PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEMORI OTOBIOGRAFI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2
Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana
Pendidikan di Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Cahyaning Syafa Mawarni 1102945
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEMORI OTOBIOGRAFI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2
Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Cahyaning Syafa M.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Cahyaning Syafa M. Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEMORI OTOBIOGRAFI
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2
Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)
oleh
Cahyaning Syafa M. NIM 1102945
disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. NIP 196012161986032001
Pembimbing II,
Rosita Rahma, M.Pd. NIP 19850302201212200
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
Universitas Pendidikan Indonesia,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR HAK CIPTA
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 8
1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
1.6 Definisi Operasional ... 10
1.7 Struktur Organisasi Skripsi ... 10
BAB 2 TEKNIK SHOW NOT TELL DENGAN MEMORI OTOBIOGRAFI DAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK 2.1 Teknik Show Not Tell dengan Memori Otobiografi ... 13
2.1.1 Pengertian Teknik Show Not Tell ... 13
2.1.2 Memori Otobiografi ... 15
2.2 Teknik Show Not Tell dengan Memori Otobiografi dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek ... 17
2.3 Keterampilan Menulis ... 22
2.3.1 Pengertian Keterampilan Menulis ... 22
2.3.2 Tujuan Menulis ... 22
ix
2.3.4 Prinsip Menulis ... 25
2.3.5 Ciri-ciri Tulisan yang Baik ... 25
2.4 Pembelajaran Menulis ... 27
2.5 Cerita Pendek ... 27
2.5.1 Pengertian Cerita Pendek ... 27
2.5.2 Unsur dan Struktur Cerita Pendek ... 28
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 33
3.2 Partisipan ... 34
3.3 Populasi dan Sampel ... 36
3.3.1 Populasi ... 36
3.3.2 Sampel ... 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.4.1 Instrumen Penelitian ... 38
3.4.1.1 Instrumen Perlakuan ... 38
3.4.1.2 Intrumen Tes ... 47
3.4.1.2.1 Lembar Soal ... 47
3.4.1.2.2 Kriteria Penilaian Cerita Pendek ... 48
3.4.1.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 53
3.5 Prosedur Penelitian ... 59
3.6 Hipotesis Penelitian ... 60
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 61
3.7.1 Analisis Data Pretest dan Posttest ... 62
3.7.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 62
3.7.3 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 63
3.7.3.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 63
3.7.3.2 Uji Homogenitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 64
3.7.5 Uji Hipotesis ... 64
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 67
4.2 Deskripsi dan Analisis Data Hasil Observasi ... 71
4.3.1 Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 74
4.3.1.1 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 74
4.3.1.2 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 77
4.3.1.3 Analisis Cerpen sebagai Contoh Penilaian ... 79
4.3.1.3.1 Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 79
4.3.1.3.2 Analisis Data Posttest Kelas Eksperimen ... 83
4.3.1.4 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 87
4.3.1.5 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 89
4.3.1.6 Analisis Cerpen sebagai Contoh Penilaian ... 92
4.3.1.6.1 Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 92
4.3.1.6.2 Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 96
4.3.2 Analisis Data Kuantitatif ... 100
4.3.2.1 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest ... 100
4.3.2.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 100
4.3.2.1.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Eksperimen ... 101
4.3.2.1.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Pretest Kelas Kontrol .. ... 104
4.3.2.1.1.3 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Eksperimen ... 107
4.3.2.1.1.4 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Posttest Kelas Kontrol . ... 110
4.3.2.1.2 Uji Normalitas ... 113
4.3.2.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 114
4.3.2.1.2.2 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 114
4.3.2.1.2.3 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 115
4.3.2.1.2.4 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 116
4.3.2.1.3 Uji Homogenitas ... 116
4.3.2.1.3.1 Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol…. ... 117
xi
4.3.2.2 Uji Hipotesis ... 119 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 125 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 129 5.2 Saran ... 130 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ... 34
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 36
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 37
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek ... 48
Tabel 3.5 Kategori Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Berdasarkan Skala Nilai ... 53
Tabel 3.6 Format Observasi Guru dan Siswa ... 53
Tabel 3.7 Tingkat Korelasi Guiltford ... 63
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 75
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 76
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 77
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 78
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 87
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 89
Tabel 4.7 Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 90
Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 91
Tabel 4.9 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 101
Tabel 4.10 Format Penghitungan ANAVA Pretest Kelas Eksperimen ... 103
Tabel 4.11 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 104
Tabel 4.12 Format Penghitungan ANAVA Pretest Kelas Kontrol ... 106
Tabel 4.13 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Eksperimen .... 107
Tabel 4.14 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Eksperimen ... 109
Tabel 4.15 Data Skor Uji Antarpenimbang Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 110
Tabel 4.16 Format Penghitungan ANAVA Posttest Kelas Kontrol ... 113
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 114
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 114
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 115
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 116
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 77
Grafik 4.2 Grafik Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 79
Grafik 4.3 Grafik Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 89
Grafik 4.4 Grafik Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 92
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Tes Menulis Cerita pendek
Lampiran 4 Lembar Penilaian Tes Menulis Cerita Pendek
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Lampiran 6 Cerpen Pretest Kelas Eksperimen
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan salah satu penunjang bagi keberlangsungan kehidupan sosial manusia. Keberadaan bahasa dianggap sebagai kunci proses komunikasi dalam kehidupan bersosialisasi. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dibagi menjadi dua macam, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis adalah bahasa yang penyampaiannya dalam bentuk tulisan, sedangkan bahasa lisan adalah bahasa yang penyampaiannya dalam bentuk ujaran atau ucapan. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa menjadi bagian yang sangat penting untuk diajarkan di sekolah.
Menurut Tarigan (2008, hlm. 1) Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (3) keterampilan menulis. Dalam memperoleh keterampilan bahasa, manusia biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil manusia belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu manusia belajar membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur-tunggal. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Melatih keterampilan berbahasa berarti juga melatih keterampilan berpikir.
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif” (Tarigan, 2008, hlm. 3).
