• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJACO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN : Surveipada Mini Market PenjualEs Krim Wall’s Selection Oreo diKecamatan Cikajang-Garut).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJACO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN : Surveipada Mini Market PenjualEs Krim Wall’s Selection Oreo diKecamatan Cikajang-Garut)."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei pada Mini Market Penjual Es Krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Vika Nurpriyanti

0900858

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KINERJA CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei pada Mini Market Penjual Es Krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut)

Oleh Vika Nurpriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Vika Nurpriyanti

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KINERJA CO-BRANDING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei pada Mini Market Penjual Es Krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing

Dr. Hj. Ratih Huriyati, MP NIP. 19680225 199301 2 001

Mengetahui, Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S. NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo,S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN ISI SKRIPSI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja

Co-Branding Terhadap Keputusan Pembelian Bisnis (Survei Pada Mini

Market Penjual Es Krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut)” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.

Bandung, Februari 2015 Yang Membuat Pernyataan

(5)

ABSTRAK

Vika Nurpriyanti, (0900858), Pengaruh Kinerja Co-Branding Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Mini Market Penjual Es Krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut). Dibawah bimbingan Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP

Persaingan bisnis yang semakin meningkat pada saat ini merupakan tantangan bisnis bagi setiap perusahaan. Suatu perusahaan mengharapkan agar hasil penjualan produk mereka meningkat, perusahaan yang tidak bisa memenuhi selera konsumen praktis akan mengalami penurunan volume penjualan. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dipasaran perusahaan dituntut untuk berfikir kreatif dan melakukan strategi baru untuk mengalahkan para pesaing. Strategi Co-Branding merupakan upaya yang dilakukan oleh PT. Unilever Tbk yang diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan keputusan pembelian pada produk es krim Wall’s Selection Oreo.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan mengenai 1) gambaran kinerja Co-Branding pada produk es krim Wall’s Selection Oreo 2) gambaran keputusan pembelian konsumen terhadap es krim Wall’s Selection Oreo 3) Bagaimana pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian es krim Wall’s Selection Oreo. Objek penelitian ini adalah Mini Market penjual es krim Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Co-Branding dan variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan pembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif dan verifikatif. Metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling terhadap sample sebanyak 70 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0 for windows.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa kinerja Co-Branding mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 54,2% . Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Co-Branding memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

Penulis merekomendasikan agar perusahaan lebih selektif dalam memilih strategi Co-Branding sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan keputusan pembelian es krim Wall’s Selection Oreo.

(6)

ABSTRACT

Vika Nurpriyanti (0900858), “The Effect Performance of Co-Branding on

Purchasing Decision (Survey of Minimarket sold Ice Cream of Wall’s Selection Oreo in Cikajang District of Garut)”, under the instructor Dr. Hj. Ratih Hurriyati, MP

In present, the tight competition has becomes the challenge for business. The management expecting that their product sales increase, meanwhile the unable one will experiences reduction in sales volume. Therefore, in order to capable for competition, the business must be creative in idea and take a new strategic to overcome their competitor. The Co-Branding strategy is an effort of PT. Unilever Tbk in creates and increases of purchasing decision for ice cream product of

Wall’s Selection Oreo.

The study intends to obtain: 1) Description Performance of Co-Branding of ice cream product of Wall’s Selection Oreo; 2) Description of customer purchasing decision on product; and 3) How the Co-Branding performance influences to the purchasing decision of ice cream. The research object is Minimarket sold the ice

cream of Wall’s Selection Oreo in Cikajang District, Regency of Garut. An independent variable of research is Co-Baranding and the dependent one is customer decision. It is a descriptive and verification study. A method used in research is explanatory survey with simply random sampling technique with 70 respondents. Data analysis technique used is simply linear regression supported by software of SPSS 21.0 for windows.

By the result it is concluded that Co-Branding had influence to the purchasing decision of 54.2%. The result of hypothetical testing found that Co-Branding had positive influences to the purchasing decision.

The observer has recommend that the business must be selective in prefer the

Co-Branding strategy to improve of purchasing decision on Wall’s Selection Oreo Ice

Cream product.

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Persaingan bisnis yang semakin meningkat pada saat ini merupakan tantangan bisnis bagi setiap perusahaan. Suatu perusahaan mengharapkan agar hasil penjualan produk mereka meningkat, perusahaan yang tidak bisa memenuhi selera konsumen praktis akan mengalami penurunan volume penjualan. Oleh karena itu, agar dapat bersaing dipasaran perusahaan dituntut untuk berfikir kreatif dan melakukan strategi baru untuk mengalahkan para pesaing.

Pada tahun 2013 perkembangan ekonomi global masih diselimuti oleh berbagai tantangan yang menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan terutama bagi negara-negara yang ingin tetap menjaga pertumbuhan ekonominya. Kemampuan beradaptasi terhadap dinamika perkembangan faktor internal dan eksternal akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu negara karena kemampuan beradaptasi tersebut merupakan kata kunci untuk tetap survive di tengah indikasi perkembangan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,6 persen. Wold Bank juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara maju pada tahun 2014 akan mencapai 2,1 persen sampai 2,3 persen. (www.setkab.go.id, akses 29 Desember 2013, jam 20.00 )

(8)

pada triwulan I tahun 2013.Pertumbuhan sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau tersaji dalam Gambar 1.1.

Sumber : BPS diolah Kemenperin

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN SUB SEKTOR INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU

Berdasarkan Gambar 1.1 Industri makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau mengalami pertumbuhan fluktiatif di setiap tahunnya. Pada tahun 2005 Industri makanan, minuman dan tembakau mengalami pertumbuhan sebesar 2,75 persen, pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 7,21 persen, tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan menjadi 5,05 persen dan 2,34 persen, paa tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar 11,22 persen, pada tahun 2010 mengalami penurunan kembali menjadi 2,73 persen, pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 9,14 persen, pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 7,74 persen dan pada tahun 2013 industri makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 8 persen.

