• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS

DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS

BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

EA SITI JULAEHA 1009766

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014

(2)

ii

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS

BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Oleh Ea Siti Julaeha

Sebuh Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

@ Ea Siti Julaeha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Nopember 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS

DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS

BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Ea Siti Julaeha 1009766

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Heni Djohaeny, S.Pd.M.S.i NIP. 19700724 199802 2 001

Pembimbing II

Asep Deni Gustiana, M.Pd NIP. 19840918 201212 1 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS

BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Ea Siti Julaeha 1009766

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Rita Mariyana, M.Pd NIP. 19780308 200112 2 001

Penguji II

Leli Kurniawati, S.Pd,M.Mus NIP. 132 252 248

Penguji III

Dr. Badru Zaman, M.Pd NIP. 19740806 200112 1 002

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(5)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

DAFTAR ISI

Hal

JUDUL... ... i

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS . ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG . ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Asumsi Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Anak Usia Dini ... 8

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 8

2. Perkembangan Anak Usia Dini ... 9

3. Karakteristik Anak Usia Dini ... 10

B. Konsep Perkembangan Motorik Halus ... 10

1. Pengertian Motorik ... 11

2. Pengertian Motorik Halus ... 11

3. Tahap Perkembangan Motorik Halus ... 12

4. Keterampilan Motorik Halus ... 12

C. Konsep Alat Permainan Edukatif (APE) ... 14

(6)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 25

1. Pengamatan/Observasi ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Kondisi Objektif Tempat Penelitian ... 35

2. Profil Kepala Sekolah dan Guru Paud Melati Pusaka ... 36

3. Profil Murid Paud Melati Pusaka ... 36

4. Kurikulum di Paud Melati Pusaka ... 38

5. Sarana dan Prasarana ... 40

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Kondisi Objektif Keterampilan Motorik Halus Anak Paud Melati Pusaka ... 41 2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Motorik

(7)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Lingkungan Sekitar ... 45 3. Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah Diterapkan

Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Edukatif (APE)

Dari Bahan Sekitar ... 58 C. Pembahasan Hasil penelitian ... 63

1. Kondisi Objektif Keterampilan Motorik Halus Anak

Paud Melati Pusaka ... 63 2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Motorik

Halus Dengan Alat Peraga Edukatif Berbasis Bahan

Lingkungan Sekitar ... 64 3. Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah Diterapkan

Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Edukatif (APE)

Dari Bahan Sekitar ... 65 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

(8)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Halus ... 26

3.2 Format Observasi Variabel Motorik Halus ... 28

3.3 Siklus Penelitian Tindakan ... 32

4.1 Profil Kepala Sekolah dan Guru Paud Melati Pusaka ... 36

4.2 Profil Murid Paud Melati Pusaka TA 2013/2014 ... 37

4.3 Jumlah Siswa Paud Melati Pusaka 3 Tahun Terakhir ... 38

4.4 Tema-tema dalam Pembelajaran Puad Melati Pusaka ... 39

4.5 Jumlah Sarana Paud Melati Pusaka ... 40

4.6 Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) ... 43

4.7 Data Observasi Keterampilan Motorik Halus setiap anak siklus I .... 49

4.8 Format Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 51

4.9 Data Observasi Keterampilan Motorik Halus setiap anak siklus II .. 55

4.10 Format Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 57

4.11 Perolehan Data Perbandingan dari setiap Siklus ... 58

4.12 Perolehan Data anak Per Siklus ... 59

(9)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

DAFTAR GRAFIK/GAMBAR

Gambar 2.1 Boneka Tangan ... 15

Gambar 2.2 Puzzle Geometri ... 16

Gambar 2.3 Silinder Ukuran Serial ... 16

Gambar 2.4 Berbagai Bentuk Geometri ... 16

Gambar 2.5 Papan Bidang I ... 16

Gambar 2.6 Papan Bidang II ... 17

Gambar 2.7 Balok Cruissenaire ... 17

Gambar 2.8 Boneka Jari ... 18

Gambar 2.9 Puzzle Bebek ... 18

Grafik 4.1 Data Pra Siklus Keterampilan Motorik Halus Setiap Anak ... 44

Grafik 4.2 Data Siklus I Keterampilan Motorik Halus Setiap Anak ... 50

Grafik 4.3 Data Siklus II Keterampilan Motorik Halus Setiap Anak ... 56

(10)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian Pra Siklus, Siklus I dan II ... 69

Lampiran 2 Catatan Lapangan Siklus I dan II ... 72

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus, Siklus I dan II ... 74

Lampiran 4 Jadwal Dosen Pembimbing I dan II ... 99

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ... 101

(11)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DENGAN ALAT PERAGA EDUKATIF (APE) BERBASIS

