• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENGELOLA DALAM MEMOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KINANTI :Studi Deskriptif Pada Lembaga PAUD KINANTI Desa Jaya Giri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PENGELOLA DALAM MEMOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KINANTI :Studi Deskriptif Pada Lembaga PAUD KINANTI Desa Jaya Giri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PENGELOLA DALAM MEMOTIVASI ORANG

TUA UNTUK MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA DI

LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KINANTI

(Studi Deskriptif Pada Lembaga PAUD KINANTI Desa Jaya Giri

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Oleh

YULIUS YOSANDRI JERHANDO

1005727

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERAN PENGELOLA DALAM MEMOTIVASI ORANG TUA

UNTUK MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA DI LEMBAGA

PAUD KINANTI

(Studi Deskriptif pada Lembaga PAUD Kinanti Desa Jaya Giri

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Yulius Yosandri Jerhando

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Yulius Yosandri Jerhando Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Peran Pengelola dalam Memotivasi Orang Tua untuk Mengikutsertakan Anaknya di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kinanti (Studi Deskriptif di Lembaga PAUD Kinanti, Desa Jaya Giri Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya minat orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti, serta peran pengelola lembaga PAUD Kinati dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti sehingga berdampak pada banyaknya orang tua yang mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Peran pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti, 2) Motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti, 3) Hambatan yang dialami oleh pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas konsep pengelolaan pendidikan nonformal, konsep motivasi, dan konsep Pendidikan Anak Usia Dini.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan subjek penelitian sebanyak lima orang yaitu, satu orang pengelola, tiga orang orang tua dan satu orang tutor. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan triangulasi.

Hasil penelitian berdasarkan temuan mendeskripsikan : 1)Peran pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti yaitu dengan cara mensosialisasikan mengenai lembaga PAUD Kinanti kepada orang tua, memberikan contoh yang teladan, mengajak orang tua untuk membicarakan tentang perkembangan anaknya dan menggunakan metode belajar yang berbeda dengan lembaga PAUD yang lain, 2) Motivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti yaitu karena adanya dorongan dan ajakan pengelola kepada orang tua, selain itu karena adanya minat, motif dan motivasi dari dalam diri orang tua itu sendiri, 3) Hambatan yang dialami pengelola dalam memotivasi orang tua yaitu lingkungan alam dimana daerah sekitar sering hujan dan rawan longsor.

(5)

pengelola selama memotivasi orang tua yaitu lingkungan alam dimana lingkungan alam sekitar termasuk daerah rawan longsor.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pendidikan Nonformal ... 9

1. Pengertian Pengelolaan ... 9

2. Fungsi dan Peran Pengelolaan ... 10

B. Konsep Motivasi ... 19

1. Pengertian Motivasi ... 19

2. Tujuan Motivasi ... 22

3. Jenis Motivasi ... 23

4. Fungsi Motivasi ... 24

5. Teknik-Teknik Motivasi... ... 24

C. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 25

1. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini ... 25

(7)

3. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 27

4. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 28

5. Lingkup Kegiatan dan Sasaran Pendidikan Anak Usia Dini ... 28

6. Unsur-Unsur yang Berperan Penting dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini ... . 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 33

B. Desain Penelitian ... 34

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional ... 41

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Penyusunan Instrumen ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

B. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 51

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan maksud agar orang yang dihadapinya mengalami perubahan dan peningkatan dari segi pengetahuan, kemampuan, akhlak, bahkan juga seluruh pribadinya. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar hidup manusia dan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan hidup manusia. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan mempunyai peran dan kedudukan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup masyarakat dalam suatu bangsa yang akan dating dan dengan wujud kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral etikanya.