Dalam konteks pembelajaran, menulis merupakan salah satu keterampilan yang paling sulit. Nurgiyantoro (2010, hlm. 422) mengatakan dibandingkan tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis secara umum boleh dikatakan sulit dikuasai karena kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi karangan. Hal itu diperkuat oleh hasil penelitian Alwasilah (2005, hlm. 193) tentang perkuliahan menulis yang menyatakan bahwa dari 212 responden, mayoritasnya (lebih dari 75%) mengungkapkan bahwa menulis dianggap sebagai keterampilan bahasa yang paling sulit dikuasai (43,22%), diikuti oleh keterampilan berbicara (28,64%), menyimak (21,11%), dan membaca (7,04%). Oleh karena keterampilan menulis dikatakan sebagai keterampilan yang paling sulit dikuasai maka keterampilan menulis disertakan dalam pembelajaran di sekolah.
menulis siswa berkaitan dengan teks cerita pendek yaitu kompetensi memproduksi teks cerita pendek yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan. Melihat kompetensi dasar tersebut, pembelajaran menulis cerita pendek tidak hanya diarahkan untuk memahami unsur dan struktur teks cerita pendek saja tetapi juga peserta didik harus mampu mengaplikasikan teori yang didapat dengan menulis cerita pendek sehingga kompetensi mata pelajaran dapat mencapai standar.
penulisan yang berujung pada tidak mampunya siswa mengembangkan isi cerita, apalagi bila dilihat bahwa menulis cerita pendek merupakan kegiatan yang menuntut kreativitas dan daya imajinatif yang tinggi akibatnya siswa menjadi kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis cerita pendek di kelas. Hambatan ini tentunya harus diatasi dengan cara-cara yang mampu menumbuhkan ide awal bagi peserta didik. Guru merupakan salah satu mediator yang efektif bagi menumbuhkan kemampuan menggali ide siswa tentunya dengan menggunakan cara-cara pembelajaran yang tepat.
Sejalan dengan penerapan kurikulum bagi pembelajaran di sekolah, guru sebagai mediator dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan penerapan kurikulum yang ada di sekolah. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2008, hlm. 158) peran guru dalam pembelajaran bahasa khususnya dalam keterampilan menulis sangat penting. Dalam proses pembelajaran, pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi pembelajar untuk mencapai tujuan, pengajar mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas dalam rangka membantu proses perkembangan pembelajar.
dalam menulis cerita pendek harus disiasati dengan cara-cara yang efektif sehingga kesulitan belajar siswa yang berindikasi pada rendahnya hasil belajar mampu diatasi.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa hal krusial yang menghambat proses menulis siswa khususnya menulis cerita pendek muncul dari diri siswa sendiri. Hal itu dikarenakan faktor internal siswa yang sulit menemukan ide awal penulisan dan sulit mengembangkan isi cerita sehingga timbul rasa malas serta kurang tertarik pada pembelajaran menulis teks cerita pendek di kelas. Apabila hal itu dibiarkan maka keterampilan menulis pada siswa akan semakin terpuruk dan sulit diatasi, oleh karena itu salah satu cara mengatasinya yaitu dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh mediator yaitu guru dalam menerapkan metode, media atau teknik yang baru guna memotivasi dan membantu siswa menekuni kegiatan menulis cerita pendek. Disamping itu, siswa juga sulit dalam mengembangkan isi cerita secara optimal, artinya siswa kurang mampu mendeskripsikan cerita secara rinci dan meluas, siswa hanya menceritakan isi cerita seadanya seolah-olah hanya menginformasikan sebuah kejadian saja tanpa menambahkan sisi imajinatif dan ekspresif dalam menulis cerita pendek. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengujicobakan teknik show not tell (menggambarkan/menunjukan bukan memberitahukan/menginformasikan) dengan memori otobiografi dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
Teknik show not tell merupakan bagian dari model pembelajaran Quantum Learning yang dikembangkan oleh Dr. Georgi Lozanov, seorang
pendidik berkebangsaan Bulgeria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai Suggestology atau Suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberi sugesti positif ataupun negatif. Teknik show not tell percaya bahwa peran otak kanan harus lebih didahulukan
langkah untuk membangkitkan energi otak kanan, maka memulainya saja tidak akan bisa. Manusia tidak punya bahan bakar untuk mendorong. Ketiadaan bahan bakar ini dikenal sebagai hambatan penulis. Oleh karena itu, dengan teknik show not tell diharapkan siswa akan mampu mengoptimalkan fungsi otak kanan yang mampu memberikan ide-ide baru dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan khususnya cerita pendek. Alasan manusia untuk menyukai suatu tulisan biasanya terletak pada kata-katanya yang menyebabkan terbentuknya gambaran dalam benak dan meningkatnya perasaan. Penjelasan yang hidup adalah adalah alat yang ampuh bagi para penulis. Salah satu cara terbaik untuk belajar melakukannya dengan cara “Menggambarkan bukan Memberitahukan” (Show Not Tell). Dikembangkan oleh Rebekah Caplan, teknik ini mengambil bentuk “kalimat-kalimat memberi tahu” kemudian mengubahnya menjadi “paragraf-paragraf yang menggambarkan”. Teknik show not tell ini diterapkan dengan bantuan dari memori otobiografi yang
kembali kronologis peristiwa yang terjadi serta mampu mengembangkan imajinasi dan kreativitas yang dituangkan ke dalam cerita.
Berdasarkan pada hal-hal di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan eksperimen penelitian terhadap penulisan cerita pendek dengan menggunakan teknik show not tell dibantu dengan memori otobiografi yang dimiliki siswa. Penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuliana (2011) dengan judul “Efektivitas Teknik „Show Not Tell‟ dalam Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa SMP Kelas VIII-6 di SMP Negeri 16 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011)” dalam penelitiannya mendapati adanya peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat tes awal adalah 54,25 sedangkan pada saat tes akhir nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 64,63. Selain itu, penelitian lain dilakukan oleh Restianty (2012) dengan judul “Upaya Peningkatan Pembelajaran Menulis Cerpen pada Siswa Kelas X dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012) dalam penelitiannya terbukti bahwa teknik show not tell mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen yaitu dengan hasil rata-rata nilai pada siklus I adalah 67,15, siklus II 82,09, dan siklus III adalah 90,43.
Pembelajaran Menulis Cerita Pendek” (Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015). 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Efektivitas teknik show not tell dengan memori otobiografi dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
2) Sulitnya mencari ide penulisan cerita pendek pada siswa sehingga menghambat proses penulisan bahkan pada tahap awal penulisan. 3) Kurangnya kreativitas guru dalam menerapkan teknik yang tepat bagi
pembelajaran menulis cerita pendek.
4) Kurangnya keterampilan menulis cerita pendek pada siswa sehingga menghambat pembelajaran.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada: pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung dengan menggunakan teknik Show Not Tell dengan memori otobiografi.