BAHAN LINGKUNGAN SEKITAR

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Ea Siti Julaeha 1009766

ABSTRAK

Keterampilan motorik halus anak di PAUD Melati Pusaka berdasarkan hasil penelitian dilatar belakangi oleh hasil observasi yang menunjukkan rendahnya kemampuan motorik halus pada sebagian besar anak dan belum optimal karena kegiatan dirasa membosankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar. Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah

“Apakah pembelajaran meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat

peraga edukatif (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di PAUD Melati Pusaka?”. Permasalahan tersebut dirumuskan dalam pernyataan sebagai berikut : 1) bagaimana kondisi obyektif keterampilan motorik halus anak PAUD Melati Pusaka?; 2) bagaimana penggunaan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak di PAUD Melati Pusaka?; dan 3) bagaimana penggunaan alat peraga edukatif terhadap motorik halus anak PAUD Melati Pusaka setelah diterapkan pembelajaran meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatif (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar. Penelitian ini terdiri dari tahapan perencanaan dan refleksi subjek penelitian adalah pengamatan terhadap anak kelompok usia 5-6 tahun yang berjumlah 21 anak. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus, setelah dilakukan penelitian data yang diperoleh hasil awal dari kategori diagram BSB (Berkembang Sangat Baik) 2%; diagram kategori MM (Mulai Muncul) 40%. Sedangkan untuk kategori Belum Muncul (BM) 58% dan persentase diagram akhir pada kategori BSB (BerkembangSangatBaik) 77% dan kategori kategori MM (Mulai Muncul) 23%.Hasil penelitian disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus anak Kelompok TK B Paud Melati Pusaka dengan menggunakan alat peraga edukatif (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar menunjukkan hasil yang memuaskan.

(12)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

INCREASEBY MEANS OF FINE MOTOR SKILLS FIGURE EDUCATIVE (APE) MATERIAL BASED

ENVIRONMENT A ROUND

(Children Research Action Classroom in Group TK B PAUD Melati Pusaka Cikampek Bed Heritage Village Cikampek Karawang District)

Ea Siti Julaeha 1009766

ABSTRACT

Fine motor skills early PAUD Melati Pusaka and back ground research base don the observation poor fine motor skills most children and not optimal because the activityis considered boring. The purpose of this research is to improve fine motor skills with props educational materials based environment. The research problemis formulated in a statement : 1) how the objective conditions of the child's fine motor skills early Paud Melati Pusaka?; 2) how to use props educational materials base denvironment to improve fine motor skills of early Paud Melati Pusaka?; and 3) how to use props educative (AFE) based materials surrounding environment in early Paud Melati Pusaka after learning applied to improve fine motor skills. This study consists of the stages of planning, implementation, observation and reflecti on research subjects to taling 21 children 5-6 years age group. Research done 2 cycles, after the preliminary result so fre search data is a diagram category Evolving Very Good(BSB) 2%; Emerging (MM) 40%. As for the category Not Appear (BM) 58% and Growing Very Good (BSB) 77% and the categories of MM (Emerging) 23%. The final conclusion is that the child's fine motor skills Kindergarten Group B Bed Paud Heritage by using propseducative (APE) based materials surrounding environments howed satisfactory results.

(13)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah, sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Kurukulum PAUD mengacu pada Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang tertuang pada Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 mencakup : Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai nak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik Standar pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara integrasi/terpadu sesuai dengan kebutuhan anak. Standar sarana dan prasarana,

pengolahan, dan pembiayaan mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, dan pembiayaan agar dapat menyelenggarakan PAUD dengan baik.

Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merukanan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

(14)

2

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.

Perkembangan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan, dan perkembangan motorik sangat memerlukan bantuan guru ataupun orang tua untuk melatih dalam pertumbuhannya sehingga potensi motorik anak bisa berkembang secara optimal. Gerak motorik baru bagi anak memerlukan pengulangan dan bantuan orang lain, yang pengulangannya itu memerlukan bagian dari belajar.

Keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit karena melibatkan otot

kecil di jari tangan dan mata. Perkembangan motorik pada usia dini menjadi lebih halus dan terkoordinasi dibandingkan pada masa bayi. Seorang guru dalam

penyampaian pembelajaran kepada anak usia dini tidak mudah, hal ini karena mengingat anak usia dini masih usia keemasan (Golden Age) yaitu pada usia 0 sampai 6 tahun, dimana anak masih peka terhadap hal-hal yang baru.

Usia keemasan ( Golden Age ) adalah usia masa bermain bagi anak, disamping itu kondisi anak yang sangat berbeda-beda sangat menentukan guru untuk dapat memilih metode pembelajaran yang mudah ditangkap dan dicerna atau diterima oleh anak. Oleh karena itu setiap pembelajaran yang disampaikan harus menyenangkan dan tidak merampas hak anak.Bentuk pembelajarannyapun “Belajar seraya Bermain, Bermain sambil Balajar“

(15)

3

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

misalnya anak hanya akan memusatkan perhatian untuk mempelajari benda-benda hasil roncean merupakan benda-benda hiasan yang menarik yaitu berbentuk kalung manik, anting-anting manik, ikat pinggang, tas tali dan lain-lain. Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.

