random sampling. Sampel dalam

penelitian ini adalah partisipan yang telah melakukan aktivitas wisata petualangan di Sukabumi, ukuran sampel dihitung dengan rumus Yamane dan menghasilkan sampel sebanyak 204 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan menggunakan SPSS Versi 20. Berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh hasil bahwa destination personality yang terdiri dari

competence, excitement, sophistication dan ruggedness berpengaruh secara

simultan terhadap behavioral intention. Sedangkan untuk pengujian secara parsial

(5)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kata Kunci: Destination Personality, Behavioral Intention, Wisata Petualangan

ABSTRACT

Soraya Rizki Amelia, 1000940, “The Influence of Destination Personality Towards Behavioral Intention (Survey to participant who doing adventure

tourism activity at Sukabumi district).” Guided by Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si

and Oce Ridwanudin, S.E., MM.

West Java is the province in Indonesia which have natural resources abundantly, and Sukabumi district is one of city in West Java which have potential resources for adventure tourism destination. Today adventure tourism is one of developed

tourism segment rapidly. Sukabumi have many adventure tourism objects.

Participants of Sukabumi traffic levels continue to increase each year. But over

the last three years has never reached their intended target and the intensity of the visit participants remains low, expressed by some adventure tourism service

providers in Sukabumi that first-time participants more than participants who

re-visit. It shows that behavioral intention participants for adventurers traveled to

Sukabumi still low. Based on the results of pre-research on behavioral intention that consist of revisit intention, word of mouth intention and willingness to pay more shows that low behavioral intention participants caused by a variety of facilities and infrastructure that uncomplete and adequate yet. One strategy to improve the participants behavioral intention is to create and manage the

destination personality Sukabumi as an adventure tourism destination. This type

of research is descriptive and verificative and the methods used are cross-sectional sampling method with a systematic random sampling and proportionate random sampling technique. The samples in this study were participants who had

been doing adventure tourism activities in Sukabumi, the sample size was

calculated with the formula Yamane and produce a sample of 204 respondents.

The data analysis technique used path analysis using SPSS20 version. Based on

(6)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(7)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………. i

DAFTAR TABEL……… v

DAFTAR GAMBAR………... viii

ABSTRAK……… x

ABSTRACT………... xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Penelitian………. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 11

1.3 Tujuan Penelitian……….. 11

1.4 Kegunaan Penelitian………. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS……….. 13

2.1 Kajian Pustaka………... 13

2.1.1 Konsep Destination Personality………. 13

2.1.1.1 Konsep Destination Personality dalam Pemasaran Wisata Olahraga………. 13

2.1.1.2 Konsep Pemasaran Destinasi Wisata Olahraga….. 15

2.1.1.3 Konsep Destinasi Wisata Petualangan…………... 20

2.1.1.4 Konsep Destination Personality………. 23

2.1.1.5 Dimensi Destination Personality………... 26

2.1.2 Konsep Behavioral Intention……….. 28

2.1.2.1 Definisi Behavioral Intention………. 28

2.1.2.2 Model Behavioral Intention………... 29

2.1.2.3 Jenis-jenis Behavioral Intention………. 31

(8)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.3 Pengaruh Destination Personality Terhadap Behavioral

Intention………. 33

2.1.4 Orisinalitas Penelitian………. 33

2.2 Kerangka Pemikiran……….. 35

2.3 Hipotesis……… 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN……… 42

3.1 Objek Penelitian……… 42

3.2 Metode Penelitian………. 43

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan……… 43

3.2.2 Operasionalisasi Variabel………... 44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data……… 48

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel……… 50

3.2.4.1 Populasi……….. 50

3.2.4.2 Sampel……… 51

3.2.4.3 Teknik Sampel……… 53

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data……….. 54

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas……….. 55

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas………... 55

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas………... 59

3.2.7 Rancangan Analisis Data……… 61

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif……….. 61

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis……… 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 69

4.1 Profil Kabupaten Sukabumi dan Profil Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi……….. 69

4.1.1 Profil Kabupaten Sukabumi……… 69

(9)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Wisata Petualangan………

4.1.3.1 Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango……… 72

4.1.3.2 Hutan Wisata Situ Gunung………. 73

4.1.3.3 Pantai Cimaja……….. 74

4.1.3.4 Sungai Citarik………. 75

4.1.3.5 Goa Buniayu………... 75

4.1.4 Daya Tarik Wisata Petualangan yang Ditawarkan………. 77

4.1.5 Profil Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi………... 78

4.1.5.1 Profil Partisipan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia……… 78

4.1.5.2 Profil Partisipan Berdasarkan Pekerjaan dan Rata-rata Penghasilan………. 79

4.1.5.3 Profil Partisipan Berdasarkan Asal Tinggal……... 80

4.1.6 Pengalaman Partisipan Objek Wisata Petualangan Kabupaten Sukabumi………... 81

4.1.6.1 Pola Berkunjung Partisipan Saat Berwisata ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi………... 81

4.1.6.2 Intensitas Partisipan Berwisata ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi……… 82

4.1.6.3 Aktivitas Wisata Petualangan yang dilakukan Partisipan di Kabupaten Sukabumi……… 83

4.1.6.4 Sumber Informasi Partisipan mengenai Wisata Petualangan di Kabupaten Sukabumi……… 84

4.1.6.5 Rata-rata Pengeluaran Partisipan Berwisata Petualang di Kabupaten Sukabumi…………..….. 85

4.2 Gambaran Destination Personalitydi Kabupaten Sukabumi…... 85

4.2.1 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Partisipan terhadap Destination PersonalityKabupaten Sukabumi…….……. 86

4.2.2 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel Competence Kabupaten Sukabumi………..….. 88

(10)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.4 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel

SophisticationKabupaten Sukabumi………..…... 91

4.2.5 Tanggapan Partisipan mengenai Sub Variabel

RuggednessKabupaten Sukabumi……….…… 93

4.2.6 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination

Personality Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango… 94

4.2.7 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination

Personality Hutan Wisata Situ Gunung………. 95

4.2.8 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination

PersonalityPantai Cimaja………..… 96

4.2.9 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination

PersonalitySungai Citarik………. 97

4.2.10 Hasil Tanggapan Partisipan mengenai Destination

PersonalityGoa Buniayu……….... 98

4.3 Behavioral Intention Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di

Kabupaten Sukabumi………. 98

4.3.1 Rekapitulasi Tanggapan mengenai Behavioral Intention

Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten

Sukabumi………... 99

4.3.2 Behavioral Intention Berdasarkan Revisit Intention

Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten

Sukabumi………... 100

4.3.3 Behavioral Intention Berdasarkan Word of Mouth

Intention Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di

Kabupaten Sukabumi………. 101

4.3.4 Behavioral Intention Berdasarkan Willingness to Pay More Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di

Kabupaten Sukabumi………. 102

4.4 Pengaruh Destination Personality Kabupaten Sukabumi sebagai

Destinasi Wisata Petualangan Terhadap Behavioral Intention

Partisipan………. 104

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian……… 113

4.5.1 Pembahasan Hasil Tanggapan Partisipan terhadap

Destination PersonalityKabupaten Sukabumi………….. 113

4.5.2 Pembahasan Hasil Tanggapan Behavioral Intention

Partisipan ke Objek Wisata Petualangan di Kabupaten

(11)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.6 Implikasi Hasil Temuan Penelitian………... 117

4.6.1 Temuan yang Bersifat Teoritik………... 117

4.6.2 Temuan yang Bersifat Empirik………... 118

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 120

5.1 Kesimpulan………... 120

5.2 Rekomendasi………. 121

(12)

v

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1.1 DAFTAR OBJEK WISATA DI KABUPATEN SUKABUMI... 2 1.2 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN

WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2011-2013……….… 4

1.3 JUMLAH PARTISIPAN YANG BERPETUALANG KE

BEBERAPA OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN

SUKABUMI TAHUN 2011-2013……….. 5

2.1 DEFINISI SPORT TOURISM DARI BEBERAPA AHLI……….. 16

2.2 KONSEPTUALISASI SPORT TOURIST BERDASARKAN

MOTIVASI PERJALANAN OLAHRAGA………... 18

2.3 WISATA OLAHRAGA DALAM AREA PERIFERAL……… 19 2.4 KATEGORI AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN………... 22 2.5 PENELITIAN TERDAHULU YANG BERKAITAN DENGAN

PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP

BEHAVIORAL INTENTION………... 33

3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL……….…. 44

3.2 JENIS DAN SUMBER DATA………... 49

3.3 KOMPOSISI BESAR POPULASI MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN

SUKABUMI……….... 51

3.4 KOMPOSISI BESAR SAMPEL MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN

SUKABUMI……….... 52

3.5 INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI……… 56 3.6 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN…... 57 3.7 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN. 61 3.8 KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN.. 62 4.1 DAFTAR KATEGORI AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN DI

KABUPATEN SUKABUMI……….. 77

4.2 PROFIL PARTISIPAN BERDASARKAN ASAL TINGGAL……….. 80 4.3 SUMBER INFORMASI PARTISIPAN MENGENAI WISATA

(13)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.4 BESARAN PENGELUARAN PARTISIPAN UNTUK BERWISATA

PETUALANG DI KABUPATEN SUKABUMI……… 85

4.5 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN PARTISIPAN TERHADAP DESTINATION PERSONALITY KABUPATEN

SUKABUMI……… 87

4.6 COMPETENCE DALAM DESTINATION PERSONALITY

KABUPATEN SUKABUMI……….. 88

4.7 EXCITEMENT DALAM DESTINATION PERSONALITY

KABUPATEN SUKABUMI……….. 90

4.8 SOPHISTICATION DALAM DESTINATION PERSONALITY

KABUPATEN SUKABUMI……….. 92

4.9 RUGGEDNESS DALAM DESTINATION PERSONALITY

KABUPATEN SUKABUMI……….. 93

4.10 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION

PERSONALITY TAMAN NASIONAL GUNUNG

GEDE-PANGRANGO……… 94

4.11 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION

PERSONALITY HUTAN WISATA SITU GUNUNG……… 95

4.12 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION

PERSONALITY PANTAI CIMAJA……… 96

4.13 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION

PERSONALITY SUNGAI CITARIK……….. 97

4.14 TANGGAPAN PARTISIPAN MENGENAI DESTINATION

PERSONALITY GOA BUNIAYU……….. 98

4.15 REKAPITULASI TANGGAPAN MENGENAI BEHAVIORAL

INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN

DI KABUPATEN SUKABUMI………. 99

4.16 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN REVISIT INTENTION

PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN DI

KABUPATEN SUKABUMI……….. 100

4.17 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN WORD OF MOUTH

INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA PETUALANGAN

DI KABUPATEN SUKABUMI………. 101

4.18 BEHAVIORAL INTENTION BERDASARKAN WILLINGNESS TO

(14)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DI KABUPATEN SUKABUMI………. 103

4.19 UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN RUMUS

KOLMOGOROV-SMIRNOV………... 105

4.20 UJI HETEROSKEDASTISITAS……… 105 4.21 UJI LINEARITAS DATA………... 106 4.22 UJI AUTOKORELASI MENGGUNAKAN DURBIN-WATSON…… 107