Pendidikan merupakan faktor utama yang mempunyai peran penting bagi bangsa Indonesia, karena dengan pendidikan masyarakat Indonesia bisa mendapatkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan sehingga bertanggung jawab dalam melaksanakan pembangunan. Hal ini dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

(9)

rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, selain itu pendidikan non formal mencakup seluruh ranah diluar persekolahan, seperti pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, pelatihan, kursus, Pendidikan Anak Usia Dini, dan satuan PLS lainya.

(10)

3

manusia, oleh karena itu proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan kepada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahap perkembangan anak(dalamAgil,2012,hlm14)Tersediadi:http://agilgokilbgt.blogspot.sg/2012/06/h akikat-dan-landasan-pendidikan-anak.html,diakses 9 juni 2014.

Wahana-wahana Pendidikan Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, informal dan non formal sebagai mana tertulis dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat 2 : Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pelayanan dan pembinaan bagi anak prasekolah yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh, mencakup aspek pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilakukan dilingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak.

PAUD jalur formal berupa Raudhatul Athfal (RA), Taman Kanak-kanak (TK), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan, PAUD non formal bentuknya adalah Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD jalur informal berupa pendidikan keluarga.

Menurut Solehudin (2000, hlm. 56) fungsi Pendidikan Anak Usia Dini dengan prinsipnya ada lima fungsi yaitu: pengembangan potensi, penanaman dasar-dasar aqidah dan keimanan, pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapakan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.

PAUD sangatlah berperan penting bagi kelanjutan pendidikan anak-anak, karena keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan selanjutnya, yaitu pendidikan dasar dan menengah serta akan memutus rantai munculnya buta aksara dan menuntas wajib belajar Sembilan tahun. Walaupun tidak dikatakan sebagai jenjang pendidikan, namun PAUD secara tingkatan memiliki kedudukan yang sama dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Hal ini tertulis dalam pasal 28 ayat (1) yang berbunyi:

(11)

hal ini berarti bahwa kedudukan PAUD sangat kuat dengan dimuatnya kedalam undang-undang Sintim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enem tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan atau stimulasi. Pemberian rangsangan pada anak usia sekolah dasar dan menengah tidak akan berarti apabila pada usia dini tidak diberikan stimulasi yang optimal.

Pemerintah dihadapkan pada berbagai masalah dalam memberikan layanan PAUD di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal terutama sebagai berikut: pertama, masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai arti PAUD. Kedua, kurangnya sumber daya manusia yang professional di daerah-daerah yang secara operasional menangani PAUD. Ketiga, masih kurangnya tenaga kependidikkan PAUD di lapangan. Keempat, masalah geografis yang harus dilayani sulit dijangkau dan luas wilayah daerah merupakan penyebab utama. Kelima, kurangnya lembaga pendidikan yang berminat untuk menyelengarakan PAUD

(12)

5

Pendidikan pada usia dini merupakan dasar untuk memperoleh pendidikan lebih luas selain pendidikan yang di peroleh dalam lingkungan keluarga. Sebuah PAUD dididirikan berdasrkan kebutuhan masyarakat dan yang menentukan PAUD berjalan atau tidak apabila masyarakat sekitar turut ikut serta anak-anaknya dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD itu sendiri. Peran pengelola dan tutor sangatlah penting agar orang tua dapat ambil bagian dan ikut serta dalam berjalanya sebuah lembaga PAUD. Lembaga PAUD Kinanti yang menjadi objek penelitian penulis berada di bawah naungan PKBM Kinanti dimana terletak di Kampung Babakan Ampera RW 06 Desa Jaya Giri Lembang. Lembaga PAUD Kinanti terletak dikawasan lembah, di lembah ini dihuni oleh penduduk sebanyak 1576 orang, dari jumlah ini hampir 80% penduduk miskin perkotaan, karena Desa Jayagiri merupakan desa transisi perkotaan, dilihat dari jumlah penduduk yang tidak sedikit sehingga PKBM Kinanti mendirikan lembaga PAUD bagi masyrakat Kampung Babakan Ampera, yang menjadi kendala adalah masyarakat sekitar masih banyak yang tidak mengikut sertakan anaknya untuk di PAUD Kinanti dikarenakan kuangnya peran pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikut sertakan anak-anaknya di lembaga PAUD Kinanti, walaupun disisi lain masih kurangnya sarana dan prasarana yang ada di lembaga PAUD seperti Alat Permain Edukatif (APE) luar masih kurang, teori belajar yang digunakan tutor masih kurang, tidak adanya pengelompokan berdasarkan usia dalam proses pembelajaran, hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di PAUD Kinanti.