(9)

Peningkatan pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau di setiap tahunnya diprediksikan dapat meningkatkan kembali sektor-sektor bisnis dalam industri makanan dan minuman. Selain itu dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia memberikan peluang yang besar bagi setiap produsen makanan dan minuman sehingga dituntut untuk melakukan strategi-strategi baru agar dapat bersaing di pasaran sehingga menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dapat diterima oleh konsumen.

Industri makanan dan minuman merupakan Industri yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan Industri makanan dan minuman akan tetap baik bahkan terus mengalami kenaikkan pada tahun-tahun mendatang. Industri makanan dan minuman masih akan tetap menjadi andalan sektor Industri pengolahan non migas. Semakin besar dan terbukannya pasar di dalam negeri yang menjadi daya tarik menimbulkan ancaman masuknya produk sejenis dari negara lain. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang serius dalam meningkatkan daya saing dengan mengatasi sejumlah permasalahan seperti infrastruktur, kompetensi dan produktifitas tenaga kerja, iklim investasi dan teknologi serta kondisi kelembagaan birokrasi. (www.kamenperin.go.id, akses 05 Juni 2014, jam 13.03)

(10)

penjualan makanan dan minuman. Berikut Gambar 1.2 menunjukan nilai penjualan makanan dan minuman tahun 2008-2013.

Sumber: Industry update vol Mei 2013, Akses 15 Februari 2014 GAMBAR 1.2

NILAI PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN TAHUN 2008-2013 (Rp Triliun)

Beradasarkan Gambar 1.2, Menurut Gabungan Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memperkirakan nilai penjualan makanan dan minuman tahun 2013 tumbuh sebesar 10 persen mencapai Rp 770 triliun. Besarnya potensi pasar dan tingginya tingkat penjualan makanan dan minuman diharapkan dapat mendorong kenaikan pembelanjaan konsumen terhadap produk makanan dan minuman.

Menurut Gabungan Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia (GAPMMI), market size Industri makanan dan minuman di Indonesia mencapai Rp 745 triliun, pertumbuhannya mencapai 5 % di tahun 2013 dan tahun 2014 ditargetkan akan mengalami pertumbuhan sebesar 8%. Industri makanan dan minuman diperkirakan masih akan menghadapi sejumlah tantangan di tahun 2014

505 550

600 630

700

770

(11)

meskipun dihadapkan pada peluang meningkatnya konsumsi masyarakat Indonesia karena penyelenggaraan pemilu, berbagai kebijakan dan kondisi perekonomian nasional masih akan berpotensi menekan pertumbuhan industry makanan dan minuman. (www.infomoneter.com, akses 05 Juni 2014, jam 14.00)

Tantangan di Industri fast moving consumer goods (FMCG) adalah banyaknya produk ilegal dan produk impor kualitas rendah dan harga murah selain itu pengembangan kreativitas dan inovasi yang harus memberikan nilai tambah atau benefit sehingga dapat diterima oleh konsumen. Peluang industi makanan dan

minuman terus mengalami kenaikan baik di pasar lokal maupun di pasar ekspor hal ini disebabkan karena terjadinya perkembangan ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan kelas menengah, trend konsumen seperti gaya hidup dan sosial, serta perkembangan dunia ritel dan pertumbuhan digital. (SWA 01/XXX/9-22 Januari 2014)

(12)

Dengan di dorong oleh pertumbuhan konsumen kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja Industri es krim di dalam negeri mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut mendorong setiap perusahaan Industri es krim berkompetisi untuk meraih pangsa pasarnya dengan menawarkan produk yang lebih beragam yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan setiap konsumen. Persaingan pada industri ini menyebabkan beragamnya perusahaan-perusahaan es krim di Indonesia dengan berbagai variasi, merek, kemasan, serta kualitas produknya. Berikut Tabel 1.1 perusahaan-perusahaan dalam Industri es krim di Indonesia.

TABEL 1.1

PRODUSEN ES KRIM DI INDONESIA

No Perusahaan Produk

1 PT. Unilever Indonesia Wall’s

2 PT. Campina Ice Cream Industry Campina 3 PT. Diamond Cold Storage Indonesia Diamond 4 PT.Indoeskrim Dairy Food Indoeskrim Sumber: Diolah dari berbagai sumber

Tabel 1.1 menunjukan banyaknya produsen yang memproduksi es krim di Indonesia. Setiap produsen bersaing dan berupaya untuk memberikan produk yang bervariasi sehingga dapat menarik minat konsumen. Banyaknya pesaing di Industri es krim membuat perusahaan dalam Industri ini berkompetisi untuk meraih pangsa pasar (Market Share) tertinggi dengan cara melakukan strategi baru agar dapat bersaing dengan merek lainnya. Berikut Tabel 1.2 pangsa pasar (Market Share) es krim di Indonesia

(13)

TABEL 1.2

MARKET SHARE ES KRIM DI INDONESIA

TAHUN 2012-2013

No Merek 2012 2013

1 PT. Unilever Indonesia 70,7% 68,0% 2 PT. Campina Ice Cream Industry 26,1% 28,4% 3 PT. Diamond Cold Storage Indonesia 0,9% 1,0% Sumber: Marketing No. 04/XI/April 2011 dan SWA 09/XXIX/

25 April-7 Mei 2013

Berdasarkan Tabel 1.2, PT. Unilever Indonesia dengan merek Wall’s mengalami penurunan pangsa pasar (Market Share) disetiap tahunnya, yaitu dari tahun 2012 sebesar 70,7 persen, mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 68,0 persen. Penurunan pangsa pasar di setiap tahunnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga dapat berdampak negatif terhadap perusahaan. Apabila keputusan pembelian terhadap suatu produk menurun maka akan mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perusahaan harus membuat strategi baru agar dapat bersaing di pasaran dan meningkatkan penjualan. Selain menurunnya Market Share, es krim Wall’s juga mengalami penurunan Top Brand Index (TBI) disetiap tahunnya seperti yang disajikan dalam Tabel 1.3.