4.23 UJI MULTIKOLINEARITAS……… 107

4.24 MATRIKS KORELASI ANTAR SUB VARIABEL DESTINATION

PERSONALITY DENGAN BEHAVIORAL INTENTION………... 108

4.25 UJI KESELURUHAN/SIMULTAN (UJI F)……….. 109 4.26 PENGARUH SIMULTAN DESTINATION PERSONALITY

TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION………. 109

4.27 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR………... 110 4.28 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH

LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DESTINATION

PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION SETELAH

(15)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

1.1 PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN DI

OBJEK WISATA PETUALANGAN KABUPATEN SUKABUMI….. 7

2.1 SPORT TOURISM & RELATED CONTEXTUAL DOMAIN………….. 20

2.2 FIVE-STAGE DESTINATION BRAND PYRAMID………. 25

2.3 BRAND PERSONALITY FRAMEWORK………. 27

2.4 THEORY OF REASONED ACTION……… 29

2.5 THEORY OF PLANNED BEHAVIOR………. 30

2.6 INTEGRATED BEHAVIORAL MODEL……….. 31

2.7 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 39

2.8 PARADIGMA PENELITIAN PENGARUH DESTINATION PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 40

3.1 STRUKTUR KAUSAL ANTARA X DAN Y……….………... 63

3.2 DIAGRAM JALUR HIPOTESIS……… 64

3.3 JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS………. 65

4.1 PETA WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI……… 70

4.2 PROFIL PARTISIPAN OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA……….. 78

4.3 PROFIL PARTISIPAN BERDASARKAN PEKERJAAN DAN RATA-RATA PENGHASILAN PER BULAN……….. 80

4.4 POLA BERKUNJUNG PARTISIPAN SAAT BERWISATA PETUALANG KE KABUPATEN SUKABUMI……… 82

4.5 INTENSITAS PARTISIPAN BERWISATA PETUALANG KE KABUPATEN SUKABUMI………... 82

4.6 AKTIVITAS WISATA PETUALANGAN YANG DILAKUKAN PARTISIPAN DI KABUPATEN SUKABUMI………. 83

(16)

4.8 BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA

PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI PADA GARIS

KONTINUM……… 100

4.9 JALUR SUB VARIABEL 104

4.10 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS DESTINATION

PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION…………... 111

4.11 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS DESTINATION

PERSONALITY TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION SETELAH

MENGGUNAKAN METODE TRIMMING………... 112

4.12 TANGGAPAN PARTISIPAN TERHADAP DESTINATION

PERSONALITY KABUPATEN SUKABUMI 113

4.13 BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN KE OBJEK WISATA

(17)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata dan olahraga merupakan elemen kunci dari budaya saat ini dan memberikan pengaruh yang sangat spesifik pada perilaku masyarakat. Dimensi yang diperoleh dari kedua kegiatan ini telah menghasilkan kontribusi yang menentukan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di suatu negara atau daerah. Berkembangnya wisata olahraga terjadi karena adanya realitas permintaan wisatawan untuk memperoleh pengalaman olahraga (sport experience)

yang kemudian direspon oleh industri. Wisata olahraga telah mendapat perhatian besar baik dari pihak pemerintah, swasta, industri olahraga, industri pariwisata, akademisi dan juga masyarakat luas (Hinch & Higham, 2004:3).

Pemerintah Indonesia pun merespon positif terhadap hal ini. Setelah fokus mengembangkan tujuh jenis wisata minat khusus yang salah satunya adalah wisata olahraga rekreasi di tahun 2013, kini pada tahun 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi penyelenggaraan

Wonderful Adventure Indonesia: Asia Pacific 2014 yang diselenggarakan di Bali

dan Nusa Tenggara pada bulan Mei 2014. Peluncuran event ini terdorong atas

suksesnya Indonesia saat menjadi tuan rumah di kegiatan Borobudur Interhash

2012 di Magelang (sumber: Travel Club Magazine Online Version XI/28/2013). Selain itu, banyak juga event-event wisata olahraga internasional yang telah diselenggarakan oleh Kemenparekraf untuk meningkatkan promosi dan memperkenalkan destinasi wisata olahraga potensial di Indonesia seperti Tour de

Bintan, Tour de Ijen, Tour de Singkarak, Festival Teluk Jailolo, Jakarta

(18)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tema yang diusung oleh Kemenparekraf dalam event Wonderful

Adventure Indonesia 2014 adalah tema petualangan (adventure). Adventure

tourism (wisata petualangan) memang bagian dari wisata olahraga karena

memadukan aktivitas fisik yang dilakukan di alam terbuka (Hinch & Higham, 2004:23).

Salah satu provinsi di Indonesia yang tengah mengembangkan wisata petualangan berbasis olahraga yaitu Provinsi Jawa Barat. Potensi alam yang dimiliki Jawa Barat berupa gunung yang dapat dijadikan tempat untuk hiking

(pendakian), pantai untuk surfing (berselancar), sungai untuk rafting (arung

jeram), dan masih banyak potensi lainnya merupakan modal utama yang dapat dikembangkan untuk wisata petualangan.

Wisata petualangan merupakan salah satu segmen wisata yang saat ini sedang berkembang pesat. Salah satu daerah di Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata petualangan yaitu Kabupaten Sukabumi. Sukabumi termasuk kedalam kawasan wisata minat khusus Jabar Selatan, kawasan tersebut merupakan salah satu dari sembilan kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat yang terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Jawa Barat. Kondisi geografis Sukabumi yang bergunung, berbukit, dan bergelombang menyuguhkan panorama alam yang mendukung untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata petualangan. Kabupaten Sukabumi merupakan kabupaten terluas di Jawa dan Bali, serta memiliki objek wisata terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.1 berikut merupakan daftar objek wisata yang ada di Kabupaten Sukabumi.