(13)

anak-anaknya, menyulitkan lembaga PAUD untuk berkembang atau lebih maju karena peserta didiknya sangat kurang, menghambat proses belajar mengajar di PAUD, bahkan mengancam PAUD itu sendiri untuk berhenti berjalan atau beroperasi.

Upaya yang paling efektif dalam memotivasi orang tua adalah melalui pendekatan seorang pengelola lembaga PAUD dengan orang tua. Tugas dan tangung jawab seorang pengelola untuk mensejahterakan masyarakat sekitar PAUD dengan mengajak orang tua untuk mengikut sertakan anaknya dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang dilakukan baik secara personal maupun secara verbal dalam memotivasi orang tua agar orang tua lebih memahami fungsi dan kegunaan dari lembaga PAUD itu sendiri.

Berdasarkan kenyataan diatas bahwa peran seorang pengelola PAUD dalam memotifasi orang tua untuk mengikut sertakan anaknya di PAUD sangatlah penting, karena seorang pemngelola memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan sebuag lembaga PAUD. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengupas lebih dalam bagaimana peran pengelola dalam memotifasi masyarakat untuk mengikut sertakan anaknya di PAUD.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan beberapa fakta di lapangan, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Jumlah orang tua yang mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti berjumlah 20 orang sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah orang tua yang memiliki anak usia dini yaitu berjumlah 40 0rang di RW 06.

2. Belum adanya pemahaman dari orang tua mengenai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Kinanti, sehingga orang tua tidak tertarik untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

(14)

7

4. Tingkat kehadiran peserta didik di lembaga PAUD Kinanti sangat kurang, dilihat dari banyaknya jumlah peserta didik yang mendaftar yaitu berjumlah 40 orang sedangkan yang aktif hadir hanya berjumlah 20 orang.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti?

2. Bagaimana motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti?

3. Hambatan apa yang dialami oleh pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Peran pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti

2. Motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

3. Hambatan yang dialami oleh pengelola dalam memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara praktis

(15)

dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah yang ingin mengembangkan penelitian ini.

2. Secara teoritis

Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang PAUD dan peran pengelolah dalam memotivasi masyarakat.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka dibuat struktur organisasi penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian pustaka, terdiri dari beberapa teori yaitu: Pengelolaan, motivasi, dan Konsep Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini diuraikan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini diuaraiakn tentang pemaparan data kualitatif.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian yang penulis laksanakan yaitu di Lembaga Pendidikan Anak Usia

Dini “KINANTI” Desa Jaya Giri, Kecamatan Lemabang, Kabupaten Bandung

Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya adalah secara teknis lokasi penelitian ini mudah dijangkau, selain itu masalah penelitian menarik untuk diteliti dan dapat dijadikan bahan masukan bagi pengelola dan orang tua di lembanag PAUD KINANTI.Berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang dirasakan oleh penulis, sehingga dapat mempermudah penulis dalam melaksananakan penelitian.

2. Subjek Penelitian

Menurut Nasution (1992, hlm. 5), dalam penelitian yang bersifat kualitatif tidak ada penentuan populasi, dan pengertian sampelpun berbeda tafsirnya. Sampling ialah pilihan peneliti mengenai aspek apa dan peristiwa apa dan siapa dijadikan fokus pada saat situasi tertentu dan karena itu dilakukan terus-menerus sepanjang penelitian. Sampling pada penelitian kualitatif bersifat porpusif yakni tergantung pada saat itu.Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis lebih memilih menggunakan istilah subjek penelitian.