TABEL 1.3

TOP BRAND INDEX (TBI)

KATEGORI ES KRIM DI INDONESIA TAHUN 2011-2013

Brand 2012 2013

Wall’s 72,4% 69,86% Campina 17,9% 16,77% Magnum 5,2% 6,87%

Conello 1,3% 1,58% Diamond 1,1% 1,48% Sumber: www.topbrand-award.com

(14)

mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 69,86 persen. Penurunan Top Brand Index (TBI) Wall’s menunjukan bahwa Wall’s sebagai pilihan utama

konsumen mulai berkurang dan hal ini dapat mengancam penjualan Wall’s. Data penurunan Top Brand Index (TBI) juga diperkuat dengan temuan adanya indikasi rendahnya penjualan es krim Wall’s di Mini Market Kecamatan Cikajang melalui pra penelitian yang dilakukan di Mini Market Kecamatan Cikajang yang menjual produk es krim Wall’s. Berikut Tabel 1.4 tentang data penjualan es krim Wall’s di Mini Market Kecamatan Cikajang.

TABEL 1.4

DATA PENJUALAN ES KRIM DI MINI MARKET KECAMATAN CIKAJANG-GARUT

TAHUN 2012-2013

No Brand Jumlah Item

2012 2013

1 Wall’s 6.650.930 6.136.790

2 Campina 4.504.170 4.906.770 3 Diamond 3. 748.470 4.194.320

JUMLAH 14.903.570 15.237.880

Sumber: Hasil Pra penelitian 2014

(15)

masalah keputusan pembelian pada konsumen yang mulai beralih ke produk lain, hal ini berdampak pada penurunan keuntungan yang diperoleh pihak perusahaan.

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk menjadi salah satu hal yang dianggap penting untuk diperhatikan oleh setiap pemasar, karena hal tersebut merupakan suatu langkah awal yang menentukan apakah konsumen akan benar-benar membeli produk atau tidak, dimana ini dapat berubah-ubah dengan cepat sesuai dengan pengaruh yang berasal dari dalam ataupun dari luar dirinya.

Keputusan untuk membeli juga timbuh karena adanya penilaian yang objektif atau dorongan emosi konsumen sehingga perusahaan diharapkan mampu memberikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen sehingga dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan menjadi market leader di pasaran. Keputusan pembelian es krim Wall’s sangat penting karena keputusan pembelian

dapat mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan tersebut, jika keputusan pembelian menurun maka perusahaan akan mengalami penurunan penjualan yang mengakibatkan kerugian dan kebangkrutan.

Menurut Peter dan Olson (2013:18) “Perilaku konsumen sebagai dimanika

interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Hal itu juga mencakup segala hal pada lingkungan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan dan tindkan tersebut”.

(16)

menggunakan dan membuang barang, jasa, ide atau pengalamannya demi memuaskan kebutuhan dan keinginan. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen antara lain yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi. Masing-masing faktor tersebut membentuk suatu kesatuan tentang bagaimana manusia berperilaku dalam kehidupan ekonominya.

Keputusan untuk membeli muncul dengan adanya budaya yang merupakan penentu suatu keinginan dan perilaku paling dasar, selain itu juga faktor sosial karena suatu kelompok dalam masyarakat juga keluarga dapat mepengaruhi perilaku pembelian seseorang, faktor pribadi diantaranya siklus hidup, usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian seseorang. Sedangkan, faktor psikologi dimana keputusan untuk membeli seseorang akan timbul dengan adanya penilaian objektif atau karena dorongan emosi, keputusan untuk bertindak adalah hasil dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental emosional. Proses untuk menganalisa, merasakan dan memutuskan pada dasarnya adalah sama seperti seorang individu dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan menentukan suatu produk mana yang akan di beli.

(17)

yang di anggap lebih baik sehingga berdampak menurunnya reputasi perusahaan dan penurunan penjualan pada merek tersebut.

Menurunnya kepuasan konsumen dan banyaknya kompetitor mengakibatkan terjadinya penurunnya pembelian pada produk es krim Wall’s. Untuk menangani hal tersebut, es krim Wall’s membuat suatu strategi pembentukan merek salah

satunya dengan melakukan Co-Branding. Strategi ini yaitu suatu kerjasama yang dilakukan oleh dua perusahaan atau lebih untuk menghasilkan suatu produk baru.

Pembentukan strategi Co-Branding yang dilakukan perusahaan yang sudah dikenal masyarakat secara baik memberikan pengaruh positif pada produk baru yang dikeluarkan. Menurut Ueltchsy, et. al (2008:3) mengutarakan “konsumen

lebih memilih produk Co-Branding baru yang dapat secara jelas dikaitkan dengan salah satu merek dalam kemitraan yang telah dianggap jelas”.

(18)

TABEL 1.5

STRATEGI CO-BRANDING WALL’S

Strategi Implementasi

Wall’s dengan Buavita 2011

 Wall’s melakukan Co-Branding dengan merek Buavita yang merupakan es krim dari jus buah segar dengan potongan buah di dalamnya dengan empat varian rasa yaitu anggur, kiwi, mangga, dan strawberry dengan kalori rendah hanya 60-70 Kcal.

 Es krim Wall’s Buavita melakukan segmentasi pasar kaum muda dengan gaya hidup yang sibuk dengan tingkat stress yang tinggi.

 Target pasar es krim Wall’s Buavita adalah remaja atau kaum muda.

 Es krim Wall’s Buavita merupakan es krim dari buah asli yang rendah kalori.

Wall’s dengan Oreo 2013

 Wall’s juga melakukan Co-Branding dengan merek Wall’s Selection Oreo yang merupakan es krim Vanila yang dicampur dengan potongan biskuit Oreo.