1.3 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis cerita pendek sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Show Not Tell dengan memori otobiografi di kelas eksperimen?
2) Bagaimana kemampuan siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis cerita pendek sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan teknik Show Not Tell dengan memori otobiografi di kelas kontrol?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menawarkan alternatif teknik dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1) kemampuan siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis cerita pendek sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik show not tell dengan memori otobiografi di kelas eksperimen;
2) kemampuan siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis cerita pendek sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan teknik show not tell dengan memori otobiografi di kelas kontrol; dan
3) Ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoretis
Jika penelitian ini berhasil, maka secara teoretis akan terciptanya alternatif teknik pembelajaran bagi siswa kelas XI dalam menulis cerita pendek.
1.5.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca sebagai berikut.
1) Bagi Siswa
Siswa akan belajar bagaimana menulis cerita pendek dengan menggunakan latar belakang memori otobiografinya.
2) Bagi Guru
cerita pendek dengan menggunakan teknik Show Not Tell dengan memanfaatkan memori otobiografi yang dimiliki siswa.
3) Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat diaplikasikan baik di dalam maupun di luar kegiatan mengajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
4) Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru pada pembaca mengenai teknik pembelajaran dalam bahasa Indonesia di sekolah, khusunya pembelajaran menulis cerita pendek.
1.6 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yakni metode Show Not Tell dengan memori otobiografi dan keterampilan menulis cerita pendek.
Berikut ini merupakan definisi operasional dari kedua variabel tersebut. 1) Teknik Show Not Tell yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
teknik menulis yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek dengan cara mengungkapkan apa yang ada di pikiran lalu memperagakannya bukan hanya memberi informasi. Memori otobiografi adalah kemampuan ingatan manusia terkait hal-hal penting yang pernah terjadi di dalam hidup manusia.
2) Keterampilan menulis cerita pendek adalah keterampilan yang dimiliki manusia untuk memproduksi suatu karya dengan mencurahkan ide, gagasan serta perasaan yang dimilikinya.
1.7 Struktur Organisasi Skripsi
penelitian yang ingin dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis.
Pada BAB II, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai landasan penulis dalam melakukan penelitian baik teori-teori yang berkaitan dengan variabel teks cerita pendek ataupun variabel teknik pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, penulis mencantumkan asumsi yang dirumuskan oleh penulis serta hipotesis yang diajukan oleh penulis.
BAB III yaitu bab metodologi penelitian, pada bagian ini penulis menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian, populasi dan sampel penelitian, rumusan definisi-definisi yang dioperasionalkan yang selanjutnya melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam instrumen penelitian. Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu instrumen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes berupa soal dan kriteria penilaian teks cerita pendek, dan instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Terakhir, dalam BAB ini penulis mencantumkan pula teknik pengolahan data. Pada tahap ini, penulis menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan penulis dalam mengolah data yang sudah dihasilkan sebelumnya.
BAB IV dalam penelitian ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan ini menjabarkan tentang deskripsi proses penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis teks cerita pendek, analisis, data dan pembahasan. Pada bagian pembahasan, penulis mengkorelasikan antara teori yang digunakan dengan data hasil penelitian yang sudah diperoleh, kemudian menghubungkannya dengan hipotesis yang diajukan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Pre-Eksperimen atau quasi experiment atau juga eksperimen semu yang dilaksanakan dengan adanya kelas pembanding (Arikunto, 2010, hlm. 80). Adapun variabel-varibel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Variabel bebas (independen) : Teknik Show Not Tell dengan Memori Otobiografi
2) Variabel terikat (dependen) : Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek
Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode show not tell dengan memori otobiografi pada dua kelompok siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan.
Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis
dan logis untuk menjawab pertanyaan:”jika sesuatu dilakukan pada kondisi -kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” dalam hal ini peneliti memanipulasi suatu perlakuan, stimulus atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi (Syamsudin, 2011, hlm. 150).
Tabel 3.1
Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
K O3 Y O4
(Sugiyono, 2012, hlm. 76) Keterangan:
E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol
O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen
O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen
X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi
Y : Perlakuan pada kelompok kontrol berupa penerapan metode langsung yang dipakai oleh guru di sekolah
O3 : Uji awal pada kelompok kontrol
O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol
3.2 Partisipan
Kartika XIX-2 memiliki telepon genggam yang canggih maka dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru mereka seringkali menggunakan telepon genggam untuk mencari jawaban latihan. Seiring dengan perkembangan zaman sesungguhnya penggunaan telepon genggam di dalam proses pembelajaran sangat membantu untuk memperluas pengetahuan, akan tetapi dari hasil pengamatan peneliti selama mengajar kebanyakan dari siswa tidak menyaring kembali jawaban yang didapat dari internet dan seolah-olah menjadikan jawaban itu sebagai karyanya. Dikhawatirkan dengan adanya fenomena ini siswa menjadi terbiasa dengan perbuatan plagiat. Hal lain yang mendasari pemilihan SMA Kartika XIX-2 sebagai partisipan dan lokasi penelitian dikarenakan sekolah ini berada di lingkungan perkotaan yang terdiri dari berbagai macam kalangan siswa baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Oleh karena beberapa pertimbangan di atas maka peneliti memilih SMA Kartika XIX-2 Bandung sebagai partisipan dan lokasi penelitian untuk menerapkan teknik show not tell dengan memori otobiografi.
Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas XI MIA sebagai kelas eksperimen dan XI IS 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada kelas eksperimen sebanyak 29 siswa, terdiri atas 14 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan. Sementara, pada kelas kontrol jumlah siswa adalah 30 siswa yang terdiri atas 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan. Jumlah total siswa yang digunakan sebagai sampel sebanyak 59 orang dari jumlah populasi 93 orang.
Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun tim penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Hernawati, S.Pd, Frida Sri Meilani, dan Rika Karlina Permatasari. Penilai pertama yaitu Hernawati, S.Pd merupakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Penilai kedua dan ketiga merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tim penilai ini bertugas untuk menilai hasil pretest dan posttest kemampuan menulis teks cerita pendek siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah sekelompok objek atau subjek yang dapat dijadikan sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa manusia, gedung, nilai ujian, benda-benda dan sebagainya. Di samping itu, Margono (2009, hlm. 118) menyimpulkan bahwa: “Jadi, populasi berhubungan
dengan data, bukan manusianya.”. Oleh karena penelitian ini dimaksudkan pada
pembelajaran menulis cerita pendek yang tentu saja berhubungan dengan proses belajar mengajar maka sasaran yang dipilih peneliti merupakan siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Jumlah seluruh siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung adalah 93 siswa, yang terdiri dari 48 siswa laki-laki dan 45 siswa perempuan. Berikut ini adalah data sebaran siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan
Laki-laki Perempuan
XI MIA 14 15 29
XI IS 1 20 14 34
XI IS 2 14 16 30
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data penelitian. Sampel yang diambil dianggap mampu mewakili seluruh populasi, sehingga nantinya hasil dari penelitian mampu dimanfaatkan oleh keseluruhan populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif (purposive sampling) karena adanya pertimbangan untuk memilih kelas dengan siswa yang memiliki kemampuan yang homogen hingga akan ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam penelitian ini, yakni kelas XI MIA, sedangkan kelas kontrol dalam penelitian ini, yakni kelas XI IS 2. Pemilihan kedua kelas ini didasarkan pada pertimbangan siswanya yang memiliki kemampuan yang sama rata atau homogen. Adapun data sebaran siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan
Laki-laki Perempuan
Kelas Eksperimen 14 15 29
Kelas Kontrol 14 16 30
Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-2 Bandung
3.4 Teknik Pengumpulan Data
pendek pada kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok kontrol pemberian perlakuan berupa teknik yang sudah biasa digunakan guru dalam pembelajaran di kelas. Setelah itu, peneliti akan melakukan tes akhir. Hal ini guna melihat nilai akhir dari siswa setelah diterapkannya teknik show not tell dengan memori otobiografi. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis yaitu siswa diarahkan menulis teks cerita pendek karangannya sendiri dengan latar belakang memori otobiografinya.
3.4.1 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu instrumen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes berupa soal dan kriteria penilaian teks cerita pendek, dan instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa yang akan dijabarkan sebagai berikut. 3.4.1.1 Instrumen Perlakuan
RPP dirancang sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dikelas, baik bagi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Adapun RPP yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung Mata Pelajaran : Teks Cerita Pendek
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu : 2x Pertemuan (@ 2X40 Menit)
A. Kompetensi Inti
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
2) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4.2 Memproduksi teks cerpen yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat, baik secara lisan maupun tulisan.
Indikator :
4.2.1 Menulis teks cerita pendek sesuai dengan memori otobiografi siswa yang mencakup unsur dan stuktur teks yang akan dibuat.
C. Tujuan Pembelajaran
1) Setelah penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi diharapkan siswa mampu memproduksi teks cerita pendek sesuai dengan memori otobiografinya yang mencakup unsur dan stuktur teks yang akan dibuat.
D. Materi Pembelajaran
1) Definisi cerita pendek
Cerita pendek adalah cerita atau narasi yang bersifat fiktif (tidak benar-benar terjadi) dan memusatkan pada satu peristiwa pokok serta relatif pendek.
2) Unsur teks cerita pendek
Unsur intrinsik adalah unsur yang berada langsung pada cerpen itu sendiri.
a. Tema: ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.
menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut penokohan. Pranoto dalam Rosalita (2013, hlm. 10) mengkategorikan tokoh menjadi empat macam, yaitu:
a) protagonis: tokoh dengan watak baik, biasanya sebagai tokoh utama;
b) antagonis: tokoh dengan watak jahat atau tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh utama;
c) tokoh statis: tokoh yang selalu tampil sama sepanjang cerita;
d) tokoh dinamis: tokoh yang berubah-ubah dan berkembang sepanjang cerita.
c. Alur dan Pengaluran: alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Sementara itu, pengaluran adalah cara pengarang untuk merangkaikan peristiwa dalam suatu cerita. Tasrif dalam Nurgiyantoro (2009, hlm. 149) membedakan tahapan alur atau plot menjadi lima bagian sebagai berikut.
a) Tahap penyituasian (situation);
b) Tahap pemunculan konflik (generating circumtates); c) Tahap peningkatan konflik (rising action);
d) Tahap klimaks (climaks);
e) Tahap penyelesaian (denounment).
d. Latar (setting): latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun suasana, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis. latar (setting) dalam cerita pendek terbagi tiga, yaitu:
a) Latar tempat, berkaitan dengan masalah geografis, misalnya lokasi peristiwa.
c) Latar suasana, berkaitan dengan suasana yang tercipta, misalnya menegangkan.
e. Sudut pandang (point of view): cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Menurut Sumardjo (1986, hlm. 83-85), ada empat sudut pandang yang biasa digunakan oleh penulis, yaitu:
a) Omniscient point of view (sudut penglihatan yang kuasa atau maha tahu);
b) Objective point of view;
c) Point of view orang pertama (“Aku”); d) Point of view peninjau.
f. Gaya bahasa: cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dalam menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis, serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Gaya bahasa ini dapat berupa diksi, pencitraan, atau majas. 3) Aspek formal teks cerita pendek
a. Judul
b. Nama pengarang c. Dialog
d. Narasi
4) Langkah-langkah menulis teks cerita pendek a. Menentukan ide cerita
b. Menetukan format kerangka karangan (aspek formal cerpen dan unsur-unsur intrinsik cerpen)
c. Menentukan fokus-fokus yang akan dikembangkan dalam kerangka karangan.
d. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah teks cerita pendek yang menarik dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta ejaan Bahasa Indonesia yang tepat. E. Model dan Teknik Pembelajaran
2) Teknik: Show not tell dengan memori otobiografi
F. Instrumen Pembelajaran 1) Media Pembelajaran:
Powerpoint
Contoh Teks Cerita Pendek
2) Alat Pembelajaran: Laptop, infokus, dan White Board 3) Sumber Belajar:
Kosasih. E. (2014). Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widia.
Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama Perlakuan
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
PEMBUKA a. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk membaca doa bersama di dalam kelas.
b. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.
c. Siswa mendapat pemahaman dari guru berkaitan dengan teknik pembelajaran yang akan diaplikasikan pada pertemuan hari ini.
d. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik siap mengikuti pembelajaran.