TABEL 1.1

DAFTAR OBJEK WISATA DI KABUPATEN SUKABUMI No. Objek Wisata Atraksi/Aktivitas Jenis Wisata 1. Taman Rekreasi Cimalati,

Taman Rekreasi Taman Angsa, Taman Rekreasi

(19)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salabintana 2.

Hutan Wisata Gunung Arca

Tempat budidaya Nasional Gunung Gede-Pangrango

Trekking, hiking,

camping Wisata Petualangan

4. Palagan Bojong Kokosan Monumen dan

Museum Wisata Sejarah

5. Manangel, Cijangkar Offroad Wisata Petualangan

6. Situ Sukarame Camping, boating Wisata Petualangan 7. Pantai Ujung Genteng, Pantai

Minajaya, Pantai Palabuhan Ratu

Pantai Wisata Bahari

8. Pantai Pangumbahan Tempat penangkaran

penyu Wisata Bahari

9. Muara Cikarang, Muara Cimandiri, Sungai dan Muara Cikaso

Sungai Wisata Alam

10. Bumi Perkemahan Pondok

Halimun Camping, trekking Wisata Petualangan 11. Curug Cibeureum, Curug

Cigangsa, Curug Cikaso, Curug Caweni, Curug Panjang

Air terjun Wisata Alam

12. Hutan Wisata Situ Gunung Trekking, fishing Wisata Petualangan

13. Curug Sawer Camping Wisata Petualangan

14. Bumi Perkemahan

Cinumpang

Trekking, camping,

tubing Wisata Petualangan

15. Goa Buni Ayu/Goa Siluman,

Goa Lalay, Goa Kutamaneuh Caving Wisata Petualangan

16. Situ Batu Laut Danau Wisata Alam

17. Sungai Citarik, Sungai

Cicatih Rafting Wisata Petualangan

18. Karang Antu Diving Wisata Petualangan

19. Pantai Citepus, Pantai

Cibangban Fishing Wisata Petualangan

20. Pantai Cimaja Surfing Wisata Petualangan

(20)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berenang

22. Air Panas Cisolok Berendam, berenang Wisata Olahraga 23. Situs Tugu Gede Cengkuk,

Situs Megalitik Ciarca, Situs Megalitik Batu Lumpang, Situs Megalitik Salak Datar, Situs Megalitik Kampung Kuta, Situs Megalitik Batu Kujang

Situs megalitikum Wisata Budaya dan Sejarah

24. Kampung Adat Ciptarasa, Kampung Adat Cicemat, Kampung Adat Giri Jaya

Kampung adat dan penampilan kesenian daerah

Wisata Adat dan Budaya

Sumber: Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sukabumi 2013

Berdasarkan Tabel 1.1, Sukabumi memiliki potensi yang menjanjikan bagi kemajuan pariwisata terutama wisata petualangan jika dikembangkan dan dikelola dengan baik. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025 disebutkan bahwa prioritas pembangunan kepariwisataan diarahkan pada penciptaan destinasi wisata Sukabumi sebagai salah satu unggulan pariwisata Jawa Barat, dimana persaingan dalam kepariwisataan yang semakin tajam, menuntut setiap wilayah untuk terus menggali potensi sumber daya agar berdaya jual, diminati dan dikunjungi wisatawan. Hal ini mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan daya saing kepariwisataan Sukabumi dengan memperbaiki sarana dan infrastruktur daerah, meningkatkan kualitas pelayanan serta memaksimalkan promosi dan pemasaran melalui berbagai media seperti brosur, website resmi, buku panduan wisata, dan event-event pariwisata.

Promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan dibantu oleh pengelola objek wisata dari perusahaan-perusahaan swasta (private

sector) membuat penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam Sukabumi

(21)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

banyak objek wisata bahari berupa pantai dan wisata petualangan berupa rafting

(arung jeram), surfing (berselancar), caving (penjelajahan goa), dan lain-lain

oleh karena itu mereka tertarik untuk berkunjung ke Sukabumi. Wisatawan yang datang umumnya dari kota besar seperti Kota Jakarta, Bandung, dan sekitarnya dengan persentase per tahun untuk wisatawan domestik sebesar 92% dan 8% wisatawan asing. Tabel 1.2 berikut merupakan tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) ke Kabupaten Sukabumi tahun 2011-2013.

TABEL 1.2

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

2011-2013

2011 2012 2013 Wisman 55.795 46.975 47.985

Wisnus 2.342.735 2.551.807 2.660.492 Jumlah 2.398.530 2.598.782 2.708.477

Sumber: Disparbudpora Kab. Sukabumi 2014

Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan baik wisman maupun wisnus ke Sukabumi selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun jumlah tersebut selalu tidak mencapai jumlah yang ditargetkan pada setiap tahunnya. Tahun 2013 Disparbudpora Kab. Sukabumi menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 3 juta orang tapi jumlah kunjungan yang diperoleh masih jauh dari yang ditargetkan. Sama halnya pada tahun 2011 dan 2012, jumlah kunjungan yang ditargetkan sebesar 2,7 juta dan 2,8 juta orang tidak dapat tercapai. Hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah Sukabumi belum terlalu serius dalam menggarap dan memasarkan pariwisata di Sukabumi untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga belum mencapai target yang diharapkan.

(22)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3 yang menunjukkan peningkatan kunjungan partisipan setiap tahunnya.