Sedangkan Arikunto (1992, hlm. 102), mengemukakan bahwa:

“subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang dan tempat data yang

dipermasalahkan melekat, selanjutnya dijelaskan perbedaan antara responden penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian”.

Sumber data adalah benda, hal atau orang dan tempat diamana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.Subjek dalam penelitian ini

adalah pengelola yang mengelola pada lembaga PAUD “Kinanti” dan orang tua

(17)

Sesuai dengan hakekatnya penelitian kualitatif, subjek dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, artinya subjek penelitian sebagai sumber data dipilih dengan pertimbangan tertentu. Selanjutnya dalam Sugiyono (2006, hlm. 303) menyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti

c. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi

d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi “kemasanya” sendiri

e. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga

lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Berdasarkan keriteria di atas maka peneliti menentukasn subjek dari penelitian ini terdiri dari pengelola PAUD Kinanti sebanyak satu orang, tutor sebanyak satu orang, dan orang tua peserta didik sebanyak tiga orang.

B.Desain Penelitian

1. Tahap Perencanaan

a. Identifikasi dan pemilihan masalah

Identifikasi dan pemilihan masalah merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian, dalam tahap ini, peneliti pertama tama mengadakan survei awal kelapangan untuk menentukan dan mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan yang dapat dijadikan masalah penelitian.Selanjutnya peneliti melakukan penyusunan rancangan penelitian yang bisa disebut populasi penelitian yang kemudian diajukan kepada dosen pembimbing untuk disetujui.

b. Penelaahan kepustakaan

(18)

35

c. Menentukan lapangan penelitian

Pada tahap ini merupakan tahap dimana peneliti memilih dan menentukan tempat dimana peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi.

d. Studi penjajakan

Dalam tahap ini peneliti menjajaki keadaan lapangan dan mencari masalah penelitai sehingga maslah yang akan diteliti bias diajdiak permasalah penelitian, lalu peneliti menyiapkan alat pengumpulan data, dalam tahap ini juga dibahas mengenai instrument yang akan dipakai dan dan langkah-langkah penyusunannya.

e. Menyususn kisi-kisi dan instrumen penelitian

Penyusunan kisi-kisi penelitian merupakan acuan dalam pembuatan alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi sesuai dengan pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan.

Kisi-kisi penelitian ini berisikan kolom-kolom, judul penelitian, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti beserta indikatornya, no item, jenis alat pengumpulan data dan sumber data.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan merupakan tahap penggalaian data atau informasi secara mendalam mengenal lebih dekat subjek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan, terhadap lingkungan subjek penelitian, kegiatan-kegiatan serta interaksi antara sumber belajar dan warga belajar, kegiatan ini dilakukan dengan wawancara dan mengadakan observasi pada hubungan antarpersonal antara pengelola, tutor, dan orang tua peserta didik PAUD Kinanti Jaya Giri, Lembang.

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas dimaksudkan untuk memudahkan dalam tahap pelaksanaan penelitain, disamping agar data yang dibutuhkan dapat terungkap sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti.

3. Pelaporan

a. Pengolahan analisis data

(19)

diolah, dipisahkan dengan data yang tidak dapat diolah. Pengolahan data ini dimaksudkan agar data hasil penelitian dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti

Dalam Sugiyono (2009, hlm. 89) analisis data kualitatif adalah “bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis”.Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan

berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Dalam Nasution (1992, hlm. 192) dikemukakan bahwa untuk menganalisis data dapat ditempuh melalui:

1) Redukasi Data

Tahap redukasi data, laporan-laporan akan dirampung, dipilah hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan.Reduksi data juaga mempermudah peneliti dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2) Display Data

Display data dilakukan agar peneliti dapat melihat gambaran keseluruhan penelitian atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu, diusahakan data dibuat dalam bentuk matriks, grafik, network atau chart.