Hal yang sama dikemukakan Mahendra dalam Somantri (2005), keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Menurut Magil dalam Somantri (2005), keterampilan yang melibatkan koordinasi neuromuscular (syaraf otot) yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk keberhasilannya keterampilan ini.

Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata tangan (hand eye coordination). Menulis, menggambar, bermain

piano adalah contoh-contoh keterampilan tersebut.

Selanjutnya berhubungan dengan pengembangan motorik secara umum pemerolehan kemampuan motorik dari mulai lahir sampai masa awal kanak-kanak mengikuti pola yang tetap artinya dari mulai menjadi anak-anak kemudian menjadi dewasa semua terjadwal relative tepat, mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya secara bertahap dan alami.

(16)

4

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

masalah sederhana dan mempunyai banyak gagasan tentang berbagai konsep dan gejala sederhana yang ada di lingkungannya.

Berdasarkan observasi di Paud Melati Pusaka Cikampek Karawang, anak kelompok B dalam membuat perahu bertenaga air masih belum dapat mengekspesikan diri berkarya seni dengan menggunakan media dari bahan bekas gelas pop mie, mangkok busa dan sedotan plastik serta masih kesulitan dalam keterampilan motorik halus yaitu belum dapat mengkordinasikan mata dan tangan dalam membuat perahu bertenaga air dari bahan sekitar serta Alat yang dipergunakan seperti gunting, lem fox dan double tipe.

Aktivitas pengembangan keterampilan motorik halus anak usia TK bertujuan untuk melatihkan kemampuan koordinasi motorik anak. Koordinasi antara tangan dan mata dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, memalu, menggambar, mewarnai, menempel dan menggunting, memotong merangkai benda dengan benang

(meronce). Pengembangan keterampilan motorik halus akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis (pengembangan bahasa), kegiatan melatihkan

koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin tercapai juga merupakan kegiatan keterampilan motorik halus lainnya, untuk anak berkreatif memanfaatkan barang bekas yang setiap hari dipergunakan untuk tempat makan dan minum dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan membentuk atau memanipulasi dari benda-benda yang sudah tidak terpakai yang ada di lingkungan sekitar. Dikarenakan di PAUD Melati Pusaka belum mengenal alat modern anak-anak cenderung lebih asik bermain alat yang ada di lingkungan sekitar yang mereka temukan dengan tidak sengaja merangsang untuk keterampilan motorik halus.

(17)

5

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

mau menang sendiri, egois serta emosionalnya tinggi dan kemampuan Kreatifitasnya kurang, tanpa menghiraukan yang sebenarnya media barang bekas disekitar lingkungan kita sehari-hari yang bisa dijadikan sarana bermain seperti mainan dari jeruk bali, pelapah pisang ataupun kaleng bekas dan kardus, tetapi anak cenderung memilih mainan yang tidak produktif. Oleh sebab itu kami melakukan observasi Penelitian Tindakan Kelas pada anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang.

Dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan dengan focus penelitian memperbaiki pembelajaran keterampilan motorik halus dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus

dengan Alat Peraga Edukatif (APE) Berbasis Bahan Lingkungan Sekitar”. B. Rumusan Masalah

Dari uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi obyektif keterampilan motorik halus anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka sebelum menggunakan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar ?

2. Bagaimana penggunaan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok

TK B PAUD Melati Pusaka ?

3. Bagaimana peningkatan motorik halus anak kelompok TK B PAUD

Melati Pusaka setelah penggunaan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk menggali potensi kreatifitas dan ide berpikir kreatif bagi guru juga

(18)

6

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

berhubungan dengan gerak jari jemari seperti menggambar dan memanipulasi benda-benda. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui kondisi obyektif keterampilan motorik halus anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka sebelum menggunakan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar.

2. Untuk mengetahui penggunaan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka.

3. Untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka setelah penggunaan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar.

D. Manfaat Penelitian

1. Guru dan anak dapat memanfaatkan media yang ada di sekitar lingkungan 2. Kegiatan pembelajaran PAUD menjadi menyenangkan dan tidak monoton. 3. Dapat menggali potensi yang ada pada guru maupun anak

4. Mampu melakukan aktifitas sendiri dan juga bersama-sama, sehingga ada keinginan untuk menyenangkan dan membantu orang lain.

E. Asumsi Penelitian

Karena adanya keterbatasan waktu dan biaya maka dilakukan asumsi dan pembatasan masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan dan lebih spesifik. Sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai. Pembatasan yang dilakukan yaitu :

1. Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pada anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka.