10 Menit
INTI a. Persiapan sebelum menulis
Siswa secara mandiri mempersiapkan sebuah kertas yang akan digunakan untuk menulis cepat. Hal ini hanya dasar untuk menentukan tema berdasarkan pada pengetahuan, gagasan dan pengalaman yang ada. Guru mengintruksikan siswa untuk
mengingat kembali pengalaman penting dalam hidupnya yang tersimpan di dalam memori otobiografinya. Kemudian siswa menjawab pertanyaan sederhana 5W+1H (apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana) terkait pengalaman penting yang
dimilikinya, jawaban yang dituangkan berupa “kalimat-kalimat
memberitahu” yang sederhana.
b. Draft kasar
Pada tahap ini siswa mulai diarahkan untuk mengembangkan gagasan mereka. Penulisan lebih dipusatkan pada bagian isi daripada tanda baca, tata Bahasa, atau ejaan. Siswa diarahkan
untuk mengembangkan “kalimat-kalimat memberitahu” untuk
kemudian dibuat menjadi “paragraf-paragraf menggambarkan” yang merupakan draft kasar sebuah cerita pendek. Pada tahap ini
harus diingatkan mengenai konsep yaitu “Menggambarkan bukan Memberitahukan” pada saat menulis dengan sugesti dari
guru. c. Berbagi
Siswa diarahkan untuk menukarkan draft kasar yang berupa
“paragraf-paragraf menggambarkan” dengan teman sebangkunya. Kemudian satu sama lain saling mengoreksi draft kasar milik temannya. Hal yang harus dilakukan bagi penulis dan pembaca pada saat melakukan proses berbagi, sebagai berikut.
Untuk penulis:
1) Katakan kepada pembaca apa yang ingin dicapai dengan menulis cerita itu.
2) Tak ada yang salah dan benar dalam hal ini, karena itu tinggalkanlah sementara ego Anda. Sambutlah semua umpan balik tanpa melibatkan emosi. Sehingga nantinya Anda mampu memilih masukan yang akan diterima atau diabaikan.
4) Setelah pembaca memberikan umpan balik, tidak ada salahnya untuk mendapatkan kejelasan.
Untuk pembaca:
1) Bacalah isinya saja. Abaikan tata bahasa dan ejaan hingga saatnya nanti.
2) Pertama tunjukkan kepada penulis kata-kata, frase, dan bagian utama mana yang paling baik bagi pembaca.
3) Utarakan kepadanya pertanyaan apapun yang terlintas dalam pikiran saat anda membaca tulisan itu. 4) Katakan kepada penulis jika menurut Anda tulisan ini
berhasil mencapai tujuan yang direncanakan.
5) Akhirnya, katakan kepadanya bagaimana tulisan tersebut dapat kuat dan lebih jelas.
d. Perbaikan/revisi
Setelah mendapatkan umpan balik tentang mana yang baik dan mana yang perlu diperbaiki, siswa mulai memilah mana saja hal yang harus diperbaiki.
e. Penyuntingan
Pada tahap ini siswa memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa, dan tanda baca.
f. Penulisan Kembali
Setelah tahap penyuntingan siswa menulis kembali tulisannya, masukan isi-isi yang baru dan perubahan saat penyuntingan. Tulisan yang sudah disunting kemudian disusun menjadi sebuah teks cerita pendek yang didalamnya mencakup struktur, unsur, aspek formal, dan kepaduan EYD.
g. Evaluasi
Pertemuan Kedua dan Ketiga Perlakuan
PENUTUP a. siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran.
b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan pembelajaran.
10 Menit
Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu
PEMBUKA a. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk membaca doa bersama di dalam kelas.
b. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
c. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
d. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.
e. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik siap mengikuti pembelajaran.
10 Menit
INTI a. Berbagi
Setelah pada pertemuan sebelumnya melakukan pola putaran tahap pertama hingga tahap ketujuh, pada pertemuan hari ini siswa diarahkan untuk menukarkan kembali teks cerita pendek yang kemarin sudah dibuat dengan teman sebangkunya. Kemudian satu sama lain saling mengoreksi kembali teks cerita pendek yang sudah dibuat kemarin. Hal yang harus dilakukan bagi penulis dan pembaca pada saat melakukan proses berbagi, sebagai berikut.
Untuk penulis:
1) Katakan kepada pembaca apa yang ingin dicapai dnegan menulis cerita itu;
2) Tak ada yang salah dan benar dalam hal ini, karena itu tinggalkanlah sementara ego Anda. Sambutlah semua umpan balik tanpa melibatkan emosi. Sehingga nantinya Anda mampu memilih masukan yang akan diterima atau diabaikan;
3) Dengarkan saja, jangan mencoba untuk menjelaskan kepada pembaca;
4) Setelah pembaca memberikan umpan bali, tidak ada salahnya untuk mendapatkan kejelasan.
Untuk pembaca:
1) Bacalah isinya saja. Abaikan tata Bahasa dan ejaan hingga saatnya nanti;
2) Pertama tunjukan kepada penulis kata-kata, frase, dan bagian utama mana yang paling baik bagi pembaca; 3) Utarakan kepadanya pertanyaan apapun yang terlintas
dalam pikiran saat anda membaca tulisan itu;
4) Katakan kepada penulis jika menurut Anda tulisan ini berhasil mencapai tujuan yang direncanakan;
5) Akhirnya, katakan kepadanya bagaimana tulisan tersebut dapat kuat dan lebih jelas.
a. Perbaikan/revisi
Setelah mendapatkan umpan balik tentang mana yang baik dan mana yang perlu diperbaiki, siswa mulai memilah mana saja hal yang harus diperbaiki kemudian jika sudah lakukan kembali proses berbagi dengan teman sebangku.
b. Penyuntingan
Pada tahap ini siswa memperbaiki semua kesalahan, tata Bahasa, dan tanda baca.
c. Penulisan Kembali
3.4.1.2 Instrumen Tes
Terdapat dua instrumen tes pada penelitian ini yaitu lembar soal dan juga kriteria penilaian teks cerita pendek. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu pemberian pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek. Sedangkan, posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.
3.4.1.2.1 Lembar Soal
Berikut ini merupakan lembar soal yang diberikan kepada siswa sebagai instrumen tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita pendek siswa.
kali penyuntingan disempurnakan dan disesuaikan dengan struktur, unsur, dan aspek formal, kepaduan dan EYD teks yang baik dan benar.
d. Evaluasi
Pemeriksaan kembali seluruh organ teks cerita pendek dengan memperhatikan struktur, unsur, dan aspek formal, kepaduan dan EYD teks yang baik dan benar. Tahap ini menandakan seluruh proses penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi telah selesai.