3) Verifikasi

Setelah dilakukan redukisi dan display data, maka kegiatan yang selanjutnya dikerjakan adalah membuat kesimpulan dari data yang telah diperoleh, agar kesimpulan yang telah dibuat peneliti tidak bersifat kabur dan diragukan, maka harus diverifikasi (mengambil kesimpulan).

a. Penyusunan laporan

(20)

37

format kertas, tetapi akan disajikan secara mendasar dari segi pola piker menyusun laporan penelitian sehingga mudah dipahami oleh pihak-pihak lain yang membaca

Laporan penelitaian merupakan laporan ilmiah, oleh karena itu harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagiannya, sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh selama proses penelitian dan hasilnya. Perlu diketahui bahwa, kejelasan dan ketepatan langkah-langkah metodelogis dalam melakukan penelitian dan hasilnya benar

C.Metode dan pendekatan penelitian

Penggunaan metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti menghasilkan penelitain yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam penelitian diperlukan suatu metode yang dapat mempermudah dalam penelitian tersebut. Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan (Irawan Soehartono, 1995, hlm. 9).

Metode merupakan cara atau teknik tertentu yang digunakan sebagai alat bantu dalam mencapai tujuan penelitian, Surakhmad (1998, hlm. 131) mengemukakan bahwa: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Pengertian metode penelitian ini tertuju pada cara kerja yang dilandasi oleh ilmu guna memahami objek penelitian. Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Metode apapun yang digunakan dalam penelitian sangat diperlukan sebagai pedoman maupun acuan untuk mencapai hasil penelitian yang sesuai dengan harapan.

(21)

(PAUD), dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi dan klasifikasidengan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2013 : 62). Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan asosiatif dan komparatif antara variabel-variabel penelitian yang ada.

Sedangkan menurut Best (1982, hlm. 119) (dalam Sukardi, 2003, hlm. 157) mengemukakan penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian ini juga sering disebut non eksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal.

Dalam Sukarrdi (2003, hlm. 158) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.

(22)

39

3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan, peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.

Menurut Soehartono (1995, hlm. 35) penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih.

Penelitian deskriptif ini meliputi:

1. Penelitian yang menggambarkan karakteristik suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu.

2. Penelitian yang menggambarkan penggunaan fasilitas masyarakat.

3. Penelitian yang memperkirakan proporsi orang yang mempunyai pendapat, sikap, atau bertingkah laku tertentu.

4. Penelitian yang berusaha untuk melakukan semacam ramalan.

5. Penelitian deskriptif lain adalah penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penggunaan metode deskriptif berdasarkan kepada permasalahan yang diteliti yaitu mendeskripsikan mengenai peran yang dilakukan oleh pengelola lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kinanti dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dilembaga PAUD serta menganalisis data yang telah diperoleh. Metode ini sering disebut metode deskriptif analitik, karena penelitian ini mencari kaitan antara variabel-variabel masalah dan mengumpulkan data serta menyususnya, dianalisis dan menginterpretasikan data tersebut.

(23)

Obyek dalam penelitain kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitain ini sering disebut sebagai metode naturalistik.

Obyek yang alamiah adalah obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek, dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, dan suatu data yang mengandung makna.Makna adalah, data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2009, hlm. 3).

Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009, hlm. 9), adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung kesumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukan bahwa penelitia kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitaian secara mendetail.

(24)

41

didapatkan di lapangan akan dijadikan fokus pembahasan berdasarkan masalah yang diteliti.

D.Instrumen penelitian

Penelitian kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Nasution (1998) (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 60) menyatakan, dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hiptesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan selama penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pemahaman tersebut dapat di pahami bahwa, dalam penelitian kualitatif pada awlnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan diperjelas jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.