2. Penelitian dilaksanakan pada jam pembelajaran dimana penggunaan media ini dimasukan ke dalam Rancangan Kegiatan Harian (RKH).

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Anak-anak dapat mengkreasikan idenya dari barang bekas yang ada di lingkungan sekitar.

(19)

7

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Asumsi Penelitian

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Anak Usia Dini

B. Konsep Perkembangan Motorik Halus C. Konsep Alat Permainan Edukatif (APE) BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian B. Lokasi dan Subjek Penelitian

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data D. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen E. Proseedur Penelitian

F. Observasi Reduksi Validasi Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian B. Hasil Penelitian

(20)

8

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

(21)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah upaya meningkatkan keterampilan motorik halus di PAUD Melati Pusaka melalui stimulasi gerak binatang.Langkah-langkah metode penelitiannya adalah sebagai berikut.

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Selaras dengan pendapat di atas, Arikunto (2010) menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas bekerja sama dengan peneliti yang menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan peningkatan proses pembelajaran.

Tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, meningkatkan relevansi pendidikan dan untuk meningkatkan mutu pendidikan.Peningkatan atau perbaikan kegiatan pembelajaran ini diperlukan secara terus-menerus.

Arikunto (2010) mengungkapkan bahwa penggunaan PTK langsung ditujukan pada kepentingan partisipatif dan kolaboratif, artinya PTK diharapkan dapat mendorong dan membangkitkan para guru agar memiliki kesadaran diri,

melakukan refleksi, kritik terhadap aktivitas maupun kinerja bagi peningkatan iklim pembelajaran yang lebih kondusif di lingkungan kerjanya.

(22)

23

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

2. Desain Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peleniti menggunakan sistem desain siklus yang di dalamnya terdapat komponen perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta refleksi (Arikunto, 2010;16-19).

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Siklus di atas akan dilaksanakan secara terus-menerus sampai peneliti menemukan solusi yang bisa mengubah proses pembelajaran ke arah yang lebih optimal. Selain itu, dengan siklus seperti ini peneliti juga akan meperoleh alternatif jalan keluar untuk menentukan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tindakan berikutnya. Siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1

Desain Arikunto S (2010:17)

Perencanaan

SIKLUS I Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi Pelaksanaan

(23)

24

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang digunakan adalah PAUD Melati Pusaka berada di Jl. Alam Hijau Rt. 05 Rw. 02 Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang. Adapun alasan penelitian di PAUD Melati Pusaka dikarenakan :

a. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan

keterampilan motorik halus anak.

b. Meningkatkan kepropesionalan dan kreatifitas guru untuk kegiatan

pembelajaran motorik halus anak melalui pembuatan alat peraga dari

barang bekas yang ada di lingkungan sekitar.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak PAUD Melati Pusaka Cikampek pada kelompok usia 5-6 tahun yang berjumlah 21 orang anak terdiri dari 10 orang anak laki-laki, 11 orang anak perempuan.

Alasan dilakukan penelitian di PAUD Melati Pusaka Cikampek, karena orang tua selalu menuntut anak ke pembelajaran akademis anak harus membaca, menulis dan berhitung. Jadi media pembelajaran kurang bervariatif dan menarik.

Peneliti bekerjasama dengan guru PAUD dalam menerapkan pembelajaran membuat perahu bertenaga air dan barang bekas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

3. Penjelasan Istilah

Terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini yaitu : a. Pembelajaran membuat perahu bertenaga air dalam penelitian ini adalah

(24)

25

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

selain untuk melatih kemampuan motorik halus anak juga anak memahami manfaat barang bekas.

b. Indikator kemampuan motorik halus dalam pembelajaran ini meliputi tiga aspek yaitu :

1) Kelenturan jari jemari dalam memegang pensil yaitu dengan melengkungkan telapak tangan serta menggunakan ibu dan dua jari, membuat lengkung dengan jempol dan telunjuk pada kegiatan membuat garis tegak datar, lengkung dan lengkung kanan.

2) Mengkoordinasikan kecepatan otot tangan dengan gerakan mata pada kegiatan menjiplak bentuk.

3) kekuatan pergelangan tangan pada kegiatan menebalkan bentuk geometri dan mewarnai gambar dengan hasil tebal dan terlihat jelas.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu observasi. Observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori. Wiriatmadja (2008:15) untuk melakukan observasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati apakah

yang umum atau khusus. Kegiatan umum yang harus diobservasi berarti segala sesuatu yang terjadi di kelas harus diamati dan dikomentari. Sedangkan obervasi kegiatan khusus hanya memfokuskan keadaan khusus di kelas seperti kegiatan tertentu atau praktek pembelajaran tertentu yang sudah didiskusikan sebelumnya.

b. Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan terlebih dahulu

(25)

26

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan yang dilakukan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak di lapangan dan mencatatnya dalam catatan secara apa adanya.