 Es krim Wall’s Selection Oreo melakukan segmentasi pasar pada semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa karena Es krim

Wall’s Selection Oreo dikhususkan untuk dinikmati bersama keluarga sehingga terjalin komunikasi antar setiap anggota keluarga.

 Target pasar es krim Wall’s Selection Oreo adalah untuk semua kalangan dan semua umur.

 Es krim Wall’s Selection Oreo merupakan es krim vanilla oreo yang cocok dinikmati bersama keluarga.

Sumber: www.unilever.co.id, 8 September 2014 jam 14.00

Berdasarkan Tabel 1.5, es krim Wall’s terus melakukan inovasi baru disetiap tahunnya yaitu dengan mengeluarkan produk-produk baru sehingga membuat konsumen tidak merasa jenuh dengan produk tersebut. Selain itu juga Wall’s

(19)

Co-Branding adalah suatu stategi aliansi dimana satu produk atau jasa secara

bersamaan diberi dua merek atau lebih. Secara garis besar tujan dari Co-Branding adalah meningkatkan tingkat ekuitas merek dengan menggabungkan kekuatan merek-merek yang berkolaborasi. Ada beberapa variasi Branding yaitu Co-Branding Vertikal dan Co-Co-Branding Horizontal. Co-Co-Branding Vertikal yaitu

dimana bahan pembuat atau komponen dari suatu produk memiliki merek tersendiri seperti Wall’s dengan Oreo, sedangkan Co-Branding Horizontal yaitu melibatkan dua merek atau lebih yang posisinya sejajar atau Industri yang sama seperti Sony dengan Ericsson. (www.topbrand-award.com, 20 Maret 2014 Jam 21.41)

Kotler dan Amstrong (2011:262) mendefinisikan “Co-Branding adalah

praktek menggunakan nama-nama merek mapan dari dua perusahaan yang berbeda pada produk yang sama”. Co-Branding dapat menghasilkan penjualan

yang lebih besar dari pasar sasaran yang ada dan juga membuka peluang tambahan bagi konsumen karena merupakan gabungan dari dua produk yang terkenal.

Wall’s melakukan strategi Co-Branding dengan biskuit Oreo karena biskuit

(20)

TABEL 1.6

TOP BRAND INDEX (TBI) KATEGORI BISKUT (BUKAN WAFER)

TAHUN 2012-2013

Brand 2012 2013

Biskuat 28,7% 16,3%

Roma 24,2% 23,8%

Khong guan 7,9% 17,5%

Oreo 5,6% 6,4%

Better 4,1% 1,9%

Good time 4,0% 4,0%

Monde 3,6% 7,0%

Nissin 3,3% 5,1%

Regal 2,6% 2,2%

Sumber: www.topbrand-award.com

Tabel 1.6 menunjukan bahwa biskuit Oreo mengalami kenaikan Top Brand Index (TBI) yaitu pada tahun 2012 sebesar 5,6 persen mengalami kenaikan pada

tahun 2013 menjadi 6,4 persen. Meskipun biskuit Oreo tidak menduduki peringkat pertama atau market leader dalam kategori biskuit akan tetapi biskuit Oreo membuktikan eksistensinya dipasaran dengan meningkatnya Top Brand Index (TBI) pada tahun 2013.

Tujuan dilakukannya Co-Branding yaitu untuk menghasilkan produk baru yang berbeda, selain itu juga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Kotler (2010:322) mendefinisikan Co-Branding sebagai dua atau lebih merek yang dikenal dan dikombinasikan dalam penawaran dimana satu sama lain saling memperkuat dan berharap dapat perhatian dari konsumen baru sehingga merangsang keputusan pembelian..

(21)

memuaskan kebutuhan konsumennya. Co-Branding yang dilakukan oleh es krim Wall’s bertujuan untuk mempengaruhi keputusan pembelian sehingga konsumen

melakukan pembelian dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan Wall’s.

Menurut Keller (2008:361) mengatakan:

Co-Branding can generate sales from the existing target market as open additional opportunities with the new consumers and chanel. Co-Branding also may be a valuable mean to learn about consumers and how other companies approach them.

Co-Branding dapat meningkatkan penjualan melalui pasar sasaran yang

sudah ada dan membuka peluang bagi konsumen dan jaringan baru. Co-Branding juga memiliki arti yang bernilai untuk belajar mengenai konsumen dan bagaimana perusahaan lain melakukan pendekatan pada konsumen.

Tujuan dilakukannya Co-Branding selain untuk meminkatkan pemasaran perusahaan juga bermanfaat untuk menarik perhatian konsumen sehingga membeli produk yang dikeluarkan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa perlu mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Co-Branding pada es krim Wall’s dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Maka penulis bermaksud

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Co-Branding Terhadap

Keputusan pembelian” (Survei Pada Mini Market Penjual Wall’s Selection Oreo di Kecamatan Cikajang-Garut)”

1.2Identifikasi Masalah

(22)

bagi konsumen karena merupakan penggabungan dua produk yang terkenal di pasaran.

Menurut Kotler (2010:322) mendifinisikan bahwa Co-Branding sebagai dua atau lebih merek yang dikenal dn dikombinasikan dalam penawaran dimana satu sama lain saling memperkuat dan berharap dapat perhatian dari konsumen baru sehingga merangsang keputusan pembelian.

Market Share es krim Wall’s mengalami penurunan di setiap tahunnya, hal ini dikarenakan adanya persaingan yang terjadi pada produsen es krim di Indonesia, sehinga menyebabkan terjadinya keputusan pembelian konsumen yang membeli es krim Wall’s mengalami penurunan.

Berdasarkan latar belakang masalah dari penelitian ini dapat diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut.