PENUTUP a. siswa bersama dengan guru menyimpulkan pembelajaran.
b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan pembelajaran.
MARI MENULIS CERPEN! Petunjuk Umum:
Kerjakanlah soal berikut dengan baik!
Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! Soal:
Buatlah sebuah cerpen dengan tema sesuai keinginanmu dengan memperhatikan ketentuan berikut ini!
1. panjang cerita tidak lebih dari 4 halaman ditulis tangan. 2. ketika menulis cerpen, perhatikan hal-hal berikut:
a. tulislah judul cerita dan nama pengarang (nama kalian); b. sertakan dialog dan narasi dalam cerpen yang kalian buat;
c. Perhatikan kelengkapan unsur intrinsik cerpen seperti; tema, alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan, kerincian latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.
d. Perhatikan pula:
1) Kesesuaian isi cerita dengan tema yang dipilih; 2) Penyertaan tokoh dan penokohan dalam cerita; 3) Kerincian latar yang dituangkan;
4) Sudut pandang pengarang; dan
5) Kepaduan antar unsur, misal: kepaduan antara alur dengan tokoh dan perwatakan, latar, gaya bahasa, dan tema.
e. Gunakan EYD yang baik serta gaya bahasa dan ragam bahasa yang disesuaikan dengan tokoh dan latar dalam cerpen yang kalian tulis! Disesuaikan dengan kriteria penilaian yang diadaptasi dari Sumiyadi(2010)
3.4.1.2.2 Kriteria Penilaian Teks Cerita Pendek
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian
Kelengkapan Aspek Formal Cerpen
10 Cerita lengkap, memuat empat aspek, seperti:
1) Judul (Judul yang ditulis harus berkaitan dengan isi cerita yang ditulis)
2) Nama pengarang (Siswa
mencantumkan namanya sebagai identitas dari cerpen yang dibuatnya) 3) Dialog (Dialog menunjukan
percakapan antar tokoh dalam cerita) 4) Narasi (Menceritakan kejadian di
dalam cerpen yang secara tidak langsung mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita)
8 Jika hanya memuat tiga aspek, misalnya hanya memuat judul, nama penulis, dan dialog. Aspek formal cerpen kurang lengkap karena ada salah satu yang tidak dicantumkan.
6 Jika hanya memuat dua aspek, misalnya siswa tidak mencatumkan judul dan nama pengarang.
4 Jika hanya memuat satu aspek, misalnya hanya memuat salah satu aspek, hanya narasi.
2 Jika semua aspek tidak ada. Kelengkapan Unsur
Intrinsik Cerpen
dalam cerpen, seperti:
1) Tema: gagasan utama atau pokok cerita, ide yang mendasari sebuah cerita.
2) Tokoh dan penokohan: cara pengarang dalam menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. tokoh dalam cerpen dapat digambarkan berdasarkan fisiologis, psikologis dan sosiologis yang sesuai.
3) Latar: tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. 4) Alur dan pengaluran: rangkaian
peristiwa yang bersifat kronologis, dibangun oleh urutan waktu atau mungkin juga dibentuk oleh urutan keruangan atau spasial. Memuat kejadian awal, tengah dan akhir. 5) Sudut pandang dan gaya bahasa. 12 Jika salah satu aspek tidak ada, misalnya
tidak memuat tokoh dan penokohan.
9 Jika dua aspek tidak ada, misalnya tidak memuat tokoh dan penokohan serta latar. 6 Jika tiga aspek tidak ada, misalnya tidak
memuat tokoh dan penokohan, latar, serta alur dan pengaluran.
Kepaduan Unsur dan Struktur Cerpen
20 Struktur disusun dengan memperhatian kepaduan:
1) Tema yaitu ide yang mendasari sebuah cerita.
2) Tokoh dan penokohan, tokoh dalam cerpen dapat digambarkan berdasarkan fisiologis, psikologis dan sosiologis yang sesuai.
3) Latar mampu menunjukan keterkaitannya dengan cerita, memuat latar tempat, waktu dan suasana.
4) Alur dan pengaluran yaitu memuat kejadian awal, tengah dan akhir. 5) Sudut pandang dan gaya bahasa. 16 Jika terdapat salah satu unsur yang tidak
padu, misalnya penggambaran karakter tokoh tidak padu dengan gaya bahasa yang digunakan.
12 Jika terdapat dua sampai empat unsur yang tidak padu, misalnya tema tidak padu dengan keseluruhan isi cerpen dan sudut pandang yang di tulis tidak sesuai.
8 Jika terdapat lima unsur yang tidak padu. Misalnya dalam cerpen tersebut hanya memuat kepaduan antara tokoh dengan latar tanpa memerhatikan kepaduan unsur lainnya.
4 Jika tidak ada kepaduan antara unsur-unsur intrinsik atau struktur cerpen.
1) Penggunaan tanda baca yang tepat seperti tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda petik.
2) Penggunaan huruf kapital yang tepat.
3) Penggunaan ragam bahasa yang disesuaikan dengan dimensi tokoh dan latar cerita.
4) Penggunaan tata bahasa baku bahasa Indonesia.
4 Jika hanya memuat tiga aspek, misalnya hanya memuat ketepatan tanda baca, huruf kapital dan tata bahasa baku bahasa Indonesia saja sedangkan tidak ada kesesuaian antara ragam bahasa dengan dimensi tokoh dan latar cerita.
3 Jika hanya memuat dua aspek, misalnya hanya memuat ketepatan tata bahasa baku bahasa Indonesia dan penggunaan huruf kapital sedangkan ragam bahasa tidak sesuai dan tanda baca terdapat kesalahan.
2 Jika hanya memuat satu aspek, misalnya hanya memuat penggunaan bahasa yang tepat sedangkan aspek lainnya tidak sesuai. 1 Jika semua aspek tidak ada.
SKOR IDEAL = 50 Hasil modifikasi panduan penilaian dalam Sumiyadi (2010)
Skor maksimal: 50
Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan menulis teks cerita pendek sebagai berikut.
Tabel 3.5
Kategori Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Berdasarkan Skala Nilai
No. Kategori Nilai
1 Sangat Baik 86-100
2 Baik 76-85
3 Cukup 61-75
4 Kurang 41-60
5 Sangat Kurang 0-40
(Hasil modifikasi Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253) 3.4.1.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa
Tabel 3.6
Format Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang dianggap sesuai!