Instrumen pengumpul data yang digunakan pada teknik pengamatan ini yaitu pedoman observasi kemampuan motorik halus anak dan pedoman observasi untuk kegiatan pembelajaran membuat perahu bertenaga air.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Halus

Nama : ………..

Usia : ………..

Tgl. Observasi : ………..

No Pernyataan Hasil

BM MM BSB 1 a.Anak dapat menggambar bebas dengan menggunakan pensil

warna, arang, krayon dl.

b.Anak dapat menggambar bebas bentuk gambar titik, garis lingkaran, segitiga, segi empat, dan bujur sangkar yang sudah tersedia.

c.Anak dapat menggambar bebas didalam lingkaran, segi empat, segi tiga, bujur sangkar yang sudah tersedia. 2 a.Anak dapat menciptakan macam-macam bentuk bangunan

dari kubus.

b.Anak dapat mewarnai bentuk gambar sederhana. c.Anak dapat meronce dengan manik-manik

3 a.Anak dapat melukis dengan jari (fingers painting) kuas, pelepah pisang.

b.Anak dapat menganyam sederhana dari sedotan, kertas, kayu perca, daun pisang.

c.Anak dapat membatik dan jumputan.

4 a.Anak dapat meniru atau menjiplak garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran.

b.Anak dapat menggerakan jari tangan dengan baik. c.Anak dapat memegang pensil dengan benar. 5 a.Anak dapat menggunting bebas.

(26)

27

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

c.Anak dapat menggunakan gunting dengan benar.

6 a.Anak dapat menempel gambar/media denganbaik dan benar. b.Anak dapat membuat gambar dengan teknik kolase dengan

berbagai media (kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain perca, batu-batuan.

7 a.Anak dapat menggambar orang dengan lengkap sederhana (proporsional).

b.Anak dapat mengekspresikan diri dengan menggambar. c.Anak dapat berkreasi dengan berbagai gagasan dengan

menggambar.

Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama proses pembelajaran. berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, iklim sekolah, leadership kepala sekolah, demikian pula kegiatan lain dari penelitian seperti aspek orientasi, perencanaan, pelaksanaan diskusi dan refleksi, semuanya dicatat dalam catatan lapangan (Wiriatmadja, 2008). Dalam kegiatan hasil temuan penulis dan guru didiskusikan setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Adapun yang dicatat dan didiskusikan dalam catatan lapangan adalah terkait dengan persepsi guru dan aktifitas anak dalam penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan

motorik halus anak serta evaluasi pembelajarannya.Dari hasil diskusi antara peneliti dan guru, lalu kemudian disimpulkan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yang dipelajari untuk penelitian ini yaitu komponen perencanaan pembelajaran seperti kurikulum yang digunakan, Rencana Kegiatan Harian (RKH), Rencana Kegiatan Minggian (RKM) yang biasa dibuat oleh guru, dan forto folio hasil karya anak.

(27)

28

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Penelitia berkolaborasi dengan guru PAUD Melati Pusaka Cikampek untuk membahas permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Setelah peneliti dan guru memperoleh suatu kesepakatan mengenai fokus masalah yang akan diatasi, peneliti kemudian mengembangkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan.

Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian, instrumen yang telah disusun kemudian dikaji oleh dua orang ahli untuk diberikan penilaian atas butir-butir pernyataan sehingga layak untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.2

Format Observasi Variabel Kemampuan Motorik Halus

Indikator Pernyataan

1. Menggambar sesuai

gagasannya

a. Anak dapat menggambar bebas dngan menggunakan pensil warna, arang, krayon dll

b. Anak dapat menggambar bebas dengan bentuk gambar titik, garis lingkaran, segitiga, segi empat dan bujur sangkar yang sudah tersedia

c. Anak dapat menggambar bebas di dalam lingkaran, segi empat, setitiga, bujursangkar yang sudah tersedia

2. Meniru bentuk a. Anak dapat menciptakan macam bentuk bangunan kubus b. Anak dapat mewarnai bentuk gambar sederhana

c. Anak dapat meronce dengan manik-manik 3. Melakukan

ekslorasi berbagai media kegiatan

a. Anak dapat melukis dengan jari (fingers paiting) kuas, pelepah pisang

b. Anak dapat mengayam sederhana dari sedotan, kertas, kayu perca, dan daun pisang

c. Anak dapat membatik dan jumputan 4. Menggunakan

alat tulis dengan benar

a. Anak dapat meniru atau menjiplak garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran

b. Anak dapat menggerakkan jari tangan dengan baik c. Anak dapat memegang pensil dengan benar