TABEL 1.3

JUMLAH PARTISIPAN YANG BERPETUALANG KE BEBERAPA OBJEK WISATA PETUALANGAN DI KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2011-2013

Objek Wisata Petualangan Jumlah Partisipan 2011 2012 2013 Taman Nasional Gunung

Gede-Pangrango Jalur Selabintana

11.627 23.762 14.980

Hutan Wisata Situ Gunung 21.351 48.499 53.408

Pantai Cimaja 10.247 11.456 15.517

Sungai Citarik 23.343 24.243 25.143

Goa Buni Ayu 2.531 3.252 4.315

Total 69.099 111.212 113.363

Sumber: Masing-masing pengelola wisata 2014

Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah partisipan yang berpetualang ke objek wisata petualangan unggulan di Sukabumi terus meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat lima objek wisata petualangan yang menjadi unggulan yaitu Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango Jalur Selabintana yang merupakan objek wisata untuk pendakian gunung. Kemudian Hutan Wisata Situ Gunung untuk

trekking dan berkemah serta Pantai Cimaja yang terkenal sebagai spot berselancar

terbaik di Jawa Barat. Sukabumi juga dikenal sebagai destinasi untuk melakukan wisata arung jeram, tepatnya di Sungai Citarik. Selain itu salah satu keindahan Sukabumi yang kini mulai diminati banyak partisipan atau pecinta alam adalah menjelajah perut bumi di Goa Buni Ayu yang memiliki predikat sebagai goa yang memiliki sistem goa terbaik (best-cave system) se-Asia Tenggara.

(23)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbasis olahraga telah menjadi tren wisata dan didukung pula oleh para provider

wisata petualangan yang menyediakan jasa dan perlengkapan petualangan yang aman untuk para pemula.

Partisipan yang berpetualang di objek wisata petualangan Sukabumi umumnya adalah partisipan yang baru pertama kali berkunjung (first-time visitor) sedangkan frekuensi untuk partisipan yang melakukan kunjungan ulang (repeater) tidak begitu banyak, hal tersebut didasarkan pada pernyataan beberapa pengelola wisata petualangan yang menyatakan bahwa first-time visitor dan repeater

perbandingan persentasenya kurang lebih 65% dan 35% (Sumber: Masing-masing pengelola objek wisata petualangan unggulan, Juni 2014 pukul 11.00 WIB).

Berdasarkan wawancara ke beberapa partisipan yang pernah melakukan aktivitas wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi mengatakan bahwa biasanya dalam berwisata petualang mereka jarang melakukan aktivitas petualangan berulang-ulang di tempat yang sama. Tentunya mereka juga ingin mencoba melakukan aktivitas petualangan tersebut di tempat dan kota yang berbeda sehingga mendapat sensasi baru dan menambah pengalaman wisata petualangan mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa intensitas partisipan untuk berwisata petualang ke Sukabumi masih rendah, yang berarti rendah pula niat berperilaku (behavioral intention) partisipan ke objek wisata petualangan di

Sukabumi.

Hal ini didukung oleh hasil pra penelitian mengenai behavioral intention

(24)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

GAMBAR 1.1

PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION PARTISIPAN DI OBJEK WISATA PETUALANGAN KABUPATEN SUKABUMI

Grafik 1.1 menunjukkan bahwa partisipan yang memiliki niat untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi sebesar 33,35%, kemudian partisipan yang berniat untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi ke orang lain sebesar 47,76%, dan partisipan yang bersedia membayar lebih hanya sebesar 26,67%. Para partisipan berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki objek wisata petualangan di Sukabumi belum begitu lengkap, akses menuju destinasi masih kurang baik, jarak dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lainnya terlalu jauh dan masih belum difasilitasi oleh moda transportasi publik yang memadai.

Hal ini menyebabkan sebagian besar partisipan masih merasa belum bersedia untuk merekomendasikan objek wisata petualangan di Sukabumi kepada orang lain dan juga belum bersedia membayar lebih untuk berpetualang ke objek

0 50 100

Niat Berkunjung

Kembali

Word of

Mouth Kesediaan Membayar

Lebih 33.35

47.76 26.67 66.65

52.24 73.33

(25)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

wisata petualangan di Sukabumi dengan segala keterbatasan yang ada. Mereka akan memilih objek wisata petualangan di kota lain jika ada yang lebih murah daripada objek wisata petualangan yang ada di Sukabumi jika pelayanan dan kualitas yang diberikan sepadan. Ini juga mengindikasikan bahwa objek wisata petualangan di Sukabumi memiliki tingkat daya saing kepariwisataan yang rendah. Selain itu, wisata petualangan yang kini telah menjadi tren membuat para pemasar destinasi berlomba untuk mempromosikan destinasi wisata petualangan yang dimilikinya sehingga persaingan dalam pasar ini semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan niat partisipan untuk berkunjung kembali ke objek wisata petualangan di Sukabumi begitu rendah karena mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas wisata petualangan yang sama namun di tempat yang berbeda.

Niat berkunjung kembali (revisit intention), niat untuk menceritakan

kepada orang lain (word of mouth intention) dan keinginan untuk membayar lebih

(willingness to pay more) adalah dimensi dari behavioral intention. Menurut

Ching-Fu Chen dan DungChun Tsai (2007:1116), “Behavioral intention defined

as the visitor’s judgment about the likeliness to revisit the same destination or the

willingness to recommend the destination to others.” Jadi behavioral intention

merupakan penilaian partisipan mengenai keinginan berkunjung kembali ke destinasi yang sama atau kesediaan untuk merekomendasikan destinasi kepada orang lain.

Behavioral intention partisipan terhadap objek wisata petualangan di

(26)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

di Sukabumi memiliki tingkat retensi (berkunjung kembali) yang rendah pula. Akibatnya pendapatan daerah Kabupaten Sukabumi akan berkurang dari sektor pariwisata.

Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi sehingga

dapat memberi manfaat yang besar bagi kemajuan pariwisata Sukabumi. Meningkatnya behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di

Sukabumi akan membantu pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam mengurangi biaya pemasaran, kemudian akan membuat Sukabumi lebih dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan, serta memiliki citra yang baik di mata publik.