Menurut Nasution (1998) (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 61) menyatakan, peneliti sebagai instrumen penelitain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti 2. Penel;iti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus

(25)

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Peneliti dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelekaan.

Secara fungsional keguanaan instrumen penelitain adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan data di lapangan.

E.Penyusunan instrumen

Penyususnan instrumen dalam suatu penelitain sangat diperlukan sebagai alat pedoman alat pengumpulan data.Hal ini diperlukan untuk memperoleh data yang valid.Dalam menyususn instrumen penelitian yaitu berupa pertanyaan peneliti berupaya agar pertanyaan tersebut menyaring jawaban dari informan sesuai dengan tujuan ndari penelitian yaitu mengenai peran pengelola dalam memotivasi orangtua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. Oleh karena itu peneliti menyusun langakh-langkah penyususnan instrumen sebagai berikut:

1. Penyusunan kisi-kisi

Pembuatan kisi-kisi dalam penelitaian dimaksudkan agar dapat tersusun secara sistimatis guna mendapatkan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Kisis-kisi dalam penelitian ini berisiskan kolom,-kolom, judul, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, aspek yang diteliti beserta indikatornya, sumber data dan jenis alat pengumpulan data.

(26)

43

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket atau kuisioner sebagai alat pengumpul data yang utama, serta studi dokumentasi untuk memperjelas hasil wawancara yang telah diperoleh. (instrumen alat pengumpul data terlampir).

F. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian yaitu mendapatkan data. Tanpa mengetahui alat pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitain kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data

lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi ( Sugiyono, 2009 , hlm. 63).

Motede yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah dengan menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Untuk memperoleh gambaran mengenai teknik pengumpulan data, akan diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi

Secara luas observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, akan tetapi observasi atau pengamatan diartikan lebih sempit yaitu pengamatan dengan menggunakan indra penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Soehartono, 1995, hlm. 69) jadi observasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana peristiwa yang dilaksanakan dalam suatu penelitian yaitu di Lembaga PAUD Kinanti Desa Jaya Giri Lembang.

Sedangkan menurut Sudjana (2010, hlm. 292), menyatakan observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau informasi secara sistimatis.

(27)

dideskripsikan, selanjutnya tahap seleksi yaitu menjadikan komponen ke arah yang lebih terinci (Sugiyono, 2009, hlm. 70).

2. Wawancara

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antar pihak penanya (interviewer) dengan oihak yang ditanya atau penjawab (interviewe) (Sudjana 2010, hlm. 289).

Pada tahap pelaksanaan wawancara, penanya akan melakukan dua kegiatan, pertama ialah menganalkan diri (introduksi) kepada responden dan menjelaskan maksud kunjungan.Dalam kegiatan ini penanya harus menumbuhkan kesan simpatik bagi responden.Kedua tahap penutup (terminasi), pada tahap ini penanya perlu menyampaikan ucapan terima kasih atas keterangan yang diberikan oleh responden.

Dalam penelitian ini, peneliti atau penulis melakukan wawancara dengan pengelola dan orang tua, dan juga tutor di Lembaga PAUD “Kinanti”, tujuannya adalah untuk memperoleh data tentang peran pengelola dalam memotivasi oraang tua peserta didik dan tentang sejauh mana orang tua peserta didik termotivasi

untuk mengikutsertakan anaknya di Lembaga PAUD “Kinanti”. Metode

wawancara yang digunakan penulis yaitu metode wawancara dilakukan orang per orang atau empat mata antara peneliti dengan responden agar memperoleh data yang lebih falid.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian (Soehartono, 1995, hlm. 70). Hasil penelitian dari observasi dan wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh studi dokumentasi.