5. Menggunting sesuai pola

a. Anak dapat menggunting bebas b. Anak dapat menggunting sesuai pola c. Anak dapat menggunting dengan benar 6. Menenpel

gambar dengan tepat

a. Anak dapat menempel gambar/media dengan baik benar b. Anak dapat membuat gamabr dengan teknik kolase dalam

(28)

29

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

perca dan batu-batuan 7. Mengekspresi

kan diri melalui gerakan

menggambar secara detail

a. Anak dapat menggambar orang dengan lengkap sederhana (proporsional)

b. Anak dapat mengekpresikan diri dengan menggambar c. Anak dapat berkreasi dengan berbagai gagasan

menggambar

(29)

30

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terbagi ke dalam empat tahap tindakan, yaitu tahap perencanaan (planning) , tahap pelaksanaan (acting), tahap pengamatan (observing), serta tahap analisis dan refleksi (reflecting). Secara procedural dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran.Perencanaan pada penelitian ini di mulai dengan merencanakan perangkat pembelajaran seperti rencana Kegiatan Harian (RKH) renacan kegiatan mingguan (RKM), Program semester dan program tahunan. Kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan juga harus direncanakan, Hal-hal yang

akan diobservasikan juga refleksi yang dilakukan dengan cara berdiskusi Dengan

guru sebagai praktis.

Kegiatan diawali dengan pendahuluan yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan motorik halus anak

dan penerapan pembelajaran origami. Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang di lakukan oleh peneliti dan guru, yaitu peneliti berkaloborasi dengan guru kelas untuk menyusun strategi atau tindakan yang akan dilakukan, merang scenario penerapa pembelajaran membuat perahu bertenaga air membuat perencanaan pembelajaran yang didalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluiasi pembelajaran. Dalam tahap perencanaan ini juga harus mempersiapkan format observasi dan evaluasi untuk akhir siklus.Format observasi tersebut berisi instrument kemampuan motorik halus anak, serta instrument pembelajaran membuat perahu bertenaga air.

2. Tahap Pelaksanaan

(30)

31

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dalam penelitian ini penelitian harus mengacu kepada perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Langkah-langkah pelaksanaan dimulai dari kegiatan pendahuluan yaitu guru menyiapkan alat dan media yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran membuat perahu bertenaga air selanjutnya mengkomunikasikan tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan anak. Yang ke dua yaitu kegiatan inti, guru memusatkan konsentrasi anak agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran membuat perahu bertenaga air kemudian memberikan penjelasan secara berulang-ulang tentang teknik dan model perahu yang akan dibuat, selama kegiatan pembelajaran berangsung guru mengamati aktifitas anak. Dan yang terakhir yaitu kegiatan penutup, pada tahap ini guru mengadakan Tanya jawab seputar kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, lalu memberikan kesempatan pada anak untuk menunjukan hasil karyanya dan mengemukakan pendapatnya selama mengikuti

kegiatan pembelajaran membuat perahu bertenaga air.

3. Tahap Pengamatan/Observasi

Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan terhadap keberlangsungan pembelajaran. Pemantuan dilakukan secara menyeluruh terhadap pekasanaan tindkana ini menggunakan instrument pengumpulan data yang telah ditetapkan, yaitu pedoman observasi kegiatan pembelajaran membuat perahu bertenaga air observasi kemampuan motorik halus anak sehingga diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, Kendal-kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk mengkatkan kemampuan motorik halus anak yang telah direncanakan dan diaplikasikan di dalam kelas.

Pada tahap ini, penelitian menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan,cara pengumpulan data dan alat koleksi data (pedoman observasi, catatan lapangan dan dokumentasi) tentang kejadian serta aktifitas anak dan guru.

(31)

32

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Tahap ini merupakan bagian yang sangat penting untuk dilaksanakan, karena hasil analisis data dari lapangan pada hari ini dapat memberikan arahan bagi perbaikan pada siklus selanjutnya, jika seandainya fokus pengalaman belum berhasil.Sebagaimana yang diungkapkan Hopkins (Arikunto, 2008) bahwa refleksi dalam perhatian tindakan kelas mencakup analisis, sintetis dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Hal-hal yang dianalisis yaitu kekurangan pada penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air baik dalam perangkat pembelajaran atau dalam perencanaan pembelajarannya serta keunggulan dari pembelajaran membuat perahu bertenaga air yang harus dipertahankan untuk perencanaan pembelajaran dalam siklus selanjutnya.