Behavioral intention merupakan prediktor akurat yang memiliki

probabilitas tinggi dalam mengetahui sikap dan perilaku berikutnya yang akan dilakukan wisatawan setelah mengunjungi destinasi (Baker & Crompton dalam Lee et al., 2009:3). Menurut Glanz et al. (2008:70), behavioral intention dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yaitu demografi, sikap, kepribadian, dan variabel berbeda lainnya dari masing-masing individu. Faktor yang paling menonjol dari keempat hal tersebut yaitu kepribadian (personality). Ketika atribut

diri seseorang hampir sama dengan orang lain, maka kepribadian merupakan hal yang dapat membedakannya dari orang lain karena kepribadian setiap orang berbeda dan tidak dapat ditiru (Murphy et al. dalam Meer, 2010:15).

Sama halnya dengan destinasi. Dalam meningkatkan behavioral intention

partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi, pemerintah daerah setempat melakukan beberapa upaya seperti promosi melalui berbagai media yaitu brosur,

website resmi, dan beberapa event wisata petualangan berbasis olahraga.

Event-event wisata petualangan yang pernah diselenggarakan diantaranya Kejuaraan

Offroad tingkat Nasional, Sukabumi Surfing Championship 2013, dan lain-lain.

(27)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pariwisata Indonesia yang menyebutkan bahwa “Sukabumi for rafting, caving,

camping, trekking and surfing adventure.”

Promosi tersebut secara tidak langsung memperkenalkan keunikan Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga. Keunikan ini tercipta dari adanya kepribadian yang berbeda dan istimewa yang dimiliki Sukabumi dibanding dengan destinasi lain sehingga membentuk kepribadian destinasi (destination personality) Sukabumi yang salah satunya sebagai destinasi

wisata petualangan berbasis olahraga.

Destination personality merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi

perilaku partisipan ke objek wisata petualangan yang ada di Sukabumi karena partisipan cenderung akan memilih sebuah destinasi yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan kepribadian dirinya. Cai dalam Lee et al. (2010:2) menyatakan destination personality dapat didefinisikan sebagai “persepsi

mengenai suatu tempat yang tercermin oleh keterikatan yang ada didalam memori wisatawan.” Untuk mengukur destination personality digunakan Brand

Personality Scale (BPS) dari Aaker yang diadaptasi ke destinasi wisata oleh Lee

et al. (2009:5), terdiri dari dimensi competence, excitement, sophistication, dan

ruggedness.

Destination personality diperlukan oleh Sukabumi untuk menghadapi

tingginya persaingan diantara destinasi wisata petualangan lain, khususnya di Jawa Barat dan umumnya di Indonesia. Destination personality membawa destinasi menjadi hidup dan akrab dengan partisipan, sehingga membentuk persepsi yang jelas dalam benak partisipan serta menjadikan Sukabumi berbeda dengan destinasi lainnya.

Slogan dan logo merupakan dua instrumen yang dapat membentuk

destination personality selain persepsi emosional wisatawan itu sendiri terhadap

(28)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

merupakan slogan yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Slogan tersebut secara implisit menjelaskan bahwa kepariwisataan Sukabumi mengandalkan kekayaan alam yang dimiliki untuk dijadikan atraksi atau objek wisata, khususnya wisata petualangan berbasis olahraga. Sukabumi memiliki sumber daya alam yang sangat besar, beragam, alami, unik, menantang dan langka sebagai daya tarik wisata petualangan yang didukung oleh karakteristik alam pegunungan dan laut yang berpadu dengan sisi budaya masyarakat tradisional.

Diharapkan destination personality Sukabumi, khususnya dalam

penelitian ini sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga dapat terbentuk dengan baik dalam benak partisipan dan melekat secara emosional dengan kepribadian para pecinta petualangan sehingga meningkatkan keinginan partisipan untuk berkunjung kembali, merekomendasikan kepada orang lain dan bersedia membayar lebih untuk berwisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Destination Personality terhadap

Behavioral Intention.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran destination personality Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.

(29)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Bagaimana pengaruh destination personality Sukabumi yang terdiri dari

dimensi competence, excitement, sophistication dan ruggedness terhadap

behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan di Sukabumi.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Memperoleh temuan mengenai gambaran destination personality Sukabumi

sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.

2. Memperoleh temuan mengenai gambaran behavioral intention partisipan

terhadap objek wisata petualangan di Sukabumi.

3. Memperoleh temuan mengenai pengaruh destination personality Sukabumi

yang terdiri dari dimensi competence, excitement, sophistication dan

ruggedness terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata

petualangan di Sukabumi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Secara Teoritis:

Kegunaan penelitian untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Manajemen Pemasaran Pariwisata (MPP), khususnya mengenai pentingnya

destination personality untuk pemasaran suatu destinasi wisata, yang dalam

hal ini adalah wisata petualangan berbasis olahraga. 2. Secara Praktis:

(30)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pemasaran destinasi wisata terutama dalam memperkuat destination

personality Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga

(31)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai bagaimana pengaruh destination

personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan

di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independent

variable) adalah destination personality dan variabel terikat (dependentvariable)

adalah behavioral intention. Variabel penelitian pada umumnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58). Uma Sekaran (2006:115) mendefinisikan bahwa, “Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai.”

Menurut Sugiyono (2012:39), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah destination personality (X)

yang terdiri dari empat dimensi yaitu competence (X1), excitement (X2),

sophistication (X3) dan ruggedness (X4). Sedangkan variabel terikat yaitu

behavioral intention (Y) yang terdiri dari revisit intention, word of mouth

intention dan willingness to pay more.

(32)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengan menyebarkan kuesioner kepada partisipan yang telah melakukan aktivitas wisata petualangan di objek wisata petualangan Sukabumi.