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Aspek yang Diamati Ya Tidak
Guru Siswa
1 Aktivitas Guru
a. Menarik perhatian siswa.
b. Memberikan
motivasi kepada siswa.
c. Memberikan acuan bahan yang akan disajikan.
Aktivitas Siswa a. Perhatian siswa
terfokus pada pelajaran.
b. Siswa
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh pendidik. 2 Implementasi Teknik
Show Not Tell dengan
[image:44.595.109.517.469.744.2]Memori Otobiografi Persiapan sebelum menulis
a. Guru
mengintruksikan
siswa untuk
menyiapkan
selembar kertas
untuk mulai
menulis cepat. b. Guru mendiktekan
pertanyaan
sederhana 5W+1H (apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana) terkait pengalaman penting yang dimiliki siswa dengan jelas.
Memori Otobiografi Persiapan sebelum menulis
a. Siswa secara mandiri
mempersiapkan sebuah kertas
yang akan
digunakan untuk menulis cepat. b. Siswa menjawab
petanyaan
sederhana 5W+1H (apa, siapa, kapan, dimana, kenapa, bagaimana) terkait pengalaman penting yang dimilikinya, jawaban yang dituangkan berupa
“kalimat-kalimat
memberitahu”
yang sederhana. Draft Kasar
a. Guru memberi sugesti dengan menceritakan peristiwa penting dihidupnya dengan maksud agar siswa mampu mengingat
Draft Kasar
a. Siswa dengan cermat
mengembangkan
“kalimat-kalimat
memberitahu”
kembali peristiwa
penting di
hidupnya.
b. Guru mengingatkan mengenai konsep teknik show not tell yaitu “Menggambarkan bukan Memberitahukan” “paragraf-paragraf menggambarkan”
yang merupakan draft kasar sebuah
cerita pendek.
Berbagi
a. Guru dengan kejelasan suara mengintruksikan siswa untuk menukarkan
tulisannya dengan teman sebangku. b. Guru menjelaskan
kan intruksi bagi penulis dan pembaca dalam proses berbagi ini. c. Guru berkeliling
kelas mengecek keberlangsungan proses berbagi ini agar berjalan sesuai dengan konsep. d. Guru memberi
kesempatan siswa untuk bertanya
Berbagi
a. Siswa dengan tertib menukarkan tulisannya dengan teman sebangku. b. Siswa berperan
sebagai penulis bagi tulisannya dan sebagai pembaca bagi tulisan temannya. Dengan ketentuan sebagai berikut. Sebagai penulis:
1) Memberitahu pembaca apa
yang ingin
dicapai dengan menulis cerita itu. 2) Menyambut
apabila ada kesulitan.
melibatkan emosi.
3) Mendengarkan semua umpan balik, tanpa mencoba untuk menjelaskan terlebih dahulu kepada pembaca. 4) Setelah pembaca
memberikan umpan balik, penulis
memberikan penjelasan kepada pembaca.
Sebagai pembaca: 1) Membaca isinya
saja dengan mengabaikan tata bahasa dan ejaan hingga saatnya nanti.
2) Menunjukkan kepada penulis kata-kata, frase, dan bagian utama mana yang paling
baik bagi
pembaca. 3) Mengutarakan
terlintas dalam pikiran saat membaca tulisan itu.
4) Mengatakan kepada penulis bahwa tulisannya berhasil mencapai tujuan yang direncanakan. 5) Mengatakan saran
kepada penulis agar tulisan tersebut dapat kuat dan lebih jelas. Perbaikan/Revisi
a. Guru berkeliling kelas mengecek keberlangsungan proses
penyuntingan. b. Guru memberi
kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan.
Perbaikan/Revisi a. Siswa melakukan
proses memilah dan memilih mana saja bagian yang harus diperbaiki, dalam hal ini terkait isi cerita.
Penyuntingan
a. Guru berkeliling kelas mengecek keberlangsungan proses
Penyuntingan
penyuntingan. b. Guru memberi
kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan.
tanda baca.
Penulisan Kembali a. Guru kembali
memberi sugesti agar siswa mampu mengingat kembali peristiwa penting di hidupnya.
b. Guru
mengingatkan mengenai konsep teknik show not tell yaitu
“Menggambarkan
bukan
Memberitahukan”
c. Guru berkeliling kelas mengecek keberlangsungan proses penulisan kembali.
d. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan.
Penulisan Kembali a. Siswa dengan
sigap menulis kembali
tulisannya, lalu memasukan isi-isi yang baru dan perubahan saat penyuntingan. b. Tulisan yang
sudah disunting kemudian disusun menjadi sebuah teks cerita pendek yang didalamnya mencakup
Evaluasi
a. Guru mengecek seluruh tahapan pembelajaran lalu disesuaikan dengan RPP dan teknik yang digunakan. b. Guru
mengingatkan siswa untuk mengecek seluruh komponen teks cerita pendek yang didalamnya
mencakup struktur, unsur, aspek formal, dan kepaduan EYD.
Evaluasi
a. siswa bersama teman sebangku memeriksa
kembali teks cerita pendek
yang sudah
ditulis. Hal yang diperhatikan mencakup
struktur, unsur, aspek formal, dan kepaduan EYD.
3.5 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya gambaran tentang langkah-langkah melakukan penelitian yang biasa disebut prosedur penelitian. Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yakni persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data. Adapun penjabaran dari tiap-tiap tahap adalah sebagai berikut.
1) Persiapan, tahap ini merupakan tahapan perencanaan sebelum dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi perumusan masalah, studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian. 2) Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk
bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan atau treatment, baik pretest maupun posttest. Adapun pelaksanaan penelitian ini
meliputi tahap sebagai berikut.
a. Pemberian pretest berupa menulis teks cerita pendek dengan tema bebas dan berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan dalam lembar soal. Pretest ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas XI MIA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS 2 sebagai kelas kontrol. Pemberian pretest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan atau treatment.
b. Pemberian perlakuan atau treatment dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek dengan menerapkan teknik show not tell dengan memori otobiografi pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan langsung pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan atau treatment sebanyak tiga kali. Selain itu, pada tahapan ini, peneliti meminta bantuan guru mata pelajaran di SMA Kartika XIX-2 Bandung dan teman sejawat untuk menjadi pengamat penelitian yang akan mengobservasi aktivitas guru dan siswa pada saat pemberian perlakuan atau treatment di kelas eksperimen.
c. Pemberian posttest berupa menulis teks cerita pendek dengan menggunakan instrumen soal yang sama pada saat pretest. Posttest ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas XI MIA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS 2 sebagai kelas kontrol. Pemberian posttest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek berdasarkan kemampuan baru yang dimilikinya setelah mendapatkan perlakuan atau treatment sebelumnya. 3) Pengolahan data, tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan penelitian,
yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan dan penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta pembuatan laporan hasil penelitian.