(28)

45

Sugiyono (2010, hlm. 330) mengartikan triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik triangulasi dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

G.Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (1994) (dalam Sugiyono, 2009, hlm, 207), mengemukakakn bahwa aktivitas dan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setaiap tahapan penelitian sehingga samapai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data , yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Menurut Faisal dan Melong (2001) (dalam Iskandar 2013, hlm 224-225) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian harus mengikuti langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumenyang berhubungan dengan subjek yang diteliti, maknanya pada tahap ini, peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan (field note), harus ditafsirkan, atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti.

2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data

(29)

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data, sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.Menurut Nasution (1998) (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 89-90) menyatakan, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan maslah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan pada Bab ini peneliti akan menjelaskan hasil dari serangakain wawancara dengan informan serta hasil observasi yang dilakukan peneliti berkaitan dengan peran pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kinanti (Studi deskriptif pada lembaga PAUD Kinanti Desa Jaya Giri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat), disimpulkan sebagaai berikut:

1. Peran Pengelola dalam Memotivasi Orang Tua untuk Mengikutsertakan

Anaknya di Lembaga PAUD Kinanti

Peran yang dijalanakan oleh pengelola dalam memotivasi orang tua dengan cara mengajak orang tua untuk membicarakan tentang perkembangan anaknya, dan mengajak orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. Cara pengelola mengajak orang tua yaitu mensosialisasikan kepada orang tua mengenai lembaga PAUD Kinanti, pengelola melakukan identifikasi kebutuhan belajar peserta didik agar metode yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

(31)

metode berbasis alam, metode ini diterapkan agar peserta didik lebih bisa mengenal lingkungan sekitar dan juga nantinya peserta didik bisa menjaga lingkungan alam.

2. Motivasi Orang Tua Dalam Mengikutsertakan Anaknya di Lembaga

PAUD Kinanti

Orang tua termotivasi untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti karena adanya dorongan dan ajakan dari pengelola lembaga PAUD Kinanti, selain itu orang tua tertarik untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti karena orang tua merasa pentingnya pendidikan untuk anak sejak usia dini.

Motivasi orang tua dalam mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti selain karena kedua hal diatas juga karena adanya perhatian yang lebih terhadap orang tua oleh pihak pengelola lembaga PAUD Kinanti, dalam hal ini orang tua diajak untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan di lembaga PAUD. Selanjutnya karena adanya dorongan dari dalam diri orang tua untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti, dalam hal ini orang tua merasa begitu penting pendidikan untuk anak. Selain itu karena orang tua sudah memahami hasil yang ingin dicapai oleh lembaga PAUD Kinanti, karena lingkungan belajar di lembaga PAUD Kinanti sudah sangat kondusif dimana letaknya jauh dari keramaian, dan juga karena pengelola lembaga PAUD Kinanti sudah menjadi contoh yang teladan bagi orang tua dan masyarakat sekitar.

3. Hambatan yang Dialami oleh Pengelola dalam Memotivasi Orang Tua

untuk Mengikutsertakan Anaknya di Lembaga PAUD Kinanti

(32)

109

hambatan bagi pengelola untuk memotivasi orang tua agar mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

B.Saran

Setelah mengkaji permasalahan dalam penelitian ini khususnya Peran Pengelola dalam Memotivasi Orang Tua untuk Mengikutsertakan Anaknya di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kinanti, dikemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan pengelola lembaga PAUD Kinanti. Saran-saran yang dikemukakan antara lain:

1. Orang tua harus lebih memahami tujuan dan hasil yang ingin di capai oleh pihak lembaga PAUD Kinanti, agar orang tua mengetahui hasil hasil yang akan dicapai oleh anaknya.

2. Model pemberian motivasi lebih dikembangkan oleh pengelola kepada orang tua sesuai dengan keinginan dari orang tua itu sendiri, sehingga lebih banyak lagi orang tua yang mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti. 3. Dalam setiap program harus ada timbal balik anatara pengelola dan orang tua

agar orang tua lebih termotivasi untuk mengikutsertakan anaknya di lembaga PAUD Kinanti.