Menurut Uma Sekaran (2006:315), “Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.” Dari objek penelitian tersebut, penelitian ini akan menganalisis mengenai bagaimana pengaruh destination personality terhadap behavioral intention partisipan ke

objek wisata petualangan di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:53) mendefinisikan bahwa:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berkenaan dengan pernyataan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).

Berdasarkan definisi tersebut, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai pengaruh destination

personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan

di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.

(33)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melalui penelitian ini data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder, dimana data primer ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada wisatawan yang dijadikan sampel agar memperoleh fakta yang relevan

dan up to date. Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh destination

personality terhadap behavioral intention partisipan ke objek wisata petualangan

di Sukabumi sebagai destinasi wisata petualangan berbasis olahraga.

Berdasarkan jenis penelitian, yaitu deskriptif dan verifikatifmaka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey. Metode

explanatory survey menurut Sugiyono (2012:7) adalah:

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah metode cross-sectional yaitu “Metode yang

dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu” (Cooper & Schindler, 2011:160).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2012:113) yang dimaksud dengan operasionalisasi variabel adalah “Bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel, untuk mengetahui apa yang menjadi konsep teoritis dan konsep analitis, maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel.”

Penelitian ini mengkaji dua variabel inti yaitu destination personality

sebagai variabel bebas dan behavioral intention sebagai variabel terikat. Konsep

(34)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

atau nilai dari variabel Y (behavioral intention) dilihat dari segi operasional

variabel X (destination personality). Penjabaran operasional dari

variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No.

Destination personality (kepribadian destinasi) adalah seperangkat karakteristik

manusia yang berasosiasi dengan destinasi wisata (Lee et al., 2009)

(35)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No.

(differentiation),

(36)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No. alam yang dapat di nikmati partisipan

Partisipan berniat untuk melakukan kunjungan berulang pada destinasi yang pernah dikunjunginya.

(37)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No.

Word of Mouth Intention:

Partisipan bersedia untuk merekomendasikan destinasi kepada orang lain.

Willingness to Pay More:

(38)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Variabel/Sub

Variabel Konsep Indikator Ukuran Skala

No.

Sumber: Modifikasi berbagai literatur, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Menurut Suharsimi (2009:129), “Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.” Berdasarkan jenis, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:193) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.

2. Data sekunder

(39)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga

pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara empirik melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada para responden, sedangkan data sekunder diantaranya diperoleh dari Dinas Pariwisata, buku, majalah, jurnal, dan internet. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

Data Jenis Data Sumber Data Temuan T1 T2 T3 Daftar Objek Wisata

Kabupaten Sukabumi Sekunder

DISPARBUDPORA

Intention Partisipan di

Kabupaten Sukabumi

Sekunder Hasil Pra Penelitian -  -

Tanggapan responden mengenai destination personality

Kabupaten Sukabumi Primer

Partisipan yang

(40)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data Jenis Data Sumber Data Temuan T1 T2 T3 mengenai behavioral

intention terhadap

objek wisata petualangan di Kabupaten Sukabumi

melakukan aktivitas wisata petualangan di

objek wisata petualangan Kabupaten

Sukabumi Keterangan:

T1 digunakan untuk memperoleh gambaran destination personality.

T2 digunakan untuk memperoleh gambaran behavioral intentions.

T3 digunakan untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh destination

personality terhadap behavioral intentions.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Di dalam pengumpulan dan menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Menurut Sugiyono (2010:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Uma Sekaran (2006:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi dimana sampel diambil.”

(41)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

TABEL 3.3

KOMPOSISI BESAR POPULASI MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN SUKABUMI

Objek Wisata Petualangan Jumlah Populasi Taman Nasional Gunung

Gede-Pangrango Jalur Selabintana

14.980

Hutan Wisata Situ Gunung 53.408

Pantai Cimaja 15.517

Sungai Citarik 25.143

Goa Buni Ayu 4.315

Total 113.363

Sumber: Masing-masing pengelola wisata, 2014

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010:73), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Penarikan sampel ditujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Dengan adanya sampel, maka waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti menjadi lebih efisien.

Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus dari Yamane yang dikutip oleh Riduwan dan Akdon (2009:249) yaitu dengan persamaan berikut ini:

(42)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e = presisi (ditetapkan 7% dengan tingkat kepercayaan 93%)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Yamane, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan teknik perhitungan tersebut diperoleh hasil sampel sebanyak 204 orang. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel proporsi untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing objek wisata petualangan. Pengambilan sampel bertingkat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: ni = jumlah sampel menurut stratum Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya n = jumlah sampel seluruhnya

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh komposisi besar sampel dari masing-masing objek wisata petualangan unggulan di Kabupaten Sukabumi pada Tabel 3.4 berikut.

TABEL 3.4

KOMPOSISI BESAR SAMPEL MASING-MASING OBJEK WISATA PETUALANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN SUKABUMI

Objek Wisata Petualangan

Jumlah Populasi

Perhitungan Sampel

Jumlah Sampel Taman Nasional Gunung

Gede-Pangrango Jalur Selabintana

14.980 27

(43)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pantai Cimaja 15.517 28

Sungai Citarik 25.143 45

Goa Buni Ayu 4.315 8

Total 113.363 204

Sumber: Pengolahan Tabel 3.3

3.2.4.3 Teknik Sampel

Teknik sampel merupakan suatu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk mendapatkan sampel representatif, maka harus diupayakan subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel, sehingga peneliti menggunakan teknik probability sampling

yang berarti teknik sampling memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi yang dipilih menjadi anggota sampel, yaitu dengan menggunakan Systematic RandomSampling dan Proportionate Random Sampling.