Persaingan yang terjadi pada kategori es krim diikuti dengan hadirnya beragam produk baru menyebabkan terjadinya penurunan

Market Share es krim Wall’s di pasaran, oleh sebab itu setiap

produsen es krim melakukan strategi baru untuk meningkatkan Ekuitas mereknya dan diharapkan tetap bertahan dipasaran. Salah satu strategi yang dilakukan oleh es keim Wall’s yaitu dengan melakukan strategi Co-Branding yang dilakukan oleh Wall’s dengan Oreo yang diharapkan mampu menjadi strategi bersaing yang paling efektif sehingga diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk melakukan keputusan pembelian es krim Wall’s.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah untuk diteliti sebagai berikut:

(23)

2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian terhadap es krim Wall’s Selection Oreo

3. Bagaimana pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian es krim Wall’s Selection Oreo

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Gambaran kinerja Co-Branding pada produk es krim Wall’s Selection Oreo

2. Gambaran keputusan pembelian pada produk es krim Wall’s Selection Oreo

3. pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian es krim

Wall’s Selection Oreo

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktik sebagai berikut:

(24)

2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis, yaitu dapat memberikan masukan kepada produk es krim Wall’s dari PT. Unilever Indonesia dan memberikan informasi yang bermanfaat mengenai pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian guna peningkatan perusahaan selanjutnya.

(25)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:38) mengutarakan “Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian ini meneliti pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian pada produk Es Krim Wall’s Selection Oreo. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) adalah Co-Branding (X) yang terdiri dari Adequate Brand Awareness, Brand is Sufficiently

Strong, Favorable, Unique association, Positive consumer judgment, dan Positive

consumer feelings. Kemudian variabel tidak bebas (dependent varible) yang

dijadikan objek penelitian adalah keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian dan metode pembayaran.

(26)

Metode penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional Method karena penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun. Menurut Malhotra (2009:101) mengemukakan “Cross Sectional Method adalah pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu tertentu. Sehingga dalam peneliatian yang menggunakan metode ini yang dapat digambarkan merupakan kegiatan pada saat tertentu. Selanjutnya berdasarkan fakta tersebut dilakukan penyimpulan mengenai masalah-masalah penelitian yang ingin dibuktikan atau dicari teorinya.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarakan jenis penelitian yang dilakukan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8) mengemukakan “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8), penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data lapangan. Dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik.

(27)

penelitian verifikatif mempunyai tujuan untuk mengetahui kebenaran dengan mengadakan pengujian tentang pengaruh kinerja Co-Branding terhadap keputusan pembelian pada produk Es krim Wall’s Selection Oreo.

Berdasarkan jenis penelitian deskriptip dan verifikatif yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2013:11) menyatakan metode survey adalah :

Metode survei yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, dengan cara mengedarkan kuisioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen)

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penentuan variabel pada penelitian ini menggunakan satu variabel yang menjadi objek penelitian yaitu Co-Branding sebagai variabel bebas (X) yaitu variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat), sedangkan keputusan pembelian yang menjadi variabel tidak bebas (Y) yaitu variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas..

Menurut Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan “Operasionalisasi

(28)

penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel”.

Sugiyono (2013:58) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi Co-Branding (X) yang terdiri dari Adequate Brand Awareness, Brand is Sufficiently Strong, Favorable, Unique association, Positive consumer judgment, Positive consumer feelings

terhadap keputusan pembelian (Y) meliputi pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian, dan metode pembayaran.

Penjabaran operasionalisasi dari variabel-variabel yang diteliti tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

VARIABEL/SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

(29)

VARIABEL/SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO

(30)

VARIABEL/SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

(31)

VARIABEL/SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014 3.2.3 Jenis dan Sumber Data

(32)

1. Data Primer

Menurut Husein Umar (2013:42), “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yan biasa dilakukan peneliti”. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden. Ada dua cara pokok untuk memperoleh data dari responden, yaitu dengan cara komunikasi dengan responden dan melakukan observasi. Komunikasi dengan responden dapat dilakukan dengan cara kuesioner. Kuesioner dapat secara tertulis maupun lisan. Sedangkan observasi dilakukan dengan tanpa pertanyaan.

2. Data Sekunder

(33)

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Jenis Data Sumber Data

1 Pertumbuhan ekonomi global

tahun 2014 Sekunder www.setkab.go.id

2

Pertumbuhan sub sektor industri makanan, minuman dan

tembakau

Sekunder BPS diolah Kemenperin

3 Pertumbuhan industri makanan

dan minuman Sekunder www.kamenperin.go.id

4 Nilai penjulan makanan dan

minuman Sekunder

6 Peluang industri makanan dan

minuman Sekunder SWA 01/XXX/9-22 Januari 2014

7 Konsumsi es krim di Indonesia

2012-2013 Sekunder

SWA 09/XXIX/25 April-7Mei 2013

8 Produsen es krim di Indonesia Sekunder Di olah dari berbagai sumber di internet

Top Brand Index (TBI) kategori

es krim di Indonesia tahun 2011-2013

Sekunder www.topbrand-award.com

11 Strategi produk es krim Wall’s Sekunder www.unilever.co.id 12

Top Brand Index (TBI) kategori

biskuit (bukan wafer) tahun 2012-2013

Sekunder www.topbrand-award.com

13

Data penjualan es krim Wall’s,

Campina dan Diamond di Mini Market kecamatan Cikajang tahun 2012-2013

Primer Pra Penelitian 2014 dan Wawancara

14 Tanggapan responden terhadap

kinerja Co-Branding Primer Responden

15 Tanggapan responden terhadap

keputusan pembelian Primer Responden Sumber: diolah dari berbagai data

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 3.2.4.1Populasi

(34)

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Menurut Husein Umar (2013:77) mengemukakan “Populasi diartikan sebagai wilayan generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yan mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Populasi bukan hanya orang, akan tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek tersebut.