Kegiatan penelitian di atas dilaksanakan sampai perencanaan pembelajaran berhasil secara maksimal atau terjadi peningkatan dalam penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Huberman (1984) dalam Sugiyono (2006) mengemukakan terdapat berbagai

langkah yang harus diketahui ketika analisis data dilaksanakan yaitu :

F. Observasi Reduksi Validasi Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancana dan catatan lapangan.

1. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung pembelajaran motorik halus dengan

alat peraga edukatif, untuk melihat daptak yang ditimbulkan selama proses pembelajaran berlangsung seperti antusias anak, interaksi antara guru dan anak

(32)

33

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya.Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman data yang berupa hasil observasi mengenai penerapan pembelajaran membuat perahu bertenaga air untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dikelompokan berdasarkan kategori permasalahan yang diteliti.

Setelah memperoleh data tentang motorik halus anak, peneliti memilah-memilah data yang telah diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi untuk dipisahkan dan dirangkum sesuai kebutuhan.Sementara itu jika menemukan data yang tidak relevan, maka data itu tidak digunakan untuk kepentingan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3

Data yang telah direduksi diajukan dalam bentuk observasi yang menyeluruh

pada setiap aspek peningkatan motorik halus anak tersebut mencakup kelenturan jari jemari, kecepatan otot tangan dan kekuatan pergelangan tangan dan jari

jemari.Kemampuan anak yang telah diperoleh tersebut kemudian diklasifikasikan dan dideskripsikan untuk mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan dalam penelitian.

4. Membuat Kesimpulan

(33)

34

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

telah terkumpul diinterpretasikan berdasarkan teori yang disesuaikan dengan hasil temuan. Interpretasi disajikan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan selanjutnya diimplementasikan pada proses pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi direduksi dengan jalan membuat abstraksi dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan dan diperiksa keabsahannya.

5. Validasi Data

Validitas dan keobjektifan merupakan persoalan penting dalam kegiatan ilmiah. Eisner (Wiriatmadja, 2008:162) mengungkapkan bahwa validasi data adalah istilah alternatif dengan standar yang rasional untuk menilai kredibilitas penilaian kualitatif. Dalam hal ini para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen tersebut apakah dapat dipakai tanpa perbaikan atau perbaikan untuk

digunakan dalam penelitian nanti.

Merujuk pada pendapat di atas, dalam penelitian ini teknik validitas data yang

digunakan adalah teknik validitas Hopkins (Wiriatmadja, 2008: 168-171) yaitu : a. Melakukan member check, memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, dan lain-lain) apakah keterangan, informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan terperiksa kebenarannya. Kegiatan ini dilakukan guna menguji konsistensi informasi yang telah dituangkan dalam bentuk laporan narasi.

b. Triangulasi, memeriksa kebenaran data dengan cara membandingkan atau

mengkonfirmasikan pada sumber lain, guru pendamping atau pendapat para ahli pada saat bimbingan berupa temuan penelitian dan penyusunan laporan. c. Audit trail, memeriksa catatan yang ditulis peneliti atau memeriksa kebenaran

(34)

35

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

d. Expert opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada para

pakar, dalam hal ini membimbing untuk memperoleh arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan bentuk-bentuk validasi data di atas, maka teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Member check, memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh

peneliti dengan cara mengkonfirmasi pada guru dan anak melalui diskusi pada akhir tindakan. Setelah wawancara dengan guru dan anak, observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas anak dalam pembelajaran membuat perahu bertenaga air, peneliti memeriksa hasil observasi apakah sudah tercatat sesuai dengan apa yang terjadi atau belum ada yang tercatat. Kegiatan tersebut untuk mengetahui apakah keterangan, informasi atau penjelasan itu teta sifatnya, sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. b. Triangulasi, dalam penelitian ini triangluasi yang digunakan yaitu triangulasi

teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

(35)

36

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

(36)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa pembelajaran motorik halus PAUD Melati Pusaka selalu monoton sehingga anak tidak antusias untuk mengikuti pembelajaran keterampilan motorik halus. Selain itu media yang digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran keterampilan motorik halus mozaik, mewarnai gambar puzzle saja.

Penerapan pembelajaran keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar di kelompok TK B PAUD Melati Pusaka dianggap berhasil dalam meningkatkan proses pembelajaran, kinerja guru serta aktivitas dan hasil belajar anak.

Setelah melaksanakan tindakan sebanyak dua siklus, diperoleh data bahwa pembelajaran keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatif berbasis bahan lingkungan sekitar dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas anak sehingga keterampilan anak dalam pembelajaran motorik halus meningkat. Walaupun di siklus pertama peningkatan anak belum optimaltetapi di siklus kedua peningkatan motorik halus anak sudah cukup memuaskan. Dengan hasil awal dari kategori awal dari diagram berkembang sangat baik (BSB) sebesar (2%) untuk

diagram kategori mulai muncul sebesar (40%) sedangkan untuk kategori belum muncul (BM) sebesar (58%), dan persentease diagram akhir pada kategori

berkembang sangat baik (BSB) sebesar (77%), untuk kategori mulai muncul (MM) sebesar (23%). Sedangkan untuk kategori belum muncul (BM) sebesar (0%).