Systematic Random Sampling yakni melakukan pengambilan sampel

secara acak sistematis menurut interval tertentu yang dari setiap elemen dalam populasi akan memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2010:81). Menurut Suharsimi Arikunto (2009:264), “Systematic Random

Sampling adalah teknik pemilihan sampel dari populasi yang dilakukan secara

acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah sampel, sedangkan untuk sampel berikutnya dipilih secara sistematis.”

(44)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kerangka sampling yang akan dijadikan patokan dalam menentukan atau memilih unsur-unsur sampling kedua dan seterusnya hingga unsur ke-n. Interval sampel biasanya dilambangkan dengan huruf k. Dalam penelitian ini ditentukan interval sampel adalah 10 dan unsur sampling pertama yang dipilih adalah 010. Maka penentuan unsur-unsur sampel selanjutnya adalah 020, 030, 040 dan seterusnya hingga mencapai jumlah sampel sebanyak 204.

Teknik kedua yaitu Proportionate Random Sampling, dilakukan untuk

menghitung sampel berdasarkan perbandingan agar proporsional (Husaini Usman, 2006:185). Menurut Sugiyono (2012:82), “Proportionate Random Sampling

adalah teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur heterogen dan berstrata proporsional.” Dalam penelitian ini populasi memiliki sub-sub populasi maka teknik sampel Proportionate Random Sampling ditempuh

dengan cara mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Maka dengan teknik tersebut peneliti melakukan survei yang dilakukan pada partisipan yang melakukan aktivitas wisata petualangan di lima objek wisata petualangan unggulan yang dimiliki Sukabumi.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012:224), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.” Secara umum, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Mengadakan penelitian dengan membaca literatur maupun sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

(45)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian yang melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan instrumen-instrumen sebagai berikut:

1. Observasi

Pengamatan secara langsung terhadap perilaku partisipan yang berwisata petualang di Sukabumi.

2. Wawancara

Melakukan wawancara secara langsung untuk mendapat informasi yang dibutuhkan terhadap partisipan, penyedia jasa wisata petualangan di Sukabumi dan Disparbudpora Kab. Sukabumi.

3. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2012:142) mengemukakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai profil dan pengalaman responden, serta indikator-indikator dari variabel

destination personality dan behavioral intention. Teknik pengambilan

data dengan menyebarkan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis untuk memperoleh data yang objektif. Kuesioner di tujukan kepada partisipan yang berpetualang di lima objek wisata petualangan unggulan Sukabumi. 4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah variabel yang diteliti yang terdiri dari destination personality dan behavioral

intention. Studi literatur dalam penelitian ini didapat dari berbagai sumber

seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal, media cetak dan media elektronik.

(46)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Hasil penelitian yang valid merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010:363), “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.” Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen.

Suharsimi Arikunto (2009:145) mengungkapkan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang memiliki validitas yang rendah.” Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Adapun rumus yang dipakai atau digunakan untuk menghitung atau menunjukkan kevalidan suatu instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment,

yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

Keterangan: r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = skor total

= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y

(47)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:145) adalah sebagai berikut:

TABEL 3.5

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Interpretasi

Antara 0,80-1,000 Sangat tinggi

Antara 0,60-0,800 Tinggi

Antara 0,40-0,600 Cukup

Antara 0,20-0,400 Rendah

Antara 0,00-0,200 Sangat Rendah

Sumber:Suharsimi Arikunto (2009:145)

Pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang akan digunakan sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α= 0,05.

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika

4. Berdasarkan kuesioner yang diuji terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% (0,05) dan derajat kebebasan (dk) adalah n-2 (30-2=28) maka didapat nilai sebesar 0,361.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software

komputer SPSS (Statistical Package for the social sciencies) 20 menunjukkan

bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid. Berikut Tabel 3.6 tentang hasil uji validitas dari instrumen penelitian ini:

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

(48)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Pernyataan Signifikansi Keterangan

Destination Personality

petualang di objek wisata petualangan Sukabumi

0,809 0,361 0,000 Valid

6.

Keberagaman aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata petualangan

Prestis yang ditawarkan objek wisata petualangan Sukabumi

(49)

Soraya Rizki Amelia, 2014

Pengaruh destination personality terhadap behavioral intention Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Pernyataan Signifikansi Keterangan

9.

(landscape) Sukabumi

Gambar

TABEL 1.1 DAFTAR OBJEK WISATA DI KABUPATEN SUKABUMI
TABEL 1.3 JUMLAH PARTISIPAN YANG BERPETUALANG KE BEBERAPA
TABEL 3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL
TABEL 3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perolehan rata-rata siswa 59,9 dengan kategori cukup.Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan bahan ajar anekdot terhadap penulisan karangan pada siswa kelas X

Dari setiap hasil perhitungan yang dilakukan dapat diketahui bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT ALENATEX.. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 72 ayat (1) dan Ayat (3) dan ayat (4) Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyatakan salah satu sumber

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BAGIAN LAYANAN PENGADAAN.. KELOMPOK KERJA (POKJA) JASA KONSULTANSI.1

Pada pengamatan praktikum gejala serangan yang ditimbulkan oleh kutu putih (Pseudococcus sp.) adalah pada daun terdapat bercak bercak coklat dan berlendir dan pada daun tanaman

• Memberikan masukan dalam penyusunan kurikulum dan silabus bagi pembelajaran ekonomi/perbankan syariah • Bekerjasama dengan Asosiasi Guru Ekonomi dalam. penyelenggaraan TOT

sehingga yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum adalah rancangan, penerapan dan penialaian yang didapat digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum ,

Disk yang mempunyai sebuah read/write head untuk setiap track pada setiap permukaan penyimpanan yang mekanisme pengaksesannya tidak dapat dipindahkan dari cylinder ke cylinder.