Berdasarkan pengertian populasi, maka yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini adalah jumlah Mini Market yang menjual Es Krim Wall’s Selection Oreo yang berada di Kecamatan Cikajang-Garut yaitu sebanyak 127

Mini Market. (Sumber: Hasil penelitian 2014) 3.2.4.2Sampel

Sugiyono (2013:116) mengemukakan “Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dengan demikian, dari populasi sasaran yang menjadi objek dalam penelitian diambil beberapa perwakilan untuk dijadikan sebagai sampel. Setiap subjek populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

(35)

pengambilan sampel dapat ditolerir atau diinginkan dan dalam pengambilan sampel menggunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Dan rumus tersebut adalah :

Keterangan : n =Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e =Kelonggaran ketelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir(e = 0,1)

Perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

n = 56 responden

Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal atau (n) dalam penelitian ini adalah 56 responden. Agar lebih representatif maka sampel ditambahkan 14, sehingga menjadi 70 responden.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2013:116) “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian". Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) “Teknik pengambilan

, 55 9 = 56

n 2,27

127

n

127 (0,1)2 1

127

 

(36)

sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi sebenarnya”.

Menurut Sugiyono (2013:117) “Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai Probabilitas dan Nonprobability”. Sampel probability adalah tehnik pengambilan sampel yang yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan sampel nonprobability adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk diilih menjadi sampel.

Sampel probability memiliki empat jenis teknik penarikan yaitu Simple Random Sampling, Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate

Stratified Random Sampling, Area (Cluster) Sampling (sampling menurut daerah).

Sedangkan sampel nonprobability memiliki enam jenis teknik penarikan yaitu Sampling sistematis, Sampling kuota, Sampling incidental, Purposive sampling,

Sampling jenuh, Snowball sampling.

(37)

probabilitas yang sama dikenal dan seleksi. Selanjutnya, setiap sampel yang mungkin dari suatu ukuran tertentu (n) memiliki probabilitas yang sama dikenal dan menjadi sampel benar-benar dipilih. Implikasi dalam prosedur sampling acak adalah bahwa setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen lain”. 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Tenik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi Kepustakaan

Teknik ini dilakukan oleh peneliti dalam mendapatkandata dan informasi yang sesuai dengan dengan masalah yang diteliti. Data dan informasi ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, media cetak dan media elektronik (internet).

2. Observasi

(38)

3. Kuesioner (angket)

Kuesioner/angket adalah alat pengumpul data yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden. Sugiyono (2013:199), “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang berhubungan dengan penelitian untuk ditujukan kepada responden. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai Co-Branding (X) terhadap keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo (Y). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.

Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut: a) Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

(39)

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalaha yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap mula maupun dengan menggunakan telepon. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara atau berbicara langsung dengan narasumber dari pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan mendapat gambaran yang jelas secara menyeluruh.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai peran penting, hal ini karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti dan berfungsi dalam membentuk hipotesis. Selain itu benar tidaknya data tergantung baik tidaknya pengumpulan data.Instrument yang penting dalam memenuhi persyaratan data adalah valid dan reliable. Uji validitas dan reliablitas pada penelitian ini dilaksanakan menggunakan software SPSS (Statistical Product For Service Solution) 21 For Window.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu menunjukan apa yang akan diukur. Setiap item yang telah disusun dalam kuesioner harus mengukur apa yang ingin diukur oleh peneliti.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan “Validitas adalah

(40)

instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih berarti memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya jika instrument yang kurang valid maka validitas tersebut rendah”.

Adapun untuk menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total kuesioner dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto 2009: 146)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

X = Jumlah skor dalam distribusi X

Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

 2

X = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

 2

Y = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur.Dari penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen Co-Branding (X) dan keputusan pembelian (Y).

Hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan yaitu dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows, menunjukan bahwa pertanyaan dalam

r =

∑ ∑ ∑

(41)

kuesioner valid. Berikut Tabel 3.3 hasil uji validitas variabel Co-Branding (X) pada penelitian ini yang disajikan sebagai berikut.

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS CO-BRANDING

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Co-Branding

1. Adequate Brand Awareness (Kesadaran merek yang memadai)

1 Pengenalan konsumen pada produk es krim

Wall’s Selection Oreo 0,714 0,468 Valid

2 Pengenalan produk es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan kepercayaan konsumen atas merek tersebut

0,647 0,468 Valid 2. Brand is Sufficiently Strong (Merek yang cukup kuat)

3 Merek Wall’s dan Oreo memiliki kekuatan

di benak konsumen 0,588 0,468 Valid

4 Produk es krim Wall’s Selection Oreo

memiliki kekuatan di benak konsumen 0,698 0,468 Valid 3. Favorable (Perasaan mendukung atau memihak)

5 Kepercayaan konsumen pada merek Wall’s

dan Oreo 0,508 0,468 Valid

6 Kepercayaan konsumen pada produk es

krim Wall’s Selection Oreo 0,556 0,468 Valid 4. Unique Association (Penggabungan yang unik)

7 Keunikan produk es krim Wall’s Selection

Oreo 0,711 0,468 Valid

8 Keunikan rasa pada produk es krim Wall’s

Selection Oreo 0,702 0,468 Valid

5. Positive Consumer Judgment (Penilaian positif dari konsumen) 9 Penilaian konsumen terhadap Co-Branding

yang dilakukan Wall’s dan Oreo 0,723 0,468 Valid

10 Penilaian konsumen terhadap produk es

krim Wall’s Selection Oreo 0,550 0,468 Valid 6. Positive Consumer Feelings (persepsi positif dari konsumen)

11

Kecocokan diantara dua merek yang melakukan Co-Branding antara Wall’s dengan Oreo

0,643 0,468 Valid

12 Kesamaan keunggulan produk antara Wall’s

dengan Oreo 0,698 0,468 Valid

(42)

(20-2=18) dengan menggunakan program SPSS 21.0 for Windows menunjukan bahwa setiap item pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid, dikarenakan skor rhitung lebih besar apabila dibandingkan dengan rtabel yang

bernilai 0,468.

Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrument variabel Co-Branding dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi Positive Consumer Judgment dengan item pertanyaan Penilaian konsumen terhadap Co-Branding

yang dilakukan Wall’s dan Oreo sebesar 0,723. Sedangkan nilai terendah diperoleh pada dimensi Kepercayaan konsumen pada merek Wall’s dan Oreo sebesar 0,508. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukan bahwa semua item bernilai valid sehingga layak untuk dilakukan penelitian.

Pada hasil pengujian instrument untuk variabel Co-Branding dilakukan pula penujian validitas untuk variabel keputusan pembelian, Berikut Tabel 3.4 menunjukan hasil uji validitas untuk variabel keputusan pembelian yang dijadikan sebagai variabel Y pada penelitian ini.

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN PEMBELIAN

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Keputusan Pembelian 1. Pilihan Produk

1 Keunggulan produk es krim Wall’s

Selection Oreo dibandingan denganproduk es krim yang lain

0,790 0,468 Valid 2 Manfaat produk es krim Wall’s

SelectionOreo dibandingan denganproduk es krim yang lain

0,768 0,468 Valid 2. Pilihan Merek

3 Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan pada

(43)

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Keputusan Pembelian

4 Ketertarikan konsumen pada produk es

krim Wall’s Selection Oreo 0,475 0,468 Valid 3. Pilihan Penyalur

5

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan kemudahan mendapatkan produk

0,830 0,468 Valid

6

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan kemudahan lokasi penjual es krim ketersediaan barang atau produk Wall’s Selection Oreo

0,851 0,468 Valid

4. Jumlah Pembelian 10

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan banyaknya produk yang akan dibeli

0,661 0,468 Valid

11

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan ketersediaan produk

0,597 0,468 Valid 5. Waktu Pembelian

12

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan

0,881 0,468 Valid

13

Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan waktu pembelian

0,706 0,468 Valid 6. Metode Pembayaran

14

Keputusan pembelian Wall’s Selsection Oreo berdasarkan metode pembayaran tunai

0,822 0,468 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014(Menggunakan SPSS 21.0For Windows)

Hasil pengujian instrumen dilakukan pada 20 responden untuk variabel keputusan pembelian juga menggunakan bantuan program SPSS 21.0 for Windows yang menunjukan bahwa setiap item pertanyaan yang diajukan kepada

responden dinyatakan valid, dikarenakan skor rhitung lebih besar apabila

dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,468.

(44)

waktu pembelian dengan item pertanyaan Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan kesesuaian dengan kebutuhan sebesar 0,881.

Sedangkan nilai terendah diperoleh pada dimensi pilihan merek dengan item pernyataan Keputusan pembelian Es krim Wall’s Selection Oreo berdasarkan pada kesesuaian harga dengan nilai sebesar 0,475. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukan bahwa semua item bernilai valid sehingga layak untuk dilakukan penelitian.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Selain dilakukan uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas. Tujuannya yaitu untuk mengetahui sejauh mana alat ukur kuesioner yang dibuat dapat dipercaya. Reliabilitas berkaitan dengan akurasi dan ketepatan suatu alat ukur untuk mengukur karena instrumennya sudah baik. Menurut Sugiyono (2010:172) mengemukakan bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur suatu kuesioner dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu”.

(45)

penelitian dilakukan dengan rumus cronbach alpha. Rumus cronbach alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian, adapun rumusnya sebagai berikut.

(Husein Umar, 2013:170) Keterangan:

= Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal = Deviasi standar total

= Jumlah deviasi standar butir Sedangkan rumus variansnya adalah:

(Husein Umar, 2013:172) Keterangan:

n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika koefisian internal seluruh item (r11)>rtabel dengan tingkat signifikasi 5%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisian internal seluruh item (r11) rtabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

(46)

didapat nilai r tabel sebesar 0,468. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan

dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.5 sebagai berikut.

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1. Co-Branding 0,867 0,468 Reliabel

2. Keputusan Pembelian 0,915 0,468 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014 (Menggunakan SPSS 21.00 For Windows) 3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasar variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh co branding dan penetapan harga terhadap keputusan pembelian.

Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Menyusun Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data dan pengisian data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

2. Menyeleksi Data

(47)

3. Tabulasi Data

a. Memberi skor pada setiap item

Dalam penelitian ini akan diteliti Pengaruh Kinerja Co-Branding (X) terhadap keputusan pembelian (Y), dengan skala pengukuran menggunakan skala semantic differensial. Menurut Sugiyono (2013:138), Skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawabannnya sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak pada kiri garis atau sebaliknya. Data yang di peroleh adalah data interval. Responden yang memberi penilaian dengan angka 7, berarti sangat positif, sedangkan bila memberi jawaban angka 4 berarti netral bila memberi angka 1 berarti persepsi responden terhadap pertanyaan itu sangat negatif”.

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperlihatkan pada Tabel 3.6 berikut:

TABEL 3.6

SKOR ALTERNATIF JAWABAN PERTANYAAN POSITIF

Alternatif

Jawaban Setuju

Rentang Jawaban

Tidak Setuju

7 6 5 4 3 2 1

Positif 7 6 5 4 3 2 1

Sumber: Modifikasi dari Husein Umar (2008:99) b. Menjumlahkan skor pada setiap item

(48)

3. Pengujian Hipotesis

Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis verifikatif dengan meggunakan regresi linier sederhana..