(37)

67

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

keterampilan motorik halus anak kelompok TK B PAUD Melati Pusaka menunjukkan hasil yang memuaskan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan pembelajaran meningkatkan dengan alat peraga edukatif (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar di kelompok TK B PAUD Melati Pusaka adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Kegiatan keterampilan motorik halus yang dilaksanakan di PAUD hendaknya dilakukan secara kreatif dan tidak monoton, sehingga anak mempunyai semangat dan aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. b. Guru harus lebih kreatif, inovatif dan bervariasi dalam memberikan

pembelajaran agar tidak bosan dan tertarik mengikuti kegiatan. 2. Bagi Anak Didik

a. Anak perlu diarahkan dan dibina dalam pembelajaran motorik halus

agar bermanfaat bagi dirinya dan kehidupannya di kemudian hari. b. Potensi masing-masing anak harus terus digali agar dapat terlihat

minat dan bakat yang di milikinya sehingga dapat terus ditingkatkan. 3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kesempatan mendukung upaya guru dalam meningkatkan kreatifitasnya dengan pembinaan dan penelitian terhadap guru, agar dapat selalu memberikan pembelajaran yang baru dan inofatif sesuai dengan kebutuhan anak.

b. Memfasilitasi media pembelajaran bagi guru dan metode pembelajaran motorik halus.

4. Bagi Peneliti

(38)

68

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

(39)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk (2010). Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta BumiAksara.

Badruzaman, dkk. Media dan Sumber Belajar TK. Edisi kesatu. Materi Pokok media dan Sumber Belajar TK 1-9; PKTK 2304/3SKS/Badruzaman dkk.Cet.1 Jakarta Universitas Terbuka 2005.

Daizah, (2010) Kemudahan Belajar dalam Perspektif Pedagogi. Edisi Kedua PT. Unggul Permana Selaras.

Hasinda, (2014). Analisa Kebutuhan Anak Usia Dini. PT. Luxima Metro Media. Indarwati, (2013). Daur Ulang Barang Bekas FB Demedia Pusaka. PT. Agro

Media Pusaka.

Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Mengengah. Jakarta 2006.

Depdiknas 2002. Hasil Belajar Kompetensi Dasar Pendidikan Anak Usia Dini 4-6

Tahun. Indonesia, Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan

Depdiknas. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta. Pusat Kurikulum Balitbang.

Martuti, (2009). Mendirikan dan Mengelola PAUD Manajemen Administrasi &

Strategi Pembelajaran Kreasi. Wacana Yogyakarta.

Masitoh, (2010). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagodik, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Indonesia.

Nurdiaty, (2013). Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak melalui Simulasi Gerak Binatang. Padaskripsi UPI Bandung. (tidakditerbitkan). Permendiknas RI No. 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Depdiknas Dirjen Manajemen Dikdasmen, Direkrorat Pembinaan TK SD. Rinawati, (2012). Penerapan Pembelajaran Origami dengan Teknik Pemberian

Simbol untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak. Pada

skripsi UPI Bandung. (tidakditerbitkan).

Sopiawati, (2014). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman

Kanak-kanak melalui Bermain Tanah Liat. Skripsi UPI Bandung.

(tidakditerbitkan).

Sumantri, (2005). Modul Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Jakarta 2005.

Seriatidkk. (2012). Jurnal Kegiatan Bermain Berbasis Air Craft Anak Usia Dini

(40)

Ea Siti Julaeha, 2014

Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Gambar

Tabel Hal
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kemampuan Motorik Halus
Tabel 3.2 Format Observasi Variabel Kemampuan Motorik Halus
Tabel 3.3 Siklus Penelitian Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Diberdayakan oleh.. NAMA IBU KANDUNG

Konfusianisme Di Korea Selatan Kajian Mengenai Pengaruh Budaya Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, Dan Politik Masyarakat Korea.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN DAN TATACARA PELAKSANAAN PENILAIAN PENELITIAN MENGGUNAAN STANDAR BIAYA KELUARAN TAHUN

Kader posyandu lansia berkunjung ke rumah lansia yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu lansia untuk memantau keadaan

Barang yang tidak terikat dengan palet dapat menimbulkan resiko barang akan jatuh ketika forklift bermanuver atau ketika forklift menaikkan/menurunkan barang. 9 Menghindari

Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan kepada dua sekolah mitra kegiatan ini, SD Islam Ulil Albab dan SD Al-irsyad Al-islamiyah, ditemukan perilaku yang

Gambaran mengenai sesar Grendulu, sesar yang terlihat di permukaan dan melewati daerah penelitian (Pacitan, Arjosari dan Tegalombo) sampai di lapisan batuan dasar