4. Pengelola ataupun tutor harus menambah fasilitas belajar agar terciptanya suasana belajar yang baik dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ahmadi, A. (2009) Psikologi Umum; Jakarta: Rineka Cipta

Abdulhak, I. (2003) Konseptualisasi dan Pemetaan Tatanan Kebijakan serta Sitem dan Program Pendidikan Anak Dini Usia Di Indonesia, Bulatin PADU. Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia (Konseptualisasi Sistem dan Program PAUD), hlm.21-246.

Arikunto , S. (2006) prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik); Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2011), Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini); Bandung: Nuansa Aulia.

Engkoswara, H. dan Komariah, A. (2010), Administrasi Pendidikan; Bandung: Alfa Beta.

Handoko, D. (2008) Ketika Musim PAUD Bersemi; Jakarta: Pena Pendidikan.

Harianti, D. (2007) Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum PAUD; Jakarta: Depdiknas Balitbang Pusat Kurikulum.

Iskandar, (2013) Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta; Referensi.

Mulyasa, E. (2012) Kurikulum Berbasis Kompetensi; Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, (1992) Metode Penelitian Kualitatif: Bandung; Tarisiti.

Sadirman, A. M (2004) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta; Grafindo Persada.

Soehartono, I. (1995) Metode Penelitian Sosial (suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainya). Bandung; Remaja Rosdakarya.

Solehuddin, M. (2000) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah; Bandung: FIP UPI.

(34)

________,(2008), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah; Bandung: RemajaRosdakarya.

________,(2010) Manajemen Program Pendidikan (untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Bandung; Falah

Sugiyono, (2006) Metode Penelitian Administrasi: Bandung; Alfabeta.

________, (2009) Memahami Penelitian Kualitatif: Bandung; Alfabeta.

Sukardi. (2003) Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya; Jakarta: Bumi Aksara.

Surakhmad, W. (1998) Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik; Bandung: Tarsiti.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. (2005) Pengelolaan Pendidikan; Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

Uno, H. B. (2006), Teori Motivasi dan Perkembanganya; Gorontalo: Bumi Aksara.

Sumber Internet:

Agil.(2012) Hakekat dan Landasan Pendidikan Anak. [Online].Tersedia di: http://agil-gokilbgt.blogspot.sg/2012/06/hakikat-dan-landasan-pendidikan-anak.html. Diakses 9 Juni 2014.

Sukmayu, M. (2013) Hakekat dan Landasan Penyelengaraan. [Online].Tersedia di: http://sukmayumagic.blogspot.sg/2013/04/hakikat-dan-landasan-penyelenggaraan.html. Diakses 9 Juni 2014.

Sumber Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Jakarta: Cipta Jaya.

Referensi

Dokumen terkait

of Bees is narrated through six narrative categorizations: narrative level, narrative time, narrative voice, focalization, narrative of words, and narrative mode.. Moreover,

On the other hand, the class with the highest average percentage of private interaction (12.8%) was found to be the Year 10X class where the teacher usually spends half of the

WISUDA PERIODE I TAHUN AKADEMIK 2012/2013 TANGGAL 22 SEPTEMBER 2012. FAKULTAS TEKNIK

Atas berkat dan kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Guru dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Kasus pada Sekolah

Adapun faktor pendukung pembentukan karakter anak di Desa Pandes Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten disekitarnya; dukungan dari keluarga dan masyarakat dalam

Dengan demikian, kebaikan Allah pada hakikatnya tak-terlukiskan (ineffable). Bahasa manusia tidak mampu menampung sepenuhnya kebaikan Allah. Merumuskan kesempurnaan Allah

Indeks keanekaragaman pada tiap stasiun menunjukkan nilai 1,49 pada stasiun 1, 1,29 pada stasiun 2 dan 1,12 pada stasiun 3 dimana nilai dari ketiga stasiun menunjukkan kisaran

Pasangan unsur yang letak pada blok p dalam sistem periodik adalah ….. C : 32