3.2.7.1Rancangan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif serta digunakan untuk melihat faktor penyebab. Data mentah yang telah terkumpul dari hasil kuesioner atau survei lapangan harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai Co-Branding. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil kuesioner dapat

dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain

1. Analisis deskriptif Variabel X (Co-Branding)

Variabel X terfokus pada penelitian terhadap Adequate Brand Awareness, Brand is Sufficiently Strong, Favorable, Unique association, Positive

(49)

2. Analisis deskriptif Variabel Y (Keputusan Pembelian)

Variabel Y yang diteliti terfokus pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, jumlah pembelian, waktu pembelian, dan metode pembayaran.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

TABEL 3.7

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN No Kriteria Penafsiran Keterangan

1 0% Tidak Seorang pun

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% -99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985:184)

3.2.7.2Rancangan Analisis Verifikatif Menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknis analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh kinerja Co-Branding (X) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu menggunakan analisis

regresi linier sederhana. Sebelum melakukan analisis regresi linier sederhana perlu melakukan terlebih dahulu uji asumsi. Uji asumsi yang dilakukan diantaranya uji normalitas, uji linieritas, dan analisis korelasi.

1. Uji Normalitas

(50)

sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi darimana data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis parametrik. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot. Suatu model regresi memiliki data berdistribusi normal

apabila sebaran datanya teletak di sekitar garis diagonal pada Normal Probability Plot yaitu dari kiri bawah ke kanan atas.

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak digunakan cara membaca interpretasi grafik yaitu data berdistribusi normal jika semua pencaran titik-titik yang diperoleh berada disekitar garis lurus.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual terdistribusi normal Ha : Data residual terdistribusi tidak normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha di terima. 2. Uji Linieritas

(51)

variabel Y. Uji Linieritas dimaksudkan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah besar atau tidak.

Pengujian Linieritas data dapat dibuktikan melalui test Ftest. Berdasarkan

tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji ANOVA atau Ftest

sedangkan besarnya Ftabel diperoleh dengan melihat tabel F melalui derajat

kebebasan (dk = n – 2) dengan taraf kesalahan (a)=0,05. Dengan kriteria, tolak hipotesis model regresi linier jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya data linier.

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Menurut Albert Kurniawan (2010:43) mengemukakan “Regresi linier

sederhana adalah sebagai pengaruh antara dua variabel saja, dimana terdiri dari variabel independent atau bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”.

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal variabel independen yaitu Co-Branding dengan satu variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian.

Persamaan umum regresi linear sederhana adalah :

(Sugiyono, 2009: 270)

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

(52)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:

a. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b, yaitu: ∑Xi, ∑Yi, ∑XiYi, ∑Xi2, ∑Yi2

.

b. Mencari koefisien regresi a dan b dengan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2009:272) sebagai berikut:

Nilai a dan b pada persamaan regresi linier dapat dihitung dengan rumus:

(Sugiyono, 2009:272)

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

b. Analisis Korelasi

Tujuan perhitungan dengan menggunakan analisis korelasi adalah untuk mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel

(53)

terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika:

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negative (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

penentuan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of Correltion) yaitu:

(Suharsimi Arikunto, 2009:146) Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan pada Tabel 3.8 sebagai berikut: TABEL 3.8

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2013:184)

r =

∑ ∑ ∑

(54)

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh Co-Branding (variabel X) terhadap Keputusan Pembelian (variabel Y). Hasil dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas presentase dari determinasi.

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(Riduwan, 2010:81)

Keterangan :

KD = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi

Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan pada Tabel 3.9 sebagai berikut

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI

Interval Koefisien Hubungan

0% - 19,99% Sangat Lemah

20%- 39,99% Lemah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2010: 214) 3.2.8 Rancangan Uji Hipotesis

Perumusan hipótesis penelitian merupakan langkah dalam suatu penelitian, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelian. Rancangan analisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistik yang tepat. Untuk mencari antara hubungan dua

KD =

 

100 %

2

(55)

variabel atau lebih dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.

Menurut Sugiyono (2012:221), kebenaran suatu hipótesis dibuktikan melalu data-data yang terkumpul secara statistik hipótesis diartikan sebagai pertanyaan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variable yaitu Co-Branding (X), sedangkan dependent variable adalah keputusan pembelian (Y) dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang digunakan adalah melalui perhitungan análisis regresi linier sederhana untuk ke dua variabel tersebut.

Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antar variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel, yaitu dengan menggunakan

rumus distribusi student (tstudent). Rumus daritstudentadalah:

Adapun rumusnya adalah:

Sugiyono, 2009: 250 Keterangan :

t = distribusi student

r = koefisien korelasi product moment n = banyaknya data

(56)

Pada taraf kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu pihak kanan. Secara statistik hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

a. H0 :ρ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif antara Pengaruh Kinerja

Co-Branding terhadap keputusan pembelian pada Es krim Wall’s Selection Oreo

b. Ha:ρ ˃ 0, artinya terdapat pengaruh positif antara Pengaruh Kinerja

Gambar

GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN SUB SEKTOR INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN
GAMBAR 1.2 NILAI PENJUALAN MAKANAN DAN MINUMAN
TABEL 1.1 PRODUSEN ES KRIM DI INDONESIA
TABEL 1.3 TOP BRAND INDEX
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tentang latar belakang penelitian dari fokus penelitian yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Untuk dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan maka pekerjaan yang diberikan harus menarik, penuh tantangan dan tidak bersifat rutin.Pekerjaan yang

Dari paparan di atas yang terdiri dari beberapa hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa memang terdapat korelasi positif diantara status sosial ekonomi

Kesimpulan dari hasil penelitian dari 4 variabel yamg diteliti memiliki hubungan antara umur, paritas, anemia dan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir

Aliran proses kerja terperinci bagi Pusat Tanggungjawab (PTJ) yang telah menerima dokumen asal untuk pembayaran dari pembekal/kontraktor/staf atau permohonan pembelian melalui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media kultur jaringan dalam perbanyakan PLBs, pertumbuhan planlet, dan aklimatisasi Phalaenopsis

Keempat unit utama Jarlitbangdikbud saling bersinergi dalam merumuskan isu-isu strategis yang merupakan gabungan dari prioritas kebijakan nasional ( topdown ) serta