3.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan signifikansi perbedaan antara dua variabel dengan kriteria:
thitung≥ ttabel maka Ha diterima atau H0 ditolak
Hipotesis alternatif (Ha) : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen dengan kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas kontrol.
Hipotesis nol (Ho) : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen dengan kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas kontrol.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji dengan menggunakan statistik (ukuran) yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan bahwa testi (subjek yang dievaluasi) itu berukuran tinggi-rendah, baik-jelek, atau berhasil-gagal (Subana, dkk., 2005, hlm. 16). Selain itu, statistik juga berperan untuk mengujikan suatu hipotesis. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data dalam penelitian yaitu sebagai berikut.
1) Tahap pengolahan data, tahap ini merupakan tahap pengolahan awal dari data-data yang telah diperoleh atau dikumpulkan dari hasil observasi, tes, dan lain-lain.
2) Tahap pengorganisasian data, tahap ini merupakan tahap untuk memilih data-data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Data-data yang dipilih selanjutnya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3) Tahap temuan hasil, tahap ini merupakan tahap yang diperoleh setelah dilakukan analisis data yang dapat memberikan gambaran atau fakta di lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan dapat menyimpulkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
tentang hasil dari penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan nilai pretest dan posttest kemampuan menulis siswa dengan menggunakan perhitungan statistik.
3.7.1 Analisis Data Pretest dan Posttest
Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut. a. Menganalisis teks cerita pendek yang telah dibuat siswa.
b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai dengan rumus:
Nilai = ℎ x
c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir. 3.7.2 Uji reliabilitas antarpenimbang
Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji reliabilitas dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk menguji penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang penimbang untuk setiap karya cerita pendek, maka uji reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai reliabilitas dengan rumus:
∑dt2
= Sigma determinan
jumlah kuadrat siswa(testi)
Jumlah kuadrat penguji
Jumlah Kuadrat total
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan
[image:54.595.145.478.380.541.2]Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.7
Tingkat Korelasi Guiltford
Interval Koefisien Tingkat Korelasi
˂ 0,20 tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,60 korelasi sedang
0,60 – 0,80 korelasi tinggi 0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali
1,00 korelasi sempurna
(Subana, dkk, 2005 : 104)
3.7.3 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest
3.7.3.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest
pengujiannya adalah terima H0 jika signifikansi > 0,05 dan tolak H0 jika
nilai signifikasi < 0,05
Peneliti menggunakan Uji Korlmorgov-Smirnov, serta menggunakan grafik histogram. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
3.7.3.2 Uji homogenitas nilai pretest dan posttest data dua kelompok
Uji ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui apakah varians populasi homogen (sama) atau heterogen (tidak sama). Pedoman dalam pengambilan keputusan adalah:
H1: Nilai Sig. atau signifikansi < 0,05, artinya data berasal dari populasi
yang mempunyai varians tidak serupa (heterogen)
H0: Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05, artinya data berasal dari
populasi yang mempunyai varian serupa (homogen). 3.7.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis peneliti menggunakan hasil pengolahan data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16 untuk menguji signifikansi
perbedaan dua variabel. Taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria
pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed) >(α) = 0,05 maka H0
diterima atau jika nilai signifikansi (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.
Jadi kesimpulannya adalah jika thitung < ttabel maka H0 atau hipotesis nol
diterima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis cerita pendek siswa menggunakan teknik show not tell dengan memori otobiografi. Teknik show not tell tidak berhasil dalam pembelajaran menulis cerita pendek.
Jika thitung > ttabel maka H0 atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau
tell dengan memori otobiografi dengan yang tidak menggunakan teknik show not tell dengan memori otobiografi. Teknik show not tell dengan
memori otobiografi berhasil dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Dalam melakukan uji hipotesis diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mencari deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus sebagai berikut.
Kelas Eksperimen : Mx = Kelas Kontrol : My =
2) Menghitung kuadrat deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus sebagai berikut.
Kelas Eksperimen : ∑x2= ∑X2 - Kelas Kontrol : ∑y2= ∑y2 - Keterangan :
M : Nilai rata-rata N : Banyaknya subjek
X : Deviasi setiap nilai X2 dan X1
Y : Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1
3) Menentukan t hitung t=
√[ ] [ ]
Keterangan:
thitung : uji t (t-test)
Mx : mean kelas eksperimen My : mean kelas control
∑ x2
: jumlah kuadrat deviasi kelas eksperimen
∑ y2
Dengan rumus: dk = (nx + ny) – 2
5) Menentukan ttabel
Pengujian statistik uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari masing-masing variabel. Hipotesis diuji pada taraf signifikansi ɑ = 0,05. Dengan kriteria pengujian:
Jika thitung > ttabel maka Ha (Hipotesis Alternatif) diterima atau H0
(Hipotesis Nol) ditolak.
Jika thitung < ttabel, maka Ha (Hipotesis Alternatif) ditolak atau H0 (Hipotesis
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan, dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut.
1) Kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek pada tes awal atau pretest di kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan berupa penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,9 pada kategori cukup yaitu di bawah nilai KKM sekolah. Sementara itu, kemampuan siswa dalam menulis teks cerita pendek pada tes akhir atau posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi menjadi sebesar 76,06 pada
kategori baik. KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75, sehingga hasil posttest di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan berupa penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi ini menjadi diatas KKM. Nilai tersebut menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis teks cerita pendek sebelum dan sesudah diberi perlakuan berupa penerapan penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi pada siswa di kelas eksperimen.
dilihat adanya perbedaan antara pretest dan posttest di kelas kontrol namun nilai tersebut tidak signifikan seperti pada kelas eksperimen. 3) Berdasarkan perhitungan uji t hipotesis diperoleh hasil ttabel ≤ thitung ≥
ttabel , yaitu 2,003 ≤ 2,629 ≥ 2,003. Hal ini menunjukkan bahwa Ha
diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah pe